BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Umum Galeri Menurut arti bahasanya, pengertian galeri dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2003) : Galeri adalah selasar atau tempat; dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni. 2. Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary, A.S Hornby, edisi kelima, Great Britain: Oxford University Press, (1995) : “Gallery: A room or building for showing works of art”. 3. Menurut Kamus Inggris - Indonesia, An English-Indonesian Dictionary, (1990) : “Galeri: Serambi, balkon, balai atau gedung kesenian”. Menurut
Encyclopedia
of
American
Architecture
(1975),
Galeri
diterjemahkan sebagai suatu wadah untuk menggelar karya seni rupa. Galeri juga dapat diartikan sebagai tempat menampung kegiatan komunikasi visual di dalam suatu ruangan antara kolektor atau seniman dengan masyarakat luas melalui kegiatan pameran. Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni, sebuah area memajang aktifitas publik, area publik yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus (Dictionary of Architecture and Construction, 2005). Menurut Djulianto Susilo seorang arkeolog, Galeri berbeda dengan museum. Galeri adalah tempat untuk menjual benda / karya seni, sedangkan Museum tidak boleh melakukan transaksi karena museum hanya merupakan tempat atau wadah untuk memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan langka (Koran Tempo, 2013).
9
10
2.1.1 Fungsi Galeri Galeri memiliki fungsi utama sebagai wadah / alat komunikasi antara konsumen dengan produsen.
Pihak produsen yang dimaksud adalah para
seniman sedangkan konsumen adalah kolektor dan masyarakat. Fungsi galeri menurut Kakanwil Perdagangan antara lain : 1. Sebagai tempat promosi barang-barang seni. 2. Sebagai tempat mengembangkan pasar bagi para seniman. 3. Sebagai tempat melestarikan dan memperkenalkan karya seni dan budaya dari seluruh Indonesia. 4. Sebagai tempat pembinaan usaha dan organisasi usaha antara seniman dan pengelola. 5. Sebagai jembatan dalam rangka eksistensi pengembangan kewirausahaan. 6. Sebagai salah satu obyek pengembangan pariwisata nasional.
2.1.2 Jenis-jenis Galeri Jenis-jenis galeri dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Galeri di dalam museum Galeri ini merupakan galeri khusus untuk memamerkan bendabenda yang dianggap memiliki nilai sejarah ataupun kelangkaan. 2. Galeri Kontemporer Galeri yang memiliki fungsi komersial dan dimiliki oleh perorangan. 3. Vanity Gallery Galeri seni artistik yang dapat diubah menjadi suatu kegiatan didalamnya, seperti pendidikan dan pekerjaan. 4. Galeri Arsitektur Galeri untuk memamerkan hasil karya-karya di bidang arsitektur yang memiliki perbedaan antara 4 jenis galeri menurut karakter masing-masing.
11
5. Galeri Komersil Galeri untuk mencari keuntungan, bisnis secara pribadi untuk menjual hasil karya. Tidak berorientasi mencari keuntungan kolektif dari pemerintah nasional atau lokal.
2.1.3 Jenis Kegiatan pada Galeri Jenis kegiatan pada galeri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian tugas, yaitu : 1. Pengadaan Hanya beberapa benda yang dapat dimasukan ke dalam galeri, yaitu hanya benda-benda yang memiliki nilai budaya, artistic dan estetis. Serta benda yang dapat diidentifikasi menurut wujud, asal, tipe, gaya, dan hal-hal lainnya yang mendukung identifikasi. 2. Pemeliharaan Terbagi menjadi 2 aspek, yaitu : a) Aspek Teknis Dijaga serta dirawat supaya tetap awet dan tercegah dari kemungkinan kerusakan. b) Aspek Administrasi Benda-benda koleksi harus mempunyai keterangan tertulis yang membuatnya bersifat monumental. 3. Konservasi Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris “Conservation” yang artinya pelestarian atau perlindungan. 4. Restorasi Restorasi merupakan pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula atau bisa disebut juga dengan pemugaran. Restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan, yaitu mengganti bagian-bagian yang sudah usang/termakan usia. 5. Penelitian Bentuk dari penelitian terdiri dari 2 macam, yaitu :
12
a) Penelitian Intern adalah penelitian yang dilakukan oleh kurator
untuk
kepentingan
pengembangan
ilmu
pengetahuan. b) Penelitian Ekstern adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau pihak luar, seperti pengunjung, mahasiswa, pelajar dan lain-lain untuk kepentingan karya ilmiah, skripsi dan lain-lain. 6. Pendidikan Kegiatan ini lebih ditekankan pada bagian edukasi tentang pengenalan- pengenalan materi koleksi yang dipamerkan. 7. Rekreasi Rekreasi yang bersifat mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati oleh pengunjung dan tidak diperlukan konsentrasi yang menimbulkan keletihan dan kebosanan. 8. Bisnis Bisnis juga dapat dilakukan di dalam galeri, karena galeri merupakan wadah atau tempat untuk memperjualbelikan bendabenda langka atau benda-benda yang dipamerkan di dalam galeri tersebut.
2.1.4 Aktifitas Galeri 1. Aspek Pengunjung •
Pengunjung akan melakukan pendaftaran yang dilakukan di receptionist dan mendapatkan pengarahan.
•
Pengunjung datang dengan maksud untuk melakukan rekreasi / refreshing.
•
Pengunjung datang hanya untuk mendapatkan informasi dari karya yang dipamerkan.
2. Aspek Kurator Kurator adalah pengurus atau pengawas institusi warisan budaya atau seni, misalnya museum, pameran seni, galeri foto, dan
13
perpustakaan. Kurator bertugas untuk memilih dan mengurus objek museum atau karya seni yang dipamerkan. •
Menjaga dan memelihara semua koleksi.
•
Mengumpulkan benda-benda yang akan dipamerkan.
•
Mempublikasikan
dan
memasarkan
benda-benda
yang
dipamerkan di dalam galeri. •
Membantu mempertimbangkan tata pameran tetap, sistem pendokumentasian dan kebijakan pengelolaan koleksi.
2.1.5 Fasilitas Galeri Sebuah galeri memiliki fasilitas, antara lain : 1. Exhibition Room / Tempat untuk memamerkan karya 2. Workshop / Tempat untuk membuat/memperbaiki sebuah karya. 3. Stock Room / Tempat untuk menampung / meletakkan karya 4. Restoration Room / Tempat untuk memelihara karya 5. Auction Room / Tempat untuk mempromosikan karya dan sebagai tempat jual beli sebuah karya. 6. Sebagai wadah tempat berkumpulnya pecinta / penggemar karya seni tersebut.
2.1.6 Prinsip Perancangan Ruang Galeri A.
Persyaratan Umum Menurut Neufert (1996), Ruang pamer pada galeri sebagai
tempat untuk memamerkan atau mendisplay karya seni harus memenuhi beberapa hal yaitu: Terlindung dari kerusakan, pencurian, kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung dan debu. Persyaratan umum tersebut antara lain : a) Pencahayaan yang cukup b) Penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang stabil c) Tampilan display dibuat semenarik mungkin dan dapat dilihat dengan mudah
14
B.
Tata Cara Display Koleksi Galeri Terdapat tiga macam penataan atau display benda koleksi
menurut Patricia Tutt dan David Adler (The Architectural Press, 1979), yaitu : a) In show case Benda koleksi mempunyai dimensi kecil maka diperlukan suatu tempat display berupa kotak tembus pandang yang biasanya terbuat dari kaca. Selain untuk melindungi, kotak tersebut
terkadang
berfungsi
untuk
memperjelas
atau
memperkuat tema benda koleksi yang ada. b) Free standing on the floor or plinth or supports Benda yang akan dipamerkan memiliki dimensi yang besar sehingga
diperlukan
suatu
panggung
atau
pembuatan
ketinggian lantai sebagai batas dari display yang ada. Contoh: patung, produk instalasi seni, dll. c) On wall or panels Benda yang akan dipamerkan biasanya merupakan karya seni 2 dimensi dan ditempatkan di dinding ruangan maupun partisi yang dibentuk untuk membatasi ruang. Contoh: karya seni lukis, karya fotografi, dll. Ada beberapa syarat tentang cara pemajangan benda koleksi seni yang ada antara lain adalah dengan cara berikut : a) Random Typical Large Gallery Penataan benda yang dipamerkan disajikan dengan acak, biasanya terdapat pada galeri yang berisi benda-benda non klasik dan bentuk galeri yang asimetris, ruang-ruang yang ada pada galeri dibentuk mempunyai jarak atau lorong pembatasan oleh pintu. Jenis dan media seni yang ada dicampur dan menguatkan kesan acak. Contoh: menggabungkan display benda 2 dimensi dan 3 dimensi seperti seni lukis dan seni patung.
15
b) Large Space With An Introductory Gallery Pengolahan ruang pamer dengan pembagian area pamer sehingga memperjelas tentang benda apa yang dipamerkan didalamnya, pembagian dimulai pada suatu ruang utama kemudian dengan memperkenalkan terlebih dahulu benda apa yang dipajang didalamnya. Vitrine merupakan salah satu lemari untuk menata dan memamerkan benda-benda koleksi. Bentuk vitrine harus sesuai dengan ruangan yang akan ditempatu oleh vitrine tersebut. Menurut penempatannya, vitrine dibagi menjadi : a) Vitrine Dinding Vitrine yang diletakkan berhimpit dengan dinding, Dapat dilihat dari sisi samping dan depan.
Gambar 2.1 Vitrine Dinding Sumber ; DPK, 1994
b) Vitrine Tengah Diletakkan di tengah dan tidak berhimpit dengan dinding. Isinya harus terlihat dari segala arah, sehingga keempat sisinya terbuat dari kaca.
16
Gambar 2.2 Vitrine Tengah Sumber: DPK, 1994 c) Vitrine Sudut Terletak di sudut ruangan yang hanya dapat dilihat dari satu arah saja, yaitu dari sisi depan saja, sisi lain melekat pada dinding.
Gambar 2.3 Vitrine Sudut Sumber: DPK, 1994
d) Vitrine Lantai Terletak di bawah pandangan mata dan biasanya diletakkan untuk menata benda-benda kecil dan harus dilihat dari dekat.
17
e) Vitrine Tiang Diletakkan disekitar tiang, sama seperti vitrine tangah karena dapat dilihat dari berbagai sisi.
C.
Elemen Interior a) Elemen Lantai Lantai merupakan elemen horizontal pembentuk ruang. Menurut DK. Ching (1979), elemen horizontal suatu ruang dapat
dipertegas
dengan
cara
meninggikan
maupun
menurunkan bidang lantai dan lantai dasar. Dengan demikian akan terbentuk kesatuan ruang dan kesatuan visual pada ruang pamer akibat adanya penurunan dan peninggian elemen lantai. b) Elemen Ceiling Menurut Gardner (1960), langit-langit/ceiling yang sesuai untuk ruang pamer (exibition hall) adalah langit-langit yang sebagian dibiarkan terbuka untuk keperluan ekonomis dan memberikan kemudahan untuk akses terhadap peralatan yang digantung pada
langit-langit/ceiling. Ceiling merupakan
faktor yang penting yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakan komponen yang terkait dengan pencahayaan. c) Elemen Fleksibilitas “Flexibilitas can definded as : eaxily changed to suit new condition”
(Homby,1987) dan dalam Bahasa Indonesia
artinya mudah disesuaikan dengan kondisi yang baru. Elemen flexibilitas berarti elemen pembentuk ruang yang dapat diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi berbeda dengan tujuan kegiatan baru yang diwadahi seoptimal mungkin pada ruang yang sama.
D.
Sistem Pencahayaan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Dengan
18
adanya cahaya pada lingkungan ruang dalam yang bertujuan menyinari berbagai bentuk elemen-elemen yang ada di dalam ruang, sehingga ruangan menjadi teramati dan dapat dirasakan suasana visualnya
(Honggowidjaja,
2003).
Pencahayaan
pada
galeri
memberikan kontribusi yang besar tentang bagaimana menampilkan benda yang dipamerkan agar lebih memiliki kekuatan dan menarik sesuai tema yang ada, selain itu pencahayaan juga dapat memberikan fokus yang lebih menonjol dibandingkan dengan suasana galeri secara keseluruhan. Berdasarkan sumber dan fungsinya pencahayaan dibagi menjadi : a) Pencahayaan Alami (Natural Lighting) Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya alami yaitu matahari. Pencahayaan alami dapat diperoleh dengan membuat jendela atau ventilasi atau bukaanbukaan yang besar. b) Pencahayaan Buatan (General Artificial Lighting) Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber listrik. Apabila pencahayaan alami tidak memadai atau posisi ruang sukar untuk dicapai oleh pencahayaan alami, maka dapat digunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : •
Mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan jenis kegiatan.
•
Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada ruang.
•
Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar
secara
merata,
tidak
berkedip,
tidak
menyilaukan dan tidak menimbulkan bayang-bayang yang dapat mengganggu kegiatan. Sistem pencahayaan merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam proses mendesain. Untuk menciptaka suasana yang dinginkan pada sebuah ruang,
19
dibutuhkan jenis sistem pencahayaan dalam ruangan. Teknik pendistribuasian
cahaya,
dibedakan
menjadi
(Industrial
Hygiene Engineering, 1998) : •
Direct Lighting Jenis pencahayaan langsung yang hampir seluruh pencahayaannya dipancarkan pada bidang kerja, dapat dirancang menyebar/terpusat. Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi.
•
Semi Direct Lighting Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
•
General Difus Lighting Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
•
Semi Indirect Lighting Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langitlangit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
•
Indirect Lighting Indirect Lighting disebut juga sebagai pencahayaan tidak langsung. Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan
untuk
menerangi
seluruh
20
ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber
cahaya
perlu
diberikan
perhatian
dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Gambar 2.4 Lima Teknik Pendistribusian Cahaya Sumber : Philips Methods of light dispersement Sistem Pencahayaan buatan menurut cakupan cahaya dapat dibedakan menjadi : •
General Lighting Pencahayaan merata pada ruangan & dimaksudkan untuk memberi kesan merata agar tidak terlalu gelap.
•
Ambience Lighting Pencahayaan tidak langsung yang di pantulkan plafon & dinding, lampu dapat digantung pada dinding atau menyatu dengan perabot.
•
Task Lighting Jenis pencahayaan yang hanya terdapat pada tempat & area sekelilingnya yang terkena cahaya.
•
Accent Lighting Jenis pencahayaan yang digunakan pada obyek tertentu.
•
Decorative Lighting Pencahayaan dengan lampu sebagai object untuk di lihat.
21
Sistem Pencahayaan buatan menurut arah pencahayaan dapat dibedakan menjadi (Ruang Artistik Dengan Pecahayaan, 2006: 26) : •
Downlight (Arah cahaya ke bawah) Arah pencahayaan ini berasal dari atas dengan tujuan untuk memberikan cahaya pada obyek di bawahnya.
•
Uplight (Arah cahaya ke atas) Pencahayaan datang dari bawah ke atas. Uplight umumnya berperan untuk dekoratif dengan kesan megah, dramatis, dan memunculkan dimensi. Contoh aplikasi pencahayaan ini misalnya pada kolom rumah yang biasanya memakai lampu halogen.
•
Backlight (Arah cahaya dari belakang) Arah pencahayaan berasal dari belakang obyek untuk memberi aksentuasi pada obyek seperti menimbulkan siluet. Jenis pencahayaan memberikan pinggiran cahaya yang menarik pada obyek dan bentuk obyek menjadi lebih terlihat.
