BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Men Space di Jakarta 2.1.1. Defininisi Men Men atau pria adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin jantan. Pria adalah kata kata umum digunakan untuk mencerminkan laki laki yang sudah dalam proses kedewasaan. Pria relatif kuat dibanding wanita. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pria diakses pada tanggal 2 April 2015). Menurut konsep gender mewujudkan pemahaman bahwa lelaki mencerminkan kekuatan, dominan, percaya diri dan independen. Pada akhirnya ada beberapa perilaku yang dilazimkan dimiliki oleh para pria, seperti agresivitas adalah milik kaum pria. Dalam beberapa budaya, lakilaki disosialisasikan berperilaku agresif dari pada perempuan. Selain itu tingkat aktivitas tinggi milik para pria, pria mempunyai tingkat aktivitas yang tinggi daripada perempuan (Tim Pusat Studi Konsep Gender Universitas Udayana, 2012). Pria dapat dikategorikan dalam beberapa penjabaran, yang antara lain adalah sebagai berikut: 1. Pria uberseksual Pria uberseksual adalah salah satu konsep pria maskulin, istilah uberseksual berasal dari dua kata yaitu uber yang artinya diatas atau superior dan seks yang artinya “gender”. (Mathathia,Ira, Marian Salzman, Ann O’Reilly.(2006). The Future Of Men. New York: Pallgrave Macmillan Trade.) Pria
uberseksual
mempunyai
rasa
percaya
pria
sejati
dan
memancarkan kharisma. Tipe pria ini memiliki beberapa ciri salah satu cirinya pria uberseksual tak suka begitu mengikuti tren mode tetapi mereka tetap menjaga penampilannya. Mereka tak mengetahui daftar daftar salon dengan perawatan kulit terbaik, tetapi tetap menjaga kebesihan wajah dan dirinya. Ciri menonjol dari pria uberseksual lainnya
9
10 adalah kepercayaan diri dan kepedulian yang tinggi pada sesama. Ciriciri pria uberseksual dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Memiliki gairah terhadap bisnis, politik dan urusan global serta tak terlalu fokus pada diri sendiri. 2. Mereka sangat menghormati perempuan tetapi lebih memilih berkumpul dengan kelompok laki-laki untuk bergaul 3. Mereka tetap menjaga penampilan, walaupun tidak mengikuti tren fashion yang ada. 4. Mereka cenderung lebih emosional 5. Mereka sangat menghargai kualitas serta integritas 6. Sumber inspirasinya adalah pengalaman dirinya sendiri (Mathathia,Ira, Marian Salzman, Ann O’Reilly.(2006). The Future Of Men. New York: Pallgrave Macmillan Trade).
2. Pria metroseksual Metroseksual adalah kata majemuk yang berasal dari dua kata yaitu metropolitan dan heteroseksual. Pria metroseksual adalah pria yang yang sudah mapan. Pria Metroseksual menaruh perhatian lebih pada penampilan, mereka cenderung memiliki kepekaan mode, memilih pakaian berkualitas serta melakoni kebiasaan merawat diri dan memanjakan diri mereka (Simpson,mark,(2002),Meet the metroseksual, The Independent). Ciri- ciri pria metroseksual dapat dijabarkan sebagai berikut, antara lain: 1. Memiliki gairah dirinya sendiri 2. Mereka lebih cenderung suka bergaul dengan wanita sebagai sahabat baiknya. 3. Sumber inspirasinya mengikuti penata gaya berpenampilan baik. 4. Sangat memperhatikan asupan makan dan kalori yang masuk 5. Tak gampang emosional 6. Mereka selalu berupaya untuk menjaga penampilan
11 Pria perkotaan adalah sekelompok pria-pria yang tinggal di perkotaan yang terorganisasi secara akulturatif, dan menciptakan budaya yang permissive, tolerant dan konsumtif. Pola hidup mereka sangat berkembang, didukung oleh pendidikan yang tinggi dan pola pikir yang luas dan modern. Mobilitas yang tinggi merupakan ciri ciri kaum pria perkotaan. Bermacam-macam pekerjaan dan kegiatan mendominasi mereka. Lebih luas di segmen yang berbeda kecenderungan pria perkotaan umumnya memiliki konteks hobi yang berbeda yang lebih spesifik dan mampu menjadi sarana hiburan mereka. Seperti Hobi yang digeluti pun rata rata hobi yang lebih bergengsi dan lebih mengikuti perkembangan tren zaman terkini. Menurut hasil riset oleh Next Luxury yaitu sebuah majalah online tentang Gaya Hidup Pria mengemukakan bahwa Pria dan Hobi merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Hobi yang digeluti pria pun banyak, jika dahulu hobi yang digeluti hanya itu itu saja namun sekarang hobi pria lebih berkembang. Saat ini hobi yang banyak digeluti pria antara lain adalah music, games, sport dan adventure. Dilihat dari segi kebutuhan bersosialisai Urban Men adalah tipikal pria yang senang berkumpul dengan teman-temannya
sebagai
pemenuhan kebutuhan bersosialisasi dan berbagi pendapat. Mereka lebih suka untuk berkelompok pada kelompok yang sesuai dengan gaya dan pola hidup mereka, walaupun begitu Pria perkotaan tetap memiliki fleksibilitas yang tinggi. Selain itu Pria perkotaan cenderung memiliki hasrat untuk mendapatkan hiburan sebagai penyeimbang pada kegiatan mereka yang padat dan mobilitas mereka yang tinggi. Menurut Poplin(1972) Secara garis besar ciri-ciri pria perkotaan dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Mempunyai perilaku heterogen b. Mempunyai
perilaku
yang
dilandasi
oleh
konsep
pengendalian diri dan kelembagaan. c. Mempunyai perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi d. Mobilitas sosial, sehingga dinamik e. Kebauran dan diversifikasi kultural
12 f. Birokrasi fungsional dan nilai nilai secular g. Fleksibilitas yang tinggi h. Rasa percaya diri yang mumpuni
a) Pengertian Men Space di Jakarta Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Space adalah ruang atau tempat yang letaknya ditengah. Bedasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa Men Space adalah Satu pemberhentian tempat yang terpusat bersifat temporer maupun permanen, yang letaknya strategis dimana pengunjung terutama pria-pria perkotaan di Jakarta dapat berkunjung dan dapat memenuhi kebutuhan lifestyle, entertainment dan refreshing mereka. Men Space di Jakarta adalah tempat yang dirancang khusus untuk para pria-pria, khususnya yang bermukim dijakarta. Tempat ini menyediakan banyak fasilitas seperti concept store untuk pria yang mencari kebutuhan gaya hidup didalamnya terdapat banyak hal yang disuguhkan mulai dari apparel, footwear, accecories,hobby hingga lifestyle product. Tidak hanya sebuah concept store namun terdapat pula barbershop, grooming dan refleksi. Kebutuhan Lifestyle tersebut diseimbangkan dengan fasilitas lainnya seperti kafe, bar & Lounge. Café tersebut memiliki fungsi yang lain, selain untuk tempat hangout yang menyediakan makanan dan minuman namun juga dapat menjadi sarana nonton bareng, gigs, music live. Lounge disediakan dengan konsep multifungsi dengan menyediakan fasilitas games arcade, pool billiard, pingpong,Air Hockey, Darts, Foosball dan memorabilia spot. Selain itu lounge dapat dipergunakan sebagai sarana membuat event, launching atau party.
2.1.2. Fungsi dan Tujuan Men Space di Jakarta merupakan sebuah tempat dengan mengusung konsep All in one lifestyle and entertainment yang dikhususkan pada kebutuhan pria urban, hal tersebut memberikan suatu konstribusi yang positif antara lain :
13 •
Sarana ini bersifat dinamis dan to the point.
•
Pusat retail, lifestyle dan entertainment bagi pria urban dengan segala karakteristik mereka
•
Menghemat waktu bagi mereka yang mempunyai mobilitas tinggi dan ingin mencari kebutuhan yang mereka perlukan
•
Sarana Refreshing dan mengisi waktu luang saat menghindari kemacetan Jakarta
•
Menciptakan kemitraan dengan local brand maupun internasional brand
•
Sebagai media sosialisasi
2.1.3. Persyaratan Umum Men Space di Jakarta harus memiliki daya tarik dan konseptual yang jelas sehingga peminat khususnya para pria dapat berkunjung dan berbelanja pada tempat tersebut, faktor-faktor yang dimiliki antara lain: 1. Keragaman barang barang yang disediakan dan dijual 2. Product/Brand yang khas dan sedang menjadi trend terkini 3. Produk/Brand yang varisi dari mulai local brand sampai internasional 4. Lokasi yang strategis nyaman dan bersih 5. Desain ruangan (venue) yang menarik dan unik 6. Lingkungan yang menarik 7. Pelayanan yang baik 8. Pasar yang kompetitif 9. Harga dan proporsi nilai 10. Peluang bersosialisasi 11. Suasana yang modern dan up to date
2.1.4. Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Men Space di Jakarta Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Men Space di Jakarta dapat dibedakan menjadi beberapa bagian kegiatan yaitu, yaitu: 1. Kegiatan Berbelanja
14 a) Kegiatan berbelanja yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diri yang dibutuhkan oleh para pria. 2. Kegiatan Potong rambut dan reflexy a. Kegiatan potong rambut adalah kegiatan yang dilakukan untuk merapihkan rambut dan menata rambut. b.
Kegiatan
reflexy
merupakan
kegiatan
relaksasi
untuk
menghilangkan rasa letih dan memperlancar peredaran darah. 3. Kegiatan lain a. Makan dan minum b. Bermain game c. Gigs d. Nonton Bareng (Nobar) e. Bersantai f. event g. Lain-lain
2.1.5. Klasifikasi Jenis Aktivitas pada Men Space di Jakarta Klasifikasi jenis aktivitas yang dilakukan di dalam Men Space di Jakarta dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1.
Aspek aktivitas pengunjung •
Pengunjung yang datang untuk berbelanja
•
Pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan lain di luar berbelanja seperti makan/minum, bermain games, potong rambut, relaksasi, gigs atau pengunjung yang sekedar bertemu dengan rekan kerja atau teman.
2. Aspek aktivitas karyawan •
Karyawan yang bertugas untuk menjaga dan memelihara fasilitas.
