BAB 2
LANDASAN TEORI
Keluarga Tokugawa menguasai bakufu dan berhasil memerintah negeri Jepang selama lebih dari 250 tahun, dari 1603 – 1867 sehingga masa pemerintahannya disebut “ The Great Peace.” Tokugawa menerapkan berbagai peraturan yang dianggapnya bisa melindungi negeri Jepang dari gangguan dalam dan luar negeri. Peraturan – peraturan itu kelihatannya baik dan bisa melindungi negeri Jepang serta mempertahankan kedudukan Tokugawa sebagai penguasa tunggal negeri Jepang. Tetapi mengapa pada akhirnya Tokugawa bisa jatuh juga. Mengapa pada akhirnya Tokugawa membuka negerinya juga padahal sebelumnya Tokugawa berketetapan untuk menutup negerinya ( sakoku ) dari dunia luar. Dari latar belakang ini,
faktor yang memicu kejatuhan Tokugawa
merupakan hal yang menarik sehingga diteliti oleh beberapa sejarahwan. Ada beberapa pendapat mengenai penyebab utama jatuhnya bakufu yang dikusai Shogun Tokugawa.. Ada yang berpendapat meskipun ada beberapa penyebab yang berasal dari dalam negeri tetapi faktor luar negerilah yang memegang kunci utama kejatuhan Tokugawa.
Tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya, bahwa masalah dari
dalam negeri yang merupakan faktor utamanya. Di tengah – tengah kedua pendapat yang kontras itu, ada yang mengatakan bahwa masalah dari dalam dan luar negeri merupakan dua faktor utama kejatuhan bakufu Tokugawa.
9
10
2.1 Kejatuhan Bakufu Tokugawa Menurut Conrad Totman Totman
(1980:xiii) mengatakan bahwa tekanan luar negerilah yang
membuat Tokugawa jatuh.. The regime fell because the imperialist intrusion of mid – nineteenth century presented it with a set of political tasks that it could handle neither then nor at any time in its past. This is not to deny the truism that this regime, like any regime, would have fallen eventually. But it is to say the alternative paths to collapse were foreclosed by the imperialist intrusion. Rezim Tokugawa jatuh karena tekanan luar negeri pada pertengahan abad ke – 19 yang menyebabkan masalah politik yang tidak dapat ditangani oleh Tokugawa. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap rezim pasti akan jatuh pada saatnya, tetapi dapat dikatakan bahwa jalan alternatif kejatuhan Tokugawa adalah karena tekanan luar negeri. Totman (1980:458) memaparkan empat sebab yang menyebabkan kejatuhan Tokugawa, sebagai berikut:. Vertical or chronogical analysis can thus suggest the reason for the sequential failures of the bakufu in it’s final years. Horizontal or factor analysis will permit us to view the regime’s collapse in other perspective – to examine the limited and ambiguous role of commoners; the critical and complex role of foreigners; the character of anti bakufu coalition; and the major elements of bakufu weakness. Analisis vertikal atau kronologik dapat menjadi penyebab kejatuhan bakufu pada tahun – tahun terakhir pemerintahannya. Dan dengan analisis secara horizontal kita dapat melihat kejatuhan rezim Tokugawa dalam perspektif yang lain – peranan rakyat, peranan bangsa asing, koalisi anti bakufu, dan faktor penting lain yang menjadi kelemahan bakufu. 2.2 Kejatuhan Bakufu Tokugawa Menurut S P Star Dalam SP Star ( artikel Faktor Kejatuhan Shogun Tokugawa ), faktor dalam negeri merupakan sebab utama kejatuhan Tokugawa. Ia memaparkan enam sebab
