Bab 2 Landasan Teori Bab ini menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan digunakan yaitu semantik, semiotik, konsep kanji, teori pembentukan kanji (rikusho), bushu kemonohen dan konsep karma kemono. Teori-teori ini akan digunakan untuk membantu analisis data yang ada dalam bab ketiga. 2.1
Teori Semantik
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ yang berarti “tanda” atau “lambang”, yang dimaksud dengan tanda di sini adalah tanda linguistik. Oleh karena itu semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa (Chaer, 2009 : 2). Semantik sebagai pelafalan dari istilah “la semantique” adalah salah satu ilmu dan analisis tentang makna linguistik (Parera, 2004 : 42). Menurut Harley (1995 : 204),semantik adalah ilmu tentang makna, dan terkait erat dengan ilmu tentang konsep dan kategorisasi. Terdapat perbedaan antara aspek makna kata yang sebenarnya dan aspek perluasan makna dari kata. Pertama, arti sebuah kata dapat ditemukan dengan cara di mana kata tersebut telah melekat sampai mewakili jaringan makna dari segala sesuatu yang kita ketahui. Kedua, arti sebuah kata terurai menjadi serangkaian makna semantik. Makna kata dalam linguistik terbagi dua, yang pertama adalah kata yang tidak mengandung makna tambahan atau perasaan tambahan disebut makna kata denotatif, denotasi atau makna kata yang sebenarnya, sedangkan yang kedua adalah makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu di
9
samping makna dasar yang umum disebut makna konotatif, konotasi atau makna kiasan (Keraf, 2007 : 27 - 28). 2.1.1 Pengertian Makna Denotatif Imbuhan -de dalam kata denotatif memiliki arti tetap dan wajar sebagai mana adanya. Jadi denotatif adalah makna yang wajar, yang asli, yang muncul pertama, yang diketahui pada mulanya, makna sebagai adanya, dan makna sesuai kenyataannya (Parera, 2004 : 97 - 98). Menurut Harley (1995 : 178), makna denotatif dari sebuah kata merupakan intinya, makna yang paling mendasar, semua orang mengerti dan setuju dengan makna kata secara denotatif. Contohnya, makna denotatif dari kata “anjing” merupakan makna inti dari kata anjing sebagai hewan. Menurut Keraf (2007 : 28), makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah seperti: makna denotasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referansial, atau makna proposisional. Disebut makna denotasional, referansial, konseptual,atau ideasional, karena makna itu menunjuk (denote) kepada suatu referan, konsep atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respons (dari pihak pendengar) menyangkut hal - hal yang dapat dicerap pancaindria (kesadaran) dan rasio manusia. Makna ini juga disebut makna proposisional karena ia bertalian dengan informasi - informasi atau pernyataan pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang diacu dengan bermacam - macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.
10
2.1.2 Pengertian Makna Konotatif Imbuhan -ko dalam kata konotatif memiliki arti bersama yang lain, ada tambahan yang lain terhadap notasi yang bersangkutan. Jadi konotatif adalah makna dari kata yang asli atau makna denotatif yang telah memperoleh tambahan perasaan tertentu, emosi tertentu, nilai tertentu, dan rangsangan tertentu yang bervariasi dan juga tak terduga (Parera, 2004 : 97 - 98). Menurut Harley (1995 : 178),makna konotatif dari sebuah kata merupakan makna implikasi sekunder, atau makna emotif atau makna evaluatif asosiasi, setiap orang memiliki pendapat yang berbeda - beda akan makna konotatif. Contohnya, makna konotatif dari kata ”anjing”, kemungkinan memiliki arti “menyenangkan”, “menakutkan”, atau “berbau (busuk)”. Menurut Keraf (2007 : 29), konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makan konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan respons mengandung nilai - nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju –– tidak setuju, senang –– tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.
