BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum Dalam pembuatan Major Project ini memakai landasan teori dari berbagai sumber referensi dan pengarang untuk membuat sistem yang baik dan memenuhi syarat sehingga terjadinya proses bisnis yang baik pada perusahaan. 2.1.1. Penjualan Menurut O’brien (2005:p13) Sistem informasi penjualan adalah suatu sistem yang berdasarkan pada informasi yang bertujuan untuk mendukung berbagai kegiatan yaitu membantu menyampaikan barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan, mengumpulkan pembayaran untuk barang dan jasa, dan memuaskan kebutuhan pelanggan dengan tujuan untuk saling menguntungkan secara berkelanjutan baik bagi penjual dan pembeli. 2.1.2. Website Menurut Rainer (2011:p142) Internet adalah Collectively, all of the web pages of a particular company or individual. Website terbagi menjadi dua macam, yaitu: •
Website Statis (Static Web Page) adalah halaman web yang disimpan pada server yang biasanya hanya ditulis dalam bahasa HTML. Biasanya hanya terdiri dari 5 halaman dan sering disebut sebagai website klasik.
•
Dynamic Web Page (Dynamic Web Page) adalah halaman yang disimpan pada server namun terdiri dari beberapa struktur direktori yang berbeda-beda. Halaman web hanya berubah sesuai dengan kriteria yang ada pada kode.
7
8 2.2. Teori Khusus Pada bagian ini, akan dijabarkan tentang teori-teori khusus e-commerce. Teoriteori yang dijabarkan berasal dari berbagai sumber, hasil tinjauan pustaka seperti jurnal dan buku-buku yang berkaitan. Berikut teori-teori khusus yang berhubungan dengan skripsi ini. 2.2.1. E-Commerce Menurut Turban et al (2012:38) Perdagangan elektronik (electronic commerce, disingkat EC, atau e-commerce) mencangkup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. Beberapa orang memandang istilah perdagangan (e-commerce) hanya untuk menjelaskan transaksi yang dapat dilakukan antar mitra bisnis. Jika definisi ini digunakan, beberapa orang menyadari bahwa istilah e-commerce sangat sempit. Sehingga, banyak yang menggunakan istilah e-bussines sebagai istilah penggantinya. Bisnis elektronik (electronic bussines atau e-bussines) mengarah pada definisi EC yang lebih luas, tidak adanya pembelian dan penjualan barang saja. Tetapi juga layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis. Lainnya memandang ebussines sebagai “aktivitas selain pembelian dan penjualan” di internet, seperti kolaborasi dan aktivitas intra bisnis. Menurut Chaffey (2009:p10) e-commerce sering dianggap sederhana untuk merujuk kepada pembelian dan penjualan yang memakai internet. Banyak komentator mengartikan e-commerce sebagai keseluruhan transaksi uang yang dijembatani secara elektronik antara satiu organisasi dengan pihak ketiga yang telah setuju sebelumnya dengan definisi ini maka transaksi non-finansial seperti permintaan pelanggan, untuk informasi yang lebih lanjut akan dipertimbangkan menjadi bagian dari e-commerce: • Perspektif Komunikasi Pengiriman informasi, produk/jasa atau pembayaran dengan cara elektronis. • Perspektif Proses Bisnis Aplikasi dari teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan alur kerja. • Perspektif Servis/Layanan
9 Memungkinkan adanya pemotongan biaya bersamaan dengan meningkatnya kecepatan dan kualitas dari keluaran bisnis. • Perspektif Online Membeli dan menjual produk serta informasi secara online.
2.2.1.1. Kategori E-Commerce Menurut Chaffey (2009:P.26) model bisnis atau konsumen dari transaksi ecommerce meliputi: • Business to Business (B2B) Aktifitas yang mengacu pada keseluruhan bagian dari e-commerce yang dapat terjadi anatara dua organisasi atauperusahaan untuk kepentingan bisnis. • Business to Consumers (B2C) Aktifitas e-commerceyang mengacu pada pertukaran atau transaksi antara bisnis (perusahaan/organisasi) dan pelanggan. • Peer to Peer (P2P) Pertukaran yang melibatkan proses transaksi antara dan dalam pelanggan (sesama pelanggan). • Consumer to Business (C2B) Para pelanggan dapat bersatu padu bersama untuk mewakilkan diri mereka sebagai sekumpulan pembeli dalam hubungan C2B (Consumer-to-Business).
