BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Hoffer, Prescott, dan McFaden (2002, p5), data adalah faktafakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta dan simbol-simbol angka yang secara relatif mempunyai arti bagi pengguna. Data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan (fakta), dapat berupa angka-angka, huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari ketiganya. Data masih belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. ( Sumber : www.elink.sinau.web.id ) Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta yang telah diketahui dan dapat disimpan di dalam media komputer yang nantinya perlu diolah lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan informasi yang berguna dan berarti bagi pemakai.
2.1.2 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Shell (2001, p9), sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud umum untuk mencapai suatu tujuan.
7
8
Menurut O’Brien (2001, p22), sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi yang membentuk suatu kesatuan. Menurut Bernd, Allen (2000, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui penerimaan input, proses transformasi, dan menghasilkan output dengan mengimplementasikan persyaratan model, function, dan interface.
2.1.3 Pengertian Analisis Sistem Menurut Yogianto, Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian – bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. ( Sumber : www.ilkom.unsri.ac.id ) Menurut Kristanto, Analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan – kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem. ( Sumber : www.ilkom.unsri.ac.id )
9
2.1.4 Pengertian Perancangan Sistem Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut : Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk, yang dapat berupa gambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen – komponen perangkat lunak dan keras dari suatu sistem. ( Sumber : www.lpkia.ac.id )
2.1.5 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2002, p14), basis data merupakan suatu koleksi data yang berhubungan secara logikal, dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Menurut Post (2005, p2), basis data adalah kumpulan data yang disimpan dalam format yang distandarisasi, di desain untuk banyak pengguna. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan file yang saling berhubungan, biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada. Suatu basis data menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dalam satu lingkup organisasi. Basis data menjadi salah satu bagian penting dari perusahaan untuk menyimpan informasi-informasi yang diinginkan perusahaan tersebut.
10
2.1.6 Pengertian Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2002, p4), sistem basis data dasarnya adalah sistem penyimpanan record yang terkomputerisasi dimana tujuan sebenarnya adalah menyimpan informasi dan membuat informasi tersebut selalu tersedia pada saat dibutuhkan.
2.1.7 Pengertian Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2002, p4), Database Management System (DBMS)
adalah
suatu
software
yang
memungkinkan
user
untuk
menggambarkan, membuat, mengatur, dan mengendalikan akses ke database. Menurut Hoffer, Prescott, McFadden (2005, p7), sistem manajemen basis data adalah suatu sistem perangkat lunak yang digunakan untuk membuat, memelihara, dan menyediakan akses yang dikontrol untuk pengguna basis data. DBMS adalah software yang berinteraksi dengan program aplikasi user dan sebuah database. DBMS menyediakan beberapa fasilitas berikut : •
Memungkinkan user untuk menggambarkan database, biasanya
melalui Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk menspesifikasikan tipe – tipe data dan struktur – struktur serta konstrain data untuk disimpan di dalam database.
11
•
Memungkinkan
user
untuk
insert,
update,
delete
dan
mengembalikan data dari database, biasanya melewati Data Manipulation Language (DML). •
Menyediakan akses kontrol ke database.
12
2.1.8 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data Siklus / daur hidup sebuah aplikasi data menurut Connolly dan Begg (2002, p271) digambarkan sebagai berikut : Perancangan Basis Data
Definisi Sistem
Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan
Desain Basis Data Desain Konseptual Basis Data Pemilihan DBMS
Desain Aplikasi Desain Logikal Basis Data
Desain Fisikal Basis Data
Prototyping
Implementasi
Konversi dan Loading Data
Testing
Perawatan Operasional
Gambar 2.1 Tahap – Tahap Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
13
Adapun penjelasan dari daur hidup tersebut adalah : a. Perancangan Basis Data Perancangan basis data adalah aktivitas manajemen yang memungkinkan tahap – tahap dari aplikasi basis data dapat direalisasikan se – efisien dan se – efektif mungkin. Perancanaan basis data harus dapat diintegrasikan dengan keseluruhan strategi informasi organisasi. Terdapat tiga hal penting dengan perencanaan basis data, yaitu : •
Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaaan dengan penentuan sistem informasi yang diperlukan.
