9
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Teori - Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Berdasarkan
www.chamot-idea.blogspot.com/2007/09/tugas-i-pengendalian-
kualitas-quality.html, The Institute of Electrical and Electronics Engineers' (IEEE) Standard Glossary of Software Engineering Terminology mendefinisikan kualitas sebagai: "the degree to which a system, component, or processmeets meets (1) specified requirements, and (2) customer or user needs or expectations." Dimana kualitas didefiniskan sebagai tingkat atau level bagaimana sebuah sistem, komponen, atau proses dalam memenuhi permintaan yang diminta pengguna, dan kebutuhan atau ekspektasi pengguna. Menurut www.dikti.org/?q=node/23 kualitas jasa adalah ”the extent of discrepancy between customer expectation or desires and their perception” (adanya perbedaan antara harapan pelanggan tentang suatu jasa dan apa yang dirasakan atau diterima pelanggan sesungguhnya). Menurut www.danmamdiri.or.id kualitas juga dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan persyaratan, kesesuaian dengan pihak pemakai atau bebas dari kerusakan / cacat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu atau pribadi yang baik dalam bentuk tingkah laku seseorang yang baik yang dapat dijadikan teladan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara
10 Berdasarkan teori – teori di atas yang dimaksud dengan kualitas adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi keinginan semua pihak baik itu produsen, konsumen, dan yang lain yang berhubungan dengan produk atau jasa tersebut. Dalam hal ini kualitas dari informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi DELVIS harus berkualitas dan berguna dalam memenuhi kebutuhan user.
2.1.2. Pengertian Informasi Menurut Muchtar ( 1999, p.3 ), informasi adalah hasil suatu proses yang terorganisasi, memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya. Beberapa karakteristik yang diperlukan agar suatu informasi dapat berarti dan berguna dalam penelitian ini adalah : 1. Reliable Informasi harus bebas dari kesalahan dan harus akurat dalam mempresentasikan suatu kegiatan dari suatu organisasi. 2. Relevant Informasi yang relevan harus memberikan kepastian kepada user atas informasi yang dibutuhkan. Informasi yang ada harus berguna bagi user. 3. Timely Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan / tepat waktu dan dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. 4. Complete Informasi yang disajikan lengkap termasuk didalamnya semua data yang relevan dan tidak mengabaikan unsur kepentingan yang diharapkan oleh pembuat keputusan.
11 5. Understandable Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah untuk dimengerti oleh pembuat keputusan. Menurut Mcleod dalam bukunya yang berjudul Management Information System ( 2001, p.12 ), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebanyakan penggunanya. Berdasarkan pendapat Hall ( 2001, p.13 ), “Informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan. Informasi seringkali didefinisikan sebagai data yang telah diproses, informasi ditentukan oleh efeknya pada para pemakai, bukan bentuk fisiknya.” Berdasarkan http://www.nakertrans.go.id/, informasi adalah penyampaian data, fakta dan berita yang dikemas dan disajikan dalam bentuk yang nyaman untuk dilihat, dibaca, dan dimengerti oleh orang yang memerlukannya.
Berdasarkan teori - teori diatas yang dimaksud dengan informasi adalah semua data berupa data penerima, data pengirim, jenis layanan yang dipilih, jumlah barang kiriman, berat barang kiriman, biaya kirim dan biaya tambahan lainnya, isi dari barang kiriman, perincian berat dan ukuran volume, nama petugas penerimaan TIKI, serta layanan packing dan asuransi yang di - input oleh user akan diolah dengan menggunakan Sistem Informasi DELVIS sehingga akan menjadi fakta atau berita yang berguna baik oleh user maupun customer serta PT. Citra Van Titipan Kilat, yang meliputi indikator : ( 1 ) Bebas dari kesalahan, pada dimensi Reliable; ( 2 ) Kepastian, pada dimensi Relevant; ( 3 ) Tepat waktu, pada dimensi Timely; ( 4 ) Lengkap, pada dimensi Complete; ( 5 ) Dimengerti, pada dimensi Understanble.
12 2.1.3. Pengertian Kualitas Informasi Menurut Suwardjono ( 2001, p.58 ) kualitas informasi adalah karakteristik yang melekat pada informasi sehingga informasi bermakna bagi pemakai dan memberi keyakinan kepada pemakai sehingga bermanfaat dalam keputusan. Menurut Ariyanto dan Desika ( 2007, p.13 ) kualitas informasi adalah ukuran terhadap nilai dari suatu kebutuhan yang ada dan telah ditetapkan dari data yang terorganisasi dan diproses sehingga menciptakan suatu bentuk yang berarti bagi user Berdasarkan teori - teori di atas yang dimaksud dengan kualitas informasi adalah karakteristik yang melekat pada informasi sehingga informasi bermakna bagi user dan memberi keyakinan kepada user untuk menggunakan informasi tersebut.
