BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Pendapatan Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (Intermediate Accounting, 2011: 955) Pendapatan adalah “gross inflow of economic benefits during the period arising in the ordinary activities of an entity when those inflows result in increases in equity, other than increases relating to contributions from equity participants” Definisi tersebut dapat diartikan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Definisi Pendapatan menurut IAI (2010) adalah “ kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”. Sedangkan menurut Skousen dan stice (2010:161) “revenues are inflows or other enchancements of assets of an entity (or settlements of its liabilities for a combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations”. Maksud dari pengertian tersebut adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas central yang sedang berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan peningkatan assets atau pengurangan liabilities karena aktivitas bisnis perusahaan yang menyebabkan terjadinya perubahan ekuitas.
9
2.2
Pengakuan Pendapatan Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (2011:955) “The revenue recognition principle indicates that revenue is recognition principle indicates that revenue is recognized when it is probable that the economic benefits will flow in the company and the benefits can be measured reliably” Yang artinya, prinsip pengakuan pendapatan mengindikasikan bahwa pendapatan diakui ketika ada kemungkinan memberikan keuntungan ekonomi kepada perusahaan dan keuntungan tersebut dapat diukur dengan andal. Tabel dibawah ini adalah tabel 2.1 yang menggambarkan pengakuan pendapatan yang diklasifikasikan berdasarkan sifat transaksi. Tabel 2.1 Revenue Recognition Classified by Nature of Transaction Type of Transaction
Sale of Product from inventory
Rendering a services
Permitting use of an asset
Sale of asset other than inventory
Description of revenue
Revenue from sales
Revenue from fees or services
Revenue from interest, rents and royalties
Gain or loss on disposition
Timing of revenue recognition
Date of sales (date of delivery)
Services performed and billable
As time passes or assets are used
Date of sale or trade - in
Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield (2011: 955)
Empat transaksi pengakuan pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip berikut ini: 1) Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk pada tanggal penjualan. Tanggal ini biasanya diartikan sebagai tanggal pengiriman ke pelanggan. 2) Perusahaan mengakui pendapatan dari jasa yang diberikan, pada saat jasa telah dilakukan dan ditagih.
10
3) Perusahaan mengakui pendapatan dari perijinan orang lain untuk menggunakan aset perusahaan, seperi bunga, sewa, dan royalty, seiring berjalannya waktu atau sebagai aset yang digunakan. 4) Perusahaan mengakui pendapatan dari membuang aset selain produk pada tanggal penjualan. Keuntungan (bila dibedakan dengan pendapatan) biasanya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang tidak melibatkan “proses menghasilkan laba”. Untuk pengakuan keuntungan, status dihasilkan biasanya kurang signifikan dibanding status direalisasi atau dapat direalisasi. Keuntungan biasanya diakui pada saat penjualan aktiva, disposisi kewajiban, atau ketika harga aktiva tertentu berubah. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011:956) menjelaskan tentang pengakuan pendapatan pada transaksi penjualan produk: 1) Revenue recognition at point of sale 2) Revenue recognition for long – term contracts (construction) 3) Revenue recognition for services 4) Revenue recognition for multiple – deliverable arrangements. Pengakuan pendapatan menurut Skousen dan Stice (2010) adalah sebagai berikut: “Recognition refers to the time when transaction are recorded on the books. Revenues and gain are generally recognized when: (1) They are realized or realizable; (2) They have been earned through substantial completion of the activities involved in the earning process” Hal ini dapat diartikan bahwa pengakuan mengacu kepada waktu ketika transaksi dicatat. Pendapatan dan keuntungan biasanya diakui ketika transaksi telah direalisasi atau dapat direalisasi dan ketika transaksi telah diperoleh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan adalah suatu
11
pencatatan kejadian transaksi yang telah direalisasikan, dapat direalisasikan, atau telah diproleh. 2.2.1 Biaya Menurut Witjaksono (2006) terdapat beberapa pendapat mengenai definisi biaya (cost), antara lain: 1) Biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2) Sebagian akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat di masa kini atau masa yang akan datang. 3) Biaya adalah cash atau setara nilai cash yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat saat ini atau masa depan bagi organisasi. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista mendifinisikan “Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain”. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan Fitrisari, D. (2006:40) “Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya (cost) adalah pengorbanan sumber daya ekonomi (resources).
