BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Internet Pada dasarnya internet adalah koleksi jaringan komputer terbesar di dunia, yang masing-masing terdiri dari jaringan yang lebih kecil. (Raymond McLeod, Jr. dan George Schell, 2004, p59) Berdasarkan pendapat James A. O’Brien (2005, p261) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan serta pemerintah yang menghubungkan ratusan juta komputer serta pemakainya di lebih dari 200 negara. Menurut Oetomo (2001, p10-11), internet merupakan suatu jaringan komunikasi tanpa batas yang melibakan jutaan komputer pribadi yang tersebar di seluruh dunia. Dengan menggunakan protocol Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP / IP) dan didukung oleh media komunikasi seperti satelit dan paket radio, maka internet memungkinkan adanya komunikasi antar komputer dengan jarak yang tidak terbatas. Berdasarkan pengertian internet diatas, dapat disimpulkan bahwa internet merupakan suatu jaringan komunikasi yang mencakup ribuan komputer, dimana masing – masing komputer tersebut dihubungkan melalui jalur telepon, satelit, dan sistem – sistem komunikasi lainnya yang tiap – tiap bagiannya dapat saling
8
9 berkomunikasi dan berbagi informasi, dimanapun mereka berada, tanpa dirintangi jarak dan waktu.
2.1.2 WWW (World Wide Web) Menurut Raymond McLeod, Jr. dan George Schell (2004, p59-p60) World Wide Web adalah ruang informasi di internet tempat dokumen-dokumen hypermedia disimpan dan dapat diambil melalui suatu skema alamat yang unik. World Wibe Web juga merupakan kumpulan komputer yang bertindak sebagai server internet yang menyimpan dokumen-dokumen yang di format untuk memungkinkan orang melihat teks, grafik dan audio maupun memungkinkan kaitan ke dokumen-dokumen lain di web. Istilah – istilah dalam World Wide Web (WWW) : a. Web Site (situs web) Mengacu pada suatu komputer yang dikaitan ke internet yang berisi hypermedia yang dapat diakses dari komputer lain dalam jaringan melalui suatu hypertext link. b. Hypertext link Mengacu pada suatu penunjuk yang terdiri dari teks atau grafik yang digunakan untuk mengakses hypertext yang disimpan di situs web. Teks itu biasanya digaris bawahi dan ditampilkan dalam warna biru. Jika cursor ditempatkan diatasnya, bentuk cursor itu berubah menjadi tangan dengan jari yang menunjuk. c. Web Page (halaman page) Mengacu pada suatu file hypermedia yang disimpan di suatu situs web, yang diidentifikasi oleh suatu alamat yang unik.
10
d. Home Page Mengacu pada halaman pertama dari suatu situs web. Halaman-halaman lain di situs tersebut dapat dicapai dari Home Page. e. URL (Universal Resource Language) Mengacu pada alamat dari suatu halaman web, yang terdiri dari : 1. Protocol adalah suatu set standar yang mengatur komunikasi data, HTTP (Hypertext Transport Protocol) adalah protocol untuk hypertext, dimana nama protocol ditulis dalam huruf kecil, dan di ikuti oleh titik dua ( : ) dan dua garis miring (//). 2. Domain name adalah website tempat webpage disimpan. Nama file itu dapat memiliki titik-titik (disebut dot). Tiga huruf terakhir dari
domain name
menyatakan jenis website, edu (pendidikan / education), com (komersial / commercial), dan gov (pemerintah / government) adalah paling sering di pakai. Domain name diikuti oleh suatu garis miring. 3. Path, dapat mengidentifikasi suatu account tertentu di website dan hypertext markup language (HTML). HTML adalah kode program yang menciptakan hypertext links, dan titik dalam huruf kecil. f. FTP (File Transfer Protocol) Mengacu pada perangkat lunak yang memungkinkan kita menyalin file ke komputer kita dari situs web mana saja. Untuk melakukan ini, kita harus tahu URL dari situs web tersebut. Banyak situs FTP menawarkan transfer data hanya satu arah.
11
g. Browser Mengacu pada suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan kita untuk mengambil hypermedia dengan mengetik parameter pencarian atau mengklik suatu grafik. Kemampuan ini membebaskan kita dari keharusan untuk mengetahui URL dari web page yang berisi informasi yang kita butuhkan. Browser juga disebut sebagai search engine.
2.1.3 Web Pages Berdasarkan sifatnya web page, di bagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Static Pages Static pages merupakan web page standar yang hanya menggunakan HTML – jika Javascript atau css digunakan, ini harus dimasukan dari eksternak file. Static page tidak menggunakan flash, frames, atau dynamic technologies, dan memiliki URL standar. Static page memiliki isi yang jarang sekali berubah. Biografi atau deskripsi latihan merupakan static page (Anonymous1). b. Dynamic Pages Merupakan informasi dalam web page yang dapat berubah atau diubah secara otomatis
(seperti
database
atau
informasi
user).
Kadang
kala
ini
memungkinkan untuk memberi tanda lewat teknis page file extention search engines, berisi indek dinamis dalam isi yang statis, walaupun pengguna tidak menggunakan indek url yang berisi karakter seperti ?, =, %,+ dalam url. Juga dinamakan dynamic url (Anonymous1).
12
2.1.4 Server Side Scripting Server side scripting adalah script atau code yang hanya dapat di lihat pada di server atau jika anda memiliki hak untuk remote akses ke server, sever dapat diakses dari jauh. Server side scripting tidak dapat dilihat dari browser Salah satu alasan penggunaan server side scripting adalah untuk membuat isi halaman yang dinamis disesuaikan dengan pengunjung. Hal ini penting karena isi halaman yang sesuai keinginan pengunjung terlihat lebih professional. Server side scripting language melakukan kompilasi pada sisis server. Setelah melalui proses kompilasi, bahasa tersebut kemudian dikirim kembali kepada client berupa bahasa HTML. Itulah sebabnya, kode bahasa server side scripting tidak akan terlihat pada browser anda. Contoh bahasa Server Side Scripting antara lain adalah PHP, ASP, JSP, Cold Fusion. (Anonymous2).
2.1.5 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 2.1.5.1 Pengertian Sistem Menurut Jogiyanto H.M (2001, p2), sistem adalah kumpulan elemenelemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud, tujuan dan sasaran yang sama.
13 Menurut Raymond McLeod, Jr. dan George Schell (2004, p11), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud sama untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan beberapa pengertian disimpulkan bahwa sistem
adalah
rangkaian atau kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.5.2 Pengertian Informasi Menurut Raymond McLeod, Jr. dan George Schell (2004, p5), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang telah memiliki arti. Menurut Jogiyanto H.M (2001, p8) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Berdasarkan beberapa pengertian disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil pengolahan data yang mempunyai arti yang digunakan untuk tujuan tertentu.
