7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod diterjemahkan oleh Teguh (2004, p9) sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut O’Brien (2002, p8) “a system is a group of interrelated components working together toward a common goal by accepting inputs and producing outputs in organized transformation process”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa sistem adalah sekolompok komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan memproses output dalam proses perubahan organisasi. Menurut Romney, et al (2005, p4) “a system is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal”. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa sistem merupakan suatu rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Bodnar, et al diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p1) sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
8 Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan yang saling bekerja sama menuju suatu tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang diorganisir.
2.1.1.2 Pengertian Data Menurut Romney, et al (2005, p5) “data are facts that are collected, recorded, stored, and processed by an information system”. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa data adalah fakta-fakta yang telah dikumpulkan, direkam, disimpan, dan diolah oleh sebuah sistem informasi. Menurut Wilkinson, et al diterjemahkan oleh Maulana (2004, p3) data adalah fakta, angka, bahkan simbol mentah dan merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Menurut O’Brien diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary (2005, p206) data adalah sumber daya penting organisasi yang perlu dikelola seperti mengelola asset penting dalam bisnis lainnya. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka simpulkan bahwa data adalah fakta, angka, bahkan simbol mentah yang telah dikumpulkan, direkam, disimpan dan diolah oleh sebuah sistem informasi.
2.1.1.3 Pengertian Informasi Menurut McLeod diterjemahkan oleh Teguh (2004, p12) informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
9 Menurut O ‘Brien (2002, p15) “information as data that have been converted into meaningful and useful context for specific end user”, yang artinya informasi adalah data yang dapat diubah bentuknya menjadi lebih berarti dan berguna untuk penggunapengguna khusus. Menurut Romney, et al (2005, p5) “information is data that have been organized and processed to provide meaning to a user”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diolah untuk menyediakan sesuatu yang berguna bagi pemakainya. Menurut Bodnar, et al diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p1) informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang telah diproses sehingga memiliki manfaat yang berguna bagi pemakainya yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
2.1.1.4 Pengertian Akuntansi Menurut Bodnar, et al diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p1) akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mengumpulkan, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang. Menurut Wilkinson, et al (2004, p6) accounting has several facets : 1. Recording data economic 2. Maintaining store data 3. Presenting quantitative information in financial items
10 Menurut penjelasan diatas, dapat diartikan bahwa akuntansi memiliki beberapa segi operasi yang meliputi : 1. Pengumpulan data 2. Perawatan data 3. Merepresentasikan informasi kuantitatif dalam hal keuangan Menurut Hongren, Harrison dan Robinson diterjemahkan oleh Secokusumo (2001, p3) akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses
informasi
tersebut
ke
dalam
bentuk
laporan-laporan,
dan
mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan. Menurut www.bpkp.go.id/unit/sakd/mdlplthndda.pdf akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyajikan informasi yang penting untuk melakukan suatu tindakan yang efisien dan mengevaluasi suatu aktivitas dari organisasi. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mengumpulkan, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi kepada para pengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan yang efisien dan mengevaluasi suatu aktivitas dari organisasi.
2.1.1.5 Pengertian Sistem Informasi Menurut Wilkinson, et al diterjemahkan Maulana (2004, p3) sistem informasi adalah suatu kerangka kerja di mana sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaransaran perusahaan. Menurut O’Brien (2002, p7) “an information system can be organized combination of people, hardware, software, communication network, and data resources
11 that collects, transforms, and disseminates information in an organization”. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa sistem informasi dapat merupakan kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-saran perusahaan.
2.1.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney, et al (2005, p6) “an accounting information system is a system that collects, records, stores and processes data to produce information for decision makers”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, merekam, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk para pembuat keputusan. Menurut Hongren, Harrison dan Robinson diterjemahkan oleh Secokusumo (2001, p293) sistem informasi akuntansi merupakan suatu kombinasi dari orang, catatancatatan, dan prosedur yang dipergunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan data keuangan mereka. Menurut Bodnar, et al diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p1) sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
12 Menurut McLeod diterjemahkan oleh Teguh (2004, p238) suatu model sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :
Lingkungan Data
Informasi
Manajemen
Perangkat lunak pengolah data
Database
Input sumber daya fisik
Mengubah
Output Sumber Daya Fisik
Lingkungan
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Akuntansi sumber : Sistem Informasi Manajemen oleh McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh (2004, p238)
13 Model SIA diatas merupakan turunan dari model sistem umum perusahaan. Elemen masukan (input), transformasi dan keluaran (output) dari sistem fisik perusahaan berada pada bagian bawah. Data dikumpulkan dari seluruh sistem fisik dan lingkungan, lalu dimasukkan ke dalam database. Perangkat lunak pengolahan data mengubah data menjadi informasi untuk manajemen perusahaan serta untuk perorangan dan organisasi di lingkungan perusahaan. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, merekam, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan data keuangan mereka oleh para pembuat keputusan
2.1.1.7 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Menurut McLeod diterjemahkan oleh Teguh (2004, p239) ada beberapa karakteristik pengolahan data dari sistem informasi akuntansi : 1. Melaksanakan tugas yang diperlukan. 2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar 3. Menangani data yang rinci 4. Berfokus pada histories 5. Menyediakan informasi pemecahan masalah Menurut Hongren, Harrison dan Robinson diterjemahkan oleh Secokusumo (2001, p293) hal- hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :
14 1. Pengendalian atau pengawasan Pengendalian internal, metode prosedur yang dipergunakan untuk menjaga aktiva yang dimiliki perusahaan dan juga untuk melakukan otorisasi setiap transaksi. 2. Kesesuaian Suatu sistem dikatakan ”sesuai” apabila sistem tersebut dapat diterapkan dalam stuktur organisasi dan dapat dipergunakan oleh personal dalam aktivitas operasi perusahaan secara lancar. 3. Fleksibilitas Suatu sistem dikatakan fleksibel apabila sistem tersebut dapat mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi tanpa perlu adanya perombakan yang besar. 4. Hubungan Keuntungan biaya yang layak Suatu sistem yang dapat memberikan keuntungan yang maksimum dengan biaya yang sekecil mungkin. Hal ini yang dinamakan dengan hubungan keuntungan biaya. 5. Komponen dari sistem akuntansi yang terkomputerisasi Ada tiga komponen dari sistem akuntansi yang terkomputerisasi, yaitu : 1. Piranti Keras Merupakan suatu peralatan elektronik yang terdiri dari komputer, disk drive, layar, alat pencetak (printer) dan jaringan (network) yang menghubungkan semua komponen tersebut. 2. Piranti Lunak Merupakan suatu kumpulan program yang menyebabkan komputer akan melakukan pekerjaan yang kita inginkan. Piranti lunak akuntansi akan
15 menerima, memeriksa (dan juga mengubah), dan menyimpan data transaksi dan juga laporan yang dapat dipergunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. 3. Karyawan dalam Perusahaan Merupakan faktor yang penting, karena karyawan tersebut yang akan mengoperasikan sistem akuntansi perusahaan.
2.1.2
Analisis Sistem
2.1.2.1 Pengertian Analisis Menurut Bodnar, et al (2000, p21) analisis sistem meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem adalah pada tujuan keseluruhan sistem. Dasar dari semua ini adalah analisis untung rugi diantara tujuan-tujuan sistem. Menurut McLeod, et al diterjemahkan oleh Teguh (2001, p190) analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau yang diperbaharui. Menurut Mulyadi (1997, p41) dalam tahapan analisis sistem, analisis sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasikan informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dan mengevaluasi solusi-solusi masalah sistem dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau yang diperbaharui
16 2.1.2.2 Tujuan analisis sistem Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p20) tujuan analisis sistem diikhtisarkan sebagai berikut : 1. untuk memperbaiki kualitas informasi 2. untuk memperbaiki pengendalian intern 3. untuk meminimalkan biaya yang berkaitan
2.1.2.3 Tahap-tahap analisis sistem Menurut McLeod, et al diterjemahkan oleh Teguh (2001, p190) tahap-tahap analisis sistem adalah sebagai berikut : 1. mengumpulkan penelitian sistem 2. mengorganisasikan tim proyek 3. mendefinisikan kebutuhan informasi 4. mendefinisikan kriteria kinerja sistem 5. menyiapkan usulan rancangan 6. menyetujui atau menolak rancangan sistem
2.1.3 Perancangan Sistem 2.1.3.1 Pengertian Perancangan Menurut Reeve dan fees (2005, p229) “design is the step in which proposals for changes are developed”. Perancangan adalah suatu tahap dimana pengajuan untuk perubahan dikembangkan lebih lanjut.
17 2.1.3.2 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Jones dan Rama (2006, p571) ”system design is the third phase of the systems development life cycles. System design focuses on developing a physical representation of the system. This include the design of report, forms, data, and information processes”. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa sistem design merupakan tahapan ketiga dari systems development life cycles. Sistem design lebih fokus pada pengembangan representasi fisik dari sistem. Hal ini termasuk perancangan dari laporan, formulir, data dan pengolahan informasi. Menurut Mulyadi (2001, p51) perancangan sistem adalah suatu proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. Menurut McLeod diterjemahkan oleh Teguh (2001, p192) perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru. Tahap-tahap perancangan sistem informasi adalah sebagai berikut : 1. menyiapkan rancangan sistem yang terinci 2. mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem 3. mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem 4. memilih konfigurasi terbaik 5. menyiapkan usulan penerapan 6. menyetujui atau menolak penerapan sistem Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem yang baru dan diajukan kepada pemakai informasi untuk dapat dipertimbangkan.
