BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut
O’Brien
(2011:
4)
Sistem
informasi
dapat
diatur
berdasarkankombinasi orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi. Menurut Gellinas dan Dull (2010: 12) menyatakan bahwa, “IS is manmade system that generally consists an integrated set of of computer based components and manual component established to collect, store and manange data and to provide output information to users”. Pengertiannya adalah sistem yang diciptakan oleh manusia yang secara umum terdiri dari sekumpulan komponen – komponen manual yang dibentuk untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengatur data serta menyediakan output informasi untuk para penggunanya. Lalu menurut Hall (2008: 6) menyatakan bahwa, “The Information System is the set of format procedures by which data are collected, processed into information, and distributed to users”. Yang artinya adalah Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi adalah sebuah kombinasi dari berbagai komponen yang diantaranya user, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, memproses, mendistribusikan informasi untuk mendukung kegiatan perusahaan.
2.1.2 Pengertian Akuntansi Menurut Stice (2010: 17) “Accounting is a service activity, its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions in making reasoned choices among alternatives courses of actions”. Yang artinya bahwa akuntansi adalah aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kualitatif terutama mengenai informasi keuangan di masa depan, mengenai entitas7
8
entitas ekonomi yang diharapkan agar berguna bagi pengambilan keputusan dalam membuat pilihan yang beralasan diantara alternatif-alternatif tindakan yang ada.
Menurut Warren (2009: 3) “Accounting can be defined as information system that provides reports to users about the economic activities and condition of business”. Yang berarti bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang menyediakan laporan kepada pengguna mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dari definisi diatas bisa disimpulkan akuntansi adalah aktivitas yang berfungsi untuk menyediakan data-data ekonomi dari kegiatan bisnis untuk diproses sehingga menghasilkan laporan keuangan yang mewakili kondisi / keadaan keuangan perusahaan yang berguna bagi pihak yang terkait.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas dan Dull (2010: 14) “Accounting Information System (AIS) is a specialized subsystem of the IS. The purpose of this separate AIS was to collect, process and report information related to the financial aspects of business events”. Yang berarti Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem yang dikhususkan dari Sistem Informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari kegiatan bisnis.
Menurut
Weygandt
(2011:
80)
Sistem
Informasi
Akuntansi
ialah
mengumpulkan dan memproses data transaksi dan kemudian menyebarkan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Sistem Informasi Akuntansi sangat bervariasi dari satu bisnis ke bisnis yang lain. Berbagai faktor membentuk sistem ini: Sifat bisnis dan transaksi di mana ia terlibat, ukuran perusahaan, volume data yang akan ditangani, dan informasi yang menuntut agar manajemen dan lain–lain membutuhkan. Sebuah sistem informasi akuntansi yang baik membantu manajemen agar dapat menjawab banyak pertanyaan lain dengan data yang diberikan oleh sistem akuntansi yang lebih cermat. Sebuah sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik bermanfaat bagi setiap jenis perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah Sistem Informasi berbasis komputer yang menggunakan berbagai sumber
9
daya dan komponen lain untuk mengumpulkan data dan merubah data dari berbagai transaksi perusahaan menjadi suatu Sistem Informasi Akuntansi dan keuangan yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan.
2.1.4 Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2009: 6) terdapat 6 komponen pada SIA, terdiri dari: 1. Orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi. 2. Prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatis, termasuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai aktivitas organisasi. 3. Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya 4. Software yang digunakan untuk mengolah data organisasi. 5. Instruktur teknologi informasi, termasuk komputer dan peralatan
komunikasi
jaringan
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirimkan data serta informasi. 6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang mengamankan data pada SIA.
2.1.5 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Manfaat sistem informasi akuntansi menurut Jones dan Rama (2009: 12) adalah: 1. Membuat laporan eksternal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders (investor, kreditor, dinas pajak, badan pemerintah dan lain-lain). 2. Mendukung aktivitas rutin untuk menangani aktivitas operasi rutin. 3. Mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. 4. Diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian.
10
5.
Menerapkan pengendalian internal yang meliputi kebijakan-kebijakan,
prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari kerugian atau korupsi dan untuk memelihara data keuangan. Sedangkan menurut Gelinas dan Dull (2010: 8) menyatakan bahwa, “Komponen Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari : 1. Technology 2. Database 3. Reporting 4. Control 5. Business operation 6. Event processing 7. Management Decision making 8. System development and operation 9. Communications 10. Accounting and auditing principles
2.1.6 Siklus-Siklus Pemprosesan Transaksi Menurut Hall (2011: 42-43) Secara tradisional, siklus pemrosesan transaksi mengelompokkan aktivitas bisnis ke dalam tiga siklus aktivitas bisnis, yaitu : 1. Siklus pengeluaran (Expenditure cycle) Siklus ini merupakan siklus dimana perusahaan mengeluarkan uang tunai untuk ditukarkan dengan barang material, properti dan tenaga kerja. 2. Siklus konversi (Conversion cycle) Siklus konversi terdiri dari 2 subsistem yaitu: a. Siklus produksi, meliputi perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian dari produk fisik melalui proses manufacturing. b. Sistem akuntansi biaya, mengawasi arus informasi biaya yang berhubungan dengan produksi. 3. Siklus pendapatan (Revenue cycle) Siklus ini merupakan proses penerimaan uang atas kegiatan penjualan secara tunai, penjualan secara kredit dan menerima uang berikut hasil penjualan kredit.