2.1.5.3 Sistem Informasi Menurut James A. O’Brien (2005, p7), sistem informasi dapat diorganisasikan dengan adanya gabungan antara manusia, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber – sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Jogiyanto H.M (2001, p11) Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi untuk mempertemukan kebutuhan pengolahan
14 transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan. Berdasarkan beberapa pengertian disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan rangkaian elemen yang diorganisasikan secara terintegrasi untuk mengubah data menjadi informasi yang tepat dan akurat kepada pihak tertentu agar dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan.
2.1.5.4 Analisis Sistem Menurut Jogiyanto H.M (2001, p129), analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya. Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah – langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini: 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis
15 Tahap analisis merupakan tahap yang kritis yang sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
2.1.5.5 Perancangan Sistem Pengertian perancangan sistem menurut Robert J. Versello/John Reuter III (Jogiyanto H.M., 2001, p46), yaitu “Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”. Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakaian sistem, tahap perancangan sistem juga bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Pada tahap ini akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan sistem yang baru dan akan ditetapkan pula ruang lingkup dari sistem tersebut dengan mengumpulkan fakta studi dengan cara menyebar angket kepada para pemakai dan bekerja sama dengan para pemakai untuk menemukan masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
2.1.6 UML (Unified Modelling Language) UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik / gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO (Object - Oriented).
16 2.1.6.1 Class Diagram Menurut Mathiassen (2000, p69-70), class diagram menyediakan gambaran dari problem domain dengan mendeskripsikan hubungan struktural antar class dan object. Notasi yang digunakan dalam membuat class diagram adalah: 1.
Class Class merupakan deskripsi dari property dan behavioral pattern yang umum untuk semua object dalam kelompok tersebut (Mathiassen, 2000, p71). Class ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu nama class dibagian atas, atribut dibagian tengah, serta operasi di bagian bawah. Atribut adalah property deskriptif dari sebuah class (Mathiassen, 2000, p92). Operasi adalah proses property yang dispesifikasikan dalam sebuah class dan diaktifkan melalui object dari class (Mathiassen, 2000, p252).
2. Generalisasi Generalisasi adalah hubungan antara 2 atau lebih class khusus dan lebih dari 1 class umum. Class umum merupakan super class yang membagi property serta behavioral pattern kepada kumpulan class khusus (subclass). Generalisasi digambarkan dengan suatu panah dari subclass ke superclass (Mathiassen, 2000, p72-73) 3. Agregasi dan Composite Agregasi merupakan superior object (keseluruhan) yang terdiri dari sejumlah inferior object (bagian). Agregasi digambarkan dengan sebuah garis antara class keseluruhan dengan bagian, dimana garis tersebut memiliki sebuah wajik yang memodel keseluruhan (Mathiassen, 2000, p75-76).
17 4. Asosiasi Asosiasi merupakan hubungan antara 2 atau lebih object. Asosiasi digambarkan
dengan
garis
antara
class
yang
saling
berhubungan
(Mathiassen, 2000, p76-77).
2.1.6.2 Use Case Diagram Menurut Mathiassen (2000, p343), use case diagram menggambarkan hubungan antara actor dan use case. Notasi yang digunakan untuk membuat use case diagram adalah: 1. Aktor Aktor adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem target (Mathiassen, 2000, p119). 2. Use Case Use case adalah pola untuk interaksi antara sistem dan aktor pada application domain (Mathiassen, 2000, p120). 3. Partisipasi Partisipasi menggambarkan partisipasi antara actor terhadap suatu use case (Mathiassen, 2000, p343). 4. Use Case Group Use case group digunakan untuk menggambarkan kumpulan use case yang berhubungan dengan suatu sistem yang diberi nama dengan nama suatu sistem (Mathiassen, 2000, p343)
18 2.1.6.3 State Transition Diagram Menurut Jeffery L.Whitten et all (2005, p326), State transition diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi penggunaan. pengertian secara umum
Istilah ‘screen’ dalam
dapat mengacu pada display screen keseluruhan,
window atau dialogue box. Notasi – notasi dalam State Transition Diagram : a. Bujur sangkar digunakan untuk menggambarkan display screen. Bujur sangkar tersebut hanya menggambarkan apa yang akan muncul selama dialogue. b. Anak Panah menggambarkan aliran control dan menggerakkan kejadian yang akan menyebabkan screen menjadi aktif atau menerima fokus. Arah anak panah menunjukkan urutan munculnya screen-screen tersebut. Sebuah anak panah yang terpisah, masing-masing memiliki nama, digambar untuk setiap arah karena tindakan yang berbeda akan menggerakkan aliran control dari dan aliran control ke screen yang ada.
2.1.7 Pengertian Database Data base menurut Connolly dan Begg (2002, p14 ) adalah kumpulan dari data – data yang berhubungan secara logis, dan deskripsi dari data ini di desain untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p518 ) database adalah kumpulan file yang saling terkait. File adalah kumpulan record yang serupa. Record adalah kumpulan field yang disusun dalam format yang telah ditetapkan
19 sebelumnya. Field adalah unit terkecil dari data yang berarti untuk disimpan pada sebuah file atau database. Jadi
secara
umum
database
dapat
didefinisikan
sebagai
tempat
penyimpanan data-data yang secara logis saling berhubungan yang menjanjikan kemudahan dan kecepatan akses bagi penggunanya. Sistem basis data terdiri dari 4 komponen data, yaitu: a. Data Data dapat berupa yang single user ataupun multi user b. Hardware Merupakan komponen yang dibutuhkan untuk manajemen basis data c. Software Merupakan komponen yang menghubungkan fisik basis data dengan pengguna d. User Ada 3 kelas user dalam basis data yaitu : 1. Pemrograman aplikasi Bertanggung jawab dalam penulisan program aplikasi yang di perlukan dalam manajemen basis data dengan menggunakan berbagai bahasa pemograman. 2. Pengguna akhir Menggunakan data dalam basis data untuk keperluan tugas atau fungsinya. 3. Database Administrator ( DBA ) Bertanggung jawab untuk keperluan sistem basis data. DBA berfungsi untuk mengatur penempatan data, penggunaan data, pembagian data, pengamanan data, dan pemilihan prosedur.
20 Tingkatan dalam struktur dalam basis data :
a. Field Merupakan unit terkecil dari data record yang disimpan dalam basis data b. Record Merupakan kumpulan field yang disimpan yang saling berhubungan membentuk data yang mempunyai arti. c. File Merupakan seluruh kejadian atau peristiwa dari 1 tipe tersimpan d. Database Merupakan kumpulan dari file atau table kejadian atau peristiwa yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. e. Normalisasi Adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan dari hubungan dengan property yang diinginkan, memberikan kebutuhan data untuk enterprise. Normalisasi adalah metode formal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan berdasarkan pada kunci dan functional dependencies diantara atributatributnya.
2.1.8 Pengertian Database Relational Menurut Connolly dan Begg (2002, p74) database relasional adalah kumpulan relasi ternormalisasi dengan nama relasi yang jelas dan dapat dibedakan.
