BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Internet 2.1.1
Pengertian Internet Menurut Chaffey (2011, p98) internet adalah jaringan fisik yang
menghubungkan komputer di seluruh dunia. Internet sendiri terdiri dari infrastruktur jaringan server dan hubungan komunikasi diantaranya yang digunakan untuk menyimpan dan memindahkan informasi antara komputer klien dan web server. Menurut Strauss dan Frost (2012, p27) ada tiga tipe dalam mengakses dengan internet, yaitu : 1. Publik Internet Jaringan global yang dapat di akses oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. 2. Intranet Jaringan yang berjalan secara internal dalam sebuah perusahaan tetapi menggunakan standar internet seperti HTML dan browser. Dengan demikian, intranet seperti internet mini tetapi dengan proteksi password untuk dikonsumsi internal perusahaan. 3. Extranet Dua atau lebih jaringan eksklusif yang tergabung untuk tujuan pertukaran informasi. Jika dua perusahaan atau perusahaan dan pemasok customer, menghubungkan intranet mereka maka mereka akan memiliki intranet. Akses biasanya hanya secara parsial.
2.1.2
World Wide Web (WWW) Williams dan Sawyer (2011, p18) menyebutkan world wide web (www)
sebagai bagian multimedia dari internet yang biasanya disebut the “web atau the “web”, yaitu sebuah system interkoneksi dari computer internet (server) yang mendukung khususnya dokumen yang diformat dalam bentuk multimedia.
9
10 Menurut Satzinger et al. (2009:336), WWW adalah kumpulan sumber daya seperti file dan program yang dapat di akses melalui internet menggunakan protocol standar.
2.1.3
Meta tags Menurut Marsha (2009, p128) Meta tags merupakan sekumpulan penanda
pada HTML yang menjelaskan konten dari suatu website. Meta tags tidak selalu harus selalu disertakan pada halaman website, dan mereka tidak merubah tampilan dari website tersebut. Namun begitu, dengan menyertakan Meta tags pada suatu website maka pembuat website tersebut mempunyai control dalam pengindexan mesin pencari.
2.1.3.1 Descriptor Meta tags Descriptor Meta tags memungkinkan pembuat website untuk menyediakan informasi tentang suatu website yang bisa digunakan oleh mesin pencari pada saat mesin pencari berhasil mengumpulkan hasil carinya. Kesalahan pada penggunaan Descriptor Meta tags bisa mengakibatkan kebingungan pada pengunjung tentang apa yang bisa dia dapatkan pada website tersebut (marsha, 2009, p98).
2.1.3.2 Keyword Meta tags Hal terpenting kedua pada penggunaan Meta tags yang berhubungan peng indexan. Website mengandung beberapa kata kunci yang berpengaruh pada posisi pada mesin pencari. Namun, metode dari mesin pencari dalam penyusunan hasil pencarian mereka bisa saja berbeda-beda. Beberapa mesin pencari menyusun berdasarkan kata-kata yang terdapat pada suatu website, sementara yang lain berdasarkan beberapa kalimat saja. Namun, sebagai nama Descriptor Meta tags memungkin
pembuat
website
bisa
mengontrol
bagaimana
website
anda
dideskripsiskan, kata kunci meta tags memungkinkan anda untuk menentukan sendiri kata kunci yang sesuai dengan website anda. Kata kunci meta tags tidak muncul pada halaman website anda, tetapi mereka digunakan pada penyusunan hasil pencarian oleh mesin pencari. (Marsha, 2009, p100).
11 2.1.4
Hypertext Mark Up Language (HTML) Menurut Williams dan Sawyer (2011, p68) HyperText Markup Language
(HTML) merupakan kumpulan instruksi khusus (disebut “tag" atau “markup") yang digunakan untuk menentukan struktur dokumen, format, dan link ke dokumen multimedia lainnya di web.
2.2 Database Menurut Williams dan Sawyer (2011, p402) database adalah himpunan logis terrorganisir yang terdiri dari data terkait yang dirancang dan dibangun untuk tujuan tertentu. mengkategorikan database yang terdiri dari komponen-komponen dasar, sebagai berikut: •
Bit
adalah unit terkecil dari data computer yang dapat disimpan dalam
database yang biasanya diwakili oleh 0 untuk off dan 1 untuk on. •
Byte (Karakter) adalah huruf, angka atau karakter khusus.
•
Field adalah unit data yang terdiri dari satu atau lebih karakter (byte).
•
Record adalah kumpulan catatan terkait.
•
File adalah kumpulan catatan terkait.
•
Data yang terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka baku yang diolah menjadi informasi.
2.3 Konsep Sistem Informasi 2.3.1
Pengertian Informasi Menurut Satzinger et al. (2009, p6), informasi adalah data yang telah
dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain
2.3.2
Pengertian Sistem Menurut Satzinger et al. (2009:6) Sistem adalah kumpulan komponen yang
saling terkait yang berfungsi bersama untuk mencapai hasil.
2.3.3
Pengertian Sistem Informasi Menurut Menurut Satzinger et al. (2009:6), Sitem informasi merupakan
kumpulan komponen yang saling berkaitan yang mengumpulkan, memproses,
12 menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk memenuhi tugas-tugas bisnis.
2.3 Bahasa Pemrograman 2.3.1
PHP Menurut Sebesta (2013, p45) PHP merupakan pemrograman server-side yang
secara
spesifik
diperuntukkan
untuk
pengembangan
aplikasi
web.
PHP
memungkinkan akses yang mudah ke dokumen HTML karena kode program diinterpretasikan pada sisi web server sebelum dokumen HTML ditampilkan di client. PHP memiliki koleksi fungsi yang berlimpah yang membuatnya menjadi bahasa pemrograman yang cocok digunakan dalam pengembangan aplikasi perangkat lunak berbasis server.