18 2.1.4 Unified Modelling Language 2.1.4.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML) Menurut Bentley, Whitten, dan Ditmann (2004, p430) “UML is a set of modeling conventions is used to specify or describe a software system in a terms of objects”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa UML adalah suatu kumpulan ketentuan pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem peranti lunak yang terkait dengan objek. Menurut Jones dan Rama (2006, p60) “Unified Modelling Language (UML) is a modeling language for specifying, visualizing, constructing, and documenting an information system”. Dari definisi tersebut dapat diterjemahkan bahwa UML adalah sebuah
bahasa
yang
digunakan
untuk
menspesifikasikan,
memvisualisasikan,
membangun dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa UML merupakan kumpulan ketentuan pemodelan yang digunakan untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat analisis berbasis objek (OOAD) tetapi dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan berbagai sistem informasi. UML dideskripsikan dengan beberapa diagram, diantaranya: 1. Diagram Struktur a). Class diagram b). Object Diagram c). Component Diagram d). Deployment Diagram 2. Diagram Prilaku
19 a). Use case diagram b). Sequence Diagram c). Collaboration Diagram d). Statechart Diagram e). Activity Diagram
2.1.4.2 Pengertian Unified Modelling Language (UML) Class Diagram Menurut Jones dan Rama (2006, p181) “UML class diagram is a diagram that can be used to document; tables in an AIS , relationship between tables, attributes of tables”. Diterjemahkan sebagai sebuah diagram yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan tabel-tabel dalam sistem informasi akuntansi, hubungan antar tabel, atribut dari tabel.
2.1.4.2.1 Pengertian Class Menurut Simon, Steve dan Ray (2006, p4) “class is description for a collection of objects that are logically similar in term of their behaviour and the structure of their data”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa class adalah penggambaran dari suatu kumpulan objek yang secara logika sama dalam hal perilaku dan perilaku dan stuktur datanya. Menurut Whitten (2004, p433) “class is a set of objects that share the same attributes and behavior”. Pengertian tersebut dapat diterjemahkan bahwa class adalah seperangkat objek yang membagikan atau memiliki atribut dan perilaku yang sama. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa class adalah kumpulan objek yang memiliki kesamaan dari segi perilaku, dan strukturnya.
20
2.1.4.2.2 Pengertian Attribute Menurut Jones dan Rama (2006, p155) “attribute is the smallest units of data that can have meaning to user”.Definisi tersebut dapat diartikan bahwa atribut adalah unit terkecil dari data yang dapat memiliki arti bagi penggunanya. Menurut Romney dan Steinbart (2003, p692) “attribute is characteristics of interest in a file or database; the different individual properties of an entity”. Definisi tersebut dapat diterjemahkan bahwa atribut adalah karakteristik dari sebuah file atau database; perbedaan properti individual dari suatu entiti. Menurut Jason (2003, p125) “attributes are used to represent pieces af data that are specific to a class and untimately give it state”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa atribut digunakan untuk mejelaskan bagian dari data yang spesifik atau khusus dari class dan pada akhirnya memberikan kesimpulan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa attributes merupakan unit terkecil dari data yang digunkan untuk menjelaskan karakteristik dari sebuah file database.
2.1.4.2.3 Pengertian Event Menurut Jones dan Rama (2006, p18) “events are things that happen at a point in time”. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diterjemahkan bahwa event adalah sesuatu yang terjadi pada saat itu juga. Menurut Whitten (2004, p349) “event is a logical unit of work that must by completed as a whole”. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa event adalah suatu satuan kerja logis yang harus diselesaikan secara keseluruhan.
21 Menurut Jason (2003, p74) “event are indikator that an action has taken place”. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa event adalah indikator bahwa suatu tindakan telah berlangsung. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa event adalah sesuatu yang terjadi yang pada saat itu juga dan merupakan satuan kerja logis yang harus diselesaikan secara keseluruhan.
2.1.4.2.4 Pengertian Cardinality Menurut Romney dan Steinbart (2003, p693) “cardinality is a property of database relationship, indicating the number of occurrences of one entity that may be associated with a single occurrences of the other entity”. Cardinality adalah suatu properti dari suatu hubungan database yang mengindikasikan banyaknya kejadian dari suatu entitas yang mungkin dihubungkan dengan kejadian tunggal dari entitas yang lain.
2.1.4.2.5 Pengertian Class Diagram Menurut Bentley, Whitten, dan Ditmann (2004, p441) “class diagram depict the system’s object structure. They show object classes that the system is composed of as well as the relationships between those object classes”. Pengertian tersebut dapat diterjemahkan bahwa class diagram menggambarkan struktur objek dari suatu sistem. Class diagram menunjukkan class-class yang menyusun sebuah sistem dan hubungan antara objek class tersebut. Menurut Roff (2003, p11) “a class diagram is used to represent the different underlying pieces (classes), their relationship to each other, and which subsystem they belong to. Class diagram include attributes and operation and well as many types of
22 roles and association”. Sebuah class diagram digunakan untuk merepresentasikan perbedaan potongan-potongan pokok (class-class), hubungan diantara class-class, dan sub sistem mana yang memilikinya. Class diagram terdiri dari atribut, operasi, peranan dan asosiasinya. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa class diagram adalah salah satu diagram UML merupakan gambaran struktur objek dari suatu sistem dan dapat digunakan untuk merepresentasikan hubungan diantara class-class dan juga suatu class diagram terdiri dari attribute, operasi, peranan dan asosiasinya.
2.1.4.3 Unified Modelling Language (UML) Activity Diagram Menurut Jones dan Rama (2006, p60) “activity diagram plays the role of a map in understanding business processes by showing the sequence of activities in the process”. Dari uraian diatas maka dapat diterjemahkan bahwa activity diagram memainkan peran sebagai sebuah peta untuk memahami proses bisnis dengan menunjukkan urutan-urutan aktivitas dalam suatu proses. Menurut Bentley, Whitten, dan Ditmann (2004, p442) “activity diagram are used to graphically depict the sequential flow of activities of either a business process or a use case”. Yang diterjemahkan sebagai diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use case atau logika behavior (metode) objek. Menurut Roff (2003, p11) “the activity diagram is used to analyzed the behavior within more complex use cases and show their interaction with each other. Activity diagrams are usually used to model business workflows during the design of use cases”. Diterjemahkan sebagai suatu diagram aktivitas yang digunakan untuk menganalisis
23 behavior di dalam use case yang lebih rumit (kompleks) dan menunjukkan interaksi diantaranya. Menurut Oestereich (2002, p250) “activity diagrams describe the procedural possibilities of a system with the aid of activities. An Activity is a single step in a procedure”. Dan diterjemahkan sebagai suatu diagram yang menguraikan prosedurprosedur yang mungkin terdapat dalam sebuah sistem dengan bantuan aktivitasaktivitas. Sebuah aktivitas merupakan langkah tunggal dalam suatu prosedur. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa activity diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan aktivitas-aktivitas dalam sebuah sistem secara berurutan. Activity diagram dibagi menjadi dua, yaitu overview activity diagram dan detailed activity diagram. Overview activity diagram merupakan sebuah activity diagram yang merepresentasikan gambaran umum pada level tertinggi (high-level) secara garis besar atas proses bisnis mencakup dokumentasi transaksi dan event-event, urutan event dan arus informasi. Sedangkan detailed activity diagram adalah activity diagram yang menyediakan tampilan rinci atas hubungan aktivitas antar beberapa event yang terdapat dalam overview activity diagram. Ciri-ciri dari activity diagram adalah : 1. Menyediakan representasi grafis dari informasi yang memudahkan kita untuk memahami deskripsi naratif 2. Menggunakan simbol standar untuk menggambarkan berbagai elemen dari proses bisnis 3. Dibuat ahli tetapi dapat dibaca oleh user hanya dengan sedikit pelatihan 4. Dapat menyediakan gambaran baik tingkat tinggi maupun tingkat rendah
24
Langkah-langkah membuat activity diagram, yaitu : 1. Baca narasi dan identifikasi event kunci 2. Tambahkan keterangan untuk narasi agar dengan jelas dapat menunjukan batasan event dan nama event 3. Gambarkan orang-orang atau alat-alat yang terlibat dalam “swimlane” 4. Gambar dokumen yang diciptakan dan digunakan dalam proses bisnis 5. Buat diagram untuk setiap event dan tunjukkan urutan event dalam proses bisnis 6. Gambar dokumen yang diciptakan dan digunakan dalam proses bisnis 7. Gambar tabel yang diciptakan dan digunakan dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari event ke tabel dan sebaliknya
Simbol yang digunakan dalam membuat activity diagram antara lain : : awal dari suatu proses : akhir dari suatu proses
: garis lanjut dari satu event ke event lain
: alur informasi diantara event
: event
: Document diantara event
25
: File di komputer
: Swimlane
Gambar 2.2 Simbol Activity Diagram Sumber : Accounting Information System by Jones dan Rama (2006, p88)
Hubungan-hubungan dalam activity diagram ada 3, yaitu : 1. Hubungan antara event dengan event 2. Hubungan antara event dengan dokumen 3. Hubungan antara event dengan tabel (database)
2.1.4.3.1Unified Modelling Language (UML) Overview Diagram Menurut Jones dan Rama (2006, p61) “overview diagram is a UML activity diagram that presents a high level view of the business process by documenting the key events, the sequence of these events, and the information flows between these events”. Overview diagram adalah kegiatan UML diagram yang memberikan tampilan tingkat tinggi pada proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian terpenting, rangkaian dari kejadian-kejadian dan arus-arus informasi diantara kejadian-kejadian.
2.1.4.3.1Unified Modelling Language (UML) Detal Diagram
26 Detailed activity diagram adalah activity diagram yang menyediakan tampilan rinci atas hubungan aktivitas antar beberapa event yang terdapat dalam overview activity diagram.
2.1.4.4 Unified Modelling Language (UML) Workflow Table Menurut Jones dan Rama (2006, p73) “workflow table is a two column tale that identifies the actors and actions in a prosess”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa workflow table adalah dua kolom yang mengidentifikasikan actor dengan kegiatannya dalam suatu proses.
