BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Umum Tinjauan umum ini berisi wawasan dan pemahaman menyeluruh mengenai
judul tugas akhir, definisi musik, sejarah musik di dunia dan indonesia, serta penjelasan mengenai instrumen musik berdasarkan jenisnya. 2.1.1 Terminologi Judul Terminologi judul merupakan pembahasan akan makna dari sebuah judul agar dapat dipahami tujuan maupun sasarannya. Adapun judul dari laporan tugas akhir ini yaitu Perancangan Interior Pada Sekolah Musik di Bandung. Bila ditinjau dari segi bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka : - Perancangan
: proses, cara, perbuatan merancang
- Interior
: (1) bagian dalam gedung (ruang dsb); (2) tatanan perabot (hiasan dsb) di dl ruang dalam gedung dsb
- Pada
: kata depan yg dipakai untuk menunjukkan posisi di atas atau di dalam hubungan dengan, searti dng di (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang, keterangan waktu)
- Sekolah
: bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran
- Musik
: (1) ilmu atau seni menyusun nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yg mempunyai kesatuan dan kesinam-bungan
- di
: kata depan untuk menandai tempat 7
8 - Bandung
: Nama daerah
Berdasarkan tinjauan pengertian judul di atas, Perancangan Interior Pada Sekolah Musik di Bandung dapat diartikan sebagai proses merancang tatanan
ruang
dalam
untuk
sebuah
lembaga
yang
memberikan
pendidikan/pembelajaran musik yang berada di daerah Bandung. 2.1.2
Definisi dan Sejarah Musik Dunia Musik (berasal dari bahasa Yunani ‘musiké téchne’ atau bahasa Latin
‘musica’ = art of the Muses) merupakan pengekspresian, pengungkapan, perwujudan, manifestasi artisik dalam kehidupan manusia. Menurut mitologi Antique Yunani, musik merupakan hadiah dewa Apollon dan Muse. Dalam bahasa Yunani mousikê berarti muse, yang artinya seni atau ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh para Muses – sembilan dewi yang merupakan anak-anak dari dewa Zeus; setiap Muse mewakili satu bidang seni atau ilmu pengetahuan, seperti: musik (lagu, thimne, koor), tari, teater (puisi, sejarah, filosofi, matematika (aritmatika, geometri, astronomi) dst. Pada umumnya para dewi digambarkan sebagai wanita yang cantik yang menguasai musik instrumen tertentu. Definisi musik mungkin dapat berbeda yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang, budaya, tujuan dan latar belakang. Berikut adalah beberapa definisi musik : a. Bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengaran. b. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. c. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik. d. Beberapa orang menganggap musik sama sekali tidak berwujud. Musik sudah ada sejak zaman purbakala dan dipergunakan sebagai alat untuk mengiringi upacara-upacara kepercayaan. Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad pertengahan,disebabkan terjadinya perubahan keadaan dunia yang makin meningkat. Musik tidak hanya dipergunakan untuk keperluan keagamaan, tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi.
9 Perkembangan Musik Dunia Terbagi dalam delapan zaman yaitu (Suptandar, 1999:161).: 1.
Zaman Purbakala Musik pada zaman ini tidak memiliki tujuan tersendiri, fungsinya hanya sebagai alat, media atau bahan dan ritual magis.
Gambar 2.1 Flute Purbakala Dari Tulang Sumber : ezon7.blogspot.com 2. Zaman Yunani Kuno Bangsa Yunani dapat disebut bangsa pemilik musik kuno terpenting. Bangsa Yunani kuno menggunakan musik untuk keperluan ritual kepercayaan. Para ahli musik pada zaman itu adalah: Aischylos (525 – 456), Sophocles (496 – 406), Pythagoras (sekitar 550), Aristoteles (384 – 322) dan Aristoxenos (sekitar 325). Instrumen yang digunakan adalah instrumen petik seperti lyra dan kithara. Instrumen tiup dengan reeds adalah aulos (seperti oboe).
Gambar 2.2 Instrumen Yunani Kuno Sumber : www.homoecumenicus.com 3. Zaman Abad Pertengahan Zaman Abad Pertengahan adalah zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476 M) sampai dengan zaman reformasi agama Kristen oleh
10 Marthen Luther (1572M). perkembangan Musik pada zaman ini disebabkan oleh banyaknya penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik pada era ini
adalah bahwa musik tidak lagi dititikberatkan pada
kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, dan sebagai sarana hiburan. Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M). Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah : a. Gullanme Dufay dari Prancis. b. Adam De La Halle dari Jerman.
Gambar 2.3 Gullanme Dufay, Gambar 2.4 Adam De La Halle Sumber : www.art.com 4.
Zaman Renaisance (1500 – 1600) Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran kembali tingkat kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari dengan ciri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik piano dan organ sudah dikenal, sehingga munculah musik instrumental. Di kota Florence berkembang seni opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai oloeh para penyanyinya. Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya : a. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.
11 b. Galilei (1533 – 1591) dari Italia. c. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia. d. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis.
Gambar 2.5 Giovanni Gabrieli, Gambar 2.6 Galilei, Gambar 2.7 Claudio Monteverdi, Gambar 2.8 Jean Baptise Lully Sumber : www.wikiart.org 5. Zaman Barok dan Rokoko Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hampir sama sifatnya, yaitu adanya pemakaian ornamentik (hiasan musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai ornamentik yang deserahkan pada improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan ornamentik dicatat. Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko : a. Johan Sebastian Bach b. George Fredrick Haendel 6. Zaman Klasik (1750 – 1820) Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko. Ciri-ciri Zaman musik Klasik: a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo. b.
Perubahan tempo dengan accelerando (semakin cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).
c. Pemakaian Ornamentik dibatasi d. Penggunaan Accord 3 nada.
12 Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain : a. Franz Joseph Haydn (1732 – 1809), b. Wolfgang Amadeus Mozart (1756 – 1791)
Gambar 2.9 Haydn, Gambar 2.10 Mozart Sumber : en.wikipedia.org 7. Zaman Romantik (1820 – 1900) Musik romantik sangat mementingkan perasaan yang subyektif. Musik bukan saja dipergunakan untuk mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai. Komponis-komponis pada zaman romantik adalah : a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman. b. Franz Peter Schubert dari Wina. c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia d. Robert Alexander Schumann dari jerman. e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman. 8. Zaman Modern (1900 – sekarang) Musik pada zaman ini tidak mengakui adanya hukum-hukum dan peraturan-peraturan, karena kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan dibidang teknik seperti film, radio, dan televisi. Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas. Komponis-komponis pada Zaman Modern : a. Claude Achille Debussy dari Prancis b. Bella Bartok dari Honggaria. c. Maurice Ravel dari Prancis.
13 d. Igor Fedorovinsky dari Rusia e. Edward Benyamin Britten dari Inggris. 2.1.3 Sejarah Musik di Indonesia Musik Indonesia atau yang disebut musik nusantara merupakan semua musik yang berkembang di nusantara ini, yang mencerminkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam segi bahasa maupun gaya melodinya. Musik nusantara sendiri terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop. Terdapat tahapan- tahapan dalam perkembangan musik Indonesia (nusantara), yaitu : a.
Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha Pada masa ini, musik digunakan sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi-bunyian yang dihasilkan dari anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.
b.
Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha Pada masa ini, berkembang musik- musik istana khususnya di daerah Jawa.Pada saat itu, musik tidak hanya digunakan sebagai bagian dari sebuah ritual saja, namun juga dalam kegiatan-kegiatan keistanaan sebagai sarana hiburan para tamu raja. Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.
c.
Masa setelah masuknya pengaruh Islam Musik pada masa ini diperkenalkan olah para pedagang Arab. Alat musik yang mereka pergunakan berupa gambus dan rebana. Dari proses itulah kemudian muncul orkes- orkes gambus di Indonesia hingga sekarang.
d.
Masa Kolonialisme Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini juga memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka. Seperti biola,
14 cello (selo), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu.Pada masa inilah Indonesia mengalami perkembangan musik modern. Pada masa ini para musisi Indonesia menciptakan sajian music berupa perpaduan musik barat dengan musik Indonesia. Sajian musik itu kemudian dikenal sebagai musik keroncong. e.
Masa Kini Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui filmfilmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
2.1.4 Ragam Musik Indonesia 1.
Musik Daerah/Tradisional Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari : a. Instrumen Musik Perkusi
:Gamelan,
Talempong,
Kulintang,
Arumba dan Kendang. b. Instrumen Musik Petik
: Kecapi, Sasando, dan Sampek.
c. Instrument Musik Gesek
: Rebab dan Ohyan
d.
Instrument Musik Tiup Serompet atau Tarompet.
:Suling,Saluang,Serumai,
dan
15 2.
