BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data adalah sekumpulan data yang secara logika saling terhubung dan dapat digunakan bersama-sama, serta sebuah deskripsi mengenai data tersebut, yang dirancang untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Secara logika, hubungan antar data terdiri dari entitasentitas, atribut, dan relationship (hubungan antar entity) dari informasi organisasi. Sedangkan basis data menurut Indrajani (2008, p2) adalah : a. Kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data mengkonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah. b. Merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Artinya, basis data merupakan tempat penyimpanan data besar yang dapat digunakan oleh banyak pengguna. Seluruh item basis data tidak lagi dimiliki oleh satu departemen, tetapi menjadi sumber daya perusahaan yang dapat dgunakan bersama.
10
11
Gambar 2.1 Data Versus Basis Data (http://materibasisdata.blogspot.com/2010/10/basis-data-dan-lemari-arsip.html)
Gambar 2.1 menjelaskan perbedaan data dengan basis data. Gambar bagian atas bukanlah sebuah basis data melainkan lemari arsip yang menyimpan dokumendokumen manual yaitu lembaran-lembaran kertas. Masalah yang dihadapi jika menyimpan data dalam lemari arsip adalah akan mengalami kelambanan dalam mencari data yang dibutuhkan, misalnya pada suatu waktu dibutuhkan data pegawai, maka akan sangat lambat untuk menemukannya. Sedangkan pada
basis data,
seluruh data akan tersimpan dalam basis data pada masing-masing table/file sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sehingga akan sangat memudahkan pencarian data kembali.
12 2.1.1
Database Management System (DBMS) Menurut Connoly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah sistem piranti lunak
yang
memungkinkan
user
untuk
mendefinisikan,
menciptakan,
memelihara, dan mengontrol akses ke suatu basisdata. Menurut Indrajani (2008, p25), komponen utama DBMS terdiri dari 5 komponen, yaitu: 1. Hardware atau perangkat keras atau piranti keras Hardware ini diperlukan oleh DBMS dan aplikasi. Contoh perangkat keras antara personal computer, notebook, mainframe sampai sebuah jaringan komputer. 2. Software atau perangkat lunak a. Software untuk sistem operasi komputer baik utuk PC biasa ataupun server, cotohnya adalah Windows XP, Windows 2000, Windows 2003, Unix dan Linux. b. Software untuk database, contohnya Microsoft SQL 2008, Microsoft SQL 2005, Oracle, dan My SQL. c. Software untuk pemrograman, cotnothnya di PC seperti Java.net 2005, Visual Basic, C, dan C++. Di mainframe atau AS400 contohnya Cobol, RPG, dan Fortran. d. Software untuk mengatur jaringan seperti SISCO 3.
Data Merupakan komponen terpeting di DBMS karena data merupakan penghubung antara computer dan manusia.
13 4. Prosedur Merupakan instruksi dan aturan yang menentukan perancangan dan oengguanaan basis data di mana pengguna system dan pengelolaan basis data memerlukan dokumentasi ini untuk menjalankan dan menggunakan sistem. 5. Orang. Peranan orang ini dapat dibedakan menjadi beberapa fungsi yaitu : a. Data atau Database Administrator, orang atau sekelompok oran yang bertanggung jawab pada untuk manajemen dan pengendalian basis data. Perbedaannya, Data Administrator (DA) bertanggung jawab untuk manjemen sumber daya data yang mencakup perecanaan basis data, pengembangan, standar pemeliharaan, kebijakan, prosedur, dan desain basis data secara konseptual. DA berkonsultasi dengan para manajer senior dan meyakinkan mereka tentang dukungan basis data terhadap tujuan perusahaan. Database Administrator(DBA) bertanggung jawab terhadap realistic basis data yang mencakup desain fisik basis data, implementasi, keamanan, integritas pengendalian, backup dan restore, pemeliharaan system operasional, dan memastikan dapat dipakai dengan baik. b. Database Desainer dibedakan menjadi perancang basis data secara logika dan fisik. Perancang basis data secara logika berhubungan dengan identifikasi data antara lain entitas dan atribut. Selain itu, ia juga harus memahami proses bisnisnya. Perancangan basis data secara fisik berhubungan dengan bagaimana desain basis data tersebut dapat direalisasikan, misalnya memetakan desain basis data logika ke dalam
14 table, pemilihan metode akses agar kinerjanya baik, dan merancang beberapa ukuran keamanan yang diperlukan oleh data. c. Application Developers atau Programmer merupakan tenaga ahli computer yang berfungsi untuk mengembangkan program-program aplikasi yang digunakan untuk mengembangkan program-program aplikasi yang diperlukan dalam manajemen basis data. d. End User. Yang termasuk dalam kategori pengguna akhir adalah pemilik system (enterprise), para manajer, supervisor, operator, pelanggan, dan sebagainya yang terlibat langsung dalam penggunaan basis data. End User
ini dibedakan menjadi dua kelompok yatu Naive User dan
Sophisticated User. Naïve User adalah para pengguana yang tdiak peduli akan DBMS contohnya, asistem pemeriksaan di supermarket yang menggunakan barcode untuk menentukan harga barang. Ia tidak tahu bagaimana di balik layar ada aplikasi yang melakukan proses untuk menampilkan harga tersebut. Sophistcated User adalah para pengguna canggih yang dapat menulis program untuk kebutuhan sendiri. Kelemahan DBMS menurut Indrajani (2008, p10) : 1. Harga DBMS mahal. Teknologi baru tentunya lebih mahal daripada teknologi yang terdahulu 2. Memerlukan
banyak
software
pendukung
mengakibatkan
penambahan tempat penyimpanan dan memori 3. Kompleksitas. Pada DBMS terdapat fungsi-fungsi sehingga DBMS menjadi software yang cukup rumit dan kompleks. Aturan fungsi-
15 fungsi tersebut harus diketahui oleh pengguna DBMS dengan baik. Jika tidak maka pengguna DBMS tidak akan mendapat manfaat daro implementasi DBMS 4. Penambahan biaya perangkat keras. 5. Adanya biaya konversi 6. Kinerja. DBMS digunakan oleh banyak system informasi. Akibatnya mungkin beberapa pengguna system informasi akan merasakan halhal yang tidak seperti biasanya. Misalnya menjadi lebih lambat. 7. Dampak yang lebih tinggi pada suatu kegagalan. Jika terjadi kerusakan pada DBMS maka akan berdampak pada seluruh pengguna dan system informasi yang mengakses DBMS. Kelebihan DBMS menurut Indrajani (2008, p10): 1. Mengontrol redudansi data. 2. Konsistensi data 3. Informasi yang lebih dari sejumlah data yang sama 4. Pemakaian data bersama 5. Meningkatkan Integritas Data 6. Meningkatnya keamanan Database. 7. Meningkatnya standarisasi. 8. Meningkatnya skala ekonomi 9. Keseimbangan konflik kebutuhan 10. Meningkatkan akses data dan tanggapan 11. Meningkatkan produktivitas 12. Meningkatkan pemeliharaan karena independensi data.
