BAB 2 LANDAS AN TEORI
2.1 Istilah-Istilah Pada Pasar S aham Pasar modal adalah pasar abstrak di mana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Yang membedakannya dengan pasar biasa adalah transaksi jual beli tidak boleh dilakukan secara langsung, melainkan harus dilakukan oleh makelar saham, atau dalam istilah pasar modal disebut broker saham. Sedangkan penjual dan pembeli saham disebut pialang atau investor. Saham merupakan surat berharga dari suatu perusahaan. Jadi, ketika kita membeli saham suatu perusahaan, bisa dikatakan bahwa kita memiliki andil dalam perusahaan tersebut. Perdagangan saham dilakukan oleh broker saham di Bursa Efek Indonesia setiap hari Senin hingga Jumat. Dalam satu hari, terdapat dua sesi perdagangan. Sesi pertama dari pukul 09.30-12.00. Kemudian sesi kedua dari pukul 14.00 – 16.00. Khusus pada hari Jumat, sesi pertama berlangsung dari pukul 09.3011.30. Opening price adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa terjadi. Closing price adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada akhir hari bursa.
9
Deviden merupakan bagian laba yang diberikan perusahaan pada para pemegang sahamnya. Expected Return adalah kemungkinan keuntungan yang bis a didapat oleh investor dari pembelian saham. Sedangkan standar deviasi adalah kemungkinan kerugian yang bisa diderita oleh investor. Portofolio saham adalah kombinasi pembelian beberapa saham. M engapa dilakukan kombinasi pembelian saham? sebab dengan melakukan itu, maka faktor resiko bisa diperkecil dan kemungkinan keuntungan yang didapat bisa diperbesar. Jika investor menggunakan seluruh modalnya untuk membeli satu saham saja, maka ketika saham tersebut jatuh harganya, investor akan mengalami kerugian besar. Namun jika investor tersebut membeli beberapa saham, ketika satu saham jatuh dan saham yang lain naik, maka modal investor tersebut masih aman. Sebuah portofolio dikatakan optimal, apabila antara keuntungan dan resiko yang ditanggun g seimbang.
2.2 Risk Adjusted Performance M anajer aset dan manajer pasar resiko menggunakan pengukuran resiko untuk tujuan berbeda. Tujuan utama dari manajer resiko adalah kapitalisasi firma cukup untuk menutupi resiko dari posisinya dalam aset yang berresiko. M anajer pasar resiko harus mengawasi resiko setiap harinya dan melaksanakan metode yang berfokus pada agregasi resiko yang pantas, termasuk melindungi posisi dan korelasi antara aset dan faktor resiko. M anajer resiko tidak terlalu mengkhawatirkan soal return, meskipun senior manager akan memperhatikan expected returns dan resiko
10
untuk mengalokasikan berbagai aktifitas dari firma dalam tingkat yang paling efektif. Kebalikannya, tugas dari manajer aset adalah menyediakan investornya laporan akurat dari return serta resikonya. Resiko dan return biasanya diukur secara relatif dengan benchmark, yang dalam beberapa kasus disebut active return dan active risk. Jika manajer keuangan hanya memperhatikan active return maka akan terlalu banyak modal ditanam pada aset dengan expected return yang lebih tinggi dari rata–rata yang tentu diikuti dengan resiko yang lebih tinggi. Jika mereka hanya mempertimbangkan active risk maka terlalu sedikit modal yang dialokasikan pada aset yang sama. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa return adalah keuntungan atau aliran kas bersih dari suatu investasi. Sedangkan risk atau resiko adalah kemungkinan bahwa return sesungguhnya dari suatu investasi akan tidak sesuai dengan return yang diharapkan.
