9
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Menjelaskan teori-teori yang digunakan secara garis besar dalam menunjang isi dari penelitian dalam bab 3 maupun bab 4.
2.1.1 Data Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis (O’Brien, 2006: 38), atau juga diartikan sebagai fakta mentah tentang orang, tempat, peristiwa, dan hal-hal yang penting dalam suatu organisasi. Setiap fakta berdiri dengan sendirinya, relatif kurang memiliki arti (Bentley, 2007: 21). Sedangkan menurut Rainer dan Cegielski (2011, p10), data mengacu pada penjelasan sesuatu, peristiwa, aktivitas dan transaksi dasar yang telah di rekam, di klasifikasikan dan di simpan tetapi belum di atur untuk menyampaikan arti yang spesifik. Jadi data merupakan suatu fakta hasil dari suatu peristiwa atau kejadian tertentu yang berbentuk fisik dan memiliki nilai atau arti tersendiri.
2.1.2 Informasi Menurut O’Brien (2003, p19) , Informasi merupakan data yang telah di olah dan mempunyai arti berguna secara konteks untuk pengguna. Namun telah 9
10
dikembangkan sendiri oleh O’Brien (2005, p38) bahwa Informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu. Informasi juga bisa berarti data yang telah diproses atau direorganisasi menjadi bentuk yang lebih bermakna bagi seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti bagi penerima. (Whitten dan Bentley, 2007: 21). Atau dapat mengacu pada data yang telah diatur sehingga memiliki arti dan nilai untuk penerima. (Rainer dan Cegielski 2011: 10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan suatu data yang telah diolah dan dapat digunakan untuk tujuan tertentu bagi para penggunanya.
2.1.3 Sistem Mathiassen (2000, p9) menyatakan bahwa sistem adalah “a collection of components that implement modeling requirements, functions, and interface”, yang berarti kumpulan komponen yang menerapkan model kebutuhan, fungsi dan tampilan. Dikembangkan oleh Mulyadi (2001, p5) bahwa sistem
merupakan
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga merupakan sesuatu yang terdiri atas sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistemsubsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose) (Hall,
11
2001: p5). Maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan komponen yang memiliki berbeda fungsi namun saling berkaitan untuk melakukan satu tujuan yang sama.
2.1.4 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang – orang, hardware,
software,
jaringan
komunikasi,
dan
sumber
daya
data
yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2005: 5), atau juga merupakan pengaturan orang, data, proses, dan teknologi
informasi
yang
berinteraksi
untuk
mengumpulkan,
memproses,
menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten dan Bentley, 2007: 6). Sedangkan menurut Rainer dan Cegielski (2011, p38), sistem informasi merupakan kegiatan mengumpulkan, memproses, menyimpan, analisa, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kegiatan yang terdiri atas mengumpulkan, memproses, mengubah, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu yang ditunjang dengan orang, hardware, software, jaringan, dan sumber daya data.
12
2.1.5 Teknologi Informasi Menurut Ward dan Peppard (2002, p3), mengacu secara khusus ke teknologi, hardware yang dibutuhkan, software dan jaringan telekomunikasi. Teknologi informasi dapat berbentuk nyata dan tidak nyata. (Contoh nyatanya seperti server, komputer, router dan kabel-kabel jaringan, sedangkan contoh tidak nyatanya adalah semua tipe-tipe software) Teknologi informasi juga berarti konsep-konsep utama, pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yaitu meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet (O’Brien, 2005: 9), dan merupakan alat berbasis komputer yang orang – orang gunakan untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi, dan memproses kebutuhan informasi dari sebuah organisasi (Rainer dan Cegielski, 2011: 30). Dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan suatu konsep untuk pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi yang digunakan oleh orangorang untuk bekerja dengan informasi yang terdiri atas teknologi informasi yang bersifat nyata maupun tidak nyata.
2.1.6 Sistem Informasi Strategis Sistem informasi strategis menjelaskan kebutuhan atau permintaan untuk informasi dan sistem untuk membantu secara keseluruhan strategis dari bisnis (Ward dan Peppard, 2002: 44), yang juga mendukung operasi dan proses manajemen yang
13
memberi perusahaan produk, layanan, dan kemampuan strategis sebagai keunggulan kompetitif (O’Brien, 2005: 20). Kemudian dikembangkan kembali oleh Rainer dan Cegielski (2011, p45), Sistem Informasi Strategis menyediakan keuntungan kompetitif dengan membantu perusahaan mengimplementasikan tujuan strategisnya dan meningkatkan kinerja dan produktivitas. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi strategis merupakan suatu pendukung operasi dan proses manajemen yang memeberi perusahaan produk, layanan, dan membantu secara keseluruhan strategis perusahaan, guna meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
2.1.7 Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi adalah proses kesesuaian yang cocok antara sarana-sarana organisasi, sumber daya, perubahan pasar, peluang dan pemanfaatan teknologi. (Martin et al, 2005) Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi merupakan berbagai penyesuaian dari setiap analisis pada sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu yang mana mampu memberikan nilai tambah untuk perusahaan secara keseluruhan dan mampu bertahan persaingan pasar.