2.2
Teori Analisis Medan Makna
Harimurti dalam Chaer (2009 : 110), menyatakan bahwa medan makna (semantic field, semantic domain) adalah bagian dari sistim semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta
11
tertentu dan direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Pada awalnya konsep asosiasi makna dipelopori oleh Ferdinand de Saussure, disimpulkan adanya hubungan di antara seperangkat kata, misalnya dengan kata “baik, kebaikan, memperbaiki, pembaikan, perbaikan atau satu, satuan, penyatu, persatuan, penyatuan, bersatu, pemersatu”, kata - kata tersebut mempunyai asosiasi antar sesama (Parera, 2004 : 137). Bally seorang murid Saussure dalam Parera (2004 : 138), menyatakan bahwa medan makna adalah satu jaringan asosiasi yang rumit berdasarkan pada similaritas atau kesamaan, kontak atau hubungan dan hubungan - hubungan asosiatif dengan penyebutan satu kata. Bally, seorang murid de Saussure, memasukan konsep medan asosiatif dan menganalisisnya secara mendetail dan terperinci. Gambar 2.1 Medan Makna menurut Bally
Sumber:Parera (2004 : 138)
12
Bally melihat medan asosiatif sebagai satu lingkaran yang mengelilingi satu tanda dan muncul ke dalam lingkungan leksikalnya. Misalnya kata “ox”, ox menyebabkan orang berpikir tentang kata seperti cow, lalu orang akan berpikir tentang plow, strength, dan sebagainya. Dengan kata “kerbau”, mungkin seseorang akan berpikir tentang kekuatan atau kebodohan. 2.3
Teori Semiotik
Kata semiotik berasal dari bahasa Yunani, semeion, yang berarti “tanda”, yang secara umum didefinisikan sebagai teori falsafah umum yang berkenaan dengan produksi tanda - tanda dan simbol - simbol sebagai bagian dari sistim kode yang secara sistematis digunakan untuk mengkomunikasikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia (Christomy, 2004 : 228). C.S.Morris dalam Christomy (2004 : 89), menjelaskan tiga dimensi dalam analisis semiotik, yaitu : 1
Sintaksis semiotik, berkaitan dengan analisis yang bersifat deskriptif mengenai tanda secara individual dan kombinasinya.
2
Semantik semiotik, berkaitan dengan analisis mengenai relasi antara tanda dan maknanya.
3
Pragmatik semiotik, berkaitan dengan analisis mengenai relasi antara tanda dan penggunanya.
Menurut Peirce dalam Hoed (2008 : 18 - 19), tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Menurut Peirce, jagat raya ini terdiri atas tanda - tanda (signs). Dalam teori semiotik, dikenal proses semiotik, yakni proses pemaknaan dan penafsiran berdasarkan pengalaman budaya seseorang.
13
Menurut Peirce dalam Christomy (2004 : 117), tanda melibatkan proses kognitif di dalam kepala seseorang dan proses itu dapat terjadi jika ada representamen, acuan dan interpretan. Dengan kata lain, sebuah tanda senantiasa memiliki tiga dimensi yang saling terkait, antara lain : 1
Representamen (R) atau sesuatu yang dapat dipersepsi (preceptiable), yaitu “wajah luar” tanda yang berkaitan dengan manusia secara langsung (sering disamakan dengan pengertian “tanda”).
2
Objek (O) atau sesuatu yang mengacu kepada hal lain (referential), yaitu konsep yang dikenal oleh pemakai tanda berkaitan dengan representamen tersebut.
3
Interpretan (I) atau sesuatu yang dapat diinterpretasikan (interpretable), yaitu penafsiran lanjut oleh pemakai tanda, setelah representamen dikaitkan dengan objek. Gambar 2.2 Diagram Tiga Dimensi Tanda
Sumber:Christomy (2004 : 117)
14
Menurut Peirce dalam Christomy (2004 : 121 - 122), tanda (representamen) mengacu kepada objeknya (denotatum) melalui tiga cara utama, yaitu : 1
Ikon adalah tanda hubungan antara representamen dan objeknya bersifat persamaan bentuk alamiah (keserupaan).
2
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara representamen dan objeknya melalui cara penunjukkannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab - akibat.
3
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan antara representamen dan objeknya bersifat arbitrer dan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.
