BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa italia maneggiare yang berarti “mengendalikan” terutama :”mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda),dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa italia. Bahasa perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa inggris yaitu Manage menjadi Menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut
P.Robbins
(2009,
P8),
menejemen
adalah
proses
pengkoordinasi kegiatan-kegiatan perkerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Sedangkan menurut Terry (2010,P67) dalam buku yang berjudul ”Principles
of manajemen” memberikan definisi Manajemen adalah suatu proses
yang membedakan atas perencanaan pengorganisasian , penggerakan pelaksanaan dan
pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya Jadi dari pendapat-pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa menejemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengaruh, dan pengendalian yang pada akhir nya bertujuan untuk menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.2
Manajemen Operasional Manajemen operasional memiliki banyak arti meskipun pada dasarnya
sama. Namun, ada baiknya bila kita melihat pemahaman manajemen operasi dari berbagai
sumber,
8
diantaranya:
8
•
Menurut Deitiana, (2011, P23), manajemen operasi adalah suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit,perguruan tinggi,pabrik garmen,dan lain-lain. Karena jenis usaha tersebut menghasilkan produk yang bisa berupa barang dan jasa,yang mana untuk kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan berbagai konsep, peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya.
•
Sedangkan menurut Heizer dan Render (2009 , P4) manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output Jadi, dari kutipan – kutipan diatas dapat diberikan suatu pandangan,menejemen operasi adalah suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai bidang usaha yang dapat menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa atau mengubah input menjadi output.
2.2.1 Pengertian Manajemen Operasional Menurut Melnyk (2003, p6), manajemen operasional terintergrasi pada 3 komponen utama yang mendukung dalam proses organisasi, diantaranya : • Customer(Pelanggan) Customer merupakan seorang yang selalu mengkonsumsi kebutuhan pada sistem menejemen operasional. Customer merupakan orang yang memiliki peran khusus dimana selalu memberikan saran serta pendapat diawal dan diakhir sistem menejemen operasional paling tidak, perusahaan dengan jelas dapat diidentifikasikan pada segmen pasar dan pada segmen customer itu sendiri. Keefektifitas serta keefisienan fungsi manajemen operasioanl tidak dapat terstruktur. • Process (Proses) Sebuah proses dalam perusahaan merupakan hubungan dari semua aktifitas yang diperlukan untuk mengubah input menjadi ouput (hasil). Proses menggambarkan keseluruhan input, aktifitas perubahan, dan output pada keseluruhan input, aktifitas perubahan, dan output pada keseluruhan sistem. Hal itu menandakan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah kegiatan seta menspesifikasikan bahan apa yang dibutuhkan dan seberapa besar jumlahnya. Proses juga menggambarkan kegiatan yang diperlukan untuk mengubah input
9
menjadi output. Pada akhirnya seluruh kegiatan pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa semua memenuhi standar kualiatas, kuantitas, lead time, atau pembagian waktu proses menejemen operasional dapat melibatkan produksi pada sebuah produk atau jasa. Proses juga menghasilkan informasi. • Capacity (Kapasitas) Saat proses menjelakan bagaimana sistem menejemen operasional berkerja, kapasitas mendeterminasikan seberapa
besar sistem produksi. Untuk
kebanyakan orang, kapasitas mengartikan seberapa besar dari hasil yang diproduksi perusahaan, bahkan membatasi hasil per unit dalam satuan waktu.
2.2.2 Pengertian Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat tahun 2008, efisiensi adalah: 1.
Ketepatan cara (usaha, kerja, dan sebagainya) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya yang bertujuan untuk mencapai kedayagunaan dan ketepatgunaan yang maksimal.
2.
Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya.
3.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara dan kemampuan menjalankan tugas dengan baik, tepat, dan mendapatkan hasil yang maksimum tanpa mengganggu keseimbangan antara faktor – faktor tujuan, alat, tenaga dan waktu. P. Robbins & Coulter (2007, P8) definisi efesiensi yaitu memperoleh
output terbesar dengan input yang terkecil digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu secara benar”. P. Robbin & Coulter, (2007, P8) definisi efektivitas yaitu menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai; digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu yang benar”. Menurut Gaspers (2009, P45) efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Efisiensi merupakan karakteristik dari proses produksi maupun distribusi akan menurunkan biaya. Menurut levitan dan Wemere, efisiensi
10
dapat dimengerti sebagai kegiatan penghematan sumber daya dalam kegiatan organisai seperti : penghematan pemakaian bahan, tenaga listrik, uang, waktu, air, pupuk, dan sebagainya. Ada beberapa sumber yang dapat dimanfaatkan oleh auditor operasional didalam mengembangkan criteria evaluasi khusus untuk efisiensi. Menurut Arens dan Loebbecke yang mencakup : •
Kinerja Historis Seperangkat criteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasil actual atau hasil audit dari periode sebelumnya gagasan dibalik penggunaan criteria ini adalah untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan menjadi “lebih baik” atau “lebih buruk”. Manfaat criteria ini adalah bahwa criteria tersebut mudah dibuat, tetapi mungkin tidak memberikan perdagangan mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa melakukan sesuatu.