2.2.1.2. Proses E-commerce dalam Dunia Bisnis Menurut Irmawati (2011:p98) E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).
10 Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut : a. Presentasi elektronis (pembuatan website) untuk produk dan layanan. b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan. c. Otomatisasi akun pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit). d. Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online) dan penanganan transaksi.
11 2.3. Strategy Process Models
Gambar 2.1. Generic strategy process model Sumber: Chaffey (2009:p267)
12 2.3.1. Strategic Analysis Menurut Chaffey (2009:p269) Strategic Analysis adalah Pengumpulan dan review informasi tentang proses dan sumber daya internal organisasi dan faktor pasar eksternal untuk menginformasikan definisi strategi.
Gambar 2.2. Element of strategic situation analysis for the e-business Sumber: Chaffey (2009:p270) Strategic Analysis atau Situation Analysis mencakup dari: sumber daya internal dan proses dari perusahaan untuk menilai kemampuan e-bisnis dan hasilnya sampai saat ini dalam konteks kajian aktivitasnya di pasar; Micro environment, termasuk permintaan dan perilaku pelanggan, aktivitas pesaing, struktur pasar, dan hubungan dengan supplier, partner, dan perantara;
13 Macro environment dimana perusahaan beroperasi, ini termasuk pembangunan ekonomi dan regulasi oleh pemerintah dalam bentuk hukum dan pajak bersamaan dengan kendala sosial dan etika. SLEPT Menurut Chaffey (2009:p193), untuk menekankan pentingnya hukum dalam mempengaruhi praktek pemasaran Internet maka digunakan SLEPT framework. SLEPT itu adalah singkatan dari factor Social, Legal, Economic, Political, dan Technological. Faktor dari SLEPT adalah: •
Social factors
ini termasuk pengaruh persepsi konsumen dalam menentukan penggunaan internet untuk kegiatan yang berbeda. •
Legal and ethical factors
Menentukan metode yang dapat mempromosikan produk dan dijual secara online. Pemerintah berusaha untuk melindungi hak individu atas privasi. •
Economic factors
Variasi dalam kinerja ekonomi di berbagai negara dan wilayah mempengaruhi pola belanja dan perdagangan internasional. •
Political
Pemerintah nasional memiliki peran penting dalam menentukan kontrol dari Internet dengan peraturan. •
Technological factors
Perubahan teknologi menawarkan kesempatan baru dengan cara produk dapat dipasarkan Stage models of e-Business development:
14 1. Image and Product Information Halaman website yang berisikan tentang pemasaran dan iklan. 2. Information Collection Pertanyaan yang difasilitasi melalui formulir online. 3. Customer Support and Service ‘web self-service’ di dorong melalui frequently asked questions (FAQ) dan terdapat kemampuan untuk bertanya secara online. 4. Internal Support and Service Intranet pemasaran dibuat untuk membantu proses dukungan. 5. Transactions Transaksi keuangan seperti penjualan online dimana relevan atau penciptaan sistem e-CRM di mana pelanggan dapat mengakses produk secara rinci. Sell-side e-Commerce, Chaffey et al (2009:p271) menyatakan terdapat enam pilihan untuk sebuah perusahaan dapat memutuskan jasa pemasaran pada system online: -
Level 0
Tidak ada situs web. -
Level 1
Basic web presence. Perusahaan menempatkan sebuah entri pada sebuah situs web. Sehingga orang-orang yang sedang surfing di web dapat menyadari keberadaan perusahaan. -
Level 2
Simple static international website. Terdapat informasi dari perusahaan dan informasi dari produk, kadang-kadang disebut sebagai ‘brochureware’
15 -
Level 3
Simple interactive site. Pengguna dapat mencari situs dan mendapatkan informasi tentang ketersediaan dan harga -
Level 4
Interactive site supporting transactions with users. Fungsi yang ditawarkan akan bervariasi sesuai dengan dengan perusahaan itu sendiri. Biasanya fitur tersebut akan terbatas hanya pada pembelian secara online. -
Level 5
Fully interactive site supporting the whole buying process. Menyediakan relationship marketing dengan customer secara individu dan memfasilitasi marketing exchanges.
