BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Umum Pada sub-bab ini akan dijelaskan landasan teori umum seperti definisi jaringan komputer, gateway, router sebagai pendukung penelitian. 2.1.1.
Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer yang saling dihubungkan satu sama lainnya menggunakan suatu media dan protokol komunikasi tertentu sehingga dapat saling berbagi data dan informasi. Jaringan komputer sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai macam karakteristik seperti media, protokol, topologi, atau cakupan areanya. Klasifikasi jaringan komputer berdasarkan topologinya: Topologi jaringan adalah pola dalam menghubungkan berbagai elemen dalam jaringan komputer. Contoh berbagai tipe topologi jaringan : 1. Topologi Jaringan Star Topologi jaringan star adalah topologi yang menghubungkan setiap komputer ke lokasi pusat. Kelebihan topologi star: •
Kemudahan dalam penambahan atau pengurangan komputer ke dalam jaringan.
7
8 •
Kemudahan dalam mendeteksi dan mengisolasi gangguan pada jaringan.
•
Akses kontrol yang terpusat.
•
Tidak mempengaruhi komputer lain jika terdapat gangguan pada salah satu komputer dalam jaringan.
Kekurangan topologi star: •
Gangguan pada pusat menyebabkan gangguan pada seluruh jaringan.
•
Boros dalam pemakaian kabel.
2. Topologi Jaringan Ring Topologi jaringan ring adalah topologi yang menghubungkan masingmasing komputer dalam jaringan sedemikian rupa sehingga membentuk cincin. Kelebihan topologi ring: •
Tidak akan terjadi collision karena hanya satu node yang dapat mengirim data dalam satu waktu.
•
Tidak ada komputer yang memonopoli jaringan karena setiap komputer memiliki hak akses yang sama.
Kekurangan topologi ring: •
Gangguan pada satu node dapat mengakibatkan gangguan pada seluruh jaringan.
•
Sulit mendeteksi gangguan.
9 •
Sulit dalam menambah atau mengurangi jumlah komputer dalam jaringan.
3. Topologi Jaringan Bus Topologi jaringan bus adalah topologi yang menggunakan satu media utama yang dikenal sebagai bus sebagai jalur komunikasi. Setiap komputer dalam jaringan disambungkan ke bus. Kelebihan topologi bus: •
Kemudahan dalam penambahan atau pengurangan komputer baru dalam jaringan.
Kekurangan topologi bus: •
Dapat terjadi collision pada saat dua atau lebih komputer berusaha untuk berkomunikasi
•
Gangguan pada bus akan mengganggu seluruh jaringan.
•
Traffic yang padat pada bus akan memperlambat komunikasi.
4. Topologi Jaringan Mesh Topologi jaringan mesh adalah topologi yang masing-masing komputer dalam jaringan saling terhubung secara langsung dengan komputer lainnya. Kelebihan topologi mesh: •
Penyambungan secara langsung pada masing-masing komputer menjamin data yang harus dikirmkan ke tujuan tanpa harus melewati nodeatau komputer lain terlebih dahulu.
10 •
Kerusakan atau gangguan pada salah satu link tidak akan mempengaruhi link lain.
Kekurangan topologi mesh: •
Membutuhkan banyak kabel dan Port I/O sesuai dengan banyaknya komputer pada jaringan.
•
Sulitnya menambah atau mengurangi komputer dalam jaringan.
5. Topologi Jaringan Tree Topologi jaringan tree adalah topologi yang mengelompokkan setiap perangkat dalam jaringan ke dalam suatu hirarki sesuai dengan fungsi perangkatnya. Dalam topologi tree titik hirarki tertinggi disebut dengan root node. Kelebihan topologi tree: •
Kemudahan dalam pemeliharan jaringan.
•
Kemudahan dalam penambahan atau pengurangan komputer dalam jaringan.
Kekurangan topologi tree: •
Ketergantungan pada root node. Jika root node terganggu, maka akan terjadi gangguan pada seluruh jaringan.
