BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Kerangka Teori
2.1.1
Manajemen Koperasi Manajemen koperasi merupakan suatu konsep manajemen pemikiran dan peluang untuk membangun masa depan bangsa yang tidak lain adalah untuk menawarkan sejumlah informasi tentang manfaat koperasi dan serangkaian hasil pemikiran yang dikembangkan atas dasar analisis dan hal – hal kritis yang perlu diperhatikan secara cermat dalam mengembangkan koperasi dimasa mendatang. (Nasution, M (2001, pp2 – 3)). Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen koperasi adalah suatu pemikiran dan peluang yang dapat dikembangkan untuk memajukan bangsa dalam hal membangun koperasi.
2.1.1.1 Teori Koperasi Pengertian Koperasi Kata koperasi, memang bukan
asli dari khasanah bahasa Indonesia.
Banyak yang berpendapat bahwa ia berasal dari bahasa Inggris: co-operation, cooperative, atau bahasa Latin: coopere, atau dalam bahasa Belanda: cooperatie, cooperatieve, yang kurang lebih berarti bekerja bersama-sama, atau kerja sama, atau usaha bersama atau yang bersifat kerja sama.
14
Kata koperasi tersebut dalam bahasa Indonesia sebelum tahun 1958, dikenal dengan ejaan kooperasi (dengan dua 'o'), tetapi selanjutnya berdasarkan Undang-undang. Nomor 79 Tahun 1958 kata kooperasi telah diubah menjadi koperasi (dengan satu o), demikian seterusnya hingga sampai sekarang. Definisi koperasi adalah sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. (Soesilo, M. I.(2008, pp1 – 2)) Organisasi Buruh Sedunia (Intemational Labor Organization/ILO), dalam resolusinya nomor 127 yang dibuat pada tahun 1966, membuat batasan mengenai cir-ciri utama koperasi yaitu: (1) Merupakan perkumpulan orang-orang; (2) Yang secara sukarela bergabung bersama; (3) Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama; (4) Melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara demokratis ; (5) Yang memberikan kontribusi modal yang sama dan menerima bagian resiko dan manfaat yang adil dari perusahaan di mana anggota aktif berpartisipasi. "Cooperative is an association of persons, usually of limited man, who have voluntary jointed together, to achieve a common economic end through the formation of a demokratically controlled business organization, making
15
equitable contribution to the capital required and accepts a fair share of the risks and benefits of the undertaking" Selanjutnya dalam pemyataan tentang jatidiri koperasi yang dikeluarkan oleh Aliansi Koperasi Sedunia (Intemational Cooperatives Alliance/ICA), pada kongres ICA di Manchester, Inggris pada bulan September 1995, yang mencakup rumusan-rumusan tentang definisi koperasi, nilai-nilai koperasi dan Prinsip-prinsip Koperasi, koperasi didefinisikan sebagai "Perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis" (berdasarkan terjemahan yang dibuat oleh Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I). Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain yaitu: a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan diawasi secara demokratis; b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi; c. Koperasi adalah perusahaan yang hams memberi pelayanan ekonomi kepada anggota;
16
Sedangkan pengertian mengenai koperasi dalam uraian ini adalah koperasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, yang mendefinisikan koperasi sebagai "Badan Usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan-badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan". (Soesilo, M. I.(2008, p4)). Jadi dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah sebagai organisasi orangorang yang dilakukan sebagian manusia atas dasar kesamaan dan badan hukum yang berlaku untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing.
2.1.1.2 Ide – Ide Dasar Koperasi 1. Ide Dasar Menurut Soesilo, M. I.(2008, pp1-2), Dalam pengertian yang amat umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita berkoperasi juga tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang melandasinya. Ide berkoperasi, telah berkembang jauh sebelum koperasi itu sendiri berwujud sebagai koperasi. Ide yang berasal dari berbagai pandangan itu kemudian melebur ke dalam prinsip-prinsip, asas – asas, atau sendi – sendi dasar koperasi.
17
2. Secara Teoritik Beberapa ide yang melandasi lahirnya prinsip-prinsip koperasi antara lain adalah solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, alturisme (sikap memperhatikan kepentingan orang lain selain kepentingan diri sendiri), keadilan, keadaan perekonomian negara dan peningkatan kesejahteraan (Ima Suwandi (1980) disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p2)).
2.1.1.3 Nilai – Nilai Koperasi Soesilo, M. I.(2008, p5), mengatakan bahwa dalam pernyataan Aliansi Koperasi Sedunia, tahun 1995, tentang Jatidiri koperasi, Nilai-nilai Koperasi dirumuskan sebagai berikut: Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai a. Nilai-nilai organisasi (1) Menolong diri sendiri (2) Tanggungjawab sendiri (3) Demokratis (4) Persamaan (5) Keadilan (6) Kesetiakawanan b. Nilai-nilai etis (1) Kejujuran (2) Tanggung jawab sosial (3) Kepedulian terhadap orang lain.
18
2.1.1.4 Prinsip-Prinsip Koperasi Soesilo, M. I.(2008, pp5-6), menyatakan prinsip-prinsip koperasi (sering juga disebut sebagai asas-asas atau sendi sendi dasar koperasi), adalah garis-garis penuntun atau pemandu yang digunakan oleh koperasi, untuk melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktek. 1. Prinsip-prinsip koperasi, pada umumnya diartikan sebagai landasan bekerja bagi koperasi dalam melakukan kegiatan organisasi dan bisnisnya, sekaligus merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan non koperasi. 2. Prinsip-prinsip Koperasi yang pertama kali dikenal dan dirintis oleh Koperasi Rochdale tahun 1844, sebenarnya adalah rumusan yang disepakati oleh seluruh anggota tentang cara-cara bekerja bagi suatu koperasi konsumsi (D.Danoewikarsa, 1977 disadur oleh
Soesilo, M.
I.(2008, p5)) yaitu: a. Menjual barang yang murni, tidak dipalsukan, dan dengan timbangan yang benar; b. Menjual dengan tunai; c. Menjual dengan harga umum (pasar); d. Pembagian keuntungan seimbang dengan pembelian anggota dari koperasi; e. Satu suara bagi seorang anggota; f. Tidak membeda-bedakan aliran dan agama anggota. 3. Sedangkan menurut catalan Revrisond Baswir, masih ditambah lagi dengan 3 (tiga) unsur yaitu :
19
a. Pembatasan bunga alas modal; b. Keanggotaan bersifat sukarela; dan c. Semua anggota menyumbang dalam permodalan. (Revrisond Baswir, 1997 disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p5)). 4. Sementara itu ada juga yang berpendapat bahwa bentuk asli, prinsipprinsip koperasi Rochdaletahun 1844, adalah seperti yang dikemukakan oleh Prof. Coole, dalam buku "A Century Of Cooperative", yaitu ada 8 (delapan) hal (E.D.Damanik, 1980 disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p6)), masing-masing adalah: a. Pengelolaan yang demokratis (Democratic Control); b. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela (Open membership); c. Pembatasan bunga atas modal (fix or limited interest on capital); d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sesuai dengan transaksinya kepada koperasi (Distribution of surplus in dividend to members in propotion to their purchase); e. Transaksi usaha dilakukan secara tunai (Trading strictly on a cash basis); f. Menjual barang-barang yang murni dan tidak dipalsukan (Selling only pure and unadultered goods); g. Menyelenggarakan
pendidikan
tentang
prinsip-prinsip
dan
koperasi kepada anggota, pengurus, pengawas dan pegawai koperasi (Providing for the education of the members, the board and the staff);
20
h. Netral di bidang politik dan agama (Political and religious neutrality). 5. Koperasi Kredit model Raiffeisen tahun 1860, juga memiliki prinsipprinsip atau asas-asas (D.Danoewikarsa, 1977 disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p7)), yaitu: a. Keanggotaan terbuka bagi siapa saja; b. Perlu ikut sertanya orang kecil, terutama petani kecil atas dasar saling mempercayai; c. Seorang anggota mempunyai hak suara satu; d. Tidak ada pemberian jasa modal; e. Tidak ada pembagian keuntungan, sisa hasil usaha masuk ke dalam cadangan. Sejak semula, penerapan prinsip-prinsip koperasi adalah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing koperasi di suatu negara, sehingga pada saat itu, prinsip koperasi memiliki banyak ragam. Prof. Henzler, dari Jerman (Drs. Hendrojogi, 1997), membagi asas koperasi menjadi dua hal, yaitu asas yang struktural dan asas yang fungsional. Democratic control, termasuk asas struktural. Sedangkan asas yang berkaitan dengan masalah manajemen, kebijakan harga, pemberian kredit, menentukan metode dan standar dari prosedur-prosedur operasi adalah asas fungsional, yang bisa berbeda pada beberapa jenis koperasi. ICA sebagai organisasi puncak perkoperasian sedunia memandang perlu untuk membuat rumusan umum tentang prinsip-prinsip koperasi yang diharapkan dapat diterapkan oleh koperasi-koperasi sedunia. Untuk itu, telah dibentuk komisi khusus guna mengkaji prinsip-prinsip koperasi
21
yang telah dirintis oleh para pionir koperasi Rochdale. Komisi tersebut telah bekerja pada tahun 1930-1934. Pada Kongres ICA tahun 1934 di London, komisi khusus yang dibentuk tahun 1934 tersebut menyimpulkan bahwa dari 8 asas Rochdale tersebut, 7 (tujuh) buah di antaranya dianggap sebagai asas pokok atau esensial, (E.D. Damanik, 1980 disadur oleh Soesilo, M. I.(2008, p8)), yaitu: a. Keanggotaan bersifat sukarela; b. Pengurusan dikelola secara demokratis; c. Pembagian SHU sesuai partisipasi masing-masing anggota dalam usaha koperasi; d. Bunga yang terbatas atas modal; e. Netral dalam lapangan politik dan agama; f.