Berdasarkan analisis teori yang menjadi indikator pada Variabel Kualitas Informasi DELVIS adalah : ( 1 ) Bebas dari kesalahan, pada dimensi Reliable karena dengan adanya informasi yang bebas dari kesalahan maka suatu sistem dapat dikatakan benar dan sesuai sehingga user pun yakin dalam penggunaanya; ( 2 ) Kepastian, pada dimensi Relevant karena setiap informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi DELVIS harus memberi informasi yang jelas sesuai dengan kenyataan yang terjadi; ( 3 ) Tepat waktu, pada dimensi Timely karena dengan adanya penyediaan informasi yang tepat pada waktunya akan memudahkan user dalam bertransaksi dan melayani customer; dan ( 4 ) Lengkap, pada dimensi Complete karena dengan adanya informasi yang utuh dan mendetail tanpa kekurangan user akan memperoleh kemudahan ketika suatu informasi dibutuhkan; ( 5 ) Dimengerti, pada dimensi Understanble karena setiap
13 informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi DELVIS harus dapat dipahami dan dimengerti oleh penggunanya (user).
2.1.4. Sintesis Variabel Kualitas Informasi DELVIS Berdasarkan analisis teori - teori di atas yang dimaksud dengan Kualitas Informasi adalah karakteristik yang melekat pada informasi sehingga informasi bermakna bagi user dan memberi keyakinan kepada user untuk menggunakan informasi tersebut dengan indikator : ( 1 ) Bebas dari kesalahan, pada dimensi Reliable; ( 2 ) Kepastian, pada dimensi Relevant; ( 3 ) Tepat waktu, pada dimensi Timely; dan ( 4 ) Lengkap, pada dimensi Complete; ( 5 ) Dimengerti, pada dimensi Understanble.
2.1.5. Konstruk Variabel Kualitas Informasi DELVIS Berdasarkan sintesis teori - teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Kualitas Informasi DELVIS adalah sebuah ukuran bagi program atau sistem informasi yang digunakan oleh PT. Citra Van Titipan Kilat dalam rangka membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional pengiriman paket / dokumen yang dilakukan oleh karyawan bagian Front Office, Customer Service serta Pendaftaran ONS dan Regular yang bertindak sebagai user dengan indikator : ( 1 ) Bebas dari kesalahan, pada dimensi Reliable; ( 2 ) Kepastian, pada dimensi Relevant; ( 3 ) Tepat waktu, pada dimensi Timely; dan ( 4 ) Lengkap, pada dimensi Complete; ( 5 ) Dimengerti, pada dimensi Understanble.
14 2.1.6. Pengertian Kepuasaan Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia ( 1999, p.770 ), istilah kepuasan berasal dari kata puas yang berarti merasa senang ( lega, gembira, dan sebagainya karena sudah terpenuhi hasrat hatinya ) dan kepuasaan adalah perihal yang bersifat kesenangan dan kelegaan. Menurut Kotler ( 2006, p.61 ), satisfaction is persons feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a product perceived performance ( or outcome ) in relation to his or her expectations ( Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang dihasilkan dari kemampuan suatu produk dalam memenuhi harapan user tersebut ). Bila kenyataan tidak sesuai dengan harapan maka pengguna tidak akan merasa puas, begitu juga sebaliknya jika kenyataan sesuai dengan harapan maka user akan merasa puas. Berdasarkan http://busman.elec.qmul.ac.uk/deliverables/busman_d61.pdf, dikutip dari karya ilmiah Bringing User Statisfaction to Media Access Network oleh Pedroconcejero Cerezo: Carlos Gonzalez de herrero; Daniel perez uriol; Alyson evans; Goetz Schmidt bossert; Roland bub; Richard Blyth; Abigail Turner;et al, ( 2003, p.38 ) mengatakan kriteria Kepuasan User meliputi dimensi : 1. Meeting user expectations ( memenuhi harapan user ). 2. Esthetic Appearance ( estetika tampilan ). 3. Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term ( intuisi dan mengurangi waktu pembelajaran, memberikan kenyamanan dan percaya diri dalam jangka waktu yang panjang ).
15 Meeting User Expectation berarti Kualitas Informasi DELVIS yang dirasakan harus sesuai dengan harapan user yaitu dapat melakukan aktivitas pengiriman paket / dokumen tanpa hambatan. Esthetic Appearance berarti tampilan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi DELVIS harus berbasiskan pada desain user friendly sehingga para user dapat dengan cepat memahami dan beradaptasi dalam menggunakan sistem informasi ini. Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term berarti Sistem Informasi DELVIS yang diaplikasikan harus dapat memberikan kualitas, dimana user tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem informasi tersebut dan lebih memahami dalam pembuatan suatu laporan transaksi harian. Dampak dari kemudahan inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan kenyamanan bagi para user, yang berarti para user merasa puas dan senang dalam melakukan pengiriman paket / dokumen serta menghasilkan suatu output berupa BTTKB dan laporan transaksi harian user dengan menggunakan Sistem Informasi DELVIS ini. Menurut
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0401/290metro/820403.htm,
kepuasan adalah kenikmatan sendiri yang dirasakan seseorang. Berdasarkan teori - teori diatas yang dimaksud kepuasan dalam penelitian ini adalah perasan senang, bahagia dan lega para user dalam menggunakan Sistem Informasi DELVIS yang berkualitas pada PT. Citra Van Titipan Kilat yang meliputi indikator : ( 1 ) Harapan, pada dimensi Meeting user expectations; ( 2 ) Tampilan, pada dimensi Esthetic Appearance; ( 3 ) Mudah dan ( 4 ) Nyaman, pada dimensi Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term; serta ( 5 ) Kenyataan.
