8
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem M enurut O’Brien (2005,p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. M enurut Raymond M cLeod, Jr. (2004, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. M enurut Boockholdt (2003, p66), sistem adalah sebuah kumpulan dari bagian-bagian yang terkoordinasi untuk mencapai sekumpulan tujuan. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. 2.1.2 Pengertian Informasi M enurut Jogiyanto Hartono (2005, p8), informasi adalah data yang telah diolah menjadi untuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. M enurut Turban (2003, p15), informasi adalah sekumpulan data yang diorganisaikan dalam beberapa bentuk, sehingga mempunyai arti atau bermanfaat bagi menerimanya. M enurut M c.Leod, Jr (2004, p12), informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
9 Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah hasil dari proses yang mengubah data menjadi sesuatu yang lebih berarti bagi penggunanya. 2.1.3 Pengertian Sistem Informasi M enurut Jeffery L. Whitten (2004, p10), sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi. M enurutO’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya datayang mengumpulkan,mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. M enurut Turban (2003, p15 dan p32), sistem informasi adalah pengumpulan proses, penyebaran, analisa, dan penyebaran informasi untuktujuan spesifik yang terdiri inputs (data, intructions) dan outputs (report dan calculation). M elihat definisi sistem dan informasi serta definisi dari sistem informasi sendiri dapat dikatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem dimana komponen-komponennya saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat dan berguna bagi pemakai melalui serangkaian prosedur baik menggunakan perangkat keras maupun perangkat lunak. 2.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berorientasi Pada Objek 2.2.1 Pengertian Analisis Sistem M enurut Jogiyanto (2005, p129), analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
10 untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. M enurut M c.Leod, Jr (2004, 138), analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. M enurut Jones dan Rama (2006, p568), Analisis Sistem adalah tahap lanjutan pada pembangunan sistem. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem dapat membantu pemakai informasi dalam menetapkan tujuan dan spesifikasi untuk desain suatu sistem informasi. Analisis sistem dapat dimulai dengan 3 alasan, yakni: 1. M enyelesaikan masalah dengan sistem yang ada 2. M emuaskan sebuah kebutuhan baru dari informasi 3. M elaksanakan sebuah bentuk baru dari teknologi
Langkah –Langkah Dalam Tahap Analisis M enurut M c.Leod, Jr (2004, p138-140), tahapan analisis sebagai berikut: 1. M engumumkan Penelitian Sistem M anajemen dapat bertemu dengan para pegawai, secara perorangan maupun pertemuan kelompok, dan dapat menggunakan media tertulis seperti memo dan penerbitan berkala perusahaan. Bagi perusahaan dengan jangkauan operasi yang luas, pengumuman dapat berupa video. 2. M engorganisasikan Tim Proyek Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai (bukan spesialis
11 informasi), sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai sangat berperan aktif, daripada hanya berperan pasif. 3. M endefinisikan Kebutuhan Informasi Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi: wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survei. 4. M endefinisikan Kriteria Kinerja Sistem Begitu kebutuhan informasi manajer didefinisikan, sekarang dapat ditentukan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerjanya. 5. M enyiapkan Usulan Rancangan Sistem Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Disini, manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan. 6. M enerima atau M enolak Rancangan Proyek M anajer dan komite pengarah sistem informasi manajemen mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkanya kembali, atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek maju ke tahap perancangan. 2.2.2 Pengertian Perancangan Sistem M enurut Whitten (2004, p13), perancangan sistem adalah spesifikasi atau konstruksi dari solusi tekhnikal berbasis komputer bagi persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem.
12 M enurut M c.Leod, Jr (2004, 140), perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah penentuan spesifikasi proses dan data berbasis komputer yang diperlukan oleh sistem baru.
Langkah –Langkah Dalam Tahap Perancangan Sistem M enurut M c.Leod, Jr (2004, p140-143), tahapan dalam perancangan sistem adalah sebagai berikut: 1. M enyiapkan Rancangan Sistem yang Terinci Beberapa alat memudahkan analisis untuk menyiapkan dokumentasi secara topdown, dimulai dengan penggambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih terinci. Pendekatan top-down inin merupakan ciri rancangan terstruktur, yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. 2. M engidentifikasikan Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Sekarang analisis harus mengidentifikasikan konfigurasi – bukan merek atau model - peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses yang berurutan, dimulai dengan
identifikasi berbagai kombinasi yang dapat
menyelesaikan setiap tugas. 3. M engevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Analisis, bekerja sama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
13 4. M emilih Konfigurasi yang Terbaik Analisis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. 5. M enyiapkan Usulan Penerapan Analis sistem menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya. 6. M enerima atau M enolak Penerapan Sistem Keputusan untuk harus pada tahap penerapan ini sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui. 2.2.3 Unified Modelling Language (UML) M enurut Whitten yang diterjemahkan oleh Andi (2004, p408), Unified Modelling Language UM L adalah sekumpulan konvensi yang digunakan untuk menentukan atau menggunakan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan object. M enurut Jones & Rama (2006, p60), ”UML is language used for specifying, visualizing, contructing,and documenting an information system“, artinya UM L adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk spesifikasi, visualisasi, kontruksi dan mendokumentasikan sistem informasi. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa UM L adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sistem informasi yang berkaitan dengan object.
