BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
TEORI-TEORI UMUM Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori – teori umum yang digunakan pada proses penelitian.
2.1.1
PENGERTIAN JARINGAN ( NETWORK ) Computer Network ( Michell, 2008 ) adalah sebuah sistem komunikasi yang menghubungkan dua komputer atau lebih. Network didefinisikan sebagai dua atau lebih komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Dalam hal ini, ditekankan bahwa network tidak hanya terdiri dari komputer saja, tetapi juga peripheral-peripheral lainnya seperti printer, modem, plotter, scanner, dan peripheral lainnya yang terhubung oleh beberapa medium seperti kabel, fiber optic maupun perangkat wireless. Berdasarkan luas jangkauannya, network dapat dibagi menjadi 3 bagian ( Cisco Systems, 2006; Stallings, 2004, pp7-8 ), yaitu : 1. Local Area Network ( LAN ) LAN adalah jaringan komputer yang mencakup satu lokal area seperti rumah, kantor atau kampus. Secara umum, LAN mencakup area maksimal 1 2
km . 2. Metropolitan Area Network ( MAN ) MAN adalah jaringan komputer besar yang menghubungkan jaringan
8
9 antar kampus atau kantor bahkan antar kota yang berdekatan. MAN mencakup area lebih besar dibandingkan dengan LAN, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan WAN. 3. Wide Area network ( WAN ) WAN adalah suatu jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN dan MAN. WAN menghubungkan jaringan-jaringan komputer dalam jumlah yang sangat besar. Salah satu contoh nyata WAN adalah internet.
2.1.2
REFERENSI MODEL JARINGAN 2.1.2.1
MODEL TCP / IP LAYER Model TCP / IP ( Transmission Control Protocol / Internet Protokol ) diciptakan oleh US Department of Defence ( DoD ), karena DoD ingin mendesain network yang dapat tetap berfungsi dalam kondisi apapun.
Gambar 2.1 TCP/IP Layer
10 TCP / IP terdiri dari 4 layer, antara lain : 1. Network Access Layer ( Physical / Link Layer ) Layer ini bertugas untuk mengatur semua hal-hal yang diperlukan sebuah paket IP agar dapat dikirimkan melalui sebuah medium fisik jaringan, termasuk di dalamnya detil teknologi LAN dan WAN. 2. Internet Layer Layer ini memiliki tugas utama untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan packet switching untuk mendukung tugas utama tersebut. Protokol yang ada pada layer ini : •
Internet Protocol ( IP ) Internet Protocol ( IP ) adalah protokol yang dikirim dari satu komputer ke komputer lain dalam suatu jaringan komputer. Setiap perangkat keras ( host ) yang berada dalam jaringan internet setidaknya mempunyai satu IP Address yang bersifat unik yang membedakan dari host lain. IP Address terdiri dari 32 bit angka binary di mana dalam penulisannya IP dibagi menjadi 4 bagian. Masing-masing bagian terdiri dari 8 bit dan dibatasi dengan titik. IP Address ini dikenal dengan IP version 4 ( IPv4 ). Contoh: “202.155.89.17”. IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID, di mana network ID menentukan alamat jaringan, sedangkan
11 host ID menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP Address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Bit-bit network ditandai dengan angka binary 1 dan bit- bit host ditandai dengan angka binary 0. Pembagian bit-bit network dan host
ini
ditentukan
dengan
subnet
mask.
Contoh:
“202.155.89.17 / 255.255.255.0”, menyatakan bahwa 24 bit pertama menyatakan network dari IP address tersebut, dan sisanya 8 bit merupakan bit-bit host bagi IP tersebut. Dari IP tersebut dapat disimpulkan bahwa network dari IP tersebut
adalah
202.155.89.0,
sedangkan
202.155.89.17
merupakan alamat IP dari host tersebut. Kelas-kelas IP Address yang sering digunakan antara lain :
Tabel 2.1 Kelas IP Kelas
Network ID
Host ID
Default Subnet Mask
A
w.
x.y.z
255.0.0.0
B
w.x
y.z
255.255.0.0
C
w.x.y
Z
255.255.255.0
Kelas A adalah kelas yang memiliki jumlah host number yang terbanyak, karena hanya 8 bit pertama digunakan sebagai bit-bit network dan sisanya 24 bit digunakan sebagai bit-bit host. Kelas ini biasa digunakan oleh perusahaan yang memiliki jaringan
12 dalam skala yang besar. Alamat IP pada kelas A dimulai dari 1.0.0.0 sampai dengan 126.255.255.255. Kelas B memiliki 16 bit pertama sebagai bit-bit network dan 16 bit sisanya digunakan sebagai bit-bit host. Alamat IP kelas B digunakan untuk jaringan dengan skala menengah. Alamat IP pada kelas B berkisar antara 128.0.0.0 sampai dengan 192.167.255.255. Kelas C memiliki 24 bit pertama sebagai bit-bit network dan 8 bit sisanya digunakan sebagai bit-bit
host.
Kelas
ini
memiliki jumlah host address yang paling sedikit dan digunakan untuk jaringan dengan skala kecil. Alamat pada kelas C berkisar antara 192.168.0.0 sampai dengan 223.255.255.255. Selain ketiga kelas A, B dan C yang sering dipakai, masih ada kelas D dan E yang jarang dipakai. Kelas D dipergunakan untuk alamat-alamat multicast. Multicast adalah jenis transmisi seperti broadcast, namun dalam skala yang lebih kecil dan tertentu. Kelas E tidak digunakan dan khusus disimpan dengan tujuan untuk ekperimentasi dan sebagai kelas cadangan untuk keperluan di masa mendatang. Selain pembagian menurut alamat, IP Address juga dibagi dua berdasarkan pemakaiannya di internet ( Cisco Systems, 2006 ) : 1. Private IP Address Private IP address merupakan alamat IP yang digunakan oleh sebuah komunitas, baik itu rumah ataupun sebuah
13 perusahaan, yang tidak tersambung langsung ke internet. Alamat IP ini tidak bisa berkomunikasi langsung ke internet. Alamat IP ini tidak bisa berkomunikasi langsung dengan komputer lain pada jaringan internet, sehingga untuk dapat berkomunikasi dibutuhkan satu perantara yaitu Internet Service Provider ( ISP ) yang menyediakan jasa layanan internet. IP yang tergolong private IP address adalah : Kelas A : 10.x.x.x Kelas B : 172.16.x.x s/d 172.31.x.x Kelas C : 192.168.x.x Keterangan: x adalah nomor dimulai 0 sampai dengan 255. 2. Public IP Address Public IP address adalah alamat IP yang digunakan untuk berkomunikasi antar komputer yang tersambung secara langsung dalam jaringan internet. Jenis IP address banyak digunakan oleh Internet Service Provider ( ISP ) dan lembaga-lembaga dunia yang mengatur lalu lintas di internet. Alamat public IP address adalah semua alamat IP selain
private IP address dan IP loopback ( 127.0.0.0 s/d
127.255.255.255 ). Untuk menghubungkan jaringan lokal ke jaringan internet, diperlukan suatu public IP, di mana semua private IP jaringan lokal dalam internet akan diterjemahkan sebagai public IP tersebut. Prosedur penerjemahan private IP
14 menjadi public IP dikenal dengan NAT ( Network Address Translation ). a.
