BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Setiap manusia di dalam melakukan segala aktifitas, membutuhkan adanya tindakan komunikasi agar dapat saling berinteraksi antar manusia satu dengan manusia yang lainnya. Dalam konteksnya sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan satu dengan yang lainnya. Kata komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin commuis yang berarti “sama”. Communico,communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran,” “kita mendiskusikan makna,” dan “kita mengirimkan pesan” (Mulyana, 2007:46). Shannon dan Weaver mengemukakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Wiryanto, 2006:5-7). Sebagaimana yang dikemukan oleh Raymond S. Ross, komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau
7
8 respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator (Mulyana, 2005:62). Dalam buku Ilmu Komunikasi, mengutip apa yang dikemukakan oleh John R. Wenburg dan William W.Wilmot juga Kenneth K.Sereno dan Edward M.Bodaken mengenai tiga pemahaman komunikasi yaitu: Pertama, komunikasi
sebagai
tindakan
satu
arah
adalah
komunikasi
yang
mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang(atau suatu lembaga) kepada seseorang(sekelompok orang lainnya), baik secara langsung(tatap muka)ataupun melalui media, seperti surat(selebaran), surat kabar, majalah, radio atau televisi. Kedua, komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Ketiga, komunikasi sebagai transaksi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. (Mulyana, 2007:67). Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai pengirim pesan, penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses komunikasi. (Wiranto, 2006:65) Dari
beberapa
teori
yang
telah
dipaparkan
diatas,
penulis
menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian suatu pesan, makna, pemikiran dan juga suatu rangsangan yang dilakukan oleh pengirim pesan(komunikator) dan kepada penerima(komunikan), yang bertujuan untuk saling mencapai-saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
2.1.1.2 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut Mulyana (2007:5-33) menjelaskan sebagai berikut : 1. Komunikasi Sosial Fungsi
komunikasi
sebagai
komunikasi
sosial
setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, memupuk hubungan dengan
9 orang lain. Menurut Edward T. Hall bahwa “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal maupun vertikal. Alfred Korzybsky, menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan “pengikat waktu” (time binder). Pengikatan waktu (time binder) merujuk pada manusia untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya. Sebagian kesulitan berkomunikasi berasal dari fakta bahwa kelompok-kelompok budaya atau subkultur-subkultur dalam suatu budaya mempunyai perangkat norma yang berlainan. 2. Komunikasi Ekspresif Komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan sendiri ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dapat dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan non verbal. 3. Komunikasi Ritual Komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara
kolektif.
Acara-acara
ritual orang-orang
mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka pasa tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka. Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Kegiatan ritual memungkinan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Ritual menciptakan perasaan tertib (a sense of order) dalam dunia yang tanpanya kacau balau.
10 4. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan merubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga menghibur. Kesimpulan dari paparan yang dijelaskan ini, yaitu
fungsi
komunikasi adalah untuk memupuk hubungan dengan orang banyak(sosial) demi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari ketegangan atau perbedaan pendapat di dalam sebuah diskusi. Kaitannya di dalam penulisan skripsi ini, penulis menyimpulkan bahwa dengan terjadinya komunikasi yang di implementasikan di dalam kinerja tiap karyawan pada PT Mahadana Asta Berjangka, fungsi dari komunikasi tersebut dapat saling memberikan informasi, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, serta merubah perilaku atau menggerakan tindakan pada setiap program kerja yang telah di diskusikan bersama agar mendapat satu tujuan bersama.
2.1.1.3 Tujuan Komunikasi Menurut Rosmawaty (2010:31) yang mengatakan ada empat tujuan komunikasi, yaitu: 1. Menginformasikan (To Inform) Melalui komunikasi verbal ataupun non verbal seseorang dapat menginformasikan sebuah informasi penting yang bertujuan diketahui oleh si penerima pesan. 2. Membujuk (Persuasive) Komunikasi memiliki kekuatan unutk membujuk, menarik, mengajak si penerima pesan untuk masuk berada dalam lingkaran komunikasi tersebut. 3. Argumentatif Didalam komunikasi antar pribadi memiliki tujuan lain, yaitu untuk
dapat
berargumentasi
terhadap
sesuatu.
memberikan sebuah pendapat mengenai sesuatu hal.