11
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Anggaran Menurut Bagranoff, Smikin dan Norman (2010: 19) “A budget is a financial projection for the future and is thus a valuable managerial planning aid”. Yang artinya anggaran merupakan proyeksi keuangan masa depan dan terutama dalam membantu perencanaan manajerial yang berharga. Menurut Shim dan Shiegel (2009: 1) “A budget is defined as the formal expression of plans, goals, and objecives of management that covers all aspects of operations for a designated time period.”, yang artinya anggaran didefinisikan sebagai peryataan formal dari perencanaan, tujuan dan objektivitas dari manajemen yang melingkupi semua aspek operasi untuk periode waktu yang telah ditentukan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah rencana keuangan yang terperinci yang memproyeksikan keuangan masa depan dalam bentuk kuantitatif yang formal dalam periode waktu yang telah ditentukan.
2.2.2 Prosedur Anggaaran Menurut Nafarin (2009 : 9) Prosedur anggaran terdapat 4 tahap, yaitu: 1. Penentuan Pedoman Anggaran Dalam tahap ini, manajemen puncak (komisaris) menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan, dan asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran. 2. Persiapan Anggaran Dalam tahap ini, manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran jualan hendaknya terlebih dahulu menyusun perkiraan jualan mendatang. 3. Penentuan Anggaran Ditahap ini, diadakan rapat dengan semua manager beserta direksi untuk merundingkan dan menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran dan mengkoordinasikan komponen anggaran tersebut. 4. Pelaksanaan Anggaran Untuk kepentingan pengawasan, setiap manager wajib membuat laporan realisasi anggaran.
12
2.2.3 Fungsi Anggaran Menurut Nafarin (2009 : 28-30), Anggaran memiliki tiga fungsi yaitu: 1. Fungsi Perencanaan Anggaran sebagai alat perencanaan harus memperhatikan kaitan anggaran yang satu dengan yang lain. Aspek lain yang penting dari perencanaan menggunakan anggaran adalah perencanaan penggunaan
dana
yang tersedia
seefisien
mungkin. Oleh karena itu, para penyusun anggaran harus memperhitungkan berbagai kemungkinan biaya apa saja yang dibutuhkan dan menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana pembiayaan dan penggunaan dana seefisien mungkin bagi perusahaan. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang artinya sebelum suatu pekerjaan dijalankan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang. Pekerjaan disetujui untuk dijalankan apabila terdapat dana yang digunakan sebagai anggaran, atau kebutuhannya tidak menyimpang dari anggaran yang disediakan. 3. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan disini berarti mengevaluasi atau menilai proses bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, dengan cara : a) Membandingkan rencana anggaran dengan realisasi b) Melakukan tindakan perbaikan apabila dirasa perlu (atau jika terdapat penyimpangan yang memungkinkan mengalami kerugian). c) Anggaran digunakan sebagai alat untuk menilai. Anggaran yang tidak sesuai dengan keadaan, akan dilakukan
revisi
anggaran
sesuai
dengan
perkembangan keadaan. Selain itu anggaran dijadikan sebagai
pegangan
oleh
manajer
yang
13
bertanggungjawab untuk menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang dicapainya.
2.2.4 Tujuan Penyusunan Anggaran Menurut Nafarin (2009, 19) “ Tujuan disusunya anggaran adalah : 1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 4. Merinci jenis sumber dana yang dicari meupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. 5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat. 6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
2.2.5 Manfaat Anggaran Menurut Nafarin (2009, 19) “Manfaat anggaran adalah : 1. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan. 3. Dapat memotivasi karyawan. 4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan. 5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. 6. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. 7. Alat pendidikan bagi para manajer.
2.2.6 Jenis-Jenis Anggaran Menurut Nafarin (2009, 32) dilihat dari segi bidangnya, anggaran terbagi menjadi 2 jenis,yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran
14
ini bila dipadukan akan menjadi Anggaran Induk (Master Budget).Anggaran induk yang mengonsolidasi rencana keseluruhan perusahaan, untuk jangka pendek biasanya disusun atas dasar tahunan. Adapun anggaran induk terdiri dari : 1. Anggaran Penjualan Anggaran penjualan menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di masa depan. 2. Anggaran produksi Anggaran produksi memperlihatkan jumalh barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. 3. Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku Anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku menyajikan dua informasi berikut : a) Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku. b) Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah. 4. Anggaran biaya Tenaga kerja langsung Anggaran ini memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. 5. Anggaran biaya overhead produksi Anggaran ini memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target produksi seperti yang ditetapkan dalam anggaran produksi. 6. Anggaran Biaya Produksi Anggaran ini memperlihatkan seluruh biaya produksi yang akan dikeluarkan pada suatu tahun anggaran 7. Anggaran beban operasi Anggaran beban operasi memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran
15
8. Anggaran kas Anggaran kas disusun oleh peusahaan agar pihak manajemen memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah penerimaandan pengeluaran kas pada periode suatu periode anggaran.
