BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus diartikan sebagai anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda
dengan
anak
pada
umumnya
tanpa
selalu
menunjukkan
ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. Anak berkebutuhan khusus (ABK) memang didesain memiliki keunikan tersendiri. Maka dari itu pemahaman menyeluruh harus dimiliki oleh setiap orang tua maupun pendidik ABK. Poin utama seperti cara berkomunikasi pun harus diperhatikan. Menurut Irawati Istadi (2006), salah satu seni berbicara dengan anak adalah mau memahami dan mengerti pendapatnya, membesarkan hatinya, kemudian mengingatkan akibat-akibat buruk yang bisa terjadi. Terlebih lagi untuk ABK, yang mana perlakuan yang diberikan harus lebih peka dengan kondisinya. Yang termasuk ke dalam ABK antara lain : tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat (gifted), serta anak dengan gangguan kesehatan lain. Dalam hal ini ADHD termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus karena adanya perbedaan – perbedaan secara sikap, mental, serta kondisi yang berbeda dengan anak normal pada umumnya. 2.1.2 ADHD Masalah presentasi untuk anak-anak yang menerima diagnosa gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian (ADHD) diakui dalam dua dimensi dan kategori pengelompokan gangguan perilaku. Hanya beberapa gangguan dari remaja yang telah dikelompokkan sebagai kepentingan umum dan telah begitu dikenal sebagai ADHD. Sebagian besar masyarakat umum setidaknya memiliki pengetahuan tentang gangguan ini, yang secara luas disebut sebagai “hiperaktif” atau “gangguan deficit perhatian,” istilah yang mencerminkan perubahan konsep gangguan. Kontroversi tentang ADHD telah difokuskan pada kedua sifat dan pengobatan farmakologis yang diperkenalkan secara luas pada akhir tahun 1960.
2.1.2.1 Pengertian ADHD ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobiologis yang ciri-cirinya telah tampak pada anak semenjak kecil dan juga
merupakan
gangguan perkembangan
dalam peningkatan
aktifitas
motorik anak - anak hingga menyebabkan aktivitas anak yang tidak lazim dan terlalu berlebihan. Ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria lain adalah suka meletup-letup,
aktivitas
berlebihan,
dan
suka
membuat
keributan
(Klikdokter,2008) Ciri-ciri dari ADHD ini adalah dimana kondisi seorang anak mengalami kesulitan dalam pemusatan perhatian yang disebut juga dengan Attention Deficit Disorder, serta mengalami Minimal Brain Disorder yaitu ketidakberesan kecil di otak, Minimal Brain Damage yaitu Kerusakan kecil pada otak, serta Hyperkinesis (Terlalu banyak bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Dua faktor dari kurangnya perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas tersusun dalam tiga subtipe: -Tipe yang didominasi kurangnya perhatian (ADHD-I). Tipe ADHD ini tipe yang tidak dapat memperhatikan masalah secara rinci, tidak dapat berkonsentrasi (mudah terganggu perhatiannya) dan seringkali melamun (memiliki dunianya sendiri). -Tipe yang didominasi hiperaktifitas-impulsifitas (ADHD-III) Tipe ADHD ini adalah tipe yang tidak bisa mengendalikan fisiknya. Bertindak terlalu aktif dan sangat berlebihan serta bertindak sangat reaktif. -Tipe gabungan (ADHD-C). Adalah tipe gabungan dari kedua tipe diatas, memiliki kriteria ADHD-I dan ADHD-II. 2.1.2.2 Penyebab ADHD
