BAB 2 LANDASAN TEORI
Museum merupakan tempat penyimpanan obyek-obyek peninggalan lama dan sumber ilmu pengetahuan. Namun banyak masyarakat terutama kaum-kaum muda yang seharusnya menjadi objek target utama museum, merasa belum mengerti arti penting keberadaan museum-museum di Jakarta.
2.1 Tinjauan Umum Museum 2.1.1 Pengertian Museum Museum
adalah
lembaga
yang
diperuntukan
bagi
masyarakat
umum.Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan. (Ayo Kita Mengenal Museum : 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Sedangkan menurut International Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum Indonesia, 2008. Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Museum Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 dalam buku Pedoman
Museum
Indonesia
(2008).
Museum
memiliki
tugas
menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum 71
memiliki dua fungsi besar yaitu : a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut : Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia. b. Sebagai
sumber
informasi,
museum
melaksanakan
kegiatan
pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
2.1.3 Jenis – Jenis Museum Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi ,yakni sebagai berikut (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009)
Menurut koleksi yang dimiliki, museum dapat dibagi: • Museum Umum Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Contohnya Museum Nasional yang koleksinya terdiri atas benda-benda prasejarah, arkeologi, relik sejarah, etnografi, geografi, seni rupa, numismatik, heraldik, dan keramik.
Gambar 2.1 Museum Nasional Sumber :http://id.wikipedia.org/
72
• Museum Khusus Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Contohnya Museum Keramik, Museum Wayang dan Museum Bahari.
Gambar 2.2 Museum Keramik Sumber : www.gedoor.com
Menurut kedudukannya, museum dapat dibagi: • Museum Nasional Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
Gambar 2.3 Museum Kebangkitan Nasional Sumber :https://museumku.wordpress.com/
73
• Museum Propinsi Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada. • Museum Lokal Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada. Contohnya Museum R.A Kartini.
Gambar 2.4 Museum R.A Kartini Sumber :www.infojepara.blogdetik.com
Menurut penyelenggarannya, museum dapat dibagi: • Museum pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah. Museum ini dapat dibagi lagi menjadi museum yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Contohnya Museum Nasional (pemerintah pusat), Museum Sejarah Jakarta (pemerintah daerah DKI Jakarta), dan Museum Satria Mandala (TNI).
74
Gambar 2.5 Museum Satria Mandala Sumber :www.jelajah.valadoo.com
• Museum Swasta, ialah museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh swasta.Misalnya Museum Adam Malik (kini sudah tutup), Museum Affandi, Museum Dullah, dan Museum Suteja Neka.
Gambar 2.6 Museum Affandi di Yogyakarta Sumber :www.asiaforvisitors.com
2.1.4 Acuan Mendirikan Museum Berdasarkan buku Pedoman Pendirian Museum (1999:15), bahwa untuk mendirikan suatu museum yang baik dipenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut akan menjadikan suatu museum yang baru dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang termaktup dalam pengertian, fungsi, maupun tujuan museum.
75
Adapun persyaratan yang akan diutarakan meliputi persyaratan untuk : lokasi museum, bangunan museum, koleksi museum, peralatan museum, organisasi dan ketenagaan.
A. Persyaratan lokasi museum : 1. Lokasi museum harus strategis. Strategis disini tidak berarti harus berada dipusat kota atau pusat keramaian kota, melainkan tempat yang mudah dijangkau oleh umum. 2. Lokasi museum harus sehat. Yang dimaksud lokasi yang sehat adalah : a. Lokasi yang bukan terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara. b. Bukan daerah yang tanahnya berlumpur/tanah rawa atau tanah berpasir. Elemen-elemenan iklim yang berpengaruh pada lokasi itu antara lain : -
Kelembaban udara setidak-tidaknya harus terkontrol mencapai kenetralan yaitu antara 55 sampai 65 persen.
B. Persyaratan Bangunan Selain
mematuhi
peraturan
lokasi
museum,
persyaratan
untuk
membangun gedung museum pun harus diperhatikan.Dalam pembuatan pra-desain gedung museum harus sudah dipikirkan ruangan-ruangan yang diperlukan untuk kepentingan museum (pembagian ruangan, jumlah dan ukuran ruangan, faktor elemen iklim yang berpengaruh dan sirkulasi udara yang baik, juga masalah sistim penggunaan cahaya).
Sebaiknya dalam mendirikan gedung museum jangan hanya memikirkan kemegahan atau keindahan bangunan yang mungkin hal itu hanya akan menjadi momentum bagi arsiteknya, tetapi bangunan tersebut harus sanggup menyelamatkan obyek museum, personil museum, dan pengunjung museum. Kesan bangunan museum tidak perlu angker, dingin, tetapi harus punya kesan hangat dan mengundang. Oleh karena itu gaya dan penampilan arsitektur museum sebaiknya dapat menjangkau lapisan masyarakat atas, menengah dan rendah ditinjau dari keadaan social ekonomi masyarakat. 76
1. Syarat-syarat umum : a. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan menurut: -
Fungsi dan aktifitasnya.
-
Ketenangan dan keramaian.
-
Keamanan.
b. Pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk pengunjung museum. c. Pintu masuk khusus (service entrance) untuk lalulintas koleksi, bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus. d. Area publik/umum terdiri dari: -
Bangunan utama (Pameran tetap dan Pameran temporer).
-
Auditorium; Keamanan/Pos Jaga; Giftshop dan Kafetaria; Ticket box dan penitipan barang; Lobby/Ruang istirahat; Toilet; Taman dan tempat parkir.
e. Area semi publik terdiri dari: Bangunan Administrasi (termasuk perpustakaan dan ruang rapat). f. Area Private terdiri dari: -
Laboratorium konservasi;
-
Studio preparasi;
-
Storage dan ruangan studi koleksi;
2. Syarat-syarat Khusus: a. Bangunan Utama (Pameran Tetap dan Pameran Temporer) harus: -
dapat memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan;
-
mudah dicapai baik dari luar maupun dari dalam;
-
merupakan bangunan penerima yang memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang dikunjungi oleh pengunjung museum;
-
mempunyai sistim keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda secara alami (cuaca dan lain-lain) maupun dari segi kriminalitas dan pencurian.
b. Bangunan Auditorium harus: -
mudah dicapai oleh umum;
-
dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, ceramah.
77
c. Bangunan khusus terdiri dari : Laboratorium konservasi; Studi Preparasi; Storage; dan Studi koleksi. Bangunan khusus ini harus: -
terletak pada daerah tenang;
-
mempunyai pintu masuk khusus;
-
memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, insek dan kriminalitas) yang menyangkut segi-segi konstruksi maupun spesifikasi ruang.
d. Bangunan Administrasi harus: -
terletak strategis baik terhadap pencapaian umum maupun bangunanbangunan lain.
-
mempunyai pintu masuk khusus.
C. Persyaratan Koleksi Museum Setelah persyaratan lokasi dan bangunan museum diutarakan maka persyaratan berikutnya yang perlu dibicarakan adalah persyaratan koleksi museum.
Sebelum berbicara tentang persyaratan koleksi museum sebaiknya dibicarakan terlebih dulu tentang pengertian koleksi museum.Hal ini perlu untuk menghindarkan persepi yang berbeda.
Yang dimaksud koleksi museum adalah sekumpulan benda-benda bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan satu atau berbagai bidang atau cabang ilmu pengetahuan.
Persyaratan Koleksi Penentuan persyaratan koleksi suatu museum diperlukan, karena belum ada keseragaman persyaratan koleksi baik untuk museum pemerintah maupun museum swasta. Untuk mendapatkan keseragaman persyaratan koleksi, maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
78
Koleksi museum harus: a. mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika); b. dapat diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipenya (tipologi), gayanya (style), fungsinya, maknanya, asalnya secara historis dan geografis, genusnya (dalam orde biologi) atau periodenya dalam geologi khususnya untuk benda-benda sejarah alam dan teknologi; c. harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan kehadirannya (realitas dan existensinya) bagi penelitian ilmiah; d. dapat dijadikan suatu monumen atau bakal jadi monumen dalam sejarah alam dan budaya; e. benda asli (realia), replica atau reproduksi yang syah menurut persyaratan museum.
D. Persyaratan Peralatan Museum Sebelum membicarakan persyaratan untuk peralatan museum perlu terlebih dulu dikemukakan tentang pengertian peralatan museum.
Yang dimaksud dengan peralatan museum adalah setiap alat atau benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan administrative dan teknis permuseuman. Peralatan museum secara garis besarnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Peralatan kantor Peralatan kantor adalah setiap alat atau benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan administratif perkantoran museum. 2. Peralatan teknis Peralatan teknis adalah setiap jenis alat atau benda bergerak yang dipergunakan
untuk
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
teknis
permuseuman.
Suatu museum tidak mungkin dapat berfungsi dengan baik bila dalam operasionalnya tidak didukung dengan peralatan yang lengkap baik
79
peralatan kantor, maupun peralatan teknis. Bahkan bila mungkin perlu didukung dengan peralatan mutakhir atau canggih.
Adapun peralatan kantor yang harus dimiliki oleh suatu museum tidak ubahnya dengan peralatan kantor yang diperlukan oleh instansi lain pada umumnya, misal: mesin ketik; mesin hitung; mesin stensil; mesin foto copy; komputer; almari; filing cabinet; rak buku; peralatan kebersihan (contoh: mesin penyedot debu), mesin pemotong rumput. Sedangkan peralatan teknis museum yang diperlukan bagu suatu museum ialah peralatan teknis yang menunjang tugas dan fungsi museum. Peralatan tersebut meliputi peralatan untuk bidang koleksi antara lain untuk penelitian koleksi misal camera dan tape recorder; peralatan konservasi dan preparasi, misal mikroskop; peralatan untuk bidang bimbingan, misal sound system, slide proyektor dan overhead proyektor.
E. Persyaratan Organisasi dan Ketenangan Berdasarkan tugas dan fungsi museum, maka seyogyanya setiap museum mempunyai susunan organisasi sebagai berikut: 1. Bagian tata usaha, menangani kegiatan yang berhubungan dengan registrasi, ketertiban/keamanan, kepegawaian, dan keuangan. 2. Bagian koleksi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan identifikasi, klarifikasi, katalogisasi koleksi. Menyusun konsepsi yang berhubungan dengan kegiatan presentasi serta penelitian/pengkajian yang berhubungan dengan kegiatan koleksi dan menyusun
tulisan
yang
bersifat
ilmiah
dan
populer
serta
mempersiapakn bahan untuk label. 3. Bagian konservasi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan perawatan
koleksi yang bersifat preventif dan kuratif serta
mengendalikan keadaan kelembaban suhu di ruang koleksi dan gudang serta penanganan laboratorium konservasi. 4. Bagian preparasi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan restorasi koleksi, reproduksi, penataan pameran, dan penanganan bengkel reparasi.
80
5. Bagian
bimbingan
dan
publikasi,
menangani
kegiatan
yang
berhubungan dengan bimbingan edukatif cultural, penerbitan yang bersifat ilmiah dan populer serta penanganan peralatan audiovisual. 6. Bagian
pengelolaan
perpusatakaan,
menangani
kegiatan
yang
berhubungan dengan kepustakaan/referensi.
Setiap bagian tersebut diatas dipimpin oleh seorang kepala atau koordinator yang bertanggung jawab kepada Kepala Museum, Susunan Organisasi dan tata kerja museum, tergantung tingkat, kedudukan dan status museum.
Berdasarkan organisasi dan tata kerja museum sebagaimana tersebut dalam butir-butir diatas, maka jelaslah bahwa personil museum merupakan unsur utama yang menggerakkan museum sehingga aktif tidaknya suatu museum, berhasil serta bermanfaatnya suatu museum, semua itu bergantung kepada kecakapan dan kemampuan personil museum.
Sesuai dengan tugas dan fungsi museum, makan museum sangat memerlukan personil yang terdiri dari berbagai tenaga ahli, berbagai tingkat pendidikan.Hal ini disebabkan adanya berbagai jenis jabatan dan pekerjaan di museum.Tidaklah benar bila dikatakan bahwa museum hanya untuk orang-orang yang mempunyai dasar pendidikan ilmu sosial saja, sebab museum juga memerlukan tenaga dari berbagai bidang ilmu pengetahuan lainnya.
2.1.5 Ruang- ruang dalam Museum Bangunan museum setidaknya terdiri dari 2 unsur, yakni bangunan pokok dan bangunan penunjang. (Direktorat Museum, 1999: 9) a. Bangunan pokok meliputi beberapa ruang sebagai berikut: •
Ruang pameran tetap
•
Ruang pameran kontemporer
•
Ruang auditorium
81
•
Ruang administrasi dan perpustakaan serta ruang rapat
•
Ruang perpustakaan
•
Laboratorium Konservasi
•
Studio Preparasi
•
Storage
b. Bangunan penunjang meliputi beberapa ruang sebagai berikut: •
Ruang cenderamata dan kafetaria
•
Ruang penjualan tiket dan penitipan barang
•
Ruang lobi
•
Ruang toilet
•
Ruang parkir dan taman
•
Ruang pos jaga
2.1.6 Pengguna dan Kegiatan Dalam Museum A. Pengguna museum Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah museum (Pedoman Museum Indonesia, 2008) yakni sebagai berikut: a. Pengelola Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum.Kepala museum membawahkan dua bagian yaitu bagian adminitrasi dan bagian teknis. •
Bagian administrasi
Petugas adminitrasi mengelola ketenagaan, keuangan, surat-menyurat, kerumahtangaan, pengamanan, dan registrasi koleksi. •
Bagian teknis
Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga konservasi, tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas.Tenaga pengelola koleksi bertugas
melakukan
inventarisasi
dan
kajian
setiap
koleksi
museum.Tenaga konservasi bertugas melakukan pemeliharaan dan perawatan koleksi.Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasaran serta menata pameran.Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan informasi dan mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.