Dari penjelasan tersebut, ada tiga contoh yang dapat dikemukakan, yaitu : 1
Asap yang kita lihat mengepul di kejauhan (R), dipersepsikan dan dirujuk pada suatu peristiwa kebakaran (O). Memperlihatkan (R) yang berkaitan langsung dengan (O), yang disebut dengan indeks.
2
Foto yang kita lihat (R), dirujuk pada sosok orang yang sesuai dengan foto tersebut (O). Memperlihatkan (R) yang mewakili (O), yang disebut dengan ikon.
3
Lampu merah pada rambu lalu lintas (R), kira rujuk pada makna atau konsep “berhenti” (O). Memperlihatkan (R) yang perujukannya pada (O) bersifat konvensional (disepakati oleh masyarakat), yang disebut simbol.(Christomy, 2004 : 55 - 56)
15
Dari proses representamen dan objek, masih berlanjut pada proses penafsiran yang disebut interpretan (I), misalnya dari contoh yang pertama, “(ada kebakaran) di daerah senen“ Æ ”mungkin proyek senen“ Æ ”banyak pedagang kelas menengah dan
kecil
yang
rugi“
Æ
”perekonomian
terganggu”,
dan
seterusnya
(Christomy,2004:56). 2.4
KonsepKanji
Pengertian akan kanji dikemukakan oleh Takebe (1993 : 4), suatu kanji dapat mengekspresikan suatu arti. Dengan mengerti cara bacanya, akan memudahkan mengerti arti dari kanji tersebut. Dalam pembentukannya, huruf kanji yang berasal dari China tersebut memiliki filosofi. Hal ini diungkapkan oleh Shimura (1999 : 21) menurutnya, また漢字の“哲学”の一語は,十九世紀の日本の哲学者西周が漢字の “哲”(智慧)とこの古代ギリシャの“Philosophiaの智 慧の象徴である学問学説の“学”を組み合わせて作られた比較的新し い言葉です。この“哲学”の一語は漢字でありながら日本生まれの生 粋の日本語です。しかもこの“哲学”の一語は漢字の故郷である中国 に逆輸出されて,中国でも日本語の意味と全く同じ意味で使用されて います(勿論,発音は日本語とは異なります)。 Terjemahan:
Filosofi kanji Jepang yang muncul pada abad ke-19, merupakan suatu huruf baru yang secara ilmiah dapat ditelaah dengan logika dan dapat dibandingkan dengan filosofi huruf Yunani kuno.Seiring dengan berkembangnya hurufkanji, maka yang berkaitan dengan bahasa Jepang pun muncul. Walaupun huruf kanji tersebut dipinjam dari China, namun penggunaannya baik di China maupun di Jepang mempunyai arti yang sama (tentu saja pengucapan dalam bahasa Jepangnya berbeda).
16
Dalam mempelajari m k kanji terdapaat tiga unsurr penting, yaang dikenal dengan d istilaah K Kei「形」、 On「音」、I「意」, yaitu bentuk k, cara baca,, dan arti. Seehingga dalaam m mempelajari i kanji, berkkaitan erat deengan bentuuk (cara mennulis), cara baca, b dan jugga a dari kanjji tersebut(T arti Takebe, 19899 : 8).
2 2.4.1 Filosoffi Pembentu ukan Kanji (Rikusho) Rikusho 「 六 書」 merupakan m 6 macam klaasifikasi pem mbentukkann kanji dalaam b bahasa Jepanng. Menurutt Henshall (11998 : xvi)rikusho diklassifikasikan menjadi m : 1. Pictograaph atau Shooukei Moji「象形文字」。Pada ddasarnya meenggambarkaan bentuk dari d suatu beenda dan biaasanya cukupp sederhana. Contohnyaa: kanji pohoon 「木」ddari bentuk
2. 2
, atau kanjji mata「目」dari bentuuk
.
Tanda atau a Shiji Moji M 「 指 事 文 字 」 。 Pada dasarnnya sebuah simbol yanng menyataakan konsep yang abstrrak dan umuumnya cukuup sederhanaa. contohnyya: kanji ataas「上」darii konsep
3. 3
, atau kanji berputar「回 回」 dari koonsep
.