21 Menurut Whitten, Bentley dan Ditman (2004, p525) Database relasional adalah database yang mengimplementasikan data sebagai serangkaian table 2 dimensi yang dihubungkan melalui foreign key. Jadi database relational dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari relasi / tabel-tabel yang mengimplementasikan datanya dalam bentuk baris dan kolom, dimana antar table / relasi harus memiliki nama yang unik dan dapat dibedakan satu sama lain.
2.1.9 Database Management Sistem (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2002, p16) Database Management Sistem adalah
sistem
perangkat
lunak
yang
membolehkan
pengguna
untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara dan menyediakan control akses untuk database. Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p524), Database Management Sistem ( DBMS ) di definisikan sebagai perangkat Lunak Khusus yang digunakan untuk membuat, mengontrol dan mengelola sebuah database. Menurut Mc Leod (2004, p192), Database Management Sistem adalah, suatu aplikasi perangkat lunak yang menyimpan struktur database, data itu sendiri, hubungan antar data didalam database, maupun formulir dan laporan yang berhubungan dengan database. Keuntungan Database Management Sistem adalah: 1. Mengurangi pengulangan data 2. Mencapapai independensi data 3. Mengintegrasikan data dari beberapa file
22 4. Mengambil data dan informasi secara cepat 5. Meningkatkan keamanan Kerugian Database Management Sistem adalah: 1. Memperoleh perangkat lunak yang mahal 2. Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar 3. Mempekerjakan dan mempertahankan staf DBA Jadi secara umum DBMS dapat diartikan sebagai sistem perangkat lunak yang menyediakan akses untuk database, dimana akses tersebut bisa berupa membuat (create), memasukan (insert), mengubah (update) dan menghapus (delete) data dari database.
2.1.10 Interaksi Manusia dan Komputer 2.1.10.1 Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer Menurut Shneiderman (1998, p8), interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi fenomena – fenomena besar yang berhubungan dengannya.
2.1.10.2 Tujuan Interaksi Manusia dan Komputer Menurut Shneiderman (1998, 10), tujuan interaksi manusia dan komputer adalah untuk menghasilkan suatu sistem komputer yang interaktif dan mudah digunakan, dimana tujuan dari pembuatan sistem, implementasi sistem, pemeliharaan sistem, serta pembelajaran dan penggunaan sistem yang tidaklah
23 sulit dilakukan. Sistem yang dimaksud dalam hal ini tidak terbatas hanya kepada sistem komputer saja, tetapi terhadap produk – produk apa saja yang bisa digunakan oleh pengguna untuk mempermudah kegiatannya. Peranan utama interaksi manusia dan komputer adalah untuk menghasilkan sebuah sistem yang mudah digunakan (usable), survive, berkesan, dan efektif.
2.1.10.3 Delapan Aturan dalam Merancang User Interface Menurut Shneiderman (1998, p75 – p77) ada delapan faktor utama yang perlu di perhatikan dalam merancangan suatu interface, yaitu : 1. Berusaha keras untuk konsisten Harus selalu konsisten dalam merancang tampilan 2. Memungkinkan Freguent User menggunakan shortcuts Umumnya user sudah sering menggunakan aplikasi lebih menginginkan kecepatan dalam mengakses fungsi yang diinginkan. Jadi tingkat interaksi yang diminta adalah singkat dan langsung menuju ke fungsi tersebut. Untuk itu, perlu disediakan tombol special atau perintah tersembunyi. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Umpan balik harus diberikan untuk memberikan informasi kepada user sesuai dengan action yang dilakukannya. User akan mengetahui action apa yang telah dan akan dilakukan dengan adanya umpan balik ini. Umpan balik bisa berupa konfirmasi atau informasi atau suatu aksi. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir
24 Umpan balik atas akhir dari suatu proses dan aksi akan sangat membantu dan juga user akan mendapat signal untuk melanjutkan ke aksi lainya. Misalnya pada saat akan menutup suatu program akan ditampilkan informasi penutupan. 5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penangan kesalahan yang sederhana. Sistem dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah user dalam membuat kesalahan. Contohnya : validasi pengisian data pada form agar data yang diisi sesuai dengan ketentuan. Bila terjadi kesalahan, sistem harus dapat memberikan instruksi yang sederhana, konstruktif dan spesifik untuk perbaikan. 6. Mengijinkan pembalikan aksi ( undo ) dengan mudah Adakalanya user tidak sengaja melakukan aksi yang tidak diinginkan, untuk itu user ingin melakukan pembatalan. Sistem harus sebanyak mungkin memberikan fungsi pembatalan ini, user akan merasakan lebih aman dan tidak takut dalam mencoba memakai sistem tersebut. 7. Mendukung internal lous of control ( pemakai menguasai sistem atau inisiator, bukan sebagai responden ) User yang berpengalaman sangat mendambakan control yang kuat pada sistem, sehingga mereka merasa menguasai sistem tersebut. Sistem yang tidak terduga dan sulit dalam melakukan aksi akan menyulitkan user. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan memori pada manusia harus ditanggulangi oleh program dengan tidak banyak membuat user untuk melakukan proses penyimpanan memori.
25
2.1.11 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2005, p129 - 140), prosedur pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam keperluan penelitian. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya, bila dilihat secara segi cara, atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan:
2.1.11.1 Interview (wawancara) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Wawancara dapat dibagi menjadi: 1. Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya
26 pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. 2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstrukur atau terbuka sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden.
2.1.11.2 Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada respoden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Uma Sekaran (Sugiyono, 2005, p135) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Prinsip penulisan angket Prinsip ini menyangkut beberapa faktor, yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup atau terbuka, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal – hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring ke satu tujuan saja, pertanyaan yang panjang, dan utamakan urutan pertanyaan.
27 2. Pengukuran Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu uji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula. 3. Penampilan Fisik Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.
2.1.11.3 Observasi Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2005, p139) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang penting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan. Dari segala proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi 1. Participant Observation (observasi peran serta), yaitu dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. 2. Non Participant Observation (Observasi Nonpartisipan), yaitu peneliti tidak terlibat dan h anya sebagai pengamat independen.
28 Dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan: 1. Observasi Terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, dan di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti apa yang akan diamati. 2. Obsevasi Tidak Terstruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu – rambu pengamatan.
2.1.12 Populasi dan Sampel 2.1.12.1 Populasi Menurut Supranto (2007, p8), populasi adalah kumpulan yang lengkap dari elemen – elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya. Misalnya, seluruh penduduk Indonesia, seluruh penduduk suatu propinsi, seluruh karyawan suatu departemen atau suatu perusahaan, seluruh mahasiswa suatu perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2005, p72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
29 2.1.12.2 Sampel Menurut Sugiyono (2005, p73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betuk representatif (mewakili). Menurut Supranto (2007, p9), sampel atau contoh ialah sebagian dari populasi. Elemen – elemen anggota sampel merupakan anggota populasi dari mana sampel di ambil. Kalau N = banyaknya elemen populasi, n = banyaknya sampel, maka n < N artinya nilai n lebih kecil dari N.