82
b. Pengunjung Berdasarakan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: • Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, mahasiwa, dan pelajar. • Kelompok orang yang baru mengunjungi museum. Berdasarkan tujuannya, pengunjung dibedakan atas: • Pengunjung pelaku studi • Pengunjung bertujuan tertentu • Pengunjung pelaku rekreasi B. Kegiatan Dalam Museum Kegiatan pelayanan museum kepada pengunjung museum meliputi kegiatan pameran tetap dan temporer, bimbingan dan pemanduan keliling museum, ceramah, bimbingan karya tulis, pemutaran film dan slide, dan museum keliling (Ayo Kita Mengenal Museum: 2009). Menurut Sutaargo (Pedoman Penyelenggaran dan Pengelolaan Museum, 1989) kegiatan dalam museum secara garis besar meliputi: • Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli koleksi, peminjaman koleksi, pembuatan film documenter, dan kegiatan lainnya • Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain penampungan, penyimpanan, penelitian, dan penggadaan (reproduksi) • Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi: • Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan dengan persyaratan koleksi museum. • Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi aslinya.
83
• Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari faktor merugikan. • Registrasi,
pemberian
dan
penyusunan
keterangan
menyangkut benda koleksi • Apreasiasi, kegiatan ini antara lain meliputi: 1. Pendidikan,
menunjang
fungsi
museum
sebagai
sarana
pendidikan bagi masyarakat yang sifatnya non formal 2. Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang menyajikan acara yang menghibur. • Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi: 1. Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara masyarakat/ pengunjung dengan materi koleksi, yang dibantu dengan guide. 2. Pertemuan, antara pengelola
dengan masyarakat sebagai
penjunjang kegiatan 3. Administrasi
2.2 Tinjauan Khusus Museum Dalam penataan di museum setiap petugas teknik museum harus memegang teguh suatu standard dari teknik penyajian tidak tergantung pada selera. (Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1993:14). Standard tertentu dari teknik penyajian ini terutama meliputi
2.2.1 Tata Penyajian Biasanya penyajian suatu koleksi tergantung dari dimensi koleksi tersebut.Berikut merupakan sarana-sarana yang biasa digunakan untuk menampilkan koleksi.
A. Panil Merupakan
sarana
pokok
pameran
yang
digunakan
untuk
menggantungkan atau menempel koleksi, terutama yang bersifat dua dimensi dan cukup dilihat dari sisi depan. Kadang- kadang panil hanya digunakan untuk menempelkan label atau koleksi penunjang
84
lain seperti peta, grafik, dan lain-lain. Kalau koleksi yang digantung di panil mempunyai nilai tinggi, maka diperlukan pengamanan khusus
Gambar 2.7 Panil Dengan Kaki Kayu yang Dapat Dilepas Sumber : DPK, 1994 : 34
Gambar 2.8 Panil yang Dapat Dilepas-Lepas Bentuknya Sumber : DPK, 1994 :26
Gambar 2.9 Rangkaian Panil Sumber : DPK, 1994 :26
B. Vitrin Merupakan salah satu jenis sarana pokok pemeran yang diperlukan
85
untuk tempat meletakkan benda-benda koleksi yang umumnya tiga dimensi, relatif bernilai tinggi, serta mudah dipindahkan.Vitrin mempunyai fungsi sebagai pelindung koleksi baik dari gangguan manusia,
maupun
dari
gangguan
lingkungan
yang
berupa
kelembaban udara ruangan, efek negatif cahaya, serta perubahan suhu udara ruangan. Menurut jenisnya, vitrin dibagi menjadi lima, yaitu : 1. Vitrin dinding adalah vitrin yang diletakkan berhimpitan dengan dinding. Vitrin ini dapat dilihat bagian dalamnya hanya dari sisi samping kanan, kiri, dan atas.
Gambar 2.10 Vitrin Dinding/ Vitrin Tepi Sumber : DPK, 1994 : 40
1. Vitrin tengah adalah vitrin yang diletakkan di tengah dan tidak melekat pada dinding. Vitrin ini isinya harus dapat dilihat dari segala arah. Keempat sisinya harus terbuat dari kaca.
86
Gambar 2.11 Vitrin Tengah Sumber : DPK, 1994 : 43
2. Vitrin sudut Adalah vitrin yang diletakkan di sudut ruangan. Vitrin ini hanya dapat dilihat dari satu arah saja, yaitu dari arah depan.
Gambar 2.12 Vitrin Sudut Sumber : DPK, 1994 : 45
3. Vitrin lantai Adalah vitrin yang letaknya agak mendatar ke bawah pandangan pengamat.
87
Gambar 2.13 Vitrin Lantai Sumber : Adityawarman, 2004 : 58
4. Vitrin dinding / tiang adalah vitrin yang letaknya di seputar tiang atau kolom. Vitrin ini termasuk dalam golongan vitrin tengah karena dapat dilihat dari segala arah.
Gambar 2.14 Vitrin Tiang Sumber : Adityawarman, 2004 : 58 Menurut bentuknya, vitrin dibagi menjadi dua, yaitu : a. Vitrin tunggal Vitrin yang hanya berfungsi sebagai almari pajang.
b. Vitrin ganda Vitrin yang berfungsi sebagai almari pajang dan tempat untuk menyimpan benda koleksi.
88
Gambar 2.15 (a) Vitrin Tunggal (b) Vitrin Ganda Sumber : DPK, 1994 : 37 Ukuran vitrin dan panil tidak boleh terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.Tinggi rendahnya sangat relatif untuk patokan disesuaikan dengan tinggi rata-rata manusia Indonesia. Umpama tinggi ratarata orang Indonesia kira-kira antara 160 cm sampai dengan 170 cm dan kemampuan gerak anatomi leher manusia kira kira sekitar 30 derajat, gerak ke atas ke bawah atau kesamping maka tinggi vitrin seluruhnya kira-kira 210 cm sudah cukup alas terendah 6570 cm dan tebal 50 cm. Ukuran dan bentuk vitrin harus memperhitungkan juga ruangan dan bentuk bangunan dimana vitrinitu akan diletakkan. Dalam pembuatan vitrin ataupun panel harus diperhitungkan mengenai masalah konstruksinya.
Gambar 2.16 Ukuran Bentuk Vitrin dan Panel yang Ideal Sumber : Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1993:14
89
Gambar 2.17 Lebar Koridor antara Vitrin/ Panil yang Baik Sumber : Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1993:14
a. Pedestal atau alas koleksi Merupakan tempat meletakkan tempat koleksi, biasanya berbentuk tiga dimensi.Kalau koleksi yang diletakkan di pedestal bernilai tinggi dan berukuran besar, maka perlu mendapat ekstra pengamanan, yaitu paling tidak diberi jarak yang cukup aman dari jangkauan pengunjung. Alas koleksi yang berukuran kecil diletakkan di vitrin sebagai alat bantu agar benda dalam vitrin dapat disajikan dengan baik. Ukuran tinggi rendahnya harus disesuaikan dengan besar kecilnya koleksi yang diletakkan di atasnya.
Gambar 2.18 Pedestal atau alas koleksi Sumber : DPK, 1994 : 47
90
Gambar 2.19 Bentuk – Bentuk Pedestal atau Alas Koleksi Sumber : DPK, 1994 : 54
2.2.2 Tata Cahaya Pengaturan cahaya sangat penting dalam sebuah proses desain karena dapat mempengaruhi ambiance ruangan dan juga menjunjang sehingga koleksi pameran dapat terekspos dengan baik. Pengaturan cahaya tidak boleh menganggu koleksi atau menyilaukan pengunjung. Cahaya yang menyilaukan akan menyulitkan pengunjung waktu melihat koleksi. Diusahakan mampu tersebut terlindung jangan sampai sumber cahaya langsung
terlihat
oleh
pengunjung.Penggunaan
lampu
harus
diperhitungkan benar. Untuk benda koleksi anorganik seperti: batu. Keramik, benda-benda dari kaca, tembikar, baja putih bebas dari ukuran cahaya. Untuk benda-benda organik yang kurang peka terhadap cahaya seperti: benda-benda dari kayu, kulit bambu dapat mencapai 150 LUX. Adapaun benda-benda yang peka terhadap cahaya seperti lukisan, barang-barang cetakan, tekstil, tidak boleh melebihi 50 LUX.Lampu TL pada obyek-obyek yang peka cahaya sebaiknya diletakkan paling dekat berjarak kurang lebih 40 cm.
Pencahayaan khusus untuk benda dua dimensi a. Untuk benda pamer pada bidang vertikal, sebaiknya peletakan sumber cahayanya memiliki sudut 30 derajat dari dinding atau bidang tempat pemasangan benda pamer tersebut.
91
b. Untuk
benda
pamer
pada
bidang
horizontal,
sebaiknya
pencahayaannya berada di luar daerah refleksi. Hal ini dikarenakan sering terjadi kesilauan yang mengganggu penglihatan pengunjung c. Untuk mengatasi kesilauan, perlu dibuat daerah gelap pada langitlangit yang berada pada benda pamer tersebut. Hal ini berguna untuk menyerap pemantulan cahaya.
Gambar 2.20 Penggunaan Lampu Fluorescent untuk Koleksi Pada Dinding Sumber : DPK, 1994, 94
Pencahayaan khusus benda koleksi tiga dimensi a. Benda pamer pada kotak tanpa penutup, dibutuhkan peletakan sumber cahaya dengan tingkat iluminasi tinggi. Tujuannya adalah untuk menonjolkan benda pamer dan menghilangkan bayangan. Salah satu cara terbaik dalam hal ini adalah dengan dua buah lampu sorot dengan sudut 30o dari titik pusat benda. Namun apabila ingin mendapatkan efek cahaya yang istimewa dapat mengubah sumber cahayanya. b. Untuk benda pamer pada kotak kaca, diperlukan usaha untuk mengurangi silau, yaitu dengan cara : a. Membuat latar belakang yang gelap b. Meletakkan lampu yang dilengkapi penutup di bagian
dalam kotak
dan menempatkan cermin di bagian bawah.
2.2.3 Tata Warna
92
Peranan warna sangat penting dalam pameran disamping mempengaruhi perasaan akan situasi ruangan juga memberi suatu yang lain, bersifat kejiwaan. Hal ini akan dapat menunjang kehadiran benda-benda koleksi yang dipamerkan. Misalnya dalam memamerkan benda koleksi yang bersifat magis seperti tongkat upacara, benda pusaka, jimat agar lebih dramatis vitrin dicat dengan warna gelap. Untuk koleksi peralatan pertanian menggunakan warna hijau, dan sebagainya.Ruang pameran yang
dicat
dengan
warna
dasar
gelap
kelihatannya
menyempit.Sedangkan ruang pameran yang dicat dasar terang Nampak terasa lebih luas dari ukuran yang sebenarnya.
Warna merah, kuning, jingga adalah warna panas yang mempunyai kekuatan merangsang, cepat menarik perhatian/ menimbulkan rasa suka cita.Warna tersebut dapat dipergunakan dalam pameran temporer ataupun pameran keliling.
Sedangkan warna biru, ungu adalah warna dingin.Warna-warna tersebut memberi perasaan dingin, tenang, menunjukkan mata.Hijau adalah warna diantara panas dan dingin.Hijau adalah warna diantara panas dan dingin. Hijau akan menjadi panas apabila berubah kekuningan-kuningan dan menjadi dingin apabila berubah kebiru-biruan. Warna biru, hijau dan merah merupakan urutan yang paling baik.Jingga, merah, dan biru kuat menarik perhatian, sedangkan kuning, hijau, dan jingga merupakan warna-warna yang paling terang.
Untuk ruangan pameran, tetap sebaiknya menggunakan warna netral, misalnya cream, abu-abu, broken white dan sebagainya. Atau menggunakan warna pastel.
