BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Teori Umum
2.1.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan saling terhubung melalui sebuah teknologi dimana komputer-komputer tersebut dapat bertukar informasi, (Andrew S. Tanenbaum 2003). 2.1.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer Jaringan komputer secara sederhana merupakan hubungan antar komputer yang berjumlah 2 (dua) atau lebih. Berdasarkan skalanya, jaringan komputer dibagi sebagai berikut: 2.1.2.1 Local Area Network (LAN) LAN merupakan jaringan pribadi di dalam sebuah bangunan sampai beberapa kilometer dari gedung tersebut. LAN banyak digunakan untuk menghubungkan komputer dengan perangkat lain di dalam kantor, perusahaan dan pabrik-pabrik untuk dapat saling berbagi sumber daya dan bertukar informasi. LAN dibedakan dari jenis jaringan lain oleh tiga karakteristik yaitu, teknologi transmisi, ukuran, dan topologi (Andrew S. Tanenbaum 2003, p16). Kelebihan LAN:
7
8
1.
Hemat waktu dan biaya pengeluaran dalam pengiriman paket data.
2.
Akses antar komputer berlangsung lebih mudah.
3.
Pengiriman paket data antara satu komputer ke komputer lainnya lebih cepat.
4.
Resiko kehilangan data oleh virus komputer menjadi sangat kecil sekali.
Kekurangan LAN : 1.
LAN hanya dapat menghubungkan sejumlah komputer yang berada dalam kawasan tertentu.
2.
Komunikasi yang kurang meluas.
Gambar 2.1 Local Area Network (LAN) (1)
9
2.1.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) MAN dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi satu jaringan yang lebih besar. MAN adalah suatu jaringan yang berjarak antara satu perangkat dengan perangkat lainnya relatif lebih jauh dari pada LAN dan jarak batas dalam satu kota. Pembangunan jenis jaringan komputer ini merupakan pilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa perbankan, supermarket, perguruan tinggi dan lain sebagainya yang memiliki banyak kantor cabang dalam satu kota (Andrew S. Tanenbaum 2003, p17). Kelebihan MAN : 1. Jenis jaringan ini dapat mencakup wilayah yang lebih luas dibanding dengan LAN. 2. Mempermudah dalam hal berbisnis. 3. Informasi dapat disebarkan dengan lebih luas dan cepat. Kekurangan MAN : 1. Termasuk cukup rumit untuk membagun jaringan dan memelihara jaringan. 2. Dari jaringan MAN sampai Internet, keamanan jaringan harus ditekankan.
10
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (MAN) (1) 2.1.2.3 Wide Area Network (WAN) WAN merupakan jenis jaringan yang terdiri dari LAN dan MAN. Jaringan WAN ini, mencakup area yang besar antara propinsi satu dengan propinsi lainnya. Biasanya WAN menggunakan kabel fiber optic yang ditanam di dalam tanah maupun melewati jalur bawah laut. Jaringan WAN terdiri dari banyak kabel atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang tidak menggunakan kabel yang sama ingin melakukan komunikasi, keduanya harus berkomunikasi secara tidak langsung melalui router lainnya. Ketika sebuah paket dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui sebuah router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router perantara dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas,
11
dan kemudian baru diteruskan paket tersebut (Andrew S. Tanenbaum 2003, p18). Kelebihan WAN : 1. Jenis jaringan yang luas sehingga dapat mencapai antar negara. 2. Menghubungkan alat-alat yang terpisah dalam jarak jauh. 3. Berbagi informasi atau file melalui area yang lebih besar. Kekurangan WAN : 1. Mempersiapkan jaringan menjadi sangat mahal dan rumit, semakin besar jaringan maka semakin besar harganya. 2. Memerlukan sistem yang baik untuk menangani pembatasan pengguna dari luar yang masuk untuk menggangu jaringan tersebut. 3. Memelihara jaringan yang membutuhkan banyak waktu saat pemeriksaan.
12
Gambar 2.3 Wide Area Network (WAN) (1) 2.1.2.4 Internet Internet adalah gabungan dari seluruh jenis jaringan di dunia, sehingga menjadi jaringan yang sangat luas dan global. Jaringan internet biasanya menggunakan standar internet Protocol Suite atau TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) untuk melayani semua pengguna di seluruh dunia. Kelebihan Internet : 1. Pengiriman paket data menjadi lebih pesat dan lebih mudah. 2. Dapat berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi. Kekurangan Internet : 1. Aplikasi virus dan metode hacking semakin meluas. 2. Mengakibatkan kerahasian data dapat menyebar secara cepat.
13
3. Memerlukan biaya yang sangat tinggi.
Gambar 2.4 Internet (2) 2.1.2.5 Jaringan Tanpa Kabel (Nirkabel) Jaringan Nirkabel ini merupakan suatu solusi komunikasi yang tidak menggunakan alat kabel, yang biasanya menghubungkan suatu sistem komputer dengan sistem lain menggunakan media transmisi jaringan nirkabel, seperti gelombang radio, bluetooth, dan inframerah. Kelebihan Nirkabel : 1. Kenyamanan untuk terhubung ke jaringan tanpa dibatasi oleh kabel. 2. Dapat mengakses jaringan kapanpun dan dimanapun dengan kecepatan akses data yang lebih tinggi. Kekurangan Nirkabel : 1. Kapasitas jaringan terbatas dari pemancar gelombang yang dipancarkan dari perangkat jaringan.
14
2. Delay yang besar, adanya masalah propagansi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi. 3. Konfigurasi yang lebih rumit dengan tidak menggunakan kabel, tetapi akan dihadapi konfigurasi yang rumit untuk mengatur jaringan nirkabel.
Gambar 2.5 Nirkabel (2)
2.1.3 Koneksi Antar Komputer Berdasarkan Fungsinya 1.
Peer-to-peer (P2P) Dalam arsitektur jaringan ini, setiap komputer dapat mempunyai lebih dari satu tugas khusus. Setiap komputer dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan, sehingga memungkinkan kedua komputer dapat berkomunikasi secara langsung tanpa ada campur tangan dari pihak lain.
15
2.
Client-Server Dalam arsitektur jaringan ini, sebuah komputer harus berfungsi sebagai server dari beberapa komputer lain yang berfungsi sebagai client. Dalam hal ini komputer berfungsi sebagai server memiliki tugas untuk memberikan layanan kepada client dan komputer yang berfungsi sebagai client memiliki tugas untuk meminta layanan kepada server, sehingga arsitektur ini memerlukan seorang administrator untuk memelihara server tersebut.