2.2.7 Kelompok Anggaran Dalam Penyusunan Menurut Nafarin (2009: 31) “Mengelompokkan anggaran sangatlah penting dalam menyusun anggaran. Dengan mengelompokkan anggaran maka akan lebih mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan.” Anggaran dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Dasar Penyusunan a. Anggaran Tetap (Fixed Budget) Anggaran ini disusun berdasarkan tingkat aktivitas tetap. Contoh : Penjualan dianggarkan sebanyak 1200 unit, demikian pula anggaran dibuat berdasarkan tingkat aktivitas penjualan 1200 unit baik anggaran penjualan maupun anggaran lainnya. Anggaran tetap disebut juga sebagai anggaran induk.
b. Anggaran Variabel (Variable Budget) Anggaran ini disusun berdasarkan interval tingkat aktivitas tertentu yang pada intinya anggaran ini dapat disesuaikan dengan tingkat aktivitas yang berbeda. Contoh : Anggaran penjualan disusun berkisar antara 1000 unit – 2000 unit. Jadi tingkat penjualan yang berkisar antara 1000 unit – 2000 unit dapat menggunakan anggaran ini. Anggaran variable disebut juga sebagai anggaran fleksibel.
2. Waktu Penyusunan a. Anggaran Periodik (Periodic Budget) Anggaran ini disusun untuk satu periode tertentu. Biasanya untuk jangka waktu 12 bulan dan disusun disetiap akhir periode anggaran sebelumnya. b. Anggaran Lanjutan (Continous Budget)
16
Anggaran ini dibuat untuk melakukan revisi atau perbaikan terhadap anggaran sebelumnya yang telah dibuat. Misalnya ada kenaikan harga bahan baku sehingga menyebabkan harus dilakukan perbaikan atas anggaran sebelumnya.
3. Jangka waktu a. Anggaran ini dibuat untuk jangka waktu paling lama 12 bulan. Contoh anggaran jangka pendek adalah anggaran keperluan modal kerja. Anggaran jangka pendek disebut juga anggaran taktis. b. Jangka Panjang Anggaran jangka panjang dibuat untuk rencana dalam kurun waktu lebih dari 12 bulan. Contoh anggaran jangka panjang adalah anggaran untuk keperluan investasi modal. Anggaran jangka panjang juga digunakan sebagai dasar penyusunan untuk anggaran jangka pendek. Anggaran jangka panjang disebut juga sebagai anggaran strategis.
4. Bidangnya a. Anggaran Operasional (Operational Budget) Anggaran yang digunakan untuk menyusun anggaran laba rugi. Proses penyusunan Anggaran ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : Anggaran Penjualan, Anggaran Produksi, Anggaran Biaya Distribusi, Anggaran Biaya Umum dan Administrasi, Anggaran Type Appropriasi. b. Anggaran Keuangan (Financial Budget) Anggaran ini digunakan untuk menyusun anggaran neraca. Proses penyusunan anggaran keuangan meliputi : Anggaran Proyeksi Neraca, Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca, Anggaran Penambahan Modal, Anggaran Penyusutan Aktiva.
5. Kemampuan Menyusun a. Anggaran Komprehensif (Comprehensive Budget) Anggaran ini adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang dibuat secara lengkap. Merupakan perpaduan antara anggaran operasional dan anggaran keuangan secara lengkap. b. Anggaran Parsial (Partially Budget)
17
Anggaran ini adalah anggaran tidak lengkap yang hanya menyusun bagian dari anggaran tertentu saja. Contoh: hanya menyusun anggaran operasional saja. 6. Fungsinya a. Anggaran Tertentu Anggaran yang dikhususkan hanya untuk tujuan tertentu saja dan tidak boleh digunakan untuk tujuan diluar itu. b. Anggaran Kinerja Anggaran ini disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi. Misalnya untuk menilai apakah biaya beban yang dikeluarkan oleh tiap – tiap aktivitas melewati batas anggaran atau tidak.
7. Metode Penentuan Harga Pokok a. Anggaran Tradisional (Traditional Budget) Anggaran ini berdasarkan konvensional yang dibuat dengan metode penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran tetap. b. Anggaran Berdasarkan Kegiatan (Activity Based Budget) Anggaran yang dibuat dengan metode pemberian harga pokok berdasarkan kegiatan dan berfungsi untuk menyusun anggaran tetap dan anggaran variabel.
