BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Dasar / Umum
2.1.1
Jaringan Komputer Jaringan / network adalah suatu mekanisme yang memungkinkan berbagai
komputer terhubung dan para penggunanya dapat berkomunikasi dan share resources satu sama lain (Norton, 1999, p5). Informasi dan data bergerak melalui media transmisi jaringan sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer untuk saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware / software yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau peralatan lainnya yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan bahkan jutaan node.
2.1.2
Arsitektur Model OSI Protokol OSI (Open Systems Interconnection) dan modelnya dikeluarkan pada
tahun 1982 oleh ISO (International Organization for Standardization).
Open
Systems Interconnection Reference Model (Model OSI) merupakan suatu deskripsi abstrak layering untuk rancangan jaringan komputer dan komunikasi, yang dikembangkan
sebagai
bagian
dari
Open
Systems
Interconnect
(http://en.wikipedia.com/wiki/Osi_Layer). Model OSI ini lebih sering disebut sebagai seven OSI layers model. Model OSI membagi fungsi – fungsi dari suatu protokol
8
9
menjadi beberapa lapisan. Setiap lapisan mempunyai properti yang menggunakan fungsi lapisan dibawahnya, memproses data pada lapisan tersebut, lalu mengirim ke lapisan yang selanjutnya. Berikut pada gambar 2.1 dibawah ini merupakan tujuh lapisan dari model OSI beserta dengan fungsinya masing – masing pada setiap lapisan. Lapisan pada model OSI dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu media layer dan host layer.
Gambar 2.1 - Seven OSI Layer
Model OSI dibagi menjadi 7 bagian, yakni (Stallings,2002, p.29): Layer 1 : Physical Layer (Lapisan Fisik)
10
Lapisan ini berhubungan langsung dengan hardware. Physical layer mendefinisikan semua spesifikasi fisik dan elektris untuk semua peralatan meliputi level tegangan, spesifikasi kabel, tipe konektor dan timing. Fungsi utama dari lapisan ini adalah bertanggung jawab atas transmisi bit stream (binary transmission), pengaktifan dan pengaturan
physical interface dari jaringan komputer, dan
memodulasi data digital antara peralatan yang digunakan user dengan signal yang berhubungan. Beberapa contoh peralatan yang bekerja pada physical layer adalah kabel Unshielded Twisted Pair (UTP), kabel Shielded Twisted Pair (STP), kabel coaxial, kabel fiber optic, hub, dan repeater.
Layer 2: Data link layer (Lapisan Datalink) Lapisan ini menyediakan layanan pertukaran informasi melalui physical link dengan mengirim blok data (frame) yang memerlukan proses sinkronisasi, error control/penanganan kesalahan, dan fungsi flow control. Lapisan ini menerima, mengenali dan menangani transmisi ethernet message. Lapisan ini menggunakan physical addressing (Media Access Control address/MAC) sebagai pengenal. Lapisan ini menggunakan media ethernet, token ring, Fiber Distributed Data Interface (FDDI). Contoh peralatan yang bekerja pada datalink layer adalah switch, bridge, dan Network Interface Card (NIC).
Layer 3 : Network Layer (Lapisan Jaringan) Network layer menyediakan prosedur dalam mentransfer data dari suatu sumber ke suatu tujuan melalui satu atau lebih jaringan (path selection) dengan
11
memperhatikan quality of service yang diperlukan oleh transport layer. Network layer bertanggung jawab dalam network routing, addressing dan logical protocol. Lapisan ini juga menentukan pemilihan jalur terbaik (path determination) untuk mengirim suatu data dari tempat asal ke tempat tujuan dengan cara routing / switching. Lapisan ini menggunakan IP address sebagai identifikasi. Contoh peralatan yang bekerja di network layer ini adalah router.
Layer 4 : Transport Layer (Lapisan Transport) Transport layer mensegmentasi data dari pengirim dan merakit kembali data ke dalam sebuah data stream pada komputer penerima. Selain memastikan bahwa data dapat diterima sampai ke tujuan (end to end delivery), lapisan ini menyediakan transfer data secara transparan antar end-system, pengecekan error, bertanggung jawab melakukan error recovery apabila terjadi kesalahan, dan kontrol aliran data (flow control). Beberapa contoh protokol yang bekerja di lapisan ini adalah protokol TCP yang bersifat connection oriented, dan UDP yang bersifat connectionless.
Layer 5 : Session Layer (Lapisan Sesi) Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur dan memutuskan sesi komunikasi. Session layer menyediakan service kepada presentation layer. Lapisan ini juga mensinkronisasi dialog diantara dua host presentation layer dan mengontrol komunikasi dengan cara membuka, mengelola, dan memutus hubungan antar aplikasi yang berkaitan.
12
Layer 6 : Presentation Layer (Lapisan Presentasi) Lapisan ini mengelola informasi yang disediakan oleh lapisan aplikasi (application layer) supaya informasi yang dikirimkan dapat dibaca oleh lapisan aplikasi pada sistem lain. Di lapisan ini dilakukan proses enkripsi, dekripsi dan kompresi data yang ditujukan untuk keamanan proses komunikasi. Contoh operasinya adalah proses konversi dari teks Extended Binary Coded Decimal Interchange Code (EBCDIC) ke teks American Standard Code for Information Interchange (ASCII).
Layer 7 : Application Layer Lapisan ini adalah lapisan yang paling dekat dengan user / pengguna, lapisan ini menjalankan aplikasi-aplikasi untuk user, menyediakan layanan jaringan untuk aplikasi user. Aplikasi pada lapisan ini terbagi menjadi 2, yaitu aplikasi client-server dan aplikasi non client-server. Contoh dari aplikasi client-server adalah FTP, HTTP, POP3, dan SMTP. Contoh dari aplikasi non client-server adalah redirector (misal : map network drive) dan peer-to-peer.
2.1.3
Arsitektur Model TCP / IP Model dan protokol TCP/IP merupakan open standard yang merupakan
standar teknis dan historis dari internet. Pada tahun 1973, Bob Kahn dan Vint Cerf mengerjakan proyek yang nantinya disebut TCP/IP. Selanjutnya, model TCP/IP dikembangkan
Departemen
Pertahanan
USA
(DoD)
pada
tahun
1981
(cisco.netacad.net, ch9, s1) dengan tujuan ingin menciptakan suatu jaringan yang dapat bertahan dalam segala kondisi. TCP/IP adalah jenis protokol pertama yang
13
digunakan dalam hubungan internet, sehingga banyak istilah dan konsep yang dipakai dalam hubungan internet berasal dari istilah dan konsep yang dipakai oleh protokol TCP/IP. Perkembangan TCP/IP menciptakan suatu standar de facto, yaitu suatu standar yang diterima oleh kalangan pemakai dengan sendirinya karena pemakaian yang luas. Beberapa layer pada model TCP/IP mempunyai nama yang sama dengan model OSI. Gambar 2.2 dibawah ini merupakan gambaran dari model TCP/IP dimana dapat dilihat bahwa model TCP/IP juga dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian networks dan protocols.
Gambar 2.2 Model TCP/IP Arsitektur atau model dari TCP/IP dibagi menjadi 4 lapisan yang antara lain adalah sebagai berikut (cisco.netacad.net, ch2, s1): Application Layer Application layer pada model TCP / IP menangani protokol tingkat tinggi yang berhubungan dengan representasi, encoding dan dialog control. Protokol TCP/IP menggabungkan seluruh hal yang berhubungan dengan aplikasi ke dalam satu
14
lapisan dan menjamin data dipaketkan dengan benar sebelum masuk ke lapisan berikutnya. Beberapa program berjalan pada lapisan ini, menyediakan layanan langsung kepada user. Program – program ini dan protokol yang berhubungan meliputi HTTP (The World Wide Web), FTP, TFTP (File Transport), SMTP (Email), Telnet, SSH (Secure remote login), dan DNS (Name management).
Transport Layer Transport layer menyediakan layanan transportasi dari host sumber ke host tujuan. Layer transport merupakan suatu koneksi logical diantara endpoints dari suatu jaringan, yaitu sending host dan receiving host. Transport protokol membuat segmen dan mengumpulkan kembali lapisan aplikasi diatasnya menjadi data stream yang sama diantara endpoints. Data stream transport layer menyediakan layanan transportasi end-to-end. Protokol – protokol yang berfungsi pada lapisan ini adalah : ¾ Transmission Control Protocol (TCP) TCP berfungsi untuk mengubah suatu blok data yang besar menjadi segmensegmen yang dinomori dan disusun secara berurutan agar si penerima dapat menyusun kembali segmen-segmen tersebut seperti waktu pengiriman. TCP ini adalah jenis protocol connection oriented yang memberikan layanan bergaransi. ¾ User Datagram Protokol (UDP) UDP adalah jenis protocol connectionless oriented. UDP bergantung pada lapisan atas untuk mengontrol kebutuhan data. Oleh karena penggunaan bandwidth yang efektif, UDP banyak dipergunakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak peka terhadap gangguan jaringan seperti SNMP dan TFTP. UDP pada VoIP digunakan untuk
15
mengirimkan audio stream yang dikrimkan secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data streaming dengan cepat dalam teknologi VoIP, UDP merupakan salah satu protokol penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada teknologi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private network. (VoIP fundamental, Davidson Peters, Cisco System,163)
Internet Layer Tujuan dari lapisan internet adalah untuk memilih jalur / path terbaik bagi paket-paket data di dalam jaringan. Protokol utama yang berfungsi pada lapisan ini adalah Internet Protocol (IP) serta di lapisan ini terjadi penentuan jalur terbaik dan packet switching . Protokol – protokol yang berfungsi pada layer ini antara lain adalah IP, ARP, RARP, BOOTP, DHCP, ICMP.
IP merupakan protokol yang memberikan alamat atau identitas logika untuk peralatan di jaringan komputer. IP mempunyai tiga fungsi utama, yaitu servis yang tidak bergaransi (connectionless oriented), pemecahan (fragmentation) dan penyatuan paket-paket, serta fungsi meneruskan paket (routing).
16
Address Resolution Protocol (ARP) adalah protokol yang mengadakan translasi dari IP address yang diketahui menjadi alamat hardware atau MAC address. ARP ini termasuk jenis protokol broadcast.
Reverse Address Resolution Protocol (RARP) adalah protokol yang berguna mengadakan translasi MAC address yang diketahui menjadi IP address. Router menggunakan protokol RARP ini untuk mendapatkan IP address dari suatu MAC address yang diketahuinya.
Bootstrap Protocol (BOOTP) adalah protokol yang digunakan untuk proses boot diskless workstation. Dengan protokol ini, suatu IP address dapat diberikan ke suatu peralatan di jaringan berdasarkan MAC address-nya.
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan kelanjutan protokol bootstrap yang dapat memberikan IP address secara otomatis ke suatu workstation yang menggunakan protocol TCP/IP. DHCP bekerja dengan relasi client-server.
Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah protokol yang berguna untuk melaporkan jika terjadi suatu masalah dalam pengiriman data.
Network Access Layer Network access layer disebut juga host-to-network layer. Lapisan ini berkaitan dengan hal-hal yang paket IP perlukan untuk membuat hubungan fisik dengan media jaringan. Driver untuk software aplikasi, modem, dan alat lainya beroperasi pada layer ini. Network access layer berfungsi memetakan IP address ke alamat fisik hardware dan enkapsulasi dari paket-paket IP menjadi frame-frame.
17
Protokol – protokol yang berfungsi pada lapisan ini adalah Ethernet, Token Ring, dan FDDI.
2.1.4
Pengalamatan IP 1. IP Address IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP (Wijaya, 2004, p27). IP address terdiri dari 32 bit angka binari, yang ditulis dalam empat kelompok terdiri atas 8 bit (oktat) yang
dipisah
oleh
tanda
titik.
Contohnya
adalah
:
11000000.00010000.00001010.00000001 atau dapat juga ditulis dalam bentuk empat kelompok angka desimal (0-255) misalnya 192.16.10.1. IP address yang terdiri atas 32 bit angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4). TCP/IP melihat semua IP address sebagai dua bagian jaringan, yaitu network ID dan host ID. Network ID menentukan alamat jaringan sedangkan host ID menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan host. Jumlah kelompok angka yang termasuk network ID dan host ID tergantung pada kelas IP address yang dipakai.
