BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sebuah kumpulan dari komponen-komponen yang saling berhubungan untuk di kumpulkan, diproses, disimpan, dan disediakan sebagai hasil dari suatu informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi suatu proses bisnis (Satzinger, Jackson, Burd 2009 p.6-7). Konsep sistem informasi (Rainer & Cegielski, 2010 p.10) : 1. Data, adalah sebuah elemen yang mendiskripsikan dari sesuatu hal, kejadian, aktivitas dan transaksi yang di ambil, di golongkan dan disimpan tetapi belum terorganisasi untuk menyampaikan sebuah arti. 2. Information, adalah kumpulan data yang telah digabungkan dan memiliki arti dan nilai untuk penerima. 3. Knowledge, terdiri dari data dan atau informasi yang telah diolah dan diproses untuk menyampaikan pengertian, pengalaman, keseluruhan pembelajaran, dan keahlian yang diterapkan di masalah bisnis.
Komponen dari sistem informasi adalah: (Pelawi, D. 2013) 1. Sumber daya manusia termasuk end-user dan IS specialist. Enduser adalah orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkandan orang yang mengembangkan dan menjalankan sistem informasi adalah IS specialist 2. Sumberdaya perangkat keras merupakan komponen-komponen fisik seperti komputer, dan bagian-bagiannya yang digunakan untuk mendukung pemrosesan informasi
7
8
3. Sumber daya perangkat lunak seperti software, aplikasi software, dan prosedur, merupakan semua kumpulan perintah pemrosesan informasi 4. Sumber daya data yang terdiri dari fakta dan gambaran dari sesuatu yang secara umum tidak dapat digunakan oleh user. 5. Sumber daya jaringan
merupakan sumber pokok dari
sistem informasi.
2.1.2 Pengertian Analisis Sistem Analisis system menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B., &Burd, S.D. (2009, p 4) adalah proses pemahaman dan penentuan secara rinci apa yang seharusnya dicapai oleh sistem informasi.
2.1.3 Marketing Marketing diperkenalkan untuk memperkenalkan informasi produk ataupun jasa kepada para konsumen. Berikut ini pengertian menurut beberapa ahli : Menurut Kotler dan Amstrong (2012, p5) Marketing merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi customer dan membangun hubungan customer yang kuat untuk menangkap nilai dari customer sebagai imbalan. Menurut Kotler dan Keller (2009 , p45) Marketing adalah fungsi organisasi dan suatu proses untuk menciptakan , mengkomunikasikan , dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan stakeholder. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa marketing sebuah proses pemasaran dan penjualan melalui komunikasi kepada pelanggan.
9
2.1.4 Marketing Mix Perusahaan mulai siap untuk merencanakan setiap detil dari bauran pemasaran (marketing mix) setelah memutuskan keseluruhan strategi pemasarannya. Menurut (Chaffey, 2011, p. 366), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menciptakan respon yang diinginkan dari target pasarnya. 1. Produk (Product) Produk adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang melibatkan aktivitas pencarian mengenai kebutuhan pelanggan dan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 2. Harga (Price) Harga adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang melibatkan hal-hal mengenai harga, seperti sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. 3. Penempatan (Place) Penempatan adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang melibatkan aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan, dan bagaimana meminimalisasi biaya penyimpanan. 4. Promosi (Promotion) Promosi adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang melibatkan aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk atau jasanya dan mempengaruhi targetnya (pelanggan) untuk membeli. 5. Orang (People) Orang adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang terlibat dalam proses pemberian pelayanan serta interaksi dengan pelanggan. 6. Proses (Process) Proses adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang melibatkan segala metode dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencapai semua fungsi pemasaran.
10
7. Bukti fisik (Physical Evidence) Bukti fisik adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang melibatkan bentuk fisik suatu produk, bagaimana produk itu dibeli dan digunakan.
