BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Secara sederhana, sistem dapat di definisikan sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi. Sistem dibuat berdasarkan proses bisnis, sehingga dapat di terapkan dalam perusahaan. Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p6), sistem adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan dan mempunyai fungsi yang sama untuk mencapai beberapa hasil. Sistem semacam ini di sebut sistem dinamis, yang memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yaitu : a. Input : melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk di proses. b. Process : melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. c. Output : melibatkan perpindahan elemen yang telah di produksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya.
2.1.2 Informasi Menurut Mulyanto (2009, 12), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata.
9
10
2.1.3 Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p70) data merupakan bagian terpenting dari komponen sebuah basis data.Data mewakili nilai dari objek dan kejadian sehingga memiliki arti dan kepentingan bagi pengguna.
2.1.4 Database Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), database adalah kumpulan dari data yang saling berelasi secara logikal dan sebuah deskripsi dari data tersebut, yang didesain untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. 2.1.5 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), DBMS adalah sebuah perangkat
lunak
yang
memberikan
kebebasan
pada
user
untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke database. 2.1.5.1 Fasilitas DBMS DBMS adalah perangkat lunak yang berinteraksi dengan program aplikasi use dandatabase. DBMS menyediakan fasilitas sebagai berikut : a. DBMS memungkinkan user untuk menentukan database, biasanya menggunakan definisi bahasa
Data (DDL). DDL
memungkinkan user untuk menentukan tipe data, struktur, dan kendala pada data yang akan disimpan ke dalam database. b. DBMS menentukan user untuk melakukan operasi dasar seperti insert, update, delete, dan retrieve data dari database, biasanya menggunakan Data manipulation Language (DML). c. DBSM menyediakan control akses ke database dengan menyediakan : 1. Sistem keamanan Mencegah user
yang tidak memiliki hak untuk
mengakses database.
11
2. Sistem integritas Mempertahankan konsistensi data yang tersimpan. 3. Sistem concurrency control Memungkinkan berbagai akses ke dalam database. 4. Sistem recovery control Mengembalikan database ke keadaan yang konsisten sebelum terjadi kegagalan pada hardware dan software. 5. User-accessible catalog Mendeskripsikan data yang ada di dalam database.
2.1.5.2 Komponen DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010,p68-71), ada 5 komponen utama dalam DBMS. Kelima komponen tersebut adalah Hardware, Software, data, Prosedur, dan People (Manusia).
Gambar 2.1 Komponen DBMS (Sumber: Connolly & Begg, 2010, p68) a) Hardware Dalam DBMS sangat diperlukan adanya perangkat keras yang memadai.Perangkat ini dapat berupa personal computer, mainframe, atau jaringan computer. Penggunaan hardware ini pun harus disesuaikan dengan DBMS, hal ini disebabkan adanya DBMS
yang dapat digunakan pada hardware
dansystem operasi tertentu.
12
b) Software Dalam DBMS software meliputi program aplikasi, bersama dengan system operasi, termasuk ke dalam software jaringan jika DBMS sedang digunakan melalui jaringan. c) Data, merupakan komponen yang paling penting dalam lingkungan DBMS. Data merupakan sebuah jembatan antar komponen mesin dan manusia. d) Prosedur Prosedur adalah melihat instruksi dan aturan yang ada untuk mengatur desain dan penggunaan database.Pengguna system yang mengelola database yang membutuhkan prosedur tentang penggunaan sistem. Instruksi ini mencakup : - Login ke DBMS - Menggunakan fasilitas DBMS - Memulai dan mengakhiri DBMS - Membuat back-up basis data - Menangani kerusakan perangkat keras dan lunak - Mengubah struktur table - Mengatur ulang data antara banyak disk - Meningkatkan kinerja atau menyimpan arsip pada secondary storage cadangan e) People People adalah komponen terakhir yang terlibat langsung dengan sistem, termasuk di dalamnya adalah Database Administrators
(DBA),
Database
Design,
Application
Developer, End-User. Manusia sebagai kunci keberhasilan DBMS. Ada empat peran dalam sebuah DBMS : 1) Data Administrator •
Data
Administrator
(DA)
bertugas
untuk
mengatur sumber data. Seperti perencanaan basis
data,
standart
pengaturan
dan
pengembangan, kebijakan dan prosedur dan rancangan konseptual dan logical basis data.
13
•
Database Administrator (DBA) bertugas dalam merealisasikan basis data. Tugasnya mencakup rancangan physical basis data dan implementasi, Security, dan pengaturan integritas, pada intinya memastikan aplikasi bekerja sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2) Database Designer Database designer dibagi menjadi 2 bagian, logical database designer dan physical database designer : •
Logical
Database
Designer
berhubungan
dengan identifikasi entitas dan atribut, hubungan antar data, dan batasan pada data untuk disimpan di database. •
Physical Database Designer bertugas untuk merealisasikan logical database yang telah dibuat.