12
2.3
Prinsip Penandingan (Matching principle) Prinsip penandingan (matching principle) menganggap bahwa beban diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan yang terkait. Prinsip penandingan menyatakan bahwa beban–beban harus diakui dalam periode yang sama sebagai satu kesatuan dengan pendapatan. Menurut Belkaoui (2004) hubungan antara pendapatan dan beban dalam matching principle tergantung kepada salah satu dari 4 (empat) kriteria berikut ini: 1) Penandingan langsung dari beban yang terpakai (expired cost) dengan suatu pendapatan (misalnya, COGS dikaitkan dengan penjualan terkait), 2) Penandingan langsung dari beban yang telah terpakai pada periode tersebut (misalnya, gaji karyawan untuk periode tersebut), 3) Alokasi beban sepanjang periode yang memperoleh manfaat (misalnya adalah depresiasi), 4) Menjadikan beban semua biaya lain dalam periode terjadinya, kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa biaya tersebut masih memiliki manfaat di masa mendatang. Berdasarkan empat kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa yang dapat ditandingkan dengan pendapatan periode berjalan adalah beban yang telah terpakai (expired cost) dan menciptakan hasil dan manfaat untuk mendapatkan pendapatan. Sedangkan untuk beban yang belum terpakai akan dicatat sebagai beban periode berjalan. Beban yang belun terpakai tersebut baru akan dibebankan ke pendapatan pada periode di masa yang akan datang pada saat terciptanya suatu manfaat.
13
2.4
Perbedaan PSAK No. 34 (1994) dan PSAK No. 34 (Revisi 2010) Tabel 2.2 akan menjelaskan perbedaan antara PSAK No. 34 (1994) dan PSAK No. 34 (Revisi 2010) dari beberapa aspek utama, antara lain : Tabel 2.2 Perbedaan PSAK No. 34 (1994) dan PSAK No. 34 (Revisi 2010) Perihal
PSAK No. 34 (Revisi 2010) PSAK No. 34 (1994) ENTITAS Perusahaan Penggunaan Istilah Pelanggan Pemberi Kerja Biaya peminjaman dapat diatribusikan pada aktivitas Atribut dan alokasi Tidak mengatur hal kontrak secara umum dan dapat biaya ke kontrak tersebut dialokasikan pada kontrak tertentu Termasuk biaya Administrasi Pembebanan biaya umum dan biaya pengembangan kepada pelanggan yang penggantiannya ditentukan dalam persyaratan kontrak
Tidak mengatur hal tersebut
Sumber: PSAK No. 34 (revisi 2010)
Metode pengakuan pendapatan antara IFRS dan US GAAP memiiliki perbedaan, yaitu metode pengakuan pendapatan IFRS menggunakan persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan dan beban, namun apabila hasil akhir tidak dapat diestimasi, maka menggunakan metode Cost Recovery (zero – profit). Dilain sisi, US GAAP menggunakan metode persentase penyelesaian, namun apabila tingkat kemajuan tidak terukur maka diharuskan menggunakan metode kontrak selesai. Selanjutnya
sehubungan
dengan
perbedaan
metode
pengakuan
pendapatan antara IFRS dan US GAAP, maka terdapat perbedaan dalam pengaplikasian metode persentase penyelesaian yaitu revenue cost approach. Pendekatan ini mengalikan estimasi persentase penyelesaian dengan estimasi total pendapatan untuk menentukan pendapatan yang dihasilkan pada periode tertentu dan mengalikan estimasi persentase penyelesaian dengan estimasi total
14
biaya kontrak untuk menentukan biaya yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. US GAAP menggunakan 2 pendekatan dalam pengukuran persentase penyelesaian dengan estimasi laba kotor untuk menentukan laba kotor periode tertentu. 2.4.1 PSAK NO. 34 (Revisi 2010) “Kontrak Konstruksi” Pengertian kontrak konstruksi menurut Lam and Lau (2012:315) “a construction contract is a contract specifically negotiated for the construction of an asset or a combination of assets that are closely interrelated or interdependent in terms of their design, technology and function or their ultimate purpose to use”. Dalam definisi tersebut, kontrak konstruksi dijelaskan sebagai kontrak yang dirundingkan secara khusus untuk konstruksi sebuah aset atau kombinasi dari aset yang erat berhubungan atau saling bergantung dalam hal design, teknologi dan fungsi atau tujuan akhir mereka. Kontrak Harga tetap adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan – ketentuan kenaikan biaya. Kontrak Biaya – Plus adalah kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya – biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap. Menurut Surat Edaran Badan Pengawas Pasar Modal Nomor SE02/PM/2002, karakteristik utama dari konstruksi adalah pekerjaan yang dilakukan dalam industri konstruksi didasarkan atas kontrak dengan pemberi kerja. Kegiatan yang dilakukan perusahaan pada industri ini biasanya melebihi dari satu siklus normal operasi perusahaan. Selain itu setiap kontrak