Application Portfolio Analysis Analisis dalam portofolio aplikasi bisnis pada bisnis untuk memperkirakan kapabilitas system informasi saat ini dan juga untuk memberi informasi tentang strategi di masa depan.
16
Gambar 2.3. Portfolio Analysis Sumber: Chaffey (2009:p273)
Demand Analysis
Menurut Chaffey (2009:p276), Penaksiran dari permintaan layanan e-commerce diantara segmen customer lama dan customer baru. Ini bisa diketahui dengan cara menanyakan ini kepada pasar:
17 •
What percentage of customer businesses have access to the Internet?
•
What percentage of members of the buying unit in these businesses have access to the Internet?
•
What percentage of customers are prepared to purchase your particular product online?
•
What percentage of customers with access to the Internet are not prepared to purchase online, but are influenced by web-based information to buy products offline?
•
What is the popularity of different online customer engagement devices such as Web 2.0 features such as blogs, online communities and RSS feeds?
•
What are the barriers to adoption amongst customers of different channels and how can we encourage adoption?
2.3.2. Strategic Objective Strategic Objective adalah pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan.
18 Gambar 2.4. Elements of strategic objective setting for the e-business Sumber: Chaffey (2009:p282) Menurut Chaffey (2009:p281), menentukan dan mengkomunikasikan tujuan strategi organisasi merupakan elemen kunci dari setiap model proses strategi karena: 1. Definisi dari strategi dan elemen penerapan strategi harus diarahkan kepada bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan 2. Keberhasilan
keseluruhan
strategi
e-business
akan
dinilai
dengan
membandingkan hasil aktual terhadap tujuan dan mengambil tindakan untuk meningkatkan strategi 3. Jelas, tujuan yang realistis membantu mengkomunikasikan tujuan dan signifikansi dari inisiatif e-bisnis untuk karyawan dan mitra Vision dan Mission adalah sebuah ringkasan singkat mendefinisikan ruang lingkup dan tujuan yang luas saluran digital organisasi di masa depan, menjelaskan bagaimana mereka akan memberikan kontribusi pada organisasi dan dukungan pelanggan dan interaksi dengan mitra. Jelassi and Enders (2009) menjelaskan bahwa dalam menentukan mission harus terdapat definisi dari: -
Business Scope (where?), Pasar termasuk produk, segmen pelanggan dan geografi di mana perusahaan ingin bersaing secara online.
-
Unique Competencies (how?), Sebuah tampilan tentang bagaimana perusahaan akan memposisikan dan membedakan dirinya dengan pesaing.
-
Values (why?), Ini adalah unsur emosional yang dapat menunjukkan apa yang menginspirasi organisasi.
Pada buku Chaffey (2009, p:288), dalam menentukan objective dari e-business harus SMART dan juga harus efisien dan efektif. Yang dimaksud SMART adalah: -
Specific, apakah tujuan sudah cukup rinci untuk mengukur masalah yang ada di dunia nyata dan kesempatan?
-
Measureable, Dapatkah atribut kuantitatif atau kualitatif diterapkan untuk membuat metrik?
-
Actionable, Dapatkah informasi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja?
19 -
Relevant, Dapatkah informasi diterapkan untuk masalah spesifik yang dihadapi oleh manager?
-
Time-related, Apakah tujuan berhubungan dengan jangka waktu yang ditetapkan?
2.3.3. Strategy Definition Menurut Chaffey (2009:p295), Strategy definition adalah formulasi, review dan pemilihan strategi untuk mencapai tujuan strategi.