Internet Control Message Protocol ( ICMP ) Internet Control Message Protocol
adalah suatu
protokol manajemen dan layanan messaging yang disediakan untuk IP. b.
Address Resolution Protocol ( ARP ) Address Resolution Protocol mencari alamat hardware dari host yang sudah diketahui alamat IP-nya. Jadi, ARP menerjemahkan alamat software ( IP ) menjadi alamat hardware.
c.
Reserve Address Resolution Protocol ( RARP ) Ketika IP digunakan oleh mesin diskless, tidak ada cara untuk mengetahui alamat IP-nya. Namun alamat mac bisa diketahui. Reserve Address Resolution Protocol mengetahui identitas alamat IP untuk mesin diskless
dengan
cara
mengirim
paket
yang
mengikutsertakan alamat MAC dan meminta alamat IP untuk alamat MAC tersebut. 3. Transport Layer Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection antara keduanya. Layer ini bertugas untuk memecah data dan membangun kembali data yang diterima
15 dari application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data. Transport layer juga menangani masalah reliability, flow control, dan error correction. Layer ini terdiri dari dua protokol yaitu Transmission Control Protocol ( TCP ) dan User Datagram Protocol ( UDP ). Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data dan komunikasinya bersifat connection oriented. Sedangkan protokol
UDP
lebih
berorientasi
kepada
kecepatan
pengiriman data dan bersifat connectionless. 4. Application Layer Layer ini berfungsi untuk menangani high level protocol, masalah representasi data, proses encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Layer ini berisi spesifikasi protokolprotokol khusus yang menangani aplikasi umum seperti Telnet, File Transfer Protocol ( FTP ), Domain Name System ( DNS ), dan lain-lain.
2.1.2.2 MODEL OSI LAYER Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses pengolahan data ini dan untuk keseragaman diantara perusahaanperusahaan pembuat peralatan jaringan komputer satu dengan lain, International Standard Organization ( ISO ) mengeluarkan sebuah model
lapisan
jaringan
yang
disebut
model
Open
System
16 Interconnection ( OSI ). Manfaat dan keuntungan dari penggunaaan model OSI adalah ( Wijaya, 2004, pp2 ) : a. Membuat standarisasi yang dapat dipakai oleh setiap perusahaan sehingga mengurangi kerumitan dalam perancangan. b. Memungkinkan fasilitas modular engineering ( perubahaan di satu lapisan tidak mengganggu lapisan lain ). c. Memungkinkan kerjasama antara teknologi yang berbeda-beda. d. Memungkinkan berbagai peralatan jaringan dan software yang berbeda dapat berkomunikasi. e. Mempermudah pembelajaran dan pengajaran.
OSI layer terdiri atas tujuh layer ( lapisan ) yang terbagi menjadi dua grup. Tiga layer teratas mendefinisikan bagaimana aplikasi-aplikasi berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana aplikasi berkomunikasi dengan user. Empat layer di bawahnya mendefinisikan bagaimana data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Gambar 2.2 Upper Layers dari OSI Layer
17
Gambar 2.3 Lower Layers dari OSI Layer
1. Physical Layer ( Layer 1 ) Berfungsi mengatur bagaimana data dapat ditransmisikan dalam sebuah medium fisik. Layer ini berfungsi mengubah bit-bit data menjadi signal elektromagnetik agar bisa ditransmisikan melalui media komunikasi. 2. Data Link Layer ( Layer 2 ) Berfungsi menangani perpindahan data dari network interface menuju ke medium fisik. Fungsi layer ini mencakup addressing ( physical addressing ) dan network topology. 3. Network Layer ( Layer 3 ) Berfungsi memberi alamat logik data dan menentukan jalur yang akan dilewatinya. Fungsi layer ini mencakup routing, addressing ( logical addressing ), dan path selection antara dua end system. 4. Transport Layer ( Layer 4 ) Berfungsi melakukan segmentasi dan unsegmentasi pada paket data sebelum diteruskan ke layer berikutnya. Layer ini juga berfungsi sebagai pengatur aliran data ( flow control ), pendeteksi error dan
18 error recovery. 5. Session Layer ( Layer 5 ) Berfungsi untuk membuat ( establish ), mengatur ( maintain ), dan memutuskan ( terminate ) sesi antar aplikasi. 6. Presentation Layer ( Layer 6 ) Berfungsi menangani representasi data seperti format, encoding dan jenis kompresi. Layer ini menerjemahkan berbagai macam format data menjadi format yang diinginkan, dan memastikan informasi yang dikirim diterima oleh application layer pada sistem yang lain. 7. Application Layer ( Layer 7 ) Berfungsi menyediakan network service ke aplikasi users seperti email, file transfer, dan terminal emulation.
2.1.2.3
PERBANDINGAN MODEL OSI LAYER dan TCP/IP LAYER
Gambar 2.4 Perbandingan Model OSI Layer dan TCP/IP Layer
19 Persamaan antara model OSI dan model TCP/IP berdasarkan Cisco Systems ( 2006 ) yaitu : 1. Keduanya memiliki layer. 2. Keduanya memiliki application layer, walaupun memiliki fungsi yang berbeda. 3. Keduanya memiliki transport layer dan network layer yang sebanding. 4. Keduanya harus diketahui oleh seorang networking professional. 5. Keduanya mengasumsikan paket sebagai pemilih. Ini berarti setiap paket dapat mengambil jalan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan yang sama. Ini bertolak belakang dengan circuit-switched network di mana semua paket mengambil jalan yang sama.
Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP berdasarkan Cisco Systems ( 2006 ) yaitu : 1. TCP/IP menggabungkan presentation layer dan session layer OSI ke dalam application layer-nya. 2. TCP/IP menggabungkan data link layer dan physical layer OSI ke dalam network access layer. 3. TCP/IP lebih sederhana karena hanya memiliki 4 layer. 4. Protokol TCP/IP merupakan standar untuk pengembangan internet, sehingga model TCP/IP mendapatkan kredibilitas hanya karena protokolnya. Sebaliknya, jaringan tidak biasa dibangun dengan protokol OSI, meskipun OSI digunakan sebagai panduan.
20 2.1.3 TOPOLOGI JARINGAN Topologi jaringan mendeskripsikan struktur dari suatu jaringan. Topologi jaringan terbagi menjadi 2 jenis yaitu topologi fisik dan topologi logik. Topologi fisik adalah topologi jaringan yang memberikan gambaran tentang jalur kabel atau media, sedangkan topologi logik lebih menjelaskan bagaimana suatu media diakses untuk pengiriman data. Secara umum, topologi fisik terbagi menjadi beberapa jenis ( Cisco Systems, 2006 ), seperti: 1. Topologi Bus Topologi bus menghubungkan komputer yang satu dengan yang lain secara berantai ( daisy-chain ) dengan perantaraan suatu kabel yang umumnya berupa kabel tunggal jenis koaksial.