2.3 Markowitz Portfolio Theory M odel dasar untuk portofolio dikembangkan Harry M arkowitz (1952,1959), yang menurunkan expected rate of return dari aset portofolio dan mengukur expected risk. M odel Markowitz berdasarkan pada beberapa asumsi mengenai perilaku investor sebagai berikut
11
1. Investor mempertimbangkan setiap alternatif investasi sebagai sebuah kemungkinan distribusi dari expected return selama beberapa periode. 2. Investor memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dalam satu periode,
dan
kurva
keuntungan
mereka
mendemonstrasikan
pengurangan keuntungan marjinal. 3. Investor
memperkirakan
resiko
dari
portofolio
berdasarkan
keragaman dari expected return. 4. Dasar pengambilan keputusan investor hanya pada expected return dan resiko, sehingga kurva manfaat mereka adalah fungsi dari expected return dan expected variance (atau standar deviasi) dari pengembalian. 5. Untuk level resiko yang sama, investor lebih memilih return yang lebih tinggi daripada yang lebih kecil. Sama dengan itu, untuk level return yang sama, investor lebih memilih resiko yang lebih kecil daripada resiko yang lebih besar. 2.3.1 Menghitung Expected Return Untuk menghitung expected return dari suatu portofolio, digunakan rumus sebagai berikut (Brown,Reilly, 2009).
12
E(RPort) = Expected Return Portofolio Wi = Weight dari suatu aset dalam portofolio Ri = expected return dari aset i Sedangkan
untuk
menghitung R i suatu
aset
menggunakan
rumus
(Bodie,Kane,2007).
Ri = return EV = Ending Value / closing price BV = beginning value / opening price CF = Cash Flow / dividen 2.3.2 Menghitung variance M enghitung variance dari suatu aset menggunakan rumus (Brown,Reilly, 2009).
variance Ri = Return aset saat i E(Ri) = Rata-rata return aset i
13
σ = standar deviasi 2.3.3 Menghitung covariance Covariance adalah ukuran derajat dari dua variabel yang bergerak bersama sesuai dengan nilai rata-rata individu dari waktu ke waktu (Brown,Reilly,2009). Covij = E{[Ri – E(Ri)].[ Rj – E(Rj )]} Covij = covariance saham i dan j Ri = Return aset saat i E(Ri) = Rata-rata return aset i Rj = Return aset saat j E(Rj ) = Rata-rata return aset j 2.3.4 Menghitung correlation Correlation adalah hasil standarisasi dari penghitungan dua buah covariance. Hasil correlation hanya berjarak dari -1 hingga +1. Nilai +1 mengindikasikan hubungan positif sempurna antara dua saham, di mana jika salah satu bergerak naik, maka yang lainnya juga akan bergerak naik. Sebaliknya, nilai -1 berarti kedua saham tersebut memiliki hubungan negatif sempurna, di mana ketika salah
satu
(Brown,Reilly,2009).
bergerak
naik,
yang lainnya akan
bergerak
turun
14
Rij = correlation coefficent σi = standar deviasi saham i σj = standar deviasi saham j 2.3.5 S tandar Deviasi Portofolio Standar deviasi portofolio bisa juga disebut sebagai resiko yang dimiliki oleh portofolio tersebut (Bodie,Kane,2007).
2
,
σport = standar deviasi portofolio W1, W2 = weight saham dalam portofolio σ1 ,σ2 = standar deviasi saham Cov1,2 = covariance dua saham
2.4 Sharpe Ratio Indeks sharpe dikembangkan oleh William Sharpe dan sering pula disebut reward-to-variability ratio. Indeks sharpe mendasarkan perhitungannya atas konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai garis patok (benchmark), yaitu dengan cara membagi premi resiko portofolio dengan standar deviasinya. Premi resiko adalah perbedaan rata–rata kinerja yang dihasilkan oleh portofolio dengan
15
rata–rata kinerja investasi yang bebas resiko (risk free asset). Sharpe Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Brown,Reilly,2009).
