BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori – Teori Dasar Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori – teori dasar yang digunakan pada proses penelitian 2.1.1
Pengertian Jaringan (Network)
Computer Network (M ichell, 2008) adalah sebuah sistem komunikasi yang menghubungkan dua komputer atau lebih. Network didefinisikan sebagai dua atau lebih komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Dalam hal ini, ditekankan bahwa network tidak hanya terdiri dari komputer saja, tetapi juga peripheral-peripheral lainnya seperti printer, modem, plotter, scanner, dan peripheral lainnya yang terhubung oleh beberapa medium seperti kabel, fiber optic maupun perangkat wireless. Berdasarkan luas jangkauannya, network dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Local Area Network (LAN) LAN adalah jaringan komputer yang mencakup satu lokal area seperti rumah, kantor atau kampus. Secara umum, LAN mencakup area maksimal 1 2
km .
6
7 2. Metropolitan Area Network (M AN) MAN adalah jaringan komputer besar yang menghubungkan jaringan antar kampus atau kantor bahkan antar kota yang berdekatan. M AN mencakup area lebih besar dibandingkan dengan LAN, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan WAN. 3. Wide Area network (WAN) WAN adalah suatu jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN dan M AN. WAN menghubungkan jaringan-jaringan komputer dalam jumlah yang sangat besar. Salah satu contoh nyata WAN adalah internet. 2.1.2
Referensi Model Jaringan 2.1.2.1 Model TCP/IP Layer M odel TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protokol)
diciptakan oleh US Department of Defence (DoD), karena DoD ingin mendesain network yang dapat tetap berfungsi dalam kondisi apapun.
8
Gambar 2.1 TCP/IP Layer TCP / IP terdiri dari 4 layer, antara lain : 1.
Network Access Layer (Physical / Link Layer)
Layer ini bertugas untuk mengatur semua hal-hal yang diperlukan sebuah paket IP agar dapat dikirimkan melalui sebuah medium fisik jaringan, termasuk di dalamnya detil teknologi LAN dan WAN. 2.
Internet Layer
Layer ini memiliki tugas utama untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan packet switching untuk mendukung tugas utama tersebut. Protokol yang ada pada layer ini : •
Internet Protocol (IP)
Internet Protocol (IP) adalah protokol yang dikirim dari satu komputer ke komputer lain dalam suatu jaringan komputer. Setiap perangkat keras (host) yang berada dalam jaringan internet setidaknya mempunyai satu IP Address yang bersifat unik yang membedakan dari host lain. IP Address terdiri dari 32
9 bit angka binary di mana dalam penulisannya IP dibagi menjadi 4 bagian. M asing-masing bagian terdiri dari 8 bit dan dibatasi dengan titik. IP Address ini dikenal dengan IP version 4 (IPv4). Contoh: “202.155.89.17”. IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID, di mana network ID menentukan alamat jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP Address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Bit-bit network ditandai dengan angka binary 1 dan bit- bit host ditandai dengan angka binary 0. Pembagian bit-bit network dan host ini ditentukan dengan subnet mask. Contoh: “202.155.89.17 / 255.255.255.0”, menyatakan bahwa 24 bit pertama menyatakan network dari IP address tersebut, dan sisanya 8 bit merupakan bit-bit host bagi IP tersebut. Dari IP tersebut dapat disimpulkan bahwa
network
dari
IP
tersebut
adalah
202.155.89.0,
sedangkan
202.155.89.17 merupakan alamat IP dari host tersebut. Kelas-kelas IP Address yang sering digunakan antara lain : Tabel 2.1 Kelas IP Kelas
Network ID
Host ID
Default
S ubnet
Mask
•
A
w.
x.y.z
255.0.0.0
B
w.x
y.z
255.255.0.0
C
w.x.y
Z
255.255.255.0
Kelas A adalah kelas yang memiliki jumlah host number yang terbanyak, karena hanya 8 bit pertama digunakan sebagai bit-bit network dan sisanya
10 24 bit digunakan sebagai bit-bit host. Kelas ini biasa digunakan oleh perusahaan yang memiliki jaringan dalam skala yang besar. Alamat IP pada kelas A dimulai dari 1.0.0.0 sampai dengan 126.255.255.255. •
Kelas B memiliki 16 bit pertama sebagai bit-bit network dan 16 bit sisanya digunakan sebagai bit-bit host. Alamat IP kelas B digunakan untuk jaringan dengan skala menengah. Alamat IP pada kelas B berkisar antara 128.0.0.0 sampai dengan 192.167.255.255.
•
Kelas C memiliki 24 bit pertama sebagai bit-bit network dan 8 bit sisanya digunakan sebagai bit-bit
host. Kelas ini memiliki jumlah host
address yang paling sedikit dan digunakan untuk jaringan dengan skala kecil. Alamat pada kelas C berkisar antara 192.168.0.0 sampai dengan 223.255.255.255. Selain ketiga kelas A, B dan C yang sering dipakai, masih ada kelas D dan E yang jarang dipakai. Kelas D dipergunakan untuk alamat-alamat multicast. Multicast adalah jenis transmisi seperti broadcast, namun dalam skala yang lebih kecil dan tertentu. Kelas E tidak digunakan dan khusus disimpan dengan tujuan untuk ekperimentasi dan sebagai kelas cadangan untuk keperluan di masa mendatang. Selain pembagian menurut alamat, IP Address juga dibagi dua berdasarkan pemakaiannya di internet: 1.
Private IP Address Private IP address merupakan alamat IP yang digunakan oleh sebuah
komunitas, baik itu rumah ataupun sebuah perusahaan, yang tidak tersambung langsung ke internet. Alamat IP ini tidak bisa berkomunikasi langsung ke
11 internet. Alamat IP ini tidak bisa berkomunikasi langsung dengan komputer lain pada jaringan internet, sehingga untuk dapat berkomunikasi dibutuhkan satu perantara yaitu Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan jasa layanan internet. IP yang tergolong private IP address adalah : Kelas A : 10.x.x.x Kelas B : 172.16.x.x s/d 172.31.x.x Kelas C : 192.168.x.x Keterangan: x adalah nomor dimulai 0 sampai dengan 255. 2.