Gambar 2.5 Topologi Bus
Topologi ini umumnya tidak menggunakan suatu peralatan aktif untuk menghubungkan komputer, oleh sebab itu ujung-ujung kabel koaksial harus ditutup dengan tahanan ( termination resistor ) untuk menghindarkan pantulan yang dapat menimbulkan gangguan yang menyebabkan kemacetan jaringan. Topologi bus ini umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang sangat sederhana.
21 2. Topologi Star Topologi star ( bintang ) menghubungkan semua komputer pada suatu perangkat jaringan seperti hub atau switch. Hub atau switch berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dari suatu komputer dan meneruskannya ke komputer lain. Untuk hub sedikit berbeda karena sinyal yang diterima akan diteruskan ke semua komputer yang berhubungan dengan hub.
Gambar 2.6 Topologi Star Jaringan dengan topologi star lebih mahal dan sulit dipasang karena setiap komputer harus dihubungkan ke suatu hub atau switch, pemasangan kabel terutama untuk jumlah pemakai yang besar sangat sulit dan sebaiknya dilakukan seorang ahli. Karena masing-masing komputer memiliki kabel sendiri, mencari kesalahan jaringan lebih mudah.
3. Topologi Ring Jaringan dengan topologi ring ini mirip dengan topologi bus, hanya ujung-ujungnya saling berhubungan membentuk suatu lingkaran. Topologi ring ini diperkenalkan oleh perusahaan IBM untuk mendukung protokol token ring yang diciptakan oleh IBM.
22
Gambar 2.7 Topologi Ring 4. Topologi Mesh Topologi ini menghubungkan satuh host ke semua host yang berada di jaringannya. Begitu juga dengan host yang kedua, juga terhubung ke semua host lainnya. Keunggulan topologi ini adalah jaringan yang reliable, karena bila satu path atau line terputus, tidak akan mempengaruhi jaringan karena masih tersedia path-path lainnya dalam pengiriman data.
Gambar 2.8 Topologi Mesh
Topologi logik menjelaskan bagaimana host – host dapat saling berkomunikasi melalui media. Dua jenis topologi logik yang sering digunakan ( Cisco Systems, 2006 ) adalah : 1. Broadcast Topologi logik secara broadcast menjelaskan bahwa setiap host
23 mengirimkan data ke semua host lainnya yang berada di jaringannya. Tidak ada aturan yang mengatur jalannya data di jaringan. Teknik ini lebih dikenal dengan istilah first come first serve. Salah satu teknologi yang menggunakan teknik ini adalah teknologi ethernet. 2. Token Passing Teknik ini mengatur jalannya data dan pemakaian jaringan dengan cara mengirimkan sebuah token – electronic secara sekuensial ke setiap host. Ketika host mendapatkan token – electronic ini, maka host ini berhak untuk menggunakan jaringan untuk mengirim data. Bila telah selesai menggunakan jaringan, token – electronic kembali dikirimkan ke host-host lainnya. Teknologi yang menggunakan teknik ini adalah Token Ring dan Fiber Distributed Data Interface ( FDDI ).
2.1.4
JENIS-JENIS MEDIA 1. Kabel UTP Kabel UTP ( Unshielded Twisted Pair ) adalah kabel LAN yang paling banyak dipakai saat ini. Jenis kabel ini mudah dalam pemasangan, tidak mahal, dan memiliki kinerja yang baik. UTP yang digunakan untuk jaringan saat ini adalah UTP kategori 5 yang dapat mendukung transmisi data sebesar 100 mbps dengan jarak maksimal 100 meter. Untuk menambah jarak jangkauan dapat dengan menggunakan repeater, hub, bridge atau switch. UTP terdiri dari 4 pasang kabel yang dipilin untuk mengurangi interferensi. Dalam pemasangannya UTP dihubungkan dengan menggunakan jack RJ – 45 menurut susunan
24 warna yang ditentukan. Ada 3 macam susunan kabel UTP yaitu: straight, crossover, dan rollover ( console ). Kabel straight digunakan untuk menghubungkan peralatan yang tidak sejenis, contoh : komputer dengan hub. Kabel crossover untuk menghubungkan peralatan yang sejenis, contoh : komputer dengan komputer. Sedangkan kabel rollover untuk mengatur setting peralatan, contoh : router. 2. Kabel Coaxial Kabel coaxial adalah kabel yang pertama kali digunakan untuk LAN. Saat ini masih digunakan, walaupun banyak yang telah berganti dengan twisted – pair. Saat ini kabel coaxial banyak juga digunakan sebagai kabel televisi. Kabel coaxial dapat mendukung transmisi data hingga 10 mbps dengan jarak mencapai 500 meter. Tetapi harganya sedikit lebih mahal daripada UTP, dan pemasangannya sulit. 3. Fiber Optic Biasanya
digunakan
untuk
pengkabelan
backbone.
Kabel
ini
menggunakan berkas cahaya sebagai penghantar data. Kabel fiber optic tidak terpengaruh oleh aliran listrik maupun medan magnet, memiliki kecepatan tinggi dan dapat mencapai jarak yang jauh tanpa kehilangan data. Kabel fiber optic jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan kabel tembaga biasa, memerlukan peralatan yang lebih mahal, dan pemasangannya sulit. 4. Wireless Wireless menggunakan media gelombang radio sebagai penghantar data. Untuk pengoperasiannya, diperlukan suatu unit receiver dan
25 transmitter. Terdapat beberapa standar untuk operasi wireless, di antaranya adalah 802.11a, 802.11b, 802.11g. Frekuensi yang sering digunakan dalam transmisi wireless antara lain 2,4 GHz ( bebas lisensi ) dan 5 GHz. Kecepatan yang dapat dicapai oleh transmisi wireless adalah 54 Mbps.