3) Application Developer Application Developer bertanggung jawab untuk mengimplementasikan program aplikasi yang telah dibuat untuk kemudian digunakan oleh pengguna akhir (end user). 4) End User End User atau pengguna akhir adalah orang-orang yang berperan sebagai klien dan pengguna basis data yang telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2.1.5.3 Fungsi DBMS Menurut Connoly dan Begg (2010, p99), fungsi dalam menggunakan DBMS adalah sebagai berikut : 1) Data storage, retrival, and update
14
DBMS
harus
melengkapi
pengguna
dengan
kemampuan menyimpan, mengambil, dan mengubah data dalam database. 2) A user-accessible catalog DBMS
harus
memberikan
katalog
yang
mendeskripsikan item data yang disimpan dan yang dapat diakses oleh user. 3) Transaction support DBMS harus memberikan suatu mekanisme yang akan memastikan bahwa semua perubahan cocok dengan transaksi yang dilakukan atau tidak dilakukan. 4) Concurrency control service DBMS
harus
memberikan
mekanisme
untuk
memastikan bahwa database harus diubah dengan benar ketika banyak user mengubah database secara keseluruhan. 5) Recovery services DBMS
harus
menyediakan
mekanisme
untuk
memperbaiki basis data pada saat basis data rusak. 6) Authorization services DBMS
harus
menyediakan
mekanisme
untuk
memastikan bahwa hanya user yang memiliki hak yang dapat mengakses database. 7) Support for data communication DBMS harus mampu berintegrasi dengan perangkat lunak komunikasi. 8) Integrity services DBMS harus menyediakan sarana untuk memastikan bahwa data di dalam database dan perubahan data mengikuti aturan-aturan tertentu. 9) Services to promote data independence DBMS harus memberikan fasilitas untuk mendukung program yang tidak bergantung dari struktur database sebenarnya. 10) Utility services
15
DBMS
harus
mampu
menyediakan
kumpulan
keperluan layanan.
2.1.5.4 Keuntungan DBMS Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,p77),
keuntungan
dalam
digunakan
untuk
menggunakan DBMS adalah sebagai berikut : •
Kontrol redudansi data Pendekatan
basis
data
yang
menghilangkan redudansi data dengan mengintegrasikan filefile sehingga salinan data yang sama tidak disimpan. •
Konsistensi data Pengurangan redudan si data secara otomatis akan dapat meningkatkan konsistensi data.
•
Memberi lebih banyak informasi dengan jumlah data yang sama Terintegrasinya data operasional akan memungkinkan organisasi untuk memiliki informasi tambahan dari data yang sama.
•
Sharing data Basis data milik sebuah organisasi dapat dimanfaatkan oelh seluruh bagian organisasi yang memiliki hak untuk mengakses data tersebut.
•
Meningkatkan integritas data Integritas basis data mengacu pada validitas dan konsistensi data yang telah tersimpan. Integritas menunjuk batasan dan aturan yang tidak boleh dilanggar dalam sebuah basis data.
•
Meningkatkan keamanan data Keamanan basis daya merupakan perlindungan basis data dari pihak yang tidak berhak. Hal ini dapat dilakukan dengan member use sebuah username dan password serta
16
melakukan pembagian hak akses bagi pengguna (Retrival, insert, update, delete). •
Meningkatkan standar-standar Peningkatan integrasi memungkinkan DBA untuk menetapkan standarisasi.Contohnya penetapan format data untuk memfasilitasi pertukaran data antar system, konvensi penamaan, standarisasi dokumentasi, prosedur update, dan aturan pengaksesan.
•
Skala ekonomi Menyatukan data operasional organisasi dalam basis data, dan membuat serangkaian aplikasi yang bekerja pada sumber data tunggal untuk menghemat pengeluaran.
•
Menyeimbangkan kebutuhan yang saling berlawanan Penyeimbangan kebutuhan yang bertentangan dapat dikontrol oleh DBA sehingga DBMS dapat berfungsi dengan baik dan keseimbangan pemenuhan kebutuhan bisa tercapai.
•
Meningkatkan akses dan respon data. Sebagai hasil dari integrasi, data yang melewati batasan departemen dapat langsung diakses oleh end user.
•
Meningkatkan produktifitas DBMS menyediakan fungsi-fungsi standar yang memungkinkan programmer untuk berkonsentrasi pada fungsifungsi khusus yang dibutuhkan user tanpa perlu memikirkan detil
implementasi
yang
terlalu
rinci.
Hal
ini
akan
meningkatkan produktivitas programmer dan memangkas waktu pengembangan. •
Meningkatkan perawatan melalu data independence DBMS memisahkan aplikasi dengan file data sehingga aplikasi menjadi independen dan perubahan pada data tidak mempengaruhi aplikasi.
17
•
Meningkatkan Concurrency DBMS dapat mengelola pengaksesan data sehingga data
dapat
diakses
secara
bersamaan
tanpa
saling
mempengaruhi satu sama lain. •
Meningkatkan layanan backup dan recovery DBMS memberikan fasilitas untuk meminimalisasikan jumlah pemrosesan yang hilang. Hal ini mendukung fungsi back up file pada system berbasis file sebagai keamanan lanjutan.
2.1.5.5 Kerugian DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p80-81), kerugian DBMS : •
Kompleksitas DBMS memiliki kompleksitas tinggi demi menjamin fungsionalitas yang baik.