•
Kesulitan dalam konfigurasi jika jaringan berkembang menjadi terlalu besar.
11 Klasifikasi jaringan komputer berdasarkan cakupan areanya: 1. LAN (Local Area Network) : Jaringan komputer yang biasanya digunakan dalam kawasan satu gedung, atau beberapa gedung yang saling berdekatan. 2. MAN (Metropolitan Area Network) : Jaringan komputer yang menghubungkan antar jaringan LAN dalam cakupan satu kota. 3. WAN (Wide Area Network) : Jaringan komputer yang mencakup area geografis yang luas seperti jaringan antar kota, antar negara, atau hingga antar benua. Tahap-tahap membangun jaringan LAN: 1. Menentukan teknologi tipe jaringannya(Ethernet, Fast Ethernet, Token Ring, FDDI) 2. Memilih model perkabelan (Fiber, UTP, Coaxial). 3. Menentukan bentuk topologi jaringan (Bus, Ring, dan Star). 4. Menentukan teknologi Client/Server atau PeertoPeer. 5. Memilih Sistem Operasi Server (Windows, Linux, atau yang lainnya).
2.1.2.
OSI Refference Model OSI (Open System Interconnection) refferencemodel adalah sebuah model arsitektur jaringan yang terdiri dari 7 layer (layer = lapis/lapisan).
12 Pembagian layer jaringan menurut model OSI:
Gambar 2.1OSI Layer (diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSI) Upper Layers : Memiliki fungsi yang terfokus pada aplikasi penggunaan jaringan, dan biasanya di-implementasi pada perangkat lunak. Lower Layers : Memiliki fungsi yang terfokus dalam pengiriman data end-to-end. 1. Physical Layer Physical Layer bertanggung jawab untuk membangun dan mengakhiri suatu koneksi pada media komunikasi, dan melakukan modulasi atau konversi dari data digital menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui media komunikasi. 2. Data Link Layer Data Link Layer bertanggung jawab untuk menyediakan framing, error control, flow control, pengalamatan fisik, kehandalan transmisi data dalam sambungan fisik jaringan, dan memberikan service ke network layer.
13 Data link layer terbagi menjadi dua sublayer yaitu
Gambar 2.2Data Link Sublayer (diambil darihttp://networking.ringofsaturn.com/ Protocols/sevenlayer.php) LLC (Logical Link Control), adalah sublayer yang menyediakan mekanisme multiplexing yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar jaringan dengan protokol yang berbeda dengan menggunakan media yang sama, dan dapat berfungsi sebagai penyedia flow control. LLC juga bergerak sebagai antarmuka antara sublayer MAC dengan network layer. MAC (Media Access Control) adalah sublayer yang menyediakan pengalamatan fisik suatu host dalam jaringan, dan channeling. Channel yang disediakan adalah unicast, multicast, atau broadcast. 3. Network Layer Network Layer bertanggung jawab dalam meneruskan paket dan melakukan routing antar router (router bekerja pada network layer). Network layer juga memiliki fungsi untuk melakukan pengalamatan kepada setiap host dalam jaringan. Sistem pengalamatan yang saat ini digunakan adalah IPv4.
14 Pengalamatan pada IPv4 dilakukan secara logical, yang berarti alamat yang diberikan kepada host bukan alamat fisik pada ethernet card yang digunakan host. 4. Transport Layer Beberapa fungsi dari transport layer. Packetizing:Fungsi dari transport layer yang bertanggung jawab untuk mensegmentasikan data dari session layer untuk kemudian diangkut ke jaringan. Connection Control : Fungsi dari transport layer yang bertanggung jawab untuk memilih dan mengendalikan koneksi dari komunikasi yang terjadi antar perangkat dalam jaringan. Dalah hal ini koneksi yang disediakan oleh transport layer adalah TCP (connectionoriented), dan UDP (connectionless). Addressing:
Fungsi
dari
transport
layer
yang
memberikan
pengalamatan pada segmen yang dikirim berupa port number tujuan. Port number ini digunakan oleh penerima untuk mengidentifikasi aplikasi apa yang akan digunakan untuk memproses data yang diterima. Providing Reliability: Fungsi dari transport layer yang bertanggung jawab untuk memastikan data dapat terkirim tanpa kesalahan (error free), dan pada urutan segmen yang tepat.