2.1.4.5 Unified Modelling Language (UML) Use Case Diagram 2.1.4.5.1 Pengertian Use Case Menurut Jones dan Rama (2006, p267) “a use case is a sequence of steps that accour when an actor is interacting with the system for a particular purpose”. Diterjemahkan bahwa sebuah use case merupakan sebuah langkah yang berurutan yang terjadi ketika actor berinteraksi dengan sistem untuk tujuan tertentu.
2.1.4.5.2 Pengertian Actor Menurut Jones dan Rama (2006, p267) “an actor can be a person, computer, or event another system”. Diterjemahkan bahwa actor dapat merupakan orang, komputer atau bahkan sistem yang lain.
27 2.1.4.5.3 Pengertian Use case Description Menurut Jones dan Rama (2006, p267) “use case description is used for providing detail and will usually be represented as a sequence of numbered steps”. Use case description digunakan untuk menyediakan detil (rincian) dan biasanya direpresentasikan sebagai langkah-langkah yang berurutan.
2.1.4.5.4 Pengertian Use case Diagram Menurut Jones dan Rama (2006, p267) “use case diagram is a graphical presentation that can provide a list of use cases that occur in an application”. Diterjemahkan sebagai presentasi grafik yang dapat menyediakan daftar use case yang terdapat dalam suatu aplikasi. Menurut Bentley, Whitten, dan Ditmann (2004, p441) “use case diagram is a graphically depict the interactions between the system and external systems and users”. Diterjemahkan sebagai diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem luar (eksternal) dan pengguna (user). Menurut Roff (2003, p11) “use case diagram contain use cases and actors, illustrating the relationship between the two sets”. Diterjemahkan sebagai diagram yang terdiri dari use case dan actor, menggambarkan hubungan diantara keduanya. Menurut Oestereich (2002, p161) “use case diagram shows the relationships between actor and use cases”. Dari kutipan diatas dapat diterjemahkan bahwa use case diagram menunjukkan hubungan antara actor dengan use case. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa use case merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara use case dan actor. Use case diagram secara grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan
28 dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait dari sudut pandang pengguna luar (eksternal). Sedangkan actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Simbol-simbol yang digunakan dalam penggambaran use case antara lain :
: actor
: use case
: relationship (hubungan)
: system boundary
Gambar 2.3 Simbol Use Case Diagram Sumber : Accounting Information System by Jones dan Rama (2006, p88) 2.1.5 Pengertian Rich Picture Menurut Mathiassen (2004, p26) “rich picture is an informal drawing that present the illustrator’s understanding of a situation”.
Rich Picture adalah suatu
gambaran informal yang mempresentasikan pemahaman dari suatu situasi.
29
2.1.6 Pengertian Rancangan Database Menurut Jones dan Rama (2006, p156) “database is a comprehensive collection of related data”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa database merupakan kumpulan menyeluruh dari data yang terkait. Menurut Connolly (2002, p14) “database is single large repository of data which can be used simultaneously by many deparments and users”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diterjemahkan bahwa database adalah tempat penyimpanan data yang besar dan tunggal yang dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa departemen dan pengguna. Menurut Britton dan Doake (2001, p266) database adalah semua data yang dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi. Didalamnya meliputi aktivitas mengumpulkan, mengorganisasikan dan memelihara secara tersentralisasi. Menurut Post (2005, p2) “a database is a collection of data stored in a standarize format, designed to be shared by multiple users”. Database merupakan sebuah kumpulan data yang disimpan dalam format standar, yang dirancang untuk digunakan bersama oleh banyak pengguna. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa database adalah tempat penyimpanan data yang besar atau tunggal yang disimpan dalam format standar dan dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa departemen dan banyak pengguna.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p281-282) perancangan database dibagi menjadi tiga tahapan utama, sebagaimana dijabarkan berikut ini :
30 a. Conceptual Database Design Conceptual database design merupakan proses membangun sebuah model data dari informasi yang diperoleh dalam suatu organisasi, tetapi bebas dari semua pertimbangan fisik. Conceptual design merupakan tahapan pertama dari tahapan perancangan database dan menciptakan model data konseptual dari bagian perusahaan yang akan dibuat database-nya. Model data yang dibuat dengan menggunakan dokumen dari spesikasi kebutuhan pemakaian. b. Logical Database Design Logical database design merupakan proses membangun sebuah model informasi yang diperoleh dari sebuah organisasi khusus, tetapi bebas dari hal yang berkaitan dengan Data Base Management System dan pertimbangan fisik lainnya. Pada tahapan ini, model data konseptual yang dibangun pada tahap sebelumnya diperhalus dan dipetakan pada model data logis. Model data logis didasarkan pada target model data untuk database. c. Physical Database Design Physical database design merupakan proses pembuatan gambaran suatu implementasi database pada media pemyimpanan kedua. Hal ini menggambarkan hubungan utama, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisien akses kedalam data dan hubungan integritas batasan (associated integrity constraint) yang lainnya dan hal yang berkaitan dengan keamanan. physical.
2.1.6.1 Pengertian Primary Key Menurut Jones dan Rama (2006, p156) “primary key is an attribute that unique identifies a record in a table”. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa
31 primary key adalah sebuah atribut yang secara unik mengidentifikasikan suatu record dalam sebuah tabel. 2.1.6.2 Pengertian Foreign Key Menurut Jones dan Rama (2006, p164) “foreign key is a field in a table that is the primary key in same other table”. Foreign key adalah suatu field dalam sebuah tabel yang juga menjadi primary key dalam tabel yang lain.
2.1.7
Pengertian Rancangan Layar Menurut Jones dan Rama (2006, p326) “form interface elements are objects on
forms used for entering information or performing actions”. Artinya bahwa elemen layar form adalah objek-objek pada form yang digunakan untuk memasukkan informasi atau tindakan yang ingin ditunjukkan. Menurut Britton dan Doake (2001, p268) interface adalah sistem interface atau tampilan yang berhubungan dengan dunia luar. Menurut Mathiassen, et al (2000, p151) “interface is facilities that make a system’s model and functions available to actors”. Interface adalah fasilitas yang membuat sebuah model dan fungsi sistem dapat digunakan oleh aktor. Menurut Larman (1998, p499) interface is a state of signatures of public operations. Interface adalah sekumpulan pengenalan operasi umum. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa interface merupakan adalah sekumpulan pengenalan operasi umum.yang membuat sebuah model dan fungsi sistem dapat digunakan oleh aktor Menurut Joness dan Rama (2006, p326) terdapat beberpa elemen dalam rancangan layar, yaitu :
32 1. Text box Text box adalah ruang pada form yang digunakan untuk memasukkan informasi yang kemudian akan ditambahkan pada table atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari table. 2. Labels Labels membantu pengguna dalam memahami informasi apa yang dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam forms. 3. Look Up Feature Look Up Feature biasanya ditambahkan pada text box yang digunakan untuk memasukkan ke dalam foreign key. 4. Command Buttons Command Button digunakan untuk menjalankan perintah untuk menjalankan perintah selanjutnya. 5. Radio Buttons Radio Buttons memungkinkan pengguna untuk memilih salah satu dari serangkaian pilihan. Sebagai contoh, pengguna dapat menggunakan radio buttons pada form untuk memungkinkan pengguna memilih salah satu dari 3 tipe pembayaran berikut, yakni pembayaran tunai, pembayaran kredit, atau kartu kredit. Jika terdapat pilihan yang banyak, Look Up Feature merupakan pilihan yang lebih baik. 6. Check Boxes Check Boxes mirip seperti radio buttons, tetapi dapat memilih lebih dari satu pilihan.
2.1.8
Pengertian Rancangan Laporan
33 Laporan menurut Kroenke (2002, p38) adalah tampilan yang dibentuk dari data yang terdapat pada database. Menurut Valacich, et al (2004, p272) “Report is a business document containing only predefined data; it is a passive document used solely for reading or viewing”. Laporan adalah sebuah dokumen bisnis yang hanya mengandung data yang didefinisikan secara luas; laporan merupakan dokumen pasif yang digunakan untuk membaca atau menunjukkan sesuatu. Menurut Jones dan Rama (2006, p201) laporan adalah presentasi data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik. Menurut Jones dan Rama (2006, p201) “report is a formatted and organized presentation of data”. Artinya adalah bahwa laporan penyajian data yang telah tersusun dan terorganisisr Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa laporan adalah dokumen pasif yang digunakan untuk membaca atau menunjukkan sesuatu dimana data yang terdapat didalamya telah terformat dan terorganisisr dengan baik.
2.1.9 Pengertian Navigation diagram Navigation Diagram menurut Mathiassen, et al (2000, p344) adalah suatu statechart diagram yang secara khusus menekankan terhadap keseluruhan perubahan dari user interface. Dengan kata lain, navigation diagram adalah diagram yang menunjukkan keterlibatan dan transisi diantara windows data interface. Menurut Jones dan Rama (2006, p220-225) tipe-tipe laporan terdiri dari :
34 1. Simple list Yaitu laporan yang menampilkan tampilan yang sederhana dari sebuah transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu tanpa adanya suatu pengelompokkan. 2. Group event detail reports Yaitu laporan yang menampilkan event yang terjadi selama periode tertentu dengan pengelompokkkan atas produk, layanan, ataupun agent. 3. Grouped event summary reports Yaitu laporan yang mengelompokkan event berdasarkan parameter yang bervariasi. Contohnya : bulan, customer.
4. Single events Reports Yaitu laporan yang memberikan detail tentang suatu event tertentu. Contohnya: laporan faktur dan PO (purchase order).
2.1.10 System Development Life Cycle 2.1.10.1 Keistimewaan System Development Life Cycle Menurut Jones dan Rama (2006, p560) metodelogi pengembangan sistem ini mempunyai beberapa keistimewaan, yaitu : 1. metodologi pengembangan sistem memecah pengembangan sistem menjadi rangkaian tahapan yang dapat diatur. 2. setiap fase mempunyai objektifitas yang jelas. 3. alat-alat dan teknik-teknik tertentu digunakan dalam setiap fase. 4. setiap fase melibatkan aktivitas tertentu dari aktivitas manajemen proyek. 5.
setiap fase berakhir dengan hasil tertentu yang dapat disampaikan jelas.