14 2.2.3.1 Activity Diagram M enurut Jones & Rama (2006, p60), ”Activity Diagram Plays the role of a map in understanding business processes by showing the sequence of activitues the process”, yang artinya Activiy Diagram merupakan suatu peranan ”peta” dalam proses bisnis dengan menunjukkan urutan aktivitas di dalam proses bisnis tersebut. M enurut Jones & Rama (2006, p61), Activity Diagram terdiri atas 2 (dua) tipe, yaitu : a. Overview Acti vity Diagram ”Overview activity diagram presents a high- level view of the business process by documenting the key events, the sequence of these event, and the information flows among the events”, yang artinya Overview diagram menggambarkan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan peristiwa-peristiwa penting, urutan dari peristiwa ini dan informasi yang mengalir diantara peristiwa tersebut. b. Detailed Activity Diagram ”Detailed activity diagram is similiar to a map of city or twon. It provides a more detailed representation of the activities associated witk one or two events shown on the overview digram”, yang artinya Detailed diagram menyerupai atau mirip dengan peta dari kota besar atau kota. Detailed diagram menyediakan penyajian yang lengkap
dari aktivitas-aktivitas yang di
hubungkan dengan satu atau dua peristiwa yang di tunjukkan pada overview diagram. Simbol Activity Diagram Notasi yang digunakan dalam Activity Diagram adalah :
15 1. Database: M edia Penyimpanan untuk file master dan transaksi tertentu yang terjadi untuk proses bisnis tertentu. 2. Initial State: Titik awal dimulainya suatu aktivitas 3. Final State: Titik akhir berakhirnya suatu aktivitas. 4. State: state yang mengeksekusi suatu aktivitas 5. Decision: pengambilan keputusan 6. Control Flow: transisi dari suatu state ke state yang lain. 7. Document: bukti dari alur informasi yang terjadi antar bagian, intern maupun ekstern perusahaan. Identifikasi Event M enurut Jones dan Rama (2006, p21), ada beberapa cara dalam mengidentifikasi event, yaitu: 1. “Recognize the first event in a process when a process a person or department within an organization becomes for an activity”, yang artinya kenali event pertama di dalam suatu proses yang terjadi ketika seseorang atau departemen bertanggung jawab dalam suatu proses bisnis. 2. “Ignore activities that do not require participation by an internal agent”, yang artinya abaikan suatu kegiatan yang tidak memerlukan partisipasi dari internal agent. 3. “Recognize a new event when responsibility is transferred from one internal agent to another”, yang artinya kenali sebuah event baru pada saat bertanggung jawab berpindah dari satu internal agent ke yang lainnya.
16 4. “Recognize a new event when a process has been interrupted and resumed later by the same internal agent”, yang artinya kenali sebuah event baru ketika suatu proses terganggu dan dilanjutkan kembali oleh internal agent yang sama. 5. “Use an event name and description that reflects the broad nature of the event”, yang artinya gunakan nama dan gambaran event yang merefleksikan secara menyeluruh dari event tersebut. 2.2.3.2 Workflow Table M enurut Jones dan Rama (2006, p73), “Workflow table is information in a simple two –column format called”, yang artinya woekflow merupakan suatu tabel yang terbagi menjadi dua kolom tabel yang mengidentifikasikan para actor dan aktivitas yang dilakukan dalam suatu proses. M enurut Fowler & Scott (2000, p268), workflow table adalah kumpulan dari objek-objek dan aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa workflow table adalah tabel dua kolom yang menunjukkan hubungan antara actor dan aktivitas yang saling berhungan dalam suatu proses. 2.2.3.3 UML Class Diagram 2.2.3.3.1 Pengertian Class Class menurut M athiassen (2000, p49), “A description of a collection of objects sharing structure, behavioral pattern, and attributes”. Diterjemahkan sebagai berikut : Class sebagai kumpulan objek-objek yang memiliki struktur, sifat-sifat dan atribut yang sama. M enurut simon, Steve, dan Ray (2006, p4) “class is description for a collection of objects that are logically similar in term of their behaviour and the
17 structure of their data”. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa class adalah penggambaran dari suatu kumpulan objek yang secara logika sama dalam hal perilaku dan struktur datanya. M enurut Whitten (2004, p433) “class is a set of objects that share the same attributes and behaviour”. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa class adalah seperangkat objek yang membagikan atau memiliki atribut dan perilaku sama. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa class adalah kumpulan objek yang memiliki perilaku, dan struktur yang sama. 2.2.3.3.2 Pengertian Atribute Attribute menurut M athiassen (2000, p89), “A descriptive property of a class or an event”. Diterjemahkan sebagai berikut : Atribut adalah sebuah sifat dari suatu kelas yang menjelaskan kelas tersebut. M enurut Jones dan Rama (2006,p155) “attribute is the smallest units of data that can have meaning to user”. Definisi tersebut dapat diartikan atribut adalah unit terkecil dari data yang dapat berarti bagi penggunanya. M enurut Rommey dan Steinbart (2003, p692) “attribute is characteristics of interest in a file or database; the different individual properties of an entity”. Definisi tersebut dapat diterjemahkan atribut adalah karkteristik dari sebuah file atau database; perbedan property individual dari suatu entity. M enurut Jason (2003, p125) “attributes are used to represent pieces of data that are specific to a class and untimately give it state”. Definisi tersebut dapat diartikan atribut digunakan untuk menjelaskan bagian dari data yang spesifik atau khusus dari class dan pada akhirnya memberikan kesimpulan.