2.1.5 SWOT Analisis SWOT menurut (Kotler & Armstrong, 2010, p. 77), adalah evaluasi secara keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus menganalisis kekuatan perusahaan dan mengindentifikasi kelemahan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menganalisa pasar dan lingkungan pemasaran untuk mencari kesempatan yang atraktif dan mengidentifikasi ancaman. Tujuannya adalah untuk mencocokan kekuatan perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam lingkungan disamping mengurangi kelemahan serta meminimalisasi ancaman yang datang. Kekuatan (Strength), adalah daya kekuatan atau kemampuan perusahaan yang tidak dimiliki oleh pesaing. Kekuatan dapat digunakan sebagai dasar perusahaan untuk mencapai keunggulan dalam berkompetisi.
Contoh kekuatan (strength), antara lain : 1. Aset fisik yang berharga. 2. Hak paten. 3. Merk (brand name) yang kuat. Kelemahan (Weakness), adalah suatu keterbatasan yang menjadi kekurangan atau kelemahan perusahaan yang dapat menganggu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Contoh kelemahan (weakness), antara lain : 1. Reputasi perusahaan yang buruk. 2. Kurangnya pengalaman dalam melakukan pemasaran.
11
Kesempatan (Opportunities), adalah faktor eksternal dimana kondisi-kondisi tersebut dapat membuka kesempatan baru yang dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Contoh kesempatan (opportunities), antara lain : 1. Adanya target pasar baru. 2. Munculnya teknologi baru. 3. Meningkatnya kebutuhan konsumen. Ancaman (Threats), adalah kondisi lingkungan eksternal dimana kondisi tersebut menjadi sesuatu yang dapat menganggu kesejahteraan perusahaan. Contoh ancaman (threats), antara lain : 1. Munculnya pesaing baru. 2. Adanya
perubahan
yang
mempengaruhi
finansial
secara
mendadak (inflasi / deflasi).
2.1.6 Internet Menurut Dave Chaffey (2009, p186) Internet adalah jaringan komunikasi global yang digunakan untuk mengirim informasi dipublikasikan di World Wide Web (WWW) dalam format standar berdasarkan Hypertext Markup Language (HTML) dengan menggunakan protokol standar yang berbeda seperti HTTP dan TCP / IP. 2.1.7 HTML Menurut Garry B. Shelly, dan Denise M.Woods (2011, p9) HTML adalah platform independen, yang berarti dapat membuat, atau kode file HTML pada satu jenis komputer dan kemudian menggunakan browser pada jenis lain dari komputer untuk melihat bahwa file sebagai halaman web.
12
2.1.8 PHP atau Hypertext Preprocessor PHP atau Hypertext Preprocessor menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2008: 2) adalah server-side scripting bahasa pemograman yang dirancang khusus untuk Web. Dengan sebuah halaman HTML yang dapat menanamkan kode PHP dan selanjutnya akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. Kode PHP tersebut disimpan pada server web dan menghasilkan berupa output HTML atau lainnya. Robert W. Sebesta (2011:45) PHP adalah bahasa server-side scripting yang didesain khusus untuk aplikasi web. 2.1.9 Perancangan Database Menurut John W.Satzinger, Robert Jackson, dan Stephen Burd (2010, p48) Database adalah koleksi terpadu atau sekumpulan dari data yang tersimpan yang dikelola secara terpusat dan dikendalikan. 2.2 Teori khusus Teori khusus merupakan teori-teori yang membahas mengenai topik penelitian secara lebih rinci. 2.2.1 Pengertian E-marketing Menurut
Salehi,
Mirzaei,
Aghaei
dan
Abyari
(2012,
p520)
mendefinisikan E-marketing sebagai penerapan teknologi digital yang membentuk saluran online (web, e-mail, database, ditambah mobile / wireless & TV digital) untuk berkonstribusi kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mencapai akuisisi menguntungkan dan retensi pelanggan (dalam membeli multi-channel proses dan siklus hidup pelanggan ) melalui peningkatan pengetahuan pelanggan kami (dari profil mereka, perilaku, nilai dan loyalitas driver), kemudian memberikan komunikasi ditargetkan terpadu dan layanan online yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
13
Menurut Chaffey (2011,p388), E-marketing adalah suatu proses pemasaran yang menggunakan media elektronik seperti internet yang digunakan untuk mencapai tujuan, perlu adanya perencanaan e-marketing yang merupakan sebuah rencana untuk mencapai tujuan pemasaran dari strategi e-business. Menurut Laundon, Traver (2008,p355), Internet marketing adalah pemasaran yang menggunakan web sama seperti saluran tradisional untuk membangun hubungan jangka panjang yang positif dengan pelanggan baik online maupun offline dan dengan demikian menciptakan keunggulan kompetitif untuk perusahaan dengan memperbolehkan perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produk atau layanan dibandingkan yang di tetapkan competitor.