2.3.2
Javascript Menurut William (2011, p524) Javascript adalah bahasa pemrograman
berrorientasi objek yang sering digunakan terutama untuk menambah program pada halaman web sebagai contoh animasi dan interaksi dengan pengguna serta didukung oleh hampir seluruh web browser.
2.3.3
CSS Menurut Meyer (2004, p3) CSS atau Cascading Style Sheets secara sederhana
adalah sebuah cara untuk memisahkan struktur sebuah dokumen dari presentation dokumen tersebut, yang kemudian membuat CSS memungkinkan tampilan yang jauh lebih kaya dan menarik daripada yag bisa diberikan HTML, serta juga menghemat waktu karena kita bisa mengubah tampilan seluruh halaman dari satu tempat saja. Dan dengan ukurannya yang relatif kecil, CSS memungkinkan untuk pemuatan halaman yang lebih cepat .
2.4 Konsep Web 2.4.1
Web Server Menurut Williams (2011:25) jaringan server adalah sebuah komputer pusat
yang menyimpan koleksi data (database) dan program untuk menghubungkan atau
13 penyediaan layanan untuk komputer personal, workstation, dan perangkat lainnya, yang disebut klien
2.4.2
Web Browser Menurut Sebesta (2011, p27) web browser adalah suatu klien pada website
karena web browser memulai komunikasi dengan sebuah server, dimana menunggu sebuah permintaan dari klien sebelum melakukan sesuatu.
2.4.3
Responsive Web Design Menurut Kadlec (2013, p11) Responsive Web Design adalah sebuah
pendekatan yang memungkinkan suatu design dan environtment harus mengikuti kebiasaan pengguna dan environtment berdasarkan ukuran layar, platform dan orientasi layar.
2.4.4
Web Hosting Menurut Suryana (2008, p13) Web hosting adalah jasa penyedia hosting di
internet , tugas mereka adalah menyediakan dan mengelola ruang hardisk yang akan disewa oleh pemilik suatu domain untuk menyimpan file-file nya agar halaman web si pemilik domain dapat ditampilkan di browser internet. Pada dasarnya perusahaan web hosting adalah lembaga bisnis yang menyediakan komputer server yang melayani banyak pemilik domain.
2.4.5
Domain Menurut Chaffey (2011: p105) Domain Name adalah nama domain yang
menunjukkan suatu alamat pada web server dan biasanya dipilih sama dengan nama perusahaannya serta unik dan mudah diingat.
2.4.6
Search Engine Optimization (SEO) Chaffey (2011:475) bertutur, Search Engine Optimization (SEO) adalah suatu
pendekatan terstruktur untuk mengembangkan posisi sebuah perusahaan atau produk dari perusahaan itu sendiri dalam mesin pencarian alami atau hasil daftar organic untuk kata kunci yang terpilih
14 2.5 E-Marketing Menurut Chaffey (2011, p388) e-Marketing merupakan bagaimana proses pencapain tujuan pemasaran melalui penggunaan teknologi komunikasi elektronik.
2.5.1
Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p29), pemasaran adalah sebuah proses
dimana perusahaan menciptakan sebuah nilai untuk customer dan membuat relasi dengan customer yang kuat dengan tujuan untuk menangkap nilai dari customer. Dalam proses pemasaran ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu: 1. Memahami wilayah pasar , kebutuhan dan keinginan dari customer. 2. Membuat sebuah desain strategi pemasaran yang berdasarkan customer 3. Membuat sebuah program pemasaran terintegrasi yang menyampaikan nilai lebih. 4. Membangun sebuah hubungan yang saling menguntungkan dan membuat customer bahagia. 5. Menangkap nilai balik dari customer untuk menciptakan keuntungan dan sebuah keadilan untuk customer.
2.5.2
Konsep Strategi Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p33), ada lima konsep strategi dalam
melakukan pemasaran, yaitu : 1. Konsep Produksi Ide dari konsep ini adalah customer yang lebih memilih produk yang tersedia dan terjangkau. Maka dari itu perusahaan harus fokus dalam meningkatkan produksi dan efisiensi pendistribusian. 2. Konsep Produk Ide dari konsep ini adalah bahwa customer akan lebih memilih produk yang menawarkan kualitas paling baik, performa tertinggi dan fitur paling lengkap maka dari itu perusahaan harus mencurahkan tenaganya untuk membuat peningkatan produk secara terus menurus. 3. Konsep Penjualan Ide dari konsep ini adalah
customer tidak akan membeli produk
perusahaan kecuali produk tersebut menggunakan promosi dan penjualan secara besar-besaran.
15 4. Konsep Pemasaran Sebuah filosofi yang mengartikan bahwa pencapain target oganisasi bergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan dari target pasar dan menyampaikan kepuasan yang diinginkan melebihi dari yang dilakukan kompetitor. 5. Konsep Pemasaran Sosial Ide dari konsep ini adalah sebuah pemasaran perusahaan harus memikirkan apa yang customer inginkan, kebutuhan dari perusahaan, keinginan customer dalam jangka panjang dan keinginan sosial untuk jangka panjang.
2.6 Metode Analisa 2.6.1
Metode SOSTAC Untuk membuat dan menjalankan e-Marketing, dibutuhkan rencana dan
strategi e-Marketing. Menurut Chaffey (2011, p388), rencana e- marketing adalah rencana untuk mencapai tujuan pemasaran dari strategi e-business. Menurut Strauss dan Frost (2012, p51), strategi e-Marketing adalah perancangan strategi pemasaran yang memanfaatkan kemampuan elektronik atau teknologi informasi organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. SOSTAC merupakan framework untuk perencanaan e-Marketing yang dikembangkan oleh Paul Smith pada tahun 1999, dimana merangkum berbagai tahapan yang harus terlibat dalam strategi pemasaran mulai dari pengembangan strategi sampai dengan implementasi strategi (Chaffey, 2011, p388). Chaffey (2011, p389) menyebutkan bahwa pendekatan SOSTAC untuk perencanaan pemasaran terdiri dari enam element, yaitu: -
Situation - dimana kita sekarang ?
