1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Merupakan teori yang digunakan sebagai model kerangka berpikir untuk menyikapi permasalahan yang ada. Dalam peny...
Teori Umum Merupakan teori yang digunakan sebagai model kerangka berpikir untuk menyikapi permasalahan yang ada. Dalam penyusunan skripsi ini, ada beberapa teori dasar yang digunakan. Teori-teori ini menjadi pondasi dalam membangun konsep yang akan dipakai dalam menyusun sistem. 2.1.1 Pengertian Data Menurut Indrajani (2011, p.2), data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. 2.1.2 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p.65), basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logis beserta deskripsinya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi di dalam sebuah organisasi. Jadi basis data dapat dikatakan merupakan kumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan yang kemudian diolah untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi yang tersusun dengan rapi dan diterapkan secara sistematis. 2.1.3 Database Management System (DBMS) 2.1.3.1 PengertianDatabase Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database Management System (DBMS) merupakan sistem software yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, 7
8 merawat, dan mengontrol akses data ke dalam suatu basis data. Beberapa fasilitas yang disediakan dalam DBMS, yaitu : •
DBMS memungkinkan user untuk menentukan suatu basis data, biasanya menggunakan Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk menspesifikasikan tipe dan struktur data serta batasanbatasan data yang akan disimpan dalam basis data.
•
DBMS memungkinkan user untuk melakukan insert, update, delete dan retrieve terhadap data-data yang ada di dalam basis data melalui Data Manipulation Language (DML). DML menyediakan suatu fasilitas umum bagi data yang disebut query language.
•
DBMS menyediakan kontrol terhadap pengaksesan suatu basis data, misalnya sebuah sistem keamanan mencegah user yang tidak berkepentingan dapat mengakses basis data.
2.1.3.2 Komponen Lingkungan Database Management System Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.68), komponen DBMS terdapat 5 komponen penting, yaitu : 1.
Hardware Dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasinya. Hardware meliputi dari PC, mainframe, dan jaringan komputer.
9 2.
Software Meliputi aplikasi, software DBMS, sistem operasi
dan
juga
sistem
jaringan
jika
dalam
penggunaannya menggunakan jaringan. 3.
Data Merupakan komponen yang terpenting dan juga merupakan penghubung antara komponen mesin (Hardware dan Software) dan komponen human (Procedures dan people).
4.
Procedures Merupakan instruksi dan aturan yang mengatur perancangan dan penggunaan basis data. Beberapa instruksi-instruksi dalam merancang basis data dan DBMS adalah: a)
Log in ke dalam DBMS;
b)
Menggunakan fasilitas DBMS atau aplikasi program;
c)
Menjalankan dan menghentikan DBMS;
d)
Membuat salinan basis data;
e)
Mengatasi atau memeriksa hardware atau software yang sedang berjalan; dan
f)
Mengubah struktur tabel, mengorganisasikan basis data seperti meningkatkan kinerja dan meletakkan data ke secondary storage.
10 5.
People Komponen
ini
meliputi
database
administrator,
database designers, application developers, dan endusers. 2.1.3.3 Keuntungan Database Management System Menurut Connolly dan Begg (2010, p.77), keuntungan dari DBMS yaitu : 1.
Mengendalikan redundansi data.
2.
Konsistensi data.
3.
Mendapatkan informasi lebih lanjut dari data yang sama.
4.
Penggunaan data bersama.
5.
Meningkatkan integritas data.
6.
Meningkatkan keamanan.
7.
Standarisasi.
8.
Skala ekonomi kecil.
9.
Menyeimbangkan kebutuhan user.
10.
Meningkatkan tingkat akses dan respon data.
11.
Meningkatkan produktifitas.
12.
Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data.
13.
Meningkatkan konkurensi.
14.
Meningkatkan fasilitas backup dan recovery data.
11 2.1.3.4 Kerugian Database Management System Menurut Connolly dan Begg (2010, p.80), kerugian dari DBMS yaitu : 1.
Kompleksitas
2.
Ukuran
3.
Biaya DBMS
4.
Biaya hardware tambahan
5.
Biaya konversi
6.
Performance
7.
Dampak kegagalan yang besar
2.1.4 Structure Query Language (SQL) Menurut Connolly dan Begg (2010, p.183) SQL adalah sebuah bahasa yang muncul akibat dari pengembangan model relational. Selama beberapa tahun terakhir SQL telah menjadi bahasa standar relasi basis data. Sudah lebih dari ratusan DBMS sekarang mendukung aplikasi SQL. 2.1.4.1 Data Definition Language (DDL) Menurut Connolly dan Begg (2010, p.92) DDL adalah sebuah bahasa yang memungkinkan sebuah aplikasi basis data atau user untuk menjelaskan dan memberi nama terhadap sebuah entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk sebuah aplikasi.
12 Yang termasuk dalam syntax DDL yaitu: •
CREATE Create statement digunakan untuk membuat tabel di dalam database. Tabel yang dibuat dapat juga menyertakan atribut dan definisi suatu kolom, misalnya apakah kolom tesebut primary
key,
auto
increment
dan
lain
sebagainya. Contoh: CREATE TABLE
•
ALTER Alter statement digunakan untuk mengubah kondisi dari suatu tabel yang sebelumnya telah dibuat dengan menggunakan statement Create. Contoh: ALTER TABLE
•
DROP Drop
statement
digunakan
untuk
drop
database. Contoh: DROP TABLE
; 2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML) Menurut Connolly dan Begg (2010, p.92) DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung operasi manipulasi data dasar yang ada di dalam basis data.