Tata niaga dijalankan secara tunai;
g. Menyelenggarakan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan karyawan koperasi. Asas ke delapan, yaitu dilarang menjual barang yang tidak murni atau dipalsukan,
dihapus
(Drs.Hendrojogi,
Msc,
1997).
Ternyata
dalam
perkembangannya, tidak semua negara sepakat dengan rumusan yang dihasilkan oleh komisi khusus tahun 1934, terutama sekali terhadap 3 (tiga) butir rumusan yaitu tentang netral di bidang poitik dan agama, tata niaga dijalankan secara tunai dan mengadakan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan staf. Banyak negara yang berbeda pandangan mengenai hal tersebut. Maka, pada Kongres ICA di Paris tahun 1937, ditetapkan bahwa dari 7 (tujuh) prinsip koperasi Rochdale yang diakui pada Kongres ICA di London tahun 1934, 4 (empat) yang pertama, telah ditetapkan sebagai prinsip-prinsip ICA sendiri, yaitu:
22
a. Keanggotaan bersifat sukarela; b. Pengendalian secara demokratis; c. Pembagian SHU sebanding dengan partisipasi anggota; d. Pembatasan bunga atas modal. Kemudian dalam Kongres ICA di Praha tahun 1948, ICA menetapkan dalam Anggaran Dasarnya, bahwa suatu Koperasi di suatu negara dapat menjadi anggota lembaga tersebut bila Koperasi di negara tersebut mempunyai prinsipprinsip sebagai berikut : a. Keanggotaan bersifat sukarela; b. Pengendalian secara demokratis; c. Pembagian SHU sebanding dengan partisipasi anggota; d. Pembatasan bunga atas modal. Sementara tiga lainnya, yaitu: a. Tata niaga dilaksanakan secara tunai; b. Penyelenggaraan pendidikan dan c. Netral di bidang politik dan agama menjadi hal yang tidak diwajibkan.
Keadaan menjadi berkembang lagi tatkala Kongres ICA tahun 1966, di Wina yang memutuskan 6 (enam) prinsip koperasi, yaitu: a. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela (Voluntary and open membership); b. Pengelolaan yang demokratis (Democratic Administration); c. Pembatasan bunga atas modal (Limited interest on capital);
23
d. Pembagian SHU kepada anggota sesuai partisipasi usahanya cara tunai (Distribution of surplus, in proportion to their purchase); e. Penyelenggaraan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan staf (Providing for members, board members and staf education); f. Kerja sama antar koperasi (Cooperation among the cooperatives). Terakhir, adalah penyempumaan yang dilakukan melalui Kongres ICA tahun 1995 di Manchester, Inggris tahun 1995, yang berhasil merumuskan pernyataan tentang jati diri koperasi (Identity Cooperative ICA Statement/ICIS), yang butir-butirnya adalah sebagai berikut: a. Keanggotaan sukarela dan terbuka; b. Pengendalian oleh anggota-anggota secara demokratis; c. Partisipasi Ekonomi Anggota; d. Otonomi dan Kebebasan; e. Pendidikan, Pelatihan dan Informasi; f. Kerja sama di antara Koperasi-Koperasi; g. Kepedulian Terhadap Komunitas.
2.1.1.5 Fungsi dan Peran Koperasi Fungsi koperasi antara lain adalah: a. Memenuhi kebutuhan anggota untuk memajukan kesejahteraannya; b. Membangun sumber daya anggota dan masyarakat; c. Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota;
24
d. Mengembangkan
aspirasi
ekonomi
anggota
dan
masyarakat
di
lingkungan kegiatan koperasi; e. Membuka peluang kepada anggotanya untuk mengaktualisasikan diri dalam bidang ekonomi secara optimal. Sedangkan peran koperasi antara lain adalah sebagai: a. Wadah peningkatan tarat hidup dan ketangguhan berdaya saing para anggota koperasi dan masyarakat di lingkungannya; b. Bagian integral dari sistem ekonomi nasional; c. Pelaku stategis dalam sistem ekonomi rakyat; d. Wadah pencerdasan anggota dan masyarakat di lingkungannya. Soesilo, M. I.(2008, p10)
2.1.1.6 Beberapa Aliran Koperasi Beberapa pakar koperasi menanggapi adanya beberapa aliran dalam koperasi, seperti : 1. Aliran Socialist school, yang berkeinginan untuk menjadikan koperasi sebagai batu loncatan untuk mencapai sosialisme. 2. Aliran Commonwealth School, yang menginginkan agar koperasi dapat menguasai kehidupan ekonomi, dan ini umumnya terjadi di Inggris dan negara - negara persemakmuran. 3. Aliran Competitive Yardstict School, yang menginginkan agar tumbuhnya koperasi dapat berperan sebagai penghilang dampak negatif yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme. Aliran ini banyak dianut di Swedia,
25
dan merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai Institutional Economic Balance Theory. 4. Aliran Pendidikan, yang menginginkan hendaknya koperasi berperanan untuk meningkatkan pendidikan demi tecapainya tujuan peningkatan ekonomi. 5. Aliran Nimes, yang menghendaki agar keberhasilan koperasi dapat memperbaiki perekonomian semua golongan. Dalam menyikapi adanya beberapa aliran koperasi tersebut, Koperasi Indonesia, tampaknya lebih bersikap moderat, yaitu menyaring semua nilai-nilai yang baik dari masing-masing aliran tersebut, kemudian diaplikasikan sesuai dengan situasi dan kondisi spesifik masyarakat Indonesia. Dalam kenyataannya, memang tidak ada aliran yang dianut secara murni oleh sesuatu negara. (M. Iskandar Soesilo, 2008, p11)
2.1.1.7 Beberapa Hal Pokok Yang Membedakan Koperasi Dengan Badan Usaha Non Koperasi Menurut Soesilo, M. I.(2008, p12), ada beberapa hal pokok yang membedakan koperasi dengan badan usaha lain yang non koperasi. Hal tersebut antara lain adalah: 1. Koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan modal sebagaimana perusahaan non koperasi.
26
2. Kalau di dalam suatu badan usaha lain yang non koperasi, suara ditentukan oleh besarnya jumlah saham atau modal yang dimiliki oleh pemegang saham, dalam koperasi setiap anggota memiliki jumlah suara yang sama, yaitu satu orang mempunyai satu suara dan tidak bisa diwakilkan (one man one vote, by proxy). 3. Pada koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan (owner-user), oleh karena itu kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi harus sesuai dan berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan ekonomi anggota. Hal yang demikian itu berbeda dengan badan usaha yang non koperasi. Pemegang saham tidak harus menjadi pelanggan. Badan usahanya tidak perlu harus memberikan atau melayani kepentingan ekonomi pemegang saham. 4. Tujuan badan usaha non koperasi pada umumnya adalah mengejar laba yang setinggi-tingginya. Sedangkan koperasi adalah memberikan manfaat pelayanan ekonomi yang sebaik-baiknya (benefit) bagi anggota. 5. Anggota koperasi memperoleh bagian dari sisa hasil usaha sebanding dengan besarnya transaksi usaha masing-masing anggota kepada koperasinya, sedangkan pada badan usaha non koperasi, pemegang saham memperoleh bagian keuntungan sebanding dengan saham yang dimilikinya.