•
Mengevaluasi
sistem
informasi
yang
digunakan
sekarang untuk menentukan kekuatan dan kelemahan. •
Penilaian tentang peluang teknologi informasi yang mungkin menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
Perencanaan basis data juga harus meliputi pengembangan standar pengumpulan data, bagaimana penetapan format dan dokumentasi yang diperlukan, bagaimana penetapan format, dan dokumentasi yang diperlukan, bagaimana desain, dan implementasi diproses. b. Definisi Sistem Aktivitas utamanya adalah menentukan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan user view utama.
14
Menurut Connolly dan Begg (2002, p275), user view mendefinisikan apa yang diperlukan dalam aplikasi basis data dari sudut pandang peran pekerjaan tertentu ( misal manajer atau supervisor), atau area aplikasi perusahaan (misal marketing, personil, atau kontrol stok). c. Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Menurut Connolly dan Begg (2002, p276), proses pengumpulan dan menganalisa informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna sistem baru. Informasi tersebut diambil dari tiap user view yang penting, dimana di dalamnya termasuk : •
Deskripsi tentang data yang digunakan atau dibuat
•
Detil dari bagaimana data akan digunakan atau dibuat
•
Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data baru
Ada tiga pendekatan utama untuk memenuhi kebutuhan informasi dari aplikasi sistem basis data, yaitu : 1. Terpusat Kebutuhan dari setiap pemakai digabung kedalam satu set kebutuhan untuk aplikasi basis data. 2. Tinjauan terintegrasi
15
Kebutuhan dari setiap pemakai akan digunakan untuk membangun model data yang terpisah untuk mempresentasikan pandangan dari pemakai. Hasil dari data model dapat digabungkan kemudian pada tahap perancangan basis data. 3. Kombinasi dari 2 pendekatan Dalam
hal
ini
ada
beberapa
teknik
untuk
mendapatkan analisa informasi yang dinamakan Fact Finding Techniques. Terdapat lima teknik Fact Finding yang umum digunakan : a. Pemerikasaan Dokumentasi b. Wawancara c. Mengobservasi jalannya kegiatan kerja perusahaan d. Penelitian e. Kuisioner d. Desain Basis Data Proses dalam menciptakan desain untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Desain basis data dibuat dalam tiga fase utama, yaitu : • Desain konseptual basis data Proses membangun model informasi yang digunakan dalam
sebuah
perusahaan,
pertimbangan fisik.
terbebas
dari
semua
16
• Desain logikal basis data Proses membangun model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan yang didasarkan oleh data model spesifik dan terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. • Desain fisikal basis data Proses
memproduksi
sebuah
deskripsi
dari
implementasi basis data dalam secondary storage, yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data dan setiap integrity constraint yang saling berhubungan dan juga pengukuran keamanan ( security ). e. Penyeleksian DBMS Pada tahap ini dilakukan seleksi DBMS yang cocok untuk mendukung aplikasi basis data. Berikut ini adalah tahapan utama untuk menyeleksi basis data adalah : • Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan • Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk • Mengevaluasi produk – produk DBMS yang dipilih • Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil evaluasi produk – produk DBMS tersebut
17
f. Desain Aplikasi Desain aplikasi yaitu mendesain antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data. Pada tahap ini harus dipastikan semua spesifikasi kebutuhan pengguna terdapat di dalam desain aplikasi untuk aplikasi basis data. Desain aplikasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Desain transaksi Menurut Sillbershatz, A, Korth (2002, p15), transaksi adalah kumpulan operasi yang memainkan fungsi logikal yang single dalam aplikasi basis data, dimana setiap transaksi adalah suatu unit yang atomik dan konsisten. Menurut Connolly dan Begg (2002, p551), transaksi juga dapat diartikan sebagai sebuah atau serangkaian aksi, yang dilakukan oleh seorang user atau program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi dari basis data. Terdapat tiga tipe utama transaksi : • Retrival Transaction, contohnya tampilan detil data properti ( data ditampilkan dalam bentuk angka ).