-
Objectives – Kemana kita akan pergi ?
-
Strategy – Bagaimana kita mencapai kesana ?
-
Tactics – Bagaimana kita mencapai kesana ?
-
Action – Apa rencana kita?
-
Control - Apakah kita sampai kesana?
16
Gambar 2. 1 Kerangka Kerja SOSTAC Sumber : Chaffey (2011, p389)
2.6.1.1 Situation Analysis Menurut Chaffey (2011, p420) situation analysis adalah cara untuk mengerti lingkungan sekarang dan yang akan datang, dimana perusahaan beroperasi untuk mencapai tujuan strategi dengan apa yang terjadi di tempat kerja. Lingkup pemasaran yang terus berubah memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan produk baru, pasar baru, dan media baru untuk berkomunikasi dengan customer dan saluran baru untuk mencapai mitra bisnis. 2.6.1.1.1
Porter Five Forces
Kerangka paling terkenal untuk menganalisa daya saing adalah Michael Porter’s Competitive Force Model (Porter, 2003). Perusahaan menggunakan model porter untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan daya saing mereka. Model porter juga menunjukan bagaimana TI dapat membuat perusahaan lebih kompetitif . Porter model mengidentifikasi lima kekuatan utama, yaitu: -
Ancaman Masuknya Pesaing Baru Besarnya ancaman pesaing baru atau pendatang baru untuk masuk pasar yang perusahaan miliki sangat tinggi ketika pasar tersebut dengan mudah dan lemah untuk dimasuki.
-
Daya Tawar Pemasok (Supplier) Kekuatan pemasok tinggi apabila pembeli memiliki beberapa pilihan dan rendah ketika pembeli memiliki banyak pilihan. Oleh karena itu, organisasi akan lebih suka memiliki pemasok lebih potensial sehingga mereka akan
17 berada dalama posisi yang lebih kuat untuk menegosiasiakan harga dan kualitas. -
Daya Tawar Customer (Buyer) Kekuatan Pembeli Tinggi Bila Pembeli Memiliki Banyak Pilihan Dan Rendah Ketika Pembeli Memiliki Beberapa Pilihan.
-
Ancaman Dari Produk Pengganti Atau Layanan Jika ada banyak produk dan jasa pengganti dari suatu organisasi, maka ancaman pengganti itu tinggi. Jika ada beberapa pengganti, maka ancaman itu rendah. Teknologi saat ini menciptakan produk pengganti yang sangat cepat.
-
Persaingan Antara Perusahaan – Perusahaan Yang Ada Dalam Industry Ancaman dari persaingan yang tinggi ketika ada persaingan yang ketat di antara banyak perusahaan dalam industry. Ancaman rendah ketika kompetisi sedikit di antara perusahaan dan tidak begitu kuat. Persaingan dalam suatu industry tidak hanya terbatas pada persaingan diantara para pesaing yang ada, tetapi gabungan dari kelima kekuatan bersaing itu yang akan menentukan kemampuan perusahaan didalam suatu industry untuk memperoleh keuntungan. Setiap perusahaan memliki strategi masingmasing yang dikembangkan melalui proses perencanaan atau maupun kegiatan fungsional.
Gambar 2. 2 Lima Faktor Persaingan Porter Sumber : Porter, 2003
18 2.6.1.1.2
SWOT
2.6.1.1.2.1 Analisis SWOT Menurut Robbins dan Coulter (2012, p256) analisis SWOT adalah kombinasi analisi internal dan eksternal dimana hasil analisisnya adalah kekuatan perusahaan, kelemahan perusahaan, peluang dan ancaman pada perusahaan.
Gambar 2. 3 SWOT Analysis: Strengths (S), Weaknesses (W), Opportunities (O), and Threats (T), Sumber : Robbins dan Coulter (2012)
Dengan kata lain, tujuan dari strategi alternative yang dihasilkan oleh analisis SWOT
seharusnya
dapat
dibuat
atas
kekuatan
organisasi
dalam
rangka
mengeksploitasi kesempatan dan menangkal ancaman serta memperbaiki kelemahan perusahaan. Pemilihan strategi adalah proses memilih diantara semua alternative yang dihasilkan oleh analisis SWOT. Perusahaan harus dapat mengevaluasi berbagai macam alternative untuk mencapai tujuan utama mereka. Proses dari pemilihan strategi memerlukan organisasi tersebut untuk mengidentifikasikan sebuah level bisnis, level fungsi dan level perusahaan. Strategi yang terbaik akan mampu bertahan dan menguntungkan di lingkungan yang cepat berubah yang merupakan fitur dari bisnis modern.
2.6.1.1.2.2 Matriks SWOT Menurut David (2011, p210), Matriks SWOT adalah sebuah alat yang bisa menolong para manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi yaitu :
19 -
Strategi SO (Strengths - Opportunities)
-
Strategi WO (Weakness - Opportunities)
-
Strategi ST (Strengths - Threats)
-
Strategi WT (Weakness - Threats)
Mencocokan faktor internal dan eksternal pada analisis SWOT adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan dalam melakukan pangembangan terhadap matriks SWOT dan memerlukan pengambilan keputusan yang baik. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil keunggulan dari kesempatan yang berada di luar perusahaan. Sedangkan strategi WO mengarah pada meningkatkan kelemahan dalam perusahaan dengan menggunakan kesempatan yang berada diluar perusahaan. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman dari luar perusahaan. Strategi WT adalah taktik bertahan yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan didalam perusahaan dan menghindari ancaman dari luar perusahaan.