2.1.4 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah suatu cara pemetaan node-node di dalam jaringan secara fisikal dan bagaimana cara mengaksesnya secara logikal. Topologi jaringan juga menjelaskan hubungan secara geometris antara unsurunsur dasar penyusun jaringan diantaranya node, link, dan station yang membentuk sebuah jaringan komputer yang bisa bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Jenis-jenis topologi jaringan ini terbagi menjadi dua macam topologi yaitu topologi jaringan fisikal dan topologi jaringan logikal. 2.1.4.1 Topologi Jaringan Fisikal Topologi fisikal ini menggambarkan metode yang digunakan untuk melakukan pengkabelan atau hubungan fisik antar node dalam suatu jaringan. Topologi jaringan fisikal dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
16
1. Topologi Bus Topologi bus merupakan jaringan yang terhubung ke perangkat satu dengan lainya dalam bentuk seperti barisan dan kedua ujungnya ditutupi dengan terminator. Perangkat yang ingin berkomunikasi akan mengirim pesan broadcast ke semua perangkat lainnya, tetapi hanya penerima yang benar-benar tersambung dalam jaringan akan menerimanya. Kelebihan topologi bus: a. Penambahan perangkat jaringan menjadi lebih mudah dan tidak menggangu perangkat lainnya. b. Setiap komputer bisa terhubung secara langsung sehingga terjadi penghematan kabel. c. Biaya lebih murah dibandingkan topologi lain. Kekurangan topologi bus: a. Bila terjadi gangguan di sepanjang kabel pusat, maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan. b. Semakin banyak komputer yang terhubung, maka akan melambatkan penerimaan dan pengiriman data.
17
Gambar 2.6 Topologi Bus (5)
2. Topologi Ring Topologi ring merupakan jaringan yang terhubung dari komputer satu dengan komputer lainnya dalam bentuk lingkaran. Topologi ini tidak memiliki suatu titik yang bertindak sebagai pusat ataupun pengaturan lalu lintas data dan data-data mengalir melalui ring dalam satu arah. Kelebihan topologi ring: a. Tidak akan terjadi tabrakan pada pengiriman data karena jalur data mengalir dalam satu arah. b. Topologi ini mudah dibangun dan menghemat kabel. Kekurangan topologi ring : a. Sulit untuk mengembangkan ke arah yang lebih luas. b. Pada penambahan komputer akan mengganggu jaringan yang sedang berjalan.
18
c. Sulit untuk mendeteksi kerusakan pada komputer.
Gambar 2.7 Topologi Ring (3)
3. Topologi Star Topologi Star merupakan bentuk topologi dimana setiap komputer dihubungkan dengan kabel tersendiri ke satu node pusat. Node pusat biasanya seperti hub atau switch. Kelebihan topologi star : a. Kerusakan
pada
satu
saluran
hanya
akan
mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut. b. Mudah mendeteksi masalah dan kontrol terpusat. c. Tingkat keamanan tinggi. Kekurangan topologi star : a. Membutuhkan banyak kabel untuk menghubungkan dari pusat ke semua node lainnya.
19
b. Bisa
terjadi
keterlambatan
penerimaan
data
dikarenakan banyaknya pengiriman data pada waktu yang bersama. c. Jika node pusat mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.
Gambar 2.8 Topologi Star (3) 4. Topologi Tree Topologi tree merupakan penggabungan antara topologi star dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi star yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai backbone. Pada pengiriman data, perlu melalui pusat terlebih dahulu. Kelebihan topologi tree : a. Dapat membentuk kelompok-kelompok agar mudah dikembangkan. b. Pengiriman data lebih luas dan kontrol terpusat.
20
Kekurangan topologi tree : a. Jika jalur utama terjadi masalah, maka sistem jaringan yang bekerja tidak akan berfungsi. b. Kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga diperlukan perencanaan yang lebih matang dalam pengaturan.
Gambar 2.9 Topologi Tree (3) 5. Topologi Mesh Topologi mesh merupakan suatu bentuk hubungan antar perangkat. Pada setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lain yang ada didalam jaringan, sehingga dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat
yang dituju.
21
Timbulnya topologi mesh ini diakibatkan tidak adanya perancangan awal ketika ingin membangun sebuah jaringan. Kelebihan topologi mesh : a. Dapat berkomunikasi langsung sehingga menjamin kerahasiaan data tidak diketahui oleh komputer lain. b. Dapat lebih cepat untuk berkomunikasi dengan komputer lainnya. c. Jika
satu
jalur
terjadi
masalah,
maka
tidak
mempengaruhi hubungan node lain. Kekurangan topologi mesh : a. Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua node yang terhubung harus memilik kabel masing masing. b. Membutuhkan port input dan ouput sehingga membutuhkan banyak biaya.