Misalnya
11 4. Menghibur (To Entertain) Komunikasi
memiliki
tujuan
sebagai
penghibur
dalam
menyampaikan sebuah informasi sehingga sipenerima pesan dapat merasa terhibur. Contohnya yaitu informasi yang disampaikan melalui sebuah media massa seperti dalam media cetak ataupun yang ditayangkan melalui media elektronik. Menurut Effendy (2004:8) di dalam mengemukakan tujuan-tujuan dari komunikasi. Ada empat tujuan komunikasi, yaitu: 1. Perubahan Sikap (Attitude Change) Komunikan yang telah menerima pesan dari komunikator akan merubah sikap, baik positif ataupun negatif. Komunikator dalam melakukan sebuah hubungan komunikasi pasti akan berusaha mempengaruhi komunikan dan berusaha bersikap positif sesuai yang diinginkan komunikator. 2. Perubahan Pendapat (Opinion Change) Pada saat berkomunikasi kita berusaha menciptakan pemahaman terhadap komunikan. Setelah dapat memahami secara cermat mengenai pesan yang disampaikan oleh komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda pada pihak komunikan. 3. Perubahan perilaku (Behavior Change) Komunikasi juga memiliki tujuan unutk merubah perilaku seseorang 4. Perubahan sosial (Sosial Change) Di dalam proses komunikasi yang efektif akan secara tidak sengaja dapat meningkatkan hubungan interpersonal. Dengan membangun hubungan dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain akan menghasilkan hubungan yang semakin baik, ini merupakan maksud tujuan komunikasi sebagai perubahan sosial. Dari pendapat kedua pakar di atas mengenai tujuan komunikasi, penulis menarik kesimpulan bahwa komunikasi memiliki tujuan agar memudahkan setiap individu dalam melakukan sebuah komunikasi seharihari di dalam hidup bermasyarakat. Di dalam komunikasi mengandung sebuah informasi yang ingin diinformasikan oleh masing-masing pribadi. Seluruh karyawan PT. Mahadana Asta Berjangka saling berkomunikasi satu
12 sama lain di dalam proses kerja, hampir sebagian besar aktivitas kerja membutuhkan komunikasi sehingga dalam keberadaannya dapat membantu dalam pencapaian tujuan bersama demi perusahaan.
2.1.1.4 Proses Komunikasi Menurut Nurjaman & Umam (2012:39) menjelaskan proses komunikasi yaitu sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan komunikan, didalam pikiran komunikator terjadi semacam rangsangan
atau
stimulus. Rangsangan itu dapat terjadi karena faktor di luar dirinya (menyampaikan pesan karena ada peristiwa di luar dirinya), atau karena adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan pesan dari dirinya sendiri), yaitu hasil olahan pikirannya sendiri yang ada pada benaknya. Komunikator, sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu bentuk
yang
dianggap
sesuai
dan
dapat
mengemasnya dalam diterima
serta
dapat
dimengerti oleh komunikan pengemasan pesan ini disebut juga dengan encoding.
Dengan
encoding
itu
komunikator
memasukan
atau
mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah kode atau lambang dalam bentuk kata maupun non kata, misalnya raut wajah atau gerak-gerik tubuh. Setelah pesan sampai kepada komunikan, apabila feedback,
komunikan
akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukan sebuah
kode yang
disebut juga dengan decoding untuk disampaikan kembali kepada komunikator. Adapun beberapa proses komunikasi menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center (dalam Rosmawaty, 2010:23), yaitu: 1.
Fact Finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta yang dapat digunakan sebagai data atau informasi untuk melakukan kegiatan komunikasi.
2.
Planning adalah suatu upaya merencanakan atau membuat rencana tentang beberapa hal, baik tentang isi pesan yang akan disampaikan, cara mengkomunikasikannya, dan sebagainya.
3.
Communicating adalah kegiatan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal, baik menggunakan media maupun secara tatap muka (langsung).
13 4.
Evaluation, suatu upaya mengevaluasi, menilai dan menganalisis kembali kegiatan komunikasi yang telah dilakukan, sedang dilakukan maupun sebagai evaluasi untuk kegiatan komunikasi berikutnya. Proses evaluasi ini juga dapat berlangsung meski kegiatan komunikasi itu sendiri sedang berlangsung.
Proses komunikasi menurut Cutlip dan Centre ini banyak digunakan dalam kegiatan penelitian untuk mendapatkan sebuah informasi tentang suatu hal serta untuk kegiatan publikasi dan promosi. Dari penjelasan beberapa pakar, penulis mengambil kesimpulan bahwa proses komunikasi adalah sebuah proses penyampaian informasi berupa sebuah ide, informasi, atau kepercayaan yang hal tersebut disampaikan secara langsung atau menggunakan media yang dilakukan dengan komunikasi verbal maupun nonverbal untuk dapat mengevalusi informasi saat itu ataupun mengevaluasi untuk kegiatan komunikasi berikutnya. Keterkaitannya teori ini dalam penelitian ini adalah seorang Public Relations harus dapat berkomunikasi dengan pihak klien atau calon nasabahnya, karena Public Relations merupakan perantara komunikasi dari pihak PT Mahadana Asta Berjangka kepada kliennya. Oleh sebab itu diperlukan proses komunikasi yang baik sehingga dapat membantu merencanakan serta memaksimalkan kegiatan promosi kepada pihak-pihak produksi(klien). Tidak hanya itu, proses komunikasi juga membantu dalam mengidentifikasi permasalahan perusahaan yang ada di dalam perusahaan ataupun di luar perusahaan.
