BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Quality Control Quality Control adalah teknik dan aktivitas untuk mencapai, mempertahankan dan mengembangkan kualitas suatu produk.(Dale, 1994, p.2) Quality Control adalah aktivitas, prosedur, metode atau program yang menjamin pemeliharaan hubungan dari spesifikasi dan standarisasi suatu produk
dari
penanganannya,
prosesnya,
persiapannya
sampai
dengan
kemasannya dengan menjamin atau mempertahankan kelayakannya sampai ke tahap penyimpanan, proses, persiapan dan akhirnya dikonsumsi oleh konsumen.(Manning, 1976, p.1) Quality Control adalah suatu aktivitas pengendalian material yang bertujuan untuk mengetahui secara aktual material agar sesuai dengan kondisi yang ditetapkan pada saat perencanaan.(Supriyanto, 2000, p.93) Jadi secara keseluruhan pengertian dari Quality Control adalah suatu aktivitas untuk menjaga standarisasi kualitas suatu produk mulai dari proses persiapan, penyimpanan, produksi sampai pengiriman kepada konsumen agar sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan.
10
Dalam hal kualitas yang dianggap layak, maka diperlukan suatu produk untuk dapat memenuhi beberapa faktor-faktor berikut ini : • Performa : seberapa cocok produk itu digunakan sesuai dengan fungsi pemenuhan kebutuhannya. • Features : konten dari produk yang membedakannya dari produk lain. • Reliabilitas : seberapa lama produk tersebut dapat bertahan dari kerusakan. • Conformance : sejauh mana produk tersebut dapat dikembangkan oleh konsumen itu sendiri. • Durabilitas : seberapa lama produk dapat digunakan sampai benar-benar tidak dapat dipakai lagi. • Serviceability, speed, cost, ease to repair : ada tidaknya servis center dan seberapa banyak biaya yang dikeluarkan konsumen untuk itu. • Esthetic : nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi ini adalah tampilan fisik produk. • Percieved quality: kesan yang membekas dari produk pada pemikiran konsumen.
Maka untuk memperoleh kelayakan suatu produk harus terdiri dari 8 faktor tersebut agar konsumen tidak dirugikan pada saat menggunakan produk tersebut.
11
Pelaksanaan Quality Control yang utama pada industri otomotif yaitu faktor reliabilitas dan faktor durabilitas, dimana umur pakai dari suatu produk adalah yang akan lebih diutamakan oleh konsumen selain faktor yang lainnya. Oleh karena itu sebelum suatu produk baru dipasarkan ke konsumen, perlu terlebih dahulu dilihat kualitas produk tersebut dari faktor reliabilitas maupun faktor durabilitas dengan melakukan Quality Control yaitu berupa tes ketahanan produk (endurance test).
2.2. Sensor Infra Red (Jon S. Wilson, Sensor Technology Handbook, Elsevier Inc., 2005) Infra red atau infra merah adalah cahaya yang mempunyai radiasi dibawah batas penglihatan manusia, sehingga cahaya tersebut tidak tampak oleh mata manusia sama seperti frekuensi suara yang tidak terlihat tapi dapat didengarkan. Memang cahaya tersebut tidak dapat dilihat tetapi kulit manusia bisa merasakannya. Salah satu contohnya adalah ketika tangan kita mendekati suatu benda yang mengandung panas seperti tubuh manusia dan tubuh hewan, maka kita akan dapat merasakan panas tetapi panas tersebut tidak dapat terlihat oleh mata manusia. Sebenarnya api juga memancarkan cahaya infra merah tetapi bisa terlihat oleh mata manusia, karena api juga memancarkan radiasi cahaya yang lain.
12
Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah.
Gambar 2.1. Spektrum Cahaya dan Respon Mata Manusia
Sensor infra merah terdiri dari beberapa komponen-komponen semikonduktor yang dirangkai menjadi suatu rangkaian elektronik. Komponenkomponen tersebut ialah : 2.2.1. Light Emiting Diode (LED) LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya, LED adalah produk temuan lain selain diode. Strukturnya juga sama dengan diode, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi cahaya dan energi panas. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan cahaya pada semi-konduktor, senyawa yang dipakai adalah gallium, arsenic dan phosphorus. Jenis senyawa berbeda
13
yang dipakai sebagai LED, akan menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Gambar 2.2. Simbol LED
2.2.2. Photodiode Photodiode merupakan sambungan substrat tipe N dan substrat tipe P yang dirancang untuk beroperasi bila dibiaskan dalam arah terbalik. Dengan memberikan tegangan mundur ini akan memperluas daerah pengosongan. Perubahan pada daerah pengosongan ini merupakan prinsip kerja dari photodiode.