2. Kelas – Kelas IP Address IP address dapat dibedakan menjadi lima kelas, yaitu A, B, C, D, dan E (Mansfield, 2002, p134). Dalam hal ini kelas A, B, dan C digunakan untuk address biasa. Sedangkan kelas D digunakan untuk multicasting ( 224.0.0.0 –
18
239.255.255.255 ) dan kelas E ( 240.0.0.0 – 247.255.255.255 ) dicadangkan dan belum digunakan. Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP address, maka setiap IP harus memiliki subnet mask. Dengan memperhatikan default subnet mask yang diberikan, kelas suatu IP address dapat diketahui. Berikut pada tabel 2.1 dijelaskan mengenai pengelompokan kelas – kelas IP address beserta dengan jumlah jaringan dan jumlah host per jaringan yang dapat digunakan beserta default subnet mask-nya.
Tabel 2.1 Kelas – kelas IP address Kelas
Kelompok Network
Host Jumlah
Jumlah
IP
oktat
ID
host
address
pertama
A
1 – 126
w.
x.y.z 128
16.777.216 255.0.0.0
B
128 – 191
w.x
y.z
16.384
65.536
C
192 - 223
w.x.y
z
2.097.152 256
ID
jaringan
Default
per subnet
jaringan
mask
255.255.0.0 255.255.255.0
Dalam penggunaan IP address ada peraturan tambahan yang harus diketahui, yaitu :
Angka 127 pada oktat pertama digunakan untuk loopback
Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1
Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1
19
Jika host ID berupa angka binari 0, IP address ini merupakan network ID jaringannya. Jika host ID semuanya berupa angkan binari 1, IP address ini biasanya digunakan untuk broadcast ke semua host dalam jaringan lokal.
3. Private IP address Internet Assigned Number Authority (IANA) yang merupakan badan internasional, yang mengatur masalah pemberian IP address untuk digunakan dalam internet, menyediakan kelompok-kelompok IP address yang dapat dipakai tanpa pendaftaran yang disebut private IP address. Private address atau non-routable ini dialokasikan untuk digunakan pada jaringan yang tidak terkoneksi ke internet. RFC 1918 (http://www.faqs.org/rfcs/rfc1918.html) bertemakan “Address Allocation for Private Internets” membahas tentang penggunaan jaringan / operasional jaringan menggunakan TCP/IP. Penggunaan IP publik dan private juga menjadi masalah yang dicermati berkenaan dengan global address space yang semakin berkurang setiap harinya. Berikut ini adalah set IP private yang direkomendasikan dalam RFC 1918.
Gambar 2.3 Rekomendasi IP private dalam RFC 1918
20
4. Cara Mengkonfigurasi IP Berikut ini adalah 2 cara untuk mengkonfigurasi sebuah alamat IP, yakni (cisco.netacad.net, ch9, s1):
Pengalamatan Statis Pengalamatan statis sangat cocok diterapkan pada jaringan kecil yang
jarang mengalami perubahan. Pencatatan record IP penting untuk dilakukan agar tidak terjadi duplikasi alamat IP. Untuk user pada sistem operasi Windows 2000/NT, kita dapat membuka path : Start → Control Panel → Network and Dial-up Connections → Local Area Connection →
Internet Protocol (TCP/IP) →
Properties →
Use the
following IP address , lalu diisi dengan alamat IP yang diinginkan.
Pengalamatan dengan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Pengalamatan IP dengan DHCP sering disebut juga pengalamatan IP
secara dinamis. Pengaturan yang diperlukan saat menggunakan DHCP adalah mendefinisikan jangkauan alamat IP pada DHCP server. Untuk user pada sistem operasi Windows 2000/NT, kita dapat membuka path : Start → Control Panel → Network and Dial-up Connections → Local Area Connection → Internet Protocol (TCP/IP) → Properties → Obtain an IP address automatically .
2.1.5
Local Area Network (LAN) 1. Cakupan LAN
21
Berdasarkan cakupan wilayah (area), jaringan dikategorikan menjadi dua jenis, yakni : •
Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) adalah suatu jaringan komunikasi yang
menghubungkan berbagai perangkat dan menyediakan suatu cara untuk pertukaran informasi antara perangkat-perangkat tersebut. (Stallings 2002, p16) •
Wide Area Network (WAN) Menurut Stallings (2002, p45) Wide Area Network (WAN) adalah suatu
jaringan komunikasi data yang meliputi wilayah geografis yang relatif luas dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh penyedia layanan jaringan, misalnya perusahaan telepon.
2. Peralatan LAN 1. Network Interface Card (NIC) NIC adalah suatu Printed Circuit Board (PCB) yang berfungsi menyediakan konektivitas antar node dalam suatu jaringan. 2. Switch Alat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan bridge. Hanya saja ketika switch menerima suatu paket, ia langsung memutuskan ke alat mana paket itu harus dikirim. Switch disebut juga multiport bridge karena memiliki fungsi mirip dengan bridge, hanya saja switch memiliki lebih dari satu port.
22
3. Router Router dapat meregenerasi sinyal, mengkonsentrasikan koneksi, mengatur proses transfer data dan mengubah format transmisi data.
2.1.6
Routing Routing adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan dan
menentukan jalur mana yang akan dilewati paket dari satu device ke device yang berada di jaringan lain berdasarkan informasi yang ada di dalam tabel routing. Routing ada tiga macam yaitu, static routing, dynamic routing dan default routing. Static Routing adalah suatu mekanisme pengisian tabel routing yang dilakukan oleh administrator secara manual pada masing – masing router. Dynamic Routing adalah suatu mekanisme pengisian dan pemeliharaan tabel routing yang tidak dilakukan secara manual oleh administrator pada masing–masing router. Default Routing digunakan ketika router menerima paket yang alamat tujuannya tidak dikenal. Paket tersebut akan disalurkan ke interface yang dipilih berdasarkan informasi default routing.
2.1.7 Switching Switching adalah penggunaan device jaringan yang disebut switch untuk menjaring data di antara segmen LAN dan meneruskan data tersebut ke tujuan berikutnya.
2.1.8 Media LAN
23
1. Media tembaga (Copper Media) Media tembaga menggunakan aliran arus listrik dalam proses transfer data. Dalam prosesnya listrik dialirkan melalui kawat tembaga dan akan diterima di ujung penerima dan akan diterjemahkan sebagai bit 1. Tembaga dipilih sebagai media karena sifatnya yang menghantarkan listrik (hambatan kecil). Dalam media tembaga, dikenal istilah attenuation (suatu kondisi dimana arus listrik berubah bentuk menjadi energi kalor di sepanjang perjalanan mengaliri kawat tembaga). Hal ini menyebabkan sinyal listrik terdegradasi sehingga tak bisa dibaca lagi oleh alat pada ujung penerima. Pada saat kita hendak memilih kabel yang sesuai, kita bisa melihat spesifikasi kabel yang tertera. Misalnya : kabel bertuliskan 10 BASE – T. Angka 10 merujuk pada kecepatan transfer data yang bisa dilakukan dengan kabel ini (10 Mbps). Kata BASE menunjukkan jenis koneksi yang dipakai, yakni baseband, yaitu transmisi sinyal tanpa modulasi dimana seluruh spektrum kabel digunakan oleh sinyal. Bila bertuliskan BROAD, menunjukkan koneksi yang digunakan adalah koneksi broadband, yang mana dapat membawa spektrum elektromagnet yang cukup besar (dapat digunakan untuk multimedia). Akhiran T menunjukkan jenis kabel, yakni kabel berpilin / twisted pair. Bila berupa angka, itu menunjukkan panjang maksimal kabel yang diperbolehkan sebelum sinyal listrik terdegradasi. Panjang maksimal adalah angka yang tertera dikalikan dengan 100m.Misalnya, 10 BASE 5. 10 berarti kecepatan transfer data 10 Mbps, jenis koneksi adalah baseband. Panjang maksimal kabel adalah 5 x 100 m = 500 m. Jenis-jenis kabel tembaga :
24
Kabel Shielded Twisted Pair (STP)
Gambar 2.4 Kabel STP Kabel ini terdiri atas 4 pasang kabel berpilin yang masing-masing terbungkus oleh pelindung. Masing-masing kabel ini dibungkus oleh lapisan metalik yang diberi warna sebagai kode. Keempat pasang kabel berpilin ini dibungkus lagi oleh Overall Shield dan jaket terluar. Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)
Gambar 2.5 Kabel UTP Sama seperti kabel STP, hanya saja keempat pasang kabel berpilin ini tidak dilapisi oleh apapun selain jaket terluar. Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk menghubungkan client
ke
hub/router,
sedangkan
crossover
cable
digunakan
untuk
menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan untuk
25
menghubungkan hub ke hub. Pengurutan warna kabel berpilin untuk koneksi kabel UTP didasarkan pada standar internasional EIA/TIA-568B RJ-45 dan EIA/TIA-568A RJ-45 dengan urutan masing – masing pin adalah : Tabel 2.2 Urutan Warna berdasarkan standarad EIA/TIA T568B
T568A
Pin Warna
Pin Warna
1
White / Orange
1
White / Green
2
Orange
2
Green
3
White / Green
3
White / Orange
4
Blue
4
Blue
5
White / Blue
5
White / Blue
6
Green
6
Orange
7
White / Brown
7
White / Brown
8
Brown
8
Brown
Berikut adalah gambar masing – masing tipe kabel :
Ujung pertama
Ujung Kedua
Gambar 2.6 Straight Cable (EIA/TIA-568B - EIA/TIA-568B)
26
Ujung pertama
Ujung Kedua
Gambar 2.7 CrossOver Cable (EIA/TIA-568A - EIA/TIA-568B)
2. Media optis (Optical Media) Media ini menggunakan cahaya untuk menggantikan sinyal listrik yang dipakai pada media tembaga. Cahaya memantul di dalam lapisan kaca dalam kabel sepanjang perjalanan dari ujung pengirim sampai ujung penerima.
Gambar 2.8 Kabel fiber optic Kabel pada media optis ini terdiri atas suatu lapisan inti yang dilapisi oleh pelindung. Keuntungan utama dari media ini adalah kecepatan transfer data yang sangat tinggi karena kecepatan cahaya yang jauh lebih tinggi daripada kecepatan rambat sinyal listrik. Kekurangannya adalah biaya kabel dan instalasi yang lebih mahal. Selain itu dibutuhkan orang yang ahli dalam proses instalasinya.
27
3. Media nirkabel (Wireless Media) Media ini memanfaatkan frekuensi radio dalam proses transfer data. Karena frekuensi radio adalah shared media, maka kemungkinan terjadinya collision dan interferensi lebih besar dibandingkan dengan media kabel.
2.1.9 Topologi LAN Dalam konteks jaringan komputer, topologi adalah susunan lintasan aliran data didalam jaringan yang secara fisik dan logikal menghubungkan simpul yang satu dengan
simpul lainnya. Topologi adalah hal pertama dan utama dalam proses
perancangan suatu jaringan komputer. Efisiensi dan kinerja dari koneksi antar node dalam jaringan bisa ditingkatkan bila kita mengetahui pola kerja jaringan yang dipakai sehingga kita bisa menentukan model topologi yang paling tepat untuk jaringan tersebut. Topologi dipandang secara fisik maupun secara logikal, artinya secara fisik, topologi itu merupakan layout dari medium jaringan (kabel / nirkabel), dan secara logikal, topologi mendefinisikan bagaimana sebuah media diakses oleh host untuk pengiriman data (cisco.netacad.net, ch2, s1).