2.1.12.3
Teknik Sampling Untuk dapat menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang bertujuan untuk mengembangkan metode pemilihan sampel dan pembuatan perkiraaan sehingga diperoleh metode yang meungkinkan diperolehnya hasil penelitian dengan tingkat keelitian tinggi sesuai dengan tujuan akan tetapi dengan biaya yang relatif rendah (Supranto, 2007, p52).
30 Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 2. Non probablity Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Secara skematis, teknik sampling dapat ditunjukkan pada gambar 2.1.
TeknikSampling
Probability Sampling
NonProbability Sampling
1. Simple Random Sampling 2. Proportionate Random Sampling 3. Disproportionate Stratified Random Sampling 4. Cluster Sampling
1. Sampling Sistematis 2. Sampling Kuota 3. Sampling Aksidental 4. Sampling Purposive 5. Sampling Jenuh 6. Snowball Sampling
Gambar 2.1 Teknik Sampling Sumber: Sugiyono ( 2005, p74)
31 2.1.12.4 Menentukan Besanya Sampel Menurut Supranto (2007, p99-100), suatu hasil penelitian berupa data perkiraan disebut mewakili kalau perkiraan tersebut dekat dengan dengan parameter yang akan diperkirakan. Istilah mewakili ini mempunyai arti relative, artinya kalau nilai parameter 100, data perkiraan sebesar 99 dikatakan lebih mewakili dibandingkan data bernilai 95 atau 90. Jadi erat hubungannya dengan pengertian tingkat ketelitian, makin teliti suatu perkiraan berarti makin dekat dengan nilai parameter. Oleh karena itu dalam prakeknya cukup ditentukan besarnya nilai B = batas sampling tertinggi (bound of error). Di samping itu, besarnya sample juga dipengaruhi N = banyaknya elemen populasi yang akan diambil sampelnya. Yang perlu diperhatikan ialah mengambil sample terlalu besar walaupun hasilnya mungkin mewakili akan tetapi biayanya sangat mahal, akan tetapi kalau sample terlalu kecil walaupun biayanya biayanya murah biasanya hasil penelitian kurang teliti, kesalahan sampling mungkin terlalu besar, sehingga resiko akan besar bagi pengambil keputusan yang menggunakan data tersebut untuk mengambil keputusan. Untuk menentukan nilai n – besarnya sample guna memeprkirakan parameter dengan kesalahan sampling ditolerir sebesar B, maka untuk mencari jumlah sample dapat digunakan rumus berikut:
32
Dimana: n = jumlah sampel B = Bound of error (tingkat kesalahan tertinggi) P = Perkiraan populasi N = Jumlah Populasi
2.1.13 SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats) Menurut Iskandar Putong (2003, p65), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Berbagai situasi yang dihadapi oleh perusahaan internal maupun eksternal harus dapat dijadikan masukan bagi perusahaan guna menentukan rencana strategis dalam menyusun sistem pemasaran yang relatif berdaya guna dan tepat guna. Model yang hingga saat ini banyak digunakan untuk menganalisis situasi bagi perencanaan strategis perusahaan adalah analisis SWOT. Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan / peluang, dan ancaman atau SWOT (juga dikenal sebagai analisis TOWS dalam beberapa buku manajemen), menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para administrator pendidikan dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam masyarakat (Gatot Subroto, 2000, p550).
33 Menurut Johnson, et al., 1989 (Gatot Subroto, 2000, p551), langkah pertama dalam analisis SWOT adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan jalan menarik sebuah garis persilangan yang membentuk empat kuadran, keadaan masing-masing satu untuk kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan, dan ancaman. Secara garis besar lembaran kerja tersebut diperlihatkan dalam tabel 2.1. Langkah berikutnya adalah membuat daftar item spesifik yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi di bawah topik masing. Dengan membatasi daftar sampai 10 poin atau lebih sedikit, untuk menghindari generalisasi yang berlebihan. Contoh Lembaran Kerja Analisis SWOT Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
-
-
-
-
-
-
Opportunities (Peluang)
Ancaman (Thread)
-
-
-
-
-
Tabel 2.1 Contoh Lembaran Kerja Analisis SWOT Sumber : Gatot Subroto (2005, p553)
Dari setiap kotak tersebut, pustakawan mendaftar elemen yang ada, misalnya dari kekuatan berupa sumber daya manusia yang unggul, lokasi perpustakaan yang straegis, koleksi yang handal, dan sebagainya. Demikian pula
34 dengan kotak lainnya. Jadi secara sederhana, SWOT adalah suatu metode yang merinci keunggulan internal utama dan kelemahan perpustakaan, kemudian mengaitkannya dengan peluang dan ancaman eksternal. SWOT memungkinkan pustakawan
menyusun
kerangka
kerja
yang
mengorganisir
pemikiran
pustakawan yang tidak terlalu subjektif namun juga tidak terlalu optimis. Kalau tidak maka hasilnya akan kosong dan tidak bernilai untuk pemasaran. Dari SWOT tersebut, pustakawan memperoleh gambaran jenis organisasi jasa informasi dan perpustakaaan Pustakawan perlu memusatkan pada bidang kekuatan jasa dan informasi perpustakaan yang dapat dimaksimumkan serta digunakan untuk memperbaiki dan memperkuat posisi. Bidang tersebut meliputi (Sulistyo Basuki): a. reputasi keahlian dan kehandalan jasa informasi dan perpustakaan b. nilai tambah jasa informasi dan perpustakaan c. jasa individual misalnya informasi yang disajikan disesuaikan dengan kebutuhan individual pemakai d. produk yang lebih baik, misalnya materi tercetak diperkuat dengan jasa pelayanan terkini e. produk yang lengkap di mana semua semua kebutuhan informasi pemakai dipenuhi perpustakaan berdasarkan kemampuan peneliti informasi yang canggih sesuai dengan jadwal f. staff perpustakaan yang dianggap sebagai memiliki pengetahuan luas, mempunyai komunikasi yang baik dengan pendekatan yang menyenangkan, dan memahami kebutuhan pemakai.
35
2.2 Teori Khusus 2.2.1 E-Business Menurut Paul Timmers (2000), e-bisnis (Inggris: Electronic Business, atau "E-business") dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik. Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut edagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet. Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-dagang mempunyai tujuan untuk menambah revenu dari perusahaan. Sementara itu, e-bisnis berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan
36 mitra bisnis. E-bisnis memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.