11 yang menyebabkan Tokugawa jatuh. Empat di antaranya berasal dari dalam negeri dan dua lainnya berasal dari luar negeri. Berikut ini adalah hasil tulisannya, Faktor kejatuhan bakufu Tokugawa 1. Peranan pedagang dan perubahan corak sosial Salah satu faktor yang membawa kepada kejatuhan bakufu Tokugawa adalah peranan golongan pedagang dan berlakunya perubahan corak sosial di Jepang . Pada abad ke-18, sistem politik dan sosial di Jepang mulai berubah akibat sistem ekonomi uang yang menggantikan sistem tukar menukar barang ( barter ). Oleh karena pentingnya ekonomi uang, ini menyebabkan kedudukan golongan pedagang menjadi golongan yang berpengaruh dalam masyarakat dan sebaliknya golongan daimyo (bangsawan) dan samurai (pahlawan) mulai merosot. Banyak dari golongan daimyo dan samurai meminjam uang dari golongan pedagang yang menyebabkan mereka terikat dengan hutang-piutang. Juga banyak dari golongan daimyo dan samurai yang menjadi pedagang. Keadaan ini menyebabkan menjelang abad ke-19, tidak ada perbedaan taraf antara pedagang dengan daimyo dan samurai. Dengan ini sistem feodal terhapus dengan sendirinya. 2. Menentang dasar isolasi Golongan pedagang yang tidak setuju dengan dasar isolasi menentang Tokugawa. Dengan dasar isolasi berarti para pedagang tidak mendapat pasaran yang luas bagi barang-barang dagangan mereka. Oleh sebab itu, mereka ingin supaya diadakan hubungan dengan dunia luar karena ini akan menguntungkan mereka. Berdasarkan perkara itu, golongan pedagang asing bekerjasama dengan golongan anti-Tokugawa menentang bakufu Tokugawa seperti yang dilakukan oleh para pedagang di bandar Osaka. 3. Perasaan kebangsaan/faham shintoisme Sebab lain ialah munculnya semangat kebangsaan dan faham shintoisme. Semangat hormat dan taat kepada kaisar hidup kembali. Ini adalah akibat tindakan Tokugawa menggalakkan orang-orang Jepang terutama golongan samurai untuk mempelajari sejarah dan sastra Jepang kuno. Walaupun tindakan ini untuk kebaikan negeri Jepang tetapi akibatnya menghancurkan kedudukan Tokugawa sendiri. Hasil dari kajian mereka dan menurut faham (kepercayaan Shinto) adalah kaisar Jepang merupakan keturunan Dewi Matahari (Amaterasu). Berdasarkan kepercayaan tersebut orang Jepang berpendapat bahwa kaisar yang harus berkuasa dan dihormati. Dengan ini muncul golongan yang ingin mengembalikan kekuasaan Kaisar dan menjatuhkan Tokugawa. 4. Tekanan ekonomi Kedudukan Shogun Tokugawa semakin sulit karena tekanan ekonomi. Pada abad ke-18 dan ke-19 merupakan zaman kejatuhan ekonomi. Penduduk Jepang telah bertambah dan ini menyebabkan kekurangan bahan makanan. Untuk mengatasi masalah tersebut, petani-petani telah
12 dikerahkan untuk dapat menghasilkan produksi pertanian yang meruah. Hal ini menjadi beban kepada petani-petani yang terpaksa bekerja lebih kuat. Penghidupan petani-petani semakin susah karena adanya pajak – pajak yang berat. 5. Tekanan dari suku kaum dari barat daya Jepang Perasaan benci terhadap Tokugawa tidak hanya dari petani-petani yang tertindas terutama dari suku kaum dari Barat iaitu Satsuma, Choshu, Tosa dan Hizen. Tokugawa berkuasa tetapi wilayah kekuasaan Tokugawa sekitar Edo sedangkan wilayah-wilayah lain tidak dapat diletakkan secara langsung. Oleh sebab itu suku tersebut dapat bertindak balas. Mereka sadar tanpa persekutuan ( koalisi ) suku kaum yang lain mereka tidak dapat mengalahkan Tokugawa. Oleh karena itu, mereka telah bersatu dan tindakan selanjutnya ialah menyokong Kaisar yang ketika itu ditindas oleh Tokugawa. 6. Kedatangan Barat Faktor yang membawa kepada kejatuhan Tokugawa juga disebabkan oleh kedatangan Barat. Pada tahun 1853, Commodore Perry dari Amerika tiba di Jepang dengan tujuan mengadakan hubungan perdagangan dan mendapat jaminan keselamatan anak-anak kapal Amerika. Disebabkan bimbang terhadap ancaman Amerika maka pada tahun 1854, Perjanjian Kanagawa ditandatangani antara Perry dengan Tokugawa. Kemudian perjanjian dengan Rusia dan Perancis juga dibuat. Tindakan Tokugawa itu telah menjadi kemarahan rakyat Jepang termasuk beberapa golongan dari keluarga Tokugawa sendiri. Shimonoseki. Sebagai tindakan balasan, pada tahun 1863, Inggris menyerang Kagoshima kediaman Satsuma