35 6. pengguna atau manajer menyediakan respon dan tanda yang dapat disampaikan.
2.1.10.2 Fase-fase dalam System Development Life Cycle Menurut Jones dan Rama (2006, p562) terdapat beberapa fase dalam system development life cycle, yaitu : 1. Sistem investigasi : tujuan dari fase ini adalah untuk mempelajari sistem yang sedang berjalan, mengidentifikasikan kebutuhan akan perubahan dan solusi yang memungkinkan. 2. Sistem analisis : Tujuan utama dari fase analisis adalah untuk mengembangkan kebutuhan untuk sistem baru. Sistem analisis membutuhkan suatu pembelajaran dari sistem lama dan mengusulkan solusi yang lebih rinci dari pada tahap investigasi. Pada fase ini, perhatian tertuju pada kebutuhan dari user yang berbeda (merekam data dan menhasilkan laporan) dan pengembangan kebutuhan yang lebih rinci untuk sistem baru. 3. Sistem design : Tujuan dari sistem design adalah untuk mengembangkan realisasi fisik dari suatu sistem. Hal ini diselesaikan dengan mendesign laporan, form masukan (inputs forms), dan langkah-langkah pemprosesan (processing steps) dengan mengkomunikasikan kebutuhan kepada supplier yang potensial dan dengan menyeleksi supplier. 4. Sistem implementasi : Implementasi melibatkan pengembangan aplikasi, pengujian sistem, pelatihan users, membuat perubahan yang memungkinkan untuk proses bisnis, memasang (install) sistem baru, dan mengkonversikan
36 dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Pada akhir tahap ini, sistem baru siap untuk digunakan.
2.1.10.3 Model-model dan teknik-teknik dalam System Development life cycle Menurut Jones dan Rama (2006, p563) ”techniques are methods for solving a spesific kind of problem”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa teknik merupakan metode untuk memecahkan suatu masalah-masalah tertentu. Menurut Jones dan Rama (2006, p563) ”models help in organizing concept in particular area of interest into a meaningful framework for problem solving. Unlike techniques, they do not explicitly present a set of steps that can be followed for solving problem”. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa model membantu untuk mengorganisasikan konsep dalam area khusus dari kepentingan ke dalam kerangka kerja yang benar untuk menyelesaikan masalah. Tidak seperti teknik, model tidak secara tegas mempresentasikan rangkaian langkah-langkah yang dapat diikuti untuk penyelesaian masalah. Menurut Jones dan Rama (2006, p564) berikut ini adalah model-model dan teknikteknik yang digunakan dalam fase-fase yang berbeda dari system development life cylce, yaitu : 1. Sistem Investigasi Sistem investigasi merupakan langkah pertama di dalam system development life cycle. Objektivitas dari fase dan aplikasi dari model-model serta teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
37 A. Objektivitas Tujuan dari fase ini adalah untuk mempelajari sistem yang sedang berjalan, mengidentifikasikan kebutuhan, mengidentifikasikan solusi yang memungkinkan, dan memperkirakan kemungkinan dari solusi yang diusulkan.
B. Model dan teknik Model atau teknik yang dapat digunakan adalah overview diagram yang dapat menggambarkan proses bisnis perusahaan dan juga dapat digunakan untuk menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh setiap agent secara lebih rinci. Informasi yang dihasilkan dari kedua model tersebut dapat berguna untuk mengidentifikasikan akibat dari perubahan yang diusulkan di dalam suatu proses bisnis. Detail activity diagram dan analisis use case dapat digunakan dalam fase selanjutnya yaitu fase sistem analisis karena keduanya mungkin terlalu rinci untuk fase sistem investigasi. Alat-alat lain yang dapat digunakan adalah GANTT charts dan PERT chart (Program Evaluation and Review Technique) yang keduanya dapat digunakan untuk membuat schedule.
2. Sistem analisis Sistem analisis merupakan fase selanjutnya dari sistem investigasi. Fase analisis merupakan fase yang lebih rinci dan memerlukan lebih banyak informasi daripada fase investigasi. Objektivitas dan model atau teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
38 A. Objektivitas Objektivitas utama dari sistem analisis adalah untuk mengembangkan kebutuhan lebih rinci untuk sistem baru. Pada fase ini, setiap komponen dipelajari dengan lebih rinci. Sistem analisis bertujuan untuk menyediakan pengetahuan bagaimana seharusnya sistem baru direkomendasikan di dalam fase investigasi. Dengan demikian, sistem analisis merupakan fase yang lebih teliti dalam mempelajari sistem yang diusulkan. Jika dalam tahapan sistem analisis ditemukan bahwa sistem baru yang diusulkan kurang baik atau kurang sempurna, maka tim akan mempelajari kembali informasi yang dikumpulkan dalam tahap investigasi dan mempertimbangkan kembali pertimbangan-pertimbangan lainnya untuk melihat adanya pilihan baru yang lebih baik.
B. Model dan teknik Model atau teknik yang dapat digunakan adalah : 1. Activity diagram dapat dipersiapkan untuk sistem baru yang diusulkan. Perbandingan activity diagram sistem baru dengan activity diagram sistem yang sedang berjalan membantu user dan manajemen untuk memahami ruang lingkup dari perubahan proses bisnis dan efek dari sistem baru yang diusulkan. 2. Use case diagram dapat digunakan selama analisis kebutuhan. Setiap use case menunjukkan bagaimana user berinteraksi dengan sistem dan use case diagram berguna dalam mendokumentasikan kebutuhan sistem.
39
3. Sistem design Sistem design merupakan fase ketiga dari system development life cycle. Pekerjaan di dalam sistem design sangat berbeda dengan yang terdapat pada sistem investigasi dan sistem analisis. Objektivitas dan model atau teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. Objektivitas Perhatian sistem design tertuju pada pengembangan representasi fisik dari suatu sistem. Dalam hal ini termasuk mendesign reports, forms, data, dan proses informasi B. Model dan teknik Menurut Jones Rama (2006, p574) ada beberapa model atau teknik yang dapat digunakan dalam sistem design yaitu : 1. UML class diagram dapat digunakan untuk menunjukkan entitas-entitas dan hubungan-hubungan di dalam database. 2. UML activity diagram dan analisis resiko dapat digunakan untuk mendokumentasikan proses bisnis yang baru, resiko dan pengendaliannya. 3. UML use case diagram mendokumentasikan menu untuk aplikasi yang diusulkan. 4. Use case description mendokumentasikan interaksi antara user dengan aplikasi yang diusulkan.
40 5. Form layouts dan descriptions dapat digunakan untuk menjelaskan catatan transaksi dan referensi data. 6. Report layouts dan description dapat disiapkan untuk menunjukkan users dan pengguna informasi dari suatu sistem akuntansi
4. Sistem implementasi Sistem implementasi merupakan fase terakhir dari suatu system development life cycle. Pada fase ini melibatkan pengimplementasian dari solusi yang telah dikembangkan pada fase sistem design. Tahapan dalam sistem design melibatkan perancangan aplikasi (table, form, report, control), proses bisnis, dan pelatihan program.
Pada
tahap
implementasi,
design
yang
telah
dirancang
akan
diimplementasikan. Dan pada akhirnya sistem baru akan digunakan dan dijalankan.
2.2
Teori khusus
2.2.1
Smart card
2.2.1.1 Sejarah smart card Sejarah smart card dimulai dengan penelitian chip oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Helmut Grottrup dan rekannya yaitu J…rgen Dethloff pada tahun 1968, dan kemudian dipatenkan pada tahun 1982. Kartu pertama yang diproduksi secara massal untuk kepentingan pembayaran telepon dimulai pada tahun 1983 di Perancis. Sebenarnya, Roland Moreno pada tahun 1974 telah mempatenkan konsep pertamanya mengenai memory card dan pada tahun 1977 dan Michel Ugon dari perusahaan manufakturing
komersial
Honeywell
Bull
menemukan
smart
card
dengan
microprocessor pertama dan kemudian pada tahun 1978, Bull mempatenkan SPOM (Self
41 Programmable One-chip Microcomputer) yang digunakan untuk architecture pada autoprogram chip. Tiga tahun kemudian, berdasarkan paten tersebut motorola memproduksi chip CP8. Saat ini bull telah memiliki 1200 hak paten yang berhubungan dengan smart card. Pada tahun 1992, smart card dengan integrasi sebuah microchip digunakan dalam debit cards (Carte Bleue) di Perancis. Ketika menggunakan debit card tersebut, seseorang hanya memasukkan kartu tersebut ke dalam alat terminal kemudian memasukkan personal identification number (PIN) sebelum transaksi dilakukan. Smart card berdasarkan sistem pembayaran elektronik mulai tersebar di Eropa antara pertengahan tahun 1990an, dengan pengenalan tehadap smart card yang digunakan dalam kartu GSM (global system for mobile communications) mobile phone khususnya di Jerman, Austria, Belgia, Belanda, Swedia, Swiss, Finlandia, Inggris, Denmark dan Portugal. Sejak saat itu teknologi smart card terus berkembang dan hingga kini penggunaan teknologi smart card tersebut berkembang sangat pesat karena smart card memiliki tingkat reabilitas dan kemanan yang tinggi, dan sejak tahun 1998, lebih dari 1 milliar smart card telah diterbitkan.
