BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Lelang Lelang merupakan proses penjualan dan pembelian barang dengan menawarkan barang melalui bidding, memilih penawaran, kemudian menjual barang tersebut kepada penawar tertinggi. Dalam teori ekonomi, lelang merupakan metode untuk menentukan nilai atau harga suatu komoditas yang belum ditentukan. (Septyani, H. I, 2007). Beberapa jenis lelang: 1. English Auction, juga dikenal sebagai open ascending price auction, lelang ini dilakukan secara terbuka, penawaran berikutnya lebih tinggi dibanding penawaran sebelumnya. Lelang akan berakhir jika tidak ada lagi partisipan yang melakukan bidding (penawaran) atau selesai pada penawaran tertinggi terakhir pada rentang waktu tertentu. Jenis lelang ini biasanya digunakan pada penjualan barang, seperti barang antik, karya seni, barang bekas dan barang tak bergerak. 2. Dutch Auction, juga dikenal sebagai open descending price auction, lelang ini dilakukan secara terbuka, diawali dengan permintaan harga yang tertinggi oleh auctioneer (juru lelang), kemudian harga diturunkan sampai partisipan menyetujui harga dari auctioneer. 3. Sealed-bid first-price auction, semua bidder (penawar) memasukkan bidding bersama-sama sehingga tidak ada bidder yang mengetahui penawaran partisipan lain. Biasanya jenis ini digunakan pada proses tender seperti pengadaan barang di suatu pemerintahan.
Universitas Sumatera Utara
8 4. Sealed-bid second-price auction, juga dikenal sebagai Vickrey auction. Lelang ini identik dengan Sealed-bid first-price auction, tetapi pemenang adalah harga tertinggi kedua. 5. All pay auction, semua bidder harus membayar penawaran mereka meskipun tidak memenangkan lelang. Bidder tertinggi mendapatkan hadiah atau barang yang ditawarkan. Lelang ini sering digunakan untuk memodelkan lobbying (bidding yang memiliki kontribusi politik), atau kompetisi lain pada running race.
2.2 Short Message Service (SMS)
SMS merupakan fasilitas standar dari Global System for Mobile Communication (GSM) yang dikembangakan dan distandarisasi oleh European Telecommunication Standard Institute (ETSI) (Wicaksono, 2007). Fasilitas ini dipakai untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks ke dan dari sebuah ponsel. SMS pertama kali diujicobakan Desember 1992 melalui sebuah komputer ke ponsel di jaringan GSM Vodafone di Inggris. Selanjutnya teknologi SMS berkembang dan jenis aplikasi yang dapat digunakan bertambah. Panjang pesan yang dapat dikirmkan dalam satu kali pengiriman mencapai 160 karakter atau 70 karakter jika menggunakan karakter non latin, seperti Arab atau Cina (Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005). Pada saat mengirim SMS dari sebuah ponsel, pesan tersebut tidak langsung dikirim ke ponsel tujuan, akan tetapi terlebih dahulu dikirim ke SMS Center (SMSC) dengan prinsip Store and Forward, setelah itu dikirimkan ke ponsel yang dituju. (Putro, 2009). Artinya SMSC berperan sebagai penghubung antara pengirim dan penerima. Terdapat dua mode dalam pengiriman dan penerimaan SMS, yaitu mode teks dan mode Protocol Data Unit (PDU). Mode teks merupakan format teks asli yang dituliskan pada saat akan mengirim pesan sedangkan mode PDU adalah format pesan dalam bentuk oktet heksadesimal dan oktet semidesimal dengan panjang mencapai 160 (7 bit) atau 140 (8 bit) karakter. Di Indonesia tidak semua operator GSM ataupun ponsel mendukung mode teks, sehingga mode yang digunakan adalah mode PDU.
Universitas Sumatera Utara
9 Pada pengiriman pesan terdapat dua jenis mobile, yaitu Mobile Originated (Ponsel Pengirim) dan Mobile Terminated (Ponsel Penerima). (Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005).