•
Karyawan yang bertugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung.
•
Karyawan yang bertugas untuk melayani pengunjung.
15
2.1.6. Klasifikasi Jenis Fasilitas pada Men Space di Jakarta Klasifikasi Jenis fasilitas yang terdapat pada sebuah Men Space di Jakarta dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1. Fasilitas Berbelanja Fasilitas berbelanja pada Men Space di Jakarta ini mencakup banyak produk yang dijual, terutama yang para pria cari dan yang mereka biasa belanjakan antara lain: a.
Menswear
b.
Footwear
c.
Accecories
d.
Grooming product
e.
Health Product
f.
Sport
g.
Games
h.
Kamera, Audio & Video
i.
E-Ciggarets
j.
Bikers Accecories
k. Music 2. Fasilitas Barbershop 3. Fasilitas Reflexology 4. Fasilitas Cafe & Bar 5. Fasilitas Lounge 6. Fasilitas Music live Stage 7. Fasilitas memorabilia spot
2.1.7
Persyaratan Fasilitas pada Men Space di Jakarta Ketika akan membangun sebuah tempat baru seperti Men Space, alokasi ruang dan manajemen merupakan bagian paling penting dalam proses karena berfokus pada perencanaan, proyeksi, alokasi, evaluasi dan penggunaan ruang. Tujuan dari manajemen ruang efektif adalah
untuk
memastikan
ruang
secara
tepat
didistribusikan
berdasarkan penilaian kebutuhan, memberikan jalan untuk menetapkan standar untuk mengalokasikan ruang, memberikan kesempatan untuk
16 menentukan kebutuhan yang dapat dikonsolidasikan ke dalam ruang yang sama untuk membantu mengurangi biaya-biaya lain (utilitas, pemeliharaan dan operasional), membantu dengan proses konstruksi dengan mengurangi kemungkinan kesalahan dan kelalaian dan memungkinkan komite perencanaan untuk melakukan evaluasi akhir untuk menentukan setiap kekurangan persediaan ruang. (Schwarz, Hall, & Shibli, 2010:56).
•
Akses Internal: pergerakan di lokasi −
•
External −
Jalan masuk/jalan keluar
−
Jalan dan lalu lintas
−
Ketersediaan transportasi umum
Utilitas −
Listrik
−
Air
−
Selokan/septic tank
−
Telepon
−
Saluran minyak/gas alam
•
Ketersediaan ruang untuk parkir yang memadai
•
Dampak lingkungan −
Udara
−
Iklim
−
Gangguan (contoh: kemacetan)
−
Karakteristik
lingkungan
(topografi,
pedologi) •
•
Dampak terhadap komunitas dan politik −
Struktural
−
Dukungan
−
Kemudahan
−
Persyaratan zonasi
Dampak ekonomi
geologi,
hidrologi,
17 −
Tenaga kerja
−
Kecenderungan demografi
−
Pajak
−
Biaya utilitas
−
Kompetisi
Setelah memperhatikan dalam memilih lokasi Men Space di Jakarta, Maka hal berikutnya yang perlu diperhatikan ada persyaratanpersyaratan pada setiap fasilitas-fasilitas yang ada, sebagai berikut:
2.2. Tinjauan Umum Retail Retail adalah penjualan dari suatu komoditas kepada konsumen. Berasal dari bahasa Perancis, dengan asal kata retailer yang berarti memotong menjadi kecil-kecil (Risch, 1991, p.2). Dalam kamus bahasa Indonesia retail dapat diartikan eceran. Retail dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut : 1.
Speciality Store, biasa terletak pada daerah urban dan sub urban. Produk yang ditawarkan sangat bervariasi.
2.
General Store, toko yang memiliki keterbatasan dalam produk yang ditawarkan, biasanya dalam satu jenis produk yang sama.
3.
Flea Market Store, tempat perorangan dalam menjalankan bisnis retail dan segala keperluan ditentukan oleh pemilik toko. Sering ditemukan pada daerah pedesaan, tetapi mudah ditemui diperkotaan seperti kios, kedai, dan stan.
4.
Boutique, tempat dimana lebih banyak kaum wanita untuk membeli segala keperluan dalam bidang fashion.
5.
Department Store, tempat yang menawarkan variasi produk dalam jumlah yang besar, meliputi hard goods atau soft goods. Point terbesar terdapat pada tingkat pelayanan, pekerja dalam jumlah besar, dan volume penjualan.
6.
Chain Store, berpusat pada pemilik dan pengaturan organisasinya terdapat dua atau lebih unit yang sama, disetiap unitnya memiliki
18 klasifikasi barang yang sama. Seperti toko obat-obatan, sepatu, restoran, jewelery, dan lainnya. 7.
Supermarket,
tiap
konsumen
memilih
dan
membeli
sesuatu
mengandalkan diri sendiri. Barang yang ditawarkan beragam seputar kebutuhan rumah tangga, bahan makanan dan lainnya. 8.
Direct Marketing Retailer, merupakan toko yang penawaran barangnya menggunakan mediator katalog. Pembelian produk dapat melalui telepon, email, sms dan media lainnya.
2.2.1
Fungsi dan Tujuan Terhadap Retail Retail merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya penjualan langsung pada konsumen akhir.Bisnis retail bertujuan sebagai perantara antara distributor dengan konsumen akhir. Retailer berperan sebagai penghimpun barang, took retail sebagai tempat rujukan. Beberapa fungsi pada retail dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Retail berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di pasar konsumsi. 2. Membeli dan menyimpan barang. 3. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir. 4. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut. 5. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).
2.2.2
Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Retail 1.
Konsumsi Retail menawarkan produk yang pastinya untuk dibeli oleh pelanggan serta pelanggan yang datang bermaksud untuk membeli produk tersebut berdasarkan kebutuhan atau hanya menunjang kesenangan mereka dan akan di konsumsi atau di pakai oleh pelanggan tersebut.
19 2.
Transaksi Aktifitas jual beli yang berlangsung, membuat sebuah kegiatan pembayaran akan produk yang pelanggan pilih untuk dikonsumsi dengan cara transaksi.
3.
Rekreasi Pengunjung yang datang bermaksud untuk mencari kesenangan dengan membeli suatu produk tertentu yang akan ia pakai atau konsumsi.
4. Edukasi Pengunjung
yang
datang
ingin
mendapatkan
pengetahuan
mengenai kualitas produk yang dijual, dengan fungsi yang sama tetapi ditawarkan dengan berbagai jenis yang berbeda membuat para pelanggan mempelajari akan kebutuhan dan keunggulan suatu produk.
2.2.3
Perilaku konsumen Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, Blackwell, Miniard, 1994: 3). Setiap pembelian konsumen tercipta karena adanya needs (kebutuhan, keperluan) atau wants (keinginan) atau campuran keduanya. Sering kali untuk mudahnya, kebutuhan dan keinginan disebut sebagai kebutuhan. Selain kebutuhan dan keinginan, ada satu kata lagi yang berdekatan, yaitu “harapan”. Harapan sering kali tersembunyi di hati pelanggan (Ma’ruf, 2006: 50). Perilaku konsumen muncul karena adanya berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2012: 159-174), adalah sebagai berikut: 1. Faktor budaya a. Culture (Budaya) b. Subculture (Subkultur) c. Kelas sosial 2. Faktor-faktor sosial
20 a. Kelompok dan jaringan sosial b. Keluarga c. Peran dan status 3. Faktor pribadi a. Usia dan tahap siklus hidup b. Pekerjaan c. Situasi ekonomi d. Gaya hidup e. Kepribadian dan Konsep Diri 4. Faktor Psikologis a. Motivasi b. Persepsi c. Keyakinan dan Sikap
2.2.4
Klasifikasi Jenis Aktifitas Retail Aktifitas pada retail dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Aspek pengunjung/konsumen •
Pengunjung yang datang melihat-lihat dan memilih barang apa yang mereka cari dan butuhkan.
•
Pengunjung bertanya pada pegawai tentang barang yang mereka cari
•
Pengunjung meminta pegawai untuk mencarikan produk yang mereka cari.
•
Pengunjung memakai fasilitas tambahan seperti wifi
•
Pengunjung melakukan pembayaran pada barang yang ia beli.
2. Aspek penunjang kinerja pegawai •
Pegawai melayani konsumen yang ingin memakai jasanya.
•
Pegawai mengambilkan barang yang dicari dan diinginkan konsumen.
•
Pegawai harus cepat bergerak mencari barang, ketika pengunjung menginginkan suatu request. Seperti mencarikan size sepatu atau pakaian, atau stock dari pajangan yang baru.
•
Pegawai menjaga masing masing spot-spot retail yang ada.
21 Pegawai melayani pengunjung yang ingin membayar
•
3. Aspek pegawai • Pegawai membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan pengeluaran dan pendapatan retail pada Men Space di Jakarta. •
Pegawai mengadakan diskusi kepada atasan atau pemilik Men Space di Jakarta mengenai permasalahan permasalahan yang mungkin timbul.
• Mengadakan penentuan pegawai yang akan menangani pada tiap konsumen pada spot-spot retail yang ada.
2.2.5
Klasifikasi Fasilitas 1.
Fasilitas untuk pengelola, yaitu : • Ruang kantor, dimana tempat pegawai melakukan pekerjaan sesuai tugasnya masing-masing.
2.
Fasilitas komersil, yaitu : • Vitrine pakaian • Vitrine Footwear • Vitrine aksesoris • Vitrine Gadget • Vitrine aksesoris berkendaraan • Vitrine sport • Ruang ganti
2.2.6
Persyaratan Umum Retail 1. Lokasi dapat dijangkau dengan mudah dalam suatu area perdagangan. Memiliki akses untuk keluar masuk kendaraan. 2. Parkir yang cukup dan sesuai dengan permintaan komersial secara keseluruhan. 3. Satu lokasi yang mana dapat menjadi bangunan atau fungsi lain yang mendukung perdagangan tersebut.
22 4. Lingkungan sekitar mendukung dan nyaman untuk berbelanja dan mampu menciptakan suasana dan karisma untuk perbelanjaan tersebut. 5. Pendukung lokasi untuk menciptakan suasana belanja yang menarik, aman dan nyaman. Seperti taman dan promosi lainnya. 6. Gedung tergabung dan menyediakan untuk penyewa yang diseleksi sesuai dengan kebutuhan dan dikelola untuk mendapatkan keuntungan bagi penyewa.