2.1.2 Public Relations 2.1.2.1 Definisi Public Relations Public Relations merupakan suatu hal penting dalam perusahaan yang berperan dalam membentuk citra yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai perusahaan itu sendiri. Dari mulai dimana perusahaan tersebut bergerak sampai pesan-pesan khusus apa yang ingin disampaikan perusahaan kepada masyarakat yang pada akhirnya membentuk sebuah citra positif perusahaan di mata masyarakat. Beberapa definisi mengenai Public Relations menurut para pakar Public Relations :
14 J.C. Seidel sebagai direktur Public Relations, Division of Housing, State New York (dalam Ardianto, 2011:9) menyatakan bahwa Public Relations adalah sebagai berikut: “Public Relations is the continuing process by which management endeavors to obtain goodwill and understanding of its customers, its employees and the public at large, inwardly through self-analysis and correction, outwardly through all means of expression” Pengertian dari Public Relations manurut Nova (2011:39) merupakan bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi seseorang ataupun sebuah lembaga di mata publik. Profesi PR bekerja di wilayah publik untuk melakukan fungsi komunikasi, hubungan masyarakat (public relations), manajemen krisis (crisis management), hubungan pelanggan (customer relations), hubungan karyawan (employee relations), hubungan pemerintah (government relations), hubungan industri (industry relations), hubungan investor (investor relations), hubungan dengan media (media relations), mediasi, publisitas, menulis pidato, dan guest (visitor relations. “The International Public Relations Association (IPRA) memaparkan definisi yang cukup panjang seperti berikut, Public relations adalah fungsi manajemen yang berkelanjutan dan terarah lewat mana organisasi dan lembaga umum maupun pribadi, berusaha memenangkan dan mempertahankan pengertian, simpati dan dukungan orang-orang yang mereka inginkan dengan menilai pendapat umum di sekitar mereka sendiri untuk kemudian dihubungkan sejauh mungkin dengan karsa dan tingkah lakunya, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif dan lebih efisien untuk memenuhi kepentingan mereka bersama dengan suatu informasi yang direncanakan dan disebarkan”, (Alifahmi, 2010:13). Definisi Public Relations yang ada di dalam buku yang berjudul “Effective Public Relations” (Cutlip, 2006:6), yang menjelaskan definisi PR adalah : fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.” Menurut Sukatendel (dalam Soemirat & Ardianto, 2010:112) memaparkan definisinya, yaitu Public Relations adalah salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama.
15 Sementara itu selain berdasarkan definisi para pakar komunikasi penulis juga menjelaskan definisi public relations dari sisi jurnal menurut Wehmiere (Stefan, 2009) : “out of the fog and into future : direction of public relations, theory building and practice’ .Canadian Journal of Communication, volum 32 (2) : The public relations is a piece some whole. the challenge is to continue to search to discover the whole and public relations place in it”. Yang artinya adalah Public relations adalah bagian dari keseluruhan. Tantangannya yaitu public relations terus mencari untuk menemukan seluruh tempat dan menangani hubungan masyarakat yang berada di dalamnya tersebut. Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa public relations
adalah
merupakan
fungsi
manajemen
perusahaan
yang
menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat luar. Dimana dalam hal ini seorang public relations Keterkaitannya adalah orang yang bertanggung jawab dalam meningkatkan citra positif bagi sebuah perusahaan.
2.1.2.2 Fungsi Public Relations Seiring berkembangnya zaman, fungsi Public Relations pun berkembang secara bertahap. Ada 4 fungsi utama Public Relations menurut Suparmo (2011:91) : 1. Communicator Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi
antar
personal
(interpersonal
communication)
dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuader. 2. Relationship Relationship ketidakpuasan
yang
tidak
publik
harmonis
yang
kelangsungan bisnis perusahaan.
pada
beresiko akhirnya
menimbulkan mengancam
16 3. Back up management Menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran, operasional, teknik, keuangan dan personalia demi terciptanya tujuan bersama. 4. Good Image Maker Menciptakan citra dan publisitas positif perusahaan kepada stakeholdernya.
2.1.2.3 Tugas Public Relations Proses PR selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian. Berikut ini adalah empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses PR menurut Cutlip dan Center (dalam Nova, 2011:51) : 1. Definisikan Permasalahan Dalam tahap ini praktisi PR harus perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu, praktisi PR perlu memantau dan membaca
terus pengertian, opini, sikap, dan
perilaku mereka yang berkepentingan dan
terpengaruh oleh sikap
dan tindakan perusahaan. Tahap ini merupakan
penerapan
atau
fungsi intelejen perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang praktisi PR setiap saat secara kontinu, bukan hanya pada saat krisis terjadi. 2. Perencanaan dan Program Pada tahap ini seorang praktisi PR sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah itu dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Adalah penting bagi praktisi PR untuk mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian. 3. Aksi dan Komunikasi Banyak praktisi PR yang langsung masuk ke tahap ini, yaitu langsung melakukan aksi dan komunikasi berdasarkan asumsi pribadi. Meski tidak jarang tindakan itu membawa hasil yang tidak buruk, langkah ini sama sekali tidak disarankan karena terlalu tinggi resikonya bagi citra
17 perusahaan. Manajer PR yang melakukan hal ini biasanya kurang paham kemana citra perusahaan hendak diarahkan dan dimana dia berada sekarang. 4. Evaluasi Program Proses PR selalu dimulai dari pengumpulan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan data. Untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum, seorang praktisi PR perlu melakukan evaluasi atas langkahlangkah yang telah diambil. Ada empat peran utama Public Relations menurut Ruslan (2008:10), yaitu : 1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi yang diwakili dengan publiknya. 2. Membina relationship, yakni berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. 3. Peranan back up management¸ yakni sebagai pendukung dalam fungsi management organisasi atau perusahaan. 4. Membentuk
corporate
image¸
artinya
peran
PR
berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau perusahaan. Penulis menyimpulkan bahwa Public Relations dalam sebuah organisasi selain memiliki fungsi untuk menjembatani komunikasi antara perusahaan dan publiknya juga berperan dalam mendukung kegiatan divisi lain sehingga tugas Public Relations saling berkaitan dengan semua divisi dalam suatu perusahaan atau organisasi. Hubungan antara fungsi Public Relations dan PT Mahadana Asta Berjangka adalah divisi Public Relations dan seharusnya menjalankan fungsinya sebagai komunikator yang bertanggung jawab atas penyampaian pesan tentang perusahaan baik berisi informasi maupun promosi. Promosi tersebut merupakan program yang direncanakan oleh divisi public relations yang dibantu oleh divisi lainnya juga turut mendukung kegiatan departemen lain diluar divisinya. Public Relations menjalankan fungsinya untuk membina hubungan baik dengan pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan.