Public IP Address Public IP address adalah alamat IP yang digunakan untuk berkomunikasi
antar komputer yang tersambung secara langsung dalam jaringan internet. Jenis IP address banyak digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) dan lembagalembaga dunia yang mengatur lalu lintas di internet. Alamat public IP address adalah semua alamat IP selain
private IP
address
dan
IP
loopback
(127.0.0.0 s/d 127.255.255.255). Untuk menghubungkan jaringan lokal ke jaringan internet, diperlukan suatu public IP, di mana semua private IP jaringan lokal dalam internet akan diterjemahkan sebagai public IP tersebut. Prosedur penerjemahan private IP menjadi public IP dikenal dengan NAT (Network Address Translation). •
Internet Control Message Protocol (ICM P)
Internet Control Message Protocol adalah suatu protokol manajemen dan layanan messaging yang disediakan untuk IP. • Address Resolution Protocol (ARP)
12 Address Resolution Protocol mencari alamat hardware dari host yang sudah diketahui alamat IP-nya. Jadi, ARP menerjemahkan alamat software (IP) menjadi alamat hardware. • Reserve Address Resolution Protocol (RARP) Ketika IP digunakan oleh mesin diskless, tidak ada cara untuk mengetahui alamat IP-nya. Namun alamat mac bisa diketahui. Reserve Address Resolution Protocol mengetahui identitas alamat IP untuk mesin diskless dengan cara mengirim paket yang mengikutsertakan alamat M AC dan meminta alamat IP untuk alamat MAC tersebut. 3.
Transport Layer Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke
tujuan data dengan cara membuat logical connection antara keduanya. Layer ini bertugas untuk memecah data dan membangun kembali data yang diterima dari application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data. Transport layer juga menangani masalah reliability, flow control, dan error correction. Layer ini terdiri dari dua protokol yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data dan komunikasinya bersifat connection oriented. Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi kepada kecepatan pengiriman data dan bersifat connectionless.
13 4.
Application Layer Layer ini berfungsi untuk menangani high level protocol, masalah
representasi data, proses encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Layer ini berisi spesifikasi protokol-protokol khusus yang menangani aplikasi umum seperti Telnet, File Transfer Protocol (FTP), Domain Name System (DNS), dan lain-lain. 2.1.2.2 Model OS I Layer Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses pengolahan data ini dan untuk keseragaman diantara perusahaan-perusahaan pembuat peralatan jaringan komputer satu dengan lain, International Standard Organization (ISO) mengeluarkan sebuah model lapisan jaringan yang disebut model Open System Interconnection (O SI). M anfaat dan keuntungan dari penggunaaan model OSI adalah (Wijaya, 2004, pp2) a.
M embuat standarisasi yang dapat dipakai oleh setiap perusahaan
sehingga mengurangi kerumitan dalam perancangan. b.
M emungkinkan fasilitas modular engineering (perubahaan di satu lapisan
tidak mengganggu lapisan lain). c.
M emungkinkan kerjasama antara teknologi yang berbeda-beda.
d.
M emungkinkan berbagai peralatan jaringan dan software yang berbeda
dapat berkomunikasi. e.
M empermudah pembelajaran dan pengajaran.
OSI layer terdiri atas tujuh layer (lapisan) yang terbagi menjadi dua grup. Tiga layer teratas mendefinisikan bagaimana aplikasi-aplikasi berkomunikasi satu
14 sama lain dan bagaimana aplikasi berkomunikasi dengan user. Empat layer di bawahnya mendefinisikan bagaimana data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Gambar 2.2 Upper Layers dari OS I Layer
Gambar 2.3 Lower Layers dari OS I Layer 1.
Physical Layer (Layer 1)
Berfungsi mengatur bagaimana data dapat ditransmisikan dalam sebuah medium fisik. Layer ini berfungsi mengubah bit-bit data menjadi signal elektromagnetik agar bisa ditransmisikan melalui media komunikasi. 2.
Data Link Layer (Layer 2)
Berfungsi menangani perpindahan data dari network interface menuju ke medium fisik. Fungsi layer ini mencakup addressing ( physical addressing) dan network topology.
15 3.
Network Layer (Layer 3)
Berfungsi memberi alamat logik data dan menentukan jalur yang akan dilewatinya. Fungsi layer ini mencakup routing, addressing (logical addressing), dan path selection antara dua end system. 4.
Transport Layer (Layer 4)
Berfungsi melakukan segmentasi dan unsegmentasi pada paket data sebelum diteruskan ke layer berikutnya. Layer ini juga berfungsi sebagai pengatur aliran data (flow control), pendeteksi error dan error recovery. 5.
Session Layer (Layer 5)
Berfungsi untuk membuat (establish), mengatur (maintain), dan memutuskan (terminate) sesi antar aplikasi. 6.
Presentation Layer (Layer 6)
Berfungsi menangani representasi data seperti format, encoding dan jenis kompresi. Layer ini menerjemahkan berbagai macam format data menjadi format yang diinginkan, dan memastikan informasi yang dikirim diterima oleh application layer pada sistem yang lain. 7.
Application Layer (Layer 7)
Berfungsi menyediakan network service ke aplikasi users seperti e-mail, file transfer, dan terminal emulation.
16 2.1.2.3 Perbandingan Model OS I Layer dan TCP/IP Layer
Gambar 2.4 Perbandingan Model OS I Layer dan TCP/IP Layer Persamaan antara model O SI dan model TCP/IP berdasarkan Cisco Systems (2006) yaitu : 1.
Keduanya memiliki layer.
2.
Keduanya memiliki application layer, walaupun memiliki fungsi yang berbeda.
3.
Keduanya memiliki transport layer dan network layer yang sebanding.
4.
Keduanya harus diketahui oleh seorang networking professional.
5.
Keduanya mengasumsikan paket sebagai pemilih. Ini berarti setiap paket dapat mengambil jalan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan yang sama. Ini bertolak belakang dengan circuit-switched network di mana semua paket mengambil jalan yang sama.
17 Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP berdasarkan Cisco Systems (2006) yaitu : 1.
TCP/IP menggabungkan presentation layer dan session layer OSI ke dalam application layer-nya.
2.
TCP/IP menggabungkan data link layer dan physical layer OSI ke dalam network access layer.
3. 4.
TCP/IP lebih sederhana karena hanya memiliki 4 layer. Protokol TCP/IP merupakan standar untuk pengembangan internet, sehingga model TCP/IP mendapatkan kredibilitas hanya karena protokolnya. Sebaliknya, jaringan tidak biasa dibangun dengan protokol OSI, meskipun OSI digunakan sebagai panduan.
