BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Program linier
Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan) dan kendala-kendala yang ada ke dalam model matematik persamaan linier. Metode analisis yang paling bagus untuk menyelesaikan persoalan alokasi sumber ialah metode program linier. Pokok pikiran yang utama dalam menggunakan program linier ialah merumuskan masalah dengan jelas dengan menggunakan sejumlah informasi yang tersedia. Sesudah masalah terumuskan dengan baik, maka langkah berikutnya ialah menerjemahkan masalah yang ada ke dalam model matematika.
Program linier sering digunakan dalam menyelesaikan problema-problema alokasi sumber daya, seperti dalam bidang manufacturing, pemasaran, keuangan, personalia, administrasi dan lain sebagainya. Bentuk standar dari permasalahan program linier adalah: a.
Penulisan dalam bentuk skalar untuk kasus maksimasi
Maksimumkan : ๐ ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ = ๐ = ๐1 ๐ฅ1 + ๐2 ๐ฅ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฅ๐
(2.1)
Dengan kendala : ๐11 ๐ฅ1 + ๐12 ๐ฅ2 + โฏ + ๐1๐ ๐ฅ๐ = ๐1 ๐21 ๐ฅ1 + ๐22 ๐ฅ2 + โฏ + ๐2๐ ๐ฅ๐ = ๐2 โฎ ๐๐1 ๐ฅ1 + ๐๐2 ๐ฅ2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ฅ๐ = ๐๐
Universitas Sumatera Utara
๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ โฅ 0 Atau dapat juga ditulis dengan menggunakan lambang penjumlahan yaitu: Maksimumkan : ๐ ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ = ๐ =
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.2)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
= ๐๐ ,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Di mana ๐๐ , ๐๐ dan ๐๐๐ diketahui konstan.
Keterangan: ๐๐ =
parameter yang dijadikan kriteria optimisasi, atau koefisien peubah pengambilan keputusan dalam fungsi tujuan. Untuk kasus maksimasi ๐๐ menunjukkan keuntungan atau penerimaan per unit, sementara dalam kasus minimasi ๐๐ menunjukkan biaya per unit.
๐๐ =
peubah pengambilan keputusan atau kegiatan (yang ingin dicari; yang tidak diketahui). Karena ๐ = 1, 2, โฏ , ๐ berarti dalam hal ini terdapat ๐ variabel keputusan.
๐๐๐ = koefisien teknologi peubah pengambilan keputusan dalam kendala ke-๐ . ๐๐ =
sumber daya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau usaha yang bersangkutan; disebut juga konstanta sebelah kanan dari kendala ke-๐. Karena ๐ = 1, 2, โฏ , ๐ berarti dalam hal ini terdapat ๐ jenis sumber daya.
๐ = Nilai skalar kriteria pengambilan keputusan nilai fungsi tujuan.
b.
Penulisan dalam bentuk matriks untuk kasus maksimasi
Maksimumkan : ๐ = ๐๐ป ๐ฟ
(2.3)
Dengan kendala : ๐จ๐ฟ = ๐ฉ dan ๐ฟ โฅ ๐
Universitas Sumatera Utara
๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ โฆ ๐๐๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ Dimana ๐ฟ = ๐ , ๐ฉ = ๐ , ๐ = ๐ , ๐จ = ๐๐ ๐๐ โฆ ๐๐ โฎ โฎ โฎ โฎ โฎ โฎ โฎ ๐๐ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ โฆ๐๐๐ ๐๐ Dan ๐ป menyatakan transpose.
2.2 Asumsi-asumsi yang Harus Dipenuhi dalam Program Linier
Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam merumuskan suatu problema keputusan ke dalam model matematik persamaan linier sehingga problema itu dapat dikatakan absah menjadi suatu permasalahan program linier, yaitu:
a.
Asumsi Linierity (Linieritas)
Asumsi ini menyatakan bahwa fungsi tujuan dan semua kendala harus berbentuk linier. Dengan kata lain, apabila suatu kendala melibatkan dua variabel keputusan maka dalam diagram dimensi dua kendala tersebut akan berupa suatu garis lurus. Demikian juga apabila suatu kendala melibatkan tiga variabel akan menghasilkan suatu bidang datar dan kendala yang melibatkan ๐ variabel akan menghasilkan hyperplane (bentuk geometris yang rata) dalam ruang berdimensi ๐.
b.