Gambar 2.3. Photodiode
Gambar 2.4. Simbol Photodiode
14
Ketika energi cahaya (photon) yang jatuh pada daerah pengosongan photodiode lebih besar dari tegangan barrier silikon yaitu 1,12 eV dan menembus daerah katoda, energi cahaya ini dapat menyebabkan elektron keluar dari pita valensi (valence band) dan masuk ke pita konduksi (conduction band) kemudian meninggalkan hole pada pita konduksi. Dengan kata lain elektron dan hole menempati daerah masing-masing (photovoltaic effect). Dengan kondisi tersebut maka energi cahaya yang jatuh pada daerah pengosongan akan meniadakan sambungan. Daerah pengosongan yang semula menyekat arus ini akan berubah menghasilkan aliran arus elektron-hole.
Gambar 2.5. Struktur Photodiode
2.2.3. Komparator Pada gambar 6, jika tegangan masukan V1 lebih besar dari tegangan referensi VR, tegangan keluaran Vo akan berharga positif. Karena harga penguatan sangat besar, maka perbedaan tegangan yang relatif kecil akan membawa penguat pada “daerah jenuh”. Karakteristik transfer
15
menunjukkan bahwa sedikit penurunan pada Vi (milivolt) akan membawa op-amp dari jenuh positif ke jenuh negatif (Gambar 7). Jika VR = 0 volt, ini akan menjadi zero-crossing comparator. Komparator jenis ini dapat digunakan untuk mengubah isyarat AC menjadi gelombang kotak dengan operasi pemotongan (clipper) seperti terlihat pada gambar 8.
Gambar 2.6. Comparator
Gambar 2.7. Karakteristik Output
Gambar 2.8. Operasi Pemotongan (Clipper) dengan Op-Amp.
16
Prinsip kerja rangkaian sensor infra merah adalah ketika LED memancarkan cahaya (infra merah) maka cahaya yang diserap oleh photodiode dan akan membuat depletion region pada photodiode akan semakin menyempit sehingga arus akan lebih mudah mengalir dari katoda ke anoda.
Gambar 2.9. Rangkaian Sensor Infra Merah (Infrared)
Berdasarkan gambar 9 maka tegangan V1 = 0V, vi = -V2 maka output = 0. Jika LED tidak memancarkan cahaya, maka akan membuat depletion region pada photodiode akan semakin meluas sehingga arus akan sulit untuk mengalir dari katoda ke anoda.
17
Gambar 2.10. Photodiode Aktif
Maka berdasarkan gambar 9 tegangan V1 = 5V, vi = V1-V2 maka output = 1 jika vi hasilnya positif.
