BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.
Komunikasi 2.1.1
Pengertian Komunikasi Secara atau menurut asal katanya, kata Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatus yang memiliki makna “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Pada dasarnya, makna dari komunikasi adalah suatu proses saat seseorang berusaha untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan suatu hal yang menjadi sasarannya (Tondowidjojo, 2002, p.14) Hingga saat ini, belum ada definisi pasti mengenai komunikasi. Namun dari sekian banyak definisi komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli, maka pengertian yang paling sering digunakan untuk memahami secara umum mengenai proses komunikasi adalah pengertian komunikasi yang diungkapkan oleh Harold Lasswell. Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi mempunyai unsur-unsur sebagai berikut (Mulyana, 2009, p. 147-148). a. Sumber (who) Sumber atau komunikator adalah pelaku utama yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau memulai suatu komunikasi, bisa individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator. 13
14
b. Pesan (says what) Apa yang akan disampaikan kepada penerima (komunikan), dari sumber atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal atau non-verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan, yaitu : makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk pesan. c. Saluran atau media (in which channel) Alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak, elektronik atau online). d. Penerima (to whom) Orang, kelompok, atau organisasi yang menerima pesan dari sumber. Selain penerima, to whom dapat juga dikatakan sebagai tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience), atau komunikan. e. Efek (with that effect) Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber. Seperti, perubahan sikap atau penambahan pengetahuan.
Gambar 2.1 Model Komunikasi Laswell
15
Pada proses komunikasi Sumber adalah radio pas FM dan program Breakfast Briefing , pesan adalah berita dan informasi yang disampaikan, media adalah gelombang elektronik, penerima adalah pendengar radio Pas FM, dan
efek
adalah pengaruh
dalam membangun jiwa
entrepreneurship. 2.1.2
Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan salah satu model komunikasi selain komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saransaran yang sering tertunda). Proses komunikasi di dominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini (Mulyana, 2009, p.83)
16
Media dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). Media massa sendiri didefinisikan sebagai sarana untuk menyampaikan isi pesan atau pernyataan atau informasi yang berisfat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama dan tidak memberikan arus balik secara langsung pada saat itu. Menurut Raymond Williams yang dikutip oleh Denis McQuail: “Berbeda dengan jenis teknologi komunikasi terdahulu, radio dan televisi merupakan sistem yang dirancang terutama untuk kepentinan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada.” 2.1.3
Radio Radio adalah buah perkembangan teknologi yang
suara
ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara (Astuti, 2008,p.5). Tahun 1896 Guglielmo Marconi menciptakan wireless telegraph yang menggunakan gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode Morse. Marconi lantas mendirikan
perusahaan
pengirim pesan kedatangan dan keberangkatan kapal, mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan yang tidak terjangkau kabel
17
telegraf, dan belakangan bahkan mendirikan pabrik perakit dan penyedia perlengkapan radio. Pada tahun 1913, Marconi teleh mendominasi bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat, Bisnis radio yang dimaksud disini bukan bisnis stasiun radio. Tetapi, lebih pada pemanfaatan radio untuk keperluan – keperluan perdagangan transportasi. Tragedi
tenggelamnya
kapan
Titanic
pada
tahun
1912