Gambar 2.5. Elements of strategy definition for the e-business Sumber: Chaffey (2009:p296)
Decision 1: E-business channel priorities Disini menjelaskan untuk menganalisa bisnis organisasi tersebut system penjualannya seperti apa. Terdapat 3 sistem penjualan yaitu: -
Bricks and Mortar
20 Belum menggunakan fasilitas internet. Disini semuanya masih menggunakan cara tradisional atau masih mengandalkan toko fisik. -
Bricks and clicks
Perpaduan antara transaksi online dan offline. Yang maksudnya, penjualan ataupun pembelian dilakukan pada toko fisik dan juga secara online. -
Clicks
Seluruh transaksi berjalan secara online, disini keseluruhan system juga berjalan secara online dan juga terdapat customer service juga untu k melayani customer pada website. Decision 2: Market and product development Pada decision ini menjelaskan tentang strategi pendekatan kepada pasar agar produk yang dikirimkan dapat diterima pada pasar. Decision 3: Positioning and differentiation strategies Di bagian ini menjelaskan tentang strategi untuk penempatan dan perbedaan antara produk yang dimiliki dengan produk lain. Disini menjelaskan apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk membedakan produknya dengan produk pesaing lainnya. Decision 4: Business and revenue models Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana business dan revenue model yang akan di implementasi nanti. Terdapat 3 bentuk revenue model yaitu: -
Transactional e-commerce sites
-
Retailers or media owners can sell on white labeled services through their online presence such as ISP, e-mail service or photo sharing services
-
Companies can gain commission through selling products which are complementary.
Decision 5: Marketplace restructuring Elektronik komunikasi menawarkan kesempatan untuk struktur pasar yang baru yang dibuat melewati disintermediation, reintermediation, dan countermediation pada pasar. Pada bagian ini dibagi menjadi 2 yaitu sell-side dan buy-side. Berikut adalah strategi yang digunakan untuk bagian sell-side -
Disintermediation (sell-direct) strategy.
Pada bagian ini organisasi menjual secara langsung kepada customer
21 -
Create new online intermediary (countermediation) strategy.
Perusahaan membuat website penjualan yang baru kembali untuk menjual produk perusahaan. -
Partner with new online or existing intermediary or retailer strategy
Perusahaan bekerja sama dengan online retailer seperti (Amazon, eBay) untuk membantu menjual produk yang dijual. -
Do nothing
Tidak melakukan apa-apa.
2.3.4. Strategy implementation Menurut Chaffey (2009:p313), Strategy implementation adalah perencanaan, tindakan dan pengendalian yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategi.
Gambar 2.6. Elements of strategy implementation for the e-business Sumber: Chaffey (2009:p313)
22 2.3.4.1. Planning Pada tahap planning ini untuk merencanakan tentang bagaimana pembuatan proyek berjalan. Agar proyek dapat berjalan dengan lancer, maka terdapat 4 elemen seperti yang dijelaskan oleh Chaffey (2009:p574): -
Estimation
Mengidentifikasi aktifitas yang bersangkutan di dalam proyek dengan membuat ‘work breakdown structure’ (WBS). -
Resource allocation
Setelah membuat WBS, setelah itu dipaparkan resource apa saja yang diperlukan pada setiap aktifitas-aktifitas tersebut. -
Schedule
Setelah menentukan resource apa saja yang dibutuhkan, lalu membuat jadwal yang menjelaskan setiap aktifitas dilakukan selesai dalam waktu berapa lama tergantung dari ketersediaan dan skills dari orang yang melakukan aktifitas tersebut.
Gambar 2.7. Scheduling Sumber: Chaffey (2009:p577)
23 -
Monitoring and control
Membuat milestone untuk orang yang mengerjakan proyek tersebut sehingga aktifitas yang dilakukan dapat di monitor secara detail.
2.3.4.2. Process modeling Menurut Chaffey (2009:p610) Pendekatan tradisional untuk menganalisa system dan metode desain adalah bagian dari metodologi seperti Structured Systems Analysis and Design Methodology (SSADM), pendekatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan: -
Proses dan sub proses
-
Ketergantungan antara proses
-
Input (resources) yang diperlukan pada proses dan output
Menurut Chaffey (2009:p610), proses dapat didefinisikan pada tingkat bisnis dalam hal kegiatan utama bisnis.
2.3.4.3. Flow process charts Flow chart adalah awal yang baik untuk menjelaskan aktifitas work-flow yang terdapat dalam proses. Flow charts juga mudah dimengerti oleh non-technical staff dan memperlihatkan kemacetan pada proses bisnis. Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan pada flow chart:
24 Gambar 2.8. Symbol flow process chart Sumber: Chaffey (2009:p612)
Gambar 2.9. Flow process chart Sumber: Chaffey (2009: p613) 2.3.4.4. Data modeling Data modeling pada sistem e-business dan e-commerce menggunakan teknik seperti normalisasi yang digunakan untuk men-desain database. Bentuk data modeling yang akan dipakai adalah entity relationship modeling
untuk pembuatan database.