2.2.4 Tata Letak Dalam penataan pameran tata letak adalah mempunyai peranan yang sangat penting.Benda koleksi, label illustrasi (foto) sebagai penunjang informasi yang dipamerkan hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga memberikan rasa yang menyenangkan.Penyusunan tersebut 93
dapat dikembangkan menurut ide/gagasan penata pameran. Sehingga akan dapat memberikan informasi jelas, artistic, intelektual, ataupun romantik. Hal yang menunjang seperti pengaturan cahaya dan warna sangat membantu untuk mencapai tujuan tersebut.Untuk menyusun benda-benda agar menarik perhatian pengunjung terlebih dahulu harus mengetahui dasar-dasar untuk membuat tata letak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tata letak yaitu: a. Proporsi b. Keseimbangan c. Kontras d. Kesatuan e. Harmonis f. Ritme g. Klimaks/ dominan
2.2.5 Tata Pengamanan Pengamanan museum merupakan suatu kegiatan untuk melindungi bangunan, koleksi, peralatan, personil dan pengunjung museum dari gangguan yang merugikan. Tujuan dari pengamanan museum ini, untuk mencegah,
menghindarkan,
dan
menanggulangi
kemungkinan-
kemungkinan yang dapat mengakibatkan kehilangan, kerusakan, kebakaran, dan gangguan ketertiban demi terwujudnya situasi dan kondisi museum yang tertib dan aman, baik bangunan, koleksi, peralatan personel dan pengunjung serta lingkungan. (DPK, 1994 : 39) Pengamanan terhadap benda-benda koleksi yang dipamerkan sebaiknya menggunakan vitrin, jika benda-benda tersebut sangat bernilai dan bentuknya tidak terlalu besar.Kaca vitrin dibuat setebal 5 mm agar tahan terhadap benturan.Kegunaan kaca vitrin ini disamping untu mencegah dari bahaya pencurian, juga untuk menahan masuknya debu/ kotoran yang melekat pada koleksi. Untuk memegang koleksi seyogyanya menggunakan sarung tangan agar koleksi tetap bersih.Koleksi tidak tahan terhadap unsur garam juga unsur 94
lemak yang terkadang melekat pada tangan manusia, yang menyebabkan koleksi tersebut menjadi kotor apabila dipegang.Untuk mencegah pengunjung agar tidak menyentuh koleksi yang dipamerkan dalam ruangan pameran, didepan koleksi tersebut dapat dibuat pagar. Jenis peralatan pengamanan yang dapat dipasang diruang pameran antara lain :Camera JE 7542 Vidichip CCD, TV Monitor, Passive infra red, Flush mound Door Contact dan sebagainya. 2.2.6 Tata Penghawaan Untuk ruangan museum yang ber-AC, pengaturan udara sudah dikendalikan oleh peralatan tersebut.Penggunaan AC tidak dianjurkan khususnya
untuk
museum-museum
daerah.
Lebih
dianjurkan
menggunakan ventilasi yang baik, sehingga suhu di dalam dan di luar gedung tetap sama. Dengan ventilasi saja, dapat terjadi tingkat kelembaban didalam ruangan menjadi tinggi.Dalam pameran tetap, dapat dipasang alat dehumidifier agar kelembaban bisa dikurangi sampai sekitar 40-60%.Mengenai temperatur udara hendaknya dapat diturunkan sekitar 20-25%. (DPK, 1994 : 92) Fungsi dehumidifier adalah untuk menyerap kelembaban udara yang berlebihan.Alat ini lebih cocok dipakai daripada AC, karena Indonesia adalah negara tropis yang dikelilingi laut, sehingga di musim kemarau pun, kelembaban udara relatif tinggi. Di samping alat tersebut, untuk menyerap kelembaban yang terjadi di dalam lemari, rak atau peti penyimpanan, dapat digunakan silica gel.Untuk
mencegah
kelembaban,
digunakan
lembaran
tipis
polyethylene.Untuk mencegah terjadinya goresan pada benda koleksi, sebaiknya agar benda-benda tersebut sebelum dibungkus dengan lembaran tipis tersebut, lebih dahulu diantar dengan anyaman kapas (cotton webbing). Apabila suhu di dalam ruang penyimpanan terlalu tinggi, sehingga udara terlalu kering, maka kekeringan tersebut dapat dikurangi dengan pemakaian alat humidifier.
95
Sedangkan untuk mengurangi pencemaran, yaitu menyaring debu gas yang dihasilkan oleh zat-zat kimia, debu garam yang dibawa air laut, dan sebagainya, menggunakanairlocks. Pemakaian airlocks ini sangat membantu kebersihan ruangan gedung secara keseluruhan.
2.2.7 Tata Akustik Pengkondisian suara bertujuan mengurangi gangguan bunyi yang ditimbulkan oleh suara baik dari dalam, maupun dari luar bangunan museum.gangguan bunyi khususnya pada suatu museum, biasanya berasal dari faktor kebisingan dari luar (seperti keramaian kendaraan pada jalur transportasi atau pada area parkir) serta kebisingan yang berasal dari dalam (seperti bunyi langkah kaki, pembicaraan pengunjung, dan bunyi yang ditimbulkan dari ruang pamer yang menggunakan efek sound system). Klasifikasi bahan penyerap, antara lain : a. Bahan berpori. Karakteristik dari bahan berpori: •
Penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi dibandingkan pada frekuensi rendah.
• Efisiensi akustiknya membaik pada jangkauan frekuensi rendah dengan bertambahnya tebal lapisan penahan yang padat dan dengan bertambahnya jarak dari lapisan penahan ini. Contoh: Papan serat (fiber board), mineral wools, selimut isolasi (semacam jaringan seluler dengan pori-pori saling berhubungan), plester lembut (soft plester) b. Penyerap panel atau selaput. Tiap bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat (solid backing) tetapi terpisah oleh suatu ruang akan berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumpuk oleh gelombang bunyi. Getaran lentur (flexural) dari panel akan menyerap sejumlah energi bunyi datang dengan mengubahnya menjadi energi panas. Panel jenis ini merupakan penyerap frekuensi rendah yang efisien, bila dipilih dengan benar, penyerap panel mengimbangi penyerapan frekuensi
96
sedang dan tinggi yang agak berlebihan oleh penyerap- penyerap berpori dan isi ruang. Contoh: Panel kayu dan hardboard, gypsum board, langit-langit plesteran yang digantung, plesteran berbulu, plastik board tegak, jendela, kaca, pintu, lantai kayu, panggung, dan plat-plat logam (radiator) c. Resonator rongga (Helmholtz). Resonator rongga terdiri dari sejumlah udara tertutup yang dibatasi oleh dinding-dinding tegak dan dihubungkan oleh lubang atau celah sempit (disebut leher) ke ruang sekitarnya, dimana gelombang bunyi merambat. Resonator rongga merupakan penyerap energi bunyi maksimum pada daerah pita frekuensi rendah yang sempit. Contoh: •
Resonator rongga individual (balok beton standart atau soundblox),
•
Resonator
berlubang
(lembaran
asbestos
semen,
hardboard/masonite, lembaran baja atau alumunium polos, bergelombang dan lebar, lembaran plastik tegak, panel kayu, plywood, panel serat gelas yang dicor, dan lembaran baja berlapis plastik) •
Resonator celah (bata berongga, balok beton berongga khusus, dan usuk atau slat kayu dan baja).
2.2.8 Sirkulasi 2.2.8.1
Sirkulasi Pengunjung Sirkulasi atau pergerakan pengunjung di dalam ruang pamer, polanya berdasarkan dari lay out bangunan, namun tidak menutup kemungkinan tergantung pada perilaku pengunjung sendiri.
Sirkulasi
memberikan
kesinambungan
pada
pengunjung terhadap fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan tanda-tanda pada ruang sebagai petunjuk arah jalan
97
Diagram 2.1 Sirkulasi Pengunjung Sumber : “Kecil Tapi Indah” Pedoman Pendirian Museum, 2000
2.2.8.2
Sirkulasi Koleksi Selain sirkulasi pada pengunjung juga terdapat sirkulasi barang koleksi yang isinya terdapat bagan yang mengatur perputaran jalur koleksi apabila mau dimasukan ke dalam ruang pameran museum.Bagan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
98
Diagram 2.2 Sirkulasi Koleksi Sumber : “Kecil Tapi Indah” Pedoman Pendirian Museum, 2000
2.2.8.3
Sirkulasi Ruang Pamer Pada sirkulasi ruang pamer dijelaskan pergerakan dan jalur yang dibuat dari satu ruang ke ruangan yang lain sehingga semuanya dapat dikomposisikan dengan baik. Terdapar 5 macam sirkulasi ruang pamer, yaitu:
Gambar 2.21 Sirkulasi Ruang ke Ruang Sumber Moh. Agung, 2002 : 33
1. Sirkulasi dari ruang ke ruang (room to room). Pengunjung
99
mengunjungi ruang pamer secara berurutan dari ruang yang satu ke ruang pamer berikutnya.
Gambar 2.22 Koridor ke Ruang Pamer Sumber : Moh. Agung, 2002 : 33
2. Sirkulasi dari koridor ke ruang pamer (coridor to room) Memungkinkan pengunjung untuk mengitari jalan sirkulasi dan memilih untuk memasuki ruang pamer melalui ruang koridor. Bila pengunjung tidak menghendaki suatu ruang pamer, maka pengunjung dapat langsung menuju ke ruang pamer berikutnya.
Gambar 2.23 Ruang Pusat ke Ruang Pamer Sumber :Moh. Agung, 2002 : 33
3. Sirkulasi dari ruang pusat ke ruang pamer (nave to room) Di sini pengunjung dapat melihat secara langsung seluruh pintu ruang pamer, sehingga memudahkan pengunjung untuk memilih memasuki ruang pamer yang disukai.
100
Gambar 2.24 Sirkulasi Terbuka Sumber :Moh. Agung, 2002 : 33
4. Sirkulasi terbuka (open). Sirkulasi pengunjung menyatu dengan ruang pamer. Seluruh koleksi yang dipajang dapat terlihat secara langsung oleh pengunjung, dan pengunjung dapat bergerak bebas dan cepat untuk memilih koleksi mana yang hendak diamati.
Gambar 2.25 Sirkulasi Linier Sumber :Moh. Agung, 2002 : 33
5. Sirkulasi linier. Dalam suatu ruang pamer terdapat sirkulasi utama yang membentuk linier dan menembus ruang pamer tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang memungkinkan
pengunjung
untuk
tertarik
bergerak
mengunjungi ruang-ruang pamer, antara lain: • Keragaman
antara
ruang
pamer,
pengunjung
tertarik
memasuki ruang yang berbeda dengan harapan memperoleh pengalaman yang berbeda. • Kejelasan pandangan terhadap suatu jalur sirkulasi utama, sehingga memudahkan pengunjung pada suatu ruang pamer untuk kembali atau pindah ke ruang lainnya melalui jalur 101
utama yang dirasakan cepat. • Peta-peta dan tanda-tanda pada jalan masuk ruang pamer. • Pandangan
keluar,
menciptakan
memberikan
kesan
tetap
suasana
adanya
santai
kedekatan
dan
dengan
lingkungan luar. • Pembagian
ruang
dengan
memanfaatkan
kolom-kolom
bangunan.
2.2.9 Sarana Penunjang Pameran 1. Labelling Label adalah sarana komunikasi untuk memberikan informasi yang dimiliki oleh museum kepada pengunjung. Membuat label perlu direncanakan secara benar baik mengenai isi maupun tipografinya. Untuk pameran dapat dibedakan menjadi: •
Label judul Label judul ini harus menonjol. Biasanya hurufnya paling besar diantara huruf label yang digunakan dalam pameran, label ini harus memberiksn informasi yang cukup untuk memungkinkan pengunjung memutuskan apakah mereka tertarik pada pokok masalah. Hal yang perlu untuk diketahui label judul dapat juga berupaya membangkitkan minat atau keingintahuan pengunjung berisi kurang dari 10 kata. Sering kali hanya 1-5 kata.
•
Label subjudul Label ini isinya menjelaskan sebagian besar pesan dari pameran. Sedangkan ukuran hurufnya cukup besar, berisi 1-10 kata atau lebih, tergantung pada banyakanya pesan
•
Label pengantar Dimaksudkan untuk melayani pengunjung yang tertarik dengan keterangan yang lebih rinci tempatynya diletakkan didekat permulaan suatu pameran.Isinya cukup panjang, berkisar 50-200 kata dibuat dalam huruf besar. Label ini menceritakan pokok masalah dan latar belakang apa yang dipamerkan serta
102
mempersiapkan
pengunjung
untuk
memahami
informasi
berikutnya. •
Label kelompok Panjangnya lebih dari 100 kata atau kurang.Isinya menerangkan kemiripan yang tampak jelas dalam koleksi kesamaan fungsi, bentuk atau sifat. Diharapkan dapat menyentuh perasaan pembaca akan ciri unik dari kelompok benda yang dipamerkan.
•
Label individu Menginformasikan benda yang dipamerkan secara umum.
•
ID atau Identifikasi label Menjelaskan bukti dasar dari benda, seperti nama benda, tanggal didapat, penyumbang dan lain-lain. Ada beberapa cara untuk membuat label agar lebih menarik dan mudah dibaca: • Mulai penjelasan dan fakta-fakta yang nyata dan dapat diamati mengenai koleksi. • Gunakan kata kerja aktif dan hindari kata kerja “adalah” • Usahakan panjang kalimat kurang lebih 25 kata, panjang dapat dirubah, tetapi usahakan rata-rata 15 kata per kalimat.
2. Foto –foto penunjang Agar koleksi lebih informatif perlu dibuatkan foto-foto penunjang yang
diletakkan
dekat
koleksi
tersebut.Foto-foto
penunjang
hendaknya dibuat jangan terlalu kecil misalnya sebesar post card atau ukuran salon.
Ukuran 30 x 40, 45 x 60 sudah memadai penyajiannya diusahakan jangan terlalu menonjol sehingga mengalahkan koleksi yang dipamerkan misalnya: tidak menggunakan bingkai yang lebar-lebar atau berukir. Foto hitam putih dapat didasari dengan warna untuk membuat lebih menarik atau apabila suasana tertentu diperlukan, misalnya untuk memberikan kesan kuno diberi warna coklat, dipilih
103
foto penunjang yang menarik, komposisinya bagus.Foto penunjang yang lebih dari satu perlu disusun dengan baik menurut komposisi.
3. Metode Penyajian Bila sudah terpenuhi semua standard ini, maka penataan baru dapat dilaksanakan sesudah dibuat suatu desain penataan yang berdasarkan metode-metode untuk sementara ini dipakai oleh Direktorat Permuseuman
Pameran di museum harus mempunyai daya tarik tertentu untuk sedikitnya dalam jangka waktu 5 tahun, untuk mempunyai daya tarik ini kita harus mempunyai metode tertentu.