13 Yang termasuk dalam syntax DML yaitu: •
SELECT Perintah
SELECT
digunakan
untuk
menampilkan data dari dalam tabel. Contoh: SELECT * FROM ; •
INSERT Perintah
INSERT
digunakan
untuk
menambahkan/ memasukkan data ke dalam tabel. Contoh: INSERT INTO (nama kolom) •
UPDATE Perintah UPDATE digunakan untuk mengubah data dari dalam tabel. Contoh: UPDATE SET kolom1= 'isi_kolom' WHERE kolom2= 'kondisi';
•
DELETE Perintah DELETE digunakan untuk menghapus data dari dalam tabel. Contoh: DELETE FROM nama_tabel WHERE nama_kolom= 'isikolom';
2.1.5 Siklus Pengembangan Sistem Basis Data Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.314), waktu basis data dianalisis dan dirancang berdasarkan siklus hidup seperti tergambar pada gambar berikut :
14
Gambar 2.1: Database System Development Life Cycle Sumber: (Connolly dan Begg, 2010, p. 314)
15 a.
Database planning Dalam tahap ini dilakukan perencanaan bagaimana tahapan-tahapan perancangan berikutnya dapat direalisasikan secara efektif dan efisien. Perencanaan basis dataini harus terintegrasi dengan strategi sistem informasi pada sebuah organisasi. Berikut ini adalah 3 hal utama dalam proses memformulasi sebuah strategi sistem informasi : •
Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan kemudian
menentukan
sistem
informasi
informasi
yang
yang
dibutuhkan. •
Mengevaluasi
sistem
sedang
digunakan, kemudian menentukan kelebihan dan kekurangan dari sistem informasi tersebut. •
Melihat peluang sistem apa yang mampu mendapatkan keuntungan yang kompetitif.
b.
System definition Tahap ini menjabarkan spesifikasi jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data,
penggunaannya dan
lingkungan tempat aplikasi diimplementasikan. Sebelum melakukan desain terhadap sistem basis data, pertama-tama harus mengidentifikasi batas-batas dari sistem yang sedang diinvestigasi dan bagaimana itu dapat berinteraksi dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi tersebut. Sangat penting untuk tidak hanya melibatkan user dan aplikasi
16 yang sudah ada, tapi juga user dan aplikasi di masa yang akan datang. c.
Requirement Collection dan Analysis Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan analisis data organisasi yang dapat membantu dalam sistem basis data dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem baru yang akan dibuat. Untuk mengumpulkan informasi, terdapat berbagai macam teknik yang disebut fact-finding techniques. Menurut Connolly dan Begg (2010, p.344) berikut ini adalah contoh fact-finding techniques : •
Pemeriksaan dokumen Mengumpulkan informasi dengan memeriksa dokumen-dokumen yang memiliki informasi yang mendukung dalam proses pembuatan sistem basis data.
•
Interview Merupakan
teknik
yang
paling
umum
digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik ini dijalankan dengan cara bertatap muka dengan orangorang yang memliki interaksi langsung terhadap sistem dan
mencari
tahu
fakta-fakta
yang
berguna,
mengidentifikasi kebutuhan, dan mengumpulkan ide dan opini.
17 •
Survei Survei merupakan teknik fact-finding paling efektif untuk mengerti sebuah sistem. Teknik ini memungkinkan untuk melihat secara langsung aktifitas sebuah sistem dan mempelajarinya.
•
Penelitian Merupakan teknik yang cukup berguna untuk meneliti sebuah aplikasi atau permasalahan yang serupa. Pertukaran jurnal, referensi buku, dan internet adalah sumber informasi yang baik. Mereka dapat memberikan
informasi
yang
berguna
tentang
bagaimana cara orang lain menyelesaikan sebuah permasalahan yang sama. •
Kuesioner Kuesioner merupakan dokumen dengan tujuan khusus yang digunakan untuk mendapatkan fakta dari orang-orang dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan banyaknya informasi yang didapat, maka peneliti akan membuat sebuah kesimpulan secara umum tentang apa yang dihasilkan dari kuesioner tersebut.
d.
Database design Tahap ini menjelaskan tentang proses pembuatan desain yang akan mendukung misi dan tujuan sebuah organisasi untuk sistem basis data yang diperlukan.
18 Pada tahap ini dilakukan perancangan basis data secara konseptual, logikal dan fisikal. e.
DBMS Selection (optional) Pada tahap ini dilakukan pemilihan DBMS yang paling cocok dengan aplikasi basis data. Tahap ini hanya merupakan tahap opsional.Apabila tidak terdapat DBMS yang cocok, maka setelah tahap perancangan konseptal langsung menuju perancangan logikal (lihat gambar 2.1). Langkah-langkah dalam memilih DBMS :
f.
•
Mendefinisikan DBMS yang diinginkan.
•
Memlih 2 atau 3 DBMS.
•
Evaluasi DBMS yang sudah dipilih.
•
Menetapkan DBMS yang sesuai.
Application Design Tahap ini dilakukan perancangan interface program aplikasi yang digunakan dan memproses basis data. Pada sebagian
besar
kasus,
tidak
memungkinkan
untuk
menyelesaikan desain aplikasi sampai desain basis data itu sendiri telah terbentuk. Basis data ada untuk mendukung sebuah aplikasi, jadi harus ada alur informasi antara desain aplikasi dan desain basis data. g.
Prototyping (optional) Tahap ini ditujukan untuk membangun prototype dari aplikasi basis data. Hasil prototype ini memungkinkan perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan
19 mengevaluasi bagaimana bentuk fungsionalitas sistem akhir. Tujuan dari Prototyping ini adalah agar pengguna dapat mengidentifikasi fitur-fitur yang terdapat dalam sistem dan memberikan saran untuk lebih meningkatkan kinerja sistem atau mungkin dengan menambah fitur baru ke dalam sistem basis data. h.
Implementation Tahap ini merupakan tahap realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi. Tahap ini merupakan tahap dimana akan mengimplementasikan basis data dan program aplikasi. Pengimplementasian
basis
data
dilakukan
dengan
menggunakan DDL dari DBMS yang telah dipilih atau dengan Graphical User Interface (GUI) yang menyediakan fungsi yang sama ketika menghilangkan DDL statement level rendah. Program
aplikasi
diimplementasi
menggunakan
bahasa
generasi ketiga atau keempat. i.