2.1.5
PERANGKAT JARINGAN 1. Modems Modem ( modulators-demodulators ) adalah perangkat yang digunakan untuk mengirimkan sinyal digital melalui line telepon analog. Dengan demikian, sinyal digital yang dikonversi oleh modem menjadi sinyal analog dari frekuensi – frekuensi yang berbeda dan dikirimkan ke sebuah modem pada lokasi penerima. Modem penerima melakukan transformasi balik dan menyediakan sebuah keluaran digital ke perangkat yang terhubung dengan sebuah modem, biasanya komputer. 2. Hub Hub adalah perangkat yang menghubungkan multiple LAN secara bersama – sama. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal. Hub tidak melakukan packet filtering atau fungsi – fungsi pengalamatan yang lain. 3. Bridge Bridge adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih host atau network secara bersama – sama. Bridge bekerja hanya pada physical dan link layer dan menggunakan alamat Medium Access Control ( MAC ) untuk mengirimkan frame. Peranan dasar dari
26 Bridge pada arsitektur jaringan adalah menyimpan dan meneruskan frame di antara segmen yang terhubung. Sebuah bridge dapat memiliki lebih dari dua ports, artinya lebih dari dua elemen jaringan dapat dikombinasikan untuk berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan sebuah bridge. 4. Switch Switch secara umum memiliki peran yang lebih baik dibanding dengan hub. Switch memiliki kemampuan untuk membaca paket yang datang kemudian mengirim mereka ke tujuan yang semestinya. Frame dapat hilang jika host yang dituju unreachable atau disconnected. 5. Router Router adalah perangkat penghubung yang dapat mengirimkan paket melalui segmen LAN yang benar di mana tujuannya berada. Router menghubungkan segmen LAN pada lapisan network dari OSI layer untuk komunikasi komputer – ke – komputer. Jaringan yang dihubungkan oleh router dapat menggunakan protokol jaringan yang sama ataupun berbeda. 6. Gateway Gateway bekerja pada transport dan session layer, pada model OSI. Gateway digunakan ketika berhadapan dengan mulitprotocol transport layer dan di atasnya.
27 2.2
TEORI-TEORI KHUSUS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori – teori umum yang digunakan pada proses penelitian.
2.2.1
INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Dengan adanya perkembangan teknologi, terutama perkembangan internet berkecepatan tinggi, melakukan streaming konten multimedia, seperti video, musik, maupun siaran televisi melalui jaringan internet bukanlah hal baru. Secara umum, ada dua aplikasi streaming video yang sekarang ini sedang berkembang, yaitu Internet Video dan Internet Protocol Television ( IPTV ). Ketika kata IPTV disebut, seringkali orang mengasosiasikannya dengan ”YouTube”, ”Google Video”, atau tayangan video lainnya yang dapat ditonton lewat jaringan internet. Memang dapat dimaklumi kalau banyak orang salah mengartikan IPTV yang pada dasarnya sangat berbeda dengan internet video. Internet Video adalah metode pendistribusian konten video menggunakan IP melalui jaringan internet publik. Tayangan – tayangan video maupun televisi yang dengan mudah dapat diambil dari inilah yang sebenarnya disebut dengan internet video. Beberapa contoh situs yang menyediakan layanan Internet Video ini misalnya seperti YouTube dan Google Video. IPTV adalah layanan TV berbayar yang ditransmisikan lewat infrastruktur jaringan internet dan ditonton melalui peralatan penerima TV dengan set – top box khusus untuk IPTV. Jadi, jaringan IPTV adalah ”jaringan tertutup” yang hanya dapat diakses oleh pelanggan – pelanggannya saja. IPTV menggunakan jaringan protokol internet pita lebar dengan manajemen jaringan dan tidak menggunakan internet publik untuk menjaga kualitas layanan.
28 Sementara, internet video atau internet TV adalah tayangan video atau TV yang dapat diakses oleh siapa saja lewat jaringan internet dengan perangkat komputer atau lainnya yang dapat tersambung langsung ke internet. Perbedaan dari segi layanan juga sangat jelas, di mana dalam IPTV terdapat berbagai layanan ”on demand” maupun interaktif dan tentu saja dapat dinikmati berdasarkan tarif tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan penyedia jasa layanan IPTV. Dilihat dari format video, untuk IPTV hanya dipilih 1 atau 2 format tergantung pada penyedia jasa atau operator IPTV – nya. Sedangkan pada internet video atau internet TV, sangat beragam format video yang digunakan. Jaringan transmisi yang dipakai juga berbeda, internet video atau internet TV menggunakan jaringan internet yang terbuka bagi publik. Sementara IPTV menggunakan jaringan IPTV tersendiri. Pesawat penerima pada IPTV umumnya adalah set – top box, sedangkan pada internet video atau internet TV digunakan peralatan PC ( Personal Computer ), desktop atau laptop ( Anonymous, 2008a ).
Perbandingan IPTV dengan Internet Video Tabel 2.2 Perbandingan IPTV dengan Internet Video IPTV Kualitas Video
Kualitas setara broadcast TV
Internet Video Streaming Kualitas tidak menentu, bisa dari bagus sampai video tidak muncul sama sekali
29 Lanjutan Tabel 2.2 Perbandingan IPTV dengan Internet Video IPTV
Internet Video Streaming
Permintaan
Video-On-Demand
Downloads
Biaya
Pay TV
Gratis
Playback device type
SDTV, HDTV, Set-Top-Box, PC, portable players PC, handheld, player, wireless devices
Fitur-fitur tambahan
Electronic Program Guide EPG
),
Personal
( Browser
Video
Recorder ( PVR ) Akses
Walled Garden
Identifikasi pengguna
Mengetahui alamat IP dan Dapat di mana saja
Open Access
lokasi fisik
Penyediaan jasa IPTV menggunakan IP network berimplikasi positif pada efisiensi penggunaan jaringan. Jaringan IP, trafiknya dapat diatur sedemikian rupa, sehingga beberapa jenis paket bundling bisa dilewatkankan di atasnya. Selain itu terdapat kelebihan yang secara signifikan membedakan dari TV konvensional adalah, dapat disediakannya layanan yang bersifat interaktif, ketimbang siaran TV lama yang lebih bersifat broadcast satu arah saja. Layanan utama dalam IPTV adalah Video broadcasting dan Video on Demand ( VoD ). Video broadcasting adalah suatu cara pengiriman suatu layanan video kepada banyak pelanggan. Video broadcasting dalam layanan
30 IPTV berarti pengiriman layanan televisi, video secara multicast kepada pelanggan dengan memanfaatkan teknologi Internet Protocol. Multicasting merupakan suatu teknik penyampaian informasi dari satu atau beberapa sumber ke beberapa sumber dengan menggunakan satu koneksi dari sumber. Multicast bekerja seperti broadcasting di mana sebuah paket dikirim ke banyak destinasi perbedaannya adalah paket multicast hanya dikirim ke host yang merupakan anggota dari grup multicast untuk meminimumkan load pada mesin-mesin lain yang tidak berpartisipasi dalam grup. Teknik multicast ini dimungkinkan dengan adanya protokol IGMP, IP multicast bekerja sama dengan link layer seperti Ethernet. IP mempunyai alokasi address khusus untuk keperluan multicast ini yakni address class D yang mempunyai range 224.0.0.0 –239.255.255.255 ( Anderson, 2006 ).
