6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Maintenance Menara BTS 2.1.1
Pengertian Menara BTS Menara BTS adalah tower yang yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi
empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.
Gambar 2.1 Menara BTS Menara BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di bawahnya. Menara BTS komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk hidup di
7
bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya. Tipe Tower jenis ini pada umumnya 3 macam, 1) Tower dengan 4 kaki, atau tower pipa besar (diameter pipa 30 cm keatas) 2) Tower segitiga yang dikokohkan dengan tali pancang/spanner. 3) Pipa besi yang dikuatkan dengan tali spanner. Untuk BTS sendiri saat ini memiliki 2 tipe BTS yaitu : 1. BTS tipe outdoor (perangkat hanya terlindung oleh chasing BTS berupa panel) 2. BTS tipe indoor (perangkat tersimpan dalam ruang shelter)
2.1.2
Pengertian Maintenance Maintenance adalah tindakan perawatan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan
anjuran pada manual instruksi atau pengalaman tenaga ahli perawatan terhadap suatu peralatan ataupun perlengkapatan sarana insfrastruktur tertentu. Adapun jenis pemeliharan adalah : 1. Berdasarkan tindakan yang diambil terhadap kerusakan -
Perawatan pencegahan (preventive)
-
Perawatan perbaikan (corrective)
2. Berdasarkan jadual atau tidaknya kegiatan perawatan -
Perawatan terjadual (schedule)
-
Perawatan tidak terjadual (unschedule)
3. Berdasarkan tindakan untuk peramalan kerusakan -
Perawatan prediktif
-
Perawatan non prediktif
8
2.2 Investasi 2.2.1. Pengertian Investasi Banyak pakar yang telah merumuskan definisi dari investasi. Sharpe et all (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Sedangkan Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa: 1. Keterikatan aset pada waktu tertentu 2. Tingkat inflasi 3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang. Dari definisi yang disampaikan ketiga pakar investasi tersebut kita bisa menarik pengertian investasi, bahwa untuk bisa melakukan suatu investasi harus ada unsur ketersediaan dana (aset) pada saat sekarang, kemudian komitmen mengikatkan dana tersebut pada obyek investasi (bisa tunggal atau portofolio) untuk beberapa periode (untuk jangka panjang lebih dari satu tahun) di masa mendatang. Selanjutnya, setelah periode yang diinginkan tersebut tercapai (jatuh tempo) barulah investor bisa mendapatkan kembali asetnya, tentu saja dalam jumlah yang lebih besar, guna mengkompensasi pengorbanan investor seperti yang diungkapkan Reilly dan Brown. Namun
9
tidak ada jaminan pada akhir periode yang ditentukan investor pasti mendapati asetnya lebih besar dari saat memulai investasi. lni terjadi karena selama periode waktu menunggu itu terdapat kejadian yang menyimpang dari yang diharapkan. Dengan demikian, selain harus memiliki komitmen mengikatkan dananya, investor juga harus bersedia menanggung risiko. (http://www.marketivaasia.com/definisi-dan-pengertian-investasi/)
2.3 Alat Analisis Pemulihan Investasi 2.3.1
Metode Payback Period Metode Payback Period adalah suatu metode analisa kelayakan investasi untuk menilai
kelayakan suatu investasi dihitung berdasarkan jangka waktu pemilihan modal yang diinvestasikan, dan biasanya dinyatakan dalam satuan tahun untuk pengembalian investasi tersebut. Ada dua macam acuan yang digunakan untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi tersebut, yaitu metode arus kumulatif dan metode arus rata-rata. 1.
Metode arus kumulatif Metode arus kumulatif digunakan jika arus kas proyek tidak seragam atau berubah-ubah. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut :
Payback Period =
Keterangan : Cf
= Biaya pertama
An
= Aliran kas pada tahun n
n
= Tahun pengembalian ditambah 1
1
A
1
10
2. Metode arus rata-rata Sedangkan metode arus rata-rata digunakan jika arus kas proyek sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Untuk perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut :
Cf Payback Period = A
Keterangan : Cf
= Biaya pertama
A
= Aliran kas bersih (neto) per tahun
Untuk Kriteria kelayakan dari metode Payback Period ini adalah : ¾ Proyek dikatakan layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek. ¾ Proyek dikatakan tidak layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih lama dari umur ekonomis proyek.
2.3.2
Metode Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah suatu metode kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai
yang akan datang menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas menggunakan faktor pengurang (diskonto) pada tingkat biaya modal tertntu yang diperhitungkan. Apabila arus
11
kas tidak seragam dari periode ke periode berikutnya, maka digunakan rumus berikut untuk menghitungnya :
PVt = At (1 + i)-t Keterangan : PVt = Nilai sekarang dari arus kas periode ke -t At
= Arus kas nominal pada periode ke -t
i
= Tingkat bunga yang diperhitungkan
t
= Periode 1,2,…, n
Sedangkan perhitungan untuk nilai sekarang total adalah sebagai berikut : A
TPV =
Keterangan : TPV 1
= Nilai sekarang total = Nilai Sekarang arus kas A setiap periode ke -t
Untuk perhitungan net present value (NPV) adalah sebagai berikut : NPV = -Io + TPV Keterangan : NPV = Net present value Io
= Nilai sekarang investasi inisial
12
TPV = Nilai sekarang total Kriteria kelayakan dari metode Net Present Value (NPV) ini adalah sebagai berikut: -
Proyek layak jika net present value bertanda positif (NPV > 0)
-
Proyek tidak layak jika net present value bertanda negatif (NPV < 0)
Kelebihan dari metode Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut : ¾ Memasukkan faktor nilai waktu dari uang. ¾ Mempertimbangkan semua aliran kas proyek. ¾ Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti kontribusinya terhadap usaha peningkatan kekayaan perusahaan atau pemegang saham.