Gambar 2.10 Topologi Mesh (3)
22
2.1.4.2 Topologi Jaringan Logikal Topologi jaringan logikal ini menggambarkan aliran data dalam suatu jaringan. Topologi ini terbagi sebagai berikut : 1. Broadcast Topologi Pada topologi ini, suatu node mengirim data kepada seluruh node lainya, dan sebelumnya data yang mau dikirimkan akan terlebih dahulu diproses sebelum data berikutnya. 2. Token Passing Proses pada topologi ini yaitu mengatur pengiriman data dari suatu node ke node lainnya yang secara teratur berputar pada seluruh node, pengiriman data hanya jika node memiliki token. 2.1.5 Perangkat Jaringan Perangkat jaringan yang biasa digunakan adalah : 1. Router Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi sebagai alat penghubung antara dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari jaringan satu ke jaringan lainnya. Router umumnya terletak pada gateway di suatu jaringan. Ciri-ciri router adalah adanya fasilitas DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), mengatur DHCP, sehingga dapat berbagi mengatur IP (Internet Protocol) untuk menghubungkan banyak jaringan yang dibutuhkan. Dalam router terdapat routing table, yaitu daftar jalur dari satu node ke node
23
lainnya yang tersedia dan mampu memilih node yang terbaik untuk sebuah paket data. Bentuk router dapat dilhat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.11 Router (4)
2. Hub Hub adalah perangkat jaringan yang menghubungkan antar komputer. Semua jenis komunikasi hanya dilewati oleh hub sehingga terbentuk jaringan yang saling terhubung. Dalam topologi star. Pada pengiriman data, hub tidak bisa menentukan tujuan yang akan dikirim, tetapi hub bisa mentransmisikan data ke semua jalur yang terkoneksi dengannya. Hub menggunakan mode half-duplex yang berkomunikasi dua arah secara saling bergantian sehingga tidak terjadi tabrakan data. Dalam hub ini hanya memungkinkan pengguna untuk membagi jalur yang sama. Hal ini disebabkan pada setiap
24
anggota hanya mendapatkan persentase tertentu dari bandwidth jaringan yang ada, misalnya jaringan yang digunakan dengan jumlah bandwidth 5Mbps dan jaringan tersebut tersambung ke lima komputer, maka bandwidth rata-rata yang digunakan oleh masingmasing anggota jaringan berjumlah 1Mbps. Gambar hub dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 2.12 Hub (5) 3. Switch Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan jalur jembatan untuk menghubungkan banyak komputer dan router pada satu area yang terbatas. Switch mampu beroperasi dengan mode fullduplex yang berkomunikasi dua arah secara bersamaan dan mampu mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Switch biasanya digunakan di suatu organisasi dengan cara membagi jaringan yang sangat besar. Dalam switch ini mendapatkan keuntungan karena setiap komputer memiliki jaringan bandwidth secara penuh, tidak terbagi
25
rata ke komputer lain. Contoh salah satu gambar switch sebagai berikut:
Gambar 2.13 Switch (6)
4. Repeater Repeater adalah suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbaharui atau memperkuat sinyal-sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh. Perangkat repeater harus memiliki dua alat, yaitu untuk menerima sinyal dari server (client) dan untuk menyebarkan sinyal (access point). Dalam repeater ini tidak dapat menghubungkan Protocol data layer yang berbeda, misalnya antara ethernet dengan token ring. Bentuk repeater dapat dilihat sebagai berikut:
26
Gambar 2.14 Repeater (4)
5. Bridge Bridge adalah sebuah perangkat jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan. Bridge juga mampu menghubungkan dua buah LAN yang terpisah dan juga menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda. Dalam bridge ini akan memisahkan data mana yang harus dikirimkan pada LAN sendiri atau dengan LAN lain yang terhubung dengannya. Bridge bekerja pada layer data-link di suatu jaringan. Salah satu bentuk bridge sebagai berikut :
27
Gambar 2.15 Bridge (7)
2.1.6 Model Referensi 2.1.6.1 Open System Interconnection Model OSI Model (Open System Interconnection Model) adalah proposal yang dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO) sebagai langkah pertama menuju Standarization International Protocol yang
digunakan
dalam
berbagai
lapisan.
Dalam
model
OSI
menghubungkan sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem lain dan memiliki tujuh lapisan. Prinsip-prinsip yang diterapkan untuk tujuh layer adalah : 1. Layer harus dibuat ketika fungsi yang berbeda dibutuhkan. 2. Setiap lapisan harus melakukan fungsi yang terdefinisi dengan baik.
28
3. Fungsi dari tiap layer harus dipilih dengan baik menurut international standard Protocol. 4. Batas layer harus dipilih untuk meminimalkan aliran informasi di seluruh interface. 5. Beberapa layer harus cukup besar sehingga fungsi yang berbeda tidak perlu di satukan dalam layer yang sama. Tujuh lapisan Model OSI sebagai berikut (Andrew S. Tanenbaum, 2003, p37) : 1. Layer 1 – Physical Layer Physical Layer adalah lapisan terbawah dari 7 pembagian layer OSI ini. Layer ini berfungsi untuk mengatur dan mengubah semua hal yang berhubungan langsung dengan hardware. Layer ini untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, cara menerima sinyal, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, bentukan jaringan dan pengkabelan. Selain itu, juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. 2. Layer 2 – Data Link Layer Data
Link
Layer
adalah
layer
yang
berfungsi
untuk
mengelompokkan bit-bit data kedalam format frame agar dapat diproses oleh lapisan fisik, mengkoreksi kesalahan, untuk mengatur pergerakkan arus bit ke penerima yang benar-benar dituju, dan menentukan pengalamatan perangkat yang benar. Pada Data link ini
29
sangat bertanggung jawab, apabila terjadi kegagalan, pengiriman dan akan dikirim ulang. 3. Layer 3 – Network Layer Network Layer adalah layer yang menyediakan koneksi dan menentukan cara terbaik untuk mengirim data, membuat header untuk paket-paket dan kemudian melakukan routing. Pada layer ini juga dapat mendeteksi error dan mengatur ulang koneksi. 4. Layer 4 – Transport Layer Transport Layer berfungsi untuk memecahkan data ke dalam paket-paket data serta akan diberikan nomor urut ke paket-paket sehingga paket berurutan agar tidak terjadi kesalahan atau perubahan pada data. Protocol yang bekerja pada layer ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). 5. Layer 5 – Session Layer Session layer adalah layer yang bertanggung jawab mengatur jaringan, mendefinisikan bagaimana jaringan dibuat, cara memelihara jaringan sehingga tetap lancar, dan mengakhiri hubungan antar node. 6. Layer 6 – Presentation Layer Presentation layer adalah layer yang menerjemahkan data yang ingin dikirimkan dan berfungsi untuk mengurus format data yang dapat dipahami oleh media apapun. Jadi pada layer ini tujuannya memanipulasi data bukan untuk komunikasi.
30
7. Layer 7 – Application Layer Application Layer merupakan layer teratas pada OSI layer yang berfungsi menghubungkan antara aplikasi dengan jaringan sehingga pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan yang terjadi. Program yang berhubung pada layer ini adalah yang dapat mengakses kejaringan. Seperti File Transfer Protocol (FTP), HypertextTransfer Protocol (HTTP), WWW Browser, dan Simple Network Management Protocol (SNMP).