Gambar 2.11. Photodiode Non-aktif
18
2.3. Kelayakan Investasi Kelayakan investasi adalah suatu upaya pengkajian, penelaahan atau analisis yang holistic, sistematis dan rasional-kritis atas proyek investasi dari berbagai aspek. Kajian kelayakan bertujuan untuk menetapkan lingkup kegiatan proyek investasi yang akan dilaksanakan. Studi kelayakan investasi, meliputi skala usaha, lingkungan usaha, jadwal pelaksanaan dan teknologi yang akan digunakan, aspek hukum yang terkait dengan pelaksanaan dan keberadaan proyek investasi tersebut. Studi kelayakan berujung pada kelayakan finansial, yang menunjukkan apakah proyek investasi tersebut layak (bermanfaat atau menguntungkan stakeholder) atau tidak layak. Berbagai aspek kajian sebelum kelayakan finansial sangat penting, sebab bila salah satu aspek tersebut tidak layak, maka kelayakan finansial menjadi tidak berarti. Kajian kelayakan secara holistic berarti bahwa kajian ini harus senantiasa memperhatikan proyek investasi secara keseluruhan sebagai suatu kesatuan, ditinjau dari berbagai aspek dan tahapan umur proyek. Dengan mengkaji seluruh aspek terkait, dimaksudkan suatu upaya penyelidikan kelayakan proyek investasi melalui tahapan yang logis dan berhubungan satu sama lain (tidak partial atau terpotong-potong). Sedangkan penelaahan yang rasional dan kritis berarti bahwa upaya-upaya untuk mendalami kelayakan proyek harus dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan, metode, teknik dan alat analisis yang obyektif, logis atau ilmiah. Dengan kata lain, analisis
19
kelayakan harus diarahkan pada penerimaan atau penolakan proyek menurut pertimbangan yang matang dan objektif dari berbagai aspek terkait. Secara umum, suatu kajian kelayakan terdiri dari berbagai tahapan, seperti pemantauan atas berbagai peluang, pengkajian pendahuluan, kerangka acuan, dan analisis kelayakan. Kajian kelayakan pertama-tama perlu diawali dengan memantau berbagai peluang untuk investasi. Selanjutnya diikuti dengan aspek-aspek terkait dengan kehidupan investasi tersebut, seperti bagaimana kesinambungan investasi dan manfaatnya, misalnya bagaimana proses kesinambungan perawatannya, perbaikannya dan seterusnya. Tahapan studi untuk masing-masing aspek ini dikenal juga sebagai tahapan studi sektoral. Pada saat melakukan identifikasi peluang dan mempelajari prospek, gambaran diperoleh sangat umum, sehingga perlu diteliti secara lebih rinci melalui studi kelayakan sektoral dan kemudian menyeluruh dan rinci mengenai rangkaian peluang investasi. Berikutnya dilakukan pemilihan terhadap salah satu atau beberapa peluang investasi yang paling prospektif dari segi manfaat, bagi investor, masyarakat sekitar (social benefit), disamping aspek pasar, teknis operasional, dan terakhir baru aspek finansial. Pelaku investasi apakah swasta (private investor) atau Negara (public investor) perlu mendapat gambaran yang komprehensif dan akurat tentang kelayakan investasi yang akan dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut,
20
maka sebelum melakukan kajian yang mendalam, pelaku investasi perlu mendapat jawaban yang jelas mengenai pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : •
Apakah proyek investasi layak dari sisi teknis-operasional?
•
Apakah organisasi dan SDM yang menjalankan proyek dapat diandalkan?
•
Dampak positif apa yang dihasilkan bagi kehidupan masyarakat?
•
Apakah investasi tersebut tidak merusak lingkuangan hidup?
•
Apakah teknologi yang digunakan sudah terbukti keandalannya?
•
Apakah ada kepastian hukum?
•
Apakah situasi (politik dan keamanan) kondusif bagi implementasi proyek? Bila jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas, mengarah kepada
hal yang positif, maka ini sudah mengindikasikan bahwa investasi tersebut secara umum layak, selanjutnya perlu dilanjutkan dengan kajian dari aspek finansial. 2.4. Tujuan Kelayakan Investasi Dalam melakukan investasi maka perlu dilakukan analisa kelayakan, sehingga apa yang kita harapkan dari nilai investasi yang kita tanam tersebut dapat sesuai dengan yang kita inginkan. Berikut ini adalah beberapa tujuan dari dilakukannya analisa kelayakan investasi :
21
• Memprediksikan kondisi investasi jangka panjang dari perusahaan. • Mengkaji aspek-aspek yang terkait dalam analisa kelayakan investasi. • Merencanakan kebutuhan sumber daya yang optimal. • Mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. 2.5. Aspek-aspek Kelayakan Investasi Kelayakan suatu investasi khususnya untuk investai yang bertujuan mencari laba atau investasi oleh swasta (private investment) tergantung atau dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti terlihat pada gambar 2.12.