Peristiwa ini digunakan oleh musuh Tokugawa untuk mendesak kedudukan Tokugawa. Suku kaum dari Barat telah menjalankan tindakan anti-Barat. Pada tahun 1862, seorang Inggeris bernama Richardson mati dibunuh oleh putera Satsuma. Pada tahun 1863, kaum Choshu telah menembak kapal-kapal Barat di Selat. Kemudian pada tahun 1864 angkatan laut Inggeris, Amerika, Perancis dan Belanda bersekutu menyerang Choshu di Selat Shimonoseki. Pihak Barat telah menyalahkan Tokugawa setelah terjadinya peristiwaperistiwa anti-Barat. Keadaan ini menyebabkan pada tahun 1866, Tokugawa memerintahan tenteranya untuk menyerang Choshu tetapi sayangnya tentera Tokugawa dapat dikalahkan. Kedudukan Tokugawa semakin terdesak ketika kaum Tosa telah bersatu dengan Choshu dan Satsuma untuk menentang Tokugawa. Melihat adanya tekanan-tekanan dan desakan-desakan dalam negeri maka Shogun Keiki setuju meletakkan jabatan. Dan pada bulan November 1867, kekuasaan diserahkan kepada Kaisar Meiji. Dengan ini, berakhirlah bakufu Tokugawa di Jepang. Kesimpulan Faktor dalam negeri merupakan faktor utama yang membawa kepada kejatuhan Tokugawa. Bakufu Tokugawa telah berhasil berkuasa kirakira lebih dari dua abad setengah di Jepang. Pada awal pemerintahan,
13 Tokugawa telah mencapai beberapa kemajuan. Tetapi kemajuan lebih besar dicapai pada masa pemerintahan Meiji. Dalam zaman Meiji, Jepang mula memasuki dunia modern dan dalam masa yang sangat singkat Jepang mencapai taraf yang sama dengan negara-negara Barat, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang ketentaraan. (S P Star: 2001).
2.3 Kejatuhan Bakufu Tokugawa Menurut W.G.Beasley Ada juga yang mengatakan bahwa sebab utama kejatuhan Tokugawa bukan dari luar negeri seperti yang dikemukakan oleh Conrad Totman (1980) ataupun dari dalam negeri, tetapi berimbang yaitu masalah dari dalam negeri Jepang dan juga masalah dari luar negeri. Seperti yang dikemukakan oleh Beasley (1971:41) dalam bukunya The Meiji Restoration, To many Japanese in the middle of nineteenth century it seemed that their country was facing the classic combination of domestic unrest and foreign attack that had so often brought about the downfall of Chinese rulers. A Chinese phrase, rendered in Japanese as naiyuu-gaikan, troubles at home and dangers from abroad, “ occurs frequently in their books and other writings. By naiyuu they meant the rising level of turbulence in Japanese society, occasioned by economic changes the threatened both the political and the society order. Gaikan implied a belief that the expansion of the West’s temporal power in Asia would sooner or later culminate in an attempt to subdue Japan. The experinece of India and China, which was familiar to them, argued that the attempt would succeed. Bagi kebanyakan orang Jepang pada pertengahan abad ke – 19 bahwa negerinya menghadapi dua masalah kombinasi klasik yang telah sering kali menyebabkan kejatuhan Cina, yaitu masalah domestik dan penyerangan dari luar negeri. Sebuah frasa Cina yang dinyatakan dalam bahasa Jepang, naiyuu-gaikan, yang sering muncul dalam buku – buku atau tulisan orang Jepang, yang berarti, “ masalah dalam rumah dan bahaya dari luar.” Oleh naiyuu, diartikan meningkatnya level kekacauan di dalam masyarkat Jepang disebabkan oleh masalah ekonomi yang menyebabkan perubahan dalam bidang politik dan sosial dalam negeri Jepang. Gaikan diartikan sebagai suatu keyakinan bahwa ekspansi bangsa Barat di Asia cepat atau lambat akan meningkat menjadi suatu usaha untuk menguasai Jepang. Belajar dari yang pengalaman yang dialami oleh India dan Cina, yang mana sangat familiar kepada mereka, usaha Barat ini pasti akan berhasil.
14 Demikianlah pendapat – pendapat atau teori mengenai faktor utama kejatuhan Tokugawa.