14
2.1.8 Model Perencanaan Strategi sistem dan Teknologi Informasi Model kerangka kerja dari Perencanaan Strategis sistem dan Teknologi Informasi dapat di lihat pada gambar di bawah ini :
Analisa SI/TI
Analisa SI/TI
Eksternal
Internal
Analisa Bisnis
Analisa Bisnis
Eksternal
Internal
Proses Strategi SI/TI Aplikasi Portofolio Masa Sekarang
Analisa Bisnis
Analisa Bisnis
Analisa Bisnis
Eksternal
Eksternal
Eksternal
Aplikasi Portofolio Masa Mendatang
Gambar 2.1 – Framework Model Perencanaan Strategi sistem dan Teknologi Informasi (Ward and Peppard, 2002)
15
2.1.9 Proses Bisnis Menurut Whitten dan Bentley (2007, p21), proses bisnis adalah tugas yang merespon kegiatan bisnis, proses bisnis berupa pekerjaan, prosedur, dan aturan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis, terlepas dari teknologi informasi yang digunakan untuk mengotomatisasi atau mendukung mereka. Proses Bisnis juga dapat diartikan sebagai urutan dari tugas-tugas yang saling berhubungan yang memungkinkan perusahaan harus tergerak untuk tujuan tertentu. Apa yang membangun keunggulan kompetitif perusahaan merupakan kemampuan untuk mengatur tugas-tugas, berdasarkan kebutuhan bisnis yang terikat oleh waktu. Maksudnya kemampuan untuk menemukan dan mengartikan modul-modul tugas bisnis dengan baik dan benar. (Konkol, 2005). Maka proses bisnis dapat disimpulkan sebagai urutan tugas-tugas yang dikerjakan dalam kegiatan bisnis dalam memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan agar memiliki keunggulan kompetitif perusahaan dengan dibawahi pada prosedur dan aturan yang mengendalikan penyelesaian tugas-tugas tersebut.
2.2 Teori Khusus Dalam butir dibawah ini dijelaskan mengenai teori-teori yang digunakan guna mendukung penulisan baik di bab 3 (Current Architecture) maupun di bab 4 (Future Architecture).
16
2.2.1 Enterprise Architecture Menurut Bernard (2005, p25) Enterprise Architecture (EA ) merupakan salah satu dari sejumlah bidang fungsional yang berkontribusi terhadap pendekatan terpadu untuk mengelola sumber daya bisnis dan teknologi untuk mencapai tujuan strategis. Kemudian kembangkan kembali oleh Rees (2011), bahwa Enterprise Architecture merupakan sebuah disiplin yang terus menerus berkembang. Yang terpenting, EA mampu mengadaptasi keadaan bisnis yang terlatih, terpengaruh oleh banyak variabel seperti politik, budaya, lingkungan eksternal, teknis, dan konteks bisnis. Dapat disimpulkan bahwa EA merupakan pendekatan untuk mengelola lebih baik sumber daya bisnis dan teknologi untuk mencapai tujuan strategis dengan memperhatikan berbagai variabel seperti politik, budaya, lingkungan eksternal, teknis dan lainnya.
2.2.2 Tujuan Enterprise Architecture Menurut Mertz (2010:16), Enterprise Architecture memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Berfungsi untuk memberikan gambaran besar dari organisasi, dengan cara mendokumentasikan artefak yang ada, untuk memungkinkan para stakeholders untuk membuat keputusan berkualitas mengenai trade-off.
17
2. Menetapkan
komunikasi
lebih
dekat
dengan
bisnis,
dengan
menangani kebutuhan bisnis, kebutuhan infrastruktur teknologi dan memberikan umpan balik pada kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk memenuhi persyaratan. 3. Menetapkan dan menegakkan standar dan prinsip-prinsip, yang mempertahankan dan meluruskan arsitektur untuk
memenuhi
kebutuhan bisnis dan strategi perusahaan.
2.2.3 Enterprise Architecture sebagai metode Dokumentasi Pengertian Enterprise Architecture Framework atau EA Framework merupakan analisis dan dokumentasi dari sebuah enterprise didalam keadaan yang sedang terjadi sekarang maupun dimasa yang akan datang, dengan mengintegrasikan strategi, bisnis, dan pandangan teknologi (Bernard, 2005: 31).
Gambar 2.2 EA3 Cube Framework
18
a. Current Architecture Current Architecture mengandung komponen – komponen enterprise architecture yang telah ada pada enterprise pada setiap tingkatan dari framework yang ada. Current view dari enterprise architecture dibuat untuk membuat suatu inventori ‘baseline’ dari sumber daya dan aktivitas yang ada sekarang dan telah terdokumentasikan dengan cara konsisten dengan pandangan masa depan dari enterprise architecture sehingga analis dapat melihat gaps dari performa antara perencanaan masa depan dan kapabilitas yang ada sekarang. b. Future Architecture Future architecture adalah dokumen yang berisi tentang komponen enterprise architecture yang dibutuhkan oleh enterprise untuk mendukung strategi inisiatif baru, kebutuhan operasional atau solusi teknologi. Future architecture harus menjalankan rencana perubahan dari komponen enterprise architecture dalam jangka waktu pendek (1-3 tahun kedepan), sama baiknya dengan perubahan dari enterprise architecture yang merupakan hasil dari implementasi dari scenario jangka panjang yang direncanakan dalam jangka waktu 4-10 tahun kedepan. c. EA Management & Transition Plans EA Management Plans mengartikulasi program enterprise architecture dan pendekatan dokumentasi. EA Management Plan juga menampilkan deskripsi dari pandangan current dan future dari suatu arsitektur, dan mengurutkan rencana untuk mengatur transisi kearah bisnis/teknologi masa depan.
