BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Model Persamaan Simultan Model persamaan simultan merupakan persamaan yang memiliki ciri variabel
endogen (variabel terikat) pada suatu persamaan menjadi variabel penjelas pada sistem persamaan yang lainnya (Gujarati, 2004:729). Dilihat dari variabel-variabel yang digunakan, model persamaan simultan dengan model persamaan regresi tidak jauh berbeda karena sama-sama memiliki varibel bebas dan variabel terikat. Namun pada model persamaan simultan tidak lagi menggunakan penyebutan variabel bebas dan variabel terikat tetapi menggunakan penyebutan variabel eksogen dan endogen. Perbedaan penyebutan ini dikarenakan pada persamaan regresi variabel terikat hanya bisa dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel terikat tidak bisa mempengaruhi variabel bebasnya. Berbeda dengan model persamaan simultan, kedua variabel (bebas dan terikat) dapat saling mempengaruhi. Variabel yang saling mempengaruhi ini dimasukkan kedalam variabel endogen sedangkan variabel eksogen merupakan variabel yang digunakan tetapi tidak saling mempengaruhi. Variabel endogen merupakan variabel terikat pada persamaan simultan sedangkan variabel eksogen merupakan variabel bebasnya. Bentuk persamaan umum model simultan dengan k variabel endogen dan m variabel eksogen adalah seperti pada persamaan 2.1 hingga persamaan 2.3. (2.1)
6
7
(2.2)
(2.3) Dimana: ,
, dan
= variabel endogen (dimana, k = jumlah variabel endogen yang digunakan),
β
= nilai koefisien variabel endogen, hingga
= variabel eksogen (dimana, m = jumlah variabel eksogen yang digunakan),
δ
= nilai koefisien variabel eksogen, dan
ε
= residual pada persamaan tersebut.
Dengan menggunakan data runtun waktu dengan dua variabel endogen dan satu variabel eksogen serta sejumlah p lag optimal maka persamaan simultannya sebagai berikut:
(2.4)
(2.5)
Dimana: t = waktu (t= 1,2,…,n. dimana n = jumlah data), dan p = nilai lag yang diperoleh pada uji lag optimal.
8
2.2
Vector Autoregression (VAR) Vector Autoregression (VAR) adalah metode ekonometrik yang berguna untuk
menguji antar variabel pada model yang memiliki dampak dinamis (Ozcelebi, 2011:133). Keunggulan metode analisis VAR menurut Widarjono yang dikutip oleh Hadiyatullah (2011:25-26) yaitu: a. Pada metode VAR hanya ada variabel endogen. b. Pada setiap variabel endogen dapat dibuat model secara terpisah.
Secara umum model VAR dapat ditulis sebagai berikut (Ozcelebi, 2011:133): (2.6) Untuk lebih jelas pengunaanya, model umum VAR menggunakan dua variabel endogen dengan satu lag optimal (p) sebagai berikut: (2.7) (2.8) Dimana dan β
= nilai parameter model, dan
t
= variabel endogen pada waktu ke- t,
= residual pada waktu ke- dari variabel x dan y, dan = waktu (t= 1,2,.., n dan n = jumlah data).
Estimasi parameter metode VAR dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) (Kumar, 2010: 27) pada masing - masing persamaan seperti berikut: (2.9)
9
Dimana:
(2.10)
(2.11)
s = variabel bebas (variabel endogen yang mempengaruhi), dan z = variabel terikat (variabel endogen yang dipengaruhi). Dengan metode tersebut akan diperoleh nilai estimasi dari model sehingga dapat diketahui besar nilai estimasinya.