27
2.1.2
Kebijakan Pengembangan Koperasi
2.1.2.1 Pengenalan tentang Keuangan dan Modal Koperasi Modal koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal luar (modal asing). Koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal luar dalam upaya memenuhi kebutuhan modalnya.
Gambar 2.1 Sumber Modal Koperasi Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Menurut Tim Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM (2010, p20), modal sendiri adalah modal yang berasal dari koperasi itu sendiri atau dengan kata lain modal yang menanggung resiko.
28
Modal sendiri meliputi: 1. Simpanan pokok adalah simpanan yang dibayarkan anggota yang besarnya ditentukan dan dibayar sebagai tanda anggota koperasi. 2. Simpanan wajib adalah simpanan yang besarnya ditentukan dan disepakati dalam Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga(ART) yang dibayarkan secara rutin kepada koperasi dan biasanya diabayarkan setiap bulan. 3. Simpanan sukarela (manasuka) adalah simpanan yang di tujukan untuk koperasi yang sudah berjalan lama, simpanan ini sering dikategorikan sebagai hutang jangka pendek, karena bisa diambil sewaktu-waktu 4. SHU yang tidak dibagikan (Dana cadangan) adalah dana yang diambil dari 25 % Sisa Hasil Usaha (SHU) yang di dapat. 5. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah selisih antara jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran.
2.1.2.2 Proses Pendirian Koperasi Berikut ini adalah merupakan gambar bagan proses pendirian koperasi yang berlaku di Indonesia. (Gambar 2.2)
29
Gambar 2.2 Proses Pendirian Koperasi Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Proses pendirian koperasi dimulai dengan adanya suatu gagasan yaitu untuk memenuhi kebutuhan bersama dan memecahkan masalah ekonomi melalui adanya koperasi. Selanjutnya gagasan tersebut dilanjutkan dengan sosialisasi kepada pemuka masyarakat dan anggota masyarakat yang menyatakan bahwa suatu koperasi akan didirikan. Setelah sosialisasi tersebut diadakan maka diadakan penyuluhan bimbingan magang bagi calon anggota dan karyawan koperasi. Kemudian setelah penyuluhan dilakukan maka baru akan di lanjutkan dengan learning by doing untuk para anggota dan karyawan koperasi. Setelah proses – proses itu selesai dilakukan maka koperasi yang didirikan juga harus berbadan hukum agar pondasi dari suatu koperasi tersebut dapat kokoh untuk dijalani dalam jangka panjang.
30
2.1.2.3 Proses Pendirian Badan Hukum Koperasi
Gambar 2.3 Proses Pendirian Badan Hukum Koperasi Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011) Pendirian badan hukum koperasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu pembuatan akta dan pengesahan akta tersebut. Di dalam pembuatan akta ada 2 proses yang harus dijalani, antara lain adalah mengadakan rapat pendiri yang terdiri dari membahas tentang anggaran dasar, rencana usaha, membentuk badan pengurus dan kekuasaan penidir koperasi tersebut. Proses kedua dalam pembuatan akta adalah mengajukan permohonan pengesahan yang terdiri dari akta pendirian, rencana usaha, bukti setor, jumlah modal, daftar hadir rapat, berita acara, dan ktp/ identitas anggota rapat. Setelah proses pembuatan akta selesai dibuat, maka langkah selanjtnya adalah pengesahan akta tersebut yang terdiri dari penerimaan surat permohonan dilanjutkan dengan verifikasi surat tersebut. Jika dalam verifikasi surat permohonan ditolak maka calon koperasi tersebut harus kembali melengkapi data – data yang diharuskan. Namun jika
31
surat permohonan diterima maka akan langsung disahkan dan diumumkan dalam badan negara bahwa koperasi tersebut resmi dibuka.
2.1.3
Teori Analisis Sistem Dinamis Metodologi system dynamics telah berkembang sejak dekade 50-an, pertama kali dikembangkan oleh Jay. W. Forrester sewaktu kelompoknya melakukan riset di MIT dengan mencoba mengembangkan manajemen industri guna mendesain dan mengendalikan sistem industri. Mereka mencoba mengembangkan metode manajemen untuk perencanaan industri jangka panjang. Di dalam perancangan sistem dinamis, hal awal yang perlu dilakukan adalah berpikir semantik. Menurut Muhammadi et al. (2001, p9) berpikir semantik adalah kesadaran untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem (systemic approach). Berdasarkan adanya pemahaman tentang kejadian semantik, maka ada lima langkah yang dapat ditempuh untuk menghasilkan bangunan pemikiran (model) yang bersifat sistematik, yaitu : 1. Identifikasi proses menghasilkan kejadian nyata Identifikasi proses adalah mengungkapkan pemikiran tentang proses nyata (actual transformation) yang menimbulkan kejadian nyata (actual state). Proses nyata itu merujuk kepada objektivitas dan bukan proses yang dirasakan atau subyektivitas.
32
2. Identifikasi kejadian yang diinginkan Identifikasi kejadian yang diinginkan adalah memikirkan kejadian yang seharusnya, yang diinginkan, yang dituju yang ditargetkan ataupun yang direncanakan (desired state). 3. Identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan Artinya adalah memikirkan tingkat kesenjangan antara kejadian aktual dengan seharusnya. Kesenjangan tersebut adalah masalah (bisa dinyatakan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif) yang harus dipecahkan atau tugas (misi) yang harus diselesaikan. 4. Identifikasi dinamika menutup kesenjangan Identifikasi mekanisme tentang dinamika variabel-variabel untuk mengisi kesenjangan antara kejadian nyata dengan kejadian yang diinginkan. 5. Analisis kebijakan Analisis kebijakan adalah menyusun alternatif tindakan atau keputusan yang akan diambil untuk mempengaruhi proses nyata sebuah sistem dalam menciptakan kejadian nyata.
Dalam menyusun model dinamik terdapat tiga bentuk alternatif yang dapat digunakan (Muhammadi et al., 2001), yaitu : a. Verbal Model verbal adalah model sistem yang dinyatakan dalam bentuk katakata.
33
b. Visual (analog model kualitatif) Deskripsi visual dinyatakan secara diagram dan menunjukkan hubungan sebab-akibat banyak variabel dalam keadaan sederhana dan jelas. Analisis deskripsi visual dilakukan secara kualitatif. c. Matematis Model visual dapat direpresentasikan ke dalam bentuk matematis yang merupakan perhitungan-perhitungan terhadap suatu sistem. Semua bentuk perhitungannya bersifat ekuivalen, yang mana setiap bentuk berperan sebagai alat bantu untuk dimengerti bagi yang awam. Muhammadi et al. (2001, pp3-7) didalam bukunya menjelaskan bahwa, sistem adalah keseluruhan interaksi antarunsur dari sebuah objek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Penjelasan dari pengertian sistem di atas, antara lain: a. Keseluruhan, yaitu mencakup bagian-bagian atau divisi, b. interaksi, yaitu pengikat atau penghubung antarunsur, c. unsur, yaitu benda, baik konkrit atau abstrak, yang menyusun objek sistem, d. objek, yaitu sistem yang menjadi perhatian, e. batas, yaitu sistem yang memiliki batasan disebut sistem tertutup. Sistem tertutup adalah sebuah sistem dengan batas yang dianggap kedap (tidak tembus) terhadap pengaruh lingkungan. Sistem tertutup itu hanya ada dalam anggapan (untuk analisis), karena pada kenyataan sistem selalu berinteraksi dengan lingkungan atau sebagai sebuah sistem terbuka,
34
f. dan tujuan, yaitu unjuk kerja sistem yang teramati dan diinginkan. Kemudian Muhammadi et al. (2001, p28) menjelaskan bahwa sistem dinamis adalah sebuah sistem tertutup. Pengaruh faktor lingkungan terhadap sistem dimungkinkan terjadi dan perubahan eksternal itu dianggap sebagai variabel eksogen.