ADHD tidak disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan, teknologi yang ada, reaksi alergi atau sensitivitas pada makanan. ADHD juga bukan karena akibat pengasuhan orang tua yang buruk atau kurangnya disiplin. Penyebab pasti ADHD sampai sekarang belum diketahui tapi faktor terbesar adalah dari turunan dan genetika, seperti halnya dengan gangguan pengembangan lainnya (misalnya : autisme). Faktor pendukung penyebab ADHD : 1. Faktor lingkungan, 2. Faktor genetika, 3. Gangguan Otak dan metabolisme. 2.1.2.3 Diagnosa ADHD Diagnosis ADHD menuntut adanya beberapa gejala sebelum usia 7 dan menunjukkan gejala tersebut selama 6 bulan, karena semua kriteria perilaku diamati pada tingkat tertentu seperti pada anak-anak normal yang mungkin berbeda dengan tingkat perkembangan, diagnosis hanya diberikan bila gejala yang diamati bertentangan dengan tingkat perkembangan. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan ketika mendiagnosis apakah anak tersebut termasuk ADHD atau tidak : - Keaktifan dilihat dari usia eksplor ; usia 3tahun ke atas biasanya adalah usia dimana anak mecari jati diri, maka anak tersebut akan lebih aktif dibanding umur sebelumnya. - Kepribadian ; Sanguin, Melankolis, Koleris, Plegmatis. - Kecerdasan ; Biasanya ketika IQ seorang anak terbilang tinggi maka otomatis anak tersebut adalah anak yang aktif, harus dapat membedakan mana anak yang gifted, hiperaktif dan ADHD. - Minat ; dalam mengajarkan sesuatu tentunya harus membangun minat terlebih dahulu, jika anak tidak memiliki minat akan belajar (berkonsentrasi) maka belum tentu ia terkena ADHD, bisa jadi karena minat anaknya lebih cenderung ke aktivitas lainnya. - Bahasa ; Ketika anak dari kecil diajarkan dual languange, maka anak akan bingung dan sulit konsentrasi dalam pemahaman akan bahasa tersebut, maka harus dilihat lagi apakan si anak hanya speech delay atau ADHD.
2.1.2.4 Penanganan ADHD 1. Stimulan Stimulan adalah pengobatan yang telah digunakan selama lebih dari 50 tahun. Sejumlah pendertia membutuhkan beberapa dosis setiap harinya. Masingmasing dosis tersebut bertahan kira-kira selama 4 jam hingga 12 jam lamanya. Pengobatan stimulan ini dibagi menjadi dua tipe yaitu methylphenidate dan amphetamine. 2. Nonstimulan 3. Antidepresi 4. Terapi Tingkah Laku 5. Pengobatan alternatif lainnya; pengobatan alergi, chiropatic, diet, pelatihan visual dan psikoterapi, dll. 2.1.3 Terapi Terapi (dalam Yunani: θεραπεία), atau pengobatan, adalah remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang melakukan terapi disebut sebagai terapis. Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. Di antara psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi.
2.2 Sumber Data 2.2.1 Data Literatur dan Website Proses data dan informasi dibuat melalui beberapa metode, diantaranya melalui wawancara dengan narasumber terkait, tinjauan pustaka, dan pencarian data melalui internet. Berikut adalah deskripsi beberapa sumber data : -
www.ADHD-centre.com
-
www.parenting.co.id
-
www.growupclinic.com
-
www.tumbuhkembanganakku.com
-
Wawancara Narasumber yaitu Vicky, M.Psi dan Lisa, M.Psi
-
Panduan Praktis Merawat dan Mendidik Anak dengan ADHD oleh Sutrisno, S.Pd
-
Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus oleh Ratih Putri Pratiwi, S.Psi dan Afin Murtiningsih, S.Psi
2.2.2 Data Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Gambar 2.1 Logo Penerbit
Gramedia Pustaka Utama adalah anak perusahaan dari Kelompok Kompas Gramedia yang bergerak di bidang penerbitan buku yang didirikan sejak 25 Maret 1974. Buku fiksi pertama yang diterbitkan penerbit ini adalah novel Karmila, karya Marga T, yang disusul dengan buku seri anak-anak seperti Cerita dari Lima Benua, Album Cerita Ternama, dll. Terbitan buku non-fiksi pertama Gramedia adalah Hanya Satu Bumi karya Barbara Ward dan René Dubois dengan bekerjasama dengan Yayasan Obor. Gramedia Pustaka Utama selalu menerbitkan buku-buku bermutu baik terjemahan maupun karya asli dalam negeri, diantaranya untuk jenis fiksi adalah Harry Potter karya JK Rowling, novel-novel karya Sidney Sheldon, Agatha Christie, Mary Higgins Clark, Sandra Brown, Mira W, Maria A. Sardjono, Hilman, dan masih banyak lagi. Untuk nonfiksi ada karya-karya Robert Kiyosaki, Stephen Covey, Freddy Rangkuti, Vincent Gasperz, Tung Desem Waringin, Rhenald Kasali, Adi Gunawan, dan lain-lain.