16 2.1.7. Pengertian User Menurut O’Brien (1997, p.4), user dapat diartikan sebagai semua orang yang memakai sistem informasi atau informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Berdasarkan
http://www.atis.org/tg2k/user.html user dapat diartikan sebagai
individu, organisasi, atau entitas lainnya ( termasuk komputer dan sistem komputer ), yang menggunakan layanan - layanan yang disediakan oleh sebuah telekomunikasi, atau oleh sebuah sistem yang memproses informasi, untuk memindahkan informasi. Menurut http://www.dict.die.net/ user is a person who makes of a think, someone who uses or employs something. Artinya user adalah seseorang yang menggunakan ide pikirannya. Seseorang yang menggunakan sesuatu yang dikerjakan. Maka disimpulkan bahwa User adalah seseorang ataupun sekelompok orang yang menggunakan sistem informasi ( komputer ). Pada PT. Citra Van Titipan Kilat ini yang berperan sebagai user yang menggunakan Sistem Informasi DELVIS adalah karyawan bagian Front Office, Customer Service, dan Pendaftaran ONS dan Regular.
2.1.8. Pengertian Kepuasan User Menurut Kotler ( 2003, p.61 ) if performance falls short of expectation, the customer is dissatisfied. Dengan kata lain bila kenyataan tidak sesuai dengan harapan, maka user tidak puas, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan Remenyi ( 2000, p.153 ), User Satisfaction is generally considered to result a comparison of user expectation ( or need ) of the information system with the perceived performance ( or capability ) of the information system on a number of different facets of the information system. ( Kepuasan User secara umum dianggap
17 sebagai hasil perbandingan antara pengharapan / kebutuhan user atas sistem informasi dan kinerja sistem yang diterima ). Maka hubungan antara kenyataan dengan harapan user dapat disimpulkan seperti berikut ini : kenyataan > harapan = sangat puas kenyataan = harapan = puas kenyataan < harapan = tidak puas
Berdasarkan analisis teori yang menjadi indikator dalam Variabel Kepuasaan User meliputi indikator : ( 1 ) Harapan, pada dimensi Meeting user expectations karena tingkat Kepuasaan User terhadap suatu sistem informasi akan diukur berdasarkan seberapa besar kualitas suatu sistem informasi tersebut dalam memenuhi harapan dari user atau penggunanya; ( 2 ) Tampilan, pada dimensi Esthetic Appearance karena dengan adanya kualitas tampilan seperti tampilan yang user friendly, atraktif dan menarik akan mempengaruhi tingkat Kepuasaan User terhadap sistem informasi yang digunakan; ( 3 ) Mudah, pada dimensi Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term karena dengan adanya sistem informasi yang mudah digunakan dan mudah untuk dimengerti akan membuat user merasa senang dan puas ketika menggunakannya; dan ( 4 ) Nyaman, pada dimensi Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term karena dengan adanya sistem yang nyaman untuk digunakan maka user akan merasa puas, serta ( 5 ) Kenyataan, karena dengan adanya proses pengiriman paket / dokumen yang cepat dan mudah akan meningkatkan Kepuasan User terhadap sistem informasi yang digunakan, sehingga semakin tinggi kualitas suatu informasi maka akan meningkatkan pula Kepuasaan User.
18 2.1.9. Sintesis Variabel Kepuasaan User Berdasarkan analisis teori - teori tersebut diatas yang dimaksud dengan Kepuasan User adalah suatu perasaan senang yang dialami oleh seorang pemakai dalam menggunakan sistem informasi sehingga mencapai harapan yang di kehendaki yang meliputi indikator : ( 1 ) Harapan, pada dimensi Meeting user expectations; ( 2 ) Tampilan, pada dimensi Esthetic Appearance; ( 3 ) Mudah dan ( 4 ) Nyaman, pada dimensi Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term; serta ( 5 ) Kenyataan.
2.1.10. Konstruk Variabel Kepuasaan User Berdasarkan sintesis teori - teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Kepuasaan User dalam penelitian ini adalah tingkat perasaan senang dari user yang menggunakan Sistem Informasi DELVIS atau menggunakan informasi yang dihasilkannya untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pada PT. Citra Van Titipan Kilat yang meliputi indikator : ( 1 ) Harapan, pada dimensi Meeting user expectations; ( 2 ) Tampilan, pada dimensi Esthetic Appearance; ( 3 ) Mudah dan ( 4 ) Nyaman, pada dimensi Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term; serta ( 5 ) Kenyataan.