18 Tujuannya agar terbentuk pandangan atau citra yang baik di mata khalayak sehingga memperoleh dukungan atas segala kegiatan yang dilakukan. 2.1.2.4 Tujuan Kegiatan Public Relations Tujuan
utama
kegiatan
public
relations adalah membangun
kredibilitas dan membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan guna meminimalkan biaya pengeluaran proses transfer komunikasi. Tujuan public relations dapat dikelompokkan sebagai berikut menurut Nova (2011:52) : 1. Performance Objective Public
relations
merupakan
kegiatan
komunikasi
untuk
mempresentasikan citra perusahaan kepada publiknya (stakeholders), melaksanakan
serangkaian
kegiatan
untuk
membentuk
dan
memperkaya identitas dan citra di mata stakeholders. 2. Support of Consumer Market Objective Kegiatan PR dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
timbul
sehubungan
dengan
kegiatan
komunikasi
yang
dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap dan persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Hasil dari identifikasi tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan strategi pendekatan yang sesuai. Rincian tujuan Public Relations begitu luas. Namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik yang terkait dalam perusahaan. Hubungan yang baik tersebut bukan semata demi keuntungan dan kepentingan perusahaan, melainkan untuk keuntungan dan kepentingan kedua belah pihak. Perusahaan dalam hal ini PT Mahadana Asta Berjangka menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan itu dan publik juga menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut. Tak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik.
19 2.1.2.5 Strategi Public Relations Beberapa langkah yang ditetapkan sebagai strategi Public Relations menurut Smith (2005:10-11), yaitu : 1. Formative Research a. Analyzing the situation (menganalisa situasi) Adalah bagian yang penting sebagai proses awal penentuan strategi, dimana setiap tahap ini digunakan untuk mengumpulkan semua informasi dan menganalisa situasi. b. Analyzing the organization (menganalisa organisasi) Pada tahap ini diperlukan pengamatan yang tepat terhadap tiga aspek perusahaan yaitu lingkungan internalnya (misi, performance dan sumber daya perusahaan), reputasi dan lingkungan eksternalnya. c. Analyzing the public (menganalisa publik) Merupakan tahap untuk mengidentifikasi dan menganalisa publik yang menjadi sasaran. Hal ini akan membuat perusahaan mampu mengatur prioritas dalam berhubungan dengan publiknya yang beragam. 2. Strategy a. Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan objektif) Tahap ini dapat membuat perusahaan mengembangkan objektif yang jelas, spesifik dan terukur (measurable) sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. b. Formulating action and response strategies (memformulasikan strategi aksi dan respon) c. Using effective communication (menggunakan komunikasi yang efektif) Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang diambil terhadap pesan yang disampaikan, seperti : sumber yang akan menyampaikan pesan kepada public kunci, isi dari pesan, bunyi dan gayanya dan lain-lain. 3. Tactic a. Choosing communication tactics (memilih taktik komunikasi)
20 Ada empat kategori dalam komunikasi, seperti : komunikasi tatap muka, organizational media, media berita, iklan dan media promosional lainnya. b. Implementing the strategic plan (mengimplementasikan strategi) Di tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang dipersiapkan untuk mengimplementasikan program komunikasi yang ditentukan. 4. Evaluative Research a. Evaluating the strategi plan (mengevaluasi strategi). Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi dapat dilakukan secara kontinu. Hasil evaluasi ini menjadi dasar kegiatan PR berikutnya. 2.2
Teori Khusus
2.2.1 Citra 2.2.1.1 Definisi Citra Menurut David A.Arker John & G Mayer menjelaskan bahwa citra adalah seperangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang/sekelompok orang mengenai suatu objek yang bersangkutan. (Nova, 2011:298). Menurut gambaran,
Canton menjelaskan citra
diri publik
terhadap
adalah
perusahaan
kesan,
yang
dengan
perasaan, sengaja
diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. (Goenawan, 2011:99). Citra dari suatu lembaga atau organisasi dan bentuk pelayanan jasa dan lain sebagainya yang hendak dicapai oleh public relations dalam sistem informasi terbuka pada era globalisasi serba kompetitif tersebut, intinya tidak terlepas dari bentuk kualitas jasa pelayanan yang telah diberikan, publiknya,
serta
nilai
kepercayaan
goodwill
(kemauan
dan
merupakan
baik)
yang
amanah
dari
ditampilkan
oleh
lembaga atau perusahaan bersangkutan. (Ruslan, 2010:77). Citra merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanan nya, kualitas produk, budaya perusahaan, prilaku perusahaan, atau prilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral atau memusuhi. (Krisyantono, 2008:9-10).