2.2.8 Budget of Factory Overhead Menurut Brag (2014 : 64) “The manufacturing overhead budget contains all manufacturing costs other than the costs of direct materials and direct labor (which are itemized separately in the direct materials budget and the direct labor budget). The information in the manufacturing overhead budget becomes part of the cost of goods sold line item in the master budget.” Yang artinya Budget of Factory Overhead berisi semua biaya manufaktur selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang diperinci secara terpisah. Informasi dalam anggaran biaya overhead manufaktur menjadi bagian dari penjualan item di Cost of Good Sold dalam Master Budget. Informasi dalam anggaran ini termasuk yang paling penting
18
dari berbagai model anggaran departemen, karena mungkin berisi sebagian besar dari jumlah total pengeluaran perusahaan.
2.2.9 Proses Penyusunan Anggaran Menurut Shim dan Siegel (2009: 9)“ A sound of budget process communicates organizational goals, allocates resources, provides feedback, and motivates employees.”dapat diartikan bahwa dalam proses penganggaran terdapat beberapa hal penting, seperti : sosialisasi target perusahaan, alokasi sumber daya, memberikan timbal balik, dan memotivasi karyawan. Proses penyusunan anggaran harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan, harus konsisten dengan struktur perusahaan, dan memperhitungkan sumber daya manusia yang dimiliki. Proses penganggaran akan menghasilkan target dan kebijakan, mengformulasikan limit, menghitung kebutuhan sumber daya, memeriksa kebutuhan yang spesifik, menyajikan fleksibilitas, menggabungkan asumsi-asumsi, dan mempertimbangkan kendala. Proses penganggaran harus memperhitungkan analisis yang berasal dari kondisi perusahaan saat ini.Anggaran dibuat berdasarkan pengalaman masa lalu dan tren saat ini.Enam langkah dalam proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: a. Merencanakan tujuan b. Menganalisis sumber daya yang tersedia c. Melakukan negosiasi terhadap estimasi komponen anggaran d. Mengkoordinasikan dan meninjau komponen anggaran e. Mendapatkan persetujuan akhir f. Mendistribusikan anggaran yang telah disetujui.
2.2.10 Anggaran Kas Menurut Shim dan Siegel (2009: 258): “Thecash budget is schedule of estimated cash collections and payment” Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran kas merupakan suatu perencanaan waktu dari estimasi pendapatan kas dan pengeluaran kas. Hal ini menyajikan arus masuk kas yang diharapkan dan arus keluar kas untuk jangka waktu yang ditetapkan. Anggaran kas membantu manajemen dalam menjaga saldo kas dalam hubungan yang wajar dengan kebutuhannya. Jika arus kas dapat diestimasi dengan baik, saldo kas dapat dipertahankan dekat dengan tingkat target dan transaksi yang lebih sedikit.
19
2.2.11 Anggaran Pendapatan Menurut Carter dan Usry (2005: 14) anggaran pendapatan/penjualan merupakan estimasi penjualan yang realistis berdasarkan analisis atas penjualan di masa lampau dan pasar saat ini. Anggaran pendapatan umumnya diakui sebagai alat manajemen yang berguna dan penting. Manajemen kas yang efektif memerlukan jumlah kas yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Anggaran pendapatan melibatkan pengelolaan arus kas dan memperlakukan pendapatan sebagi aktiva yang menghasilkan laba dan bukan sekadar mata uang untuk membayar tagihan. Meskipun jika suatu perusahaan tidak membuat anggaran yang ekstensif untuk penjualan dan produksi, maka perusahaan tersebut sebaiknya menganggarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Tugas mempersiapkan anggaran pendapatan biasanya didekati dari dua sudut yang berbeda yaitu :
1. Menilai dan mengevaluasi pengaruh eksternal. 2. Mempertimbangkan pengaruh eksternal. Pengaruh eksternal meliputi tren umum
dalam
aktivitas
individual,
tindakan
pesaing,
kebijakan
pemerintah, siklus dari ekonomi negara, perkiraan tingkat harga, daya beli populasi, pergeseran dalam populasi, dan perubahan dalam kebiasaan membeli dan gaya hidup. 3. Pengaruh internal adalah tren penjualan, kapasitas pabrik, produk baru, ekspansi pabrik, produk musiman, estimasi penjualan, dan penetapan kuota dari tenaga penjualan dan daerah penjualan.