2.6.1.1.3
Kerangka Perumusan Strategi
Menurut David (2011, p208), teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, dimana kerangka ini dapat dipakai untuk semua ukuran dan jenis organisasi, dan dapat membantu perencana strategi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi. Tiga tahap dalam kerangka perumusan strategi, yaitu:
2.6.1.1.3.1 Tahap Masukan Menurut David (2011, p209), tahap masukan membantu perencana strategi untuk mengukur subjektivitas selama tahap-tahap awal proses perumusan strategi. Tahap masukan terdiri dari :
2.6.1.1.3.1.1
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Menurut David (2011, p154) formulasi ini merangkum dan mengevaluasi kekuatan utama dan kelemahan di area fungsional bisnis, dan juga hal ini menyediakan sebuah dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi semua hubungan yang berada di area tersebut. Matriks IFE dapat dibagi menjadi 5 tahapan yaitu :
20 1. Membuat daftar dari faktor utama internal. Gunakan 10 – 20 faktor internal yang terdiri dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Kemudian urutkan kekuatan terlebih dahulu lalu kelemahan. 2. Menetapkan nilai kepada setiap faktor yang ada diantara 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Nilainya mengindikasikan seberapa penting faktor tersebut terhadap kesuksesan di industri perusahaan tersebut. Nilai yang sesuai dapat ditentukan dengan membandingkan perusahaan kompetitor yang sukses atau dengan perusahaan kompetitor yang tidak sukses. Jumlah dari semua nilai yang diberikan harus sama dengan 1.0. 3. Menetapkan nilai rating antara 1 sampai 4 kepada setiap faktor eksternal untuk mengindikasikan seberapa efektif faktor – faktor tersebut terhadap strategi perusahaan sekarang, dimana 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan sekunder, 2 = kelemahan sekunder, 1 = kelemahan utama. 4. Kemudian kalikan nilai setiap faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan total skor. 5. Jumlahkan semua nilai untuk setiap variabel untuk mendapatkan total skor pada organisasi.
2.6.1.1.3.1.2
Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Menurut David (2011, p112) Matriks EFE memungkinkan strategi untuk menyimpulkan dan mengevaluasi keadaan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan infomasi saingan. Dalam hal ini, Matriks EFE dapat dikembangkan menjadi 5 tahap, yaitu : 1.
Membuat daftar kunci faktor eksternal sebagai proses audit eksternal. Melibatkan
beberapa
faktor
yang
berhubungan
dengan
peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats) yang dapat mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Buat daftar dari opportunities terlebih dahulu dan kemudian Threats. 2.
Menetapkan nilai kepada setiap faktor yang ada diantara 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Nilainya mengindikasikan seberapa penting faktor tersebut terhadap kesuksesan di industri perusahaan tersebut. Nilai yang sesuai dapat ditentukan dengan membandingkan perusahaan kompetitor yang sukses atau dengan perusahaan kompetitor yang tidak sukses. Jumlah dari semua nilai yang diberikan harus sama dengan 1.0.
21 3.
Menetapkan nilai rating antara 1 sampai 4 kepada setiap faktor eksternal untuk mengindikasikan seberapa efektif faktor – faktor tersebut terhadap strategi perusahaan sekarang, dimana 4 = Sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup baik, 1 = tidak baik.
4.
Kemudian kalikan nilai setiap faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan total skor.
5.
Jumlahkan semua nilai untuk setiap variabel untuk mendapatkan total skor pada organisasi.
2.6.1.1.3.1.3
Matriks Competitive Profile (CPM)
Menurut
David
(2011,
p153)
CPM
mengidentifikasikan
kompetitor
perusahaan yang utama dan kekuatan serta kelemahan kompetitor untuk menyajikan sampel terhadap posisi strategis perusahaan. Nilai pada CPM dan EFE memiliki arti yang sama, tetapi faktor critical success di CPM termasuk faktor internal dan eksternal, lalu rating yang tersedia merujuk pada kekuatan dan kelemahan, dimana 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor dan 1 = kelemahan utama.Pada CPM rating dan total nilai pada perusahaan saingan dapat di bandingkan dengan perusahaan. Perbandingan ini memberikan analisis penting tentang informasi strategi internal.
2.6.1.1.3.2 Tahap Pencocokan Menurut David (2011, p209), tahap pencocokan didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan keterampilan internal serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Tahap pencocokan terdiri dari:
2.6.1.1.3.2.1
Matriks SWOT
Menurut David (2011, p210), matriks SWOT merupakan sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi, yaitu: -
Strategi SO (Strengths – Opportunities), yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
-
Strategi WO (Weaknesses – Opportunities), yaitu bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
22 -
Strategi ST (Strengths – Threats), yaitu menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
-
Strategi WT (Weaknesses – Threats), yaitu taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Gambar 2. 4 Matriks SWOT Sumber : David (2011, p210).
Ada delapan langkah yang diperlukan untuk menyusun matriks SWOT, yaitu: 1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Buat daftar kekuatan internal perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan internal perusahaan. 5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah hasil strategi SO dalam sel yang sudah ditentukan. 6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasil strategi WO dalam sel yang sudah ditentukan. 7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah hasil strategi ST dalam sel yang sudah ditentukan. 8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasil strategi WT dalam sel yang sudah ditentukan.
23 Menurut Pearce dan Robinson (2008, p203-206), matriks SWOT dapat dianalisa menggunakan diagram analisis SWOT yang terdiri dari empat kuadran sel, yaitu: -
Sel 1, merupakan situasi yang paling menguntungkan dimana perusahaan menghadapi beberapa peluang lingkungan dan memiliki beragam kekuatan yang dapat mendukungnya dalam memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Situasi ini menyarankan untuk mengambil strategi yang berrorientasi pada pertumbuhan yang bertujuan untuk mengeksploitasi keuntungan tersebut.