15 5. Session Layer Session Layer bertanggung jawab untuk membangun, mengelola, dan mengakhiri suatu sesi komunikasi. Sesi komunikasi sendiri terdiri dari request dan response yang terjadi antar aplikasi, antara 2 sistem yang berbeda di dalam jaringan. 6. Presentation Layer Presentation Layer adalah lapisan yang menyediakan berbagai jenis fungsi peng-kodean dan konversi data yang kemudian akan diterapkan pada application layer. Fungsi-fungsi tersebut digunakan untuk memastikan bahwa informasi yang dikirim oleh application layer dari suatu sistem, dapat dibaca di application layer pada sistem lain. 7. Application Layer Application Layer adalah lapisan yang paling dekat dengan penggunaakhir, yang berarti terjadinya interaksi antara application layer dengan pengguna secara langsung melalui perangkat lunak. Contoh implementasi dari application layer misalnya adalah, HTTP (Hypertext Transfer Protocol). 2.1.3.
Router Router adalah sebuah komputer. Router pertama kali digunakan untuk ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) sebagai IMP (Interface Message Processor). IMP merupakan sebuah Honeywell 316 Minicomputer, komputer ini digunakan untuk memproses ARPANET pada tanggal 30 Agustus 1969.
16 ARPANET dikembangkan oleh ARPA (Advanced Research Projects Agency) bagian departemen Pertahanan Amerika Serikat. Router mempunyai beberapa komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang sama dengan komputer termasuk CPU, RAM, ROM, dan Sistem Operasi. Router menghubungkan beberapa jaringan. Ini berarti router memiliki beberapa interface dengan alamat IP yang berbeda. Ketika router menerima sebuah paket IP pada salah satu interface, router akan menentukan interface yang mana yang akan digunakan untuk meneruskan paket IP itu ke tujuannya. Setiap jaringan yang terhubung pada sebuah router secara tipikal membutuhkan interface yang berbeda. Interface – interface ini digunakan untuk menghubungkan jaringan LAN (Local Area Network)dan WAN (Wide Area Network). 2.1.4.
Router dan Bridge Router dan bridge adalah perangkat yang berfungsi untuk menyambungkan satu jaringan dengan jaringan lain. Walaupun router dan bridge memiliki fungsi yang sama, tetapi keduanya bekerja pada layer yang berbeda. Router bekerja pada network layer, dimana pengalamatan dan routing pada paket ditentukan berdasarkan alamat IP (logical address). Sedangkan bridge bekerja pada data-link layer. Pengalamatan dan bridging pada frame ditentukan berdasarkan alamat fisik (MACaddress).
17 2.1.5.
Firewall Firewall adalah suatu sistem perangkat lunak yang digunakan untuk menentukan traffic mana yang boleh lewat dan traffic mana yang tidak boleh lewat. Pada umumnya Firewall diterapkan antara jaringan lokal dengan jaringan internet. Jenis Firewall ada 2 yaitu, Personal Firewall dan Network Firewall. Personal Firewall digunakan untuk melindungi satu komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang tidak dikehendaki. Network Firewall digunakan untk melindungi jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Berikut ini beberapa fungsi Firewall yaitu mengatur dan mengontrol traffic jaringan, melakukan autentikasi terhadap akses, mencatat semua kejadian dan melaporkan kepada administrator, dan lainlain.
2.1.6.