2.2.1.2 Pengertian Smart card Menurut Turban (2006, p500) smart card adalah sebuah kartu elektronik yang berisi microchip di dalamnya yang memungkinkan pendefinisian operasi-operasi atau penambahan, penghapusan, dan penggunaan informasi pada kartu. Smart card terlihat seperti kartu pembayaran dari plastik, tetapi terdapat microchip didalamnya. Chip tersebut merupakan gabungan antara microprocessor dengan sebuah memory chip atau sebuah memory chip dengan nonprogrammable logic. Informasi dalam sebuah microprocessor dapat ditambahkan, dihapus dan dimanipulasi. Kartu memory chip
42 biasanya adalah jenis kartu “read-only” seperti kartu kredit. Walaupun microprocessor mampu menjalankan program seperti yang komputer lakukan, tetapi microprocessor bukan merupakan computer “stand-alone”. Program dan data harus di download dan diaktifkan melalui alat lain (seperti sebuah mesin ATM). Menurut lotech-online.net/detail_na.php?id=14 smart card adalah sebuah kartu yang terbuat dari plastik yang memiliki kemiripan baik ukuran dan bentuk dari kartu kredit standar dengan sebuah chip yang menempel di dalamnya, yang dapat menyimpan data dan mengeksekusi perintah. Menurut scriptintermedia.com/view.php?id=607&jenis=ITKnowledge
smart
card didefinisikan sebagai sebuah kartu dengan IC (integrated circuit) yang tertanam di dalamnya, di mana IC tersebut digunakan untuk melakukan proses informasi, juga memiliki media penyimpanan dengan kapasitas tertentu.
2.2.1.3 Jenis Memori pada Smart card Secara umum ada 3 jenis memori [ISO7816-95] yang digunakan : 1. ROM (Read Only Memory), berfungsi untuk menyimpan program utama dan sifatnya permanen. 2. RAM (Random Access Memory), berfungsi untuk menyimpan data sementara ketika proses sedang berjalan atau hasil penghitungan selama mengeksekusi perintah. Data yang disimpan di dalamnya akan hilang begitu smart card dicabut (power hilang). 3. EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory), berfungsi untuk menyimpan program dan data yang sewaktu-waktu bisa diubah. Seperti halnya hard disk pada komputer, jenis memori ini akan tetap menyimpan data meskipun tidak ada power (permanen).
43
2.2.1.4 Komponen Utama Smart card Smart card terdiri dari tiga komponen, yaitu : 1. Contact Disk Adalah interface yang terbuat dari logam. Biasanya berwarna keemasan, untuk komunikasi antara kartu dengan readernya. Contact disk dapat terdiri dari 6 atau 8 contact, tergantung dari jenis kartunya. 2. Chip Chip dapat terdiri dari microprocessor dan memori atau hanya memori saja. 3. Plastic Body Sebagian besar terbuat dari bahan PVC (polyvinyl chloride), ABS (Acrylonitrile butadiene styrene) atau polycarbonate sehingga kuat dan tahan lama.
2.2.1.5 Jenis-jenis Smart card Menurut Turban (2006, p502) terdapat 2 tipe smart card, yaitu smart card yang mempunyai microprocessor dan menawarkan kemampuan membaca, menulis dan melakukan penghitungan, seperti mikrocomputer kecil. Yang kedua adalah smart card memori yang tidak mempunyai microprocessor dan digunakan hanya untuk tempat menyimpan. Smart card memori menggunakan security logic untuk mengatur akses ke memori. Smart card yang digunakan di dunia ini ada tiga, antara lain : 1. Contact Smart card adalah smart card yang membutuhkan kontak fisik antara card reader dengan kartu dengan dengan memasukkan kartu ke dalam card reader. Pin-pin
44 pada card reader harus mengenai interface kecil yang berwarna emas yang berada di depan kartu tersebut. Contact smart card dibagi lagi menjadi 2, yaitu : 1. Memory Card, ini adalah jenis pertama yang dikenal orang dan digunakan pertama kali untuk kartu telepon. Jenis kartu ini menyimpan data yang telah dipreload oleh manufakturnya, kemudian mesin pembaca akan mengurangi isi variabel yang disimpannya. Memory card tidak memiliki kemampuan untuk memproses data dan tidak mengatur isi smart card secara dinamis. Semua memori smart card berkomunikasi dengan smart card reader melalui protokol sinkronus. Berikut ini adalah tiga jenis memory card : a) straight memory card Jenis ini hanya digunakan untuk menyimpan data dan tidak memiliki kemampuan pemrosesan data. Ini adalah jenis smart card yang paling murah. Smart card tipe ini dapat dianalogikan seperti sebuah floppy tanpa mekanisme penguncian. Smart card tipe ini tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri. b) Protected / segmented memory card Smart card tipe ini memiliki kemampuan control logic built in untuk mengakses memori yang tersimpan dalam smart card. Terkadang disebut juga intelligent memory card . Tipe ini juga bisa digunakan untuk membatasi penulisan atau pembacaan. Pembatasan yang umum digunakan adalah penggunaan password. c) Stored value memory card Smart card tipe ini digunakan untuk kebutuhan yang spesifik dalam penyimpanan nilai token. Smart card ini dapat digunakan sebagai kartu
45 sekali pakai atau kartu isi ulang. Smart card ini juga memiliki control logic built in. Salah satu contoh yang paling nyata adalah penggunaan kartu telepon dengan chip. 2. Microprosessor Card, kartu jenis ini dapat diprogram dengan bebas untuk keperluan apa saja. Hal ini dimungkinkan dengan adanya microprosessor dalam chip. Keterbatasaannya ada pada ukuran Read-only Memory (ROM) yang dimiliki dan fungsi aritmatika yang masih sederhana. 2. Contactless smart cards adalah smart card yang tidak membutuhkan kontak fisik. Komunikasi dilakukan via antenna, sehingga tidak perlu lagi memasukkan dan mengeluarkan kartu. Jangkauannya bervariasi tergantung jenis kartu, ada yang mencapai jarak hingga 1 meter. Contactless smart card cocok digunakan apabila kecepatan sangat diutamakan, misalnya pada sistem kereta api cepat. Menurut www.cert.or.id/~budi/courses/ec7010/dikmenjur/sutoto/Smart%20card.doc terdapat beberapa keuntungan pokok dalam penggunaan contactless smart card adalah : a. Kecepatan akses yang tinggi b. Dapat digunakan dalam lingkungan yang kotor dan sangat ekstrim c. User friendly : 1. Tidak perlu perlakuan khusus 2. Smart card tidak perlu digesekkan pada mesin pembaca 3. Tidak perlu masa perkenalan terhadap kartu 4. Untuk keamanan dapat tetap disimpan dalam dompet atau saku d. Memiliki tingkat security yang sama dengan contact smart card (tanda tangan digital dan lain sebagainya) e. Penyimpanan data yang terlindung di dalam kartu
46 f. Mengurangi biaya perawatan untuk mesin pembaca kartu (jika dibandingkan dengan mesin pembaca pita magnetik dan pembaca contact card) g. Mengurangi usaha pengrusakan mesin pembaca (card reader) h. Kartu menjadi lebih mudah diubah dan dapat dipercaya karena tidak adanya elemen luar yang digunakan untuk mempengaruhi kartu. i.
Mudah digunakan dan disosialisasikan kepada staff keamanan perusahaan
j.
Memiliki standard internasional (ISO/IEC)
3. Hybrid Smart card adalah gabungan antara contact dan contactless smart card dalam satu kartu.
2.2.1.6 Smart card reader dan terminal Smart card reader merupakan alat untuk membaca informasi yang terdapat di smart card pada tingkat individual atau tingkat bisnis. Peralatan elektronik ini dirancang agar dapat berhubungan dengan komputer. Smart card reader berperan sebagai penghubung antara komputer dan chip yang terdapat pada smart card, sehingga komputer dan chip dapat berkomunikasi antara satu sama lain. Smart card reader akan membaca informasi yang terdapat di dalamnya. ( www.softwaresolution.org/smart_card_readers.htmlSmart cardreader) Istilah smart card reader mengacu kepada peralatan yang dihubungkan pada komputer untuk bekerja dengan smart card, sementara istilah terminal mengacu kepada peralatan independen yang dapat memproses data sendiri. Baik smart card reader ataupun terminal dapat membaca dari smart card dan menulis ke dalam smart card.
47 Smart card reader datang dalam berbagai jenis, dan salah satu jenis yang umum adalah smart card reader yang dapat ditancapkan ke dalam port serial RS232 atau ke USB. Bahkan terdapat juga smart card reader yang ditancapkan ke kartu PCMCIA, slot untuk floppy, port parallel, infra merah sampai terintegrasi pada keyboard. Semua itu diharapkan dapat memenuhi aspek fungsionalitas ataupun aspek estetis dalam berbagai sistem. Sedangkan terminal datang dengan berbagai pilihan dan fungsi. Setiap unit bisa memiliki sistem operasi sendiri dan pengembangan sendiri. Umumnya, terminal juga mendukung kemampuan untuk membaca kartu magnetis, fungsi modem dan kemampuan pencetakan.
2.2.1.7 Komunikasi antara Smart card dan Aplikasi Aplikasi berkomunikasi dengan reader (yang kemudian akan berkomunikasi dengan smart card) menggunakan protokol yang standar, yaitu protokol ISO ( International Standard Organization) 7816. Smart card merupakan personal hardware yang harus berkomunikasi dengan perangkat lainnya untuk mengakses perangkat display atau jaringan komputer. Smart card dapat berkomunikasi dengan reader dengan 2 cara, yaitu : 1. Koneksi yang dibuat ketika reader bersentuhan dengan chip yang ada di smart card, cara ini biasa digunakan oleh tipe smart card jenis contact smart card. 2. Komunikasi dilakukan melalui antena, mengurangi keperluan untuk memasukkan dan mengambil smart card. Cara ini dilakukan dengan hanya mendekatkan smart card ke reader, dan selanjutnya smart card akan berkomunikasi dengan reader. Komunikasi ini
48 digunakan oleh tipe smart card jenis contactless smart card yang dapat digunakan di dalam aplikasi dimana pemasukan / penarikan smart card dianggap tidak praktis dan dinilai terlalu lambat. 2.2.1.8 Pengertian Radio Frequency Identification pada smart card Menurut U. Abdul Rohim dalam artikel RFID (www.arsys.or.id), Radio Frequency Identification (RFID) adalah proses identifikasi suatu objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. Frekuensi radio digunakan untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut tag atau transponder (Transmitter + Responder). Menurut www.wikipedia.org , RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang mana bisa digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. Menurut Dedi Supriatna dalam artikel Studi Mengenai Aspek Privasi Pada Sistem RFID (www.cert.or.id) ,RFID merupakan sebuah teknologi contact wireless yang diunggulkan untuk mentransformasi dunia komersial. RFID merupakan sebuah teknologi yang memanfaatkan rekuensi radio untuk identifikasi otomatis terhadap obyek-obyek atau manusia. Jadi RFID adalah adalah proses identifikasi objek dengan memanfaatkan frekuensi radio dan menggunakan piranti yang disebut tag. 2.2.1.9 Pengertian TAG Radio Frequency Identification
Menurut U. Abdul Rohim dalam artikel RFID (www.arsys.or.id), Tag RFID adalah alat yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data.