Asumsi Additivity (Aditivitas/ Penambahan)
Asumsi ini menyatakan bahwa nilai parameter suatu kriteria optimasi (koefisien variabel keputusan dan fungsi tujuan) merupakan jumlah dari individu-individu ๐๐ dalam program linier. Misalnya, keuntungan total ๐ yang merupakan variabel keputusan, sama dengan jumlah keuntungan yang diperoleh dari masing-masing kegiatan (๐๐ ๐ฅ๐ ). Dan juga, seluruh sumber daya yang digunakan untuk semua kegiatan harus sama dengan jumlah sumber daya yang digunakan untuk masing-masing kegiatan.
c.
Asumsi Proportionality (Proporsionalitas/ Kesebandingan)
Asumsi ini menyatakan bahwa jika variabel keputusan (๐ฅ๐ ) mengalami perubahan, maka dampak perubahannya akan menyebar dalam proporsi yang sama terhadap fungsi tujuan
Universitas Sumatera Utara
(๐๐ ๐ฅ๐ ) dan juga pada kendalanya (๐๐๐ ๐ฅ๐ ). Misalnya, apabila variabel keputusan dinaikkan dua kali. Maka secara proporsional (seimbang dan serasi) nilai-nilai fungsi tujuan dan kendalanya juga akan menjadi dua kali lipat.
d.
Asumsi Divisibility (Divisibilitas/ Pembagian)
Asumsi ini menyatakan bahwa nilai variabel keputusan (๐ฅ๐ ) yang diperoleh tidak harus berupa bilangan bulat, artinya nilai variabel keputusan bisa diperoleh pada nilai pecahan.
e.
Asumsi Certainty (Deterministik/ Kepastian)
Asumsi ini menghendaki bahwa semua parameter dalam program linier (๐๐ , ๐๐๐ dan ๐๐ ) harus bernilai tetap dan diketahui atau ditentukan secara pasti.
2.3 Metode Simpleks
Pada umumnya permasalahan program linier dapat diselesaikan dengan menggunakan metode grafik dan metode simpleks. Kedua metode ini tentunya memiliki kebaikan dan kelemahannya. Aplikasi kedua metode ini tergantung atas problema yang dihadapi.
Metode grafik digunakan apabila jumlah variabel keputusan hanya dua dan jumlah kendala dalam model sedikit (pada umumnya tidak lebih dari 4 kendala). Apabila jumlah kendalanya banyak (> 4 kendala), maka akan sukar untuk melukiskan garis kendalanya dalam grafik.
Sehingga meskipun permasalahan program linier dapat diselesaikan dengan menggunakan metode grafik, akan tetapi untuk permasalahan program linier dengan lebih dari 3 variabel maka metode grafik ini tidak dapat digunakan. Oleh karena itu, pada tahun 1947 George Dantzig mengajukan satu metode yang paling berhasil untuk menyelesaikan suatu permasalahan program linier, dan metode itu dinamakan metode simpleks dan telah diperbaiki oleh beberapa ahli lain.
Universitas Sumatera Utara
Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan dasar fisibel (feasible) lainnya dan ini dilakukan berulang-ulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai suatu pemecahan dasar yang optimum dan pada setiap step/ iterasi menghasilkan suatu nilai dari fungsi tujuan yang selalu lebih besar atau sama dari step-step sebelumnya (Supranto, 1983).
2.3.1
Langkah-langkah Metode Simpleks
Mengubah bentuk baku model program linier ke dalam bentuk tabel akan memudahkan proses perhitungan simpleks. Langkah-langkah perhitungan dalam algoritma simpleks adalah: a.
Berdasarkan bentuk baku, tentukan solusi awal (initial basic feasible solution)
dengan menetapkan n-m variabel nonbasis sama dengan nol. Di mana n jumlah variabel dan m banyaknya kendala. b.
Kemudian dipilih sebuah entering variable (variabel yang masuk) di antara yang
sedang menjadi variabel nonbasis, yang jika dinaikkan di atas nol, dapat memperbaiki nilai fungsi tujuan. Apabila tidak ada maka berhenti, berarti solusi sudah optimal. Jika tidak, maka lanjutkan ke langkah c. c.