21 2.2.1.2 Jenis Citra Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins (dalam Ruslan, 2004:45) yaitu : 1. Mirror Image (Citra Bayangan) Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita. 2. Current Image (Citra yang Berlaku) Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. 3. Multiple Image (Citra Majemuk) Citra majemuk yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita. 4. Corporate Image (Citra Perusahaan) Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,
jadi
bukan
sekedar
citra
atas
produk
dan
pelayanannya. 5. Wish Image (Citra Yang Diharapkan) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
22 6. Citra Penampilan (Performance Image) Citra ini lebih ditujukan kepada subyek yang ada pada institusi, bagaimana kinerja atau penampilan diri dari para profesional pada institusi yang bersangkutan sebagai contoh citra yang ditampilkan
karyawan
dalam
menangani keluhan para
pelanggan.
2.2.1.3 Bentuk Citra Menurut Nimpoeno (dalam Ardianto, 2009:44) pembentukan citra dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengalaman CITRA Kognisi
Stimulus
Respons Persepsi
Sikap ( Afeksi)
Motivasi
Gambar 2.1 Proses pembentukan citra sumber : Public relations praktis : 40 Stimulus
:
Rangsangan (kesan lembaga yang diterima dari luar untuk membetuk presepsi). Sensasi adalah fungsi alat indra dalam menerima informasi dari langganan.
Persepsi :
(1) Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu pemahaman, (2) Pembentukan makna pada stimulus indrawi (sensor stimulus).
Kognisi
:
Aspek
pengetahuan
yang
kepercayaan, ide dan konsep
berhubungan
dengan
23 Motivasi
: Kecenderungan yang menetap untuk mencapai tujuantujuan tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal bagi individu setiap saat.
Sikap
:
Hasil evaluasi negative atau positif
terhadap
konsekuensi-konsekuensi penggunaan suatu objek. Respons
:
Akibat atau tindakan individu sebagai organisme terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun lingkungan.
Kesimpulan menurut penulis terbentuknya citra dari informasi yang diterima oleh individu tentang suatu hal, informasi dan pengetahuan itu menjadi stimulus seseorang dalam membentuk citra akan suatu hal.
2.2.1.4 Tujuan Citra Tujuan dari citra menurut Yulianita (2005:47) adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan public understanding (pengertian publik). Dalam hal ini publik memahami organisasi/perusahaan apakah itu dalam hal produk / jasanya, aktifitas - aktifitasnya, reputasinya, perilaku manajemen, dan sebagainya. 2. Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap organisasi atau perusahaan kita). Publik percaya bahwa hal - hal yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan adalah benar adanya. 3. Public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap organisasi kita) baik dalam bentuk material (membeli produk kita) maupun spiritual (dalam bentuk pendapat/fikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan kita). 4. Public Cooperation (adanya kerjasama dari publik terhadap organisasi kita) Jika ketiga tahapan diatas dapat dapat terlalui maka akan
mempermudah
adanya
kerjasama
dari
pubik
yang
berkepentingan terhadap organisasi kita guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama. Dengan memiliki citra yang positif, sebuah organisasi atau perusahaan
akan
lebih
mudah
dalam
mendapatkan
pengertian,
kepercayaan, serta dukungan dari masyarakat(publik). Jika pengertian,
24 kepercayaan serta dukungan dari publik telah diperoleh maka organisasi atau perusahaan akan mudah juga dalam menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.
2.2.2 Strategi / Bauran Promosi Menurut Tjiptono (dalam Widiana 2010:88-100) bauran promosi terdiri dari: 1. Personal Selling Menurut Tjiptono, personal selling adalah sebagai berikut : “komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya”. Fungsi dari aktivitas personal selling yaitu : a. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan kemudian menjalin hubungan dengan mereka. b. Targeting¸ yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu demi pembeli. c. Communicating, yaitu memberikan informasi tentang produk perusahaan kepada pelanggan. d.
Selling,
yaitu
mendekati,
mempresentasikan
dan
mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. e. Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. f. Information gathering, yaitu melakukan penelitian dan intelejen pasar. g. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju. 2. Mass Selling Mass selling adalah pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.