•
Kinerja yang dapat membandingkan Sebagian besar kesatuan yang menjadi audit operasional tidak bersifat unik. Terdapat
kesatuan
yang
sama
didalam
keseluruhan
yang
dapat
diperbandingkan merupakan sumber yang sangat baik untuk mengembangkan criteria. Untuk kesatuan internal yang dapat diperbandingkan, data nya biasanya sudah tersedia. Bila kesatuan yang dapat diperbandingkan berada diluar organisasi, mereka seringkali biasanya biasanya menyediakan informasi seperti itu. •
Standar Rekayasa Dalam banyak jenis penugasan audit operasional adalah mungkin dan layak untuk mengembangkan criteria berdasarkan standar rekayasa, misalnya study waktu dan gerak untuk menentukan tingkat keluaran produksi kriteria ini sering memakan waktu dan biaya yang besar dalam pengembangannya. Karena menentukan banyak keahlian, akan tetapi, hal itu mungkin sangat efektif dalam memecahkan masala operasional yang utama dan biaya yang dikeluarkan akan berharga.
•
Diskusi kesepakatan Kadang-kadang criteria objektif sangat sulit didapat dan sangat memakan biaya, tetapi ada kalanya kriteria dapat dikembangkan melalui diskusi dan kesepakatan yang sederhana. Pihak-pihak dalam proses ini harus meliputi
11
menejemen kesatuan yang diperiksa, autor operasional dan kesatuan atau orang – orang yang mendapa laporan mengenai temuan-temuan yang didapat.
2.3
Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Mulyadi (2005, P8) dijelaskan sebagai
berikut: “Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”. “Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.” Mulyadi (2005, P9) Menurut Heizer dan Render (2006, P415): ”Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut: •
Biaya nyata (tangible costs) adalah biaya-biaya yang langsung dapat dikenali dan dapat dihitung secara tepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan umum (seperti,listrik,dan air), tenaga kerja, bahan mentah, pajak, penyusutan, dan biaya lain yang dapat dikenali oleh departemen keuangan dan pihak manajemen.
•
Biaya tidak nyata (intangible cost) lebih sulit untuk ditentukan. Biaya tidak nyata meliputi kualitas pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industry dan perusahaan, juga kualitas dan sikap calon karyawan. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel standar hidup, seperti iklim dan kelompok olahraga, yang dapat memperngaruhi prosess rekrutmen karyawan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya transportasi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang terjadi selama pemindahan barang dari satu tempat ketempat tujuan lainnya
2.3.1 Distribusi Tujuan utama strategi distribusi adalah menempatkan produk sedekat mungkin dengan konsumen. Dengan demikian setiap kali konsumen membutuhkan mereka dapat membelinya dengan mudah. Jenis saluran distribusi: perusahaan harus mengindentifikasikan jenis anggota-anggota saluran yang ada yang akan melakukan kegiatan penyaluran barang. Maka dari itu terdapat tiga saluran distribusi yaitu ( Kotler & Armstrong, 2004, p524) a.
Tenaga
penjualan
perusahaan:
perusahaan
tenaga
penjualan
langsung
12
perusahaan menugaskan tenaga penjualan petugas luar ke berbagai wilayah tersebut. Atau menambahkan operasi penjualan dari dalam perusahaan melaui telepon menangani perusahaan kecil atau menengah. b.
Agen pabrikan: menyewa agen pabrikan, perusahaan independent yang tenaga penjualannya menangani produk-produk serupa dari berbagai perusahaan.
c.
Distributor industry: menemukan distributor diwilayah atau industry lain yang akan membeli dan menjual lini produk yang baru itu. Member mereka distribusi eksklusif, margin laba yang terbaik, pelatihan produk dan dukungan promosi.