Network Address Translation (NAT) NAT adalah suatu cara atau metode untuk menghubungkan lebih dari satu buah komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Fungsi dari NAT adalah untuk menerjemahkan alamat IP Private ke alamat IP Public. Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat dipecah menjadi beberapa jaringan yang kecil, dimana setiap bagian yang kecil itu memiliki satu alamat IP, sehingga apabila terjadi perubahan jumlah pengguna tidak akan mempengaruhi jaringan secara keseluruhan. Dengan NAT, alamat IPgateway yang ada pada salah satu komputer, dapat dibagi
18 ke beberapa komputer yang lain sehingga beberapa komputer tersebut dapat melakukan koneksi internet secara bersamaan. NAT ada 4, yaitu, Full Cone NAT, Restricted Cone NAT, Port Restricted Cone NAT, Symmetric NAT.
Gambar 2.3Tipe NAT (diambil darihttp://en.wikipedia.org/wiki/Network_address_translation)
19 2.1.7.
Load Balancingpada Mikrotik LoadBalancing pada mikrotik adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendistribusikan beban traffic pada dua jalur atau lebih secara seimbang, agar tidak ada salah satu jalur yang terlalu penuh atau terlalu kosong.
Dengan
menggunakan
load
balancing,
kita
dapat
memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggapnya dan dapat menghindari overloadpada salah satu jalur koneksi yang ada. LoadBalancing ini tidak berarti membuat bandwidth yang akan didapatkan menjadi dua kali lipat bandwidth sebelum ada loadbalancing. Tetapi load balancing ini akan membagi traffic dari kedua bandwidth tersebut agar seimbang Saat sebuah router mempunyai dua koneksi ke internet (sama atau berbeda ISP-nya), default gateway di router tetap hanya bisa satu, walaupun ditambah beberapa gateway, yang bekerja tetap hanya satu. Jadi misalnya router NAT terhubung ke ISP A melalui interface Agateway A dan ke ISP B melalui interface Bgateway B, sertadefaultgateway router ke ISP A, maka trafik downlink hanya akan datang dari ISP A saja,begitu juga sebaliknya jika dipasang defaultgateway ke ISP B. Penerapan teknik load balancing dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggabungkan trafik downlink ISP A dan ISP B sehingga dapat diutilisasi secara bersamaan.
20 Prinsip dari load balancing adalah sebagai berikut: •
Traffic didistribusikan berdasarkan probabilitas.
•
Harus
mengetahui
seberapa
besar
kapasitas
tiap
link,
dan
didistribusikan sesuai lalu lintas. •
Berdasarkan kecepatan pada keluaran dan masukan pada router, load balancing dapat diilustrasikan sebagai berikut :
2.1.8.
Bandwidth Bandwidth adalah luas atau lebar frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium frekuensi. Bandwidth juga merupakan suatu penghitungan atau ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam kurun waktu tertentu. Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau sering disingkat sebagai bps. Seperti kita tahu bahwa bit atau binary digit adalah basis angka yang terdiri dari angka 0 dan 1. Satuan ini menggambarkan seberapa banyak bit (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain dalam setiap detiknya melalui suatu media.
21 Bandwidth dan Throughput Bandwidth seringkali disamakan dengan throughput, walaupun sebenarnya kedua istilah ini memiliki perbedaan. Bandwidth adalah ukuran seberapa banyak data dalam satuan bit, dapat melewati media pada satu waktu yang bersamaan. Sedangkan throughput adalah data faktual dalam satuan bit yang melewati media pada satu waktu tertentu. Analogi dari bandwidth adalah lebar sebuah jalan raya, sedangkan throughput adalah jumlah mobil yang melewati jalan raya dalam waktu bersamaan. Downstream dan Upstream Downstream dan upstream adalah arah aliran data dalam jaringan. Arah aliran data ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu: 1. Dari sisi client: Downstream adalah arah aliran data yang menuju ke client. Biasa dikenal dengan istilah download (unduh). Upstream adalah arah aliran data dari client. Biasa dikenal dengan istilah upload (unggah). 2.
Dari sisi provider: Downstream adalah arah aliran data yang menuju provider. Upstream adalah arah aliran data dari provider.
22 2.1.9.
PING Ping adalah utilitas yang umum digunakan dalam jaringan komputer untuk : •
Mengetahui status aktif / tidak aktif dari suatu remote-host.