49 Menurut www.echo.or.id, RFID tag adalah sebuah benda kecil, misalnya berupa stiker adesif, dan dapat ditempelkan pada suatu barang atau produk. RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver. Menurut www.wikipedia.org, Berdasarkan catu daya tag, tag RFID dapat digolongkan menjadi: 1. Tag Aktif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari batere, sehingga akan mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh. Kelemahan dari tipe tag ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar karena lebih komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh tag RFID maka rangkaiannya akan semakin komplek dan ukurannya akan semakin besar. 2. Tag Pasif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID. Rangkaiannya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus menyediakan daya tambahan untuk tag RFID.
2.2.1.10 Aplikasi smart card dalam kegiatan sehari-hari Menurut Turban (2006, p503) ada beberapa aplikasi smart card dalam kegiatan sehari-hari, yaitu : 1. Loyalti dan nilai tersimpan. Penggunaan utama smart card adalah nilai tersimpan. Nilai yang tersimpan relatif lebih aman daripada penggunaan uang
50 kas biasa. Nilai tersimpan ini umumnya digunakan mulai dari parkir sampai penyucian pakaian, dan retail sampai penggunaan dari entertainment. 2. Keamanan informasi dan aset fisik. Smart card digunakan untuk mendapatkan tingkat keamanan yang lebih tinggi pada informasi dan aset fisik karena smart card dapat digunakan untuk membatasi seseorang dari akses yang tidak sah. 3. E-commerce. Smart card dapat digunakan untuk menyimpan informasi secara aman, termasuk nilai uang yang digunakan untuk membeli barang dan jasa dalam e-commerce. Keuntungan penerapan e-commerce diantaranya adalah bahwa smart card dapat menyimpan berbagai informasi seperti nama pengguna, kredit barang atau jasa yang disukai, dan informasi tersebut dapat diakses dalam operasi click mouse, tanpa harus mengisi berbagai form yang membosankan. Smart card juga dapat mengatur pembatasan dan pelaporan pembelanjaan. 4. Keuangan personal. Penggunaan smart card dalam keuangan personal berarti peningkatan dalam layanan terhadap konsumen. Konsumen dapat melakukan transaksi secara aman untuk transfer dana elektronik 24 jam. Ongkos seperti gaji pegawai dan kertas yang tidak diperlukan juga dapat dikurangi. 5. Keamanan dalam jaringan. Seperti yang diterapkan dalam penulisan ini, smart card dapat membatasi akses terminal yang tidak sah. 6. Kartu akses (badge). Dengan bentuk fisik yang sederhana, smart card dapat digunakan sebagai kartu akses, yang menyimpan informasi penggunanya. Ini dapat pula diterapkan pada universitas yang memiliki banyak mahasiswa dan tempat hiburan seperti kafetaria atau bioskop. 7. Smart card adalah teknologi yang terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan kebutuhan keamanan yang semakin tinggi.
51 2.2.1.11 Keuntungan penggunaan Smart card Menurut Bambang Dwi Cahyo Margoselo dalam artikel ”Tinjauan Smart Card untuk Pengamanan
Database
Berbasis
Komputer”
(www.cert.or.id/~budi/courses/ec7010
/dikmenjur/bambang-report.doc) beberapa keuntungan menggunakan smart card adalah sebagai berikut :
1. Lebih handal daripada kartu magnetik (magnetic card) Kehandalan dari smart card disebabkan oleh proteksi terhadap keamanan data yang disimpan. Keamanannya tidak hanya tergantung pada chip, namun juga keseluruhan sistem termasuk aplikasi serta proses pembuatan dari smart card itu sendiri. Chip menjamin keamanan data yang disimpan di dalam smart card yang disebabkan adanya mekanisme enkripsi sehingga tidak mudah dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. Untuk membuat aplikasi smart card juga memerlukan rancangan security terhadap aplikasi itu sendiri, misalnya aplikasi dibuat agar hanya pihak yang berwenang yang dapat menggunakan smart card dan aplikasi yang ada di dalamnya. Selain keamanan chip dan aplikasi, keamanan terhadap proses pembuatan smart card, terutama pembuatan microprocessor juga perlu dipertimbangkan. Sebagian besar dari perusahaan pembuat chip menyembunyikan rincian (detail) dari rangkaian microprocessor, tidak terkecuali pada konsumen-nya. Dalam hal ini ada 3 fase, yaitu : 1. perancangan dalam keamanan 2. pengendalian terhadap informasi 3. proses pembuatan dan pemasaran. Perancangan dalam keamanan (designed-in security) meliputi perancangan dari chip microprocessor. Pengendalian terhadap informasi meliputi bagaimana informasi
52 yang rahasia disimpan. Sedangkan proses pembuatan dan pemasaran lebih banyak memperhatikan aspek luar dari chip tersebut, misalnya tempat penyimpanan yang aman.
2. Lebih banyak menyimpan informasi daripada kartu magnetik. Kapasitas memori dari smart card lebih besar dibanding kartu magnetik. Kartu magnetik hanya memiliki memori sebesar 140 byte
yang hanya cukup untuk
menyimpan kode PIN (personal identification number) dan data untuk login ke dalam server-based system. Oleh karena itu, transaksi lebih banyak dilakukan secara on-line. Selain berisi informasi, smart card juga berisi sistem operasi yang mengendalikan seluruh proses yang terjadi di smart card.
3. Lebih sulit untuk ditiru daripada kartu magnetik Kartu magnetik mempunyai pita magnetik pada permukaaannya. Peng-copy-an terhadap kartu magnetik dilakukan dengan meng-copy pita magnetik tersebut ke kartu lain. Pada smart card peng-copy-an terhadap kartu sulit dilakukan, ini disebabkan karena setiap kartu memiliki nomor seri yang unik, tidak ada 2 buah kartu yang memiliki nomor seri yang sama. Jika pengaman dari kartu dilakukan dengan menghitung hash dari nomor seri kartu, maka peng-copy-an kartu tidak mungkin dilakukan. Selain itu juga disebabkan karena proteksi terhadap data dengan menggunakan secret code, sehingga data tidak dapat di baca tanpa mengetahui secret code-nya.
4. Dapat digunakan kembali
53 Setelah nilai yang tertulis di dalam smart card, misalnya jumlah pulsa atau uang habis, smart card dapat diisi ulang dengan menuliskan nilai tertentu ke dalamnya. Ini bisa dilakukan selama kondisi smart card masih baik, misalnya tidak terdapat kerusakan pada chip. Berbeda dengan kartu magnetik, setelah nilai yang ada di dalamnya habis, maka kartu tersebut tidak dapat digunakan kembali.
5. Dapat melakukan banyak fungsi di berbagai area industri Walapun kartu magnetik telah banyak dimanfaatkan di berbagai sektor, misalnya sektor perbankan dan sektor telekomunikasi, tetapi fungsi yang dapat dilakukan terbatas atau disebut single function. Misalnya sebagai kartu kredit untuk melakukan fungsi kredit. Karena keistimewaan yang dimiliki oleh smart card, yaitu dalam hal kapasitas simpan dan kemampuan untuk melakukan proses, smart card menawarkan skema multifunction, yaitu satu kartu untuk berbagai layanan. Smart card banyak dimanfaatkan misalnya di sektor telekomunikasi, misalnya SIM (subscriber identity modul) card pada layanan global system for mobile communications (GSM). SIM selain sebagai kartu telepon dengan sistem pre-paid juga dikembangkan layanan untuk kredit, jadi semacam Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pribadi. Di samping itu smart card telah dimanfaatkan di sektor lain, seperti sektor keuangan, transportasi, dan kesehatan. 6. Selalu mengalami evolusi (sesuai dengan perkembangan chip komputer dan memori). Smart card mempunyai standar microprocessor 8-bit, namun saat ini mulai dikembangkan
microprocessor
32-bit
yang
mempunyai
keuntungan,
yaitu
memungkinkan melakukan pemrograman dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi
54 dan meningkatkan kekuatan komputasi untuk fungsi matematika yang kompleks yang tidak mungkin dilakukan pada microprocessor 8-bit. Peningkatan kekuatan komputasi ini akan mempercepat jalannya program dan waktu transaksi. Dan yang paling penting, peningkatan MIPS (million instruction per second) memungkinkan industri smart card memanfaatkan kemajuan teknologi biometri dan kriptografi. Dengan makin kecilnya satuan yang digunakan, misal 0.28 microm, makin kecil pula ukuran die (unit terkecil di dalam memori). Ini menyebabkan kapasitas memori di dalam chip tersebut menjadi semakin besar.
2.2.1.12 Smart card sebagai alat bukti transaksi yang sah di Indonesia Menurut
peraturan
Bank
Indonesia
No.7/52/PBI/2005
mengenai
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Mengunakan Kartu (APMK) yaitu pada peraturan ketentuan sistem pembayaran nasional menetapkan bahwa : 1. Bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, termasuk pula kantor cabang Bank asing. 2. Lembaga Selain Bank adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia atau badan usaha yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan alat pembayaran dengan menggunakan kartu di Indonesia. 3. Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit, kartu Automated Teller Machine (ATM), kartu debet, dan/atau kartu prabayar.