2.1.10 Topologi Fisik Berikut ini adalah jenis-jenis topologi fisik : •
Topologi Bus
28
Topologi ini menggunakan sebuah kabel utama yang berakhir pada kedua ujungnya. Setiap node terhubung secara langsung ke kabel utama tersebut. •
Topologi Ring Topologi ini menghubungkan satu node ke node berikutnya dan node terakhir
terhubung ke node awal. Hal ini tentunya membuat bentuk yang menyerupai lingkaran. •
Topologi Star Topologi ini menghubungkan semua kabel pada sebuah titik sentral
terkonsentrasi. •
Topologi Extended Star Topologi extended star menghubungkan star individual bersamaan dengan
menghubungkan hub - hub yang ada dan atau switch - switch. Topologi ini dapat menambah ukuran dan jangkauan dari jaringan. •
Topologi Hierarchical Topologi hierarchical menyerupai topologi extended star. Bagaimanapun,
daripada menghubungkan hub - hub dan atau switch - switch secara bersamaan, sistem dihubungkan pada sebuah komputer yang mengatur traffic dari topologi. •
Topologi Mesh Topologi mesh diimplementasikan untuk menyediakan perlindungan sebanyak
mungkin yang diinginkan dari interupsi pada network service. Penggunaan dari topologi mesh pada sistem jaringan terkontrol dari pembangkit tenaga nuklir adalah sebuah contoh yang sangat sesuai. Seperti sudah diperlihatkan pada gambar dibawah
29
ini, setiap host memiliki koneksi dengan host lain. Meskipun internet memiliki banyak hubungan ke setiap lokasi, internet tidak mengadopsi topologi ini secara penuh. Meskipun internet memiliki banyak hubungan ke setiap lokasi, internet tidak mengadopsi topologi ini secara penuh. Hal ini dikarenakan oleh biaya dan bandwidth yang dibutuhkan untuk menghubungkan setiap node sangatlah besar dan hampir tidak mungkin untuk dilakukan.
Gambar 2.9 Topologi fisik
2.1.11 Topologi Logikal Secara umum, jenis topologi logikal terdiri dari broadcast dan token passing. Topologi broadcast secara sederhana didefinisikan sebagai keadaan dimana setiap host mengirim datanya kepada semua host lain pada media jaringan tersebut. Aturan yang dipakai adalah first come, first serve. Ethernet menggunakan topologi ini.
30
Meskipun metode broadcast mengirim data kepada semua host, namun hanya host yang dituju saja yang akan menyimpan data tersebut (host lain akan membuang data karena MAC address nya tidak cocok), transmisi ini disebut transmisi menggunakan unicast. Topologi berikutnya adalah token passing. Token passing mengontrol akses jaringan dengan mengirimkan electronic token secara berurutan kepada setiap host. Saat host menerima token tersebut, host tersebut diperbolehkan untuk mengirim data melalui jaringan (cisco.netacad.net, ch2, s1).
2.1.12 Teknologi LAN 1. Ethernet Ethernet adalah suatu teknologi LAN yang menggunakan topologi logikal broadcast. Ethernet pertama kali dibuat oleh Digital Equipment Company, Intel, and Xerox (DIX) pada 1980. Ethernet menggunakan suatu teknik Carrier Sense Multiple Access Colission Detection (CSMA/CD). Ini adalah suatu teknik dalam ethernet dimana node yang hendak mengirimkan data terlebih dahulu memeriksa apakah jaringan sedang kosong. Apabila jaringan sedang kosong, barulah node mulai mengirimkan data. Beberapa jenis ethernet : •
Legacy Ethernet Legacy ethernet ini memiliki kecepatan transfer data 10 Mbps dan
menggunakan teknik Manchester untuk proses encoding. Legacy ethernet terdiri atas : 10BASE5, 10BASE2 dan 10BASE-T.
31
•
Fast Ethernet Fast ethernet adalah jenis ethernet yang beroperasi pada kecepatan 100
Mbps. Fast ethernet ini terdiri atas 2 media, yakni 100BASE-TX (menggunakan media kabel tembaga UTP) dan 100BASE-FX (menggunakan kabel fiber multimode). Fast ethernet ini menggunakan teknik encoding 4B / 5B. •
Gigabit Ethernet dan 10 – Gigabit Ethernet Gigabit ethernet adalah jenis ethernet yang beroperasi pada kecepatan
1000 Mbps. Sedangkan 10 – Gigabit ethernet beroperasi pada kecepatan 10 Gbps. Berikut adalah ringkasan dari jenis-jenis Gigabit ethernet dan 10 – Gigabit ethernet :
Gigabit Ethernet Gigabit Ethernet memakai media tembaga UTP (1000BASE-T) yang
menggunakan teknik encoding 4D – PAM5 dan media fiber – optic (1000BASE-LX dan 1000BASE-SX) yang menggunakan teknik encoding 8B / 10B.
10 – Gigabit Ethernet 10 – Gigabit Ethernet memakai media fiber – optic. Jenis - jenisnya
meliputi : •
10GBASE-SR menggunakan kable fiber multimode dengan jangkauan 26 – 82 m.
32
•
10GBASE-LX4
menggunakan
kabel
fiber
multimode
dengan
jangkauan 240 – 300 m. Menggunakan Wavelength Division Multiplexing (WDM). •
10GBASE-LR dan 10GBASE-ER dengan daya jangkau sampai 10 – 40 km. Menggunakan kabel fiber single – mode.
•
10GBASE-SW, 10GBASE-LW dan 10GBASE-EW yang dikenal sebagai 10GBASE-W.
2. Fiber Distributed Data Interface (FDDI) FDDI adalah suatu standar LAN menurut American National Standard Interface (ANSI) X3T9.5. FDDI adalah suatu jaringan yang menggunakan kabel fiber – optic dengan menggunakan topologi logikal token – passing. Token -
passing ini adalah suatu topologi logikal dimana suatu token
elektronik ditransfer dari satu node ke node berikutnya. Ketika suatu node menerima token, maka node itu dapat mengirimkan data. Bila node itu sudah selesai mengirimkan data, node tersebut akan mentransfer token ke node berikutnya dan demikian seterusnya. Kecepatan transfer data FDDI mencapai 100 Mbps dengan radius jangkauan maksimum 2 km.
2.1.13 Internet Service Provider (ISP) ISP adalah sebuah perusahaan yang menyediakan akses ke internet. ISP mendapatkan akses internetnya melalui Network Service Provider (NSP). NSP menyediakan akses langsung ke internet pada ISP.
33
(http://isp.webopedia.com/TERM/N/ISP.html)
2.2.14 Topologi WAN Topologi
WAN
menggambarkan
cara
fasilitas
transmisi
digunakan
berdasarkan lokasi - lokasi yang terhubung. Banyak topologi yang memungkinkan, masing – masing mempunyai perbedaan cost, performance dan scalability sendiri – sendiri. Topologi – topologi yang sering digunakan antara lain peer-to-peer, ring, star, full-mesh, partial-mesh yang memiliki bentuk topologi yang sama dengan LAN, dan multi-tiered meliputi two-tiered dan three-tiered yang tidak terdapat pada LAN. Berikut pada gambar 2.11 adalah contoh dari topologi tiered.
Gambar 2.10 Topologi Tiered
2.2.15 Protokol WAN Pada jaringan WAN terdapat protokol – protokol seperti : High-Level DataLink Control (HDLC) yang dipergunakan oleh Cisco router sebagai protokol default untuk berhubungan lewat interface synchronous serialnya, PPP yang merupakan standar protokol untuk hubungan point-to-point interface serial yang menggunakan protokol TCP/IP, X.25 yang merupakan protokol WAN yang paling tua
34
menggunakan teknologi packet switching antara DTE dan DCE, dan ATM yang cara kerjanya menggunakan jalur virtual seperti Permanent Virtual Cicuit (PVC) dan Switched Virtual Circuit (SVC).
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Wireless LAN Teknologi wireless atau sering disebut dengan teknologi nirkabel pada
dasarnya menggunakan media berupa gelombang radio sebagai pembawa (carrier) data. Gelombang radio dikategorikan sebagai gelombang analog, sifatnya terus menerus, presisi yang tidak terbatas, berubah-ubah secara konstan, alami, dan tepat mewakili aslinya. Dengan teknologi wireless, koneksi jaringan dapat diberikan kepada semua user dalam sebuah area jangkauan. Wireless Local Area Network (WLAN) sering juga disebut sebagai Wi-Fi (Wireless Fidelity). WLAN menggunakan suatu teknik Carrier Sense Multiple Access Colission Avoidance (CSMA/CA). Ini adalah suatu teknik dimana : skema pencarian carrier digunakan, stasiun pengirim data mentransmit jam signal, setelah menunggu beberapa waktu, stasiun ini mentransmit frame-frame data. Selama proses transmit, jika stasiun ini mendeteksi jam signal dari stasiun lain, maka ia akan berhenti dalam waktu acak dan mencobanya lagi. Dasar dari WLAN adalah spesifikasi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11, yang bertajuk Wireless LAN Medium Access Control and Physical Layer Specifications. (http://en.wikipedia.org/wiki/Wireless_LAN, http://en.wikipedia.org/wiki/CSMA-CA)
35
Tabel 2.3 Tabel spesifikasi IEEE 802.11 Spesifikasi
Kecepatan
Lebar Frekuensi
Kompatibilitas
802.11b
11 Mbps
2,4 GHz
B
802.11a
54 Mbps
5 GHz
A
802.11g
54 Mbps
2,4 GHz
b,g
802.11n
100 Mbps
2,4 GHz
b,g,n
Berikut adalah jenis peralatan Wireless LAN: Access Point Access Point (AP) adalah sebuah alat yang memperhubungkan alat-alat komunikasi wireless untuk membuat wireless network. AP menawarkan cara untuk menghindari kesimpangsiuran dari pemasangan kabel UTP. Frekuensi AP yang banyak digunakan adalah 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Dalam penggunaannya, AP dipengaruhi oleh cuaca dan interferensi. (http://en.wikipedia.org/wiki/Wireless_access_point).
2.2.2
Firewall Firewall adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mencegah akses ke atau
dari jaringan pribadi. Pada umumnya, jenis firewall dibagi menjadi dua, yakni packet filtering dan proxy server. Packet filtering menyaring setiap paket yang melewati
36
firewall, lalu firewall akan memutuskan apakah paket akan diteruskan atau tidak berdasarkan peraturan tertentu. Firewall dapat diimplementasikan baik dengan hardware maupun software. Kegunaan firewall pada dasarnya adalah kontrol (mencegah atau memperbolehkan) , keamanan (pembatasan akses), dan pengamatan (data yang keluar masuk). (www.primode.com/glossary.html,quadrix.com/sharing/ glossary/web_learning.html, mason.gmu.edu/~montecin/netterms.htm) Yang dapat dilindungi oleh Firewall Firewall dikonfigurasi untuk melindungi jaringan terhadap login interaktif yang tidak otentik dari pihak lain. Firewall dapat menutup akses dari luar ke dalam namun mengijinkan user yang ada di dalam untuk berkomunikasi dengan bebas keluar. Firewall menyediakan fasilitas penting seperti logging dan auditing. Firewall menyediakan rangkuman kepada administrator tentang jumlah lalu lintas, apa dan berapa kali ada percobaan untuk membobol masuk dalam periode tertentu. Yang tidak dapat dilindungi oleh Firewall Firewall tidak dapat melindungi jaringan dari serangan-serangan yang tidak melalui firewall. Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan arus data yang keluar melalui internet. Namun, sayangnya, akses fisik dari dalam jaringan juga sama berbahayanya. Karena firewall hanya berada diantara server jaringan pribadi dan luar, akses-akses tanpa otoritas lain yang tidak melalui firewall ini tidak dapat terjaga.
2.2.3
Proxy Server Proxy server adalah sebuah server yang berdiri diantara aplikasi klien, seperti
diantara web browser dan sebuah server. Proxy server menghalangi semua
37
permintaan ke server sebenarnya dan melihat apakah ia dapat memenuhi permintaan tersebut sendiri atau tidak. Jika tidak, permintaan tersebut akan diteruskan ke server sebenarnya (www.cachepilot.com/Glossary/index.asp). Proxy server memiliki 2 tujuan:
Meningkatkan performa Proxy server dapat meningkatkan performa secara dramatis untuk group ataupun
user karena ia menyimpan hasil dari permintaan-permintaan di kurun waktu tertentu. Misalnya, A dan B bersama-sama mengakses World Wide Web melalui proxy server. User X meminta webpage tertentu, beberapa lama kemudian B, meminta halaman yang sama, daripada meminta kepada server sebenarnya yang membuat pemborosan waktu, proxy server cukup mengembalikan halaman web tersebut. Karena proxy server sering berada di satu jaringan yang sama dengan user, operasi ini berjalan jauh lebih cepat. Banyak contoh penggunaan lebih dari satu proxy server untuk meningkatkan online service.