•
Mengukur round-trip latency untuk berkomunikasi dengan host.
•
Menghitung Packetloss.
Ping beroperasi dengan mengirimkan paket ICMP (Internet Control Message Protocol) echo request ke host target, lalu menunggu respon ICMP dari host target. Susunan dari paket ICMP adalah :
Gambar 2.4ICMP packet (diambil darihttp://en.wikipedia.org/wiki/Ping) Informasi Ping pada paket ICMP terdapat pada “type of message”, dengan kode 8 (echo request). Quench, adalah field yang berisi identifer (16bit) dan sequencenumber (16bit) dari paket ICMP.
23 Data (optional), adalah field yang berisi waktu pengiriman paket ICMP echorequest. Pada saat host tujuan merespon echo dari host sumber, informasi ini akan dikembalikan sama persis. Data inilah yang digunakan oleh host sumber untuk mengukur Round-Trip Latency dari host sumber ke host tujuan. 2.2. Teori Khusus 2.2.1.
IP Monitoring IPMonitoring adalah metode yang digunakan untuk melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap kualitas jaringan yang berdasarkan protokol TCP / IP. Atau dengan kata lain, IP Monitoring dapat disebut juga dengan Network Monitoring yang bekerja di jaringan TCP / IP. Pengawasan terhadap traffic pada jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yang ditanam pada salah satu node (khususnya rootnode) pada suatu jaringan, atau dengan cara melakukan probingatau instalasi perangkat khusus pada suatu node yang berada dalam suatu jaringan.
2.2.2.
IP Monitoringmenggunakan EXFO BrixWorx™ IP Monitoring menggunakan EXFO BrixWorx™ merupakan salah satu teknik monitoring yang melakukan probing pada suatu node dalam jaringan. Dikembangkan oleh EXFO dengan keseluruhan sistem yang diberi nama BrixWorx. BrixWorx adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja jaringan berbasis TCP / IP. BrixWorx juga
24 telah dilengkapi dengan tools untuk melakukan pengumpulan data, dan report tools untuk pelaporan kinerja, sehingga memungkinkan untuk: 1. Melakukan pengawasan dan perhitungan terhadap kinerja jaringan secara aktif pada tingkat aplikasi (sesuai dengan standard OSI pada penggambaran model kerangka jaringan). 2. Memberikan laporan secara otomatis saat layanan jaringan tidak memenuhi kinerja yang diinginkan. 3. Melakukan konfigurasi, pengoperasian, dan pengukuran layanan dari lokasi yang terpusat Pengujian kinerja jaringan dalam sistem BrixWorx dilakukan secara aktif pada applicationlayer. Yang artinya sistem BrixWorx akan mengeneratetraffic sesuai dengan protokol aplikasi yang ingin diuji. 2.2.3.
Komponen Sistem BrixWorx Sistem BrixWork terdiri dari: 1. Satu atau lebih verifier,yaitu perangkat keras yang terpasang di suatu node dalam jaringan. Verifier ini berfungsi untuk melakukan pengujian terhadap kinerja jaringan, mengumpulkan, dan melaporkan data hasil pengujian ke server BrixWorx 2. Network Management System (NMS) yang terpusat, yaitu perangkat (komputer) yang bersifat sebagai manager. NMS ini berfungsi untuk mengontrol sistem BrixWorx, mengatur Service Level Agrement (SLA), dan mengawasi kinerja jaringan.