2.1.3 Jenis – Jenis Media 1.
Kabel UTP Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) adalah kabel LAN yang paling
banyak dipakai saat ini. Jenis kabel ini mudah dalam pemasangan, tidak mahal, dan memiliki kinerja yang baik. UTP yang digunakan untuk jaringan saat ini adalah UTP kategori 5 yang dapat mendukung transmisi data sebesar 100 mbps dengan jarak maksimal 100 meter. Untuk menambah jarak jangkauan dapat dengan menggunakan repeater, hub, bridge atau switch. UTP terdiri dari 4 pasang kabel yang dipilin untuk mengurangi interferensi. Dalam pemasangannya UTP dihubungkan dengan menggunakan jack RJ – 45 menurut susunan warna yang ditentukan. Ada 3 macam susunan kabel UTP yaitu: straight, crossover, dan rollover (console). Kabel straight digunakan untuk menghubungkan peralatan yang tidak sejenis, contoh : komputer dengan hub. Kabel crossover
18 untuk menghubungkan peralatan yang sejenis, contoh : komputer dengan komputer. Sedangkan kabel rollover untuk mengatur setting peralatan, contoh : router. 2.
Kabel Coaxial Kabel coaxial adalah kabel yang pertama kali digunakan untuk LAN.
Saat ini masih digunakan, walaupun banyak yang telah berganti dengan twisted – pair. Saat ini kabel coaxial banyak juga digunakan sebagai kabel televisi. Kabel coaxial dapat mendukung transmisi data hingga 10 mbps dengan jarak mencapai 500 meter. Tetapi harganya sedikit lebih mahal daripada UTP, dan pemasangannya sulit. 3.
Fiber Optic Biasanya digunakan untuk pengkabelan backbone. Kabel ini menggunakan
berkas cahaya sebagai penghantar data. Kabel fiber optic tidak terpengaruh oleh aliran listrik maupun medan magnet, memiliki kecepatan tinggi dan dapat mencapai jarak yang jauh tanpa kehilangan data. Kabel fiber optic jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan kabel tembaga biasa, memerlukan peralatan yang lebih mahal, dan pemasangannya sulit. 4.
Wireless Wireless menggunakan media gelombang radio sebagai penghantar data.
Untuk pengoperasiannya, diperlukan suatu unit receiver dan transmitter. Terdapat beberapa standar untuk operasi wireless, di antaranya adalah 802.11a, 802.11b, 802.11g. Frekuensi yang sering digunakan dalam transmisi wireless antara lain 2,4 GHz (bebas lisensi) dan 5 GHz. Kecepatan yang dapat dicapai oleh transmisi wireless adalah 54 M bps.
19 2.1.4
Perangkat Jaringan
1.
Modem Modem (modulators-demodulators) adalah perangkat yang digunakan
untuk engirimkan sinyal digital melalui line telepon analog. Dengan demikian, sinyal digital yang dikonversi oleh modem menjadi sinyal analog dari frekuensi – frekuensi yang berbeda dan dikirimkan ke sebuah modem pada lokasi penerima. Modem penerima melakukan transformasi balik dan menyediakan sebuah keluaran digital ke perangkat yang terhubung dengan sebuah modem, biasanya komputer. 2.
Hub Hub adalah perangkat yang menghubungkan multiple LAN secara
bersama – sama. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal. Hub tidak melakukan packet filtering atau fungsi – fungsi pengalamatan yang lain. 3.
Bridge Bridge adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua atau
lebih host atau network secara bersama – sama. Bridge bekerja hanya pada physical dan link layer dan menggunakan alamat Medium Access Control (M AC) untuk mengirimkan frame. Peranan dasar dari Bridge pada arsitektur jaringan adalah menyimpan dan meneruskan frame di antara segmen yang terhubung. Sebuah bridge dapat memiliki lebih dari dua ports, artinya lebih dari dua elemen jaringan dapat dikombinasikan untuk berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan sebuah bridge.
20 4.
Switch Switch secara umum memiliki peran yang lebih baik dibanding dengan
hub. Switch memiliki kemampuan untuk membaca paket yang datang kemudian mengirim mereka ke tujuan yang semestinya. Frame dapat hilang jika host yang dituju unreachable atau disconnected. 5.
Router Router adalah perangkat penghubung yang dapat mengirimkan paket
melalui segmen LAN yang benar di mana tujuannya berada. Router menghubungkan segmen LAN pada lapisan network dari OSI layer untuk komunikasi komputer – ke – komputer. Jaringan yang dihubungkan oleh router dapat menggunakan protokol jaringan yang sama ataupun berbeda. 6.
Gateway Gateway bekerja pada transport dan session layer, pada model O SI.
Gateway digunakan ketika berhadapan dengan mulitprotocol transport layer dan di atasnya. 2.2
Teori – Teori Khusus Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori – teori khusus yang digunakan pada proses penelitian. 2.2.1 Televisi Digital Televisi digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan system kompresi untuk menyiarkan sinyal berupa video, audio dan data yang lainnya ke pesawat televisi. Pengembangan televisi digital antara lain dikarenakan oleh :
21 •
Perubahan lingkungan eksternal, seperti : o Pasar TV analog yang sudah jenuh o Kompetisi dengan sistem penyiaran satellite dan kabel
•
Perkembangan teknologi o Teknologi pemprosesan sinyal digital o Teknologi transmisi digital o Teknologi semi konduktor o Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi
Seperti yang kita ketahui sekarang ini, Stasiun Televisi penyiaran di Indonesia sebagai contohnya TVRI maupun TV swasta nasional memanfaatkan teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program,
mengedit, merekam dan menimpa data.
Pengiriman sinyal gambar, suara dan data menggunakan sistem transmisi digitam dengan menggunakan satelit yang dimanfaatkan sebagai TV – Berlangganan. Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan pada pertengahan tahun 90an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV Digital secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan Negara yang mengoperasikan.
22
2.2.2
Migrasi dari TV Analog ke TV Digital Transmisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital
membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Pesawat televisi analog tidak dapat menerima sinyal digital, oleh karenanya diperlukan pesawat TV Digital atau menggunakan alat tambahan baru yaitu Set – Top box yang berfungsi sebagai pengubah sinyal digital menjadi sinyal analog. Transisi ke TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, untuk menerima siaran TV Digital tersebut penngguna teknologi siaran TV Analog menggunakan Set – Top box yang dapat mengubah sinyal digital ke sinyal analog. Dengan demikian pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran terus digunakan selama ini. Proses transisi secara perlahan meminimalkan resiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Perubahan dilakukan melalui masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital, pesawat penerima analog yang dimilikinya dipakai menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran TV Digital. M asa transisi diperlukan untuk melindungi masyarakat sebagai pengguna yang telah memiliki pesawat penerima televisi analog untuk dapat secara perlahan – lahan beralih ke teknologi TV Digital tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Operator televisi yang sudah ada dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangunnya seperti studio, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Infrastruktur
23 televisi digital terrestrial relative jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur televisi analog. Dengan pola transisi demikian operator televisi tidak dihadapkan pada resiko berlebihan dengan menerapkan pola kerja bersama dengan penyelenggara TV Digital. Di kemudian hari penyelenggara TV Digital dapat dibagi menjadi penyedia jaringan dan penyedia konten.