2.2.2 Perpustakaan Menurut Sulistyo Basuki (2001, p3), perpustakaan berbeda dengan dokumentasi. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dokumentasi adalah penyusunan, penyimpanan temu balik penyebaran, evaluasi terhadap setiap informasi yang direkam dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu – ilmu sosial dan kemanusiaan. Untuk dapat memahami dengan mudah tentang perpustakaan, ada beberapa istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut (Syihabuddin Qalyubi dkk, 2005, p3 – 4): 1. Pustaka atau buku atau kitab, yaitu: kumpulan atau bahan berisi hasil tulisan ataucetakan, di jilid menjadi satu agar mudah di baca yang berjumlah sedikitnya 48 halaman. Dari kata pustaka terbentuk kata turunan, yaitu perpustakaan, pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan. 2. Perpustakaan, secara konvensional, yaitu kumpulan buku atau bangunan fisik tempat buku di kumpulkan, di susun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai.
37
3. Pustakawan, yaitu orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan pepustakaan secara formal ( di indonesia kriteria penddikan minimal D2 dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi ) 4. Kepustakaan, yaitu bahan bacaan yang digunakan untuk menyusun karangan, makalah, artikel, laporan ilmiah dan sejenisnya. 5. Ilmu perpustakaan, yaitu ilmu yang mengkanji hal – hal yang berkaitan dengan perpustakaan, yang cakupannya meliputi hal – hal sebagai berikut : a. Perpustakaan sebagai suatu institusi, mencakup organisasi perpustakaan, perkembangannya,
peranannya
dalam
masyarakat
dan
sumbangan
perpustakaan pada umat manusia b. Organisasi koleksi perpustakaan, cara mengolah, menyimpan, dan sistem temu kembalinya ( informasi ) c. Pengawetan atau pelestarian koleksi perpustakaan d. Penyebaran informasi dan jasa perpustakaan lain untu kepentingan masyarakat e. Hal – hal yang berkenaan dengan perpustakaan dan jasa perpustakaan 6. Kepustakawanan, yaitu hal – hal yang berkaitan dengan pustakawan: profesi kepustakawanan dan penerapan ilmu, misalnya dalam hal pengadaan koleksi, pengolahan, pendayagunaan, dan penyebaran informasi kepada pemakai.
38 2.2.2.1 Jenis – Jenis Perpustakaan Menurut Syihabuddin Qalyubi dkk (2005, p4 - 17), jenis – jenis perpustakaan terdiri dari: 1. Perpustakaan Nasional Di Indonesia, secara formal, Perpustakaan Nasional RI berdiri pada tahun 1989, yaitu berdasar Keputusan Presiden RI 1Nomor 11 tahun 1989. Sesuai Kepres itu Perpustakaan Nasional mempunyai tugas dan fungsi membina semua jenis perpustakaan di Indonesia baik instansi pemerintah maupun swata. Perpustakaan Nasional RI merupakan lembaga pemerintah nondepartemen yang berkedudukan di bawah Presiden atau bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 2. Perpustakaan Umum Perpustakaan umum mempunyai tugas melayani masyarakat umum atau semua anggota lapisan masyarakat yang memerlukan jasa perpustakaan dan informasi. Ciri – ciri perpustakaan umum: a. Terbuka untuk umum b. Dibiayai oleh dana umum c. Jasa yang diberikan pada hakikatnya bersifat cuma – cuma.
3. Perpustakaan Sekolah Dasar pembentukan perpustakaan sekolah di Indonesia adalah Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989, yang isinya menyatakan bahwa setiap sekolah harus menyediakan sumber belajar (perpustakaan). Perpustakaan merupakan unit pelayanan di dalam lembaga yang kehadirannya dapat dibenarkan jika mampu membantu pencapaian pengembangan tujuan –
39 tujuan sekolah yang bersangkutan. Penekanan tujuan keberadaan perpustakaan sekolah pada aspek edukatif dan rekreatif.
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi (PT) nerupakan unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama – sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan tata cara, administrasi, dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaraan sebuah perpustakaan. Yang disebut dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat. 5. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang memiliki koleksi dengan subjek – subjek khusus (tertentu). Adapun ciri – ciri perpustakaan khusus, antara lain adalah: a. Memberi informasi pada bahan induknya tempat perpustakaan itu berada (didirikan). b. Bertempat di gedung – gedung pusat penelitian, asuransi, agen – agen, dan badan usaha yang mengarah ke kegiatan bisnis c. Melayani pemakai khusus pada organisasi pada organisasi induknya d. Cakupan subjeknya terbatas (khusus) e. Ukuran perpustakaannya relatif kecil f. Jumlah koleksinya relatif sedikit
40 2.2.2.2 Tipe – tipe Perpustakaan Berikut ini tiga tipe perpustakaan yang akan disebutkan berbasis pada penggunaan teknologi (Syihabuddin Qalyubi dkk, 2005, p18 - 19): a. Perpustakaan Kertas (Paper Library) Tipe perpustakaan ini merupakan konsep dimana teknik operasional perpustakaan (pembelian, pengolahan, pengkatalogan, dan sirkulasi) dan bahan pustaka (terutama teks) masing – masing berbasis kertas dan karton. b. Perpustakaan Terotomatisasi (Automated Library) Tipe ini sudah mulai berbasis teknologi komputer, namun bahan pustaka masih berbentuk kertas sebagai medianya. c. Perpustakaan Elektronik (Electronic Library) Tipe perpustakaan ini merupakan konsep dimana bahan pustaka maupun teknik operasional perpustakaan berubah ke dalam bentuk elektronik. Tabel berikut ini akan memperjelas ketiga tipe tersebut di atas. Tipe
Teknik Operasional
Bahan Pustaka
Perpustakaan kertas
Kertas
Kertas
Perpustakaan terotomatisasi
Komputer
Kertas
Perpustakaan elektronik /
Komputer
Media elektronik
digital Tabel 2.2 Tipe perpustakaan Sumber : Syihabuddin (2005, p19)
41 Di dalam proses perkembangannya ada masa transisi antara tipe perpustakaan tradisional yang berbasis koleksi cetak (hard copy) dan tipe perpustakaan berbasis informasi elektronil yang dikenal dengan perpustakaan hybrida (the hybrid library). Perpustakaan hibrida adalah perpaduan antara ”perpustakaan-baru” berbasis informasi elektronik dengan perpustakaan tradisional yang berbasis cetak (hard copy). Keberadaan keduanya saling berdampingan dan terintegrasi dalam memberikan layanan informasi. Akses lewat pintu gerbang elektronik yang tersedia pada kedua belah pihak, sebagaimana layaknya perpustakaan tradisional dan terhubung lewat internet atau jaringan komputer lokal. Perpustakaan hibrida berbeda dengan tipe perpustakaan yang tersedia pada situs web (website). Di satu sisi informasi dalam bentuk cetak tetap dipertahankan dan berdampingan dengan sumber informasi elektronik. Akan tetapi, di lain pihak berusaha memusatkan perhatian dan menerjemahkan pelayanan seutuhnya, baik subjek spesifik maupun subjek umum untuk kelompok pemakai tertentu dalam tampilan yang berimbang. Perbedaan
utama
dari
portal
perpustakaan
hibrida
dari
portal
perpustakaan yang sepenuhnya digital adalah dalam dua hal, yaitu (Putu Laxman Pendit, 2008, p239-240): a. Perpustakaan hibrida memiliki koleksi tercetak yang permanen dan setara dengan koleksi elektronik atau digitalnya. Portal perpustakaan yang sepenuhnya
digital,
tidak
memiliki
koleksi
tercetak
sama
sekali.