1.
Struktur Sistem dan Diagram Simpal Kausal Menurut Muhammadi et al. (2001, p23), struktur sistem adalah interaksi
atau mekanisme. Setiap gejala apapun, baik fisik ataupun non-fisik, bagaimanapun kerumitannya, dapat disederhanakan menjadi struktur dasar yaitu mekanisme dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik. Untuk memudahkan pekerjaan berpikir sistemik ini, struktur sistem dinamis disederhanakan ke dalam diagram simpal kausal. Ciri sistem tertutup dari sistem dinamis dalam hal ini ditunjukkan simpal umpan balik dari struktur. Menurut Muhammadi et al. (2001, pp28-30), diagram simpal kausal adalah pengungkapan tentang kejadian hubungan sebab-akibat (causal relationships) ke dalam bahasa gambar tertentu. Di sini bahasa gambar tersebut adalah panah yang saling mengait, sehingga membentuk diagram simpal (causal loop), di mana hulu panah mengungkapkan sebab dan ujung panah mengungkapkan akibat. Keduanya, baik unsur sebab maupun akibat, atau salah satu diantaranya (sebab saja atau akibat saja) harus merujuk keadaaan yang terukur, baik secara kualitatif untuk keadaan yang dirasakan (perceived) maupun secara kuantitatif untuk keadaan nyata (actual). Harus diingat logikanya adalah proses (rate)
35
sebagai sebab yang menghasilkan keadaan (level) sebagai akibat, ataupun sebaliknya. Informasi tentang keadaan sebagai sebab menghasilkan pengaruh pada proses sebagai akibat. Contoh diagram simpal kausal dapat dilihat pada Gambar 2.4. + Lahir
(+)
+ Penduduk
+
(-)
Mati
-
Gambar 2.4 Diagram Simpal Kausal sederhana Sumber : Muhammadi et al., 2001, p33 Pada Gambar 2.4 terdapat tulisan yang berwarna hitam adalah proses (rate) dan tulisan yang berwarna biru adalah keadaan (level). Tanda “( + )” menjelaskan bahwa simpal antara “Lahir” dan “Penduduk” adalah simpal positif, mempunyai perilaku percepatan atau perlambatan. Sedangkan tanda “( - )” menjelaskan bahwa simpal antara “Penduduk” dan “Mati” adalah simpal negatif, mempunyai perilaku menuju sasaran atau limit.
2. Diagram Alir Menurut Taylor & Francis (2009), disebutkan bahwa “In the next step of model building, the stock and flow structure of the system is drawn based on the causal loop diagram (There are technical limitations of determining loop polarity from causal loop diagrams, which are ignored in this overview). The stock and flow structure shows stocks, flow controllers and decision structures within the system. Conserved physical flows connect stocks in the diagram.
36
Information flows drive different physical flows. The stock and flow diagram for the sales system discussed earlier is shown in” (Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Stock and flow diagram for sales system Taylor & Francis (2009)
The arrows drawn with regulating valves indicate physical flows. Rectangles (Order Backlog, Sales Staff) indicate accumulations or stocks. The valves (Order Bookings, Deliveries, Hiring) on the physical flows control flows in and out of stock. In system dynamics parlance they are termed as flow variables. Circles (Budget Allotted for Sales Force) indicate converters that are used to capture decision rules or perform intermediate computation. Thin arrows represent information flows connecting converters with stocks. The stock and flow structure of the system is simply shorthand for the underlying mathematical representation of the system. Each stock is an integration of flows affecting it. For the purpose of simulation this is expressed as a difference equation wherein over a time period "dt," the value of stock changes by "dt" times the net flow into the stock. A flow is expressed as a function of one or more stocks and converters. Each converter represents the
37
decision rule that is dependent on the current state. Associated delays or attenuation, if any, are represented appropriately. Software packages available today are capable of automatically creating the underlying mathematical representation from the graphical stock and flow structure. Simulating the system equations over time with assumed initial values for system variables generates the dynamic behavior of the system. At this point elaborate tests are performed to validate the model for adequacy of problem boundary coverage and reproduction of reference mode behavior. A validated model is used for performing different kinds of analysis like sensitivity analysis and what-if analysis to support decision-making about a future course of action. One important analysis involves experimental identification of feedback loops that dominate the dynamics at different points of time. Termed as loop dominance analysis, this provides further insight into the structure of the system and leads to design of policy structures that result in favorable dynamics.
3.
Simulasi Menurut Muhammadi et al. (2001, pp51-52), simulasi adalah peniruan
prilaku suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat analisis dan peramalan prilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. Simulai dilakukan melalui tahap-tahap seperti berikut: penyusunan konsep, pembuatan model, simulasi dan validasi hasil simulasi. Software Powersim Studio 7 Express, yang berbasis pada konsep System Dynamics, digunakan untuk membuat sebuah model yang nyata. Model ini akan sangat membantu pengguna permainan ini untuk memahami keterkaitan antar
38
variabel dalam sistem yang disimulasikan. Hal tersebut akan membesar tingkat keberhasilan tujuan permainan simulasi bisnis ini. (Armand Omar, dkk (2005)).
2.1.4
Metode Pengolahan Data dengan Regresi Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0. Metode pengolahan data yang akan mendukung permodelan sistem dinamis adalah dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi berganda untuk mengolah data – data variabel yang dikumpulkan. Menurut Kuncoro, E.A dan Riduwan (2007, p83), Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi linear sederhana adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umum regresi sederhana adalah : Y = a + bx Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a = Konstanta, b = Koefisien Regresi
39
Regresi linear berganda adalah regresi dimana terdapat lebih dari satu variabel bebas. Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel bebasnya minimal dua. Dari teknik analisis regresi berganda, maka akan diketahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antar variabel bebas yang ada terhadap variabel terikat. Persamaan regresi berganda adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 Y = Variabel Terikat A = Konstanta X1 , X2 = Variabel Bebas b1, b2 = Koefisien Regresi
2.1.5
Teori Decision Support System (DSS) O’Brien (2005, p440) menjelaskan bahwa Decision Support System – DSS (Sistem Pendukung Keputusan) adalah sistem informasi yang menggunakan model keputusan dalam proses pemodelan analisis interaktif dan ad hoc, untuk mencapai keputusan khusus oleh pengambil keputusan tertentu. Tabel 2.1 Perbandingan perbedaan utama informasi dan kemampuan pendukung keputusan sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan (Decision Support System - DSS) Sistem Informasi
Sistem Pendukung
Manajemen
Keputusan
Pendukung keputusan
Menyediakan informasi
Menyediakan informasi
yang disediakan
mengenai kinerja
dan teknik oendukung
40
organisasi
keputusan untuk menganalisis masalah khusus atau peluang
Bentuk informasi dan
Respons dan laporan
Respons dan permintaan
frekuensi
periodik, pengecualian,
yang interaktif
permintaan, dan pendorong Format informasi
Format tetap dan telah
Format yang dapat
ditentukan sebelumnya
diadaptasi fleksibel, dan ad hoc
Metodologi pemrosesan
Informasi yang
Informasi yang
informasi
diproduksi dengan
diproduksi dengan
ekstraksi dan
pemodelan analisis dari
manipulasi data bisnis
data bisnis
Sumber : O’Brien (2005, p440)
Jenis struktur keputusan ada 3 yaitu : a. Tak terstruktur adalah keputusan pada tingkat strategis dan melibatkan situasi keputusan dimana tidak mungkin menentukan lebih awal mengenai prosedur keputusan yang harus diikuti. b. Semiterstruktur adalah keputusan pada tingkat lebih taktis dan melibatkan prosedur keputusan yang dapat ditentukan, tapi tidak cukup untuk mengarah ke suatu keputusan yang direkomendasikan. Contohnya
41
keputusan mengenai peluncuran layanan e-commerce yang baru dan membuat perubahan besar mengenai tunjangan karyawan akan bedasara pada jangkauan tak terstruktur hingga semi terstruktur. c. Terstruktur adalah keputusan yang dibuat pada tingkat manajemen operasional dan melibatkan situasi dimana prosedur yang diikuti ketika keputusan diperlukan, dapat dikatakan lebih awal. Contohnya keputusan pemesanan ulang persediaan yang dihadapi oleh kebanyakan bisnis. (O’Brien, 2005, p440)
2.1.6
Teori Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.1.6.1 Pengertian Sistem Definisi/Pengertian Sistem Menurut Para Ahli antara lain adalah sebagai berikut: Menurut Ludwig Von Bartalanfy (dalam duniabaca.com (2011)), Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Menurut Anatol Raporot (dalam duniabaca.com (2011)) Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. Menurut L. Ackof (dalam duniabaca.com (2011)) , Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. Sistem menurut Mcleod et al. (2004, p9) adalah sekelompok elemenelemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sumber
daya
mengalir
dari
elemen
input, melalui
elemen
42
transformasi, ke elemen output. Suatu mekanisme pengendalian memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya. Sedangkan menurut O`Brien (2005, p29) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan
atau
berinteraksi
membentuk
satu
kesatuan. Dalam bidang sistem informasi, sistem lebih tepat didefinisikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau elemen yang saling berinteraksi, terkait dan memiliki hubungan satu sama lain sehingga dapat mencapai suatu tujuan.