2.2.2 Pengertian Search Engine Optimization (SEO) Menurut Chaffey (2011:475) Search Engines Optimization (SEO) adalah pendekatan struktur untuk meningkatkan posisi suatu perusahaan atau produk dalam mesin pencari atau daftar pencarian asli untuk fase unik yang dipilih . 2.2.3 Pengertian Site Map Menurut Chaffey (2011:608) Site Map adalah penggambaran grafik dan tulisan dari hubungan antara kelompok yang berbeda dari konten pada website. 2.2.4 Pengertian Wifeframes Menurut Chaffey (2011:609) Wireframes
adalah gambaran yang
merupakan ilustrasi dari kerangka halaman web secara individu. 2.2.5 Pengertian E-Marketing Strategy Menurut Frost (2012,p51) E-marketing strategy adalah desain dari strategi
pemasaran
yang mengkapitalisasi
organization
electronic atau
kemampuan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pada dasarnya, e-marketing strategy adalah dimana strategi teknologi dan strategi pemasaran bersatu.
14
2.2.5.1 Pengertian SOSTAC Rencana e-marketing diperlukan sebagai tambahan terhadap strategi ebusiness untuk menjelaskan bagaimana tujuan khusus dari sisi penjualan dari strategi e-business akan dicapai melalui kegiatan pemasaran seperti riset pemasaran dan komunikasi pemasaran, (Chaffey, 2009: 418). Kami akan menggunakan model proses strategi yang sama untuk perencanaan e-marketing, yaitu dengan menggunakan kerangka SOSTAC yang dikembangkan oleh Paul Smith (1999) dan ini merangkum berbagai tahap yang harus terlibat dalam strategi pemasaran dari pengembangan strategi untuk implementasi (Gambar 2.1). Tahapan yang terlibat dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Situasi – Dimana kita sekarang ? (Situation – where are we now?) 2. Tujuan – Dimana kita mau berada ? (Objectives – where do we want to be?) 3. Strategi – Bagaimana kita bisa sampai di sana ? (Strategy - how do we get there?) 4. Taktik – Bagaimana tepatnya kita kesana ? (Tactics – how exactly do we get there?) 5. Tindakan – Apa rencana kita ? (Action – what is our plan?) 6. Kontrol – Apakah kita sampai disana ? (Control – did we get there?)
15
Gambar 2.1 SOSTAC - Kerangka Kerja Umum Untuk Perencanaan E-Marketing (Chaffey, 2009: 419)
16
Berikut penjelasan untuk masing-masing tahapan pada kerangka SOSTAC : -
Situasi – Dimana Kita Sekarang ? (Situation - where are we now?) Situation analysis adalah adalah untuk memahami lingkungan saat ini dan
masa depan dimana perusahaan beroperasi untuk mencapai tujuan strategis yang realistik mengingat apa yang terjadi di pasar, (Chaffey, 2009: 420).
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Situation Analysis (Chaffey, 2009: 421)
-
Demand Analysis Faktor utama penggerak e-marketing dan tujuan strategi ebusiness adalah level saat ini dan proyeksi di masa depan dari permintaan pelanggan untuk layanan e-commerce di segmen pasar yang berbeda, (Chaffey, 2009: 421).