Menurut Chaffey (2009: p619) ER modeling terdapat 3 tahap: -
Identify entities
Entities mendefinisikan pengelompokan secara luas informasi seperti informasi tentang orang-orang, transaksi atau produk yang berbeda. -
Identify attributes for entities
Entities mempunyai properti yang berbeda yang diketahui dengan nama attributes yang menjelaskan tentang karakteristik dari entitas -
Identify relationships between entities
25 Relasi antar entitas membutuhkan identifikasi pada field yang dibutuhkan untuk menghubungkan table. Primary key digunakan untuk mengidentifikasi entitas yang unik dan secondary key digunakan untuk menghubungkan primary key ke table yang lain. Berikut adalah contoh ERD
Gambar 2.10. ER Diagram Sumber: Chaffey (2009:p620)
Stages in use case analysis Menurut Chaffey (2009:p631) berikut adalah tahap-tahap yang digunakan untuk membuat use case: 1. Identify actors Aktor adalah objek yang bersangkutan dalam menggunakan atau berinteraksi dengan sistem. Aktor bukan bagian dalam sistem, tapi mereka adalah pemakai dari sistem. Aktor adalah pemakai aplikasi seperti customer dan karyawan. Mereka
26 dapat menambahkan informasi ke dalam sistem atau menerima informasi tersebut dari sistem.
Gambar 2.11. Use case Sumber: Chaffey (2009:p631) 2. Identify use-cases Use case adalah urutan transaksi antara aktor dan sistem yang mendukung kegiatan aktor Use case di deskripsikan dengan aktifitas ataupun tugas yang termasuk dari dialog antara actor dengan sistem. 3. Relate actors to use cases
27 Setelah kedua tahap tersebut setelah itu menghubungkan actor dengan use-case yang ada. Ini berfungsi untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas aktifitas / proses yang dilakukan. 4. Develop use case scenarios Skenario secara detail dibuat untuk membuat secara detail aktifitas dan event pada use-case. Primary scenario menjelaskan dimana semua berjalan secara lancer.
Gambar 2.12. Primary use-case scenario Sumber: Chaffey (2009:p633)
28
Gambar 2.13. Primary Scenario Sumber: Chaffey (2009:p633)
29
2.3.5.
E-Commerce Process
Menurut Awais (2012), proses dari E-Commerce adalah sebagai berikut:
Gambar 2.14: E-Commerce Process Sumber: Awais (2012) Pada proses yang dijelaskan di atas, terdapat 9 proses dari E-Commerce. Setiap proses tersebut berjalan saling berhubungan. Contoh proses E-Commerce maksudnya adalah company sebagai seller dan customer sebagai buyer lalu internet adalah media untuk meng-akses website, lalu customer akan melihat barang yang dia suka lalu customer melakukan order. Setelah itu, maka order itu masuk ke dalam shopping cart yang diikuti oleh online transaction sebagai pembayaran untuk transaksi. Lalu, customer
30 diberikan notification berupa informasi transaction order yang disusul oleh order fulfillment, shipment, dan delivery. 2.4.
SWOT E-Commerce Menurut Awais (2012) berikut adalah tabel SWOT (Strength, Opportunity,
Weaknesses, Threats) dari E-Commerce
Tabel 2.1. SWOT E-Commerce Sumber: Awais (2012)
31
2.5.
Online Payment Method 2.5.1. Internet Bank Card Payment System Menurut Yang Jing (2009) terdapat 4 model pembayaran yang berdasarkan bank: • No security model User mengontrol penuh informasi bisnis kartu bank yang user miliki,
Gambar 2.15 No security model Sumber: Yang Jing(2009) • Through third-party brokers paid model User menggunakan jasa pihak ketiga untuk membayar transaksi, baik user ataupun penjual sama-sama mempercayai pihak ketiga
32
Gambar 2.16 Through third-party brokers paid model Sumber: Yang Jing (2009) • Simple encrypted payment system model
33
Gambar 2.17 Simple encrypted payment system model Sumber: Yang Jing (2009) • SET (security electronic transaction) model Pada transaksi ini, peserta memberikan sertifikasi untuk memastikan keamanan data, dan integritas transaksi, khususnya untuk memastikan tidak ada informasi
34 yang bocor kepada pemegang rekening untuk bisnis. Sistem ini lebih cocok untuk transaksi B2C.