Memang diakui bahwa sampai saat ini Direktorat Permuseuman belum mengadakan penelitian dalam menciptakan metode-metode ini, mudah-mudahan didalam kurun waktu yang tidak terlalu lama lagi sudah dapat tercipta metode penyajian khas Indonesia.
Motivasi pengunjung museum dapat disebutkan seperti sebaga berikut: •
Untuk melihat keindahan benda-benda yang dipamerkan
•
Untuk menambah pengetahuan setelah melihat benda-benda yang dipamerkan
•
Untuk melihat serta merasakan suatu suasana tertentu pada pameran musem.
Museum
harus
dapat
memamerkan
benda-bendanya
untuk
memuaskan ketiga motivasi tadi dengan menciptakan metode-metode penyajian yang menarik.Museum harus dapat memamerkan bendabendanya untuk memuaskan ketiga motivasi tadi dengan menciptakan metode-metode penyajian yang menarik.
Penataan dapat dilaksanakan bila semua standard ini sudah dipenuhi dan dibuat suatu desain penataan berdasarkan metode-metode 104
tertentu.Karena pameran di museum harus mempunyai daya tarik tertentu untuk sedikitnya dalam waktu 5 tahun, maka pameran harus dibuat dengan suatu metode.
Metode yang dianggap baik sampai saat ini adalah metode berdasarkan motivasi pengunjung museum.Metode ini merupakan hasil penelitian beberapa museum di Eropa dan sampai sekarang masih digunakan. Penelitian ini memakan waktu beberapa tahun sehingga dapat diketahui ada 3 kelompok besar motivasi pengunjung museum, yaitu: 1. Motivasi pengunjung untuk melihat keindahan koleksi-koleksi yang dipamerkan 2. Motivasi pengunjung untuk menambah pengetahuan setelah melihat koleksi-koleksi yang dipamerkan 3. Motivasi pengunjung untuk melihat serta merasakan suatu suasana tertentu pada pameran museum. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka untuk dapat memuaskan ketiga motivasi tersebut maka museum harus dapat memamerkan koleksi-koleksinya dengan menciptakan metode-metode pameran yang menarik.
Metode-metode yang dimaksud adalah: 1. Metode penyajian artistik, yaitu memamerkan koleksi-koleksi terutama yang mengandung unsur keindahan. 2. Metode penyajian intelektual atau edukatif, yaitu memamerkan koleksi-koleksi tidak bendanya saja, tetapu juga semua segi yang bersangkutan dengan koleksi tersebut, missal urutan proses terjadinya sampai pada cara penggunaan dan fungsinya. 3. Metode penyajian Romantik dan Evokatif, yaitu memamerkan koleksi-koleksi disertai semua unsur lingkungan dimana koleksikoleksi tersebut berada.
105
2.3 Tinjauan Umum Cokelat 2.3.1 Sejarah Cokelat Dunia Sejarah cokelat dunia cukup panjang.Sejarah penggunaan biji kakao bahkan
mundur
sampai
ratusan
tahun
sebelum
masehi.
(www.cokelatndalem.co.id)
1. 1500 – 400 Tahun Sebelum Masehi Suku Olmec sudah menggunakan cokelat sebagai minuman panas.Biji kakao yang sudah dikeringkan kemudian digerus dan ditambahkan air panas.Di minuman ini juga ditambahkan rempah-rempah dan cabai.
Gambar 2.26 Suku Olmec Sumber :http://gunungtoba2014.blogspot.com/
2. 900 – 250 Tahun Sebelum Masehi Suku Maya mulai menanam tanaman Kakao. 3. Tahun 1200 – 1500 Bangsa Aztec menggunakan biji kakao dipergunakan pula sebagai mata uang.Dan saking pentingnya biji kakao pada masa ini, bahkan ada pemalsuan biji kakao yang dibuat dari tanah liat yang dibentuk menyerupai biji kakao kemudian dibakar.Di periode ini pula, kakao dipergunakan sebagai persembahan kepada Quetzalcoatl, dewanya orang Aztec yang menurunkan tanaman kakao kepada manusia.Biji Kakao kemudian menyebar ke banyak area Amerika selatan.Namun resep minuman cokelat masih tersimpan khusus untuk kalangan bangsawan dan pemuka adat.
106
4. Tahun 1502 Columbus adalah orang kulit putih pertama yang bersentuhan dengan biji Kakao saat menyinggahi Nikaragua.
Gambar 2.27 Chrisptopher Colombus Sumber :www.josephsmithacademy.org
5. Tahun 1519 Cortes, seorang Conquestador Spanyol meminum cokelat panas bersama raja Montezuma.Di sini dia menyadari adanya Emas Coklat dari biji Kakao.Kemudian Cortes membawa biji Kakao kembali ke Spanyol dan memperkenalkannya ke Eropa.
Gambar 2.28 Hernán Cortés Sumber : www.biografiasyvidas.com
107
6. Tahun 1528 Cortes
mempersembahkan
minuman
cokelat
kepada
raja
Spanyol.Cortes juga memperkenalkan minuman cokelat ala Spanyol yang tidak lagi pahit karena sudah ditambahkan gula.Minuman cokelat menjadi populer di Eropa dan membuat sejarah usaha penanaman tanaman Kakao dimulai.
7. Tahun 1671 Cokelat Praline ditemukan secara tidak sengaja ketika cokelat tercampur dengan kacang pecan dan gula karamel.
Gambar 2.29 Chocolate Praline Sumber :www.texasfood.com
8. Tahun 1732 Mesin
penggiling
cokelat
secara
mekanis
ditemukan
oleh
Dubuisson.Penemuan mesin ini membuat produksi cokelat secara massal makin mudah dan terjangkau harganya. 9. Tahun 1753 Tanaman kakao mendapatkan nama latinnya yaitu Theobroma Cacao oleh botanis dari Swedia bernama Carl Von Linne. 10. Tahun 1828 Coenradd Van Houten menemukan cara untuk memisahkan lemak kakao dengan bubuk kakao dengan cara pengepresan. Beliau pula yang menemukan proses Dutched atau alkalinasi bubuk kakao sehingga bubuk kakao menjadi makin mudah larut dalam air. 11. Tahun 1830 Cokelat bar pertama di dunia dibuat oleh J.S Fry and Sons dari Inggris.Mereka menggunakan merk “Eating Chocolate”. 108
12. Tahun 1849 Cokelat mulai berkembang makin besar dan mulai muncul pameran cokelat untuk kalangan atas di Inggris.Pertama kali yang mengadakan pameran cokelat di London adalah seorang bernama Cadburry. 13. Tahun 1875 Daniel Peter & Henry Nestle membuat cokelat susu pertama dan menjualnya secara umum. Mereka bereksperimen selama 8 tahun sampai menemukan resep yang pas untuk cokelat susunya. 14. Tahun 1879 Rudolf Lindt menemukan mesin conching yaitu mesin yang menghaluskan cokelat sehingga lebih bisa dinikmati teksturnya. 15. Tahun 1913 Julies Sechaud, seorang chocolatier dari Swedia, membuat cokelat dengan filling (isi) pertama di dunia. 16. Tahun 1938 Perang dunia II menjadikan Amerika mempertimbangkan untuk memasukkan
cokelat
bar
untuk
konsumsi
tentaranya.Hal
ini
dikarenakan cokelat mempunyai kandungan kalori dan lemak yang cukup untuk menjadi makanan yang mudah dibawa saat perang.
2.3.2 Sejarah Cokelat Indonesia Sejarah Cokelat masuk ke Indonesia ternyata cukup panjang.Secara garis besar bisa terbagi menjadi dua periode yaitu periode sebelum kemerdekaan dan periode setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Walaupun bubuk cokelat telah dikenal sebagai pencampur minuman oleh bangsa indian suku Maya di Amerika tengah sejak abad sebelum masehi, namun baru abad ke-15 biji cokelat mulai di perkenalkan di belahan dunia lain. Dengan kegunaannya sebagai upeti atau alat barter bernilai tinggi, biji cokelat sebagai pencampur minuman diperkenalkan kepada bangsa Spanyol.
Usaha pengembangan pertanaman cokelat dirintis oleh bangsa Spanyol ke benua Afrika dan Asia. Di Afrika, cokelat diperkenalkan pada abad ke-15 dengan daerah penanaman terutama di Nigeria, Pantai Gading, dan 109
Kongo. Pada waktu yang bersamaan cokelat juga di perkenalkan di Asia, terutama daerah-daerah yang berdekatan dengan kawasan pasifik. (www.cokelatndalem.co.id)
• Periode Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia 1. Tahun 1560 Tanaman Kakao pertama kali masuk ke Indonesia.Masuk melalui jalur Philipine dan tiba di Sulawesi Utara.Asal dari biji Kakao ini dari Venezuela yang dibawa oleh pelaut-pelaut Spanyol yang sedang berlayar mencari rempah-rempah di Nusantara.Tanaman Kakao yang ditanam di Sulawesi Utara ini berjenis Criollo. Produksi cokelat ini relatif rendah dan peka terhadap serangan hama dan penyakit, tetapi rasanya enak. Jenis ini masih banyak terdapat di Sulawesi sampai sekarang.
2. Tahun 1880 Agak lama berselang, tanaman Kakao baru diperkenalkan ke Jawa.Terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah.Seiring dengan perkembangan tanaman kopi di Jawa, tanaman Kakao ditanam dengan naungan pohon kopi.Jenis yang ditanam di Jawa ini juga merupakan jenis Criollo.
3. Tahun 1880 Tanaman
Kakao
jenis
Forastero
mulai
diperkenalkan
di
Indonesia.Jenis ini berasal dari Venezuela juga.Berbentuk lebih bundar dan gemuk dibandingkan jenis Criollo. Jenis Forestero mempunyai ketahanan terhadap hama yang lebih baik dibandingkan jenis Criollo. Kekurangan jenis ini adalah rasa dan aromanya kalah jika dibandingkan dengan jenis Criollo
4. Tahun 1888 Tanaman Kakao jenis Criollo Java mulai dikembangkan di Sulawesi dan
kemudian
diperkenalkan
di
Jawa.Jenis
ini
merupakan
mengembangan dari Criollo biasa yang berasal dari Venezuela. Tahun 110
1888
tercatat
sebagai
tahun
ke-77
masuknya
cokelat
ke
Indonesia.Adalah Dr. C.J.J. Van Hall orang yang pertama kali mengadakan seleksi terhadap pohon induk di Djati Renggo dan Getas. Kedua nama kebun tersebut digunakan untuk menamakan beberapa klon coklat jenis Criollo yang sampai saat ini masih digunakan, dengan kode DR dan G berbagai nomor. Dari hasil penelitian saat itu, direkomendasikan bahan tanam klon-klon DR, KWC dan G dengan berbagai nomor.
5. Tahun 1914 Buku yang menceritakan tentang Kakao Indonesia pertama kali muncul.Ditulis oleh Dr. J.C.C. Hall berkebangsaan Inggris.Buku ini menceritakan tentang tanaman yang ada di Nusantara dan salah satunya adalah Kakao. Dr. C.J.J. Van Hall. MacGillvray, Van Der Knaap adalah peneliti-peneliti yang giat melakukan seleksi guna mendapatkan bahan tanam unggul maupun klon induk pada awal pertanaman cokelat di Indonesia.Baru pada tahun 1914, MacGillvray telah menulis buku mengenai cokelat, kemudian dituliskannya lagi pada tahun 1932 sebagai edisi ke-dua.
6. Tahun 1938 Budidaya Kakao mulai mengalami peningkatan yang pesat.Pada periode ini ada 29 perkebunan Kakao Indonesia yang tercatat. Perkebunan kakao ini terdistribusi : 13 perkebunan di Jawa Barat, 7 perkebunan di Jawa tengah, dan 9 perkebunan di Jawa Timur. Perkembangannya juga di dorong oleh meluasnya penyakit karat daun kopi oleh Hemeleia vastatrix, sehingga menyebabkan musnahnya areal pertanaman kopi di Jawa.Disamping itu oleh perusahaan perkebunan, pengembangan usaha cokelat juga dilakukan oleh petani pekebun, terutama di Jawa Barat.
• Periode Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia 1. Tahun 1973 Mulai diperkenalkan cokelat jenis Bulk melalui seleksi yang dilakukan 111
oleh PT Perkebunan VI dan Balai Penelitian Perkebunan (BPP) Medan.Cokelat jenis Bulk pada tahun berikutnya memperkecil kemungkinan untuk memperluas penanaman cokelat jenis Criollo. Seperti diketahui, cokelat jenis Bulk dikenal sebagai jenis cokelat yang relatif tahan akan hama dan penyakit, produksinya tinggi walaupun rasanya sedang-sedang saja.
Program pemuliaan PT Perkebunan VI dan BPP Medan itu, yang tetuanya terdiri dari biji-biji campuran Na, Pa, Sca, ICS, GG, DR, Poerboyo dan Getas, menghasilkan biji yang dikenal dengan nama varietas sintetik 1, 2, dan 3. Tetua tersebut berupa biji illegitim hibrida F1 dari Malaysia, yang ditanam sebanyak 150.000 pohon.