Filter Requests Proxy server juga dapat digunakan untuk memfilter permintaan. Misalnya
permintaan paket TCP atau UDP, dan lainnya.
2.2.4
Web Server Web server dapat berarti satu dari dua arti berikut: 1. Sebuah komputer yang bertugas menerima permintaan HTTP dari klien, yang dikenal sebagai web browser, dan melayani mereka dengan mengirimkan web page, yang umumnya berupa dokumen HTML.
38
2. Sebuah program komputer yang menyediakan fungsionalitas yang dijelaskan pada pengertian pertama. (http://en.wikipedia.org/wiki/Web_server)
2.2.5
Mail Server Adalah sebuah komputer yang menerima electronic mail dan menyimpannya
pada mailbox penerima. Mailbox disimpan pada kantor pos elektronik pada mail server. Untuk mengakses kantor pos dan membaca suratnya, penerima harus memesan pada logon name dan sebuah password. Beberapa mail server dapat diakses dari mana saja pada internet, sementara yang lain hanya dapat diakses melalui jaringan organisasi (http://en.wikipedia.org/wiki/Mail_transfer_agent).
2.2.6
Domain Name System (DNS) Server Adalah sebuah server yang berisi informasi DNS database guna membuat
nama komputer (hostname) tersedia bagi client resolvers yang meng-query untuk resolusi nama di dalam internet (Windows Glossary). DNS juga berarti sebuah layanan internet yang menerjemahkan nama domain ke alamat IP. Karena nama domain adalah alfabet, maka mereka lebih mudah diingat. Faktanya, internet berbasis pada alamat IP. Setiap kali Anda menggunakan nama domain, layanan DNS harus menerjemahkan nama tersebut ke alamat IP terkait. Sebagai contoh, nama domain ‘www.abc.com’ dapat diterjemahkan menjadi 198.105.232.10. Jika sebuah DNS server tidak tahu bagaimana untuk menerjemahkan nama domain tertentu, ia
39
menanyakan pada yang DNS server lain, dan seterusnya, sampai alamat IP yang benar dikembalikan. (http://www.webopedia.com/Internet_and_Online_Services/ Domain_Name_System/)
2.2.7 Virtual Local Area Network (VLAN) VLAN adalah kumpulan perangkat pada LAN yang dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga mereka dapat berkomunikasi sama seperti jika mereka terhubung pada switch yang sama, namun dalam faktanya mereka terletak pada segmen LAN yang berbeda . (Cisco Glossary) Pada mulanya, VLAN ditujukan untuk mengurangi luas collision domain pada segmen tunggal jaringan ethernet. Pada saat isu switch yang tidak memiliki collision domain mulai digunakan, penggunaan VLAN difokuskan pada pengurangan ukuran dari broadcast domain pada tingkat MAC layer.
2.2.8
Spanning Tree Protocol (STP) STP adalah protokol terstandarisasi yang ditujukan untuk switch. Dengan
adanya STP, switching loop fisik yang ada dapat dieliminasi, sehingga kendala broadcast storm yang memenuhi jaringan dapat dihindari. Switch yang menggunakan STP saling mengirimkan pesan khusus yang disebut Bridge Protocol Data Units (BPDU) sehingga switch lain mengetahui keberadaan switch ini. Setelah itu switch switch yang ada akan memilih suatu root bridge sebagai switching route yang diakui bersama. (cisco.netacad.net., sem 1, ch.8).
40
2.2.9
Dial Plan Inti dari penggunaan sebuah dial plan adalah menjelaskan angka dan pola dari
digit yang digunakan pengguna untuk memanggil ke nomor telepon tertentu. Kode akses, kode area, kode khusus dan kombinasi dari nomor dari digit yang dipanggil adalah bagian dari sebuah dial plan. Sebagian besar PBX (Private Branch Exchange) mencakup panjang dial plan yang bermacam-macam . Dial plan harus mengikuti jaringan telepon di mana ia terhubung. Hanya jaringan suara private yang tidak terhubung ke PSTN atau PBX lain yang bisa menggunakan semua dial plan yang dipilih. Hal itu bisa dianalogikan sebagai static routing table dalam sebuah router.
2.2.10 Foreign Exhange Office Interface Foreign Exchange Office (FXO) interface adalah sebuah konektor yang memungkinkan koneksi analog untuk terhubung langsung dengan PSTN kantor pusat. Hanya melalui voice interface card inilah koneksi ke jalur off-premise dapat dilakukan. FXO interface bisa digunakan sebagai jalur backup melalui PSTN .
2.2.11 Foreign Exhange Station Interface Foreign
Exhange
Station
(FXS)
interface
adalah
konektor
yang
memungkinkan koneksi untuk telepon rumah biasa (analog), mesin fax, sistem kunci, dan private branch exhanges (PBXs) serta menyediakan fitur ring voltage, dial tone, dan sensing current. Biasa digunakan untuk koneksi sambungan telepon langsung ke router.
41
2.2.12 Directory Number Directory Number adalah nomor telepon pada sebuah perangkat. Bisa berupa nomor yang diberikan pada IP phone, Cisco IP SoftPhone, mesin fax, atau telepon analog yang terhubung ke gateway.
2.2.13 Route Pattern Dalam VoIP, route pattern bisa dikatakan sama dengan static route. Perbedaannya adalah route pattern menunjuk ke nomor e.164 daripada IP address. Route pattern adalah nomor khusus, atau lebih umumnya sekumpulan nomor yang dipanggil dan biasa digunakan untuk menjalurkan telepon ke alat langsung melalui Route list. Contohnya, 1xxx bernilai 1000 sampai 1999. Angka x bernilai sebagai digit tunggal, sebuah placeholder atau wildcard. Route pattern tidak harus unik dengan partisi, yang penting route filter-nya berbeda. Pada umumnya route pattern mencocokkan nomor yang dipanggil untuk telepon keluar, memperlihatkan manipulasi digit, menunjuk pada route list untuk routing.
2.2.14 Route List Pada awalnya route list disebut sebagai route point. Route list memungkinkan Cisco CallManager untuk melakukan pencarian pada daftar route group pilihan yang telah terkonfigurasi. Sebuah route list mengandung daftar route group yang telah dipilih. Route list memperluas konsep route group dan memungkinkan user untuk memilih dan memprioritaskan route group yang dipilih. Multiple route list
42
mempunyai kemungkinan dapat menunjuk pada route group yang sama. Route list memilih jalur untuk call routing dan menunjuk pada route group yang diprioritaskan.
2.2.15 Route Group Route group dan route list bekerja bersama untuk mengontrol dan meningkatkan external call routing. Route group adalah daftar satu atau lebih gateway yang terlihat sebagai akses yang sama. Hal itu bisa dianalogikan sebagai trunk group dalam terminologi PBX yang lama.Untuk mudahnya, bisa dijelaskan bahwa satu route group bisa memiliki dua sirkuit PRI untuk carrier yang sama dan bisa digunakan ke segala arah. Sebuah gateway hanya bisa dimasukkan dalam satu route group.
2.2.16 Translation Pattern Translation pattern biasa digunakan untuk mentranslasi panggilan (DNIS) dan nomor yang dipanggil (ANI) sebelum panggilan tersebut dirouting. Translation pattern digunakan hanya untuk translasi dan bukan untuk memotong atau menambah angka.
2.2.17 Route Filter Sebuah route filter dapat digunakan tidak hanya untuk membatasi untuk melakukan panggilan tetapi juga untuk mengidentifikasi sekumpulan pola dalam melakukan panggilan. Cisco CallManager mengidentifikasikan tags pada setiap nomor, akses internasional, kode area, maupun nomor kantor. Sebagai contoh, kita
43
menggunakannya untuk memblokir panggilan pada kode area tertentu. Kita dapat pula mengasosiasikannya dengan partisi dan Calling Search Space untuk melakukan setting terhadap peraturan yang rumit.
2.2.18 Partisi Partisi merupakan suatu logical grouping terhadap directory number dan route pattern yang memiliki karakteristik yang sama. Untuk sederhananya, biasanya partisi dinamakan dengan karakteristik yang dimilikinya misal SLJJ, lokal. Ketika Directory Number atau Route Pattern diletakkan pada sebuah partisi, maka secara otomatis akan dibuat sebuah peraturan siapa yang dapat melakukan panggilan pada telepon atau route list.
2.2.19 Calling Search Space (CSS) Calling Search Space merupakan kumpulan dari partisi yang dapat dicari ketika kita melakukan panggilan (telepon), yang mendefinisikan nomor dari telepon yang kita hubungi. Sebagai contoh, sebuah IP telephony yang mempunyai executive calling search space ketika melakukan panggilan maka dapat melakukan panggilan internasional, SLJJ, telepon lokal, sedangkan IP Telephony lain yang tidak memiliki executive calling search space maka ketika melakukan panggilan maka hanya dapat melakukan panggilan lokal saja, dan ketika mencoba untuk melakukan panggilan SLJJ maka telepon tersebut tidak dapat dirouting oleh sistem CSS. CSS mendefinisikan directory number dan Route Pattern yang dapat dihubungi.
44
2.2.20 Voice Over Internet Protocol (VoIP) dan IP Telephony 2.2.20.1 Voice Over Internet Protocol (VoIP) Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan jarak jauh (suara) melalui internet atau jaringan IP. (http://id.wikipedia.org/wiki/ Voice_over_IP) . Data suara akan diubah menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi menjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim ke penerima melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket
data, dan bukan sirkuit
telepon biasa.
Gambar 2.11 Contoh Diagram VoIP
2.2.20.2 IP Telephony IP Telephony adalah aplikasi yang menggunakan teknologi VoIP dengan berbasis jaringan IP yang menggunakan koneksi packet-switched dari Internet Protocol untuk mengubah suara, fax, dan bentuk informasi lain yang dibawa secara tradisional dengan koneksi circuit-switched dari PSTN (Private Switched telephone Network).
45
2.2.21 Quality of Service (QoS) Quality of Service adalah fitur yang sangat diperlukan dalam membuat jaringan VoIP untuk memperoleh kualitas suara yang bagus. Komponen yang ada dalam QoS adalah sebagai berikut : •
Pemenuhan kebutuhan bandwidth.
•
Keterlambatan data (latency)
•
Packet loss
•
Jenis kompresi data
•
Bisa dipakai untuk vendor yang berbeda
•
Jenis standar multimedia yang digunakan (H.323/SIP/MGCP)
•
Delay dan jitter
2.2.22 Protokol IP Telephony Berikut adalah protokol dalam IP Telephony : 2.2.22.1 H.323 Salah satu standar komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T
adalah
H.323
(1995-1996).
Protokol
H.323
memungkinkan
komunikasi real time dua arah berupa suara, video, dan data. Standar H.323 terdiri dari komponen, protokol, dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet Exchange
46
(IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan – layanan multimedia seperti komunikasi suara (IP telephony), komunikasi video dengan suara (video telephony), dan gabungan suara, video dan data. Komponen utama H.323 adalah sebagai berikut : ¾ H.225, mengecilkan skala versi Q.931 agar dapat membangun koneksi IP antara dua protokol H.323. ¾ H.245, mengizinkan protokol H.323 menegosiasikan kemampuannya (seperti ketersediaan codecs) dengan protokol yang lain.
Gambar 2.12 Arsitektur H.323
2.2.22.2 Media Gateway Control Protocol (MGCP) MGCP adalah protokol VoIP yang memberikan control dial plan dari Cisco CallManager, dan memberikan Cisco CallManager koneksi per port ke PSTN (Public Switched Telephone Network), PBX, sistem voice mail,
47
dan POTS (Plain Old Telephone Service). MGCP diimplementasikan menggunakan perintah dengan plain-text yang dikirim melalui UDP protokol port 2427 antara Cisco CallManager dan gateway.