Perpustakaan hibrida juga bermaksud mempertahankan koleksi tercetak, bukan menggantikan semuanya dengan koleksi elektronik atau digital.
42 b. Perpustakaan hibrida memperluas konsep dan cakupan serta jasa informasi, sehingga penambahan koleksi elektronik dan digital serta penggunaan teknologi komputer tidak dipisahkan dari jasa berbasis koleksi tercetak. Jasa koleksi tercetak diperluas dan dikelola secara lebih beragam lewat bantuan komputer. Dengan kata lain, perpustakaan hibrida bukan hanya perpustakaan tercetak dan elektronik, melainkan gabungan keduanya secara menyeluruh sehingga koleksi tercetak kini dimanfaatkan dengan cara berbeda sebelum ada komputer.
2.2.2.3 Sistem Pelayanan Pelayanan di perpustakaan lazimnya menggunakan dua sistem, yaitu (Syihabuddin Qalyubi dkk, 2005, p222): a. Terbuka / open access Sistem
terbuka
membebaskan
pengunjung
ke
tempat
koleksi
perpustakaan dijajarkan. Mereka dapat melakukan browsing atau mebuka – buka, melihat – lihat buku, atau mengambil sendiri. Ketika bahan tersebut tidak cocok, mereka dapat memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkan berbeda. Keuntungan sistem terbuka: 1. Pemakai dapat melakukan browsing (melihat – lihat koleksi sehingga mendapatkan pengetahuan yang beragam) dan 2. Tenaga yang dibutuhkan tidak banyak
43 Kelemahan sistem terbuka: 1. Pemakai yang salah mengembalikan koleksi pada tempat semula sehingga koleksi bercampur aduk 2. Petugas setiap hari mengontrol rak – rak untuk mengetahui buku yang salah letak b. Tertutup / closed access Di dalam sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak – rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengambilkan bahan pustaka untuk para pengunjung. Keuntungan sistem tertutup: 1. Koleksi akan terjaga kerapiaannya 2. Koleksi yang hilang dapat diminimalkan 3. Kerugian sistem tertutup: 4. Banyak waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayanan 5. Banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang mengembalikan bahan – bahan pustaka 6. Pemakai tidak dapat browsing
2.2.2.4 Sistem Pengkodean Buku Menurut Sulistyo Basuki (2001, p402-408), sistem pengkodean buku pada perpustakaan yang digunakan secara umum adalah Sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Sistem pengkodean DDC mengorganisir semua pengetahuan dalam 10 kelas utama. 10 kategori utama ini lebih lanjut dibagi lagi menjadi
44 bagian lain. Tiap kelas memiliki 10 divisi, dan tiap divisi memiliki 10 seksi. Sistem ini terdiri dari 10 kelas utama, 100 divisi, 1000 seksi. Keuntungan dari DDC adalah dengan penggunaan decimal untuk tiap kategori memungkinkan dilakukan penomoran yang murni dan terstruktur dengan baik. 10 Kategori utama DDC : a. 000 – Ilmu Komputer, Informasi, dan Kerjaan Umum b. 100 – Filosofi dan Psikologi c. 200 – Agama d. 300 – Ilmu Sosial e. 400 – Bahasa f. 500 – Ilmu Pengetahuan g. 600 – Teknologi h. 700 – Seni dan Penciptaan Ulang i. 800 – Literatur j. 900 – Sejarah dan Geografi
2.2.3 Digital Library (Perpustakaan Digital) Menurut Henkie Ongowarsito (2008, p109) Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tesebut melalui perangkat digital. Layanan itu diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi objek informasi, seperti dokumen, gambar, dan database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan akurat. Menurut Widayawan, beberapa istilah yang digunakan untuk mengungkapkan konsep perpustakaan digital, seperti perpustakan
45 elektronik, perpustakaan maya, perpustakaan hyper, dan perpustakaan tanpa dinding. Pada dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber informasinya digital. Jaringan informasi semacam internet memberikan kesempatan luas untuk mengakses lembaga yang menyediakan informasi. Jaringan itu berfungsi sebagai perpustakaan yang dinamakan perpustakaan tanpa dinding. Salah satu definisi yang dapat dikutip datang dari Digital Library Federation, yang berbunyi (Putu Laxman Pendit, 2008, p3 - 10): ”Perpustakaan Digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan,, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya”. Definisi di atas menegaskan bahwa perpustakaan digital sesungguhnya merupakan upaya yang terorganisir dalam memanfaatkan teknologi yang ada bagi keperluan masyarakat penggunanya. Perpustakaan digital mengandung hubungan sosial yang melibatkan 4 pelaku utama, yaitu:
1. DL end – users atau pengguna perpustakaan digital sebagai pihak yang memanfaatkan fungsi – fungsi perpustakaan digital. Para pengguna akan melihat perpustakaan digital sebagai entitas dalam keadaan siap yang menjalankan fungsi – fungsi sesuai kebutuhan mereka. Gerak dan hasil kerja fungsi – fungsi ini
46 diaktifkan oleh para pengguna serta sangat bergantung pada keadaan perpustakaan digital sewaktu di kontak oleh penggunanya. Termasuk dalam keadaan perpustakaan digital ini adalah keadaan koleksinya dan kondisi aksesnya.