19
Menurut Minoli (2008:55), umumnya framework merupakan suatu metode yang rinci dan terdiri atas set alat pendukung yang menjelaskan isi dari framework. Framework memberikan panduan tentang bagaimana menggambarkan suatu arsitektur, dan biasanya tidak memberikan panduan tentang bagaimana membangun atau menerapkan arsitektur tertentu atau bagaimana menggembangkan dan memperoleh sistem atau sistem dari suatu sistem. Kemudian Tim Westbrock (p6) menambahkan bahwa Enterprise Architecture (EA) adalah disiplin manajemen strategis yang menciptakan sebuah pandangan holistik dari proses bisnis, sistem, informasi dan teknologi dari perusahaan yang dirancang dan dioptimalkan untuk menciptakan nilai pemegang saham dengan mencapai kedua strategi bisnis jangka panjang serta saat tujuan bisnis. Dapat diambil kesimpulan bahwa Enterprise Architecture Framework merupakan suatu gambaran yang menjelaskan keadaan suatu perusahaan saat ini dan perusahaan dimasa yang akan datang yang dibuat secara rinci dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan dan tidak, termasuk bagaimana cara mengembangkan rencana yang diinginkan.
2.2.4 Komponen dan Artefak Enterprise Architecture Komponen EA adalah sumber yang berubah-ubah yang menyediakan kemampuan dari setiap tingkat dari sebuah framework (Bernard, 2005: 111), sedangkan Artefak EA merupakan dokumentasi produk dari setiap komponen EA seperti teks dokumen, diagram, spreadsheet, briefing slides¸ atau video klip (Bernard, 2005: 111).
20
Maka komponen EA merupakan sumber yang bisa membantu dalam analisa dan pembuatan EA framework dan artefak EA adalah berbagai hal yang mampu mendukung pendokumentasian segala kegiatan dari pembuatan EA framework. Komponen EA dari EA framework yaitu: 1. Tujuan dan Inisiatif (Goals & Initiatives) 2. Produk dan Pelayanan (Products & Services) 3. Data dan Informasi (Data and Information) 4. Sistem dan Aplikasi (System and Application) 5. Jaringan dan Infrastruktur (Network and Infratructure) 6. Keamanan/Standar/Angkatan Kerja (Security/Standard/Workforce)
21
2.2.4.1 Goals & Initiatives Level Sebuah
perusahaan
besar
sering
membutuhkan
sebuah
pendekatan
perencanaan yang formal yang termasuk pada kondisi-kondisi perubahan, para peserta, dan goals. Tujuan dan arahan yang mengarah pada visi dan misi dari suatu enterprise sebaiknya mempengaruhi pendekatan berbagai sumber daya yang didokumentasikan pada tujuan dan inisiatif. Visi digunakan sebagai suatu pernyataan menyeluruh tentang gambaran ideal yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa yang akan datang. Misi digunakan untuk mendefinisikan konsep bisnis. Pernyataan misi perusahaan harus mendefinisikan sasaran bisnis dan tujuan-tujuan yang bersifat strategis, termasuk manfaat-manfaat yang diberikan kepada pelanggan dan pasar. Beberapa pernyataan misi juga mendifiniskan penytaan internal. (Gasperz, 2005: p14). Namun pengertian visi dan misi dikembangkan oleh David (2011, p77), yaitu visi adalah pernyataan yang menjawab pertanyaan, "Ingin menjadi apakah kita ini ?" Membuat pernyataan visi sering dianggap sebagai langkah pertama dalam perencanaan strategis. Sedangkan misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan
suatu
bisnis
dari
bisnis
serupa
lainnya.
Pernyataan
misi
mengidentifikasi lingkup operasi-operasi perusahaan dalam hal produk dan pasar. Pernyatan misi yang jelas mencerminkan nilai-nilai dan prioritas suatu organisasi. Misi menjadi titik awal untuk mendesain pekerjaan-pekerjaan dan struktur managerial.
22
2.2.4.1.1 Strategic plan (S-1) Strategic plan adalah dokumen kebijakan dan perencanaan tingkat tinggi yang digunakan oleh enterprise untuk mendokumentasikan arah perusahaan, strategi kompetitif, tujuan yang paling penting, dan mendukung program dan proyek (inisiatif strategik). Perencanaan strategik mencakup periode masa depan, biasanya 3 - 5 tahun. (Bernard, 2004, p292) Strategic plan ini mencakup dimensi strategis, dalam hal mendukung evaluasi kesempatan yang berbeda atau ancaman, biasanya di tingkat bisnis. Terdiri dari pasar, produk bisnis, teknologi, keterampilan, dan lapisan organisasi. Fokus pada pengembangan visi bisnis masa depan dalam hal pasar, bisnis, produk, teknologi, keterampilan, budaya, dan sebagainya. Kesenjangan yang diidentifikasi, dan pilihan strategis dieksplorasi untuk menjembatani kesenjangan. (Sebastian Konkol).
2.2.4.1.2 Analisis SWOT (S-2) Menurut Ronald dan Willian (2003, p212), SWOT adalah singkatan yang terdiri dari Strength, Weakness, Opportunities, Threats. Menggunakan SWOT analisis secara kritikal melibatkan pemeriksaan organisasi dan lingkungannya, dengan mengusahakan identifikasi kunci elemen – elemen yang mempengaruhi kompetitif saat ini mau pun masa depan pada suatu organisasi. Strengths adalah kekuatan dari sebuah perusahaan dapat termasuk aspek – aspek seperti sumber daya finasial, pengakuan merek, kemampuan mempertahankan hak paten, sumber daya manusia, dan lain – lain.