2.2.1 Uji Signifikansi Parameter Untuk pengujian signifikansi dilakukan dengan dua uji, yakni: 2.2.1.1 Uji Serentak Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersamasama. 1. Hipotesis: H0 : β1 = β2 = … = βp = 0 H1 : sedikitnya satu β ≠ 0 2. Tingkat signifikan dilambangkan dengan α 3. Nilai F hitung (tipe Const): (2.12)
10
Dimana: SSR = jumlah kuadrat regresi pada masing-masing model persamaan, SSE = jumlah kuadrat residual pada masing-masing model persamaan, s = Jumlah variabel bebas, n = Jumlah data, dan p = lag optimal. 4. Kiteria pengujian: Pada kriteria pengujian ini, nilai f hitung dibandingkan dengan nilai f tabel. Nilai f tabel berbeda-beda, menyesuaikan dengan tipe persamaan yang digunakan. Kriteria pengujian berdasarkan tipe persamaan yang digunakan sebagai berikut: a. Tipe None:
~ Tolak H0
b. Tipe Const:
~ Tolak H0
c. Tipe Trend:
~ Tolak H0
d. Tipe Both:
~ Tolak H0
2.2.1.2 Uji Parsial Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. 1. Hipotesis: H0 : βi = 0 H1 : βi ≠ 0 2. Tingkat signifikan dilambangkan dengan α 3. Nilai t hitung: (2.13)
11
Dimana: βi
= koefisien variabel ke-i (i= 1,2,…,s), = standar eror variabel ke-i.
4. Kiteria pengujian Pada kriteria pengujian ini, nilai f hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Nilai t tabel berbeda-beda, menyesuaikan dengan tipe persamaan yang digunakan. Kriteria pengujian berdasarkan tipe persamaan yang digunakan sebagai berikut: a. Tipe None: b. Tipe Const:
2.2.2
~ Tolak H0 ~ Tolak H0
c. Tipe Trend:
~ Tolak H0
d. Tipe Both:
~ Tolak H0
Pemilihan Model VAR Dalam memilih bentuk model VAR ada beberapa uji yang harus dilakukan,
diantaranya uji stasioner. Jika data terbukti telah stasioner maka dilanjutkan ke langkah pemilihan lag optimal dan setelah itu perhitungan estimasi model VAR. jika data tidak stasioner maka data dilanjutkan dengan uji kointegrasi. Untuk tetap mendapatkan model VAR maka pada uji kointegrasi, variabel yang digunakan harus terbukti tidak memiliki kointegrasi antar variabelnya sehingga dapat dilakukan first difference pada data-data variabel tersebut dan model tersebut dinamakan VAR first difference. Berikut Gambar 2.1 alur pemilihan model simultannya:
12
Pengujian Stasioner
Tidak Stasioner
Stasioner
Lag Optimal
Kointegrasi
VAR Model
VEC Model
Tidak Kointegrasi
Differencing Data
Gambar 2.1 Gambaran Pemilihan Model 2.3
Stasioner Variabel Dalam menentukan penggunaan metode VAR maka harus terlebih dahulu
dipastikan apakah variabel yang digunakan memiliki data yang bersifat stasioner. Variabel stasioner adalah variabel yang memiliki sebaran data disekitar nilai rata-rata pada variabel tersebut (Hill, Griffith, dan Lim, 2011:339). Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengetahui kestasioneran data adalah uji Dickey-Fuller (DF). Hipotesis pengujian ini adalah: H0 : γ = 0 (Data Tidak stasioner) H1 : γ < 0 (Data Stasioner) Hipotesis nol ditolak jika sebagai nilai uji stasioner dan
dimana τ =
. Dengan τ
sebagai nilai tabel kritisnya. Dikutip dari Pfaff
(2012:44) nilai tabel kritis stasioner diambil dari Hamilton (1994) dan Dickey-Fuller (1981). Pada uji Dickey-Fuller terdapat beberapa persamaan uji, yakni: 1. Tanpa konstanta dan tanpa trend (None) (2.14)
13
2. Dengan konstanta dan tanpa trend (Drift) (2.15) 3. Dengan konstanta dan trend (Trend) (2.16)
Dimana
dan
adalah residual. γ merupakan nilai parameter
yang akan diujikan, α adalah nilai konstanta dan
2.4
adalah koefisien trend.
Lag Optimal Penentuan lag optimal ini menggunakan metode Akaike information criterion
(AIC). Penentuan lag optimal dilihat dari pemodelan VAR yang menghasilkan nilai AIC yang terkecil. Pengujian AIC mengikuti persamaan sebagai berikut (Rosadi, 2011: 217) : (2.17) Dimana: =
adalah jumlah kuadrat residual,
n = jumlah data, p = lag optimal AIC k = jumlah variabel endogen, = matriks residual pada waktu ke-t (t=1,2,…,n), dan = matriks residual (transpose).