2.2.7
Persyaratan Khusus Retail Terdiri dari 7 unsur yaitu : 1.
Unsur Hardware, meliputi lokasi dan arsitektur bangunan.
2.
Unsur Software, meliputi daya tarik, fasilitas penunjang pengunjung, fasilitas kemudahan pengunjung, dan kelengkapan produk.
3.
Unsur Brainware, meliputi manajemen dalam mengelola.
4.
Unsur Promotion & Publication, meliputi pengiklanan, publikasi, diskon, dan lainnya yang mendukung pemasaran.
5.
Unsur
Merchandising,
pengadaan
barang-barang
untuk
disediakan di dalam toko untuk mencapai sasaran toko. 6.
Unsur Pricing, penetapan harga yang patut pada tiap produk yang ditawarkan oleh toko berdasarkan faktor harga saing antar toko, biaya produksi, dan berdasarkan permintaan konsumen (Berman & Evans, 2004).
7.
Unsur Atmosfer, suasana dalam toko yang berperan memikat para calon pembeli. Itu semua terbentuk dari : a. Desain
eksternal,
meliputi
desain
depan
toko
yang
menunjukkan ke khasan toko tersebut, marquee meliputi simbol yang berupa tulisan atau gambar, pintu masuk dan jalan masuk toko. b. Desain internal, meliputi visual yang berkaitan dengan pencahayaan, ukuran dan bentuk-bentuk desain furniture di dalamnya, tactile berkaitan dengan sentuhan tangan dan kulit, olfactory meliputi aroma dan aural meliputi suara-suara yang
23 dihasilkan di dalam toko, seperti musik yang di putar oleh pengelola. 8.
Unsur Sales, pada sales harus memenuhi peran-peran penting seperti : a. Selling yaitu mendorong produk tertentu agar naik tingkat penjualannya. b. Cross Selling yaitu menawarkan produk lain yang berkaitan dengan produk yang diminati konsumen. c. Advising yaitu berperan menjadi penasihat konsumen untuk memberikan pandangan pada produk yang dibeli konsumen.
2.3
Tinjauan Umum Kafe Kata cafe berasal dari bahasa perancis yaitu cafe yang berarti coffee dan
dalam bahasa Indonesia berarti kopi atau coffeehouse dalam bahasa Indonesia kedai kopi, maka pengertian cafe adalah sebagai tempat untuk mendapatkan minuman kopi dan sebagai tempat bersantai meminum kopi. Seiring dengan berkembangnya zaman, cafe memiliki fungsi lain sesuai dengan pemikiran dan kebutuhan setiap individunya. Café pertama kali dibuka di konstantinopel pada tahun 1555. Seiring berjalannya waktu café-pun tersebar di seluruh dunia dengan konsep-konsep baru yang lebih menarik, namun tetap mempertahankan fungsi awalnya yaitu sebagai kedai kopi.
2.3.1
Fungsi dan Tujuan Terhadap Kafe Kafe dewasa ini adalah sebuah tempat yang bersifat komersial, menjual kopi dan makanan pendukung lain, melayani masyarakat umum dan cermin pertumbuhan peradaban umat manusia yang bertujuan untuk mencari kenikmatan dan kesenangan untuk meminum kopi dalam kesenggangan waktu sendiri atau berkumpul dengan orang lain yang digunakan ditengah kesibukan pekerjaan.
2.3.2
Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Kafe 1. Konsumsi Pengunjung sebagai pelaku konsumen yang datang karena membutuhkan produk yang dijual pada tempat tersebut.
24 2. Rekreasi Mengandung arti untuk dinikmati, yang mana merupakan kegiatan yang menimbukan kesegaran dan tidak menimbulkan konsentrasi. 3. Pendidikan Kegiatan ini lebih ditekankan pada maksud kedatangan pengunjung untuk pertemuan bisnis atau kolega perusahaannya.
2.3.3
Klasifikasi Jenis Aktifitas Kafe Aktifitas pada kafe dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1.
Aspek pengunjung • Pengunjung yang datang dan langsung memesan hidangan. • Pengunjung yang telah memesan, membayar produk yang dipesan. • Pengunjung yang telah membayar, menunggu hidangan disiapkan. • Pengunjung yang telah mendapat hidangan, mendapati tempat duduk mereka.
2.
Aspek penunjang kinerja pegawai • Pegawai melayani pengunjung yang memesan hidangan. • Pegawai melayani pengunjung yang membayar hidangan. • Pegawai meracik dan menyiapkan hidangan yang dipesan.
3.
Aspek pegawai • Pegawai membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan pengeluaran dan pendapatan kafe. • Pegawai mengadakan rapat rutin untuk kinerja kafe. • Pegawai mengadakan pergantian jadwal pekerja.
2.3.4
Klasifikasi Fasilitas Kafe 1. • • •
Fasilitas untuk pengunjung, yaitu : Tempat untuk meminum kopi dan makan makanan. Tempat berkumpul (hangout) Tempat mengadakan acara tertentu seperti nonton bareng atau gigs dan live music.
25 2. Fasilitas kafe untuk menunjang kinerja pegawai, yaitu : • Tempat untuk mendisplay produk makanan dan minuman. •
Tempat untuk menyimpan bahan makanan dan minuman.
• Tempat untuk meracik makanan dan minuman. • Tempat untuk pengunjung memesan makanan dan minuman. • Tempat untuk pengunjung membayar makanan dan minuman. • Tempat untuk menyimpan alat makan dan minum. 3. Fasilitas kafe untuk pegawai • Ruang kerja kepala pegawai • Ruang kerja pegawai • Tempat penyimpanan barang untuk pegawai 2.3.5
Persyaratan Umum Kafe 1.
Menarik perhatian dan membuat pengunjung nyaman.
2.
Penghawaan dan sirkulasi yang baik.
3.
Pencahayaan dalam ruang sesuai, tidak terlalu terang dan redup. (Neufert, Data Arsitek Jilid 2 120).
2.3.6
Persyaratan Khusus Kafe •
Elemen Interior Kafe
1. Lantai, harus fungsional dan dekoratif dimana menggambarkan kenyamanan, hangat dan tenang yang diharapkan dan kebersihan menjadi pertimbangan (Lawson 40). Penutup lantai harus dapat mempresentasikan suasana hangat dan tenang dengan tetap memperhatikan ketahanan dan kebersihan 2. Dinding, untuk memberikan kesan formal maka diperlukan perancangan yang stabil, akurat dan simetris yang dapat diperbaiki dengan tektur halus. Sedangkan pola, tekstur dan warna yang kuat akan memberikan kesan aktif dan mengundang perhatian pengunjung. Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk pengaplikasian dinding yaitu batu bata, kayu, yumen board, dan gypsum board.
26 3.
Ceiling, menggunakan material yang mudah dibersihkan, tidak mudah terbakar, pemilihannya sesuai konsep dan memiliki jangka waktu yang lama, minimal 5 tahun (Suptandar 161).
•
Sirkulasi Ruang
1. Sirkulasi linear, terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan diarahkan ke satu tujuan dengan satu jalan dan harus melewati jalan tersebut. 2. Sirkulasi liniar bercabang, pengunjung tidak terganggu karena adanya pembagian ruang yang jelas (Ching 234). 3. Sirkulasi radial, pengunjung tidak diarahkan ke suatu tempat. 4. Sirkulasi random, pengunjung dapat memilih jalan yang diinginkan tanpa ada batasan-batasan dinding atau pemisah. •
Sirkulasi Kafe
1. Flow, mengoptimalkan meliputi jarak, kapasitas, kecepatan dan arah. Pola tersebut dihasilkan konsumen, karyawan, makanan dan pelayanan. 2. Pengarahan jalan. 3. Jarak, terbagi dalam beberapa jenis, yaitu : a. Jarak publik, meliputi jarak yang akan didapat memasuki restoran, pandangan untuk berjalan ke area makan dan ketika memasuki area pengambilan makanan didapur. Jarak publik sekitar 12 kaki dan seterusnya (>365,8cm). b. Jarak sosial, jarak yang di rasakan pada pengunjung ketika melihat layar televisi, pertunjukan, pelayan yang sibuk bekerja di restoran, dan pegawai dapur yang merasakan bahwa mereka terlihat oleh pelanggan yang berjalan melewati dapur. Jarak sosial sekitar 4-12 kaki (121,9cm – 365,8cm). c. Jarak personal, jarak seperti ketika berbicara pada teman makan disebrang meja. Jarak ini sekitar 18 inci – 4 kaki (45,72cm- 121,9cm). d. Jarak kontak fisik, jarak yang cukup dekat untuk bersentuhan dengan teman makan, seperti duduk berdampingan pada sofa. Jarak ini sekitar 18 inci (<45,72cm).
27
Gambar 2.1. Jarak Bersih Sirkulasi (Sumber : Dimensi manusia dan Ruang Interior)
•
Pembagian Ruang kafe 1. Area makan untuk menikmati hidangan ringan yang berupa : a. Hot Drink & Cold Drink b.
Hot Food & Cold Food
2. Persyaratan luas untuk area makan, yaitu : 1. 1,2-1,4 m2 perorangan dilayani oleh pelayan. 2. 0,83 m2 untuk perorangan. 3. Area makan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Peletakan meja harus berdekatan dengan tiang dan kolom bila berada pada tengah ruangan. 2. Antar
tempat
duduk
dan
tempat
duduk
yang
membelakangi menjadi jalur pelayanan dengan jarak 1,35 m sebagai jarak maksimum 2 pramusaji. 3. Pergeseran maju mundur kursi 10-20 cm untuk kebutuhan duduk. 4. Pergeseran kursi untuk pelanggan berdiri sekitar 30 cm. 5. Pintu masuk tidak bersilangan dengan jalur pelayan. 6. Lounge, yaitu tempat tunggu sementara pada bagian kafe. 7. Bar, yaitu tempat menikmati minuman yang diracik oleh bartender. Terdapat kursi tinggi yang merapat meja dan jarak antar kursi 75 mm. 8. Kasir terletak dengan bar karena mudah dijangkau oleh pelayan.