2.2.22.3 Skinny Client Control Protocol (SCCP) Skinny Client Control Protocol (SCCP) adalah protokol VoIP dari Cisco yang berbasis client/server model. Server disini adalah Cisco CallManager yang memiliki kemampuan untuk mengatur, meng-konfigur, dan mengedit klien yang dalam hal ini merupakan Cisco IP Phone .
2.2.22.4 Real-Time Protocol (RTP) RTP adalah protocol yang dibuat untuk mengkompensasi jitter dan desequencing yang terjadi pada jaringan IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data stream yang realtime seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe data yang di kirim, dan sequence numbers yang digunakan untuk pengurutan paket data dan mendeteksi adanya paket yang hilang.
2.2.22.5 Real-Time Control Protocol (RTCP) RTCP merupakan suatu protokol yang biasanya digunakan bersamasama dengan RTP. RTCP digunakan untuk mengirimkan paket control setiap terminal yang berpartisipasi pada percakapan yang digunakan sebagai informasi untuk kualitas transmisi pada jaringan. Terdapat dua komponen
48
penting pada paket RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisi informasi banyaknya data yang dikirimkan. Elemen yang kedua adalah receiver report yang dikirimkan oleh penerima panggilan yang berisi informasi mengenai jumlah paket yang hilang selama sesi percakapan, dan delay sejak pengiriman sender report yang terakhir.
2.2.22.6 Resource Reservation Protocol (RSVP) RSVP merupakan signaling protocol tambahan pada VoIP yang mempengaruhi QoS. RSVP digunakan untuk menyediakan bandwidth agar data suara yang dikirimkan tidak mengalami delay ataupun kerusakan saat mencapai alamat tujuan unicast maupun multicast. RSVP bekerja dengan mengirimkan request pada setiap node dalam jaringan yang digunakan untuk pengiriman data stream dan pada setiap node RSVP membuat resource reservation untuk pengiriman data.
2.2.23 Standar Kompresi Data Suara ITU-T (International Telecommunication Union – Telecommunication Sector) membuat beberapa standar untuk voice coding yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP. Beberapa standar yang dipakai dalam implementasi IP Telephony di PT. Lippo Karawaci, Tbk antara lain: a. G.711 G.711 adalah suatu standar Internasional untuk kompresi audio dengan menggunakan teknik Pulse Code Modulation (PCM) dalam pengiriman suara.
49
Standar ini banyak digunakan oleh operator Telekomunikasi termasuk PT. Telkom sebagai penyedia jaringan telepon terbesar di Indonesia. PCM mengkonversikan sinyal analog ke bentuk digital dengan melakukan sampling sinyal analog tersebut 8000 kali/detik dan dikodekan dalam kode angka. Jarak antar sampel adalah 125 μ detik. Sinyal analog pada suatu percakapan diasumsikan berfrekuensi 300 Hz – 3400 Hz. Sinyal tersampel lalu dikonversikan ke bentuk diskrit. Sinyal diskrit ini direpresentasikan dengan kode yang disesuaikan dengan amplitudo dari sinyal sampel. Format PCM menggunakan 8 bit untuk pengkodeannya. Laju transmisi diperoleh dengan mengkalikan 8000 sampel/detik dengan 8 bit/sampel, menghasilkan 64.000 bit/detik . Bit rate 64 kbps ini merupakan standar transmisi untuk satu kanal telepon digital. Pada VoIP gateway, di bagian terminal, terdapat audio codec melakukan proses framing (pembentukan frame datagram IP yang dikompresi) dari sinyal suara terdigitasi (hasil PCM G.711) dan juga melakukan rekonstruksi pada sisi receiver. Frame - frame yang merupakan paket – paket informasi ini lalu di transmisikan melalui jaringan IP dengan suatu standar komunikasi jaringan packet – based . Standar G.711 merupakan teknik kompresi yang tidak effisien, karena akan memakan bandwidth 64Kbps untuk kanal pembicaraan. b. G.723.1 Pengkode
sinyal
suara
G.723.1
adalah
jenis
pengkode
suara
yang
direkomendasikan untuk terminal multimedia dengan bit rate rendah. G.723.1 memiliki dual rate speech coder yang dapat di-switch pada batas 5.3 kbit/s dan 6.3 kbit/s. Dengan memiliki dual rate speech coder ini maka G.723.1 memiliki
50
fleksibilitas dalam beradaptasi terhadap informasi yang dikandung oleh sinyal suara. G.723.1 dilengkapi dengan fasilitas untuk memperbagus sinyal suara hasil sintesis. Pada bagian encoder G.723.1 dilengkapi dengan formant perceptual weighting filter dan harmonic noise shaping filter sementara di bagian decoder-nya G.723.1 memiliki pitch postfilter dan formant postfilter sehingga sinyal suara hasil rekonstruksi menjadi sangat mirip dengan aslinya. Sinyal eksitasi untuk bit rate rendah dikodekan dengan Algebraic Code Excited Linier Prediction (ACELP) sedangkan untuk rate tinggi dikodekan dengan menggunakan Multipulse Maximum Likelihood Quantization (MPMLQ). Rate yang lebih tinggi menghasilkan kualitas yang lebih baik. Masukan bagi G.723.1 adalah sinyal suara digital yang di-sampling dengan frekuensi sampling 8.000 Hz dan dikuantisasi dengan PCM 16 bit. Delay algoritmik dari G.723.1 adalah 37.5 msec (panjang frame ditambah lookahead), delay pemrosesannya sangat ditentukan oleh prosesor yang mengerjakan perhitungan.
2.2.24 Media Convergence Server (MCS) Media Convergence Server (MCS) adalah suatu perangkat yang menyediakan platform server dalam aplikasi hosting dengan perangkat lunak Cisco Unified CallManager.
Gambar 2.13 Cisco MCS-7815
51
2.2.25 IP Phone IP Phone adalah perangkat seperti pesawat telepon biasa, tapi dapat digunakan dalam jaringan VoIP tanpa perlu menggunakan perantara perangkat lain untuk koneksi ke jaringan internet. IP Phone itu sendiri memiliki tiga port yang masing – masing memiliki fungsi yang berbeda, yaitu satu port ke patch panel, satu port ke komputer, dan satu lagi port ke AUX. Selain itu, beberapa tipe IP Phone dapat diatur menjadi memiliki beberapa line atau extention number seperti tipe Cisco IP Phone 7961G yang dapat memiliki 6 line dan tipe Cisco IP Phone 7941G dapat memiliki 2 line. Dan tipe – tipe seperti Cisco IP Phone 7911G dan Cisco IP Phone 7902G hanya memiliki 1 line saja. Berikut adalah IP Phone yang digunakan untuk diimplementasikan di PT. Lippo Karawaci, Tbk.
Gambar 2.14 Cisco IP Phone 7961G
Gambar 2.15 Cisco IP Phone 7941G
52
Gambar 2.16 Cisco IP Phone 7911G
Gambar 2.17 Cisco IP Phone 7902G
Panggilan dari IP Phone menuju IP Phone : Pada skenario ini, IP Phone pertama dan IP Phone kedua (tujuan) adalah adalah menggunakan Call Manager 1 (CCM1). Gambar di bawah menunjukkan langkahlangkah yang terjadi ketika panggilan berlangsung.
53
Gambar 2.18 Panggilan dari IP Phone menuju IP Phone
Gambar di atas menunjukkan cara kerja IP Phone secara singkat, di bawah ini adalah penjelasan dari proses yang berlangsung pada setiap langkah-langkahnya: 1. Gagang telepon pertama diangkat, lalu sebuah pemicu memberitahukan kejadian tersebut kepada Cisco CallManager yang lalu menginstruksikan telepon tersebut untuk menjalankan nada sambung. Pengguna lalu memasukkan nomor telepon dari Cisco IP Phone yang dituju (dalam hal ini 1002, seperti yg terlihat di gambar). Setelah pengguna memasukkan digit pertama dari telepon, sesegera mungkin CallManager menginstruksikan telepon untuk memberhentikan nada sambung. Setelah pengguna memasukkan nomor tujuan dengan lengkap maka nomor tersebut segera diproses menuju CallManager. 2. Setelah pengguna memasukkan nomor tujuan secara lengkap, CallManager melihat ke dalam database apakah nomor tersebut dapat ditemukan di dalam database-nya. Proses ini dinamakan dengan digit analysis dan berlangsung di
54
dalam CallManager. Proses Digit Analysis ini adalah sama dengan fungsionalitas router ketika router melihat dalam routing table-nya apakah ada jalur yang sah untuk meneruskan paket yang diterima menuju ke tujuannya. Jika CallManager tidak dapat menemukan nomor yang dituju di dalam database-nya atau tidak menemukan mengenai informasi rute untuk nomor yang dituju, maka CallManager mengeluarkan nada yang menyebutkan bahwa nomor tersebut tidak ada. 3. Setelah CallManager menemukan bahwa nomor tersebut ada di dalam databasenya, maka CallManager mengirimkan informasi panggilan tersebut kepada telepon tujuan. 4. CallManager menginstrusikan telepon tujuan untuk membunyikan deringan dan pada saat yang sama membunyikan ring-back tone (nada sambung) kepada telepon pertama. 5. Segera setelah telepon kedua menjawab panggilan (ketika gagang diangkat), CallManager mengirimkan permintaan kepada setiap telepon mengenai alamat IP dan port UDP yang digunakan. Informasi ini dibutuhkan untuk membuat media session di antara 2 telepon tersebut. Pada proses ini pula, CallManager juga melakukan pengecekan kapabilitas dari telepon yang digunakan, misalnya codecs yang dapat digunakan pada setiap telepon serta sistem media translator jika telepon tersebut menggunakan codec yang berbeda. Jika CallManager gagal melakukan translator akibat codec yang berbeda, maka pengguna mungkin hanya mengalami pembicaraan di satu arah saja.
55
6. Cisco IP Phones merespon terhadap permintaan informasi alamat IP dan port UDP menuju CallManager. CallManager melakukan pemberian informasi kepada setiap telepon mengenai alamat IP dan port UDP dari telepon yang lainnya. Setelah dua telepon tersebut menerima alamat IP dan port UDP satu sama lain, maka mereka memulai pertukaran informasi suara di antara mereka. 7. Proses ini tidak ada dalam gambar di atas, hanya menunjukkan ketika panggilan tersebut selesai dilakukan maka CallManager menginstruksikan kepada setiap telepon untuk menutup sesi pembicaraan dan merubah status panggilan dari setiap telepon yang ada. Seperti yang telah disebutkan dalam langkah-langkah di atas, semua instruksi untuk melakukan panggilan adalah berasal dari CallManager, namun ketika panggilan telah berlangsung (langkah 6), komunikasi dapat tetap berlangsung meskipun server CallManager mengalami gangguan karena CallManager tidak memiliki hubungan dengan pertukaran media di antara kedua telepon tersebut. Namun, dengan adanya gangguan tersebut tentunya ada beberapa fitur yang tidak berfungsi seperti call hold, call park, dan lain - lain.
Panggilan dari IP Phone menuju PSTN : Pada skenario ini, IP Phone terletak pada sebuah CallManager dan telepon tujuan terletak pada PSTN. Gambar di bawah menunjukkan diagram hubungan antara IP Phone dan telepon PSTN.