19 2.1.11. Tabel Kisi - Kisi Variabel, Dimensi, Indikator Penelitian Tabel 2.1 Tabel Kisi – Kisi Variabel, Dimensi, Indikator Penelitian Variabel
Dimensi
Indikator
( 1 ) Kualitas Informasi DELVIS
( 1 ) Reliable
( 1 ) Bebas Kesalahan
( 2 ) Kepuasan User
( 2 ) Relevant
( 2 ) Kepastian
( 3 ) Timely
( 3 ) Tepat waktu
( 4 ) Complete
( 4 ) Lengkap
( 5 ) Umderstanble
( 5 ) Dimengerti
( 1 ) Meeting user expectations ( 1 ) Harapan ( 2 ) Esthetic appearance
( 2 ) Tampilan
( 3 ) Intuitiveness an ease of
( 3 ) Mudah
learning, comfort and confidence in long term ( 4 ) Nyaman ( 5 ) Kenyataan
2.1.12. Kerangka Berpikir Berdasarkan sintesis teori - teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Kualitas Informasi DELVIS adalah sebuah ukuran bagi program yang digunakan oleh PT. Citra Van Titipan Kilat dalam rangka membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan
20 operasional pengiriman paket / dokumen yang dilakukan oleh karyawan bagian Front Office, Customer Service serta Pendaftaran ONS dan Regular yang bertindak sebagai user dengan indikator : ( 1 ) Bebas dari kesalahan, pada dimensi Reliable; ( 2 ) Kepastian, pada dimensi Relevant; ( 3 ) Tepat waktu, pada dimensi Timely; dan ( 4 ) Lengkap, pada dimensi Complete; ( 5 ) Dimengerti, pada dimensi Understanble. Berdasarkan sintesis teori - teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Kepuasaan User dalam penelitian ini adalah tingkat perasaan senang dari user yang menggunakan Sistem Informasi DELVIS atau menggunakan informasi yang dihasilkannya untuk mencapai tujuan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan yang meliputi indikator : ( 1 ) Harapan, pada dimensi Meeting user expectations; ( 2 ) Tampilan, pada dimensi Esthetic Appearance; ( 3 ) Mudah dan ( 4 ) Nyaman, pada dimensi Intuitiveness an ease of learning, comfort and confidence in long term; serta ( 5 ) Kenyataan. Berdasarkan dua pengertian diatas terdapat keterkaitan antara Kualitas Informasi DELVIS dengan Kepuasan User. Keterkaitan tersebut digambarkan dengan semakin baiknya Kualitas Informasi DELVIS akan semakin meningkatkan Kepuasaan User pada PT. Citra Van Titipan Kilat, sehingga diduga terdapat hubungan antara Kualitas Informasi DELVIS dengan Kepuasaan User.
2.1.13. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat dinyatakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Terdapat hubungan antara Kualitas Informasi DELVIS dengan Kepuasaan User ”
21 Perumusan Statistik hipotesis penelitian sebagai berikut : Hipotesis Statistika : Ho : θ = θ0 H1 : θ ≠ θ0 Atau Ho : θ = θ0 H1 : θ > θ0 Atau Ho : θ = θ0 H1 : θ < θ0 Sumber : Sudjana, Metode Statistika, ( Tarsito : Bandung 2005 ) , p.223
Keterangan : Ho : Hipotesis Nol H1 : Hipotesis Alternatif θ : Koefisien Korelasi
22 2.2. Teori – Teori Khusus 2.2.1. Pengertian Metode Penelitian Menurut Sugiyono ( 2004, p.1 ), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri - ciri keilmuan, yaitu : a.
Rasional : kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara – cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
b.
Empiris : cara – cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan
c.
Sistematis : proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis.
2.2.2. Jenis - Jenis Penelitian A. Menurut Tujuannya: 1. Penelitian Dasar ( Basic Research ) yaitu penelitian untuk pengembangan suatu teori atau ilmu pengetahuan. 2. Penelitian Terapan ( Applied Research ) yaitu penelitian yang langsung dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau mengambil kebijakan. B. Menurut Metodenya: 1. Penelitian Survei yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. 2. Penelitian Ex Post Facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor - faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
23 3. Penelitian Eksperimen yaitu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. C. Menurut Tingkat Explanasinya: 1. Penelitian Deskriftif yaitu penelitian yang dilaukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. 2. Penelitian Asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkat yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang dihubungkan. Bentuk hubungan antara variabel tersebut adalah hubungan kausal ( sebab akibat ). Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.1
X
Y
Gambar : 2.1 Hubungan X danY Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004 ), p.12
3. Penelitian Komparatif yaitu penelitian untuk membandingkan. D. Menurut Jenis Data & Analisis : Pada dasarnya meneliti ingin mendapatkan data obyektif, valid dan reliabel tentang sesuatu hal ( variabel tertentu ). Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Dalam analisis data juga terdapat dua macam yaitu analisis data kuantitatif dengan statistik dan kualitatif ( tidak mengutamakan statistik ).
24 2.2.3. Macam - Macam Data Penelitian Macam data ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit / nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dibagi menjadi data ordinal, interval dan ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat dan jarak satu data dengan data yang lain tidak sama. Data interval data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol ( 0 ) mutlak. Data ratio data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol ( 0 ) mutlak.
2.2.4.
Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macammacam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : 1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia variabel
bebas. Variabel
bebas
adalah
sering disebut sebagai
merupakan
variabel
yang
25 mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat ). 2. Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
2.2.5. Populasi Menurut Sugiyono ( 2004, p.72 ) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda - benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
2.2.6. Sampel Menurut Sugiyono ( 2004, p.73 ) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dalam populasi. Apa yang dipelajari yang diambil dari populasi harus betul - betul representative / mewakili.