31 2.2.2
VIDEO ON DEMAND ( VOD ) Video on Demand ( VoD ) adalah suatu sistem yang memungkinkan seorang subscriber untuk memilih sebuah layanan video dari sentral server dan menampilkannya pada televisi atau komputernya. VoD juga memungkinkan subscriber untuk melakukan fungsi-fungsi seperti pause, stop, dan fast forward. Tujuan sistem VoD adalah memberi kemampuan lebih banyak pada khalayak untuk mengontrol atau memilih sendiri pilihan program yang ingin ditonton. Sistem ini memberikan servis dengan sistem pembayaran per tayangan. Fungsi VoD dapat dijelaskan layaknya video rental, di mana pelanggan dapat memilih program atau tontonan ketika ia ingin menontonnya. Pilihannya dapat berupa sederet judul film, serial TV lama, reality show, dan program lainnya. Hal ini juga berarti khalayak dapat menyimpan program dan menayangkannya sesuka mereka. Berikut adalah isu yang muncul tentang VoD dan perusahaan TV kabel : •
Layanan
interaktif
seperti
VoD
dan
semacamnya
membutuhkan
perlengkapan tambahan berupa kotak TV converter yaitu set – top box ( STB ) atau bisa juga dengan plug & play TV receiver yang langsung dapat dihubungkan ke TV. •
Perusahaan kabel harus memiliki kapasitas channel untuk mendukung jenis hiburan yang baru dan layanan informasi yang lebih luas.
•
Perkembangan konsep hiburan dan informasi terpadu berkaitan dengan pertumbuhan layanan informasi seperti video conference, presentasi multimedia, dan akses Internet.
32 •
Teknologi baru yang bermunculan akan terus membentuk cara konsumen memperoleh akses dalam menggunakan informasi yang banyak dan berbaur menjadi satu. Sistem televisi digital yang dikombinasikan dengan VoD dapat membantu seseorang seperti memiliki home theatre di rumahnya sendiri.
•
Stasiun televisi diposisikan untuk memanjakan konsumen dengan berbagai hiburan, karena konsumen akan menerima banyak informasi dan data ( Crystal, 2008 ).
2.2.3
JENIS-JENIS LAYANAN IPTV / VOD IPTV / VoD tidak hanya menyediakan jasa video, beberapa layanannya meliputi: a. Layanan TV Video yang dipancarkan dalam waktu yang terjadwal, sama halnya seperti layanan TV konvensional. Pengembangan layanan ini, bisa dengan membuat kanal-kanal yang khusus, misalnya, khusus memasak, khusus olahraga dll. b. Layanan VoD Video yang dihantarkan ke pelanggan sesuai pilihan mereka. c. Personal Video Recorder ( PVR ) Alat perekam yang akan merekam siaran untuk diputar di lain waktu. d. Network Personal Video Recorder ( NPVR ) Merupakan versi jaringan dari PVR, NPVR tidak mesti ditempatkan di rumah pelanggan. e. Electronic Program Guide ( EPG ) Merupakan layanan yang memberikan info program-program eksisting dan program – program ke depan dari layanan.
33 f. Information Services Merupakan layanan bersifat informasi, berita, laporan cuaca dll. g. Interactive Applications Merupakan permainan yang dapat dideliver dengan mode broadcast, namun memanfaatkan kelebihan sifat interaktifnya. Permainan dapat berupa single player atau multiplayer antar pelanggan. h. Broadband Applications Dapat berupa video conferencing, e-Learning, dan security monitoring ( Anderson, 2006 ).
2.2.4
SET-TOP BOX Set – top box adalah perangkat yang memungkinkan set televisi menjadi perangkat muka untuk internet dan juga memungkinkan set televisi menerima sinyal dari dekoder siaran televisi digital. Pada internet, set-top box dapat digambarkan sebagai suatu komputer yang dapat ‘’berbicara’’ atau dengan kata lain berinteraksi dengan internet, di mana terdapat suatu web browser, dan program utama pada internet, yaitu TCP/IP. Secara fungsionalitas, set – top box IPTV harus dapat memenuhi minimal tiga fungsi utama. Fungsi pertama yaitu akses jaringan, baik jaringan intranet maupun internet, agar dapat berkomunikasi dengan server Kedua yaitu set – top box mampu menerima aliran data dari server secara langsung. Terakhir set – top box dapat melakukan dekode aliran data dari server ke dalam format yang dapat diterima oleh klien ( Wakamori, 2008 ).
34 2.2.5 STANDAR KOMPRESI VIDEO Selanjutnya akan diuraikan beberapa standar kompresi video. Standar kompresi video didasarkan pada standar yang dibuat oleh 2 organisasi internasional, yaitu International Telecommunication Union ( ITU-T ) dan International Organizationfor Standardization ( ISO ). Beberapa standar yang akan dibahas di sini adalah H.261, H.263, MPEG-1, MPEG-2, MPEG-4, MPEG4 H264 / MPEG-4 Advanced Video Compression ( AVC ), serta WMV ( Windows Media Video 9 dan VC-1 ). a. H.261 Standar H.261merupakan standar pengkodean video yang awalnya didesain untuk transmisi data melalui jaringan Integrated Service Digital Network ( ISDN ) dengan rate data kelipatan 64 kbit/s. Algoritma pengkodean video yang didesain dibuat untuk dapat beroperasi pada rentang laju bit antara 40 kbit/s sampai 2 Mbit/s. Standar H.261 sudah jarang digunakan, tetapi masih digunakan pada beberapa sistem konferensi video dan Internet Video. b. H.263 H.263 merupakan sebuah standar codec video yang didesain oleh ITU-T sebagai format kompresi dengan laju bit rendah untuk konferensi video ( video conference ). Beberapa aplikasi yang mengunakan format video standar H.263 adalah codec video libavcodec, konten video flash, dan codec RealVideo. MPEG ( Moving Picture Experts Group ) sebagai kelompok yang mengembangkan dan menetapkan standar untuk kompresi, proses, dan representasi gambar bergerak dan audio. MPEG telah menetapkan beberapa