16 13. Meningkatnya konkurensi 14. Meningkatnya service backup dan recovery.
2.1.2
Entity Relationship Entity dapat berupa ide atau konsep baik secara nyata maupun secara logika . Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), salah satu bagian yang sulit dalam
perancangan basis data adalah suatu fakta bahwa para perancang, pembuat-pembuat program, dan end-user cenderung untuk melihat data dan menggunakannya dengan caracara yang berbeda. Kecuali kalau kita memperleh sebuah pemahaman sama yang mencerminkan bagaimana suatu perusahaan beroperasi, suatu perancangan yang kita hasilkan akan gagal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan user. Untuk meyakinkan bahwa kita mendapat sebuah pemahaman yang tepat dari suatu data dan bagaimana data tersebut digunakan oleh suatu perusahaan, kita harus mempunyai sebuah model untuk membuat komunikasi yang non teknikal dan tidak bersifat ambigu. Entity-Relationship (ER) adalah salah satu contohnya. Pemodelan ER adalah sebuah pendekatan top-down untuk perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi suatu data penting yang disebut entitasentitas dan relationships diantara suatu data yang harus direpresentasikan dalam suatu model. Lalu kita menambah perincian-perincian lagi seperti suatu informasi yang ingin kita ambil tentang suatu entitas-entitas dan relationships yang disebut atribut-atribut dan batasan-batasan yang lain pada suatu entitas-entitas, relationships, dan atribut-atribut. Berikut ini adalah notasi Entity-Relationship Modelling menurut Connolly dan Begg (2005, p346):
17
Gambar 2.2 Notasi Entity-Relationship Modelling Pengertian Multiplicity menurut Connolly dan Begg (2005, p356) adalah sejumlah kemungkinan kejadian-kejadian dari sebuah tipe entitas di dalam sebuah hubungan n-nary ketika nilai-nilai yang lain (n-1) ditentukan. Multiplicity biasanya terdiri dari dua batasan terpisah, yaitu: a.
Cardinality:
Mendeskripsikan
jumlah
maksimum
dari
kemungkinan kejadian-kejadian yang saling berhubungan untuk sebuah
partisipasi
entitas
dalam
proses
penentuan
tipe
relationship. b.
Participation: Menentukan apakah semua kejadian-kejadian entitas akan ikut berpartisipasi dalam sebuah relationship atau hanya beberapa saja yang ikut berpartisipasi.
Jenis-jenis multiplicity menurut Connolly dan Begg (2005, p357) adalah:
18 1.
One-to-One (1:1) Relationships
Gambar 2.3 One-to-One Relationships Pada gambar 2.3, kita bisa melihat bahwa A hanya terhubung One-to-One (1 : 1) dengan C, dan B hanya terhubung One-to-One (1 : 1) dengan D. Jadi dari gambar tersebut kita dapat menulis notasi multiplicity-nya dengan gambar di bawah ini.
Gambar 2.4 Notasi One-to-One Relationships 2.
One-to-Many (1:*) Relationships
Gambar 2.5 One-to-Many Relationships
19 Pada gambar 2.5, kita bisa melihat bahwa B terhubung One-toMany (1 : *) dengan D dan E. Jadi dari gambar tersebut kita dapat menulis notasi multiplicity-nya dengan gambar di bawah ini.
Gambar 2.6 Notasi One-to-Many Relationships 3.
Many-to-Many (*:*) Relationships
Gambar 2.7Many-to-Many Relationships
Pada gambar 2.7, kita bisa melihat bahwa A terhubung One-toMany (1 : *) dengan D dan E. Sedangkan E terhubung One-to-Many (1 :
20 *) dengan A dan B. Jadi dari entitas Group 1 (value-nya A dari gambar di atas) dan Group 2 (value-nya E dari gambar di atas) terhubung Many-toMany (* : *). Dari gambar tersebut kita dapat menulis notasi multiplicitynya dengan gambar di bawah ini.