Data Convertion and Loading Dalam tahap ini dilakukan perpindahan data ke basis data yang baru dan mengkonversi aplikasi agar dapat berjalan pada basis data yang baru. Tahap ini hanya dapat dilakukan ketika sistem basis data yang baru sudah menggantikan sistem basis data yang lama.
j.
Testing Aplikasi basis data yang telah selesai akan diuji coba dengan tujuan untuk mencari error pada aplikasi. Selain itu,
20 dilakukan pula validasi aplikasi atas kebutuhan yang telah dispesifikasikan sebelumnya oleh pengguna. Setelah dilakukan uji coba terhadap sistem, maka akan dilakukan evaluasi terhadap sistem. Berikut ini adalah beberapa kriteria dalam melakukan evaluasi sistem : •
Kemudahan untuk dipelajari: berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi produktif dalam memakai sistem
•
Performa: seberapa baik sistem dapat merespon kebutuhan user.
•
Kekuatan
sistem:
seberapa
kuat
sistem
dalam
mengatasi user error. •
Kemudahan untuk pemulihan: seberapa baik sistem untuk melakukan pemulihan akibat dari user error.
•
Kemampuan beradaptasi: seberapa mampu sistem dapat beradaptasi dengan beberapa model kerja.
k.
Operational Maintenance Pada tahap ini implementasi basis data dilakukan secara sepenuhnya. Sistem diawasi dan dipelihara secara berkelanjutan. Jika diperlukan, kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi basis data melalui tahapan basis data terlebih dahulu.
21 2.1.6 Entity Relationship Modeling 2.1.6.1 Entity Type Menurut Connolly dan Begg (2010, p.372), entity type yaitu sekumpulan objek-objek dengan properti yang sama yang diindentifikasikan dengan keberadaan yang independen di perusahaan. Sebuah entitas mempunyai kumpulan properti dan nilai dari properti tersebut mengidentifikasikan entitas secara unik. 2.1.6.2 Relationship Type Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p.374),
relationship type adalah sebuah relasi yang bermakna antara beberapa jenis entitas. Setiap relationship type diberikan nama yang
menjelaskan
fungsinya.
Adapula
relationship
occurrence, yaitu sebuah relasi unik yang diidentifikasi mencakup satu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi. a. Degree of Relationship Type Menurut Connolly dan Begg (2010, p.376) degree of relationship type adalah jumlah tipe entitas yang berpartisipasi di dalam sebuah relasi.Relasi dengan tingkat derajat dua disebut dengan binary.
22
Gambar 2.2: Degree of Relationship Type Sumber: (Connolly dan Begg, 2010, p. 376) b. Recursive Relationship Menurut Connolly dan Begg (2010, p.378) recursive relationship adalah sebuah tipe relasi dimana ada tipe entitas yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. 2.1.6.3 Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010, p.379), attributes adalah sebuah property khusus pada sebuah entitas atau pada tipe relasi. Sebagai contoh, tipe entitas staff bisa dijelaskan dengan atribut staffNo, name, position, dan salary. Setiap atribut dihubungkan dengan sebuah set nilai yang disebut domain. Jadi, attribute domain adalah sebuah set nilai untuk satu atau lebih atribut. a.
Simple and Composite Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010, p.379), simple attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari sebuah komponen dengan keberadaan yang independen.
23 Menurut Connolly dan Begg (2010, p.380) composite attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana setiap komponen tersebut memiliki keberadaan yang independen. b.
Single-valued and Multi-valued Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010, p.380), single-valued attributes adalah sebuah atribut yang memiliki sebuah nilai untuk setiap kejadian pada tipe entitas. Menurut Connolly dan Begg (2010, p.380), multi-valued attributes adalah sebuah atribut yang memiliki banyak nilai untuk setiap kejadian pada tipe entitas.
c.
Derived Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010, p.380), derived attributes adalah sebuah atribut yang memiliki nilai yang berasal dari attribute lain yang berhubungan, dan tidak harus berasal dari satu tipe entitas yang sama.
2.1.6.4 Key Menurut Connolly dan Begg (2010, p.151) keys dibedakan menjadi 4, yaitu:
24 •
Candidate Key Merupakan sebuah kumpulan minimal atribut yang secara unik mengidentifikasi setiap kejadian pada sebuah tipe entitas.
•
Primary Key Merupakan candidate key yang dipilih untuk secara unik mengidentifikasi setiap kejadian pada sebuah tipe entitas.
•
Foreign Key Merupakan key yang mengidentifikasikan sebuah kolom atau satu set kolom dalam satu tabel yang mengacu pada satu set kolom pada tabel lain.
•
Composite Key Merupakan sebuah candidate key yang memiliki dua atau lebih atribut.