15
biasanya menghasilkan produk yang spesifik dan bukan merupakan produk yang sama. Ruang Lingkup kegiatan usaha pada industri konstruksi adalah: 1) Kontrak untuk pembangunan sebuah aset tunggal. 2) Kontrak untuk pembangunan sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan dan penggunaan pokok. 3) Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset lingkungan setelah penghancuran aset. 4) Kontrak untuk pemberian jasa dalam bidang perencanaan konstruksi. 5) Kontrak untuk pemberian jasa dalam bidang pengawasan pekerjaan konstruksi sejak awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan diserahterimakannya kepada pemberi kerja. 2.4.2 Penyatuan Segmentasi Kontrak Konstruksi Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika: 1) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset. 2) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan pelanggan dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan masing – masing aset tesebut. 3) Biaya dan pendapatan masing – masing aset dapat diidentifikasi. Suatu kelompok kontrak, dengan satu pelanggan atau beberapa pelanggan, diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi, jika: 1) Kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket.
16
2) Kontrak – kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebenarnya kontrak tersebut merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan satu margin laba. 3) Kontrak – kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara berkesinambungan. 2.4.3 Pendapatan Kontrak Konstruksi Pendapatan yang terdapat dalam suatu kontrak konstruksi disebut pendapatan kontrak (contract revenue). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 34 (revisi 2010), Pendapatan kontrak terdiri dari: 1) nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan 2) penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: i. sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; ii. dapat diukur secara andal Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi seringkali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu period ke periode berikutnya. Misalnya: 1) kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak 17
pada periode setelah periode di mana kontrak pertama kali disetujui; 2) nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat karena ketentuan – ketentuan kenaikan biaya; 3) nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut; atau 4) jika dalam kontrak harga tetap terdepat harga tetap per unit output, pendapatan kontrak meningkat jika jumlah untuk meningkat. 2.4.4 Biaya Kontrak Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada Penanam Modal. Sedangkan Menurut PSAK No. 16 (Revisi 2007), biaya adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui. Menurut Lam dan Lau (2012) biaya kontrak adalah biaya yang terdiri atas: 1) Biaya yang terkait langsung dengan kontrak, 2) Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut, 18
3) Biaya lain yang secara khusus dapat dibebankan kepada pelanggan berdasarkan ketentuan kontrak. Menurut PSAK No 34 (revisi 2010) mengenai kontrak konstruksi, biaya – biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak termasuk: 1) Biaya pekerjaan lapangan, termasuk penyelia. 2) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi. 3) Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut. 4) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan – bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak. 5) Biaya penyewaan sarana dan peralatan. 6) Biaya rancangan dan bantuan teknis dan secara langsung berhubungan dengan kontrak. 7) Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul selama masa jaminan. 8) Klaim dari pihak ketiga. Biaya – biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tertentu, termasuk: 1) Asuransi. 2) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan kontrak tertentu. 3) Overhead kontruksi (meliputi biaya seperti penyiapan dan pemrosesan gaji karyawan). 4) Biaya pinjaman.