2.1.6.2 Pengertian Informasi Menurut Indrajit dalam Zubair (2005, p9) di Rasman (2011), ”Informasi adalah hasil pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang dibandingkan dengan data mentah ”. Sedangkan Krismiaji dalam Zabaer (2005, p15) di Rasman (2011), menjelaskan “Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunakan dan manfaat”. Mcleod et al. (2004, p12), informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
43
Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
2.1.6.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p5) di dalam buku pengantar sistem informasi, Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Khosrow-Pour (2009, p. 400), Sistem informasi adalah sebuah sistem yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, orang-orang, dan bisnis atau sekelompok komunitas dari struktur-struktur dan proses-proses. Menurut Laudon & Laudon (2006, p. 50), Sistem informasi adalah sebuah satu kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam sebuah organisasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah kombinasi dari pengguna hardware, software, komunikasi jaringan, dan sumber-sumber data yang mengumpulkan, memproses dan mendistribusikan informasi.
44
2.1.6.4Komponen Sistem Informasi Komponen sistem informasi adalah sebagai berikut : Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. 1. Komponen input Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Komponen model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Komponen output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. 4. Komponen teknologi Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
45
mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 5. Komponen hardware Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. 6. Komponen software Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. 7. Komponen basis data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian
rupa
supaya
informasi
yang
dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
46
8. Komponen kontrol Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian
perlu
dirancang
dan
diterapkan
untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi. (Billy N Mahamudu (2011, p2))
2.1.6.5 Pengertian Analisis Sistem Menurut pendapat O`Brien (2005, p518), menjelaskan bahwa pengertian analisis sistem merupakan studi yang mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan prasyaratan fungsional (functional requirement) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru. Analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Sedangkan pengertian analisis sistem menurut pendapat Mcleod dan Schell (2004, p138) adalah penelitian atas sistem yang
telah
ada dengan
tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah penelitian mengenai sistem yang telah ada dan merupakan pembelajaran yang mendalam mengenai
47
informasi yang dibutuhkan oleh user dengan tujuan untuk melakukan perancangan sistem informasi yang baru.
2.1.6.6 Pengertian Perancangan Sistem Menurut pendapat Mcleod et al. (2004, p140), rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Menurut O`Brien (2005, p521), desain sistem mendeskripsikan bagaimana sistem akan memenuhi tujuannya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Jadi dapat disimpulkan bahwa rancangan sistem merupakan penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
2.1.6.7 Teori Perancangan OOAD (Object Oriented Analysis & Design) Menurut Mathiassen et al. (2000, p4), objek merupakan dasar dalam Object Oriented Analysis And Design (OOAD). Object is an entity with identity, state, and behavior. (Objek adalah sebuah entitas yang terdiri dari identitas, state dan behavior. Class is a description of collection of objects sharing structure, behavioural pattern, and attributes”). Class merupakan sebuah deskripsi mengenai kumpulan objek – objek yang memiliki struktur, behavioural pattern dan atribut yang sama. Jadi apabila suatu objek tidak digambarkan secara sendiri–sendiri, melainkan merupakan gambaran kumpulan objek–objek, maka di sebut kelas/class. Menurut Mathiassen et al. (2000, p5), keuntungan dari OOAD adalah:
48
-
Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem
-
Suatu metode yang mempunyai hubungan diantara : a. Analisis berorientasi objek, b. Desain berorientasi objek, c. Tampilan berorientasi objek, dan d. Pemrograman berorientasi objek.
-
Merupakan konsep yang umum yang dapat digunakan untuk memodelkan hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural language).
-
Mengurangi biaya maintenance.
-
Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah
-
Membuat perubahan menjadi lokal, tidak bepengaruh pada modul yang lainnya. Notasi standar yang digunakan dalam OOAD adalah UML (Unified
Modelling Language). UML hanya berfungsi sebagai notasi dan bukan sebagai metode dalam melakukan modeling. Analisis dan perancangan berorientasi objek terdiri dari 4 aktifitas utama yang digambarkan sebagai berikut: (Gambar 2.6)
49
Gambar 2.6 Kegiatan utama dan hasil dari Object Oriented Analysis and Design Sumber : Mathiassen et al. (2000, p15)
Menurut Mathiassen et al. (2000, p18), ada empat prinsip umum dalam menganalisis dan merancang sebuah sistem yaitu: 1. Pemodelan konteks (Model the Context) Konteks dari sebuah sistem dapat dilihat dari dua perspektif yang saling melengkapi yaitu problem domain dan application domain. Problem domain merupakan bagian dari konteks yang diatur, diawasi atau dikendalikan oleh sebuah sistem. Application domain merupakan sebuah organisasi yang mengelola, mengawasi atau mengendalikan suatu problem domain. Kesuksesan dan kegagalan sebuah sistem tergantung dari seberapa baik application domain dan problem domain terhubung bersama – sama ke dalam fungsi keseluruhan. Oleh karena itu, pemodelan dari problem domain dan application domain merupakan hal yang mendasar selama kegiatan analisis dan perancangan sistem.
50
2. Penekanan pada Arsitektur (Emphasize the Architecture) Analisis dan perancangan berorientasi objek menekankan arsitektur sistem sebagai sebuah tantangan utama, menfokuskan kepada kemudahan untuk dipahami, fleksibilitas dan kegunaannya sebagai kualitas perancangan yang penting. Sebuah arsitektur sistem harus mudah untuk dipahami karena menyediakan sebuah dasar bagi keputusan dan sebagai alat komunikasi serta alat kerja pada tugas pengembangan selanjutnya. Arsitektur sistem harus fleksibel karena pengembangan sistem terjadi pada lingkungan yang bergejolak. Terakhir, arsitektur sistem harus dapat bermanfaat karena kesuksesan sebuah system tergantung dari bagaimana sistem dapat berperan dalam organisasi pengguna. Dalam analisis dan perancangan berorientsi objek, ada tiga komponen arsitektur dasar yaitu : model component, function component dan interface component. Model component berisi sebuah model dinamis dari problem domain sistem. Function component berisi fasilitas – fasilitas bagi user untuk melakukan update dan mengunakan model component. Interface component merangkaikan sistem ke dalam konteksnya dengan dua cara. Cara pertama, interface mencakup monitor dengan teks dan grafik – grafik, print, dan fasilitas lain yang membuat user dapat mengaktifkan fungsi – fungsi sistem. Cara kedua, interface terhubung secara langsung dengan teknikal sistem lain seperti radar dan sensor.
51
3. Penggunaan kembali Pola – Pola (Reuse Patterns) Cara mendasar untuk memastikan kualitas dan efisiensi dalam analisis dan perancangan adalah dengan menggunakan kembali ide-ide yang telah diuji dan digunakan dalam situasi – situasi lain. Analisis dan perancangan berorientasi objek menginspirasikan penggunaan kembali ini dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan objek dan komponen dan dengan menggunakan pola analisis dan perancangan.