Gambar 2.12. Aspek-aspek Kelayakan Investasi Dari gambar di atas terlihat bahwa aspek pasar (permintaan) merupakan aspek yang utama dan penting yang menentukan kelayakan investasi. Bila ada permintaan namun barang atau yang dihasilkan oleh investasi tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang diminta pasar, tentu tidak akan terjadi
22
transaksi, sehingga tidak mungkin dapat laba. Oleh karena itu supaya terjadi penjualan, maka diperlukan kemampuan produksi dari investasi yang dilakukan dan seterusnya. Bila pasar sudah ada, teknologi atau kemampuan produksi dimiliki, namun lingkungan investasi tidak kondusif, maka operasi investasi atau usaha untuk mendapat laba juga akan terganggu, dan seterusnya. Oleh karena itu supaya operasi usahanya berjalan lancar dan dapat laba, maka diperlukan dukungan dari lingkungan dimana investasi tersebut berada. Selanjutnya, bila pasar atau permintaan ada, teknologi atau kemampuan produksi juga dimiliki, dan lingkungan investasi (bisnis) cukup kondusif, namun bila investasi atau bisnis yang dijalankan tidak sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku dimasyarakat, maka operasi investasi atau usaha untuk mendapat laba juga akan terganggu dan seterusnya. Oleh karena itu supaya operasi investasi berjalan lancar dan dapat laba, maka diperlukan keselarasan dan kesesuaian antara investasi dan bisnis yang dilakukan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Terakhir, bila berbagai hal-hal diatas (pasar, teknologi, lingkungan usaha, dan hukum) sudah layak, maka yang perlu dikaji selanjutnya adalah kelayakan finansial (financial feasibility study)-nya. Bila semua aspek layak,
23
maka baru dapat dikatakan investasi atau bisnis yang akan dibangun tersebut layak. 2.6. Konsep Ekonomi Teknik Secara umum analisis ekonomi teknik bisa dikatakan sebagai analisis ekonomi dari suatu investasi teknik. Pengambil keputusan harus melakukan kajian mana alternatif (teknis) yang dianggap paling menguntungkan perusahaan. Kajian ini membutuhkan pengetahuan tentang aspek teknis serta aspek kinerja ekonomi. Untuk bisa melakukan evaluasi kinerja ekonomi dibutuhkan : • Estimasi biaya investasi yang harus dikeluarkan saat ini. • Estimasi biaya-biaya operasional dan perawatan di tahun-tahun mendatang. • Estimasi nilai sisa sistem atau mesin pada saat sudah mau diganti atau sudah tidak digunakan lagi. • Estimasi lamanya sistem bisa beroperasi (umur ekonomis). • Estimasi tingkat suku bunga. Pada umumnya investasi teknik memiliki umur ekonomis yang lama (tahunan). Di sisi lain, nilai uang dari waktu ke waktu tidak sama. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi kelayakan suatu investasi teknik serta pemilihan mana alternatif terbaik, perlu dilakukan proses ekivalensi nilai mata uang sehingga perbandingan
alternatif
bisa
menggunakan
nilai
yang
terbandingkan
24
(comparable). Proses ekivalensi ini akan banyak dibahas pada bab berikut-nya. Disamping itu, karena estimasi aliran kas serta variabel-variabel lain seperti umur teknis dan tingkat suku bunga yang digunakan masih mengandung ketidakpastian maka keputusan-keputusan dalam ekonomi teknik juga harus memperhitungkan unsur risiko. 2.6.1. Minimum Attractive Rate of Return (MARR) Adalah suatu nilai minimal dari tingkat pengembalian bunga yang diinginkan oleh investor. Dengan kata lain apabila suatu investasi menghasilkan bunga atau tingkat pengembalian yang lebih kecil dari MARR ini maka investasi tersebut dinilai tidak ekonomis atau tidak layak untuk dikerjakan. Ada beberapa cara yang disarankan untuk menetapkan besarnya MARR, yaitu: • Tambahkan suatu persentase tetap pada ongkos modal (cost of capital) perusahaan. • Nilai rata-rata tingkat pengembalian selama 5 tahun yang lalu digunakan sebagai MARR tahun sekarang. • Gunakan MARR yang berbeda untuk perencanaan yang berbeda dari investasi awal. • Gunakan MARR yang berbeda pada investasi baru dan investasi yang berupa proyek perbaikan ongkos.