2.2.1 SMS PDU Mobile Originated SMS PDU Pengirim (Mobile Originated) adalah pesan yang dikirim dari ponsel ke SMSC. Skema format PDU pengirim telah diatur dan ditetapkan oleh ETSI sebagai berikut : SCA PDU Type MR DA PID DCS VP UDL Gambar 2.1 Skema Format PDU Pengirim
UD
Misalkan ponsel mengirim pesan SMS ke nomor +6288261535685 dengan isi pesan “Terima Kasih” dengan batas waktu penyimpanan pesan di SMSC 5 hari. Maka format PDU adalah : 0011000E91268862515386F50000AB0CD4B23CDD0E8396E1791A0D Dengan penjelasan sebagai berikut: 2.2.1.1 Service Center Address (SCA) SCA merupakan informasi dari nomor SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama yaitu len, type of number dan service center number. Dalam pengiriman pesan nomor SMSC tidak dicantumkan. Tabel 2.1 Service Center Address Pengirim Oktet
Len
Type of Number
Service Center Of Number
Nomor SMSC dari Panjang Format nomor dari operator pengirim. Jika informasi SMSC panjangnya ganjil, maka Keterangan SMSC dalam 91 hexa = format pada karakter terakhir oktet internasional ditambah dengan F hexa Hasil
00
-
-
Universitas Sumatera Utara
10 2.2.1.2 PDU Type Nilai default dari PDU Type untuk pengiriman pesan adalah 11 hexa. Jika disertai header pada User Data, maka PDU Type adalah 51. 2.2.1.3 Message Reference (MR) Message reference adalah acuan dari pengaturan pesan SMS. Untuk membiarkan pengaturan pesan standar, maka nilai yang diberikan adalah “00”.
2.2.1.4 Destination Address (DA) Destination Address merupakan informasi nomor ponsel tujuan yang terdiri atas panjang nomor (Len), format nomor tujuan (Type of Number) dan nomor tujuan (Destination Number). Jika panjang Destination Number ganjil, maka pada karakter terakhir ditambah dengan F h. Tabel 2.2 Destination Address Pengirim Oktet
Len
Type of Number
Destination Number
Nilai
14
Format internasional = 91
6288261535685F
Hasil
0E
91
268862515386F5
Jadi, hasil Destination Address adalah 0E91268862515386F5. 2.2.1.5 Protocol Identifier (PID) Protocol Identifier merupakan tipe dari cara pengiriman pesan yang diatur oleh ponsel pengirim, seperti Standart Text, Fax, E-mail dan sebagainya. Nilai default dari PID adalah ”00” untuk Standart Text.
2.2.1.6 Data Coding Scheme (DCS) Data Coding Scheme merupakan skema pengkodean data untuk menentukan kelas dari pesan tersebut, apakah berupa SMS teks standar, Flash SMS atau Blinking SMS. Pada contoh ini pesan SMS yang dikirim berupa teks standar, dimana nilai DCS adalah ”00”.
Universitas Sumatera Utara
11 2.2.1.7 Validity Period (VP) Validity Period
merupakan lama waktu pesan disimpan di SMSC apabila pesan
tersebut gagal diterima oleh ponsel penerima. Tabel 2.3 Validity Period Pengirim Waktu VP
Nilai VP
Pada contoh ini, waktu VP 5 hari, maka nilai VP adalah: 166 + 5 = 171 d = AB h Jadi nilai Validity Period adalah AB. 2.2.1.8 User Data Length (UDL) User Data Length merupakan panjang pesan yang akan dikirim dalam bentuk teks standar. Pada contoh ini pesan yang dikirm adalah “Terima Kasih”, yang memiliki 12 karakter (0C h).