•
Sidelight (Arah cahaya dari samping) Arah
cahaya
datang
dari
samping
sehingga
memberikan penekanan pada elemen interior tertentu, memberikan aksen pada obyek. Biasanya digunakan pada benda-benda seni untuk menonjolkan nilai seninya. •
Frontlight (Arah cahaya dari depan) Arah cahaya datang dari depan obyek dan biasanya diaplikasikan pada obyek dua dimensi seperti lukisan atau foto.
E.
Sistem Penghawaan Sistem penghawaan memnberikan kenyamanan thermal bagi
pengunjungnya. Kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi
22
temperatur rata-rata 23°C. Pencapaian kondisi kenyamanan ini tergantung dari banyaknya bukaan jendela, kondisi lingkungan, jumlah manusia dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat dicapai dengan banyaknya bukaan jendela atau menggunakan penghawaan seperti Air Conditioner atau Fan. Berikut adalah beberapa jenis Air Conditioner yang dijelaskan menurut peletakannya: a) Mounted type Ditanam didalam dinding atau didalam plafond ruangan. b) Ceiling type Ditanam di atas atau dipasang di langit-langit ruangan. c) Custom floor type Diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus. d) Wall mounted type Ditanam didalam dinding. Di pasaran pada umumnya kita mengenal 3 jenis Air Conditioner (Suptandar, 1982: 150), yaitu : a) AC Window Umumnya dipakai pada perumahan dan dipasang pada pada salah satu dinding ruang dengan batas ketinggian yang terjangkau dan penyemprotan udara tidak mengganggu si pemakai. b) AC Central Biasanya digunakan pada unit-unit perkantoran, hotel, supermarket
dengan
pengontrolan
pengendalian
yang
dilakukan dari satu tempat. c) AC Split Memiliki bentuk yang hampir sama dengan AC window, bedanya
hanya
terletak
pada
konstruksi
kondensator terletak di luar ruangan.
dimana
alat
23
F.
Sirkulasi Ruang Sirkulasi dalam galeri adalah mengantarkan pengunjung untuk
memberikan kelayakan dalam memamerkan hasil karya. Sirkulasi pergerakan jalur dalam suatu kegiatan ruang pameran perlu dilakukan agar memberikan kenyamanan antara objek dengan pengunjung. Menurut De Chiara dan Calladar (Time Saver Standards for Building Types, 1973), tipe sirkulasi dalam suatu ruang yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: a) Sequential Circulation Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan benda seni yang dipamerkan satu persatu menurut ruang pamer yang berbentuk ulir maupun memutar sampai akhirnya kembali menuju pusat entrance area galeri.
Gambar 2.5 Pola Jalur Sequential Circulation Sumber: De Chiara and Calladar, 1973 b)
Random Circulation Sirkulasi
yang
memberikan
kebebasan
bagi
para
pengunjungnya untuk dapat memilih jalur jalannya sendiri dan tidak terikat pada suatu keadaan dan bentuk ruang tertentu tanpa adanya batasan ruang atau dinding pemisah ruang.
24
Gambar 2.6 Pola Jalur Random Circulation Sumber: De Chiara and Calladar, 1973 c)
Ring Circulation Sirkulasi yang memiliki dua alternatif, penggunaannya lebih aman karena memiliki dua rute yang berbeda untuk menuju keluar suatu ruangan.
Gambar 2.7 Pola Jalur Ring Circulation Sumber: De Chiara and Calladar, 1973 d) Linear Bercabang Sirkulasi pengunjung jelas dan tidak terganggu, pembagian koleksi teratur dan jelas sehingga pengunjung bebas melihat koleksi yang dipamerkan.
25
Gambar 2.8 Pola Jalur linear bercabang Sumber: De Chiara and Calladar, 1973
Menurut DK. Ching (2000), faktor yang berpengaruh dalam sirkulasi eksterior maupun interior yaitu pencapaian, konfigurasi jalur, hubungan jalur dan ruang, bentuk ruang sirkulasi. Dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Pencapaian Pencapaian
merupakan
jalur
yang
ditempuh
mendekati/menuju bangunan.
Tabel 2.1. Sirkulasi Pencapaian Sumber : Ching, 2000:231
untuk
26
b) Konfigurasi jalur Konfigurasi jalur yaitu tata urutan pergerakan pengunjung sampai titik pencapaian akhir. c) Hubungan Jalur dan Ruang Hubungan Jalur dan Ruang dapat difungsikan sebagai fleksibilitas ruang-ruang yang kurang strategis.
Tabel 2.2 Hubungan Jalur dan Ruang
d) Bentuk Ruang Sirkulasi Bentuk ruang sirkulasi lebih mengutamakan pada interior bangunan yang dapat menampung gerak pengunjung waktu berkeliling, berhenti sejenak, beristirahat, atau menikmati sesuatu yang dianggapnya menarik.
27
Tabel 2.3 Ruang Pembentuk Sirkulasi
G.
Jarak Display
Gambar 2.9 Jarak Display Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003:293
28
Gambar 2.10 Jarak dan sudut pandang pengamat Sumber : Neufert 2002:250
H.
Sistem Keamanan Masalah keamanan sangatlah penting dalam display karena
objek koleksi tersebut sangat menarik bagi pengunjung terutama kolektor, sehingga keamanan harus terjamin. Seperti, pencatatan identitas benda koleksi, pemeriksaan tentang penyakit atau cacat objek. Pemotretan kondisi koleksi baik sebelum dan sesudah konservasi. Keselamatan benda-benda koleksi harus diperhatikan, unsur-unsur yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain, tumbuhan, kotoran, dan bahkan manusia.
2.2
Tinjauan Umum Café Bar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kafe berarti tempat minum kopi
yang pengunjungnya dihibur dengan musik atau tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman seperti kopi, teh, bir, dan kue-kue, kafe juga berarti kedai kopi. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) café juga dapat diartikan sebuah restaurant kecil yang menyediakan makanan dan minuman. Istilah kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu café yang secara harafiah adalah kopi. Café merupakan suatu tipe restoran yang biasanya tidak menyajikan makanan berat namun lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti, dan sup. Untuk
29
minuman biasanya disajikan teh, kopi, juice, serta susu coklat. Minuman beralkohol tidak disediakan di kafe. Menurut Marsum WA (2004:1) Bar adalah suatu tempat yang diorganisasikan secara komersial dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, terdapat baik di dalam sebuah hotel, kadang-kadang berdiri sendiri di luar hotel, dimana seseorang bisa mendapatkan pelayanan segala macam minuman baik yang beralkohol maupun yang tidak beralkohol. Para ahli mengatakan bahwa kata bar berasal dari kata ‘barrier’ yang berarti penghalang. Yang dimaksudkan adalah bahwa para tamu yang datang untuk membeli dan menikmati minuman dengan petugas peramu-pencampur minuman dibatasai oleh suatu penghalang yang lazim disebut bar counter, sehingga para tamu tidak bebas masuk ke tempat petugas berada.
2.2.1 Fungsi dan Tujuan Café Bar Untuk menghidangkan minuman ringan seperti kopi, teh atau jus dan juga makanan ringan sampai minuman beralkohol yang memberikan tempat serta pelayanan yang nyaman bagi pengunjung. Café Bar juga berguna sebagai tempat melepas lelah dan penat bagi sebagian orang sehingga café bar harus dibuat senyaman mungkin.
2.2.2 Jenis-jenis Kegiatan pada Café Bar 1. Konsumsi Pengunjung sebagai konsumen datang untuk menikmati makanan dan minuman yang dijual pada tempat tersebut. 2. Rekreasi Rekreasi adalah kegiatan yang menyehatkan pada aspek sosial, fisik dan mental. Jay B. Nash memberikan gambaran bahwa aktivitas rekreasi adalah pelengkap dari kerja, oleh karena itu rekreasi adalah kebutuhan semua orang. 3. Bisnis Kegiatan
ini
lebih
ditekankan
pengunjung untuk keperluan bisnis.
pada
maksud
kedatangan
30
2.2.3 Aktifitas Café Bar 1. Aspek Pengunjung •
Pengunjung yang datang dan langsung memesan hidangan.
•
Pengunjung yang telah memesan, membayar makanan yang dipesan.
•
Pengunjung yang telah membayar, menunggu hidangan disiapkan.
•
Pengunjung yang telah mendapat hidangan, mendapati tempat duduk mereka.
2. Aspek Pegawai •
Pegawai melayani pengunjung yang memesan hidangan.
•
Pegawai melayani pengunjung yang membayar hidangan.
•
Pegawai meracik dan menyiapkan hidangan yang dipesan.
2.2.4 Pembagian Ruang Café Bar 1. Smoking Area Berdasarkan Oxford Dictionary, Smoking Area adalah “A room set aside for smoking in a hotel or other public building”. Area ini dipisahkan dengan area non smoking dimaksudkan agar kegiatan dalam ruang kafe tidak mengganggu antara pengunjung yang satu dengan yang lainnya. Smoking Area harus dilengkapi dengan exhaust fan atau dapat diletakkan di area outdoor. 2. Non Smoking Area Berdasarkan Dictionary of the English Language, Fifth edition, Houghton Mifflin, Non Smoking Area adalah “Designated or reserved for non smokers. The non smoking section of a restaurant”. Non smoking area harus diletakkan secara terpisah dari smoking area agar asap rokok tidak mengganggu aktifitas pengunjung pada area ini.
31
2.2.5 Prinsip Perancangan Ruang Café Bar A. Elemen Interior a) Lantai Material penutup lantai harus dapat mempresentasikan suasana yang hangat dan nyaman namun tetap memperhatikan ketahanan dan kebersihannya. b) Dinding Pola, tekstur, dan warna akan memberikan kesan yang aktif dan dapat mengundang perhatian pengunjung. Bahan-bahan seperti batu bata, kayu, dan gypsum board adalah beberapa bahan yang dapat digunakan untuk pengaplikasian dinding. c) Ceiling Pemilihan material ceiling harus mudah dibersihkan dan tidak mudah terbakar. d) Jendela Sirkulasi udara dan pencahayaan alami perlu diperhatikan dalam sebuah café bar.
B. Sirkulasi, Dimensi Manusia dan Ruang Interior a) Sirkulasi Ruang Menurut Kuhne, Gunther (New Restaurants, New York : Architectural Book, 1973), pola penataan sirkulasi café ada beberapa macam antara lain : •
Linier Pola sirkulasi terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui pengunjung yang mengarah pada satu tujuan dengan satu jalan.
•
Radial Pengunjung tidak diarahkan pada suatu tempat namun pengunjung bebas memilih arah yang dituju.
32
•
Random Pengunjung bebas memilih arah yang dituju tanpa ada batasan ataupun dinding pemisah ruang.
b) Pengarahan Jalan
Gambar 2.11 Pengarahan Jalan Sumber www.pnri.go.id
c) Dimensi Manusia dan Ruang Interior Daerah-daerah yang menjadi pusat perhatian para perancang adalah jarak bersih sekitar meja dan jumlah orang yang dapat diakomodasi oleh meja dengan besar tertentu. Penentuan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mengakomodasi seorang pengunjung harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu lebar kursi, rentang maksimal orang yang bertubuh besar, dan ukuran penataan perangkat makannya. Berikut merupakan gambar-gambar jarak ideal dalam ruang makan :
33
Gambar 2.12 Jarak Ideal dan Ketinggian Meja Makan Sumber: Panero, Zelnik, 2003:227
Gambar 2.13 Jarak Bersih Pelayanan dan Sirkulasi Sumber: Panero, Zelnik, 2003:228
Gambar 2.14 Jalur Pelayanan Antar Kursi Sumber: Panero, Zelnik, 2003:228
34
Gambar 2.15 Jalur Pelayanan Antar Meja Sumber: Panero, Zelnik, 2003:229
Gambar 2.16 Jarak Bersih Minimal Tanpa Sirkulasi Sumber: Panero, Zelnik, 2003:229
Gambar 2.17 Pengaturan Meja Secara Pararel
35
Gambar 2.18 Pengaturan Meja Secara Diagonal
Gambar 2.19 Sirkulasi Area Bar Sumber: Panero, Zelnik, 2003:219
36
Gambar 2.20 Sirkulasi Area Bar Sumber: Panero, Zelnik, 2003:218
2.3
Tinjauan Umum Bengkel (Workshop) Bengkel adalah sebuah bangunan yang menyediakan ruang dan peralatan
untuk melakukan konstruksi atau manufaktur, atau memperbaiki benda. Pengertian workshop dalam Oxford Dictionary berarti “A room or building in which goods are manufactured or repaired” dan “A meeting at which a group of people engage in intensive discussion and activity on a particular subject or project”. Istilah bengkel dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia erat kaitannya dengan jasa perbaikan kendaraan bermotor. Kegiatan perbengkelan adalah bagian dari kegiatan jaringan layanan purna jual untuk mendukung pemasaran produk yang dijual. Bengkel otomotif adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi atau tenaga mekanik. Bengkel dapat dibagi menjadi repair shop dan body shop.
37
Bengkel repair shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan mesin kendaraan, rem, knalpot, transmisi, ban, kaca mobil, dan penggantian oli. Bengkel body shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan cat terhadap goresan, lecet, penyok, atau kerusakan yang disebabkan oleh kecelakaan. Perbaikan membutuhkan kendaraan untuk ditinggal selama beberapa hari tergantung seberapa lama proses perbaikan dilakukan.
2.3.1 Fungsi dan Tujuan Bengkel Bengkel merupakan tempat untuk melayani masyarakat untuk membuat dan merawat kendaraan bermotor mereka. Secara umum bengkel berfungsi untuk melayani keperluan teknis dari pelanggannya. Bengkel berfungsi untuk dapat menjamin keamanan pengendara, menjamin keselamatan dan melakukan perawatan berkala untuk kendaraan bermotor mereka.
2.3.2 Jenis-jenis Bengkel Bengkel memiki beberapa penjualan seperti : 1. Penjualan jasa perbaikan dan perawatan 2. Penjualan suku cadang (Spareparts) 3. Penjualan suku cadang tambahan (Optional Parts) 4. Penjualan aksesoris Secara umum, ada beberapa jenis bengkel sebagai berikut : 1. Bengkel Bebas (Independent Workshop) Bengkel bebas merupakan bengkel yang berdiri sendiri, tidak terikat, tidak mewakili merek tertentu, dan kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sehingga tidak merugikan pihak lain sebagai perusahaan pemegang merek. 2. Bengkel Perwakilan (Authorized Workshop) Hampir sama dengan bengkel bebas namun bengkel ini mewakili merek yang diwakili melalui surat penunjukan dari merek tersebut. Bengkel ini mengikuti kebijakan dari perusahaan yang menunjukknya berdasarkan kesepakatan dan perjanjian yang telah disetujui oleh keduabelah pihak.
38
3. Bengkel Dealer (Dealer Workshop) Merupakan sub operasional dari merek tertentu sebagai unit layanan purna jual sistem pemasaran. Kebijakan yang dibuat berdasarkan perusahaan yang bersangkutan.
2.3.3 Jenis-jenis Kegiatan pada Bengkel Sebuah bengkel memiliki berbagai kegiatan didalamnya, antara lain : membuat, membentuk, mengubah bentuk, merakit, serta memperbaiki kendaraan bermotor mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Restorasi Restorasi berarti pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula. Restorasi dilakukan dalam upaya perbaikan, seperti mengganti atau memperbaiki bagian-bagian yang rusak. 2. Modifikasi Modifikasi merupakan cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya. 3. Pencucian Pencucian
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
membersihkan
kendaraan yang kotor. Biasanya dilakukan di area terpisah, karena area pencucian merupakan area basah. Bengkel juga membutuhkan area khusus secara terpisah untuk melakukan kegiatan lainnya seperti : 1. Ruang Mengecat Ruang khusus untuk mengecat diperlukan agar kegiatan mengecat tidak mengganggu aktifitas diluar ruangan ini. Area ini juga bertujuan untuk mengeringkan barang yang sudah di cat dan berguna untuk menaruh barang-barang yang sudah di cat agar tidak mudah rusak.