23
Weaknesses dapat termasuk asset – asset seperti ketidakcukupan sumber daya finansial dari beberapa kebutuhan investasi, sebuah penurunan saham pemegang saham, penuaan alur produk, penurunan image perusahaan, dan lain-lain. Opportunities dapat muncul dalam macam – macam bentuk, seperti produk baru atau pelayanan pelanggan yang belum tersentuh. Peninggkatan effisiensi operasional untuk meminimalisir biaya. Threatness juga bisa terdapat pada internal dan eksternal, walaupun ancaman eksternal secara tipikal lebih banyak. Ini dapat termasuk kemunculan teknologi yang membuat produk dan pelayanan kita tidak terpakai, competitor baru memasuki pasar kita, competitor yang telah ada memperkenalkan inovasi – inovasi
yang
memperkaya posisi kompetitif mereka yang terkait dengan yang kita miliki, dan lainlain. Sedangkan menurut Bernard (2004 , p293), SWOT adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) mengambil sudut pandang holistic pada enterprise dengan mengidentifikasikan faktor – faktor internal dan eksternal dimana pada saat dipetakan dapat menampakkan area – area untuk pengembangan dan fokus. (Bernard, 2004, p293)
Gambar 2.3 Contoh ringkasan analisis SWOT
24
Identifikasi faktor-faktor yang terkait juga memiliki beberapa cara dan identifikasi dibagi menjadi dua bagian, identifikasi eksternal serta identifikasi internal. Identifikasi eksternal menggunakan metode Five Force Porter atau Lima Daya Saing Porter dan untuk identifikasi faktor-faktor internal menggunakan metode Value Shop. Lima Daya Saing Porter (Five Force Porter) Lima Daya Saing Porter (Five Force Porter) memperlihatkan bagaimana sumber informasi mampu diterima untuk mempengaruhi daya saing lainnya. Pandangan ini menjelaskan secara umum mengatur daya saing untuk memberikan hasil lebih dari aksi pesaing. (Pearlson, 2003: p54).
Gambar 2.4 Contoh analisis Porter
25
a. Potential Threats of New Entrants Perusahaan dalam sebuah industri sering mencoba untuk mengurangi ancaman dari pendatang baru dalam pasar dengan meningkatkan rintangan pada pendatang. Rintangan untuk pendatang dapat membantu perusahaan untuk memperkuat penawaran atas produk dan layanan yang sulit digantikan di mata customer berdasarkan fitur-fitur unik. Sumber informasi lainnya juga mampu meningkatkan rintangan yang menghambat competitor untuk masuk kedalam industri. b. Bargaining Power of Buyer Customer sering memiliki kekuatan potensial untuk mempengaruhi lingkungan kompetitif. Kekuatan ini membentuk suatu kemudahan akses konsumsi pada berbagai outlet untuk memperoleh produk yang paling baik dan murah sekalipun dalam skala besar. Informasi yang mampu didapatkan perusahaan mampu membuat perubahan harga (switching costs) serta mengetahui siapa saja pangsa pasar dalam target perusahaan. c. Bargaining Power of Suppliers Supplier memiliki kemampuan untuk mengurangi keuntungan perusahaan. Daya saing ini adalah yang terkuat ketika perusahaan hanya memiliki sedikit supplier. Kualitas supplier merupakan bagian krusial untuk menyelesaikan proses produksi. Dalam hal ini perusahaan dipaksa untuk memilih dengan teliti supplier mana saja yang berpotensi tinggi.
26
d. Threat of Substitute Products Potensi pergantian produk dalam pasar tergantung oleh pembeli yang mengharapkan perubahan, harga berdasarkan kinerja produk, dan tingkat perubahan harga pembelian. Sumber informasi dapat membuat keuntungan dengan mengurangi ancaman dari pergantian. e. Industry Competitors Persaingan dari setiap perusahaan yang berkompetisi di dalam industri selalu meningkat. Perusahaan harus fokus dalam kompetisi dari setiap lawan untuk melindungi pangsa pasar. Dalam hal ini, persaingan setiap perusahaan dalam industri harus yakin dan mampu untuk merespon tindakan kompetitor dengan cepat dengan berbagai strategi. Value Shop Value shop pada dasarnya adalah suatu metode yang digunakan untuk menyelesaian masalah, dengan memberikan nilai-nilai yang ada sebagai suatu solusi untuk klien. Terdiri atas suatu pertukaran informasi yang dilakukan secara intens maupun secara extensive baik dalam mendirikan suatu bisnis transaksi maupun untuk memberikan suatu solusi. (Ward & Peppard, 2002: p266 )
27
Gambar 2.5 Value Shop Value shop merupakan bentuk lain dari value chain, yang lebih mencerminkan bisnis jasa, yang mana tujuan adalah untuk memenuhi kebutuhan klien ataupun pelanggan, dengan menyatukan pengetahuan-pengetahuan yang ada, sumber daya dari dalam perusahaan atau dengan menggunakan sumber-sumber dari luar atau pihak eksternal. Identifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan perusahaan berkatian dengan analisa dan perancangan strategi baru untuk masa mendatang, kemudian strategistrategi yang ditemukan memerlukan berbagai penilaian baru, alat yang mampu menilai strategi-strategi tersebut salah satunya adalah The Quantitative Strategic planning Matrix (QSPM) adalah alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan, didasarkan atas faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal yang telah dikenali terlebih dahulu. (David, 2011: p224),
28
Format dasar QSPM terdiri atas beberapa kolom. Kolom kiri yang pertama terdiri atas faktor-faktor eksternal dan internal, dan pada baris paling atas terdiri atas strategi alternatif yang dijalankan. Pada kolom yang berdampingan dengan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis ekstenal dan internal, dituliskan juga bobot-bobot dari masing-masing factor terhadap strategi. Langkah-langkah untuk mengembangkan QSPM: Langkah 1. Buatlah daftar peluang/ ancaman eksternal kunci dan kekuatan/ kelemahan internal kunci dari perusahaan di kolom kiri QSPM. Langkah 2. Langkah 3.
Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Periksalah matriks-matriks pencocokan di Tahap 2, dan kenalilah strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan.
Langkah 4.
Tentukanlah Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Tabel 2.1 Contoh QSPM
Faktor-FaktorKunci Faktor-FaktorKunciEksternal Ekonomi Politik/Hukum/Pemerintahan Sosial/Budaya/Demografis/Lingkungan Teknologi Kompetitif Faktor-FaktorKunci Internal Manajemen Pemasaran Keuangan/Akuntansi Produksi/Operasi
Bobot
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
29
Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Kelebihan dari QSPM adalah sebagai berikut. 1. Rangkaian strategi ini dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan. 2. Tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah rangkaian strategi yang dapat diperiksa sekaligus. 3. Alat ini mengharuskan perencana strategi untuk memadukan faktor-faktor ekstenal dan internal yang terkait kedalam proses keputusan. 4. Pengembangan QSPM membuat kemungkinannya kecil faktor-faktor kecil terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. 5. QSPM menarik perhatian akan pentingnya hubungan-hubungan yang mempengaruhi keputusan-keputusan strategi. 6. QSPM dapat disesuaikan untuk digunakan oleh organisasi kecil dan besar, yang mencari laba atau nirlaba. Namun QSPM ini juga memiliki keterbatasan sebagai berikut. 1. Memerlukan sejumlah keputusan subjektif dalam memberi peringkat dan nilai daya tarik. 2. Proses ini memerlukan penilaian intiuitif dan asumsi yang diperhitungkan. 3. Diskusi konstruktif selama analisis dan pilihan strategi dapat timbul sematamata karena perbedaan interpretasi informasi dan opini yang berbeda. 4. Konsep ini hanya dapat sebaik prasyarat informasi dan analisis pencocokan yang menjadi landasannya.
30
2.2.4.1.3 CONOPS Scenario (S-3) Concepts
of
Operations
Scenario
adalah
dokumen
naratif
yang
mendeskripsikan bagaimana enterprise beroperasi pada saat ini atau akan beroperasi beberapa tahun ke depan dalam keadaan faktor – faktor internal dan eksternal tertentu yang diidentifikasikan dalam analisis SWOT. Skenario ini adalah catatan kaki dengan asumsi perencanaan. (Bernard, 2004, p294) 2.2.4.1.4 CONOPS Diagram (S-4) Diagram Concept of Diagram (CONOPS) adalah penggambaran secara grafis tingkat tinggi mengenai bagaimana fungsi – fungsi enterprise, juga secara keseluruhan, atau dalam area tertentu yang diinginkan.(Bernard, 2004, p295)
Gambar 2.6 Contoh CONOPS Diagram (Bernard, 2005, p295)
31
2.2.4.2 Products & Service Level Kunci bisnis dan proses-proses layanan sebuah perusahaan didokumentasikan di dalam produk dan layanan dari framework EA. Komponen – komponen EA pada level ini termasuk proses dokumentasi bisnis dan perencanaan portofolio IT yang menyediakan dokumentasi kasus bisnis pada setiap investasi didalam IT. 2.2.4.2.1 Business Plan (B-1) Rencana bisnis menyediakan deskripsi tingkat tinggi dari fungsi-fungsi lini bisnis kunci, dan strategi finansial yang akan mewujudkan tujuan strategis dan inisiatif.(Bernard, 2004, p297). Beberapa poin yang sering ditemukan pada business plan, yaitu: 1. Business Overview 2. Profil tim eksekutif 3. Hubungan antara aktivitas – aktivitas bisnis dengan tujuan strategis 4. Struktur organisasi 5. Pandangan terhadap pasar dan strategi kompetitif 6. Daur bisnis 7. Ringkasan kapitalisasi 8. Strategi keuangan 9. Ringkasan status keuangan sekarang 10. Aliansi dan partner bisnis
32
2.2.4.2.2 Swim Lane Process Diagram (B-3) Diagram Stakeholder Activity menunjukkan stakeholder (orang yang secara pribadi berminat dalam enterprise) yang terlibat dalam proses lini bisnis, dan ketepatan dari interaksi. Diagram menggunakan format swim lane untuk mengatur stakeholder dengan baris, dan kerangka waktu dengan kolom, kemudian menggambarkan aktivitas menggunakan simbol bagan alir. (Bernard, 2004, p299)
Gambar 2.7 Contoh Swim Lane Diagram (Bernard, 2005, p299)
2.2.4.2.3 Business Process / Service Model (B-4) Diagram Proses Bisnis menunjukkan pemecahan aktivitas yang didetailkan, mencakup bagaimana setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan yang lainnya. (Bernard, 2004, p300)
33
Gambar 2.8 Contoh Business Process / Service Model 2.2.4.2.4 Business Process / Product Services (B-5) Matriks Aktivitas dan Produk Bisnis memetakan siklus hidup dari produk yang menghasilkan keuntungan hingga berbagai lini bisnis dalam enterprise. Matriks ini menekankan siapa yang memiliki proses dan produk bisnis, sama seperti perluasan dari rantai pasokan. (Bernard, 2004, p301)
.