•
Ukuran DBMS membutuhkan media penyimpanan yang sangat besar agar DBMS bisa berjalan dengan efisien, hal ini disebabkan kompleksnya fungsionalitas DBSM itu sendiri.
•
Meningkatkan biaya untuk tambahan perangkat keras DBMS membutuhkan media penyimpanan yang besar. Hal ini akan mempengaruhi baiya yang dibutuhkan dalam menjalankan DBMS karena perusahaan akan perlu membeli pernagkat penyimpanan yang berukuran besar.
•
Meningkatkan biaya untuk DBMS Biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan DBMS bervariasi
tergantung
dari
kebutuhan,
lingkungan
dan
fungsionalitas yang diberikan. •
Meningkatkan biaya untuk konversi data Dalam menerapkan DBMS, aplikasi yang telah berjalan
kemungkinan
tidak
kompatibel
dengan
DBMS.Karena hal ini dibutuhkan biaya tambahan untuk
18
mengubah aplikasi yang telah ada ke bentuk yang kompatibel dengan DBMS.Disamping itu dibutuhkan pula biaya untuk pelatihan karyawan agar dapat mengoprasikan DBMS. •
Kinerja DBMS akan menyebabkan beberapa aplikasi tidak dapat bekerja secepat semestinya. Hal ini dikarenakan DBMS diciptakan
untuk
melayani
berbagai
aplikasi
sehingga
kemungkinan besar aka nada hambatan dalam kinerja aplikasi yang menggunakan DBMS. •
Dampak kegagalan yang lebih besar Dalam penerapan DBMS, akan terjadi sentralisasi system pada DBMS. Hal ini berartisystemi sangat bergantung pada DBMS dan semua bagian system terkait satu sama lain sehingga jika ada kegagalan pada satu bagian system, kegiatan operasional akan berhenti.
2.1.5.6 Arsitektur Multi-User DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p108-115), terdapat 3 arsitektur yang umumnya digunakan untuk mengimplementasikan DBMS yaitu : 1. Teleprocessing Arsitektur yang tradisional untuk system multi-user adalah teleprocessing. Teleprocessing adalah sebuah arsitektur dimana arsitektur ini memiliki 1 CPU dan terhubung dengan beberapa terminal.
19
Gambar 2.2 Teleprocessing (Sumber: Connolly & Begg, 2010, p108) 2. File-Server Arsitektur
file-server
adalah
sebuah
arsitektur
yang
menghubungkan beberapa erminal pada satu jaringan sebagai media penyimpanan yang dapat membagi file seperti dokumen, gambar, dan database.
Gambar 2.3 File-Server(Sumber: Connolly & Begg, 2010, p109) 3. Client-Server Arsitektur Client-Server mengacu pada cara komponen software berinteraksi kepada form dari system. Terdapat proses client yang memerlukan sumber, dan sebuah erver yang menyediakan sumber tersebut.
20
Gambar 2.4 Client-Server (Sumber: Connolly & Begg, 2010, p110)
21
2.1.5.7 Database System Development Lifecycle
Gambar 2.5The Stage Of The Database System Development Lifecyle (Sumber: Connolly & Begg, 2010, p313) Menurut Connolly dan Begg (2010, p315), ada beberapa tahap dalam melakukan implemenatasi basis data :
22
•
Database Planning Menurut Connolly dan Begg (2010, p313) database planning adalah tahap perencanaan dalam membangun siklus hidup basis data agar menjadi efisien dan efektif.Tahap ini harus dilakukan dengan cermat berdasarkan masalah yang dihadapi. Jadi database planning adalah tahap dimana swaifnwe menentukan tujuan dan tugas yang akan dicapai oleh system yang akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan secara efisien dan efektif. Database
planning
harus
berintegrasi
dengan
keseluruhan strategi IS organisasi. Ada 3 hal utama dalam membuat strategi system informasi, yaitu : •
Indentifikasi rencana dan tujuan perusahaan berikut IS yang dibutuhkan.
•
Evaluasi IS yang sudah ada saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada.
•
Menaksir kekuatan IT yang dimiliki yang mungkin menjadi keuntungan kompetitif.
•
System Definition Menurut Connolly dan Begg (2010, p315) system definition adalah menetapkan batasan batasan pada basis data yang akan dibuat, termasuk dari segi user atau aplikasinya. Dari segi user basis data harus memenuhi kebutuhan user yang bersangkutan, karena itu sudut pandang pengguna diperlukan untuk memastikan tidak ada user yang kebutuhannya tidak terpenuhi oleh basis data yang dikembangkan. Jadi system definition adalah tahap menentukan batasan ari system basis data dan memastikan kebutuhan pengguna terpenuhi dengan baik, sehingga basis data yang dibangun tepat guna.
23
•
Requirement Collection and Analysis Menurut Connolly dan Begg (2010, p316) Requirement Collection and Analysis adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian organisasi yang akan didukung oleh system basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan system. Jadi requirement collection and analysis adalah proses dimana
segala
informasi
dikumpulkan
dan
dianalisis.