39
2. Ruang Cuci Ruang cuci juga harus terpisah dari area bengkel karena ruangan ini merupakan area basah yang dapat mengganggu kegiatan atau aktifitas utama pada bengkel. Menurut ruang lingkup pekerjaan pada bengkel, sebagai berikut : 1. Layanan cepat Berupa tune-up, ganti oli, mencuci kendaraan, dan lain-lain. 2. Perbaikan umum Berupa perbaikan engine, transmisi, differensial, dan roda. 3. Perbaikan elektrik Berupa perbaikan sistem starter, pengapian, pengisian, sistem penerangan dan instrumen. 4. Perbaikan mesin Berupa boring, honing, skir katup, bubut rem, dan lain-lain. 5. Perbaikan badan kendaraan dan pengecatan 6. Pemasangan aksesoris tambahan 7. Peremajaan bersifat tampilan seperti salon.
2.3.4 Aktifitas Bengkel 1. Aspek Pengunjung •
Pengunjung menjelaskan permasalahan kendaraannya
•
Pengunjung menunggu antrian atau giliran proses pengerjaan pada kendaraannya
•
Pengunjung berdiskusi dengan staf ahli tentang permasalahan kendaraannya yang kemudian disampaikan staf ke mekanik untuk proses pengerjaan
2. Aspek Pegawai •
Pegawai mengerjakan pekerjaan perbaikan/modifikasi pada kendaraan konsumen.
•
Pegawai mengambil dan memasang sparepart yang sudah tersedia pada bengkel.
40
•
Pegawai harus memesan sparepart, bila dibutuhkan dan atas rekomendasi konsumen.
•
Pegawai menanyakan atau berdiskusi atas permasalahan yang ditemukan pada kendaraan konsumen dan sparepart yang akan dipasang pada kendaraan tersebut.
•
Pegawai melakukan tiap-tiap pekerjaan sesuai job desk mereka masing-masing, seperti : pengerjaan bubut, pengecatan, kelistrikan, dan pengaturan.
2.3.5 Pembagian Ruang Bengkel Pembagian ruang bengkel berdasarkan kegiatan / aktifitas dalam bengkel tersebut, seperti : 1. Ruang Bengkel Storage Ruang bengkel storage merupakan akses para pegawai untuk menaruh kendaraan bermotor yang akan dikerjakan di dalam bengkel. 2. Ruang Reparasi Ruang yang digunakan untuk mereparasi sepeda motor. 3. Ruang Modifikasi Ruang modifikasi merupakan area tempat pengecatan untuk melakukan proses pengecatan agar baunya tidak mengganggu aktifitas yang lain. 4. Ruang Pencucian Kendaraan Ruang cuci terbagi menjadi ruang cuci hidrolik dan dry cleaning. 5. Ruang Penyimpanan Komponen Kendaraan Ruang ini berguna untuk menyimpan komponen kendaraan seperti sparepart.
2.3.6 Prinsip Perancangan Ruang Bengkel Bengkel merupakan sarana untuk menunjang dan mengembangkan atas teori yang dikuasainya, untuk memenuhi persyaratan standar internasional maka bengkel harus memenuhi ketentuan dalam Workplace
41
(Health, Safety and Welfare - 1992 dan Approved Code of Practice no: L24). Kenyamanan praktik di dalam bengkel akan mempengaruhi hasil praktik itu sendiri, untuk itu diperlukan perancangan bengkel yang memenuhi standar. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh bengkel menurut Health and Safety Executive (2009: 27) sebagai berikut : 1. Tempat kerja, peralatan tetap dan perabotannya, maupun peralatan dan sistemnya yang terintegrasi atau tambahan, harus terawatt dengan baik dan tetap bersih. 2. Atmosfer bengkel meliputi beberapa persyaratan, yaitu: kondisi sekeliling bengkel harus terpelihara dengan cara membuka jendela, memasang kipas angin di dinding atau langit-langit untuk memberi kesejukan udara di bengkel, b) jika ventilasi diperlukan untuk melindungi para personel bengkel, sistemnya harus dipasangi alarm pendeteksi kegagalan, mampu memasok udara bersih 5-8 liter/detik/pekerja, dirawat, dibersihkan dan kinerjanya diperiksa secara rutin. 3. Temperatur tempat kerja selama jam kerja, harus memenuhi persyaratan, untuk pekerjaan normal: 160 C (60,80 F) untuk pekerjaan berat:130 C (55,40 F). 4. Pencahayaan,
harus
memadai
dan
mencukupi.
Jika
memungkinkan memanfaatkan cahaya alami. Lampu darurat harus dipasang untuk berjaga-jaga seandainya lampu utama mengalami kegagalan dan menimbulkan bahaya. 5. Perawatan (house keeping) 6. Workstation, harus nyaman untuk semua yang bekerja di sana, memiliki pintu darurat yang ditandai dengan jelas, lantai harus tetap bersih dan tidak licin. 7. Lantai, harus rata dan mulus, tidak berlubang, bergelombang atau rusak yang mungkin menyebabkan bahaya sandungan, tidak licin, memiliki pemisah antara jalur-jalur lalulintas dan pejalan kaki berupa hand rail, penghalang atau marka lantai.
42
Bangunan bengkel harus menciptakan kenyamanan manusia yang ada didalam bangunan tersebut. Memiliki sirkulasi udara yang baik dan dapat meredusi polusi udara dan suara yang dihasilkan dari dalam bengkel. Perbaikan yang dilakukan tidak mencemari daerah perbaikan dan tidak menimbulkan kotor. Bengkel harus memiliki ruang perbaikan yang besar untuk melakukan perbaikan oleh mekanik dari pembongkaran mesin, pemeriksaan pembakaran, dan ruang bakar kendaraan, penggantian oli mesin atau transmisi, dan cuci kendaraan setelah selesai diperbaiki. Selain itu bengkel juga harus memiliki ruang tertutup untuk perbaikan body seperti pengecatan dan pendempulan agar udara tidak tercemar oleh zat berbahaya. Gudang komponen kendaraan juga diperlukan untuk menyimpan suku cadang yang dibutuhkan kendaraan yang sedang diperbaiki atau dimodifikasi.
2.4
Tinjauan Umum Retail Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu ”Retailer” yang berarti “Memotong menjadi kecil-kecil” (Risch Ernest H.,1991). Berikut ini definisi retailing menurut beberapa ahli : 1. Menurut Levy dan Weitz Bortan A. (2001:8) “Retailing adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga”. Jadi konsumen yang menjadi sasaran dari retailing adalah konsumen akhir yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri. 2. Menurut Berman B. dan Evans J.R (2001:3) “Retailing merupakan suatu usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga”. Produk yang dijual dalam usaha retailing adalah barang, jasa maupun gabungan dari keduanya.
43
3. Menurut Kotler P. (2000:502) Retailing yaitu: “Penjualan eceran meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis”. 4. Menurut Gilbert (2003:6) Retail adalah “Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi”.
2.4.1 Klasifikasi Retail Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat diklasifikasikan dalam banyak cara, retail dapat dikelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan, sebagai berikut : 1. Retail Kecil Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen. Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship). 2. Retail Besar Perdagangan retail berskala besar menyediakan satu jenis barang ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peretail berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa interior dan eksterior toko, maupun keramahan pelayanan yang diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa ditawarkan oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik, dan juga produk-produk impor. Seorang ahli ekonomi yaitu Albert Meyer mengklasifikasikan retailing berdasarkan lima kriteria, yaitu : 1. Berdasarkan Tipe Kepemilikan a) Independen Retail Firm
44
Suatu outlet pengecer yang dimilki dan dioperasikan secara indepedenden dan tanpa afilasi (pengabungan). b) Franchising (Waralaba) Suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah Franchisor (perusahan induk) memberikan kepada Franchise (individu atau perusahan lain) yang berskala kecil atau menengah, hak- hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama waktu tertentu, dan ditempat tertentu pula. 2. Berdasarkan Produk atau Jasa yang dijual a) Service Retailing Ada tiga jenis service retailing, yaitu : •
Rented-Goods Service Dalam
jenis
menggunakan
ini,
para
pelanggan
produk-produk
menyewa
tertentu.
dan
Contohnya
penyewaan mobil, carpet cleaner, kaset video, laser disc, dan apartemen. Dalam hal ini suatu produk fisik disewakan dengan tarif tertentu untuk jangka waktu tertentu pula. Konsumen dapat menggunakan produk tersebut tetapi kepemilikannya tetap berada pada pihak retailer. •
Owned-Goods Service Dalam jenis ini, produk-produk yang dimiliki oleh para konsumen
dapat
direparasi,
ditingkatkan
atau
dikembangkan. Owned-goods service juga mencakup perubahan bentuk pada produk yang telah dimiliki pelanggan. Contohnya adalah: jasa reparasi (jam tangan, mobil, sepeda motor, komputer, dan lain-lain), pencucian mobil, dry cleaning, perawatan rumput lapangan golf, perawatan taman, dan lain-lain. •
Non-Goods Service Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik)
45
ditawarkan kepada para konsumen. Contohnya babysitter, supir,
tutor,
pemandu
wisata,
tukang
cukur,
ahli
kecantikan, dan lain-lain. b) Product Retailing Product retailing terdiri atas beberapa jenis, di antaranya yaitu: •
Toko serba ada (Department Store) Departemen Perdagangan Amerika Serikat mendefinisikan department store sebagai suatu perusahaan eceran yang mempekerjakan paling sedikit 25 orang dan memiliki penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga sejumlah 20 persen atau lebih dari penjualan totalnya. Sebuah toserba juga harus menjual item-item tertentu dalam
lini
produknya, di antaranya yaitu mebel, perabotan, peralatan dan perlengkapan rumah tangga, dan pakaian. Biasanya toserba yang besar terdiri atas beberapa divisi dan departemen. Setiap divisi merupakan gabungan dari beberapa departemen yang menjual lini barang dagangan yang saling berkaitan atau berhubungan. •
Specialty Store Ciri khas specialty store adalah konsentrasinya pada jenis barang
dagangan
yang
terbatas/sedikit.
Contohnya
Computer Land (komputer-komputer kecil), Toys “R” Us (mainan anak anak), Singer Sewing Centers (mesin jahit). Specialty store biasanya berlokasi di pusat perbelanjaan yang besar. •
Catalog Showroom Catalog showroom menawarkan harga rendah, merek nasional, dan daerah perbelanjaan yang kecil yang berdekatan dengan tempat pajangan (display) ecerannya. Biasanya
pembeli
menelaah
katalog-katalog
yang
terdistribusi luas sebelum mengunjungi toko tersebut
46
Pembeli harus melengkapi blanko pemesanan, yang akan diproses sebelum item yang dibeli diserahkan; kepadanya di lokasi pusat. •
Food and Drug Retailer Ada tiga jenis utama food and drug retailer, yaitu pasar swalayan (supermarket). Pasar swalayan dan superdrug store adalah toko-toko besar yang menjual makanan atau obat obatan dalam jumlah besar dengan harga yang rendah. Para pelanggan memilih barang dagangan yang tersusun rapi pada rak-rak tertentu dan dapat menempatkannya pada kereta dorong atau keranjang, kemudian membawa dan membayarnya di kasir.
•
Convenience Store Convenience Store adalah toko swalayan mini yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dan berlokasi di sekitar tempat pemukiman penduduk, serta biasanya buka 24 jam. Contoh convenience store antara lain Circle K, Freshmart, dan Indomart.
•
Combination Store Lebih besar daripada pasar swalayan konvensional maupun superdrug store, tetapi serupa dalam strategi penetapan harga dan praktik-praktik operasinya. Istilah superstore digunakan untuk menggambarkan kombinasi pasar swalayan dan toserba yang menjual barang-barang umum (general merchandise) dengan harga yang didiskon secara periodik. Di Indonesia, tipe toko seperti ini diwakili oleh eksistensi outlet kelompok Golden Truly, Mega M, dan beberapa toserba.
3. Non-Store Retailing Non-
Store
Retailing
menjual produk
mengunakan metode- metode seperti : a) Telephone and Media Retailers
dan
jasa
dengan
47
Dalam kategori ini, pengecer mengunakan via telepon (Telemarketing) dan media periklanan seperti TV, radio, surat kabar, dan majalah untuk menginformasikan dan membujuk konsumen untuk membeli produk- produknya. b) Vending Machines Mesin ini banyak dijumpai dibank, pasar swalayan, hotelhotel dan kantor- kantor tertentu. c) Mail order Dalam metode ini, penjualan dilakukan melalui pemesanan dengan mengunakan catalog- catalog tertentu via pos. d) Direct Seling Direct Seling merupakan penjualan barang- barang konsumsi langsung ke perorangan, dirumah- rumah maupun ditempat kerja mereka, melalui transaksi- transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga penjualnya. e) Electronic Shoping Ada dua bentuk electronic shoping. Bentuk pertama mengunakan videotext dan bentuk kedua adalah memanfatkan jaringan
internet
(Cybermarketing)
dengan
seperangkat
peralatan computer personal (PC) dan modem. 4. Berdasarkan Strategi Marketing a. Department Stores Department Store merupakan toko yang sangat besar menawarkan "soft goods" dan "hard goods”. Seorang penjual toko tersebut mempunyai berbagai kategori dan memiliki berbagai macam harga rata-rata. Mereka menawarkan layanan pelanggan yang cukup besar. b. Discount Stores Cenderung untuk menawarkan beragam produk dan jasa, tetapi mereka bersaing terutama pada harga menawarkan berbagai macam pilihan barang dagangan dengan harga terjangkau dan potongan harga. Biasanya pengecer menjual lebih sedikit mode berorientasi merek.
48
c. Warehouse Stores Gudang yang menawarkan biaya rendah, memiliki barang yang berjumlah banyak yang bertumpuk di atas palet atau rak baja. d. Variety Stores Toko ini menawarkan barang sangat murah, dengan pilihan terbatas. e. Demographic Pengecer yang bertujuan pada satu segmen tertentu (misalnya, high-end pengecer berfokus pada orang kaya). f. Mom-And-Pop Outlet ritel yang dimiliki dan dioperasikan oleh individu. Rentang produk sangat selektif dan hanya sedikit jumlahnya. Toko-toko terlihat di lingkungan – lingkungan masyarakat setempat, biasanya bisnis ini dikelola oleh suatu keluarga. g. Specialty Stores Sebuah toko khusus yang khas memberi perhatian pada kategori tertentu dan menyediakan tingkat layanan yang tinggi kepada pelanggan. Sebagai contoh, sebuah toko hewan peliharaan yang mengkhususkan diri dalam menjual makanan anjing akan dianggap sebagai sebuah toko khusus. h. General Store Toko – toko di pedesaan yang memasok kebutuhan utama bagi masyarakat setempat. i. Convenience Stores Pada dasarnya ditemukan di wilayah pemukiman. Mereka menyediakan jumlah barang dagangan terbatas lebih dari harga rata-rata dengan pengecekan barang yang cepat. Toko ini sangat ideal untuk pembelian mendesak dan pembelian langsung.