2.5
Kointegrasi Variabel Kointegrasi merupakan kondisi kombinasi linier antar variabel yang tidak
stasioner (Hill, Griffith, dan Lim, 2011: 488). Metode yang digunakan pada uji
14
kointegrasi adalah johansen cointegration test. Nilai dari uji tersebut dibandingkan dengan nilai tabel kritis dari uji kointegrasi. Hipotesis pengujian ini adalah: H0: Variabel endogen tidak terkointegrasi H1: Variabel endogen terkointregrasi Penilaian hipotesis berdasarkan jumlah rank atau jumlah varibel endogen yang terkointegrasi dengan tiga rank, adalah: H0: r=0, H1: r>1 H0: r<1, H1: r=2 H0: r<2, H1: r=3 Hipotesis nol ditolak jika kointegrasinya dan
. Dengan
sebagai nilai uji
sebagai nilai tabel kritisnya. Dikutip dari Pfaff (2012:44) nilai
tabel kritis kointegrasi diambil dari Osterwald-Lenum. Dalam uji johansen, pengujian hipotesis alternatif yang terdapat r+1 persamaan kointegrasi, dapat dilakukan dengan menggunakan statistik uji Maximum eigenvalue (Rosadi, 2011:220): (2.18) Dengan, (2.19) Dimana: n = jumlah data, k = jumlah variabel endogen, r = banyaknya jumlah persamaan kointegrasi (r = 0, 1, …, k-1), dan = nilai eigen terbesar ke-i dari matriks П (phi). (2.20) Dimana
merupakan matriks koefisein berdimensi (k x k).
15
2.6
Uji Asumsi Residual Dalam uji asumsi residual model VAR, residual harus memenuhi kriteria-
kriteria residual yakni setiap eror acak memliki distribusi probabilitas dengan ratarata nol (Uji Asumsi Normal), covarians antara dua eror pada dua variabel observasi yang berhubungan adalah nol (Uji Asumsi Independen), dan residual memiliki distribusi probabilitas ragam σ2 (Uji Asumsi Identik) (Hill, Griffiths dan Lim, 2011:172).
2.6.1 Uji Asumsi Normal Uji kenormalan residual dapat dilakukan dengan uji Jarque Bera. Hipotesis untuk uji Jarque Bera adalah sebagai berikut: H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual berdistribusi tidak normal Statistik uji (Halim dan Candra, 2011): (2.21) Dimana: n = jumlah data, S = Skewness, dan K = Kurtosis.
Hipotesis nol akan ditolak jika
dengan
sebagai nilai tabel
ujinya dengan k sebagai jumlah variabel endogen. Selain itu dapat juga dilihat dari nilai P value-nya. Jika P value < α maka hipotesis nol ditolak.
16
2.6.2 Uji Asumsi Independen (Autokorelasi) Uji asumsi independen dengan menggunakan uji Portmanteau. Hipotesis untuk uji Portmanteau adalah sebagai berikut: H0 : ρ = 0 (Tidak ada korelasi residual) H1: ρ ≠ 0 (Ada korelasi residual) Statistik uji (Pfaff, 2012:33): (2.22) Dengan (2.23) Dimana: n = jumlah data (1,2,3,...,N), h = orde serial korelasi residual, j = blok di
(dibaca gamma) pada matriks indepoten.
= matriks residual pada waktu t. = matriks residual pada waktu t-1 (transpose). Daerah kritis dari uji ini adalah
dimana p adalah lag optimal
pada VAR dan k adalah jumlah variabel endogen maka hipotesis nol ditolak. Selain itu, jika P value < α maka hipotesis nol ditolak.
2.6.3 Uji Asumsi Identik (Heteroskedasitas) Uji asumsi identik dapat dilakukan dengan uji ARCH-LM. Hipotesis untuk uji ARCH-LM adalah sebagai berikut: H0: Residual identik H1: Residual tidak identik
17
Statistik uji (Pfaff, 2012:4): (2.24) Dengan (2.25) Dimana: n = ukuran sampel, k = jumlah varibel endogen, = metriks kovarian, dan = invers matriks kovarian. Hipotesis nol ditolak jika
dengan
sebagai nilai table ujinya dengan r adalah orde ARCH. Selain itu dapat juga dilihat dari nilai P value-nya. Jika P value < α maka hipotesis nol ditolak.
