BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Teori-teori dasar Teori adalah seperangkat konsep, penjelasan, dan prinsip yang terorganisasi mengenai beberapa aspek pengalaman manusia. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Edisi 15: Dasar, pergolakan, dan ,massa depan, Stanley dan Dennis mendefinisikan teori sebagai sintetis dari dua atau lebih pandangan teori yang lebih terbuka. Dengan asumsi bahwa ada sejumlah cara berbeda dalam memahami bagaimana komunikasi berfungsi dalam dunia kita yang kompleks, Stephen Littlejohn dan Karen Foss (2008:14). Teori-teori dasar yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teoriteori yang menjadi dasar pondasi teori khusus yang berhubungan dengan topik yang peneliti ambil.
2.1.1. Teori Komunikasi Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari kata Latin, Communicatio. Istilah ini bersumber dari perkataan Communis yang berarti sama; sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Effendi. (2003: 30). Jika tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communication actor) yakni komunikator dan komunikan itu, dengan kata lain komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi. 6
7
Dikutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
Mulyana.
(2008:42). Beberapa definisi komunikasi yaitu: 1. Komunikasi: Transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. (Bernard dan Gary A. Steiner) 2. Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima. (Theodore M. Newcomb) 3. Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (kominikate). (Carl I. Hovland) 4. Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesankepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi penerima. (Everett M. Rogers) 5.
Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan dimaksudkan komunikator. (Raymond S. Ross)
6. Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Harold Laswell).
8
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”. Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagai pengalaman. Mulyana. (2008:42). Komponen komunikasi adalah hal hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell, komponen-komponen komunikasi adalah: 1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. 3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. 4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain 5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. 6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
2.1.2. Fungsi Komunikasi Dikutip dari buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Effendi. (2003:55) membagi fungsi komunikasi menjadi 5 :
9
a. Menginformasikan (to inform) b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence)
2.1.3
Model Komunikasi Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak,
dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Sereno dan Monterseb, suatu model komunikasi merupaka deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Mulyana. ( 2008:121) Menurut Stewart L. Tubss dan Sylvia Moas dikutip dari buku Sosiologi Komunikasi, Bungin. (2007 :253-254) menjelaskan 3 model komunikasi : 1.
Model Komunikasi Linear Yaitu model komunikasi satu arah (one-way view of communication). Dimana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik
(hypodermic
needle theory), asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang memersuasi orang lain, maka ia “menyuntikkan satu ampul” persuasi kepada orang lain itu, sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki.
10
2.
Model Komunikasi Dua Arah Adalah model komunikasi interaksional, merupakan kelajutan dari pendekatan linier. Pada model ini, terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap pratisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya.
3.
Model komunikasi Transaksional Yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi.
2.1.4
Proses Komunikasi Teknik berkomunikasi adalah cara atau “seni” penyampaian suatu pesan
yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya. Effendy. (2008:6)
11
Dikutip dari buku Dinamika Komunikasi, Effendy. (2008:6-7). Beliau mengatakan bahwa yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni: a. Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya, di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah bekisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan. b. Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekadar komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. c. Dampak behavioral yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam benuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
2.1.5
Komunikasi Massa Yang dimaksudkan dengan komunikasi massa (mass communication) di
sini ialah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Effendi. (2003:79).
12
Dikutip dari buku Sosiologi Komunikasi, Bungin. (2007 : 72), komunikator dalam komunikasi massa adalah: 1. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini dengan epat ditangkap oleh publik. 2. Komunikator dalam penyebaran informsi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. 3. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu. Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi massa, yakni diuraikan sebagai berikut, Effendi. (2003:8183): a. Komunikasi Massa Bersifat Umum Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio, dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.
13
b. Komunikan Bersifat heterogen Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunya pekerjaan yang berjenis-jenis; oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. Komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama. Meskipun demikian, orang-orang yang tersangkut tidak saling mengenal., berinteraksi secara terbatas., dan tidak terorganisasikan.
c. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Yang dimaksud keserempakan disini ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media tercetak, karena yang teakhir dibaca pada waktu yang berbeda dan lebih selektif.
14
d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.
2.1.6
Fungsi Komunikasi Massa Dikutip dari buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Komala. (2007:14-17), fungsi komunikasi massa menurut Dominick terdiri dari :
a. Pengawasan (surveillance) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: a. Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance) Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannnya dalam jangka panjang. Sebuah surat kabar memuat secara berseri, bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendari banyak informasi yang
15
menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu. b. Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance) Fungsi
pengawasan
instrumental
adalah
penyampaian
atau
penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khayalak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan dibioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. c. Penafsiran (Interpretation) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khayalak pembaca, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya. Penafsiran tidak terbatas pada tajuk rencana. Rubrik artikel yang disajikan pun memberikan analisis kasus di belakang peristiwa yang menjadi berita utama, misalnya tentang kebijakan pemerintah, pemilihan umum dan lainnya.