Tabel 2.2 Business Process / Product Services (Bernard, 2005, p301) LOB LOB LOB LOB LOB A B C D E
LOB F
LOB G
F
L
Business Products Products 1
R
Products 2
M
W
D
S
F
L
Products 3
M
W
D
S
F
L
F
L
F
L
Products 4 Products 5
R M
Remarks
34
Products 6
M
W
D
S
F
R = Research & Develop
W = Warehouse
S = Service
M = Manufacture
D = Distribute
F = Finance
L = Legal
2.2.4.2.5 Use Case Narrative & Diagram (B-6) Naratif Use Case mengikuti format Unified Modelling Language (UML) untuk mengidentifikasikan kebutuhan bisnis, konteks nya, stakeholder (aktor), dan aturan bisnis untuk interaksi mereka dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasikan sebagai solusi teknologi yang membutuhkan pengembanngan (Bernard, 2004, p302). Menurut Whitten dan Bentley(2007, p246), naratif use case adalah deskripsi tekstual dari kegiatan bisnis dan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem untuk menyelesaikan tugas. Berdasarkan pendapat Satzinger (2005,p213) use case diagram
adalah
sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara pengguna yang berinteraksi dengan sistem. Menurut Whitten dan Bentley(2007, p246), use case diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan sistem eksternal dan pengguna. dengan kata lain, grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem.
35
Gambar 2.9 Contoh Use Case Diagram (Bernard, 2005, p302) Dapat disimpulkan bahwa Use Case diagram merupakan suatu diagram yang menejelaskan tentang kegitan dan interaksi pengguna dengan sistem, sedangkan Use Case Naratif merupakan penjabaran berbentuk narasi dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam setiap kejadian. 2.2.4.3 Data & Information Level Menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan mengunakan data dan informasi yang didokumentasi pada produk dan layananan. Dan pada lebel ini juga menjelakan disain yang didokumentasikan, fungsi-fungsi, dan sistem informasi manajemen.
2.2.4.3.1 Object State Transition Diagram (D-3) State Transition Diagram menggunakan notasi dari Unified Modelling Language (UML) untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup dari data objek
36
spesifik. Diagram ini menunjukkan perubahan pada atribut, hubungan, dan/atau perilaku dari objek “On-Line Order” yang menghasilkan kejadian sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam keadaan.(Bernard, 2004, p306)
Gambar 2.10 Contoh Object State Transition Diagram (Bernard, 2005, p306)
2.2.4.3.2 Logical Data Model (D-5) Model data semantik dapat dikembangkan menggunakan metode dan simbologi (Entity Relationship Diagram) tradisional yang terstruktur, atau juga dapat menggunakan metode dan simbologi berorientasi objek dari Unified Modelling Language, yang menghasilkan Class Diagram dan/atau Object Diagram (Bernard, 2004, p308). Berdasarkan pendapat Satzinger (2005,p184) domain class diagram adalah kelas UML diagram yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam pengguna bekerja.
37
Gambar 2.11 Contoh Class Diagram 1. Class : jenis atau klasifikasi yang semua benda yang serupa dimiliki. (Satzinger, 2005: 63) Contoh : Class Tamu,Class Reservasi. 2. Attributes : karakteristik objek yang memiliki nilai-nilai, seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi, dan keterangan dari tombol atau label nama atau alamat, dan nomor telepon pelanggan. (Satzinger, 2005:62) Contoh: Id_Reservasi, Id_Tamu, Nama, Alamat. 3. Association Relationships : terjadi secara alami hubungan antara objek, seperti ketika seorang pelanggan berhubungan dengan pesanannya. (Satzinger, p66) 4. Association Class : kelas merupakan hubungan banyak-ke-banyak antara dua kelas lainnya. (Satzinger, p187) 5. Multiplicity : jumlah hubungan antara obyek. (Satzinger, p66)
38
•
0 to 1 atau 0 to *
•
1 to 1 atau 1 to 0
•
1 to *
•
* to *
6. Aggregasi : seluruh bagian hubungan antara obyek dan bagian-bagiannya di mana bagian bisa eksis secara terpisah. (Satzinger, p191)
Gambar 2.12 Aggregasi 7. Generalisasi: sistem klasifikasi yang struktur atau kelas yang menempati urutan dari kelas super yang lebih umum untuk subclass lebih khusus; juga disebut hirarki warisan. (Satzinger, p 67)
Gambar 2.13 Generalisasi 8.
Composite : Bagian yang tidak boleh di pisahkan.
Gambar 2.14 Composite
39
2.2.4.3.3 Activity / Entity (CRUD) Matrix (D-7) Matriks Aktivitas/ Entitas dikembangkan dengan pemetaan dimana entitas data dipengaruhi oleh aktivitas lini bisnis yang berkaitan. Biasa disebut sebagai matriks CRUD, karena matriks ini mengidentifikasikan tipe transformasi dasar yang dilakukan oleh data (Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis. (Bernard, 2004, p310)
Gambar 2.15 Contoh Entity Matrix (Bernard 2005, p310)
40
2.2.4.4 System & Application Level Sistem dan aplikasi yang sebuah perusahaan gunakan untuk mendukung pelayanan bisnis mereka, terdiri atas proses-proses pengiriman produk, dan alur informasi yang didokumentasi pada sistem dan aplikasi. 2.2.4.4.1 System Communication Description (SA-2) Artifak S-2 merupakan pelengkap dari Diagram AntarMuka Sistem S-1 dengan menyediakan deskripsi mengenai bagaimana data dikomunikasikan antar sistem dalam enterprise, dan mencakup spesifikasi mengenai hubungan, jalur, jaringan, dan media. (Bernard, 2004, p313)
Gambar 2.16 Contoh System Communication Diagram (Bernard 2005, p313)
41
2.2.4.4.2 System Data Flow Diagram (SA-4) Diagram Alir Sistem Data lebih dikenal dengan sebagai “Data Flow Diagram” dan ditujukan untuk menunjukkan proses dalam sistem yang bertukaran data, dan bagaimana pertukaran tersebut muncul. Artifak SA-4 merupakan pelengkap Diagram Proses Bisnis B-4, dan dapat didekomposisi untuk menunjukkan detail tambahan.(Bernard, 2004, p315)
Gambar 2.17 Contoh System Data Flow Diagram (Bernard 2005, p315)
Menurut Whitten (200, P162) Data Flow Diagram menggambarkan keadaan saat ini dan atau tujuan proses didalam sebuah sistem yang juga termasuk input, output, dan data. Model ini juga menunjukan aliran data antara dan melalui proses dan menujukan tempat dimana data di tempatkan. Menurut Sebastian Konkol (P16) Data Flow Diagram merupakan suatu pemahaman bagaimana memberikan data ke orang yang tepat dan aplikasi dengan
42
interface yang tepat pada waktu yang tepat. Pandangan ini berkaitan dengan arsitektur penyimpanan, pengambilan, pengolahan, pengarsipan, dan keamanan data. Komponen-komponen pembentuk DFD
(Gane and Sarson Shapes dan
Demarco/Yourdon Shapes) (Whitten). •
External Agent : Sesorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem namun berada diluar batasan sistem dan oleh karena itu tidak berada dalam control sistem atau pengguna sistem.