2.7
Model Proses Perangkat Lunak Menurut Fritz Bauer yang dikutip oleh Pressman (2010:13), rekayasa piranti
lunak adalah pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa untuk memperoleh perangkat lunak secara ekonomis yang handal dan dapat bekerja secara efisien pada mesin nyata. Dalam mengembangkan perangkat lunak ada metode yang digunakan dalam pengembangan tersebut, salah satunya adalah agile software development. Metode agile software development sangat tanggap terhadap perubahan, sehingga jika ada perubahan kebutuhan pada perangkat lunak yang dibangun, maka perubahan tersebut dapat langsung ditanggapi. Pada agile software development ini ada beberapa proses model diantaranya Extreme Programming,
18
Scrum, Cristal, agile modeling dan lain-lain. Pada penelitian ini mengunakan model proses Extreme Programming (XP) untuk pengembangan aplikasinya.
2.7.1 Extreme Programming (XP) Extreme Programming (XP) merupakan salah satu model proses yang terdapat pada agile software development dan pendekatan yang paling banyak digunakan pada model proses agile software development (Pressman, 2010:72). Pada XP ini pengguna dilibatkan dalam pengembangan perangkat lunak yang dikerjakan oleh pengembang, sehingga pengguna dapat memberikan umpan balik secara terus-menerus dan komunikasi antara pengguna dengan pihak pengembang menjadi efisien. Berikut tahap-tahap proses XP (Pressman, 2010:73-77), yaitu: a. Perencanaan Kegiatan perencanaan dimulai dengan memahami story pengguna tentang konteks perangkat lunak sehingga tim XP dapat menggambarkan output, fungsi dan fitur yang dibutuhkan. Pengguna memberikan nilai pada setiap cerita dan tim XP pun menilai story tersebut lalu menentukan jangka waktu pengerjaannya. Jika tim XP merasa terlalu lama untuk dikerjakan maka pengguna diminta untuk membagi story tersebut menjadi lebih sederhana lagi. b. Desain Desain dalam XP mengikuti prinsip KIS (Keep It Simple) karena desain yang sederhana lebih disukai ketimbang desain yang kompleks. Desain juga sebagai pedoman implementasi dari story yang dipaparkan.
19
c. Pemrograman Setelah
menyelesaikan
pembuatan
desain
awal,
tim
XP
akan
mengembangkan serangkaian unit tes yang akan menjalankan setiap story. Setiap kali unit tes selesai dibuat, pengembang dapat fokus dalam melakukan pemrograman. Setelah pemrograman selesai, langsung dapat diuji sehingga memberikan umpan balik kepada pengembang secara instan. d. Pengujian Selain menguji pemrograman yang dibuat, ada juga tes penerimaan yang disebut juga tes pelanggan, yang dilakukan oleh pelanggan dan terfokus pada fitur sistem secara keseluruhan dan fungsi yang terlihat oleh pelanggan.
2.8
Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi manusia dan komputer merupakan suatu ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dan komputer mengenai antarmuka komputer, sehingga manusia dapat menggunakan komputer dengan mudah. Pada perancangan sebuah antarmuka (interface) komputer terdapat aturan-aturan yang dikenal dengan sebutan Eight Golden Rules of Interface Design yang dikemukakan oleh Shneiderman dan Plaisant (2010:88-89), yaitu: a. Upayakan untuk konsisten Berusaha konsisten pada rancangan, terminologi, penggunaan perintah, penggunaan huruf, tata letak, warna dan sebagainya agar pengguna tidak bingung dengan tampilan yang ada. b. Mengenali kebutuhan yang beragam dari pengguna Memfasilitasi untuk berbagai pengguna seperti menambahkan fitur untuk pemula, untuk pengguna ahli dibutuhkan langkah-langkah khusus yang dapat
20
mempercepat interaksi seperti shortcut, serta fitur khusus untuk pengguna yang cacat. c. Menawarkan umpan balik yang informatif Dibutuhkannya umpan balik dari setiap pengguna komputer. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Namun jika ada peringatan yang penting, maka umpan balik menjadi lebih subtansial. d. Desain dialog untuk penutupan Design penutup dialog dibuat sebagai tanda bahwa langkah-langkah yang dilakukan sudah benar dan dipersiapkan langkah selanjutnya. e. Pencegahan kesalahan yang sederhana Pengguna dicegah melakukan kesalahan dan jika pengguna melakukan kesalahan, mereka diberikan informasi instruksi untuk untuk mengembalikan ke kondisi awal. f. Pembalikan aksi yang mudah Diperlukannya pengurangan kecemasan dari pengguna karena kesalahan yang dibuatnya, dengan cara dapat kembali ke keadaan sebelumnya sehingga pengguna dapat mengeksplorasi secara leluasa. g. Mendukung kontrol internal lokus Pengguna
dapat
mengontrol
sistemnya
sehingga
dapat
merespons
tindakannya sendiri. Jadi pengguna tidak merasa dirinya yang dikendalikan oleh sistem.