18 Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat kita kesimpulkan bahwa attribut adalah unit terkecil dari data yang digunakan untuk memberikan kesimpulan. 2.2.3.3.3 Pengertian Behavior Behavior menurut M athiassen (2000, p89), “A description of possible event traces for all objects in a class”. Diterjemahkan sebagai keterangan dari suatu kejadian untuk menemukan semua objek dalam sebuah kelas.
2.2.3.3.4 Pengertian Event M enurut Jones dan Rama (2006,p18) “events are things that happen at a point in time”. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa event adalah sesuatu yang terjadi pada saat itu juga. M enurut Jason (2003,p74) “event are indicator that an action has taken place”. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa event adalah indicator suatu tindakan yang telah berlangsung. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa event adalah sesuatu yang terjadi pada saat itu juga dan merupakan satuan kerja logis yang harus diselesaikan secara kesuluruhan. 2.2.3.3.5 Pengertian Hubungan Dalam Class Diagram M enurut Jones & Rama (2006, p155), class diagram mengambarkan sekumpulan class, interface, collaboration dan relasinya. Hubungan antar kelas digambarkan dengan notasi-notasi, antara lain : a. Association Role, kesatuan obyek yang terhubung merupakan hubungan khusus yang menggambarkan sebuah hubungan structural di antara seluruh
19 atu sebagian. Umumnya association digambarkan dengan sebuah garis yang dilengkapi dengan sebuah label, nama dan status hubungannya. b. Navigability, merupakan sebuah property dari role yang menandakan bahwa ada kemungkinan untuk melakukan navigasi unindirectoral pada association dari sumber objek ke objek tujuan. c. Aggregation, adalah hubungan ” bagian dari” atau ”bagian keseluruhan”. Aggregasi merupakan bentuk khusus dari association. d. Composition, adalah strong aggregation. Pada composition, obyek ”bagian’ tidak dapat berdiri sendiri tanpa objek ”keseluruhan”. e. Generalization, menggambarkan hubungan khusus dalam objek anak yang menggantikan objek induk. Dalam hal ini, objek anak memberikan pengaruhnya seperti struktur dan tingkah lakunya kepada objek induk. 2.2.3.4 Use Case Diagram M enurut Jones dan Rama (2006, p267) “use case diagram is a graphical presentation that provide a list of use case that occur in an application”. Definisi tersebut dapat diartikan use case diagram adalah presentasi grafik yang dapat menyediakan daftar use case yang terdapat dalam suatu aplikasi. M enurut Roff (2003, p11) “use case diagram contain use cases and actors, illustrating the relationship between the two sets”. Dapat diartikan bahwa use case diagram yang terdiri dari use case dan actor, yang menggambarkan hubungan antar keduanya. M enurut Jones & Rama (2006, p 34), fungsi dari sistem di gambarkan dalam use case yang berbeda, mewakilkan aliran yang khusus dari kejadian (event) dalam sistem.
20 M enurut Jones & Rama (2006, p267) ”a use case is sequence of steps that accour when an actor is intreracting with the system for a particular purpose”. Dapat diartikan bahwa sebuah use case merupakan sebuah langkah yang berurutan yang terjadi ketika actor berinteraksi dengan sistem untuk tujuan tertentu. M enurut Jones dan Rama (2006, p267) “an actor can be a person, computer, or evebt anathor system”. Didefinisikan actor dapat merupakan orang, komputer atau bahkan sistem yang lain. 2.2.4 Rich Picture M enurut M athiassen, M adsen, Nielsen dan Stage (2006, p26-27), Rich Picture adalah sumber gambar informasi yang melukiskan pemahaman penggambar akan suatu situasi. Digunakan semasa pemilihan sistem untuk menggambarkan gambaran menyeluruh dari tugas yang menghadapi proyek pengembangan sistem. Rich picture secara umum menggambarkan permasalahan sistem dan application domain. Rich picture tidak memiliki notasi khusus namun, seharusnya melalui beberapa persetujuan di antara proyek sebagaimana aspek tertentu digambarkan. M enggambar rich picture sebaiknya dimulai dengan entitas-entitas yang penting. Setelah itu, dapat dilanjutkan dengan menggambarkan hubungan di antara entitas-entitas tersebut. Proses adalah hubungan yang paling penting dalam rich picture. Salah satu proses yang paling perlu diperhatikan adalah pemrosesan informasi membuat kita bisa mengerti siapa yang menghasilkan informasi, siapa yang menggunakan, dan bagaimana alurnya. Hubungan antar entitas juga bisa digambarkan dengan struktur. Struktur ini menggambarkan aspek dari situasi yang bersifat lebih stabil, sedangkan proses menggambarkan yang lebih tidak stabil, berubah-ubah.