28 •
Furniture pada Kafe Pemilihan pada furniture merupakan cerminan lain kepribadian kafe dan harus disesuaikan dengan kebutuhan juga estetika dan ergonomi. Desain furniture terbagi atas dua kategori : 1. Furniture berbentuk kotak (case) meliputi meja, lemari dan kursi yang tidak mempunyai pelapis. 2. Furniture yang dilapisi, meliputi sofa atau kursi yang seluruh atau sebagian diberi pelapis (Suptandar 173). Menurut pola aktifitas yang dijalani pengunjung, dapat diuraikan kebutuhan ruang untuk furniture pada kafe, yaitu : 1. Tempat duduk dan meja, yang perlu diperhatikan pada elemen tempat duduk dan meja adalah permukaan dan bentuk, ketinggian dan lebar, posisi selektif, dan jarak antar meja dan tempat duduk. Ukuran dan tata letak : a. Panjang meja untuk 2 pengunjung yaitu 85 cm. b.
Tinggi kursi secara keseluruhan sampai sandaran 90 cm.
c. Tinggi kursi samapai bagian duduk 45 cm. d. Panjang dan lebar kaki kursi 45 cm x 45 cm. e. Luas meja relatif dapat disesuaikan kebutuhan f. Jarak kursi dengan kursi yang membelakangi yaitu untuk 2 pramusaji 1,35 m dan untuk 1 pramusaji 90 cm. Gambar 2.2. Dimensi Tubuh Manusia saat Duduk
(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior)
29 2. Material, untuk area outdoor biasanya menggunakan bahan besi tempa karena memiliki ketahanan tinggi dan dapat dilapisi dengan berbagai macam warna cat. Sedangkan untuk area indoor dapat menggunakan berbagai macam material karena tidak langsung terkena cuaca luar. 3. Struktur, ukuran dan ledutan pada alas ataupun sandaran kursi mempengaruhi kenyamanan konsumen karena dapat mempercepat rata-rata pergantian pengunjung (Baraban dan Durocher 106).
Gambar 2.3. Dimensi Standar Aktifitas Makan (Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior)
4. Fitur spesial, berat pada tempat duduk agar dapat dipindahkan akan mengarah pada citra kafe dan mengarah pada operasional kafe yang memudahkan konsumen untuk menggerakkannya. 5. Layout duduk, variasi pada peletakkan tempat duduk menawarkan pilihan untuk suasana yang lebih terbuka dan intim serta mempengaruhi jumlah tempat duduk pada ruangan (Baraban dan Durocher 107).
30
Gambar 2.4. Pengaturan Meja Pararel (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior)
Gambar 2.5. Pengaturan Meja secara Diagonal (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior)
6. Meja dan atas meja, merupakan poin utama pada kafe. Semua komponen penting untuk dipertimbangkan ketika memilih meja pada kafe. Ukuran mempengaruhi bendabenda yang akan diletakkan di meja untuk dipergunakan.
Gambar 2.6. Area Opersional dan Tamu (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior)
31 2.4. Tinjauan Umum Barbershop Barbershop merupakan jasa perawatan dan pemotongan rambut pada pria, Tidak hanya memangkas rambut atau menata rambut pria, namun juga mencukur rambut di muka, kumis dan jenggot. Praktek pemotongan rambut pada pria (barbershop) berawal dari Wilayah Macedonia sekitar 400 tahun sebelum masehi lalu menyebar ke Mesir dan daerah-daerah lainnya. Kata "barber" berasal dari bahasa latin "barba" yang artinya janggut. Bangsa pertama yang mengklaim dirinya paling ahli dalam jasa pelayanan pemotongan rambut adalah bangsa Roma sekitar 296 tahun sebelum masehi. Akan tetapi baik pada bangsa Roma maupun Mesir, barbershop memiliki reputasiyang kurang baik karena orang-orang elit kelas atas pada waktu itu memiliki tukang cukur pribadi. Pada masa itu, janggut pada lelaki menjadi simbol kekuatan dan intelegensi sehingga harus dirawat dengan baik dan teratur.
2.4.1
Klasifikasi Aktivitas •
Pelanggan - Reservasi perawatan & tempat - Konsultasi mengenai info perawatan - Menikmati perawatan - Melakukan pembayaran
•
Resepsionis - Menerima order - Konfirmasi janji - Pendataan pelanggan - Memberikan konsultasi perawatan - Menerima transaksi pembayaran
•
Penata rambut - Menata rambut - mencuci rambut - memberikan konsultasi mengenai kesehatan rambut - Memberikan perawatan rambut
•
Terapis khusus - Konsultasi perawatan - Menjelaskan tahap perawatan
32 - Memijat badan, lengan dan kaki. •
Karyawan (Office Boy/Cleaning Service) - Membersihkan area lingkungan - Membersihkan ruang treatment atau area salon setelah dipakai
•
Owner/Manager - Supervisi kegiatan yang ada di salon - Mendata - Koordinasi tugas masing-masing karyawan - Briefing dengan karyawan
2.4.2
Klasifikasi Fasilitas •
Meja resepsionis
•
Area Tunggu
• Wall display produk
2.4.3
•
Kaca dan meja (styling stations)
•
Kursi barbershop ( non hidrolik)
•
Kursi cuci rambut (backwash system/shampoo area)
•
Alat steamer atau dryer rambut
•
Peralatan barbershop (salon cart equipment)
•
Stool
•
Ruang Linen atau Laundry
•
Ruang staff dan pengelola (back office)
Persyaratan khusus Barbershop Dalam buku The Official Guide to the City & Guilds Certificate in salon services (John Armstrong, 2006, Thomson Learning) hal-hal perlu diperhatikan untuk keselamatan dan kesehatan lingkungan sebuah barbershop adalah sebagai berikut: 1. Penghawaan setiap ruangan di tempat kerja. 2. Perlunya diperhatikan ventilasi dan kelembaban udara di setiap ruangan 3. Fasilitas penting seperti toilet dan area pencucian peralatan salon harus diperhatikan.
33 4. Adanya area sirkulasi atau koridor dan tidak boleh ada halangan 5. Pemilihan lantai yang baik, tidak boleh licin agar tidak menggangg aktifitas barbershop 6. Pemeliharaan peralatan elektronik dalam salon harus disimpan denga benar dan selalu dilakukan pemeriksaan apakah ada kerusakan. 7. Kebersihan peralatan barbershop. 8. Penyediaan pembuangan limbah khusus karena adanya bahan bahan kimia yang digunakan, seperti pewarna rambut, sampo, dan sebagainya. 9. Memiliki peralatan lengkap untuk pemadaman kebakaran. 10. Melaporkan apabila ada kerusakan dalam segala hal, seperti peralatan kaca, lemari, dan sebagainya yang dapat menjadi membahayakan.
Berikut ini juga adalah studi antropometri pada pembuatan ruang sebuah barbershop terhadap dimensi manusia, seperti pada area styling, area tunggu, area pengeringan rambut dan juga pada pos pencucian rambut (shampoo unit).
Gambar 2.7. Standar Jarak pada Area Styling (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
34
Gambar 2.8. Standar Tinggi Kursi Area Styling (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
Gambar 2.9. Standar Tinggi Kursi Optimal (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
Gambar 2.10. Sirkulasi Area Tunggu dan Pengeringan (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
35
Gambar 2.11. Standar Sirkulasi Pos Pencucian Rambut (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
Gambar 2.12. Pos Pencucian Rambut Pria dan Wanita (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
2.5. Tinjauan Umum Reflexology Reflexology adalah seni dan sains didasarkan pada premis bahwa peta virtual seluruh tubuh ada dibagian bawah telapak kaki dan tangan. Dengan menggunakan tekanan untuk merangsang titik refleks tertentu pada telapak kaki maupun tangan, pada daerah yang positif terpengaruh. Sebagai hasilnya, stres menjadi dan rileks tubuh dan kecenderungan alami tubuh terhadap penyembuhan tubuh dan keseimbangan tubuh.
36 2.5.1
2.5.2
Klasifikasi Kegiatan Reflexology •
Back and shoulder massage
•
Indulgence foot relaxing
•
Foot reflexy therapy.
Klasifikasi Aktivitas •
Pelanggan - Reservasi perawatan & tempat - Konsultasi mengenai info perawatan - Menikmati perawatan - Melakukan pembayaran
•
Resepsionis - Menerima order - Konfirmasi janji - Pendataan pelanggan - Memberikan konsultasi perawatan - Menerima transaksi pembayaran
•
Terapis khusus - Konsultasi perawatan - Menjelaskan tahap perawatan - Memijat badan, lengan dan kaki.
•
Owner/Manager - Supervisi kegiatan yang ada di salon - Mendata - Koordinasi tugas masing-masing karyawan - Briefing dengan karyawan
2.5.3
Klasifikasi Fasilitas •
Meja resepsionis
•
Area Tunggu
•
Wall display produk
•
Kursi Pijat Refleksi
•
Peralatan refleksi
37 •
2.5.4
Ruang staff dan pengelola (back office)
Persyaratan Reflexology Menurut Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia No. 1205 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Spa, pernyaratan peralatan dalam pelayanan Spa yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut: 1. Peralatan Harus memadai serta terjamin mutu, manfaat dan keamanannya. Juga terdaftar di Departemen Kesehatan. 2.
Penggunaan dan Pemeliharaan • Penggunaan peralatan khusus harus dilakukan staff atau tenaga yang sudah terlatih •
Peralatan yang dipergunakan harus dijaga kebersihannya. Setiap kali habis dipergunakan harus dicuci atau disterilkan dengan menggunakan sabun, air bersih atau bahan yang mengandung antiseptik atau desinfektan.
•
Peralatan harus diperiksa keamanannya oleh teknisi yang bekerja di Spa setiap kali sebelum penggunaan. Pemeriksaan dan pemeliharaan semua peralatan secara menyeluruh harus dilakukan pengecekan secara periodik.
• Kalibrasi untuk instrumentasi yang menggunakan daya listrik seperti pengontrol suhu atau tekanan air harus dilakukan secara teratur minimal 6 (enam) bulan sekali. 3. Bahan yang digunakan •
Air Air yang digunakan khusus untuk proses perawatan, tidak mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan dan harus sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan.