Selanjutnya pilih sebuah leaving variable (variabel yang keluar) di antara yang
sedang menjadi variabel basis yang harus menjadi nonbasis (nilainya menjadi nol) ketika entering variable menjadi variabel basis. d.
Tentukan solusi yang baru dengan membuat entering variable dan leaving
variable menjadi nonbasis. Selanjutnya kembali ke langkah b.
Selanjutnya akan dijelaskan langkah-langhkah penyelesaian persoalan yang formulasinya mempunyai bentuk sebagai berikut: Maksimumkan: ๐=
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.4)
Dengan kendala:
Universitas Sumatera Utara
๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
โค ๐๐ ,
๐ฅ๐ โฅ 0, ๐ = 1, 2, โฏ , ๐ , ๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Perhitungan simpleks yang lebih rinci akan diterangkan dengan langkah berikut: Langkah 1 : Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan diubah menjadi bentuk implisit dengan jalan menggeser semua ๐๐ ๐ฅ๐ ke kiri. Fungsi kendala selain kendala nonnegatif diubah menjadi bentuk persamaan dengan menambahkan variabel slack, yaitu suatu variabel yang mewakili tingkat pengangguran kapasitas yang merupakan batasan.
Langkah 2 : Mentabulasikan persamaan-persamaan yang diperoleh pada langkah 1.
Tabel 2.1 Bentuk Umum Tabel Simplek Awal Basis
๐ช
๐ถ1
๐ถ2
.
.
๐ถ๐
0
0
.
.
0
๐๐
๐๐
.
.
๐๐
๐บ๐
๐บ๐
.
.
๐บ๐
Solusi
๐บ๐
0
๐11
๐12
.
.
๐1๐
1
0
.
.
0
๐1
๐บ๐
0
๐21
๐22
.
.
๐2๐
0
1
.
.
0
๐2
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
๐บ๐
0
๐๐1
๐๐2
.
.
๐๐๐
0
0
.
.
1
๐๐
โ๐ถ1
โ๐ถ2
.
.
โ๐ถ๐
0
0
.
.
0
0
๐๐ โ ๐ช๐
Kolom baris menunjukkan variabel yang sedang menjadi basis yaitu ๐1 , ๐2 , โฏ , ๐๐ yang nilainya ditunjukkan oleh kolom solusi. Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa variabel nonbasis ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ (yang tidak ditunjukkan pada kolom basis) sama dengan nol.
Universitas Sumatera Utara
Langkah 3 : Menentukan entering variable (variabel yang masuk). Tabel di atas memperlihatkan bahwa pada baris ๐๐ โ ๐ถ๐ kolom ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ nilainya negatif. Untuk persoalan dengan fungsi maksimasi, baris ๐๐ โ ๐ถ๐ dapat diperbaiki dengan meningkatkan nilai ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฏ , ๐ฅ๐ pada baris ๐๐ โ ๐๐ menjadi tidak negatif. Untuk itu pilihlah kolom pada baris ๐๐ โ ๐ถ๐ (termasuk kolom slack) yang mempunyai nilai negatif terbesar, selanjutnya kolom ini digunakan sebagai entering variable. Jika ditemukan lebih dari satu nilai negatif angka terbesar pilihlah salah satu, sebaliknya jika tidak ditemukan nilai negatif berarti solusi sudah optimal. Sebaliknya untuk kasus minimasi, pilihlah kolom pada baris ๐๐ โ ๐ถ๐ yang nilainya positif terbesar. Jika tidak ditemukan nilai positif berarti solusi sudah optimal. Dan pada persoalan di atas kolom ๐ฅ2 merupakan entering variable. Langkah 4 : Menentukan leaving variable (variabel yang keluar). Leaving variable dipilih dari rasio yang nilainya positif terkecil. Rasio diperoleh dengan cara membagi nilai solusi dengan koefisien pada kolom entering nya.
๐
๐๐ ๐๐ = ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐
๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ข๐ ๐
(2.5)
๐๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐๐๐๐ฆ๐
Baris yang memiliki rasio yang nilainya positif terkecil selanjutnya akan digunakan sebagai leaving variable. Jika tidak ada elemen yang nilainya positif dalam kolom kunci (kolom entering variable) ini, maka persoalan tidak memiliki pemecahan. Kolom pada entering variable dinamakan entering column, dan baris yang berhubungan dengan leaving variable dinamakan persamaan pivot. Elemen pada perpotongan entering column dan persamaan pivot dinamakan elemen pivot.