17
Hal ini akan mempengaruhi permintaan produk secara online dan pada gilirannya, harus mengatur sumber daya yang dikhususkan untuk saluran online yang berbeda. Analisis permintaan meneliti penggunaan pelanggan saat ini dan dimasa yang akan datang terhadap masing-masing saluran digital dan jasa yang berbeda dalam target pasar yang berbeda. Hal ini dapat ditentukan dengan menanyakan masing-masing pasar : 1. Berapa persentase bisnis pelanggan memiliki akses ke internet? 2. Berapa persentase member unit pembelian dalam bisnis ini memiliki akses ke internet? 3. Berapa persentase pelanggan yang siap untuk membeli produk tertentu anda secara online? 4. Berapa persentase pelanggan dengan akses ke internet tidak siap untuk pembelian secara online, tetapi dipengaruhi oleh informasi berbasis web untuk membeli produk secara offline? 5. Seberapa populer perangkat keterlibatan pelanggan online yang berbeda seperti fitur web 2.0 seperti blog, komunitas online dan RSS feed? 6. Apa saja hambatan untuk adopsi antara pelanggan dari saluran yang berbeda dan bagaimana kita dapat mendorong adopsi? Analisis situasi sebagai bagian dari perencanaan e-marketing harus menentukan tingkat akses ke internet di pasar dan kecenderungan untuk dipengaruhi oleh internet untuk membeli baik secara offline atau online.
18
Gambar 2.3 merangkum jenis gambar perencana e-marketing yang perlu untuk dibangun. Untuk setiap pasar geografis perusahaan bermaksud untuk melayani kebutuhan penelitian untuk menetapkan : 1. Persentase pelanggan dengan akses internet (atau mobile). 2. Persentase pelanggan yang mengakses situs web (dan berbagai jenis layanan). 3. Persentase
pelanggan
yang
akan
dipengaruhi
secara
menguntungkan. 4. Persentase pelanggan yang membeli secara online.
Gambar 2.3 Analisis permintaan pelanggan untuk pasar mobil (Chaffey, 2009: 423)
19
-
Competitor Analysis Competitor analysis adalah monitoring penggunaan e-commerce oleh kompetitor untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan yang sangat penting dalam e-marketplace karena sifat dinamis dari media internet, (Chaffey, 2009: 425). Dampak dari dinamika ini adalah bahwa benchmarking pesaing bukanlah one-off activity ketika mengembangkan strategi, tetapi harus terus-menerus. Benchmarking layanan dan strategi online dari kompetitor merupakan bagian penting dari kegiatan perencanaan dan juga harus terjadi secara terus-menerus dalam rangka untuk merespon pendekatan
pemasaran
baru
seperti
harga
atau
promosi.
Benchmarking kompetitor memiliki perspektif yang berbeda dimana melayani tujuan yang berbeda, (Chaffey, 2009) : 1. Review kemampuan internal : seperti sumber daya, struktur dan proses vs pelanggan eksternal saat menggunakan fitur dari situr web. 2. Dari proposisi inti melalui branding ke online value proposition (OVP). Proposisi inti akan didasarkan pada berbagai produk yang ditawarkan, harga dan promosi. OVP menggambarkan jenis layanan web yang ditawarkan yang akan menambah nilai dari sebuah merek. 3. Aspek yang berbeda dari siklus hidup pelanggan : akuisisi pelanggan, konversi retensi. Selain kegunaan, pandangan pelanggan harus diupayakan pada aspek yang berbeda dari marketing mix seperti harga dan promosi. 4. Kualitatif ke kuantitatif: dari penilaian kualitatif oleh pelanggan melalui survei dan focus group melalui analisis kuantitatif oleh auditor independen dari data di akuisisi pelanggan (misalnya jumlah pengunjung situs atau mencapai
20
dalam pasar, biaya perolehan, jumlah pelanggan, volume penjualan dan pendapatan dan pangsa pasar); konversi (ratarata tingkat konversi) dan retensi seperti konversi berulang dan jumlah pelanggan aktif. 5. In-sector dan out-of-sector : benchmarking terhadap situs serupa dalam sektor dan meninjau dari sektor ke sektor yang cenderung lebih maju, misalnya penerbit online, jaringan sosial dan situs merek. Layanan benchmarking tersedia untuk jenis perbandingan dari para analis seperti Bowen Craggs & Co (www.bowencraggs.com). 6. Pengukuran financial ke pengukuran non-financial. Melalui meninjau sumber-sumber intelijen kompetitif seperti laporan perusahaan atau informasi tambahan tentang pengajuan pajak yang mungkin tersedia pada omset dan laba yang dihasilkan oleh saluran digital. Tapi aspek forward-looking lain dari kemampuan perusahaan yang didirikan pada kerangka pengukuran
scorecard
yang
seimbang
juga
harus
dipertimbangkan, termasuk alokasi sumber daya, inovasi dan pembelajaran. 7. Dari pengalaman pengguna ke evaluasi expert. Penelitian benchmarking harus mengambil dua perspektif alternatif, dari ulasan pelanggan yang sebenarnya tentang daya guna ke evaluasi expert independen.