Informasi dikumpulkan untuk tiap user view utama, meliputi : •
Deskripsi dta yang dipakai atau dihasilkan
•
Detil bagaimana data digunakan atau dihasilkan
•
Segala kebutuhan tambahan untuk system basis data yang baru Dalam pengumpulang informasi, informasi yang
didapat kemungkinan akan tidak terstruktur dan melibatkan permintaan informal. Karena itu informasi ini harus dirubah menjadi bentuk yang lebih terstruktur. Hal ini dapat diraih menggunakan requirement specification technique yang termasuk, structured analysis design,data flow diagram, dan hierarchical input process output. Aktivitas penting lainnya dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi adalah mengatur kebutuhan basis data dengan menggunakan multiple user view,yaitu : •
Centralized Approach Kebutuhan untuk tiap user ciew disatukan dalam satu set kebutuhan untuk system basis data baru. Sebuah model data yang menggambarkan seluruh user view dibuat pada saat pembuatan desain basis data.
•
View Integrated Approach Kebutuhan setiap user view tetap berbentuk daftar terpisah.Model data yang menggambarkan setiap user
24
viewdibuat lalu nantinya digabungkan kembali pada saat pembuatan desain basis data. •
Combination of Both Approach Kombinasi dari kedua pendekatan diatas.
•
Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010, p320) database design adalah proses membuat design yang akan mendukung misi perusahaan dan tujuan untuk database system yang didbutuhkan. Jadi database design adalah proses men-design bentuk konseptual, logical, dan physical dari basis data. Dalam perancangan database, ada beberapa langkah yang harus diikuti, yaitu : •
Menentukan pendekatan perancangan basis data - Bottom-up Pendekatan yang dimulai dari level dasar dari atribut, yang melalui analisis hubungan dari atribut dikelompokan dalam hubungan yang menggambarkan tipe entitas dan hubungan antar entitas. - Top-down Pendekatan ini diawali dengan pengembangan model data yang mengandung beberapa entitas level tinggi dan relationship dan kemudian mengembangkan top-down untuk mengidentifikasi entitas dan hubungan entitas. - Inside-out Pendekatan ini berhubungan dengan pendekatan bottom-up, tetapi dibedakan dengan langkah awal yaitu mengidentifikasi
set
entitas
utama
dan
kemudian
mempertimbangkan entitas, relationship, dan atribut lain yang sebelum kemudian disatukan. - Mixed Pendekatan dengan menggunakan pendekatan bottomup dan top-down untuk digunakan ke bagian-bagian berbeda sebelum kemudian disatukan.
25
•
Data Modelling Menurut Connolly dan Begg (2010, p321) ada 2 tujuan utama dari data modeling yaitu untuk membantu memahami arti dari data (semantic) dan memfasilitasi komunikasi tentang kebutuhan informasi. Membangun data model membutuhkan jawaban pertanyaan tentang entitas, atribut, danrelationship. Dengan melakukannya,
perancangan dapat
menemukan
semantic dari data perusahaan yang ada baik dicatat dalam model formal ataupun tidak. Sebuah model data memastikan untuk dapat memahami :
•
•
Pandangan setiap pengguna pada data.
•
Asal data itu sendiri, tidak tergantung dari tampilan fisik.
•
Kegunaan data menurut pengguna.
Conceptual Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010, p322) conceptual database design adalah proses membangun sebuah model data yang
di
gunakan
perusahaan,
terlepas
dari
segala
pertimbangan fisik. Jadi dapat di simpulkan bahwa conceptual database design adalah proses merancang basis data sesuai dengan fakta yang ada tanpa pertimbangan realisasi bentuk fisiknya. •
Logical Database Design Menurut Connolly dan beg (2010,p323) logical database design adalah proses pembangunan model data yang digunakan perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada DBMS tertentu. Jadi dapat di simpulkan bahwa logical database design adalah lanjutan dari tahap konseptual, yang di periksa dan di kembangkan agar dapat digunakan terlepas dari DBMS yang akan di gunakan. Pada proses ini, teknik normalisaasi memiliki peran yang besar untuk menentukan kebenaran dari logical data model.
26
•
Physical database design Menurut Connolly dan Begg (2010,p324) physical database design adalah proses produksi deskripsi dari implementasi database pada penyimpanan sekunder. Proses tersebut menjelaskan relasi dasar, perorganisasian file, dan index yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien dan integritas constaint yang berhubungan, dan tingkat keamanan. Jadi physical database design adalah proses penerapan logical database design beserta index, organisasi file , batasan integritas, relasi dan semua yang berhubungan dengan keamanan media penyimpanan. Tujuan dari physical database untuk
mendeskripsikan
bagaimana
cara
untuk
mengimplementasikan secara fisik logical database. Untuk model relational, ini menyangkut: baru sampe sini •
Database Management System Selection Menurut Connolly dan Begg (2010,p325), database management system selection (DBMS) adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk mendukung suatu sistem database dan menyajikan informasi yang cukup mengenai kebutuhan sistem seperti performance, security, integrity constraint. Tahap-tahap utama dalam DBMS : 1. Tentukan kerangka acuan. 2. Mendaftar dua atau tiga produk. 3. Evaluasi produk. 4. Rekomendasi pilihan dan menghasilkan laporan produk.