2. DL Designers adalah para perancang yang dengan menggunakan pengetahuan mereka, merancang, menyesuaikan, dan memelihara sistem perpustakaan digital berdasarkan kebutuhan fungsional maupun kebutuhan informasi para pengguna. Agar dapat melakukan tugasnya, para perancang ini berinteraksi dengan Digital Library Management System. 3. DL System Administrators atau administrator sistem perpustakaan digital merupakan pihak yang memilih dan menetapkan komponen – komponen perangkat lunak yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi – fungsi perpustakaan digital. Para administrator juga berinteraksi dengan DLMS dengan jalan merancang parameter dan konfigurasi sistem. Tugasnya adalah mengenali konfigurasi apa yang paling tepat untuk sistem perpustakaan digital yang dikelolanya agar apat menghasilkan keluaran yang berkualitas. 4. DL Application Developers adalah pihak yang secara teknis mengembangkan komponen – komponen pembentuk DLMS. Mereka menggunakan berbagai perangkat lunak dan aplikasi yang sesuai untuk mengembangkan fungsi sebagaimana dikehendaki pengguna dan dirancang oleh administrator dan perancang di atas. Dapat kita lihat bahwa kerjasama antar keempat pihak sangat menentukan keberhasilan penembangan perpustakaan digital. Kita juga sebenarnya perlu
47 menyadari bahwa dalam konteks yang lebih luas, perpustakaan digital sebenarnya adalah wujud dari kerjasama yang melibatkan berbagai pihak. Sebelum istilah ’perpustakaan digital’ menjadi populer, kalangan pustakawan sudah berbicara tentang perpustakaan elektronik (elektronic library). Salah satu pendukung ide tentang perpustakaan jenis ini adalah Kenneth Dowlin, yang menulis sebuah buku berjudul The Electronic Library tahun 1984 dan menggambarkan ciri perpustakaan elektronik sebagai berikut:
1. Memakai komputer untuk mengelola sumber daya perpustakaan 2. Menggunakan saluran elektronik utnuk menghubungkan penyedia informasi dengan pengguna informasi 3. Memanfaatkan transaksi elektronik yang dapat dilakukan dengan bantuan staf jika diminta oleh pengguna 4. Memakai sarana elektronik untuk menyimpan, mengelola, dan menyampaikn informasi kepada pengguna. Sebagaimana di ulas Tedd dan Large (2005), National Science Foundation akhirnya mendaftar tiga karakteristik utama perpustakaan digital, yaitu: 1. Memakai teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan, mencari, dan mengunakan informasi dalam berbagai bentuk di dalam sebuah jaringan digital yang tersebar luas 2. Memiliki koleksi yang mencakup data dan meta data yang saling mengaitkan berbagai data, baik di lingkungan internal maupun eksternal 3. Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumber daya digital yang dikembangkan bersama – sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi
48 kebutuhan informasi komunitas tersebut. Oleh sebab itu, perpustakaan digital merupakan integrasi berbagai institusi, seperti perpustakaan, museum, arsip, dan sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat, dan menyediakan informasi secara meluas ke berbagai komunitas Ketiga karakteristik di atas akhirnya melengkapi pengertian dasar tentang perpustakaan digital sebagai sebuah sistem yang melibatkan infrastruktur dalam pengertian lebih luas daripada sekadar penggunaan teknologi informasi. Pembahasan selanjutnya yang dikemas dalam bentuk penjelasan sendiri – sendiri sekaligus dikaitkan satu sama lainnya, diharapkan dapat memperjelas konsep perpustakaan digital seperti di atas.
2.2.4 MY SQL MY SQL adalah server basis data yang mudah digunakan, cocok untuk aplikasi berukuran kecil dan sedang. MY SQL merupakan implementasi client / server yang terdiri dari server daemon mysql dan program-program client yang berbeda-beda. MY SQL dapat digunakan di platform apa pun seperti UNIX, Windows NT, dan Windows 95/98 \. MYSQL merupakan basis data relational yang open source. Fitur-Fitur MYSQL antara lain : 1. MySQL mendukung ANSI SQL 92 tingkat pemasukan dan standar SQL ODBC tingkat 0-2. 2. MySQL dapat menampilkan pesan kesalahan dalam berbagai bahasa misalnya Inggris, Perancis, dan sebagainya.
49
3. Aplikasi basis data MySQL dapat dituliskan dalam berbagai bahasa pemograman seperti C, Perl, PHP, dan sebagainya. 4. MySQL menyimpan semua table pada basis data sebagai file terpisah di direktori basis data 5. MySQL lebih cepat 3 sampai 4 kali dari basis data komersial lainya. MySQL mudah dikelola. 6. Kalau di seri 3.22 MySQL mulai diadopsi banyak orang dan meningkat populasi penggunanya, maka di seri 3.23 dan 4.0-lah terjadi banyak peningkatan dari sisi teknologi. Ini tidak terlepas dari tuntutan pemakai yang semakin mengandalkan MySQL, namun membutuhkan fitur-fitur yang lebih banyak lagi. 7. Seri 3.23. Di seri 3.23 MySQL menambahkan tiga jenis tabel baru: pertama MyISAM, yang sampai sekarang menjadi tipe tabel default; kedua BerkeleyDB, yang pertama kali menambahkan kemampuan transaksi pada MySQL; dan ketiga InnoDB, primadona baru yang potensial. 8. Seri 4.x. Di seri yang baru berjalan hingga 4.0 tahap alfa ini, pengembang MySQL berjanji akan menjadikan MySQL satu derajat lebih tinggi lagi. Fiturfitur yang sejak dulu diminta akan dikabulkan, seperti subselek (di 4.1), union (4.0), foreign key constraint (4.0 atau 4.1—meski InnoDB sudah menyediakan ini di 3.23.x), stored procedure (4.1), view (4.2), cursor (4.1 atau 4.2), trigger (4.1). MySQL AB tetap berdedikasi mengembangkan dan memperbaiki MySQL, serta mempertahankan MySQL sebagai database open source terpopuler.
MySQL juga memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :
50
1. Portability : MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi. 2. Open source : MySQL didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma. 3. Multiuser : MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. 4. Performance tuning : MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Column types : MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain. 6. Command dan functions : MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam query. 7. Security : MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password terenkripsi. 8. Scalability dan limits : MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Connectivity : MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
51
10. Localisation : MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk didalamnya. 11. Interface : MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 12. Clients dan tools : MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk administrasi database, dan pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur table : MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani
ALTER
TABLE,
dibandingkan
database
lainnya
semacam
PostgreSQL ataupun Oracle.
Keunggulan MySQL : Penyebab utama MySQL begitu popular di kalangan Web adalah karena ia memang cocok bekerja di lingkungan tersebut. Pertama, MySQL tersedia di berbagai platform Linux dan berbagai varian Unix. Sesuatu yang tidak dimiliki Access, misalnya—padahal Access amat popular di platform Windows. Banyak server Web berbasiskan Unix, ini menjadikan Access otomatis tidak dapat dipakai karena ia pun tidak memiliki kemampuan client-server/networking. Kedua, fitur-fitur yang dimiliki MySQL memang yang biasanya banyak dibutuhkan dalam aplikasi Web. Misalnya, klausa LIMIT SQL-nya, praktis untuk melakukan paging. Atau jenis indeks field FULLTEXT, untuk full text searching. Atau sebutlah kekayaaan fungsi-fungsi builtinnya, mulai dari
52 memformat dan memanipulasi tanggal, mengolah string, regex, enkripsi dan hashing. Yang terakhir misalnya, praktis untuk melakukan penyimpanan password anggota situs. Ketiga, MySQL memiliki overhead koneksi yang rendah. Soal kecepatan melakukan transaksi atau kinerja di kondisi load tinggi mungkin bisa diperdebatkan dengan berbagai benchmark berbeda, tapi kalau soal yang satu ini MySQL-lah juaranya. Karakteristik ini membuat MySQL cocok bekerja dengan aplikasi CGI, di mana di setiap request skrip akan melakukan koneksi, mengirimkan satu atau lebih perintah SQL, lalu memutuskan koneksi lagi. Cobalah melakukan hal ini dengan Interbase atau bahkan Oracle. Maka dengan load beberapa request per detik saja server Web/database Anda mungkin akan segera menyerah karena tidak bisa mengimbangi beban ini.