-
SWOT Analysis Analisis SWOT sebuah alat yang relatif sederhana namun kuat yang dapat membantu suatu organisasi untuk menganalisis sumberdaya internal mereka dalam hal kekuatan(strengths) dan kelemahan(weaknesses) dan mencocokkannya terhadap lingkungan eksternal dalam hal peluang(opportunities) dan ancaman(threats).
21
Analisis SWOT memiliki manfaat yang besar bila digunakan tidak hanya untuk menganalisis situasi saat ini, tetapi juga sebagai alat untuk merumuskan strategi.
Gambar 2.4 Contoh SWOT Analysis Sumber : Chaffey (2009: 422)
22
-
Tujuan – Dimana kita mau berada ? (Objectives - Where Do We Want To Be?) Objectives adalah pernyataan dan komunikasi dari misi, visi dan tujuan organisasi, (Chaffey, 2009: 281). Menentukan
dan
mengkomunikasikan
tujuan
strategis
organisasi
merupakan elemen kunci dari setiap model proses strategi karena : 1. Definisi strategi dan elemen penerapan strategi harus diarahkan
pada bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan. 2. Keberhasilan keseluruhan strategi e-business akan dinilai dengan
membandingkan hasil aktual terhadap tujuan dan mengambil tindakan untuk meningkatkan strategi. 3. Jelas, tujuan yang realistis membantu mengkomunikasikan tujuan
dan signifikansi dari inisiatif e-business untuk karyawan dan mitra.
23
Gambar 2.5 Elemen dari Strategic Objectives untuk e-business (Chaffey, 2009: 282)
-
Strategi – Bagaimana Kita Sampai di Sana ? (Strategy - How Do We Get There?) Strategi adalah digerakkan oleh tujuan dan visi sebagaimana dimaksud dalam bagian sebelumnya. Sebagai strategi dirumuskan berdasarkan visi dan tujuan, sehingga perlu untuk sering meninjau kembali dan merevisi mereka. Dalam bagian ini keputusan strategis utama yang dihadapi oleh tim manajemen yang mengembangkan strategi e-bisnis yang terakhir, (Chaffey, 2009: 295).
24
Target marketing strategy adalah Evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat dan pengembangan tawaran yang sesuai, (Chaffey, 2009: 437). Target marketing strategy ini memiliki 4 tahap, yaitu :
Gambar 2.6 Tahapan dalam Pengembangan Target Marketing Strategy (Chaffey, 2009: 437)
a. Segmentasi
(Segmentation)
:
Mengidentifikasi
kebutuhan
pelanggan dan segmen pasar. b. Target Pasar (Target Marketing) : Mengevaluasi dan memilih target segmen. c. Posisi (Positioning) : Mengidentifikasi proposisi untuk setiap segmen. d. Perencanaan (Planning) : Menggunakan sumber daya untuk mencapai rencana.
25
-
Taktik – Bagaimana Tepatnya Kita Kesana ? (Tactics - How Exactly Do We Get There?) Marketing tactics untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional berbasis di sekitar unsur-unsur marketing mix, (Chaffey, 2009: 448). Marketing mix adalah sering digunakan ketika mengembangkan strategi pemasaran karena memberikan kerangka sederhana untuk berbagai elemen yang berbeda dari penawaran produk untuk mempengaruhi permintaan produk dalam target markets, (Chaffey, 2009: 449). Marketing mix - 4 Ps tentang product, price, place dan promotion awalnya diusulkan oleh Jerome McCarthy (1960) - digunakan sebagai bagian penting dari pelaksanaan strategi pemasaran oleh banyak praktisi. 4 Ps telah diperluas menjadi 7 Ps dengan memasukkan tiga elemen lebih lanjut yang lebih mencerminkan jasa pengiriman: people, processes dan physical evidence (Booms and Bitner, 1981), meskipun orang lain berpendapat bahwa ini dimasukkan dalam 4 Ps. Marketing mix diterapkan ketika mengembangkan strategi pemasaran, karena memberikan kerangka yang sederhana untuk berbagai elemen yang berbeda dari penawaran produk untuk mempengaruhi permintaan produk dalam pasar.