Gambar 2.18 SET model Sumber: Yang Jing (2009) 2.5.2. e-Cash Payment System Menurut Yang Jing (2009), e-cash adalah suatu bentuk data mata uang elekronik, yang dapat dikonversi menjadi uang tunai yang nantinya transaksi akan dibayar menggunakan e-cash sesuai dengan value sebenarnya.
35
Gambar 2.19 e-Cash internet payment system Sumber: Yang Jing (2010) 2.5.3. Electronic payment gateway Menurut Raziq (2011), model pembayaran electronic payment gateway dapat dilihat di gambar 2.25 yang menjelaskan bahwa e-payment gateway berlaku sebagai penengah atau middleman dari transaksi, yang menghubungkan customer, penjual, bank dari customer, dan bank dari penjual.
36
Gambar 2.20 Model of electronic payment gateway Sumber: Raziq (2011)
2.6. Social Media Menurut Bambang(2011:p35) melalui layanan 36 ocial media dapat memfasilitasi konten, komunikasi dan percakapan. User dapat membuat, mengatur, mengedit, mengomentari, mentag, mendiskusikan, menggabungkan, mengkoneksikan dan berbagai konten.
37
Kerangka Pikir Berikut penjabaran kerangka pikir : a. Metode Pengumpulan Data Pada tahap ini terdiri dari : 1. Kuisioner Pada tahap ini kami membuat kuisioner / pertanyaan kepada masyarakat agar dapat memperoleh informasi lebih lanjut 2. Survey Pada tahap ini informasi yang di dapat pada saat melakukan pengamatan secara langsung pada perusahaan agar mengetahui proses yang sedang berjalan dan mengindentifikasi kebutuhan perusahaan 3. Studi Kepustakaan Pada tahap ini kami mempelajari teknologi yang digunakan dalam pembuatan sistem e-commerce dan cara untuk menerapkannya pada perusahaan dengan cara membaca buku-buku, artikel, jurnal dan sumbersumber lainnya yang berhubungan
b. Metode Analisa Pada tahap analisa ini menggunakan Strategy Process Model yang terdiri dari : 1. Strategic Analysis Pada tahap ini strategic Analysis yang di gunakan adalah SWOT Analaysis dan Porfolio Analysis 2. Strategic Objectives Pada tahap ini kita menetukan Visi & Misi yang nantinya akan di terapkan pada Perusahaan dengan sistem yang baru 3. Strategic Definition Pada tahap ini tediri dari 5 Decision : 1. Decision 1 : E-business channel priorities
38 2. Decision 2: Market and product development 3. Decision 3: Positioning and differentiation strategies 4. Decision 4: Business and revenue models 5. Decision 5: Marketplace restructuring Pada Akhirnya akan menghasilkan Strategi dan fitur 4. Strategic Implementation
c. Metode Perancangan (Design) Pada tahap perancangan terdiri dari : 1. Menggunakan tampilan antar muka untuk merancang database dan juga menggambarkan sistem dengan menggunakan diagram – diagram yang terdiri dari 1. Flow Process Chart 2. ER Diagram 3. Use Case Primary Use Case Scenario Primary Scenario Pada Akhirnya akan menghasilkan rancangan database dan prosedur operasional pada sistem baru 4. Menggunakan rancangan tampilan antar muka (Blueprint, Wireframe) untuk merancang komunikasi pemasaran Pada akhir tahap perancangan (Design) akan menghasilkan berbagai rancangan yang berguna untuk melakukan proses kontruksi sistem baru/website
d. Construction (Koding) Konstruksi atau coding sistem yang baru dengan menggunakan : 1. PHP
e. Testing Menguji coba website atau sistem baru dengan menggunakan :
39 1. Browser
f. Implementation Pada tahap ini akan diimplementasikan website/sistem yang baru sesuai dengan planning yang sudah di rencanakan. Dan terdapat 4 elemen agar proyek dapat berjalan dengan lancer yang terdiri dari : 1. Estimation 2. Resource allocation 3. Schedule 4. Monitoring and Control Dimana pada akhir tahap ini akan menghasilkan bahwa sistem baru/website telah terimplementasikan
40
Gambar 2.21 Kerangka Pikir