Gambar 2.18 Simbol External Agent (Gane and Sarson)
Gambar 2.19 Simbol External Agent (DeMarco/Yourdon) •
Data Store : Sebuah tempat penyimpanan untuk data.
Gambar 2.20 Simbol Data Store (Gane and Sarson)
43
Gambar 2.21 Simbol Data Store (DeMarco/Yourdon) •
Process (proses) : Dasar dari pembuatan sistem dan proses dimana proses tersebut merespon ke bisnis event dan kondisi perpindahan data untuk membuat informasi yang berguna. Model proses ini membantu untuk menerangkan interaksi dengan lingkungan sistem dan proses lain.
Gambar 2.22 Simbol Process •
Data Flow : Data input dan output dari suatu proses.
Gambar 2. 23 Simbol Data Flow Arrow
44
2.2.4.5 Networks & Infrastructure Level Fungsi dari jaringan dan infrastruktur level dari EA framework memiliki fungsi untuk mengintegrasikan dan menghubungkan sumberdaya – sumberdaya IT pada aplikasi dan level-level informasi.
2.2.4.5.1 Network Connectivity Diagram (NI-1) Diagram Konektivitas Jaringan menunjukkan hubungan secara fisik antara jaringan suara, data, dan video enterprise, mencakup Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) eksternal, yang disebut juga sebagai ekstranet dan intranet.(Bernard, 2004, p321)
Gambar 2.24 Contoh Network Connectivity Diagram (Bernard 2005, p321)
45
2.2.4.5.2 Network Inventory (NI-2) Network Inventory mencatat semua perangkat keras dan perangkat lunak pada jaringan suara, data, dan video enterprise dalam enterprise. Daftar ini mungkin mencakup nomor barcode atau pengenal unik lainnya. (Bernard, 2005: 322)
Gambar 2.25 Network Inventory (Bernard 2005, p322) 2.2.4.5.3 Capital Equipment Inventory (NI-3) Capital Equipment Inventory mencatat semua peralatan modal teknologi noninformasi (dapat didepresiasi) di setiap lini bisnis dalam enterprise. Daftar ini mungkin mencakup nomor barcode atau pengenal unik lainnya. (Bernard, 2005: 323)
46
Gambar 2.26 Capital Equipment Inventory (Bernard 2005, p323)
2.2.4.5.4 Building Blueprints (NI-4) Artifak NI-4 adalah sekumpulan cetak biru elektronik yang lengkap untuk semua bangunan dan ruangan secara fisik dalam enterprise. Cetak biru membantu dalam perencanaan dan pembuatan keputusan yang memperhatikan penempatan tempat kerja, fasilitas produksi, gudang, jaringan dan fungsi bisnis lainnya. (Bernard, 2005: 324)
47
2.2.4.5.5 Rack Elevation Diagram (NI-7) Diagram ini menyediakan sudut pandang depan dan samping dari setiap rak peralatan teknologi informasi yang ada di dalam pusat jaringan, server room, dan atau lemari kabel. Diagram ini mendukung diagram NI-5 dan NI-6 dan dikelola secara elektronik untuk mendukung perubahan berkali – kali yang dapat diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan. (Bernard, 2005: 327)
Gambar 2.27 Rack Elevation Diagram (Bernard 2005, p327)
2.2.4.6 Securtiy / Standards / Workforce Menjelaskan tentang perencanaan keamanan, standar, dan rencana kerja, yang sudah ada didalam perusahaan untuk keadaan yang sedang berjalan saat ini.
48
2.2.2.6.1 Security Plan (SP-1) Perencanaan keamanan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dan detail mengenai program keamanan yang berdampak dalam enterprise. Hal ini mencakup secara fisik, data, personel, dan elemen – elemen dan prosedur keamanan operasional.(Bernard, 2004, p328) Masalah keamanan cenderung untuk menyelesaikan sekitar kelangsungan bisnis, yaitu, Bagaimana bisnis dapat terus berjalan jika terjadi pelanggaran, bencana atau peristiwa lain yang dapat menyebabkan terganggunya kegiatan bisnis. Selain itu Bagaimana bisnis bisa melindungi aset digital dari ancaman luar. (Whitten dan Bentley, 2007, p19),
2.2.4.6.2 Security Solutions Description (SP-2) Deskripsi Solusi Keamanan menyediakan sudut pandang tingkat tinggi mengenai bagaimana keamanan disediakan untuk sumber daya yang terpilih dalam enterprise. Solusi – solusi ini mencakup 4 dimensi dari keamanan : secara fisik, data, personel, dan operasi, dan mungkin mencakup diagram – diagram dan metriks – metriks. (Bernard, 2005: 329)
49
Tabel 2.3 Security Solutions Description (Bernard 2005, p329)
2.2.4.6.3 Disaster Recovery Plan (SP-5) Perencanaan Pemulihan Bencana adalah matriks penilaian dan serangkaian prosedur untuk menangani berhentinya kemampuan berbagai bisnis dan/ atau teknologi yang tidak membutuhkan relokasi operasi dari enterprise. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh kejadian alam atau buatan manusia (misalnya kebakaran, banjir, atau padamnya listrik). Aktivasi Perencanaan Pemulihan Bencana mungkin harus dapat dicapai di tengah kekacauan bencana lokal atau nasional yang membuat kejelasan, keringkasan, kelengkapan, dan fleksibilitas (back up) kunci untuk kesuksesan. Beberapa elemen yang direkomendasikan dalam Perencanaan Pemulihan Bencana : 1. Aktivasi COOP. Kondisi untuk mengaktifkan COOP.