26
Gambar 2.7 Elemen dari Marketing Mix (Chaffey, 2009: 449)
1. Produk (Product) Ada banyak alternatif untuk berbagai produk ketika sebuah perusahaan sedang mengembangkan strategi online. Pengambilan keputusan untuk produk yang berhubungan dengan internet dapat berguna yang dibagi menjadi keputusan yang mempengaruhi produk inti dan produk yang diperpanjang. Perusahaan juga dapat mempertimbangkan bagaimana internet dapat digunakan untuk mengubah rentang atau kombinasi produk
yang
ditawarkan.
Beberapa
perusahaan
hanya
menawarkan bagian dari produk secara online. Sebuah perusahaan mungkin memiliki katalog yang lebih lengkap yang tersedia secara online daripada yang tersedia melalui brosur offline. 2. Promosi (Promotion) Spesifikasi dari promosi biasanya merupakan bagian dari strategi komunikasi. Ini akan mencakup pemilihan target pasar,
27
penentuan posisi dan integrasi dari alat komunikasi yang berbeda. Internet menawarkan sesuatu yang baru, tambahan saluran komunikasi
pemasaran
untuk
menginformasikan
kepada
pelanggan tentang manfaat produk dan membantu dalam keputusan pembelian. 3. Harga (Price) Elemen price dari marketing mix mengacu pada kebijakan penetapan harga dari suatu organisasi yang digunakan untuk mendefinisikan model penentuan harga dan, tentu saja, untuk menetapkan harga untuk produk dan jasa. Implikasi utama dari internet untuk aspek harga dari mix adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan
transparansi
harga
dan
implikasinya pada perbedaan harga. Quelch dan Klein (1996) menjelaskan dua efek yang bertentangan dari internet pada harga yang terkait
dengan
transparansi
harga.
Pertama,
pemasok dapat menggunakan teknologi untuk perbedaan harga, misalnya pelanggan di berbagai negara. Namun, jika tindakan pencegahan untuk harga tidak dilakukan, pelanggan mungkin dapat segera mengetahui tentang diskriminasi harga dan mereka akan keberatan untuk itu. Pendekatan kompromi yang digunakan oleh banyak perusahaan adalah dengan menggunakan perbedaan harga dengan harga yang lebih rendah atau menawarkan internet untuk beberapa produk mereka secara online.
28
Harga online harus memperhitungkan konsep elastisitas harga dari permintaan. Ini adalah ukuran dari perilaku konsumen didasarkan pada teori ekonomi yang menunjukkan perubahan dalam permintaan
untuk
produk
atau
jasa
dalam
menanggapi perubahan harga. 2. Tekanan
pada
harga
(termasuk
komoditisasi). Untuk komoditas bisnis, lelang pada pertukaran business-to-business juga dapat memiliki efek untuk menurunkan harga. 3. Pendekatan
penetapan
harga
baru
(termasuk harga dinamis dan lelang). Selain lelang yang dijelaskan di atas, internet memperkenalkan
peluang
baru
untuk
harga
dinamis, misalnya pelanggan baru bisa secara otomatis diberikan diskon pembelian untuk tiga item pertama. 4. Struktur atau kebijakan harga alternative. Berbagai jenis penetapan harga dapat dilakukan di internet, khususnya untuk digital, produk yang didownload. Software dan musik selama ini telah dijual
secara
berkelanjutan
tradisional untuk
untuk
digunakan.
suatu
hak
Internet
menawarkan pilihan baru seperti pembayaran tiap pemakaian, sewa dengan biaya tetap per bulan atau pengaturan sewa. Pilihan bundling mungkin juga lebih mungkin.