-
Sel 2, merupakan situasi dimana perusahaan telah berhasil mengidentifikasi beberapa kekuatan inti yang berguna untuk menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan. Situasi ini menyarankan untuk menggunakan sumber daya dan kompetensi yang kuat untuk membangun peluang jangka panjang pada pasar produk yang lebih menjanjikan.
-
Sel 3, merupakan situasi dimana perusahaan menghadapi peluang pasar yang mengesankan namun terhambat oleh sumber daya internal yang tidak memadai. Situasi ini menyarankan untuk menghilangkan kelemahan internal sehingga dapat lebih efektif mengejar peluang pasar.
-
Sel 4, merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan dimana perusahaan menghadapi ancaman besar dari lingkungan karena posisi sumber daya yang tidak memadai. Situasi ini membutuhkan strategi yang dapat mengurangi atau mengarahkan kembali keterlibatan dalam produk atau pasar yang telah ditelaah melalui analisis SWOT.
2.6.1.1.3.2.2
Matriks Internal – Eksternal (IE)
24
Gambar 2. 5 Matriks Internal - Eksternal Sumber : David (2011, p221).
Menurut David (2011, p221), matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Matriks IE terdiri dari sembilan sel yang kemudian dibagi menjadi tiga bagian utama sebagai berikut:
-
Sel I, II, atau IV = tumbuh dan membangun. Strategi yang paling tepat adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau integrasi horizontal).
-
Sel III, V, atau VII = pertahankan dan pelihara. Strategi yang paling tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
-
Sel VI, VIII, atau IX = panen atau divestasi. Strategi yang paling tepat adalah divestasi.
25 2.6.1.1.3.2.3
Matriks Grand Strategy
Gambar 2. 6 Matriks Grand Strategy Sumber : David (2011, p223-224).
Menurut David (2011, p223-224), matriks grand strategy didasarkan pada dua dimensi penilaian, yaitu posisi persaingan dan pertumbuhan pasar. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi berikut ini: o Kuadran I, artinya perusahaan berada dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk semua perusahaan, konsentrasi pada pasar (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan juga produk (pengembangan produk) merupakan strategi yang tepat. Jika perusahaan mempunyai sumber daya yang berlebihan, maka integrasi ke depan, integrasi ke belakang, atau integrasi horisontal dapat menjadi strategi yang efektif. Namun, jika perusahaan terlalu berkomitmen terhadap suatu produk tunggal, maka diversifikasi terkait dapat mengurangi resiko yang berkaitan dengan lini produk yang sempit. o Kuadran II, artinya perusahaan berada pada industri yang bertumbuh, namun tidak bisa bersaing dengan efektif sehingga perusahaan perlu menentukan mengapa pendekatan yang digunakan saat ini tidak efektif dan bagaimana harus diubah untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Strategi yang menjadi pilihan pertama yang harus dipertimbangkan adalah strategi intensif (berlawanan dengan strategi integratif atau diversifikasi). Jika perusahaan
26 kekurangan kompetensi pembeda atau keunggulan kompetitif, integrasi horisontal merupakan alternatif yang dapat diterapkan. Strategi terakhir yang juga harus dipertimbangkan adalah divestasi dan likuidasi. o Kuadran III, artinya perusahaan berada dalam industri yang tumbuh lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Penghematan biaya dan aset yang ekstensif (rasionalisasi) harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatifnya adalah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang-bidang yang berbeda (diversifikasi). Jika semua strategi gagal, maka pilihan akhirnya adalah divestasi atau likuidasi. o Kuadran IV, artinya perusahaan mempunyai posisi bersaing yang kuat namun berada dalam industri yang tumbuh lambat. Strategi yang dapat dijalankan adalah diversifikasi terkait, diversifikasi tidak terkait, dan usaha patungan.
2.6.1.1.3.3 Tahap Keputusan Menurut David (2011, p224), teknik yang secara objektif dapat digunakan untuk menunjukkan strategi alternatif yang paling baik adalah Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matriks – QSPM), dimana menggunakan hasil dari analisa tahap masukan dan hasil dari analisa tahap pencocokan. Ada enam langkah untuk mengembangkan matriks QSPM, yaitu: 1. Buatlah daftar peluang atau ancaman eksternal kunci dan kekuatan atau kelemahan kunci dari perusahaan di kolom kiri QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks EFE dan matriks IFE. 2. Berilah bobot pada setiap faktor ekternal dan internal. Bobot tersebut sama dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE, dan diletakkan pada kolom tepat di kanan faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal. 3. Periksalah matriks-matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi strategistrategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan. Tulislah strategi-strategi tersebut pada baris atas QSPM. 4. Tentukanlah Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang menujukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Jika faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal memiliki pengaruh terhadap strategi yang ada, maka Nilai Daya Tarik (AS) harus diberikan pada masing-masing strategi. Cakupan Nilai Daya Tarik (AS) adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika faktor keberhasilan
27 kritis eksternal dan internal tidak memiliki pengaruh terhadap strategi yang ada, maka jangan beri Nilai Daya Tarik (AS) dan gunakan garis (-) untuk menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Perhatikan: jika Nilai Daya Tarik (AS) diberikan pada suatu strategi, maka harus diberikan juga pada strategi-strategi lainnya. Jika suatu strategi menerima garis (-), maka semua strategi dalam satu baris juga menerima garis (-). 5. Hitunglah Total Nilai Daya Tarik (TAS) dengan cara mengalikan bobot dengan Nilai Daya Tarik (AS) di masing- masing baris. 6. Hitunglah jumlah Total Nilai Daya Tarik (TAS) dengan cara menjumlahkan Total Nilai Daya Tarik (TAS) di masing- masing kolom strategi QSPM. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut.