2. Tahun 1976 BPP Jember juga melakukan program pemuliaannya dalam rangka untuk mendapatkan bahan tanam hibrida.Pemuliaan ini bertujuan untuk
menghasilkan
bahan
tanam
biji
hibrida
dengan
efek
heterosis.Sejumlah persilangan dari klon-klon ICS, Sca, dan DR telah diuji untuk maksud itu.Secara bersamaan usaha untuk mendapatkan bahan tanam klon yang dapat di jadikan sebagai induk maupun bahan tanam praktek juga dilaksanakan di kebun Kaliwining Jember, dan Malangsari.
Di Sumatra Utara, penelitian yang sama terus dilaksanakan dalam rangka pengembangan pertanaman cokelat. Beberapa PT Perkebunan mulai melakukan penanaman cokelat Bulk, seperti PT Perkebunan IV dan II.PT Perkebunan II bahkan melakukan perluasan penanaman cokelat di Irian Jaya dan Riau serta membangun kebun benih cokelat di Maryke,
Medan.Pembangunan
kebun
benih
cokelat
tersebut
dilaksanakan bersama P4TM (Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa) Medan yang saat ini telah menghasilkan bahan tanam biji hibrida, dengan tetua klon-klon Sca, ICS, Pa, TSH, dan IMS.Biji-biji hibrida yang dihasilkan kebun benih cokelat masih dalam tahap pengujian. 112
3. Tahun 1980 Bila pada tahun 1970-1977 produksi biji kakao indonesia hanya 2.0003.000 ton, maka pada tahun 1980 angka itu melonjak menjadi 7.000 ton. Dengan produksi coklat dunia saat ini 1.600.000 ton, maka potensi Indonesia sebagai penghasil cokelat masih baik prospeknya.Bahkan pada periode tersebut, Indonesia sudah mulai menjadi negara penghasil Kakao nomer 3 terbesar di dunia.
4. Tahun 2011 Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah mulai mengurangi ekspor
bahan
mentah
berupa
biji
Kakao
kering.Pemerintah
berkeinginan agak biji kakao yang dihasilkan di Indonesia bisa mulai diproduksi di Indonesia dan menjadi produk jadi sebelum akhirnya di ekspor.
2.3.3 Perkembangan Produksi dan Konsumsi Kakao Dunia
A. Perkembangan Produksi Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010, 4-9) Tanaman kakao berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan.Jadi, wajar saja jika pada tahap awal dominasi produksi dikuasai oleh Amerika Selatan. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat perkembangan produksi kakao di negara-negara penghasil kakao pada tahun 1999-2009.
113
Tabel 2.1 Perkembangan produksi kakao di beberapa negara tahun 19992009 Sumber : ICCO, 2010
Sebelum periode 1919/1920, produksi dunia didominasi oleh Amerika Selatan dengan produsen utamanya Negara Ekuador dan Brasil. Namun, pada periode 1920/ 1921 hingga sekarang, produksi kakao dunia telah bergeser dari Amerika Selatan ke Afrika dengan andil 5070 %. Sampai periode 1976/1977 produsen utama kakao dunia adalah Ghana. Setelah itu, posisinya digantikan oleh Pantai Gading (Ivory Coast)
Pada Tabel 1 tampak jelas bahwa Pantai Gading (Ivory Coast) masih sebagai penghasil utama kakao dunia dengan produksi lebih dari 1.100 ribu ton, berada jauh di atas produksi negara-negara lain. Sementara itu, peringkat kedua dan ketiga diperebutkan oleh Indonesia dan Ghana (Afrika)
B. Perkembangan Konsumsi Kakao Dunia Perkembangan
konsumsi
kakao
dunia
ditinjau
dari
jumlah
pengolahan biji kakao (grinding of row cocoa) selama periode 19002009 dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini
114
Tabel 2.2 Konsumsi biji kakao dunia tahun 1900-2009 Sumber ICCO, 2010
Pada Tabel 2 menunjukanbahwa konsumsi biji kakao sejak tahun 1900 cenderung meningkatkan rat-rata peningkatan 3,9% per tahun.Seandainya tingkat kesejakteraan sebagian besar penduduk dunia meningkat, apalagi jika harga produk jadi (cokelat) lebihm murah, konsumsi kakao dunia diprediksikan terus meningkat.
C. Perkembangan Produksi dan Luas Area Kakao di Indonesia Pada Tabel 3 dapat dilihat perkembangan produksi kakao Indonesia periode 1970- 2009.Tabel tersebut menunjukkan bahwa perkebunan rakyat pada tahun 2000 palng dominan, dengan andil produksi sekitar 86%.Sementara itu, kontribusi perkebunan besar negara dan perkebunan swasta masing-masing 7% dan 7%.Peningkatan produksi oleh perkebunan negara relative stabil, hal ini karena didukung oleh lembaga-lembaga penelitian perkebunan.
Kakao Indonesia mengalami perkembangan cukup pesat. Tahun 19691970 produksi kakao Indonesia hanya sekitar satu ton atau peringkat ke-29 dunia (FAO,1972), kemudian meningkat menjadi sekitar 16 ton atau peringkat ke-16 dunia pada tahun 1980-1981.
115
Mutu kakao rakyat ternyata masih cukup rendah, padahal bila dilihat dari segi jumlah adalah yang terbesar, sehingga masalah mutu kakao pun menjadi faktor paling menonjol dan menjadi kendala utama dalam skala nasional.
Menurut status pengusahaannya, perkebunan kakao di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, dan perkebunan besar swasta. Pada tahun 2009, perkebunan rakyat memiliki jumlah area terbesar, yaitu 92,7 % dari total area perkebunan kakao di Indonesia,kemudian diikuti oleh perkebunan besar negara 3,88% dan perkebunan besar swasta 3,41%. Tabel 3 menunjukkan perkembangan luas area kakao periode 1970-2009.
Tabel 2.3 Perkembangan Luas Area dan Produksi Kakao Indonesia tahun 1970-2009 Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Perkebunan, 2009
D. Perkembangan Ekspor dan Impor Kakao Volume ekspor khusus biji kakao pada tahun 1990 relatif kecil, yaitu baru mencapai 119.725 ton.Pada tahun 1992-2005 volume dan nilali ekspornya meningkat dengan cepat.Volume ekspor biji kakao pada tahun 2005 mencapai 463.632 ton.Tabel 4 juga menunjukkan 116
kenaikan volume ekspor tidak selalu proporsional dengan volume impor.
Selain dalam bentuk biji, volume ekspor kakao juga mulai tampak dalam bentuk hasil olahan seperti bubuk dan lemak kakao.
Tabel 2.4 Volume dan Nilai Ekspor dan Impor Kakao Indonesia Tahun 1990-2005 Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Perkebunan
2.3.4 Morfologi Tanaman Kakao Berdasarkan Buku yang berjudul Buku Pintar Budidaya Kakao (2010, 14-21) morfologi tanaman kakao terbagi menjadi banyak bagian dimulai dari akar, batang, cabang, buah bunga dan daun.
A. Batang dan Cabang Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan naungan pohon-pohon yang tinggi, curah hujan tinggi, suhu sepanjang tahun relatif sama, serta kelembapan tinggi dan relatif tetap. Dalam habitat seperti itu, tanaman kakao akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan
117
buahnya sedikit. Jika dibudidayakan dikebun, tinggi tanaman umur tiga tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7,0 meter (Hall, 1932). Tinggi tanaman tersebut beragam, dipengaruhi oleh intensitas naungan serta faktor-faktor tumbuh yang tersedia.
Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupan), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan). Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket. Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagitrop dan khas hanya pada tanaman kakao.
Pembentukan
jorket
didahului
dengan
berhentinya
pertumbuhan tunas ortotrof karena ruas-ruasnya tidak memanjang. Pada ujung tunas tersebut, stipula (semacam sisik pada kuncup bunga) dan kuncup ketiak daun serta tunas daun tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebut selanjutnya tumbuh 3 – 6 cabang yang arah pertumbuhannya condong ke samping membentuk sudut 0 – 60o dengan arah horisontal.Cabang-cabang itu disebut dengan cabang primer (cabang plagiotrof).Pada cabang primer tersebut kemudian tumbuh cabang-cabang lateral (fan) sehingga tanaman membentuk tajuk yang rimbun.
Pada tanaman kakao dewasa sepanjang batang pokok tumbuh wiwilan atau tunas air (chupon). Dalam teknik budi daya yang benar, tunas air ini selalu dibuang, tetapi pada tanaman kakao liar, tunas air tersebut akan membentuk bantang dan jorket yang baru sehingga tanaman mempunyai jorket yang bersusun. Dari tunas plagiotrop biasanya hanya tumbuh tunas-tunas plagiotrop, tetapi juga kadang-kadang tumbuh tunas ortotrop. Pangkasan berat pada cabang plagiotrop yang besar ukurannya merangsang tumbuhnya tunas ortotrop itu. Tunas ortotrop hanya membentuk tunas plagiotrop setelah membentuk 118
jorket. Tunas ortotrop membentuk tunas ortotrop baru dengan menumbuhkan tunas air. Saat tumbuhnya jorket tidak berhubungan dengan umur atau tinggi tanaman. Pemakaian pot besar dilaporkan menunda tumbuhnya jorket, sedangkan pemupukan dengan 140 ppm N dalam bentuk nitrat mempercepat tumbuhnya jorket. Tanaman kakao membentuk jorket setelah memiliki ruas batang sebanyak 60 – 70 buah.Namun batasan tersebut tidak pasti, karena kenyataannya banyak faktor lingkungan yang berpengaruh dan sukar dikendalikan. Contohnya, kakao yang ditanam di dalam polibag dan mendapat intensitas cahaya 80% akan membentuk jorket lebih pendek daripada tanaman yang ditanam di kebun. Selain itu, jarak antar daun sangat dekat dan ukuran daunnya lebih kecil.Terbatasnya medium perakaran merupakan penyebab utama gejala tersebut. Sebaliknya, tanaman kakao yang ditanam di kebun dengan jarak rapat akan membentuk jorket yang tinggi sebagai efek dari etiolasi (pertumbuhan batang memanjang akibat kekurangan sinar matahari).
Gambar 2.30 Skema Tajuk Tanaman Kakao dengan dua jorket Sumber : Buku Pintar Budi Daya Kakao, 15
B. Daun Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5 – 10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall, 1932). Tangkai daun bentuknya silinder
119
dan bersisik halus, bergantung pada tipenya.n Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daun. Dengan persendian ini dilaporkan daun mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari.Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus), dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan tulang daun menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun.Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen.Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengilap. Pertumbuhan daun pada cabang plagiotrop berlangsung serempak tetapi berkala. Masa tumbuhnya tunas-tunas baru itu dinamakan pertunasan atau flushing. Pada saat itu setiap tunas membentuk 3 – 6 lembar daun baru sekaligus. Setelah masa tunas tersebut selesai, kuncup – kuncup daun itu kembali dorman (istirahat) selama periode tertentu. Kuncup-kuncup akan bertunas lagi oleh rangsangan faktor lingkungan. Ujung kuncup daun yang dorman tertutup oleh sisik (scales). Jika kelak bertunas lagi sisik tersebut rontok meninggalkan bekas (scars) atau lampang yang berdekatan satu sama lain dan disebut dengan cincin lampang (ring scars). Dengan menghitung banyaknya cincin lampang pada suatu cabang, dapat diketahui jumlah pertunasan yang telah terjadi pada cabang yang bersangkutan.Intensitas cahaya memengaruhi ketebalan daun serta kandungan klorofil.Daun yang berada di bawah naungan berukuran lebih lebar dan warnanya lebih hijau daripada daun yang mendapat cahaya penuh (Wood & Lass, 1985).
Gambar 2.31 Daun Kakao yang menyesuaikan arah datangnya sinar matahari
120
Sumber : Buku Pintar Budi Daya Kakao, 15
Gambar 2.32 Daun Kakao Sumber : Buku Pintar Budi Daya Kakao, 18
Gambar 2.33 Ranting Kakao dengan Tiga kali Bertunas Sumber : Buku Pintar Budi Daya Kakao, 18
C. Akar Kakao adalah tanaman dengan surface root feeder, artinya sebagian besar akar lateralnya (mendatar) berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada kedalaman tanah (jeluk) 0 – 30 cm. Menurut Himme (cit. Smyth, 1960), 56% akar lateral tumbuh pada jeluk 11 – 20 cm, 14% pada jeluk 21 – 30 cm, dan hanya 4% tumbuh pada jeluk di atas 30 cm dari permukaan tanah. Jangkauan jelajah akar lateral dinyatakan jauh di luar proyeksi tajuk. Ujungnya membentuk cabang-cabang kecil yang susunannya ruwet (intricate).
D. Bunga Tanaman kakao bersifat kauliflori.Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat
121
tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (cushion).Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G(5). Artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang
bersatu.
Bunga
kakao
berwarna
putih,
ungu,
atau
kemerahan.Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota.Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar.Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm).Daun mahkota panjangnya 6 – 8 mm, terdiri dari dua bagian.Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan biasanya terdapat dua garis merah.Bagian ujung berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.
Gambar Bunga Kakao.Tumbuh dari bekas ketiak daun pada batang Sumber : Buku Pintar Budi Daya Kakao, 19
Gambae Bantalan Bunga atau buah kakao Sumber : Buku Pintar Budi Daya Kakao, 20
122
Gambar Struktur Bunga Kakao Sumber : Buku Pintar Budi Daya Kakao, 20
E. Buah dan Biji Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buha yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (orange). Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada tipe criollo dan trinitario alur buah kelihatan jelas.Kulit buah tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forastero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata); kulitnya tipis, tetapi keras dan liat. Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, bergantung pada kultivar dan faktorfaktor lingkungan selama perkembangan buah. Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya beragam, yaitu 20 – 50 butir per buah.Jika dipotong melintang, tampak bahwa biji disusun oleh dua kotiledon yang saling melipat dan bagian pangkalnya menempel pada poros lembaga (embryo axis).Warna kotiledon putih untuk tipe criollo dan ungu untuk tipe forastero.
