BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti:
2.1
•
Strategic Planning
•
Decision Support System (DSS)
•
Evaluasi Supplier
Strategic Planning Strategic planning merupakan suatu proses yang terorganisasi, dimana adanya suatu strategi, petunjuk, dan pengambilan keputusan untuk mencapai hasil yang strategis. (Jennings, 2008, p.59). Dalam dunia industri, strategic planning digunakan untuk mengatur suatu proses perencanaan kerja yang terstruktur dan membantu dalam pengambilan keputusan terbaik. Strategic planning bertujuan untuk mendapatkan suatu hasil yang lebih menguntungkan bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat terus bersaing pada persaingan global dalam dunia industri. Bagi perusahaan yang tengah berkembang seperti PT. Alfa Global Indah, menentukan strategic planning sangat dibutuhkan untuk kemajuan perusahaan ke depan agar dapat ikut berkompetisi secara aktif di dunia industri saat ini, khususnya dalam pemilihan supplier yang dapat mendukung kinerja kerja perusahaan.
2.2
Decision Support System (DSS) Decision support system adalah suatu sistem yang digunakan untuk penentuan atau pemilihan suatu pilihan yang terbaik. (Suprapto & Wulandari, 2006, p.218). Decision support system diperlukan untuk menentukan atau pengambilan supplier yang terbaik dan layak untuk menjadi strategic sourcing perusahaan. Penentuan supplier yang terbaik bertujuan untuk membantu perusahaan dalam melakukan kerjasama dengan beberapa supplier yang ada. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan metode ANP adalah dengan menggunakan software superdecision. 2.2.1
Superdecision Superdecision merupakan suatu software yang digunakan untuk menunjang suatu keputusan, dimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut menggunakan formulasi dari Analytic Network Process (ANP) (http://www.superdecision.com/sd_intro.php3). Superdecision digunakan untuk memudahkan dalam mengambil keputusan untuk menentukan supplier terbaik. Dimana hasil yang 4
5 diperoleh dapat berguna bagi kemajuan perusahaan sehingga dapat tetap bersaing dalam dunia industri.
Sumber : Studi Kasus Kelompok
Gambar 2.1 Contoh Superdecision Software 2.3
Evaluasi Supplier Menurut Mandal dan Desmukh evaluasi supplier merupakan suatu proses yang dilakukan dalam memilih supplier yang terbaik yang dapat memberikan kualitas serta harga yang tepat yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan (Andriana & Djatna, 2012, p.92). Terdapat beberapa kriteria evaluasi supplier, diantaranya adalah (Choi & Hartley, 1996, p.333) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kriteria keuangan Konsistensi kualitas produk Hubungan baik terhadap supplier. Fleksibilitas konflik yang terjadi Sebuah teknologi yang dimiliki Sebuah pelayanan Reliabilitas Harga
Apabila semua kriteria evaluasi supplier dapat dijalankan dengan baik, maka perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi daripada hasil yang sebelumnya. Apabila hasil yang diperoleh telah lebih baik daripada sebelumnya, maka perkembangan perusahaan akan menjadi lebih baik dan dapat terus bersaing dalam persaingan industri yang ada dalam industri yang sama. 2.4