Menurut David (2011, p168-182) bahwa secara keseluruhan ada sebelas strategi alternatif yang dapat diambil perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu: 1. Strategi Integrasi a. Integrasi ke depan, yaitu upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distribusi atau pengecer. b. Integrasi ke belakang, yaitu upaya memiliki atau meningkatkan control terhadap perusahaan pemasok. c. Integrasi horizontal, yaitu upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaaan pesaing. 2. Strategi Intensif a. Penetrasi pasar, yaitu dengan meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. b. Pengembangan pasar, yaitu dengan cara memperkenalkan barang atau jasa yang sedang dimiliki sekarang ke daerah geografis yang baru. c. Pengembangan produk, yaitu cara untuk meningkatkan penjualan dengan cara memodifikasi dan meningkatkan mutu produk atau jasa yang sudah ada. 3. Strategi Diversifikasi a. Diversifikasi terkait, menambah produk atau jasa baru namun masih berhubungan.
28 b. Diversifikasi tidak terkait, yaitu menambah produk atau jasa baru tapi tidak berhubungan. 4. Strategi defensive a. Rasionalisasi, yaitu melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. c. Likuidasi, yaitu menjual semua asset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata asset tersebut.
2.6.1.1.3.4 SLEPT Analysis Menurut Chaffey (2011,p193) Analisis SLEPT adalah sebuah singkatan yang menunjukkan S untuk Bidang Sosial (Social) L untuk Hukum (Legal and Ethical), E untuk Ekonomi (Economic), P untuk Politik (Political), dan T untuk Teknologi( Technological).
1. Social adalah Pengaruh dari presepsi customer dalam menentukan pemakaian sebuah produk. 2. Legal and Ethical adalah Menentukan metode dengan cara menetapkan produk yang dapat dipromosikan dan dijual secara online dengan mengatasnamakan masyarakat dan melindungi hak dan privasi dari seorang individual. 3. Economical adalah Pengaruh dari kinerja ekonomi dari sebuah negara dalam perdagangan internasional sehingga mempengaruhi bursa efek. 4. Political adalah Pemerintah dan organisasi antar bangsa mempunyai peranan penting dalam pengaptasian dan kontrol dari sebuah internet yang memiliki penerapan hukum dan dikendalikan oleh pemerintah. 5. Technological adalah Perubahan pada teknologi yang memberikan peluang baru untuk pemasaran produk dengan cara baru.
2.6.1.2 Objectives Menurut Chaffey (2011, p281) Objectives merupakan pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan. Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan tujuan agar perusahaan akan fokus terhadap apa yang ingin dicapai. Pada
29 tahap ini akan didapatkan tujuan realistis dari program e-Marketing dan manfaat yang dihasilkan. Hasil ini didapat dari tahapan 5S, yaitu : 1. Sell : Bagaimana cara untuk melakukan penjualan dan mempromosikan produk dan jasa. 2. Serve : Memberikan manfaat tambahan untuk pelangan dengan memberikan informasi tentang perusahaan. 3. Sizzle: Menciptakan brand awareness dari customer terhadap perusahaan. 4. Speak : Menciptakan hubungan komunikasi antara perusahaan dengan customer. 5. Save : Mengurangi biaya pemasaran, promosi, operasional pada perusahaan dan meningkatkan pendapatan pada penjualan perushaan.
2.6.1.3 Strategy Menurut Chaffey (2011, p295) Definisi strategi didorong oleh tujuan dan visi sebagaimana dimaksud pada bagian sebelumnya. Karena strategi disusun berdasarkan visi dan tujuan, sehingga perlu untuk sering kembali dan merevisinya.
Komponen kunci dari strategi pemasaran berpedoman pada akronim STOP (Segments−Targeting−Objectives−Positioning)
dan
SIT
(Sequence
or
Stages−Integration−Tools). a. Segments (S): Dalam hal ini dilakukan segmentasi, yaitu identifikasi kelompok yang berbeda dalam target pasar dalam rangka untuk mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan komunikasi untuk kelompok. Segmentasi juga melibatkan memahami kebutuhan customer dalam rangka mengembangkan strategi untuk memenuhi segmen ini sekaligus memaksimalkan pendapatan (Chaffey, 2011, p408). b. Targeting (T) : Targeting berarti melakukan evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat dan pengembangan penawaran yang sesuai (Chaffey, 2011, p407). Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p225-229), ada empat jenis strategi yang dapat digunakan dalam memilih segmen pasar, antara lain:
30 o Pemasaran tanpa diferensiasi atau pemasaran massal, yaitu perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan mengejar keseluruhan pasar dengan satu tawaran. o Pemasaran terdiferensiasi atau pemasaran tersegmentasi, yaitu perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang penawaran terpisah bagi masing-masing segmen. o Pemasaran terkonsentrasi atau pemasaran ceruk, yaitu perusahaan mengejar pangsa besar salah satu atau beberapa segmen atau ceruk. o Pemasaran mikro, yaitu praktek penghantaran produk dan program pemasaran khusus untuk kebutuhan dan keinginan individual tertentu dan kelompok customer setempat, termasuk pemasaran lokal dan pemasaran individual. c. Objectives (O) Objectives membantu untuk mengingatkan bahwa strategi yang akan digunakan harus memenuhi keseluruhan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Chaffey, 2011, p462). d. Positioning (P) Positioning berhubungan tentang bagaimana mempengaruhi persepsi customer terhadap produk dalam pasar (Chaffey, 2011, p411).
Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p231), positioning berarti bagaimana perusahaan akan menciptakan nilai untuk segmen sasaran dan posisi apa yang ingin diduduki perusahaan dalam segmen itu. a. Sequences or Stages (S) Sequence or stages berhubungan dengan menentukan tahapan mengenai pengembangan website untuk e-Marketing, dimana akan memilih tipe website seperti apa yang akan dikembangkan untuk perusahaan (Chaffey, 2008, p459). b. Integration (I) Integration berhubungan dengan menentukan bagaimana segala sesuatu diintegrasikan, seperti apakah proses online akan diintegrasikan dengan proses offline dan database atau tidak (Chaffey, 2008, p459). c. Tools (T)
31 Tools berhubungan dengan menentukan peralatan apa saja yang akan digunakan untuk membangun website yang telah ditentukan (Chaffey, 2008, p460).