2.1.6.5 Structural Constraint Menurut Connolly dan Begg (2010, p.385) constraint mungkin diletakkan pada tipe entitas yang berpartisipasi pada sebuah relasi. Constraint harus mencerminkan batasanbatasan pada relasi seperti yang ada pada “dunia nyata”. Tipe utama sebuah constraint pada sebuah relasi disebut multiplicity. Menurut Connolly dan Begg (2010, p.380) multiplicity adalah sebuah angka atau jarak kejadian yang terjadi pada
25 tipe entitas yang mungkin terhubung kepada sebuah kejadian dari tipe entitas yang terasosiasi melalui relasi khusus. 2.1.7 Metodologi Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p.466), metodologi perancangan adalah sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, peralatan, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Metodologi perancangan terdiri dari beberapa fase dimana setiap fase mengandung beberapa langkah yang akan menuntun desainer dalam menggunakan teknik yang sesuai pada setiap tahap dalam proyek. Metode perancangan juga membantu desainer untuk merencanakan,
mengelola,
mengatur,
dan
mengevaluasi
pengembangan proyek basis data. 2.1.7.1 Perancangan Konseptual Basis Data Tujuan dari perancangan konseptual basis data ini adalah untuk membangun sebuah model data konseptual dari kebutuhan data perusahaan. Fase perancangan konseptual basis data terdiri dari 9 tahap, yaitu: •
Mengidentifikasi Tipe Entitas Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
mengidentifikasi tipe entitas apa saja yang dibutuhkan. Langkah pertama dalam membangun data model konseptual adalah dengan menentukan dan mendefinisikan obyek utama yang membuat user
26 tertarik, yaitu tipe entitas. Sebuah metode untuk mengidentifikasi entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan user. •
Mengidentifikasi Tipe Relationship. Tujuan
dari
langkah
adalah
untuk
mengidentifikasi relasi penting yang ada diantara tipetipe entitas. Setelah
mengidentifikasi
entitas,
langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi semua relasi yang ada diantara entitas-entitas tersebut. Terdapat beberapa langkah dalam mengidentifikasi tipe relasi, yaitu : a.
Menggunakan Entity-Relationship Diagram ERD merepresentasikan
digunakan
untuk
entitas-entitas
dan
bagaimana mereka berelasi satu dengan yang lainnya dengan lebih mudah. b.
Menentukan multiplicity constraints dari tipe relasi Multiplicity
constraints
digunakan
untuk mengecek dan mempertahankan kualitas data.
27 c.
Mengecek fan dan chasm traps Setelah mengidentifikasi relasi yang diperlukan, harus mengecek setiap relasi yang ada pada ER model adalah representasi dunia nyata yang benar, dan tidak tercipta fan atau chasm traps. Fan traps adalah keadaan dimana model merepresentasikan
sebuah
relasi
diantara
beberapa tipe entitas, tapi jalur antara kejadian entitas tertentu bersifat ambigu. Chasm traps adalah keadaan dimana model mengusulkan munculnya relasi diantara tipe entitas, tapi tidak tersedia jalur diantara kejadian entitas tersebut. d.
Laporan tipe relasi Pada
tahap
teridentifikasi,
lalu
ini,
tipe
relasi
telah
diberikan
nama
yang
memiliki arti dan jelas untuk user. Jangan lupa untuk mencatat deskripsi relasi dan multiplicity constraints ke dalam kamus data. •
Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relasi Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relasi yang sesuai.
28 Pada
langkah
ini,
akan
dilakukan
pengidentifikasian tipe fakta mengenai entitas dan relasi yang telah dipilih untuk direpresentasi di dalam basis data. Cara yang digunakan hampir sama dengan cara yang dilakukan untuk mengidenfikasi entitas. •
Menentukan domain atribut Tujuan dari langkah ini adalah menentukan domain untuk semua atribut yang ada pada model. Menurut Connolly dan Begg (2010, p. 478) domain adalah tempat kumpulan nilai dimana satu atau lebih atribut mengambil nilai-nilai mereka.
•
Menentukan candidate, primary, dan alternate key Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
mengidentifikasi candidate key. Apabila terdapat lebih dari satu candidate key, maka harus dipilih salah satu untuk dijadikan primary key dan yang lainnya akan menjadi alternate key. Berikut ini adalah petunjuk dalam memilih primary key diantara beberapa candidate key : a.
Candidate key dengan atribut yang minimal.
b.
Candidate
key
yang
paling
sedikit
kemungkinan untuk berubah nilainya. c.
Candidate key dengan karakter yang paling sedikit.
29 d.
Candidate key dengan nilai maksimum yang paling kecil.
e.
Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut pandang user.
•
Mempertimbangkan penggunaan konsep permodelan tingkat tinggi (langkah opsional) Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
mempertimbangkan penggunaan konsep permodelan tingkat
tinggi
seperti
spesialisasi/
generalisasi,
agregasi, dan komposisi. •
Memeriksa redundansi Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
mengecek keberadaan redundansi apapun yang ada di dalam model. Terdapat tiga aktifitas pada tahap ini, yaitu :
•
a.
Memeriksa kembali one-to-one relationship
b.
Menghilangkan relasi yang redundan
c.
Mempertimbangkan dimensi waktu
Memvalidasi model data konseptual terhadap transaksi user Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
memastikan bahwa model data konseptual dapat mendukung kebutuhan transaksi. Pada tahap ini, seharusnya sudah memiliki model
data
konseptual yang merepresentasikan
30 kebutuhan
data
menyelesaikan
perusahaan.
semua
Apabila
dapat
maka
dapat
transaksi,
dipastikan bahwa model data konseptual tersebut dapat mendukung kebutuhan transaksi. •
Meninjau kembali model data konseptual dengan user Tujuan dari langkah ini adalah agar user dapat memastikan bahwa model tersebut adalah representasi nyata dari data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2.1.7.2 Perancangan Logikal Basis Data Tujuan dari tahap ini adalah untuk menterjemahkan model data konseptual menjadi sebuah model data logikal, lalu memvalidasikan model tersebut untuk memastikan bahwa secara structural sudah tepat dan mampu mendukung kebutuhan transaksi. Tahap perancangan model data logikal memiliki 7 langkah, yaitu: •
Menurunkan relasi untuk model data logikal Tujuan dari langkah ini adalah membuat relasi bagi model data logikal untuk merepresentasikan antitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi.
•
Memvalidasikan relasi menggunakan normalisasi Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
memvalidasikan relasi yang ada pada model data logikal menggunakan normalisasi.