Gambar 2.8 Notasi Many-to-Many Relationships
2.1.3
Keys Menurut Connolly dan Begg (2005, p352), Keys memiliki peran yang sangat
penting untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lainnya. Keys diletakkan pada suatu atribut yang telah ditentukan kedudukannya, agar dapat dihubungkan dengan atribut pada entitas yang lain. Sedangkan menurut Date (2000, p258), model relasi selalu dibuat stress dengan konsep dari keys, karena itu merupakan sesuatu yang khusus – sangat penting- dari semua fenomena secara umum. Beberapa jenis keys yang biasa digunakan, menurut Connolly dan Begg (2005, p352), antara lain: 1. Candidate key Candidate key yaitu himpunan atribut minimal yang secara unik mengidentifikasikan tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. Primary key
21 Primary key yaitu candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasikan tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. 2. Foreign key Foreign key yaitu himpunan atribut dalam suatu relasi yang cocok dengan candidate key dari beberapa relasi. 3. Alternate key Alternate key yaitu candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
2.1.4
Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2005, p 388), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah kumpulan dari relasi-relasi dengan atributatribut yang diinginkan, yang berdasarkan kebutuhan-kebutuhan data sebuah perusahaan. Tujuan
normalisasi
menurut
Indrajani
(2008,
p109)
adalah
mengidentifkasi kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuha perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup: 1. Jumlah atribut minimal yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan. 2. Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan functional depencencies. 3. Duplikasi minimal untuk setiap atribut.
Tahapan normalisasi menurut Connolly dan Begg (2005, p.401), adalah sebagai berikut:
22 1. Unnormalized (UNF), sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup yang berulang. Yang dimaksud grup yang berulang itu adalah atribut-atribut yang multivalued. 2. Normalisasi pertama (1NF), menghilangkan perulangan. Sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu nilai saja. Bentuk Normal pertama ini, dicapai apabila setiap nilai atribut adalah tunggal. Kondisi ini dapat diperoleh dengan melakukan eliminasi terhadap terjadinya data ganda (repeating groups). Pada kondisi normal pertama ini kemungkinan masih terjadi adanya data rangkap. 3. Normalisasi kedua (2NF), bentuk ini mempunyai syarat yaitu data harus memenuhi kriteria 1NF dan setiap data barang yang bukan key harus bergantung secara fungsional pada primary key-nya. Bentuk normal kedua adalah berdasarkan konsep ketergantungan fungsional penuh (full functional dependency). Full functional dependency dinyatakan jika A dan B adalah atribut dari suatu relasi, B adalah fungsional ketergantungan penuh (fully functional dependency) pada A jika B adalah secara fungsional bergantung pada A, tetapi bukan merupakan himpunan bagian dari A. Bentuk normal kedua menciptakan sebuah relasi pada bentuk normal pertama dan semua atribut yang bukan primary key adalah fungsional tergantung penuh pada primary key. 4. Normalisasi ketiga (3NF), sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan kedua serta setiap atribut bukan key yang bergantung secara transitif kepada bukan key juga.
23 Bentuk
normal
ketiga
adalah
berdasarkan
pada
konsep
peralihan
ketergantungan (transitive dependency). Transitive dependency adalah sebuah kondisi dimana A, B, dan C adalah atribut dari sebuah relasi bahwa jika A B dan B C, maka C adalah transitive dependent pada A melewati B (menyatakan bahwa A bukan functional dependent pada B atau C). Pada bentuk normal ketiga, sebuah relasi pada bentuk normal pertama dan kedua serta dimana tidak ada atribut non-primary key secara transitif bergantung (transitively dependent) pada primary key. 5. Normalisasi Boyce-Codd (Boyce-Codd Normal Form / BCNF), suatu relasi dinyatakan BCNF, jika dan hanya jika setiap determinannya adalah sebuah candidate key. Untuk menguji apakah suatu relasi sudah dalam BCNF, dilakukan identifikasi semua determinan dan memastikan bahwa determinan tersebut adalah candidate key. Determinan adalah sebuah atribut, atau kumpulan atribut, dimana beberapa atribut yang lain masih bergantung secara fungsional penuh (fully functionally dependent). Perbedaan antara 3NF dan BCNF dalam hal functional dependency. A B, 3NF mengijinkan ketergantungan ini dalam sebuah relasi jika B adalah atribut primary key dan A bukan candidate key. Sedangkan dalam BCNF ketergantungan ini tetap ada di dalam sebuah relasi, dimana A harus sebuah candidate key. 6. Normalisasi keempat (4NF), sebuah relasi dalam BCNF dan tidak mengandung ketergantungan multi-valued nontrivial (nontrivial multi-valued dependencies).
24 Bentuk normal keempat merupakan bentuk yang lebih kuat dari BCNF dimana 4NF mencegah relasi dari nontrivial multi-valued dependency dan data redundancy. Normalisasi dari BCNF ke 4NF meliputi pemindahan multi-valued dependency dari relasi dengan menempatkan atribut dalam sebuah relasi baru bersama dengan determinan. Multi-valued dependency menggambarkan ketergantungan antara atributatribut dalam suatu relasi. 7. Normalisasi
kelima
(5NF),
sebuah
relasi
yang
tidak
mempunyai
ketergantungan gabungan (join dependency). Join dependency menggambarkan sebuah tipe ketergantungan. Sebagai contoh, untuk sebuah relasi R dengan subset-subset atribut dari R yang dimisalkan dengan A, B, ..., Z , sebuah relasi R menunjukkan join dependency, jika dan hanya jika, setiap nilai dari R sama dengan gabungan dari proyeksi-proyeksinya pada A, B, ..., Z.
2.2 TEORI UTAMA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 2.2.1
Pengertian Sistem Informasi Geografis Seiring perkembagan pemanfaatan Sistem Informasi Gegrafis, definisi Sistem
Informasi Geografi (SIG) semakin berkembang dan bervariasi. Menurut Andree Ikadinata (2008, p2), Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari suatu objek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaanya di permukaan bumi.