2.2.3 Target Audience 2.2.3.1 Demografis Orang tua dan masyarakat umum yang ingin mengetahui mengenai pendidikan dan kesehatan anak semenjak dini 1. Jenis kelamin: Unisex 2. Usia: 25 tahun ke atas. 3. Tingkat pendidikan: SMA-Sarjana 4. SES: B+ – A 2.2.3.2 Geografi • Geografis Domisili: urban dan suburban • Psikologi Ibu pekerja dan Ibu rumah tangga yang memiliki kekeingintahuan tentang pengalaman langsung terhadap anak ADHD
2.3 Tinjauan Khusus 2.3.1 Teori Desain Komunikasi Visual Desain Komunikasi Visual dapat dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan ( arts of commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa ( visual language ) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto,tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual yang khas berdasar ilmu tata rupa. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan komunikatif serta mengandung solusi untuk permasalahan yang hendak
disampaikan baik secara sosial maupun komersial ataupun berupa informasi, identifikasi maupun persuasi. Terapan teori Desain Komunikasi Visual dalam hal publikasi buku ini difokuskan sebagai navigasi atau panduan dalam membuat buku yang lebih playful, menarik, dan mudah dimengerti namun edukatif dan informatif, begitu pula yang dikatakan Armin Vit dalam prinsip Information Design, bahwa ketika desainer mengorganisir dan menata informasi harus menjadi lebih mudah di mengerti juga inovatif, berkiasan, efisien, dan memikat pembaca. 2.3.2 Teori Desain Buku Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Di dalam buku terdapat lembaran yang berisi informasi-informasi tertentu baik berupa tulisan maupun gambar. Berhubungan dengan survey yang telah dibuat, mayoritas masyarakat melihat buku psikologi dan parenting sebagai buku ilmiah yang tidak terlalu menarik untuk dibaca. Oleh karena itu pada hal ini dikatakan pada buku Graphic Design Referenced karya Bryony Gomez Palacio : ”Desain grafis dalam buku melengkapi wawasan komprehensif dari subjek yang mereka wakili, membantu mempermudah dan membuat pembaca menikmati hingga terinspirasi.”
2.3.3 Teori Layout Layout menurut Surianto Rustan adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Dalam membuat desain layout suatu buku, diperlukan kemampuan dalam meramu seluruh elemen desain secara bersamaan, meliputi warna, bentuk, ilustrasi, dan juga tipografi menjadi sebuah layout. Prinsip layout 1. Sequence Merupakan urutan prioritas dari elemen yang dilihat pada pertama sampai terakhir kali. Disebut juga dengan istilah hierarki/ flow/ aliran. Sequence diperlukan karena bila semua informasi ditampilkan sama kuat, pembaca akan kesulitan menangkap pesannya. Dengan adanya sequence, akan membuat
pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan desainer. 2. Emphasis Dapat diciptakan melalui bererapa cara, yaitu: • Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut. • Warna yang kontras/ berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya. • Peletakkan pada posisi yang menarik perhatian. • Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya. 3. Balance Merupakan pembagian kolom yang merata pada suatu bidang layout. 4. Unity Merupakan prinsip kesatuan elemen-elemen desain dalam layout. Tidak hanya dalam hal penampilan tetapi juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya. 2.3.4 Teori Ilustrasi Ilustrasi dalam sebuah penerbitan bisa berfungsi sebagai penghias, bisa pula memperjelas teks. Ilustrasi sangat erat hubungannya dengan desain komunikasi visual, karena tanpa ilustrasi orang akan sulit mengerti atau memahami pesan yang disampaikan dalam suatu informasi. Penggunaan ilustrasi pada media cetak sangat penting untuk diperhatikan, dalam kasus ini bukan hanya sebagai penghias saja, tetapi sebagai visualisasi gagasan pesan sebuah karya. Akan sangat efektif bila penempatan ilustrasi dapat dengan baik dilakukan. Berikut adalah beberapa kriteria dari ilustrasi : 1. Mempunyai daya tarik, 2. Jelas, 3. Sederhana, 4. Mudah dimengerti, 5. Representatif. 2.3.5 Teori Warna
Warna adalah salah satu hal yang akan kita lihat dimanapun kita berada di dunia ini. Tak heran warna pun menjadi salah satu poin utama yang paling erat kaitannya dalam mendesain sesuatu. Warna bersangkut paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif. Pengungkapan secara verbal dari warna sangat sulit dan rumit apabila harus dirterjemahkan dalam bahasa reproduksi grafika. Bagaimanapun, jika ada metode standar dimana warna dapat secara tepat dungkapkan dan dimengerti oleh siapapun, komunikasi warna akan lebih lancar dan mudah. Menurut Anne Damaria, dalam bukunya yang berjudul Color Basic, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer ( dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Di dalam ruang yang gelap, kita tidak dapat mengenali warna. Begitu juga apabila tidak ada objek yang kita lihat maka kitapun tidak bisa mengenali warna.