49
j. Hypermarkets Menyediakan variasi dan barang dagangan volume besar eksklusif dengan marjin yang rendah. Biaya operasi relatif kurang dari ritel lainnya. k. Supermarkets Sebuah toko swalayan yang terutama terdiri dari bahan makanan dan produk terbatas pada item non makanan. l. Malls Memiliki berbagai toko ritel di outlet tunggal. Mereka melengkapinya dengan produk, makanan dan hiburan di bawah atap. m. Category Killers atau Category Specialist Menyediakan harga yang lebih rendah dari pengecer lainnya. Toko
ritel lainnya dipaksa untuk mengurangi harga jika
Category Retail Specialist hadir di sekitarnya. 5. Berdasarkan Lokasi Retailer juga dapat dikelompokan berdasarkan lokasinya, yaitu downtown central business district, strip development, dan pusat-pusat perbelanjaan.
2.4.2 Fungsi Retail Menurut William R. Davidson (1988) secara spesifik fungsi retailing yang diharapkan oleh konsumen ada 3 yaitu: 1. Menciptakan penggolongan barang dan jasa untuk mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan konsumen individu/keluarga. 2. Menawarkan barang dan jasa dengan jumlah yang kecil sehingga dapat dijangkau oleh konsumen individual maupun kebutuhan keluarga. 3. Menawarkan pertukaran barang yang mempunyai keunggulan dalam hal: a) Transaksi yang efisien b) Lokasi dan waktu yang pasti terjamin c) Informasi yang berguna dalam menentukan pilihan d) Harga yang bersaing.
50
Seorang pengecer berusaha memuaskan pemasok dengan cara membeli beberapa jenis produk mereka yang jumlahnya terbatas, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar. Pengecer memuaskan konsumen mereka dengan cara menawarkan berbagai macam jenis barang dan jasa, yang dikumpulkan dari sejumlah sumber, kemudian dijual dalam jumlah yang kecil-kecil.
2.4.3 Aktifitas Retail 1. Aspek Pengunjung •
Pengunjung membeli barang-barang yang dijual di dalam retail.
•
Pengunjung melihat-lihat barang yang dijual ketika menunggu pengerjaan kendaraannya.
•
Pengunjung melakukan pembayaran pada kasir.
2. Aspek Pegawai •
Pegawai melayani pengunjung yang berada dalam retail.
•
Pegawai melakukan transaksi pembayaran dengan konsumen.
•
Pegawai membantu konsumen mencari produk yang sulit ditemukan.
2.4.4 Fasilitas Retail Fasilitas yang ada di dalam retail adalah : 1. Vitrine Pakaian dan Aksesoris
Gambar 2.21 Vitrine Pakaian Sumber : Time Saver Standards, 1991 : 418
51
2. Ruang Ganti
Gambar 2.22 Jarak Bersih Minimal Tanpa Sirkulasi Sumber: Panero, Zelnik, 2003:206 2.4.5 Prinsip Perancangan Ruang Retail A. Unsur Retail •
Brainware Meliputi manajemen dalam mengelola
•
Promotion & Publication Meliputi pengiklanan, publikasi, diskon, dan hal-hal lainnya yang mendukung pemasaran.
•
Merchandising Pengadaan barang-barang untuk disediakan di dalam toko untuk mencapai sasaran toko.
•
Pricing Penetapan harga pada setiap produk yg ditetapkan berdasarkan harga saing antar toko, biaya produksi, dan permintaan konsumen.
•
Atmosfer Suasana toko yang berperan untuk memikat calon pembeli.
52
•
Sales (Selling, Cross Selling, Advising) -
Selling : Mendorong produk tertentu agar naik tingkat penjualannya.
-
Cross Selling : Menawarkan produk lain yang berkaitan dengan produk yang diminati konsumen.
-
Advising : Berperan menjadi penasihat konsumen untuk memberikan pandangan pada produk yang dibeli oleh konsumen.
B. Elemen Interior •
Lantai Material penutup lantai harus dapat mempresentasikan suasana yang hangat dan nyaman namun tetap memperhatikan ketahanan dan kebersihannya.
•
Dinding Pola, tekstur, dan warna akan memberikan kesan yang aktif dan dapat mengundang perhatian pengunjung. Bahan-bahan seperti batu bata, kayu, dan gypsum board adalah beberapa bahan yang dapat digunakan untuk pengaplikasian dinding.
•
Ceiling Pemilihan material ceiling harus mudah dibersihkan dan tidak mudah terbakar.
•
Jendela Sirkulasi udara dan pencahayaan alami perlu diperhatikan dalam sebuah retail.
53
C. Sirkulasi, Dimensi Manusia, dan Ruang Interior
Gambar 2.23 Lintasan Publik Sumber: Panero & Zelnik, 2003:201
Gambar 2.24 Lintasan Publik Sumber: Panero & Zelnik, 2003:203
54
2.5
Tinjauan Umum Sepeda Motor Triumph
2.5.1 Sejarah Sepeda Motor Sepeda Motor merupakan kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Sepeda motor merupakan pengembangan dari sepeda konvensional yang lebih dahulu ditemukan. Ernest Michaux (Perancis), Edward Butler (Inggris), dan Gottlieb Daimler (Jerman) merupakan tiga orang yang diakui sebagai penemu sepeda motor. Namun pada tahun 1885, Gottlieb Daimler seorang ahli mesin Jerman bersama dengan mitranya Wilhem Maybach menjadi perakit motor pertama kali di dunia. Pada waktu itu sepeda motor ini tidak dijual untuk umum melainkan hanya percobaan mesin. Kemudian pada tahun 1893, Pabrik Hildebrand und Wolfmuller di Munchen, Jerman mengawali pembuatan sepeda motor untuk bisnis dan pada tahun inilah sepeda motor dijual untuk umum. Pada tahun ini pula, seseorang berkebangsaan Inggris, John C. Potter yang bertempat tinggal di Indonesia, memesan sepeda motor ini secara langsung ke pabriknya. John C. Potter merupakan masinis pertama pabrik gula Oemboel Probolinggo, Jawa Timur. Sepeda motor yang dimiliki oleh John C. Potter adalah sepeda motor pertama dari permbuatannya pada tahun 1893 dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemilik sepeda motor pertama di dunia. Dua tahun kemudian, pada tahun 1895 sepeda motor masuk ke Amerika tepatnya di kota New York oleh seorang pemain sirkus asal Perancis. Ketika
Perang
Dunia
I
(1914-1918),
Indian
Motorcycle
Manufacturing Company merupakan pabrik sepeda motor dengan produksi yang terbesar di dunia. Namun, setelah Perang Dunia I, posisinya diambil alih oleh Harley Davidson sampai tahun 1928. Indian Motorcycle Manufacturing Company tutup pada tahun 1953 dan merek Indian diambil alih oleh Royal Enfield. Pada tahun 1921, sepeda motor BMW hadir dengan konfigurasi mesin 2 silinder horizontal berlawanan (boxer) yang ditempatkan dalam rumah
55
mesin tunggal yang terbuat dari aluminium. BMW menggerakkan roda belakang dengan koppel (shaft drive). Pada tahun 1930-an ada sekitar 80 merek sepeda motor di Inggris, di antaranya Norton, Triumph, AJS, dan merek-merek lainnya yang tidak terlalu dikenal, seperti New Gerrard, NUT, SOS, Chell, dan Whitwood. Perkembangan sepeda motor di Eropa juga dipicu oleh Perang Dunia II (1939-1945), di mana sepeda motor pun dibuat untuk keperluan militer. Dan, pada masa itu, BSA membuat 126.000 unit sepeda motor M20 untuk Angkatan Bersenjata Inggris. Seusai Perang Dunia II, tahun 1946, seorang desainer Italia, Piaggio memperkenalkan skuter Vespa dan langsung menarik perhatian dunia. Pada tahun 1946 itu juga, perusahaan pembuat perlengkapan radio Italia, Ducati, membuat mesin 50 cc, Cucciolo, yang dipasangkan pada sepeda motor. Pada tahun 1949, Honda memproduksi sepeda motor Dream atau Model D, yang menyandang mesin dua langkah dengan kapasitas 98 cc. Namun, suara mesin dua langkah yang berisik dan asap yang berbau tajam yang keluar dari knalpot membuat Honda mengembangkan mesin empat langkah. Tahun 1951, BSA Group (Inggris) membeli Triumph Motorcycles dan menjadi produsen sepeda motor terbesar di dunia. Kedudukan BSA diambil alih oleh NSU (Jerman) tahun 1955. Namun, sejak tahun 1970-an hingga kini, Honda tercatat sebagai produsen sepeda motor terbesar di dunia. Tahun 1952, Honda memproduksi sepeda motor bebek yang dikenal dengan nama cub. Sepeda motor jenis bebek ini sangat populer sehingga modelnya pun ditiru oleh perusahaan pembuat sepeda motor asal Jepang lainnya, seperti Kawasaki, Yamaha, dan Suzuki. Pada tahun 1955, Suzuki memproduksi sepeda motor yang menyandang mesin berkapasitas 125 cc, empat langkah, dan 1 silinder. Kemudian tahun 1955, Yamaha memproduksi YA-1, sepeda motor yang menyandang mesin dua langkah dengan kapasitas 125 cc. Pada tahun 1970, Yamaha memproduksi XS-1 yang menyandang mesin empat langkah yang berkapasitas 650 cc, dalam konfigurasi V.
56
Kawasaki baru memproduksi sepeda motornya yang pertama, B8, pada tahun 1961. Sepeda motor keluaran Kawasaki itu menyandang mesin dua langkah dengan kapasitas 125 cc. Pada tahun 1973, Kawasaki memproduksi Kawasaki Z1, yang menyandang mesin empat langkah dengan kapasitas 900 cc. Sosok yang menarik, mesin yang andal dan mudah dirawat, serta harga yang bersaing membuat sepeda motor asal Jepang, yakni Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki, sangat populer dan sampai kini mendominasi pasar sepeda motor dunia. Namun, nama-nama Harley Davidson tetaplah merupakan sepeda motor yang populer, terutama di Amerika Serikat. Demikian juga dengan BMW, Triumph, dan Ducati.
2.5.2 Sejarah Sepeda Motor Triumph Triumph Motorcycle Ltd merupakan produsen sepeda motor asal Inggris yang berkantor pusat di Hinckley, sebelah barat daya Leicestershire County, East Midlands, England, United Kingdom. Dalam pengembangan dan penelitian terdapat 200 insinyur yang dilibatkan untuk membuat Triumph menjadi lebih baik. Uji kualitas yang melalui tes jalan hingga sejauh 35.000 km merupakan hal utama yang dilakukan sebelum melepas produk ke pasar. Sejarah perusahaan ini dimulai ketika tahun 1883, Siegfried Bettmann yang pindah dari Nuremberg, Jerman ke Conventry, Inggris. Tahun 1884 Bettmann mulai mendirikan perusahaan ekspor-impor yang bernama Bettmann & Co yang pada mulanya ia mengimpor mesin jahit Jerman dan juga menjual sepeda Badged dengan namanya “Bettmann”. Pada tahun 1887 perusahaan Bettmann mengalami perubahan nama ke New Triumph Co Ltd yang kemudian diubah lagi menjadi Triumph Siklus Co Ltd dengan investor utamanya John Dunlop seorang dokter hewan Skotlandia. Kemudian seorang insinyur Jerman bernama Mauritz Schlute bergabung dengan Triumph dan meyakinkan Bettmann untuk merancang dan menghasilkan produk sendiri. Pada tahun 1895, perusahaan pembuat sepeda Inggris “Triumph” memutuskan untuk membuat sepeda motor. Pada awalnya mereka
57
mengimpor salah satu sepeda motor yang dibuat oleh Hildebrand und Wolfmuller untuk dipelajari konstruksi mesinnya. Kemudian pada tahun 1902 Triumph memproduksi sepeda motornya yang pertama dan membuatnya dibawah lisensi serta membuatnya sesuai berdasarkan hukum Inggris tentang meminimalisasi kebisingan knalpot motor yang sesuai dengan Motorcycle Noise Act, Regulations 1987 Chapter 34, yang berbunyi “An Act to prohibit the supply of motor cycle exhaust systems and silencers likely to result in the emission of excessive noise; and for connected purposes”. Triumph bangkrut pada tahun 1980-an dan kemudian diambil alih oleh John Bloor sebagai pemiliknya yang baru pada tahun 1984. Filosofi For The Ride kemudian ditanamkan sejak era baru Triumph yang dimulai pada tahun 1990. Terdapat 3 elemen penting yang menjadikan Triumph sebagai sepeda motor yang nyaman dikendarai, yaitu penampilannya yang elegan, desain konstruksi yang ergonomi dan kuat, serta performa mesin yang tidak diragukan. Salah satu keunikan yang dirasakan pengguna Triumph adalah stabilitas, dimana pada kecepatan serendah 1-2km/jam, Triumph dapat terus melaju tanpa pengguna harus menurunkan kaki. Selain untuk menyalurkan hobi, turing, off road, Triumph
juga bisa digunakan sebagai kendaraan
harian.
2.5.3 Logo Triumph
Gambar 2.25 Logo Triumph Sumber : http://tophqimages.com
Gambar 2.26 Logo Triumph Sumber : http://tophqimages.com
58
2.5.4 Perkembangan Sepeda Motor Triumph Tabel 2.4 Perkembangan Sepeda Motor Triumph Gambar
Tahun
Perkembangan Triumph memproduksi sepeda motor
1902
pertama kali yang dilengkapi dengan mesin Minerva 2.2 hp yang dibuat di Belgia. Triumph memproduksi sepeda motor 450cc yang dilengkapi dengan mesin 3.5
1907
hp. Penjualan mencapai 1.000 unit. Kemudian pabrik berpindah ke lahan yang lebih luas di Priory Street in Conventry. Triumph dipilih untuk memasok sepeda motor tipe H “Trusty” untuk layanan
1915
sekutu militer. Dari sebanyak 57.000 unit
yang
diproduksi,
30.000
diantaranya merupakan 499cc air cooled single cylinder bikes. Pabrik Conventry berdiri di 500.000 sq 1927
ft yang memperkerjakan 3.000 orang dengan menghasilkan 30.000 unit per tahun.
1936
Edward Tunner ditunjuk sebagai kepala Desainer.
59
Turner memperkenalkan 498cc Speed Twin (T100) yang memiliki kecepatan tertinggi dari 90mph. Ini merupakan 1937
difinisi sepeda motor inggris yang di tetapkan sebagai sepeda motor Triumph yang akan berlangsung lebih dari 40 tahun.
1940
Lebih dari 50.000 sepeda motor dijual kepada militer.
Dengan
kembalinya
perdamaian,
perusahaan yang memfokuskan pada tiga model, Tiger 100 (dikemudikan dan 1946
menang perdana di 1946 Manx Grand Prix oleh Eric Lyons), Speed Twin dan small touring 349cc 3T. Semua fitur garpu depan teleskopik.
1954
Marlon Brando mengendarai 650cc Thunderbird 6T di The Wild One
Johnny
Allen
yang
mengendarai
Triumph Tiger 110 yang mendapatkan record mencapai kecepatan 214.4 mph. Ini adalah awal dari sebuah era yang 1955
luar biasa saat Triumph memegang rekor kecepatan darat motor mutlak selama 15 tahun berturut-turut. Triumph Tiger
kemudian
Bonneville Salt Flats.
dikenal
sebagai
60
Memperkenalkan T120 Bonneville 650 sebagai ikon. Bonneville ditakdirkan 1959
untuk menjadi salah satu sepeda motor terbaik
dan
sebagai
British
Twin
penjualan tertinggi sepanjang masa. Sebuah 1963
TR6
650
Trophy
yang
ditunggangi melompat dan jatuh oleh Bud Ekins, dan lebih terkenal oleh Steve McQuenn di The Great Escape. Street Racer – Triumph TT Special.