25 Berbagai definisi lain berdasarkan fokus pendekatannya menurut Tim Laboratorium Perencanaan Sistem Informasi Geografis Kehutanan, Universtas Hasanuddin ( 2009, p1) adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Proses (Process Oriented Approach): seperangkat fungsi dengan kemampuan canggih yang dapat digunakan oleh para professional untuk menyimpan,
menampilkan,
dan
memanipulasi/mengoreksi
data
grografis/spasial.(Ozemoy et al in Manguire, 1986). 2. Pendekatan Kegunaan Alat (ToolBox Approach); seperangkay peralatan yang dipergunakan untuk mengoleksi, menyimpan, membuka, mentransformasi, dan menampilkan data spasial dari sebuah kondisi geografis yang sebenarnya. (Burrough, 1986) 3. Pendekatan Database (Database Approach); adalah sebuah system basis data(database) dimana sebagian besar data diindex secara spasial/geografis dan dioperasikan dengan menggunakan separangkat prosedur yang ditujuan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan data spasial/geografis.
2.2.2 Komponen Sistem Informasi Geografis Komponen Sistem Informasi Geografis menurut Ian Heywood (2006, p19) dalam level sederhana, SIG dapat dilihat sebagai paket perangkat lunak yang memiliki berbagai macam komponen untuk memasukkan, memanipulasi, menganalisis dan output data. Namun dalam pengertian yang lain, komponen dalam SIG bisa meliputi sistem komputer(perangkat keras dan sistem operasi), perangkat lunak, data spasial, data managemen dan analisis prosedur, dan orang-orang untuk mengoperasikan SIG.
26 2.2.2.1 Sistem Komputer dan Perangkat Lunak Masih menurut Ian Heywood (2006, p19) SIG bisa berjalan (run) di seluruh spektrum sistem komputer mulai dari komputer pribadi (PC) sampai multi-user supercomputer, dan diprogram dalam berbagai macam bahasa perangkat lunak. Sistem yang tersedia yang digunakan berdedikasi dan workstation yang mahal, dengan monitor digitalisasi. Dalam semua kasus ada sejumlah elemen yang penting untuk kefektifan operasi SIG. Ini termasuk (Borough, 1986). a. kehadiran processor dengan kekuatan yang cukup untuk menjalankan perangkat lunak. Alat yang digunakan misalnya CPU. b. memori yang cukup untuk penyimpanan volume data yang besar c. memiliki kualitas yang baik, resolusi layar warna grafis yang tinggi d. perangkat data input dan output. Misalnya alat untuk input adalah scanner, digitizer dan CD-ROM. Sedangkan alat untuk output adalah VDU, plotter dan printer
2.2.2.2 Jenis dan Sumber Data Geografis Menurut Andree Ekadinata (2008, p2) data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial merepresentasikan posisi atau lokasi geografi dari suatu objek di permukaan bumi, sednagkan data atributmemberikan deskripsi atau penjelasan dari suatu objek. Data atribut dapat berupa numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya, yang diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan dan sensus, dan lain-lain. Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara, citra satelit,
27 survey lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan menggunakan global positioning (GPS) dan lain-lain. Adapun format data spasial, secara umum dapat dikategorikan dalam format digital dan format analog.
Gambar 2.9 Jenis dan Sumber Data Geografis (Sumber : Ekadinata, Andree. 2008. Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Menggunakan ILWIS Open Source. Bogor:ICRAF)
2.2.2.2.1 Data Spasial Representasi data spasial menurut Andree Ekadinata (2008, p4), untuk dapat digunakan dalam SIG, data spasial perlu dikonversi ke dalam format dijital. Dalam format dijital, terdapat dua model representasi data, yaitu model vektor dan model raster. Kedua model mampu menyimpan detail informasi tentang lokasi atributnya. Perbedaaan
28 mendasar antara kedua model tersebut terletak pada cara penyimpanan serta representasi sebuah objek geografis. Model Data Vektor. Pada model data vektor menurut Andree Ekadinata (2008, p4), posisi suatu objek didefinisikan oleh rangkaian koordinat x dan y. Selain lokasi, arti dari suatu fitur diberikan dalam bentuk kode atau identifikasi. Dengan menggunakan model vektor, objek-objek dan informasi di permukaan bumi dilambangkan sebagai titik, garis, atau piligon. Masing-masing mewakili setiap tipe objek tertentu sebagaimana dijelaskan berikut: a. Titik (point) : merepresentasikan objek tidak memiliki dimensi panjang dan/atau luas. Fitur spasial direpresentasikan dalam satu pasangan koordinat x,y; sebagai contoh stasiun curah hujan, titik ketinggian, observasi lapangan, titik-titik sampel. b. Garis (line/segment): merepresentasiakn objek yang memiliki domensi panang namun tidak memiliki dimensi area, misalnya jariangan jalan, pola aliran, garis kontur). c. Poligon: merepresentasikan fitur spasial yang memiliki area; sebagai contoh adalah unit administrasi, unit tanah, zone penggunaan jalan. Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas
kadaster.
Kelemahan
data
vektor
yang
ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
utama
adalah
29
Gambar 2.10 Representasi titik, garis, dan area ada model vector (Sumber : Ekadinata, Andree. 2008. Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Menggunakan ILWIS Open
Source. Bogor:ICRAF)
Model Data Raster. Pada model raster menurut Andree Ekadinata (2008, p4), data spasial diorganisasi dalam sel (grad cells) atau pixel. Pixel adalah unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi secara eksplisit. Masing-masing pixel mewakili luasan terentu di permukaan bumi. Pada dasarnya dalam pemodelan raster, permukaan bumi yang dimodelkan menjadi matriks dua dimensi yang terdiri dari sel-sel yang sama besar. Biasanya sel hanya megantung satu nilai tertentu.
Gambar 2.11 Representasi titik, garis, dan area ada model vector dan raster. (Sumber : Ekadinata, Andree. 2008. Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Menggunakan ILWIS Open Source.