Langkah 5 : Menentukan persamaan pivot baru.
๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ฃ๐๐ก ๐๐๐๐ข =
๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ฃ๐๐ก ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ฃ๐๐ก
(2.6)
Universitas Sumatera Utara
Langkah 6 : Menentukan persamaan-persamaan baru selain persamaan pivot baru. Persamaan baru = (Persamaan lama) โ (Koefisien kolom entering x persamaan pivot baru)
(2.7)
Langkah 7 : Lanjutkan perbaikan-perbaikan. Lakukan langkah perbaikan dengan cara mengulang langkah 3 sampai langkah 6 hingga diperoleh hasil optimal.
2.3.2 Program QM
Program QM adalah paket program komputer untuk menyelesaikan persoalan-persoalan metode kuantitatif, manajemen sains atau riset operasi. Program QM juga adalah salah satu software yang dapat digunakan untuk membantu perhitungan masalah program linier.
Gambar 2.1 Tampilan Sementara (Splash) dari Program QM
Universitas Sumatera Utara
2.4 Teori Himpunan Crisp Dan Teori Himpunan Fuzzy
Himpunan Crisp A didefinisikan oleh item-item yang ada pada himpunan itu. Pada teori himpunan Crisp, keberadaan suatu elemen pada suatu himpunan A, hanya akan memiliki dua kemungkinan keanggotaan, yaitu menjadi anggota A atau tidak menjadi anggota A (Chak, 1998). Suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu elemen ๐ฅ dalam suatu himpunan A, sering disebut dengan nama nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan, dinotasikan dengan ๐๐ด ๐ฅ . Pada himpunan Crisp, hanya ada 2 nilai keanggotaan, yaitu ๐๐ด ๐ฅ = 1 untuk ๐ฅ menjadi anggota A, dan ๐๐ด ๐ฅ = 0 untuk ๐ฅ bukan anggota A.
Teori himpunan fuzzy yang ditemukan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965 merupakan kerangka matematis yang digunakan untuk mempresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, kekurangan informasi, dan kebenaran parsial (Tettamanzi, 2001). Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval 0, 1 . Nilai keanggotaannya menunjukkan bahwa suatu item dalam semesta pembicaraan tidak hanya berada pada 0 atau 1, namun juga nilai yang terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya bernilai benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar, dan masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah.
Menurut (Kusumadewi, 2002) Misalkan dimiliki variabel umur yang dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: MUDA
umur < 35 tahun
SETENGAH BAYA
35 tahun โค umur โค 55 tahun
TUA
umur > 55 tahun Dengan menggunakan pendekatan himpunan Crisp, amatlah tidak adil untuk
menetapkan nilai SETENGAH BAYA. Pendekatan ini bisa saja dilakukan untuk hal-hal yang bersifat diskontinu. Misalkan klasifikasi untuk umur 55 tahun dan 56 tahun
Universitas Sumatera Utara
sangatlah jauh berbeda, di mana umur 55 tahun termasuk dalam
setengah baya,
sedangkan umur 56 tahun termasuk sudah tua. Demikian juga halnya untuk klasifikasi muda dan tua. Orang yang berumur 34 tahun dikatakan muda, sedangkan orang yang berumur 35 tahun sudah tidak muda lagi. Orang yang berumur 55 tahun termasuk stengah baya menurut pengklasifikasian, tetapi orang yang berumur 55 tahun lebih 1 hari sudah tidak setengah baya lagi tetapi sudah termasuk tua.
2.5 Fungsi Keanggotaan Trapezoidal (Trapesium)
Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Atau dapat dinotasikan sebagai berikut : ๐๐ด : ๐ฝ โ 0, 1 Untuk x โ ๐ฝ maka ยตA(x) adalah derajat keanggotaan x dalam A.
