7
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori - Teori Dasar
2.1.1. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat tercapai apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communis. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya commun yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate) ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.
Terdapat
banyak
sekali
definisi
tentang
komunikasi
yang
dirumuskan oleh para hali. Masing-masing memiliki penekanan dan arti yang berbeda satu sama lainnya. Pada dasarnya pengertian komunikasi memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan ilmu sosial lainnya, hanya saja dalam ilmu komunikasi objeknya ditujukan kepada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. (Syaiful Rohim, 2002, 8).
8
Joseph A. Devito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Maksudnya komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa pra komunikatornya beraksi dan beraksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan.
Menurut Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada giliriannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Shannon dan Weaver (1949) mengungkapkan komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. (Tommy Suprapto, 2002, 19-21).
Oleh karena itu, jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
2.1.2. Komunikasi massa
Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Artinya, komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yaitu beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau
9
mengirimkan informasi dari individu ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, buku).
Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) mengemukakan definisi dari komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, teleevisi, film, atau gabungan di antara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan
10
kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau public di mana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpersona.
Salah satu ciri komunikasi massa adalah keserempakan. Akan tetapi, dengan
ditemukannya
alat-alat
komunikasi
yang
kian
canggih,
keserempakan tersebut sudah harus ditinjau ulang. Dengan demikian, alatalat komunikasi massa akan mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan tingkat perkembangan peradaban manusia dan peningkatan percepatan teknologi komunikasi.
11
2.1.2.1. Fungsi Komunikasi Massa
A. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mngetahui fungsi informasi dari berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah jurnalistik fakta tersebut diringkas dalam istilah 5 W + 1 H ( what, where, who, when, why, how). B. Hiburan Fungsi hiburan untuk media eletronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain. Misalnya masyarakat menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga. Oleh karena itu, jangan heran jika waktu prime time akan disajikan acara-acara hiburan, entah kuis atau acara jenaka lainnya. Sangat sulit diterima penonton seandainya pada waktu prime time disajikan acara dialog politik tentu akan menimbulkan penolakan masyarakat
12
C. Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasif. Aktivitas public relations dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi bahkan jika aktivitas publik relation dan promosi khusus dilakukan melalui media massa. Semua itu tidak lepas dari usaha untuk mempengaruhi orang lain, misalnya iklan shampoo di televisi yang menyatakan boleh keramas tiap hari.
D. Tranmisi Budaya
Tranmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kotemporer dan historis. Di dalam tingkatan kontemporer media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Misalnya, televisi tidak hanya cermin tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi atau film yang mempertontonkan tema-tema tabu seperti seks merefleksikan perubahan di dalam struktur sosial atau perubahan dimana televisi bertanggung jawab terhadap semua sebab tersebut.
13
E. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud adalah penyatuan, artinya media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukan kedaan yang bagi kehidupan mereka. Dalam bahasa yang populer, kohesi sosial sama artinya dengan integrasi. Paul Lazaferd dan Robbert K.Merton pernah mengatakan bahwa media massa
juga
mempunyai narcotising dysfunction (racun pembius). Oleh karena itu media massa yang tidak dikelola secara moral yang baik sangat berbahaya bagi masyarakat. Sehingga media massa sama dengan racun yang mematikan seperti yang telah diungkapkan oleh Lazarfeld dan Merton.
F. Pengawasan
Bagi Laswell,
komunikasi masssa mempunyai fungsi
pengawasan. Artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya
badai, topan, gelombang
laut yang mengganas, angin ribut dan sebagainya. Bahkan tercermin juga pada kondisi ekonomi yang tidak menentu, selain itu informai tentang suatu wabah penyakit yang menyebar dalam suatu lingkungan juga merupakan contoh pengawasan
peringatan.
Sedangkan
mengenai
harga
14
kebutuhan
sehari-hari
informasi
penting
yang
sangat
dibutuhkan oleh masyarakat yaitu aktualisasi dari fungsi pengawasan instrumental (instrumental surveilance).