50
2. Peran dan Tanggungjawab COOP. Matriks peran dan tanggung jawab (dengan posisi) dari semua personal dalam enterprise yang terlibat dalam pengaktifan COOP. Alternatif disediakan untuk setiap posisi. 3. Penilaian Dampak Bencana dan Pemulihan. Standar matriks untuk menilai tipe dan durasi dari pemadaman, sama seperti sistem dan fungsi dalam enterprise yang terpengaruh. Bergantung kepada tipe dari pemadaman dan periode pemadaman yang diperkirakan (menit, jam, dan hari), prosedur pemulihan mungkin berbeda. 4.Prosedur
Pemulihan.
Prosedur –
prosedur yang digunakan
untuk
memperbaiki fungsi bisnis dan/atau sistem yang telah dikacaukan. Contohnya mencakup : a. Pemadaman listrik b. Pemadaman pendingin/ pemanas udara c. Kerusakan bangunan (kebakaran, banjir, gempa bumi) d. Kerusakan ruangan (kebakaran, banjir, gempa bumi) e. Infeksi virus pada sistem informasi f. Hilangnya komunikasi data internal atau eksternal g. Hilangnya komunikasi telepon internal atau eksternal
2.2.4.6.4 Technology Forecast (ST-2) Peramalan Teknologi mendukung dan berhubungan dengan Profil Standar Teknologi ST-1. Peramalan Teknologi mendokumentasikan perubahan yang telah
51
diperkirakan dalam berbagai standar yang dicatat dalam artifak ST-1, dimana perubahan masa depan mulai terjadi atau akan terjadi.(Bernard, 2004, p334)
Gambar 2.28 Contoh Peramalan Teknologi
52
2.2.4.6.5 Workforce Plan (W-1) Perencanaan Angkatan Kerja menyediakan deskripsi tingkat tinggi mengenai bagaimana modal manusia diatur dalam enterprise. Perencanaan Tenaga Kerja mencakup strategi untuk mempekerjakan, mempertahankan, dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif, manajemen, dan staff dari enterprise.(Bernard, 2004, p335)
2.2.4.6.6 Organization Chart (W-2) Bagan Organisasi menunjukkan bagaimana posisi dan personel diatur dalam diagram secara hierarki atau format matriks. Bagan Organisasi membantu untuk menunjukkan garis otorisasi, hubungan pekerjaan, sama seperti kepemilikan terhadap sumber daya, produk, dan proses.(Bernard, 2004, p336)
Gambar 2.29 Contoh Struktur Organisasi
53
2.2.4.6.7 Knowledge & Skills Profile Profil Pengetahuan dan Keterampilan menyediakan pendataan detail mengenai orang seperti apa yang harus mengetahui dan dapat lakukan dalam posisi khusus dalam enterprise. Contoh yang disediakan adalah Daftar Pengetahuan, Keterampilan, dan Kemampuan untuk Enterprise Architect yang dikembangkan oleh Universitas Carnegie Mellon pada tahun 2004. (Bernard, 2004, p337)
Gambar 2.30 Contoh diagram Profil Pengetahuan dan Keterampilan 2.2.5 EA Management & Transition Plans EA Management & Transition Plan menggambarkan gap kinerja sebuah perusahaan, sumber kebutuhan, solusi perencanaan, urutan-urutan rencana, dan ringkasan arsitektur sekarang dan masa yang akan datang. Rencana tersebut juga
54
menjelaskan proses pengerjaan EA, penerapan teknologi, dan kerangka dokumentasi. Ini merupakan suatu dokumen hidup yang diperbarui secara berkala untuk memberikan kontrol terhadap versi yang lebih baik untuk perubahan pandangan saat ini maupun di masa depan dari komponen-komponen EA dan artefak-artefak yang terdapat diseluruh framework. 2.2.5.1 Sequencing Plan Diagram ini menunjukkan suatu perubahan dari sistem yang mencakup hubungan dan waktu dari instalasi penggabungan, peningkatan, dan penghentian, terkadang dapat dimaksudkan dalam konteks perubahan terhadap sistem, aplikasi, halaman web, dan database lainnya.
Gambar 2.31 Sequencing Plan
55
2.2.5.2 Gantt Chart Geraldi&Lechter (2012:1) Gantt chart merupakan suatu alat yang berguna untuk mengatasi beberapa "masalah yang sangat rumit" dari suatu proyek, dan mencakup pentingnya waktu dan waktu, hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang tidak berlaku pada semua proyek. Konsekuensi menggunakan gantt chart adalah perkembangan pendekatan manajemen yang tidak secara eksplisit untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, ketidak pastian dan perubahan.
Gambar 2.32 Gantt Chart