2.2.1.9 User Data (UD) User Data adalah isi pesan yang akan dikirim dalam format heksadesimal. Proses pengkodean dari nilai teks standar menjadi heksadesimal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.4 User Data Pengirim Karakter
T
e
r
i
m
a
Desimal
84
101
114
105
109
97
Septet
1010100
110010 1
11100 10
1101 001
110 1101
11 00001
Oktet
11010100 10110010 00111100 11011101 00001110 10000011
Hexap
D4
B2
3C
DD
0E
83
Universitas Sumatera Utara
12 Tabel 2.4 User Data Pengirim (lanjutan) Karakter
<spasi>
K
a
s
i
h
Desimal
32
75
97
115
105
104
Septet
0 100000
1001011
1100001
111001 1
11010 01
1101 000
Oktet
10010110
-
11100001 01111001
00011010
00001101
Hexa
96
-
1A
0D
E1
79
Proses Konversi Septet ke Oktet : a. Untuk data septet pertama tidak dipisahkan. Lalu mulai dari data septet ke-2 yaitu karakter “e” (1100101) dipisahkan 1 bit terakhirnya menjadi 110010 1, kemudian data ke-3, karakter “s” (1110010) dipisahkan 2 bit terakhirnya menjadi 11100 10. Begitu seterusnya hingga data ke-8. Kemudian diulangi untuk proses pertama untuk data ke-9, 17, 25, dan seterusnya. b. Selanjutnya data oktet pertama adalah data septet pertama ditambahkan di depannya bit yang dipisahkan pada data septet ke-2. Data oktet ke-2 adalah data septet ke-2 ditambahkan di depannya bit yang dipisahkan pada data septet ke-3. Begitu seterusnya sampai data ke-7. Karena pada data ke-8 data septet dipisahkan semua, maka tidak ada data oktet-nya. Untuk data terakhir bit septet-nya ditambahkan dengan “0” sampai bit berjumlah delapan. Dari
tabel
dapat
dilihat
bahwa
hasil
PDU
untuk
dari
pengkodean
adalah
D4B23CDD0E8396E1791A0D. Jadi
hasil
keseluruhan
format
contoh
tersebut
adalah
0011000E91268862515386F50000AB0CD4B23CDD0E8396E1791A0D 2.2.2 SMS PDU Mobile Terminated SMS PDU Penerima (Mobile Terminated) adalah pesan yang masuk ke ponsel dari SMSC. Pada dasarnya format yang kita terima dari SMSC masih dalam format PDU. Skema format PDU penerima adalah sebagai berikut : SCA
PDU Type OA PID DCS SCTS UDL Gambar 2.2 Skema Format PDU Penerima
UD
Universitas Sumatera Utara
13 Misalkan ponsel menerima pesan dari +626169933890 dengan isi pesan adalah “Terima Kasih” pada tanggal 5 Januari 2010 pukul 17:01:09 WIB, maka format PDU adalah : 06912612000060040C912616963983090000011050711090820CD4B23CDD0E8396 E1791A0D, dengan penjelasan sebagai berikut: 2.2.2.1 Service Center Address (SCA) SCA merupakan informasi dari nomor SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama yaitu len, type of number dan service center number. Dalam pengiriman pesan nomor SMSC tidak dicantumkan. Tabel 2.5 Service Center Address Penerima Oktet
Len
Type of Number
Service Center Of Number
Keterangan
Panjang informasi SMSC dalam oktet
Format nomor dari SMSC 91 hexa = format internasional
Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika panjangnya ganjil, maka pada karakter terakhir ditambah dengan F hexa Telkomsel : 6281100000 (PDU : 2618010000) Exelcom : 62818445009 (PDU : 2618455400F9) Smart : 6288102150 (PDU : 2688011205) Flexi : 6221000006 (PDU : 2612000060)
Hasil
06
91
2612000060