Musik Keroncong Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.
3. Musik Dangdut Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya. 1.
Musik Perjuangan Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.
2.
Musik Populer (pop) Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
2.1.5 Sejarah Sekolah Musik Menurut Prof. Edward Bailey Birge, pendidikan musik awal berupa sekolah bernyanyi pada tahun 1721 di Boston, Amerika setelah buku nyanyian mazmur diterbitkan. Sekolah ini diadakan untuk meningkatkan kualitas bernyanyi di gereja, yaitu agar orang-orang bernyanyi dengan mengikuti aturan bernyanyi. Sejak saat itu sekolah bernyanyi mulai berkembang dan buku-buku nyanyian mulai muncul, namun masih sebatas nyanyian gereja.
16 Institusi yang pertama kali dibangun adalah An Institution for The Encouragement of Church Music, namun segera ditutup. Kemudian dibangun Stoughton Musical Society pada 1786 sebagai organisasi musik tertua di Amerika yang masih ada. The Boston Academy of Music ditemukan pada 1832, akademi ini mulai mempelajari tidak hanya nyanyian namun juga teoriteori bermusik. Buku-buku yang diterbitkan saat itu menjadi jalan bagi pendidikan musik pada sekolah-sekolah umum dan mulai menjadi bagian dari kurikulum dalam pembelajaran. Awal abad ke-19, perkembangan musik di dunia pendidikan sangat pesat. Universitas mulai menawarkan gelar musik, beasiswa, membuat perpustakaan musik dan mulai mempromosikan pendidikan musik mereka. Peningkatan
pendidikan
musik
pada
sekolah-sekolah
juga
mulai
memunculkan grup orkestra sekolah, marching band, dan grup musik lainnya.. Tahun 2007, sebuah kumpulan bernama Tanglewood II diadakan di Universitas Boston untuk mengevaluasi progres dari pendidikan musik selama empat puluh tahun terakhir. Selama pertemuan berlangsung, sebuah pernyataan ditulis dan dinyatakan ke pengajar musik di seluruh dunia sebagai sebuah detil dalam pendidikan musik mengenai kesepakatan pengajaran musik dan nilai-nilai musik tersebut.
2.1.6 Pentingnya Pendidikan Musik Menurut Florida Music Educators Association, “Musik dan seni rupa telah menjadi bagian penting dari sistem pendidikan di setiap budaya selama lebih dari 3.000 tahun. Otak manusia telah diperlihatkan sangat terikat dengan musik. Ada dasar biologi bahwa musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Musik dan seni mengitari kehidupan sehari-hari dalam budaya masa kini. Kebanyakan seniman, arsitek, dan musisi zaman sekarang memperoleh ketertarikan mereka selama sekolah melalui kelas seni rupa. Pendidikan tanpa seni rupa sangat miskin secara mendasar dan lantas mendorong terciptanya masyarakat yang miskin.
17 William Earhart, mantan presiden Music Educators National Conference, mengatakan, "Musik memperbaiki pengetahuan di bidang matematika, sains, geografi, sejarah, bahasa asing, olahraga, dan pelatihan vokasional. Musik tidak hanya menginspirasi kreativitas dan kinerja, tetapi kinerja akademik secara keseluruhan terpengaruh secara serius. Sebuah studi yang dilakukan Harris Poll menunjukkan bahwa 9 dari 10 orang dengan gelar pascasarjana pernah mengikuti pendidikan musik. Studi National Report of SAT menunjukkan bahwa pelajar dengan pengalaman pementasan musik mendapat skor tinggi pada ujian SAT: 57 poin lebih tinggi di verbal dan 41 poin lebih tinggi di matematika. Sekolah-sekolah yang mempunyai kinerja akademik tinggi di Amerika Serikat menghabiskan 20 sampai 30% anggaran mereka untuk seni dengan penekanan pada pendidikan musik. Pendidikan musik juga meningkatkan kesuksesan seseorang dalam masyarakat. Dalam setiap budaya manusia, musik dibawa-bawa karena ide dan cita-citanya. Nilai musik membentuk kemampuan seseorang dan karakternya mulai berkembang. Texas Commission on Drugs and Alcohol Abuse Report mencatat bahwa pelajar yang berpartisipasi dalam band atau orkestra mengalami masa hidup yang lebih pendek dan sering memakai zatzat berbahaya, termasuk alkohol, tembakau, dan obat-obatan. Pendidikan
musik
juga
meningkatkan
aktivitas
otak
secara
keseluruhan. Penelitian yang dilakukan di Universitas Wisconsin menemukan bahwa pelajar yang punya pengalaman bermain piano atau kibor 34% lebih baik dalam mengerjakan tes yang mengukur aktivitas lobus spasial-temporal, yaitu bagian otak yang dipakai saat mengerjakan matematika, sains, dan teknik. Musik juga memperbaiki cara belajar. Lebih spesifik lagi, musik membantu
pengingatan
kembali
teks.
Wallace
(1994)
mempelajari
pengubahan teks menjadi melodi. Satu eksperimen menghasilkan lagu tiga bait dengan melodi non-repetitif; setiap bait memiliki musik yang berbeda. Eksperimen kedua menghasilkan lagu tiga bait dengan melodi repetitif; setiap bait memiliki musik yang sama. Eksperimen lain mempelajari pengingatan kembali teks tanpa musik. Musik repetitif menghasilkan pengingatan kembali teks dalam jumlah tinggi, dan dari situ diambil kesimpulan bahwa musik
18 berperan sebagai alat mnemonik. Smith (1985) mempelajari musik latar dengan daftar kata. Sebuah eksperimen melibatkan pengingatan daftar kata dengan musik latar. Para peserta mengingat kata-kata tersebut 48 jam kemudian. Eksperimen lain melibatkan pengingatan daftar kata tanpa musik latar. Para pesertanya juga mengingat kata-kata tersebut 48 jam kemudian. Peserta yang mengingat daftar kata dengan musik latar mengingat kembali lebih banyak kata sehingga diambil kesimpulan bahwa musik memberikan acuan kontekstual. Musik menjadikan siswa lebih sukses di sekolah. Kemampuan yang dipelajari melalui disiplin musik, transfer ke kemampuan belajar, kemampuan komunikasi, dan kemampuan kognitif bermanfaat di setiap bagian kurikulum sekolah. Partisipasi dalam ansambel juga menjadikan siswa lebih sukses. Hal ini membantu siswa belajar bekerja lebih efektif di lingkungan sekolah dan mengurangi tindakan kekerasan dan perilaku tidak pantas lainnya. Musik juga membantu pelajar yang mengalami pertumbuhan kecerdasan. Studi lain juga menemukan bahwa kecerdasan anak meningkat akibat pendidikan musik. Hal yang baru adalah gabungan studi perilaku yang ketat dan riset saraf baru menunjukkan bagaimana studi musik dapat berkontribusi aktif terhadap perkembangan otak. Para peneliti di Universitas Montreal memakai berbagai teknik pencitraan otak untuk menyelidiki aktivitas otak selama melakukan hal-hal berbau musik dan menemukan bahwa membaca skor musik dan bermain musik mengaktifkan wilayahwilayah di keempat lobus korteks; dan bagian-bagian serebelum juga menjadi aktif saat kegiatan itu dilakukan. Studi lain menemukan bahwa musik membantu penalaran. Musik membuat siswa sebagai pelajar dan pemikir yang lebih baik.
2.1.7 Jenis-Jenis Alat Musik Berdasarkan pengelompokannya, alat musik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : berdasarkan cara memainkannya, berdasarkan sumber bunyinya dan berdasarkan fungsinya.
19 2.1.7.1 Berdasarkan Cara Memainkannya 1.
Alat Musik Tiup Yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara di tiup.
Gambar 2.11 Contoh Alat Musik Tiup Sumber : www.frewaremini.com
2.
Alat Musik Gesek Yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara digesek.
20
Gambar 2.12 Contoh Alat Musik Gesek Sumber : www.frewaremini.com
3.
Alat Musik Petik Yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipetik.
21
Gambar 2.13 Contoh Alat Musik Petik Sumber : www.frewaremini.com
4.
Alat Musik Pukul Yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipukul. Alat musik pukul ada dua macam: a. Alat musik pukul bernada
Gambar 2.14 Contoh Alat Musik Pukul Bernada Sumber b. Alat musik pukul tak: www.frewaremini.com bernada
22 b. Alat musik pukul tak bernada
Gambar 2.15 Contoh Alat Musik Pukul Tak Bernada Sumber : www.frewaremini.com
5.
Alat Musik Tekan Yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara ditekan.