35 standar kompresi dan hal-hal pendukung sebagai berikut: a. MPEG – 1 MPEG – 1 mendefinisikan standar pengkodean / kompresi audio dan video berdasarkan standar yang dibuat oleh MPEG, di bawah ISO. MPEG-1 biasa digunakan pada format Video Compact Disc ( VCD ) dan kadang-kadang pada format Digital Versatile Disc ( DVD ). Standar kualitas pada resolusi dan laju bit VCD tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan format Video Home System ( VHS ). Sampai saat ini MPEG – 1 masih merupakan format video yang sangat kompatibel dengan berbagai komputer dan mesin pemutar VCD/DVD. Walaupun demikian, format MPEG – 1 hanya mendukung format gambar yang progresif saja. Hal ini mendorong pengembangan standar lanjut, yaitu MPEG – 2. b. MPEG – 2 MPEG – 2 merupakan standar untuk pengkodean general pada gambar yang bergerak ( video ) serta informasi audio yang berhubungan. Standar ini mendeskripsikan kombinasi metode kompresi video dan kompresi audio yang bersifat ”lossy”, yang memungkinkan penyesuaian dengan kapasitas media penyimpanan dan lebar pita transmisi. MPEG – 2 digunakan sebagai format standar pada sinyal televisi digital yang disiarkan melalui udara ( terrestrial ), kabel, ataupun satelit. MPEG – 2 juga banyak digunakan pada format DVD. Hampir semua peralatan pada stasiun televisi, penerima, dan alat pemutar DVD didesain berdasarkan standar ini. Berbeda dengan MPEG – 1, MPEG – 2 juga mendukung penggunaan video “interlaced” ( format video yang biasa digunakan pada sistem televisi analog ). Standar MPEG – 2
36 tidak dioptimasi untuk digunakan pada laju bit rendah ( di bawah 1 Mbps ), tetapi MPEG – 2 mengungguli performa MPEG – 1 pada laju bit di atas 3 Mbps. Selain itu, decoder yang menggunakan standar MPEG – 2 dapat menjalankan aliran video MPEG – 1. Dengan beberapa penambahan fitur, standar MPEG – 2 juga digunakan pada sistem transmisi HDTV. c. MPEG – 4 MPEG – 4 merupakan standar pengkodean yang terutama digunakan untuk melakukan kompresi pada data audio-visual pada rentang laju bit di bawah 64 kbps sampai 4 Mbps. Standar MPEG – 4 banyak digunakan pada aplikasi streaming media, distribusi CD, videophone, dan siaran televisi. MPEG – 4 terutama digunakan pada teknologi HD – DVD ( High Definition DVD ) dan Blu-Ray. MPEG – 4 digunakan pada banyak format media digital, seperti pada codec DivX, Xvid, Nero Digital, 3ivx, dan Quicktime 6. MPEG – 4 menyediakan standar kompresi pada data visual ( MPEG 4 Part 2 ). Yang dimaksud dengan data visual dapat berupa data video, tekstur, maupun jenis citra lainnya. Beberapa codec popular yang mengaplikasikan standar kompresi visual ini diantaranya adalah DivX, Xvid, dan Nero Digital. Sama seperti standar sebelumnya, yaitu MPEG – 1 dan MPEG – 2, MPEG – 4 juga menggunakan kompresi DCT dalam proses enkodingnya. Perbedaannya, MPEG – 4 memperkenalkan metode pengkodean berbasis konten, di mana kompresi dapat dilakukan dengan pengkodean berbasis frame, sama seperti pendahulunya, atau dengan pengkodean berbasis objek-objek yang ada pada frame. Keuntungan yang diperoleh dengan pengkodean berbasis konten ini adalah bahwa proses kompresi data visual dapat menjadi lebih efisien,
37 terutama pada data visual yang memiliki banyak objek dengan bentuk yang tidak beraturan, dengan menggunakan metode prediksi gerak yang tepat untuk setiap objek dalam frame. d. MPEG – 4 H264 / MPEG – 4 Advanced Video Compression ( AVC ) MPEG – 4 H.264 merupakan suatu standar kompresi video yang merupakan bagian dari standar MPEG – 4, atau dikenal juga dengan MPEG – 4 Part 10 / AVC. Tujuan dari pembuatan standar ini adalah untuk menciptakan suatu standar yang dapat memberikan kualitas video yang baik pada laju bit yang jauh lebih rendah dari standar pendahulunya, tanpa menambah kompleksitas disain sehingga masih mungkin untuk diimplementasikan. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan standar yang bersifat fleksibel sehingga dapat diaplikasikan pada berbagai macam aplikasi yang berbeda ( baik yang menggunakan laju bit tinggi atau rendah, atau menggunakan resolusi tinggi atau rendah ) dan memastikan standar tersebut juga bekerja pada berbagai sistem dan jaringan. H.264 menyediakan beberapa fitur baru yang memungkinkan standar H.264 untuk menghasilkan kompresi yang jauh lebih baik daripada pendahulunya, dengan kualitas video yang seringkali melebihi kualitas pendahulunya ( pada setengah laju bit yang digunakan pendahulunya ). Hal inilah yang menyebabkan standar ini terutama diaplikasikan pada teknologi HD – DVD ( High Definition DVD ) dan Blu – Ray. e. WMV ( Windows Media Video 9 dan VC – 1 ) Seri standar Windows Media 9 ( WM9 ) , yang diimplementasikan oleh Microsoft sebagai Windows Media Video ( WMV ) 9 Advanced Profile, ialah berdasarkan pada spesifikasi VC – 1 yang sedang distandarisasi oleh
38 Society
of
Motion
Picture
and
Television
Engineers
(
SMPTE;
www.smpte.org). Standar ini menyediakan layanan video berkualitas tinggi untuk streaming dan downloading. WM9 didukung pula oleh berbagai macam video player ( Sullivan, 2005 ).
2.2.6 WINDOWS XP EMBEDDED Windows XP Embedded (XPe) merupakan bagian dari versi Microsoft XP Professional. Peralatan yang menjadi sasaran XPe meliputi ATM, slot machine, cash registers, arcade game, industrial robotics, set – top box, navigation devices, kiosks, Multimedia Internet Devices, Intelligent Appliances, Multi – Function Printers, dll. Berdasarkan pada fasilitas di Windows XP Professional, XPe menawarkan konfigurasi yang telah ada di dalamnya dan 10,000 komponen dengan konfigurasi sistem operasi yang dapat dibuat sendiri oleh developer. Windows XP Embedded digunakan dengan berfokus pada suatu tujuan yaitu ukurannya kecil sehingga tidak terlalu membebani target di mana sistem operasi ini akan digunakan. Kapasitas yang dibutuhkan XPe berkisar antara 4.8 MB untuk konfigurasi minimumnya, 14 MB untuk basic Win32 system, 25MB untuk basic Win32 system dengan security infrastructure, sampai 70MB untuk Win32 API set dengan user interface, Microsoft IE 6.0, Windows Media Player 8.0, Terminal Server Client, USB support, dan SNMP ( Simple Network Management Protocol ) support ( Anonymous, 2008b ).
39 2.2.7
WINDOWS MEDIA ENCODER 9 Windows Media Encoder merupakan suatu program yang berfungsi untuk mengubah suatu video, baik video yang bersifat live streaming maupun video yang telah ada di harddisk menjadi suatu format video dengan standar yang kita inginkan. Pada sistem IPTV ini, Windows Media Encoder digunakan untuk menangkap siaran analog melalui capture card dan mengubahnya ke suatu format digital standard, yang kemudian dapat ditarik melalui streaming server ( Anonymous, 2007 ).