24 Tabel 2.2 Perbedaan Teknologi TV Digital dan Teknologi TV Analog Teknologi TV Digital
Teknologi TV Analog
Bisa untuk menerima dan mengirim
TV analog memounyai metode yang
suara dan gambar yang bergerak
bebeda – beda
dengan cara digital, atau dengan kata lain memungkinkan pemirsanya untuk berinterkasi dengan saluran TV tersebut M ampu meberikan gambar yang
Gambar dan suara biasa saja
kebih tajam dan suara yang lebih jelas (mengirim gambar mulai 1280 x 720 piksel hingga 1920 x 1080 piksel) Penggunaan sistem Orthogonal
Efek lintasan akan menimbulkan
Frequency Divison M ultiplexing
echo atau gaung yang berakibat
(OFDM ) yang mampu mengatasi
munculnya ganda gambar (seakan
efek lintas jamak (M ultipath)
ada bayangan)
Tahan Terhadap Lingkungan :
TV analog tidak memiliki kethanan
Siaran TV Digital memiliki
terhadap perubahan lingkungan
ketahanan terhadap perubahan
sehingga sering terjadi gambar
lingkungan yang terjadi karena
bergoyang dan suara berubah - ubah
pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di
25 kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang TV digital yaitu sinyal yang
TV analog adalah TV yang
digunakan adalah sinyal digital yang
menerjemahkan sinyal
dikirim melalui kabel dan satelit,
menggunakan gelombang radio, lalu
juga menggunakan transmisi radio.
pemancar TV akan mengirimkan gambar dan suara melalui gelombang radio, dan akan diterima oleh antena di rumah, lalu diterjemahkan menjadi gambar yang biasa kita tonton.
Teknologi digital mengkonversi
Teknologi analog gambar dan suara
suara dan gambar menjadi data
diubah menjadi gelombang radio.
digital yang terdiri dari angka 1 dan 0.
26 2.2.3
Layanan Interaktif melalui Media TV Digital Agar dapat menggunakan media TV Digital secara maksimal diperlukan
suatu pemetaan karakteristik dari berbagai aplikasi yang dapat digunakan. Pemetaan ini terutama membantu dalam perangcangan perangakat lunak Set – Top box sesuai dengan kebutuhan pasar, walau perangkat keras Set – Top box nya telah ditetapkan sesuai dengan standar diadopsi. Dengan digitalisasi konten, ada dua istilah yaitu layanan (service) dan aplikasi (application) yang dapat digunakan bergantian. Sebagai contoh, suatu layanan dapat merujuk kepada sebuah siaran TV Reguler atau siaran enhanced yang berisi audio, video dan aplikasi yang menggunakan D VB – java sebagai bagian dari factor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan dan implementasi aplikasi – aplikasi TV Digital selain konten dari aplikasi itu sendiri adalah user interface, sistem arsitektur yang menjalankan protokol – protokol komunikasi. Beberapa layanan umum yang tersedia pada sistem TV Digital adalah electronic program guide (EPG), video – on – demand (VOD), tayangan berbayar (pay – per – view), multi – camera – angel sporting event, koneksi internet, layanan t – commerce seperti home billing, home shopping, online entertainment seperti online games, TV chat, dan sebagainya. Pemetaan aplikasi interaktif pada media TV Digital ditunjukan pada gambar dibawah ini :
27
Gambar 2.5 Klasifikasi Layanan dan aplikasi Pada gambar tesebut terlihat variasi jenis aplikasi mulai dari yang kontennya bersifat generic untuk keperluan banyak orang sampai yang sangat spesifik ke tiap individu, dari yang tanpa interaksi seperti pada penyiaran tradisional sampai yang sangat interaktif yang memerlukan respon dari pemirsa atau pengguna. Fenomena konvergensi juga ditunjukkan pada gambar tersebut layanan TV Tradisional (classic), teledemocracy, dan video on demand dapat dikatakan generik pada media TV, namun munculnya layanan – layanan lainnya yang berbasis internet menunjukkan melebarnya pelayanan TV Digital. Selain itu, munculnya layanan – layanan garming meningkatkan isi dan kualitas hiburan dari TV Digital. Aplikasi – aplikasi futuristic diprediksi akan menambahkan fitur – fitur virtual reality menjadi TV Digital tiga dimensi yang berperan besar pada pelayanan seperti hiburan dan pendidikan [Zuffo]. Pengembangan aplikasi dari
28 yang tidak interaktif sampe ke yang interaktif biasanya dibantu oleh ketersediaan profil – profil dari middleware yang tersedia. Selain layanan/ aplikasi yang sifatnya umum, keberadaan TV Digital dapat mendukung berbagai aktivitaas yang sifatnya lebih spesifik. Beberapa proyek TV Digital yang berguna untuk kepentingan umum di Indonesia misalnya daeran e-Gov, manajemen bencana, pendidikan jarak jauh, penyediaan informasi kesehatan jarak jauh, dan sebagainya. M enariknya, pengembangan aplikasi pada TV Digital dengan teknologi yang sifatnya terbuka kebanyakan didasarkan pada pengembangan software berbasis teknologi java. Dengan kebanyakan pengembang java pada komunitas teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, maka ketersediaan TV Digital diharapkan akan memperluas peluang bisnis dan munculkan aplikasiaplikasi baru yang berguna. 2.2.4
Data Broadcasting (datacasting) Komponen ini menyertakan data aplikasi pada M PEG- 2 transport
stream. Pengiriman data dapat dilakukan dengan hanya pengiriman bersifat ansynchonous dan dititipkan pada payload dari M PEG – 2 transport stream (data piping), dan dapat pula yang mensyaratkan suatu aliran dari ujung ke ujung (data streaming) disertakan pada paket – paket PES (Packetised Elementary Stream). Selain itu data yang di kirim dapat pula berupa datagram dari suatu protokol komunikasi (multiprotocol encapsulation). Dikarenakan kapasitas penyimpanan dan memori dari Set – Top box umumnya sebesar komputer personal, maka pada sistem TV Digital dapat dilakukan transmisi modul data (dapat berupa data yang sama) secara periodik (data dan object corousel). Untuk sistem DVB, data dan object corousel didasarkan atas spesifikasi DSM – CC data object corousel.