2.3.1.1 Saluran Distribusi Menurut Yunarto (2006, P42) menyatakan bahwa dalam saluran distribusi dikenal tiga komponen utama yaitu intermediatery (perantara), Agent (agen), Facilitator (fasilitator) Saluran distribusi terdiri dari : saluran langsung, saluran satu tingkat, saluran dua tingkat. (Madura, 2007, P216-219) 1.
Saluran langsung adalah situasi di mana produsen suatu produk melakukan transaksi secara langsung dengan pelanggan.
2.
Saluran satu tingkat adalah satu perantara pemasaran di antara produsen
Menurut Sastradipoera (2003,P172), sedikitnya ada tiga saluran distribusi (chanel of distribution). Ketiga definisi saluran distribusi itu adlah sebagai berikut : •
Saluran Distribusi adalah saluran yang dipergunakan untuk dilewati oleh arus pemilihan (flow of title) atas barang atau jasa yang diperjual-belikan.
•
Saluran Distribusi adalah suatu gabungan lembaga sebagai suatu tempat yang dilalui oleh penjual itu menjajakan dalam proses pemilikan ketika penjual itu menjajakan barang-barangnya hingga tiba ditangan pemakai atau konsumen.
•
Saluran Distribusi adalah suatu jaringan organisasi yang menata perubahanperubahan dalam pemilikan atas barang-barang karena barang-barang itu bergerak dari pabrikan ke konsumen.
13
2.3.1.2 Faktor-faktor Penentu Saluran Distribusi Yang Optimal Saluran distribusi yang optimal tergantung pada karakteristikkarekteristik produk terkait, misalnya kemudahan transportasi dan tingkat standarisasi, kemampuan perusahaan untuk memenuhi pesanan melalui internet juga merupakan salah satu faktor penentu. (Madura, 2007, p222) 1.
Kemudahan transportasi
2.
Jika suatu produk dapat dengan mudah di transportasikan, saluran distribusi kemungkinan besar melibatkan pihak perantara. Jika produk tidak dapat ditranspotasikan, produsen bisa mencoba untuk menjual produk tersebut langsung ke pelanggan. Contoh transportasi yang dapat digunakan untuk mendistribusikan produk : truk, kereta api, udara, air. Tingkat Standarisasi
3.
Produk-produk yang terstandarisasi memiliki kemungkinan lebih besar untuk melibatkan perantara. Ketika spesifikasi produk sedikit berbeda dari biasanya untuk tiap pelanggan, produsen harus melakukan transaksi langsung dengan pelanggan. Sebagai contoh perabotan kantor yang dibuat khusus untuk sebuah perusahaan yang bervariasi modelnya sesuai dengan keinginan setiap perusahaan. Produk-produk khusus tidak bisa distandarisasi dan dijual ditokotoko. Pesanan Melalui Internet Perusahaan yang memenuhi pesanan melalui internet cenderung menggunakan saluran langsung. Internet menghapus jarak antara produsen dan konsumen, sekaligus menghapus kebutuhan akan adanya distribusi dan peritel. Ketika perusahaan menjual produk-produknya secara langsung kepada pelanggan tanpa memanfaatkan took-toko maka perusahaan dapat meningkatkan efisiensinya.
2.3.1.3 Fungsi Saluran Ditribusi Menurut Kotler (2005, P183), anggota- anggota saluran pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama : • Mereka mengumpulkan informasi mengenai calon pelanggan dan pelanggan sekarang, pesaing, dan pelaku dan kekuatan lainnya dalam lingkungan pemasaran tersebut. •
Mereka mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasive untuk merangsang pembelian.
•
Mereka mencapai kesepakatan mengenai harga dan ketentuan-ketentuan lain sehingga peralihan kepemilikan dapat terlaksanakan.
•
Mereka melakukan pemesanan kepada produsen.
14
•
Mereka memperoleh dana untuk menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran.
•
Mereka mengatur kesinambungan penyimpanan dan perpindahan produkproduk fisik.
•
Mereka mengatur pelunasan tagihan mereka kepada pembeli melalui bank produk fisik.
•
Mereka mengawasi peralihan kepemilikan actual dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi atau orang lainnya. Dalam fungsi anggota saluran pemasaran ini, yang terdapat dipenelitian ini adalah point ke enam dimana pengaturan kesinambungan penyimpangan dan perpindahan produk-produk fisik.