G. Korelasi
Korelasi dapat diartikan sebagai penghubung antara nara sumber dengan penerima (receiver). Sedangkan fungsi korelasi
yang
dimaksud
disini
adalah
fungsi
yang
menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Seorang ilmuwan yang bernama Charles R. Wright mengatakan bahwa fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut ligkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian – kejadian.
2.1.3. Program
Kata program berasal dari bahasa Inggris, programme atau program yang artinya rencana atau acara. Setiap harinya, televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya apa saja dapat dijadikan sebagai program, yang penting adalah disukai oleh audiens, tidak bertentangan dengan norma kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku.
15
Dari berbagai jenis program tersebut, maka secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya menjadi dua bagian, yaitu program informasi dan program hiburan.
1) Program Informasi ( News ) Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik program ini adalah informasi, sehingga informasi inilah yang dijual kepada audiens. 2) Program Hiburan ( Entertainment ) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur
audiens
dalam
bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game). (Morissan, 2008, 205-208). 2.1.4 Extreme Makeover Extreme Makeover adalah sebuah program televisi dari ABC dimana masyarakat secara individu menerima perubahan yang besar di Hollywood. Program ini dibuat oleh seorang produser Howard Schultz, pertama kali disiarkan pada tahun 2002, Kamis jam 8 malam. Ada 55 episodes yang di produksi dan berhasil disiarkan. Berawal dari melakukan makeover pada individu dengan merubah muka oleh dokter bedah plastik di Beverly Hills, California, mereka disebut “Extreme Team”. Dokter tersebut diantaranya adalah Dr Garth Fisher, Jon A. Perlman, MD. FACS, Dr. Malcorm Lesavoy and Dr.Harvey Zarem, Dr.
16
Bill Dorfman dan Dr. Robert Maloney dan masih banyak dokter lainnya dalam 3tahun produksi.
Pada tahun 2003 lahirlah Extreme Makeover : Home Edition, program ini adalah hasil ekspansi dari konsep Extreme Makeover yang melakukan perubahan besar dalam hidup seseorang. Extreme Makeover : Home Edition jauh lebih berhasil dari pada plastic surgery. Extreme Makeover : Weight Loss Edition perdana di luncurkan pada musim panas 2011.
2.1.4.1 Extreme Makeover : Weight Loss Edition
Extreme Makeover : Weight Loss Edition adalah program televisi dari ABC yang berbasis pada konsep Extreme Makeover. Acara ini adalah dimana masyarakat secara individu menerima perubahan besar pada hidupnya oleh pelatih Chris Powell yang dikenal dengan sebutan “Tranformation Specialist” Acara ini difokuskan kepada konstestan yang mengikuti pelatihan harus mengurangi berat badan secara jumlah besar dalam satu tahun dan dibawah pengawasan Chris Powell, dan menerima operasi bedah plastik untuk menghilangkan kulit lebih dari hasil transformasi yang telah dijalani diakhir acara.
Extreme Makeover : Weight Loss Edition terdiri dari 2 putaran, putaran pertama disiarkan pada May 2003, dan putaran kedua baru saja diluncurkan Juni 2012 kemarin. Dalam satu putaran terdiri dari 8
17
episode, yang juga berisi 8 kontestan, acara ini dikemas degan format reality show.
Pada saat episode dimulai, diperkenalkan Chris Powel sebagai pelatih di acara tersbut, yang memberikan dukungan penuh, motivasi dan
bagaimana
ia
melakukan
pekerjaannya.