21 Untuk menggambarkan konteks dari suatu sistem komputer dapat digunakan system definition dan FACTOR kriteria untuk mendukung system definition tersebut. FACTOR terbagi menjadi 6 elemen, yaitu: a. Functionality : fungsi dari suatu sistem yang mendukung fokus application domain. b. Application domain : bagian dari organisasi yang mengadministrasi, memonitor atau mengontrol problem domain. c. Condition : dalam kondisi seperti apa sistem akan dibangun dan digunakan. d. Technology : teknologi yang digunakan untuk menghasilkan sistem dan dengan teknologi seperti apa sistem akan berjalan. e. Objects : objek utama dalam problem domain. f. Responsibility : tanggung jawab keseluruhan sistem yang berhubungan dengan konteks. 2.2.5 S ystem Development Life Cycle ( Siklus Hidup Pengembangan Sistem) M enurut O’brien dan marakas (2006, p402) dalam bukunya yang berjudul M anagement Information Systems menjelaskan bahwa siklus hidup pengembangan system terdiri dari lima (5) tahapan yaitu: 1. Sistem Investigasi (Investigation System) Tahap ini meliputi pertimbangan dari usulan yang dihasilkan oleh proses perencanaan IT / bisnis. Tahap ini juga meliputi pembelajaran awal dari solusi sistem informasi yang diusulkan untuk menemukan prioritas dan kesempatan bisnis sebuah perusahaan yang diidentifikasi dalam proses perencanaan. 2. Sistem Analisis (Analysis System)
22 Sistem analisis menggambarkan apa yang harus dilakukan sistem untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Pembelajaran sistem analisis pada umumnya meliputi: -
informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir
-
aktifitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang digunakan saat ini.
-
Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk menemukan informasi yang diperlukan, dan pemegang saham bisnis lainnya yang menggunakan system.
3. Sistem Perancangan (Design System) Sistem perancangan menjelaskan bagaimana sistem akan menyelesaikan tujuan ini. Sistem perancangan terdiri dari aktivitas perancangan (hardware, software, people, network, dan data resources) yang menghasilkan spesifikasi system yang memenuhi kebutuhan fungsional yang dikembangkan dalam proses system analisis. 4. Sistem Implementasi (Implemation System) Ketika sistem informasi yang baru telah selesai dirancang, maka harus diterapkan dan dipelihara agar dapat beroperasi dengan baik. Tahap ini meliputi pengujian sistem, pelatihan user untuk mengoperasikan system baru, mengubah sistem lama ke sistem bisnis yang baru, dan mengatur akibat dari perubahan sistem pada pemakai akhir. Implementasi adalah tahap penting dalam pengembangan teknologi informasi untuk mendukung karaywan, pelanggan, dan pemegang saham perusahaan bisnis lainnya. Implementasi merupakan proses yang sulit dan memakan waktu. Bagaimanapun tahap ini penting dalam memastikan kesuksesan
23 dari pengembangan system yang baru, bahkan sistem yang dirancang dengan baik sekalipun dapat gagal juka tidak diterapkan dengan baik. 5. Sistem Pemeliharaan (Maintance System) Sistem pemeliharaan meliputi pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem operasional bisnis untuk membuat peningkatan sesuai dengan yang dibutuhkan. Pemeliharaan juga penting bagi masalah lain yang timbul selama pengoperasian sistem. Aktivitas pemeliharaan meliputi proses peninjauan sesudah tahap implementasi untuk memastikan bahwa sistem baru yang dimplementasikan memenuhi tujuan bisni yang dibangun. Pemeliharaan juga meliputi pembuatan modifikasi untuk membangun sistem selama perubahan dalam lingkungan bisnis. 2.2.6 Rancangan Database M enurut Whitten et. al. (2004, p548), database adalah suatu koleksi files yang saling berhubungan. M enurut Britton dan Doake (2000, p266), database adalah semua data yang dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi. Di dalamnya meliputi aktivitas mengumpulkan, mengorganisasi dan merawat secara tersentralisasi. Jadi, dapat disimpulkan database adalah sekumpulan data dan file yang saling berhubungan dan dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi. 2.2.7 Rancangan Formulir M enurut Jones & Rama (2006, p315), “form is a formatted document containing blank fields that users can fill in with data. When the form is displayed on a computer screen, the data entered in the blenk fields are saved to one or more data tables”, yang artinya formulir adalah suatu dokumen terformat yang berisi fields kosong yang dapat di isi data oleh para users. Ketika formulir ditampilkan pada layar
24 computer, data yang masuk ke dalam fields yang kosong di simpan ke dalam satu atau lebih table data. 2.2.7.1 Jenis Tipe Input Form M enurut Jones dan Rama (2006, p262-263), terdapat 3 jenis input formulir, yaitu: 1. single-Record Entry Form “A single record entry form show only one record at a time. This form is used to add, delete, or modify data in single record in a particulartable”, yang artinya single record menunjukkan hanya ada satu catatan dalam satu waktu. Formulir ini digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi data dalam catatan tunggal dalam tabel yang nyata. 2. Tabular Entry Forms “The tabular entry form provides a spreadsheet like design for entering multiple record in a single table. This type of form is frequently used to record a batch of events”, yang artinya formulir ini membagi design kertas kerja seperti untuk mengentry catatan ganda dalam tabel tunggal. Tipe form ini biasanya digunakan untuk mencatat sekumpulan atas event. 3. Multi-Table Entry Forms “The multi table entry form is used to add data more than one table”, yang artinya untuk menambah data ke lebih dari satu tabel.