55 4. Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran. 5. Kartu ATM adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai dan/atau pemindahan dana dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada Bank atau Lembaga Selain Bank yang mendapat persetujuan untuk menghimpun dana. 6. Kartu Debet adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan, dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada Bank atau Lembaga Selain Bank yang mendapat persetujuan untuk menghimpun dana. 7. Kartu Prabayar adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang diperoleh dengan menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada penerbit, baik secara langsung maupun melalui agen-agen penerbit, dan nilai uang tersebut dimasukkan menjadi nilai uang dalam kartu, yang dinyatakan dalam satuan Rupiah atau dikonversikan dalam satuan lain seperti pulsa, yang digunakan untuk melakukan
56 transaksi pembayaran dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang pada kartu tersebut. 8. Kartu Prabayar Single-purpose adalah Kartu Prabayar yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari satu jenis transaksi ekonomi, misalnya Kartu Prabayar yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran tol atau Kartu Prabayar yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran transportasi umum. 9. Kartu Prabayar Multi-purpose adalah Kartu Prabayar yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari berbagai jenis transaksi ekonomi, misalnya Kartu Prabayar yang dapat digunakan untuk pembayaran tol, telepon, transportasi umum, dan untuk berbelanja. 10. Pemegang Kartu adalah pemilik sah dari Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. 11. Penyelenggara adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu baik sebagai prinsipal, penerbit, dan/atau acquirer. 12. Prinsipal adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang menjadi pemilik tunggal hak atas merek dalam kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. 13. Penerbit adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang menerbitkan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu untuk Pemegang Kartu dengan menggunakan merek tertentu atas persetujuan Prinsipal. 14. Acquirer adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat berupa financial acquirer dan/atau technical acquirer.
57 15. Financial Acquirer adalah Acquirer yang melakukan pembayaran terlebih dahulu atas transaksi yang dilakukan oleh Pemegang Kartu. 16. Technical Acquirer adalah Acquirer yang menyediakan sarana yang diperlukan dalam pemrosesan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. 17. Perusahaan Switching adalah perusahaan yang mengoperasikan sistem yang digunakan untuk meneruskan (switching/routing) transaksi Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu dari sistem Financial Acquirer tertentu ke sistem Penerbit untuk kepentingan otorisasi, dan perusahaan tersebut dapat melakukan perhitungan hak dan kewajiban antar Financial Acquirer dengan Penerbit yang timbul dari proses transaksi Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. Berdasarkan
peraturan
Bank
Indonesia
No.7/52/PBI/2005
mengenai
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Mengunakan Kartu (APMK) , maka dapat disimpulkan bahwa smart card merupakan salah satu alat bukti transaksi yang sah yang berlaku di Indonesia.
2.2.2 Pengakuan Pendapatan 2.2.2.1 Konsep Pendapatan 2.2.2.1.1 Pengertian Pendapatan Menurut Dyckman, Dukes dan Davis (2000, p234) pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai aktiva entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau pusat entitas yang sedang berlangsung.
58 Menurut Kieso, et al (2001, p596) pendapatan adalah arus masuk kas dan atau penyelesaian kewajiban dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, dan aktivitas pencarian laba lainnya yang merupakan operasi utama atau besar yang berkesinambungan selama suatu periode. Berdasarkan pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk kas atau peningkatan nilai aktiva entitas atau penyelesaian kewajiban
dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa dan aktivitas pencarian laba lainnya yang merupakan operasi utama yang berkesinambungan selama satu periode.
2.2.2.1.2 Sudut Pandang Pendapatan Menurut Hendriksen (2002, p163) sudut pandang pendapatan, yaitu : 1. Sifat pendapatan Pendapatan di anggap sebagai arus kas masuk aktiva bersih atau sebagai arus ke luar barang dan jasa. Definisi pendapatan yang lebih tradisional adalah bahwa pendapatan merupakan arus kas masuk aktiva atau aktiva bersih ke dalam perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Konsep dasar pendapatan bahwa pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jarak waktu tertentu. 2. Hal yang termasuk dalam pendapatan Dalam statement Auditing Practices Board (APB) No. 4, menyajikan pandangan yang komprehensif mengenai pendapatan. Selain penjualan dan jasa, dalam pendapatan dimasukkan penjualan sumber-sumber daya selain produk perusahaan, seperti pabrik, peralatan, investasi. 3. Pengukuran Pendapatan
59 Ukuran terbaik bagi pendapatan adalah nilai tukar produk atau jasa. 4. Periode pencatatan Pendapatan Menurut Sprouse dan Moonitz (2002, p167) pendapatan seharusnya di identifikasi dengan periode selama kegiatan utama ekonomik yang diperlukan untuk menciptakan barang dan jasa telah selesai.
2.2.2.2 Konsep Pengakuan Menurut Dyckman, Dukes dan Davis (2000, p237) Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5 mendefinisikan pengakuan sebagai pencatatan suatu jenis barang dalam akun-akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu jenis barang baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2007, p907) prinsip pengakuan pendapatan mengharuskan perusahaan untuk mengakui pendapatan pada saat : 1. Ketika pendapatan tersebut dapat direalisasikan. 2. Ketika pendapatan tersebut dihasilkan. Menurut Dyckman, Dukes, Davis (2000, p237) ada empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu jenis barang dapat diakui : 1. Definisi Item atau kejadian dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian). 2. Dapat diukur Item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal yaitu karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan
60 diukur. Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi dan nilai sekarang bersih. 3. Relevansi Informasi mengenai item atau kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai. 4. Reliabilitas Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji dan netral. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2007, p907) empat prinsip pengakuan pendapatan diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal pengiriman kepada pelanggan. 2. Pendapatan dari jasa yang diberikan diakui ketika jasa-jasa telah dilaksanakan dan dapat ditagih. 3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalty. Diakui pada saat berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan. 4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan
2.2.2.3 Prinsip Pendapatan Menurut Hongren, Harrison dan Robinson
diterjemahkan oleh Secokusummo
(2001, p113) ada dua macam prinsip pendapatan, yaitu : a. Saat membuat suatu ayat jurnal untuk mencatat pendapatan Menyatakan bahwa pendapatan dicatat pada saat terjadinya dan tidak sebelumnya. Pendapatan di akui, pada saat perusahaan telah mengirim barang atau jasa kepada pelanggan.
61 Menurut Hongren, Harrison dan Robinson diterjemahkan Secokusummo (2001, p114) ada dua situasi yang memberikan petunjuk kapan pendapatan dicatat, yaitu: 1. Pencatatan tidak dicatat, ketika suatu laporan yang telah dicatat hanya dipindahkan saja dan tidak ada transaksi yang terjadi. 2. Pendapatan dicatat, ketika ada suatu laporan yang dibuat yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi.
b. Jumlah pendapatan yang harus dicatat Prinsip umum mengenai jumlah pendapatan yang harus dicatat menyatakan bahwa pendapatan dicatat sebesar nilai kas atau nilai tunai dari barang atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Menurut Warren, Reeve dan Fess (2003, p85) “the revenue principle tells accountants : 1. when to record (make an entry journal) revenue by making a journal entry 2. the amount of revenue to record Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi memberitahukan pada seorang akuntan kapan waktu untuk merekam (membuat suatu ayat jurnal) pendapatan dengan membuat suatu pencatatan jurnal dan jumlah pendapatan untuk direkam. Menurut Warren, Reeve dan Fess (2006, p124) diterjemahkan oleh Farahmita et al,
untuk
menentukan
1. Akuntansi dasar kas
periode
yang
tepat,
akuntan
akan
menggunakan
:
62 Pada akuntansi dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan rugi laba pada periode ketika kas diterima atau dibayar. Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas diterima dari klien dan upah dicatat ketika kas dibayarkan kepada karyawan. 2. Akuntansi dasar akrual Pada akuntansi dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan (earned). Misalnya, pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat apakah kas telah diterima atau belum dari pelanggan selama periode tersebut. Konsep yang mendukung pengakuan pendapatan ini disebut konsep pengakuan pendapatan (revenue recognition concept). Pada dasar akrual, beban dan pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama. Sebagai contoh, upah karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode dimana karyawan memberikan jasa dan bukan pada saat upah dibayarkan. Penjelasan mengenai kedua dasar akuntansi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi Berbasis Kas Menurut Larson, et al (2003, p128) “cash basis accounting means that revenues are recognized when cash is received and expenses are recorded when cash is paid”. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa akuntansi berdasarkan kas berarti pendapatan diakui pada saat kas diterima dan beban direkam (dicatat) ketika kas dibayarkan.
Menurut en.wikipedia.org/wiki/Accounting_methods akuntansi dasar kas tidak mengakui adanya perjanjian untuk pembayaran dan harapan untuk menerima uang atau
63 jasa di masa depan seperti payables, receivables, dan prepaid expense. Akuntansi dasar kas lebih sederhana untuk individu dan organisasi yang tidak memilki jumlah transaksi yang besar atau ketika jarak antara transaksi awal dengan arus kas sangat pendek.
Menurut en.wikipedia.org/wiki/Accounting_methods akuntansi dasar kas tidak memenuhi persyaratan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) karena akuntansi dasar kas sesuai dengan dua prinsip GAAP berikut ini :
1. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) dimana pendapatan harus diakui ketika pendapatan tersebut dapat direalisasikan. 2. Prinsip pemaduan (matching principle) dimana pendapatan harus dipadukan atau ditandingkan dengan beban yang memungkinkan misalnya harga pokok penjualan (cost of good sold) dan peyusutan (depreciation).
Secara garis besarnya, maka akuntansi dasar kas tidak dapat dipakai untuk akuntansi biaya dalam operasi manufakturing karena beban tidak dapat diasosiasikan dengan biaya produksi.