21
h. Mengurangi beban jangka pendek Untuk mengurangi penggunaan ingatan jangka pendek ini maka diperlukan tampilan yang sederhana, menggabungkan beberapa tampilan dan memberikan waktu untuk pengguna mempelajarinya.
2.9
Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk menuliskan
blueprints perangkat lunak. Ada beberapa macam UML diagram, diantaranya yakni: 2.9.1 Use Case Diagram Menurut Whitten dan Bentley (2007:246) menyatakan bahwa “Use case diagram menggambarkan interaksi antara sistem, eksternal sistem dan pengguna”. Berikut bagian-bagian dari use case diagram (Whitten dan Bentley, 2007: 246248): a. Use Case Use case digambarkan secara grafik elips horizontal dengan nama pada elipse tersebut baik diatas, dibawah ataupun didalam elipse. Use case merupakan pengidentifikasi model dan penggambaran fungsi sistem. b. Aktor Aktor merupakan sesuatu yang berinteraksi dengan sistem dan saling bertukar informasi dengan sistem tersebut. Aktor disini tidak harus manusia, bisa saja sebuah organisasi, sistem informasi lainnya, perangkat eksternal atau bahkan konsep dari waktu. c. Hubungan Hubungan merupakan penggambaran garis antara dua simbol pada use case diagram. Pembuatan use case diagram pada penelitian ini, selain
22
menggunakan hubungan langsung antara aktor dengan use case, digunakan pula hubungan jenis extend yang merupakan perpanjangan fungsi dari use case yang asli dikarenakan fungsi dari use case terlalu kompleks sehingga sulit dimengerti dan juga hubungan jenis depends on yang merupakan hubungan antara use case yang menandakan bahwa satu use case tidak dapat diajalankan hingga use case lain selesai dijalankan. Tabel 2.1 Simbol – Simbol Use Case Nama Simbol Use case
Aktor
Hubungan
2.9.2 Activity Diagram Activity diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan aliran proses, langkah – langkah use case atau logika dari sebuah objek (Whitten dan Bentley, 2007:390). Berikut notasi – notasi yang terdapat pada activity diagram (Whitten dan Bentley, 2007:391):
Nama 1.Initial Node 2. Action
3. Flow
4. Decision
Tabel 2.2 Notasi – Notasi Activity Diagram Simbol Fungsi Penggambaran awal dari proses Penggambaran
langkah
-
langkah dalam aktivitas Sebagai
penunjuk
langkah
berikutnya Sebagai tanda kondisi untuk memilih langkah selanjutnya
23
Tabel 2.2 Notasi – Notasi Activity Diagram (Lanjutan) Penggambaran penggabung dari
5. Merge
beberapa
dipisahkan
aliran
oleh
yang
decision
menjadi satu aliran penggambaran
aksi
paralel
dimana masuk 1 aliran dan
6. Fork
keluar 2 aliran yang bisa terjadi secara bersamaan Penggambaran 2 aliran masuk dan keluar menjadi 1 aliran
7. Join
dimana
kedua
aliran
yang
masuk harus diselesaikan dulu prosesnya. 8. Activity Final
Penggambaran akhir proses Simbol
rake
menandakan
9. Subactivity
adanya aktifitas pada action
indicator
tersebut terdapat pada activity diagram yang lain. Huruf
10. Connector
A
“A”
menunjukkan
pemberian alat bantu untuk pengelolaan komplesitas.
2.9.3 Class Diagram Menurut Whitten dan Bentley (2007:400), Class diagram merupakan “gambaran grafik struktur objek statis dari sistem dimana kelas objek menunjukkan bahwa sistem terdiri dari hubungan antar kelas objek”. Pada sebuah kelas objek terdiri dari tiga elemen bagian yakni nama class, attribute, dan method. Attribute merupakan karakteristik dari suatu objek kelas dan method merupakan operasi/fungsi yang dapat dilakukan oleh kelas objek tersebut.