Gambar 2.16 OSI Model (8) 2.1.6.2 Model Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) TCP/IP adalah sekumpulan Protocol yang bekerja bersama-sama. Perancangan TCP/IP bermaksud membuat sebuah Protocol yang dapat melintasi lingkungan jaringan yang berbeda-beda dan mempunyai kemampuan menjalankan rute ganda untuk sampai ke tujuan akhir. Terdapat empat lapisan pada TCP/IP antara lain :
31
1. Layer 1 – Application Layer Lapisan ini merupakan layer yang melayani permintaan data atau service, sehingga komputer dapat memakai semua aplikasi yang disediakan oleh layanan TCP/IP. Lapisan ini mencakup Protocol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), dan masih banyak Protocol lainnya. 2. Layer 2 – Transport Layer Lapisan ini merupakan layer yang mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara dua host (host to host). Lapisan ini menjaminkan bahwa informasi yang diterima oleh penerima adalah sama dengan informasi yang dikirim oleh pengirim. Dalam layer ini terdapat dua jenis protocol yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). TCP berfungsi untuk mengubah satu block data yang besar menjadi segmen-segmen yang dinomori dan disusun secara berurutan. UDP berfungsi untuk mengirimkan paket data secara langsung dengan kecepatan tinggi tanpa harus membuat jalur koneksi dan memeriksa kesalahan. 3. Layer 3 – Internetwork Layer Lapisan
ini
merupakan
layer
yang
mendefinisikan
bagaimana paket data dikirim sesuai dengan alamat yang dituju
32
dan menjaminkan agar paket diterima oleh penerima secara lengkap. 4. Layer 4 – Network Layer Lapisan ini merupakan layer mendefinisikan bagaimana data dikirim atau diterima dari media fisik berupa kabel, serat optik, atau gelombang radio. Pada lapisan ini juga dapat mendeteksi kesalahan dari data yang ditransmisikan.
Gambar 2.17 TCP/IP Model (9)
2.1.7 Protocol Jaringan Protocol adalah suatu aturan yang digunakan untuk mengatur jalannya komunikasi data antara beberapa komputer yang berada di suatu jaringan. Di
33
dalam jaringan tersebut terjadinya sebuah komunikasi antar perangkat dengan sistem berbeda supaya perangkat-perangkat tersebut bisa saling berkomunikasi, mengirim maupun menerima maka dibutuhkan suatu Protocol. Elemen-elemen penting pada protocol adalah : 1.
Syntax Mengacu segala sesuatu yang berkaitan dengan format data dengan makna yang berbeda.
2.
Semantics Mengatur penerjemahan yang sesuai dan dapat mengkontrol informasi untuk koordinasi dan penanganan kesalahan.
3.
Timing Mengatur kapan data harus dikirim dan seberapa cepat data dikirim.
2.1.7.1 TCP/IP TCP/IP dikembangkan pada awal 1980-an sebagai sebuah protocol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan sehingga membentuk jaringan yang luas. TCP/IP merupakan standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas jaringan dalam proses penukaran data dari satu komputer ke komputer lainnya. TCP/IP ini bersifat bebas terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan dimana saja dan kapan saja dan bersifat routable bisa
34
menghubungkan sistem-sistem berbeda seperti Microsoft Windows dan macam-macam UNIX. Protocol ini menggunakan skema pengalamatan sederhana yang disebut alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling terhubung satu sama lainnya. 2.1.7.1.1 Pembagian Kelas IP Address Setiap host dan router internet memiliki IP address, yang memberi kode nomor jaringan dan nomor host. Pada prinsipnya tidak ada dua mesin di internet yang memiliki IP address yang sama. semua IP address digunakan dalam Source Address dan Destination Address tujuan dari paket IP. Dalam IP address tidak mengacu pada sebuah host tetapi mengacu pada interface jaringan. Jadi jika host pada satu jaringan, maka dengan demikian hanya memiliki satu IP address. Dalam IP address ini mempunyai format dalam bilangan binary yang terdiri dari 32-bit dan dibagi atas empat bagian, masing-masing bagian adalah 8-bit bilangan binary. Tabel 2.1 Format IP Address
Binary
Decimal
00000000.00000000.00000000.00000000 s/d 11111111.11111111.11111111.11111111
0.0.0.0 255.255.255.255
35
Dalam IP address dibagi menjadi 5 kategori sebagai berikut (Andrew S. Tanenbaum, 2003, p436) : 1.
IP Address Kelas A IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, jarak IP kelas A ini mulai dari 1-126 dan mampu menampung kurang lebih 16 juta alamat IP, dalam IP kelas A hanya menggunakan oktet pertama (8 bit) untuk menunjukan network ID dan tiga oktet sisanya tersedia untuk host ID.
2.
IP Address Kelas B IP address kelas B biasanya digunakan untuk jaringan
berukuran
sedang
sampai
besar
dan
menggunakan dua oktet pertama (16 bit) dari empat oktet untuk menunjukan network ID dan oktet sisanya untuk host ID. Jarak IP address Kelas B ini berawal dari 128-191. 3.
IP Address Kelas C IP address kelas C biasanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (LAN) sekitar 2 juta alamat IP dengan jumlah 256 host. Jarak pada IP kelas C ini dari 192-223 dan host ID merupakan 8 bit terakhir.
36
4.
IP Address Kelas D IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dengan jarak 224-239. Multicast address adalah network address yang menunjukkan sekelompok host dalam sebuah jaringan komputer. Empat bit pertama dalam IP address kelas D diset 1110 dan bit-bit berikutnya diatur sesuai kebutuhan untuk kelompok multicasting.
5.
IP Address Kelas E IP address kelas E tidak digunakan untuk umum, oleh karena itu tidak ada IP address kelas E yang dikeluarkan untuk digunakan dalam internet. Empat bit pertama dalam IP address kelas E ini
selalu diset
menjadi 1111. Jarak pada Kelas E ini dari 240-255. Tabel 2.2 Kelas IP Address Kelas
JARAK
Netwok ID
Host ID
START
END
A
1-126
W
X.Y.Z
1.0.0.0
126.255.255.254
B
127-191
W.X
Y.Z
128.0.0.0
191.255.255.254
C
192-223
W.X.Y
Z
192.0.0.0
233.255.255.254
D
224-239
-
-
224.0.0.0
239.255.255.254
37
E
240-255
-
-
240.0.0.0
255.255.255.254
2.1.7.2 User Datagram Protocol (UDP) UDP adalah salah satu protocol yang mendukung adanya jaringan pada lapisan transport. Protocol ini bersifat connectionless (tanpa keneksi) antara host-host dalam jaringan, dan bersifat unreliable, artinya tidak ada informasi yang diterima oleh pengirim saat pengiriman paket terjadi kegagalan. Aplikasi UDP yang biasanya digunakan salah satunya adalah Video streaming. Header message UDP yang sederhana, seperti tabel berikut : Tabel 2.3 Header Message UDP
Source Port (16 bits)
Destination Port (16 bits)
Length (16 bits)
Checksum (16 bits) Data
Keterangan : 1. Source Port : Di isi dengan nomor port, jika tidak ada nomor port yang ditentukan, maka diset jadi 0. 2. Destination Port : Nomor port mesin tujuan. 3. Lenght : Menunjukkan panjang total (dalam byte) seluruh datagram, termasuk header dan data.