19
Biaya tersebut dialokasikan dengan menggunakan metode yang sitematis dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang mempunyai karakteristik yang sama. Alokasi tersebut didasarkan pada tingkat normal aktivitas konstruksi. Biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak atau tidak dapat dialokasikan pada suatu kontrak dikeluarkan dari biaya kontrak konstruksi. Biaya – biaya tersebut, termasuk: 1) Biaya Administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak. 2) Biaya pemasaran umum. 3) Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak 4) Penyusutan sarana dan peralatan menganggur yang tidak digunakan dalan kontrak tertentu. Biaya kontrak meliputi biaya – biaya yang dapat diiatribusikan pada suatu kontrak selama periode sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian ahir kontrak. Biaya – biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan sebagai bagian dari biaya kontrak jika biaya ini dapat diidentifikasi secara terpisah dan dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar kontrak tersebut dapat diperoleh. Jika biaya – biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya, maka biaya – biaya tersebut tidak dimasukkan dalam biaya kontrak ketika kontrak tersebut diperoleh.
20
2.5
Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak Konstruksi Menurut Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Luciana Constantin Gabriel Budacia (2009) dalam journalnya berjudul “Accounting Treatment of Revenues and Expenditures for Construction Contracts under IAS 11” mengatakan bahwa masalah utama pada akuntansi jasa konstruksi adalah alokasi pendapatan dan beban kontrak pada periode akuntansi saat aktivitas pembangunan sedang berjalan, mengingat bahwa umumnya kontrak ini diperpanjang lebih dari satu tahun. Keuntungan ataupun kerugian kontrak tersebut akan tercermin dalam laporan laba rugi tahun berjalan, atau disisi lain durasi kontrak yang lebih dari satu tahun akan mengadopsi metode yang sesuai dengan IAS 11 (dalam hal ini PSAK No. 34 (Revisi 2010)). Menurut PSAK No. 34 Paragraf 21 mengenai kontrak konstruksi, jika hasil konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing – masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Terdapat 2 (dua) metode akuntansi pengakuan pendapatan dan beban untuk kontrak konstruksi menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011). Kedua metode tersebut adalah: 1) Metode Persentase Penyelesaian (Percentage – of – Completion Method) Perusahaan mengakui revenue dan gross profit berdasarkan pada progress atau kemajuan dari proses konstruksinya. Jumlah pendapatan yang diakui setiap periode berdasarkan beberapa ukuran kemajuan menuju penyelesaian. Hal ini memerlukan perkiraan biaya yang belum akan dikeluarkan. Dengan demikian, pendapatan dan biaya harus diakui pada
21
tahun tertentu dan dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya yang sudah diakui. Sebagai pekerjaan yang sedang berlangsung di dalam kontrak, perusahaan mengakumulasi biaya konstruksi ditambah dengan gross profit yang dihasilkan sampai tanggal tertentu dalam akun inventory (construction in process) dan termin diakumulasikan dalam akun inventory (billings on construction process). Dengan demikian, akun persediaan yang dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih. Ada dua pendekatan dalam metode persentase penyelesaian yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan, yaitu: a. Pendekatan fisik b. Pendekatan biaya Menurut Steven M. Bragg (2011), metode cost – to – cost adalah metode persentase penyelesaian yang digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan penyelesaian kontrak. Rasio yang terjadi diawal proyek sampai akhir periode berjalan untuk estimasi biaya total proyek yang diterapkan pada harga kontrak untuk menentukan pendapatan total kontrak yang diperoleh sampai saat ini. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) perusahaan harus menggunakan metode persentase penyelesaian (Percentage – of – Completion Method) ketika estimasi progress penyelesaian, pendapatan, dan biaya dapat diestimasikan dengan handal dan harus memenuhi semua kondisi yang ada, yaitu: a. Total Pendapatan kontrak dapat diukur dengan handal b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan kontrak akan mengalir kepada perusahaan.