26 Ada 2 jenis teknik untuk menentukan sampel ( sampling) yaitu : 1. Probability Sampling merupakan teknik penarikan sampel dimana setiap anggota populasi disediakan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. a. Simple Random Sampling Dikatakan simple ( sederhana ) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila angoota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat digambarkan seperti gambar 2.2 berikut :
Populasi Homogen
Diambil secara random
Sampel yang represent atif
Gambar : 2.2 Simple Random Sampling Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004 ), p.12
b. Proportionate Stratified Random Sampling Penarikan sampel yang digunakan bila populasi berstrata dengan kelompokkan dahulu sesuai stratanya baru dari setiap strata diambil sampelnya. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Clutser sampling ( Area Sampling ) Teknik yang digunakan bila dalam menentukan sampel sumber data atau obyek yang diteliti berdasarkan daerah. Contoh: penduduk dari suatu negara.
27 2. Nonprobality Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dan anggota populasinya bersifat homogen. Teknik sampel ini meliputi: a. Sampel Sistematis : teknik
pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. b. Sampel Quota : teknik untuk
menentukan
sampel dari
populasi yang
mempunyai ciri - ciri tertentu sampai jumlah ( kuota ) yang diinginkan. c. Sampel Aksidental : teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. d. Sampel Purposive : teknik penarikan sampel purposive dilakukan jika peneliti ingin mendalami
suatu kasus yang
melibatkan
jenis responden
tertentu dan masalah yang diteliti. e. Sampel Jenuh : teknik penentuan sampel
bila
semua
anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil yang kurang dari 30 orang. f. Snowball Sampling: teknik
penentuan sampel yang mula - mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Dimana responden awal dipilih dengan sampel probabilitas sedangkan
responden
berikutnya
diperoleh
dari
usulan /
masukan responden sebelumnya. Teknik ini digunakan juga pada kasus-kasus yang cenderung sensitif sehingga sulit untuk menyusun kerangka sampel.
28 Pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling dimana pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5% dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:
λ². N. P. Q s= d² (N - 1) + λ². P. Q
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004 ), p.79
Keterangan : λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%. P = Q = 0,5.
d = 0,05.
s = Jumlah Sampel
Tabel 2.2 Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Tertentu Dengan Taraf Kesalahan 1, 5, dan 10% N
S
N
1%
5%
10%
10
10
10
10
15
15
14
20
19
25
s
N
1%
5%
10%
280
197
155
138
14
290
202
158
19
19
300
207
24
23
23
320
30
29
28
27
35
33
32
40
38
45 50
s 1%
5%
10%
2800
537
310
247
140
3000
543
312
248
161
143
3500
558
317
251
216
167
147
4000
569
320
254
340
225
172
151
450
578
323
255
31
360
234
177
155
5000
586
326
257
36
35
380
242
182
158
6000
598
329
259
42
40
39
400
250
186
162
7000
606
332
261
47
44
42
420
257
191
165
8000
613
334
263
29 55
51
48
46
440
265
195
168
9000
618
335
263
60
55
51
49
460
272
198
171
10000
622
336
263
65
59
55
53
480
279
202
173
15000
635
340
266
70
63
58
56
500
285
205
176
20000
642
342
267
75
67
62
59
550
301
213
182
30000
649
344
268
80
71
65
62
600
315
221
187
40000
653
345
269
85
75
68
65
650
329
227
191
50000
655
346
269
90
79
72
68
700
341
233
195
75000
658
346
270
95
83
75
71
750
352
238
199
100000
659
347
270
100
87
78
73
800
363
243
202
150000
661
347
270
110
94
84
78
850
373
247
205
200000
661
347
270
120
102
89
83
900
382
251
208
250000
662
348
270
130
109
95
88
950
391
255
211
300000
662
348
270
140
116
100
92
1000
399
258
213
350000
662
348
270
150
122
105
97
1100
414
265
217
400000
662
348
270
160
129
110
101
1200
427
270
221
450000
663
348
270
170
135
114
105
1300
440
275
224
500000
663
348
270
180
142
119
108
1400
450
279
227
550000
663
348
270
190
148
123
112
1500
460
283
229
600000
663
348
270
200
154
127
115
1600
469
286
232
650000
663
348
270
210
160
131
118
1700
477
289
234
700000
663
348
270
220
165
135
122
1800
485
293
235
750000
663
348
270
230
171
139
125
1900
492
294
237
800000
663
348
271
240
176
142
127
2000
498
297
238
850000
663
348
271
250
182
146
130
2200
510
301
241
900000
663
348
271
260
187
149
133
2400
520
304
243
950000
663
348
271
270
192
152
135
2600
529
307
245
1000000
663
348
271
∞
664
349
272
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004 ), p.81
Keterangan: n : Jumlah Populasi s : Tingkat Kesalahan / Errorr
30 2.2.7. Skala Pengukuran Menurut Sugiyono ( 2004, p.84 ), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Ada 4 macam skala pengukuran yaitu : a) Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. b) Skala Guttman Skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan seperti ”ya-tidak” ; ”benar salah”; ”pernah-tidak pernah” ; ”positif-negatif” dan lain-lain. c) Sematic Deferential Skala ini digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. d) Rating Scale Skala pengukuran yang bersifat kuantitatif. Dalam rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