31 Pada langkah ini, atribut-atribut dikelompokkan pada setiap relasi menggunakan aturan normalisasi. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk memastikan bahwa setiap relasi memiliki jumlah atribut minimal untuk mendukung kebutuhan data perusahaan. Relasi juga harus memiliki data redundan yang minimal untuk menghindari anomaly update. •
Memvalidasi relasi terhadap transaksi user Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
memastikan bahwa relasi pada model data logikal mendukung kebutuhan transaksi. •
Memeriksa integrity constraint Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
memeriksa apakah terdapat integrity constraint pada model data logikal. Menurut Connolly dan Begg (2010, p.502), integrity constraint adalah pembatas yang ingin dipaksakan untuk melindungi basis data menjadi tidak lengkap, tidak akurat, atau tidak konsisten. •
Meninjau kembali model data logikal dengan user Tujuan dari langkah ini adalah meninjau kembali model data logikal dengan user untuk memastikan bahwa model data tersebut telah menjadi representasi nyata dari kebutuhan data perusahaan.
32 Pada tahap ini model data logikal seharusnya telah selesai, dan telah didokumentasikan secara penuh. Tapi, untuk lebih memastikan bahwa ini sudah merepresentasikan kebutuhan perusahaan, maka user diminta untuk melakukan review. Apabila user tidak puas dengan model data tersebut, maka harus dilakukan pengulangan kembali dari langkah awal menggunakan metodologi yang sama. •
Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (langkah opsional). Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
menggabungkan model data logikal ke dalam sebuah model data logikal global yang mewakili semua sudut pandang user terhadap basis data. Pada langkah ini terdapat beberapa aktifitas, yaitu : a.
Menggabungkan model data logikal ke dalam model data logikal global.
b.
Memvalidasi model data logikal global.
c.
Meninjau kembali model data logikal global dengan user.
•
Memeriksa pertumbuhan di masa depan Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
menentukan apakah ada kemungkinan perubahan yang signifikan dan untuk menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut.
33 Dalam perancangan logikal basis data juga harus memikirkan apakah model data logikal mampu untuk diperluas untuk mendukung kemungkinan perkembangan di masa depan. 2.1.7.3 Perancangan Fisikal Basis Data Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p.523),
perancangan fisikal basis data adalah proses menghasilkan deskripsi dari pengimplementasian basis data ke dalam tempat penyimpanan sekunder. Proses ini mendeskripsikan relasi dasar, berkas organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai keefisiensian dalam mengakses data, dan setiap integritas data terkait, dan langkah-langkah keamanan. Terdapat beberapa langkah pada tahap perancangan fisikal basis data, yaitu : •
Mennerjemahkan data model logikal ke DBMS yang dituju Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal yang akan diimplementasikan ke dalam DBMS yang dituju. Pada tahap ini terdapat 3 aktifitas, yaitu : a.
Perancangan relasi dasar Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan
bagaimana
cara
untuk
merepresentasikan relasi dasar yang telah
34 teridentifikasi yang ada pada model data logikal ke dalam DBMS yang dituju. b.
Perancangan representasi dari derived data Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara merepresentasikan derived data apapun yang terdapat di model data logikal ke dalam DBMS yang dituju.
c.
Perancangan batasan umum Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
merancang batasan umum untuk DBMS yang dituju •
Perancangan organisasi file dan indeks Tujuan dari langkah ini adalah menentukan organisasi file untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang dapat diterima, ini merupakan cara dimana relasi dan tuples juga akan disimpan di dalam tempat penyimpanan sekunder. Pada langkah ini, terdapat empat aktifitas, yaitu: a.
Menganalisa transaksi Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengenali fungsi dari transaksi yang berjalan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi apa saja yang penting.
35 Dalam menganalisa transaksi, harus dilihat beberapa kriteria, yaitu : i.
Transaksi tersebut dapat sering berjalan dan akan memberikan dampak yang signifikan dalam performa.
ii.
Transaksi tersebut sangat penting pada operasi bisnis.
iii.
Ada
waktu
dimana
akan
terjadi
permintaan yang tinggi dibuat dalam basis data. b.
Memilih berkas organisasi Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan berkas organisasi yang efisien untuk setiap relasi dasar.
c.
Memilih index Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan apakah dengan menambah indeks maka performa sistem juga akan meningkat.
d.
Memperkirakan ruang disk yang dibutuhkan Tujuan dari langkah ini adalah untuk memperkirakan jumlah ruang disk yang akan dibutuhkan oleh basis data.
•
Perancangan user views Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
merancang user views yang telah diperoleh pada
36 waktu pengumpulan kebutuhan dan tahap analisa pada siklus pengembagan sistem basis data. •
Perancangan mekanisme keamanan Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang diinginkan oleh user pada tahap pengumpulan kebutuhan pada siklus pengembangan sistem basis data. 2.1.8 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010, p.416), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah set relasi dengan property yang diinginkan, dengan diberikan data perusahaan yang dibutuhkan. Tujuan dari normalisasi adalah untuk mendapatkan sebuah set relasi yang cocok dan dapat mendukung kebutuhan data perusahaan. Karakteristik dari set relasi yang cocok, yaitu: •
Jumlah atribut yang diperlukan dengan jumlah yang paling sedikit dalam mendukung kebutuhan data perusahaan
•
Atribut dengan relasi logikal yang dekat ditemukan pada relasi yang sama
•
Redundansi yang sangat minimal.
2.1.8.1 First Normal Form (1NF) Menurut Connolly dan Begg (2010, p.430), 1NF adalah sebuah relasi dimana pada persimpangan di setiap baris dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai.
37 Pada awal tahap ini, table masih dalam bentuk yang tidak normal, yang sering disebut unnormalized table. Untuk merubah table yang tidak normal menjadi bentuk 1NF, akan mengidentifikasi dan menghilangkan kelompok yang mengalami pengulangan yang terdapat pada tabel. Terdapat dua macam pendekatan umum dalam menghilangkan kelompok yang berulang pada tabel yang tidak normal, yaitu : •
Dengan memasukkan data yang sesuai ke dalam baris serta kolom kosong dengan data yang berulang.