2.2.2.2 PDU Type Nilai default dari PDU Type untuk pesan yang diterima adalah 04 hexa. 2.2.2.3 Originator Address (OA) Originator Address adalah alamat (nomor) dari pengirim pesan, dimana format-nya terdiri atas panjang nomor (Len), tipe nomor (Type of Number) dan nomor (Originator Number). Tabel 2.6 Originator Address Penerima
Universitas Sumatera Utara
14 Oktet
Len
Type of Number
Originator Number
Keterangan
Panjang nomor pengirim
Format nomor pengirim 91 hexa = format internasional
Nomor pengirim. Jika panjangnya ganjil maka pada karakter terakhir ditambahkan dengan F h
Hasil
0C
91
261696398309
Jadi nilai OA pada contoh ini adalah 0C91261696398309. 2.2.2.4 Protocol Identifier (PID) Nilai Protocol Identifier untuk standar teks adalah 00 h. 2.2.2.5 Data Coding Scheme (DCS) Data Coding Scheme untuk teks standar bernilai 00 h. 2.2.2.6 Service Center Time Stamp (SCTS) Service Center Time Stamp merupakan waktu penerimaan pesan oleh SMSC. SCTS terdiri atas tahun, bulan, tanggal, jam, menit, detik dan zona waktu. Nilai SCTS untuk contoh ini adalah 01105071109082. Tabel 2.7 Service Center Time Stamp Penerima Nama
Hasil
Nilai
Year
10 (2010)
01
Month
01 (Januari)
10
Date
05
50
Hour
17
71
Minute
01
10
Second
09
90
Time Zone
28, dimana 1 unit = 15 menit. Jadi (15 x 28) /60 = 7 jam. Sehingga menjadi GMT + 07.00 = WIB
82
2.2.2.7 User Data Length (UDL)
Universitas Sumatera Utara
15 User Data Length atau panjang pesan yang diterima adalah sebanyak 12 karakter. Jadi nilai UDL adalah 0C. 2.2.2.8 User Data (UD) User Data pada contoh ini adalah D4B23CDD0E8396E1791A0D. Tabel 2.8 User Data Penerima Hexa
D4
B2
3C
DD
0E
83
Oktet
11010100 10110010 00111100 11011101 00001110 10000011
Septet
1010100
1100101
1110010
1101001
1101101
1100001
Desimal
84
101
114
105
109
97
Karakter
T
e
r
i
m
a
Hexa
96
-
E1
79
Oktet
10010110
-
Septet
0100000
Desimal Karakter
1A
0D
11100001 01111001 00011010
00001101
1001011
1100001
1110011
1101001
1101000
32
75
97
115
105
104
<spasi>
K
a
s
i
h
Proses Konversi Oket ke Septet : a. Setiap data oktet dipisahkan bit depannya sesuai posisi data. Contoh : data D4 merupakan data pertama dimana susunan bitnya adalah 11010100, maka dipisahkan satu bit di depannya menjadi 1 1010100. Kemudian data ke-2 adalah B2, susunan bitnya 10110010, maka dipisahkan menjadi 10 110010. Begitu seterusnya hingga data ke-7. Kemudian pada data ke-9, 17, 25, 33, dan seterusnya kembali seperti aturan data pertama. b. Selanjutnya data septet pertama adalah sisa bit oktet pertama setelah dipisahkan. Data septet ke-2 adalah sisa bit oktet ke-2 ditambah di akhirnya dengan bit yang dipisah pada oktet pertama. Data septet ke-3 adalah sisa bit oktet ke-3 ditambah di akhirnya dengan bit yang dipisah pada oktet ke-2. Begitu seterusnya. Bila tidak terdapat data oktet berikutnya berarti bit depan data terakhir merupakan tanda berhenti dari pengkodean tersebut. Kemudian kembali diulang langkah pertama.
Universitas Sumatera Utara
16 Untuk konversi dari desimal ke ASCII dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.9 Karakter ASCII Desimal
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
SP
!
“
#
$
%
&
‘
1 2 3 4
(
)
*
+
,
-
.
/
0
1
5
2
3
4
5
6
7
8
9
:
;
6
<
=
>
?