16
d. Pertalian (Linkage) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. e. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Di antara semua media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton televisi dibanding kegiatan lainnya,
kecuali
tidur.
Beberapa
pengamat
memperingatkan
kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai). Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat mebentuk sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang mebuat anak muda berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup.
17
f. Entertainment (Hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pu n radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Memang ada beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. Demikian pula halnya dengan majalah. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khayalak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Melalui berbagai macam acara di radio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Sementara surat kabar dapat melakunan hal tersebut dengan memuat cerpen, komik, teka teki silang (TTS), dan berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi).
2.1.7
Media Massa Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan. Bungin. (2007:85-86) a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat
18
mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. b. Selain itu, media massa juga manjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaiknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu informasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat
dunia
yang
dpat
berpartisipasi
dengan
berbagai
kemampuannya. c. Terakhir, media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itubermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya. Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers, disusul oleh film, diikuti oleh radio, selanjutnya oleh televisi. Effendy. (2008:56).
19
2.1.8
Perkembangan Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Tayangan televisi dijelajahi hiburan, berita dan iklan. Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan, Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang. Komala. (2007:136).
2.1.9
Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberiinformasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Komala (2007:137).
2.1.10 Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Komala (2007:137-140)
20
a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khayalak radio siaran mendengar katakata, musik dan efek suara, maka khayalak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar.
b. Berfikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda dan kegiatan lain sebagainya. Tahap
kredua
dari
proses
berpikir
dalam
gambar
adalah
penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
21
c. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk meayangkan acara siaran berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara dan lain-lain. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisimlebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran.
2.1.11 Reality Show Reality show berasal dari kata real yang berarti asli, tidak direkayasa. Kejadian diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat apa adanya. Reality show merupakan program televisi yang menayangkan realties atau realita kehidupan seseorang, biasanya bukan seorang public figure, melainkan masyarakat biasa atau orang awam. Program ini mencoba menyajikan sesuatu yang nyata (riil) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Sesuai dengan namanya, maka program menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Terdapat beberapa bentuk reality show, yaitu:
22
•
Hidden camera atau kamera tersembunyi : Ini merupakan program yang paling realitas yang menunjukkan situasi yang dihadapi seseorang
secara
sebenarnya.
Kamera
ditempatkan
secara
tersembunyi yang mengamati gerak-gerik atau tingkah laku subjek yang berada di tengah situasi yang sudah disiapkan sebelumnya (rekayasa) •
Competition show : Program ini melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu untuk memenangkan perlombaan permainan (game) atau pertanyaan. Setiap peserta akan tersingkir satu persatu melalui pemungutan suara (voting), baik oleh peserta sendiri ataunpun audien. Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan.
•
Relationship show : Seorang kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berniat untuk menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan.pada setiap episodenya ada satu peminat yang harus disingkirkan.
•
Fly on the wall : Program yang memperlihatkan kehidupan seharihari dari seseorang (biasanya orang terkenal) mulai dari kegiatan pribadi hingga aktivitas profesionalnya. Dalam hal ini kamera membuntuti kemana saja orang bersangkutan pergi.
•
Mistik : Program ini berkaitan dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangan-tayangan yang terkaiit dengan dunia gaib, para
23
normal, klenik, praktik spiritual magis, mistik, kontak dengan roh, dan lain-lain. Program mistik merupakan program yang paling diragukan realitasnya. Apakah peserta benar-benar melihat makhluk halus atau tidak, dan apakah penampakan itu betul-betul ada atau tidak. (Morisan, M.A. , 2008 : 217 ).
2.2
Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas Teori-teori khusus adalah teori yang lebih spesifik berhubungan dengan topik skripsi yang peneliti ambil.