•
Application Design Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p329),
perancangan aplikasi adalah merancang user interfacedan program aplikasi yang digunakan dan memproses database. •
Transaction Design Menurut Connolly dan Begg (2010, p330) Transaksi adalah sebuah aksi atau serangkaian aksi, yang dilakukan oleh
27
seorang user, atau program aplikasi, yang mengakses atau mengganti isi dari database. Jadi rancangan transaksi bertujuan untuk mendefinisikan dan mendokumentasi karakteristik level tinggi transaksi yang dibutuhkan database, termasuk : •
Data untuk digunakan dalam transaksi
•
Karakteristif fungsional transaksi
•
Hasil transaksi
•
Pentingnya transaksi bagi user
•
Perkiraan tingkat penggunaan Aktivitas ini harus dijalankan pada awal proses
perancangan untuk memastikan bahwa implementasi basis data mampu mendukung seluruh kebutuhan transaksi. Ada 3 tipe utama transaksi, yaitu : •
Retrival transaction Retrival transaction digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada layar atau pada laporan produksi.
•
Update transaction Update transaction digunakan untuk memasukan catatan baru, menghapus catatan lama, atau memodifikasi catatan yang sudah ada pada database.
•
Mixed transaction Melibatkan
kedua
tipe
transaksi
sebelumnya.
Contohnya tindakan untuk mencari dan menampilkan detil property lalu meng-update nilai sewa bulanan. •
User Interface Design Sebelum mengimplementasi form atau report, sangat
penting untuk merancang dahulu tampilan dariform atau report tersebut. Ada beberapa aturan pokok yang harus diikuti dalam membuat user interface, yaitu :
28
- Meaningful title, usahakan nama dari form yang dibuat memiliki makna yang menggambarkan fungsi dari form tersebut. - Comprehensible instruction, terminology yang familiar harus digunakan untuk memberikan insruksi bagi pengguna. Informasi harus singkat dan saat dibutuhkan layar bantuan harus tersedia. - Logical grouping and sequencing of field, field yang berhubungan
harus
diposisikan
berdekatan
dalam
form/report. Jarak dari field harus konsisten dan logis. - Visually appealing layout of the form/report, tampilan form harus menarik, dan sesuai dengan hard copy agar konsisten. - Familiar field labels, label yang digunakan harus familiar. - Consistent
terminology
and
abbreviations,
penggunaan
ungkapan dan singkatan harus konsisten seperti yang telah disetujui. - Consistent use of color, warna harus digunakan untuk menandai fields atau pesan yang penting. Warna ini harus digunakan dengan konsisten dan bermakna. - Visible space and boundaries for data-entry fields, pengguna harus tau total ruang yang tersedia pada field agar pengguna dapat menentukan format yang terbaik dalam mengisi form. - Convenient crusor movement, crusor harus mudah digunakan untuk
menjalankan
fungsi
yang
diinginkan
pada
form/report. - Error correction for individual characters and entire fields, pengguna harus dapat mengubah atau memperbaiki inputan pada field. - Error messages for unacceptable values, adanya pesan error jika ada kesalahan saat pengguna memasukan nilai pada field. - Optional fields marked clearly, field yang bersifat optional harus ditandai agar user dapat mengetahui dengan baik.
29
- Explatory messages for fields, saat pengguna meletakan krusosr pada field, harus muncul penjelasan tentang field tersebut. - Completion signal, harus ada pesan yang menunjukan bahwa form/report yang diisi oleh pengguna telah selesai/berhasil. •
Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), prototyping adalah membangun sebuah model kerja dari sistem database. Prototyping memiliki model kerja yang biasanya tidak memiliki semua fitur yang dibutuhkan atau menyediakan semua fungsi sistem.
•
Implementation Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p333),
implementasi adalah realisasi fisik dari database dan aplikasi desain. Pada
saat
perancangan(dimana
penyelesaian mungkin
atau
tingkat-tingkat tidak
melibatkan
prototyping), dan sekarang berada dalam posisi implement database dan program aplikasi. Sebuah implementasi database dapat tercapai dengan menggunakan DDL dari DBMS yang dipilih atau GUI yang telah menyediakan fungsi yang sama ketika pernyataan DDL disembunyikan di tingkat rendah. •
Data Conversional and loading Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), data conversional and loading adalah mentransfer data yang telah ada kedalam database baru dan mengubah setiap aplikasi yang ada untuk menjalankan database yang baru.
•
Testing Menurut Connoly dan Begg (2010, p334), testing adalah proses menjalankan sistem database dengan tujuan menemukan kesalahan.
30
•
Operational Maintance Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), operational maintance adalah proses pemantauan dan pertahanan sistem database.Pada tahap sebelumnya, sistem database telah diimplementasi dan diuji. Sekarang sistem masuk ke tahap perawatan dengan melibatkan kegiatan-kegiatan berikut : o Memonitoring kinerja sistem. Jika kinerja turun dibawah tingkat yang dapat diterima, maka perbaikan database mungkin diperlukan o Menjaga dan pembaharuan sistem database (bila diperlukan).