2.3.6 Grid System Dalam me-layout tidak mutlak harus menggunakan grid system, namun melihat fungsinya sebagai penjaga konsistensi dan kesatuan serta kemampuannya menciptakan layout yang berstruktur dan rapi harus diakui. Seperti pada buku Surianto Rustan yang berjudul “LAYOUT, dasar & penerapannya” menjelaskan, kesemuanya berpulang pada konsep dan pesan yang ingin disampaikan melalui karya desain seperti buku ini. 2.3.7 Neon Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ne dan nomor atom 10. Neon termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna dan lembam (inert). Zat ini memberikan pendar khas kemerahan jika digunakan di tabung hampa (vacuum discharge tube) dan lampu neon. Sifat ini membuat neon terutama dipergunakan sebagai bahan pembuatan tanda (sign).
2.3.8 Lampu Pendar Lampu pendar adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi itu menghasilkan gelombang cahaya ultraungu yang pada gilirannya menyebabkan
lapisan fosfor berpendar dan menghasilkan cahaya kasatmata. Lampu pendar mampu menghasilkan cahaya secara lebih efisien daripada lampu pijar. Lampu pendar dikenal dalam dua bentuk utama. Yang pertama berbentuk tabung panjang atau yang umum dikenal dengan lampu TL (tubular lamp) atau lampu neon dan yang kedua berukuran lebih kecil dengan tabung ditekuk menyerupai spiral, umum disebut dengan sebutan lampu hemat energi (LHE). Karena lampu pendar memiliki efisiensi lebih tinggi daripada lampu pijar, pemerintah Indonesia pernah mencanangkan program penggantian lampu pijar dengan lampu pendar secara gratis. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, efisiensi pencahayaan diode cahaya atau lebih dikenal dengan lampu LED mulai setara dengan efisiensi pencahayaan lampu pendar walaupun harus dalam kondisi tertentu.
2.3.9 Otak Manusia Otak (bahasa Inggris: encephalon) adalah pusat sistem saraf (bahasa Inggris: central nervous system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya. Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus miliar neuron.
Neuron otak mengandung dua jenis asam lemak PUFA (bahasa Inggris: polyunsaturated fatty acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang terletak pada posisi sn2 dari molekul fosfogliserida dalam membran sel neuron.[2] PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi fosfolipase PLA-2. Molekul AA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo oksigenase menjadi prostaglandin dan tromboksana, atau diproses oleh enzim 5-lipo oksigenase menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriena. 2.4 Analisa SWOT Strenght
:
- Belum ada tempat sharing yang dapat dijangkau masyarakat secara luas - Kebanyakan buku yang dijual berisi teori dengan istilah kedokteran yang sulit dipahami oleh masyarakat awam pada umumnya. Weakness
:
- Kurangnya pengetahuan dan pengenalan akan ADHD tersebut - Tidak semua orang tua suka untuk membaca buku - Opportunities: - Berbagi pengalaman dan kisah tentang anak ADHD ke keluarga dan masyarakat awam. - Threats
:
- Kurangnya kepedulian masyarakat tentang ADHD ini. - Kurangnya minat dalam membaca buku.