25
3. Publisitas Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, dimana individu atau organisasi yang menerima keuntungan tidak perlu membayar untuk itu. 4. Promosi Penjualan Menurut Tjiptono, promosi adalah sebagai berikut : “bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insetif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan”. Tujuan dari promosi penjualan, yaitu : a.Meningkatkan permintaan dari para pengguna industrial atau konsumen akhir. b.Meningkatkan kinerja pemasaran perantara. c.Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan. Pengelompokan promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual berdasarkan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : a.Customer promotion, yaitu promosi penjualan bertujuan untuk mendorong pelanggan untuk membeli. b.Trade promotion, yaitu promosi penjualan bertujuan untuk mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memotivasi tenaga penjual. c.Sales force information, yaitu promosi penjualan bertujuan untuk memotivasi tenaga penjual. d. Business promotion, yaitu promosi penjualan bertujuan untuk mendapatkan pelanggan baru, mempertahankan hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan mendidik pelanggan. 5. Public Relations(Hubungan Masyarakat) Public Relations adalah usaha komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
26
6. Direct Marketing Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan tanggapan yang terukur.
2.2.3 Marketing Public Relations Menurut Kotler & Keller (2009:5) salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.” Seiring
dengan
semakin
berkembangnya
zaman
dan
ilmu
pengetahuan, maka pengertian marketing atau pemasaran disini tidak lagi diartikan dalam pengertian yang sempit. Pemasaran berkaitan dengan banyak aspek perluasan pengaruh, informatif, persuasif, dan edukatif baik dari segi perluasan pemasaran suatu barang atau jasa, maupun perluasan pengaruh tertentu dari kekuatan lembaga terkait dengan citra positif suatu perusahaan.
2.2.3.1 Pengertian Marketing Public Relations Konsep MPR yang dikemukakan Thomas L. Harries (dalam Morissan, 2010:23) yang intinya adalah bagaimana humas merencanakan dan menjalankan program komunikasinya untuk mendukung unit pemasaran. Humas atau PR dalam hal ini mengenalkan barang atau jasa atau perusahaan kepada masyarakat dan melakukan pula informasi serta edukasi kepada pasar yang berkaitan dengan perusahaan dan produk yang dipasarkannya. Program MPR ini disatu sisi merupakan upaya untuk mendorong publik untuk membeli, sekaligus memberikan nilai-nilai (value) atau kepuasan pelanggannya yang telah memakai produk atau jasa tersebut. jadi tidak semata-mata program marketing hanya dianggap sebagai sarana pemasaran dan berlanjut pada distribusi penjualan produk atau jasa saja. Padahal dibalik itu, marketing PR harus memiliki kiat agar publik open mind terhadap nilai – nilai dan persepsi positif perusahaan, barulah berlanjut pada pembelian produk atau jasa. Disisi lain, kiat PR dalam mengkomunikasikan produk atau jasanya harus didasari oleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya sehingga
27 memunculkan feedback dari publik maupun calon pembeli yaitu berupa kesan positif terhadap perusahaan. Hal ini merupakan peranan PR dari strategi menarik pelanggan (pull strategy) dan kemudian dilanjutkan dengan strategi untuk membujuk pelanggan (pass strategy) demi mencapai tujuan marketing public relations. Semua hal itu dilengkapi dengan upaya mendorong (push strategy) baik dari segi perluasan pengaruh (improvement) maupun bidang pemasarannya (product marketing oriented). Public relations dan pemasaran juga memilik kesinambungan. Di beberapa perusahaan bahkan perusahaan besar mengkombinasikan PR dengan pemasaran agar memiliki daya tarik yang kuat dan menghasilkan benefit untuk perusahaan. Upaya-upaya peningkatan mutu, kualitas dan kuantitas produk atau jasa pelayanan yang baik juga berpotensi menjadi daya untuk menarik pelanggan. Misalnya service yang memuaskan, kualitas barang yang baik,
atau
memberikan
hadiah-hadiah
(rewards)
kepada
pelanggan
merupakan perangsang untuk menciptakan citra positif. Mengingat pelanggan bukanlah kelompok yang setia. Dimana mereka bisa menjadi sangat loyal saat diperlakukan dengan cara yang proporsional sehingga kecil kemungkinan mereka untuk beralih pada produk lain atau perusahaan lain meskipun produk perusahaan kita masih tetap lebih baik. Oleh karena itu, diperlukannya komitmen dari para PR dalam melangsungkan konsep MPR untuk terus memprioritaskan pelanggan agar teteap ada diurutan teratas dengan mendorong pada keunggulan-keunggulan produk.
2.2.3.2 Tujuan Marketing Public Relations Marketing Public Relations merupakan suatu proses komunikasi, perencanaan, pelaksaan dan pengevaluasian program-program yang mengarah untuk memberikan kepercayaan konsumen dan mengarah pada pembelian melalui informasi yang dapat dipercaya serta kesan-kesan positif yang berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya, maupun ekuitas sebuah merek. Maka, marketing public relations ialah merupakan perpaduan dari penerapan program atau strategi pemasaran (marketing strategy implementation) dengan aktifitas kerja public relations (work program of public relations). Yang dalam pelaksanaannya terdapat tiga strategi yaitu :
28
1)
Pull strategy, merupakan kekuatan untuk menarik perhati an publik.
2)
Push strategy, kekuatan untuk mendorong berhasilnya pemasaran.