2.2.8
MICROSOFT SILVERLIGHT Microsoft Silverlight merupakan sebuah aplikasi yang memberikan pengalaman baru dari sisi client. Dengan memakai plug-in bernama Microsoft Silverlight ini, client diharapkan tidak akan hanya bersikap pasif pada saat menunggu data hasil request ke server selesai dikirim. Konsep yang dipakai dalam pengembangan Microsoft Silverlight sendiri adalah konsep RIA (Rich Internet Application). Konsep ini mengembangkan sisi client untuk dapat mengerjakan fitur interface seperti halnya pada desktop komputer. Untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki, sisi client tidak harus selalu me-request ke sisi server, sehingga hasilnya lebih cepat didapat dan responsif. Adapun aplikasi website yang telah banyak memakai konsep RIA ini adalah animasi dan game. Saat ini Microsoft Silverlight telah dikembangkan ke dalam dua generasi pengembangan,
yaitu
Silverlight
1.0
RC
(Release
Candidate)
yang
mengandalkan Javascript untuk menangani obyek-obyek multimedia dan
40 animasi. Sedangkan generasi Silverlight berikutnya adalah Silverlight 1.1 Alpha Refresh yang telah dikembangkan dengan teknologi .NET Framework. Silverlight menggunakan platform WMV ( Windows Media Video ), standar video VC – 1 yang digunakan Society of Motion Picture and Television Engineers. Dengan dukungan terhadap VC – 1, konten yang bisa ditampilkan di web browser juga dapat dilihat melalui XBox 360, Microsoft Zune, dan sistem HD ( high definition ) seperti di BluRay maupun HD – DVD serta di semua perangkat yang mendukung codec tersebut. Untuk saat ini Silverlight baru dapat dinikmati oleh pemakai Sistem Operasi Windows dan Mac OS. Adapun browser yang telah mendukung plug – in ini adalah IE6, IE7, Mozilla Firefox, Opera dan Safari ( Anonymous, 2008c ).
2.2.9 PEMROGRAMAN WEB 2.2.9.1 APLIKASI WEB Aplikasi web adalah suatu aplikasi yang dapat membentuk halaman – halaman web berdasarkan permintaan pengguna. Berbagai contoh aplikasi web misalnya mesin pencari atau search engine ( google ), toko online ( amazon ), lelang online ( eBay ), situs – situs berita ( detikcom ), dan layanan akademis perguruan tinggi. Halaman web adalah dokumen yang berada di internet, yang dapat
diakses dengan mengetik URL ( Uniform Resource Locator ). Halaman web terbagi dua, yaitu statis dan dinamis. Perbedaannya adalah pada halaman statis, halaman web tersebut tidak akan berubah,semua user akan melihat halaman yang sama bagaimanapun cara mengaksesnya.
41 Sedangkan halaman dinamis adalah halaman web yang dapat berubah sesuai permintaan user, perubahan tersebut dikarenakan pada halaman web tersebut telah diprogram untuk menghasilkan halaman sesuai input user. Ekstensi file – file tersebut umumnya adalah HTML, HTM, ASP, PHP, JSP, ASPX, dan sebagainya. Aplikasi web merupakan salah satu contoh aplikasi client / server. Client mewakili komputer yang digunakan oleh seseorang pemakai yang hendak menggunakan aplikasi sedangkan server mewakili komputer yang menyediakan layanan aplikasi. Dalam konteks ini, client dan server berhubungan melalui internet ataupun intranet. Ciri khas yang lain pada penggunaan aplikasi web, pengguna menggunakan perangkat lunak yang dinamakan web browser atau sering disebut browser saja, misalnya Netscape Communicator, Internet Explorer, dan Mozilla untuk mengakses aplikasi web.
2.2.9.2
CLIENT DAN SERVER – SIDE SCRIPTING Pemrograman web ( scripting ) terbagi atas dua jenis, yaitu client – side scripting dan server – side scripting. Client – side scripting adalah script yang pengolahannya dilakukan pada computer client setelah mendownloadnya dari web server dan menampilkannya pada browser. Sedangkan server – side scripting adalah pemrograman web di mana pengolahan script tersebut dilakukan pada web server, dan mengirimkan hasil olahan tersebut berupa halaman web kepada user. Contoh client – side scripting adalah vbscript dan javascript. Sedangkan
42 server – side scripting contohnya adalah ASP, ASP.NET, PHP, dan JSP. Java Server Pages ( JSP ) adalah bahasa scripting untuk web programming yang bersifat server – side seperti halnya PHP dan ASP. JSP dapat berupa gabungan antara baris HTML dan fungsi – fungsi dari JSP itu sendiri. Berbeda dengan Servlet yang harus dikompilasi oleh user
menjadi class sebelum dijalankan, JSP tidak perlu dikompilasi oleh user tapi server yang akan melakukan tugas tersebut. Makanya pada saat user membuat pertama kali atau melakukan modifikasi halaman dan
mengeksekusinya pada web browser akan memakan sedikit waktu sebelum ditampilkan.
2.2.9.3
JAVA SERVER PAGE Untuk membangkitkan halaman – halaman web sesuai dengan permintaan pemakai, para pengembang aplikasi web bisa menggunakan perangkat lunak seperti JSP, PHP, Perl, dan ASP. JSP ( Java Server Page ) merupakan teknologi yang didasarkan pada bahasa Java, yang dapat digunakan untuk membentuk halaman – halaman web yang bersifat dinamis. Teknologi ini dikembangkan oleh Sun Microsystem. Berbeda dengan applet, suatu fitur pada bahasa Java yang memungkinkan pengembang membuat aplikasi web yang dieksekusi pada sisi klien, JSP menggunakan pendekatan pemrosesan di sisi server. Pada model seperti ini, kode sumber JSP dijalankan pada web server. Salah satu keuntungan model seperti ini adalah memungkinkan untuk membuat aplikasi yang independen terhadap keberadaan sistem
43 Java di sisi klien. Dua alasan penting yang membuat JSP banyak digunakan oleh para pengembang aplikasi web: 1.
JSP menggunakan bahasa Java. Bagi para pemrogram yang telah mengenal Java, sangatlah mudah untuk membuat aplikasi web dengan JSP mengingat dasar JSP adalah bahasa Java. Dengan demikian mereka tidak perlu lagi belajar bahasa baru untuk membuat aplikasi web.
2.
JSP mendukung multiplatform. Dalam hal ini JSP memang bukan satu – satunya perangkat lunak pembuat aplikasi web yang bersifat multiplatform. PHP, misalnya, juga bersifat multiplatform. Keunggulan dari adanya dukungan multiplatform adalah memungkinkan kode dapat dipindah – pindahkan ke berbagai platform tanpa perlu melakukan perubahan apapun pada kode tersebut. Sebagai contoh, kode JSP pada awalnya bisa ditulis ditujukan untuk dijalankan pada Windows, dan kemudian dipindahkan ke lingkungan lain, misalnya Linux.
44 2.2.9.4
WEB SERVER Web server ( Fauzan, 2007 ) adalah komputer yang berfungsi sebagai penyedia halaman web. Setiap web server mempunyai alamat IP, dan mungkin memiliki suatu nama domain. Pada dasarnya, setiap komputer dapat difungsikan sebagai web server dengan instalasi aplikasi web server, dan memiliki koneksi internet. Beberapa aplikasi web server adalah Microsoft IIS, Apache HTTP server, dan Apache Tomcat server.