123
Biji dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang berwarna putih, rasanya asam manis dan diduga mengandung zat penghambat perkecambahan. Di sebelah dalam daging buah terdapat kulit biji (testa) yang membungkus dua kotiledon dan poros embrio.Biji kakao tidak memiliki masa dorman.Meskipun daging buahnya mengandung zat penghambat perkecambahan, tetapi kadang-kadang biji berkecambah di dalam buah yang terlambat dipanen karena daging buahnya telah kering.Pada saat berkecambah, hipokotil memanjang dan mengangkat kotiledon yang masih menutup ke atas permukaan tanah.Fase ini disebut fase serdadu.Fase kedua ditandai dengan membukanya kotiledon diikuti dengan memanjangnya epikotil dan tumbuhnya empat lembar daun pertama.Keempat daun tersebut sebetulnya tumbuh dari setiap ruasnya, tetapi buku-bukunya sangat pendek sehingga tampak tumbuh dari satu ruas.Pertumbuhan berikutnya berlangsung secara periodik dengan interval waktu tertentu.
2.3.5 Jenis- Jenis Kakao Kakao terbagi menjadi 3 jenis yaitu (https://redydestian.wordpress.com/) 1. Criollo
Gambar 2.34 Criollo Cacao Sumber :www.indacoperu.com
Jenis ini merupakan tanaman kakao yang menghasilkan biji cokelat yang mutunya sangat baik dan dikenal dengan cokelat mulia. Ciri-cirinya: 1. Buahnya berwarna merah dan kuning
124
2. Kulit buahnya tipis 3. Berbintil-bintil kasar dan lunak 4. Biji buahnya berbentuk bulat telur berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada waktu basah 5. Jumlah jenis ini ada sekitar ± 7% dan dihasilkan di Indonesia, ekuador, Venezuela, Jamaika, dan Sri Lanka
2. Forestero
Gambar 2.35 Forestero Cacao Sumber :www.supernutrients.co.uk
Jenis ini merupakan jenis tanaman kakao yang memiliki mutu sedang atau bulk kokoa. Ciri- ciri: 1. Buahnya berwarna kuning 2. Kulitnya tebal 3. Biji buahnya tipis atau gepeng 4. Kotiledonnya berwarna ungu pada waktu basah 5. Jumlah jenis forestero adalah ± 93% dari produksi kakao dunia merupakan jenis bulk yang dihasilkan di afrika barat, brasil dan dominika.
125
3. Trinitario
Gambar 2.36 Trinitario Cacao Sumber : www.organic-gardening.org
Jenis ini merupakan hybrid dari jenis criollo dengan jenis forester secara alami, sehingga jenis ini sangat heterogen, kakao trinatario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa ada yang termasuk bulk cocoa. Ciri- ciri: 1. Buahnya berwarna hijau atau merah 2. Bentuknya bermacam-macam 3. Biji buahnya juga bermacam-macam dengan kotiledon berwarna ungu muda sampai ungu tua pada waktu basah
2.3.6 Jenis- Jenis Cokelat Berdasarkan sumber http://www.catatanistri.com/ , jenis-jenis cokelat dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan kandungan yang berada di dalam cokelat tersebut. Ketiga jenis tersebut, meliputi:
A. Couverture Chocolate Jenis couverture adalah cokelat asli yang biasanya mengandung lemak cokelat, chocolate mass dan rasanya cenderung pahit serta harganya lebih mahal.couverture adalah jenis coklat yang disebut “real chocolate” oleh para penggemar cokelat sejati. Cokelat jenis ini selain cepat lumer di mulut, juga memiliki rasa “fruity” yang agak pahit.Secara garis besar kandungan di dalam cokelat couverture adalah cocoa mass dan cocoa butter dan gula (untuk tipe dark chocolate, sedangkan untuk milk dan
126
white biasa menggunakan padatan susu didalamnya menggantikan cocoa powder) untuk pahit dan manisnya tergantung dari keseimbangan antar jumlah real chocolatenya dengan gula.Selain rasanya enak, baik untuk kesehatan tetapi punya kelemahan secara penyimpanan dan penanganan (khususnya buat praline dan agak sensitif terhadap panas).Cokelat couverture selain membutuhkan peralatan khusus, proses pengolahannya juga lebih sulit.pengolahan coklat ini adalah dengan cara di “temper” atau dilelehkan.
B. CompoundChocolate Compound Chocolate komposisinya hampir sama dengan couverture chocolate tetapi cocoa butter yang ada digantikan oleh lemak nabati lainnya yang murah seperti minyak kelapa atau soya. Cocoa butter juga sebenernya termasuk lemak nabati tetapi kenapa disebut butter mungkin karena memiliki sama warna kuning dan harganya mahal seperti butter. Secara rasa compound chocolate cenderung semi-sweet atau sweet karena banyak pemahaman kalo cokelat pahit itu bukanlah cokelat, namun secara penanganan lebih mudah. Compound chocolate lebih banyak digunakan untuk cokelat dekorasi dan terkadang juga untuk buat ganache, praline dan lain-lain.Karena pertimbangan harga yang jauh lebih murah dari couverture. Ada 3 jenis chocolate compound yaitu: 1. Dark chocolate compound : yaitu cokelat batangan yang berwarna pekat, rasa cokelatnya lebih terasa dan tidak mengandung susu. Cokelat jenis ini baik digunakan untuk kue, cake, dan aneka makanan ringan lainnya.
Gambar 2.37 Dark chocolate compound
127
Sumber :hwww.kimchuagroup.com
2. Milk chocolate compound : yaitu cokelat batangan yang berwarna cokelat yang merupakan campuran gula, kakao, cokelat cair, susu, dan vanilla.
Gambar 2.38 Milk chocolate compound Sumber www.kimchuagroup.com
3. White chocolate compound : yaitu cokelat batangan yang berwarna putih,
mengandung
cokelat
batangan
yang
berwarna
putih,
mengandung cokelat dan cacao butter.
Gambar 2.39 White chocolate compound Sumber :www.kimchuagroup.com
C. Cokelat Bubuk
Gambar 2.40 Cocoa Powder Sumber :www.healthyandhip.com 128
Cokelat bubuk adalah cokelat yang mempunyai aroma yang kuat, tidak tengik, tidak bulukan, dan tidak berjamur.Ada beberapa jenis coklat bubuk yaitu coklat bubuk yang berwarna pekat dan beraroma pahit yang sangat berguna karena mempunyait sifat mengeringkan adonan kue.Jenis lainnya yaitu coklat bubuk yang mempunyai kepekatan sedang, atau coklat bubuk yang sedang yang mudah ditemukan di swalayan atau pasar.Coklat bubuk atau cocoa powder terbuat dari bungkil/ampas biji coklat yang telah dipisahkan lemak coklatnya.Bungkil ini dikeringkan dan digiling halus sehingga terbentuk tepung cokelat. Proses pembuatan cokelat bubuk ada 2 cara: 1. Melalui proses natural Cocoa natural sedikit asam.Kebanyakan coklat bubuk yang dijual dipasaran adalah jenis cocoa natural.Coklat bubuk natural dibuat dari bubur coklat atau balok coklat pahit, dengan menghilangkan sebagian besar lemaknya hingga tinggal 18-23%.Coklat jenis ini berbentuk tepung, mengandung sedikit lemak, dan rasanya pahit.Banyak sekali yang menggunakan coklat bubuk jenis ini sebagai bahan campuran untuk membuat kue. 2. Melalui proses dutch Cocoa dutch digunakan sebagai bahan untuk membuat coklat panas karena aromanya lebih lembut.
2.3.7 Teknik Pengolahan Kakao Terdapat beberapa tahapan proses yang harus dilalui dari biji kakao sampai menjadi cokelat yang sekarang ini kita konsumsi. Tahapantahapan itu meliputi: • Panen Proses panen adalah tahap awal pengolahan cokelat. Buah cokelat dipetik dari pohonnya. Pilihan buah yang dipanen menentukan kualitas cokelat. Sebab, hanya buah yang matang sempurna di pohon yang memberikan hasil terbaik dari sisi rasa maupun aroma. Buah kakao yang siap panen adalah buah kakao yang sudah berwarna kuning. Setelah itu kakao diperam selama 5-7 hari dalam agar 129
memberikan efek positif dalam pembentukan rasa. Selanjutnya buah kakao dibuka dan dibersihkan pulpnya secara manual menggunakan tangan. • Fermentasi Langkah
selanjutnya
adalah
fermentasi.Fermentasi
bertujuan
membentuk senyawa bakal rasa khas cokelat serta mengurangi rasa pahit dan sepat yang ada di dalam biji kakao.Fermentasi dapat di lakukan dengan dialasi daun pisang atau dilakukan dalam kotak fermentasi. Proses fermentasi membutuhkan waktu 5-7 hari dan pada hari kedua dilakukan pembalikan untuk mengurangi panas yang terbentuk selama proses. • Pengeringan dan sortir Biji cokelat hasil fermentasi kemudian dikeringkan dan disortir manual dengan tangan. Biji kakao berfermentasi dikeringkan untuk menghilangkan air yang semula 55% menjadi 7% agar biji kakao aman simpan atau didistribusikan. Pengeringan dapat dilakukan dengan pengeringan sinar matahari atau secara mekanis. • Pemanggangan Setelah itu biji kakao kering disangrai. Perlakuan panas akan menyebabkan reaksi untuk membentuk aroma dan cita rasa khas cokelat. Suhu penyangraian umumnya 105 sampai 120 derajat celcius dalam waktu 10-35 menit, tergantung jumlah biji yang disangrai. • Winnowing Rampung panggang, biji masuk ke proses pemisahan cangkang dan inti biji (nibs) dengan mesin winnower. Biasanya cangkang yang setengah hancur itu akan terpisah dalam proses pengayaan. • Grinding Nib yang dapat digiling sehingga menghasilkan pasta cokelat.Nib juga dapat dipress untuk menghasilkan lemak kakao dan menyisakan cake. Cake tersebut apabila digiling akan menghasilkan cokelat bubuk. Kakao massa atau kakao cokelat atau cokelat bubuk dan lemak kakao selanjutnya dapat dicampur dengan gula, susu dan
130
lecithin dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan dark chocolate, milk chocolate atau white chocolate. • Pengadukan Langkah pertama adalah pencampuran sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan proses refining menggunakan roll untuk memperkecil ukuran partikel adonan. • Conching Tujuan conching membentuk struktur dan rasa yang baik sekaligus menurunkan kadar air dan fiskositas. Conching dilakukan pada suhu 45-105 derajat celcius selama 4-24 jam tergantung jenis adonan yang diproses. Pada tahapan conching sebagian lemak kakao ditambahkan. • Tempering Setelah itu dilakukan proses tempering yang dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin. Tujuan dari tempering adalah memperbaiki bentuk kristal cokelat. • Pencetakan Langkah terakhir adalah pencetakan sesuai bentuk yang diinginkan sesuai alat cetak.Pendinginan kemudian mengeluarkan cokelat dari cetakannya.
2.3.8 Kandungan Cokelat Kandungan- kandungan yang terdapat di dalam coklat sangatlah banyak, meliputi (www.cacaoweb.net) : 1. Lemak Biji kakao mengandung sekitar 50% lemak.Hal ini terutama terdiri dari dua asam lemak jenuh (palmitat dan asam stearat) dan asam lemak tak jenuh (asam oleat).Cocoa butter dan cokelat tidak meningkatkan kolesterol darah. Namun, ketika mengkonsumsi susu cokelat atau cokelat kelas yang lebih rendah di mana sebagian dari kandungan total lemak berasal dari lemak susu atau berbagai jenis lemak, kadar kolesterol mungkin terpengaruh. 2. Gula Biji kakao mengandung cukup banyak karbohidrat, tetapi sebagian
131
besar adalah pati, serat makanan larut, dan serat makanan larut.Sebuah proporsi yang sangat kecil adalah gula sederhana.Gula yang ditambahkan selama pembuatan cokelat. 3. Antioksidan Biji coklat mengandung polifenol (mirip dengan yang ditemukan dalam anggur) dengan sifat antioksidan yang menguntungkan kesehatan.Senyawa ini disebut flavonoid dan termasuk catechins, epicatechins, and procyandins.Para flavanoids antioksidan yang ditemukan dalam bagian tanpa lemak dari biji kakao.Para flavanoids juga mengurangi kemampuan darah untuk membeku dan dengan demikian mengurangi risiko stroke dan serangan jantung. 4. Theobromine Theobromine adalah stimulan yang sangat ringan dengan tindakan diuretik ringan (meningkatkan produksi urin).Theobromine dapat menjadi racun bagi hewan seperti anjing, kucing, burung beo dan kuda. 5. Kafein Biji kakao mengandung jumlah yang sangat rendah kafein, jauh lebih sedikit daripada yang ditemukan dalam kopi, teh dan minuman coca cola. Phenylethylamine. Phenylethylamine adalah antidepresan sedikit dan stimulan mirip dengan dopamin tubuh sendiri dan adrenalin. 6. Serotonin Kakao dan cokelat dapat meningkatkan tingkat serotonin dalam otak.Tingkat serotonin sering menurun pada orang dengan depresi dan pada mereka yang mengalami gejala PMS. 7. Mineral esensial Biji kakao kaya di sejumlah mineral penting, termasuk magnesium, kalsium, zat besi, seng, tembaga, kalium dan mangan. 8. Vitamin A, B1, B2, B3, C, E, dan asam pantotenat.