Menurut Nafarin (2009 : 168) Dalam penyusunannya pun harus diperhatikan beberapa faktor penting yaitu : 1. Faktor Pemasaran 2. Faktor Keuangan 3. Faktor Ekonomis 4. Faktor Teknis 5. Faktor Kebijakan Perusahaan 6. Faktor Perkembangan Penduduk 7. Faktor Kondisi Negara
20
2.2.12 Anggaran Produksi Menurut Nafarin (2009 : 184) Anggaran Produksi ialah anggaran yang disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran produksi dapat disusun dengan empat cara, yaitu : 1. Mengutamakan Stabilitas Produk 2. Mengutamakan Stabilitas Persediaan 3. Gabungan antara Stabilitas Produk dan Persediaan 4. Disesuaikan dengan keperluan manajemen
2.2.13 Anggaran Pengeluaran Menurut Carter dan Usry (2005: 60), Pengeluaran modal adalah komitmen jangka panjang atas sumber daya untuk merealisasikan manfaat masa depan. Pembuatan anggaran pengeluaran modal merupakan salah satu fungsi pengambilan keputusan manajerial yang paling penting. Besarnya dana yang terlibat untuk setiap pengeluaran dan lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi mengharuskan dilakukannya analisis dan penilaian yang hati-hati. Keputusan mengenai operasi sekarang ini selalu dapat diubah, tetapi karena proyek modal melibatkan dana yang substansial dan periode waktu yang panjang, maka kesalahan dapat menjadi sangat mahal. Untuk meminimalkan kesalahan dalam pengeluaran modal, maka perusahaan menetapkan sistem untuk mengevaluasi proyek sebelum dana dikucurkan. Evaluasi proyek harus dilakukan oleh manajemen untuk menentukan apakah proyek yang akan dikerjakan tersebut dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang mencukupi terhadap laba sehingga dapat menutupi dana yang dikeluarkan untuk proyek tersebut.
2.2.14 Klasifikasi Anggaran Biaya 2.2.14.1
Bahan Langsung (direct material) Menurut Garrison, Norren, Brewer (2008), bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan baku (raw material). Sesungguhnya, bahan baku berkaitan dengan semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi, dan produk jadi suatu perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan yang lainnya.
21
Bahan langsung (direct material) adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Bahan tidak langsung (indirect material) adalah yang dimasukkan dalam biaya overhead pabrik.
2.2.14.2
Tenaga Kerja Langsung (direct labor) Tenaga kerja langsung digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga tenaga kerja manual(touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi. Tenaga kerja tidak langsung (inderect labor) merupakan biaya tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri secara fisik dalam pembuatan produk dan diperlakukan sebagai bagian biaya overhead pabrik.
2.2.14.3
Overhead (manufacturing overhead) Elemen ketiga biaya produksi, mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termaksud dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Sejumlah nama lain digunakan untuk biaya overhead pabrik, misalnya biaya produksi tidak langsung (indirect manufacturing cost), factory overhead, dan factory burden. Semua itu bersinonim dengan biaya overhead pabrik.
2.3
Activity-based Budgeting Menurut Hansen, Otley, & Van der Stede (2009), ABB-approach berfungsi
untuk mencapai keseimbangan operasional antara sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dan kapasitas sumber daya yang tersedia. Jika rencana awal menyebabkan ketidakseimbangan, perusahaan dapat menyesuaikan jumlah yang dibutuhkan, kapasitas sumber daya yang ada, tingkat konsumsi sumber daya, ataupun menyesuaikan penggunaan aktivitas yang ada.
22
2.3.1 Tujuan Activity-based Budgeting Menurut Hansen, Otley, & Van der Stede(2009) tujuan Activity-based Budgetingadalah : 1. Melakukan perbaikan terhadap sistem. 2. Memuaskan kebutuhan customers 3. Meraih kesempatan 4. Cost reduction
2.3.2 Keuntungan Activity-based Budgeting Menurut Hansen, Otley, & Van der Stede(2009), keuntungan Activity-based Budgeting adalah: 1. ABB-approach berfokus pada peningkatan anggaran secara tegas atau eksplisit dari suatu aktivitas dan sumber daya, pandangan ini memungkinkan produk yang lebih baik, proses yang lebih baik, atau kegiatan penetapan biaya dan pengambilan keputusan, dan alokasi sumber daya yang lebih baik untuk menunjang prioritas perusahaan. 2. Manager tingkat-bawah dan para karyawan dapat lebih mudah untuk memahami dan menyampaikan informasi anggaran tersebut dalam istilah operasional dibandingkan istilah finansial. 3. Activity-based budgets membantu para manager untuk memahami bagaimana menjalankan tugas mereka. 4. ABB-approach meng-kawin-kan model operasional yang lebih lengkap dengan model finansial secara rinci. 5. ABB tepat untuk perusahaan yang baru berdiri, karena pengguna awal dari Activity-based Budgeting adalah perusahaan ataupun organisasi yang berhadapan dengan inovasi yang relatif rendah. Menurut Kaplan & Anderson(2007 :87), Activity-based Budgeting paling berguna untuk sumber daya yang melakukan aktivitas berulang, khususnya terhadap proses yang dipicu oleh permintaan dari pesanan, produk, jasa dan pelanggan. Dengan Activity-based Budgeting yang efektif, manager akan memiliki kontrol yang lebih besar terhadap pengeluaran atas struktur biaya mereka.