22
c. Biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak dan tahap penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan handal d. Biaya kontrak yang disebabkan oleh kontrak dapat diidentifikasi secara jelas dan diukur secara handal sehingga biaya kontrak yang terjadi dapat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. Rumus untuk menghitung percentage – of – completion, cost – to – cost basis:
Cost Incurred to date Most recent estimate of total cost
=
Percent complete
Rumus untuk perhitungan total revenue to be recognize to date:
Percent complete
X
Estimated total Revenue (or gross revenue (or gross = profit) to be profit) recognize to date
Rumus untuk perhitungan amount of current – period revenue, cost – to – cost basis: Revenue (or gross profit) to be recognize to date
2)
-
Revenue (or gross profit) recognize in = prior periods
Current - period revenue (or gross profit)
Metode Perolehan Biaya Kembali ( cost recovery (Zero – Profit) method ) Digunakan jika salah satu kriteria untuk menggunakan Percentage – of – completion tidak terpenuhi, yaitu: a. Ketika perusahaan tidak dapat memenuhi kondisi untuk menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage – of – completion method) atau b. Ketika ada bahaya yang melekat pada kontrak di luar kewajaran yyang dapat menjadi resiko bisnis.
23
Dua jenis kerugian yang dapat menjadi nyata dalam kontrak jangka panjang: a. Rugi pada periode berjalan dengan kontrak yang menguntungkan. Kondisi ini muncul ketika pada saat konstruksi ada peningkatan yang signifikan dalam estimasi total biaya kontrak, tetapi peningkatan tersebut tidak menghilangkan semua keuntungan yang ada dalam kontrak. Menurut percentage of completion method, kenaikan estimasi biaya membutuhkan sebuah penyesuaian pada saat periode berjalan, terlebih laba kotor yang diakui pada proyek periode sebelumnya. Perusahaan mencatat penyesuaian ini sebagai kerugian pada periode berjalan karena merupakan estimasi akuntansi. b. Kerugian pada kontrak yang tidak menguntungkan. Perkiraan biaya pada akhir periode berjalan dapat menunjukkan bahwa kerugian akan berakibat pada saat penyelesaian kontrak. Pada percentage of completion and cost recovery method, perusahaan harus mengakui pada periode berjalan hilangnya seluruh kontrak yang diharapkan. 2.6
Pengakuan Taksiran Rugi Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban. Jumlah kerugian tersebut ditentukan tanpa memperhatikan: 1) Apakah pekerjaan kontrak telah atau belum dilaksanakan, 2) Tahap penyelesaian aktivitas kontrak atau, 3) Jumlah taksiran laba yang akan diperoleh pada kontrak lain yang tidak diperlukan sebagai satu proyek tunggal konstruksi. 24
2.7
Perubahan Estimasi Metode persentase penyelesaian diterapkan secara kumulatif dalam setiap periode akuntansi terhadap estimasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak. Oleh karena itu, pengaruh perubahan dalam estimasi pendapatan kontrak atau biaya kontrak, atau pengaruh peruubahan estimasi dari hasil kontrak, dipertanggungjawabkan sebagai perubahan dalam estimasi akuntansi sesuai PSAK No 24 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. Perubahan estimasi digunakan sebagai dasar dalam penentuan jumlah pendapatan dan beban yang diakui dalam laba rugi pada periode saat perubahan tersebut terjadi dan periode selanjutnya.
2.8
Tipe Pembayaran Kontrak Konstruksi Menurut Asiyanto (2003:101), dalam pelaksanaan suatu proyek, dikenal adanya bermacam–macam kontrak ditinjau dari cara penghitungannya, yaitu: 1) kontrak cost–plus fee Kontrak tipe ini, nilai kontraknya tidak ditentukan secara pasti, tetapi disesuaikan realisasi biaya yang terjadi kemudian ditambah dengan fee tertentu sesuai kesepakatan, untuk keuntungan kontraktor. 2) Kontrak lump sum Nilai kontrak dipatok sebesar nilai tertentu sesuai kontrak yang ditanda tangani. Nilai kontrak adalah tetap dan tidak dapat berubah dengan alasan apapun, kecuali ada perubahan gambar desain atau spesifikasi yang diberikan owner.