25 2.2.3.1.Verifier Verifier adalah perangkat keras dalam sistem BrixWorx yang bertanggung jawab untuk: 1. Menjalankan pengujian aktif untuk mengukur kinerja jaringan. Parameter yang diukur dapat dipilih melalui konfigurasi pada server BrixWorx (atau disebut juga dengan NMS dalam komponen BrixWorx) secara remote atau terpisah. 2. Memberikan atau melaporkan data hasil pengujian aktif ke server BrixWorx. Sesuai dengan fungsinya sebagai perangkat keras yang melakukan pengukuran jaringan dalam tingkatan aplikasi, dan sesuai dengan karakteristik sistem BrixWorx yang melakukan pengujian melalui suatu node pada jaringan, verifier ini harus dipasangkan ke suatu node dalam jaringan yang akan dilakukan pengukuran. 2.2.3.2.Software BrixWorx BrixWorx
(Ambiguitas
BrixWorx,
dimana
antara
Sistem
sistem
BrixWorx
BrixWorx adalah
dengan
nama
dari
keseluruhan sistem yang ditawarkan dan didalamnya terdapat berbagai komponen seperti NMS dan Verifier) adalah perangkat lunak yang merupakan inti dari system BrixWorx. BrixWorx menyediakan antarmuka dalam: 1. Melakukan pengawasan dan analisa terhadap kinerja jaringan, 2. Melakukan pengaturan terhadap verifier, 3. Melakukan konfigurasi SLA, dan
26 4. Melakukan konfigurasi fitur pelaporan dan notifikasi. 2.2.3.3.BrixWorx Operation Center BrixWorx Operation Center adalah tampilan Graphical User Interface (GUI) pada perangkat lunak BrixWorx. Tampilan ini berfungsi sebagai antarmuka untuk melakukan konfigurasi terhadap sistem BrixWorx, atau untuk melihat dan menganalisa hasil pengujian terhadap kinerja jaringan. Kegiatan yang dapat dilakukan dengan BrixWorx Operation Center adalah: 1. Administrasi pengguna. 2. Pengaturan dan administrasi terhadap verifier. 3. Pengaturan SLA. 4. Pengawasan kinerja jaringan. 5. Report tools. 2.2.4.
Modul Pengujian Pada BrixWorx Sistem BrixWorx memiliki berbagai modul pengujian yang dapat dilakukan untuk mengukur berbagai macam jasa berbasis Internet. Dua Modul test yang dapat digunakan adalah: •
HTTP Active Test
•
PING Active Test
Sesuai dengan karakteristik pengujian kinerja jaringan sistem BrixWorx pada poin 2.2.2, Sistem BrixWorx melakukan pengujian secara aktif pada tingkatan aplikasi.
27 Maka dapat diketahui bahwa : •
HTTP Active Test adalah modul pengujian dimana sistem BrixWorx akan men-generate traffic berbasis protokol HTTP untuk mengukur kinerja jaringan dengan cara mengunduh satu halaman situs.
•
PING Active Test adalah modul pengujian dimana sistem BrixWorx akan men-generate traffic berbasis protokol ICMP untuk mengukur kinerja jaringan dengan cara mengirimkan echo request ke host tujuan.
2.2.4.1.HTTP Active Test HTTP active test digunakan untuk mengukur responsetime dari HTTP server selama mengunduh satu laman situs. Langkah - langkah pengujian dalam HTTP ActiveTest : 1. Verifier mengirimkan HTTP request ke suatu situs (yang telah ditentukan dalam konfigurasi SLA) dengan port 80 (default) sebagai port tujuan. 2. Menunggu respon. Lalu sistem BrixWorx akan memberikan statistik dari hasil pengujian. Parameter hasil pengujian dalam HTTP Active Test adalah: MAIN RESULT •
Result : Status dari keseluruhan pengujian yang dilakukan pada HTTP active test.
28 •
Server Address : IP Address dari page pada URL yang dilakukan pengujian.
•
HTTP error code : HTTP status code dari page pada URL yang dilakukan pengujian. Merujuk ke RFC 2616.
•
First page number of bytes : Besar bytes dari halaman pada URL yang diuji.
•
Download throughput : Kecepatan unduh halaman [dalam bps].
RESPONSE TIMES •
First Page DNS Time : Lama waktu untuk melakukan DNS lookup terhadap page [dalam microsecond].
•
First Page Connect Time : Lama waktu untuk membangun koneksi TCP [dalam microsecond].