Bogor:ICRAF)
Data raster menurut Roland A.Barkey (2009, p5) adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data
30 raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi
matematik.
Sedangkan
data
raster
biasanya
membutuhkan
ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.
2.2.2.2.2 Data Atribut Data atribut menurut Roland A.Barkey (2009, p5) memberikan gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan fitur peta atau coverage SIG. Data atribut dapat disimpan sebagai/dalam format angka (numbers) maupun karakter (characters). Pada Sistem Informasi Geografis, utamanya di ArcView dan ARC/INFO, data atribut di hubungkan (linked) dengan data spasial melalui “identifier”, atau sering disingkat ID, yang terkait di fitur. Sebagai contoh dapat disimak Tabel 1, Tabel 2 dan Gambar 2.11 sebagai berikut:
31
Gambar 2.11 Contoh Data Raster (a-d) dan Data Vektor (e-h)
Gambar 2.12 Fitur Jalan (Sumber : A.Barkey, Roland.2009. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis. Makassar )
Pada Gambar 2.12 terlihat fitur jalan dengan setiap potongannya memiliki ID yang unik. Untuk semua fitur yang terdapat di SIG, ID nya harus unik, artinya dalam 1 coverage atau layer tidak boleh ada fitur yang sama ID nya. Fitur kemudian terkait dengan tabel koordinatnya yang merupakan basis data geografisnya (Tabel 1). Sedangkan penjelasan fitur disimpan dalam tabel atribut (Tabel 2) dimana dapat terdiri dari beberapa kolom (field) seperti misalnya kelas jalan, perkerasannnya dan namanya.
32 Pada dasarnya jumlah kolom ini hanya dibatasi oleh kemampuan perangkat lunak dan memori computer. 8 Tabel atribut fitur dapat berupa “PAT” (polygon atrribute table atau point attribute (table) atau “AAT” (arc atribut table). Tabel tabel ini terbentuk dengan sendirinya bila topologi dijalankan menggunakan ARC/INFO. Tabel atribut ini dapat diolah menggunakan perangkat lunak SIG seperti ArcMAP, maupun menggunakan perangkat lunak lain yang dapat mengolah file database, seperti Excel, dBase, Foxbase, Quatro Pro, maupun Access. Untuk mengembalikannnya pada SIG yang harus dijaga adalah kolom ID nya agar tidak terlepas dari data.
Gambar 2.13 Gambar Skematis Sistem Informasi Geografis (Sumber : A.Barkey, Roland.2009. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis. Makassar )
2.2.2.2.3
Managemen Data dan Prosedur Analisis Menurut Ian Heywood (2006, p22) fungsi-fungsi yang harus mampu
dilakukan oleh sebuah sistem informasi geografi meliputi input data, penyimpanan, manajemen, tranformasi, analisis dan output. Input data adalah proses mengkonversi data dari bentuk satu ke salah satu bentuk yang dapat digunakan oleh SIG. Ini adalah
33 prosedur pengkodean data ke dalam bentuk yang bisa dibaca oleh computer dan menulis data ke database SIG. Proses ini harus mencakup prosedur verifikasi untuk memeriksa bahwa data benar dan prosedur tranformasi untuk memungkinkan data dari sumber yang berbeda untuk digunakan. SIG perlu menangani dua tipe data-data grafis dan data atribut non-spasial. Fungsi-fungsi dari managemen data yang diperlukan dalam SIG harus memfasilitasi penyimpanan, organisasi dan pengambilan data menggunakan sebuah database management system (DBMS). Suatu DBMS ialah seperangkat program komputer untuk mengatur informasi, yang akan menjadi database. Sebuah DBMS SIG yang ideal harus memberikan dukungan untuk beberapa pengguna dan database, memungkinkan
perbaharuan
dengan
efisien,
meminimalkan
perulangan
(atau
berlebihan) informasi dan memungkinkan independensi data, keamanan dan integritas (Smith et al, 1987). Intinya, managemen data ialah kemampuan SIG untuk mengubah data spasial, sebagai contoh dari satu entitas (point, line dan area) menjadi data lainnya, dan untuk melakukan analisis spasial, yang membedakan SIG dari tipe-tipe sistem informasi lainnya. Transformasi adalah proses perubahan representasi dari entitas tunggal, atau satu set seluruh data. Dalam SIG, transformasi mungkin melibatkan perubahan proyeksi dari layer peta atau mengkoreksi kesalahan sistematik akibat dari proses digitasi. Selain itu mungkin perlu untuk mengkonversi data yang dimiliki sebagai raster ke vektor atau sebaliknya.
2.3
Diagram Aliran Data Menurut Parno, Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk mengambarkan sistem sebagai suatu
34 jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut dengan Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur ker, atau model fungsi. Masih menuru Parno. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data denan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. 2.3.1 Komponen Data Flow Diagram Menurut Yourdan dan DeMarco pada materi perkuliahan yang dibuat oleh Parno (p2), simbol-simbol pada pembuatan DFD adalah sebagai berikut:
Menurut Gene dan Serson masih pada materi perkuliahan yang dibuat oleh Parno (p2), simbol-simbol pada pembuatan DFD adalah sebagai berikut:
2.3.1.1 Komponen Terminator/ Entitas Luar Menurut Parno (p2) terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan nama entitas luar (external entity).