31 kualitatif. Oleh karena itu orang tertentu yamg memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2. Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah Skala Likert. Skala likert merupakan metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok dengan menyatakan setuju atau ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Metode pengukuran yang paling sering digunakan ini dikembangkan oleh Rensis Likert sehingga dikenal dengan nama Skala Likert. Nama lain dari skala ini adalah summated ratings method. Dalam Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item - item instrumen yang dapat berupa pernyataan. Jawaban dalam setiap instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata - kata antara lain : Sangat Setuju ( SS ); Setuju ( ST ); Ragu - ragu ( RG ); Tidak Setuju ( TS ); Sangat Tidak Setuju ( STS ). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor: 1. Sangat Setuju diberi skor
5
2. Setuju diberi skor
4
3. Ragu-ragu diberi skor
3
4. Tidak Setuju diberi skor
2
5. Sangat Tidak Setuju diberi skor
1
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004), p.87
32 2.2.8. Metode Pengumpulan Data 2.2.8.1. Definisi Kuesioner Pengumpulan data penelitian ada kondisi tertentu kemungkinan tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuesioner. Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara antara lain : kuesioner disampaikan langsung oleh peneliti, dikirim melalui pos, faksimile atau menggunakan teknologi komputer. Menurut Arikunto ( 1998, p.20 ), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner mempunyai 4 tujuan, antara lain: 1. Untuk memperoleh informasi yang akurat dari responden. 2. Memberikan struktur pada wawancara sehingga dapat berjalan lancar dan urut. 3. Memberikan format standar pencacatn fakta, komentar, dan sikap. 4. Memudahkan pengolahan data. Delapan pedoman dalam menyusun kuesioner yaitu: 1. Pikirkan sasaran survei 2. Pikirkan bagaimana wawancara akan dilangsungkan. 3. Pikirkan pengetahuan dan kepentingan responden. 4. Pikirkan kata pengantar. 5. Pikirkan urutan pertanyaan.
33 6. Pikirkan tipe pertanyaan. 7. Pikirkan jawaban yang mungkin saat memikirkan pertanyaan. 8. Pikirkan bagaimana data akan diolah. 2.2.8.2. Komponen Kuesioner Menurut Umar ( 2002, p.78 ), yang dikutip dari Emory-Cooper menyatakan bahwa ”paling tidak terdapat 4 komponen inti dari sebuah kuesioner”. Keempat komponen itu adalah: 1. Subyek yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan riset. 2. Ajakan yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk turut serta mengisi kuesioner secara aktif dan obyektif. 3. Petunjuk pengisian kuesioner yang mudah dimengerti dan tidak biasa. 4. Pertanyaan atau pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup, ataupun terbuka. 2.2.8.3. Jenis - Jenis Kuesioner Secara umum, ada tiga tipe kuesioner yaitu : 1. Terstruktur, kuesioner memuat secara tepat pertanyaan dan urutan penyampaian pertanyaan. Sebagian
pertanyaan sudah ditentukan
jawabannya sebelumnya, sehingga hanya sedikit ruang gerak bagi responden untuk menyimpang dari jawaban tersebut. 2. Semi terstruktur, kuesioner memuat gabungan pertanyan yang sudah ditentukan beserta jawaban - jawabannya dan pertanyaan dimana responden bebas memberikan jawabannya.
34 3. Tidak terstruktur, kuesioner memuat daftar pertanyaan tetapi tidak terdapat
jawabannya
sehinga
responden
bebas
memberikan
jawabannya. 2.2.8.4. Ciri - Ciri Kuesioner Yang Baik Menurut Supranto ( 2001, p.82 - 84 ), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pertanyaan yang baik: 1. Pertanyaan harus relevan. 2. Pertanyaan harus ringkas ( consise ). 3. Pertanyaan tidak boleh membingungkan ( unambiguos ). 4. Pertanyaan yang bagus hanya memuat 1 pemikiran ( one tought ). 5. Pertanyaan yang baik tidak memuat dua hal yang negatif (double negative). 6. Khusus untuk kuesioner yang menggunakan skala likert, jawabannya harus konsisten.
2.2.9. Pengertian Statistik Menurut Yanuardi dan Meinofriadi ( 2004, p.7 ), statistik adalah kumpulan angkaangka yang disusun dan disajikan dalam bentuk daftar, tabel, diagram atau grafik untuk menggambarkan suatu persoalan. Sedangkan statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara mengumpulkan fakta, mengolah, menganalisa dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan. Menurut Sugiyono ( 2004, p.143 ), terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu:
35 1. Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui: a. Tabel, merupakan kumpulan angka yang disusun menurut kategori sehingga memudahkan untuk pembuatan analisis data. b. Grafik, merupakan gambar yang menunjukan secara visual data berupa angka yang biasanya juga berasal dari tabel yang dibuat. c. Diagaram lingkaran,
merupakan gambar grafik berupa lingkaran,
dimana luas lingkaran merupakan komponen dari beberapa nilai. d. Pictogram adalah grafik yang disajikan dalam bentuk gambar. Dan perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. Perhitungan Statistik : 1. Rentang Data / Range Data terbesar dikurangi data terkecil. R = Xmax – Xmin Sumber : Soleh, Ilmu Statistika, ( Rekayasa Sains : Bandung 2005 ) p.11
36 Keterangan : Xmax : Nilai Data Terbesar Xmin : Nilai Data Terkecil 2. Rata-rata ( Mean ) Mean adalah ukuran rata-rata yang merupakan penjumlahan dari seluruh nilai dibagi dengan jumlah datanya. Menghitung mean dari suatu sample dilakukan dengan cara sebagai berikut : n
∑ xi x=
i=1
n Sumber : Kountur, Statistik Praktis ( Penerbit PPM : Jakarta 2006 ), p.58
Keterangan : x : Mean dari suatu Sampel xi : Nilai dari Data Ke-i n : Jumlah Data dari Sampel 3. Median Median adalah suatu nilai dimana setengah dari data berada dibawah nilai tersebut dan setengahnya lagi berada diatas nilai tersebut setelah nilai disusun berurut. Dengan kata lain, median membagi data menjadi dua bagian. 4. Modus Modus atau mode adalah satu ukuran rata-rata yang menunjukkan skor atau nilai data yang memiliki frekuensi terbanyak pada suatu distribusi.