Suatu fungsi keanggotaan himpunan fuzzy disebut fungsi keanggotaan trapezoidal jika mempunyai empat buah parameter, yaitu ๐, ๐, ๐, ๐ โ โ dengan ๐ < ๐ < ๐ < ๐, dan dinyatakan dengan ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ข๐ ๐ฅ, ๐, ๐, ๐, ๐ dengan aturan: ๐ฅโ๐ ๐โ๐
1
untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐
(2.8)
untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐
๐๐๐๐๐๐ ๐๐ข๐ ๐ฅ; ๐, ๐, ๐, ๐ = ๐โ๐ฅ ๐โ๐
0
untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐ untuk lainnya
Fungsi keanggotaan tersebut dapat juga dinyatakan dengan formula sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
๐๐๐๐๐๐ ๐๐ข๐ ๐ฅ; ๐, ๐, ๐, ๐ = ๐๐๐ฅ ๐๐๐
๐ฅโ๐ ๐โ๐
๐โ๐ฅ
, 1, ๐โ๐ , 0
(2.9)
2.6 Fuzzy Linear Programming (FLP) Dalam fuzzy linear programming akan dicari suatu nilai ๐ yang merupakan fungsi objektif yang akan dioptimasikan sedemikian hingga tunduk pada batasan-batasan yang dimodelkan dengan menggunakan himpunan fuzzy.
Bentuk umum dari fuzzy linear programming (FLP) untuk kasus maksimasi adalah: Maksimumkan: ๐=
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.10)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
โค ๐๐ ,
๐ฅ๐ โฅ 0 ,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Di mana ๐๐ , ๐๐๐ , dan ๐๐ semuanya adalah bilangan fuzzy. Keterangan: ๐
=
Fungsi tujuan
๐๐
=
Nilai kontribusi
๐ฅ๐
=
Variabel keputusan
๐๐๐
=
Koefisien teknologi
๐๐
=
Konstanta sebelah kanan (sumber daya)
2.6.1 Program Linier Dengan Koefisien Teknologi Berbentuk Bilangan Fuzzy
Bentuk umum dari program linier dengan koefisien teknologi berbentuk bilangan fuzzy untuk kasus maksimasi adalah:
Universitas Sumatera Utara
Maksimumkan: ๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
๐=
(2.11)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
โค ๐๐ ,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Untuk kasus program linier dengan koefisien teknologi berbentuk bilangan fuzzy, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu:
Asumsi 1: Koefisien teknologi
๐๐๐
dikatakan berbentuk bilangan fuzzy apabila
memenuhi syarat fungsi keanggotaan linier berikut: 1
jika ๐ฅ < ๐๐๐
๐ ๐๐ +๐ ๐๐ โ๐ฅ
๐๐ ๐๐ ๐ฅ =
(2.12)
jika ๐๐๐ โค ๐ฅ < ๐๐๐ ๐๐๐
๐ ๐๐
jika ๐ฅ โฅ ๐๐๐ + ๐๐๐
0
di mana ๐ฅ โ ๐
dan ๐๐๐ > 0 untuk semua ๐ = 1, 2, โฏ , ๐, ๐ = 1, 2, โฏ , ๐.
Defuzzyfikasi adalah perubahan dari suatu besaran fuzzy ke suatu besaran numerik, sedangkan fuzzyfikasi adalah perubahan dari besaran numerik ke suatu besaran fuzzy.