2.2.1 Teori Ketergantungan Sistem Media (Dependency Theory) Teori Ketergantungan Sistem Media semakin seseorang menggantungkan kebutuhannya untuk dipuaskan oleh penggunaan media, semakin penting peran media dalam hidup orang tersebut, sehingga semakin besar pengaruh yang dimiliki media. J. Baran (2010:340). Melvin
DeFleur
dan
Sandra
Ball-Rokeach
(1975)
telah
memberikan penjelasan yang lebih utuh ke dalam beberapa penjelasan. Pertama, “dasar pengaruh media dasar terletak pada hubungan antara sistem sosial yang lebih besar, peranan media di dalam sistem tersebut, dan hubungan khalayak terhadap media”. Efek terjadi, bukan karena semua media berkuasa atau sumber yang kuat yang mendorong kejadian tersebut, tetapi karena media bekerja dengan cara tertentu dalam
24
sebuah sistem sosial tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan khalayak tertentu. Kedua, “derajat ketergantungan khalayak terhadap informasi media adalah variabel kunci dalam memahami dan bagaimana pesan media mengubah keyakinan, perasaan, atau perilaku khalayak. Kejadian dan bentuk efek media akhirnya bergantung pada khalayak serta berhubungan dengan seberapa penting sebuah pesan tertentu terhadap mereka. Penggunaan media oleh orang-orang menentukan pengaruh media. Jika kita bergantung pada banyak sumber media uantuk mendapatkan informasi mengenai suatu peristiwa, maka peranan media lebih sedikit daripada jika kita bergantung sepenuhnya pada sumber media yang sedikit. Ketiga, “dalam masyarakat insustri, kita menjadi semakin bergantung pada media (a) untuk memahami dunia sosial, (b) untuk bertindak dengan benar dan efektif dalam masyarakat, serta (c) untuk fantasi dan pelarian”. Ketika dunia berubah semakin cepat, maka kita tidak hanya semakin besar membutuhkan media untuk membantu kita memahami dan mengerti respon terbaik yang membantu kita santai dan bertahan, tetapi juga kita pada akhirnya tahu sebagian besar dunia melalui media tersebut. Terakhir, yang keempat, semakin besar kebutuhan sehingga semakin besar ketergantungan… semakin besar kemungkinan” bahwa media dan pesan yang mereka produksi akan memiliki efek. Tidak semua
25
orang dapat dipengaruhi secara sama oleh media. Mereka yang memiliki kebutuhan yang lebih, yang lebih bergantung pada media, akan paling terpengaruh. J. Baran (2010:340-341)
2.2.2 Konsep operasional / kerangka pemikiran Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan faktafakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001:73). Definisi konsep dari tayangan “Jika Aku Menjadi” di Trans TV terhadap mahasiswa Markom Bina Nusantara adalah: a. Pengaruh Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:849) yaitu : “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatam seeorang.” b. Tayangan Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tayangan adalah sesuatu program acara yang dipertunjukkan oleh stasiun televisi. c. Reality Show Vivian (2005:203) dalam bukunya “The media of Mass Communication” menyebutkan pengertian dari reality show adalah program acara yang dibintangi oleh orang-orang yang bukan aktor
26
dan aktris, tetapi walaupun demikian program acara tersebut masih diatur oleh skenario yang ditulis oleh produser. d. Pengetahuan Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah bertambahnya tingkat pengetahuan dan intelektualitas. e. Penonton Penonton disini adalah mahasiswa yang pernah menyaksikan tayangan yang peneliti ambil. Untuk dapat melakukan penelitian ini maka harus memperjelas operasional konsepnya. Dan untuk mengetahui efek kognitif tayangan “Jika Aku Menjadi” di Trans TV akan diketahui dari operasional konsep. f. Permasalahan Sosial Permasalahan sosial disini adalah mengenai apa saja yang menjadi sumber meningkatnya pengetahuan penonton.
27
Tabel 2.1 Operasional Konsep Variabel X Variabel
Program show Jika
reality
Dimensi
Indikator
-
-
Informasi
Aku
pernah menyaksikan tayangan Jika Aku Menjadi
Menjadi
-
Menyukai program Jika Aku Menjadi
-
Informasi bertambah setelah menyaksikan tayangan Jika Aku Menjadi
-
Merasakan efek positif setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi
-
Menyukai
penampilan
dari
presenter -
Hiburan
-
Tanggapan positif mengenai tayangan Jika Aku menjadi
-
Merasa
terhibur
setelah
28
menyaksikan tayangan Jika Aku Menjadi -
Waktu penayangan acara Jika Aku Menjadi sudah tepat
Variabel Y Variabel Pengetahuan
Dimensi -
Kognitif
Indikator -
masyarakat
Mengetahui
dan
menyukai
program Jika Aku Menjadi -
Mengetahui format atau jenis tayangan Jika Aku Menjadi
-
Mengetahui
daerah
yang
menjadi lokasi syuting -
Mengetahui berbagai macam makanan
khas
daerah
Mengetahui
cara
mengolah
makanan
khas
daerah
setempat -
setempat -
Mengetahui cara menyajikan dan menyantap makanan khas daerah setempat
29
-
mengetahui
cara
hidup
masyarakat
daerah
pelosok
untuk mendapatkan uang -
mengetahui adanya dinamika kehidupan
di
pasar-pasar
daerah dan berbagai aktivitas sosial-ekonomi -
mengetahui adanya backsound dalam
tayangan
Jika
Aku
menjadi -
mengetahui
theme
song/soundtrack
dalam
tayangan Jika Aku Menjadi -
Afektif
-
Setelah menyaksikan program Jika
Aku
Menjadi
mendapatkan efek positif. -
menyukai
penghayatan
presenter membawakan acara setelah
menonton
tayangan
Jika Aku Menjadi -
merasa
terharu
setelah
menonton tayangan Jika Aku
30
Menjadi -
merasa iba dan kasihan kepada narasumber setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi
-
lebih
mensyukuri
setelah
menonton
hidup tayangan
Jika Aku Menjadi -
Kebutuhan hiburan terpenuhi setelah menyaksikan program
-
Jika Aku Menjadi.