56
Gambar 2.19 Panggilan dari IP Phone menuju telepon PSTN
Gambar di atas menunjukkan hubungan antara IP Phone dengan telepon PSTN melalui MGCP gateway, di bawah ini adalah penjelasan dari proses yang berlangsung pada setiap langkah-langkahnya: 1. Gagang IP Phone diangkat dan pengguna memasukkan nomor dari telepon PSTN yang dituju. 2. CallManager melakukan digit analysis dan menemukan bahwa panggilan tersebut harus dilakukan melalui MGCP gateway. 3. CallManager mengirimkan perintah MGCP CRCX dengan mode tidak aktif untuk memesan B channel. Gateway meresponnya dengan memberikan pesan MGCP CRCX ACK dengan identitas koneksi pada SDP yang berisi informasi seperti alamat IP, nomor port UDP serta kapabilitas codec. 4. CallManager mengirimkan pesan setting-an ISDN kepada PSTN switch. Dalam gambar di atas, pesan ISDN digambarkan dikirim dari CallManager menuju ke
57
gateway. Secara nyata, pesan ini dikirimkan menuju PSTN menuju ke gateway. CallManager menerima proses panggilan ISDN melalui sisi PSTN. 5. CallManager mengeluarkan perintah MGCP MDCX dengan mode recvonly menuju ke gateway untuk membuka channel dan gateway menyetujui perintah MDCX dengan memberikan respon pesan MDCX ACK. 6. CallManager mengirimkan pesan SCCP OpenReceiveChannel kepada IP Phone. Pesan ini berisi permintaan kepada IP Phone untuk mengirimkan alamat IP serta nomor port UDP. IP Phone memberikan respon dengan mengirimkan alamat IP dan nomor port UDP dalam pesan OpenReceiveChannelACK menuju ke CallManager. Pada saar yang sama, CallManager mengirimkan alamat IP dan nomor port UDP dari gateway yang diterima pada langkah nomor 2 menuju ke IP Phone via pesan Start Media Transmission SCCP. 7. CallManager mengirimkan alamat IP dan nomor port UDP dari IP Phone menuju ke gateway pada perintah MGCP MDCX yang lainnya dengan mode sendrecv untuk melakukan koneksi full-duplex 8. Pada saat ini, IP phone pengguna dapat mendengar ring-back tone dari PSTN. 9. Setelah CallManager menerima pesan ISDN PRI Connect dari sisi PSTN, maka direspon dengan pesan PRI Connect ACK, setelah hal tersebut, komunikasi dua arah dapat berlangsung antara IP Phone dengan telepon PSTN untuk memulai pembicaraan. CallManager meng-update status penggunaan IP Phone. 10. Setelah panggilan tersebut selesai dilakukan, CallManager menginstruksikan IP Phone dan gateway untuk menutup media channel dan mengirimkan perintah DLCX (Delete Connection) kepada gateway untuk melepaskan channel tersebut.
58
Pada saat yang bersamaan, CallManager juga mengirimkan pesan PRI disconnect kepada PSTN melalui gateway untuk menginformasikan kepada PSTN switch bahwa panggilan telah selesai dilakukan.
2.2.26 Cisco Unified CallManager Cisco Unified Callmanager merupakan suatu perangkat lunak yang sudah terinstall dalam server Cisco Media Convergence Server (MCS) seri 7800. Cisco Unified CallManager menyediakan fitur dan fungsi – fungsi khusus untuk perangkat IP Telephony seperti IP Phones, media processing devices, VoIP Gateway, dan aplikasi multimedia. Layanan data, suara, dan video dapat divariasikan seperti unified messaging dan multimedia conferencing yang dapat diinteraksikan melalui aplikasi API (Application Program Interface) pada Cisco Unified CallManager. Fitur – fitur yang ditawarkan adalah : •
Dapat menampung perangkat IP Telephony dalam skala yang besar
•
Mendukung fitur dan aplikasi komunikasi secara lengkap
•
Mendukung aplikasi SIP
•
Tersedia bagi kepentingan bisnis, yang mendukung berbagai level kemampuan redundancy dan survivability server
•
Pilihan Operating System nya adalah windows server atau Linux.
Tabel 2.4 Tabel Services dalam Cisco CallManager Service
Deskripsi
Hal yang Berkenaan dengan Server
Pertimbangan
59
Cisco CallManager
Menjalankan proses call
Pastikan telah mengaktifkan Cisco Database Layer Monitor dan Cisco RIS Data Collector pada yang menjalankan layananan ini
Cisco TFTP
Membuat dan Aktifkan pada salah satu Konfigur Option 150 bila menyediakan file untuk server yang didedikasikan mengaktifkan service ini khusus untuk Cisco TFTP devices service.
Cisco Messaging Interface
Digunakan untuk Aktifkan pada salah satu Jangan mengaktifkan sistem voice mail yang server yang ada. apabila akan menggunakan menggunakan SMDI Cisco Unity. interface
Cisco IP Voice Media Streaming App
Memungkinkan conferences,Music On Hold, dan Media Termination Point (MTP)
Aktifkan pada satu atau setiap server yang ada.
Cisco Telephony Call Dispatcher (TCD)
Digunakan untuk hunt groups dan the Cisco CallManager Attendant Console
Aktifkan pada setiap server yang menjalankan service Cisco CallManager
Cisco Database Layer Monitor
Mengatur failback untuk database; mengganti CDRs; menyediakan pemberitahuan perubahan; dan mengunci telepon dengan menggunakan Cisco Extension Mobility
Aktifkan pada semua Semua service tergantung server yang ada di cluster pada Cisco Database Layer Monitor.
Cisco CTIManager
Digunakan untuk hunt groups and the Cisco CallManager Attendant Console
Aktifkan pada satu server yang menjalankan Cisco RIS Data Collector.
Jangan mengaktifkan service ini pada database server publisher atau server lain yang menjalankan Penting untuk mengaktifkan service ini service pada sebuah server yang Cisco CallManager didedikasikan untuk Music On Hold. Service ini memerlukan pengaktifkan Cisco TFTP pada satu server
60
Cisco MOH Audio Translator
Mengkonversi file-file wave atau file-file sumber audio lain untuk Music On Hold; contoh bila kita mau menggunakan personalized messages dengan Music On Hold.
Untuk meminimakan isu keamanan, aktifkan pada server yang menjalankan service runs the Cisco TFTP .
Bila mengaktifkan service ini pada server yang tidak menjalankan service Cisco TFTP, anda harus secara manual mengeset hak akses untuk write Service ini memerlukan anda untuk mengaktifkan Cisco TFTP pada salah satu server. Untuk meminimalkan penggunaan CPU, jangan mengaktifkan service ini pada server database publisher atau server yang menjalankan service Cisco CallManager
Cisco RIS Data Collector Mengumpulkan dan mendistribusikan informasi real-time, seperti IP addresses pada telepon
Aktifkan pada semua server yang ada di cluster
Cisco Extension Mobility Mencatat log Cisco Logout Extension Mobility Logout users
Aktifkan pada semua server Cisco CallManager yang ada di cluster
Cisco CallManager Extension Mobility bekerja pada telepon dengan single cluster Cisco CallManager
Cisco CDR Insert
Membaca file yang ditransfer, menempatkan isi pada CDR database, dan memindahkan file-file lama
Aktifkan pada server yang berisi database CDR
Direkomendasikan untuk menjadikan server database publisher sebagai CDR Database
Cisco IP Manager Assistant
Memungkinkan manajer-manajer dan asisten mereka untuk bekerja sama lebih efektif
Aktifkan pada semua server Cisco CallManager yang ada di cluster
Sebenarnya, sebuah cluster Cisco CallManager hanya mendukung satu service Cisco IPMA yang aktif. Untuk bisa lebih dari satu service yang aktif,harus mengkonfigur service Cisco IPMA kedua di cluster yang sama
61
Cisco Extended Functions
Menyediakan support untuk fitur Cisco CallManager, seperti Cisco Call Back dan Quality Report Tool (QRT)
Aktifkan pada satu atau setiap server yang menjalankan Cisco RIS Data Collector.
Pastikan bahwa telah mengaktifkan service Cisco CTIManager pada sebuah server yang ada
2.2.27 Power over Ethernet (PoE) Power over Ethernet (PoE) adalah teknologi standar dari IEEE 802.3af yang menggambarkan berbagai sistem untuk mentransfer energi listrik, data, mengontrol perangkat melalui kabel UTP dalam suatu jaringan ethernet. Teknologi ini digunakan dalam sistem power untuk ip telephony, wireless LAN Access Point, webcams, ethernet hubs, komputer, dan perangkat lain yang memiliki power supply terpisah. Pada switch seperti Cisco Catalyst seri 6500 dan Cisco Catalyst seri 4500 sudah tersedia PoE di alatnya.
2.2.28 Private Automatic Branch eXchange (PABX) Private Automatic Branch eXchange (PABX) suatu sistem switching telepon pribadi yang mengizinkan ekstension telepon untuk hubungan ke tiap - tiap cabang. PABX menangani semua panggilan secara otomatis yang biasanya dilakukan manual oleh user. Versi otomatis dari PABX adalah mengotomatiskan sistem switching telepon dalam suatu perusahaan. Selain itu, PABX memberi kemudahan dalam melakukan panggilan eksternal antara cabang perusahaan.
62
2.2.29 Tunneling Tunneling adalah suatu metode yang mengenkapsulasi data dari protokol satu ke protokol lain, yang digunakan untuk mentransfer data dengan beberapa protokol berbeda dalam suatu jaringan. Tunneling bekerja dengan cara mengenkapsulasi suatu protokol jaringan yang akan dibawa oleh jaringan lain.
2.2.30 Integrated Services (IntServ) Integrated Services (IntServ) adalah suatu sistem yang berusaha menjamin Quality of Service (QoS) dalam jaringan. Dengan kata lain, Integrated Service didesain untuk mengizinkan video dan suara mencapai user tanpa ada gangguan apapun.
2.2.31 Wireless Application Protocol (WAP) dan Pre-Shared Key(PSK) Wireless Application Protocol (WAP) adalah suatu sertifikasi keamanan yang mengizinkan dan memudahkan user dalam mengakses informasi secara cepat melalui devices wireless seperti mobile phone, pager, radio two-way, smartphone, dan communicator. Dan Pre-Shared Key (PSK) adalah suatu mekanisme autentikasi yang menggunakan password dan proses penyesuaian dalam menentukan autentisity. Dalam teknologi wireless, autentikasi yang sering digunakan adalah PSK atau biasa ditulis WAP-PSK.
63
2.2.32 Voice Gateway Voice Gateway adalah sebuah perangkat yang digunakan dalam sistem IP Telephony yang berfungsi untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan protokol komunikasi yang berbeda sehingga informasi yang berupa data, suara, dan video dari satu jaringan komputer dapat diberikan kepada jaringan komputer lain yang memiliki protokol berbeda.