Untuk mendefuzzyfikasi permasalahan ini, pertama-tama fungsi objektif (tujuan) harus diubah ke dalam kondisi fuzzy, yaitu dengan menghitung batas bawah (๐๐ ) dan batas atas (๐๐ข ) dari nilai optimal awal. Batas-batas dari nilai optimal ini akan diperoleh dengan menyelesaikan permasalahan program linier standar berikut: Maksimumkan: ๐1 =
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.13)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
โค ๐๐ ,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Universitas Sumatera Utara
๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Dan juga Maksimumkan: ๐2 =
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.14)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1
๐๐๐ + ๐๐๐ ๐ฅ๐ โค ๐๐ , ๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Dari persamaan di atas, nilai dari fungsi objektif (tujuan) berada di antara ๐1 dan ๐2 di mana nilai koefisien teknologi mengalami perubahan di antara ๐๐๐ dan ๐๐๐ + ๐๐๐ . Dengan nilai batas bawah ๐๐ = ๐๐๐ ๐1 , ๐2 dan nilai batas atas ๐๐ข = ๐๐๐ฅ ๐1 , ๐2 . Asumsi 2: Permasalahan linier crisp yaitu persamaan ๐1 dan ๐2 di atas memiliki nilai optimal yang terbatas. Pada kasus ini nilai optimal dari himpunan fuzzy ๐บ, di mana merupakan himpunan bagian dari ๐
๐ , dalam buku Klir dan Yuan didefinisikan sebagai:
0
jika ๐ ๐ =1 ๐ถ๐ ๐ฅ ๐ โ๐ ๐
๐๐บ ๐ฅ =
๐๐ข โ๐๐
1
jika jika
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
๐๐ โค
< ๐๐
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.15) < ๐๐ข
โฅ ๐๐ข
Himpunan fuzzy dari kendala ke-๐, yaitu ๐ถ๐ yang merupakan himpunan bagian dari ๐
๐ , didefinisikan ke dalam persamaan: , ๐๐ <
0 ๐๐ถ ๐ ๐ฅ =
๐ ๐ โ ๐๐=1 ๐ ๐๐ ๐ฅ ๐ ๐ ๐ ๐ฅ ๐ =1 ๐๐ ๐
1
,
๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
, ๐๐ โฅ
๐ ๐ =1
(2.16)
โค ๐๐ <
๐ ๐ =1
๐๐๐ + ๐๐๐ ๐ฅ๐
๐๐๐ + ๐๐๐ ๐ฅ๐
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan definisi keputusan fuzzy yang diperkenalkan oleh Bellman dan Zadeh, maka terdapat: ๐๐ท ๐ฅ = ๐๐๐ ๐๐บ ๐ฅ , min๐ ๐๐ถ๐ ๐ฅ
(2.17)
Untuk kasus ini keputusan fuzzy yang optimal adalah solusi dari permasalahan: max๐ฅโฅ0 ๐๐ท ๐ฅ
= max๐ฅโฅ0 ๐๐๐ ๐๐บ ๐ฅ , min๐ ๐๐ถ๐ ๐ฅ
(2.18)
Dengan demikian bentuk umum dari program linier dengan koefisien teknologi berbentuk bilangan fuzzy menjadi permasalahan optimisasi: Maksimumkan: ๐=๐
(2.19)
Dengan kendala: ๐๐บ ๐ฅ โฅ ๐ ๐๐ถ๐ ๐ฅ โฅ ๐, ๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ฅ โฅ 0,
0โค๐โค1
Dengan menggunakan persamaan (2.15) dan (2.16), permasalahan di atas dapat ditulis ke dalam bentuk:
Maksimumkan: ๐=๐
(2.20)
Dengan kendala: ๐ ๐๐ข โ ๐๐ โ ๐ ๐ =1
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
+ ๐๐ โค 0
๐๐๐ + ๐๐๐๐ ๐ฅ๐ โ ๐๐ โค 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐, ๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ฅ๐ โฅ 0, 0 โค ๐ โค 1
Dengan catatan kendala dalam permasalahan ini mengandung aturan cross product yaitu ๐๐ฅ๐ adalah nonkonveks. Oleh Karena itu solusi dari permasalahan ini memerlukan
Universitas Sumatera Utara
penyelesaian khusus yang diadopsi dari penyelesaian permasalahan optimisasi nonkonveks.