2.1.6 Structured Query Language(SQL) Menurut Connoly dan Begg (2010, p184), SQL adalah salah satu contoh bahasa yang berbasis informasi atau bahasa yang dirancang menggunakan relasi gune mentransformasikan data masukan (input) menjadi data keluaran (output) yang dibutuhkan. Standar SQL mempunyai dua komponen : 1. Data Definition Langguage (DDL) untuk menetapkan struktur database dan mengontrol akses ke data. 2. Data Manipulation Langguage (DML) untuk mendapatkan kembali (retrieve) dan memperbaharui data. 2.1.7 Fact-Finding Technique Menurut Connolly dan Begg (2010, p341), fact-finding technique adalah proses formal menggunakan teknik seperti wawancara dan kuesioner untuk mengumpulkan fakta tentang system, requirements, dan preferences. Berikut lima teknik yang biasa digunakan : 1. Examining Documentation Examining Documentation dapat dilakukan dengan memeriksa dokumen, formulir, laporan, dan berkas-berkas yang berhubungan dengan sistem.
31
2. Interviewing Interviewing adalah teknik pencarian fakta yang paling berguna dan yang paling umum digunakan.Ada dua tipe yang digunakan dalam interview yaitu unstructured dan structured. 3. Observing the Enterprise in Operation Observasi adalah salah satu teknik pencarian fakta yang paling efektif untuk memahami sebuah system. 4. Research Research adalah teknik pencarian fakta yang berguna untuk penelitian dan masalah dengan cara mencari informasi dari jurnal dan internet. 5. Questionnaires Questionnaires adalah teknik lain yang digunakan untuk melakukan survey melalui kuesioner. Ada dua tipe yang digunakan dalam teknik ini yaitu Free-Format dan FixedFormat.Free-Format adalah memberikan kebebasan yang besar kepada responden dalam menjawab.Fixed-Format adalah memberikan jawaban dengan jawaban yang paling sesuai dari beberapa jawaban yang ada.
2.1.8 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk menghasilkan satu set hubungan dengan sifat yang diiinginkan, mengingat kebutuhan data perusahaan. Proses normalisasi, yaitu : 1.
Suatu teknik formal untuk menganalisis relasi berdasarkan primary key dan functional dependencies antar atribut.
2.
Dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu ke bentuk normal tertentu sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
32
3.
Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas/kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update yang anomali.
Berikut proses normalisasi : 1. Unnormalized Form (UNF) UNF merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang berulang (repeating-groups). 2. First Normal Form (1NF) Suatu didalamnya
data
dikatakan
mengandung
unormalized(UNF),
kelompok
yang
jika
berulang
(repeatinggroup), sehingga untuk membentuk normalisasi pertama repeatinggroup harus dihilangkan.Nilai dari setiap atribut adalah tunggal.Kondisi ini dapat diperoleh dengan melakukan
eliminasi
(repeatinggroup).Namun
terjadinya pada
kondisi
data pertama
ganda ini
kemungkinan masih terjadi adanya data rangkap. 3. Second Normal Form (2NF) Aturan normalisasi kedua (2NF) adalah sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan setiap atribut bukan primarykey
yang tergantung secara fungsional kepada
primarykey. 4. Third Normal Form (3NF) Aturan normalisasi ketiga (3NF) adalah sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan kedua dan setiap atribut yang bukan primarykey yang bergantung secara transitif kepada primarykey. Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat atribut yang bukan key tergantung fungsional terhadap atribut bukan key lainnya (disebut ketergantungan
33
transitif atau transitivedependence). Dengan cara yang sama, maka setiap ketergantungan transitif dipisahkan. 3NF sudah cukup baik dalam arti anomali (data yang berulang) yang dikandungnya sudah sedemikian minimum.
2.1.9 ANSI-SPARC Architecrute Menurut Connolly dan Begg (2010, p86), ansi-sparc adalah arsitektur yang digunakan
oleh
kebanyakan DBMS
komersil. Arsitektur ini
memisahkan DBMS ke dalam tiga level yaitu Externam level, Conceptual level, dan Internal level. 2.1.9.1 External Level Menurut Connolly dan Begg (2010, p87), external level adalah tampilan dalam penggunaan database.Tingkat ini menggambarkan bagian database yang relevan untuk tiap user. 2.1.9.2 Conceptual Level Menurut Connolly dan Begg (2010, p88), conceptual level adalah pada tingkat ini menggambarkan data apa yang disimpan dalam database dan hubungan antar data. 2.1.9.3 Internal Level Menurut Connolly dan Begg (2010, p88), internal level adalah
sebuah
computer.Tingkat
representasi ini
fisik
dari
menggambarkan
database
pada
bagaimana
data
disimpan dalam database.
2.1.10 Entity Relational Diagram (ERD) Menurut Connoly dan Begg (2010, p371), entity relational modeling merupakan pemodelan yang berguna untuk memberikan pemahaman yang tepat terhadap data dan penggunanya di dalam suatu perusahaan.Model ini
34
menggunakan pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang dimulai dengan melakukan identifikasi data-data yang penting yang disebut sebagai entitas dan hubungan antara entitas-entitas tersebut digambarkan dalam suatu model. ER modeling merupakan pendekatan top-down pada perancangan database yang dimulai dengan melakukan identifikasi entity dan relasi antar data yang harus dipresentasikan di dalam model, dan kemudian ditambahkan atribut dan setiap constraint pada entity, relationship, dan atributnya.