25
3) Kontrak unit price Menurut jenis kontrak ini, yang mengikat adalah unit pricenya, sedang quantitynya pada saat tender diberikan, dan realisasinya pada saat pembayaran diukur bersama–sama. Untuk proyek konstruksi, realisasi penerimaan sangat ditentukan oleh cara pembayaran yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian atau kontrak konstruksi. Menurut Asiyanto (2003:51), cara pembayaran proyek konstruksi ada bermacam-macam, yaitu: 1) Pembayaran dengan uang muka atau tanpa uang muka Pembayaran bulanan (monthly payment) Prestasi atau kemajuan penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan. Setelah prestasi tersebut diakui penyedia jasa, maka penyedia jasa dibayar sesuai prestasi tersebut. 2) Pembayaran Termin (progress payment) Pembayaran kepada penyedia jasa dilakukan atas dasar prestasi atau kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Jadi tidak ada dasar prestasi yang dicapai dalam satuan waktu (bulan). 3) Pembayaran sekali diakhir (turn key payment) Penyedia jasa harus mendanai dahulu seluruh pekerjaan sesuai dengan kontrak pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai 100% dan diterima dengan baik oleh pengguna jasa, barulah penyedia jasa mendapat pembayaran sekaligus. 2.9
Pengungkapan Menurut PSAK No 34 (revisi 2010), Entitas mengungkapkan: 1) Jumlah Pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode; 26
2) Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada periode; 3) Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak. Entitas Mengungkapkan hal – hal berikut untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian pada akhir periode pelaporan: 1) Jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal pelaporan; 2) Jumlah uang muka yang diterima; 3) Jumlah retensi. Pengertian retensi adalah jumlah termin yang tidak dibayar hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah diperbaiki. Sedangkan, pengertian termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak, baik yang telah dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pelanggan. Uang muka adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan dilakukan. Entitas menyajikan: 1) Jumlah tagihan bruto kepadaa pelanggan sebagai aset. 2) Jumlah utang bruto dari pelanggan sebagai liabilitas. Jumlah tagihan bruto kepada pelanggan untuk pekerjaan kontrak adalah selisih antara: 1) Biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui; dikurangi 2) Jumlah kerugian dan termin yang diakui. Jumlah utang bruto dari pelanggan adalah selisih antara: 1) Biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui; dikurangi 2) Jumlah kerugian yang diakui dan termin.
27
2.10 Laporan Keuangan Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkompeten mengenai posisi keuangan dari masing–masing akun dalam perusahaan untuk suatu periode tertentu. Di samping itu, laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan (financial statement) berbeda dengan pelaporan keuangan (financial reporting). PSAK NO. 1 (Revisi 2009) juga menyatakan bahwa pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi yaitu informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik, dan lain-lain. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011:p5), laporan keuangan adalah sarana utama dimana sebuah perusahaan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada orang luar. Laporan keuangan mempunyai elemen-elemen di dalamnya seperti yang dijelaskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia selanjutnya PSAK NO. 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, 2) Laporan laba rugi komprehensif selama periode, 3) Laporan perubahan ekuitas selama periode, 4) Laporan arus kas selama periode, dan;
28
5) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain. Unsur yang terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca) adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedangkan elemen laporan laba rugi komprehensif menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban perusahaan yang diakui dalam satu periode. Laporan Perubahanan ekuitas menjukkan perubahan saldo ekuitas (modal) pada suatu entitas yang disebabkan oleh kegiatan operasional maupun non – operasional.
Catatan atas laporan
keuangan merupakan informasi yang berisikan pengungkapan yang diharuskan dalam standar akuntansi dimana informasi tersebut tidak disajikan didalam laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Laporan keuangan harus memiliki karakteristik yang memadai. Kerangka kerja ini menetapkan 4 (empat) karakterstik kualitatif pokok, yaitu: 1) Understandability 2) Relevance 3) Reliability 4) Comparability
29