2.3.1.4 Tingkatan – tingkatan saluran distribusi Saluran distribusi digambarkan oleh jumlah tingkat saluran yang terlibat. Tingkatan saluran menurut Kotler dan Amstrong (2006, P7) adalah Merupakan setiap lapisan perantara pemasaran yang melaksanakan semacam tugas dalam mebawa produk dan kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir. Ada dua macam tingkatan saluran yaitu : • Saluran pemasaran langsung
•
Yakni tidak mempunyai perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual langsung kepada konsumen. Saluran pemasaran tidak langsung Yakni terdiri dari satu tingkat perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual melalui perantara kepada konsumen. Dalam penelitian ini, faktanya PT. Perdana Jatiputra menggunakan saluran pemasaran langsung dan tidak langsung karena PT. Perdana Jatiputra menjual produknya kepada retail dan pemakai langsung.
2.3.1.5 Keputusan Dalam Desain dan Pemilihan Saluran Distribusi Menurut Kotlet (2005, P188-194) bahwa untuk merancang suatu saluran distribusi, kita harus mendapatkan hal-hal berikut : • Menetapkan tujuan dan larangannya Tujuan-tujuan saluran seharusnya dinyatakan dari segi tingkat keluaran jasa yang ditargetkan. Untuk merencakan saluran yang efektif, produsen perlu menentukan segmen pasar mana saja yang akan dilayani dan saluran terbaik manakan yang digunakan untuk masing-masing segmen tadi. Produsen
15
•
mengembangkan sasaran salurannya dalam konteks berbagai peruahaan lingkungan perusahaan, tingkat output jasa yang diinginkan oleh konsumen. Mengindentifikasi berbagai alternative saluiran distribusi utama Selanjutnya perusahaan harus mengindentifikasikan alternatif – alternatif saluran yang penting. Sebuah alternatif saluran harus mencakup tifa unsure : (1) Wholesaler (disebut juga distributor) Yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan wholesaling. Wholesaling adalah segala kegiatan produk dalam kuantitas besar keapda pembeli non konsumen akhir untuk tujuan dijual kembali atau untuk pemakaian bisnis. (2) Retailer (Dealer) Adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga. Penekanan pada fungsi utama tertentu ini menunjukan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri.
•
Jumlah perantara Perusahaan harus menentukan jumlah perantara yang diperkerjakan disetiap saluran, ada tiga strategi mengenai hal ini : - Distribusi Intensif Jika strategi distribusi intensif yang dipilih, maka akan menjual produk melalui semua perdagangan besar atau perdagangan eceran yang bertanggung jawab dan layak, yang akan menyimpan atau menjual produk perusahannya. - Distribusi Ekslusif Jika strategi distribusi eksklusif yang dipilih, maka hanya akan menjual produknya melalui satu buah perantara diwilayah geografis yang ditentukan. - Distribusi Selektif Jika strategi seletif yang dipilih, maka akan menjual produknya hanya melalui perantara yang akan memberikan perhatian atau minat khusus pada produk tertentu.
Apabila keputusan telah ditetapkan, maka manajermarketing perlu menyusun program-program taktis untuk mendukung strategi penyaluran tersebut. Taktis tersebut meliputi : - Pemilihan perantara-perantara. - Pengembangan prosedur untuk berkerja dengan perantara tersebut. - Penetapan kegiatan distribusi fisik untuk memasok barang dan jasa kepada para perantara.