•
Dengan meletakkan data yang berulang, bersama dengan salinan dari key atribut yang asli, ke dalam relasi yang berbeda. Dengan kedua pendekatan tersebut, maka tabel yang
dihasilkan akan menjadi 1NF. 2.1.8.2 Second Normal Form (2NF) Menurut Connolly dan Begg (2010, p.434), 2NF adalah keadaan dimana sebuah relasi telah pada bentuk 1NF, dan setiap atribut non-primary key fungsinya secara penuh bergantung kepada primary key. Pada proses normalisasi dari bentuk 1NF menuju 2NF, apabila terdapat ketergantungan parsial, atribut yang memiliki ketergantungan parsial tersebut harus dihilangkan dari relasi dengan meletakkannya ke dalam relasi yang baru bersama dengan salinan dari faktor penentunya.
38 2.1.8.3 Third Normal Form (3NF) Menurut Connolly dan Begg (2010,p.435), 3NF adalah keadaaan dimana relasi sudah pada bentuk 1NF dan 2NF dan dimana tidak ada atribut non-primary key yang memiliki ketergantungan transitif kepada primary key. Pada proses normalisasi dari bentuk 2NF menuju 3NF, apabila terdapat ketergantungan transitif atribut yang memliki ketergantungan tersebut harus dihilangkan dari relasi dengan cara meletakkan atribut tersebut ke dalam sebuah relasi baru bersama dengan salinan dari faktor penentunya. 2.1.9 Tools yang Digunakan Berikut ini adalah tools yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.9.1 Diagramming Tools A.
Data Flow Diagram (DFD) Menurut Whitten (2007, p326), DFD adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Menurut pendekatan DeMarco atau Yourdon simbol-simbol yang digunakan dalam DFD antara lain: •
Process adalah aktifitas yang dilakukan sebagai respons terhadap aliran data masuk atau kondisi.
39
Gambar 2.3: Simbol Process Sumber: Whitten (2007, p.321) •
Data Flow menunjukkan input data ke proses atau output-data dari proses. Data Flow juga digunakan
untuk
menunjukkan
pembuatan,
pembacaan, penghapusan, atau pembaruan data dalam file atau basis data.
Gambar 2.4: Simbol Data Flow Sumber: Whitten (2007, p.325) •
External Agent mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem, atau organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.5: Simbol External Agent Sumber: Whitten (2007, p.319) •
Data Store adalah penyimpanan data yang ditujukan untuk penggunaan selanjutnya.
40
Gambar 2.6: Simbol Data Store Sumber: Whitten (2007, p.320) B.
State Transition Diagram (STD) State Transition Diagram (STD) adalah sebuah modeling tool yang menggambarkan ketergantungan waktu pada sistem real time dan
human interface
pada sistem online. Notasi yang paling penting dari STD adalah: •
State, adalah kumpulan suatu keadaan atau atribut-atribut yang mencirikan benda atau orang pada keadaan, waktu, dan kondisi tertentu.
Gambar 2.7: Notasi State •
Transition State, menunjukkan perubahan state ditandakan dengan tanda panah.
Gambar 2.8: Notasi Transition State
41 •
Aksi Adalah hal yang dilakukan sistem apabila
ada
perubahan state atau
merupakan reaksi terhadap reaksi. •
Reaksi Adalah
sebuah
sinyal
yang
menyebabkan perubahan keadaan dari state satu ke state berikutnya. C.
Entity Relation Diagram (ERD) Diagram Hubungan Entitas atau entity relation diagram merupakan model data berupa notasi grafis dalam
permodelan
data
konseptual
yang
menggambarkan hubungan antara penyimpan. Model data sendiri merupakan sekumpulan cara, peralatan untuk mendeskripsikan data-data yang hubungannya satu sama lain, semantiknya, serta batasan konsistensi. Model data terdiri dari model hubungan entitas dan model relasional. Diagram hubungan entitas ditemukan oleh Peter Chen dalam buku Entity Relational ModelToward a Unified of Data (2011). Chen mencoba merumuskan dasar-dasar model dan setelah itu dikembangkan dan dimodifikasi oleh Chen dan banyak pakar lainnya. Pada saat itu diagram hubungan entitas dibuat sebagai bagian dari perangkat lunak yang juga
42 merupakan modifikasi khusus, karena tidak ada bentuk tunggal dan standar dari diagram hubungan entitas. D.
Flowchart Diagram Flowchart atau diagram alur merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Simbol-simbol flowchart yang umum digunakan, yaitu 1.
Proses Menyatakan
kegiatan
yang
akan
ditampilkan dalam flowchart.
Gambar 2.9: Simbol proses 2.
Titik keputusan Proses
dimana
diperlukan
adanya
keputusan atau adanya kondisi tertentu. Di titik ini selalu ada dua keluaran untuk melanjutkan aliran kondisi yang berbeda.
43
Gambar 2.10: Simbol titik keputusan 3.
Memasukkan atau Mengeluarkan data Memasukkan atau mengeluarkan data digunakan untuk mewakili data masuk atau data keluar.
Gambar 2.11: Simbol masukkan atau keluarkan data 4.
Terminasi Terminasi menunjukkan arah aliran proses atau algoritma.
Gambar 2.12: Simbol terminasi 5.
Garis alir Garis alir menunjukkan arah aliran proses atau algoritma.
Gambar 2.13: Simbol garis alir
44 6.
Kontrol atau Inspeksi Kontrol atau inspeksi menunjukkan proses dimana ada inspeksi atau pengontrolan.
Gambar 2.14: Simbol kontrol atau inspeksi 2.1.10
Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) 2.1.10.1 Delapan Aturan Emas Menurut Shneiderman (2005, p.74), ada delapan aturan emas yang digunakan dalam merancang interface, yaitu: a.