memunculkan potensi radio yang lain yaitu menjadi media jurnalistik yang mengambarkan peristiwa – peristiwa penting. Ketika menabrak gunung es di Atlantik Utara, Titanic mengirim pesan SOS dalam bemtuk kode Morse ke seluruh stasiun yang bisa menerimanya. Banyak nyawa terselamatkan tetapi lebih dari itu, para jurnalis mendapatkan berita pertama tentang kecelakaan dari radio. Kini, banyak pihak tertarik untuk memanfaatkan potensi baru radio, hingga pemerintah Amerika Serikatpun turun tangan. Tahun itu juga dikeluarkan Radio Act 1912 tentang regulasi gelombang udara yang wewenangnya diberikan pada Departemn Perdagangan. Amerika Serikat memiliki peranan penting dalam sejarah media massa termasuk radio. Bukan saja karena di negara ini teknologi baru diciptakan dan disebarluaskan, melainkan karena Amerika Serikat juga melahirkan model pertama pemanfaatan radio bagi kepentingan komersial, seperti yang kita kenal sekarang ini. Radio memiliki sejumlah fungsi, seperti mentransmisikan pesan, mendidik, membujuk, dan menghibur. Dalam menyampaikan pesannya,
18
radio dapat mengambil model komunikasi satu arah maupun dua arah. Model satu arah mengasumsikan radio sebagai komunikator tunggal yang menyampaikan pesan kepada khalayah pasif. Sedangkan model dua arah memosisikan radio sebagai komunikator yang melakukan interaksi timbal balik dengan khalayak aktif. Radio tergolong sebagai media elektronik sebagaimana media komunikasi massa lainnya, radio memiliki kekhasan tersendiri, berikut keunggulan radio menurut Helena Olii (2007, P.8) : 1. Radio memengaruhi imajinasi pendengar. Radio mampu melibatkan dan merangsang imajinasi, memiliki dimensi waktu dan ruang, serta ide yang disampaikan oleh radio dapat dikembangkan. Radio membantu penemuan ide yang kreatif. Radio juga memiliki kemampuan untuk mengilhami dan memotivasi. Semua keunggulan tersebut dapat diperoleh dari hasil program radio yang efektif. 2. Radio merupakan alat penerima program yang murah. Dengan sedikit biaya, radio berpontensi menjangkau seluruh penduduk, bahkan penduduk miskin dan terpencil. 3. Radio mudah dibawa. Karena bentuknya kecil, radio merupakan pesawat penerima siaran yang mudah dibawa kemana-mana. 4. Produksi program radio tergolong murah. Radio memiliki banyak program, banyak pesan dan banyak khalayak.
19
5. Program radio disebarluaskan secara massal dan populer. Radio mampu mengatasi hambatan gregrafis, jarak jauh, dan kepekaan khalayak. 6. Pesan komunikasi radio akan cepat sampai. Pesan komunikasi radio dapat diterima dengar segera, dengan hitungan detik. Pesam tersebut harus disajikan demi topik (topikal), terkini, memancing tanggapan yang segera. 7. Radio diterima sebagai hiburan. Pendengar biasanya tertarik mendengarkan radio pada saat dia santai dan perlu teman, dia sedih sehingga perlu pelipur lara, dan pada saat dia selesai bekerja untuk menghilangkan rasa penat. 8. Radio dipercaya sebagai sumber berita. Untuk informasi yang tidak bias (yang tidak berat sebelah), informasi dan petunjuknya dapat dipercaya dan merupalan media massa yang dapat diterima langsung oleh masyarakat pendengar. 9. Radio dapat digunakan oleh semua orang. Pendengar tidak harus pandai baca tulis. Bahkan tuna netra pun dapat mendengar informasi melalui radio. 10. Radio tidak memerlukan sajian visual. Berbeda dengan televisi, radio tidak menyajikan gambar. Pada penyajian nilai informasi itulah radio memiliki keunggulan.
20
2.1.4
Program Radio Sebagai sebuah media massa, radio dituntut untuk menciptakan sebuah program yang dapat menyampaikan informasi kepada khalayak dengan cepat dan tepat. Selain itu, memproduksi sebuah program radio juga harus menarik. Ini diperlukan karena sifat dari radio sendiri yang sepintas lalu. Morissan (2008, p.221) mengatakan bahwa secara umum Program radio terdiri dari dua jenis yaitu informasi dan musik. Dua jenis ini kemudian dikemas menjadi sebuah sebuah program yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak. Adapun program tersebut bisa terdiri dari berita radio, talk show, jinggle, dan info hiburan. 1. Berita radio. Merupakan
laporan atas suatu peristiwa yang dianggap
penting dan menarik. Akan tetapi, siaran berita berbeda dengan siaran informasi. Siaran berita berasal dari fakta. Sedangkan siaran informasi tidak selalu berangkat dari fakta. Walau begitu, siaran berita dan siaran informasi selalu diolah berdasarkan kaidah-kaidah jurnalistik.