23
Gambar 2.16 Contoh Alat Musik Tekan Sumber : www.frewaremini.com
2.1.7.2 Berdasarkan Sumber Bunyinya 1.
Aerophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari udara yang bergetar dengan cara ditiup atau dipompa. Contoh : flute, seruling, rekorder, tuba, melodeon, clarinet, saksophone dan horn yang dimainkan dengan cara ditiup. Akordion dengan dipompa.
2.
Idiophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari batangan logam atau kayu yang dipukul atau sumber bunyinya berasal dari alat itu sendiri. Contoh : bellira, calung, angklung, kulintang, perangkat gamelan
3.
Chordophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai yang bergetar dengan cara di petik, digesek dan ditekan. Contoh : a. Di petik
: gitar, harpa mandolin, ukulele, banjo, siter, kecapi
bas dan lain-lain.
24 b. Di gesek : biola, viola, cello, double bass, rebab. c. Di tekan : piano akustik. 4.
Membranophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran selaput tipis yang terbuat dari kulit atau plastic dengan cara dipukul. Contoh : tamborin, rebana, bedug, drum set, ketipung, bongo, konga, tympani dan lain-lain.
5.
Elektrophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari rangkaian elektronika yang terdapat di dalam alat tersebut. Dengan kecanggihan teknologi alat tersebut dapat menghasilkan segala macam alat musik. Contoh keyboard. Organ elektrik, gitar elektrik, bass elektrik dan lain-lain.
2.1.7.3 Berdasarkan Fungsinya Dalam pergelaran Berdasarkan fungsinya dalam pergelaran alat musik dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu : 1. Alat musik melodis Yaitu alat musik yang digunakan untuk memainkan rangkaian nadanada (melodi) sebuah lagu. Contoh : seruling, saksofon, pianika, harmonica, flute, terompet, rekorder dan lain-lain. 2. Alat musik ritmis Yaitu alat musik yang dalam permainannya memberikan irama (ritme) tertentu dalam suatu pergelaran. Contoh : ketipung, konga, bongo, bass, drum set, kendang dan lain-lain. 3. Alat musik harmonis Yaitu alat musik yang dalam permainannya membawa paduan nada (akor) dalam suatu pergelaran. Contoh : gitar, piano, keyboard, organ dan lain-lain.
25 2.1.8
Klasifikasi Fasilitas Sekolah Musik Menurut Time-Saver Standards for Building Types (Chiara,
2001:747), fasilitas musik dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu area yang bersifat aktivitas pembelajaran dan area pendukung seperti ruang penyimpanan, kantor, dan area kerja lainnya. Berikut pembagian fasilitas dalam sekolah musik berdasarkan fungsinya : 1. Fasilitas Utama a.
Ruang latihan instrumen (Rehearsal Halls – instrumental rooms) Ruang latihan instrumental harus cukup luas untuk digunakan sebagai tempat latihan band dan beberapa kombinasi grup musik. Kebutuhan normal sebuah institusi harus dapat mencukupi 80-120 mahasiswa.
Gambar 2.17 Ruang Latihan Instrumental Sumber : uca.colostate.edu b.
Ruang latihan paduan suara (Rehearsal Halls – Choral Rooms) Ruang latihan paduan suara dibangun lebih sederhana dibandingkan ruang latihan instrumental dikarenkan kebutuhan penggunaan alat musik lebih minim. Ruang ini juga bisa dijadikan sebagai ruang kelas besar selain untuk tujuan bernyanyi.
Gambar 2.18 Ruang Latihan Paduan Suara Sumber : www.curtis.edu
26 c.
Ruang Latihan (Practice room) Ruang latihan juga merupakan ruang kelas tempat pembelajaran. Ruang latihan harus terbagi dalam beberapa ukuran. Ruang latihan kecil harus mencukupi satu buah piano atau instrumen lain sesuai kebutuhan, kursi, music stand, dan ruang lebih sebagai ruang gerak. Selanjutnya untuk ruang kelas yang lebih besar harus dapat digunakan sebagai tempat latihan gabungan, atau untuk grup grup kecil vokal dan instrumen.
Gambar 2.19 Ruang Latihan Sumber : www.curtis.edu d.
Ruang Kelas Reguler (Regular Classroom) Ruang kelas reguler digunakan sebagai ruang kelas teori musik, komposisi,
dan
pelajaran
musik
lainnya.
Ruang
ini
tetap
membutuhkan alat musik berupa piano/kibor untuk membantu proses pembelajaran, tempat penyimpanan buku, peralatan, dan rhythm instruments. Ruang kelas reguler juga dilengkapi dengan proyektor dan
komputer
sebagai
sistem
untuk
melakukan
mendengarkan musik.
Gambar 2.20 Ruang Kelas Reguler Sumber : www.chickensmoothie.com
aktivitas
27 e.
Ruang Pertunjukan (Recital Hall) Ruang pertunjukan digunakan untuk menampilkan pertunjukan musik oleh seorang instrumentalist, penyanyi, ataupun kelompok musik dalam skala kecil dengan kapasitas 300-600 orang.
Gambar 2.21 Ruang Pertunjukan (Recital Hall) Sumber : www.curtis.edu f.
Ruang Pertunjukan (Concert Hall) Adalah ruang yang digunakan untuk menampilkan pertunjukan musik oleh kelompok musik dan atau kelompok paduan suara dalam skala besar. Sebagian besar ruang pertunjukan besar pada universitas memiliki kapasitas 600-1500 orang.
Gambar 2.22 Ruang Pertunjukan (Concert Hall) Sumber : perfectlypitched.wordpress.com
28 2. Fasilitas Pendukung a. Ruang Penyimpanan (Storage) Ruang penyimpanan dapat dibagi dua sesuai dengan kebutuhan, seperti ruang penyimpanan khusus instrumen dan peralatan pendukungnya, serta ruang penyimpanan untuk properti paduan suara seperti kostum dan aksesoris lainnya. b. Perpustakaan Perpustakaan bagi sekolah musik sebaiknya dilengkapi dengan area baca, area peminjaman, area multimedia, fasilitas untuk mendengarkan musik, dan area untuk berdiskusi.
Gambar 2.23 Perpustakaan Sumber : music.duke.edu c. Ruang Perbaikan Instrumen (Instrument Repair Room) Merupakan
fasilitas
tambahan
dalam
keadaan
darurat
untuk
memperbaiki suatu instrumen atau peralatan dan fasilitas lainnya. Ruang khusus untuk melakukan perbaikan instrumen merupakan suatu kebutuhan tambahan dalam sebuah sekolah besar. d. Copy Center Sekolah musik membutuhkan fasilitas yang menyediakan jasa memfotokopi, alat-alat tulis dan juga beberapa peralatan musik secara umum seperti stik drum, senar gitar, dan peralatan lainnya untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan mahasiswa. e. Toilet
29 f.
Office Digunakan sebagai area kerja bagi pengajar ataupun staf lainnya. Ruang para pengajar sebaiknya memiliki area lebih yang cukup untuk berdiskusi bagi sebuah grup kecil dengan meja dan kursi.
g.
Ruang Kontrol Ruang kontrol sebagai tempat pemantauan CCTV, broadcasting, dan pengaturan audio dan lighting. Ruang kontrol dapat berjumlah lebih dari satu ruangan sesuai dengan kebutuhan ruang khusus.
h.
Lounge Digunakan sebagai fasilitas untuk duduk, bersantai, berdiskusi ataupun sebagai tempat untuk menunggu.
Gambar 2.24 Lounge Sumber : www.boora.com i.
Cafetaria Merupakan tempat bagi para pengguna sekolah baik dari mahasiswa, pengajar, pengunjung, hingga pengelola bangunan dapat memesan dan menikmati makanan ataupun minuman.
Gambar 2.25 Cafetaria Sumber : pixgood.com
30 2.2
Tinjauan Khusus Referensi perancangan sekolah musik didapatkan melalui survei, observasi
lapangan dan data dari media sosial. Berikut adalah data dari beberapa lokasi yang telah disurvei. 2.2.1 1.
Music School of Indonesia (MSI)
Data Umum
Gambar 2.26 Logo MSI Sumber : www.msi-school.com
Nama
: Music School of Indonesia (MSI)
Alamat
: Jl. Sultan Iskandar Muda No.18B, Arteri Pondok Indah- Jakarta
2.