•
Minyak atsiri (minyak essential) Bahan yang dipergunakan untuk terapi aroma harus alami dan perlu diperhatikan jenis dan kemasan produk jadi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
38 •
Ramuan Produk yang berupa bahan ramuan tradisional dalam bentuk kemasan termasuk bahan kosmetika dan jamu. Harus sudah terdafatar di Departemen Kesehatan c.q. Badan Pom dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering.
•
Bahan alami Bahan alami berupa lumpur, mineral, tumbuhan, ramuan yang dipergunakan tidak mengandung zat berbahaya atau logam berat yang telah diuji oleh balai laboratorium kesehatan atau balai POM.
4.
Sarana Bangunan dan Lingkungan • Tersedianya sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat
kesehatan
(saluran
dengan
penampungan
air
limbah/septic tank). • Tersedianya sarana sanitasi (toilet) yang dilengkapi tempat cuci tangan dengan jumlah yang sesuai dan memenuhi syaratsyarat kesehatan (sabun cair, handuk bersih/disposable) • Lantai kamar mandi kuat, permukaan rata, kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan. Kemiringan yang cukup (2-3%) ke arah saluran pembuangan air limbah • Ventilasi yang dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar atau ruang dengan baik •
Bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan)
•
Intensitas cahaya yang memenuhi syarat untuk melakukan kegiatan yang memerlukan sedikit ketelitian adalah 200-300 lux.
•
Kenyamanan suhu berkisar antara 18-20 derajat celcius dan kelembaban berkisar antara 40-70 %
• Tingkat kebisingan tidak melebihi 85 db.
39 •
Perlunya anjuran atau peringatan yang harus dipatuhi pengelola, pengunjung maupun karyawan untuk berperilaku bersih dan sehat.
• Ruangan diatur sedemikian rupa sehingga bersih, nyaman dan membuat rileks. Misalnya dengan pengaturan warna ruang, warna perabotan, latar belakang musik yang sesuai, tanaman hidup segar, benda seni Indonesia dan sebagainya.
2.6. Tinjauan Umum Lounge Dalam bahasa Indonesia, Lounge berarti tempat santai. Secara istilah, Lounge merupakan
suatu tempat santai untuk menjamu tamu yang hendak
melakukan kegiatan untuk menghabiskan waktu. Seperti membaca, makan, minum, mengobrol, dan kegiatan lainnya. (Jurnal Imaji. Vol.1 Januari 2012: 61). Pada
lounge
analisa
anthropometri
adalah
untuk
menentukan
keergonomisan furniture termasuk didalamnya sofa, coffee table, meja makan dan kursimakan serta jarak sirkulasinya.Jarak minimal area pelayanan pada meja adalah 91,4 cm. untuk meja makan memiliki tinggi meja sesuai dengan ergonomisnya adalah 75 cm. jarak antara kursi dengan kursi lainnya minimal 90 cm. Untuk sofa, memiliki jarak bersih minimal 40cm dari coffee table, jarak minimal area pelayanan adalah 91,4 cm. untuk coffee table memiliki tinggi 40 cm – 45 cm sesuai tinggi sofanya yaitu 40cm - 45 cm.
Gambar 2.13. Anthopometri pada lounge (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
40 2.6.1
2.6.2
Klasifikasi Aktivitas pada Lounge •
Duduk bersantai
•
Duduk sambil mengobrol
•
Makan dan minum
•
Menikmati fasilitas lounge
Klasifikasi Fasilitas pada Lounge Dengan adanya berbagai macam aktivitas yang terjadi di dalamnya, suatu ruangan pasti harus memiliki fasilitas yang disediakan untuk menunjang aktivitas tersebut. Fasilitas terdiri dari fasilitas utama yang digunakan sebagai aktivitas sebagai fungsi utama suatu ruang dan fasilitas pendukung yang digunakan untuk mendukung dari aktivitas utama. Fasilitas utama yang terdapat pada lounge •
Sofa
•
Coffee Table
•
Kursi Makan
•
Meja Makan
Fasilitas pendukung utama lain yang akan mengisi lounge merupakan, pool billiard, ping pong, foosball,air hockey dan game arcade. 1. Pool Billiard Billiard adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori cabang olahraga konsentrasi, sehingga sangat dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental yang benar serta harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang prima agar mampu berprestasi lebih tinggi dan stabil. Cabang olahraga ini dimainkan di atas meja dan dengan peralatan bantu khusus serta peraturan tersendiri. Permainan ini terbagi dari berbagai jenis antara lain, carom, English billiard dan pool. Permainan ini dapat dimainkan secara perorangan maupun tim. Sampai saat ini, tahun 2012, yang sangat berkembang di Indonesia adalah jenis pool dan itupun masih terbagi dalam nomor bola 15, bola 8, dan bola 9. Dahulu sampai saat ini di Indonesia, billiard identik dengan olahraga yang selalu dimainkan oleh para lelaki.
41 Fasilitas yang diperlukan untuk bermain billiard yaitu: •
Meja billiard beserta peralatannya seperti bola dan stik.
•
Stick holder untuk meletakkan stik permainan yang akan digunakan
•
Sofa bench untuk area istirahat dalam permainan ada pool, analisa anthropometri adalah untuk menentukan
keergonomisan furniture termasuk didalamnya meja billiard. Jarak bersih antar meja adalah 250 cm – 300 cm dengan jangkauan bersih permainan adalah 150 cm dengan tinggi meja sekitar 110 cm, ukuran meja yang dipakai adalah 9 kaki.
Gambar 2.14. Anthopometri pada permainan pool (Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior. Panero, J. & Zelnik, M.)
2. Ping pong/ Tenis Meja Ping pong atau Tenis meja adalah cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) oleh dua pemain atau empat pemain. Cara memainkannya dengan menggunakan raket (bet) yang dilapisi karet berbintik yang menonjol keluar untuk memukul bola celluloid melewati jaring yang tergantung di atas meja yang dikaitkan, pada dua tiang jaring. Permainan tenis meja atau lebih dikenal dengan istilah lain, yaitu ping pong adalah merupakan suatu cabang olahraga yang unik dan bersifat rekreatif. Fasilitas yang diperlukan untuk bermain ping pong/ tenis meja yaitu:
42 •
Meja Lapangan
Gambar 2.15. Meja lapangan (Sumber: Wikipedia)
•
Bola dan Raket tenis meja
Gambar 2.16. Meja lapangan (Sumber: Google)
3. Foosball Foosball atau sepak bola meja adalah permainan sepak bola yang dimainkan diatas meja. Cara permainan adalah Awalnya, bola dimasukkan lewat sebuah lubang, atau diletakkan dengan tangan di tengah. Pemain kemudian akan ditentukan lewat lempar koin. Para pemain harus memasukkan bola dengan memutar batangan dengan pemain-pemain. Pemain profesional dapat menendang bola dengan kecepatan 56 km/jam (35 mil/jam). Pemenang ditentukan oleh skor masing-masing, umumnya lima, sepuluh, atau sebelas. Namun pada pertandingan Bonzini gol yang ditentukan adalah tujuh.
43 Ukuran meja sepak bola dapat beragam, namun pada umumnya panjangnya 120 cm (4 kaki) dan selebar 61 cm (2 kaki). Pada meja sepak bola umumnya terdapat 8 jajar pesepak bola, yang umumnya terbuat dari plastik, metal, kayu, atau serat karbon. Biasanya terdapat 1, 2, atau 3 orang yang mengendalikan 4 jajar pesepak bola.
Gambar 2.16. Meja Foosball (Sumber: Google)
Sepak bola meja dapat dimainkan oleh empat orang secara "double", sehingga dalam satu tim terdapat dua orang. Pada permainan ini, satu pemain mengontrol bagian pertahanan sementara satu pemain lainnya mengontrol bagian tengah dan penyerang. 4. Air Hockey Air Hockey adalah suatu permainan untuk dua pemain saling bersaing mencetak poin pada meja permainan hoki yang licin dan halus untuk saling mengadukan sebuah objek pada permukaan khusus. Air Hockey membutuhkan meja hoki udara, dua Mallets dan keepingkepingan untuk bermain. Sebuah meja Air Hockey khas terdiri dari permukaan bermain halus yang besar, rel sekitarnya untuk mencegah keping dan palu meninggalkan meja, dan slot di rel di kedua ujung meja yang berfungsi sebagai tujuan. Di ujung meja di belakang dan di bawah tujuan, biasanya ada pengembalian keping. Selain itu, meja biasanya akan memiliki semacam mesin yang menghasilkan bantalan udara pada permukaan bermain melalui lubang-lubang kecil, dengan tujuan
44 mengurangi gesekan dan meningkatkan kecepatan bermain. Dalam beberapa meja, mesin tersebut dihindari demi sebuah permukaan meja licin, biasanya plastik, untuk kepentingan menyimpan uang di kedua manufaktur
dan
biaya
pemeliharaan..