21
2. Perbincangan radio (talkshow). Merupakan gabungan antara seni berbicara dan seni wawancara. Jenis program ini melibatkan penyiar sebagai pemandu acara. Tiga bentuk talkshow adalah: -
One on one show. Perbincangan penyiar dengan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan keadaan posisi microphone terpisah pada studio yang sama.
-
Panel discussion. Pewawancara sebagai moderator ada bersama sejumlah narasumber.
-
Call in show. Perbincangan yang melibatkan pendengar melalui telepon mengenai suatu topik. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan apabila pendengar ingin menyampaikan informasi lain yang dianggap penting. Dengan jenis perbincangan ini, khalayak dianggap aktif.
3. Jinggel radio. Jinggel radio merupakan gabungan kata-kata dan musik yang memberikan identitas kepada sebuah stasiun radio tersebut. Tujuan lain dari diciptakannya jinggel radio adalah agar pendengar dapat selalu mengingat stasiun radio tersebut atau membentuk citra radio
22
2.1.5
Format Radio Siaran Salah satu dasar pembuatan program acara yang penting adalah mengacu pada format station yang telah ditetapkan oleh stasiun radio. Beberapa format radio yang banyak digunakan sebagai acuan oleh beberapa radio yang berada di Indonesia, sebagai berikut : 1.
Adult Contemporary Format ini ditujukan untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50tahun, serta berdaya beli tnggi. Dalam format ini siaranya antara lain meliputi musik pop masa kini, soft rock, balada, berita olah raga, ekonomi, serta politik.
2.
Contemporary Hit Radio (CHR)/ Top 40 Radio Format ini ditujukan untuk remaja yang berumur 12-20tahun. Format ini bisa disebut sebagai format paling populer dengan program siaran yang berisi lagu-lagu Top 40/top30, serta lagu baru dan terlaris.
3.
All News/ All Talks, Sports All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep siaran talk show interaktid mengupas isu-isu lokal. Berita dan bincang ekonomi-politik menjadi acara unggulan dalam format ini.
23
4.
Classic/Oldies/Nostalgia Format ini ditujukan untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35-60 tahun. Memutar lagu-lagu klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu lebih penting dari lagunya. Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, serta berita mistik.
5.
News/Berita Format penyajian siaran porsi dominannya adalah berita dan program-program interview, seperti contohnya segala isu/berita actual seputar politik, ekonomu, sosial, dan budaya.
6.
Album Oriented Rock Format didasarkan dari album-album bergenre rock yang mulai marah beredar sekitar tahun 80an. Contoh : Linkin Park, Nirvana, The Cure dan U2
7.
Dangdut Format musiknya full dangdut dan melayu, format radio ini masih sangat digemari di Indonesia, terutama oleh para kalangan bawah dimana saat ini televisi masih belum mampu memuaskan selera mereka mengenai musik dangdut.
8.
Humor Materi
siaran
yang
digunakan
humor
memasukan unsul lucu pada format radionya.
dan
cenderung
24
Berdasarkan teori diatas radio Pas FM merupakan Adult Contemporary dan News/Berita memberikan lagu-lagu Hits serta berita-berita seputar bisnis. 2.1.5
Radio sebagai Media Massa Media massa merupakan medium dari komunikasi massa untuk menyampaikan informasi atau pesan dari sumber kepada komunikan. Medium tersebut terdiri dari media elektronik seperti televisi, radio, internet maupun media cetak seperti koran dan majalah. Radio termasuk dalam media massa karena ciri-ciri dari media massa antara lain (Cangara, 2008, p.126): a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola terdiri dari banyak orang. b. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. Selain itu juga bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada waktu yang sama. c. Menggunakan peralatan teknis atau mekanis. d. Bersifat terbuka. Artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa. Dengan kata lain, khalayaknya bersifat heterogen.