@
A
B
C
D
E
7
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
8
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
9
Z
[
\
]
^
_
`
a
b
c
10
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
11
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
12
x
y
z
{
|
}
~
DEL
2.3 AT Command AT Command merupakan perintah yang digunakan pada ponsel untuk menjalankan fungsi tertentu. (Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005). Perintah ini disebut demikian karena pada penulisan perintahnya, kita harus memulainya dengan huruf AT (berasal dari attention). Beberapa perintah AT Command untuk ponsel Siemens C55 diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
17 Tabel 2.10 AT Command AT Command AT
Keterangan Mengecek apakah ponsel telah terhubung
AT+CMGF=<mode>
Menetapkan format mode dari terminal <mode> : ”0” = mode PDU “1” = mode Teks
AT+CMGL=<status>
Membuka daftar SMS pada SIM Card <status> : ”0” = belum dibaca “1” = sudah dibaca ”2” = belum terkirim “3” = telah terkirim ”4” = semua pesan yang ada
AT+CMGS=
> pesan dalam PDU
Mengirim pesan contoh: AT+CMGS = 23 >0011000C912618628588210000AB09 CBB43CDD064D9B53
AT+CMGR =
Membaca pesan sesuai dengan nomor index pesan
AT+CMGD=
Menghapus pesan < index > adalah nomor urut penyimpanan pesan
2.4 Paradigma Berorientasi Objek Objek adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, dimana objek – objeklah yang menyusun dunia ini. Misalkan : sepeda motor, mobil, bis, rumah dan lainnya. Setiap objek mempunyai informasi – informasi atau atribut – atribut dan perilaku sebagai suatu operasi pengaturnya. (Kendall, K.E dan Kendall, J. E, 2003). Atribut untuk objek tersebut antara lain: jumlah roda, warna, berat, dan seterusnya. Sedangkan perilaku atau operasi pengatur objek tesebut adalah berjalan, belok kanan, belok kiri, naikkan kecepatan dan lainnya. Berorientasi objek atau object oriented merupakan paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak yang memandang sistem sebagai kumpulan objek – objek yang saling berinteraksi antara informasi, atribut dan perilaku (behaviour).
Universitas Sumatera Utara
18 2.5 UML (Unified Modeling Language) Unified Modeling Language adalah sebuah bahasa grafis yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. (Agarwal, R dan Sinha, A, P, 2003). UML merupakan dasar fundamental dari teknik analisis berorientasi objek, berbentuk diagram – diagram yang digunakan untuk menampilkan konstruksi dari sistem berorientasi objek, seperti cetak biru (blue print) suatu pembangunan gedung yang menggambarkan konstruksi bangunan tersebut. (Kendall, K.E dan Kendall, J. E, 2003). UML mendefinisikan diagram – diagram berikut: 2.5.1 Use-case Diagram Use-case diagram menggambarkan secara grafis perilaku perangkat lunak. Diagram ini memberikan gambaran menurut perspektif pengguna perangkat lunak. Sebuah usecase diagram mengandung actor, use-case dan interaksi antara actor dengan use-case. (Suhendar, A dan Gunadi, H, 2002). 2.5.1.1 Actor Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan perangkat lunak. Actor dinotasikan seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.3 Actor
2.5.1.2 Use case Use case merupakan hasil penyusunan kembali lingkup fungsionalitas sistem menjadi banyak pernyataaan fungsionalitas sistem yang lebih kecil. Sebuah use case merepresentasikan satu tujuan tunggal dari sistem dan menggambarkan satu rangkaian
Universitas Sumatera Utara
19 kegiatan dan interaksi pengguna untuk mencapai tujuan (Whitten, J. L., et all, 2004). Use case menggambarkan fungsi – fungsi sistem dari sudut pandang pengguna eksternal. Diagram ini juga dapat diartikan sebagai urutan transaksi berkaitan yang dilakukan satu actor dengan perangkat lunak. Use case dinotasikan seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.4 Use case 2.5.1.3 Interaksi Actor dengan Use-case Interaksi Actor dengan Use case dinotasikan seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.5 Use-case Diagram
2.5.2 Activity Diagram Activity diagram memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktifitas dalam suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah flowchart karena kita dapat memodelkan sebuah alur kerja dari satu aktifitas ke aktifitas lainnya atau dari satu aktifitas ke dalam keadaan sesaat (state). (Suhendar, A dan Gunadi, H, 2002). Activity diagram menggambarkan aliran aktifitas dari sistem yang sedang dirancang, bagaimanan masing – masing aliran berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Diagram ini juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Universitas Sumatera Utara