1966
Buddy Elmore memenangkan Daytona 200 pada Tiger 500cc.
Triumph Bonneville 1967
Bonneville berasal dari sebuah nama “The Salt Flats” di Utah, Amerika Serikat.
Malcolm
Uphill
memenangkan
TT
Produksi di Bonneville. Dalam proses 1969
ini ia menempatkan di lap pertama kalinya lebih dari 100 mph pada sepeda motor produksi. Puncak produksi sepeda motor di Meriden sekitar 46.800 unit.
1975
Produksi Bonneville berlanjut untuk tahun kelima.
61
Pabrik di Meriden tutup. John Bloor mengakui 1983
nama
Triumph
dan
memberikan lisensi Bonneville untuk tetap diproduksi oleh Les Harris di Devon.
1987
Triumph motor terbaru, 1200cc empat silinder yang berjalan pada bangku uji.
Triumph kembali. Enam model baru diresmikan di Cologne Show, yaitu : 1990
The unfaired Trident 750 dan 900 Triples, the touring Trophy 900 Triple dan 1200 Four dan the sports-oriented Daytona 750 Triple dan 1000 Four.
Triumph
memperkenalkan
anak
perusahaan baru “Triumph Motorcycles 1994
Amerika”. Izin perencanaan diberikan untuk mendirikan pabrik baru seluas 40 hektar di Hinckley.
Daytona T595 yang menjadi 50.000 1996
motor
yang
Hinckley.
akan
diproduksi
di
62
Satu dekade setelah kelahiran kembali 2000
Triumph,
Bonneville
kembali
ke
Triumph line up.
Pukul 21.00 tanggal 15 Maret 2002 merupakan
perayaan
100
tahun
Triumph, namun dihentikan oleh api yang melalap pabrik. Namun pada bulan 2002
September,
para
karyawan
bahu
membahu membangun pabrik baru. Daytona 600 supersports diluncurkan, dan menikmati kemenangan luar biasa di Isle of Man TT pada tahun 2003 di tangan Kiwi, Bruce Anstey.
675cc Triple Daytona baru diluncurkan. 2006
Sejak pabrik 4 di Thailand terbuka, kenaikan
volume
pembangunan
mencapai 41.974 unit.
Triumph mengambil perjalanan pertama di sektor 'R' dengan peluncuran Street 2009
Triple R. Tinggi spesifikasi pengereman dan suspensi mengangkat paket kelas yang mengarah ke ketinggian baru.
63
Triumph meluncurkan Tiger 800 & 800XC, Speed Triple, Daytona R, 2011
Speedmaster America dan Thunderbird Storm. Jumlah terbesar peluncuran di setiap tahun untuk Triumph.
110 tahun produsen sepeda motor dirayakan
dengan
meluncurkan
sejumlah sepeda motor baru. The Tiger Explorer yang merupakan adventure bike, memiliki 2012
poros 1215cc yang
membuat perkembangan di adventure sector. Untuk melengkapi tahun yang sibuk, ada update besar untuk 675cc Street Triple dan Daytona platform. Penjualan mencapai 50.000 unit, yang didukung
oleh
pembukaan
anak
perusahaan baru di Brasil.
Sebagai pangsa pasar Triumph di sektor 2013
+ 500cc mencapai 6,2%, ekspansi berlanjut dengan peluncuran Triumph ke India.
Sumber : triumphmotorcycles.co.id
64
Gambar 2.27 Perkembangan Sepeda Motor Triumph Sumber : For The Ride Indonesia, 2015:7
65
2.5.5 Perkembangan Sepeda Motor Triumph di Indonesia Perkembangan motor gede di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat setiap tahunnya. Produsen motor gede pun banyak bermunculan di Indonesia, salah satunya adalah Triumph, yang berasal dari Inggris.
Gambar 2.28 Showroom Triumph di Jakarta Sumber : mobilkomersial.com
Meskipun Triumph sudah lama berada di pasar motor Indonesia, namun Triumph baru diresmikan pada bulan September 2014. Indonesia baru memiliki satu showroom resmi yaitu PT. Gerai Motor Terpadu yang terletak di Jalan Pejaten Barat no.6. Triumph Motorcycle Indonesia merupakan dealer ke 5 setelah New York, Frankfurt, Milan, dan Mumbai. Managing Director showroom PT. Triumph Motorcycle Indonesia Paulus B. Suranto mengatakan “Dalam waktu dekat ini showroom kami akan dinobatkan menjadi showroom Triumph terbesar di dunia, dan kita mungkin akan membangun beberapa showroom lagi di Semarang dan Solo. Dan mungkin kita akan merambah ke provinsi Jawa Timur khususnya Surabaya”. Dealer-dealer tersebut tidak hanya sekedar menjual produk tapi juga diwajibkan memiliki layanan perbaikan dan penjualan suku cadang. Fasilitas ini akan membuat konsumen lebih nyaman dan tidak perlu menunggu impor suku cadang dari negara asal yang memakan waktu berbulan-bulan. Mayoritas pembeli moge Triumph di Indonesia adalah berusia muda. Dari 250 pemesan yang terdata sejak diluncurkan resmi pada bulan September 2014, rata-rata usia pembeli adalah 33 tahun. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata usia pembeli Triumph secara global, yakni 46 tahun.
66
Para pengguna Triumph juga sering melakukan kegiatan amal, contohnya Distinguished Gentlemen’s Ride (DGR) yang diadakan pada 28 September 2014. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan dana untuk membiayai penelitian kanker prostat. Kegiatan ini tidak hanya di lakukan di Jakarta, namun serempak di kota-kota besar diseluruh dunia. Untuk Jakarta, jumlah peserta
diperkirakan lebih dari 400. Para
pengendaranya kebanyakan berpakaian necis bergaya pria sejati mengenakan jas lengkap, kemeja putih dengan dasi kupu-kupu. ( Sindonews.com)
Gambar 2.29 Poster Acara DGR Sumber : 7seven.si
Gambar 2.30 Acara DGR di Jakarta Sumber : autonetmagz.com dan dapurpacu.com
Menurut Bambang Prihandoko, salah satu perintis Riders Association of Triumph, melakukan wawancara dengan otomania.com, beliau mengatakan bahwa selain menikmati wisata sambil duduk di atas sadel sepeda motor, touring perdana ini menjadi kesempatan bagi pemilik Triumph untuk mengenal karakter kendaraannya. Selain itu tentu dapat dimanfaatkan untuk menjalin relasi agar hubungan menjadi lebih hangat.
67
2.5.6 Jenis-Jenis Sepeda Motor Triumph A. Adventure 1) Tiger 800 ABS Tabel 2.5 Sepeda Motor Tiger 800 ABS Dimensions and Capacities Length
2215 mm
Width Handlebars
795
Height without Mirror
1350 mm
Seat Height
810 mm
Wheelbase
1530 mm
Rake
23.9°
Trail
92.4 mm
Tank Capacity
19.01
Wet Weight
210 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
2) Tiger 800 XC Tabel 2.6 Sepeda Motor Tiger 800 XC Dimensions and Capacities Length
2215 mm
Width Handlebars
865
Height without Mirror
1390 mm
Seat Height
865 mm
Wheelbase
1545 mm
Rake
24.3°
Trail
95.3 mm
Tank Capacity
19 l
Wet Weight
215 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
68
3) Tiger Explorer Tabel 2.7 Sepeda Motor Tiger Explorer Dimensions and Capacities Length
2248 mm
Width Handlebars
885
Height without Mirror
1410 mm
Seat Height
857 mm
Wheelbase
1530 mm
Rake
23.9°
Trail
105.5 mm
Tank Capacity
20 l
Wet Weight
259
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
B. Classics 1) Bonneville Tabel 2.8 Sepeda Motor Bonneville Dimensions and Capacities Length
2115 mm
Width Handlebars
790
Height without Mirror
1130 mm
Seat Height
740 mm
Wheelbase
1490 mm
Rake
27°mm
Trail
106 mm
Tank Capacity
16 l
Wet Weight
225 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
69
2) Bonneville T100 Tabel 2.9 Sepeda Motor Bonneville T100 Dimensions and Capacities Length
2230 mm
Width Handlebars
740
Height without Mirror
1100 mm
Seat Height
775 mm
Wheelbase
1500 mm
Rake
28 °
Trail
110 mm
Tank Capacity
16 l
Wet Weight
230 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
3) Thruxton Tabel 2.10 Sepeda Motor Thruxton Dimensions and Capacities Length
2150 mm
Width Handlebars
830
Height without Mirror
1095 mm
Seat Height
820 mm
Wheelbase
1490 mm
Rake
27°
Trail
97 mm
Tank Capacity Wet Weight
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
4.2 us gallon 230 kg
70
C. Cruisers 1) Rocket III Roadster Tabel 2.11 Sepeda Motor Rocket III Roadster Dimensions and Capacities Length
2500 mm
Width Handlebars
970
Height without Mirror
1165 mm
Seat Height
750 mm
Wheelbase
1695 mm
Rake
32°mm
Trail
148 mm
Tank Capacity
24 l
Wet Weight
367 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
2) Thunderbird Storm Tabel 2.12 Sepeda Motor Thunderbird Storm Dimensions and Capacities Length
2430 mm
Width Handlebars
880
Height without Mirror
1120 mm
Seat Height
700 mm
Wheelbase
1615 mm
Rake
32 °
Trail
151 mm
Tank Capacity
22 l
Wet Weight
339 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
71
D. Roadsters 1) Street Triple ABS Tabel 2.13 Sepeda Motor Street Triple ABS Dimensions and Capacities Length
2055 mm
Width Handlebars
740
Height without Mirror
1060 mm
Seat Height
800 mm
Wheelbase
1410 mm
Rake
24.1°mm
Trail
99.6 mm
Tank Capacity
17.4 l
Wet Weight
188 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
2) Street Triple R ABS Tabel 2.14 Sepeda Motor Street Triple R ABS Dimensions and Capacities Length
2055 mm
Width Handlebars
740
Height without Mirror
1100 mm
Seat Height
820 mm
Wheelbase
1410 mm
Rake
23.4 °
Trail
95.0 mm
Tank Capacity
17.4 l
Wet Weight
182 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
72
3) Speed Triple ABS Tabel 2.15 Sepeda Motor Speed Triple ABS Dimensions and Capacities Length
2100 mm
Width Handlebars
795
Height without Mirror
1110 mm
Seat Height
825 mm
Wheelbase
1435 mm
Rake
22.8°
Trail
90.9 mm
Tank Capacity
17.5 l
Wet Weight
214 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
E. Super Sports 1) Daytona 675 ABS Tabel 2.16 Sepeda Motor Daytona 675 ABS Dimensions and Capacities Length
2045 mm
Width Handlebars
695
Height without Mirror
1112 mm
Seat Height
820 mm
Wheelbase
1375 mm
Rake
22.9°mm
Trail
87.2 mm
Tank Capacity
17.4 l
Wet Weight
187 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
73
2) Daytona 675 R ABS Tabel 2.17 Sepeda Motor Daytona 675 R ABS Dimensions and Capacities Length
2045 mm
Width Handlebars
695
Height without Mirror
1112 mm
Seat Height
830 mm
Wheelbase
1375 mm
Rake
23.0 °
Trail
87.9 mm
Tank Capacity
17.4 l
Wet Weight
189 kg
Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
2.5.7 Jenis-Jenis Suku Cadang Sepeda Motor Sepeda motor memiliki suku cadang yang hampir sama dengan mobil. Hanya memiliki perbedaan di bagian-bagian tertantu, seperti : suku cadang sepeda motor lebih kecil dari suku cadang mobil dan sebagian besar sepeda motor memiliki 2 roda. Suku Cadang sepeda motor dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Battery Berfungsi untuk memberikan energy pada sepeda motor. 2. Brakes Rem sepeda motor terbagi dalam dua jenis, drum atau disc. Sepeda motor dengan kapasitas di atas 500cc dapat dilengkapi dengan sistem anti penguncian rem (ABS) 3. Carburator Karburator berguna untuk memadukan udara dan bahan bakar yang diperlukan untuk pembakaran yang berlangsung di dalam mesin. 4. Chain
74
Rantai menghubungkan transmisi ke roda belakang dan mengubah tenaga dari mesin ke dalam gerakan. 5. Charger Ada dua jenis charger, yaitu trickle dan float charger. 6. Chassis (frame, suspension, front fork) Ini merupakan frame yang memegang/ menyanggah bagianbagian sepeda motor. 7. Clutch Peran kopling adalah untuk mengirimkan daya, dalam bentuk gerak, dari satu komponen ke yang lain. 8. Drivetrain Drivetrain terdiri dari mesin, karburator atau injektor bahan bakar, transmisi, rantai, pergeseran tuas dan kopling. 9. Engine Fungsi dari mesin sepeda motor adalah mengubah gerak reciprocating dari piston menjadi gerak putar. 10. Exhaust System Sistem knalpot sepeda motor melepaskan gas limbah yang dihasilkan oleh mesin melalui pipa ekor dan di luar bagian belakang sepeda motor. Bisa dikustomisasi untuk membuat tampilan sepeda motor dan suara tidak berisik. 11. Air Filter 12. Oil Filter Tujuan dari saringan oli adalah untuk menjaga gunk dari minyak yang bisa mengotori mesin. 13. Fuel Tank Terletak di atas perakitan mesin, di depan kursi dan di belakang setang. 14. Gears Bagian transmisi, roda gigi. 15. Handle Grips
75
Grip karet pada setiap ujung setang bagi pengendara untuk berpegangan. 16. Handle Bars Mekanisme kemudi pada sepeda motor. Pada setang juga terdapat kontrol rem dan gigi. 17. Helmet Sebuah aksesori kontroversial yang melindungi kepala pengemudi dan penumpang. 18. Kickstand Digunakan untuk menjaga sepeda dari terjatuh ketika pengendara tidak duduk di sepeda motor. 19. Lamp Lampu kepala sepeda motor yang terletak di depan sepeda motor di bawah setang. 20. Mirror Ada dua cermin di kedua sisi setang untuk memudahkan pengendara untuk melihat apa yang terjadi di balik dan di kedua sisi sepeda motor. 21. Odometer Bagian dari speedometer, melacak jumlah mil sepeda telah melakukan perjalanan. 22. Seating 23. Shift Lever Digunakan untuk mengubah gigi, tuas pergeseran terletak di stang kiri. 24. Sidecar Tempat duduk untuk penumpang. 25. Speedometer Dipasang pada bagian tengah setang speedometer memberitahu pengendara kecepatan sepeda motor. 26. Suspension Untuk mengisolasi penumpang dari gundukan, kebisingan dan getaran untuk menjaga pengendara nyaman dan aman. Tujuan
76
lainnya adalah untuk memberikan kontribusi untuk pengereman dan penanganan kendaraan. 27. Tachometer Tachometer memberikan informasi pembalap dalam revolusi per menit
tentang
seberapa
cepat
mesin
ini
membalik.
Menginformasikan keputusan kapan harus mengubah gigi. 28. Tires Pola alur yang disebut tapak memberikan gesekan untuk menjaga sepeda tergelincir di semua tempat. 29. Transmission Memberikan tenaga dari mesin ke roda belakang melalui satu set roda gigi, sistem penggerak dan kopling. 30. Wheels Struktur logam putaran di depan dan belakang sepeda. Ini menerima tenaga dari mesin melalui transmisi dan mengubahnya menjadi gerak.