Kemudian
memperkenalkan kontestannya begitu juga cuplikan kerja kerasnya dalam melakukan transformasi ini. Pada hari pertama program ini dilakukan, pertama-tama kontestan akan dibawa ke California Health & Longervity Institute, Inc untuk mengikuti boot camp dan melakukan pengukuran berat badan pertama kalinya. Kontestan biasanya berberat diatas 100kg, dan akan diukur menggunakan alat pengukur barang berat, bukan lagi manusia, hal ini akan memotivasi kontestannya pada hari pertama ia mulai. Kemudian kontestan akan diajari bagaimana memasak secara benar untuk diet agar berhasil dalam program ini bersama seorang Head Nutritionist of California Health & Longervity Insitute, Inc , Paulette Lambert. Berikutnya kontestan akan melalui latihan pertamanya bersama Chris Powell, di segmen ini kontestan di latih dan di motivasi secara keras agar mencapai target yang telah di tentukan oleh pelatihnya, bahkan sampai tidak bisa nafas.
Segmen berikutnya, kontestan akan pulang kerumahnya setelah 8 hari berlatih di California, diikuti juga Chris Powell akan tinggal di rumah contestant bersama keluarganya juga selama 3 bulan pertama untuk memberikan tips hidup sehat dan berolah raga secara teratur.
18
Selama kontestan mengikuti boot camp, tim produksi Extreme Makeover : Weight Loss Edition melakukan transformasi ke satu ruangan dalam rumah konstestan, ruangan tersebut diubah menjadi home gym, yakni berisikan semua alat – alat olahraga fitness yang dibutuhka selama program ini berlangsung. Pada segmen ini kontestan diberikan target untuk dicapai dalam 3 bulan pertama untuk pengukuran berikutnya, bila kontestan mencapai target makan ia akan mendapatkan hadiah yang akan menambah motivasinya untuk terus menurunkan berat badan. Target keseluruhan dalam program ini adalah setidakya 50% dari berat badan semula harus hilang dalam waktu 1 tahun. Setelah pengukuran pertama, Chris meninggalkan kontestan untuk berjuang sendiri dengan target baru yang di tentukan berdasarkan perhitungan dari berat badan semula.
Segmen terakhir, pada pengukuran 9 bulan, bila kontestan mencapai target yang di tentukan, ia akan melakukan operasi bedah plastik untuk membuang kulit lebih dari hasil transformasi yang telah dicapai, ia akan di ukur dan menemui seorang dokter bedah plastik. Kemudian kembali bekerja keras untuk mencapai target besarnya yaitu menurunkan 50% dari berat badan semula. Kontestan akan melakukan pengukuran berat badan terakhir dan akan sambut oleh keluarga, kerabat, dan teman-teman yang akan bertemu dengan kontestan pertama kalinya setelah 1 tahun mengikuti program.
19
2.1.5. Reality Show
Hill, Annette (2005) menjelaskan acara realitas adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran. Acara dokumenter dan acara seperti berita dan olahraga tidak termasuk acara realitas.
Acara
realitas
umumnya
menampilkan
kenyataan
yang
dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya.
Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, problema hidup, kehidupan sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau yang perbaikan kondisi barang kepemilikan seperti perbaikan rumah atau perbaikan mobil.
Ada di dalam acara realitas terdapat berbagai jenis bagian acara: •
Dokumentasi, dalam jenis ini penonton di ajak menjadi peneliti langsung suatu kegiatan seseorang terhadap sesuatu, dapat termasuk profesi, kegiatan, dan perilaku sehari hari.
•
Kompetisi dan Game Show, Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu,
atau
antara
beberapa
kelompok
untuk
20
memperebutkan objek yang sama.jenis lain dari acara realitas ini biasanya disebut dengan “Kompetisi Realitas” karena
menggambarkan
adanya
kompetisi
untuk
mendapatkan suatu hadiah dengan cara bertanding atau dengan pengumpulan suara dari juri atau masyarakat. •
Pengembangan Diri atau Perubahan, jenis ini adalah tontonan
tentang
bagaimana
seseorang
atau
sebuah
kelompok di ubah menjadi lebih baik, tetapi biasanya targetnya berubah setiap penayangan. •
Kamera Tersembunyi, acara ini biasanya memiliki tema untuk mengerjai orang orang secara acak, atau selebriti. Kamera selalu disembunyikan di tempat yang tidak tejangkau untuk mengambil kejadian saat seseorang tersebut dikerjai.