18
• Update
Transaction,
contohnya
operasi
untuk
memasukkan detil data properti baru ke dalam basis data. • Mixed Transaction, contohnya operasi untuk mencari detil data properti, menampilkannya dan kemudian meng – update nilainya. 2. Panduan Desain Antarmuka Pengguna g. Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2002, p291 – 292), prototyping adalah proses membangun model kerja dari aplikasi basis data, yang memperbolehkan perancang atau user untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang dimiliki sistem. Tujuan dari prototype aplikasi basis data adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi keistimewaan sistem atau kekurangan dan apabila memungkinkan untuk dapat menyarankan improvisasi atau bahkan membuat fitur baru ke aplikasi basis data. h. Implementasi Menurut Connolly dan Begg (2002, p292), implementasi adalah
membuat
definisi
database
secara
eksternal,
konseptual, internal dan program aplikasi. Implementasi basis data dilakukan dengan menggunakan Data Definition
19
Language ( DDL ) dari DBMS yang dipilih atau dengan menggunakan Graphical User Interface ( GUI ). Pandangan dari pemakai ( User View ) diimplementasikan juga pada tahapan ini. Bagian dari aplikasi program adalah transaksi
basis
data
yang
diimplementasikan
dengan
menggunakan Data Manipulation Language ( DML ) dari sasaran DBMS, termasuk host programming language seperti, Visual Basic, Delphi, C , C++, JAVA dan Pascal. i. Loading dan Konversi Data Menurut Connolly dan Begg (2002, p292), pada tahap ini dilakukan transfer semua data yang baru dan mengkonversi aplikasi yang ada untuk dijalankan di basis data yang baru. j. Testing Testing yaitu proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan. Beberapa keuntungan dalam melakukan testing : • Menemukan kesalahan ( error ) program aplikasi dan mungkin juga kesalahan struktur basis data. • Mendemonstrasikan bahwa program aplikasi dan basis data
dapat
berjalan
sesuai
dengan
kebutuhan
performance dan spesifikasi yang diinginkan atau tidak.
20
k. Perawatan Operasional Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), perawatan operasional adalah proses memantau dan memelihara sistem setelah dilakukannya proses instalansi. Pada tahap ini maintenance ( perawatan ) ini melibatkan beberapa aktivitas : • Memantau kinerja sistem. Apabila performance berada di level bawah, maka dibutuhkan tuning atau reorganisasi basis data. • Memelihara dan meng – upgrade aplikasi basis data ( apabila dibutuhkan ).
2.1.9 Tahap-tahap perancangan basis data Menurut Connolly dan Begg, (2002, p419), perancangan basis data merupakan sebuah approach terstruktur yang menggunakan prosedurprosedur,
teknik-teknik,
alat-alat,
dan
bantuan
dokumentasi
untuk
mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Terdapat tiga tahapan atau fase utama dalam perancangan basis data, yaitu : 2.1.9.1 Desain Konseptual Basis Data Proses membangun sebuah model informasi yang
digunakan
dalam sebuah enterprise, terbebas dari semua pertimbangan fisik.
21
Pada desain konseptual basis data, terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : Langkah 1: Membangun data model konseptual lokal untuk setiap view 1.1
Mengidentifikasi Tipe Entity Pada tahapan ini dilakukan identifikasi tipe entity utama yang diperlukan oleh sebuah view. Salah satu metode dalam mengidentifikasi tipe entity adalah dengan memeriksa kebutuhan user. Dari kebutuhan user ini, user dapat mengidentifikasikan kata benda atau frase yang ada, selain itu user bisa mendapatkan obyek utama seperti orang, tempat. Cara lain dalam mengidentifikasi entity adalah dengan melihat obyek-obyek yang akan tetap ada dan keberadaannya tidak tergantung pada obyek lain, misalnya staff merupakan entity karena staff
tetap akan
ada walaupun tidak diketahui nama, posisi dan tanggal lahirnya. 1.2
Mengidentifikasi tipe relasi Pada tahapan ini dilakukan identifikasi relasi penting yang ada antara tipe entity
22
yang
telah
mengidentifikasi
teridentifikasi. relasi
biasanya
Ketika dapat
menggunakan kata kerja dalam spesifikasi kebutuhan user. Misalnya : •
Staff mengatur Property
•
PrivateOwner mempunyai Property
Dengan adanya kebutuhan user ini, membuktikan bahwa relasi – relasi yang terjadi adalah penting dan harus dimasukkan dalam model. 1.3
Mengidentifikasi
dan
menghubungkan
atribut dengan entity atau tipe entity Pada tujuannya untuk menghubungkan atribut dengan entitas dan tipe relationship yang tepat. Atribut yang dimiliki oleh setiap entitas dan relationship harus memenuhi karakteristik atribut yaitu simple / composite atribute, single / multi – valued attribute, dan derived attribute. 1.4
Menentukan domain atribut Menurut Connoly dan Begg (2002, p430), domain adalah sekumpulan nilai dimana satu atau lebih atribut memperoleh
23
nilainya. Contoh untuk menentukan domain pada atribut Jenis Kelamin di entitas pegawai adalah dengan ‘P’ atau ‘W’. 1.5
Menentukan candidate dan primary key dari atribut Candidate key adalah set atribut minimal dari
sebuah
entity
yang
secara
unik
mengidentifikasi setiap kemunculan dari entity
tersebut.