2.6.1.4 Tactics 2.6.1.4.1
7P
Untuk mengimplementasikan tujuan dan strategi yang telah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan taktik. Menurut Chaffey (2011, p420), untuk merumuskan taktik e-Marketing bisa menggunakan bauran pemasaran 7P.
Gambar 2. 7 7P Sumber :Chaffey (2011, p420)
o Product Menurut Chaffey (2011, p422), produk adalah elemen dari bauran pemasaran
yang
melibatkan
meneliti
kebutuhan
customer
dan
mengembangkan produk yang sesuai.
o Price Menurut Chaffey (2011, p427), elemen harga dari bauran pemasaran mengacu pada kebijakan harga suatu organisasi yang digunakan untuk menentukan pricing models (bentuk pembayaran seperti pembelian langsung, lelang, sewa, volume pembelian dan persyaratan kredit) dan untuk menetapkan harga untuk produk dan jasa.
32 o Place Menurut Chaffey (2011, p431), tempat adalah elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan mendistribusikan produk kepada customer sesuai dengan permintaan dan meminimalkan biaya persediaan, transportasi, dan penyimpanan.
o Promotion Menurut Chaffey (2011, p432), promosi adalah elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan komunikasi dengan customer dan stakeholder lainnya untuk menginformasikan tentang produk dan organisasi, dimana bisa menggunakan
bauran
komunikasi
(communication
mix)
dan
social
networking.
Kotler dan Armstrong (2012, p432) menjelaskan bahwa bauran komunikasi (communication mix) digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai customer secara persuasif dan membangun hubungan customer dengan menggunakan:
Periklanan, yaitu segala biaya yang harus dikeluarkan untuk presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk ide atau gagasan, barang, atau jasa.
Promosi penjualan, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
Penjualan personal, yaitu presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan untuk mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan customer.
Hubungan masyarakat, yaitu membangun hubungan baik dengan beragam publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan.
Pemasaran langsung, yaitu komunikasi langsung dengan sejumlah customer sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung dan mempererat hubungan customer.
o People
33 Menurut Chaffey (2011, p434), people adalah elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan pengiriman layanan kepada customer selama interaksi dengan customer.
o Process Menurut Chaffey (2011, p434), process adalah elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan metode dan prosedur yang perusahaan gunakan untuk mencapai semua fungsi pemasaran. o Physical evidence Menurut Chaffey (2011, p434), physical evidence adalah elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan ekspresi nyata dari produk dan bagaimana itu dibeli dan digunakan.
2.6.1.5 Action Menurut Chaffey (2011, p.439), komponen tindakan perencanaan EMarketing mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk melaksanakan sebuah rencana tersebut.
2.6.1.5.1
Race
Kerangka RACE merupakan kerangka pembentukan taktik yang pertama kali diperkenalkan oleh Steve Jackson dalam bukunya Cult of Analytics. RACE terdiri atas empat langkah aktivitas marketing yang dirancang untuk membantu membentuk brands engagement (proses membentuk loyalitas customer terhadap suatu brand). Berikut penjabaran dari rangkaian aktivitas marketing yang terdapat dalam kerangka RACE (Chaffey, 2011, What Is RACE? section, para. 1) o Tahap 1, Reach: Reach merupakan taktik yang harus dilakukan dalam membangun brand awareness dari produk atau jasa yang dijual, dengan memperkenalkannya melalui berbagai media online atau offline. Untuk bisa membangun brand awareness secara efektif, tidak hanya website perusahaan saja yang dibutuhkan, melainkan harus ada kombinasi dengan tools lain yang dapat digunakan sebagai alat untuk membangun traffic ke website perusahaan, seperti penggunaan social media facebook, kaskus atau twitter atau media lainnya sebagai media awal pengenalan brand kepada masyarakat luas dan
34 untuk memancing mereka agar bersedia mengunjungi website yang telah dibuat. o Tahap 2, Act: Act merupakan taktik untuk mempengaruhi pengunjung website agar tertarik mencari tahu lebih jauh mengenai perusahaan. Dengan menyediakan fitur yang menarik, navigasi website yang jelas, dan konten yang mampu membentuk kesan positif bagi pengunjung website mengenai brand atau perusahaan, mereka mungkin akan terpancing untuk mencari tahu lebih jauh mengenai perusahaan dan produk- produknya. o Tahap 3, Convert: Conversion merupakan taktik untuk menarik target customer agar bersedia menjalin hubungan dengan perusahaan, serta tertarik untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. o Tahap 4, Engage: Pada tahap ini,hal yang perlu dilakukan adalah upaya menjaga hubungan yang sudah terbentuk dengan customer agar dapat bertahan lama, contohnya pelayanan customer service yang baik, menjaga komunikasi lewat social media atau fitur testimonial dan review produk pada website emarketing perusahaan, dan lain-lain.
2.6.1.6.2 Blueprint Menurut Chaffey (2011, p609), blueprints menunjukkan hubungan antara halaman dan komponen konten lainnya, dan dapat digunakan untuk menggambarkan organisasi, navigasi dan sistem label.
Gambar 2. 8 Blueprint Sumber : Chaffey (2011, p609)
35
2.6.1.5.2
Wireframe
Menurut Chaffey (2011, p609), wireframe atau schematic adalah suatu uraian dasar setiap halaman, digambar untuk menunjukkan elemen dari halaman, hubungan mereka, dan kepentingan relatif mereka.