No.Telp
: (021)720 99 88
Website
: www.msi-school.com
Sejarah Music School of Indonesia (MSI) berawal dari sebuah sekolah musik khusus guitar di daerah Pondok Indah yaitu Guitar School of Indonesia (GSI). Perkembangan musik di Indonesia yang sangat pesat, maka GSI bertujuang
untuk
turut
serta
memeberikan
sumbangsih
bagi
perkembangan musik Indonesia . Hal ini membuat GSI akhirnya tidak hanya berfokus pada instrument Guitar saja. Untuk itu GSI mengembangkan bidang
pelayanannya, dengan
mendirikan sekolah musik terpadu yang melayani jasa pendidikan musik informal untuk instrument lainnya seperti Bass, Drum, Keyboard dan
31 bahkan pendidikan vocal. Lembaga pendidikan musik ini diberi nama Music School of Indonesia atau disingkat dengan nama MSI. Music School of Indonesia (MSI) lahir di pertengahan bulan Agustus 2010. MSI merupakan sekolah musik dengan beberapa divisi pendidikan musik yaitu: • Guitar School of Indonesia (GSI) untuk guitar. • Bass School of Indonesia (BSI) untuk bass guitar. • Drum School of Indonesia (DSI) untuk drum. • Keyboard School of Indonesia (KSI) untuk keyboard dan piano. • Vocal School of Indonesia (VSI) untuk vokal. 3.
Visi dan Misi Music School of Indonesia (MSI) adalah sekolah musik yang standard kualitas yang tinggi pada sisi kegiatan belajar mengajar, pengembangan kurikulum, bahkan sistem pelayanan terhadap siswa (Student Welfare). MSI menerapkan hal ini melalui: • Pelayanan Admission Officer di sekolah musik MSI yang professional, cekatan dan ramah. • Standard kualitas para instruktur di sekolah music MSI yang di jaga dengan Professional Development yang berkesinambungan dan terfokus pada penajaman keahlian mengajar, sehingga mereka siap dalam menghadapi dan menangani setiap kesulitan apapun yang mungkin dialami oleh para siswa dalam pengalaman belajar mengajar di sekolah musik MSI. • Mengikutsertakan siswa – siswa sekolah musik MSI untuk berpartisipasi dalam setiap event yang diadakan sekolah music MSI baik secara Internal maupun secara eksternal. • Sekolah musik MSI merupakan sekolah musik yang memiliki standard pendidikan musik terbaik bagi para pecinta musik di Indonesia dengan kualitas internasional.
32 4.
Program Kelas & Kegiatan Jenis kelas yang disediakan oleh MSI tidak dibatasi oleh umur, persyaratan untuk dapat belajar di MSI adalah seseorang tersebut sudah mampu untuk menjangkau dengan baik instrumen yang akan dipelajari. MSI memiliki beberapa divisi pendidikan musik yaitu : • Guitar School of Indonesia (GSI) untuk guitar. • Bass School of Indonesia (BSI) untuk bass guitar. • Drum School of Indonesia (DSI) untuk drum. • Keyboard School of Indonesia (KSI) untuk keyboard dan piano. • Vocal School of Indonesia (VSI) untuk vokal. Untuk setiap alat musik disediakan ruangan kelasnya masing-masing. Kelas Musik MSI lebih bersifat privat. Ada pula yang bersifat kelompok dengan maksimal 4 orang. Lamanya satu sesi pertemuan berbeda-beda pada jenis divisi dan kelas yang diambil. Pada umumnya satu sesi pertemuan berdurasi 45 menit. Kegiatan lain yang dilakukan adalah konser kalangan sendiri yang dilakukan setiap tahun di area konser gedung MSI.
5. Operasional MSI beroperasional pada hari Senin sampai dengan hari Jumat pada pukul 10.30 - 18.30 dan hari Sabtu pada pukul 09.00 - 17.00.
Jumlah
ruangan kelas yang disediakan ada lebih dari 20 kelas. Jumlah staff pengajar dan staff operasional di MSI sekitar 80-100 orang. 6.
Pembagian Ruang & Fasilitas a. Entrance MSI terletak pada sebuah daerah pertokoan yang tidak terlalu jauh dari Mall Gandaria City. Hanya terdapat satu buah entrance sebagai akses masuk utama ke dalam MSI. Dari luar terlihat logo MSI yang sama dengan cabang MSI lainnya.
33
Gambar 2.27 Main Entrance MSI Sumber : Dea Karina, 2015 b. Retail Store Area retail MSI hanya menyediakan beberapa perlengkapan audio seperti speaker, microphone, dan lain lain. Area retail MSI terletak di lantai 2 sehingga hanya pengguna gedung yang mengetahui keberadaan retail tersebut. Display yang digunakan berupa lemari penyimpanan dengan penutup kaca sehingga barang yang dijual dapat terlihat dari luar.
Gambar 2.28 Retail Store MSI Sumber : Dea Karina, 2015 c. Resepsionis Resepsionis digunakan untuk menerima tamu dan juga sebagai tempat pembayaran. Di area resepsionis juga tersedia beberapa rak penyimpanan untuk buku-buku musik dan juga sebagai tempat penjualan alat-alat tulis. Di samping area resepsionis merupakan koridor sebagai akses menuju ruang guru, ruang kelas.
34
Gambar 2.29 Area Resepsionis MSI Sumber : Dea Karina, 2015 d. Area Tunggu & Koridor MSI menyediakan beberapa tempat duduk di area resepsionis dan beberapa di area koridor, juga ada area tunggu di lantai satu di depan area konser. Area tunggu ini diperuntukkan bagi para pelajar yang menunggu pergantian kelas maupun bagi orang tua atau pengasuh anak.
Gambar 2.30 Area Tunggu & Koridor MSI Sumber : Dea Karina, 2015 e. Ruang Kelas Ruang kelas di MSI dibagi menurut kelas instrumen yang diambil. Untuk beberapa ruangan privat vokal disediakan sebuah piano ataupun electone/organ dan juga cermin, sedangkan untuk ruang musik lainnya disediakan fasilitas sesuai dengan kebutuhan seperti ampli untuk ruang gitar. Di setiap kelas juga tersedia papan tulis beserta tempat
35 duduk bagi murid dan pengajar. Kelas musik terletak pada lantai 2, 3 dan 4. Kelas yang terletak pada lantai 2 berupa kelas ensemble yang dapat digunakan untuk berlatih dalam grup kecil.
Gambar 2.31 Ruang Kelas Ensemble dan Multimedia Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.32 Ruang Latihan Band dan Ruang Rekaman Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.33 Ruang Latihan Vokal, Gambar 2.34 Ruang Latihan Drum Sumber : Dea Karina, 2015
36
Gambar 2.35 Ruang Latihan Gitar dan Bass, Gambar 2.36 Ruang Latihan Piano Sumber : Dea Karina, 2015 7. Elemen Interior a. Lantai Untuk lantai di beberapa area dan koridor MSI menggunakan keramik 60x60cm dan 40x40cm , dan di sebagian ruang kelas dipergunakan parquet dan karpet untuk material lantai untuk meredam suara.
Gambar 2.37 Treatment Lantai di Ruang Kelas MSI Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.38 Treatment Lantai di Lantai 1 dan Koridor MSI Sumber : Dea Karina, 2015
37 b. Dinding Di sebagian koridor, digunakan cat putih sebagai pelapis dinding. Sebagian lainnya menggunakan wallpaper berwarna abu-abu sebagai finishing dinding. Sedangkan untuk diruangan kelas dipergunakan dinding yang dilapisi bahan serupa karpet untuk meredam suara.
Gambar 2.39 Treatment Dinding Kelas MSI Sumber : Dea Karina,2015
Gambar 2.40 Treatment Dinding Koridor MSI Sumber : Dea Karina,2015 c. Ceiling Gipsum dipergunakan sebagai material ceiling baik di kelas maupun di koridor, dan untuk beberapa area dibuat permainan down ceiling.
Gambar 2.41Treatment Ceiling Interior MSI Sumber : Dea Karina, 2015
38 d. Pencahayaan Pencahayaan di MSI pada bagian koridor menggunakan lampu downlight dengan warna warm white, sedangkan penerangan di ruangan kelas menggunakan downlight dan spotlight dengan kombinasi warna putih dan kuning. Hampir keseluruhan bangunan MSI tidak mendapatkan cahaya dari luar karena hanya terdapat sedikit jendela sebagai akses masuk cahaya alami.
Gambar 2.42 Spotlight, Gambar 2.43 Downlight Sumber : Dea Karina, 2015 e. Penghawaan Pendingin ruangan baik di koridor maupun ruangan kelas menggunakan AC split.
Gambar 2.44 AC Split yang digunakan di seluruh ruangan MSI Sumber : Dea Karina, 2015 f. Akustik Untuk meredam suara, dipergunakan material-material seperti yang disebutkan diatas, seperti karpet pada lantai dan dinding. Untuk beberapa ruangan kelas bagi instrumen yang dapat menghasilkan suara yang cukup keras seperti drum, dipergunakan sistem pintu double layer dan dibuat ruang pengunci suara. Meskipun berbagai sistem akustik telah diaplikasikan pada interior, peredaman suara di MSI masih
39 tergolong rendah karena suara dari suatu kelas masih dapat terdengar dari kelas lain. g. Signage Di MSI, selain brand signage dari stainelss steel yang ditempatkan di resepsionis, juga terdapat signage penunjuk ruangan kelas dengan material akrilik. Signage penunjuk ruangan kelas diletakkan tepat diatas pintu masuk ruangan masing-masing kelas.