Gambar 2.6Simbol ERD Konseptual
Gambar 2.7Simbol ERD Logical
35
A. Entity Type Menurut Connoly dan Begg (2010, p372), entitas adalah sekumpulan objek dengan sifat yang sama diindetifikasi di dalam suatu organisasi karena keberadaannya yang bebas (independen). Setiap entitas dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi nama dari entitas tersebut. Keberadaan objek-objeknya dapat berupa fisik, seperti entitas pegawai, rumah dan pelanggan, maupun abstrak, seperti entitas penjualan, pembelian dan peminjaman. Entitas occurences, yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah tipe entitas
Gambar 2.8 Diagram yang mempresentasikan tipe entity Staff dan branch, Connolly & Begg (2010) Tipe entitas dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Tipe entitas kuat, yaitu entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lainnya. 2. Tipe
entitas
lemah,
yaitu
tipe
entitas
yang
keberadaannya bergantung pada entitas lainnya. B. Relational Type Menurut Connolly dan Begg (2010, p374), tipe hubungan adalah sebuah set asosiasi yang memiliki arti di antara tipe entitas. Tipe relationship digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan entitas-entitas yang saling berhubungan. Sebuah relationship hanya dinamai dalam satu arah dan
36
sebuah simbol panah yang ditempatkan di samping nama untuk menunjukan arah yang tepat bagi pembaca untuk menginterpretasikan nama relationship. Derajat relationship yaitu jumlah tipe entitas yang ada dalam suatu relationship.Derajat relationship terdiri dari : 1. Binary Relationship Keterhubungan antara dua tipe entitas. Contoh binary relationship antara Staff dengan Branch yang disebut Has.
Gambar 2.9Binary Relationship Connoly & Begg (2010) 2. Ternary Relationship Keterhubungan antara tiga tipe entitas. Contoh Ternary Relationship yang dinamakan Registers. Relasi ini melibatkan tiga tipe entitas yaitu, Staff, Branch dan Client Relationship ini menggambarkan Staff mendaftarkan Client pada Branch.
Gambar 2.10Ternary Relationship Connoly & Begg (2010)
37
3. Quaternary Relationship Keterhubungan anta empat tipe entitas, Contoh Quanternary Relationship yang dinamakan Arranges. Seperti yang terlihat pada gambar 2.10 relasi ini melibatkan 4 entitas yaitu Buyer, Solicitor, Finnacial Instuttion dan Bid, dan didukung oleh Finnancial Instuttion, melakukan penawaran (Bid).
Gambar 2.11Quanternary Relationship Connoly & Begg (2010) 4. Recursive Relationship Keterhubungan antar satu tipe entitas, dimana suatu tipe entitas tersebut harus beradaptasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda.Relationship ini dapat diberikan
rolenames
yang
digunakan
untuk
mengidentifikasikan keterkaitan tipe entitas dalam relationship.
Gambar 2.12Recursive Relationship Connoly & Begg (2010)
38
C. Attribut and Domain Menurut Connoly dan Begg (2010, p379), atribut adalah sifat dari entitas atau tipe relationship.Attribut menyimpan nilai yang menjelaskan setiap kejadian entitas dan menunjukan bagian utama dari data yang disimpan di dalam database. D. Keys Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p381-
382),keyadalah sebuah field yang digunakan untuk mengidentifikasi
satu
atribut
atau
secara
unik
mengidentifikasi setiap record. Terdapat macammacam key seperti : A. Candidate key, yaitu jumlah minimal atributatribut yang dapat mengidentifikasi setiap kejadian/record dari tipe entitas secara unik. B. Primary key, yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap/record dari suatu tipe entitas secara unik. C. Composite key, yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau lebih attribut. D. Alternate key, yaitu setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key atau biasa disebut dengan secondary key. E. Foreign key, adalah primary key pada sebuah entitas yang digunakan pada entitas lainnya untuk mengidentifikasi. E. Structural Constraints Menurut Connolly dan Begg (2010, p385), batasan utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu
39
jumlah (range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu tipe entitas yang saling terhubung ke satu kejadian dari tipe entitas yang lain yang berhubungan melalui suatu relationship. Relationship yang paling umum
adalah
binaryrelationship.
Macam-macam
binary relationship yaitu : I.
One-to-one (1:1) Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah entityoccurrence pada setiap entitas
yang
satu
atau
lebih
entity
occurrence pada entitas yang lainnya yang ikut serta dalam setiap relasi. II.
One-to-many (1:*) Setiap relasi menggambarkan suatu hubungan satu atau lebih entity occurrence pada setiap entitas yang satu atau lebih entity occurrence pada entitas yang lainnya yang ikut serta dalam setiap relasi.
III.
Many-to-many (*:*) Setiap relasi
menggambarkan suatu
hubungan antara satu atau lebih entity occurrence pada entitas yang satu atau lebih lainnya yang ikut serta dalam relasi tersebut. IV.