2. Akuntansi Dasar Akrual Menurut Larson, et al (2003, p128) “accrual basis accounting uses the adjusting process to recognize revenues when earnes and to match expenses with revenues. This means that the economic effects of revenues and expenses are recorded when earned or incurred, not when cash is received or paid”. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa akuntansi dasar akrual digunakan untuk proses penyesuaian untuk mengakui pendapatan ketika diterima dimuka dan untuk mencocokkan beban-beban dengan
64 pendapatan. Hal ini berarti dampak ekonomi dari pendapatan dan beban dicatat ketika dihasilkan atau pada saat terjadi, bukan pada saat kas diterima atau dibayar. Menurut Warren, Reeve, dan Fess diterjemahkan oleh Farahmita, et al (2006, p125)
konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait
selama periode yang sama disebut konsep penandingan atau prinsip penandingan (matching principle). Dalam konsep ini, laporan laba rugi akan melaporkan laba atau rugi untuk periode tersebut. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mensyaratkan penggunaan dasar akrual (accrual basis) tersebut karena bagi sebagian besar bisnis yang berskala besar, pengakuan pendapatan dasar kas (cash basis) tidak akan menyediakan laporan keuangan yang akurat bagi para pemakainya. Menurut en.wikipedia.org/wiki/Accounting_methods akuntansi dasar akrual (accrual basis) merekam transaksi keuangan berdasarkan kejadian yang terjadi yang mengubah net worth / net assets (jumlah utang dikurangi jumlah piutang). Standar ini merekam/mencatat dan mengakui pendapatan dalam periode dimana peristiwa tersebut terjadi dan kemudian akan dicocokkan dengan beban dalam suatu proses yang dikenal dengan penandingan atau beban penandingan (matching expense). Pencatatan terhadap transaksi dimana kas belum diterima atau dibayar dalam suatu transaksi kredit, terjadi karena diharapkan kas yang belum diterima atau dibayar tersebut akan menjadi pendapatan di masa yang akan datang dan arus kas bagi perusahaan. Akuntansi dasar akrual (accrual basis) sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Dasar akrual dan kaitannya dengan konsep penandingan memerlukan analisis dan pemutakhiran terhadap beberapa akun dalam rangka penyiapan laporan keuangan yang memerlukan proses penyesuaian
65 A. Sifat proses penyesuaian Menurut Warren, Reeve, dan Fess diterjemahkan oleh Farahmita, el al (2006, p126) pada akhir periode akuntansi, beberapa saldo akun buku besar (ledger) dapat dilaporkan dalam laporan keuangan tanpa perubahan. Misalnya saldo akun kas adalah jumlah yang biasanya dilaporkan di neraca. Akan tetapi, beberapa akun buku besar memerlukan pemuktakhiran. Sebagai contoh, saldo untuk beban dibayar dimuka biasanya dilaporkan terlalu besar (overstated) karena penggunaan aktiva ini tidak dicatat setiap hari. Ayat jurnal yang memutakhirkan akun pada akhir periode akuntansi disebut ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries).
Semua ayat jurnal penyesuaian paling
sedikit mempengaruhi satu akun laporan laba rugi dan satu akun neraca. Dengan demikian suatu ayat jurnal penyesuaian akan selalu melibatkan akun pendapatan dan akun aktiva atau kewajiban. Menurut Warren, Reeve, dan Fess diterjemahkan oleh Farahmita, et al (2006, p126) ada empat pos dasar yang membutuhkan ayat jurnal penyesuaian. Dua pos yang pertama adalah penangguhan (deferrals). Penangguhan dilakukan dengan mencatat transaksi sedemikian rupa sehingga menunda atau menangguhkan pengakuan beban atau pendapatan, seperti diuraikan dibawah ini : 1. Beban yang ditangguhkan (deffered expenses) atau beban dibayar dimuka (prepaid expense) merupakan pos yang pertama kali dicatat sebagai aktiva tetapi diharapkan menjadi beban di kemudian hari atau selama operasi bisnis. Perlengkapan dan asuransi dibayar dimuka merupakan dua contoh beban dibayar dimuka yang mungkin membutuhkan penyesuaian di akhir periode akutansi. Contoh lainnya beban iklan dibayar dimuka dan bunga dibayar dimuka.
66 2. Pendapatan yang ditangguhkan (deferred revenues) atau pendapatan diterima dimuka (unearned revenues) merupakan pos yang pertama kali dicatat sebagai kewajiban tetap diharapkan menjadi pendapatan di kemudian hari atau selama operasi bisnis. Contoh dari pendapatan yang ditangguhkan adalah sewa diterima dimuka. Pos kedua yang membutuhkan ayat jurnal penyesuaian adalah akrual. Akrual (accruals) timbul akibat adanya pencatatan atas beban yang terjadi atau pendapatan yang dihasilkan. Pos-pos ini diuraikan sebagai berikut : 1. Beban akrual atau kewajiban akrual adalah beban yang terjadi tetapi belum dicatat
dalam akun. Contoh beban akrual adalah upah akrual yang terutang
kepada karyawan di akhir periode. 2. Pendapatan akrual atau aktiva akrual adalah pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum dicatat didalam akun. Contoh pendapatan akrual adalah imbalan atas jasa yang telah diberikan tetapi belum ditagih di akhir periode. Contoh lainnya adalah komisi yang belum ditagih oleh agen perjalanan, bunga akrual atas wesel tagih, dan sewa akrual atas bangunan yang disewakan kepada orang lain. Menurut Warren, Reeve, dan Fess diterjemahkan oleh Farahmita, et al (2006, p276) ada beberapa cara untuk membedakan antara pos-pos penangguhan dengan pos akrual, yaitu : Jika kas diterima (untuk pendapatan) atau jika kas dikeluarkan (untuk beban) dalam periode berjalan, tetapi pendapatan atau beban tersebut berkaitan dengan periode mendatang, maka pendapatan atau beban tersebut adalah pos yag ditangguhkan. Jika kas tidak akan diterima atau jika kas tidak akan dikeluarkan hingga periode mendatang, tetapi pendapatan atau beban berkaitan dengan periode berjalan, maka pendapatan atau beban tersebut adalah pos akrual.
67
B. Ayat jurnal penyesuaian Menurut Hongren, Harrison, dan Robinson diterjemahkan oleh Secokusumo (2001, p118) ayat jurnal penyesuaian dapat dibagi dalam lima kategori, yaitu : 1. Beban dibayar dimuka
Merupakan suatu kategori dari aktivitas dari aktiva yang secara khusus akan habis atau digunakan di masa depan. 2. Penyusutan dan Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva yang berumur panjang seperti tanah, mebel, mesinmesin, dan peralatan yang digunakan dalam operasi usaha. Sedangkan, penyusutan adalah penurunan kegunaan terhadap aktiva tetap. 3. Beban terhutang
Menurut Hongren, Harrison, dan Robinson diterjemahkan oleh Secokusumo (2001, p124) beban terhutang merujuk pada suatu kewajiban yang berasal dari beban yang telah diakui atau telah terjadi dalam perusahaan tapi belum dibayar. Mencatat beban dilakukan pada akhir periode untuk membuat ayat jurnal penyesuaian yang dipergunakan untuk memperbaharui akun setiap beban dan juga kewajiban yang terkait. 4. Pendapatan belum diterima
Menurut Hongren, Harrison, dan Robinson diterjemahkan oleh Secokusummo (2001, p126) semua jenis pendapatan yang belum diterima akan diperlakukan dengan cara yang sama, yaitu mendebit piutang dan mengkredit pendapatan.
5. Pendapatan diterima dimuka
68 Menagih uang kas dari para pelanggan sebagai uang muka atas pekerjaan yang akan dilakukannya. Pendapatan diterima dimuka suatu kewajiban yang timbul dari penerimaan kas sebagai uang muka atas penyediaan suatu barang dan jasa.
C. Prinsip Pemaduan (matching principles) Menurut Hongren, Harrison, dan Robinson diterjemahkan oleh Secokusummo (2001, p115) prinsip pemaduan adalah
suatu dasar untuk mencatat beban- beban.
Prinsip pemaduan dapat digunakan sebagai dasar untuk : a. Mengidentifikasi seluruh beban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi b. Mengukur atau menghitung beban c. Bagaimana ”memadukan” beban dengan pendapatan yang diperoleh dalam waktu yang berjalan
2.2.2.4 Perbandingan akuntansi dasar kas dengan akuntansi dasar akrual Menurut en.wikipedia.org/wiki/Accounting_methods perbandingan akuntansi dasar kas (cash basis) dengan akuntansi dasar akrual (accrual basis) adalah sebagai berikut : 1. dengan menggunakan akuntansi dasar kas (cash basis) maka pendapatan dan beban diakui hanya ketika kas diterima atau kas dibayarkan. 2. menggunakan akuntansi dasar akrual (accrual basis) maka piutang dan utang diakui ketika penjualan dilakukan walaupun kas belum diterima atau dibayarkan.
69 3. akuntansi dasar kas menanguhkan semua transaksi kredit hingga penerimaan kas atau pembayaran kas dilakukan. Menurut office.microsoft.com/en-us/help/HP011731091033.aspx ada beberapa perbedaaan antara akuntansi dasar kas dengan akuntansi dasar akrual, yaitu : 1. dalam neraca akuntansi dasar kas tidak terdapat utang atau piutang 2. hanya jumlah kas yang dikumpulkan dari penjualan dan aktivitas pendapatan lainnya yang ditunjukkan sebagai pendapatan dalam laporan akuntansi dasar kas. Dalam akuntansi dasar akrual, pendapatan ditunjukkan termasuk semua jumlah yang telah diterima maupun belum diterima. 3. hanya kas yang telah dibayarkan kepada supplier atau kepada yang lainnya yang dimasukkan sebagai beban dalam akuntansi dasar kas (cash basis) tetapi untuk akuntansi dasar akrual (accrual basis) maka beban termasuk didalamnya adalah jumlah yang telah diterima maupun jumlah yang belum diterima.