132
2.3.9 Manfaat Cokelat Dark Chocolate kaya akan nutrisi dan manfaat kesehatan yang besar. Terbuat dari biji kakao yang merupakan salah satu sumber antioksidan terbaik di planet ini. Studi menunjukkan bahwa dark chocolate dapat meningkatkan kesehatan dan menurunkan risiko penyakit jantung.
1. Dark Chocolate adalah Sangat Bergizi Dark chocolate yang berkualitas dengan kandungan kakao yang tinggi sangatlah bergizi. Ini mengandung serat larut dan kaya akan mineral. Profil asam lemak kakao dan cokelat hitam yang sangat baik.Lemak jenuh dan sebagian besar tak jenuh tunggal, dengan sejumlah kecil tak jenuh.Hal ini juga berisi stimulan seperti kafein dan theobromine, tetapi tidak membuat terjaga di malam hari karena jumlah kafein sangat kecil dibandingkan dengan kopi. Kualitas dark chocolate kaya akan serat, besi, Magnesium, Tembaga, Mangan dan beberapa mineral lainnya.
2. Dark Chocolate adalah Sumber Antioksidan ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) adalah ukuran dari aktivitas antioksidan dari makanan.Biji kakao mentah dan biji kakao yang belum diproses adalah salah satu makanan skor tertinggi yang telah diuji.Dark chocolate kaya dengan senyawa organik yang secara biologis aktif dan berfungsi sebagai antioksidan, yaitu termasuk polifenol, flavanols dan catechin. Kakao dan dark chocolate memiliki berbagai antioksidan yang baik, dibanding kebanyakan makanan lain.
3. Dark Chocolate Meningkatkan Aliran Darah dan Menurunkan Tekanan Darah Flavanols dalam cokelat hitam dapat merangsang endotel, lapisan arteri, untuk menghasilkan Nitric Oxide (NO), yang merupakan gas.Salah satu fungsi dari NO adalah untuk mengirim sinyal ke arteri untuk rileks, yang menurunkan resistensi terhadap aliran darah sehingga mengurangi tekanan darah.Senyawa bioaktif dalam 133
kakao dapat meningkatkan aliran darah dalam arteri dan menyebabkan penurunan kecil tapi signifikan secara statistik dalam tekanan darah.
4. Dark Chocolate Meningkatkan HDL dan LDL Melindungi Terhadap Oksidasi Mengkonsumsi cokelat hitam dapat meningkatkan beberapa faktor risiko penting untuk penyakit jantung.Dalam uji coba terkontrol, coklat bubuk ditemukan secara signifikan menurunkan kolesterol LDL teroksidasi pada pria.Hal tersebut juga meningkatkan HDL dan menurunkan jumlah LDL pada pria dengan kolesterol tinggi.LDL teroksidasi berarti bahwa LDL (kolesterol "jahat") telah bereaksi dengan radikal bebas. Hal ini membuat partikel LDL sendiri reaktif dan mampu merusak jaringan lain seperti lapisan arteri di jantung Hal tersebut masuk akal bahwa menurunkan kakao LDL teroksidasi. Ini berisi banyak antioksidan kuat yang membuatnya ke dalam aliran darah dan melindungi lipoprotein terhadap kerusakan oksidatif. Dark chocolate juga dapat mengurangi resistensi insulin, yang merupakan faktor lain risiko umum bagi banyak penyakit seperti penyakit jantung dan diabetes. Dark chocolate meningkatkan beberapa faktor risiko penting untuk penyakit.Ini menurunkan kerentanan
LDL
terhadap
kerusakan
oksidatif
sekaligus
meningkatkan HDL dan meningkatkan sensitivitas insulin.
5. Dark Chocolate Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular Senyawa dalam cokelat hitam tampak sangat protektif terhadap oksidasi LDL. Dalam jangka panjang, hal ini akan menyebabkan lebih sedikit kolesterol untuk mengajukan di arteri dan kita harus melihat risiko penyakit jantung lebih rendah dalam jangka panjang. Studi observasional menunjukkan penurunan drastis dalam risiko penyakit jantung pada orang yang mengkonsumsi coklat paling gelap.
134
6. Dark Chocolate Menjaga Kulit dari Panasnya Matahari Senyawa bioaktif dalam dark chocolate baik untuk kulit.Para flavonol dapat melindungi terhadap kerusakan akibat sinar matahari yang disebabkan, meningkatkan aliran darah ke kulit dan meningkatkan kepadatan kulit dan hidrasi. The minimal erythemal dose (MED) adalah jumlah minimum UVB yang dibutuhkan untuk menyebabkan kemerahan pada kulit, 24 jam setelah paparan. Studi menunjukkan bahwa flavanol kakao dapat meningkatkan aliran darah ke kulit dan melindunginya dari kerusakan akibat sinar matahari yang disebabkan.
7. Dark Chocolate Meningkatkan Fungsi Otak Dark chocolate juga meningkatkan fungsi otak. Sebuah studi terhadap soeorang relawan terlihat bahwa selama 5 hari ia mengkonsumsi high-flavanol cocoa meningkatkan airan darah ke otak. Kakao secara signifikan meningkatkan fungsi kognitif pada orang lanjut usia dengan gangguan mental. Hal ini juga meningkatkan kefasihan lisan dan beberapa faktor risiko untuk penyakit.Kakao juga mengandung zat stimulan seperti kafein dan theobromine, yang mungkin menjadi alasan utama kakao dapat meningkatkan fungsi otak dalam jangka pendek.
2.4 Tinjauan Khusus Hasil Survey 2.4.1 Museum Bank Indonesia 2.4.1.1
Informasi Museum Bank Indonesia
1. Informasi Umum Museum Bank Indonesia Museum Bank Indonesia adalah Museum yang terletak di kawasan kota tua. Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar
135
belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005.
Alamat: Jl. Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat – Indonesia Ph. 62-21- 2600158 Fax. 62-21-2601730 Email:
[email protected]
Gambar 2.41 Lokasi Peta Bank Indonesia Sumber : http://www.bi.go.id/
Jam Operasional: Selasa –Jumat : 07.30 - 15.30 Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00 Senin dan hari libur tutup Harga Tiket : Gratis tidak dipungut biaya
136
Gambar 2.42 Logo Bank Indonesia Sumber : www.logodownload.blogspot.com 1. Sejarah Museum Bank Indonesia menempati bangunan yang berusia tua dan memiliki sejarah panjang dalam dunia perbankan di Indonesia. Museum ini dulunya merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu kemudian digunakan menjadi sebuah bank yaitu De Javashe Bank (DJB) pada tahun 1828. Lalu setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1953, bank ini di-nasionalisasikan menjadi bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia.
Penggunaan gedung ini sebagai kantor Bank Indonesia tidak berlangsung lama. Pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung yang baru.Sejak saat itu, gedung tersebut praktis kosong dan tidak digunakan lagi, padahal gedung tersebut merupakan gedung yang mempunyai nilai sejarah tinggi yang terancam kerusakan apabila tidak dimanfaatkan dan dilestarikan.
Melihat nilai historis yang tersirat pada gedung ini, pemerintah akhirnya menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya.Di samping itu, BI juga memiliki benda-benda dan dokumen-dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.
Dilandasi oleh keinginan untuk dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai peran BI dalam perjalanan sejarah bangsa, termasuk memberikan pemahaman tentang latar belakang serta dampak 137
dari kebijakan-kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu secara objektif, Dewan Gubernur BI saat itu telah memutuskan untuk membangun Museum Bank Indonesia dengan memanfaatkan gedung BI Kota yang perlu dilestarikan. 2. Visi Misi 1. Bank Indonesia Visi Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaikdi regional melalui penguatan nilai- nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolah internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. 3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman dan efisien yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter, dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis
kinerja,
serta
menlaksanakan
tata
kelola
(governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU. 2. Museum Bank Indonesia
138
Visi Menjadi wahana sumber informasi tentang Sejarah Bank Sentral Indonesia yang terpercaya, informatif, modern dan menarik yang dikelola secara professional. Misi Menyediakan sarana edukasi kepada masyarakat secara menarik dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tepat guna mengenai: A. Fungsi dan peran BI dari waktu ke waktu B. Gedung cagar budaya milik BI dan benda- benda koleksi terkait dengan sejarah BI termasuk pelestariannya C. Sejarah kebijakan Bank Sentral di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran 3. Kegiatan •
Jelajahi Museum
Tur ini dipandu dimaksudkan sebagai program informasi-belumrekreasi bagi masyarakat.Kegiatan meliputi menjelajahi bangunan bersejarah serta belajar tentang perjalanan Bank Indonesia.Apabila tertarik dengan jelajah museum maka harus mendaftarkan diri terlebih dahulu karena terdapat minimal jumlah orang dalam tur ini. •
Forum Diskusi
Museum Bank Indonesia melakukan forum diskusi, memberikan masyarakat dengan up-to-date dan informasi yang akurat mengenai kebijakan Bank Indonesia.Forum ini terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat umum. •
Interaksi
139
Museum Bank Indonesia melakukan banyak kegiatan yang menarik di sini seperti pemutaran film, pertunjukan musik, peluncuran buku, atau kegiatan lainnya. •
Galeri Budaya
Museum Bank Indonesia juga melakukan pameran –pameran sementara untuk menarik lebih banyak pengunjung untuk datang. 2.4.1.2
Desain dan Fasilitas Museum Bank Indonesia
A. Desain Bangunan Museum Bank Indonesia Tampak dari luar fasad Museum Bank Indonesia yang sangat terawat.Putih, bersih dan kesan megah tercitra pertama kali kita melihat museum ini. Apabila kita singgah ke kota tua kita pastinya akan melihat dengan jelas bangunan Museum Bank Indonesia ini. Bangunan ini merupakan
bangunan
bersejarah
karena awalnya
merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospital kemudian digunakan menjadi De Javashe Bank dan kemudian ditetapkan sebagai Museum Bank Indonesia. Maka dari itu, desain bangunan bergaya neoklasik dengan banyak kolom yang menopang bangunan dan bentuk simetris pada bangunan.
Gambar 2.43 Fasad Bangunan Museum Bank Indonesia Sumber : www.tripadvisor.co.uk
140
Gambar 2.45 Denah lantai 1 Bank Indonesia Sumber : www.bi.go.id 1. Pintu keluar belakang 2. Ruang serbaguna 3. Ruang Istirahat 3 4. Ruang produksi dan distribusi uang 5. Ruang emas moneter 6. Perpustakaan
141
Gambar 2.46 Denah lantai 2 Bank Indonesia Sumber : www.bi.go.id 1. Pintu masuk utama
15.Periode 6
2. Ruang loker
16.Ruang Jeda 2 dan Kids
3. Ruang manager
Corner
4. Loby
17.Ruang direktur
5. Pusat pengunjung
18.Ruang pemerintah
6. Ruang Transisi
19.Ruang rapat
7. Theater
20.Ruang galeri kebudayaan 2
8. Pusat informasi
21.Aula inspirasi
9. Ruang sejarah Bank
22.Ruang jeda 4
Indonesia
23.Ruang numerik
10.Ruang periodikal
24.Ruang masa depan
11.Periode 2
25.Ruang emas
12.Periode 3
26.Kantor
13.Periode 4
27.Toko cinderamata
14.Periode 5
142
B. Fasilitas di Museum Bank Indonesia 1. Ruang Penitipan Barang Ruangan ini diperuntukan bagi para pengunjung yang mau masuk ke dalam museum, para pengunjung diwajibkan untuk menitipkan semua barang bawaan mereka dan hanya membawa benda-benda berharga. Pengunjung juga akan dipinjamkan tas kain apabila barang yang ingin dibawa masuk ke dalam ruangan cukup banyak. Letak dari tempat penitipan barang sangat strategis karena berada di bagian depan disaat kita menaiki tangga.
Gambar 2.47 Ruang Penitipan Barang Sumber : www.thearoengbinangproject.com 2. Lobi Di tempat ini terdapat ticket counter, peta museum, sebuah diorama yang semakin membawa kita ke suasana sebuah bank dan juga terdapat sebuah layar interaktif yang dapat memberikan informasi mengenai sejarah bangunan museum, sejarah museum dan peta virtual museum.
143
Gambar 2.48 Lobi Museum Bank Indonesia Sumber: Sheren Meidiana, 2015 3. Auditorium Auditorium ini terletak di lantai 2 Museum Bank Sentral berdekatan dengan BI Pusat Informasi.Ruangan ini digunakan untuk mengadakan seminar dan diskusi yang disponsori oleh Bank Sentral atau pihak luar. Auditorium ini
biasa digunakan apabila terdapat tour keliling
museum.
Gambar 2.49 Auditorium Museum Bank Indonesia Sumber: Sheren Meidiana, 2015
144
4. Toko Cinderamata Pengunjung dapat membeli berbagai publikasi dan souvenir yang berkaitan
dengan
museum,
khususnya
Bank
Central
Museum.Makanan ringan dan minuman juga tersedia.Namun seluruh fasilitas yang terletak di ruang penjualan cinderamata tidak terpakai secara maksimal dikarenakan pada island display island terdapat sebuah rack kosong yang tidak terpakai.