Multiplicity untuk complex relationship Setiap relasi menggambarkan jumlah atau range dari kejadian yang mungkin dari suatu tipe entity dalam n-relationship ketika nilai entity yang lain (n-1) diketahui.
40
2.2 Teori Khusus 2.2.1 C# Menurut P.B Allpanavar, Dhiraj Patil, Radhika Grover, Srishti Hunjan, Yuvraj Girnar (2013, p4), C# adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Microsoft Corporation sebagai bagian dari inisiatif .NET dalam menanggapi keberhasilan bahasa pemrograman Java Sun Microsystem.
2.2.2 Sumber Daya Manusia (SDM) Menurut Malayu S.P Hasibuan (2012, p244), sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu daru daya piker dan daya fisik yang dimiliki individu.Perilaku dan sifatnya ditentukan oelh keturunan dan lingkungannya, sedangkan presasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Menurut Tjutju Yuniarsih dan Suwanto (2008, p8), sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.Apapun berntuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya piker dan daya fisik yang dimiliki individu yang merupakan faktor sentral dalam suatu organisasi. Menurut Paul Hyland, Lee Di Milia, dan Karen Becker (2005, p3), sumber daya manusia telah ditekankan sebagai kunci konstributor untuk memastikan secara efektivitas organisasi dan imbalan yang maksimum dari asset yang paling penting.
2.2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Suwanto dan Tjutju Yuniarsih (2011, p3), manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan pengelolahan sumber daya
41
manusia yang memusatkan kepada praktek dan kebijakan, serta fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi Menurut Randall S.Schuler (2000, p240), manaejemn sumber daya manusia (Human Resource Management) adalah dasar untuk HRM komparatif, HRM Internasional, dan SHRM, dan HRM adalah fungsi paling penting dalam organisasi.
2.2.4 Sistem Informasi Kepegawaian Menurut Malayu S.P Hasibuan (2008, p103), sistem informasi kepegawaian secara umum digunakan sebagai sistem yang memungkinkan organisasi dalam membuat sebuah sistem terpusat yamng memampukan pegawai dan manajer untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan pegawai. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan sistem informasi kepegawaian, yaitu dapat mengurangi biaya organisasi melalui automatisasi kegiatan-kegiatan manual yang merupakan rutinitas pegawai, dapat mengangani dan memfasilitasi komunikasi antar level di dalam organisasi, meningkatkan efisiensi, membantu mengelola beragam informasi berbeda mengenai pegawai di dalam organisasi. Serta menyediakan sarana untuk membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia.Sistem informasi kepegawaian mengubah data menjadi informasi yang diperlukan untuk operasional bisnis dan pengambilan keputusan. Menurut Yogaswara, Nanang, dan Udin (2010, p71), sistem informasi kepegawain adalah segala unsur-unsur dalam administrasi kepegawaian yang membantu terealisasinya pengelolaan manajemen di suatu organisasi, yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai di dalam organisasi tersebut. Menurut Wiblen, David, dan Kristine (2010,p253), sistem informasi kepegawaian secara umum digunakan sebagai sistem yang memungkinkan organisasi dalam membuat sebuah sistem terpusat yang memampukan
42
pegawai dan manajer untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan pegawai.
2.2.5 Penerimaan Karyawan Menurut Wilson Bangun (2012, p140), pengrekrutan adalah proses pencarian tenaga kerja untuk mengisi kekosongan pekerjaan dalam suatu perusahaan. Menurut Robbin, dan Coulter (2010, p270), pengrekrutan adalah melokasikan, mengidentifikasi, dan menarik para pelamar kerja yang kompeten.
2.2.5.1 Tahapan Penyeleksian Karyawan Menurut Wilson Bangun (2012, p159), seleksi adalah proses memilih calon karyawan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan pekerjaan untuk di tempatkan pada pekerjaan yang kosong. Menurut Robbin, dan Coulter (2010, p271), selesksi adalah menyaring para pelamar kerja untuk menentukan siapa yang paing memenuhi kualifikasi atas pekerjaan tersebut. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2012, 54) untuk dapat melakukan proses pengrekrutan karyawan, maka perusahaan wajib melakukan kualifikasi dalam menyeleksi calon karyawan meliputi : •
Umur
•
Keahlian
•
Kesehatan fisik
•
Pendidikan
•
Jenis kelamin
•
Bakat
•
Temperamen
•
Karakter
43
•
Pengalaman kerja
•
Kerja sama
•
Kejujuran
•
Kedisiplinan
•
Inisiatif dan kreatif
2.2.6 Pendataan Pegawai Menurut
Grafth
(2012),
pendataan
pegawai
adalah
prses
mengumpulkan data pegawai yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa nama lengkap, alamat, tempat tinggal, pendidikan, dan lain-lain. 2.2.7 Absensi Menurut Papilaya, Husein, dan Hanifa (2012), data absensi merupakan data yang sangat vital bagi sebuah instansi apapun. Proses absensi akan dilakukan melalui pengontrolan data pegawai yang masuk ataupun keluar. Menurut Tresnani dan Munir (2012, p257), absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari pelaporan aktivitas suatu institusi, atau komponen institusi itu sendiri yang berisi data kehadiran yang disusundan diatur sedimikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.
44