38
4. Checksum : Digunakan untuk error-checking header dan data. 5. Data : Berisi Data. 2.1.8 Alat Bantu Analisis 2.1.8.1 Use Case Diagram Use Case Diagram adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan sistem disebut scenario, dimana scenario tersebut menjelaskan secara rinci melalui sebuah paragraf ataupun dapat dijelaskan secara singkat dengan menambahkan diagram untuk merincikannya. Use case diagram merupakan sebuah gambaran fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah system, yang menjelaskan apa yang diperbuat oleh sistem. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem . Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi langsung dengan sistem aplikasi komputer, seperti orang, benda dan sebagainya. Tugas actor adalah memberikan informasi kepada sistem dan dapat memerintahkan sistem agar melakukan sesuatu tugas.
39
2.1.8.2 Flowchart Flowchart merupakan bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Tujuan membuat flowchart: 1. Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah. 2. Secara sederhana, terurai, rapih dan jelas. 3. Menggunakan simbol-simbol standard. Dalam pembuatan proses flowchart, digunakan beberapa symbol untuk membantu pembuatan tersebut, yaitu : Tabel 2.4 Symbol Flowchart BAGAN
NAMA
FUNGSI
TERMINATOR
Awal atau akhir program
FLOW
Arah aliran program
PREPARATION
Inisialisasi/pemberian nilai awal
PROCESS
Proses/pengolahan data
Manual Operation
DECISION
Menunjukan proses yang dikerjakan secara manual Seleksi atau kondisi
40
Menunjukan pemasukan data KEYING
kedalam komputer melalui online terminal atau perangkat terminal input/output
41
2.2
Teori Khusus Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai teori khusus yang dipergunakan dalam penelitian, yaitu:
2.2.1 Network Monitoring System (NMS) NMS adalah kumpulan sistem yang memiliki tugas pemantauan sistem lainnya didalam suatu jaringan dan dapat digunakan untuk mendeteksi masalahmasalah yang akan terjadi, misalnya suatu sistem pemantauan dapat menghubungi suatu service web, secara berkala mengetahui apakah service web dapat memberikan respond atau tidak, jika tidak sistem pemantauan dapat mengirimkan pemberitahuan kepada administrator jaringan melalui email atau SMS (Short Message Service), bahwa terjadi kegagalan respond dari service web tersebut. NMS mampu mengamati internal performance dari suatu sistem komputer seperti : 1. Kapasitas penggunaan memori. 2. Jumlah proses yang berjalan dalam suatu sistem komputer. 3. Beban prosesor 4. Jumlah pengguna. Tujuan sistem pemantauan ini adalah agar masalah-masalah jaringan yang terjadi pada suatu sistem mungkin dapat dicegah secara cepat. NMS ini juga dapat memberikan visualisasi mengenai jaringan dan sistem yang diamati berupa gambaran yang lebih jelas dan jelas dilihat sehingga dalam mengambil
42
langkah-langkah penyelesaikan masalah tidak mengganggu aktifitas kerja yang lainnya. 2.2.2 Manajemen Jaringan Manajemen jaringan merupakan sebuah pengaturan, pengurusan atau pengelolaan elemen pada jaringan agar jaringan tetap dapat digunakan untuk ke depannya, (Subramanian 2000, p135). Dalam manajemen jaringan dibutuhkan untuk memelihara perangkat pelayanan secara dinamis. Kegiatan ini menjamin ketersediaan yang cukup kuat untuk penemuan masalah pada jaringan yang dapat mengakibatkan penurunan jaringan komunikasi. Manajemen jaringan dapat dikategorikan menjadi lima macam, yaitu : 1. Configuration Management (Manajemen Konfigurasi) Manajemen
konfirgurasi
berhubungan
dengan
pembaruan,
perubahan di dalam jaringan. Tugas konfigurasi jaringan pertama kali yang dilakukan instalasi dan mungkin juga dari manajemen lain mengakibatkan terjadinya kegagalan atau kesalahan yang dikoreksi melalui pengaturan konfigurasi. Tujuan dari Manajemen Konfigurasi adalah : 1. Mengubah konfigurasi jaringan. 2. Mengubah komponen-komponen jaringan.
43
3. Mengatur alarm untuk menghasilkan pemberitahuan ketika paket jaringan sedang bermasalah. 2. Fault Management (Manajemen Kesalahan) Manajemen kesalahan berhubungan dengan kejadian-kejadian masalah di dalam jaringan, dimana manajemen jaringan bisa mendeteksi jaringan yang bermasalah dan bisa mengisolasi masalah tersebut. Cara mendeteksi jaringan melalui pemantauan jaringan yang bisa memberitahukan kejadian, kondisi-kodisi jaringan. Tujuan dari manajemen kesalahan : 1. Menemukan masalah. 2. Melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memperbaiki masalah yang terjadi pada jaringan. 3. Performance Management (Manajemen Kinerja) Manajemen Kinerja berhubungan dengan keterkaitan pada prilaku kinerja jaringan. Status jaringan menampilkan dari sistem pemantauan jaringan yang mengukur sebagai berikut : 1. Throughput keseluruhan. 2. Respon time. 3. Pemanfaatan persentase. 4. Tingkat kesalahan. 5. Kesediaan jaringan. 6. Kehandalan jaringan.