25 2.2.7.2 Elemen Penting Form M enurut Jones (2006, p269-270), ada lima elemen penting form, yaitu: a. Attributes Recorded in Tables “Attributes Recorded in Tables are indicated in the documentation”. Diterjemahkan sebagai: “Atribut yang disimpan di dalam tabel yang menunjukkan di dalam pola dokumen” b. Attributes Displayed from Table “Additional attributes may be displayed from other tables to help the order entry clerk. This attributes are obtained by reading from tables. In other words, the user is not recording new data for these attribute”. Diterjemahkan sebagai: “Atribut tambahan dapat ditampilkan dari tabel lain untuk membantu dalam mencatat penulisan pesanan. Atribut ini dapat dilihat dari tabel. Dengan kata lain, user tidak mencatat lagi data baru untuk atribut ini.” c. Calculated Fields “Forms may also include fields calculated from data in the tables. For example, the quantity fields (Order_detail table) and Price fields (inventory table) can be used to compute the Extended_Price”. Diterjemahkan sebagai: “Formulir juga termasuk dalam fields calculate dari data dalam tabel. Sebagai contoh: kolom kuantitas (Order_Detail Tabel) dan kolom harga (Tabel Persediaan) dapat digunakan untuk menghitung jumlah harga”. d. Foreign Keys “A final issue to consider as you develop the form template relates to foreign keys”.
Diterjemahkan
sebagai:
“Pokok
persoalan
terakhir
untuk
26 mempertimbangkan perkembangan pola formulir yang berhubungan dengan foreign key”. e. Queries “In Microsoft access, the main form and subforms are each designed to capture information in a table or query. If the main form consists of data from two tables (Order and Customer), you should join the main form tables into a join query before building your form. Queries make it easier to link related data”. Diterjemahkan sebagai: “Dalam Microsoft Access, setiap akhir utama dan subforms dirancang untuk menangkap informasi dalam table dan queries. Jika formulir utama memiliki data dari dua tabel (order dan customer), kita harus menggabungkan tabel formulir utama ke join query sebelum kita membuat formulir. Queries mempermudah menghubungkan data yang terkait”. 2.2.8 Rancangan Layar M enurut Jones dan Rama (2006, p271), “Form interface elements are objects on form used for entering information of performing actions. All aspects of the form are control by the interface elements. Some of these objects provide or opportunity to improve internal controlover data elements”, yang artinya elemen interface adalah objek-objek pada form yang digunakan untuk memasukkan informasi atau menjalankan perintah segala aspek dari form dikontrol dengan elemen interface. Beberapa objek tersebut meyediakan kesempatan untuk mengembangkan internal control. M enurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p589), rancangan input pada layar harus dibuat sesederhana mungkin dan dirancang untuk mengurangi kesalahan
27 pemasukan data. Kebutuhan pengguna sistem harus dipertimbangkan. Jumlah data yang dimasukkan harus seminimal mungkin. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rancangan layar merupakan rancangan input pada layar komputer dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi kesalahan pada saat pemasukan data itu sendiri. M enurut Jones dan Rama (2006, p326), terdapat beberapa elemen dalam rancangan layar, yaitu: 1. Text Box Text box adalah ruang pada form yang digunakan untuk memasukkan informasi yang kemudian akan ditambah pada tabel atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari tabel. 2. Labels Labels membantu pengguna dalam memahami informasi apa yand dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam forms. 3. Look Up Feature Look up feature biasanya ditambahkan pada text box yang digunakan untuk memasikkan ke dalam foreign key. 4. Command Button Command button digunakan untuk menjalankan perintah selanjutnya. 5. Radio Button Radio button memungkinkan pengguna untuk memilih salah satu dari serangkain pilihan. Sebagai contoh, pengguna dapat menggunakan radio button pada form untuk memungkinkan pengguna memilih salah satu dari 3 tipe pembayaran
28 berikut, yakni pembayaran tunai, pembayaran kredit, atau kartu kredit, jika terdapat pilihan yang banyak, look up feature merupakan pilihan yang lebih baik. 6. Check Box Check box mirip seperti radio button, tetapi check box dapat memilih lebih dari satu pilihan. 2.2.9 Rancangan Laporan M enurut Jones dan Rama (2006, p201), “Report is a formatted and organized presentation of data”, yang artinya laporan adalah penyajian data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik. M enurut Connolly (2002, p235), “Reports are special type of continous form designed specifically for printing”, yang artinya laporan adalah tipe special dari continous form yang didesign khusus untuk dicetak. Berdasarkan definisi diatas, maka dapt disimpulakan bahwa laporan adalah penyajian data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik dicetak untuk dicetak. M enurut Weber (2006, p635), desain laporan yang baik harus berisi data-data berikut ini: a. Nama Laporan b. Waktu dan tanggal laporan tersebut di buat c. Jumlah lembar laporan d. Periode proses pembuatan laporan e. Program yang digunakan untuk pembuatan laporan f. Orang yang bertanggungjawab dalam pembuatan laporan g. Klasifikasi sekuritas (Confidential atau biasa)
29 h. Tanggal retensi i. M etode penghancuran laporan j. Halaman M enurut Jones dan Rama (2006, p214-215), elemen-elemen yang terdapat dalam merancang laporan adalah: 1. Label Box and Text Box “To important elements of any report are labels and data. In Microsoft Access, these elements are referred to as label box and text box”, yang artinya dua elemen penting dari setiap laporan adalah label dan data. Dalam Microsoft Access, elemen ini ditawarkan sebagai Label Boxes dan Text Boxes. 2. Grouping Attribute “Grouped report are grouped by something. In a group detail report, 3 section pertain to a group: the group header, the group detail, and the group footer”, yang artinya Grouped Reports dikelompokkan oleh sesuatu. Dalam detail laporan yang dikelompokkan, tiga bagian menyinggung ke group: group header, group detail dan group footer. 3. Group Header “The group header can be used to present information get is common to the group. Separating this information, in the group header eliminates the need for it to precede every transactions, thus, enhancing the presentation of the report”, yang artinya Group Header dapat digunakan untuk memberikan informasi yang biasa ke group. Salinan informasi ini kedalam Group Header mengeliminasi kebutuhan untuk mendahului setiap transaksi, jadi, mempertinggi nilai presentasi atas laporan.