Parameter yang berlaku pada Voice Gateway adalah: hostname [name; default : router] – nama untuk Voice Gateway sebagai referensi
network-clock-participate [slot slot-number | wic wic-slot | aim aim-slot-number; default : no network-clock participate] – untuk memperbolehkan port tertentu pada modul network atau voice card sehingga dapat menggunakan jam network sebagai timing.
network-clock-select priority {bri | atm | t1 | e1} slot/port – untuk menentukan source tertentu untuk memberikan timing kepada jam network dan untuk menentukan prioritas bagi source tersebut.
voice class codec tag – untuk masuk konfigurasi voice-class
codec preference value codec-type [bytes payload-size] [packetization-period 20] [encap rfc3267] [frame-format {bandwidth-efficient | octet-aligned [crc | no-
64
crc]}] [modes modes-value] – untuk menentukan codecs mana yang akan digunakan sebagai dial peer
pri-group timeslots timeslot-range [nfas_d {backup | none | primary {nfas_int number | nfas_group number | rlm-group number}} | service] – untuk menspesifikasikan grup ISDN PRI pada kanal T1 atau
controller E1dan untuk
melepaskan ISDN PRI signaling time slot
cptone {locale} – untuk menspesifikasikan region dari telepon analog yang ada, nada dering serta setting yang berkaitan dengan telepon analog
supervisory disconnect dualtone {mid-call | pre-connect} – untuk memungkinkan disconnect pada Foreign Exchange Office (FXO) voice port
input gain {decibels | auto-control [auto-dbm]} – untuk mengkonfigurasikan nilai masukan gain secara spesifik atau melakukan konfigurasi gain secara otomatis
output
attenuation
{decibels
|
auto-control
[auto-dbm]}
–
untuk
mengkonfigurasikan nilai masukan attenuation secara spesifik atau melakukan konfigurasi attenuation secara otomatis
65
timeouts call-disconnect {seconds | infinity} – untuk mengkonfigurasikan jeda waktu tunggu bagi setiap Foreign Exchange Office (FXO) voice port sebelum memutuskan panggilan masuk setelah nada putus terdeteksi.
timeouts wait-release {seconds | infinity} – untuk mengkonfigurasikan jeda waktu timeout sebelum system memulai proses untuk melepaskan voice port
timing hookflash-output time – untuk menspesifikasikan durasi dari indikasi hookflash yang ditimbulkan oleh gateway pada Foreign Exchange Office (FXO)
ccm-manager redundant-host {ip-address | dns-name} [ip-address | dns-name] – untuk mengkonfigurasikan alamat IP ataupun Domain Name System (DNS) pada satu atau dua cadangan server Cisco Call Manager
ccm-manager mgcp - untuk memungkinkan gateway dapat berhubungan dengan Cisco Call Manager melalui Media Gateway Control Protocol (MGCP)
ccm-manager music-on-hold – untuk menjalankan fitur multicast Music On Hold (MOH) pada voice gateway
ccm-manager config [dialpeer-prefix prefix | server {ip-address | name}] – untuk menspesifikasikan TFTP server dimana Media Gateway Control Protocol dapat mendownload konfigurasi Cisco Call Manager XML
66
mgcp call-agent {host-name | ip-address} [port] [service-type type [version protocol-version]] – untuk melakukan konfigurasi alamat dan protokol dari call agent untuk Media Gateway Control Protocol (MGCP) pada media gateway
mgcp dtmf-relay voip codec {all | low-bit-rate} mode {cisco | nse | out-of-band | nte-gw | nte-ca} – untuk memastikan keakuratan dari forwarding digit pada codecs yang terkompresi
mgcp rtp unreachable timeout timer-value – untuk menjalankan deteksi pada titik remote VoIP yang tidak terjangkau
mgcp modem passthrough {voip | voaal2} mode {cisco | nse} – untuk melakukan setting pada metode perubahan kecepatan yang memungkinkan gateway untuk mengirim dan menerima modem, data Fax dalam VoIP ataupun VoATM adaptation layer 2 (VoAAL2)
mgcp package-capability package – untuk menspesifikasikan kapabilitas tipe paket MGCP untuk media gateway
mgcp timer {receive-rtcp timer | net-cont-test timer | nse-response t38 timer} – untuk mengkonfigurasikan bagaimana gateway dapat mendeteksi Real-Time Transport Protocol (RTP)
67
mgcp timer {receive-rtcp timer | net-cont-test timer | nse-response t38 timer} – untuk menspesifiasikan parameter untuk operasi Session Definition Protocol (SDP) dalam Media Gateway Control Protocol (MGCP)
mgcp rtp payload-type {clear-channel | g726r16 | g726r24} static – untuk menspesifikasikan penggunaan yang benar dari tipe RTP payload untuk kompatibilitas pada Media Gateway Control Protocol (MGCP)
mgcp profile {profile-name | default} – untuk membuat dan mengkonfigurasikan profile Media Gateway Control Protocol (MGCP) untuk diasosiasikan dengan salah satu titik MGCP atau untuk mengkonfigurasikan profile default MGCP
dial-peer voice tag {pots | voatm | vofr | voip} – untuk mendefinisikan dial peer, menspesifikasikan metode dari enkapsulasi suara dan untuk memasuki mode konfigurasi dial-peer.
Gambar 2.20 Cisco VG224
2.2.33 Cisco IP Communicator Cisco IP Communicator adalah suatu aplikasi berbasis Microsoft Windows yang menggunakan layanan Cisco Unified CallManager agar dapat mendukung
68
sistem IP Telephony melalui komputer. Aplikasi ini dapat membantu komputer dalam menjalankan fungsi – fungsi dalam IP Telephony yaitu, menyediakan panggilan suara dengan kualitas suara yang bagus di jalan, di kantor, atau dari manapun user dapat mengakses jaringan tersebut.
Gambar 2.21 Cisco IP Communicator Application
2.2.34 Call Forward Call Forward adalah salah satu fitur dari Cisco CallManager yang mengizinkan user untuk meneruskan suatu panggilan dan mengatur sendiri Cisco IP Phonenya sehingga semua panggilan dapat diteruskan ke ekstensi yang dituju. Ada tiga jenis call forward, yaitu : o call forward all, yaitu meneruskan panggilan semua panggilan dalam kondisi apapun. o call forward busy, yaitu meneruskan panggilan hanya untuk kondisi jaringan sedang sibuk atau sedang digunakan. o call forward no answer, yaitu meneruskan panggilan hanya untuk kondisi bila panggilan tersebut tidak dijawab. Cara melakukannya adalah (untuk Cisco IP Phone 7941G) dengan menekan tombol FwdAll.
69
2.2.35 Transfer Call Transfer Call adalah salah satu fitur dari Cisco CallManager yang mengizinkan user A untuk mentransfer panggilan dari user B ke user C. Ada jenis transfer call, yaitu : Transfer Call tanpa berbicara dengan penerima. Caranya : selama panggilan terhubung, tekan tombol Trnsfer dan masukkan nomor ekstensi yang dituju. kemudian setelah terdengar dering panggilan, tekan tombol Trnsfer lagi (untuk Cisco IP Phone 7941G). Tansfer Call dengan berbicara kepada penerima. Caranya : selama panggilan terhubung, tekan tombol Trnsfer dan masukkan nomor ekstensi yang dituju. kemudian tunggu sampai penerima menjawab panggilan. Dan jika penerima menerima panggilan tersebut tekan tombol Trnsfer lagi (untuk Cisco IP Phone 7941G).
2.2.36 Conference Call Conference Call
adalah salah satu fitur dari Cisco CallManager yang
mengizinkan tiga atau lebih user untuk berpartisipasi dalam suatu panggilan. Langkah – langkah melakukan Conference Call : 1. Selama dalam suatu hubungan panggilan biasa, tekan tombol Confrn untuk membuat panggilan baru dan membuat panggilan pertama menjadi menunggu (on hold). 2. Masukkan nomor esktensi lain yang akan diajak conference.
70
3. Setelah terdengar panggilan terjawab, tekan tombol Confrn lagi untuk memulai panggilan conference.
2.2.37 Pick Up Call Pick Up Call
adalah salah satu fitur dari Cisco CallManager yang
mengizinkan user untuk menjawab panggilan dengan syarat user tersebut harus berada dalam grup pick up yang sama yang telah diatur terlebih dahulu di Cisco CallManager Administratornya. Caranya adalah dengan menekan tombol PickUp (untuk Cisco IP Phone 7941G).
2.2.38 Group Pick Up Call Group Pick Up Call adalah salah satu fitur dari Cisco CallManager yang mengizinkan user untuk menjawab panggilan dalam grup pick up yang berbeda. Caranya adalah dengan menekan tombol PickUp (untuk Cisco IP Phone 794G).
2.2.39 Extention Mobility Extention Mobility
adalah salah satu fitur dari Cisco IP Phone yang
memungkinkan user untuk login ke dalam IP Phone dan secara otomatis memperoleh profile yang dimiliki user yang bersangkutan (ekstensi, speed dial, CSS) dan pengaktifannya bergantung pada pembuatan device profile yang diasosiasikan dengan Extension Mobility user. Setelah login, Cisco IP Phone akan menampilkan semua data, profil dan data yang berhubungan dengan user masing - masing.
71
2.2.40 Personal Address Book (PAB) Personal Address Book (PAB) adalah salah satu fitur dari Cisco IP Phone yang disediakan untuk user agar dapat mengatur sendiri data - data user seperti nama, alamat, tanggal lahir, dan sebagainya yang ada di dalam Cisco IP Phonenya tanpa harus mengkontak Cisco CallManager Administratornya.
2.3
Metode Perancangan IP Telephony Menurut Ramesh Kaza dan Salman Abdulah (2005,p15-27) metode yang
digunakan dalam IP Telephony meliputi Planning, Design, Implementation, Operation, dan Optimization atau yang sering dikenal dengan metode PDIOO. Berikut adalah gambar urutan metode PDIOO :
72
Gambar 2.22 Diagram PDIOO
2.3.1
Tahap Planning Tahap Planning merupakan tahap pertama dalam siklus PDIOO. Pelaksanaan
task dalam tahap Planning terletak pada fondasi desain yang kokoh untuk sebuah jaringan IPT. Salah satu task yang penting dalam tahap planning adalah mengerti akan kebutuhan dan ekspetasi akhir dari customer. Hal ini terbagi dalam 2 kategori utama : 1. Kebutuhan dan ekspetasi bisnis
73
2. Kebutuhan dan ekspetasi teknis Berdasarkan dari pandangan kebutuhan dan ekspetasi bisnis, anda harus mengerti misi dan visi dari perusahaan dan menganalisa bagaimana hal ini bisa berkaitan dengan masa depan jaringan IP Telephony. Lebih terutama lagi, bagaimana infomasi yang ada akan membantu anda dalam melaksanakan proyek dalam kurun waktu yang telah ditetapkan dan menyelesaikannnya dengan dana yang telah direncanakan termasuk tujuan perusahaan untuk perluasan dalam 4 sampai 6 tahun mendatang, besar modal, biaya operasional, investasi yang didapat, dan ekspetasi berdasarkan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam perencanaan, pendesaian, dan implementasi sebuah proyek. Berdasarkan dari kebutuhan dan ekspetasi teknis, maka perlu mengerti kebutuhan saat ini dan masa depan dari perusahaan dilihat dari fungsi dan fitur-fitur yang ada dalam jaringan IP Telephony. Kebutuhan dan ekspetasi ini termasuk fitur umum yang dibutuhkan dalam jaringan IP Telephony seperti high avalaibility, convergence, keamanan, manajemen jaringan, kebutuhan aplikasi, utilisasi, performance, dan kebutuhan terskala. Setelah mengerti akan kebutuhan dan ekspetasi bisnis dan teknis tingkat tinggi, tahap selanjutnya adalah untuk mengadakan survei tempat. Salah satu task yang penting dalam survei tempat adalah bertemu dengan sekumpulan orang yang tepat (contoh grup LAN, WAN, jaringan IP, PBX dan voice mail, aplikasi dan lainlain.). Membangun relation yang benar akan membantu dengan cepat dalam memperoleh informasi
penting yang berkenaan dengan jaringan secara akurat.
74
Ketika melakukan survei tempat, anda perlu memperoleh rincian berdasarkan hal-hal berikut: •
Infrastruktur LAN yang ada, seperti topologi LAN, peralatan yang digunakan dan kebijakan Qos LAN yang ada.
•
Infrastuktur WAN seperti arsitektur WAN, peralatan WAN yang digunakan, kebijakan Qos yang ada, traffic flow, pengadaan bandwith yang ada, dan utilisasi link.
•
Infrastruktur layer 3 dan 2.
•
Arsitektur direktori dan messaging.
•
Routing dan routed protokol layer 3 yang digunakan dalam jaringan.
•
Infrastruktur dan fitur-fitur legacy telepon dan voice-mail seperti paging, operator, night bell, call center, Music on Hold, dan lain-lain yang dipakai dalam jaringan.
•
Konfigurasi legacy dial plan.
•
Utilisasi dan performa jaringan data dan suara yang ada.
•
Infrastruktur manajemen jaringan yang ada.
•
Hari yang ditetapkan untuk support dan proses pelaksaaan support yang ada.