Gambar 2.50 Tempat Penjualan Souvenir Sumber: Sheren Meidiana, 2015
Gambar 2.51 Island Display yang tidak terpakai dengan maksimal Sumber: Sheren Meidiana, 2015
145
5. Ruang Serbaguna Ruang serbaguna di Museum Bank Indonesia dapat disewa oleh kalangan publik.Biasanya banyak orang menyewa untuk mengadakan pesta pernikahan dan pameran temporer.
Gambar 2.52 Ruang Serbaguna Museum Bank Indonesia Sumber: http://heritagemuseumbi.com/ 6. Café Kafe ini terletak di bagian kanan gedung museum sehingga tidak terjamah oleh para pengunjung. Desain fasad dari depan kafe pun tidak menarik sehingga tampak sepi dan tidak ramai. 2.4.1.3
Analisa S.W.O.T Museum Bank Indonesia
Strength • Terletak di tengah kota Jakarta dan jalurnya dilalui oleh kendaraan umum meliputi kereta, busway, kopaja, dan mikrolet • Berada di pusat sejarah kota sehingga membuat pengunjung tertarik • Terdapat museum-museum lainnya yang juga berada di area yang sama • Merupakan museum yang modern dengan penataan interior yang sangat baik • Mengedepankan teknologi karenan sudah memiliki area interaktif • Memiliki fasilitas yang lengkap
146
• Gratis biaya masuk Weakness • Banyak area-area yang ditutup sehingga pengunjung tidak dapat masuk • Area kids corner kurang berkembang dan butuh banyak perhatian Opportunity • Terletak di kawasan kota tua yang merupakan pusat sejarah Batavia maka banyak turis mancanegara juga dapat mengunjungi museum ini Thread • Terletak tepat berdampingan dengan Museum Bank Mandiri, maka ditakutkan pengunjung lebih tertarik ke museum sebelah 2.4.2 Museum Tekstil 2.4.2.1 Informasi Museum Tekstil A. Informasi Umum Museum Tesktil Museum Tekstil Jakarta adalah lembaga pendidikan kebudayaan, memiliki misi untuk melestarikan tekstil tradisional. Tekstil selalu menjadi bagian penting dari kehidupan di Indonesia sebagai bagian dari pakaian dan sebagai ritual dan benda-benda upacara.Mereka merupakan aspek yang sangat kaya budaya Indonesia dan bukti dari tingkat keahlian teknologi ke sejarah lokal. Dalam itu upaya untuk meningkatkan apresiasi masyarakat tradisi tekstil Indonesia dan partisipasi dalam pelestarian warisan nasional.Museum Tekstil Jakarta selalu berusaha menginformasikan dan mendidik masyarakat melalui pameran, seminar, lokakarya, penelitian dan publikasi. Alamat :
8
Jl. Aipda KS Tubun No.2-4 Jakarta Pusat Phone: (021) 560 6613 Fax : (021) 565 4401 Email :
[email protected] [email protected]
Gambar 2.53 Denah Museum Tekstil Sumber: www.museumtekstiljakarta.com
Jam Opersional Senin
: Tutup
Selasa- Minggu
: 09.00 – 15.00
Harga Tiket Perorangan
Kelompok
Dewasa
Dewasa
: Rp 3.750,00
Mahasiswa: Rp 3.000,00
Mahasiswa
: Rp 2.250,00
Anak-anak : Rp 2.000,00
Anak- anak
: Rp 1.500,00
: Rp 5.000,00
B. Sejarah Museum Tekstil ini didirikan pada tahun 1976 sebagai hasil dari upaya yang dipelopori oleh Gubernur Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Didirikan untuk menghormati Mme. Tien Soeharto. Pertama Lady, yang meresmikan pembukaan pada 28 Juni 1976.
9
Pada pertengahan 1970-an, penggunaan tekstil, pemahaman penggunaan, dan kuantitas dan kualitas produksi yang sangat jelas menurun.Beberapa bahkan menjadi sangat langka.Ini memotivasi beberapa warga terkemuka Jakarta untuk mendirikan sebuah lembaga yang didedikasikan untuk pelestarian dan studi tekstil Indonesia.The Himpunan Wastraprema (Masyarakat Pecinta Tekstil) menyumbangkan koleksi dasar 500 berkualitas tinggi tekstil.Jakarta Kota disediakan akomodasi di sebuah bangunan tua yang indah di distrik Tanah Abang Jakarta. Inti dari bangunan sekarang rumah Museum Tekstil dibangun pada awal abad ke-19 oleh seorang Prancis dan kemudian dijual ke Abdul Aziz Al Katiri Mussawi Konsul Turki di Jakarta. Pada tahun 1942 properti itu dijual kepada Dr. Karel Christian Crucq dan awal 1945, digunakan sebagai markas dari "Pioneer Front Pemuda" dan Angkatan Pertahanan Sipil dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamasikan Indonesia. Untuk alasan yang terakhir ini, bangunan tersebut terdaftar sebagai monumen sejarah. C. Visi Misi Visi Museum Tekstil sebagai lembaga non-profit yang menjadi pusat konservasi alam dan budaya, media aktivitas ilmiah, seni dan budaya, pendidikan, informasi dan rekreasi budaya pendidikan yang menjadi salah satu referensi untuk proses pembangunan bangsa. Misi Dilakukan upaya konservasi dalam hal yang berkaitan dengan budaya tekstil di Indonesia, dilakukan inventarisasi sumber daya alam dan koleksi tekstil tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, dilakukan dokumentasi,
kegiatan
penelitian
dan
penyajian
informasi
dan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
10
2.4.2.2
Desain dan Fasilitas Museum Tesktil
A. Desain Bangunan Museum Tekstil
Gambar 2.54 Fasad Museum Tekstil Sumber: Sheren Meidiana, 2015 Tampak jelas dari fasad museum tekstil bahwa bangunan ini merupakan bangunan bersejarah dengan penggunaan warna putih dan krem yang menonjol, juga terdapat gazebo di bagian depan bangunan yang sangat erat kaitannya dengan gaya arsitektur pada rumah bersejarah gaya Betawi. B. Fasilitas di Museum Tesktil
1. Gedung Utama Gedung utama atau yang sering disebut ruang display ini merupakan gedung yang terletak di tengah Museum Tekstil Jakarta sekaligus bangunan terbesar di museum ini. Sesuai dengan namanya, gedung ini digunakan sebagai tempat pameran tekstil Indonesia, baik yang merupakan koleksi museum, koleksi para desainer, maupun masyarakat pecinta tekstil. Koleksi pameran di gedung ini selalu mengalami rotasi secara berkala, sehingga Anda akan menemukan nuansa yang berbeda setiap Anda mengunjungi museum ini.
11
Gambar 2.55 Ruang Pamer 1 Museum Tekstil Sumber: Sheren Meidiana, 2015
Gambar 2.56 Ruang Pamer 2 Museum Tekstil Sumber: Sheren Meidiana, 2015
2. Galeri Batik Galeri yang menampilkan sejumlah batik kuno dan batik perkembangan dari masa ke masa ini merupakan embrio Museum Batik Nasional yang dikelola oleh Yayasan Batik Indonesia bekerja sama dengan Museum Tekstil Jakarta.
12
Gambar 2.57 Galeri Batik Sumber: Sheren Meidiana, 2015
3. Pendopo Batik Museum tekstil menyediakan pendopo batik bagi para pencinta batik dan pengunjung yang mau belajar membatik.Dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp40.000,00 per orang, pengunjung sudah dapat mengikuti proses membatik tulis pada jam operasional museum. Tentu saja, hasil karya yang telah buat dapat dibawa pulang sebagai kenangkenangan.Bentuk bangunan yang terbuat dari kayu membuat atmosfer ketradisionalan semakin kental terasa.
Gambar 2.58 Fasad Pendopo Batik (kiri) Interior Pendopo Batik (kanan)
13
Sumber: Sheren Meidiana, 2015 4. Perpustakaan Fasilitas ini disediakan untuk pengunjung sebagai sarana edukatif mengenai tekstil tradisional Indonesia.Koleksi buku-buku tekstil yang ada mampu menjawab rasa keingintahuan lebih para pengunjung terhadap tekstil tradisional Indonesia. 5. Laboratorium Sebagai lembaga konservatif-preservatif tekstil tradisional Indonesia, Museum Tekstil Jakarta juga memberikan layanan untuk perbaikan kain tradisional.
2.4.2.3 Analisa S.W.O.T Museum Tekstil
Strength • Museum terawat dengan baik dan display tertata rapi • Memiliki fasilitas museum yang lengkap dan cukup modern • Memiliki penghawaan dan sirkulasi udara yang baik sehingga pengunjung dapat nyaman berada di dalam musem • Berada di lokasi yang mudah dijangkau karena dilewatin oleh kendaraan umum
Weakness • Tiap area terletak di tiap-tiap bangunan tersendiri sehingga cukup sulit untuk dijangkau
Opportunity • Memperkenalkan batik sebagai kekayaan bangsa Indonesia pada para pengunjung baik WNI maupun WNA
14
Thread • Perawatan yang baik sangat penting dikarenakan produk yang ditampilkan berupa tekstil sehingga ditakutkan apabila tidak dirawat baik makan akan rusak
2.4.3 Pipiltin Cocoa 2.4.3.1
Informasi Pipiltin Cocoa
A. Informasi Umum Pipiltin Cocoa merupakan sebuah toko cokelat yang memiliki konsep chocolate factory.Sehingga pertama kali kita datang, di lantai satu terdapat sebuah open kitchen yang menampilkan para chef bekerja, kemudian ketika pengunjung naik ke lantai dua terdapat sebuah dessert shop
yang menampilkan produk-produk yang dijual berupa cokelat
praline, whole cake, slice cake. Selain dessert, Pipiltin Cocoa juga menjual savoury food.
B. Sejarah Awal terbentuknya Pipiltin Cocoa, dikarenakan ketertarikan Irvan akan tanaman-tanaman khas Indonesia, kemudia beliau mengajak adiknya Tissa untuk mengeluti bisnis cokelat tersebut. Keahlian Tissa akan dunia memasak akhirnya membuat Tissa menyetujui hal tersebut. Tissa pun memperdalam pengetahuannya akan cokelat dengan mengambil Master of Chocolate di Swiss dan bekerja di pabrik cokelat di Swiss. Sekembalinya dari Swiss, kedua kakak beradik itu kemudian berkeliling Indonesia selama 1 tahun untuk mencari tanaman cokelat unggulan milik Indonesia.Dan kemudian terbentuklah Pipiltin Cocoa dengan sebuah toko cokelat dengan mengolah sendiri biji kakaonya.
C. Visi dan Misi Visi 1. Menjadikan Pipiltin Cocoa pabrik cokelat terbesar di Indonesia
15
2. Membuat cokelat menjadi makanan yang biasa dimakan bukan hanya apabila ada suatu event tertentu
Misi 1. Mengadakan workshop seputar cokelat sehingga pengunjung dapat berinteraksi secara langsung. 2. Menciptakan makanan inovatif yang berbahan dasar cokelat.
2.4.3.2 Desain dan Fasilitas Pipiltin Cocoa A. Chocolate Factory Saat kita masuk ke dalam maka pemandangan awal kita adalah merupakan open kitchen seperti tampak pada gambar dibawah ini.Dikarenakan konsep Pipiltin Cocoa di Barito adalah sebuah chocolate factory.Dari luar kita dapat melihat aktivitas para chef dalam membuat produk cokelat Pipiltin.Terkadang juga terdapat workshop mengenai pembuatan cokelat yang dilangsungkan di dalam kitchen tersebut.
Gambar 2.59 Open Kitchen di Pipiltin Cocoa Sumber : Sheren Meidiana, 2015
16
B. Retail Pada bagian retail ini terdapat sebuah toko cokelat yang mendisplay dessert yang kandungan utamanya cokelat, dan makanan-makanan pencuci mulut lainnya. Selain makanan manis, di dalam menu Pipiltin Cocoa, mereka juga menawarkan savoury food termasuk spaghetti, burger dan sandwich. Untuk interior ruangan ini ambiance yang ingin ditampilkan adalah kesan industrial yang kental dikarenakan banyak menggunakan unfinished material.Dimulai dengan finishing lantai dan dinding berupa semen concrete, serta penggunakan elemen kayu yang tampak pada meja counter dan display.
Gambar 2.60 Retail di Pipiltin Cocoa Sumber : Sheren Meidiana, 2015
2.4.3.3 Analisa S.W.O.T Pipiltin Cocoa Strength • Merupakan sebuah toko cokelat yang mengolah cokelatnya sendiri dari scratch • Sebuah toko cokelat yang memiliki konsep yang unik dengan menampilkan proses pembuatan cokelat di bagian dalam retail
17
• Memiliki menu-menu yang inovatif dan kreatif sehingga membuat customer menjadi tertarik dan banyak orang ingin mencoba
Weakness • Lokasi Pipiltin Cocoa yang terletak di Barito, Jakarta Selatan dengan cabang baru yang terletak di Senopati, Jakarta Selatan juga membuat customer di bilangan Jakarta Barat, Utara dan Timur cukup jauh untuk menjangkaunya.
Opportunity • Customer memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan kakao dan mengikuti banyak workshop yang diadakan
Thread • Pandangan
underestimate
dari
pihak-pihak
yang
terlalu
mengedepankan brand luar negeri.
18