2.6.2 Program Linier Dengan Koefisien Teknologi Dan Konstanta Sebelah Kanan Berbentuk Bilangan Fuzzy
Bentuk umum dari program linier dengan koefisien teknologi dan konstanta sebelah kanan berbentuk bilangan fuzzy untuk kasus maksimasi adalah:
Maksimumkan: ๐=
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.21)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
โค ๐๐ ,
๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Untuk kasus program linier dengan koefisien teknologi dan konstanta sebelah kanan berbentuk bilangan fuzzy, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu:
Asumsi 1: Koefisien teknologi
๐๐๐
dan konstanta sebelah kanan
๐๐ dikatakan
berbentuk bilangan fuzzy apabila memenuhi syarat fungsi keanggotaan linier berikut:
1 ๐๐ ๐๐ ๐ฅ =
๐ ๐๐ +๐ ๐๐ โ๐ฅ ๐ ๐๐
0
jika
๐ฅ < ๐๐๐
jika
๐๐๐ โค ๐ฅ < ๐๐๐ + ๐๐๐
jika
๐ฅ โฅ ๐๐๐ + ๐๐๐
(2.22)
Dan juga
Universitas Sumatera Utara
1 ๐ ๐ +๐ ๐ โ๐ฅ
๐๐ ๐ ๐ฅ =
๐ ๐๐
0
jika
๐ฅ < ๐๐
jika
๐๐ โค ๐ฅ < ๐๐ + ๐๐
jika
๐ฅ โฅ ๐๐ + ๐๐
(2.23)
Di mana ๐ฅ โ ๐
. Untuk mendefuzzyfikasi permasalahan ini, pertama-tama akan dicari nilai optimal dari batas atas ๐๐ข dan batas bawah ๐๐ permasalahan tersebut. Nilai batas-batas tersebut akan diperoleh dengan menyelesaikan permasalahan program linier standar, dengan mengasumsikan bahwa batas-batas tersebut memiliki nilai optimal yang terbatas. Untuk ๐1 , persamaannya adalah: Maksimumkan: ๐1 =
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.24)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1
๐๐๐ + ๐๐๐ ๐ฅ๐ โค ๐๐ , ๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Untuk ๐2 , persamaannya adalah: Maksimumkan: ๐2 =
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.25)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
โค ๐๐ + ๐๐ ,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ = 1, 2, โฏ , ๐
๐ฅ๐ โฅ 0, Untuk ๐3 , persamaannya adalah: Maksimumkan: ๐3 =
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.26)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1
๐๐๐ + ๐๐๐ ๐ฅ๐ โค ๐๐ + ๐๐ ,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Universitas Sumatera Utara
๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Dan untuk ๐4 , persamaannya adalah: Maksimumkan: ๐4 =
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.27)
Dengan kendala: ๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
โค ๐๐ ,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
๐ฅ๐ โฅ 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐
Maka batas bawah ๐๐ = ๐๐๐ ๐1 , ๐2 , ๐3 , ๐4 dan batas atas ๐๐ข = ๐๐๐ฅ ๐1 , ๐2 , ๐3 , ๐4 . Nilai dari fungsi objektif berada di antara batas bawah dan batas atas sementara nilai koefisien teknologi berada di antara ๐๐๐ dan ๐๐๐ + ๐๐๐ , dan nilai konstanta sebelah kanan berada di antara ๐๐ dan ๐๐ + ๐๐ . Asumsi 2: Nilai optimal himpunan fuzzy ๐บ, didefinisikan sebagai:
0
jika ๐ ๐ =1 ๐ถ๐ ๐ฅ ๐ โ๐ ๐
๐๐บ ๐ฅ =
jika
๐๐ข โ๐๐
1
jika
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
๐๐ โค
< ๐๐
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
(2.28) < ๐๐ข
โฅ ๐๐ข
Himpunan fuzzy dengan kendala ke-๐ yaitu ๐ถ๐ yang merupakan himpunan bagian dari ๐
๐ didefinisikan ke dalam: , ๐๐ <
0 ๐๐ถ ๐ ๐ฅ =
๐ ๐ โ ๐๐=1 ๐ ๐๐ ๐ฅ ๐
,
๐ ๐ ๐ฅ ๐ =1 ๐๐ ๐
๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
, ๐๐ โฅ
1
๐ ๐ =1 ๐๐๐ ๐ฅ๐
๐ ๐ =1
โค ๐๐
(2.29) ๐ ๐ =1
๐๐๐ ๐ฅ๐ + ๐๐
๐๐๐ + ๐๐๐ ๐ฅ๐ + ๐๐
Dengan menggunakan metode defuzzyfikasi, permasalahan direduksi menjadi: Maksimumkan: ๐=๐
(2.30)
Universitas Sumatera Utara
Dengan kendala: ๐ ๐๐ข โ ๐๐ โ ๐ ๐ =1
๐ ๐ =1 ๐๐ ๐ฅ๐
+ ๐๐ โค 0
๐๐๐ + ๐๐๐๐ ๐ฅ๐ + ๐๐๐ โ ๐๐ โค 0,
๐ = 1, 2, โฏ , ๐, ๐ = 1, 2, โฏ , ๐ ๐ฅ๐ โฅ 0, 0 โค ๐ โค 1
Dengan catatan seperti pada kasus program linier dengan koefisien teknologi berupa bilangan fuzzy.
Universitas Sumatera Utara