Mencoba untuk konsisten Konsistensi merupakan aturan yang sering dilanggar
karena
memiliki
banyak
bentuk
konsistensi, antara lain urutan aksi, istilah yang digunakan, warna, layout, kapitalisasi, huruf, dan lain-lain. Dengan tampilan yang konsisten maka user akan merasa tetap berada dalam aplikasi yang sama walaupun telah berpindah halaman. b.
Memenuhi kebutuhan universal Memahami kebutuhan user yang bermacammacam dan membuat desain yang fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten. Perbedaan Novice-Expert user, jarak umur, kecacatan fisik, serta
45 beragam teknologi masing-masing merupakan syarat yang harus menjadi pertimbangan dalam desain. Dengan menambahkan beberapa fitur untuk novice user seperti shortcut, akan menambah kualitas dari sistem. c.
Memberikan umpan balik yang informatif Umpan balik dari sistem harus ada pada setiap aksi yang dilakukan user. Untuk aksi kecil yang sering dilakukan, tanggapan dapat dibuat dengan sederhana, sedangkan untuk aksi besar dan jarang dilakukan, respon hendaknya dibuat lebih tegas dan jelas agar user dapat mengerti dengan jelas.
d.
Dialog untuk keadaan akhir Urutan
aksi
hendaknya
disusun
menjadi
kategori awal, tengah, dan akhir. Untuk memberikan kepuasan pencapaian, kelegaan, dan sebagai tanda untuk mempersiapkan diri memasuki kategori aksi selanjutnya, dibuatlah umpan balik yang informatif pada penyelesaian salah satu kategori aksi. e.
Pencegah kesalahan Sedapat mungkin rancanglah sistem agar user tidak
dapat
membuat
kesalahan
yang
fatal.
Contohnya tidak memperbolehkan karakter alfabet pada kotak entry nomor. Interface harus mendeteksi kesalahan dan memberikan instruksi yang mudah
46 dimengerti,
membangun,
dan
jelas
untuk
memperbaikinya, jika user membuat kesalahan. f.
Pembalikan aksi yang sederhana Dalam suatu aplikasi, pada setiap aksi harus terdapat
pembalikan
aksi.
Fitur
ini
dapat
memperkecil kesalahan, karena user tahu bahwa aksibisa dibatalkan. Pembalikan bisa saja atas satu aksi seperti saat memasukkan data, atau serangkaian aksi seperti pada waktu pengisian nama dan alamat. g.
Mendukung pusat kendali internal User menjadi pengontrol utama dalam sebuah sistem. Jadi user tidak akan merasa bahwa sistem yang memegang seluruh kendali atas user. Seperti bebas memilih pilihan yang ada di GUI. Sehingga user
menjadi
inisiator
bukan
hanya
menjadi
responden saja. h.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek Dikarenakan oleh keterbatasan manusia dalam memproses
informasi
dalam
jangka
pendek,
dibutuhkan tampilan yang ringan, penggabungan halaman-halaman, pengurangan frekuensi windowmotion, pemberian waktu latihan yang cukup untuk kode-kode, hafalan, dan rangkaian atas aksi. Oleh karena itu, dalam setiap perancangan aplikasi
47 dibutuhkan alur aplikasi yang mudah diingat oleh user. 2.1.10.2 Lima Faktor Manusia Terukur Lima faktor manusia terukur menurut Shneiderman (2005, p.16) yaitu : •
Waktu untuk belajar Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh user untuk mampu menggunakan aksi yang relevan dengan tugas yang ada.
•
Kecepatan performa Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sekumpulan tugas.
•
Tingkat kesalahan yang dibuat oleh user Berapa banyak dan kesalahan seperti apa yang dilakukan user pada waktu mengerjakan sebuah tugas. Walaupun waktu dalam mengatasi kesalahan tergabung dalam
kecepatan
performa,
kemampuan
untuk
mengatasi kesalahan merupakan komponen yang penting
dalam
perancangan
interface
dan
itu
memerlukan pembelajaran yang lebih lanjut. •
Kemampuan daya ingat Bagaimana
kemampuan
user
dalam
mempertahankan pengetahuannya dalam jangka waktu tertentu.
48 •
Kepuasan subyektif Berapa tingkat kepuasan user terhadap berbagai aspek yang terdapat dalam sistem.
2.2
Teori Khusus 2.2.1 Perancangan Transaksi Menurut Connolly dan Begg (2005, p.300) transaksi adalah aksi atau sekumpulan aksi yang dibawa oleh pengguna atau program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi basis data. Tujuan perancangan
transaksi
adalah
untuk
mendefinisikan
dan
mendokumentasikan karakteristik transaksi tingkat tinggi yang dibutuhkan pada basis data, meliputi:
2.2.2
•
Data yang digunakan oleh transaksi
•
Karakteristik fungsional transaksi
•
Output transaksi
•
Kepentingan pengguna
•
Tingkat penggunaan yang diharapkan
Software Tools Berikut ini adalah software-software yang digunakan pada proses penelitian ini: 2.2.2.1 Adobe Dreamweaver Adobe
Dreamweaver
(dulunya
Macromedia
Dreamweaver) merupakan pengembangan aplikasi web yang awalnya diciptakan oleh Macromedia, dan sekarang
49 dikembangkan oleh Adobe Systems, yang mengakuisisi Macromedia tahun 2005. Adobe Dreamweaver merupakan aplikasi program untuk membangun situs web dan aplikasi-aplikasi internet, visual layout tools, pengembangan aplikasi web cepat dan dukungan code-editing. Beberapa keunggulan Adobe Dreamweaver yang menjadikannya banyak digunakan dlam membangun situs web, antara lain : 1.
Kemampuannya membuat halaman web yang terlihat konsisten. Adobe Dreamweaver sudah terinstal beberapa template yang elegan dan menarik. Tentunya ini memudahkan seseorang yang ingin belajar mebuat sebuah web namun belum mampu membuat desain web sendiri. Jika ingin membuat lebih dari 10 halaman web dengan didasarkan desain template tertentu maka web tersebut akan memiliki gaya halaman web yang sama dan terlihat konsisten dari halaman perhalaman.