Ada
juga
pucks
yang
menggunakan baterai dan kipas untuk menghasilkan bantalan udara mereka sendiri, tetapi karena mereka rentan terhadap kerusakan, mereka umumnya dipasarkan hanya sebagai mainan. Fasilitas yang dibutuhkan untuk bermain air hockey: 1. Meja Air Hockey
Gambar 2.18. Meja lapangan (Sumber: Google)
2. Air Hockey Mallets dan Air Hockey Pucks
Gambar 2.19 Meja lapangan (Sumber: Google)
5. Permainan Arkade/ Game Arcade Permainan
arkade
atau
populer
dengan
sebutan
Ding-
Dong di Indonesia adalah salah satu genre permainan komputer di dalam box. Ciri-ciri permainan arcade adalah mempunyai level yang singkat, kontrol yang mudah, karakter-karakter, serta tingkat kesulitan yang bertambah dengan cepat. Jenis permainan ini dirancang untuk memancing adrenalin pemain serta tidak membutuhkan jalan cerita yang bagus. Permainan ini
45 kadang-kadang membutuhkan kelincahan dalam memegang kontrol dan membutuhkan waktu belajar yang relatif singkat. Sifat dari permainan arkade adalah real-time. Fasilitas yang diperlukan untuk bermain game arcade adalah: 1. Box Machine game
Gambar 2.20 Game Arcade area (Sumber:google)
2.7. Tinjauan Khusus (Survey) 2.7.1 The Goods Dept 2.7.1.1 Sejarah The Goods Dept The Goods Dept berawal dari sekelompok organisasi musik, yaitu Future 10 yang mengadakan acara bernama Brightspot Market pada tahun 2009 yang merupakan gabungan dari berbagai produk urban fashion yang diadakan dalam satu tempat. Brightspot Market sendiri adalah adalah sebuah konsep ritel unik yang diadakan beberapa kali per tahun di lokasi yang berbeda. Tujuan dari Brightspot adalah untuk mengumpulkan desainer lokal dan internasional, seniman dan pengecer untuk memamerkan berbagai produk yang unik. Tujuan Brighspot Market mendukung mereka yang inovatif
dan
asli
dengan
memberikan
kesempatan
untuk
46 mempresentasikan hasil kerja mereka kepada audiens yang lebih besar. Dari tahun 2009, Brightspot Market diadakan setahun 2 kali. Dan Brightspot Market diadakan 4 hari setiap acaranya. Selama Brightspot berjalan untuk pertama kalinya pada tahun 2009, acaranya berlangsung dengan sukses dengan apa yang diharapkan. Para pengunjung antusias dengan diadakan Brightspot tersebut bahkan tempat yang disediakan kurang memadai karena harapan pengunjung yang datang diluar ekspetasi dan sangat ramai.
Gambar 2.21. Brighspot Market (Sumber : Google)
Dan Tahun Berikutnya, Future 10 mengadakan Brightspot Market di tempat yang lebih besar. Para pengunjung tidak berkurang ramainya dibandingkan tahun lalu (2009). Setiap tahunnya atau setiap acaranya, Brightspot selalu menampilkan sesuatu yang baru mulai dari acaranya, produk yang masuk lebih banyak, entertain-nya dan banyak lagi. Yang membedakan Brightspot dengan acara fashion lainnya adalah Brightspot terus melahirkan
desainer-desainer baru
yang
ingin
memperlihatkan kreativitas dan inovasi mereka di bidang fashion. Setelah Brightspot berjalan, pada akhir tahun 2010 future 10 membuka inovasi baru dengan membuat The Goods Dept. yaitu konsep dimana hal yang sama seperti Brightspot namun bersifat long-term. Sejak awal 2009
Brightspot
Market
telah mendapatkan pengakuan dari
masyarakat luas karena menjadi tempat untuk menemukan semua hal
47 yang unik dan bagus di bawah satu atap. Pada tanggal 9 Desember 2010, tim Brightspot membuat dan membuka The Goods Dept.
di
dalam ruang 1.066 meter persegi yang bertempat di Plaza Indonesia. Lingkungan ritel unik dan multidimensi akan menjadi tren untuk fashion alternatif dan produk-produk gaya hidup dari desainer Indonesia yang independen dan merek internasional paling keren. Mereka yang akan berada di The Goods Dept. akan menemukan segala sesuatu mulai dari pakaian dan aksesoris sampai homewear yang unik, sepeda, kamera dan banyak lagi. Tempat ini akan menampilkan berbagai acara termasuk pameran seni, pemutaran film dan fashion show.
Gambar 2.22. Logo The Goods Dept (Sumber: Google)
Pada Akhir Desember Pada akhir Desember The Goods Dept juga meluncurkan The Goods Cafe, kafe dan bar yang menyajikan berbagai makanan dan minuman. The Goods Café dibuat untuk para pengunjung yang juga ingin merasakan sesuatu yang baru dari The Goods Dept. Mereka berada di satu tempat ketika dimana konsumen bisa menikmati shopping dan makan di satu tempat. Konsep yang dibuat The Goods Dept tidak jauh dengan apa yang dibuat dengan Brighspot Market dan bukan berarti Brightspot Market telah ditiadakan. Namun The Goods Dept. memberikan sifat long-term ketika pengunjung ingin mencari barang yang mereka inginkan ketika tidak bisa didapatkan di Brightspot Market. Namun, Brightspot Market tetap diadakan seperti biasanya dengan frekuensi setahun dua kali.
48 2.7.1.2 Lokasi The Goods Dept Lokasi Survey The Goods Dept terletak di Pacific Place 1st Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 SCBD, Jakarta Selatan 12190 Indonesia.
Gambar 2.23. Peta lokasi The Goods Dept (Pacific Place) (Sumber : Google Map)
Selain Lokasi yang berada di Pacific place, The Goods Dept Juga mempunyai dua cabang lain yang berlokasi di Pondok Indah Mall 2, Lantai 3. Jl. Metro Pondok Indah Jakarta 12310, Indonesia. Selain itu lokasi lain berada di Shopping Lotte Avenue Lantai 1 unit 1F. Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Karet, Kuningan Jakarta 12940.
2.7.1.3 Fasilitas The Goods Dept 1. Retail Fashion & Accecories Pria dan Wanita 2. Retail Homewares, Music, Books, Kids, elektronik 3. Kafe
2.7.1.4 Struktur Organisasi Dalam menjalankan kegiatannya, setiap organisasi mempunyai struktur dan peranannya masing-masing dalam menjalankan tujuan organisasi. Hal tersebut diupayakan agar sebuah perusahaan atau usaha yang dibangun dapat berjalan dengan baik dan mencapai target. Di dalam The Goods Dept. sendiri, struktur organisasinya cukup memadai untuk menjalankan usahanya di bidang fashion. Struktur Organisasi tersebut digambarkan sebagai berikut:
49
Gambar 2.24. Struktur Organisasi The Goods Dept (Sumber : Dokumen Nur Shabrina, 2015)
2.7.1.5 Desain The Goods Dept Pada saat memasuki The Goods Dept Pacific place suasana modern Urban sangat terasa, Berkiblat kepada desain interior yang sedang tren saat ini dengan konsep yang natural dan raw industrial yang sangat kental. Profil Tampak Depan The Goods Dept (Pacific Place)
Gambar 2.25. Tampak Depan (Sumber : Google)
50
Gambar 2.26 Entrance masuk pertokoaan (Sumber : Google)
Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada, yaitu Sebagai berikut: 1. Ruang Pajang Ruang Pajang adalah ruang yang berfungsi untuk memajang produkproduk yang dijual. Ruang Pajang pada The Goods Dept Pacific Place terbagi 3 sayang utama yaitu, Pada saat memasuki awal ruang pajang anda akan menemukan ruang pajang segala aksesoris, homewares dan elektronik yang dipajang dekat dengan resepsionis. Lalu lebih masuk lagi kedalam anda akan menemukan ruang pajang sepatu, sisi sebelah Kiri adalah khusus untuk wanita sedangkan sebelah kanan untuk pria dan di bagian ujung terdapat ruang pajang untuk anak-anak.
Gambar 2.27. Ruang Pajang The Goods Dept (Sumber : thegoodsdept.com)
Didalam ruangan ini juga terdapat ruang khusus pegawai dan juga gudang stock. Ceiling treatment pada ruang ini hanya dilakukan pengecetan berwarna hitam dan memberi pendant lamp dengan model yang sederhana, terlihat kolom dan lainnya, yang sangat mencerminkan kesan industrial. Pada lantai hanya berupa semen plester, dan hanya diberi karpet. Untuk dinding hanya dicat hitam. Permainan estetika
51 berada pada penggunaan furniture yang rata rata didominasi oleh kayu. Permainan cahaya juga mendukung ambiance yang baik. Selain pencahayaan buatan, Pencahayaan Alami juga dipergunakan. Kaca besar menghiasi ruangan ini.
Gambar 2.28. Produk display untuk wanita ( Sumber : Dokumen Nur Shabrina, 2015)
2. Area Kafe Area Kafe Pada The Goods dept Pacific Place terdapat disekitar pintu entrance menuju ruang berbelanja. Area kafe yang disediakan lumayan besar. The Goods café yang berukuran lebih besar terdapat disamping entrance, sedangkan untuk area duduk yang lebih kecil terdapat di bagian entrance sebelum memasuki area berbelanja. Kesan tempat ini berkesan teratur dan simple. Terdapat sisi art pada wall treatment, yang dibuat mural menggunakan chalk board, Pemilihan material kayu juga mendominasi tempat terlihat dari penggunaan material lantai dan wall panel. Furniture yang dipakai itu sendiri seperti meja dan kursi menjadi sisi yang menonjol dengan warna hijau tosca.
2.7.1.6 Analisa SWOT pada The Goods Dept 1.
Strength •
The Goods Dept penggagas pertama sebuah concept store yang menjual berbagai macam kebutuhan fashion pria dan wanita aksesoris, dan homewares.
•
The Goodsdept Merupakan Concept store yang terbesar di Jakarta, khususnya Jakarta Selatan.
52 Telah memiliki cabang dengan lokasi yang begitu
•
strategis. Memiliki cafe
• 2.
Weakness •
Space untuk keberagaman untuk aneka product masih kurang
3.
Opportunity • Adanya sasaran pasar yang luas karena masyarakat urban saat ini cenderung lebih konsumtif untuk berbelanja, dan masyarakat saat ini sudah mengikuti tren yang ada.
4.
Thread •
Sudah mulai berhadiran concept store baru, dengan kualitas hampir sama.