29 M elengkapi komponen – komponen tersebut, untuk implementasi layanan – layanan interaktif pada media TV Digital diperlukan sarana supaya pengguna bisa mengirim respon atau perintah kembali ke penyedia layanan. Sarana ini dapat dirancang dari berbagai sarana komunikasi yang tersedia.. Interaksi yang paling sederhana adalah ketika semua data dari suatu layanan dikirimkan dan disimpan pada Set – Top box, sehingga interaksi sifatnya local antara pengguna pada Set – Top box. 2.2.5
Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) Digital Video Broadcasting Terrestrial (D VB-T) adalah sistem siaran
televisi digital yang memiliki keunggulan meliputi kualitas gambar yang lebih baik, program siaran yang lebih banyak dan bervariatif serta penerimaan yang lebih jelas walaupun pada saat bergerak (mobile) dibandingkan dengan siaran televisi analog. Sistem siaran TV digital DVB-T tetap dapat diterima menggunakan TV analog melalui suatu perangkat tambahan yaitu set-top box. Standardisasi parameter
dan
pengukuran
kinerja set-top
box,
DVB-T
dimaksudkan untuk menghasilkan set-top box DVB-T dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan karakteristik lingkungan di Indonesia untuk implementasi TV digital. Dengan menggunakan hasil analisis penelitian karakteristik propagasi radio sistem penyiaran TV digital terrestrial pada lingkungan urban dan evaluasi digital TV broadcasting dengan menggunakan sistem DVB-T di Jakarta serta rekomendasi standar nasional dan internasional (ITU-R, ETSI, dan EBU) ditetapkan standar parameter dari set-top box DVB-T. M elalui penelitian ini, dihasilkan spesifikasi standar teknis settop box DVB-T untuk Indonesia dengan persyaratan minimal yang berdasarkan pada faktor biaya, kondisi karakteristik
30 lingkungan, dan kondisi existing seperti sistem kelistrikan, sistem televisi, dan sistem elektronik di Indonesia. Untuk karakteristik set-top box Indonesia dilakukan penambahan kanal emergency khusus untuk wilayah Indonesia dengan mendefinisikannya pada service information standar DVB-T dan memberikan proritas utama untuk ditampilkan. Dan juga disusun parameter pengukuran kinerja utama set-top box DVB-T dari sudut pandang akademis. 2.2.5.1 Pengembangan Standar DVB-T Sistem DVB mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan Return path antara IRD dan Service provider melalui modul subcriber management. Untuk keperluan Return path ini diperlukan modem dan jaringan telepon atau TV kabel Return path atau bahkan satelit Uplink. Return path ini dapat digunakan untuk mengirimkan sinyal balik dari user seperti pada aplikasi tele-vouting, games playing, tele-shopping, tele-banking, dan juga mengirimkan command browsing pada website internet. Banyak layanan yang ditawarkan dalam DVB akan membutuhkan beberapa bentuk interaksi antara pengguna dan program provider atau operator network. Interaksi tersebut bias berupa transmisi sekelumit perintas tapi mungkin juga memerlukan interaksi cukup intensif seperti yang terjadi pada TV interaktif. Berbagai anggota DVB telah mengembangkan rencana komprenensif pengenalan TV interaktif sejak tahun 1997. Untuk penyiaran multimedia DVB Project telah mengembangkan sistem transport untuk data tersebut dengan menggunakan Application Programming Interface (API). API akan menangani model konten multimedia yang mempunyai 2 kategori yang disebut sebagai declarative content seperti HTM L dan procedural content yang harus dijalankan receiver dengan menggunakan animasi grafis. Saat ini
31 pengembangan sistem penyiaran multimedia DVB tersebut dinamakan M HP (Multimedia Home Platform) yang berbasis java. M HP dirancang untuk dapat menjalankan 2 jenis konten multimedia dengan menggunakan API. Generasi pertama M HP 1.0 telah mampu melakukan interaktif multimedia. Saat ini M HP 1.1 menawarkan kemampuan melakukan seamless switching antara penyiaran multimedia dan pengiriman halaman website. 2.2.5.2 Pengukuran Sistem Pemancar DVB-T Sebelum melakukan implementasi sistem dan jaringan TV digital terlebih dulu dilakukan tahap desain dan perencanaan. Dalam tahap perencanaan ini target yang hendak dicapai oleh suatu jaringan perlu didefinisikan sebagai master plan untuk tahap pengembangan. Parameter-parameter sistem dan jaringan perlu ditetapkan melalui pra-evaluasi. Parameter jaringan di sini termasuk lokasi-lokasi pemancar yang harus mempertimbangkan jarak maksimum antar pemancar serta target wilayah cakupan dan jenis pelanggan yang dicakup. Sementara itu, parameter sistem meliputi tinggi antena pemancar, daya pancar, serta parameterparameter modulasi dan coding, yang harus ditentukan untuk memastikan kualitas sinyal yang memadai sesuai kondisi lingkungan dan jenis pelanggan (fixed vs mobile). Untuk dapat menentukan parameter sistem dan jaringan, perlu dilakukan pengukuran propagasi, pengukuran daya dan cakupan, pengukuran efek multipath, dan pengukuran efek Doppler. Selain itu juga, manfaat pengukuran dapat memberikan masukan untuk menentukan parameter dalam penetapan perangkat standar penerima atau set-top box.
32 2.2.6 Middleware pada S et – Top box M idleware adalah layer untuk software yang menjalankan operating sistem (OS) set top box yang membuat lingkungan yang konsisten untuk mengembangkan dan menjalankan aplikasi software yang lebih variatif dari set top box. Gambaran umum layering untuk pengembangan perangkat lunak Set – Top box adalah sebagaimana di tunjukkan pada gambar 2.6. Layer terbawah adalah Set – Top box yang melakukan proses pengiriman dan penerimaan data digital,
dengan
berbagai
komponennya
misalnya,
tuner,
demodulator,
demultiplexer, decryptor, pemrosesan data M PEG, membaca smart card, media penyimpanan, dan sebagainya. Layer diatsas hardware, mulai dari device drivers memberikan modul library spesifik untuk devis tertentu yanghendak di akses oleh aplikasi.