Gambar 2.45 Brand Signage MSI, Gambar 2.46 Signage Ruangan Kelas Sumber : Dea Karina, 2015
2.2.2 1.
Andante School of Arts
Data Umum
Gambar 2.47 Logo Andante Sumber : www.msi-school.com
Nama
: Andante School of Art
Alamat
: Ruko Taman Sunter Indah Kl 1 No 24 Jakarta 14350
No.Telp
: (021)6509371
Website
: www.andanteschool.com
40 2.
Sejarah Andante Music School berdiri sejak Juli 2006 dan sejak awal berkomitmen untuk memberikan pendidikan musik yang terbaik. Dalam waktu yang singkat Andante Music School telah memperoleh pengakuan masyarakat dan reputasi yang baik, khususnya dari segi standar kualitas pendidikan dan inovasi pembelajaran. Dua hal ini yang menjamin kualitas siswa kami selalu berada di level yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah lainnya.
3.
Program Kelas & Kegiatan Jenis kelas yang disediakan di Andante adalah : • Program 1 : REGULAR Program ini sesuai bagi siswa yang ingin belajar dari level pemula (beginner)
hingga
tingkat
mahir
(advance).
Kurikulumnya
mengkombinasikan antara praktek, teori dan aural (ear training). Setiap semester siswa akan diberikan rapor untuk memantau perkembangan belajarnya. Konser tahunan (Annual Concert) dan ujian kenaikan tingkat (Andate Grade Examinations) wajib diikuti secara berkala. Adapun pilihan jurusan yang tersedia untuk Regular Program ini, yaitu: a. Classical – dengan fokus pada lagu-lagu jaman Baroque, Classical, Romantic & 20th century b.
Contemporary – pop & jazz
Ujian Internasional praktek dan teori untuk jurusan classical dari Associated Board of Royal School of Music tersedia sebagai pilihan. Instrumen yang tersedia: - Piano - Strings: Violin, Viola, Cello & Contra Bass - Woodwinds: Flute & Clarinet - Guitar: Acoustic & Electric - Electric Bass
41 - Keyboard & Organ - Vocal - Drums Usia minimum untuk piano, vocal and violin adalah EMPAT tahun; Sementara untuk instrumen lain adalah TUJUH tahun. • Program 2 : FUN CLASS Fun Class Program adalah program kasual/non-kurikulum untuk siswa, orang yang mempunyai hobby dalam musik. khususnya dewasa yang memiliki keinginan untuk belajar musik untuk mengisi waktu luang dan tidak wajib mengikuti ujian. Kurikulumnya di desain sesuai dengan permintaan setiap siswa. Usia minimum adalah SEPULUH tahun; siswa di bawah sepuluh tahun direkomendasikan untuk mengambil Regular Program. • Program 3 : DIPLOMA PROGRAM Ini adalah program intensif yang ditujukan bagi siswa yang secara khusus membutuhkan: a. persiapan bimbingan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi musik. b. bimbingan belajar di luar kampus fakultas musik. c. ingin berkarier di dunia musik baik sebagai guru ataupun praktisi profesional. Siswa berbakat yang dapat memenuhi standar persyaratan kelas ini juga dapat mengambil Diploma Program. Sertifikat diploma setara D1 & D3 tersedia. Siswa calon Diploma Program wajib mengikuti tes penempatan. Subjek yang tersedia: - Piano Major - Advance Theory of Music - History & Literature - Form Analysis
42 - Counterpoint - 4-part Harmony/Traditional Harmony - Contemporary/Jazz Harmony - Composition & Arranging - Orchestration - General Musicianship: Solfeggio, Aural & Ear Training - Teaching & Music Education Course • Program 4 : ANDANTE YOUTH COMMUNITY ORCHESTRA Orkestra Andante Youth Community Orchestra adalah sarana bagai kaum muda berbakat yang mencintai musik. Siswa akan memperoleh kesempatan langka untuk bermain dalam grup orkestra (lebih dari 30 orang)
dan
berinteraksi
dengan
sesama
anggota
sembari
meningkatkan kemampuan individualnya. AYCO juga di dukung sederet bintang tamu dan mentor professional pada setiap konsernya. Audisi terbuka untuk umum. • Program 5 : CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS Program spesial, personal dan intensif untuk anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih dan membutuhkan manfaat dari bermusik. Kata kunci dari program ini adalah KESABARAN. Shadowtherapist dan sesi musik terapi tersedia sebagai tambahan. 4. Operasional Andante beroperasional pada hari Senin sampai dengan hari Jumat pada pukul 13.00 – 20.00 dan hari Sabtu pada pukul 08.00 - 16.00.
Jumlah
ruangan kelas yang disediakan ada 15 kelas. Jumlah staff pengajar di Nuansa Musik sekitar 25 orang dan jumlah staff operasional sekitar 2 orang. Siswa Andane kurang lebih berjumlah 200 orang dengan rentang umur 4-50 tahun.
43 5.
Pembagian Ruang & Fasilitas a. Entrance Andante terletak pada sebuah daerah pertokoan di depan komplek perumahan.. Hanya terdapat satu buah entrance sebagai akses masuk utama ke dalam Andante. Dari luar terlihat logo Andante.
Gambar 2.48 Main Entrance Andante Sumber : Dea Karina, 2015 b. Resepsionis Resepsionis digunakan untuk menerima tamu, menunggu dan juga sebagai tempat pembayaran. Di area resepsionis juga tersedia beberapa rak penyimpanan untuk buku-buku musik. Di samping area resepsionis merupakan koridor sebagai akses menuju ruang kelas.
Gambar 2.49 Area Resepsionis Andante Sumber : Dea Karina, 2015
44 c. Area Tunggu & Koridor Andante menyediakan beberapa tempat duduk di area resepsionis dan beberapa di area koridor. Area tunggu ini diperuntukkan bagi para pelajar, dan juga pengajar yang menunggu pergantian kelas maupun bagi orang tua atau pengasuh anak.
Gambar 2.50 Area Tunggu & Koridor Andante Sumber : Dea Karina, 2015 d. Ruang Kelas Ruang kelas di Andante dibagi menurut kelas instrumen yang diambil. Untuk beberapa ruangan privat vokal disediakan sebuah piano ataupun electone/organ dan juga cermin, sedangkan untuk ruang musik lainnya disediakan fasilitas sesuai dengan kebutuhan seperti ampli untuk ruang gitar. Di setiap kelas juga tersedia papan tulis beserta tempat duduk bagi murid dan pengajar. Kelas musik terletak pada lantai 1, 2, dan 3. Kelas yang terletak pada lantai 4 berupa kelas ensemble yang dapat digunakan untuk berlatih dalam grup.
Gambar 2.51 Ruang Kelas Teori Sumber : Dea Karina, 2015
45
Gambar 2.52 Ruang Latihan Ensemble Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.53 Ruang Latihan Piano Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.54 Ruang Kelas Gitar, Gambar 2.55 Ruang Kelas Drum, Gambar 2.56 Ruang Kelas Alat Musik Tiup Sumber : Dea Karina, 2015
46 6. Elemen Interior a. Lantai Lantai 1 Andante menggunakan keramik 40x40cm secara keseluruhan, sedangkan lantai 2 sampai 4 menggunakan lantai parquet. Karpet hanya digunakan pada lantai ruang kelas drum.
Gambar 2.57 Lantai Parquet, Gambar 2.58 Lantai Keramik Sumber : Dea Karina, 2015 b. Dinding Seluruh ruangan di Andante menggunakan cat tembok dengan variasi warna oranye dan putih. Sebagian sisi dinding ruang kelas maupun koridor menggunakan wall sticker sebagai elemen estetis. Pelapis dinding berupa karpet hanya digunakan pada ruang kelas drum.
Gambar 2.59 Wall Sticker Pada Dinding Koridor Andante, Gambar 2.60 Dinding Ruang Kelas Dengan Treatment Akustik Sumber : Dea Karina, 2015 c. Ceiling Gipsum dipergunakan sebagai material ceiling baik di kelas maupun di koridor, dan untuk beberapa area dibuat permainan down ceiling.
47
Gambar 2.61 Down Ceiling Sumber : Dea Karina, 2015 d. Pencahayaan Untuk penerangan di koridor digunakan lampu downlight dengan warna warm white, sedangkan penerangan di ruangan kelas menggunakan fluorescent lamp dengan warna putih.