24
Pada elemen attribute dan method ada tiga visibility yang digunakan yakni public (+), private (-), dan protect (#). Visibility public menunjukkan attribute atau method dapat dipanggil oleh kelas objek yang lain. Visibility private menunjukkan attribute atau method hanya dapat dipanggil oleh kelas objek yang bersangkutan, sedangkan visibility protect menunjukkan hanya dapat dipanggil oleh kelas objek yang bersangkutan dan anak kelas objek yang mewarisinya. Nama Class + attribute - attribute # attribute + method - method # method Gambar 2.2 Contoh Kelas Objek Pada kelas objek terdapat beberapa jenis relasi yang menghubungakan antar kelas objek, jenis hubungan kelas objek menurut Whitten dan Bentley (2007:376378) antara lain: 1. Asosiasi Asosiasia adalah sebuah hubungan antara dua kelas objek dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkannya. 2. Keserbaragaman Keseberagaman adalah jumlah minimum dan maksimum kemunculan satu kelas objek untuk kejadian tunggal dari kelas objek yang terkait. 3. Agregasi Hubungan dimana kelas objek yang lebih besar terdiri dari bagian kelas objek kecil. Sebaliknya, kelas objek kecil bagian dari kelas objek yang lebih besar.
25
4. Komposisi Hubungan agregasi keseluruhan yang bertanggung jawab untuk menciptakan dan menghancurkan bagian-bagiannya. Jika keseluruhannya yang mati, maka bagian-bagiannya akan mati karena keseluruhannya telah mati. 2.9.4 Sequence Diagram Menurut Whitten dan Bentley sequence diagram merupakan “diagram yang menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem pada skenario use case”. Berikut notasi – notasi yang terdapat pada sequence diagram (Whitten dan Bentley, 2007:394-396):
Tabel 2.3 Notasi-Notasi Sequence Diagram Nama Notasi
Fungsi
Sebagai sesuatu yang
1. Actor
berinteraksi
pada
sistem. 2. System
Dilambangkan : Name of System
dengan
kotak yang berisikan nama sistemnya. Tanda titik dua menunjukkan urutan pengerjaan pada sistem.
3. Lifelines
Garis
vertical
putus-
putus yang memanjang ke bawah dari notasi aktor dan notasi sistem, yang urutan sistem.
menunjukkan kehidupan
26
Tabel 2.3 Notasi-notasi sequence diagram(Lanjutan) 4. Activation Bar
Bar/batang melewati yang
yang jalur
hidup
menunjukkan
periode waktu ketika peserta
aktif
dalam
interaksi. 5. Input Message
Digambarkan
dengan
anak panah dari aktor menuju
sistem
yang
menunjukkan
adanya
pesan/operasi
yang
masuk ke sistem. 6. Output Message
Digambarkan
dengan
anak panah putus-putus dari sistem ke aktor yang
menunjukkan
message
input
telah
dikerjakan pada sistem. 7. Receiver Actor
Aktor lain atau sistem eksternal
yang
menerima
pesan dari
sistem utama. 8. Frame
Kotak [Optional Fragmen]
yang
menyertakan satu atau lebih
pesan
untuk
membagi-bagi
dari
sebuah urutan fragmen. Didalam kotak tersebut terdapat
fragmen
opsional
yang
ditunjukkan
dalam
tanda kurung siku.
27
2.10 Bahasa Pemrograman Java Java adalah bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan di dunia (Deitel, 2012:2). Java bersifat tidak tergantung pada sistem operasi tertentu, jadi program yang dibuat dari bahasa pemrograman Java ini bisa dijalankan di platform mana saja. Java yang dikembangkan oleh Sun Microsystems pada agustus 1995 ini memiliki beberapa edisi yaitu Java Standard Edition (Java SE), Java Enterprise Edition (Java EE) untuk aplikasi terdistribusi dan aplikasi web, serta Java Micro Edition (Java ME) untuk mengembangkan aplikasi kecil seperti aplikasi pada smartphone (Deitel, 2012:2). Bahasa pemrograman Java layaknya C++ karena sama-sama bahasa pemrograman berorientasi objek dimana pemrogramannya yang menggunakan kelas (class) untuk membentuk objek.