44
4. Security Management (Manajemen Keamaan) Manajemen keamanan berhubungan dengan keamaan terhadap jaringan,
Manajemen
keamanan
ini
sangat
berkaitan
dengan
manajemen kesalahan dan manajemen konfigurasi supaya pengaturan konfigurasi perangkat jaringan harus mendapatkan sistem keamanan yang bagus dan bisa menangani keamanan pengkonfigurasian password pada server sehingga pengaksesan yang dicurigai dapat diamankan. Tujuan dari manajemen keamanan : 1. Mengatur keamaan fisik jaringan. 2. Mengamankan akses ke jaringan dan data yang tersimpan dalam jaringan. 3. Memantau jalur akses pada server. 4. Menyediakan alarm suara untuk mengingatkan tentang pelanggaran yang dilakukan untuk membobol
keamanan
jaringan. 5. Accounting Management (Manajemen Akuntansi) Akuntansi manajemen berhubungan dengan masalah pengguna sumber jaringan di dalam sistem dan meminta bayaranan atas pelayanan atau jasa ketersediaan sumber jaringan.
Manajemen ini
mengumpulkan informasi untuk menentukan berapa tagihan yang diajukan kepada pengguna yang telah memanfaatkan layanan jasa jaringan. Tujuan dari akuntansi manajemen :
45
1. Memastikan bahwa pengguna memiliki sumber jaringan yang memadai. 2. Mengatur pemberian atau menghapus izin untuk mengakses jaringan. 2.2.2.1 Simple Network Management Protocol (SNMP) SNMP merupakan kumpulan protocol yang dikembangkan untuk menangani manajemen jaringan yang membuat administrator jaringan dapat memantau dan mengatur jaringan komputer secara sistematis dari jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol. SNMP ini bekerja dengan menukar pesan yang berisi informasi jaringan yang dikenal sebagai PDU, kegunaannya yaitu untuk melakukan monitoring startup dan shutdown, dan untuk pengatur informasi. Menurut Kaushik, A. (2010,p1), SNMP dapat digunakan untuk melakukan monitoring perangkat jaringan dan berbagai kelengkapan data center lainnya. Ini merupakan bagian dari protokol TCP / IP. Pada sebuah lingkungan data center, setiap server di install agent yang berkomunikasi dengan SNMP untuk mengirimkan keadaan dari sebuah perangkat dimana agent tersebut terpasang / ter-install. Manager (Monitoring Server) kemudian mengambil data dari berbagai node jaringan.
46
Dalam SNMP ini terdapat elemen-elemen sebagai berikut : 1. Manager Manager adalah pelaksana dan manajemen jaringan, kenyataanya manager ini merupakan komputer biasa yang ada pada jaringan yang mengoperasikan perangkat lunak untuk manajemen jaringan. Manager ini terdiri atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agents di dalam jaringan. Manager akan mengumpulkan informasi dari agen dalam jaringan yang diminta oleh administrator tetapi tidak semua informasi yang dimiliki agent di kirim ke administrator. 2. Management Information Base (MIB) MIB adalah sebagai struktur basis data variable dari element jaringan yang dikelola. Struktur tersebut bersifat hirarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi setiap variable dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah. Salah satu contoh dari MIB adalah MIB-II (RFC 1213). MIB-II ini merupakan salah satu MIB yang sangat penting, karena semua device yang men-support SNMP pasti akan men-support MIB-II. Objek dalam MIB yang saling mempunyai relasi dikelompokkan menjadi satu kelompok. Salah satu struktur pohon dari MIB-II adalah sebagai berikut :
47
Gambar 2.18 Struktur Pohon dari MIB-II (10)
MIB-II terdiri dari 9 sub tree adalah : system, interface, at, ip, icmp, tco, udp, egp dan snmp. 9 sub tree akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 2.5 Group yang Ada Pada MIB-II Nama Subtree System
OID 1.3.6.1.2.1.1
Keterangan Mendefinisikan list objek yang berhubungan dengan sistem operasi
dari
divice
yang
bersangkutan, Misalnya sistem uptime, sistem contact, sistem name.
48
Interface
1.3.6.1.2.1.2
Berguna tracking iterface
untuk
melakukan
terhadap dari
status
divice
yang
bersangkutan. at
1.3.6.1.2.1.3
Transisi address
alamat
antara
dengan
IP
physical
address. ip
1.3.6.1.2.1.4
Berguna tracking
untuk
melakukan
informasi
berhubungan
dengan
yang aspek
yang berhubungan dengan IP. icmp
1.3.6.1.2.1.5
Melakukan tracking informasi yang
berhubungan
dengan
ICMP tcp
1.3.6.1.2.1.6
Melihat informasi dari status sebuah koneksi TCP.
udp
1.3.6.1.2.1.7
Melihat informasi dari koneksi UDP.
egp
1.3.6.1.2.1.8
Melihat informasi dari EGP
49
transmission
1.3.6.1.2.1.10
Tidak ada objek standar di bawah group ini, akan tetapi MIB
dari
media
spesifik
lainnya bisa diletakkan di bawah group ini. snmp
1.3.6.1.2.1.11
Melakukan
pengukuran
terhadap aplikasi SNMP di entitas yang di manager.
3. Agent Agent adalah perangkat lunak yang dijalankan setiap elemen jaringan yang dikelola. Setiap agent memiliki basis data variable yang bersifat local yang menerangkan keadaan dan berkas aktivitas yang dilakukan.
50
Gambar 2.19 Pemakaian SNMP (11) Pada gambar diatas menunjukan bahwa SNMP manajer sebagai suatu host khusus dalam jaringan digunakan untuk mengirimkan pertanyaan untuk manajemen jaringan kepada host/node yang lain. Dalam node yang dikelola bisa berupa bridge, router, atau host, yang masing-masing menjalankan program yang disebut dengan SNMP agent. Program SNMP agent ini menerima pertanyaan yang dikirim oleh SNMP manager dan mengirimkan kembali informasi yang diinginkan. SNMP menggunakan UDP sebagai protocol transport untuk mengirimkan pertanyaan dan menerima jawaban dari SNMP agent. Pada SNMP terdapat 4 perintah yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu host pada jaringan komputer, yaitu :
51
1. Get, digunakan oleh manajer untuk mengambil suatu item dari agent MIB. 2. Set, digunakan oleh manajer untuk mengkonfigurasi harga suatu variable pada agent MIB. 3. Trap, digunakan oleh agent untuk mengirim peringatan kepada manajer. 4. Inform, digunakan oleh manajer untuk mengirimkan peringatan kepada manajer yang lain.