•
First
Page
Disconnect
Time
:
Lama
waktu
untuk
memutuskan koneksi TCP [dalam microsecond]. •
First Byte Response Time : Lama waktu terhitung sejak HTTP request dikirimkan hingga saat menerima satu byte respon pertama [dalam microsecond].
•
First Page Download Time : Lama waktu yang diperlukan untuk mengunduh page awal [dalam microsecond].
•
First Page Authentication Time : Lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan otentikasi page pertama [dalam microsecond].
29 •
Total Page Download Time : Lama waktu yang diperlukan untuk mengunduh keseluruhan page [dalam microsecond]. Nilai ini termasuk nilai DNS lookup, TCP connect dan disconnect, dan objek.
REDIRECT STATISTICS •
First Page Number of Redirects : Banyaknya pengalihan yang ada pada page awal.
•
First Page Redirect Time : Lama waktu dari seluruh pengalihan yang ada pada page awal [dalam microsecond].
EMBEDDED OBJECTS STATISTICS •
Objects Downloaded : Banyaknya objek yang berhasil diunduh.
•
Objects Number of Bytes : Besar dari seluruh objek dalam bytes.
•
Objects DNS Time : Lama waktu untuk melakukan DNS lookup terhadap seluruh objek yang ada [dalam microsecond].
•
Objects Connect Time : Total keseluruhan waktu untuk membangun koneksi ke alamat objek [dalam microsecond].
•
Objects Download Time : Total keseluruhan waktu untuk mengunduh objek pada page [dalam microsecond]. Nilai ini termasuk lama waktu pengalihan.
•
Objects Disconnect Time : total keseluruhan waktu untuk memutuskan koneksi dari alamat objek [dalam microsecond].
30 •
Objects HTTP Errors : banyaknya objek yang gagal diunduh akibat dari HTTP error.
•
Objects No Responses : banyaknya objek yang gagal diunduh akibat timeout.
•
Objects DNS Lookup Failures : banyaknya objek yang gagal diunduh akibat dari kegagalan DNS lookup.
•
Objects Connection Drops : banyaknya objek yang gagal diunduh akibat dari terputusnya koneksi.
•
Objects Connection Failures : banyaknya objek yang gagal diunduh akibat dari kegagalan membangun koneksi.
•
Objects Number of Redirects : banyaknya pengalihan yang dilakukan untuk objek.
•
Objects Redirect Time : total lamanya waktu untuk pengalihan ke objek.
2.2.4.2.PING Active Test PING adalah suatu utilitas yang digunakan untuk mengetahui apakah IP Address spesifik dapat diakses dan dapat menerima echorequest. PING juga digunakan sebagai alat diagnosa untuk mengukur waktu yang diperlukan oleh paket untuk mencapai host tujuan. Langkah – langkah pengujian dalam PING Active Test: 1. Verifier mengirimkan ICMP echo request ke host tujuan. 2. Menunggu respon dari host tujuan.
31 3. Mengukur lama waktu respon. Parameter hasil pengujian dalam PING Active Test adalah: MAIN RESULT •
Result : Status dari keseluruhan pengujian yang dilakukan pada PING active test.
•
Number of No Responses : Banyaknya packet echo ICMP yang tidak mendapat respon dalam test.
•
Percent Lost Packets : Persentase dari packet loss.
•
Address : IP address dari host tujuan.
ROUND-TRIP LATENCY RESULT •
Minimum : Lama waktu minimum untuk round-trip latency [dalam microsecond].
•
Maximum : Lama waktu maksimum round-trip latency [dalam microsecond].
•
Average : Lama waktu rata-rata untuk round-trip latency [dalam microsecond].
•
Median : Nilai tengah waktu untuk round-trip latency [dalam microsecond].
•
Standard Deviation : Simpangan baku dari waktu untuk round-trip latency [dalam microsecond].
•
Low Percentile: Persentase hasil round-trip latency yang membutuhkan waktu pendek.
32 •
High Percentile : Persentase hasil round-trip latency yang membutuhkan waktu lama.
JITTER RESULT •
Average : Lama waktu untuk rata-rata jitter dari roundtriplatency [dalam microsecond].