35 Terdapat dua jenis terminator: 1. Terminator Sumber (Source) : merupakan termonator yang menjadi sumber. 2. Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang menjadi tujuan data / informasi sistem. Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi., departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya. Terminator dapat berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Komponen terminator ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia luar yang berkomunikasi denan sistem yang sedang dibuat modelnya , dan biasanya menggunakan kata benda, misalnya Bagian Penjualan, Dosen, Mahasiswa. Masih menurut Parno (p2), ada tiga hal penting yang harus diingat tetang terminator: 1. Terminator merupakan bagian/lingkungan luar sistem. Alur data yang menghubungkan terminator dengan berbagai proses sistem, menunjukkan hubungan sistem dengan dunia luar. 2. Profesional Sistem tidak berhak mengubah isi atau cara kerja organisasi atau procedur yang berkaitan dengan terminator. 3. Hubungan yang ada antara terminator yang satu dengan yang lain tidka digambarkan pada DFD. 2.3.1.2 Komponen Proses Menurut Parno (p3), komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input atau output.
36 Proses diberi nama untuk menjelaskan proses/kegiatan apa yang sedang/akan dilaksanakan. Pemberian nama proses dilakukan dengan menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang membutuhkan objek), seperti menghitung gaji, mencetak KRS, menghitung jumlah SKS. Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses sehubungan dengan input dan output.
Gambar 2.14 Kemungkinan proses input dan ouput DFD (Sumber : http://lecturer.eepis-its.edu/~hero/datahero/kuliah/RPL/DFD-1.pdf)
Menurut Parno (p4) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses: 1. Proses harus memilik input dan output. 2. Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store atau proses melalui alur data. 3. Sistem/bagian/divisi/departemen yang sedang dianalisis oleh profesional sistem digambakan dengan komponen proses.
2.3.2 Komponen Data Store Menurut Parno (p4), komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya Mahasiswa.
37 Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara terkomputerisasi, misalnya file distke file hardisk, file pita magnetik. Data store juga berkaitan dengan penyimpnan secara manual seperti buku alamat, file folder, dan agenda. Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang menghubungkan data store dengan proses mempunya pengertian sebagai berikut: 1.
Alur data dari data store
yang berarti sebagai pembacaan atau
pengaksesan satu tunggal data, lebih dati satu paket data, sebagian dari lebih dari satu paket data untuk suatu proses (lihat gambar 2.15 a). 2.
Alur data ke data store yang yang berarti sebagai pen-update-an data seperti menambah satu paket data baru atau lebih, menghapus satu paket atau lebih, atau mengubah/ memodifikasi satu paket data atau lebih (lihat Gambar 2.15 b).
Pada pengertian pertama dijelaskan bahwa data store tidak berubah, jika suatu paket data/informasi berpidndah dari data store ke suatu proses. Sebaliknya pada pengertian kedua, data store berubah sebagai hasil alur yang memasuki data store. Dengan kata lain, proses alur data bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada data store.
38
Gambar 2.15 Implementasi Data Store (Sumber: http://lecturer.eepis-its.edu/~hero/datahero/kuliah/RPL/DFD-1.pdf)
2.3.3
Komponen Data Flow/Alur Data Menurut Parno (p5), suatu data flow/alur data digambarkan dengan anak panah,
yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar suatu proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya. Selain menunjukkan arah, alur data pada model yang dibuat oleh profesional sistem dapat merepresentasikan bit, karakter, pesan, formulir, bilangan real, dan bermacam-macam informasi yang berkaitan dengan komputer. Alur data juga dapat merepresentasikan data/informasi yang tidak berkaitan dengan komputer.
2.4 2.4.1
TEORI TRAVEL Definisi Travel Agent Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM9/PW104/PHB pada
tanggal 22 Desember 1977 pada bab I pasal 1 dalam Ketentuan Umum diberikan pengertian dalam batasan sebagai berikut : a. Biro Perjalanan Umum
39 Adalah perusahaan yang melakukan kegiatan paket wisata dan agen perjalanan. b. Agen Perjalanan Adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan tiket, sarana angkutan dan lain – lain serta pemesanan sarana wisata. c. Cabang Biro Perjalanan Umum. Adalah satuan – satuan usaha dari Biro Perjalanan Umum yang berkedudukan di tempat yang sama atau di tempat lain dan yang memberikan pelayanan sehubungan dengan kegiatan – kegiatan Biro Perjalanan Umum.
2.4.2 Istilah Yang Digunakan Dalam Bisnis Travel a. Call Center Call Center adalah salah satu bagian dari travel agent yang melayani calon pelanggan melalui telepon untuk melakukan reservasi atau pun memberikan informasi yang berkaitan dengan produk perusahaan. b. Tracking Crew Proses monitoring kinerja para operator call center dalam menjalankan tugasnya dengan cara mengevaluasi laporan jumlah panggilan masuk yang dilayani oleh setiap operator selama shift kerja mereka. c. Outlet Cabang dari travel agent yang melayani keberangkatan dari masing – masing rute.
40 2.5 Konsep Scalable Vector Graphics ( SVG ) Scalable vector graphics yang disingkat dengan SVG, menurut Riyanto (2009, p320) adalah bahasa yang mendeskripsikan grafik dua dimensi dalam format XML. SVG memberikan 3 tipe objek grafik, yaitu: grafik vektor (contoh path yang berisi garis lurus dan kurva), gambar dan text. Objek dan grafik bisa dikelompokkan (group), diberikan style, ditransformasikan dan digabungkan ke dalam objek yang di-render sebelumnya. Set fitur beridi transformasi tersarang, path terpotong, alpha mask, efek filter, dan objek template. Gambar SVG dapat memiliki fitur interaktif sehingga bisa memberikan tanggapan atas kejadian yang diinisiasi oleh pengguna secara dinamis. Animasi-animasi bisa didefinisikan dan dipicu secara deklaratif ataupun memakai strip tambahan. Aplikasi SVG yang sangat rumit bisa dibuat dengan mamakai sebuah bahasa skrip tambahan dengan mengakses DOM (Document Object Model) dari SVG, yang menyediakan akses lengkap ke seluruh elemen, atribut, dan property. Sekumpulan control event seperti onmouseover dan onclick dapat diberikan pada setiap objek grafik SVG. Karena compatible dengan standar web, fitur seperti penambahan skrip dapat dilakukan pada xHTML dan elemen SVG secara simultan di dalam halaman web yang sama.