Gambar 2.31 Bagian-Bagian Sepeda Motor Sumber : Transportasi, Yuliandi Kusuma dan Pramana Sukmajati
77
2.6
Tinjauan Umum Studi Permasalahan Interior
2.6.1 Tinjauan Umum Karakteristik Garis dan Bentuk a) Garis Menurut Sadjiman Ebdi (2005:80), karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis, karakter tersebut antara lain :
Gambar 2.32 Karakteristik Garis Sumber : hikmat78.wordpress.com
Kandinsky (1979) melihat garis sebagai kekuatan dari titik yang bergerak terus, oleh karena itu garis bersifat dinamis. Kandinsky berpendapat bahwa garis memiliki 4 kualitas yang berbeda antara lain : a) Arah (Direction) Dibagi menjadi 3 yaitu horizontal, vertikal dan diagonal. Ketiga jenis garis tersebut memberi pengaruh psiko-estetik; garis horizontal yang memberi kesan ketenangan, garis
78
vertikal yang memberi kesan ramping, dan garis diagonal memberi kesan bersemangat. b) Gerakan (Movement) Garis mempunyai gerakan. Kebiasaan membaca garis vertikal dan diagonal dari bawah ke atas mendasari pemikiran kognitif dan perspektif visual. c) Dimensi (Dimension) Arah dan gerakan dari garis memberi beragam dimensi panjang bidang dari suatu bidang atau implikasinya. Dimensi ini sangat terasa saat suatu garis dikombinasikan. d) Durasi atau waktu (Duration) Kandinsky percaya bahwa waktu dapat dibaca dalam garis; Waktu yang dibutuhkan untuk menyusuri sebuah garis lengkung lebih lama dari pada garis lurus dan semakin berbelok-belok sebuah garis, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk menyusurinya. Hal itulah yang membuat garis dapat dipakai untuk merubah perasaan seseorang pada waktu melewati jalan. b) Bentuk Kandinsky membagi bentuk menjadi 2 yaitu : a) Regular (Geometric) Bentuk geometris dalam desain memiliki kesan yang spesifik seperti
kebaikan,
kekuatan
untuk
menyenangkan
dan
mengarah pada unsur Ketuhanan. b) Bentuk lengkung tidak beraturan (Biomorphic) Menimbulkan rasa dinamis, tidak stabil dan kadang-kadang unik dalam kondisi tertentu tapi bentuk biomorphic ini terlihat hidup terutama dari segi elastisitasnya. Ching (2003:28) berpendapat bahwa bentuk yang paling penting adalah wujud-wujud dasar, yaitu: lingkaran, segitiga dan bujursangkar dengan definisi sebagai berikut :
79
a) Lingkaran Lingkaran merupakan sesuatu yang terpusat, berarah ke dalam dan umumnya bersifat stabil. Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. b) Segitiga Sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga buah sudut. Segitiga menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang. Namun, bila terletak dalam posisi yang tidak tepat maka akan menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya. c) Bujursangkar Sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama panjang dan empat buah sisi siku-siku. Bujursangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Wujud dasar dapat dikembangkan untuk mengahasilkan bentuk ruang yang berbeda, teratur dan mudah dikenali. Seperti contoh, lingkaran yang dapat membentuk bola dan silinder, segitiga membentuk kerucut dan piramida, bujur sangkar membentuk kubus. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk tiga dimensi, bentuk-bentuk tersebut, antara lain : a) Bola Bola adalah bentuk yang terpusat dan memiliki konsentrasi (pemusatan) yang tinggi. Bola cenderung menggelinding jika diletakkan pada suatu bidang miring. Dilihat dari sudut manapun juga, wujud bola selalu tampak sama. b) Silinder Silinder terpusat pada sumbu yang berbentuk garis yang menghubungkan pusat-pusat kedua permukaan lingkaran yang
80
ada. Silinder dapat diperpanjang dengan mudah menurut arah sumbunya. Silinder merupakan bentuk yang stabil jika diletakkan pada permukaan lingkarannya berubah menjadi labil jika sumbunya dicondongkan. c) Kerucut Seperti halnya silinder, kerucut merupakan bentuk yang sangt stabil jika berdiri di atas permukaan lingkaran dasarnya dan berubah
menjadi tidak
stabil jika
sumbu vertikalnya
dimiringkan atau dibalik. Bentuk ini masih dapat diletakkan berdiri pada ujungya dalam suatu keadaan seimbang yang kritis. d) Piramida Bentuk pyramid memiliki cirri-ciri yang serupa dengan kerucut. Oleh karena semua permukaan sisi-sisinya merupakan bidang-bidang yang datar, maka piramida dapat berdiri dengan stabil pada setiap permukaannya. Piramida secara relatif adalah bentuk yang berkesan keras dan bersudut. e) Kubus Sebuah prismatik yang memiliki enam permukaan bujur sangkar yang berukuran sama, di mana setiap dua sisi yang berhadapan membentuk sudut siku-siku. Karena dimensidimensi tersebut, kubus adalah bentuk statis yang tidak menunjukkan gerak maupun arah.
2.6.2 Tinjauan Umum Furniture Kata mebel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi furniture. Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel. Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain
81
dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005). Secara garis besar furniture dibagi menjadi dua yaitu: 1. Barang-barang bergerak bebas (Loose Furniture) Tidak menyatu atau tidak terlihat pada elemen-elemen ruang, dan dapat di pindah, misalnya kursi, sofa, dan meja. 2. Barang-barang yang masih terkait dengan ruang dimana barang itu berada (Built-in). Contohnya adalah rak, lemari yang menyatu dengan dinding, tempat duduk yang berupa banquete.
2.6.3 Tinjauan Umum Material A. Dinding Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan / membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi / pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Beberapa alternatif material dinding yang dapat digunakan adalah : Tabel 2.18 Alternatif Material Dinding Nama
Keuntungan
Kerugian
Pemeliharaan
- tidak fleksibel
Beton
- kekuatan tinggi
- memiliki
- tahan panas
bobot yang
- tahan karat
berat - pantulan suara besar
-tahan api Gipsum
-murah
-tidak tahan air
-ringan
-mudah rusak
-fleksibel
Mudah
82
-meredam suara -pemasangan cepat -tahan benturan -kesan hangat Batu
-tahan panas -tahan dingin -tidak berubah
Sederhana, -desain terbatas
dibersihkan dengan kain lap
warna -relatif singkat -beberapa tahan air (1-2 tahun)
Cat Dinding
-mudah diperoleh
-warna mudah
-relatif murah
berubah
Mudah
-banyak variasi
-Tidak tahan
dibersihkan
-banyak teknik
panas
aplikasi
-tidak tahan dingin
-tahan retak -tahan bentur
Mudah,
Fiber-
-tahan panas
pakai
glass
-tahan dingin
pembersih
-tidak berkilau/
kaca
refleksi -tidak tahan lembab
Kain
-pemakaian
-tidak tahan
sementara
lama
-cocok untuk
-tidak kuat
ruang berAC
goresan Tidak tahan
-dicuci pakai sikat -pakai pembersih debu
panas & dingin Kayu
-Tahan cuaca
-tidak tahan
-dapat
83
-tahan panas &
air/lembab
divernis
dingin
-rentan rayap
-pengecatan
-kuat pada
kembali
Ac/tidak
-digunakan
-kesan tradisional
teak oil.
-tidak mudah luntur
Keramik
-tahan zat kimia
-nat antar
-kuat
keramik
-tahan dingin &
mudah
panas
berlumut
-tahan tekanan
Mudah, memakai cairan pembersih dan air
-tahan air
Vinyl
-elastis
-tidak tahan
-isolasi suara
sentuhan kasar
-banyak variasi
-menyerap air
Mudah
-mewah -tahan api Marmer
-tidak kotor
-Bisa berlumut
-tahan gores
-mahal
Mudah
-permukaan halus -nat yang tipis (Sumber: Suptandar, 1999 : 155-159)
B. Lantai Ada banyak kemungkinan yang bisa diterapkan dalam pemilihan material lantai, mulai dari motif, perpaduan warna, jenis dan tekstur material. Setiap kemungkinan tersebut dapat menghasilkan suasana dan nuansa yang berbeda. Namun, pemilihan material lantai harus mementingkan segi fungsional. Misalnya, pemilihan material lantai harus mudah dibersihkan pada area yang memiliki
84
kegiatan cukup tinggi. Beberapa alternatif material lantai yang dapat digunakan diantaranya : Tabel 2.19 Alternatif Material Lantai Nama
Keuntungan
Kerugian
Pemeliharaan
- tidak fleksibel Concrete Floor
- kekuatan tinggi
- memiliki
- tahan panas
bobot yang
- tahan karat
berat
Mudah
- pantulan suara besar Terazzo
Keramik
Vinyl Solid Tile
Acrylic
-tahan lama -tahan kotor -aneka warna -tahan lama -tidak kotor -tahan gores -permukaan halus -tidak menyerap air
-keras -desain terbatas
Mudah, dengan air
-nat antar keramik mudah berlumut
Pemeliharaan mudah dengan air hangat & sabun
-tahan lama -tidak licin -tahan noda -menyerupai warna alam
Mudah
-tahan akan sinar -tahan gesek
-mudah -tahan terhadap kotoran
Karpet
-mewah -hangat -elemen akustik
Glazzed Tile
-tahan basah -tahan gesekan
-tidak untuk diletakkan pada traffic yang padat -menyimpan debu
Mudah
Mudah, memakai air
85
& sabun
Marmer
-mewah -tahan api -tidak kotor -Bisa berlumut Mudah -tahan gores -mahal -permukaan halus -heavy duty -nat yang tipis (Sumber: Suptandar, 1999 : 133-138)
C. Ceiling Ceiling / plafon adalah salah satu unsur penting dalam interior sebagai pembentuk space atau ruang. Seperti sebelumnya, lantai dan dinding juga berfungsi sebagai pembatas ruang, demikian juga dengan ceiling. Beberapa material yang dapat diaplikasikan untuk ceiling adalah sebagai berikut : Tabel 2.20 Alternatif Material Ceiling Nama
Keuntungan
Kerugian
Pemeliharaan
-rapi -sambungan Gipsum
tersamarkan
-tidak tahan air
-mudah diperoleh
-mudah rusak
Standar
& dapat diganti -pengerjaan cepat -Meredam Akustik Ceiling
kebisingan
-jarang
-pengerjaan cepat
dijumpai
-dapat diperbaiki
-relatif mahal
Tidak tahan air
& diganti -Ketahanan kuat Panel Kayu
-pantulan akustik cukup bagus
-rentan tayap
-desain yang
-tidak tahan air
beragam Beton
-memberikan
-daya serap
Mudah
86
Ekspos
kesan desain
kebisingan
tersendiri
kurang
-hemat
-tidak tahan air/basah
-tahan api Fiber
-kuat
Tidak tahan
-ringan dan lentur
benturan
-pengerjaan mudah (Sumber: Suptandar, 1999 : 160-167)
2.6.4 Tinjauan Umum Karakteristik Warna Dalam ilmu alam, warna adalah gelombang cahaya yang dasar-dasar teorinya dikemukakan oleh Newton. Warna adalah satu hal yang sangat vital dalam desain perancangan sebuah galeri seni, karena warna membawa misi untuk
masing-masing
ruangan
beserta
dengan
kegiatannya.
Warna
mempengaruhi bentuk, ukuran, berat, dan suhu. Warna sangat ekspresif karena membawa gagasan tentang simbol. Pencampuran suatu warna murni dengan warna putih atau hitam menghasilkan skala warna lain yang disebut dengan warna-warna pastel. Jadi warna murni dicampur putih akan menjadi warna muda (tint). Warna murni dicampur hitam akan menghasilkan warna tua (shade). Sedangkan warna murni dicampur warna abu-abu akan menghasilkan tone.
Gambar 2.33 Colorwheel Sumber: http://blog.asmartbear.com/color-wheels.html
87
Warna yang diaplikasikan memiliki karakter yang berbeda-beda, yakni sebagai berikut: 1. Putih Warna
putih
melambangkan
cahaya,
kebenaran,
ketidakbersalahan, kemurnian, keperawanan, keamanan dan kebersihan sehingga warna putih sering disebut sebagai warna kesempurnaan. Warna putih diterapkan pada elemen pembentuk ruang maupun pada finishing furnitur. Warna putih mampu memberikan efek tinggi pada ruangan dan kesan luas serta bersih. Baik untuk digunakan pada ruang dengan area yang sempit untuk memunculkan suasana lebih cerah dan luas. 2. Coklat Warna yang menyimbolkan dari tanah, memberi kesan nyaman, dapat
bertahan/menonjolkan
eksistensi,
dapat
dipercaya,
merupakan warna netral dan kestabilan. Selain itu memberikan suasana yang menginspirasi dan bijaksana. Tidak diaplikasikan untuk bagian interior secara berlebihan atau akan menimbulkan efek kesedihan dan cenderung kuno. Warna coklat warna yang sebagian besar mendominasi cirikhas dari beragam budaya. 3. Merah Warna yang penuh semangat, agresif, dan mencolok. Cocok digunakan sebagai warna untuk memberikan aksen sehingga ruangan nampak tegas dan mengagumkan. Jika terlalu berlebihan, akan memberikan kesan berat, menolak, dan mengganggu. Warna merah
yang memiliki kesan berenergi
penuh
ini
dapat
membangkitkan gairan dan kesenangan penikmatnya. Penggunaan warna merah di dalam ruang juga ditujukan sebagai tekanan komposisi (emphasize) sebagai upaya untuk mendapatkan point of interest (pusat perhatian) dalam ruang. 4. Oranye Warna oranye merupakan kombinasi dari energi yang dihasilkan oleh warna merah dan kebahagiaan yang dipancarkan oleh warna oranye. Memiliki kesan kreatif, flamboyant, percaya diri,
88
antusiasme, optimism, dan semangat. Warna ini efektif jika sebagai aksen pada ruangan dan menghangatkan ruangan yang berkesan dingin (pada ruang pamer sebagai pencipta suasana yang berbeda). 5. Kuning Dapat menstimulasi kesejukan, semangat, aktif, menghamburkan dan menambah terang refleksi namun akan membosankan jika pengaplikasian terlalu berlebih. Kuning merupakan warna sinar matahari
pagi,
melambangkan
kegembiraan,
kebahagiaan,
kecerdasan dan energi. 6. Hijau Hijau
adalah
warna
adalah
warna
alam,
melambangkan
pertumbuhan, keselarasan, kesegaran dan kesuburan. Warna ini mampu mengurangi ketegangan hidup karena ruangan akan terdapat kesan yang melindungi. Hijau memiliki hubungan emosional yang sangat kuat dengan keselamatan, sehingga digunakan sebagai warna tanda yang terkait dengan keamanan seperti warna lampu lalu lintas yang menandakan boleh berjalan. 7. Biru Bisa disebut warna menjauh, bersifat dingin, kaki, manipulatif, baik, dan tenang. Biru adalah warna langit dan laut, sehingga sering diasosiasikan sebagai warna yang mengesankan kedalaman dan stabilitas. Memberikan efek memperdalam sebuah ruangan dan menjadikan suasana menjadi menginspirasi dan tenang. Biru juga merupakan warna maskulin dan biasanya disukai oleh lakilaki. 8. Ungu Warna ungu merupakan kombinasi dari stabilitas warna biru dan energi dari warna merah. Memberikan kesan romantis, keagungan, misteri, passion, rileks, lembut, kemegahan pada interior. Warna ungu yang berlebih akan memberi kesan ruangan menjadi terlihat pendek.