2.11 NetBeans IDE NetBeans intergrated development environdemt (IDE) adalah sebuah lingkungan pengembangan untuk menulis program, mengompilasi, mencari kesalahn, dan menyebarkan program (Anonim1). NetBeans IDE ditunjukkan untuk memudahkan dalam melakukan pemrograman Java (Hartati, Herry, Soesilo, 2006:3). NetBeans ini bersifat open source sehingga siapapun dapat menggunakannya tanpa perlu membayar biaya lisensi. Pada NetBeans telah mencakup compiler dan debugger. Hal ini sangat memudahkan proses paska perancangan program. Pemrograman standar Java dapat dilakukan selama Java 2 Standar Edition (J2SE) atau Java SE tersedia dalam sistem komputer. NetBeans mendukung J2SE yang terdapat pada Java Development Kit (JDK) (Hartati, Herri, Soesilo, 2006:3).
28
2.12 Software R Software atau perangkat lunak R merupakan hasil kolaborasi riset berbagai statistikawan di seluruh dunia. Perama kali perangkat lunak R ini dibuat pada tahun 1992 di Universitas Auckland, New Zeland oleh Ross Ihaka dan Robert Gentleman. Untuk komputasi statistika modern, perangkat lunak R dapat dikatan sebagai lingua franca (bahasa standar) untuk melakukan komputasi tersebut (Rosadi, 2011:1). Pada perangkat lunak R, terdapat kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Menurut Rosadi (2011:2-3) kekurangan dan kelebihan dari perangkat lunak R adalah sebagai berikut: a. Kelebihan 1. Bebas lisensi Pengguna bebas untuk mempelajari dan menggunakannya sampai kapan pun tanpa memerlukan lisensi. 2. Multiplatform Perangkat lunak R ini dapat di instalasi pada berbagai macam sistem operasi sehingga dapat di instalasi pada sistem operasi manapun. 3. Umum dan terdepan Pada perangkat lunak R telah terprogram berbagai macam metode analisis statistika, baik metode klasik maupun metode-metode baru. 4. Dapat deprogram Pengguna dapat memprogramkan metode-metode baru pada perangkat lunak R ataupun mengembangkan fungsi-fungsi analisis statistika yang telah terdapat pada perangkat lunak R. 5. Berbasis analisis metriks
29
Perangkat lunak R sangat baik dalam melakukan analisis dalam bentuk metriks seperti MATLAB atau GAUSS. 6. Fasilitas grafik yang lebih baik
b. Kekurangan 1. Point and Clic GUI Interaksi utama pada perangkat lunak R berdasarkan Command Line Interface (CLI). pada perangkat lunak R terdapat pula RCommander sebagai Graphical User Interface (GUI) pada perangkat lunak R tersebut namun hanya mampu melakukan analisis statistika dasar. 2. Ketersediaan jumlah fungsi statistik Walaupun pada perangkat lunak R sudah cukup lengkap metode analisis statistikanya, tetapi tidak semua metode analisis statistika diterapkan pada perangkat lunak R tersebut.
2.13 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 undang-undang RI No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Pengertian bank syariah berdasarkan Pasal 1 ayat 7 undang-undang RI No. 21 Tahun 2008 menyatakan bahwa Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
30
Pada tahun 1991, didirikanlah bank islam pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia. Bank ini berdiri atas prakarsa MUI setelah melalui suatu lokakarya yang menghasilkan pembentukkan Tim Perbankan MUI yang merupakan satu kelompok kerja yang bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan pihak terkait. Tanggal 1 November 1991, dilakukannya penandatanganan akte pendirian Bank Muamalat Indonesia. Namun mulai beroperasinya pada tahun berikutnya tepatnya 1 Mei 1992 (Al Arif, 2012:103).
2.14 Pembiayaan Bank Syariah Pada setiap bank memiliki sumber dana dan tempat penyaluran dana tersebut. Pada perbankan syariah (BUS dan UUS) tercatat hingga september 2012 penempatan penyaluran dananya meliputi Pembiayaan Yang Diberikan (PYD), penempatan di BI, penempatan di bank lain, surat berharga, tagihan lainnya, dan penyertaan. Dari berbagai tempat penyaluran tersebut, PYD menjadi tempat penyaluran dana perbankan syariah yang paling terbesar yaitu 83,3% dari dana yang mereka miliki. Menurut Pasal 1 ayat 25 UU RI No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna; d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.