25
2.1.6
Pengaruh Radio sebagai Media Massa Radio sebagai salah satu media massa, memiliki pengaruh terhadap pendengarnya. Menurut Onong Uchyana Effendy (2006,p.8) yang termasuk dalam efek atau pengaruh komunikasi massa adalah Efek Kognitif (Cognitive effect), Efek Afektif (Affective effect), serta Efek Behavioral (Behavioral effect) yang sering juga disebut efek konatif. A. Efek Kognitif(Cognitive Effect). Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bigung menjadi lebih jelas. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa “Robot Gedek” mampu melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja. Media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun
ia memberikan
26
manfaat yang dikehendaki masyarakat. Inilah efek prososial. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita
tergerak
untuk
menolong
mereka,
media
massa
telah
menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara transfer via rekening bank) ke
surat kabar, maka terjadilah efek proposional
behavioral. Berdasarkan teori kognitif, efek yang diberikan oleh program Breakfast Briefing adalah pengetahuan yang didapat dari berita yang disiarkan, pendengar yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan mengerti. B. Efek Afektif Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam-macam, senang hingga tertawa terbahakbahak, sedih hingga mencucurkan air mata, dan lainlain perasaan yang hanya bergejolak di dalam hati. Adapun
faktor-faktor
yang mempengaruhi intensitas rangsangan
emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :
27
•
Suasana emosional, menonton sinetron di televisi atau membaca novel akan mempengaruhi oleh suasana emosional kita. Adeganadegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya dalam keadaan senang.
•
Skema Kognitif, merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita mengerti bahwa dalam sebuah film action ‘sang jagoan’ pada akhirnya akan menang.
•
Suasana Terpaan (Setting Exposure), Tayangan misteri di tv, membuat kita berpikir bahwa kehidupan mahluk itu adalah sebagaimana yang kita lihat dalam film atau sinetron tersebut.
•
Predisposisi Individual, mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi trahdi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis. Beberapa pnelitian membuktikan bahwa acra yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda.
•
Faktor Identifikasi, menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan
identifikasi,
penonton,
pembaca
atau
menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut.
pendengar
28
Berdasarkan teori afektiv, efek yang diharapkan setelah mendengar berita atau informasi dari program Breakfast Briefing. Pendengar dapat merasa senang, sedih atau semangat. C. Efek Behavioral Efek ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung di atas, efek behavioral sering juga disebut dengan efek konatif. Efek behavioral tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan
media massa, melainkan
didahului oleh efek kognitif dan/atau efek afektif. Efek yang diharapkan setelah mendengarkan program Breakfast Briefing, pendengar setelah mengerti lalu tumbuh perasaan dan melakukan tindakan. Tindakan ini dapat mulai mengubah perilaku seseorang, perubahan perilaku ini berbeda-beda setiap individu. Efek komunikasi massa berbeda pada setiap individu, hal itu tergantung dari tingkat pemahaman masing-masing individu. 2.2
Entrepreneurship 2.2.1
Pengertian Entrepreneurship Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana,2006,p.2). Inti dari kewirausahaan menurut Drucket adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi
29
terciptanya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasayanya diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran – pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti : 1. Pengembangan teknologi 2. Penemuan pengetahuan ilmiah 3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada 4. Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien. 2.2.2
Karakteristik Entrepreneurship Untuk menjadi seorang entrepreneurship haruslah seseorang memiliki jiwa kewirausahaan. Karakteristik kewirausahaan menurut M.Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (Suryana,2006,p.10) yaitu : 1. Desire for responbility , yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.
30
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi. 3. Confidence in their ability to sucess, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan. 4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera. 5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Future Orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan. 7. Skill
at
organizing,
yaitu
memiliki
ketrampilan
dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. 8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.