Ideograpph atau Kai’I Moji「会 会意文字」。Pada dasarrnya kombin nasi bermaknna antara du ua atau lebihh pictographhs ataupun taanda, dan um mumnya cukkup sederhanna. contohny ya: kanji punnggung bukiit「峠」、m merupakan gabungan g darri kanji atas「 上」、kkanji bawah「下」、dann kanji gunuung「山」.
4. 4
Phoneticc - Ideogra aph atau K Keisei Moji 「 形 声 文 字 」 。 Paada dasarnyya merupakkan kombinaasi antara elemen e maknna (semantiik) dengan elemen vokkal (fonetik)), umumnyaa menunjukkkan sifat um mum dari suuatu benda yang y diwakiili tersebut dan umum mnya bentukk tulisannyaa memberikaan informassi yang lebih spesifik dengan men nambahkan vokal atau bunyi suaraa untuk mennyatakan caara
pengucapan (lafal) dari kata deskriptif. Contohnya: kanji menuang 「 注 」 memiliki element semantik kanji air「氵」dan element fonetik kanji utama「主 」.
5.
Karakter yang meminjam arti dan cara pengucapan atau Tenchu moji「転注 文字」。Pada dasarnya ini merupakan kanji yang arti atau cara pengucapannya (lafal) berubah, sebagai akibat dari peminjaman. Contohnya: kanji katana「刀」 memiliki makna yang diasosiasikan dengan kanji memotong「切」dan kanji menyenangkan 「 楽 し い 」 memiliki makna yang diasosiasikan dengan kanji musik「音楽」.
6.
Secara fonetik meminjam karakter atau Kasha Moji 「 仮 借 文 字 」 。 Pada dasarnya karakter yang dipinjam berdasarkan fonetik atau secara bunyi cara baca kanji yang terdengar seperti alfabetnya. Contohnya: kata Amerika menjadi kanji 「亜米利加」、yang dibaca secara satu per satu berdasarkan bunyi kanjinya menjadi A-me-ri-ka, dan kata budda menjadi kanji 「 仏 陀 」 、 yang dibaca secara satu per satu berdasarkan bunyi kanjinya menjadi bud-da.
2.4.2 Bushu Kanji Menurut Henshall (1998 : xx) hampir semua kasus ada 1 elemen kunci yang dikenal dengan bushu, yang menunjukkan sifat umum dari karakter. Bushu ini digabungkan dengan satu atau lebih elemen lainnya dapat memberikan informasi yang lebih spesefik. Ada tujuh posisi dasar dimana bushu dapat digunakan, sebagaimana tercantum di bawah ini :
18
1.
Hen「へん」atauBen「べん」、merupakan bushu yang terletak di sebelah kiri. Contohnya :bushuorang 「 イ 」 digabungkandengankanjiberdiri 「 立 」 menjadi kanji tingkat atau pangkat「位」、yang memberikan makna orang yang berdiri dalam suatu barisan. Bushu orang yang berada di sebelah kiri disebut ninben.
2.
Tsukuri「つくり」atau Zukuri「づくり」、merupakan bushuyang terletak di sebelah kanan. Contohnya : bushu memaksa「攵」dalam kanjipemerintahan「 政」 merupakan penggabungan dengankanjibenar「正」、yang memberikan arti menegakkan kebenaran atau membuat sesuatu menjadi benar. Bushu memaksa atau kekuatan yang berada di sebelah kanan disebut bokuzukuri.
3.
Kanmuri「かんむり」、merupakanbushu yang terletak di bagian atas atau mahkota. Contohnya :bushulubang atau rongga「穴」dalam kanji langit atau angkasa「空」merupakan penggabungan dengan kanji「エ」、yang secara fonetikmemberikan arti sesuatu yang terbuka. bushu lubang atau rongga tersebut disebut kanmuri.
4.
Ashi「あし」atau shita「した」、merupakanbushu yang terletak di bagian bawah atau kaki. Contohnya : bushu hati atau perasaan 「 心 」 dalam kanji menahan atau memikul「忍」merupakan penggabungan dengan kanji ujung dari suatu pedang「刃」、yang memberikan makna secara fonetik menanggung atau menahan, yang secara konotasi sesuatu yang menyakitkan dan tidak menyenangkan. Bushu hati yangterletak di bawah disebut shitagokoro.