2.2.5 ASP.NET Menurut Dan Hurwitz dan Jesse Liberty (2002) ASP.NET adalah nama telah diberikan Microsoft kepada kombinasi dari dua pengembangan teknologi web: web form dan web service. Active Server Pages .NET (sering disingkat sebagai ASP.NET) adalah sebuah teknologi layanan web dinamis, aplikasi web, dan XML web service yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai pengganti Active Server Pages (ASP) yang telah lama. Teknologi ini berbasis .NET Framework dan dibangun di atas Common Language Runtime (CLR), sehingga para programmer dapat menulis kode ASP.NET dengan menggunakan semua bahasa pemrograman .NET, meski yang populer digunakan adalah bahasa C# dan Visual Basic .NET.
53 2.2.5.1 Kelebihan ASP.NET 1. ASP.NET merupakan managed code, dan berjalan pada semacam virtual machine dari Microsoft yang disebut Common Language Runtime (CLR). Hal ini menyebabkan ASP.NET dapat diatur manajemen memorinya, securitynya serta kontrol proses atau threadnya oleh CLR tersebut. 2. ASP.NET adalah suatu platform dan bagian dari .NET Framework untuk web based application. 3. ASP.NET merupakan compiled code menjadi IL (Intermediate Language) yaitu bahasa yang dikenali oleh CLR. Waktu dijalankan CLR akan memprosesnya menjadi native sehingga dapat dijalankan di mana saja selama ada CLR. Jadi memungkinkan kalau CLR telah dikonversi ke Linux maka kita dapat menjalankan ASP.NET di Linux juga. 4. ASP.NET dapat menggunakan berbagai bahasa pemrograman yang mendukung .NET Framework. 5. ASP.NET memiliki arsitektur web forms yang mempercepat pengembangan terlebih integrasi dan dukungan tools Visual Studio .NET yang sangat bagus sehingga pembuatan aplikasi web ASP.NET menggunakan VS.NET sangat efisien dan mempercepat waktu pembuatan aplikasi.
2.2.5.2 Kekurangan ASP.NET 1. ASP.NET tidak dapat berjalan di platform non-microsoft sehingga tidak bisa gratis. Hal ini karena penggunaan aplikasi masih belum dipakai secara luas seperti PHP dan lainnya.
54 2. Project ASP.NET jarang diopen-sourcekan sehingga kita akan kesulitan mencari komponen, library atau project gratis. ASP tidak seperti PHP yang merupakan open source. PHP secara core bukan open source tapi aplikasi yang dibuat menggunakan PHP sangat banyak yang diopen-sourcekan, yang dapat ditemukan di www.sourceforge.net maupun www.hotscripts.com.
2.2.5.3 Fasilitas – Fasilitas ASP.NET Saat ini ASP.NET sudah mulai banyak digunakan dalam pengembangan aplikasi web di dunia, terlebih saat .NET Framework telah mencapai rilis 1.1 sehingga cukup matang dan stabil. Microsoft sebagai inovator dari teknologi ASP.NET terus mengembangkannya sehingga saat ini versi ASP.NET 2.0 dan .NET Framework 2.0 telah digunakan. Banyak peningkatan yang terdapat pada ASP.NET 2.0 karena Microsoft terus mendengarkan dan mendapatkan masukan dari pelanggan dan pengembang. ASP.NET 2.0 memiliki banyak fasilitas dan kemampuan antara lain: 1. Master pages Sebagian besar aplikasi web memiliki tampilan dan desain yang konsisten. ASP.NET 2.0 meningkatkan kemampuan untuk memberikan tampilan konsisten ini dengan fasilitas baru bernama master pages yang sangat memudahkan untuk membuat tampilan yang konsisten. Master pages bertindak sebagai template untuk semua halaman yang dibuat berdasarkan master pages ini. 2. Themes dan skin Selain master pages, ASP.NET 2.0 memperkenalkan fasilitas theme di mana theme merupakan set dari faktor desain seperti warna dan font. Konsep theme
55 terdiri dari skin yang menentukan properti seperti warna dan font. ASP.NET server control dapat menggunakan skin ini sehingga tampilan dapat diubah dengan mudah dan memberikan personalisasi tampilan yang lebih baik.
3. Membership API’s Dalam berbagai aplikasi web atau pun portal seringkali memiliki fasilitas membership atau keanggotaan. Selama ini fasilitas ini sering dibuat oleh developer sendiri sehingga tidak ada standarisasi untuk penanganan membership. ASP.NET 2.0 menawarkan membership API sehingga developer dimudahkan dalam fungsi-fungsi terkait dengan membership seperti pembuatan User baru, penanganan password serta tampilan-tampilan terkait dengan adanya control baru khusus seperti Login, LoginView, LoginName. PasswordRecovery. 4. Personalisasi Banyak situs web yang condong pada komunitas. Situs-situs semacam ini menawarkan fasilitas personalisasi bagi anggotanya. ASP.NET 2.0 memberikan fasilitas untuk memberikan fasilitas baru untuk memudahkan developer mengimplementaskan personalisasi pada situs web. 5. Web Parts dan Web Zones Selain personalisasi dan dapat di custom, ASP.NET memperkenalkan teknologi Web Parts. Teknologi ini memungkinkan kita mendefinisikan bagian situs web yang dapat custom dalam arti tampilan, posisi, dan sebagainya. Pengguna dapat menentukan web part ingin ditampilkan atau tidak. Web part ditampung dalam web part zones.
56
6. Server Controls baru ASP.NET 2.0 menambahkan server control baru dan ditingkatkan. Seperti GridView menyediakan kemampuan paging, sorting, dan editing tanpa kode satu barispun. Penekanan pada peningkatan adalah menyediakan fungsi lengkap dengan kode seminimal mungkin. 7. Web Site Pre-compilation ASP.NET seringkali merupakan halaman yang dikompilasi pada waktu permintaan pertama kali. Pada ASP.NET 2.0 terdapat fasilitas untuk mengkompilasi website terlebih dahulu sebelum dideploy atau didistribusikan sehingga pada permintaan pertama, pengguna tidak perlu mendapati adanya waktu tunggu untuk proses kompilasi. 8. Device Support ASP.Net 2.0 menyediakan fasilitas "adaptive rendering" yang memungkinkan halaman web yang dibuat dengan ASP.NET mengadaptasikan diri sesuai device atau peralatan yang mengakses. Misalnya apabila halaman web diakses dari telepon seluler yang menggunakan WAP maka halaman web akan menyesuaikan diri sebagai WML.