Gambar 2.62 Fluorescent Lamp, Gambar 2.63 Down Light Sumber : Dea Karina, 2015 e. Penghawaan Pendingin ruangan baik di koridor maupun ruangan kelas menggunakan AC split.
Gambar 2.64 AC Split Sumber : Dea Karina, 2015 f. Akustik Untuk meredam suara, dipergunakan material-material seperti karpet pada lantai dan dinding. Namun treatment akustik pada Andante tidak
48 dilakukan secara menyeluruh. Sehingga tingkat peredaman suara pada sekolah musik Andante tergolong kurang. g. Signage Di Andante tidak ada signage sebagai penunjuk ruangan kelas, pengguna ruang melihat langsung instrumen yang terdapat di dalam kelas melalui kaca transparan yang terdapat pada setiap pintu kelas. Brand signage terpasang di area resepsionis dengan material multiplek.
Gambar 2.65 Brand Signage Andante Sumber : Dea Karina, 2015
2.2.3 1.
Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Data Umum
Gambar 2.66 Logo IKJ Sumber : www.ikj.ac.id
Nama
: Institut Kesenian Jakarta
Alamat
: Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat 10330
No.Telp
: 021-3924018
Website
: www.ikj.ac.id
49 2.
Sejarah Jakarta sebagai sebuah kota telah memiliki sejarah kesenian yang panjang. Berbagai peristiwa budaya telah mewarnai kehidupan Jakarta sebelum dan sewaktu kolonialisme berlangsung di Indonesia. Menjelang kemerdekaan, di Jakarta terjadi gerakan-gerakan yang mencerminkan kesadaran nasional sebagai reaksi atas keterbelakangan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan akibat penjajahan. Jakarta selalu akrab dengan kesenian dan seniman. Para seniman Jakarta telah tampil sebagai perintis budaya nasional selama masa perjuangan kemerdekaan. Mereka selalu berperan dalam berbagai gejolak politik yang terjadi di tanah air, dan kemudian mereka tetap menjadi pelopor di bidang kesenian pada masa pembangunan. Jakarta, bersama Bandung dan Jogyakarta merupakan kota budaya, dimana gagasan-gagasan seni dilahirkan dan dikembangkan, dan arah perkembangan kesenian Indonesia ditentukan. Sebelum Sunda Kelapa menjadi Bandar kerajaan Hindu Pajajaran di awal abad 16, daerah Jakarta telah menjadi tuan rumah tempat berlabuh berbagai pengaruh budaya, baik dari luar Nusantara, maupun dari berbagai daerah di tanah air, Warna seni Hindu, Budha, Islam, Belanda, Inggeris dan Portugis telah berbaur dalam berbagai bentuk seni di Jakarta. Kini, Jakarta telah menjadi kota budaya yang selalu terbuka dan cepat tanggap akan perkembangan dan kreasi kesenian terbaru dari luar. Jakarta juga punya tradisi panjang menjadi tuan rumah bagi berbagai bentuk seni daerah yang dibawa oleh para pendatang, sehingga akulturasi budaya menjadi ralitas hidup yang dinamis. Gairah mencipta selalu ada di Jakarta, dan tidak pernah berhenti. Jakarta adalah pintu gerbang dan kancah, tempat bertemunya seni daerah dan dunia serta tempat lahirnya seni nasional Indonesia. Menyimak rangkaian peristiwa budaya yang telah terjadi dan tengah berlangsung, adalah merupakan suatu ironi bahwa sampai tahun 1967 kota Jakarta belum mempunyai lembaga yang berwibawa, yang bisa menjadi
wadah
tempat
berbagai
wujud
kesenian
diciptakan,
50 dikembangkan, dikaji dan dipentaskan. Kesenian adalah kebutuhan spiritual dan santapan jiwa, yang sangat dibutuhkan oleh Jakarta yang senantiasa sibuk dengan berbagai persoalan sosial, politik dan ekonomi. Diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada tanggal, 10 November 1968 merupakan peristiwa bersejarah yang sangat membesarkan hati para seniman dan budayawan Jakarta. Kemudian dengan dibukanya kampus baru Lembagai Kesenian Jakarta oleh Presiden Suharto pada tanggal, 25 Juni 1976 di kompleks yang sama, kelengkapan Jakarta sebagai kota perintis dan pelopor seni dan budaya telah terpenuhi. Di kampus ini para pemuda akan ditempa dan dididik untuk menyongsong masa depan mereka, dan untuk menentukan masa depan kesenian di Indonesia. 3. Visi dan Misi Visi dan misi program studi seni musik, fakultas seni pertunjukan IKJ.Visi nya adalah menjadi institusi pendidikan tinggi musik yang berwawasan kosmopolitan dengan berakar pada nilai-nilai lokal. Sedangkan misi ny berupa : a. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan holistik mengenai permasalahan di dalam bidang musik. b. Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pengkaji dan praktisi di dalam bidang musik. c. Menyebarluaskan hasil pengkajian dan pengajarannya dalam bidang musik. 4.
Program Studi Program Studi Seni Musik di Institut Kesenian Jakarta mempunyai kompetensi pokok studi utama pada bidang Musik Barat secara umum baik dalam bentuk kajian maupun praktek keahlian. Lulusan Program Studi Musik dipersiapkan untuk menjadi tenaga ahli pada bidang Musik Barat baik pada bidang praktek maupun bidang teoritis. Secara umum Kompetensi Pokok pada Program Studi Seni Musik terbagi dalam lima peminatan utama: • Peminatan Instrumen
51 • Peminatan Vokal • Peminatan Komposisi • Peminatan Teknologi Musik • Peminatan Musikologi Substansi mata kuliah pada masing-masing peminatan tersebut secara garis besar terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu : mata kuliah praktek dan mata kuliah teori Strategi dan metode pengajaran disesuaikan dengan materi mata kuliah. Bagi mata kuliah yang membutuhkan penalaran, maka diperlukan pemahaman lanjutan dalam bentuk studi kasus/bedah kasus, praktikum dan praktek di lapangan. Khusus bagi peminatan Instrumen di dalamnya terdapat mata kuliah Mayor, yang merupakan substansi mata kuliah keahlian khusus / spesialisasi kejuruan yang menjadi pilihan bagi mahasiswa. Mata kuliah tersebut pada pelaksanaannya dilakukan secara perindividu langsung antara pengajar dengan mahasiswanya. Mayor Instrumen yang dijalankan pada Program Studi Seni Musik : • Mayor Gitar Klasik • Mayor Gitar Elektrik • Mayor Vokal • Mayor Piano • Mayor Kontrabass • Mayor Bass Elektrik • Mayor Violin • Mayor Viola (Biola Alto) • Mayor Cello • Mayor Perkusi • Mayor Horn • Mayor Terompet • Mayor Trombone • Mayor Klarinet
52 • Mayor Saksofon Alto • Mayor Saksofon Tenor 5.
Kurikulum Operasional Perminatan •
Perminatan Instrumen
Gambar 2.67 Kurikulum Operasional Perminatan Instrumen Sumber : Dokumen IKJ
53 •
Perminatan Vokal
Gambar 2.68 Kurikulum Operasional Perminatan Vokal Sumber : Dokumen IKJ
54 •
Perminatan Komposisi
Gambar 2.69 Kurikulum Operasional Perminatan Komposisi Sumber : Dokumen IKJ
55 •
Perminatan Teknologi Musik
Gambar 2.70 Kurikulum Operasional Perminatan Teknologi Musik Sumber : Dokumen IKJ
56 •
Perminatan Musikologi
Gambar 2.71 Kurikulum Operasional Perminatan Musikologi Sumber : Dokumen IKJ
57 6. Operasional IKJ beroperasional pada hari Senin sampai dengan hari Minggu pada pukul 06.00 – 21.00. Jumlah ruangan kelas yang disediakan ada 17 kelas dengan 1 ruang recital untuk kapasitas 80-100 orang. 7.
Pembagian Ruang & Fasilitas a. Entrance Gedung fakultas seni musik IKJ terletak cukup jauh dari pintu masuk utama. Gedung ini bersebelahan dengan gedung fakultas seni tari dan berseberangan dengan gedung teater luwes.
Gambar 2.72 Main Entrance Gedung Seni Musik IKJ Sumber : Dea Karina, 2015
b. Area Tunggu & Koridor Area tunggu pada gedung fakultas musik berada pada area plaza setelah pintu masuk utama. Selain itu terdapat area kosong yang cukup luas di depan pintu masuk yang biasa dipergunakan sebagai tempat duduk-duduk, dan terkadang dijadikan tempat konser. Sedangkan area koridor khusus menjadi area sirkulasi tanpa disediakan tempat duduk.