4. Penyesuaian Metode (Tailor the Method) OOAD adalah kumpulan dari pedoman umum untuk melakukan analisis dan perancangan sistem. Oleh sebab itu, harus dilakukan penyesuaian terhadap organisasi dan proyek. Untuk membuat metode lebih berguna, perancangan harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga adaptasi, perbaikan,
dan
penggantian
bagian
lebih
mudah
untuk
diimplementasikan. OOAD merefleksikan empat perspektif sentral pada suatu sistem dan konteksnya, yaitu isi informasi dari sistem, bagaimana sistem akan digunakan, sistem sebagai keseluruhan dan komponen – komponen dari sistem. Perpektif – perspektif tersebut terhubung dengan aktivitas – aktivitas utama dari analisis dan perancangan berorientasi objek, yaitu problem domain analysis, application domain analysis, architectural design dan component design, secara berturut – turut.
52
2.1.6.8 Pengertian System Definition Menurut Mathiassen et al. (2000, p37), system definition adalah deskripsi ringkas dari sistem terkomputerisasi yang diekspresikan dalam bahasa natural. Tujuan system definition adalah untuk memilih sistem aktual yang akan dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi, kemungkinan dan konsekuensi dari beberapa solusi alternatif secara sistematis.
2.1.6.9 Pengertian Rich Picture Menurut Mathiassen et al. (2000, p25), rich picture adalah sebuah gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem. Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut, yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara dengan banyak orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara formal. FACTOR terdiri dari 6 elemen yaitu :
\
53
Tabel 2.2 Tabel FACTOR Criteria Functionality
Fungsi sistem yang mendukung application domain.
Application domain
Bagian dari organisasi, administrasi, monitor, atau kontrol problem domain.
Conditions
Kondisi setelah sistem akan dikembangkan dan digunakan.
Technology
Teknologi yang digunakan dalam pengembangan sistem dan teknologi yang akan menjalankan sistem.
Objects
Object utama dalam problem domain.
Responsibility
Tanggung
jawab
keseluruhan
sistem
dalam
hubungannya dengan context.” Sumber : Mathiassen et al. (2000, p40)
2.1.7
Problem Domain Menurut Mathiassen (2000, p45) merupakan bagian dari konteks yang diatur, dimonitor atau di kendalikan oleh sistem. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan kebutuhan–kebutuhan untuk model dari sistem atau apa yang kita buat untuk sebuah sistem. Fokus pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari class, objek, struktur dan behaviour yang ada dalam problem domain. Pada problem domain analysis terdapat tiga aktivitas utama yaitu:
54
1. Classes, aktivitas ini meliputi pendefinisian dan pembuatan karakteristik problem domain dengan memilih class dan event yang menghasilkan event table. 2. Structure, aktivitas ini menekankan pada penggambaran hubungan antara class dan object yang ada pada problem domain sehingga menghasilkan class diagram. 3. Behavior, aktivitas ini menggambarkan properti yang dinamis dan atribut – atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behavior adalah untuk membuat pemodelan dinamis dari suatu problem domain.
Gambar 2.7 Aktivitas dalam Problem Domain Modelling Sumber : Mathiassen et al.(2000, p46) 2.1.8
Notasi UML Menurut Mathiassen et al.(2000, p327), notasi adalah bahasa tekstual dan grafikal yang diformulasikan secara terpisah untuk mendeskripsikan suatu sistem dan konteksnya. Tujuan dari notasi adalah untuk menyederhanakan komunikasi dan dokumentasi. Notasi standar yang akan digunakan adalah UML (Unified
Modeling
Language)
yang
merepresentasikan
sistem
dengan
55
berorientasi objek. Melalui seperangkat diagram, UML menyediakan standar untuk menggambarkan perancangan sistem dari sudut pandang yang dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sistem. Dengan kata lain, UML merupakan bahasa yang telah menjadi standar untuk merancang model sebuah sistem.
2.1.8.1 Class Diagram Menurut Mathiassen et al. (2000, p53), class adalah kumpulan dari objek yg mempunyai structure, behavior pattern dan atributte yang bersamaan untuk memanipulasi atau mengelolah attribute. Kegiatan class merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Langkah –langkah dalam menentukan class, terdiri dari: abstraksi fenomena dari problem domain dalam objek dan event, klasifikasikan objek dan event, memilih class dan event yang akan dipelihara informasinya oleh sistem. Menurut Mathiassen (2000, p51), objek adalah sebuah entitas yang memiliki identitas, status, dan behaviour atau sesuatu yg dpt disentuh atau dirasakan dan tentang user yg mana menyerupai data dan kombinasi behaviour di antara mereka serta suatu entitas yg mempunyai indentitas, state, dan behavior. Event merupakan kejadian secara terus menerus yang melibatkan satu atau lebih objek. Pemilihan class tersebut bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain. Sementara pemilihan kumpulan event yang dialami atau
56
dilakukan oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap–tiap kelas dalam problem domain. Kegiatan class akan menghasilkan suatu event table. Tabel 2.3 Contoh Event Table Class
Events reserved
cancelled
Customer
X
X
Assistant
X
X
treated
employed
Apprentice Reservation
X
Plan
X
X
resigned
graduated
agreed
X X
X
X
X
X X
X
X X
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p50) 2.1.8.2 Structure Menurut Mathiassen et al. (2000, p69) kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan struktural antara kelas-kelas dan objek-objek pada problem domain. Ada empat tipe hubungan struktural dimana keempatnya dibagi ke dalam dua bagian yaitu: 1. Class structure, meliputi: a. Generalization adalah suatu kelas yang umum (kelas super) yang menggambarkan properti umum untuk suatu grup yang memiliki kelas khusus (sub kelas).
57
Gambar 2.8 Contoh Generalization Sumber : Mathiassen et al. (2000, p73-74)
b. Cluster adalah suatu koleksi dari kelas yang berhubungan.
Gambar 2.9 Contoh Cluster Structure Sumber : Mathiassen et al. (2000, p75)
2. Object structure, meliputi: a. Aggregation : adalah suatu objek superior (keseluruhan) yang berisi jumlah dari objek atau bagiannya.
Gambar 2.10 Contoh Aggregation Structure Sumber : Mathiassen et al. (2000, p76)
58
b. Association : adalah hubungan yang berarti antar sejumlah objek.
Gambar 2.11 Contoh Association Structure Sumber : Mathiassen et al. (2000, p77)
Hasil dari kegiatan stuktur ini adalah class diagram. Class Diagram menghasilkan
ringkasan
model
problem-domain
yang
jelas
dengan
menggambarkan semua struktur hubungan statik antar kelas dan objek yang ada dalam model dari system yang berubah-ubah.
2.1.8.3 Behaviour Menurut Mathiassen et al. (2000, p89), behavior merupakan kegiatan yang terakhir dalam analisa problem domain yang bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem sepanjang waktu. Behavior berhubungan dengan sesuatu yang dpt dilakukan objek dan ini berhubungan dengan fungsi yang dilakukan pada data objek (atribut). Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola prilaku (behavioural pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart diagram.
59
Gambar 2.12 Contoh Statechart Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000, p89)
Behavior Pattern adalah suatu deskripsi dari kemungkinan event traces yg terjadi pada semua objek di dalam class. Cara menentukannya, yaitu: 1.
Suatu behavior dalam objek di gambarkan seperti yg memperlihatkan suatu pemesanan peristiwa tertentu dalam waktu ke waktu.
2.
Tentukan notasi dalam behavioral pattern yang dapat berupa : a) sequence Æ dimana event muncul satu per satu secara berurutan b) selection Æ dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul c) repeptition Ædimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali (pengulangan).