3)
Pass strategy, Kekuatan untuk mempengaruhi persepsi publik yang
menguntungkan. MPR tidak saja berfungsi menyampaikan informasi kepada publik, tetapi juga mengedukasi mereka tentang produk dimaksud dalam memenuhi kebutuhan mereka. Disini peranan PR adalah membantu menjual produk (hard product) dari sisi soft product seperti yang dijelaskan Wilcox dan Cameron (dalam Wenats, 2012:112) : “fungsi marketing adalah mengkomunikasikan produk barang dan jasa kepada pasar. Public relations menekankan kepada publik organisasi. Tujuan utama marketing adalah menghasilkan uang dengan meningkatkan kurva kebutuhan publik. Tujuan utama public relations adalah untuk menghemat uang organisasi dengan membangun hubungan dengan publik yang mendukung organisasi untuk mencapai misinya” 2.2.3.3 Kegiatan Publisitas yang di lakukan MPR Publisitas mungkin dinilai lebih efektif dibandingkan dengan iklan. Selain lebih efektif, bagi perusahaan juga menguntungkan karena tanpa mengeluarkan uang untuk biaya iklan. Sedangkan bagi konsumen atau pelanggan, publisitas dinilai efektif karena konsumen tidak harus menyaring lagi pesan yang disampaika karena bersifat objektif. Mendapatkan publisitas bisa menjadi hal yang sangat sulit bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk menyewa seorang publisis atau konsultan PR seperti yang sering kita dengar. Apalagi untuk membuat mereka selalu “terlihat”. Publisitas merupakan penyebaran informasi tentang suatu perusahaan atau organisasi maupun individu berdasarkan target sasaran yaitu publik. Dan penyebaran informasi tersebut melalui media dimana kepentingannya bukan merupakan kepentingan pers atau lembaga media itu sendiri, tetapi untuk kepentingan yang mengonsumsi, dalam hal ini adalah pemirsa, penonton artau pembaca. (Laermer, 2009) Seperti misalnya, perusahaan mengadakan event, seminar ataupun peresmian cabang baru di kota lain, dengan harapan bahwa media akan muncul untuk meliput event tersebut dan menyajikannya sebagai informasi ataupun edukasi kepada konsumen atau pelanggan dengan sendirinya.
29 Dengan alasan itulah publisitas dianggap lebih efektif. Akan tetapi MPR tidak dapat mengontrol media, karena MPR hanya mengadakan event sehingga kemungkinannya adalah fifty : fifty (50:50).
2.3
Penelitian Terdahulu Peneliti mendapatkan beberapa referensi jurnal international dan nasional yang digunakan untuk mendukung penelitian ini sebagai berikut : 1. Business Intelligence Journal - July, 2011 Vol.4 No.2 Judul
:
Strategic
Influence
Organisation Sale
of
Promotional
Mix
On
Turnover in the Face Of Strong
Competitors Penulis
: Adebisi Sunday A., Babatunde Bayode O.
Kesimpulan
: Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
strategi studi bauran promosi penjualan dalam penjualan organisasi omset pada organisasi manufaktur. Data penelitian dikumpulkan melalui penggunaan data sprimer dan data sekunder, data sekunder meliputi laporan tahunan selama 6tahun yang terdiri dari omset penjualan dan kuesioner yang merupakan instrumen dari pengumpulan pada data primer. Kuesioner yang diberikan kepada 7 perusahaan teratas. Dan beberapa pelanggan di Salebo Estate di Lagos. Peneliti mengadopsi persentase sederhana dan model regresi untuk analisis data yang akan dikumpulkan. Hasil temuan mengungkapkan bahwa bauran promosi yang strategis mempengaruhi omset penjualan dengan sedikitnya 25%, sedangkan variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel diuji 75% lebih besar yang dengan cepat mengakibatkan pada pertumbuhan dari organisasi. Karena bauran promosi merupakan beberapa persen dari variabel yang dapat mendorong organisasi ke tingkat tertinggi, oleh karena itu faktorfaktor lain dari bauran pemasaran, seperti pengembangan produk, penetapan harga yang efektif, distribusi kualitas dan kuantitas yang harus dipertimbangkan dengan tepat bagi para konsumen.