23
2.4
Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
2.4.1 Object Oriented Design Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 60), Object Oriented Design (OOD) adalah suatu cara untuk menentukan seluruh tipe obyek yang memungkinkan berkomunikasi dengan orang-orang dan perangkat-perangkat di dalam sistem, menggambarkan bagaimana obyek berinteraksi untuk menyelesaikan tugasnya dan memperbaiki
definisi
masing-masing
tipe
dari
obyek
sehingga
dapat
diimplementasikan dengan sebuah bahasa atau lingkungan khusus. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Object Oriented Analysis and Design adalah pendekatan yang dapat menentukan seluruh tipe objek di dalam suatu sistem, menggambarkan interaksi yang dibutuhkan pengguna dan memperbaiki definisi masing-masing tipe dari obyek sehingga dapat diterapkan dengan sebuah bahasa atau lingkungan khusus. Salah satu notasi yang digunakan untuk permodelan OOAD adalah Unified Modeling Language (UML), yaitu standar notasi yang dimiliki oleh Object Management Group, perusahaan yang merupakan perusahaan non-profit dan bergerak dalam bidang industri komputer. UML digunakan untuk menentukan spesifikasi, visualisasi dan permodelan dari struktur dan tingkah laku bisnis dan sistem aplikasi.
2.4.1.1 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 144), Activity Diagram adalah diagram yang menggambarkan alur kerja yang menggambarkan berbagai aktivitas sistem atau user, pihak yang melakukan aktivitas dan alur bertahap dari aktivitas tersebut. Activity Diagram merupakan salah satu diagram di dalam Unified Modelling Language (UML) dan dapat digunakan di semua tipe jenis penelitian pengembangan. Activity Diagram yang baik menurut Satzinger harus berfokus pada penggambaran alur aktivitas. Berikut adalah simbol – simbol yang digunakan dalam Activity Diagram:
24
Gambar 2.1 Activity Diagram 2.4.1.2 Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, 174), event table adalah sebuah katalog dari use case yang mendaftar event-event ke dalam baris-baris dan potongan informasi mengenai setiap event tersebut ke dalam kolom-kolom. Event-event dalam pengembangan sistem perlu dijabarkan untuk menentukan apakah use case perlu merespon setiap event-event tersebut. Event-event tersebut dapat dimasukan ke dalam table yang disebut event table.
2.4.1.3 Use Case Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, 166), Use case merupakan aktifitas yang dilakukan sistem yang biasanya berupa respon terhadap permintaan pengguna. Use case merupakan pendekatan visual yang dapat digunakan untuk proses pemodelan dalam pengembangan system. Untuk merepresentasikan setiap pengguna dan apa saja yang dilakukan sistem untuk merespon permintaan pengguna atas sistem.
2.4.1.4 Use Case Description Menurut
Satzinger,
Jackson,
dan
Burd
(2005,
220),
Use
Case
Descriptionadalah penjelasan yang lebih detil mengenai proses dari sebuah use case. Use Case Description dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Brief Description Digunakan untuk use case yang sangat sederhana dan bila sistem yang dibangun berskala kecil.
25
2. Intermediate Description Merupakan pengembangan dari brief description untuk menyertakan aliran internal dari aktifitas untuk sebuah use case. Exception dapat di dokumentasikan jika diperlukan.
3. Fully Developed Description Metode paling formal yang dapat digunakan dalam mendokumentasikan use case.
2.4.1.5 Domain Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan burd (2005, 184),merupakan sebuah diagram UML yang menggambarkan semua yang penting dalam pekerjaan user, kelas-kelas problem domain, atribut, serta hubungan antar class. Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk mendefiniisikan kelas-kelas problem domain. Oleh karena itu, class diagram disebut juga domain model class diagram. Dalam class diagram, sebuah class digambarkan dengan bentuk kotak. Kotak ini terdiri dari tiga bagian, yaitu nama kelas di bagian atas, atribut-atribut dari kelas tersebut di bagian tengah, dan method di bagian tengah. Sedangkan hubungan antar class digambarkan dengan garis penghubung antar class. Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis penghubung disebut multiplicity of association. Hubungan antar class ini dapat dibedakan menjadi enam jenis yang digambarkan dalam table sebagai berikut :
Hubungan
Simbol
Zero to one (optional)
0..1
One and only one (mandatory)
1
One and only one alternate (mandatory)
1..1
Zero or more (optional)
0..*
Zero or more alternate (optional)
*
One or more (mandatory)
1..*
Gambar 2.2 Hubungan Relasi Antara Class
26
2.4.1.6 Sequence activity Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 148),Sequence diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menjelaskan interaksi antar obyek. Sequence diagram juga menggambarkan interaksi antara sistem dengan dunia luar yang digambarkan sebagai actor. Actor sebagai pengguna sistem memberikan pesan kepada sistem dan sistem akan mengembalikan data. Dalam sequence diagram digunakan beberapa notasi untuk membuat sequence diagram, yaitu :
1. Lifeline atau object lifeline Berupa garis vertical di bawah obyek yang berguna untuk menunjukan waktu hidup obyek. 2. Object Berupa symbol orang yang berguna sebagai penggambaran pengguna sistem atau sistem yang terotomatisasi. 3. Input Message Berupa garis horizontal yang menggambarkan pesan masukan dari user. 4. Output Message Berupa garis horizontal putus-putus yang menggambarkan keluaran atau hasil dari inputan user.