AHP (Analytical Hierarchy Process) AHP dikembangkan oleh Profesor Thomas L. Saaty pada tahun 1970an, dimana ditampilkan ke dalam suatu kerangka kerja yang kompeherensif untuk menata suatu keputusan dari masalah yang terjadi menjadi beberapa elemen yang kuantitatif dan saling berhubungan untuk mencapai suatu goal yang dimaksud (Ikhsan, 2011, p.131). Sistem pemilihan supplier yang terbaik dengan menggunakan metode AHP dapat dilihat dengan melakukan pembobotan dan pemilihan penilaian pembobotan yang terbesar untuk layak
6 dijadikan supplier yang terbaik bagi perusahaan. AHP juga dapat dijadikan sumber data dalam pembobotan kriteria pada proses ANP. AHP dibangun berdasarkan tiga prinsip dasar (Hayun, 2008, p.58), yaitu: 1. Prinsip Penyusunan Hirarki, dimana dilakukan pengidentifikasian masalah yang rumit dan kompleks menjadi jelas, detail, dan terukur. 2. Prinsip Penetapan Prioritas, dimana dilakukan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison) antara dua elemen sehingga semua elemen dapat tercakup. 3. Prinsip Konsistensi Logis, merupakan suatu cara untuk mencari hubungan antar elemen yang saling terkait dan menunjukkan konsistensi. Langkah–langkah dalam AHP (Hayun, 2008, p.59), yaitu: 1. Definisikan permasalahan dan merincikan hal yang ingin dipecahkan. 2. Strukturkan masalah secara hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh. 3. Buat matriks perbandingan untuk setiap elemen dalam hirarki. 4. Kumpulkan semua perbandingan yang diperlukan untuk mengembangkan matriks berpasangannya. 5. Kumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk memperoleh setiap prioritas agar dapat dihitung konsistensinya. 6. Lakukan langkah 3, 4, dan 5 untuk setiap langkah hirarki yang ada. 7. Bobotkan vektor–vektor prioritas yang ada dengan bobot kriteria dan jumlahkan semua prioritas yang ada dengan nilai prioritas dari peringkat bawah berikutnya, lakukan itu seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hirarki bawah. 8. Evaluasi konsistensi setiap hirarki dengan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dan menjumlahkan hasil kalinya. Apabila hasilnya kurang dari 0,1 maka hasilnya tidak konsisten. Langkah – langkah menghitung rasio konsistensi (Hayun, 2008, p. 60): 1. Hitung λmaks: -
Kalikan nilai kolom-n dengan bobot baris ke-n.
-
Jumlahkan hasilnya perbaris.
-
Bagi jumlah baris tersebut dengan bobot masing–masing baris.
-
Hitung rata–rata hasil jumlah tersebut, hasilnya adalah λmaks.
2. Hitung indeks konsistensi dengan rumus Cl
=λmaks– n n-1 = ukuran matriks = indeks konsistensi
n Cl λmaks = nilai eigen maksimum
7 Tabel 2.1 Nilai Indeks Acak (RI) OM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 RI 0 0 0,58 0,59 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 Sumber : Hayun (2008, p.63) 3. Hitung rasio konsistensi CR = RI= indeks konsistensi, nilainya dapat ditentukan berdasarkan tabel Uji Konsistensi Hirarki : CCI = CI1 + (EV1) . (CI2) CCR = RI1 + (EV1) . (RI2) CRH = CRH CCI CRI Cl1 Cl2 EV1 R11 R12
2.5
: Rasio Konsistensi Hirarki. : Indeks Konsistensi Hirarki. : Indeks Konsistensi Acak Hirarki. : Indeks Konsistensi Perbandingan Berpasangan Hirarki Tingkat Pertama. :Indeks Konsistensi Perbandingan Berpasangan Hirarki Tingkat Kedua (Dalam bentuk vektor kolom). : Nilai Prioritas Matriks Perbandingan Berpasangan Hirarki Tingkat Pertama. : Indeks Konsistensi Acak Matriks Perbandingan Berpasangan Tingkat Pertama (j) . : Indeks Konsistensi Acak Matriks Perbandingan Berpasangan Tingkat Kedua (j + 1).