Gambar 2.6 Gambaran Layering untuk pengembang aplikasi Selanjutnya, terdapat RTOS(Real – Time Operating System) yang memberikan dukungan pada sistem level, misalnya dalam hal pengalokasian sumber daya, untuk aplikasi yang sedang berjalan. Untuk conditional access, dibuat layer tersendiri dimana dimungkinkan middleware untuk dapat langsung
33 mengakses sumberdaya pada layer hardware. Dalam penggunaanya sering terdapat kombinasi antar middleware dan sistem conditional access tertentu. Satu layer penting yang akan dibahas dengan lebih detil pada sub bab ini adalah layer middleware sebagai layer software yang menjembatani layer aplikasi dengan layer – layer lainnya. Dengan adanya middleware, penggembang aplikasi dapat berkonsentrasi penuh pada konten dan tidak perlu repot – repot dengan hal – hal yang sifatnya low – level seperti protokol komunikasi, sistem operasi dan perangkat kelas lainnya. Hal ini dimungkinkan karena middleware memberikan abstraksi atas fungsi – fungsi di layer bawah dan sebagai gantinya menyediakan fungsi – fungsi antarmuka untuk mengaksesnya. Selain itu, keberadaan middleware dengan profil – profil yang diberikan mampu membantu pengembangan aplikasi – aplikasi yang kompleks, menjamin protabilitas saat aplikasi digunakan pada hardware atau sistem operasi yang berbeda dan interoperabilitas antara aplikasi yang satu dengan yang lainnya. Kondisi dimana beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan tanpa ada konflik juga dibantu dengan keberadaan middleware, yang umum disebut sebagai application manager. Beberapa layanan yang diberikan oleh middleware diantaranya akses ke MPEG decoder/demux, akses ke fitur – fitur grafik/video akses ke service information, manajemen memori, akses ke return channel, lingkungan pengembangan software dalam bahasa C/C++, java, HTM L, dan sebagainya, beserta profil untuk akses internet. Middleware yang tersedia ada dua jenis, yaitu proprietary middleware dan open middleware. Proprietary middleware biasanya dirancang oleh suatu perusahaan yang telah memiliki segmen pasar yang cukup besar, dan lisensinya kemudian dipakai oleh pembuat
34 Set – Top box. Proprietary middleware umumnya digunakan pada jaringan TV berbayar. Permasalahan proprietary middleware diantaranya adalah biaya lisensi yang tinggi yang menaikan harga Set – Top box. Selain itu, aplikasi yang dikembangkan terkunci pada vendor – vendor tertentu dan harus dikembangkan lagi dari awal bila hendak dipasarkan pada pengguna atau pasar yang berbeda. Beberapa contoh proprietary middleware adalah Power TV, Liberate, Microsoft TV, MediaHighway, dan Open TV Core yang merupakan ITV middleware dari Microsoft. Sedankan open middleware distandarisasi oleh konsorsium industri atau lembaga internasional yang sifatnya nirlaba, dan dapat diimplementasikan oleh siapa saja tanpa lisensi atau dengan biaya lisensi yang rendah. Open Middleware umum digunakan pada aplikasi pada jaringan TV bebas (free – to – air). Tantangan dari open middlewarenya adalah bagaimana keterbukaannya dapat memperbesar pasar. Popularitas dari open middleware adalah dapat membuat keseluruhan industri mengubah model bisnisnya, karena pasar yang sebelumnya bersifat vertical, kini menjadi horizontal dengan interoperasibilitas antar produk dari vendor – vendor baru. Set – Top box akan dijual secara eceran, sehingga pengguna memiliki banyak pilihan dan tidak lagi terkait dengan penyedia jaringan. Beberapa contoh dari open middleware adalah M HEG, DAVIC (M HEG + Java), MHP, OCAP, ACAP, dan Java TV. OCAP adalah standar terbuka untuk pasar TV kabel di Amerika Serikat, ACAP adalah standar middleware untuk ATSC, dan MHP adalah standar middleware yang awalnya dirancang untuk DVB dan telah memperoleh dukungan luas dari industri dan juga acuan dari standar – standar yang lain. Untuk memperoleh dukungan yang lebih luas, DVB juga telah merilis M HP dengan spesifikasi GEM (Globally
35 Executable M HP), dengan menghilangkan bagian – bagian yang spesifik DVB sehingga dapat di kustomisasi untuk standar yang lain. Pengembangan software sangatlah penting untuk menilai skala ekonomi dari implementasi TV Digital. Oleh karena itu, dalam mempelajari suatu standar, perlu mempertimbangkan keperluan protocol stack dari layer terbawah sampai ke layer aplikasi. Akan menjadi suatu
pertanyaan
menarik
apabila
di
Indonesia
perlu
juga
mendefinisikan standar software untuk Set – Top box sendiri yang di sesuaikan dengan kondisi lapangan. Sebagai contoh, Negara Brasil yang didasarkan atas GEM dengan nama GINGA[Zuffo]. M HP dipilih untuk dijelaskan lebih lanjut karena sifatnya yang terbuka, serta dapat dikembangkan dan diselaraskan dengan standar DVB.
36 Tabel 2.3 Perbandingan Set-Top Box biasa dengan Set-Top Box yang mendukung MHP Set-Top Box biasa
Set-Top Box yang mendukung MHP
•
Tidak terdapat tombol aplikasi
•
pada Set-Top Box biasa
Terdapat tombol aplikasi serta chip-nya beda dengan Set-Top Box biasa
•
Sudah banyak terdapat di
•
pasaran •
Hanya terdapat aplikasi EPG (Electronic Program Guide)
Belum banyak terdapat dipasaran
•
Terdapat aplikasi MHP(Multimedia Home Platform)
2.2.6.1 Multimedia Home Platform (MHP) MHP adalah spesifikasi middleware yang dikembangkan oleh Proyek DVB, yang merupakan standar terbuka untuk TV interaktif middleware. Dibandingkan dengan open middleware yang lain M HP terlihat lebih menonjol dan diterima oleh berbagai kalangan. Ini dikarenakan M HP yang lebih mendekat ke pasar dan menyediakan platform yang sifatnya umum untuk pengembangan aplikasi pada TV Digital. Karena sifatnya yang terbuka, spesifikasi standar ini disediakan secara gratis dan pengembang bebas mengimplementasikannya. Biaya pengujian compliance supaya aplikasi dibuat memenuhi spesifikasi M HP dengan benar. Secara umum biaya pengujian compliance lebih murah
37 dibandingkan
dengan
lisensi
proprietary
middleware.
Walau
M HP
dikembangkan dengan standar D VB, namun telah dilakukan harmonisasi standar sehingga spesifikasinya bersifat lebih global. Dengan menghilangkan spesifikasi Globally Executable MHP (GEM ). Spesifikasi ini juga di akui oleh ITU sebagai rekomendasi ITU – T J.202.