2.
Kemudahan dan efisiensi dalam penggunaan Program ini tidak hanya dirancang untuk pengguna yang sudah mahir dan mengerti bahasa pemrograman. Bagi seseorang yang belum mengerti bahasa pemrograman, mereka bisa membuat halaman
50 web dengan hanya cara meng-klik atau drag and drop menggunakan mouse serta bisa melihat halaman htmlnya selama proses desain berlangsung. Atau yang lebih dikenal dengan sebutan What You See Is What You Get (WYSIWYG). Selain itu Dreamweaver memilki kemampuan memperlihatkan 3 proses yang berbeda, yaitu : -
Code View : Berfungsi untuk hanya menampilkan script html saja.
-
Design View : Berfungsi menampilkan kode-kode html yang ditulis menjadi sebuah desain/ template yang nantinya akan ditampilkan di browser.
-
Split View : Berfungsi menampilkan gabungan antara Code View dan Design View pada saat bersamaan. Jadi pengguna bisa langsung melihat perubahan pada saat mereka mengubah html-nya.
3.
Mudah untuk meng-upload melalui File Transfer Protocol Dreamweaver sudah dilengkapi dengan fitur FTP jadi setelah selesai membangun sebuah web, bisa langsung
mengunggahnya
melalui
FTP.
FTP
(singkatan dari File Transfer Protocol) adalah sebuah protokol internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pengiriman
51 berkas komputer antar mesin-mesin dalam sebuah internet-work. 4.
Dapat dikostum Dreamweaver
dapat
disesuaikan
dengan
kebutuhan yang diperlukan menu, tab, perintah, font dan warna semua kode dapat disesuaikan dengan preferensi pribadi. Hal ini dapat secara efektif memudahkan
proses
desain
Dreamweaver
didukung
web.
banyak
Selain
plug-in
itu yang
membantu anda dalam proses desain. Dalam membangun situs web,
digunakan
Adobe Dreamweaver untuk membuat dan mengedit 3 (tiga) jenis script, yaitu HTML, CSS, dan Javascript. 2.2.2.2 MySQL Menurut Abdul Kadir (2009, p15) pengertian MySQL adalah software yang tergolong database server serta bersifat open-source dan multi-platform. MySQL dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi. 2.2.2.3 XAMPP XAMPP adalah sebuah web-server yang mudah digunakan, bersifat gratis dan dapat disebarluaskan. XAMPP digunakan oleh para pengembang dan programmer web untuk menguji dan memvalidasi sebuah halaman web tanpa harus terhubung dengan internet.
52 XAMPP tersedia untuk Microsoft Windows, Linux, Mac OS dan Sun Solaris. 2.2.2.4 PHP PHP menurut Luke W. dan Laura T. (2005, p2) adalah bahasa server-side scripting yang dirancang khusus untuk web. Dalam sebuah halaman
HTML, dapat
ditanamkan kode PHP yang akan dijalankan setiap kali halaman dikunjungi. Kode PHP yang diinterpretasikan pada web server dan akan menghasilkan output HTML atau lainnya yang akan dilihat oleh pengunjung. Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat. Hubungan PHP dengan HTML adalah biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file berekstensi .html. 2.2.3
Internet Internet adalah singkatan dari Interconnected Network. Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang mampu menghubungkan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Berbagai jenis komputer dengan spesifikasi yang berbeda-beda dapat saling berkomunikasi melalui internet. Beberapa bentuk jaringan yang berbeda-beda dapat saling bertukar informasi dan dara melalui internet menggunakan seperangkat aturan yang disebut protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Untuk
53 membedakan setiap komputer atau jaringan yang terhubung ke internet maka digunakan sebuah identitas tertentu yang disebut alamat IP (IP Address). Alamat IP merupakan kombinasi angkaangka yang menunjukan identitas sebuah komputer atau jaringan di internet. Contoh alamat IP: 202.155.2.111. Selain menggunakan alamat IP, beberapa komputer atau jaringan dapat juga memiliki identitas berupa nama yang mudah diingat. Nama tersebut disebut sebagai
nama
domain,
contohnya:
www.yahoo.com,
www.bendera.com, atau www.elexmedia.co.id. 2.2.4 World Wide Web (WWW) Menurut Yuhefizar (2008, p.159), World Wide Web sering disingkat dengan www atau web adalah suatu metode untuk menampilkan informasi di internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser. Browser adalah perangkat lunak untuk mengakses halaman-halaman web, seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Google Chrome, Safari dan lain-lain. Informasi yang disajikan melalui browser dibangun dengan bahasa semi pemrograman HTML (Hyper Text Markup Language), dan kemudian ditingkatkan fungsinya dengan menyisipkan kode-kode bahasa pemrograman web, seperti PHP, sehingga mampu menampilkan informasi yang lebih interaktif dan dinamis serta terhubung dengan database.
54 2.2.5
Pemesanan Menurut Robert C. Nickerson (2001, p.314), pemesanan adalah suatu proses permintaan produk atau jasa yang dilakukan oleh pelanggan. Untuk mendukung dari suatu proses pemesanan, dilakukan sebuah sistem pemesanan. Tujuan dari sistem pemesanan untuk menerima pemesana dari pelanggan baik barang maupun jasa dan juga menyiapkan pesanan dalam suatu bentuk yang dapat digunakan dalam bisnis.
2.2.6
Persediaan Menurut Assauri (2008, p.237), persediaan adalah sejumlah bahan-bahan, bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.
2.2.7
Persediaan Minimum Menurut
Assauri
(2004,
p.195),
persediaan
minimum
merupakan batas paling rendah atau kecil atas jumlah persediaan yang harus ada untuk suatu jenis bahan atau barang guna menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan bahan atau barang persediaan.