2.7.2 Hard Rock Cafe 2.7.2.1 Sejarah Umum Hard Rock Cafe Hard Rock cafe pertama kali dibuka pada tanggal 14 Juni 1971 di London, Inggris oleh dua orang pemuda Amerika Serikat bernama Peter Morton dan Isaac Tigrett. Pada awalnya Hard Rock memiliki dekorasi ekletik namun kemudian mulai menampilkan dekorasi memorabilia. Hard Rock
merupakan
salah
satu
tempat
ditampilkannya
koleksi
memorabilia rock and roll terbesar di dunia. Pada 1982, Hard Rock mulai memperluas jaringannya ke berbagai kota di dunia seperti Toronto, Los Angeles, San Francisco, Chicago, Paris dan Berlin. Hard Rock Cafe dikenal sebagai kafe musik yang menampilkan berbagai koleksi memorabilia rock and roll. Kafe-kafe Hard Rock Cafe biasanya menerima sumbangan-sumbangan memorabilia musik, namun juga membeli sejumlah item dalam acara lelang di seluruh dunia, termasuk gitar bertandatangan, kostum dari tur terkenal musisi-musisi dunia dan foto-foto langka. Barang-barang ini dapat ditemukan dipajang di dindingdinding kafe. Pengoleksian dimulai pada tahun 1979; item pertama yang dikoleksi adalah gitar Fender Lead II milik Eric Clapton yang saat ini bisa
53 dijumpai di kafe pertama di London.[4] Hingga saat ini, Hard Rock telah mengumpulkan lebih dari 70.000 item. 2.7.2.2 Sejarah Hard Rock Café Jakarta Pada tahun 1992, Adiguna bersama soetikno dan Onky mendirikan Hard Rock Café di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin. Joint venture ini membuahkan group usaha yang dikenal sebagai MRA (Mugi Rekso Abadi) Group. Hard Rock Cafe memiliki keunggulan dibandingkan dengan kafe-kafe lain yang ada, karena hard rock café pada mulanya berasal dari Amerika, Hard Rock Café sering mendatangkan Artis Nasional maupun Internasional untuk mengadakan konser. Pada usia yang ke-11 tahun, Hard Rock Café akan berpindah tempat. Tanggal 31 Desember 2003 merupakan terakhir kali para hard rockers merayakan malam tahun baru di Gedung Sarinah karena Hard Rock Café akan pindah ke lokasi baru di Plaza Indonesia-EX (Entertaiment X’nter) Maret atau April 2004. Kemudian Hard Rock Café kembali menempati lokasi baru yaitu di Pacific Place pada tahun 2013. Selain menjadi tempat untuk acara-acara personal, Hard Rock Café Jakarta kerap di jadikan tempat untuk acara acara corporate seperti Press Conference, Press Gathering, Company Gathering dan launching product. Hard Rock Café Jakarta menggabungkan konsep kafe, restoran, bar, memorabilia-memoribilia, serta event-event live music
menjadi satu
kesatuan penyajian merek. Perkembangan Hard Rock dalam industri layanan, tidak hanya pada fungsionalitas kafe, restoran, hotel dan casino semata, namun Hard Rock dapat menciptakan atmosphere atau suasana yang dinamis, salah satunya dengan music sehingga menjadi satu pengalaman yang unik bagi pelanggannya. (Sumber : Ayu, Kartika.(2010). Pengaruh pemasaran eksperensial terhadap loyalitas pelanggan (studi kasus: Hard Rock Café Jakarta. Skripsi Strata 1. Universitas Indonesia).
2.7.2.3 Lokasi Hard Rock Café Jakarta Lokasi Hard Rock Café di Pacific Mall, Ground Floor #G-05 Jalan Jend.Sudirman Kav. 54-55, Jakarta Indonesia.
54
Gambar 2.29 Denah lokasi Hard Rock Cafe Sumber : Google Map
2.7.2.3 Fasilitas Hard Rock Cafe 1. Dining Area
Gambar 2.30 Dining Area Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
2. Bar
Gambar 2.31 Bar Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
55 3. Music Stage
Gambar 2.32 Music Stage Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
4. Lounge
Gambar 2.33 Lounge Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
5. Rock Shop
Gambar 2.34 Rock Shop Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
56 6. Patio Bar
Gambar 2.35 Patio Bar Hard Rock cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
Gambar 2.36 Patio bar Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
2.7.2.4 Struktur Organisasi Hard Rock Cafe
Gambar 2.37. Struktur Organisasi Hard Rock Cafe (Sumber : Dokumen Nur Shabrina, 2015)
57 2.7.2.5 Desain Hard Rock Cafe Pada saat memasuki area hard rock café Jakarta suasana elegant, sleek dan chic sangat terasa. Kemegahan tempat ini begitu terlihat dari penggunaan elemen elemen interior yang mengesankan nilai yang tinggi. Besar ruang hard rock café yang berlokasi di Pacific Place memang tidak lebih besar dibandingkan saat masih di eX. Tapi ceilingnya lebih tinggi,hingga interiornya pun terasa lebih lapang.
Gambar 2.38 Bagian luar Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
Pada ceiling treatment digunakan pengaplikasian cermin yang disusun pada bentuk yang asimetris dan geometris, sangat menonjol dan elegant. Pada wall treatment terletak banyak memorabilia music para legendaris dan juga terdapat banyak kutipan kata yang dikemas pada sebuah papan berwarna emas, wall treatment lainnya berupa wallpaper dan instalasi kayu pada stage.
Gambar 2.39 Dining Area Hard Rock Cafe ( Sumber : www.hardrock.com)
58 Pada floor treatment Hard Rock Café Jakarta hampr keseluruhan menggunakan parquet dan sisi tertentu menggunakan karpet. Permainan cahaya amat sangat memanjakan mata.. warna lighting diatur sedemikian rupa sehingga warna yang terpancar dapat menghipnotis mata dan mengesankan kesan rock and roll yang begitu kuat. Penggunaan furniture pada Hard Rock Café menggunakan furniture yang berkesan modern namun disisi lain terlihat sisi klasik yang megah. Pada music stage didesain berbentuk setengah lingkaran dengan menggunakan instalasi kayu dibagian belakang dan juga pada ceiling area tersebut. 2.7.2.6 Analisa SWOT pada Hard Rock Cafe 1.
Strength •
Hard Rock Cafe adalah Kafe yang sangat sangat berkonsep dan berkarakter, dan telah dikenal diseluruh dunia.
2.
Weakness
3.
Space atau besaran kafe tidak terlalu besar
Opportunity
Adanya sasaran pasar yang luas karena masyarakat saat ini cenderung lebih mencari hiburan yang sangat rekreatif, dan masyarakat saat ini sudah mengikuti tren yang ada.
4.
Thread •
Sudah mulai berhadiran komersial place yang mengusung tema yang menyerupai, dengan kualitas hampir sama.
2.7.3 Common House 2.7.3.1 Sejarah Common House Pada tahun 2013 Common House berdiri, Dengan konsep one stop solution commercial place, Common House adalah salah satu image baru pada commercial place yang menyuguhkan beragam macam kebutuhan seperti retail, pop up space dan restaurant. Common House mengambil lokasi ditempat yang strategis, lingkungan yang ramai banyak dilalui masyarakat, tempat ini juga menarik perhatian karena membuat suatu industry kreatif dengan
59 para kreatif muda. Membuat lokasi tersebut menjadi area dengan vibrant community.
2.7.3.2 Lokasi Common House Lokasi Common House berada di Jalan Panglima Polim 9 No.16 Lokasi ini berada di pusat kota Jakarta Selatan.
Gambar 2.40 Denah lokasi Common House (Sumber: Google Map)
2.7.3.3 Fasilitas Common House 1. Retail •
Footurama
•
Stow
•
Elhaus
•
Seba Shoes
•
Manhattan Barbershop
•
Mama Goose Restaurant
2. Event space
2.7.3.5 Struktur Organisasi Common House
Gambar 2.41. Struktur Organisasi Common House (Sumber : Dokumen Nur Shabrina, 2015)
60
2.7.3.6 Desain Common House Pada saat memasuki Common House suasana modern Urban sangat terasa, Berkiblat kepada desain interior yang sedang tren saat ini dengan konsep yang sedikit rustic dan raw industrial yang sangat kental. Common House banyak mengaplikasikan bahan material sederhana dan cenderung membumi, seperti penggunaan bata ekspos, lantai plester semen,
parquet
kayu.
Common
House
memiliki desain
yang
mencerminkan desain yang hangat namun tegas, pengaplikasian warna pun memakai warna yang cenderung netral dan alami begitupun dengan penggunaan furniture yang cenderung memakai furniture kekayuan dan rotan. Semua tenants yang ada pada common house memiliki desain yang cenderung searah sehingga ambiance tempat ini sangat rapi, disiplin dan memiliki ambiance yang prestige.
Gambar 2.42. Tampak Depan (Sumber : Dailywhatnot.com)
Common house adalah sebuah tempat retail komersil yang berkonsep, cukup banyak tenants yang hadir di common house mulai dari apparel, restaurant hingga barbershop. Area ini terbagi menjadi dua wilayah yaitu lantai satu dan lantai 2, lantai 1 dihuni oleh tenants khusus untuk apparel dan barbershop, sementara pada lantai 2 adalah restaurant. Common house juga diperuntukan untuk membuat event. Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada, yaitu sebagai berikut: 1. Retail Retail adalah adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen
61 akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Retail yang ada pada common house antara lain, sebagai berikut: a.) Footurama Footurama adalah sebuah concept store yang menjual produk-produk menswear, footwear dan aksesoris untuk pria urban saat ini, seiring berjalannya footurama akhirnya saat ini footurama menjual produk pakaian untuk wanita, namun masih sebatas penjualan online. Produk yang mereka jual merupakan local brand dan internasional brand. Tidak hanya itu footurama juga menjual buku, mainan seperti action figure, vinyl, dan music cd. Saat memasuki common house footurama akan dijumpai dibagian depan sesaat memasuki pintu masuk. Suasana industrialis begitu terasa saat memasuki concept store ini. Ruangan ini begitu terasa sporty dan masculine. Element interior yang dipergunakan juga sederhana, tidak ada Element interior yang terlalu mencolok pada ruangan ini.
Gambar 2.43. Tampak Depan Footurama (Sumber : Photograph by Liandro N.I Siringoringo)
Gambar 2.44 Tampak Dalam Footurama (Sumber : Photograph by Liandro N.I Siringoringo)
62 b.) Stow Stow adalah sebuah concept store yang menjual produk-produk local brand khusus untuk wanita, seperti pakaian dan aksesoris untuk wanita. Barang yang dijual pun sangat ekslusif dilihat dari barang yang di display tidak terlalu banyak. Ketika memasuki stow, kesan industrial chic begitu terasa, warna natural begitu mendominasi, terdapat dinding ekspos bata yang di cat putih dan penggunaan material semen plester pada lantai, furniture yang digunakan adalah furniture kekayuan dengan ciri khas bergaya skandinavian.