29
4. Tempat (Place) Allen dan Fjermestad (2001) berpendapat bahwa internet memiliki implikasi besar untuk tempat dalam marketing mix karena internet memiliki jangkauan global. Namun, karena biaya dan waktu pemenuhan internasional bersama-sama dengan masalah kepercayaan di negara setempat dan ketersediaan dukungan telepon, sebagian besar produk masih bersumber secara lokal. Pengecualian untuk ini adalah produk digital di mana tidak ada batasan fisik pada pemenuhan, jadi misalnya iTunes Apple telah terbukti berhasil dalam menawarkan layanan ini di seluruh dunia.
5. Orang (People), Proses (Process) dan Bukti Fisik (Physical Evidence) People, process dan physical evidence adalah sangat penting untuk penyediaan layanan. Meningkatkan pelayanan juga merupakan elemen penting dari online branding yang dijelaskan dalam pada bagian fokus berikutnya. Physical evidence dapat diterapkan untuk desain web atau kemasan yang menyertainya saat barang dikirimkan. Secara alternatif, ini dapat diartikan sebagai bagian dari produk yang diperpanjang. Organisasi dapat menguji tindakan yang diperlukan pada setiap tahap untuk berbagai jenis skenario, misalnya pertanyaan dari pelanggan baru atau yang sudah ada, pertanyaan tentang situs web atau e-mail dari berbagai tahap dalam proses pembelian seperti pra-penjualan, penjualan atau pasca-penjualan.
30
-
Tindakan (Action - The Details of Tactics who Does, what and when) Actions adalah komponen dari perencanaan e-marketing yang mengacu pada aktivitas yang dilakukan oleh manajer untuk melaksanakan rencana tersebut, (Chaffey, 2009: 469). Pertanyaan yang perlu dijawab ketika menentukan actions meliputi : 1. Tingkat investasi mana dalam saluran internet yang sudah cukup untuk memberikan layanan ini? 2. Apa yang akan menjadi payback? 3. Jenis pelatihan apa yang diperlukan oleh staff? 4. Tanggung jawab baru apa yang diperlukan untuk memberikan layanan berbasis Internet? 5. Kegiatan apa saja yang terlibat dalam menciptakan dan memelihara situs web? Pada
tahap
ini
perencanaan
e-marketing
akan
diputuskan
untuk
menyimpulkan tindakan yang harus terjadi. -
Kontrol – Apakah Kita Sampai Kesana ? (Control - Did We Get There?) Control adalah komponen dari perencanaan e-marketing yang dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk memperoleh pandangan dan pendapat pelanggan dan teknik baru seperti analisis file log web-server yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan tercapai, (Chaffey, 2009: 470).
31
-
Kerangka Pikir
Gambar 2.8 Kerangka Pikir
32
Penjelasan dari gambar 2.8 yaitu tahapan kerja yang akan dilakukan dalam pembuatan e-maekting dan menggunakan metode SOSTAC sebagai acuan dalam perancangan dan implementasi strategi e-marketing. Pada tahap pertama yaitu melakukan tahap analisis yang terdiri dari Situation Analysis, Objectives, Strategy, dan Tactics. Dimana Situation Analysis yaitu untuk menganalisis dan mengetahui keadaan perusahaan pada saat ini, situation analysis tebagi lagi menjadi empat bagian yaitu Demand Analysis untuk mengetahui kebutuhan dari pelanggan dengan menggunakan penyebaran kuesioner, Competitor Analysis untuk dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pesaing, Intermediary Analysis untuk menganalisis yang akan dilakukan oleh perencana media untuk media kampanye iklan online, dan Internal Marketing Audit untuk menilai kemampuan sumber daya dari perusahaan dan dibandingkan dengan pesaingnya. Serta ada tujuan dari perancangan e-marketing dengan menggunakan metode 5S dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, sehinga taktik akan mendukung strategi yang digunakan. Setelah tahap analisa, masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan dan implementasi, pada tahap ini action yang digunakan yaitu alat atau tools yang akan digunakan unutk merancang dan mengimplementasikan website e-marketing yang akan dibuat, dan pada tahap control untuk Design For Analysis adalah proses analisa yang dilakukan saat perancangan website untuk melihat apa yang di perlukan user dan apakah website yang dirancang memudahkan pengguna (User Friendly).