λ
λ = Sharpe Ratio = rata – rata return aset / Portofolio Return = rata – rata risk free rate σp = standar deviasi portofolio Indeks sharpe dapat digunakan untuk mengukur premi resiko untuk setiap unit resiko dari portofolio tersebut. Peringkat kinerja portofolio dapat diketahui dengan menggunakan sharpe ratio ini. Semakin tinggi sharpe ratio suatu portofolio dibandingkan dengan portofolio lainnya, semakin baik portofolio tersebut. Ketika indeks sharpe dipergunakan pada teorema Markowitz, untuk menentukan weight yang sesuai dari portofolio, maka diperoleh rumus sebagai berikut (Bodie,Kane,2007). , ,
W2 = 1 – W1 W1, W2 = weight saham pada portofolio E(R1), E(R2) = expected return saham 1 dan 2
16
σ1 ,σ2 = standar deviasi saham 1 dan 2 Cov1,2 = covariance saham 1 dan 2 Rf = risk free rate
2.5 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) M enurut Pressman (2001,p20), rekayasa piranti lunak adalah penerapan dan penggunaan prinsip–prinsip rekayasa dalam usaha menghasilkan piranti lunak yang ekonomis, dapat diandalkan, dan bekerja secara efisian pada mesin yang sesungguhnya. Daur hidup dari model Pressman lebih dikenal dengan waterfall model (Pressman, 2009,p28-29). System/information engineering Analysis
Design
Code
Gambar 2.1 Daur hidup Pressman
Test
17
Tahap–tahap dalam waterfall model adalah sebagai berikut. A. Analisis dan perancangan sistem (system information and modelling) Langkah pertama adalah menetapkan kebutuhan semua elemen sistem. Perangkat lunak merupakan bagian yang berinteraksi dengan elemen–elemen seperti perangkat keras, pengguna, dan database. Langkah ini amatlah penting. B. Analisis kebutuhan piranti lunak (software requirement analysis) Langkah pengumpulan informasi, fungsi-fungsi, performa, dan antar muka yang dibutuhkan oleh piranti lunak. C. Perancangan (Design) Perancangan disini meliputi empat atribut program, yaitu struktur data, arsitektur piranti lunak, perincian prosedur, dan karakteristik antar muka. D. Pengkodean (coding) Dalam tahap ini, desain diterjemahkan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin. E. Pengujian (testing) Setelah pengkodean selesai, semua perintah dan fungsi dalam perangkat lunak diuji. Hal ini bertujuan untuk menemukan kesalahan
18
dan memastikan output yang dihasilkan oleh perangkat lunak sesuai dengan yang diharapkan. F. Dukungan (support) Perbaikan dan pemeliharaan perangkat lunak secara terus-menerus setelah digunakan oleh user. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar perangkat lunak terus terbaharui dan menjaga performa dari perangkat lunak tersebut.
2.6 Unififed Modeling Language (UML) Unified M odeling Language atau UM L adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasi, dan membangun sistem perangkat lunak. UM L meliputi kumpulan teknik penulisan grafis untuk membuat model visual dari sistem perangkat lunak yang intensif. UM L adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan pemrograman berbasis obyek (OOP) serta aplikasinya. UM L digunakan sebagai metode untuk mendukung dan mengembangkan sistem OOP. UM L menyediakan cara standar untuk memvisualisasikan gambaran arsitektural dari sistem, yang meliputi beberapa unsur seperti. •
Aktifitas
•
Aktor
•
Proses bisnis
19
•
Skema basis data
•
Komponen logis
•
Perintah bahasa pemrograman
•
Komponen perangkat lunak daur ulang
UM L memiliki 14 tipe diagram yang dibagi menjadi dua kategori. Tujuh tipe diagram mewakili informasi struktural sedangkan tujuh tipe yang lain mewakili tipe umum dari tingkah laku, termasuk empat buah yang mewakili berbagai aspek dari interaksi. A. Diagram Struktur (structure diagrams) Diagram struktur menitik beratkan pada hal-hal yang harus ada pada sistem yang dimodelkan. Diagram struktur umumnya digunakan untuk mendokumentasikan arsitektur perangkat lunak dari sistem. Yang termasuk dalam diagram struktur antara lain. •
Class diagram
•
Component diagram
•
Composite structure diagram
•
Deployment diagram
•
Object diagram
•
Package diagram
•
Profile diagram
B. Diagram tingkah laku (Behaviour diagrams)
20
Diagram tingkah laku menitik beratkan pada apa yang harus terjadi pada sistem yang dimodelkan. Diagram tingkah laku umumnya digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan atau fungsi dari sistem perangkat lunak. Yang termasuk dalam diagram tingkah laku adalah. •
Activity diagram
•
UML state machine diagram
•
Use case diagram
•
Communication diagram
•
Interaction overview diagram
•
Sequence diagram
•
Timing diagram
2.7 Perancangan Aplikasi M enurut Turban dalam buku “Pengantar Teknologi Informasi”, “perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.