Gambar 2.7 Profil – profil standar MHP. [MHP]
Spesifikasi GEM tidaklah berdiri sendiri, namun dapat digunakan oleh organisasi standar lainnya sebagai basis standar mereka, dan dimungkinkan penggantian elemen –elemen GEM dengan teknologi yang lebih relevan dengan pasar mereka. Sebagai contoh ATSC, ARIB dan Cable Labs telah menggunakan pendekatan ini dan menggunakan GEM sebagai basis untuk standar ACAP, ARIB, B23 dan OCAP. Keberadaan GEM menguntungkan pengembang aplikasi karena aplikasi yang dibuat akan kompatibel pada platform GEM apa saja.
38 Demikian juga dengan menggunakan GEM sebagai core (inti) dari produk – produk mereka dan kustomisasi sesuai dengan pasar yang ada. Jadi, M HP tidak semata menjadi pengganti berbagai solusi propriertary yang telah ada, namun digunakan untuk menyempurnakan dan menjamin interoperabilitas antar aplikasi masa depan. Spesifikasi M HP menyediakan profil – profil berikut ini : •
Enhanced Broadcast.
Profil ini ditujukan untuk memberikan nilai tambah pada layanan penyiaran tradisional yang satu arah (broadcast). Pada profil ini, data stream video dan audio di kombinasikan dengan aplikasi yang dapat di unduh sehingga interaksi lokal dapat terwujud antara pengguna dan Set – Top box. •
Interactive Broadcast
Profil ini menyediakan berbagai layanan interaktif dari penyedia layanan interaktif yang dapat terpisah dengan penyedia layanan penyiaran. Profil ini mensyaratkan keberadaan return channel. •
Internet services
Profil ini ditujukan untuk penyedia layanan internet. Keberadaan profil ini memungkinkan M HP menggunakan berbagai protokol komunikasi generik pada jaringan internet. Klasifikasi profil – profil M HP dengan beberapa aplikasinya ditujukkan pada gambar 2.7 Pada gambar tersebut juga ditunjukkan perkembangan standar MHP dimana dengan makin lengkapnya profil layanan internet akan mencakup semua layanan yang ada, dengan tentunya tetap mempertimbangkan sumberdaya
39 yang spesifik untuk layanan TV. Agar dapat melihat pengorganisasian M HP secara lebih efektif, dan hubungannya dengan komponen – komponen software lainnya. M aka diperlukan suatu abstraksi pelapisan (layering) dari suatu terminal berbasis M HP. Spesifikasi M HP memberikan suatu lingkungan eksekusi (execution environment) untuk aplikasi yang tidak bergantung dengan perangkat keras atau perangkat lunak dari vendor tertentu. Untuk itu, digunakan lingkungan eksekusi JVM (Java Virtual Machine) yang dikembangkan pada kerangka kerja CDC (Connected Device Configuration) sebagai bagian dari Java Mobile Edition (Java M E). Teknologi yang didasarkan atas CDC ditunjukkan untuk perangkat – perangkat embedded seperti komunikator cerdas, PDA dan Set – Top box.
Gambar 2.8 Arsitektur S oftware pada terminal berbasis MHP. Setiap aplikasi memiliki persyaratan tersendiri yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Untuk itu, diatas JVM disediakan API (Application Programming Interface) generik untuk M HP yang menyediakan akses ke sistem sumber daya hardware, dan menjamin interporabilitas antar aplikasi M HP. Selain API generik untuk M HP, tersedia juga berbagai add – on API untuk memudahkan akses ke
40 berbagai informasi lainnya. Pada gambar 2.8 ditunjukkan beberapa add – on API seperti PBP (Personal Basic Profile), DVB – SI (service information), HAVI – UI (Home Audio Video Interpolability – User Interface), Xlet Management, JM F (Java Media Framework), dan sebagainya. Penggunaan PBP untuk lebih melengkapi fitur – fitur yang ditawarkan oleh java versi ringan untuk perangkat embedded. Beberapa fitur yang tambahan PBP adalah dukungan yang lebih baik untuk penginputan tampilan teks, dan dukungan pada penggunaan IPv6 yang sangat diperlukan apabila devais yang terhubung makin banyak. DVB – SI dan HAVI – UI digunakan oleh aplikasi MHP untuk mengakses layanan informasi dari transport stream, misalnya untuk EPG (Electronic Program Guide) dan aplikasi berita atau ramalan cuaca yang meliputi informasi video dan audio juga ada opsi pemilihan dan yang lebih spesifik. Pada SI terdapat metadata yang diperlukan untuk mengalokasikan, menyesuaikan dan menampilkan layanan pada terminal, dan data tersebut disebar diberbagai tabel seperti EIT (Event Information Table), SDT (Service Description Table), dan BAT (Bouquet Allocation Table). Sedangkan HAVI API diperlukan untuk menampilkan grafik dan teks pada layar. Pada sistem TV Digital juga disediakan mekanisme penyampaian objek secara mengalir (carousel – like fashion). Contoh penggunaanya adalah saat suatu aplikasi interaktif harus disinkronkan dengan sebuah acara TV, misalnya acara kuis. Untuk ini aplikasi harus bereaksi pada waktu yang tepat, dan disesuaikan dengan jadual event yang disampaikan melalui DSM – CC. Sistem TV Digital harus mengendalikan baik video, audio, atau subtitle, dan data lainya. Salah satu media pengaturan ini adalah JM F (Java Media Framework). Beberapa fungsi spesifik untuk aplikasi TV telah
41 ditambahkan ke JM F, misalnya penyampaian subtitle, peletakan dan skala, konversi format decoder, dan metode refernsi konten. Untuk dapat menggunakan fitur JM F, disediakan JM F API yang diakses melalui M HP API. Arsitektur pada gambar 2.8 menunjukkan fleksibilitas M HP dengan API plugin yang dapat disertakan, walau tidak semua API pada terminal M HP disertakan pada gambar tersebut juga disertakan suatu layer untuk aplikasi – aplikasi yang sifatnya generic seperti navigator yang spesifik vendor dan memiliki akses langsung ke sistem dan sumber daya pada hardware. Karena spesifik vendor, umumnya aplikasi – aplikasi generik ini tidak berinteraksi langsung dengan aplikasi M HP, namun secara tidak langsung dapat terjadi melalui sistem apabila mereka mengakses layanan yang sama. 2.2.6.2 Aplikasi berbasis MHP