ANP (Analytic Network Process) Analytic Network Process atau ANP merupakan pendekatan baru kualitatif yang dikembangkan oleh Profesor Thomas L. Saaty, pakar riset dari Pittsburgh University pada tahun 2006 (Bottero et al, 2007, p.5), dimaksudkan untuk menggantikan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kelebihan metode ANP dari metodologi yang lain adalah kemampuannya untuk membantu kita dalam melakukan pengukuran sejumlah faktor-faktor dalam hirarki atau jaringan. Adapun tingkat perbandingan kepentingan untuk setiap elemen maupun cluster direpresentasikan dalam sebuah matrik dengan memberikan skala rasio dengan perbandingan berpasangan yang disebut dengan supermatriks, yang dimana untuk masingmasing skala rasio menunjukkan perbandingan kepentingan antara elemen di dalam sebuah komponen dengan elemen di luar komponen (outer dependence) atau di dalam elemen terhadap elemen itu sendiri yang berada di komponen dalam (inner dependence). Namun, tidak setiap elemen memberikan pengaruh terhadap elemen pada komponen lain, karena elemen
8 yang tidak memberikan pengaruh kepada elemen-elemen lain akan diberikan bobot atau nilai nol. Untuk pembobotan di dalam ANP, diperlukan suatu model yang menggambarkan keterkaitan antar kriteria/subkriteria atau alternatif. Ada dua kontrol untuk menggambarkan keterkaitan ini, yaitu kontrol hirarki untuk menunjukkan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria dan yang kedua adalah kontrol keterkaitan untuk menunjukkan adanya keterkaitan antar kriteria/subkriteria. Bobot gabungan yang ada, diperoleh melalui pengembangan dari supermatriks. Tabel 2.2 Contoh Supermatrik
Alternative
0 0 0
0 0 0
Friends 0.14 0 0 School Life 0.03 0 0 Vocational Training 0.13 0 0 College Preparation 0.24 0 0 Music Classes 0.14 0 0 Alternative A 0.3676 0.16 0.33 Alternative B 0.3781 0.59 0.33 Alternative C
0.2543
0.25
0.34
C
College Preparation
0 0 0
B
Vocational Training
0 0 0
A
School Life
0.32
0 0 0
Music Classes
Criteria
Learning
Friends
Goal
Alternative
Learning
Goal
Criteria
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.45
0.77 0.25 0.69
0.09
0.06
0.46
0.17 0.25 0.22
0.5
0.09
1 1
Sumber : Saaty (2008, p.10)
2.6
Strategic Sourcing Pemilihan supplier adalah satu proses dimana suatu perusahaan melakukan identifikasi, evaluasi, dan kontrak terhadap supplier yang akan diajak untuk bekerjasama secara berkesinambungan/strategis (Rendon, 2005, p.7-8) Dengan pemilihan supplier yang tepat, maka suatu proses kerja yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
1
9 Pemilihan supplier dapat diterapkan dengan penggunaan kontrak antara dua belah pihak. Selain itu, perusahaan juga dapat terus mengembangkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan terus bersaing pada persaingan global. Bozarth dan Handfield (2013, p.223) menyebutkan ada beberapa sourcing strategies dalam supply chain management, yaitu: • Single_sourcing Suatu metode dimana perusahaan hanya memilih satu perusahaan atau sumber saja sebagai sumber bahan bakunya. Dalam metode single sourcing, indirect cost yang dikeluarkan oleh perusahaan relatif lebih tinggi, keterlibatan hanya pada satu supplier saja, dan beresiko tinggi apabila ada masalah dari supplier. Metode ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang berbasis JIT (Just In Time). • Multiple_sourcing Suatu metode dimana perusahaan memiliki lebih dari satu supplier dalam menjalankan usahanya. Dalam metode multiple sourcing, indirect cost yang dikeluarkan oleh perusahaan relatif lebih rendah, banyaknya kompetensi penawaran, fleksibilitas dalam mencari item yang diperlukan,dan biasanya perusahaan menggunakan metode ini untuk item yang mudah dicari. • Cross_sourcing Suatu metode dimana perusahaan memilih satu supplier saja untuk barang–barang atau service tertentu yang sejenis. • Dual_sourcing Dimana perusahaan memilih dua supplier saja untuk membeli barang– barang. 2.7
Software SPSS Untuk mengetahui valid dan reliabilitas data kuesioner yang diperoleh, maka digunakan software SPSS IBM versi 20 tahun 2007. Software SPSS IBM versi 20 tahun 2007 adalah software yang digunakan untuk perhitungan data statistics20 yang baik dan akurat (Nugroho et al, 2009, p.82).