Biasanya
dibandingkan
dengan
perangkat lunak
sistem
yang
mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tetapi tidak secara langsung menerapkan
kemampuan
tersebut
untuk
mengerjakan
suatu
tugas
yang
menguntungkan pengguna”. Dalam merancang aplikasi, dilakukan perancangan
21
layar untuk user. Dalam perancangan aplikasi, ada dua aspek, yaitu transaction design dan user interface design. •
Transaction Design Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh user maupun aplikasi yang mengakses atau merubah isi dari basis data. Ada tiga tipe transaksi, yaitu: o Retrieval transaction, merupakan pemanggilan data untuk ditampilkan di layar. o Update transaction, merupakan penambahan record baru, penghapusan record lama, atau pengubahan record lama yang ada di basis data. o Mixed transaction, meliputi pemanggilan dan perubahan data.
•
User Interface Design Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface adalah sebagai berikut. Meaningful title, diusahakan pemberian nama suatu form cukup jelas menerangkan kegunaan dari suatu form / report. Comprehensible instructions, penggunaan terminologi yang familiar untuk menyampaikan instruksi ke user dan jika informasi tambahan diperlukan, maka harus disediakan helpscreen.
22
Logical grouping and sequencing of fields, fields yang saling berhubungan ditempatkan pada form/report yang sama. Urutan field harus logis dan konsisten. Visually appealing layout of the form/report, tampilan form/report harus menarik, dan sesuai dengan hardcopy agar konsisten. Familiar field labels, penggunaan field yang familiar. Consistent terminology and abberviation, terminologi dan singkatan yang digunakan harus konsisten. Consistent use of color, penggunaan warna seharusnya digunakan
untuk
meningkatkan
kejelasan
dari sebuah
form/report dan untuk membedakan field-field yang penting atau pesan-pesan penting. Visible space and boundaries for data-entry fields, jumlah tempat yang disediakan untuk data entry, yang harus diketahui oleh user. Convenient cursor movement, user dapat dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dengan menggerakkan kursor pada form / report. Error correction for individual characters and entire fields, user dapat dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dan melakukan perubahan terhadap nilai fields.
23
Error messages for unacceptable values, jika user mencoba memasukkan data yang salah ke dalam sebuah field, maka akan muncul pesan kesalahan (error message). Optional fields market clearly, optional field harus jelas diidentifikasikan untuk user. Explanatory messages for fields, ketika user meletakkan kursor pada suatu field, maka keterangan mengenai field tersebut harus dapat dilihat.
Completion signal, indikator yang menjelaskan bahwa suatu proses telah selesai dilaksanakan.
Dalam merancang aplikasi, agar aplikasi yang dibuat mudah dipahami oleh user, harus diikuti apa yang disebut oleh Shneiderman sebagai “8 golden rule of interface design”. 1. Konsistensi Urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada aplikasi harus selalu konsisten. 2. M emungkinkan pengguna menggunakan shortcut Bagi pengguna yang sudah ahli atau pengguna yang sering menggunakan aplikasi, dibutuhkan shortcut dalam menggunakan aplikasi sehingga meningkatkan kecepatan interaksi dengan aplikasi. 3. M emberikan umpan balik yang informatif
24
Untuk setiap tindakan user, sebaiknya diberikan sistem umpan balik yang memberi tahu user apa yang sedang dilakukan. Sebaiknya umpan balik yang diberikan sederhana, namun jika ada kesalahan atau error dari tindakan user, sebaiknya diberi umpan balik yang lebih substansial. Contohnya berupa suara ketika user melakukan kesalahan. 4. M erancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan diorganisir dalam suatu kelompok, sehingga user tahu apa yang sedang dilakukan dan hasil akhir yang diharapkan. 5. M emberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sistem dirancang sedemikian rupa sehingga user tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jikapun ada kesalahan fatal yang terjadi, sistem mendeteksinya dengan cepat dan memberikan mekanisme sederhana dalam memperbaiki kesalahan tersebut. 6. M udah kembali ke langkah sebelumnya Hal ini diperlukan agar user bebas mengeksplorasi aplikasi. Jikalau terjadi kesalahan, user dapat kembali dengan cepat ke langkah sebelumnya. 7. M endukung tempat pengendali internal
25
Sistem merespon tindakan pengguna dan pengguna mengontrol sistem. Sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna merupakan inisiator dari setiap tindakan sistem. 8. M engurangi beban ingatan jangka pendek Tampilan yang sederhana dan halaman yang tidak terlalu banyak akan mengurangi keterbatasan dalam ingatan jangka pendek manusia.