16
- Pengawasan dan pengevaluasian kinerja mereka. •
Mengevaluasi Alternatif saluran distribusi yang utama Setiap alternatif yang ada perlu dievaluasi sesuai dengan criteria ekonomi, kriteria pengendalian, criteria adaptif. Dalam kriteria ekonomis, masalah pertama yang harus dievalusi adalah cara manakah yang akan menghasilkan penjualan yang lebih banyak diantara alternatif- alternatif tersebut. Saluran distribusi produk juga telah menjadi pertimbangan perusahaan untuk dapat memasok produknya ke pelanggan tanpa biaya yang mahal. Dengan adanya saluran distribusi ini pelanggan dapat dengan mudah untuk mendapatkan produk itu tanpa memakan waktu yang lama. Dalam meilih saluran distribusi ada beberapa hal yang perlu ditinjau, yakni - Panjangnya saluran distribusi : Dalam hal ini mengenai saluran distribusi untuk barang konsumsi, yaitu : Tingkatan saluran distribusi menurut Kotler ( 2005, P185) ; (i) Saluran no tingkat Saluran ini disebut juga saluran pemasaran langsung, dimana pabrik secara langsung menjual kepada pelanggan. Cara utama pemasaran langsung adalah pintu ke pintu, penjualan melalui TV dan took (outlet) milik pabrik itu sendiri (ii) Saluran satu tingkat Saluran ini menunjukan bahwa pemasaran hanya menggunakan satu tipe perantara. Dalam pasar konsumsi, mereka ini adalah pengecer. Produsen – Pengecer - Pelanggan (iii) Saluran dua tingkat Saluran ini mencakup dua perantara. Dalam pasar konsumsi, mereka ini adalah grosir dan pengecer. Dalam pasar industrial, perantara tersebut adalah distributor dan dealer industrial. Produsen – pengecer – pelanggan (iv) Saluran tiga tingkat
•
Saluran ini mencakup tiga perantara. Segala pendistribisiannya adalah kepada pedagang besar, penyalur dan pengecer yang kemudian menyalurkan kepada pelanggan. Produsen - Pedagang besar - Penyalur – Pengecer – Pelanggan Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran
•
Saluran distribusi ditentukan oleh pola pembelian konsumen, maka sifat pasar merupakan faktor penentu yang mempengaruhi dalam penelitian saluran oleh pihak menejemen perusahaan. Perusahaan yang mengadakan pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan tiga criteria, yaitu : pengawasan saluran, pencakupan pasar, dan biaya Kemungkinan penggunaan saluran distribussi ganda Tipe saluran ini dapat digunakan oleh produsen terutama untuk mencapai
17
pasar yang berbeda. Untuk daerah yang produknya jarang dapat menggunakan agen pabrik dalam pemasarannya atau dapat pula mendirikan cabang penjualan didaerah yang padat.
2.4 Produk Definisi produk menurut Ferrinadewi dan Darmawan (2004, P24) adalah sesuatu yang memiliki nilai dan ditawarkan kepasar untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Beberapa atribut produk yaitu : 1.
Kualitas Produk
2.
Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya, termasuk juga mencakup daya tahan, kehandalan, ketepatan, kemudahan penggunaan, perbaikan, serta artibut bernilai lainnya. Fitur Produk
3.
Fitur mengarah kepada alat-alat yang dapat digunakan untuk membedakan produk perusahaan dengan lainnya. Desain Produk Desain produk berbeda dengan gaya, desain produk bukan tentang penampilan saja tetapi lebih mengarah kepada peningkatan kinerja produk. Menurut Kotler & Amstrong ( 2003, p342-343) produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan kenginan konsumen. Klasifikasi produk berdasarkan konsumen yang menggunakan, produk dan jasa dibedakan menjadi dua kategori :
2.4.1 Produk Konsumen 1. Produk Konsumen Produk konsumen adalah semua produk yang dibeli oleh konsumen untuk dikonsumsi secara pribadi. Produk konsumen terdiri atas produk sehari-hari yang dibeli oleh konsumen secara teratur, cepat, dan dengan perbandingan dengan produk lain yang minimal serta usaha untuk mendapatkan produk tersebut yang juga minimal. Contoh produk konsumen : susu, surat kabar, permen karet. 2.
Produk Belanja Produk belanja adalah barang yang frekuensi pembeliannya tidak sesering
18
3.
produk sehari-hari dan dalam pembeliannya konsumen melakukan perbandingan dengan produk lain berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Contoh produk belanja adalah perabotam dan alat-alat rumah tangga Produk Khusus
4.
Produk khusus adalah produk dan jasa konsumen yang mempunyai karakteristik dan indentifikasi merek yang unik sehingga kelompok pembeli yang cukup signifikan bersedia melakukan usaha pembelian yang khusus. Contoh produk khusus jam Rolex dan mobil Jaguar, konsumen menjadi selera pribadi sebagai dasar dari keputusan membeli, bukannya perbandingan harga. Produk yang Tidak Dicari Produk yang tidak dicari adalah produk konsumen yang konsumen tidak mengetahuinya tetapi biasanya tidak terpikirkan untuk membeli produk tersebut.