2.2.3 Nagios Nagios merupakan perangkat yang berfungsi untuk memantau sistem jaringan dan merupakan salah satu NM-Tools (Network Monitoring Tools) yang bersifat open source. Nagios dapat langsung memeriksa kondisi jaringan dan beberapa layanan yang berada dalam perangkat jaringan. Pemeriksaan jaringan dilakukan secara langsung terhadap host atau service yang dibantu dengan menggunakan plugin. Nagios pada awalnya di desain untuk beroperasi dibawah sistem operasi Linux, namun dapat juga berjalan di bawah sistem operasi bertipe Unix. (Wojciech Kocjan, 2008, p8). Mongkolluksamee, S. (2010,p3) mendeskripsikan nagios sebagai sebuah network monitoring tool yang sangat fleksibel dan mudah di konfigurasi. Penggunanya dapat membuat plugin masing-masing untuk mendukung berbagai macam
perangkat
atau
layanan
pada
jaringan.
Dengan
fleksibilitas,
ekstensibilitas, dan berbagai macam add-ons yang ada pada nagios, nagios dapat
52
dipakai sebagai framework untuk membangun sebuah monitoring software yang kuat dan mudah digunakan. Mengacu pada penjelasan Miah, W. (2010,p2), pada nagios terdapat 2 macam pemeriksaan, yaitu host check dan service check. Pemeriksaaan terhadap host melibatkan sebuah PING (Packet Internet Groper) sederhana menggunakan ICMP (Internet Control Message Protocol), sedangkan pemeriksaan service menggunakan beberapa Internet Protocol. Host dan Service check didefinisikan di nagios sebagai objek dan menyediakan metode inheritance dengan kemampuan untuk melakukan over-ride terhadap karakteristik dari parent object. Konsep yang digunakan nagios ini terdapat pada pemrograman berorientasi objek, dan fungsionalitasnya disediakan di nagios. Dalam mengamati terhadap objek yang dipantau, terdapat empat pernyataan untuk mendeskripsikan status, yaitu Ok, Warning, Critical, dan Unknown. Dengan demikian, pemantau dapat mengutamakan yang memiliki status critical dan warning untuk diperbaiki. Nagios menyediakan dukungan tentang topologi jaringan dalam berbagai cara. Menurut Pervil , M. A. (2007,p3), sistem self-knowledge nagios mengacu pada konsep cascading failures, yang artinya jika sebuah bagian dinyatakan error, maka bagian yang lainnya bisa ikut dideteksi sebagai error. Namun dalam nagios, bagian yang lainnya ini tidak disebutkan sebagai error, tetapi Unknown, yang artinya tidak dapat ditentukan dikarenakan bagian yang seharusnya menjadi bagian utama tidak dapat dideteksi dikarenakan error. Dalam nagios, jika sebuah service atau host terdeteksi error atau fail, keadaan dari sebuah service atau host
53
yang bergantung pada service atau host yang gagal tadi. Tidak dapat ditentukan. Service atau host yang tidak dapat ditentukan statusnya tadi bisa saja berfungsi dengan baik, namun karena nagios tidak dapat menjangkaunya, maka status yang muncul adalah unknown. Hampir semua pemeriksaan yang dilakukan oleh Nagios dibantu dengan plugin. Dalam pemantauan jaringan, plugin membantu pemantau agar mendapatkan hasil yang lebih detail. jadi, para administrator dapat membaca hasil pemeriksaan dengan lebih rinci. Nagios tidak hanya menawarkan sistem inti untuk memantau, tetapi juga menawarkan standard plugin. Pemantau juga dapat membuat plugin-nya sendiri jika ingin melakukan pemeriksaan yang lebih spesifik. Dengan menguasai programming language, Nagios membantu pemantau untuk dapat lebih mudah membuat plugin yang diinginkan. Perbedaan yang dimiliki antara Nagios dengan NM-Tools yang lain : 1. Nagios bersifat open source, sehingga untuk mengembangkannya lebih mudah. 2. Fleksibel, sehingga lebih mudah untuk memenuhi persyaratan dan kebutuhan dalam pemantauan jaringan. 3. Menggunakan plugin dalam pengambilan data perangkat jaringan. 4. Plugin dapat dibuat dan dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan pemantau jaringan, sehingga menambah fitur-fitur nagios menjadi semakin lengkap dibandingkan NM-Tool yang lain. 5. Bersifat modular.
54
6. Menggunakan web interface sebagai tampilan data perangkat jaringan, sehingga dapat diakses secara mudah dan remote dari tempat lain. 7. Dapat memantau host resources, seperti disk usage, memory usage, CPU procces, dll). 8. Mempunyai fitur reporting melalui web interface. 9. Dapat diintegrasikan dengan web browser, salah satunya Mozilla Firefox, untuk fitur reporting. 2.2.3.1 Fitur Macro Nagios Salah satu fitur penting di nagios adalah kemampuan untuk menambahkan
macro
ke
dalam
command
definition.
Macro
memungkinkan pengguna untuk me-reference informasi dari sebuah host atau service ke dalam command. Macro yang telah didefinisikan di dalam commad definition akan digantikan ketika nagios mengeksekusi command, dengan nilai yang sebenarnya dari object definition (Chendramata, A.,2011,p40). Tabel 2.6 Menjelaskan Beberapa Macro yang Digunakan Macro
Penjelasan
$USERn$
Mendifinisikan user yang menjalankan proses nagios yang ada pada file resource. Mampu menampung $USER1$ hingga $USER32$.
$HOSTNAME$
Mendifinisikan nama host. Nilainya diambil dari atribut host_name dari file host definition.
55
$HOSTADDRESS$ Mendifinisikan alamat IP host. Nilainya diambil dari atribut address dari file host definition. $ARGn$
Mendifinisikan argument yang akan di reference ke command. Nilainya diambil dari file host / service / notification / event handler definition. Mampu menampung $ARG1$ sampai $ARG32$.
2.2.4 Nagios Add-ons Nagios Add-ons merupakan paket-paket tambahan yang bertujuan untuk membantu aktifitas Nagios dalam melakukan pemantauan jaringan. Sama seperti Nagios, paket-paket tambahan ini bersifat open source dan prosesnya bergantung dari Nagios. Dengan adanya paket-paket ini, efektifitas dan efisiensi Nagios dalam memantau jaringan akan semakin meningkat.
2.2.4.1 Nagvis (Nagios Visual) Nagvis merupakan addon visualisasi yang dibuat khusus untuk Nagios dan Icinga (yang merupakan turunan dari nagios). Fungsi yang paling utama dari addon ini adalah untuk menvisualisasikan data-data hasil pemantauan jaringan yang diambil oleh nagios. contohnya: menampilkan proses TI seperti mail system dan infrastruktur jaringan. Dengan nagvis, administrator jaringan dapat membuat sebuah peta yang menggambarkan status keadaan jaringan secara real-time.