89
9. Hitam Warna hitam melambangkan kematian,duka cita, kejahatan dan misteri. Warna hitam juga merupakan warna yang misterius yang dihubungkan dengan ketakutan dan sesuatu yang tidak diketahui. Warna ini akan mengurangi cahaya dan bayangan. Cocok untuk dijadikan aksen, sehingga mencegah ruangan terkesan gelap dan suram. Warna hitam juga memberikan perasaan perspektif dan kedalaman,
menonjolkan
bentuk
di depannya.
Cenderung
memberi pengaruh menekan, namun bila digunakan dengan warna lain, akan berfungsi menunjang intensitas warna tersebut. 10. Abu-abu Tenang, netral, tidak menyilaukan bila dipadukan dengan warna lain. Dapat membawakan kesan dewasa, penuh masa depan, intelek, bahkan kesedihan.
2.6.5 Tinjauan Umum Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang terencana dengan baik akan dapat menampilkan kelebihan desain sekaligus menciptakan atmosfer ruang (Akmal, 2006:13). Pencahayaan yang kurang baik dapat
menyebabkan
kelelahan pada mata atau bahkan sakit kepala. Adapun sumber cahaya dalam ruang dibagi menjadi 2 yaitu : a) Cahaya alami adalah cahaya alam yang dimanfaatkan dalam perancangan ruang dalam yaitu sinar matahari. Pencahayaan alami didapat dari bukaan pintu dan jendela. Jendela tinggi dapat memberi cahaya baik hingga kebagian dalam ruangan. Jendela memanjang horisontal memberikan penyebaran cahaya dengan baik ke arah samping terutama dekat jendela itu sendiri. b) Cahaya buatan dari berbagai alat penerang. Penerangan dalam ruang bangunan setidaknya harus memenuhi dua kebutuhan yaitu cukup secara kuantitas dan bagus secara kualitas. Secara kuantitas, kadar terang yang dihasilkan oleh penerangan tersebut harus membantu penuh berlangsungnya aktivitas dalam ruangan. Secara kualitas, cahaya yang dihasilkan
90
harus mampu menciptakan kenyamanan ruang seperti, tidak menyilaukan mata, mempercantik kesan ruang, menciptakan aksen-aksen tertentu dan sesuai dengan fungsi yang berlangsung. •
General lighting Biasanya diletakkan pada ceiling (yang berfungsi sebagai reflektor) sehingga cahaya yang dihasilkan mampu menerangi keseluruhan ruang. General lighting umumnya berupa down light dengan lampu fluorescent atau lampu hemat energi dan warna cahayanya putih.
•
Accent lighting Membuat suasana ruang terasa lebih hidup dan menarik. Penggunaan accent lighting yang tepat (dibutuhkan cahaya 3 kali lebih terang daripada penerangan dalam ruang) juga dapat menonjolkan dimensi dan karakter ruang. Jenis lampu yang biasa digunakan yaitu spotlight, mini-spot, tungsten, dan halogen.
•
Task Lighting Task lighting merupakan sistem pencahyaan yang difokuskan pada suatu area dengan tujuan membantu aktivitas tertentu. Task lighting juga dapat mengurangi ketengangan mata saat beraktivitas.
•
Decorative Lighting Decorative lighting atau pencahayaan dekoratif merupakan pencahayaan yang berfungsi sebagai elemen dekoratif (bukan penerangan utama).
•
Kinetic Lighting Kinetic lighting adalah pencahayaan yang menghasilkan cahaya dan bayangan yang bergerak.
91
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni : 1. Sistem Pencahayaan Merata Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langit-langit. 2. Sistem Pencahayaan Terarah Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata. 3. Sistem Pencahayaan Setempat Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai.
2.6.6 Tinjauan Umum Sistem Penghawaan Yang dimaksud dari penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan udara dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, menghilangkan bau keringat, gas karbondioksida. Dan jumlah/kapasitas udara segar tersebut tergantung dari aktivitas penghuni, setiap tambahan jumlah sivitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih besar (Suptandar, 1982 : 150). Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan,
92
penghawaan alami dapat memanfaatkan sistem cross ventilation. Sedangkan penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas atau AC. Jenis-jenis penghawaan alami : •
Cross Ventilation System (CVS) CVS atau yang biasa disebut sistem ventilasi silang dapat diciptakan dengan meletakkan dua buah jendela atau bukaan di kedua sisi ruangan. CVS dikenal 2 jenis bukaan yaitu inlet (bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin sehingga berfungsi sebagai masuknya udara kedalam ruagan) dan outlet (bukaain lain di dalam ruangan yang berfungsi untuk mengeluarkan udara).
•
Barrier System Barrier System disebut juga penghalang untuk mengurangi volume udara panas yang masuk ke dalam bangunan. Salah satu barrier system adalah dengan menggunakan barisan tanaman atau perpohonan untuk meredam kadar panas yang dibawa oleh udara ke bangunan.
•
Secondary Skin Secondary skin atau kulit bangunan kedua, dapat digunakan untuk menambah lama waktu panas masuk kedalam bangunan dan dapat juga menghindari percikan hujan.
Mc. Guenness & Stein (dalam Susanta 2010) membagi sistem tata udara menjadi 2 yaitu : •
Sistem tata udara langsung (Direct Cooling); pada sistem ini, udara diturunkan suhunya oleh refrigrant freon dan disalurkan ke dalam ruangan tanpa saluran udara (ducting). Jenis umum digunakan adalah AC Window dengan kapasitas 0,5–2 pk., AC Split Unit dengan kapsitas 0,5–3 pk.dan AC Package Unit dengan kapasitas sampai 10 pk.
•
Sistem tata udara tidak langsung (Indirect Cooling); refrigrant yang digunakan bukan freon tetapi air es (chilled water dengan suhu sekitar 5oC. Air es dihasilkan dalam chiller (mesin pembuat
93
es yang menggunakan refrigrant sebagai zat pendingin). Sistem ini dikenal dengan sistem tata udara terpusat (Central Air Conditioning System). Selain itu, untuk memungkinkan pertukaran udara yang baik, dibutuhkan pula return air diffuse yang berfungsi untuk menghisap udara panas seperti suhu panas tubuh, panas dari computer, dan alat-alat elektronik lainnya dan exhaust fan yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruangan kemudian mengeluarkannya.
2.6.7 Tinjauan Umum Sistem Akustik Ruang Akustik merupakan unsur penunjang dalam sebuah desain, karena akustik memberi pengaruh luas dan dapat menimbulkan efek psikis dan emosional bagi orang yang mendengarnya. Pengendalian akustik yang baik membutuhkan penggunaan bahan dengan tingkat penyerapan yang tinggi seperti pada lapisan permukaan lantai, dinding, plafond, luas ruang, fungsi ruang, isi ruang, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet, udara di dalam ruang dan pengaruh lingkungan sekitarnya, akustik yang perlu diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi bising yang ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan 60 dB (Akustik Ling, 1985 : 33). Berikut merupakan beberapa perilaku bunyi: a) Gema dan Jarak Kritis Dalam ruangan, sebagian besar dari suara akan dipantulkan kembali oleh dinding, langit-langit, dan permukaan benda lain yang ada di dalam ruang. b) Refleksi Bunyi Bunyi akan memantul apabila menambrak beberapa permukaan sebelum sampai ke pendengar sebagaimana pendapat Mills (1986: 27) “Reflected Sound Strikea surface or several surface before reaching the receiver”. Pemantulan dapat diakibatkan oleh bentuk ruang dan benda pelapisnya, permukaan pemantul yang cembung akan menyebarkan gelombang bunyi sebaliknya permukaan yang cekung seperti dome akan menyebabkan pemantulan bunyi
94
berkumpul dan tidak menyebar sehingga menciptakan pemusatan bunyi. c) Absorbsi Bunyi Saat bunyi menabrak permukaan yang lembut dan berpori maka, bunyi akan terserap olehnya sehingga permukaan tersebut menyerap bunyi. Pengendalian akustik yang tinggi memerlukan penyerapan bunyi yang tinggi. Adapun yang menunjang penyerapan bunyi adalah lapisan permukaan, lantai, dinding dan ceiling. d) Difusi Bunyi Bunyi dapat menyebar ke atas, kebawah maupun kesekeliling ruangan. Suara juga dapat berjalan menembus saluran pipa ataupun koridor dan bersifat kesemua arah didalam ruangan tertutup. e) Difraksi Bunyi Difraksi bunyi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang
bunyi
dibelokan
atau
dihamburkan
disekitar
penghalang seperti sudut, kolom, tembok dan balok.
2.6.8 Tinjauan Umum Sistem Keamanan dan Signage A. Sistem Keamanan a) CCTV (Closed Circuit Television) CCTV adalah penggunaan kamera video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan.
CCTV
paling
banyak
digunakan
untuk
pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seperti bank, gudang, tempat umum, dan rumah yang ditinggal pemiliknya. b) Access Control Sebuah sistem keamanan Access Control memungkinkan pemilik bangunan dan properti untuk melakukan lebih dari sekedar mengontrol masuk ke daerah yang diproteksi. Sistem ini juga
95
dapat membuat catatan history atau informasi secara elektronik mengenai siapa saja yang masuk ke dalam ruangan yang sudah diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut membantu pemilik usaha mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke ruangan pada waktu-waktu tertentu. c) Fire hydrant Alat pemadam kebakaran permanen yang biasanya diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau. d) Fire extinguisher Alat pemadam portable berupa tabung berisi kandungan gas karbon monoksida atau buih untuk memadamkan api. e) Sprinkler Pada umumnya alat ini terletak pada langit-langit ruangan. Bila terjadi kebakaran pada suatu ruangan, detector api bekerja dan menyembunyikan alarm. Apabila api sudah mencapai suhu hingga 70°C, lilin yang terdapat pada sprinkler akan mencair dan kemudian memancarkan air, dan alat penyedot asap akan bekerja secara otomatis. Lalu kipas penghembus udara segar masuk ke ruangan tersebut. f) Smoke detector dan heat detector Bekerja berdasarkan temperature, misalnya terjadi kenaikan suhu dan sebagainya. g) Fire alarm Terhubung pada alat pendeteksi kebakaran ataupun dapat dinyalakan secara manual dengan cara menekan tombol yang akan menyalakan sirene tanda bahaya. Fire Alarm merupakan tanda bahaya yang akan memberi tahu orang-orang disekitarnya bahwa telah terjadi suatu permulaan kebakaran. Tanda bahaya ini biasanya terjadi dari peralatan fire detector yang akan berbunyi setelah terpengaruh panas, asap, atau cahaya. B. Signage Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of Current English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan lain-lain
96
pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan peringatan atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu. Menurut Lawrence K. Frank, arti sign adalah pesan atau informasi yang muncul secara berturut-turut atau teratur dalam hubungannya dengan tanda-tanda yang penting dan menimbulkan respon pada manusia. Aspek – aspek yang seharusnya menjadi syarat sign yang baik adalah: a) Visibilitas Tingkat kemudahan bagaimana sign tersebut dapat dilihat oleh manusia. Hal-hal yang mendukung seperti penempatan, penggunaan warna dan material, bentuk, dan pemasangan. b) Readibilitas Informasi yang ingin ditujukan oleh sign tersebut dapat dimengerti oleh orang lain dengan mudah. c) Legibilitas Informasi paling penting dalam sebuah signage dapat dibaca dengan jelas, seperti kemampuan sebuah kata utama muncul dan
mencolok
atau
menarik
perhatian
dibandingkan
background-nya. Berdasarkan jenis isi atau informasi yang disampaikan, signage secara umum dikategorikan menjadi : a) Pemberi Orientasi (Orientational Sign) Berfungsi untuk memberi tahu kedudukan atau posisi tepat seseorang dalam suatu kawasan, agar ia tahu arah selanjutnya untuk menuju ke tempat yang ia inginkan. b) Pemberi Informasi (Informational Sign) Berisi informasi mengenai segala sesuatu di lingkungan tempat sign itu berada. c) Pemberi Identitas (Identificational Sign)
97
Berfungsi mengenalkan identitas suatu tempat atau ruang disuatu kawasan, agar masyarakat dapat membedakan tempat tersebut dengan tempat-tempat lainnya. d) Penunjuk Arah (Directional Sign) Alat untuk memberi arah atau navigasi kepada pengguna secara eksplisit. Misalnya sign berbentuk panah yang mengarahkan orang ke toilet dalam suatu mall. e) Pemberi Peringatan (Statutory Regulatory Sign) Berfungsi
untuk
memberitahukan
peraturan-peraturan
mengenai kegiatan yang boleh atau tidak boleh dilakukan di daerah tersebut. f) Pemberi Dekorasi (Ornamental Sign) Berfungsi untuk memperindah atau meningkatkan penampilan suatu bangunan baik secara umum atau khusus. Seperti, spanduk, plakat, dan bendera. Signage dapat dinikmati atau dibuat dalam bentuk dua dimensi ataupun tiga dimensi. Menurut sifat pemasangannya, signage dapat dipasang disuatu tempat secara permanen ataupun sementara. Sedangkan menurut cara pemasangannya, signage dibedakan menjadi free-standing dan signage yang menempel pada bagian dari bangunan.
2.7
Tinjuan Khusus (Data Survei) Survei dilakukan untuk kebutuhan penulis agar dapat memperluas wawasan,
pengetahuan, serta informasi dalam merancang interior desain ruang Galeri Sepeda Motor Triumph.
2.7.1 Galeri dan Showroom Sepeda Motor Motor Triumph “Troupe” A. Informasi Umum Troupe •
Jam Operasional : Senin - Sabtu pk. 10.00 – 22.00
•
Alamat
: Jl. Kemang Utara no.17-A
98
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia.
Gambar 2.34 Peta Lokasi Troupe Sumber:Google Maps
Troupe adalah sebuah toko sekaligus galeri motor yang didirikan berdasarkan hobby pada awal tahun 2011 di Jakarta. Konsep galeri motor ini dibuat lebih menyesuaikan dengan lifestyle pengguna sepeda motor Triumph. Galeri ini tidak hanya menjual Triumph Motorcycles, melainkan pakaian, aksesoris, serta workshop. Troupe juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bersama dengan komunitas pecinta sepeda motor Triumph, seperti perjalanan dalam kota, antar kota, atau sekedar berkumpul. Setiap hari minggu pagi, mereka mengadakan konvoi kecil untuk pergi sarapan bersama kemudian kembali ke Galeri ini untuk berkumpul dan bertukar pikiran. Klien juga dapat menitipkan sepeda motor Triumph mereka di galeri ini jika mereka ingin menjual sepeda motor mereka. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi Troupe untuk menambah display sepeda motor mereka di galeri ini serta memudahkan customer untuk mencari dan membeli sepeda motor yang tidak diproduksi lagi oleh Triumph.