30 4. Group Detail “Transaction pertaining to the group are listed in the group detail section. For every product in the group header, many transactions are reported in the detail section”, yang artinya transakasi transaksi menyinggung ke group yang disusun dalam bagian Group Detail. Setiap produk dalam Group Header, banyak transaksi dilaporkan dalam bagian detail. 5. Group Footer “Group Footers can also be used to provide useful information in grouped reports. The footer is often used to present summary information about the group”, yang artinya Group Footer dapat juga dugunakan untuk membagi informasi yang berguna dalam kumpulan laporan. Footer sering digunakan untuk memberikan rangkuman informasi tentang Group. 2.2.10 Navigasi Diagram M enurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p568), navigation diagram merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layer yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna. M enurut M athiasen (2000, p344), “Navigation diagram is a special kind of statechart diagram that focuses only the overall dynamics of the user interface. The diagram shows the participating windows and the transitions between them. The navigation diagram is not found in UML”, yang artinya bahwa navigation diagram merupakan jenis yang khusus dari statechart diagram yang focus pada perpindahan dinamis atas tampilan pengguna. Diagram ini menampilkan windows yang ada dan perpindahan antar window. Navigation diagram tidak terdapat dalam UM L.
31 Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa navigation diagram adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan alur perpindahan dari satu window ke window lainnya yang terjadi dalam suatu system informasi. 2.2.11 Visual Basic M enurut http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb4-5.html, “Visual Basic dari Microsoft Corporation, merupakan bahasa pemrograman yang secara cepat dan mudah dapat digunakan untuk membuat aplikasi pada M icrosoft Windows.” Kata "Basic" merupakan bagian bahasa BA SIC (Beginners All-purpose Symbolic Instruction Code), yaitu sebuah bahasa pemrograman yang dalam sejarahnya sudah banyak digunakan oleh para programmer untuk menyusun aplikasi. Visual Basic dikembangkan dari bahasa pemrograman BASIC dan sekarang banyak berisi statement, fungsi, dan keyword, yang beberapa diantaranya terhubung ke Windows GUI. Versi terbaru program ini menggunakan nomor versi 6.0 M enurut
http://ilmukomputer.com/2006/09/13/cepat-mahir-visual-basic-6/,
Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugastugas tertentu. M enurut http://www.oke.or.id/tutorial/Visual%20Basic%201.pdf , “Visual basic merupakan bahasa pemograman yang sangat mudah dipelajari, dengan teknik pemograman visual yang memungkan penggunanya untuk berkreasi lebih baik dalam menghasilkan suatu pemograman aplikasi.” M enurut http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb4-5.html, Visual Basic 6.0 dapat digunakan dalam tiga edisi, dimana setiap edisinya menunjukkan fasilitas dan kemampuan sendiri-sendiri, yaitu:
32 a. Edisi Learning Di dalam edisi ini para programmer diberi kesempatan untuk membuat
sebuah
aplikasi sederhana Microsoft Windows dan Windows NT secara mudah. Di dalamnya disertakan beberapa kontrol sederhana, ditambah grid, tab, dan kontrol data-bound. b. Edisi Professional Di dalam edisi ini disertakan tool-tool yang lengkap. Di samping berisi semua fasilitas yang ada dalam edisi Learning, juga ditambah kontrol ActiveX, Desainer Aplikasi Informasi Internet, Integrated data Tools dan Data Environment, Active Data Objects, serta Dynamic HTML Page Designer. c. Edisi Enterprise Ini memberikan ijin kepada para profesional untuk membuat aplikasi dalam sebuah tim. di dalamnya dimasukkan semua fasilitas yang ada pada edisi Professional, ditambah tool Back Office seperti SQL Server, Microsoft Transaction Server, Internet Information Server, Visual SourceSafe, SNA Server, dan masih banyak yang lainnya. 2.3 Jasa 2.3.1 Pengertian Jasa Jasa adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan (http://id.wikipedia.org/wiki/Jasa) M enurut UU pasal 1 Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai termasuk jasa konstruksi yang dilakukan
33 untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan. Dapat disimpulkan bahwa jasa adalah suatu aktivitas yang ditawarkan kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan. 2.3.2 Karakteriktik Jasa M enurut karakteristiknya, jasa dapat dibagi menjadi 4 (Tjiptono,2002) : 1. Intangibility (M aya atau tidak teraba) Para konsumen tidak dapat mencicipi, merasakan, mendengar, merasakan, sebelum membelinya, karena tidak bersifat fisik. 2. Inseparability (Tidak terpisahkan) Jasa kerap kali tak terpisahkan dari pribadi penjual, jasa tertentu harus diciptakan dan digunakan habis pada saat yang bersamaan. 3. Variability (Bervariasi) Jasa bersifat sangat variable, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. 4. Perishability (Cepat hilang) Jasa cepat hilang dan tidak dapat disimpan. Kamar hotel yang kosong, kursi kereta api, akan berlalu begitu saja karena tidak dapat disimpan. 2.4 Kantor Akuntan Publik 2.4.1 Pengertian Akuntan Akuntan adalah sebuah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan
34 akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan juga adalah lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). (http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntan) Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
(http://www.djlk.depkeu.go.id/dpajp/data/RUUAP.pdf) Jadi akuntan adalah gelar yang diberikan kepada seseoarang yang lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.4.2 Pengertian Akuntan Publik Akuntan Publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari M enteri Keuangan RI untuk memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntan_Publik) Akuntan publik adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. M ereka ini bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu
kantor
akuntan.
(http://www.e-
dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=26&fname=akt101_09.htm) M enurut
http://www.djlk.depkeu.go.id/dpajp/data/RUUAP.pdf,
Akuntan
Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Dari definisi-definisi diatas dapat kita simpulkan akuntan publik adalah seorang akuntan yang telah memperoleh izin untuk meberikan jasa atas audit umum
35 dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang non-atestasi. 2.4.3 Pengertian Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik adalah tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (renny.staff.gunadarma.ac.id). Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan telah mendapatkan izin usaha berdasarkan ketentuan Undang-undang ini, sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan Jasanya. (www.djlk.depkeu.go.id) Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari M enteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_akuntan_publik) Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. (http://id.wikisource.org/wiki/Aturan_Etika_Kompartemen_Akuntan_Publik_Ikatan _Akuntan_Indonesia) Dari definisi-defini diatas dapat disimpulkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah wadah yang digunakan sebagai wadah penyedia jasa bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.
36 2.4.3.1 S yarat Membuka Kantor Akuntan Publik M enurut Pasal 6 SK M enkeu No. 43/1997, izin untuk membuka Kantor Akuntan Publik (KAP) akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Berdomisili di Indonesia. 2. M emiliki register akuntan. 3. M enjadi anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI.). 4. Lulus ujian sertifikasi Akuntan Publik yang diselenggarakan oleh IAI. 5. M emiliki pengalaman kerja minimal tiga tahun sebagai akuntan dan pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3000 jam dengan reputasi baik. 6. Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum sekurangkurangnya satu tahun. 7. Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada Koperasi Jasa Audit. 2.4.3.2 Kewajiban Kantor Akuntan Publik (KAP) M enurut http://www.djlk.depkeu.go.id/dpajp/data/RUUAP.pdf, kewajiban dari Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah sebagi berikut: a. Bebas dari kecurangan, ketidakjujuran dan kelalaian; b. M enjaga kerahasiaan informasi; c. M emelihara Kertas Kerja selama 10 tahun; d. M enjalankan Sistem Pengendalian M utu (SPM ); e. M empunyai staf profesional pemeriksa; f. M empunyai NPWP; g. M empunyai kantor yang terisolasi dari kegiatan lain; h. M enyelenggarakan dan memelihara catatan jam kerja.
37
2.4.3.3 Larangan KAP Kewajiban dari Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah sebagi berikut: (http://www.djlk.depkeu.go.id/dpajp/data/RUUAP.pdf) 1) Dilarang memberikan jasa kepada suatu pihak apabila KAP tidak independen; 2) Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan untuk klien yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 5 tahun (Pembatasan ini juga berlaku bagi KAPA yang bekerja sama dengan KAP yang bersangkutan); 3) Dilarang memberikan jasa yang tidak berkaitan dengan keuangan, akuntansi dan manajemen; 4) Dilarang mempekerjakan atau menggunakan jasa Pihak Terasosiasi yang menolak atau tidak bersedia memberikan keterangan yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan terhadap KAP. 2.4.3.4 Jenis Kantor Akuntan Publik (KAP) M enurut Arens (2005, p26) terdapat empat kategori ukuran kantor akunan publik yaitu sebagai berikut: 1. Big Four international firms (Empat Kantor Akuntan Publik Terbesar) Ada empat Kantor Akuntan Publik terbesar di Amkerika Serikat yang dijuluki ”Big Four” M asing-masing memiliki kantor di setiap kota-kota di Amerika Serikat dan di bayak kota besar di seluruh dunia, temasuk di Indonesia. Kemempat kantor akuntan publik ini menyelnggarakan audit bagi hampir semua perusahaan raksasa di Amerika Serikat dan seluruh dunia dan banyak perusahaan lainnya yang lebih kecil.