2.4.1.7 System Sequence Diagram System sequence diagram merupakan sebuah diagram yang menunjukan interaksi antara sistem dan dunia luar yang diwakilkan oleh actor. Interaksi antara sistem dan actor dilakukan dengan pesan yang diberikan oleh actor ke sistem dan sistem akan mengembalikan output untuk tampilan.
2.4.1.8 User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, 442), User Interface adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk membuat input dan output.Terdapat delapan aturan dalam merancang User Interface, delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu : 1. Konsistensi 2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut
27
3. Memberikan umpan balik yang informatif 4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana 6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya 7. Mendukung tempat pengendali internal 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
2.4.1.9 Unified Modeling Language (UML) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, 48) UML adalah seperangkat kontruksi model dan notasi yang dikembangkan terutama untuk pengembangan berorientasi obyek.Model dalam metodologi pengembangan sistem mencakup perumpamaan inputs, outputs, proses, data, interaksi antar obyek, lokasi, network, dan peralatan. Model-model ini digambar dalam bentuk diagram sesuai dengan notasi yang didefinisikan oleh Inified Modeling Language (UML).
2.4.1.10
Metodologi Pengembangan Sistem
Salah satu metodologi yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem adalah Unified Process (UP). UP merupakan sebuah metodologi pengembangan sistem yang berorientasi obyek. UP kini sudah menjadi salah satu metodologi yang paling banyak digunakan untuk pengembangan sistem berorientasi obyek.
2.4.2 Konsep Object Oriented Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p60), pengertian dari pendekatan berorientasi obyek adalah suatu pendekatan pengembangan sistem yang memandang sistem informasi sebagai sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas. Analisis yang digunakan dalam pengembangan sistem dengan pendekatan berorientasi obyek adalah object oriented analysis (OOA). Object Oriented Analysis menjabarkan semua jenis obyek yang bekerja dalam sistem dan menunjukan interaksi yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan tugastugas. Sedangkan Object Oriented Design (OOD) menjabarkan semua jenis obyek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan peralatan-peralatan dalam sistem menunjukan bagaimana obyek-obyek saling
28
berinteraksi untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memperjelas definisi dari setiap obyek sehingga dapat diimplementasi dengan bahasa tertentu.
2.4.3 System Requirements Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p130) secara umum system requirements dibagi ke dalam dua kategori, yaitu : 1. Functional requirement Mencakup semua aktifitas yang harus dapat ditangani oleh sistem atau fungsifungsi yang harus ada pada system. 2. Nonfunctional requirement Mencakup karakteristik sistem selain aktifitas yang harus ada pada sistem. Nonfunctional requirement dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Technical requirements Menjelaskan
karakteristik
operasional yang berhubungan
dengan
lingkungan organisasi, hardware, dan software. b. Performance requirements Menjelaskan
karakteristik
perasional
yang
berhubungan
dengan
pengukuran beban kerja, seperti waktu respon. c. Usability requirements Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan users, seperti tampilan antar muka (interface), prosedur kerja, bantuan online, dan dokumentasi d. Reliability requirements Menjelaskan
karakteristik
operasional yang berhubungan
dengan
ketergantungan suatu sistem, pencatatan untuk semua event atau kejadian, pemrosesan kesalahan, dan deteksi serta perbaikan kesalahan e. Security requirements Menjelaskan pembagian akses setiap user pada fungsi-fungsi yang ada pada sistem.
2.5
Website Menurut Sora (2014) Website atau sering juga disebut Web, dapat diartikan
suatu kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun
29
gabungan dari semuanya, baik itu yang bersifat statis maupun yang dinamis, yang dimana membentuk satu rangkaian bangunan yang saling berkaitan dimana masingmasing dihubungkan dengan jaringan halaman atau hyperlink.
2.5.1 Jenis - Jenis Website Menurut Sora (2014) Jenis-jenis website ada 3 (tiga) macam diantaranya, bisa dibaca dibawah ini: 1. Website Statis adalah suatu website yang mempunyai halaman yang tidak berubah. Yang artinya adalah untuk melakukan sebah perubahan pada suatu halaman hanya bisa dilakukan secara manual yitu dengan cara mengedit kode-kode yang menjadi struktur dari website itu sendiri.