37 5. Deviasi Standar Deviasi Standar adalah akar dari varian. 6. Distribusi Frekuensi Jumlah kelas Ditetapkan dengan menggunakan aturan Sturges yaitu : Banyak kelas = 1 + 3.3 Log n
Interval kelas Interval kelas adalah range dari kelas. Ditetapkan berdasarkan rentang skor dan jumlah kelas. Rentang Skor P= Jumlah Kelas
Sumber : Sudjana, Metoda Statistika, ( Tarsito : Bandung 2002 ), p. 47
2. Statistik Inferensial Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Statistik inferensial terbagi menjadi dua, yaitu : a. Statistik Parametris Digunakan untuk menguji parameter populasi melalaui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistik, pengujian
38 parameter melalui statistik ( data sampel ) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio. Dan statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Pengukuran dilakukan dengan pengujian normalitas dengan uji Lilliefors. Dan dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen yang diukur dengan uji Bartlett, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. b. Statistik Nonparametris Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Statistik
nonparametris
kebanyakan
digunakan
untuk
menganalisis data nominal dan ordinal.
2.2.10. Uji Hipotesis Menurut Sugiyono ( 2004, p.156 ), hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Secara statistis hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi ( parameter ) yang akan diuji kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol. Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik ( data sampel ). Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik.
39 Perumusan statistiknya, yaitu : Hipotesis Statistika : Ho : θ = θ0 H1 : θ ≠ θ0 Atau Ho : θ = θ0 H1 : θ > θ0 Atau Ho : θ = θ0 H1 : θ < θ0 Sumber : Sudjana, Metode Statistika, (Tarsito : Bandung 2005) , p.223
Keterangan : Ho : Hipotesis nol H1 : Hipotesis alternatif θ : Koefisien Korelasi
2.2.11. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono ( 2004, p.97 ), pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik, maka ada 2 syarat yang harus dipenuhi oleh instrumen tersebut, yaitu : reliabilitas dan validitas.
40 2.2.11.1. Uji validitas Menurut Sugiyono ( 2004, p.109 ), hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji validitas ini bertujuan untuk mengukur tingkat komunikatif dari tiap butir pertanyaan. Untuk menguji validitas konstruksi ( Construct validity ), dapat digunakan pendapat para ahli (
judgment expert ). Setelah instrumen
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Setelah pengujian konstruk selesai dari para ahli, maka diteruskan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas
konstruksi
dilakukan
dengan
analisis
faktor,
yaitu
dengan
mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Product Moment. n Σ xiyi – ( Σxi ) ( Σyi ) rhit = √ {nΣxi²- (Σxi)²} {nΣyi²- (Σyi)²} Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004), p.182
Keterangan : r hitung = Koefisien Korelasi ∑ Xi
= Jumlah Skor Item
∑ Yi
= Jumlah Skor Total ( seluruh item )
n
= Jumlah Responden
41 Tabel 2.3 Tabel Interval Koefisien Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.0 - 0.199
Sangat Rendah
0.20 - 0.399
Rendah
0.40 - 0.599
Sedang
0.60 - 0.799
Kuat
0.80 - 1.000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004), p.183
2.2.11.2. Uji Reliabilitas Menurut Jebarus ( 2005, p.51 ), reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah reliabilitas eksternal dengan metode Alpha Cronbach yang dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja pada responden. Jadi, reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan nilai alpha dengan nilai r tabel. Dasar pengambilan keputusan pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Jika alpha positif dan alpha > r tabel, maka indikator dinyatakan reliabel, dalam arti indikator tersebut dapat dipercaya dan konsisten. b. Jika alpha positif dan alpha < r tabel, maka indikator dinyatakan tidak reliabel, dalam arti indikator tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak konsisten.