Gambar 2. 9 Wireframe
Sumber : Chaffey (2011, p609)
2.6.1.5.3
Data Modeling
Menurut Chaffey (2011, p511) sistem Data Modeling menggunakan tehnik yang kuat seperti normalisasi yang digunakan untuk analisa hubungan database dan design.
2.6.1.5.4
Gannt Chart
Menurut Schwalbe (2004, p192) Ganttchart menyediakan sebuah format standart untuk menggambarkan informasi mengenai jadwal proyek dengan menampilkan kegiatan dari proyek, jadwal mulai proyek dan jadwal selesai proyek
36 dalam bentuk kalender. Ganttchart menunjukkan informasi dalam tugas proyek sebagai bars sepanjang timescale.
2.6.1.6 Control Chaffey (2008, p471-473), menyatakan bahwa setelah mengimplementasikan taktik dan melakukan tindakan yang dibutuhkan, sekarang saatnya untuk mengetahui apakah rencana e-Marketing yang telah dilakukan berjalan dengan baik, apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, apakah strategi bekerja, dan apakah taktik yang dipilih merupakan yang terbaik. Untuk itu diperlukan sistem kontrol untuk memastikan apakah aplikasi e-Marketing bekerja dengan baik atau tidak. Chaffey (2011, p440) menyatakan bahwa elemen kontrol dari rencana eMarketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan pandangan dan pendapat customer dan teknik baru seperti analisis web-server log files yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan tercapai atau belum.
2.7 Metode Perancangan 2.7.1
OOAD Menurut Satzinger et al. (2009, p60), Object Oriented Analysis adalah semua
jenis object yang melakukan suatu pekerjaan dalam suatu sistem dan menunjukan apakah interaksi pengguna dibutuhkan untuk penyelesaian masalah.
2.7.1.1 Activity diagram Menurut Satzinger et al. (2009, p141), Activity diagram adalah jenis diagram workflow yang menggambarkan aktivitas user dan aliran sekuensialnya.
37
Gambar 2. 10 Activity diagram Sumber : Satzinger et al. (2009, p141)
2.7.1.2 Usecase diagram Menurut Satzinger et al. (2009, p242) Usecase diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara mereka para pengguna berinteraksi dengan sistem. Aktor adalah orang atau hal yang benar-benar menyentuh atau berinteraksi dengan sistem.
38
Gambar 2. 11 Usecase diagram Sumber : Satzinger et al. (2009, p242)
2.7.1.3 Class diagram Menurut Satzinger et al. (2009, p187 ) Class diagram adalah diagram kelas yang digunakan untu menunjukkan kelas objek untuk sistem.
Gambar 2. 12 Class diagram Sumber : Satzinger et al. (2009, p187)
39 2.7.1.4 System Sequence Diagram Menurut Satzinger et al. (2009, p242) System Sequence Diagram (SSD) digunakan untuk menggambarkan alur informasi yang masuk dan keluar dari system secara otomatis.
Gambar 2. 13 System Sequence Diagram Sumber : Satzinger et al. (2009, p242)
2.7.1.5 Completed Three – Layer Design Sequence Diagram Menurut Satzinger et al. (2009, p229) Completed three-layer design sequence diagram
merupakan
gambaran
lengkap
dari
sequence
diagram
dan
juga
pengembangan dari first-cut sequence diagram. Completed three-layer design sequence diagram menambahkan data layer.
40
Gambar 2. 14 Completed Three - Layer System Sequence Diagram Sumber : Satzinger et al. (2009, p229)
2.8 Control Chaffey (2011, p471-473), menyatakan bahwa setelah mengimplementasikan taktik dan melakukan tindakan yang dibutuhkan, sekarang saatnya untuk mengetahui apakah rencana e-Marketing yang telah dilakukan berjalan dengan baik, apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, apakah strategi bekerja, dan apakah taktik yang dipilih merupakan yang terbaik. Untuk itu diperlukan sistem kontrol untuk memastikan apakah aplikasi e-Marketing bekerja dengan baik atau tidak. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah goal setting, performance measurement, performance diagnosis, corrective action dalam proses control e-Marketing . -
Goal setting : target awal yang telah ditentukan sebelumnya.
-
Performance measurement : mengukur sejauh mana target telah tecapai, apakah sudah sesuai target atau belum? Apakah taktik yang dijalankan
41 sudah berjalan dengan baik? Semua akan dibahas dan diteliti dalam tahap ini. -
Performance diagnosis : tahap dimana dilakukan analisa lebih mendalam tentang sebab akibat yang telah terjadi.
-
Corrective action : Tahap terakhir adalah merevisi strategi dan taktik untuk memastikan bahwa target yang sudah dibuat sebelumnya bisa tercapai.
42 2.9 Kerangka Berpikir Kerangka pikir
Mulai&
Melakukan&Penelitian:& Merumuskan&Masalah& Wawancara Observasi Studi Pustaka-
1 1 1
Merancang Landasan Teori Dan Landasan Model
SOSTAC
Situation Analysis SLEPT Porter Five Forces SWOT 1 IFE – EFE – CPM 1 Matrix SWOT – IE – Grand Strategy 1 QSPM 1 CPM - Grand Strategi
CONTROL 1 Goal Setting 1 Performance Measurement 1 Performace Diagnosis 1 Corrective Action
OBJECTIVE& 1&5’S&(Sell,&Serve,&Speak,& Sizzle,&Save)&
ACTION RACE 1 Data Modeling 1 Wireframe 1 Time Scale 1 OOAD
Selesai&
Gambar 2. 15 Kerangka Berpiki
STRATEGY Stop & Sit 1 Segment 1 Target Market 1 Objectives 1 Positioning 1 Sequence 1 Targeting & Segmentation 1 Integration
TACTICS 1 7P(Product, Price, Place, Promotion, Process, People, Physical Evidence)
&