2.3.3
Metode Profitability Index (PI) Metode Profitability Index dilakukan untuk menghitung perbandingan nilai sekarang arus
kas masuk total (TPV) dengan nilai sekarang investasi inisial (Io). Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : TPV PI = Io Keterangan : PI
= Profitability index
TPV = Nilai sekarang arus masuk total Io
= Nilai sekarang pengeluaran investasi inisial
Karakteristik untuk metode Profitability Index adalah : ¾ Proyek dapat dikatakan layak jika profitability index lebih besar dari 1 (PI>1).
13
¾ Proyek dikategorikan tidak layak jika profitability index lebih kecil dari 1 (P<1).
Sedangkan kelebihan dari metode ini adalah : ¾ Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas. ¾ Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis proyek. ¾ Memperhitungkan nilai sisa proyek. ¾ Menyajikan data surplus arus kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya.
2.3.4 Metode Return On Investment (ROI) Pengembalian atas investasi atau Return On Investment (ROI) adalah persentase nilai perbandingan dari pemasukan (income) per tahaun terhadap dana investasi. ROI akan memberikan suatu indiksi profitabilitas dari investasi yang dilakukan. Adapun rumus yang dapat digunakan untuk melakukan analisis ROI yaitu : Pemasukan (Income) ROI =
x 100% Investasi
Semakin besar nilai ROI yang didapat, maka akan semakin disukai oleh investor. Pemakaian metode ROI harus menentukan terlebih dahulu berapa nilai suku bunga (faktor diskonto) yang digunakan sebagai patokan. Apabila ROI yang didapat menghasilkan nilai lebih besar dari suku bunga (faktor diskonto), maka usulan investasi layak untuk disetujui.
2.4 Depresiai
14
2.4.1 Definisi Depresiasi Depresiaisi adalah salah satu faktor yang sangat penting dipertimbangkan dalam studi ekonomi teknik. Walaupun depresiasi tidak berupa aliran kas, namun besar dan waktunya akan mempengaruhi pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan. Pengetahuan yang baik tentang depresiasi akan sangat membantu dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi. Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu property atau aset karena waktu dan pemakaian. Depresiasi pada suatu aset biasanya disebabkan karena satu atau lebih faktorfaktor berikut : 1. Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat atau property tersebut. 2. Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru dan lebih besar. 3. Penurunan kebutuhan produksi atau jasa. 4. Properti atau aset tersebut menjadi usang karena adanya perkembangan teknologi. 5. Penemuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih baik dengan ongkos lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih memadai. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu aset atau properti bias didepresiasi, antara lain : 1. Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh pengkasilan. 2. Umur ekonomisnya dapat dihitung. 3. Umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. 4. Merupakan sesuatu yang nilainya menurun karena sebab-sebab alamiah. Metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu aset secara linier (proporsional) terhadap waktu atau umur dari aset tersebut Dt =
P-S
15
A Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t P
= nilai awal dari investasi
S
= nilai sisa dari investasi tersebut
N
= masa pakai (umur) investasi dalam tahun.
2.5 Biaya Produksi 2.5.1. Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi, sebab biaya produksi merupakan masukan atau input yang dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen. Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
2.5.2. Pengendalian Biaya Produksi Pengendalian biaya produksi adalah merupakan suatu tanggung jawab penting untuk dapat menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan,
16
mengakibatkan pemuasan kebutuhan pelanggan dan menghasilkan pengambilan yang sesuai bagi para pemegang saham perusahaan. Pengendalian biaya produksi harus mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang akan mengendalikan sumber daya dan menyediakan informasi akuntansi yang cukup untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah produksi yang terlibat. Tujuan dasar dari penetapan suatu sistem biaya, yaitu: 1. Untuk pengendalian biaya. 2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance). 3. Untuk penetapan harga. 4. Untuk penilaian persediaan. Faktor yang mempengaruhi penetapan pengendalian bahan adalah : 1. Metode produksi yang dipergunakan. 2. Jenis dan nilai bahan (kerugian/pemborosan) 3. Tingkat sejauh mana laporan biaya dipergunakan oleh manajemen untuk tujuan pengendalian biaya. (http://www.scribd.com/doc/16618686/Pengendalian-Biaya-Produksi)
2.5.3. Jenis Biaya Dalam Produksi Dalam teori produksi dikenal adanya periode produksi jangka pendek dan jangka panjang, maka dalam teori biaya produksi juga mengenal biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost). 1. Biaya tetap (fixed cost)
17
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari output yang dihasilkan. Biaya seperti ini biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya yang tidak dapat dihindari (unavoidable cost). Yang termasuk dalam biaya tetap misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain. 2. Biaya berubah (variable cost) Sedangkan dalam produksi jangka panjang, semua biaya adalah biaya berubah. Biaya berubah adalah biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya ini sendiri disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari (avoidable cost). Yang termasuk dalam contoh biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik.
2.5.4. Biaya Rata-rata per unit Biaya rata-rata per unit adalah rasio antara biaya total dengan jumlah output, atau secara matematis dapat dinyatakan dengan : TC(x) AC(x) = X Dimana : AC(x) = Biaya rata-rata per unit TC(x) = Biaya total untuk x unit output X
= jumlah output