31
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai dana/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan yang dikeluarkan oleh perbankan syariah sebesar Rp. 80,456 triliun disalurkan ke UKM dari total keseluruhan pembiayaan perbankan syariah Rp. 130,357 triliun.
2.15 Kinerja Perbankan Kinerja bank perbankan dapat diukur dari faktor CAMELS (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity risk market). Pada penelitian ini faktor kinerja bank yang dipengaruhi oleh UKM adalah Earning (keuntungan). Rasio rentabilitas yang mengukur keuntungan bank dapat menggunakan rasio Return of Asset (ROA).
2.16 Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha kecil menengah merupakan suatu jenis kegiatan usaha yang telah ditentukan definisi dan kriterianya oleh Negara melalui Undang - Undang Usaha Mikro Kecil Menengah (UU. UMKM) No.20 tahun 2008. Menurut UU No. 20 tahun 2008 pasal 1 pengertian UKM adalah: “Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
32
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, sebagaimana dimaksud dalam undangundang ini (UU No. 20 Tahun 2008). Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini (UU No.20 Tahun 2008)”. Kriteria UKM menurut UU No.20 Tahun 2008 Pasal 6 adalah sebagai berikut: Kriteria usaha kecil: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah). Kriteria usaha menengah: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,(lima puluh miliar rupiah).
33
2.17 Non Performing Loan (NPL) UKM Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit bermasalah yang diakibatkan karena peminjam kesulitan dalam mengembalikan pinjamannya tersebut. Kesulitan dalam pengembalian pinjaman tersebut dikarenakan oleh faktor-faktor luar. Menurut direktur asosiasi Fitch Ratings Julia Wikana, sektor terbesar penyumbang NPL ini adalah sektor UKM (anonim2). Pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan diharapkan menjadi suatu penopang kegiatan UKM sehingga kegiatan UKM tersebut tetap berjalan dan nilai NPL UKM menjadi semakin menurun nilainya seiring dengan tetap berlangsungnya aktivitas UKM tersebut. Ketika NPL ini menurun menandakan bahwa kondisi usaha UKM tersebut berangsur membaik.
2.18 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didukung oleh peneltian-penelitan yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini: Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya No Judul Penulis Metode Hasil 1 Tantangan dan Maisaroh Analisis Dalam konteks Peluang Perbankan & Ati Deskriptif pengembangan UKM, Syariah Dalam Sumiati Kualitatif bank syariah mempunyai Pengembangan Usaha tanggung jawab untuk Kecil dan Mengah berperan serta dalam Meperkuat Untuk mengembangkan dan Memperkuat mengoptimalkan Kesejahteraan Umat kemampuan UKM. (2011) 2 The Role of Small and Javed Analsis Perbankan syariah yang Medium Enterprises Qureshi Korelasi berdiri dari cabang bank (SMEs) in the Socio& Gobind konvensional, mereka economic Stability of M. Herani dapat menjadi solusi Karachi (2011) keuangan dengan produkproduk yang mereka tawarkan berupa bagi hasil keuntungan dan kerugian untuk meningkatkan kinerja UKM.
34
3
4
5
Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya (Lanjutan) Islamic Banking in OjoAnalisis Jika perbankan syariah Nigeria: Problems and Agbodu, Deskriptif ditetapkan akan Prospect (2012) Ayodele Kualitatif meningkatkan Abraham, perekonomoan Negara, DR. Omah mempercepat I. pertumbuhan UKM, menghilangkan eksploitasi yang melekat dalam sistem perbankan konvensional, dan meningkatkan nilai-nilai sosial. Determinants of Aguzhan VAR Pada model VAR Construction Sector Ozcelebi menunjukkan adanya Activity in Turkey: A dorongan dari PDRB Vector Autoregression untuk meningkatkan Approach (2011) aktifitas sektor konstruksi. Gold Price and Mashayeki, VAR Harga emas tidak hanya Exchange Rate Sadr Ara, dipengaruhi oleh Dollar Volatility: Effect of dan Jafari tetapi juga Economics Sanctions mempengaruhi dollar (2013) tersebut.