58
Gambar 2.73 Area Tunggu Gedung Seni Musik IKJ Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.74 Koridor Sumber : Dea Karina, 2015
d. Ruang Kelas Ruang kelas di Andante dibagi menurut kelas instrumen yang diambil. Untuk
ruangan kelas vokal, disediakan sebuah piano ataupun
electone/organ, papan tulis dan juga cermin. Ruang vokal biasanya digunakan juga sebagai kelas teori sehingga ukuran kelas lebih besar karena menampung lebih banyak mahasiswa. sedangkan untuk ruang musik lainnya berukuran lebih kecil dengan fasilitas papan tulis dan meja serta kursi untuk setiap kelasnya. Kelas musik terletak pada lantai 2, 3, dan 4. Recital hall terletak pada lantai 4.
59
Gambar 2.75 Ruang Kelas Teori &Vokal Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.76 Recital Hall Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.77 Kelas Musik Sumber : Dea Karina, 2015
60 8. Elemen Interior a. Lantai Lantai gedung musik IKJ menggunakan keramik 60x60cm secara keseluruhan, sedangkan khusus lantai pada recital hall menggunakan kombinasi parquet dan karpet.
Gambar 2.78 Lantai Karpet Pada Recital Hall, Gambar 2.79 Lantai Interior IKJ Sumber : Dea Karina, 2015 b. Dinding Seluruh ruangan di IKJ menggunakan treatment akustik berupa rockwool setebal 20cm dan dilapisi perforated wall berwarna putih. Seluruh area bagian luar menggunakan cat tembok berwarna putih. Khusus recital hall menggunakan finishing dinding berupa panel-panel kayu untuk memaksimalkan pantulan suara karena aktivitas pada recital hall lebih difokuskan pada penggunaan alat musik akustik.
Gambar 2.80 Treatment Dinding Recital Hall, Gambar 2.81 Dinding Rockwool, Gambar 2.82 Dinding Koridor Sumber : Dea Karina, 2015
61 c. Ceiling Gipsum dipergunakan sebagai material ceiling baik di kelas maupun di koridor, dan untuk recital hall ceiling menggunakan panel kayu dengan permainan down ceiling.
Gambar 2.83 Treatment Ceiling Kelas IKJ Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.84 Treatment Ceiling Koridor IKJ Sumber : Dea Karina, 2015
Gambar 2.85 Treatment Ceiling Recital Hall IKJ Sumber : Dea Karina, 2015 d. Pencahayaan Hampir setiap ruang kelas di IKJ mendapatkan pencahayaan alami sehingga dapat lebih menghemat energi listrik. Untuk penerangan di koridor, dan seluruh ruangan IKJ menggunakan fluorescent lamp dengan warna putih. Sedangkan di recital hall digunakan kombinasi down light dan spotlight.
62
Gambar 2.86 Fluorescent Lamp , Gambar 2.87 Spotlight Sumber : Dea Karina, 2015 e. Penghawaan Pendingin ruangan baik di koridor maupun ruangan kelas menggunakan AC split. AC sentral hanya digunakan pada beberapa ruang kelas dan digunakan pada recital hall.
Gambar 2.88 AC Central, Gambar 2.89 AC Split Sumber : Dea Karina, 2015 f. Akustik Untuk meredam suara, dipergunakan material-material seperti karpet pada lantai di recital hall, dan juga penggunaan material rockwool dan perforated wall pada setiap ruangan. g. Signage Di IKJ signage sebagai penunjuk ruangan kelas berada di atas setiap pintu kelas, namun dengan ukuran yang kecil sehingga susah terlihat dari kejauhan, pengguna ruang juga dapat melihat langsung instrumen yang terdapat di dalam kelas melalui kaca transparan yang terdapat pada setiap pintu kelas.
63
Gambar 2.90 Brand Signage Gedung Seni Musik IKJ Sumber : Dea Karina, 2015 2.2.4 1.
Institut Musik Indonesia
Data Umum
Gambar 2.91 Logo IMI Sumber : www.stmbi.ac.id
2.
Nama
: Institut Musik Indonesia
Alamat
: Basuki Building, Jl. Pulo Lentut No.2, Jakarta Timur.
No.Telp/Fax
: (021)4603747 / (021)4603744
Email
:
[email protected]
Website
: www.stmbi.ac.id
Sejarah Insitut Musik Indonesia (IMI) didirikan pada tahun 2001 oleh Yayasan Pendidikan Musik Basuki. Pada awal berdirinya, IMI menerapkan program pendidikan musik kontemporer dengan masa studi dua tahun. Pada tahun 2004, seiring dengan pengembangan dan kemajuan kurikulum yang lebih mutakhir, masa studi yang harus dijalani diperpanjang menjadi tiga tahun. Perkembangan industri musik kontemporer di Indonesia seringkali sudah disertai dengan keterlibatan generasi muda dalam bermusik, namun
64 belum diimbangi dengan pendidikan formal setingkat sarjana pada bidang tersebut. Perguruan tinggi pada bidang seni dan musik yang ada selama ini hampir seluruhnya menitikberatkan pada pendidikan campuran antara seni tradisional dan seni klasik. Tuntutan tersebut akhirnya turut mendorong IMI untuk mengajukan perubahan status kependidikan musik yang telah diselenggarakan selama ini.Pada tahun 2010, IMI mengajukan perubahan status menjadi penyelenggara pendidikan seni musik kontemporer setingkat strata satu. Akhirnya, pada tahun 2013, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan
Kebudayaan
Nomor
68/E/O/2013,
IMI
resmi
menyandang status barunya sebagai Sekolah Tinggi Musik Basuki Indonesia (STMBI), dengan gelar kelulusan Sarjana Terapan Seni (S.T.Sn) untuk jurusan-jurusan Pementasan Kontemporer, Komposisi Musik, Produksi Musik dan Audio, dan Pementasan Klasik, serta Sarjana Seni (S.Sn) untuk Jurusan Bisnis Seni dan Hiburan. 3.
Visi dan Misi Adapun pernyataan visi kami adalah sebagai berikut: Institut Musik Indonesia bertekad untuk menjadi institusi musik terdepan dalam mencetak musisi yang profesional, handal, dan berkreativitas tinggi, memajukan dunia pendidikan musik di tanah air secara nyata. Visi tersebut akan kami wujudkan dengan melaksanakan misi-misi di bawah ini: a.
Melatih bakat-bakat muda dan mempersiapkan mereka untuk terjun ke dalam industri musik sebagai generasi musisi Indonesia yang baru, disiplin, kreatif, bertanggung jawab, dan profesional.
b. Mempersiapkan individu-individu yang dapat mengembangkan kualitas hidup dan potensi dirinya untuk dapat berperan serta dalam pembangunan industri di Indonesia, khususnya dalam subsesktor musik. c. Mempersiapkan proses pendidikan dengan kurikulum dan metode pengajaran yang mendorong peserta didik dalam mengembangkan
65 bakat, kreativitas, imaginasi, inovasi, serta keterampilan hidup dalam masyarakat modern yang majemuk dan berkembang pesat. d. Menjadikan pendidikan musik sebagai salah satu alternatif peningkatan kualitas taraf hidup masyarakat Indonesia. 4.
Jurusan a. Contemporary Performance Jurusan Contemporary Performance IMI terbuka untuk instrumeninstrumen berikut : Gitar, Kibor, Drum, Bass Elektrik, Kontrabass, Vokal.
Gambar 2.92 Kurikulum Contemporary Performance Sumber : www.stmbi.ac.id
66 b. Music Composition Jurusan Music Composition IMI terbuka untuk instrumen-instrumen berikut: Gitar, Kibor, Drum, Bass Elektrik, Kontrabass, Vokal.
Gambar 2.93 Kurikulum Music Composition Sumber : www.stmbi.ac.id
67 c. Music and Audio Production Jurusan Music and Audio Production IMI terbuka untuk instrumeninstrumen berikut: Gitar, Kibor, Drum, Bass Elektrik, Kontrabass, Vokal.
Gambar 2.94 Kurikulum Musik and Audio Production Sumber : www.stmbi.ac.id
68 d. Business Creative Industry
Gambar 2.95 Kurikulum Business Creative Industry Sumber : www.stmbi.ac.id
69 e. Classical Performance Jurusan Classical Performance IMI terbuka untuk instrumeninstrumen berikut : Piano, Biola, Viola, Cello, Kontrabass, Seruling (flute), Oboe, Bassoon, Klarinet, Terompet (trumpet), French Horn, Trombon, Perkusi.