Menurut Veven SP. Wardhana (Wardhana, Veven Sp., 1995, Budaya Massa dan Pergeseran Masyarakat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta), kisah-kisah nyata yang diangkat ke layar kaca bukanlah menekankan pada realitas atau informasi faktualnya, melainkan lebih pada dramatisasinya, bahkan melodramanya dan itu memang untuk kebutuhan refreshing psikologis penonton. Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan budaya massa dan perilaku pasar televisi di Indonesia, maka akan dapat merujuk pada tayangan-tayangan “reality show” yang sedang marak dan menjadi trend pada khalayak penonton di Indonesia.
21
Pengertian dari reality show itu sendiri adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran. Reality show umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pasca produksi lainnya. Reality show biasanya menggunakan tema seperti cinta, persaingan, kehidupan sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau perbaikan kondisi barang kepemilikan
seperti
rumah
atau
perbaikan
mobil
(http://id.wikipedia.org/wiki/Reality_show). Tayangan reality show ini pada awalnya mirip dengan dokumentasi news. Hanya saja pada perkembangannya reality show ini bukan berita yang menjadi pokok tayangannya, melainkan keterkaitan emosi penonton dengan aktornya.
Dengan kata lain, reality show merupakan kejadian asli tanpa rekayasa. Hanya saja, sebagai kemasan tontonan maka reality show diracik sedemikian rupa hingga emosi penonton meluap. Perkembangan acara televisi, khususnya reality show tampaknya mampu menggeser fenomena tayangan mistis dan tayangan-tayangan berbau religius. Semua acara yang melibatkan orang biasa (bukan artis), kini dicap sebagai acara reality show. Siapa pun pemerannya asal punya cerita atau kisah yang menyentuh emosi penonton, maka ia layak tonton. Reality show diramu
22
dengan penambahan-penambahan (rekayasa) tertentu agar alur ceritanya menjadi lebih sendu.
Beberapa definisi lain tentang reality show : − Reality show adalah acara yang menampilkan realitas kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat oleh masyarakat. − Reality show tidak sekedar mengekspose kehidupan orang, tetapi juga menjadi ajang kompetisi, bahkan menjahili orang. (Widyaningrum dan Christiastuti, 2004).
Menurut Motulz Media Center (2005). Reality show secara istilah berarti pertunjukan yang asli (real), tidak direkayasa, dan tidak dibuatbuat. Kejadiannya diambil dari keseharian kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita dari masyarakat. Jadi reality show adalah suatu acara yang menayangkan kejadian nyata atau asli dari kehidupan masarakat sehari hari yang diambil dari orang yang bukan selebriti (orang awam), yang disiarkan melalui jaringan televisi.
23
2.2. Teori-Teori Khusus Yang Berhubungan Dengan Topik Yang Dibahas
2.2.1. Teori Stimulus Organism Response ( SOR )
Teori S-O-R sebagai singkatan Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi. Kemudian menjadi juga teori komunikasi, maka tidak mengherankan karena objek material dan psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen; sikap, opini, perilaku kognisi, afeksi dan konasi.
Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap
stimulus
khusus,
sehingga
seseorang
dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:
1. Pesan (Stimulus, S) 2. Komunikan (Organisme, O) 3. Efek (Respone, R)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
24
Gambar 2.1
Perubahan Sikap Organisme : * Perhatian * Pengertian Stimulus * Penerimaan
Response (Perubahan Sikap)
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya .
Seteleh komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen, 2005, 254-255). Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus
25
semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : •
Perhatian
•
Pengertian
•
Penerimaan
Hovland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : •
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
•
Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
26
•
Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
•
Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku). (Effendy, 2003 p68)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat ( Sumartono, 2002, p53 ).