2. Website Dinamis adalah merupakan suatu website yang secara strukturnya diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya selain dimana utamanya yang bisa diakses oleh para pengguna (user) pada umumnya, juga telah disediakan halaman backend yaitu untuk mengedit kontent dari website tersebut. Contoh dari website dinamis seperti web berita yang didalamnya terdapat fasilitas berita, dsb.
3. Website Interaktif adalah suatu website yang memang pada saat ini memang terkenal. Contohnya website interaktif seperti forum dan blog. Di website ini para pengguna bisa berinteraksi dan juga beradu argument mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka.
2.6 Jurnal International Dan National Menurut Martin (2010) sementara ada beberapa isu seputar sistem informasi akuntansi berbasis web, sebagian besar pengguna bisa ditangani, dan mereka juga melayani untuk memperkuat sejumlah aspek teoritis yang dibahas dalam kursus. temuan penelitian ini konsisten dengan 5 dari 10 aspek model AIS berbasis web usaha kecil tanpa bertentangan dengan 5 aspek lain dari model. Proses dalam Activity-based BudgetingMenurut Janikova (2011) proses ABB adalah: 1. Analisis Strategi 2. Analisis rangkaian nilai / Value Chain Analysis
30
3. Merencanakan atau meramalkan beban kerja 4. Instruksi Perencanaan 5. Analisis Investasi dalam suatu aktivitas 6. Analisis level-aktivitas 7. Kalkulasi terhadap biaya proses dan produk 8. Spesifikasi Anggaran Menurut Maitanmi (2013) dalam membuat web based budgetinghal-hal yang perlu di perhatikan adalah : 1. Desain harus terdiri dari diagram dan gambar yang akan memotivasi pengguna untuk tetap menggunakan aplikasi dan harus mendorong pengguna untuk mendapatkan yang mudah digunakan.The backend coding, yaitu, bagian logis dari perangkat lunak dilengkapi setelah desain sistem dilakukan 2. Selanjutnya adalah pengujian yang adalah untuk memastikan bahwa semua dimasukkan berfungsi dandapat digunakan pada internet. dalam tahap implementasi ini kita dapat dimulai dari backend coding di mana kita membuat fungsi dari masingmasing komponen software, atau komponen aplikasi 3. Setelah
kita
memiliki
sistem
pengujian
untuk
memastikan bahwa semua komponen atau unit yang berfungsi dengan baik, bekerja sama dan sesuai dengan persyaratan. Untuk mencapai tujuan tersebut 4. Menyajikan
metodologi
yang
digunakan
dalam
pengembangan perangkat lunak. 5. Menyajikan Hasil Output yang sesuai Menurut Olson (2013) Ketidakmampuan sheet untuk memberikan umpan balik yang real-timedanpelaporan standar membuat proses jauh lebih rumitdan jauh lebih kolaboratif dari yang seharusnya. meskipun beberapaaplikasi spreadsheet berisi fungsi untuk memprediksi masa depantren dan hasil, metode ini sering tidak dapat diandalkandanakurat.
Ada
banyak
keterbatasan
menggunakan
untukproses penganggaran. Beberapa kekurangan antara lain:
spreadsheet
31
1. Distribusi data dan konsolidasi adalah memakan waktu dan rawan kesalahan 2. Menghubungkan beberapa lembar kerja atau buku kerja sulit. Dengan demikian set terisolasi dari informasi sering terputus, dan informasi harus dimiliki oleh e-mail spreadsheet bolak-balik 3. Menyeimbangkan keamanan dan kebutuhan untuk berbagi informasi adalah rumit. Berbagi, melindungi dan unmelindungi lembar kerja,
buku kerja,
dan sel-sel
melibatkan usaha sia-sia 4. Menganalisis tren bisnis yang kompleks sulit dan hasilnya laten 5. Memastikan kepatuhan itu sulit. Alat spreadsheet yang hanya tidak dirancang untuk kontrol keuangan yang ketat 6. Dengan spreadsheet, tidak pernah ada hanya satu set fakta. Operasi dengan informasi penting yang tersebar di seluruh organisasi dalam spreadsheet adalah jaminan virtual yang setidaknya beberapa anggota kunci dari tim manajemen akan bekerja dari nomor out-of-date 7. Peramalan jarang terjadi. Spreadsheet tidak sampai tugas penganggaran di perusahaan yang dinamis saat ini 8. Spreadsheet tidak sangat user-friendly untuk pengguna non-keuangan
32
2.7 Kerangka Pikir Tahap Perencanaan Proses Bisnis yang Berjalan
- Struktur Organisasi - Visi dan Misi Perusahaan - Tugas dan Wewenang - Operasi Perusahaan
Proses Penganggaran
Tahap Analisis
Analisis Proses Bisnis
Masalah
Rekomendasi
Tahap Perancangan
Tahap Analisis : • Activity Diagram • Event Table • Use Case Diagram • Use Case Description • Domain Class • Sequence Diagram
Tahap Perancangan : • Membuat User Interface Unbudget online