30 2. The2012 International Conference on Business and Management – September, 2012 Judul
: The Implementation of Marketing Public Relations Strategy in Rebranding Process
Penulis
: Suharyanti, Achmad H. Sutawidjaya & Tuti Widiastuti
Kesimpulan
: Rebranding adalah penciptaan gambar baru untuk
produk yang sudah mapan untuk membedakan produk dari para pesaingnya. Upaya rebranding mungkin termasuk perubahan nama, logo baru atau kemasan dan materi pemasaran yang diperbaharui. Tujuan rebranding untuk mempengaruhi persepsi pelanggan tentang produk dengan revitalisasi produk. Penelitian ini menjelaskan proses rebranding dengan mengacu pada model rebranding yang terdiri dari : faktor rebranding, tujuan dari rebranding dan juga proses rebranding. Khususnya, penelitian ini juga menganalisis penerepan strategi Marketing Public Relations dalam proses rebranding. Penelitian ini dilakukan di Menara Salemba Batavia Apartment yang berubah nama menjadi Menteng Square Apartment. Pendekatan dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk memperoleh data deskriptif mendalam dan strategi penelitian adalah studi kasus. Hasilnya dalam kasus ini menunjukkan bahwa, proses rebranding melalui strategi Marketing Public Relations ini berhasil dilaksanakan. Dalam hal mengubah citra baru dari produk lama yang sama. 3. International Refereed Research Journal – April, 2013 Vol. 4 Judul
: Indentifying Marketing Public Relations Strategies Implemented in Private Universities for Increasing Students Intake in Central Java - Indonesia
Penulis
: Lina Sinatra Wijaya & Krismiyati
Kesimpulan
: Persaingan perguruan tinggi swasta semakin jauh
lebih keras dan ketat. Masing-masing lembaga harus memberikan yang terbaik agar mendaftar di lembaga mereka. Untuk mempertahankan data saing mereka diantara perguruan tinggi swasta, Biro Hubungan Masyarakat(PR)
akan
mencoba
upaya
terbaik
mereka
untuk
31 mengimplementasikan strategi yang mereka pikir sebagai yang paling efektif dalam menghasilkan mahasiswa baru. Penelitin ini mencoba untuk menyelidiki strategi Marketing Public Relations diimplementasikan dalam program-program komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations dalam menarik calon mahasiswa untuk mendaftar di perguruan tinggi mereka. Penelitian ini menggunakan wawancara untuk memperoleh data dan penelitian literatur yang sesuai untuk menganalisis data yang dikumpulkan. Ada 6 perguruan tinggi swasta yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perguruan tinggi telah menerapkan semua strategi dalam Marketing Public Relations, yaitu perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi. Selain itu, mereka juga melakukan berbagai program dari Marketing Public Relations mulai dari presentasi ke tiap-tiap sekolah menengah, berpartisipasi dalam pameran sekolah untuk pelayanan masyarakat agar mendukung masyarakat dalam membangun dan mengembangkan kapasitas serta pengetahuan dari setiap siswa. 4. Judul
: Strategi Public Relations Dalam Membangun Citra
Perusahaan, 2012 Penulis
: Siti Khadijah
Kesimpulan
: Public Relations sering dikaitkan perannya dalam
hubungan dengan media. Media merupakan penghubung komunikasi dan informasi antara Public Relations kepada stakeholders baik internal dan eksternal perusahaan. Keberhasilan pekerjaan Public Relations dalam memperoleh publisitas dapat diperoleh dari hubungan yang harmonis dengan media. Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran media sangat vital dalam publisitas dan pencitraan dimata publik. Hubungan yang sifatnya simbiosis
mutualisme
kepada
media
perlu
dibangun.
Media
memanfaatkan relasinya dengan Public Relations untuk memperoleh informasi perusahaan yang up to date, original, dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Hubungan yang saling menguntungkan akan memiliki dampak positif bagi Public Relations dan media. Melalui media relations citra positif perusahaan dapat dibangun.
32 5. Journal Acta Diurna – 2013 Vol.2 Judul
: Strategi Public Relations PT. TELKOMSEL Branch
Manado dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Penulis
: Agnes Datuela
Kesimpulan
: Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan strategi
yang digunakan oleh public relations PT. Telkomsel branch Manado dalam membangun citra perusahaan. Dipilihnya public relations PT. Telkomsel branch Manado sebagai subjek penelitian dikarenakan banyaknya pengguna provider ini di kota Manado yang juga banyak memiliki komplain. Oleh karena itu sebagai salah satu provider terbaik di Indonesia, perusahaan ini memiliki beban yang cukup berat untuk bisa mempertahankan citra yang positif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif murni. Subjek penelitian ini adalah divisi public relations PT. Telkomsel branch Manado. Sedangkan objek penelitiannya strategi divisi ini dalam mempertahankan citra perusahaan. Informan penelitian ini dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dengan menggunakan pedoman wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Data hasil penelitian yang telah dikumpul sepenuhnya dianalisis secara deskriptif dan analisis data dilakukan untuk mendapat kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehigga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada atau sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa public relations PT. Telkomsel branch Manado telah berhasil menjalankan tugas-tugasnya dan strategistrateginya yakni pull, push dan pass strategy dalam mempertahankan citra perusahaannya.
33 2.4
Kerangka Teori STRATEGI PROMOSI PUBLIC RELATIONS dalam MEMBANGUN CITRA POSITIF PT MAHADANA ASTA BERJANGKA
TEORI UMUM : • • • • • • • • •
Pengertian Komunikasi Fungsi Komunikasi Tujuan Komunikasi Proses Komunikasi Definisi PR Fungsi PR Tugas PR Tujuan Kegiatan PR Strategi PR
TEORI KHUSUS : • • • • •
• • •
Definisi Citra Jenis Citra Bentuk Citra Tujuan Citra Pengertian Strategi/bauran Promosi Pengertian MPR Tujuan MPR Kegiatan Publistas MPR
34 2.5
Kerangka Berpikir
UNTUK MEMBANGUN SEBUAH CITRA POSITIF