38 Kantor akuntan publik yang dijuluki ”BigFour” adalah sebagai berikut: 1) Deloitte & Touche 2) PricewaterhouseCoopers 3) Emst & young 4) KPM G 2. National Firms (Kantor Akuntan Publik Nasional) Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai kantor akuntan publik berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar Amerika Serikat. KAP ini memberikan pelayanan sama dengan ”Big Four” dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal menarik klien. Selain mereka memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga memiliki juga potensi internasional. 3. Regional and Large Local Firms (Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional) Dalam akuntan publik lokal dan regional terdapat lebih dari 30 orang tenaga profesional. Beberapa diantaranya hanya melayani klien di dalam jangkauan wilayahnya. Lainnya memiliki beberapa buah kantor cabang di daerah lain. Kantor akuntan publik ini pun bersaing dengan perusahaan lain dalam menarik klien termasuk bersaing dengan KAP internasional dan nasional. Banyak diantaranya yang berafiliasi dengan organisasi kantor akuntan publik internasional untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai hal-hal seperti teknik informasi dan pendidikan lanjutan. 4. Small Local Firms (Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil) Sebagian besar kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai kurang dari 25 orang tenaga profesional pada satu KAP. M ereka memberikan jasa audit dan
39 pelayanan yang berhubungan dengan itu terutama bagi badan-badan usaha kecil dan organisasi nirlaba meskipun ada diantarannya yang melayani satu dua perusahaan yang go public. 2.4.3.5 Aktivitas Kantor Akuntan Publik M enurut Arens (2005, p27) kantor akuntan publik melaksanakan tiga jenis jasa utama, yaitu: a. Accounting and Bookkeeping Services (Jasa Akuntansi dan Pembukuan) Banyak klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan laporan keuangannya kepad akantor akuntan publik. Sebagian klien kecil bahkan tidak mempunyai cukup karyawan untuk mengerjakan buku besar dan ayat jurnalnya. Banyak kantor akuntan publik kecil yang bersedia melakukan tugas-tugas pembukuan guna memenuhi kebutuhan klien. Dalam banyak kasus dimana laporan keuangan akan kepada pihak ketiga, review dan bahkan jasa audit harus dilakukan. Dalam hal tugasnya hanya terbatas pada penyusunan laporan keuangan saja. KAP mengeluarkan laporan kompilasi yang tidak memberikan jaminan apapun pada pihak ketiga. b. Tax Services (Jasa Perpajakan) Kantor akuntan publik menyusun surat pemberitahuan pajak (SPT) pajak penghasilan dari perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun yang bukan. Disamping itu, kantor akuntan publik juga memberikan jasa yang berhubungan dengan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPn-BM ), perencanaan perpajkaan, dan jasa perpajakan lainnya. Sekarang ini semua kantor akuntan public dapat memberikan jasa perpajakan, dan bagi kator
40 akuntan public kecil pelayanan semacam itu jauh lebih berperan daripada jasa audit. Belakangan ini malah sejumlah kantor akuntan publik dipercaya oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan verifikasi lapangan atas PPN dan PPn-BM . c. Management Consultating Sevices (Jasa Konsultasi M anajemen) Sebagian besar kantor akuntan publik memberikan jasa tertentu yang memberi kemungkinan pada kliennya untuk meningkatkan efektifitas operasinya. Jasa ini mencangkup mulai dari pemberian rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, pemanfaatan instalasi komputer, dan konsultasi manfaat aktuaria. Sekarang ini banyak kantor akuntan publik besar yang memiliki departemen khusus untuk melayani konsultasi manajemen yang interaksinya kecil terhadap jasa audit maupun konsultan pajak. 2.5 Piutang 2.5.1 Pengertian Piutang M enurut M ulyadi (2001, p257), Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. M enurut Warren, Reeve, & Fess (2005, p392), Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnnya. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah semua klaim atau tagihan atas uang, barang, atau jasa kepada individu atau organisasi lain yang timbul dari transaksi penjualan kredit.
41 2.5.2 Transaksi dalam piutang M enurut M ulyadi (2001, p262), transaksi-transaksi yang mempengaruhi piutang adalah: 1. Transaksi Penjualan Kredir Transaksi ini dicatat dalam jurnal penjualan atas dasar faktur penjualan yang dilampiri dengan surat order pengiriman dan surat muat yang diterima oleh bagian piutang dari bagian penagihan. 2. Transaksi Retur Penjualan Transaksi ini dicatat dalam jurnal retur penjualan atas dasra memo kredit yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang. 3. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang Transaksi ini dicatat dalam jurnal penerimaan kas atas dasra bukti kas masuk yang dilampiri dengan surat pemberitahuan dari debitur. 4. Transaksi Penghapusan Piutang Transaksi ini dicatat dalam jurnal umum tas dasar bukti memorial yang di buat oleh fungsi kredit.