Gambar 2.45 Tampak Dalam Stow (Sumber : Photograph by Liandro N.I Siringoringo)
2. Barbershop Barbershop merupakan jasa perawatan dan pemotongan rambut pada pria, Tidak hanya memangkas rambut atau menata rambut pria, namun juga mencukur rambut di muka, kumis dan jenggot. Pada common house juga terdapat barbershop yaitu Manhattan barbershop. Manhattan barbershop adalah barbershop yang sudah memiliki nama di daerah Jakarta ini. Manhattan barbershop menyediakan fasilitas yang sama seperti kebanyakan barbershop yaitu fasilitas haircut dan grooming. Dan menjual beberapa produk rambut untuk pria. Pada saat memasuki manhattan barbershop nuansa industrial retro begitu terasa, ruangan yang terkesan sangat hangat dan earthy. Dengan tidak begitu menggunakan banyak warna hanya sentuhan warna putih, coklat dan hitam. Furniture yang dipakai juga terbilang sedikit pada area styling juga hanya terletak cermin besar diletakan dengan posisi diagonal dan kursi cukur hidrolik.
63
Gambar 2.46 Tampak Dalam Manhattan Barbershop (Sumber : Instagram)
2. Café & Restaurant Café & Restaurant adalah tempat untuk menikmati makanan dan minuman serta tempat untuk berkumpul. Common house memiliki tenants café & restaurant yaitu MamaGoose. MamaGoose adalah restoran yang mengusung tema modern rustic yang ringan dan ceria. Restoran yang terletak di lantai dua gedung Common House yang terletak di bilangan panglima polim mengambil sedikit sentuhan industrial dari aksen logam dan lampu di beberapa sisi restoran dengan konsep open kitchen. Kehangatan yang ditawarkan oleh Mamagoose juga terlihat dari interior yang digunakan di dalam restoran ini.Seperti penggunaan meja kayu dengan permukaan berhias keramik bermotif warna-warni cerah yag memberikan suasana homey dan nyaman. Demikian juga dengan hiasan dinding berupa lukisan kontemporer yang menarik. Tokoh Mother of Goose pun muncul pada wadah sendok dan garpu di atas meja yang bersisian dengan pot mungil berisi tanaman kecil yang segar.Selain itu juga desain yang terbuka membuat tempat ini semakin nyaman untuk bisa menghabiskan
waktu
berlama-lama
dengan
teman-teman
ataupun
pasangan. Hal unik lainnya dari Mamagoose adalah bar yang menjadi pembatas antara non-smoking area dengan smoking area. Bar Mamagoose terlihat seperti satu ruangan yang menggantung dan disekelilingnya terdapat kaca yang bisa langsung melihat pemandangan ke lantai bawah.
64
Gambar 2.47 Interior MamaGoose (Sumber : Ayu Maharani, talkmen)
2.7.3.7 Analisa SWOT pada Common House 2.
Strength •
Common House adalah tempat komersial yang sangat konseptual dan berkarakter.
5.
•
Memiliki tenants local brand yang sudah memiliki nama
•
Common House memiliki besaran luas yang besar.
Weakness •
6.
Space untuk keberagaman untuk aneka product masih kurang
Opportunity • Adanya sasaran pasar yang luas karena masyarakat urban saat ini cenderung lebih konsumtif untuk berbelanja, dan masyarakat saat ini sudah mengikuti tren yang ada.
7.
Thread •
Sudah mulai berhadiran komersial place yang mengusung tema yang menyerupai, dengan kualitas hampir sama.
65 2.7.4 Meiso Reflexology 2.7.4.1 Sejarah Meiso Reflexology Meiso Reflexology adalah tempat refleksi yang mengusung serangkaian relaksasi dengan fokus utama pada reflexology treatment. Dibawah naungan manajeme kenko fish spa and reflexology. Meiso Refexology memiliki dua jenis treatment utama yaitu kenko ways dan foot therapist. Meiso Reflexology mempunyai Lokasi store empat daerah di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Bandung dan Surabaya, Dengan memiliki 20 store keseluruhannya.
2.7.4.2 Lokasi Meiso Reflexology Lokasi Meiso Reflexology berada di Pacific Place, Lantai B1-28, Jl. Jend. Sudirman No.52-53, Kota Jakarta Selatan.
Gambar 2.49 Denah lokasi Meiso reflexology Pacific Place (Sumber : Google map)
2.7.4.3 Fasilitas Meiso Reflexology 1. Layanan Foot Therapist 2. Layanan Kenko ways.
Gambar 2.48 Proses servis kenko ways dan foot therapist (Sumber : www.meisoindonesia.com)
66 2.7.4.4 Desain Meiso Reflexology Pada saat memasuki meiso reflexology suasana natural dan warm begitu terasa. Ruang treatment nya memiliki pencahayaan yang cukup tidak begitu terang namun tak terlalu redup sehingga konsumen merasa nyaman saat melakukan reflexology.
Gambar 2.50 Tampak Depan dan Dalam Meiso reflexology (Sumber : Dok. Pribadi dan www.meisoindonesia.com)
2.7.3.7 Analisa SWOT pada Meiso Reflexology Strength •
Meiso reflexology merupakan tempat yang nyaman dan berada di mall besar di kawasan yang sering di jangkau masyarakat.
Weakness •
Meiso reflexology mempunyai service treatment service yang lebih sedikit dibandingkan tempat refleksi lain.
•
Opportunity • Banyak pesaing yang menggunakan treatment yang sama. Thread •
Sudah mulai berhadiran tempat reflexology yang mengusung tema yang menyerupai, dengan kualitas hampir sama.
67 2.8.
Hasil Kuesioner
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada tanggal 13 Maret – 23 Maret 2015. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan secara langsung kepada responden khususnya laki laki perkotaan yang berdomisili di kota Jakarta yang memenuhi kriteria dan secara online (melalui jejaring social twitter, dan Facebook) dengan bantuan google spreadsheet. Jumlah data yang diperoleh dan dapat diolah sebanyak 70 responden. A. Profil Responden Tabel 2-1. Profil Responden Profil Responden
Jumlah
Persentase (%)
70 orang
100%
26
37%
31
44%
9
13%
4
6%
70
100
17
24%
21
30%
23
33%
9
13%
70
100
1.000.000 – 3.000.000
24
34%
4.000.000 – 6.000.000
16
23%
lebih dari 6.000.000
30
43%
70
100
Jenis Kelamin Pria
Usia Responden 21 – 26 tahun 26 - 30 tahun 30 – 35 tahun diatas 35 tahun
Jenis Pekerjaan Mahasiswa/pelajar Wirausaha Karyawan Lain-lain Penghasilan perbulan
Sumber: Hasil Data Profil Responden Kuesioner
68 B. Frekuensi pria dalam kegiatan lifestyle & entretaiment Tabel 2-2. Frekuensi pria dalam kegiatan lifestyle & entretaiment Jumlah
Persentase (%)
Setiap Bulan Sekali (12 kali)
41
58%
Dua Bulan Sekali (6 kali)
15
21%
Kurang dari 6 kali
10
14%
6
7%
70
100
Setiap Bulan Sekali (12 kali)
47
67%
Dua Bulan Sekali (6 kali)
15
21%
Kurang dari 6 kali
5
8%
Tidak pernah
3
4%
70
100
Setiap Bulan Sekali (12 kali)
35
52%
Dua Bulan Sekali (6 kali)
15
21%
Kurang dari 6 kali
14
20%
6
7%
70
100
Setiap Bulan Sekali (12 kali)
27
39%
Dua Bulan Sekali (6 kali)
26
38%
Kurang dari 6 kali
14
20%
3
4%
70
100
Frekuensi Pria berbelanja
Tidak pernah
Frekuensi Pria pergi ke café, bar&lounge
Frekuensi Pria ke barbershop
Tidak pernah
Frekuensi Pria ke reflexology
Tidak pernah
Sumber: Hasil Data quisioner tentang frekuensi kegiatan lifestyle & entertainment pria
Dari tabel 2-2 diatas dapat terlihat bahwa mayoritas responden pria perkotaan melakukan kegiatan lifestyle dan entertainment, dari segi kegiatan frekuensi pergi ke café, bar lounge adalah kegiatan yang paling sering dilakukan sekitar 67% pria perkotaan sering mengunjungi café, bar & lounge. Respon lain juga dirasa
69 memberikan hasil yang positif, hasil dari frekuensi dapat menjadi salah satu riset acuan membuat desain perancangan interior Men Space di Jakarta
C. Frekuensi Antusiasme pria perkotaan terhadap kepentingan servis dan fasilitas pada men space di Jakarta. .
Sumber: Hasil Data Frekuensi Antuasiasme pria perkotaan terhadap kepentingan servis dan fasilitas pada men space di Jakarta
Dari diagram 2-1 diatas dapat disimpulkan untuk Antusiasme pria
perkotaan
terhadap kepentingan servis dan fasilitas pada men space di Jakarta adalah sebagai berikut: -
Concept store for men, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 70% atau sebanyak 49 orang.
-
Café & Bar, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 80% atau sebanyak 56 orang.
-
Lounge ( Billiard, pingpong, bowling& game arcade), responden mayoritas sangat setuju berjumlah 68% atau sebanyak 48 orang.
-
Barbershop, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 56% atau sebanyak 39 orang.
70 -
Reflexology, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 51% atau sebanyak 36 orang.
D. Interior Pilihan Responden Untuk Men Space di Jakarta Tabel 2-3. Interior Pilihan Responden Untuk Men Space di Jakarta Interior pilihan responden untuk men space di Jakarta
Jumlah
Persentase (%)
Pilihan Interior Untuk Sebuah Men Space di Jakarta No. 1 (simple modern)
12
17%
No. 2 (rustic)
15
21%
No. 4 (industrial)
33
48%
No. 5 (natural)
10
14%
70
100
Sumber: Hasil Data Interior Pilihan Responden Untuk Men Space di Jakarta Pada table 2-3 Penulis berupaya mencari tahu interior pilihan para responden, untuk menciptakan ruangan yang pada nantinya dapat mewakili keinginan mereka para lelaki yang menjadi responden. Dari hasil diatas minat interior pilihan responden terbanyak pada industrial kemudian rustic, simple modern dan natural. E. Fasilitas Penunjang Yang Diinginkan di Men Space di Jakarta
Sumber: Hasil Data Interior Pilihan Responden Untuk Men Space di Jakarta
71