2.2.9.5 APACHE TOMCAT SERVER Apache Jakarta Tomcat adalah Servlet / JSP container yang dibuat oleh ASF ( Apache Software Foundation ). Saat ini Tomcat menjadi reference implementation dari spesifikasi Servlet / JSP ( Java Server Pages ) dari Sun Microsystem. Versi terakhir dari Tomcat ialah 5.5.9 – alpha – 3, dengan versi yang dianggap stabil 5.5.7. Sekarang Tomcat dapat dijalankan sebagai service pada sistem operasi berbasis Windows. Tomcat versi 5.5.x adalah implementasi dari spesifikasi Servlet versi 2.4, dan spesifikasi JSP versi 2.0. Tomcat adalah Servlet / JSP container, dibangun dalam bahasa pemrograman Java dan dijalankan di atas Java Virtual Machine ( JVM ). Untuk terhubung ke sebuah web server diperlukan komponen yang disebut sebagai 'connector'. Tomcat bisa berjalan sendiri ( standalone ) tanpa web server lain menggunakan connector Coyote. Bila dihubungkan dengan Apache HTTP Server, diperlukan connector JK2 ( Anonymous, 2005 ).
45 2.2.9.6 INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER ( IMK ) Dalam perancangan GUI ( Graphical User Interface ) suatu situs web ataupun portal, perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi user dalam menggunakan web tersebut. Perancangan GUI tersebut hendaknya memudahkan dalam mengaksesnya dan menarik
bagi user. Berikut ini adalah prinsip-prinsip dalam perancangan GUI : a. Kenali Perbedaan Yaitu membedakan siapakah yang akan menggunakan rancangan tersebut, apakah pemula ( first time user ), menengah ( knowledgeable intermittent user ), ataupun mahir ( expert frequent user ). Kemudian rancang GUI tersebut sesuai kebutuhan masingmasing user tersebut. b. Gunakan Delapan Aturan Emas Perancangan GUI Adapun Delapan Aturan Emas tersebut adalah : 1)
Berusaha untuk konsisten.
2) Memungkinkan frequent users menggunakan shortcuts. 3) Memberikan umpan balik yang informatif. 4) Merancang dialog yang memberi penutupan ( keadaan akhir ). 5) Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana. 6)
Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah.
7) Mendukung pusat kendali internal ( internal locus of control ). 8) Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
46 c. Cegah Kesalahan Yaitu berusaha mencegah kesalahan-kesalahan yang dapat timbul oleh user, yaitu dengan membetulkan pasangan yang bersesuaian seperti tanda ‘{‘ dan ‘}’, melengkapi urutan aksi dengan makro dan sebagainya,
dan
membetulkan
perintah
dengan
mengenali
kekurangan perintah ataupun memberi alternatif pilihan sebagai ganti mengetik.
2.2.10 BASIS DATA Menurut Connoly dan Begg ( 2002,p14 ) basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri ( query ) basis data disebut Database Management System ( DBMS ) atau Sistem Manajemen Basis Data. Database server menggunakan DBMS sebagai basis datanya untuk melayani kebutuhan penyimpanan informasi. Beberapa DBMS yang sering digunakan antara lain MySQL, SQL Server, PostgreSQL, Oracle. MySQL adalah structured query language database server. Tata bahasa pemrograman SQL di aplikasi MySQL menggunakan tata bahasa ( syntax ) SQL standar. MySQL digunakan karena memiliki kecepatan yang baik, reliabilitas dan kemudahan. MySQL mengimplementasikan konsep client – server yang terdiri dari daemon mysqld dan beragam jenis aplikasi client dan library.
47
2.2.11 MICROSOFT SQL SERVER 2000 SQL Server merupakan sebuah sistem berarsitektur terbuka yang memungkinkan para pengembang program memperluas dan menambahkan fungsi – fungsi ke dalam database. Untuk berinteraksi secara langsung dengan Microsoft SQL Server, maka digunakan SQL Server Enterprise Manager. Program ini digunakan untuk membuat object – object database seperti table, store procedure dan index, mengatur otoritas dan hak akses, melakukan backup / restore database dan pekerjaan administratif lainnya ( Djuandi, F., 2002, p1 ). Microsoft SQL Server 2000 merupakan database yang digunakan untuk sistem IPTV karena memiliki banyak fitur yang telah dijelaskan sebelumnya. Seluruh akses ke database menggunakan stored procedure, sehingga meningkatkan tingkat keamanan database.
2.2.11 STATE TRANSITION DIAGRAM ( STD ) State Transition Diagram ( STD ) digunakan untuk menggambarkan sifat dinamis dari suatu objek. STD mengilustrasikan berbagai keadaaan ( state ) yang dimiliki suatu objek, event yang menyebabkan perubahan state, serta aturan yang ada untuk transisi antar state pada suatu objek. Dengan kata lain, STD menjelaskan state apa dari objek yang dapat melakukan transisi ke state lain ( Whitten, Bentley, Dittman, 2001, p655 dan p668 ).
48
Simbol-simbol STD antara lain : •
State, simbol :
, merepresentasikan keadaan pada suatu waktu. •
Event / action, symbol :
, merepresentasikan hubungan antara keadaan ( state ) yang berbeda. Pada panah tersebut ditulis dengan event yang menyebabkan perubahaan tersebut dan akibat yang dihasilkan.
2.2.12 ENTITY RELATION DIAGRAM ( ERD ) ERD ( Whitten, Bentley, dan Dittman, 2001, p260 ) merupakan suatu model yang menggambarkan data yang ada dalam bentuk entity, serta hubungan yang ada antar entity tersebut. Komponen utama yang terdapat pada ERD ( Pressman, 2001, p307 ): objek data ( entity ), atribut, hubungan ( relationship ), dan berbagai tipe indikator lainnya. Hubungan antar data pada ERD, digambarkan dengan berbagai simbol yang menunjukkan cardinality ( Whitten, Bentley, dan Dittman, 2001 pp264265; Pressman, 2001, pp305-307 ). Cardinality merupakan jumlah minimum dan maksimum objek data yang berelasi dengan suatu objek data yang lain. Hubungan yang mungkin ada yaitu :
49 •
One – to – one ( 1:1 ) – suatu objek A berhubungan dengan satu dan hanya satu objek B, dan objek B berhubungan dengan satu objek A.
•
One – to – many ( 1:m ) – satu objek A dapat berhubungan dengan satu atau banyak objek B, tetapi objek B hanya berhubungan dengan satu objek A. Contoh : seorang ibu dapat mempunyai banyak anak, tetapi satu anak hanya mempunyai satu ibu.
•
Many – to – many ( m:m ) – suatu objek A dapat berhubungan dengan satu atau lebih objek B, sedangkan objek B dapat berhubungan dengan satu atau lebih objek A. Contoh : seorang paman dapat mempunyai beberapa keponakan, dan seorang keponakan dapat mempunyai banyak paman.
Adapun notasi cardinality yang umum adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Notasi Cardinality ERD