56
Dengan menggunakan data yang disediakan oleh sebuah backend, nagvis akan memperbaharui objek (host atau service) yang diletakkan di peta pada jangka waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan real-time. Peta-peta ini dapat dibuat dalam beberapa layout, sesuai kebutuhan visualisasi. Layout-layout yang dibuat antara lain : 1. Physical (contoh: semua host yang ada dalam ruang server). 2. Logical (contoh: aplikasi yang ada dalam server). 3. Geographical (contoh: semua host yang ada dalam suatu negara). 4. Business process (contoh: semua host/service yang terlibat dalam sebuah proses).
2.2.4.2 Pnp4nagios Pnp4nagios adalah sebuah addon yang menganalisa data kinerja yang diberikan oleh plugin dari nagios dan menyimpannya secara otomatis kedalam RRD-Database (Round Robin Database) melalui RRDTool. Datadata ini kemudian dipresentasikan dalam bentuk grafik & chart, sehingga memudahkan bagi administrator jaringan untuk menilai kinerja dari jaringan. (http://docs.pnp4nagios.org/pnp-0.6/start).
2.2.4.3 NagiosQL NagiosQL adalah sebuah aplikasi addon administration tool berbasis web yang didesain khusus untuk nagios. Kegunaan utama dari addon ini adalah untuk melakukan konfigurasi terhadap nagios, tanpa perlu mengedit
57
langsung kode sumber nagios (berkas dengan ekstensi .cfg pada folder ../nagios/etc/). Hal ini membuat administrator jaringan menjadi lebih mudah dalam menggunakan dan mengatur konfigurasi nagios yang kompleks beserta pilihan-pilihan konfigurasi lainnya. Konfigurasi yang dapat dilakukan antara lain konfigurasi host & service definition. NagiosQL
dibuat
dengan
basis
bahasa
pemrograman
PHP
dan
menggunakan basis data MySQL. (http://nagiosql.org). 2.2.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor) PHP adalah bahasa script yang bersifat umum dan digunakan secara luas, yang sangat cocok untuk pengembangan aplikasi berbasis web dan dapat di masukkan ke dalam kode HTML Dalam pengembangan aplikasi berbasis web, PHP adalah bahasa server side, yang artinya kode-kode PHP dieksekusi atau diterjemahkan di sisi server. (http://php.net). PHP dapat dijalankan di berbagai web server, seperti Apache, IIS, Lighthttpd, Nginx, dan lain sebagainya, dan mendukung berbagai platform sistem operasi. PHP
memadukan beberapa fitur terbaik dari bahasa pemrograman
modern, seperti C dan Java.
2.2.6 MySQL MySQL adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional yang berjalan sebagai server yang menyediakan akses multi-user kepada beberapa basis data. MySQL bersifat open source, biasanya digunakan di kalangan pebisnis dan dapat juga berjalan di sistem operasi Linux.
58
Basis data MySQL telah menjadi basis data open source yang terpopuler di dunia dikarenakan performa yang tinggi, realibilitas, dan mudahnya penggunaan. MySQL juga menjadi basis data pilihan untuk aplikasi generasi terbaru, yang dibuat berdasarkan LAMP stack (Linux, Apache, MySQL, PHP / Perl / Phyton). (http://www.mysql.com/why-mysql/).
2.2.7 Apache Web Server Apache web server merupakan sebuah web server yang pada awalnya di desain untuk lingkungan Unix. Pada perkembangan selanjutnya, Apache dapat digunakan pada sistem operasi Windows dan berbagai sistem operasi jaringan lainnya. Apache web server menyediakan banyak fitur-fitur sebagai sebuah web server, termasuk CGI (Computer Graphic Interface), SSL (Secure Socket Layer), domain virtual, serta mendukung modul-modul plugin untuk pengembangan lebih
lanjut.
Apache
web
server
bersifat
open
source.
(http://compnetworking.about.com/cs/webservers/g/bldef_apache.htm).
2.2.8 RRD Tools RRDtool, singkatan dari Round-robin Database Tool, merupakan modul yang bertujuan untuk menangani data yang bertipe serial-waktu seperti bandwidth jaringan, temperatur, CPU load, dan sebagainya. Data-data tersebut kemudian di simpan ke dalam sebuah RRD (Round Robin Database). Di dalam RRDtool juga sudah terdapat alat untuk mengekstrak RRD data dalam bentuk grafik. RRDtool sudah menjadi standar industri open source, yang berperforma
59
tinggi dalam hal pencatatan & presentasi data dalam bentuk grafik untuk data bertipe serial-waktu. RRDtool juga dapat dengan mudah diintegrasikan dengan skrip
shell,
perl,
python,
ruba,
lua,
atau
aplikasi
tcl.
(http://oss.oetiker.ch/rrdtool/)
2.2.9 Sistem Operasi : Ubuntu Versi 11.10 Ubuntu merupakan salah satu distribusi Linux yang berbasis Debian dan didistribusikan sebagai software bebas. Nama Ubuntu berasal dari filosofi dari Afrika Selatan yang berarti “Kemanusiaan Kepada Sesama”. Ubuntu didesain untuk kepentingan penggunaan personal, namun versi server Ubuntu juga tersedia, dan telah dipakai secara luas. Ubuntu adalah sistem operasi lengkap berbasis linux dan bersifat open source, tersedia secara bebas dan mempunyai dukungan baik berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional. Komunitas Ubuntu dibentuk berdasarkan gagasan yang terdapat didalam filosofi Ubuntu : 1. Bahwa perangkat lunak harus tersedia dengan bebas biaya. 2. Bahwa aplikasi perangkat lunak tersebut harus dapat digunakan dalam bahasa lokal masing-masing dan untuk orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik. 3. Bahwa pengguna harus mempunyai kebebasan untuk mengubah perangkat lunak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
60
Perihal kebebasan inilah yang membuat Ubuntu berbeda dari perangkat lunak lain, bukan hanya peralatan yang butuhkan tersedia secara bebas biaya, tetapi bisa di modifikasi perangkat lunak sampai perangkat lunak tersebut bekerja sesuai yang diinginkan.