2.5.1 Scalable Scalable, menurut Riyanto (2009, p320) berarti dapat diperbesar dan diperkecil secara beragam. Dalam istilah grafik, scalable artinya tidak terbatas pada sebuah piksel tertentu. Pada web, scalable berarti bahwa sebuah teknologi tertentu dapat berkembang
41 sampai menjadi sebuah file besar, digunakan sejumlah besar pengguna sampai beranekaragam aplikasi. Grafik SVG sangat scalable untuk resolusi layar yang berbeda, sebagai contoh, keluaran printer menggunakan resolusi penuh dapat ditampilkan pada ukuran yang sama pada layar dengan resolusi yang berbeda. Garfis SVG juga dapat diletakkan dengan ukuran yang berbeda pada halaman web yang sama, dan dapat dipakai kembali pada ukuran yang berbeda pada halaman yang lain. Grafik SVG dapat diperbesar (zoom in) untuk melihat detail yang paling bagus, atau untuk membantu pengguna yang memiliki penglihatan “rendah” tanpa harus berkurang kualitasnya. Grafik SVG dapat diskala karena isi SVG yang sama dapat berupa sebuah grafik stand alone referensi, atau dimasukkan dalam grafik SVG yang lainnya.
2.5.2 Vector Grafik vektor menurut Riyanto (2009, p321) berisi objek geometris seperti garisgaris dan kurva. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi disbanding dengan format gambar raster yang harus menyimpan informasi untuk tiap piksel dari grafik. Sederhananya, format vektor dapat juga mengintegrasikan gambar raster dan dapat mengkombinasikannya
dengan
informasi
vektor
seperti
clipping
path
untuk
menghasilkan sebuah ilustrasi yang kompolit. Semenjak seluruh perangkat penampil berorientasi pada raster, perbedaan antara grafik yang murni raster dan grafik murni vector hanya berada pada dimana grafik yang bersangkutan dibuat raster, apakah di sisi klien baru menjadi raster atau sudah menjadi raster sejak dari server. SVG memberikan kendali di atas proses rasterisasi. SVG juga menyediakan efek-efek penyaringan raster, sehingga berpindah ke format vector bukan
42 berarti kehilangan efek yang telah popular, seperti efek bayangan lembut dan lain-lain. Gambar grafik vektor dapat dengan mudah dibuat skalanya. Artinya SVG dapat ditampilkan pada berbagai perangkat dengan berbagai ukuran dan resolusi tanpa harus mengubah presisi suatu gambar. Ini kontras dengan file gambar raster, yang sulit dimodifikasi tanpa kehilangan informasi. Jika gambar raster diperbesar pada skala yang tinggi, maka isi gambar menjadi “pecah” dan tidak jelas.
2.5.3 Graphic Menurut Riyanto (2009, p321) kebanyakan tata bahasa XML yang ada mewakili informasi tekstual, atau mewakili data mentah misalnya seperti informasi financial. Biasanya menyediakan kemampuan grafis yang belum sempurna, seringkali kurang mampu memberikan elemen
dari HTML. SVG memenuhi sebuah jurang pemisah dalam pasar dengan menyediakan sebuah deskripsi grafik vektor yang lengkapdan terstruktur dengan menyediakan sebuah deskripsi grafik vektor yang lengkap dan terstruktur serta grafik vektor atau raster yang terolah; yang bisa dipakai secara stand alone, atau sebagai namespace dari XML dengan tata bahasa lain. Bagian penting lain SVG, seperti Objek SVG (Objek grafis, symbol, font, dan animasi), Struktur Dokumen SVG (elemen ‘rect’, ‘circle’, ‘ellipse’, ‘line’, dan ‘polyline’), dan Interaktifitas SVG
2.5.4 XML Menurut Riyanto (2009, p321)Sebuah rekomendasi dari W3C untuk pertukaran informasi yang terstruktur, telah menjadi sangat terkenal dan diimplementasikan dsecara luas dan reliable. Tertulis dalam XML, SVG terbangun pada dasar yang kuat dan
43 mendapat beberapa keuntungan seperti pada kemampuan struktur yang kuat dan mantap, model objek, dan lainnya. Dengan bentuk pada spesifikasi yang sudah ada, dan spesifikasinya diimplementasikan secara jelas, tata bahasa berbasis XML sekarang terbuka untuk implementasi tanpa usaha rekayasa yang putar balik.
2.5.5 MapViewSVG MapViewSVG, menurut Riyanto (2009, p319) merupakan ekstensi (extension) ArcView. Dengan MapViewSVG, memungkinkan untuk mengkonversi theme menjadi format SVG, untuk selanjutnya dipublikasikan ke web. Tool ini dikembangkan oleh UIS Media, Jerman. Berikut adalah daftar fungsi aau fitur MapViewSVG yang dapat digunakan untuk dimanfaatkan. 1. Mengaktifkan/menonaktifkan tema (theme) dalam MapView 2. Membuat report berupa informasi objek dan atribut table dari ArcView 3. Pencarian fitur dengan membangun sebuah ekspresi query. 4. Skala peta berdasarkan view dari tema yang dikonversi. 5. Menampilkan MapView dalam skala tertentu. 6. Hot-Links
untuk E-mail dan alamat URL lainnya (link internal dan
eksternal). 7. Menampilkan tooltiptext untuk tema sesuai kebutuhan. 8. Fitur skala dan overview map. 9. Membaca dan menampilkan peta.