19
5 5.
Kamae「かまえ」atau gamae「がまえ」、bushu yaang terletak di d bagian luuar atau bin ngkai. Conttohya : bushhupintu atauu gerbang 「 門 」yang digabungkaan dengan kanjihari「日」menjaddi kanji perioode atau janggka waktu「間」。Bushhu pintu terrsebut disebuut kadogamaae.
6 6.
Tare 「 た れ 」 atau
daare 「 だ れ 」 、 merupakannbushu
yanng
menggaantung.Contoohnya : busshu bangunaan 「 广 」 dalam d kanji toko 「 店 」 merupakkan penggaabungan denngan kanji 「 占 」 , yyang membeerikan maknna secara fonetik f menaampilkan sessuatu. Bushuu bangunan ini disebut madare. m 7 7.
Nyoo 「 に ょ お 」 、 merupaakan bushu yang berbbentuk sepeerti huruf“L L”. Contohn nya : bushu perpindahann「辶」dalaam kanji kem majuan「進 進」merupakaan penggabbungan denngankanji 「 隹 」 、 yaang memberrikanarti beerpindah ataau bergerakk maju sep perti burungg. Bushu peerpindahan iini disebut shinyoo ataau shinyuu u,
2 2.1 Bushu Kemonoohen 2.4. Salah sattu jenis bushhu yaitu kem monohen. Pada bab ini penulis akaan membahaas m mengenai bu ushu kemono ohen. Menurrut Itou (20007:35) bushuu kemonohenn yaitu, 犬は、獣 獣の代表でも もあった。だ だから、犬 犬の字が、左 左に偏って「犭」となり、 獣一般を をあらわすよ ようになるこ ことで、それが証明さ されるだろう う。「犭」は は 変形して てしまって、何のことか かわからなくなり、お おおざっぱに に、「けもの の 」をあら らわす印なん んだろうと考 考えられているかもし しれないが、古代文字を を 見ればわ わかるとあり、「 」 から変形し したもので ある。「犭 犭」は「犬 : 」の変 変形なのであ ある。
Terjemah han : Anjing merupakan m peeralihan darii bintang. Kaarena itu, huuruf anjing yaangdiletakkaan di sebelaah kiri「犭」 biasanya untuk menuunjukkan hew wan. Perubbahan 「犭」 」 tidak beru ubah menjad di apapun, m meskipun mu ungkin menggira menunjukkan simbol 「hewan」dilihat daari karakter kuno meruppakan perubahan dari「 「 」.「犭」 」 : 」. merupakaan perubahann dari「犬: G Gambar 2.3 A Asal-mula Bushu B Kemonnohen
「犬 犬」 「
「 「犭」 」
Sum mber : Itou (2 2007:35)
Melihat gambar g dann pernyataann di atas, kemonohen k
merupakann bushu yanng
t terletak di sebelah kiri yang y merupaakan perubaahan dari hurruf 「犬」 yang berarrti a anjing.
2.5 KonsepKemono Kanji kemono 「獣」
terbentuk dari 3 kanji dasar, yaitu kanji tan 「單」,
kanjikuchi 「口」,kanji inu 「犬」.Gabungan dari tiga kanji tersebut masingmasing memilliki arti yang saling melengkapi, sehingga membentuk makna baru yang disebut kanjikemono 「獣」.
Menurut Itou (2007:36), 正しい形は「獣」。 が、もとは「獣」が、獣をつかまえる diterjemahkan, bentuk yang baku
は、狩の意味。今「狩」を使う
“かり”の意味に使われた。Yang
adalah 「 獣 」 .
mempunyai arti berburu.
Sekarang meskipun digunakan juga huruf「狩」 , namun sebenarnya kanji 「獣」 ini juga digunakan untuk menunjukan kata menangkap hewan lain atau berburu. Berdasarkan pendapat di atas selain mempunyai arti hewan, kemono juga mempunyai arti berburu atau menangkap binatang- binatang kecil.
22