20 Contoh activity diagram diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 2.6 Activity Diagram 2.5.3 Class Diagram Class diagram merupakan struktur kelas – kelas dari suatu sistem yang memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan tiap – tiap kelas. Pada diagram ini terdapat nama kelas, atribut dan operasi kelas tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21 Selama proses analisis, class diagram memperlihatkan aturan – aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Selama tahap desain, diagram ini berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat (Suhendar, A dan Gunadi, H, 2002). Contoh class diagram diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 2.7 Class Diagram 2.5.4 Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini memperlihatkan tahap demi tahap apa yang harus terjadi untuk menghasilkan sesuatu di dalam use-case. Sequence diagram secara khusus berinteraksi dengan use-case. Masing-masing sequence diagram menggambarkan aliran pada suatu use case. Sequence diagram dapat dibaca dengan melihat pada objek-objek dan pesan-pesan (message). Objek-objek yang berperan dalam aliran diperlihatkan pada kotak empat persegi panjang yang melintas pada bagian atas diagram. Setiap objek memiliki garis hidup (lifeline), yang digambarkan sebagai garis vertikal di bawah nama suatu objek. Notasi sequence diagram digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.8 Sequence Diagram
2.5.5 Package Diagram Sebuah package adalah sebuah bentuk pengelompokkan yang memungkinkan pembangun untuk mengambil setiap bentuk di UML dan mengelompokkan elemen – elemennya dalam tingkatan unit yang lebih tinggi (Fowler, 2005). Diagram ini merupakan mekanisme pengelompokan yang
digunakan untuk
menandakan
pengelompokan elemel – elemen model. Sebuah package dapat mengandung beberapa paket lain di dalamnya. Diagram ini digunakan untuk memudahkan mengorganisasi elemen – elemen model. Notasi package diagram digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.9 Packege Diagram
Universitas Sumatera Utara
23 2.5.6 Deployment Diagram Deployment diagram menunjukkan susunan fisik sebuah sistem, menunjukkan bagian perangkat lunak yang berjalan pada perangkat keras (Fowler, 2005). Diagram ini adalah diagram dengan tipe implementasi yang digunakan untuk secara grafis menggambarkan arsitektur fisik dari perangkat lunak sistem. Diagram ini dapat digunakan untuk menunjukkan ketergantungan di antara komponen – komponen penyusun sistem. Deployment diagram menggambarkan bagaimana komponen dibangun dalam infrastruktur sistem, di mana suatu komponen (pada mesin, server atau perangkat keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server. Sebuah node adalah server, workstation atau perangkat keras lain yang digunakan untuk membangun komponen dalam lingkungan sebenarnya. Contoh deployment diagram diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 2.10 Deployment Diagram
2.6 Analisis Persyaratan dengan UML Analisis persyaratan meliputi usaha untuk mengetahui apa kemampuan sebuah sistem yang diinginkan pengguna dan pelanggan dari sebuah pembuat perangkat lunak (Fowler, 2005). Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau persyaratan cukup untuk mempersiapkan model yang menggambarkan apa yang diperlukan dari perspektif pengguna. Diagram yang digunakan dalam analisis persyaratan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
24 1. Use case diagram yang digunakan untuk menunjukkan fungsionalitas suatu sistem dan bagaimana sistem berinterakasi dengan dunia luar. 2. Activity diagram yang menunjukkan alur kerja (work flow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas dalam suatu proses. 3. Class diagram yang membantu dalam visualisasi struktur sistem yang mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam suatu sistem dan hubungan yang terdapat diantara objek tersebut. 4. Package diagram yang digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen model atau kelas.
2.7 Desain dengan UML Saat membuat desain adalah saat untuk berpikir secara teknis dalam menggambarkan diagram – diagram UML. Diagram yang digunakan dalam mendesain sistem yaitu: 1. Class diagram dalam sudut pandang perangkat lunak, untuk menunjukkan class yang terdapat di dalam perangkat lunak dan bagaimana mereka saling berhubungan. 2. Sequence diagram untuk menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. 3. Package diagram yang digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen model atau kelas. 4. Deployment diagram yang menunjukkan arsitektur fisik sebuah sistem.
Universitas Sumatera Utara