Gambar 2.13 Aktivitas dalam Behavioural Patterns Sumber : Mathiassen et al. (2000, p92)
60
2.1.8.4 Use Case Diagram (Mathiassen et al., 2000, p119) Diagram use case digunakan untuk menunjukkan hubungan antara actor (aktor) dan use cases, serta menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Aktor adalah suatu abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem sasaran Use case didefinisikan sebagai suatu pola interaksi antara sistem tersebut dan aktor dalam application domain. (Mathiassen et al., 2000, p129) Use case diagram dapat menunjukkan use-case groupings, dimana seorang actor dapat berpartisipasi pada semua use case dalam sebuah use case diagram yang merepresentasikan area fungsionalitas tertentu dalam sistem. (Bennett et al., 2005, p35) Seperti semua UML model, use case model dapat diorganisasikan dalam package sebagai bagian dari model management view. (Bennett et al., 2006, p145) Use case adalah deskripsi dari fungsionalitas sistem dari perspektif pengguna/user. Use case diagram digunakan untuk menunjukkan fungsionalitas yang disediakan sistem dan untuk menunjukkan user mana yang akan berkomunikasi dengan sistem dalam menggunakan fungsionalitas tersebut. (Bennett et al., 2006, pp148-149) Hubungan yang lebih jauh pada use case diagram ditunjukkan dengan <<extend>> dan <
>. <<extend>> digunakan ketika ingin menunjukkan bahwa sebuah use case menyediakan fungsionalitas tambahan yang mungkin dibutuhkan di use case yang lain. Comment dapat ditambahkan untuk menjelaskan condition dan extension point. <> dipakai ketika ada rentetan behavior yang sering digunakan dalam beberapa use case dan untuk menghindari pengulangan deskripsi yang
61
sama ke setiap use case yang menggunakannya. Penggambarannya dengan tanda panah putus-putus yang arahnya menuju ke use case yang di-exclude atau diinclude. (Schneider dan Winters, 2001, p27-29) Setiap use case harus mempunyai detil tentang
apa
yang
dilakukan
untuk
mencapai
fungsionalitasnya.
Precondition menunjukkan dalam keadaan sistem sebelum memulai sebuah use case. Postcondition menunjukkan dalam keadaan sistem setelah use case selesai. Flow of events adalah serangkaian pernyataan deklaratif dari daftar tahapan sebuah use case dari sudut pandang actor. Percabangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan pernyataan if dan perulangan dinyatakan dengan for atau while. (Schneider dan Winters, 2001, p35-37) Dalam flow of events bisa terdapat basic path (dimana semua berjalan baik) dan alternative path (menunjukkan adanya pilihan lain diluar basic path, menunjukkan adanya kesalahan). Notasi untuk Use Case Diagram ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Notasi Design Use Case Diagram Sumber : Bennett et al. (2006, pp 146-149) dan Bennett et al. (2005, p35)
62
2.1.8.5 Sequence Diagram Menurut Mathiassen et al. (2000, p340), sequence diagram menjelaskan tentang interaksi diantara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Sequence diagram melengkapi class diagram, yang menjelaskan situasi yang umum dan statis. Sebuah sequence diagram dapat mengumpulkan rincian situasi yang kompleks dan dinamis melibatkan beberapa dari kebanyakan object yang digeneralisasikan dari class pada class diagram. Menurut Bennett et al. (2006, p253), sequence diagram menunjukkan interaksi antara objek-objek yang diurutkan dalam suatu rentetan waktu. Sequence diagram banyak digunakan untuk merepresentasikan detil interaksi objek
yang
terjadi
pada sebuah use case dan dapat dilihat sebagai detil
spesifikasi dari use case. Notasi untuk Sequence Diagram ditunjukkan pada Gambar 2.15.
Message :Object1
Lifeline
Procedure Call
Create
Return
Activation Message
Frame label with name of interaction fragment
* = Iteration Destruction Marker
Gambar 2.15 Notasi Design Sequence Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000, p340), Bennett et al. (2006, p630), dan [http1] Interaction operator yang digunakan adalah (Bennett, 2006, p270) : Alt : Alternative mewakili alternative behaviour, setiap pilihan dari
63
behaviour ditunjukkan dalam sebuah hasil matematika yang terpisah. Hasil matematika hanya akan dieksekusi jika interaction constraint bernilai benar. Opt : Option menjelaskan sebuah pilihan tunggal dari hasil matematika, hanua akan dieksekusi jika interaction constraint bernilai bernar. Loop : Digunakan untuk mengindikasikan sebuah hasil matematika yang diulang sebanyak jumlah tertentu hingga interaction constraint. Ref : Reference digunakan sebagai referensi antar suatu sequence diagram dengan sequence diagram lainnya. [http2] Jenis message terdiri dari simple message, procedure call, dan return. Simple message adalah transfer kontrol dari objek pengirim ke penerima. Procedure call adalah message dimana pengirim menunggu hingga seluruh nested sequence selesai. Return menunjukkan return dari suatu procedure call. [http1] Dalam sequence diagram, iterasi dapat disimbolkan dengan asterisk (*) sebelum nama message. Apabila kondisi iterasi diketahui, maka kondisi ditampilkan dalam tanda kurung [ ].
2.1.8.6 Navigation Diagram Menurut Mathiassen et al.
(2000, p344), diagram navigasi adalah
statechart diagram khusus yang berfokus pada keseluruhan user interface yang dinamis. Diagram ini menunjukkan window yang berkaitan dan transisi di antara window-window tersebut. Notasi untuk Navigation Diagram ditunjukkan pada Gambar 2.16.
64
Window
Initial State State with icon for window Final State
<<Window change>> List of action
Gambar 2.16 Notasi Design Navigation Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000, p343)
2.1.8.7 Component Architecture Menurut Mathiassen et al. (2000, p.190), component architecture adalah sebuah struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk dimengerti, menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini dikarenakan komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.200), berikut adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server. Notasi untuk Component Architecture ditunjukkan pada Gambar 2.17.
Tabel 2.4 Bentuk Distribusi Arsitektur Client – Server Client
Server
Architecture Distributed
U
U+F+M
Presentation
U
F+M
Local Presentation
U+F
F+M
Distributed
65
Functionality U+F
M
Centralized Data
U+F+M
M
Distributed Data
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p200)
Gambar 2.17 Notasi Design Component Architecture Sumber : Mathiassen et al. (2000, p338)
2.1.9
Teori Digital Dashboard Digital dashboard dapat memberikan pandangan secara menyeluruh tentang sumber-sumber pengetahuan perusahaan/ organisasi ke dalam sebuah komputer yang memungkinkan pengambilan keputusan dengan lebih baik serta dapat memberikan akses yang cepat ke kunci informasi bisnis. Fungsi dari digital dashboard adalah : •
dapat menampilkan informasi dalam bentuk digital,
•
dapat mengatur informasi bisnis penting dalam satu tempatDalam hal
ini
digital
dashboard
sangat
membantu
dalam hal
pengambilan keputusan yang cepat, efektif, dan efisien terutama
66
untuk tingkatan eksekutif, manajer bisnis serta para pemikir lainnya, •
dapat menampilkan informasi dalam bentuk grafik dan gambar sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan,
•
dan
dapat
memantau
secara
efisien
informasi
yang
diperlukannya. Setiap bidang/industri menggunakan digital dashboard dengan cara yang berbeda, sesuai kebutuhan mereka, akan tetapi tujuannya secara umum tetap sama. Menurut Few (2006, p. 34), Digital dashboard adalah tampilan visual dari informasi yang paling penting, yang diperlukan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan, yang digabungkan serta disusun dalam sebuah layar sehingga informasi tersebut dapat diakses dengan mudah. Berdasarkan hal itu, sebuah digital dashboard dapat menjadi sebuah ringkaan pengukur dari sebuah performa bisnis terpenting yang telah terlaksana. Semua komponen pada layar digital dashboard memberikan suatu informasi spesifik dari sebuah pengukuran. Menurut McKeen, Smith, & Singh (2005), Digital dashboard adalah sebuah antar muka elektronik yang menyediakan informasi pribadi dengan tepat waktu yang memungkinkan penggunanya untuk dapat memantau dan menganalisis kinerja organisasi. Seperti sebuah dashboard pada mobil yang menyediakan informasi yang penting yang diperlukan untuk mengetahui kondisi mobil tersebut dengan mudah, begitu juga dengan digital dashboard memiliki
67
fungsi yang serupa, baik itu digunakan untuk membuat keputusan strategis dalam perusahaan atau sekedar menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Beberapa atribut yang dapat mendukung digital dashboard secara efektif adalah sebagai berikut : 1.