44 2.6 TEORI IMK Menurut Wilbert (2007, p137), pengelompokan unit informasi dan elemen layar pada sebuah aplikasi harus diprioritaskan berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi user. Orang – orang memiliki ekspektasi dalam menyelesaikan tugas – tugas tertentu dan menemukan type informasi yang berbeda. Pengaturan yang benar akan memberikan waktu belajar yang lebih cepat. Pada desain web juga lebih mudah untuk membuat sistem navigasi yang jelas jika informasi terorganisir dengan baik. Pengorganisasian isi website yang baik juga memudahkan user untuk menemukan apa yang mereka butuhkan dan memprediksi kemana link navigasi akan mengarahkan mereka. Menurut Wilbert (2007, p137), salah satu cara pengorganisasian isi web adalah dengan mengelompokan berdasarkan fungsi dan kategori. Item informasi dikelompokan berdasarkan tujuan nya atau kesamaan parameter tertentu. Contohnya, Semua item yang berhubungan dengan cakupan asuransi ditempatkan di satu lokasi yang sama. Headings juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok tertentu. Subkategori dengan subheading juga dapat digunakan.
2.6.1 Komposisi visual Menurut Wilbert (2007, p145) Predictability memberikan kesan conventional pada organisasi konten. Dengan melihat satu layar maka rancangan layar lainnya dapat diprediksi. Dengan melihat sebagian layar maka bagian lain dari layar dapat diprediksi. Pada rancangan layar, predictability juga ditingkatkan dengan konsistensi.
45
Gambar 2.16 Komposisi Visual (Sumber : The Essential Guide To User Interface Design, halaman 145) 2.6.2 Caption and Labels Menurut Wilbert (2007, p194), kunci dari arsitektur website yang baik adalah pelabelan yang baik. Ada beberapa langkah untung membuat sistem label yang baik : •
Mengidentifikasi controls dengan caption atau label.
•
Tulis caption dengan bahasa yang dimengerti oleh user.
•
Gunakan mixed-case font.
•
Gunakan huruf kapital pada setiap kata yang penting.
•
Akhiri setiap caption dengan tanda titik dua (:).
•
Pilih caption yang mudah dibedakan dari caption lain.
•
Konsistensi. Gunakan pemilihan kata caption yang sama untuk field – field data yang identik pada semua screen
46
Gambar 2.17 Caption and Label (Sumber : The Essential Guide To User Interface Design, halaman 145) Contoh rancangan layar form dengan alignment sehingga meningkatkan readibility. Caption berada di sebelah kiri, memberikan kesan data field yang lebih distinctie.
2.7 Teori Reservasi Menurut Ismail (2011, p9), pemesanan dalam bahasa Inggris adalah Reservation yang berasal dari kata to reserve yaitu menyediakan atau mempersiapkan tempat sebelumnya. Sedangkan reservation yaitu pemesanan suatu tempat fasilitas. Jadi secara umum reservation yaitu pemesanan fasilitas yang diantaranya akomodasi, meal, seat pada pertunjukan, pesawat terbang, kereta api, bus, hiburan, night club, discoutegue dan sebagainya ( Suartana, 1987). Sehingga sistem informasi reservasi merupakan suatu sistem yang mengelola data pemesanan fasilitas dan menyajikan informasi fasilitas pada waktu tertentu. Sistem informasi reservasi sewa kamar Hotel Karlita adalah sistem
47 informasi yang akan membantu proses pengolahan data pemesanan kamar hotel sesuai dengan tanggal check-in check-out pelanggan.
2.8 Model View Controller System Menurut Curteanu (2010) Model-View-Controller adalah model arsitektur yang saat ini digunakan pada bidang rekayasa perangkat lunak dimana user interface dipisahkan dari input dan presentation. Proses development, testing, dan maintenance berada pada environment yang berbeda.
Gambar 2.18 Proses Model View Kontroler 2.8.1 Model Model adalah komponen kode yang berhubungan dengan proses logika dari aplikasi. Fungsi dari model berhubungan dengan manipulasi data, user authentication, integrasi dengan class lain yang dapat memproses informasi dari database lain. Model adalah kumpulan dari functions yang digunakan pada controller untuk membuat kode tetap bersuh dan dapat digunakan kembali. Berikut ini adalah contoh model yang digunakan untuk membuat blogging system.
48
Gambar 2.19 Blogging System 2.8.2
View View berfungsi untuk menampilkan data dan mengatur tampilan yang end-user
lihat sebagai informasi yang diproses oleh controller. Ketika sebuah function pada model dijalankan, data yang dihasilkan akan dikirimkan ke view dan kemudian dikirimkan oleh view ke browser. Secara general, view merupakan aplikasi mini yang me-render informsi tertentu berdasarkan berbagai macam template. Sebuah view juga bisa memanggil view lain. Contohnya, kita menggunakan sebuah view untuk memanggil footer dan view lain untuk memanggil bagian header dan
49 menu. Kemudian view – view tersebut dipanggil oleh view utama. Berikut ini contoh view yang memanggil data individi dan juga menggunakan struktur data yang advance.
2.8.3 Controller Controller merupakan otak dari aplikasi yang menghubungkan model dan view. Controller memanggil berbagai macam function yang didefinisikan secara spesifik pada bagian dari aplikasi dimana user berada. Controller akan menggunakan model untuk memproses (mengekstrak dan mengupdate) data, lalu informasi yang didapatkan akan dikirimkan ke view yang kemudian akan ditampilkan berdasarkan template. Controller menerima input melalui GET atau POST dan memproses data tersebut berdasarkan model yang berisi aturan dan prosedur spesifik untuk meng-handle dan memproses data.
Gambar 2.20 Controller