42 Untuk mendapatkan nilai alpha secara manual, digunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut :
K
Σ σ b²
r 11 =
1– (K – 1)
σ1 ²
Sumber : Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ( Rineka Cipta : Jakarta 1998 ), p.171
Keterangan: r 11
: Reliabilitas Instrumen
K
: Banyaknya Butir Pernyataan atau Banyaknya Soal
Σ σ b² : Jumlahnya Varians Butir σ1 ²
: Varians Total
Rumus perhitungan varians: nΣXi² - ( ΣXi ) ² S² = n ( n-1 ) Sumber : Sudjana, Metode Statistika, ( Tarsito:Bandung 2005 ), p.94
Keterangan: n
: Jumlah Sampel
S² : Varians Butir Xi : Skor Butir
43 Tabel 2.4 Tabel Tingkat Pengukuran Reliabilitas Nilai
Hubungan
<0.20
Hubungan yang sangat kecil dan diabaikan
0.20 - <0.40 Hubungan yang kecil (tidak erat) 0.40 - <0.70 Hubungan yang cukup erat 0.70 - <0.90 Hubungan yang (reliable) 0.90 - <1.00
Hubungan yang sangat erat
=1.00
Hubungan sempurna
Sumber : http://olahdata.com/analisisvaliditasdanreabilitas/
2.2.12. Teknik Regresi Linear Sederhana Regresi sederhana diadasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Bentuk persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut: Ŷ = a + bX Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004), p.204
Nilai a dan b pada persamaan regresi dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ( ΣYi ) ( ΣXi² ) – ( ΣXi ) ( ΣXiYi ) a= n ΣXi² - ( Σxi ) ²
44 nΣXiYi - ( ΣXi ) – ( ΣYi ) b= n ΣXi² - ( Σxi ) ² Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004), p.206
Dimana: a : Intersep atau Perpotongan dengan Sumbu Tegak b : Kemiringan atau Gradient n : Nilai Tertentu dari Variabel Terikat Ŷ : Nilai yang Diukur atau Diitung pada Variable Terikat Xi : Variabel Bebas X yang Ke-i Yi : Variabel Y yang Ke-i Menurut Sudjana ( 2003, p.17 ), uji kelinieran dapat dilakukan terlebih dahulu mengitung jumlah kuadrat-kuadrat, disingkat JK, untuk berbagai sumber variasi. Sumber-sumber variasi yang JK-nya perlu dihitung adalah sumber-sumber variasi untuk total, koefisien (a), regresi (b׀a), sisa, tuna cocok dan galat. Untuk sumber-sumber variasi ini JK-nya berturut-turut diberi simbol JK(T), JK(a), JK(b׀a), JK(S), JK(TC) dan JK(G) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut: JK(T)
=
ΣY²
JK(a)
=
(ΣY)² / n
JK(b׀a)
=
b { ΣXY – (ΣX) (ΣY) } N
JK(S)
=
JK(T) – JK(a) – JK(b׀a)
JK(G)
=
Σ { ΣY² - (ΣY)² } Ni
45 JK(TC)
=
JK(S) – JK(G)
Sumber : Sudjana, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti, ( Tarsito : Bandung 2003 ), p.17
Setiap sumber variasi memiliki besaran yang biasa dinamakan derajat kebebasan, disingkat dk, yang besarnya n untuk total, 1 ( satu ) untuk koefisien (a), 1 ( satu ) untuk regresi ( b׀a ). ( n-2 ) untuk sisa, ( k-2 ) untuk tuna cocok, dan ( n - k ) untuk gallat. Dengan adanya dk dan JK untuk tiap sumber variasi, selanjutnya dapat ditentukan besaran yang disebut kuadrat tengah, disingkat KT, yang diperoleh dengan jalan membagi JK oleh dk-nya masing - masing. Demikianlah diperoleh KT(T), KT(a), KT(b׀a), KT(S), KT(G) dan KT(TC) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KT(T)
=
JK(T) n
KT(a)
=
JK(a)
KT(b׀a)
=
JK(b׀a)
KT(S)
=
JK(S) n–2
KT(TC)
=
JK(TC) k–2
KT(G)
=
JK(G) n–k
Sumber : Sudjana, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti, ( Tarsito : Bandung 2003 ), p.18
46 2.2.13. Metode Korelasi Menurut Umar ( 2002, p.178 - 180 ), analisis korelasi digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain dengan tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tersebut tergantung pada variabel lain. Simbol korelasi untuk sampel adalah r yang disebut koefisien korelasi sedangkan simbol parameternya adalah ρ ( dibaca row ). Rumus korelasi Product moment Pearson ΣXY r xy = √ (Σ x ²) (Σ Y ²)
n Σ xiyi – ( Σxi ) ( Σyi ) r xy = √ {nΣxi²- (Σxi)²} {nΣyi²- (Σyi)²} Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004), p.182
Uji signifikansi korelasi product moment pearson ditujukan pada rumus: r √ (n-2) t= √ (1 - r) ² Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( CV. Alfabeta: Jakarta 2004), p.184
Dimana : r : Koefisien Korelasi xi : Variabel Bebas X yang Ke-i yi : Variabel Terikat Y yang Ke-i n : Banyaknya Pasangan Data
47 2.2.14. SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) Menurut Syahri ( 2001, p.1 ), SPSS merupakan salah satu program olah data statistik yang paling banyak diminati oleh para peneliti. SPSS relatif fleksibel dan dapat digunakan untuk hampir semua bentuk dan tingkatan penelitian. Selain itu, dilengkapi pula dengan menu pengelolaan berbagai jenis grafik dengan tingkat resolusi tinggi.