Drill down Informasi yang ditampilkan pada sebuah dashboard harus mengandung
informasi ringkasan tingkat tinggi agar dapat mengkomunikasikan informasi dengan cepat. Dashboard dapat dengan cepat memberitahukan informasi tentang apa yang sedang terjadi, bukan mengapa hal itu dapat terjadi. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka diperlukan fitur drill down; yakni fitur yang mengijinkan user untuk mencari informasi yang lebih detail. 2. Tampilan yang ringkas, jelas, dan intuitif Tampilan pada sebuah digital dashboard harus dapat menampilkan pesan secara jelas tanpa memerlukan banyak ruang, sehingga seluruh informasi dapat dirangkum ke dalam sebuah layar. Komponen yang digunakan pada digital dashboard untuk menampilkan informasi harus sesuai dengan konteks informasi itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa gauge, tabel, diagram, dan lain lain. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa digital dashboard adalah tools business management yang digunakan untuk memvisualisasikan performa dari business enterprise dengan menggunakan indikator. Digital dashboard dapat juga digunakan untuk menampilkan analisa,
68
menunjukkan tren yang diperkirakan (forecast), data saat ini (current) dan data yang lalu (history). A dashboard is a visual display of the most important information needed to achieve one or more objectives, consolidated and arranged on a single screen so the information can be monitored at a glance. Few (2004, p1) Karakteristik dari dashboard adalah : 1. Visualization: Graphical representation of selected data 2. Selection of relevant data areas: Information derived from and providing for key processing (or performance) indicators (KPI), their selection being dependent on specific contexts and objectives of an enterprise (or organizational unit) 3. Monitoring and interaction: Interactive accessibility via the monitor of a computer system (“Digital Dashboards,” n.d.; Eckerson, 2004; Few, 2006; Malik, 2005)
Menurut Rasmussen, et al (2010, p29) ada beberapa macam tipe dari Dashboard, mengemukakan 3 buah tipe Dashboard, yaitu:
1. Strategical Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung garis organisasi dengan tujuan yang strategis. 2. Tactical Dashboard berfungsi sebagai pendukung pengukuran progress dalam kunci atau inisiatif proyek. 3. Operational Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung monitoring dari aktifitas proses bisnis yang spesifik.
69
Tabel 2.5 Evolusi Dashboard bisnis Tampilan :
Fungsi :
Bagan Sederhana
Pemantauan
sederhana
pada
beberapa
bidang bisnis Tampilan :
Fungsi :
-
Bagan yang canggih
-
Pemonitoran secara canggih
-
Ukuran &indikator
-
Merinci untuk menganalisis
-
Tabel
-
Memonitor ukuran-ukuran utama
Tampilan :
Fungsi :
-
Bagan yang canggih
-
Pemonitoran secara canggih
-
Ukuran & indikator
-
Merinci untuk menganalisis
-
Tabel
-
Memonitor ukuran-ukuran utama
-
Scorecards
-
Memonitor taktik
-
Peta strategi
-
Memonitor strategi
Sumber : Rasmussen, et al, (2010,p10) 2.1.10 Sistem Intranet Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Sistem
Intranet
bidang
kerjasama
dan
jaringan
asdep
urusan
pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK, merupakan suatu sistem yang ada di dalam web smecda.com. Dalam sistem ini hanya digunakan untuk kalangan intern Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK sehingga penyaringan kriteria pengunaannya dan keamanan datanya
70
dapat terjaga dengan baik. Tujuan dari sistem intranet ini sendiri adalah menyediakan informasi yang berisi data-data koperasi dan UKM serta data informasi komoditi dan informasi pasar bagi koperasi dan UKM, dan juga untuk menyediakan peta digital yang terperinci menurut penyebaran lokasinya yang dapat memudahkan dalam mengetahui keunggulan dan kelemahan KUKM masing-masing lokasi kelurahan atau kecamatan sehingga
memudahkan
menentukan tindakan pembinaan yang tepat terhadap KUKM di masing-masing wilayah.
2.1.11 MySQL MySQL dikembangkan sekitar tahun 1994 oleh sebuah perusahaan pengembang software dan konsultan database bernama MYSQL AB yang berada di Swedia. Waktu itu perusahaan tersebut masih bernama TcX DataKonsult AB, dan tujuan awal dikembangkannya MySQL adalah untuk mengembangkan aplikasi berbasis web pada client. Awalnya Michael "Monty" Widenius, pengembang satusatunya di TcX memiliki sebuah aplikasi UNIREG dan rutin ISAM buatannya sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL yang cocok untuk diimplementasikan ke dalamnya. Mula-mula Monty memakai miniSQL (mSQL) pada eksperimennya itu, namun SQL dirasa kurang sesuai, karena terlalu lambat dalam pemrosesan query. Akhirnya Monty menghubungi David Hughes, pembuat mSQL yang sedang merilis versi kedua dari mSQL. Kemudian Monty mencoba membuat sendiri
71
mesin SQL yang memiliki antarmuka mirip dengan SQL, tetapi dengan kemampuan yang lebih sesuai sehingga lahirlah MySQL. Tentang pengambilan nama MySQL, sampai saat ini masih belum jelas asal usulnya. Ada yang berpendapat nama My diambil dari huruf depan dan belakang Monty, tetapi versi lain mengatakan nama itu diambil dari putri Monty yang kebetulan juga bernama My.
2.1.12 Visual Basic Kata “Visual” merujuk kepada metode yang digunakan untuk membuat antar muka yang bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Daripada menulis berbaris-baris kode untuk menjelaskan pemunculan dan lokasi dari suatu elemen di dalam antar muka, Anda dengan mudah dapat menambahkan object yang sebelumnya sudah dibangun ke dalam tempat dan posisi yang Anda inginkan di layar Anda. Jika Anda pernah menggunakan program untuk menggambar seperti Paint, maka Anda sebenarnya sudah memiliki keahlian uuntuk membuat sebuah antar muka pengguna secara efektif. Kata “Basic” merujuk kepada bahasa BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code), sebuah bahasa yang digunakan oleh banyak programmer dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam sejarah komputer. Visual Basic telah berubah dari bahasa asli BASIC dan sekarang memiliki ratusan pernyataan (statements), fungsi (functions), dan kata kunci (keywords), dan kebanyakan di antaranya terkait dengan antar muka grafis di Windows.
72
Pengguna tingkat pemula sekalipun dapat membuat aplikasi dengan mempelajari hanya beberapa kata kunci, sementara kekuatan dari bahasanya membolehkan para pengguna tingkat professional mencapai apapun yang dapat dihasilkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Windows lainnya.
2.2
Kerangka Pikir Adapun kerangka pikir yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
73
Gambar 2.18 Kerangka pikir
74
Kerangka berpikir dalam skripsi ini tediri dari beberapa tahapan. Dimulai dari tahapan analisis yang terdiri dari penelitian data koperasi dan analisis kebutuhan di dalam koperasi seluruh Indonesia. Penelitian data koperasi ini meliputi data jumlah koperasi aktif, jumlah koperasi tidak aktif, jumlah anggota koperasi, RAT (Rapat Anggota Tahunan), manajer, karyawan, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan SHU (Sisa Hasil Usaha). Sedangkan analisis kebutuhan pada koperasi seluruh Indonesia meliputi kebutuhan – kebutuhan yang ada di dalam seluruh koperasi tersebut yang menjadi alternatif kebijakan untuk menjalankan koperasi tersebut di masing – masing daerah provinsi seluruh Indonesia. Kemudian tahapan selanjutnya adalah tahap design dimana meliputi penetapan faktor-faktor utama kebutuhan koperasi dan diteruskan dan diolah dengan menggunakan metode sistem dinamis. Metode sistem dinamis terdiri dari perancangan dengan menggunakan simpal kausal, digram alir dan kemudian dilanjutkan dengan simulasi skenario. Simulasi skenario ini didukung dengan menggunakan metode regresi linear dan berganda untuk mendapatkan rumus per provinsi. Setelah itu dilakukan tahap pencocokan antara diagram alir dengan rumus yang ada sudah didapatkan dengan metode regresi tersebut. Lalu baru dilakukan simulasi skenario dilihat dari grafik – grafik yang didapat. Hasil analisis tersebut kemudian dolakukan penurunan analisis ke dalam rancangan sistem digital dashboard management. Setelah itu baru dirancang dengan perancangan sistem (OOAD) yang meliputi perancangan database, use case diagram, navigation diagram, class diagram, sequence diagram, user interface, dan component architecture. Selanjutnya setelah perancangan sistem
75
selesai dilakukan, didapatkan rekomendasi alternatif kebijakan yang dibutuhkan oleh KaBid dan pemerintah dalam memberikan kebijakan kepada koperasi seluruh Indonesia di masing – masing daerah di provinsi.