25
• Gunakan rata-rata tingkat pengembalian modal para pemilik saham untuk semua perusahaan pada kelompok industri yang sama. Besarnya MARR dipengaruhi oleh ketersediaan modal, ketersediaan kesempatan investasi, kondisi bisnis, tingkat inflasi, ongkos modal perusahaan, peraturan pajak, peraturan pemerintah, tingkat keberanian menanggung resiko bagi pengambil keputusan, tingkat resiko atau ketidakpastian yang dihadapi dan berbagai hal lainnya. 2.6.2. Net Present Value (NPV) Adalah suatu metode kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai yang akan datang menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan aliran kas menggunakan faktor pengurang (diskonto) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan. Apabila aliran kas tidak seragam dari periode ke periode berikutnya, maka digunakan rumus berikut untuk menghitungnya. PVt = At 1 i
‐t
Keterangan: PVt = Nilai sekarang dari aliran kas periode ke -t At = Aliran kas nominal pada periode ke -t I
= Tingkat bunga yang diperhitungkan
t
= Periode 1,2,…, n
Sedangkan perhitungan untuk nilai sekarang total adalah sebagai berikut.
26
TPV =
Keterangan: TPV
= Nilai sekarang total
= Nilai Sekarang aliran kas A setiap periode ke -t
Lalu untuk perhitungan net present value (NPV) adalah sebagai berikut. NPV = ‐Io TPV Keterangan: NPV
= Net present value
Io
= Nilai sekarang investasi inisial
TPV
= Nilai sekarang total
Kriteria kelayakan dari metode net present value (NPV) ini adalah sebagai berikut. •
Proyek layak jika net present value bertanda positif (NPV > 0)
•
Proyek tidak layak jika net present value bertanda negatif (NPV < 0)
Kelebihan dari metode net present value ini adalah sebagai berikut. •
Memasukkan faktor nilai waktu dari uang.
•
Mempertimbangkan semua aliran kas proyek.
27
•
Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti kontribusinya terhadap usaha peningkatan kekayaan perusahaan atau pemegang saham.
2.6.3. Internal Rate of Return (IRR) Adalah suatu metode perhitungan aliran pengembalian internal dengan menghitung jumlah NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar dalam waktu tertentu.
Keterangan: (C)t
= Aliran kas masuk pada tahun t
(Co)t
= Aliran kas keluar pada tahun t
i
= Arus pengembalian (diskon)
n
= Tahun
Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (Cf) maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi:
Sementara itu untuk mendapatkan nilai IRR dengan menggunakan rumus interpolasi sebagai berikut.
28
IRR = Keterangan: p%
=
Persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR
q%
=
Persen tingkat bunga yang lebih besar daripada IRR
Δ1
=
Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan masa pemulihan modal.
Δ2
=
Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai.
Kriteria kelayakan untuk metode IRR ini adalah dengan membandingkan antara hasil i dari IRR dengan i dari MARR. Apabila i IRR lebih besar atau sama dengan i MARR, maka proyek tersebut dapat diterima, atau layak, namun jika tidak maka proyek tersebut kemungkinan tidak layak untuk dijalankan. 2.6.4. Profitability Index (PI) Adalah rasio present value (PV) dana yang masuk netto (net cash inflow) dengan investasi semula atau (PV cash out flows). PI =
29
Keterangan: PI
= Profitability index
TPV
= Nilai sekarang arus masuk total
Io
= Nilai sekarang pengeluaran investasi inisial
Karakteristik untuk metode ini adalah. • Proyek dapat dikatakan layak jika profitability index lebih besar dari 1 (PI>1). • Proyek dikategorikan tidak layak jika profitability index lebih kecil dari 1 (PI<1). Sedangkan kelebihan dari metode ini adalah. • Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau aliran kas. • Mempertimbangkan seluruh aliran kas selama usia ekonomis proyek. • Memperhitungkan nilai sisa proyek. • Menyajikan data surplus aliran kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya. 2.6.5. Payback Period (PBP) Adalah ukuran kelayakan investasi berdasarkan waktu (berapa lama) modal yang sudah ditanamkan dalam suatu proyek investasi dapat kembali.
30
PBP = Keterangan: I0
= Investasi awal
PV
= Aliran kas bersih (neto) per tahun
Untuk kriteria kelayakan dari metode ini adalah: • Proyek dikatakan layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek. • Proyek dikatakan tidak layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih lama dari umur ekonomis proyek. 2.7. Bank Indonesia (BI) Rate BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran
operasional
kebijakan
moneter
dicerminkan
pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/ N).
31
Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.