•
Median : Lama waktu untuk nilai tengah jitter dari roundtriplatency [dalam microsecond].
•
StandardDeviation : Simpangan baku pada jitter dari roundtrip latency [dalam microsecond].
2.2.5.
Mikrotik RouterOS™ MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip jaringan dan jaringan wireless. Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini tersedia perangkat lunak sistem operasi router versi 3 yang menjamin kestabilan, kontrol, dan fleksibilitas pada berbagai media antar muka dan sistem routing dengan menggunakan komputer standart sebagai hardware. Perangkat lunak ini mendukung berbagai aplikasi ISP, mulai dari RADIUS modem pool, hingga backbone circuit dengan DS3.
33 MikroTik RouterOS™ merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikeluarkan oleh MikroTik. MikroTik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins pada tahun 1995. Adapun fitur fitur yang disediakan oleh MikroTik RouterOS™ adalah sebagai berikut : 1.
Address list : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama
2.
Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.
3.
Bonding / Load balancing : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.
4.
Bridge
:
Mendukung
fungsi
bridgespinningtree,
multiplebridgeinterface, bridgingfirewalling. 5.
Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limitantar peer to peer.
6.
DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiplenetwork DHCP; static and dynamic DHCP leases.
7.
Firewall and NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peertopeer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, rangeport, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.
34 8.
Hotspot : Hotspotgateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limitdata rate, SSL ,HTTPS.
9.
Psec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkripsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5.
10. ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol. 11. M3P : MikroTik ProtocolPackagePacker untuk wirelesslinks dan Ethernet protokol (CDP). 12. Monitoring/Accounting : Laporan IP Traffic, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP. 13. NTP : Network Time Protokol untuk server dan klien; sinkronisasi menggunakan sistem GPS. 14. Point to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP AccessConcentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate. 15. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparentproxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parentproxy; static DNS. 16. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
35 17. SDSL : Mendukung SingleLine DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan. 18. SimpleTunnels : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP). 19. SNMP : SimpleNetworkMonitoring Protocol mode access read-only. 20. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types; syncPPP, Cisco HDLC; FrameRelayline protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI. 21. Tool : Ping, Traceroute; bandwidthtest; pingflood; telnet; SSH; packet sniffer; dynamic DNS update. 22. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play. 23. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1g untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging. 24. VOIP : Mendukung aplikasi voice over IP. 25. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol 26. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS. Namun dalam implementasi load balancing nanti hanya beberapa fitur tertentu yang akan digunakan. 2.2.5.1. Mikrotik Sebagai Firewall Pada sistem operasi Mikrotik, firewall sudah termasuk paket Mikrotik RouterOS. Didalam direktori firewall itu sendiri terdapat beberapa sub-direktori :
36 1. Mangle, untuk menandai paket dengan suatu tanda khusus sebagai indentitas paket tersebut. 2. NAT, ntuk memetakan suatu IP address ke IP address lain. 3. Connection, untuk mengetahui informasi dari suatu koneksi yang aktif, seperti IP address asal dan tujuan beserta port yang digunakan, jenis protokol yang dipakai. 4. Address-list, untuk mendefinisikan IP address ke dalam grup tertentu. 5. Service port, untuk mengaktifkan dan mengubah nomor port aplikasi. 6. Filter, untuk menyaring paket yang masuk atau melewati router. Router akan meneruskannya jika paket diizinkan lewat, dan sebaliknya. 7. Export, untuk menyimpan/backup semua konfigurasi di dalam direktori firewall. 2.2.5.2. Load Balancing metode PCC (Per Connection Classifier) pada Mikrotik RouterOS Metode PCC adalah metode load balancing berdasarkan koneksi. Mikrotik RouterOS akan berusaha mengingat jalur koneksi dari paket yang melewati router berdasarkan srcaddress, dst-address, src-port, ataupun dst-port pada header IP. Kemudian mikrotik RouterOS akan malakukan berbagai macam algoritma untuk mengingat jalur koneksi dari paket.