Gambar 2.96 Kurikulum Classical Performance Sumber : www.stmbi.ac.id f. Program Dua Jurusan •
Pementasan Kontemporer + Produksi Musik dan Audio
•
Komposisi Musik + Produksi Musik dan Audio
•
Pementasan Kontemporer + Komposisi Musik
70 g. Program Internasional • Contemporary Music – JMC Academy Mata Kuliah : Business Principles, Innovation & Arranging in Contemporary Music, Music in Visual Contexts, Ensemble IV, Specialist project, Songwriting 2, Improvisation & Rhythmic studies, Ensemble V, Arranging for Contemporary ensembles, World Music, usic Technology III, Ensemble VI. • Audio Production and Sound Engineering – JMC Academy Mata Kuliah : Applied Electronics, Introduction to TV, Radio and Film Audio, Audio Technologies , Studio IV, Senior Seminar, Advanced Audio System Design, Advanced Spatial Recording Techniques, Studio V, Sound Aesthetics, Post Production Audio, Music Business Management, Studio VI. h. Program Profesional -
Program Kursus Pementasan Kontemporer Kelas yang ditawarkan : -
Kursus Kepenulisan Lagu bersama Badai Kerispatih Kelas dilaksanakan dalam 4 x 120 menit. Kelas baru akan dibuka dengan pendaftar minimal tiga orang.
-
Kamp Bass bersama Indro Hardjodikoro Kelas dilaksanakan dalam 6 x 120 menit. Kelas baru akan dibuka dengan pendaftar minimal tiga orang.
-
Kursus Drum Fundamental bersama Denny AJD Kelas dilaksanakan dalam 4 x 120 menit. Kelas baru akan dibuka dengan pendaftar minimal dua orang.
-
Program Kursus Komposisi Musik Kelas akan dibuka dengan minimal dua orang siswa Durasi: 3 x 180 menit. Materi yang diajarkan : - Drum, Bass, Piano, Kibor, Gitar, Perkusi, dan Notasi Partitur Utama - Penulisan partitur band secara baik dan benar - Aransemen lagu dalam berbagai macam gaya di atas
71 - Program Kursus Produksi Musik dan Audio - Program Kursus Tata Suara Langsung Materi yang diajarkan : Ulasan Produksi Audio, Bekerja dengan Aman, Keamanan Pribadi, Ketentuan Teknis (Technical Riders), Perangkat Audio, Teori Suara, Pengantar Alur Sinyal, Jenisjenis KoneksiTeknik Elektro Dasar 1 dan 2, Pengantar Konsol Mixing, Pengantar Mikrofon, Pola Polar, Prosesor Dinamis, Prosesor Berbasis Waktu, Praktek Prosesor Dinamis dan Berbasis Waktu, Praktek Mixing Band Tiga Instrumen, Praktek Mixing Band Lengkap. Kelas akan dibuka dengan minimal tiga orang siswa Durasi: 10 x 150 menit - Program Kursus Rekaman dan Mixing Materi yang diajarkan : Pengenalan Dasar Audio (DAW), Pengenalan Mikrofon, Lokakarya Studio, Prosesor Dinamis dan EQ, Prosesor Berbasis Waktu, Teknik Rekaman, Persiapan Mixing, Teknik Mixing Dasar, Latihan Mixdown dan Level Up. Kelas akan dibuka dengan minimal tiga orang siswa Durasi: 10 x 150 menit 5. Pembagian Fasilitas a. Ruang Kelas b. Ruang Studio dan Latihan c. Laboratorium Teknologi Musik d. Studio Rekaman e. Perpustakaan Multimedia f. Aula Konser
2.2.5 Perbandingan Hasil Survey Lapangan Berikut merupakan tabel flip chart untuk menunjukkan perbandingan hasil survey yang telah dilakukan di beberapa sekolah musik. Tabel 2.1 Perbandingan Hasil Survey
72
Ruang
Sekolah Musik
Andante Music
Institut Musik
Indonesia (SMI)
School
Indonesia
Fasad & Entrance
Resepsionis IKJ Resepsionis
berada di gedung utama
Area Tunggu
73
Ruangan Kelas Musik / Studio Musik
74
Ruang Kelas Vokal
Sebagian ruang kelas musik di Andante juga digunakan sebagai kelas vokal.
75
IKJ menggunakan Ruang Kelas
ruang kelas besar,
Ensemble
untuk melakukan latihan bersama
76
Ruang kelas vokal
MSI tidak Ruangan Kelas
memiliki ruang
Lain
kelas lain selain
juga digunakan sebagai kelas teori
kelas musik
Ruang Pertunjukan
Andante tidak Retail Store
memiliki retail store.
IKJ tidak memiliki retail store.
77
Perpustakaan
SMI tidak
Andante tidak
memiliki
memiliki
perpustakaan
perpustakaan
Andante tidak Ruang Audio
memiliki ruang
Visual
audio visual
Gudang
Ruang Pengajar
78
Koridor & Area Sirkulasi
Pantry
Sumber : Dea Karina,2015
2.2.6 Analisa Hasil Observasi Lapangan Berikut merupakan tabel perbandingan analisa mengenai beberapa perihal terahadap observasi lapangan yang telah dilakukan. PERIHAL Lokasi Fasilitas
MSI
Andante
IKJ
79
Kapasitas Material Ergonomi Pencahayaan Penghawaan Akustik Signage Keamanan
Sangat Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tabel 2.2 Analisa Hasil Observasi Lapangan
Dari ketiga lokasi yang menjadi fokus survey, ketiganya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. MSI terletak di lokasi yang mudah dijangkau baik dengan kendaraan umum maupun pribadi, letaknya juga berada dekat dengan sekolah sekolah umum lainnya. dan jumlah ruangan kelas yang tersedia sudah cukup untuk memfasilitiasi kuantitas pelajar. Meskipun demikian, sistem organisasi ruang kelas pada MSI kurang baik, dikarenakan penempatan ruang vokal yang bersebelahan dengan ruang kelas drum, meskipun treatment akustik sudah diterapkan, suara yang ditimbulkan saat melakukan aktivitas di ruang drum tetap dapat terdengar dari ruang vokal. Hal ini mempengaruhi konsentrasi bernyanyi seseorang. Kondisi pencahaayaan dan penghawaan pada gedung MSI
juga
tergolong
kurang
baik
dikarenakan
hampir
seluruhnya
menggunakan pencahayaan dan penghawaan buatan. IKJ memiliki berbagai fasilitas yang tidak dimiliki tempat lain, seperti perpustakaan dan rehearsal hall dikarenakan IKJ merupakan sebuah institut
80 yang lebih formal pendidikannya, sehingga kebutuhan ruang disesuaikan dengan kriteria gedung pendidikan lainnya. Lokasinya juga mudah dicapai baik dengan kendaraan umum maupun pribadi, kareana terletak di pusat kota dan daerah seperti Planetarium dan Taman Ismail Marzuki. Ruang kelas IKJ memiliki luasan yang jauh lebih besar sehingga terasa lebih nyaman dan leluasa. Dikarenakan ruang kelas berukuran lebih besar, setiap kelas dapat dijadikan sebagai ruang ensemble. Pencahayaan di IKJ juga baik karena hampir setiap kelas memiliki jendela yang cukup besar. Namun penggunaan AC pada setiap kelas cukup berlebihan sehingga kelas terasa terlalu dingin dan boros energi. Treatment akustik pada IKJ diterapkan untuk setiap ruangan termasuk ruang dosen. Andante juga memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, karena berada dekat dengan perumahan. Jumlah ruang kelas sudah cukup baik, namun tidak ada treatment akustik yang diterapkan pada setiap kelas, sehingga banyak terjadi kebocoran suara. Sistem pencahayaan sudah cukup karena sebagian kelas mendapatkan pencahayaan alami. Pendingin udara terdapat pada setiap ruangan, namun area koridor terasa pengap saat kelas tidak beroperasi. Ruang kelas Andante juga tidak memiliki signage sehingga sulit untuk mengetahui identitas ruangan jika tidak melihat langsung ke dalam ruangan melalui kaca transparan pada pintu kelas.
2.3
Kesimpulan Tinjauan Umum & Khusus Dari studi-studi literatur beserta kegiatan survey dan observasi lapangan yang
telah dilakukan, dapat ditarik beberapa hal-hal penting untuk dijadikan sebagai referensi perancangan interior sekolah musik yang baik, antara lain : - Sekolah musik yang baik memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang aktivitas-aktivitas di dalam sekolah musik, baik itu aktivitas belajar, pertunjukan, hingga aktivitas tambahan lainnya. - Fungsi ergonomi diperhatikan baik dari segi dimensi ruangan maupun desain dari furniture. - Tata akustik yang baik memungkinkan suara dari dalam tidak merambat keluar dari ruangan dan suara luar tidak masuk ke dalam ruangan.
81 - Desain dan peletakan signange di dalam sekolah musik merupakan hal penting yang harus diperhatikan, agar signage dapat dikomunikasikan dengan efektif bagi pengguna ruangan.
82