2.4.2 Produk Industri Produk Industri adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk menjalan bisnis. Jadi perbedaan antara produk konsumen dan produk industry didasarkan pada tujuan dibelinya produk itu. Tiga kelompok produk dan jasa meliputi : • Bahan dan suku cadang : meliputi bahan baku, bahan manufaktur,dan suku cadang yang dijual langsung kepada pemakai industry (contohnya : gandum, kapas, ternak, buah-buahan dan sayuran). Barang modal : adalah produk industri yang membantu produksi atau operasi, termasuk pemasangan (contohnya : bangunan pabrik dan kantor) dan peralatan tambahan ( contohnya : peralatan pabrik). •
Perlengkapan dan jasa : meliputi perlengkapan operasi (minyak bumi, batu bara, kertas, pensil) dan alat-alat perbaikan dan pemeliharaan (contohnya : alat untuk membersihkan jendela, alat perbaikan computer) serta jasa konsultasi bisnis.
2.5 Transportasi Salah satu metode optimasi untuk mencari jalur distribusi serta biaya adalah metode transportasi, dikatakan demikian berdasarkan teori-teori. Menurut masalah
Agustini
dan
Rahmadi
(2004, P100-133).
Pada
tranportasi, biasanya jumlah barang yang disalurkan dari setiap lokasi
permintaan bervariasi. Atas dasar kenyataan bahwa rute pengiriman yang berbeda
19
akan menghasilkan biaya kirim yang berbeda, maka tujuan pemecahan kasus ini adalah menentukan berapa unit barang yang arus dikirim dari setiap sumber ke setiap tujuan sehingga permintaan dari setiap tujuan terpenuhi dan total biaya kirim minimum. Menurut Siswanto (2006, P265) ”Transportasi berkaitan dengan masalah pendistribusian barang-barang dari pusat-pusat pengiriman atau sumber ke pusat- pusat penerimaan atau tujuaan.” Menurut Mulyono, Sri (2007, P111) ”Transportasi diartikan sebagai distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuaan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transpor minimum. Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuaan dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber". Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa transportasi adalah kegiatan memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, P631), permodelan transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan masalah serta meminimalisasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan. Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan jasa dari beberapa sumber ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut minimum. Model transportasi berkaitan dengan suatu situasi dimana suatu komoditas akan dikirim dari sejumlah sources (sumber) menuju ke sejumlah destination (tujuan). Tujuan dari persoalan tersebut adalah menentukan jumlah komoditas yang harus dikirim dari tiap-tiap source ke tiap-tiap destination sedemikian hingga biaya total pengiriman dapat diminimumkan, dan pada saat yang sama pembatas yang berupa keterbatasan pasokan dan kebutuhan permintaan tidak dilanggar. Model
transportasi
mengasumsikan
bahwa
biaya
pengiriman
komoditas pada rute tertentu adalah proposional dengan banyaknya unit komoditas yang dikirimkan pada rute tersebut. Secara umum, model transportasi dapat diperluas pada bidang-bidang pengendalian persediaan, penjadwalan tenaga kerja, dan penugasan personalia. Menurut
Abbas, (2003,p6)
transportasi
sebagai
dasar
untuk
20
pembangunan
ekonomi
dan
perkembangan
masyarakat
serta
pertumbuhan
industrialisasi. Dengan adanya transportasi menyebabkan, adanya spesialisasi atau pembagian perkerjaan menurut keahlihan sesuai dengan budaya, adat-istiadat, dan budaya bangsa atau daerah. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa tergantung pada tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa yang bersangkutan. Dalam transportasi kita melihat dua kategori yaitu : •
Pemindahan bahan-bahan dan hasil-hasil produksi dengan menggunakan alat angkut
•
Mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa definisi transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ketempat lain. Armada kendaraan digunakan untuk melayani beban yang terjadi, mungkin secara acak, dilokasi yang berbeda dalam jaringan transportasi (Raja, 2007). Agar tercapai keefektifan, maka biaya yang mengangkut harus didapatkan seminimal mungkin (Athawale, 2010). Dalam transportasi terlihat ada dua unsure yang terpenting yaitu : •
Pemindahan atau pergerakan
•
Secara fisik mengubah tempat dari barang ke tempat lain
2.5.1 Metode yang digunakan dalam Transportasi Menurut Siswanto (2006, P268), ”Model transportasi pada saat dikenali pertama kali diselesaikan secara manual dengan menggunakan algoritma yang dikenal sebagai alogaritma transportasi. Alogaritma ini cukup dikenal dan masih sering diajarkan hingga tahun 90-an” Flow chart alogaritma transportasi. •
Pertama, diagnosis masalah dimulai dengan pengenalan sumber, tujuan, parameter, dan variabel.