99
1. Sejarah berdirinya Troupe Troupe Brut Rides Industry atau yang lebih dikenal dengan Troupe berdiri sejak tahun 2011 di Jl. Abdul Madjid no.41, Jakarta Selatan, namun karena lokasi dan gedungnya tidak sesuai dengan konsep yang ingin di ambil maka pada tahun 2014, galeri ini pindah lokasi ke daerah Kemang. Galeri ini didirikan berdasarkan hobby dari pemiliknya. Pemilik Galeri ini bersama teman-temannya sesama pecinta motor ini memulai usaha untuk membuka galeri ini. Galeri ini selain dibuat untuk tempat penjualan sepeda motor Triumph, tetapi juga dibuat untuk tempat para berkumpulnya komunitas-komunitas sepeda motor ini. Selain itu mereka juga menjual produk seperti Jacket, Gloves, Helmet, dan T-Shirt. Konsep interior dirancang sedemikian rupa untuk membuat customer nyaman untuk menunggu sepeda motor mereka yang sedang direparasi atau sekedar berkumpul dengan teman-teman penggemar Triumph lainnya. Setiap hari Minggu, Troupe rutin untuk mengadakan breakfast ride atau barbeque bersama pelanggan setia mereka. Mereka juga sering mengadakan bakti sosial dan touring setiap tahun. Pada tahun 2013, touring dilakukan dari kota Malang hingga Bali. Sedangkan perjalanan kedua dilakukan pada tahun 2014 yang dimulai dari Yogyakarta menuju Bali. 2. Fasilitas 1. Ruang Pajang (Gallery Area) 2. Merchandising Store 3. Bengkel (Workshop Area)
B. Desain dan Fasilitas Troupe Bangunan Troupe dibuuat dengan konsep modern industrial. Bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 995 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 300 meter persegi.
100
•
Profil tampak depan bangunan Troupe
Gambar 2.35 Tampak Depan Bangunan Troupe Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.36 Tampak Depan Bangunan Troupe Sumber: thegaspol.com
Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada, yaitu : a) Ruang Pajang (Gallery dan Showroom Area) Area ini merupakan area yang berfungsi untuk memajang beberapa motor yang telah dihasilkan oleh Troupe. Motor – motor ini merupakan koleksi pribadi pemilik ataupun koleksi milik klien Troupe yang menitipkan sepeda motornya untuk dipajang maupun untuk diperjual belikan.
101
Gambar 2.37 Ruang Display Troupe Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.38 Ruang Display Troupe Sumber: Jessica, 2015
b) Merchandising Store Merchandising Store tergabung dengan area pajang. Pada bagian pojok ruang terdapat area duduk yang telah ditata rapi untuk menjamu para klien mereka. Ruangan ini di desain mengadopsi tatanan ruang industrial yang menggunakan expose ceiling, batang-batang besi, kayu-kayu dengan tekstur yang sengaja di ekspos dan tembok yang dibiarkan tanpa finishing. Selain penujualan apparel, Troupe juga melengkapi
102
penjualannya dengan helm-helm impor seperti Damtraxx, Biltwell, hingga Bell. Mereka juga merencanakan untuk memproduksi helm merek mereka sendiri.
Gambar 2.39 Ruang Retail Troupe Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.40 Ruang Retail Troupe Sumber: Jessica, 2015
c) Bengkel (Workshop Area) Bengkel disebut juga sebagai workshop area. Pada area ini lah sepeda motor tersebut mengalami transformasi, dari mesin hingga ke tampilannya. Workshop ini juga dibuat kedap suara sehingga suara yang bising yang dihasilkan oleh mesin-mesin tersebut tidak mengganggu aktifitas di luar workshop. Workshop ini juga merupakan area private. Untuk alasan
103
keamanan pula, klien tidak dapat masuk ke dalam area ini, mereka hanya diperbolehkan melihat dari luar jendela.
Gambar 2.41 Ruang Bengkel Troupe Sumber: Jessica, 2015
C. Analisa S.W.O.T Troupe a) Strength •
Sebagai salah satu Galeri Sepeda Motor Triumph yang memiliki desain interior yang menarik.
•
Memiliki fasilitas pendukung seperti tempat barbeque di bagian luar bangunan yang akan segera dibuat.
•
Memiliki tempat parkir yang cukup luas untuk mendisplay sepeda motor Triumph.
•
Memiliki bengkel yang kedap suara sehingga tidak mengganggu customer yang sedang berbincang di bagian luar bengkel.
b) Weakness •
Interior bagian dalam / tempat display masih terlalu kosong dan kurang diolah.
104
c) Oppurtunity •
Adanya permintaan yang cukup banyak dari penggemar sepeda motor ini untuk mencari sparepart atau onderdil aftermarket sebagai penunjang tempat tersebut.
d) Thread •
Jalanan menuju lokasi semakin padat dan keadaan jalan yang sempit.
2.7.2 PT. Gerai Motor Terpadu (Triumph Motorcycles Exclusive Official Dealer Jakarta) A. Informasi Umum PT. Gerai Motor Terpadu •
Telephone
: +6221 71794060
•
Alamat
: Jl. Pejaten Barat no.6 Jakarta 12150 Indonesia
Gambar 2.42 Peta Lokasi PT. Gerai Motor Terpadu Sumber:Google Maps 1. Sejarah berdirinya PT. Gerai Motor Terpadu Triumph
Motorcycle
menunjuk
Triumph
Motorcycle
Indonesia menjadi anak perusahaan sekaligus menjadi pengimpor dan penjual resmi sepeda motor Triumph di Indonesia. Triumph
105
memiliki 12 anak perusahaan dan kini salah satunya terdapat di Indonesia. Pada tahun 2014 lalu, PT Triumph Motorcycle Indonesia resmi membawa merek Triumph ke Tanah Air. Peluncuran pertama tepatnya dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014. PT. Gerai Motor Terpadu merupakan dealer eksklusif triumph di Jakarta. Sedangkan PT. Megah Putra Motorindo untuk wilayah Serpong dan Banten. Triumph merupakan legenda motor inggris model klasik yang banyak di senangi oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Produk Triumph yang dipasarkan mulai dari Rp. 305.000.000 hingga Rp. 569.000.000. Aktivitas rutin yang dilakukan oleh GMT adalah test ride setiap hari Sabtu dan Minggu. Khusus hari Minggu, GMT mengadakan sarapan dan minum kopi bersama RAT (Riders Associations of Triumph) dan dengan klub sepeda motor lainnya. Triumph hadir sebagai sesuatu yang beda bagi konsumen sepeda motor ini, Triumph Motorcycle khusus mengejar apa yang diinginkan oleh para konsumen, yaitu kesempurnaan berkendara. 2. Visi & Misi Triumph Motorcycle memiliki visi dan misi yaitu : Visi : “Triumph, For The Ride” Misi : “The Perfect Ride. For the miles, For the moments, For the feeling, FOR THE RIDE” 3. Fasilitas 1) Ruang Pajang (Gallery Area) 2) Merchandising Store 3) Bengkel (Workshop Area) 4) After Market Store
B. Desain dan Fasilitas PT. Gerai Motor Terpadu PT. Gerai Motor Terpadu berdiri di atas lahan seluas sekitar 2000m2, terdiri dari showroom 400m2, bengkel 200m2, dan sisanya adalah lapangan parkir.
106
•
Profil tampak depan bangunan PT. Gerai Motor Terpadu
Gambar 2.43 Tampak Depan Bangunan PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.44 Tampak Depan Bangunan PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
107
Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada, yaitu : a) Ruang Pajang (Gallery Area) Area ini merupakan area yang berfungsi untuk memajang motor-motor yang akan diperjual belikan. Ruang Pajang berisi seluruh model koleksi Triumph. Seperti Bonneville model klasik yang di produksi ulang dengan kemasan modern, sehingga terlihat sebagai sepeda motor klasik yang legendaris.
Gambar 2.45 Ruang Display PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.46 Ruang Display PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
108
Gambar 2.47 Ruang Display PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
b) Merchandising Store Merchandising Store tergabung dengan area pajang. Pada area duduk yang berada di bagian belakang serta dibagian pojok ruang pajang disediakan seperangkat komputer yang dapat digunakan konsumen untuk melakukan simulasi padu padan modifikasi. Kemudian disetiap sisi ruang terdapat area duduk kecil untuk melakukan transaksi ataupun sebagai tempat berbincang. Desain ruang pajang ini didesain sangat sederhana dan mengikuti aturan resmi dari Triumph Motorcycle.
Gambar 2.48 Ruang Retail PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
109
Gambar 2.49 Ruang Retail PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.50 Simulation Area PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
110
c) Bengkel (Workshop Area) Bengkel disebut juga sebagai workshop area. Pada area ini lah sepeda motor tersebut mengalami transformasi, dari mesin hingga ke tampilannya. Workshop ini juga dibuat dibagian depan bangunan ini sehingga suara yang bising yang dihasilkan oleh mesin-mesin tersebut tidak mengganggu aktifitas di luar workshop. Workshop ini juga merupakan area private. Untuk alasan keamanan, klien tidak dapat masuk ke dalam area ini, mereka hanya diperbolehkan melihat dari luar. Desain ruang juga dibuat sangat sederhana dan hanya mementingkan segi fungsi tanpa memperhatikan estetika.
Gambar 2.51 Ruang Bengkel PT. Gerai Motor Terpadu Sumber: Jessica, 2015
d) After Market Store Area ini berada di depan bersebelahan dengan pintu masuk workshop dan showroom. Store ini dibuat untuk menjual barang-barang aftermarket. Tidak hanya baju, jacket ataupun helm, bahkan sepatu merek Red Wings pun dijual di area ini. Area ini lebih didesain dengan menarik dengan menggunakan material kayu untuk finishingnya.
111
Gambar 2.52 Ruang Retail After Market Sumber: Jessica, 2015
C. Analisa S.W.O.T PT. Gerai Motor Terpadu a) Strength •
Sebagai salah satu Galeri dan Showroom Sepeda Motor Triumph yang resmi di Jakarta.
•
Memiliki
fasilitas
pendukung
seperti
workshop,
merchandise store, serta after market store. •
Memiliki tempat parkir yang cukup luas untuk melakukan kegiatan test ride.
b) Weakness •
Interior bagian dalam / tempat display masih terlalu kosong dan kurang diolah.
c) Oppurtunity •
Adanya permintaan yang cukup banyak dari penggemar sepeda motor ini untuk mencari sepeda motor resmi yang memiliki surat.
d) Thread •
Hadirnya banyak tempat penjual atau galeri motor Triumph yang tidak resmi namun memiliki desain interior yang lebih menarik.
112
2.7.3 Galeri dan Showroom Harley-Davidson Indonesia A. Informasi Umum Harley-Davidson Indonesia •
Jam Operasional : Senin - Jumat pk. 09.00 – 21.00 : Sabtu – Minggu pk. 09.00 – 17.00 Café
: Sabtu – Minggu pk. 09.00 – 21.00
Workshop
: Senin – Jumat pk. 09.00 – 17.00 : Sabtu – Minggu pk. 09.00 – 15.00
•
Alamat
: Pondok Pinang : Jl. Ciputat Raya No. 123 Kebayoran
Lama,
Jakarta
Selatan
12310, Indonesia
Gambar 2.53 Peta Lokasi Harley-Davidson Indonesia Sumber: Google Maps
1. Sejarah berdirinya Harley-Davidson Indonesia Harley-Davidson merupakan sepeda motor klasik yang cukup ternama. Sepeda Motor ini berasal dari Amerika Serikat yang pertama kali di produksi pada tahun 1903 dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1940. Selain unggul dalam hal kecanggihan teknologi, perusahaan pemilik merek tersebut juga memiliki keunggulan dalam strategi pemasaran. Pada tahun 1999, secara resmi Harley-Davidson masuk ke pasar Indonesia dengan
113
membuka kantor pusat di Pondok Pinang. Bangunan ini memiliki 15 lantai yang sudah dilengkapi dengan Galeri, Showroom, Merchandising Store, Kafe, Bengkel, Gudang, dan Office. Tahun 2014 kemarin merupakan 15 tahun anniversary Harley-Davidson Indonesia.
2. Struktur Organisasi Harley-Davidson Indonesia
Diagram 2.1 Bagan Struktur Organisasi Harley Davidson Indonesia Sumber: Harley-Davidson Indonesia
3. Fasilitas 1) Ruang Pajang (Gallery Area) 2) Merchandising Store 3) Bengkel (Workshop Area)
B. Desain dan Fasilitas Harley-Davidson Indonesia •
Gedung ini memiliki 15 lantai, lantai 1 dan mezzanine merupakan area pajang dan merchandising store, Lantai 2 merupakan kafe, lantai 3 terdapat bengkel, serta lantai 4 dan 5 merupakan gudang / stock room, lantai 6 – 15 merupakan office. Konsep desain dari interior HarleyDavidson ini adalah Industrial. Perpaduan warna hitam dan orange adalah ciri khas dari Harley-Davidson itu sendiri.
114
•
Profil tampak depan bangunan Harley-Davidson Indonesia
Gambar 2.54 Tampak Depan Bangunan Harley-Davidson Indonesia Sumber: www.twitter.com/ekalprasetya
Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada, yaitu : a) Ruang Pajang (Gallery Area) Area ini merupakan area yang berfungsi untuk memajang motor-motor yang akan diperjual belikan. Ruang pajang ini berada tepat setelah pintu masuk utama. Harley-Davidson Indonesia menginginkan ketika customer masuk ke dalam, mereka ingin customer menemukan atau melihat motor-motor ini terdahulu, kemudian mereka akan melihat sparepart area, cashier area yang dilengkapi dengan ruang tunggu dan kemudian merchandise store yang berada dibagian belakang dan di mezzanine. Pada bagian sisi depan bagian kanan, terdapat satu jenis motor Harley-Davidson yang diproduksi pertama kali.
115
Gambar Ruang 2.55 Gallery dan Showroom Harley Davidson Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.56 Ruang Gallery dan Showroom Harley Davidson Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.57 Ruang Gallery dan Showroom Harley Davidson Sumber: Jessica, 2015
116
b) Merchandising Store Merchandising Store tergabung secara harmonis dengan area pajang yang dilengkapi dengan area cashier dan area duduk yang berada di tengah-tengah ruang. Area ini memiliki ceiling yang cukup tinggi. Tembok dan lantai juga dibiarkan tanpa memiliki finishing.
Gambar 2.58 Ruang Retail Harley Davidson Indonesia Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.59 Ruang Retail Harley Davidson Indonesia Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.60 Ruang Retail Harley Davidson Indonesia Sumber: Jessica, 2015
117
c) Café Café berada di lantai 2. Kafe ini dibuka guna untuk mewadahi komunitas pecinta motor Harley-Davidson untuk berkumpul, namun kafe ini juga terbuka untuk umum. Café ini didesain dengan sangat menarik untuk membuat mereka nyaman berkumpul ditempat ini.
Gambar 2.61 Ruang Café Harley Davidson Indonesia Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.62 Ruang Café Harley Davidson Indonesia Sumber: Jessica, 2015
d) Bengkel (Workshop Area) Bengkel ini terdapat dilantai 3, namun area ini tidak memiliki akses lift untuk customer karena area bengkel merupakan area private bagi Harley-Davidson Indonesia. Mereka tidak mengizinkan customer untuk masuk ke area ini. Tetapi jika customer memaksa, mereka akan membawa customer ke area ini namun harus ditemani atau diawasi dengan staf.
118
Gambar 2.63 Ruang Bengkel Harley Davidson Indonesia Sumber: Jessica, 2015
Gambar 2.64 Ruang Bengkel Harley Davidson Indonesia Sumber: Jessica, 2015
C. Analisa S.W.O.T Harley-Davidson Indonesia a) Strength •
Memiliki
fasilitas
pendukung
seperti
workshop,
merchandise store, dan café. •
Memiliki bengkel yang private sehingga keamanan sangat terjamin.
b) Weakness •
Lokasi padat dan rawan kemacetan.
c) Oppurtunity •
Adanya permintaan yang cukup banyak dari penggemar sepeda motor ini untuk mencari sepeda motor resmi yang memiliki surat.
d) Thread •
Hadirnya banyak tempat penjual atau galeri motor HarleyDavidson yang tidak resmi namun memiliki desain interior yang lebih menarik.