Gambar 2.9 S istem Kerja TV Digital Menggunakan Aplikasi Berbasis MHP
42 Keberadaan middleware M HP menjamin interoperabilitas antar aplikasi dan membantu developer untuk fokus pada pengembangan aplikasi. Aplikasi MHP sendiri dapat ditulis dengan script HTM L atau dalam bahasa pemograman java. Kedua jenis aplikasi umum dinamakan aplikasi DVB – HTM L dan DVB – Java (DVB - J). Untuk DVB – HTM L, aplikasi disusun sebagai kumpulan halaman HTM L yang dikirim sebagai bagian dari layanan. Spesifikasinya didasarkan atas versi modular dari XHTM L 1.1, dan juga termasuk CSS 2.0, ODM 2.0 dan ECM AScript. Spesifikasi HTM L pada profil M HP awalnya hanya bersifat opsional, sehingga kurang popular pada industri Set – Top box. Selain itu, pengembang aplikasi merasakan penggunaan HTM L pada media TV sangat kompleks dan susah untuk di implementasikan. Kelemahan HTM L tidak tersedianya komputasi lokal sehingga mempersulit pengembangan aplikasi interaktif. Selain itu, tampilan halaman pada layar TV berbeda dengan layar komputer, sehingga memerlukan penyesuaian lagi atas berbagai konten HTM L yang tersedia pada jaringan internet. Aplikasi DVB – Java juga disebut dengan istilah Xlet, karena konsepnya mirip dengan Java Aplet, yaitu kode – kode yang dipindahkan melalui jaringan dan dieksekusi pada browser lokal. Untuk aplikasi Xlet, application manager pada Set – Top box akan mengatur eksekusinya. Keuntungan penggunaan Java adalah karena sifatnya yang portabel, sehingga pengembang hanya perlu menulis kode aplikasinya sekali, dan dapat dieksekusi di semua jenis terminal dan tidak bergantung dengan sistem operasi dan konfigurasi hardware yang digunakan. Kelemahan HTM L juga teratasi karena Java memungkinkan komputasi lokal yang menunjang berbagai interaksi tinggkat lanjut dan pengaturan grafik yang lebih optimal dalam perancangan user
43 interface,
navigasi,
penyusunan
dan
pemindahan konten.
Dikarenakan
penggunaan TV dan komputer personal sangatlah berbeda, pengembang aplikasi pada Set – Top box harus mempertimbangkan berbagai kendala dan criteria dalam hal : ukuran layar, kompleksitas peng inputan data melalui remote control, konteks data dengan isi program TV, dan tentu saja keterbatasan sumberdaya dari Set – Top box dan jaringan TV seperti memory, media penyimpanan, latency, dan bandwidth. Kendala–kendala diatas memberikan tantangan untuk pengembang – pengembang yang inovatif. Untuk melatih penggunaan M HP, pembaca dapat mencoba software OpenM HP yang merupakan proyek open– source untuk lingkungan pengembangan aplikasi berbasis M HP [OpenMHP]. 2.2.7
Ubuntu Ubuntu" berasal dari bahasa kuno
Afrika,
yang berarti "rasa
perikemanusian terhadap sesama manusia". Ubuntu juga bisa berarti "aku adalah aku karena keberadaan kita semua". Tujuan dari distribusi Linux Ubuntu adalah membawa semangat yang terkandung di dalam Ubuntu ke dalam dunia perangkat lunak. Ubuntu adalah sistem operasi lengkap berbasis Linux, tersedia secara bebas dan mempunyai dukungan baik yang berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional. Ubuntu sendiri dikembangkan oleh komunitas sukarelawan Ubuntu dan kami mengundang Anda untuk turut serta berpartisipasi mengembangkan Ubuntu Komunitas Ubuntu dibentuk berdasarkan gagasan yang terdapat di dalam filosofi Ubuntu: bahwa perangkat lunak harus tersedia dengan bebas biaya, bahwa aplikasi perangkat lunak tersebut harus dapat digunakan dalam bahasa lokal masing-masing dan untuk orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik, dan bahwa pengguna harus mempunyai kebebasan untuk
44 mengubah perangkat lunak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Perihal kebebasan inilah yang membuat Ubuntu berbeda dari perangkat lunak berpemilik (proprietary); bukan hanya peralatan yang Anda butuhkan tersedia secara bebas biaya, tetapi Anda juga mempunyai hak untuk memodifikasi perangkat lunak Anda sampai perangkat lunak tersebut bekerja sesuai dengan yang Anda inginkan.
Berikut ini adalah komitmen publik tim Ubuntu untuk para penggunanya: •
Ubuntu akan selalu bebas dari biaya, maka dari itu tidak akan ada biaya tambahan untuk "edisi enterprise", kami akan membuat semua pekerjaan terbaik Ubuntu tersedia untuk semua orang dengan istilah Bebas yang sama.
•
Ubuntu juga menyediakan dukungan komersial dari ratusan perusahaan di seluruh dunia. Ubuntu dirilis secara tetap dan dapat Anda prediksikan; rilis Ubuntu terbaru tersedia setiap enam bulan. Setiap rilis akan didukung oleh Ubuntu dengan perbaikan pada keamanan dan perbaikan lainnya secara bebas selama sekurangnya 18 bulan.
•
Ubuntu akan menyertakan terjemahan dan prasarana aksesibilitas terbaik yang dimiliki oleh komunitas Perangkat Lunak Bebas, hal ini berguna untuk membuat Ubuntu dapat dipergunakan oleh banyak orang. Kami juga bekerja sama dengan seluruh komunitas Perangkat Lunak Bebas dalam hal perbaikan bug dan saling membagi kode.
•
Ubuntu berkomitmen secara penuh terhadap prinsip-prinsip
dari
pengembangan perangkat lunak bebas; untuk ini kami mendorong
45 masyarakat untuk menggunakan perangkat lunak bebas dan open source, lalu memperbaikinya dan kemudian menyebarkannya kembali.
Ubuntu cocok digunakan baik untuk desktop maupun server. Ubuntu saat ini mendukung berbagai arsitektur komputer seperti PC (Intel x86), PC 64-bita (AM D64), PowerPC (Apple iBook dan Powerbook, G4 dan G5), Sun UltraSPARC dan T1 (Sun Fire T1000 dan T2000). Ubuntu menyertakan lebih dari 16.000 buah perangkat lunak, dan untuk instalasi desktop dapat dilakukan dengan menggunakan satu CD saja. Ubuntu menyertakan semua aplikasi standar untuk desktop mulai dari pengolah kata, aplikasi lembar sebar (spreadsheet) hingga aplikasi untuk mengakses internet, perangkat lunak untuk server web, peralatan untuk bahasa pemrograman dan tentu saja beragam permainan.