Setelah mengumpulkan informasi dengan melakukan survei tempat, yang seharusnya dilakukan adalah penilaian infrastruktur jaringan yang rinci untuk meyakinkan bahwa jaringan yang ada akan mendukung IP Telephony, bahwa sistem
75
dan aplikasi baru akan cocok dengan sistem dan alat-alat yang ada, dan sistem IP Telephony yang baru akan terlaksana sesuai yang direncanakan. Penilaian infrastruktur seharusnya meliputi celah-celah yang ada dalam infrastruktur yang membutuhkan untuk diisi secara detail agar dapat mendukung IP Telephony dan rekomendasi untuk memperkuat infrastruktur dalam mendukung jaringan yang utuh. Pelaksanaan tahap planning yang tepat akan mengarah pada halhal berikut: •
Ekspetasi scalability, performa, fitur-fitur dari sistem IP Telephony
•
Sebuah infrastruktur jaringan yang mampu mendukung traffic IP Telephony
•
Identifikasi resource yang tepat untuk akselerasi deployment IP Telephony
•
Sebuah jaringan IP Telephony yang sesuai dengan kebutuhan bisnis
•
Integrasi yang sukses dengan PBX dan sistem voice-mail yang ada atau penyelesaian migrasi ke dalam jaringan IP Telephony
•
Deployment aplikasi IP Telephony dan integrasi dengan aplikasi yang ada
2.3.2
Tahap Design Setelah menyelesaikan tahap planning, anda seharusnya mulai bekerja pada
tahap desain jaringan IP Telephony. Tujuan dari tahap desain adalah mengajukan sebuah desain jaringan IP Telephony dengan menggunakan informasi yang telah dikumpulkan dalam pada tahap planning dan informasi yang telah diberikan oleh costumer dalam RFP (Request for Proposal). Anda juga perlu mengumpulkan informasi tambahan yang spesifik mengenai permintaan fitur IP Telephony.
76
Anda harus memikirkan beberapa alternatif desain sebelum sampai pada desain tahap akhir. Desain yang diajukan seharusnya memenuhi kebutuhan IP Telephony sekarang dan masa depan .Tahap desain terdiri dari beberapa task highlevel berikut, diluar kebutuhan desain jaringan IP Telephony dengan tingkat kekritisan yang berbeda pada setiap area : •
Desain infrastruktur jaringan
•
Desain aplikasi dan infrastruktur call-proccessing
•
Evaluasi versi software
•
Validasi desain Dokumen desain seharusnya termasuk diagram arsitektur jaringan IP
Telephony yang diajukan, konfigurasi yang direkomendasikan untuk voice gateway, rekomendasi Qos untuk LAN/WAN, dan lain-lain. Desainer jaringan IP Telephony seharusnya melakukan review dokumen desain dengan arsitektur jaringan suara dan infrastruktur grup dalam perusahaan customer untuk memastikan bahwa desain yang diajukan memenuhi kebutuhan.
DESAIN INFRASTRUKTUR JARINGAN Task pertama dari tahap desain adalah membuat infrastruktur jaringan yang ada mendukung IP Telephony. Desain yang dibuat harus berfokus pada hal-hal berikut: •
Memilih model deployment IP Telephony.
•
Mendesain skema IP Addressing, VLAN Voice untuk device jaringan IP Telephony, dan IP Routing.
77
•
Evaluasi dan memilih model Cisco IP Phone.
•
Mendesain skema untuk service DHCP dan TFTP untuk Cisco IP Phone dan device IP Telephony lainnya dengan tujuan berdasarkan penggunakan service DNS.
•
Menentukan QoS dalam LAN.
•
Memilih standar in-line power dan mendefinisikan kebutuhan hardware tambahan pada switch - switch dan power yang diperlukan.
•
Mendesain infrastruktur LAN dan WAN agar fleksibel.
•
Mengukur link WAN dan desain Qos dalam WAN
DESAIN APLIKASI DAN INFRASTRUKTUR CALL PROCCESING Task kedua dalam tahap desain adalah memililh dan mengukur komponen IPT dan melakukan review serta membuat rekomendasi untuk integrasi atau migrasi aplikasi telepon yang ada dengan aplikasi IP Telephony yang baru berdasarkan kebutuhan telepon customer. Berikut task pada tahap ini : •
Mengukur cluster CallManager.
•
Mengukur cluster voice gateway dan gatekeeper.
•
Menyiapkan sistem IP Telephony untuk integrasi dengan direktori yang ada.
•
Mendesain dial plan.
•
Memilih langkah desain dalam migrasi atau integrasi dengan sistem yang ada (PBX, key, voice mail, atau sistem unified messaging).
•
Memasukan requirements fax dan modem ke dalam jaringan IP Telephony.
78
•
Merekomendasikan solusi keamanan dan manajemen jaringan.
•
Mendesain dan mengklasifikasi sistem voice mail.
EVALUASI VERSI SOFTWARE Sebagaimana dengan produk lain, produk IP Telephony Cisco telah banyak melakukan revisi software. Versi baru meliputi bug - bug yang sudah diperbaiki untuk versi lama dan mempunyai banyak fitur baru. Pusat dari solusi IP Telephony Cisco adalah Cisco CallManager.
VALIDASI DESAIN Tahap akhir dari tahap desain adalah memvalidasi desain yang diajukan dengan lab POC (Proof of Concept) dan melakukan acceptance testing. Topologi lab POC yang anda desain seharusnya mengemulasi jaringan dan mengandung semua komponen IP Telephony berbeda yang diajukan dalam desain sebenarnya. Acceptance testing sangat penting untuk kelancaran rollout keseluruhan jaringan IP Telephony. Untuk memastikan ini, bersama dengan tim teknis konsumen, seharusnya mengembangkan sebuah rencana tes yang menjelaskan berbagai skenario tes unik dan kemudian melaksanakan rencana tes. Skenario testing pada umumnya terdiri sebagai berikut ini : •
Internal dan external phone calls
•
Conference call
•
Fitur IP Telephony yang dideploy
79
•
Skenario failover
•
Telepon antara kantor yang terhubung secara WAN
•
Fitur control call admission
•
Kondisi kegagalan sirkuit WAN
•
Waktu untuk pulih dari kegagalan dalam LAN
•
Akses ke voice-mail dan message notification
•
Integrasi voice-mail / PBX
•
Call routing dan calling privileges
•
Sistem restoration dari backup data
Ketika melakukan persiapan ini, batas waktu yang telah anda siapkan harus cukup untuk melakukan skenario yang ada dalam rencana tes. Berikut adalah beberapa keuntungan bila bisa didapat ketika melakukan persiapan ini : •
Memperbaiki permasalahan yang ada seperti isu fungsional, error dalam konfigurasi, dan kekurangan dalam desain yang ditemukan ketika melakukan tes.
•
Membuat perubahan penting dalam desain tergantung dari masalah yang ditemukan.
•
Memodifikasi atau menyesuaikan prosedur yang digunakan untuk menyusun server, deploy phones, migrasi user dan lain-lain berdasarkan dari hasil. Hal ini untuk memastikan proses deployment akhir dari berjalan lancar dan membantu dalam pengintegrasian IP Telephony lebih cepat.
•
Fine-tune dan menyesuaikan parameter konfigurasi server selama tahap tes
80
berlangsung untuk mencapai gangguan minimal dalam telephony service yang ditemukan melalui tes failover. •
Memastikan bahwa semua elemen penting bekerja dengan benar
•
Memastikan kelancaran transisi /migrasi ke desain IP Telephony yang diajukan.
2.3.2
Tahap Implementation Setelah anda telah mendokumentasikan tahap desain pada kertas, tahap vital
lainnya dalam siklus PDIOO adalah implementasi. Tahap ini membantu dalam memastikan bahwa jaringan yang telah dideploy memberikan semua fungsi yang diinginkan. Tahap ini termasuk pengembangan strategi dan prosedur implementasi. Dalam lingkup jaringan yang besar, perusahaan mungkin akan membuat kontrak tambahan mengenai task dalam implementasi, seperti deployment fisik IP Phone, mengkonfigurasi IP Phone dalam Call Manager, dan lainnya. Namun, mendefinisikan proses secara detil sangat penting sehingga subkontraktor bisa mengikuti proses dan metode yang sudah dideploy. Hal ini untuk memastikan waktu penyelesaian permasalahan yang muncul selama implementasi tidak berlebihan. Strategi yang baik dalam implementasi IP Telephony dalam jaringan besar adalah dengan membagi keseluruhan projek menjadi tahapan - tahapan kecil. Pilihlah bagian kecil dari jaringan dalam memulai tahap deployment. Setelah sukses menyelesaikan deployment IP Telephony untuk tahap pertama, barulah berpindah ke bagian lain dari jaringan sesuai urutan yang ada.
81
Setelah itu lakukan monitoring statistik utilisasi jaringan dan fungsional jaringan yang baru dideploy pada setiap tahap. Menyimpan sebuah log dari setiap masalah yang dilaporkan oleh user dan memodiifikasi prosedur implementasi untuk memastikan bahwa pengguna IP Telephony di masa depan tidak akan menghadapi isu yang sama. Sebuah strategi implementasi paling sedikit seharusnya memiliki langkah-langkah yang jelas terdefinisi dan terdokumentasi seperti berikut ini : •
Mengidentifikasi tanggung jawab tim implementasi untuk kesiapan sistem IP Telephony baru ke dalam jaringan yang telah berproduksi.
•
Mengidentifikasi dan menmbuat standar alat implementasi yang akan berguna dalam deploying IP Phone dan alat IP Telephony lainnya.
•
Melakukan dokumentasi yang jelas mengenai langkah instalasi dan konfigurasi untuk berbagai macam alat.
•
Mendefinisikan perpindahan grup user dan batas waktu untuk perpindahan.
•
Menginformasikan pada user mengenai sistem telepon yang baru dan rencana untuk training pengguna akhir dalam menggunakan fitur-fitur telepon baru.
•
Berkomunikasi
dengan
rutin
dengan
perusahaan
telepon
untuk
mengkoordinasikan perubahan konfigurasi yang diperlukan pada switch kantor pusat dan dukungan yang diperlukan untuk mempercepat perpindahan ke sistem IP Telephony yang baru. •
Menyediakan update bagi sistem PBX / voice-mail dan insinyur Telekomunikasi lainnya serta memastikan bahwa mereka melakukan perubahan yang diperlukan sistem demi kesuksesan integrasi /migrasi ke dalam sistem baru IP Telephony.
82
2.3.3
Tahap Operation dan Optimization Tahap terakhir dalam siklus PDIOO adalah operation dan optimization.
Sebagai kebalikan dari jaringan telepon tradisional, jaringan IP Telephony mempunyai kebutuhan lebih sedikit mengenai biaya service yg mahal dan persediaan alat-alat untuk pergerakan, penambahan, dan perubahan. Operation plan melindungi investasi jaringan dan memberikan staff operasional kemampuan untuk secara aktif mengawasi jaringan guna mengurangi masalah. Berikut adalah langkah-langkah penting yang harus direncanakan demi kesuksesan operasional dari jaringan IP Telephony : •
Menyediakan training dan ahli-ahli untuk mendukung support staff dalam operasional alat produk IP Telephony , dan alat manajemen jaringan.
•
Melibatkan staf operasional utama dalam tahap perencanaan dan implementasi proyek IP Telephony.
•
Mendefinisikan prosedur peningkatan dengan menyediakan resource seperti produk dan alat yang diperlukan, vendor contact untuk troubleshoot permasalahan yang dilaporkan user dan isu sekitar produk.
•
Mendefinisikan proses upgrade software dan hardware. Proses ini seharusnya memperlihatkan kapan untuk melakukan upgrade software dan hardware, dan siapa yang harus diberitahu ketika melakukan perubahan tersebut.
•
Mendefinisikan prosedur permintaan perubahan konfigurasi.
•
Mendefinisikan prosedur cadangan dan perbaikan serta jadwal cadangan.
83
•
Membuat kontrak service dan support dengan vendor produk IP Telephony.
Tahap optimisasi termasuk langkah pelaksanaan yang akan membantu jaringan dalam memberikan performa terbaik sekaligus menurunkan kehilangan hasil karena termakan usia. Untuk mengoptimisasi jaringan, staf support harus mempunyai pengertian yang mantap mengenai operasional yang ada, alat monitoring dan optimisasi yang ada. Alat-alat dan prosedur ini mempermudah dalam perluasan jaringan, memastikan kualitas dari jaringan dan aplikasinya, memfokuskan pada kebutuhan training dan staffing, penyelesaian masalah, dan menurunkan jumlah pengeluaran pemilik perusahaan.