•
Kedua, seluruh informasi tersebut kemudian dituangkan ke dalam matriks transportasi. Dalam hal ini, 1) Bila kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan maka sebuah
kolom
semu
(dummy) perlu
menampung kelebihan kapasitas itu.
ditambahkan untuk
21
2) Bila kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari seluruh permintaan tujuan maka sebuah baris semu perlu ditambahkan untuk menyediakann kapasitas semu yang akan memenuhi kelebihan permintaan itu. Jelas sekali bahwa kelebihan permintaan itu tidak bisa dipenuhi Ketiga,
setelah
matriks
transportasi
terbentuk
kemudian
dimulai
menyusun tabel awal. Alogaritma transportasi mengenal tiga macam metode untuk menyusun tabel awal, yaitu 1) Metode biaya terkecil atau Least Cost Method 2) Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method 3) VAM atau Vogell’s Approximation Method •
Ketiga metode diatas masing-masing berfungsi untuk menentukan alokasi distribusi awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber teralokasi ke seluruh tujuan.
•
Keempat, setelah penyusunan tabel awal selesai maka sebagai langkah selanjutnya adalah pengujian optimalitas tabel untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah minimum. Secara matematis, pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan minimum telah tercapai. Ada dua macam pengujian optimalitas alogaritma transportasi. 1) Stepping Stone Method 2) MODI atau Modified Distribution Method
•
Kelima, atau langkah yang terakhir adalah revisi tabel bila dalam langkah keempat terbukti bahwa tabel belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin diturunkan lagi. Dengan demikian, jelas sekali bahwa langkah kelima ini tidak akan dilakukan apabila pada langkah keempat telah membuktikan bahwa tabel telah optimal.
2.6 Pohon Keputusan Dalam penelitian operasional, teori pohon keputusan merupakan bagian dari pembahasan teori keputusan dan permainan. Pohon keputusan disajikan untuk mengevaluasi hal yang dapat disebut sebagai alternatif tahap tunggal. Dalam arti bahwa, keputusan di masa mendatang tidak tergantung pada keputusan yang diambil sekarang. Proses keputusan (decision process) adalah proses yang
22
memerlukan satu atau sederetan keputusan untuk menyelesaikannya. Tiap keputusan yang diambil mempunyai suatu keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengannya yang ditentukan pula oleh berbagai keadaan luar (external) yang mengelilingi proses itu (suatu segi membedakannya dari proses yang lain). (Nunung. 2003, P59). Jika terdapat dua atau lebih keputusan yang berurutan, dan keputusan yang terakhir didasarkan pada hasil keputusan yang sebelumnya, maka pendekatan dengan menggunakan pohon keputusan sangat tepat untuk digunakan.
2.6.1 Definisi Pohon Keputusan Berdasarkan Siswanto
(2006, P55),
Pohon
Keputusan
atau
Decision Tree adalah model visual untuk menyederhanakan proses pembuatan keputusan secara rasional. Visualisasi ini memungkinkan kita untuk memahami proses pembuatan keputusan yang terstruktur, bertahap, dan rasional. Pembuatan keputusan berarti memilih alternatif-alternatif keputusan yang tersedia. Karena unsur ketidakpastian maka berbagai kemungkinan keadaan akan dihadapi oleh masing-masing alternatif keputusan itu. Oleh karena itu, diagram keputusan mempunyai noda keputusan dan noda cabang. Berdasarkan Heizer dan Render (2005, P326), Pohon Keputusan (decision tree) merupakan sebuah tampilan grafis proses keputusan yang mengindikasikan alternatif keputusan yang ada, kondisi alamiah dan peluangnya, dan juga imbalannya bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi alamiah. Berdasarkan Antonie (2008, P21), Decision Tree adalah sebuah struktur pohon, dimana setiap noda pohon merepresentasikan atribut yang telah diuji, setiap cabang
merupakan
suatu
pembagian
hasil
uji,
dan
noda
daun
(leaf)
merepresentasikan kelompok kelas tertentu. Level noda teratas dari sebuah Decision Tree adalah noda akar (root) yang biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh terbesar pada suatu kelas tertentu. Pada umumnya Decision Tree melakukan strategi pencarian secara top-down untuk solusinya. Pada proses mengklarifikasi data yang tidak diketahui, nilai atribut akan diuji dengan cara melacak jalur dari node akar (root) sampai node akhir (daun) dan kemudian akan diprediksi kelas yang dimiliki oleh suatu data baru tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pohon keputusan (decision tree) adalah salah satu
23
alat yang digunakan dalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada, yang mana dilakukan secara terstruktur, bertahap, dan rasional.
2.6.2 Analisis Pohon Keputusan (Decision Tree) Terlepas dari kerumitan sebuah keputusan atau kecanggihan teknik yang digunakan untuk menganalisis keputusan tersebut, semua pengambil keputusan dihadapkan dengan berbagai alternatif dan “kondisi alami”. Pada saat membuat sebuah pohon keputusan, harus dipastikan bahwa semua alternatif dan kondisi alami berada di tempat yang benar dan logis serta semua alternatif yang mungkin serta kondisi alami telah disertakan. Notasi yang digunakan adalah : 1.
Istilah : a) Alternatif – sebuah tindakan atau strategi yang dapat dipilih oleh seorang pengambil keputusan. b) Kondisi alami – sebuah kejadian atau situasi dimana pengambil keputusan hanya memiliki sedikit kendali atau tidak sama sekali.
2.
Simbol yang digunakan dalam sebuah pohon keputusan: a) – sebuah titik keputusan dimana terdapat satu alternatif atau lebih yang dapat dipilih. b) – sebuah titik kondisi alami dimana kondisi alami mungkin akan terjadi. Diagram
pohon
menyelesaikan
sering persoalan
kali
membantu
probabilitas.
dalam
Diagram
memahami pohon
dan
biasanya
digambarkan dengan lambang yang baku. Dimulai dengan suatu nokhta kemudian dibuat cabang-cabang sebanyak peristiwa yang mungkin dapat dihasilkan dari percobaan. Pada masing-masing cabang dituliskan probabilitas terjadinya peristiwa yang bersangkutan. Jika percobaan dilakukan lagi, maka langkah- langkah itu diulang. Setiap cabang berakhir pada nokhta yang kemudian diisi dengan probabilitas peristiwa bersama. Pada nokhta yang paling awal dituliskan angka 1 yang artinya jumlah probabilitas dari seluruh peristiwa yang mungkin. (Mulyono, 2004, P223) Menganalisis masalah dengan menggunakan pohon keputusan mencakup lima langkah : 1. Mendefinisikan masalah.
24
2. Menggambarkan pohon keputusan. 3. Menentukan peluang bagi kondisi alamiah. 4. Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi alamiah yang mungkin. 5. Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titik kondisi alamiah. Hal ini dilakukan dengan mengerjakannya dari belakang ke depan (backward) – yaitu memulai dari sisi kanan pohon, terus menuju ke titik keputusan di sebelah kirinya.
Gambar 2.1 Diagram Pohon Sumber Tabel : (Mulyono, 2004, P56)
EMV merupakan kriteria yang paling sering digunakan untuk menganalisis pohon keputusan. Satu dari langkah awal analisis ini adalah untuk menggambar pohon keputusan dan menetapkan konsekuensi finansial dari semua hasil masalah tertentu. Nilai harapan moneter (Expected Monetary Value – EMV) adalah nilai harapan moneter yang diharapkan dari sebuah variabel yang memiliki beberapa kemungkinan kondisi alamiah yang berbeda, masing-masing dengan peluang
tersendiri.
Saat
peluang
diketahui,
nilai
maximax dan maximin
menyatakan skenario perencanaan kasus terbaik – kasus terburuk. Nilai ini mewakili nilai yang diharapkan atau rata-rata tingkat pengembalian modal jika keputusan ini dapat diulangi berkali-kali. (Heizer dan Render, 2005, p324) EMV sebuah alternatif merupakan jumlah semua keuntungan
25
alternatif, yang masing- masing diberikan bobot kemungkinan terjadinya. EMV (Alternatif i) = (Hasil kondisi alamiah 1) x (Kemungkinan terjadi kondisi alamiah 1) + (Hasil kondisi alamiah 2) x (Kemungkinan terjadi kondisi alamiah 2) + . . . + (Hasil kondisi alamiah terakhir) x (Kemungkinan terjadikondisi alamiah terakhir) Atau dengan rumus : (Siswanto, 2007, p56)
Di mana: NHi =
Nilai harapan cabang keputusan ke-i. pj= Probabilitas kemunculan keadaan ke-j.
hij
=
Nilai hasil keputusan jika alternatif keputusan ke-i diambil dan keadaan ke-j terjadi
26
2.7 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
27