Candidate
key
dapat
diidentifikasikan lebih dari satu, tetapi harus dipilih satu sebagai primary key, sedangkan candidate key yang lain disebut alternate key. 1.6
Mempertimbangkan
penggunaan
model
tinggi
yang
lebih
(
konsep enchaced
modelling concepts ) / optional Tahap ini bersifat optional, apakah akan digunakan pengembangan dari entity model dengan menggunakan enhanced modelling concepts, seperti spesialisasi / generalisasi. 1.7
Memeriksa redundansi pada model Tahapan ini memeriksa model data konseptual lokal apakah terjadi duplikasi atau tidak dengan dua langkah, yaitu :
24
• Memeriksa ulang relasi one – to – one (1:1) Kemungkinan ada dua entitas yang menggambarkan obyek yang sama dalam organisasi. Oleh karena itu, kedua entitas tersebut harus digabungkan. • Menghilangkan
relasi
yang
terduplikasi ( redudant ) Suatu relationship menjadi redundan jika informasi yang sama dihasilkan melalui relationship yang lainnya. Untuk meminimalkan relationship
data yang
model
maka
redundan
harus
dihilangkan. 1.8
Memvalidasi
model
data
konseptual
terhadap transaksi user Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p435),
memeriksa
model
yang
telah
dihasilkan apakah mendukung traksaksi pada view. Pemeriksaan ini dapat dilakukan menggunakan dua langkah yaitu : •
Mendeskripsikan transaksi
•
Menggunakan jalur transaksi
25
1.9
Memeriksa model data konseptual lokal dengan user Memeriksa model data konseptual lokal termasuk ER, jika terjadi ketidakcocokan (anomaly) maka harus dilakukan perubahan. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data model merupakan representasi
yang
benar
bagi
setiap
pandangan. 2.1.9.2 Desain Logikal Basis Data Proses membangun model informasi yang digunakan dalam sebuah enterprise yang didasarkan pada data model spefisik, dan terbebas dari DBMS dan semua pertimbangan fisik. Pada desain logikal basis data terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut : Langkah 2 : Membangun dan memvalidasi model data logikal lokal untuk setiap view Tujuannya untuk membangun sebuah local logical data model dari sebuah local conceptual data model yang mewakili pandangan tertentu dari organisasi dan kemudian memvalidasi model ini untuk memastikan bahwa strukturnya benar ( dengan menggunakan teknik normalisasi ) dan untuk
memastikan
dukungannya
terhadap
26
transaksi – transaksi yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini meliputi : 2.1
Menghilangkan hal – hal yang tidak sesuai dengan model relational ( optional ) Model data konseptual lokal yang telah ada dapat mengandung struktur yang tidak dapat
dimodelkan
oleh
DBMS
konvensional. Oleh karena itu, pada tahap ini dilakukan perubahan menjadi bentuk yang lebih mudah ditangani oleh sistem ini. Langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam penyesuaian struktur adalah : • Menghilangkan relasi binary many – to – many ( *:* ) • Menghilangkan relasi rekursif many – to –many ( *:* ) • Menghilangkan
tipe
relasi
yang
kompleks • Menghilangkan atribut multi – valued 2.2
Mendapatkan relasi untuk model data logikal Membentuk
relasi
dari
model
logikal lokal untuk mempresentasikan
data
27
relasi antar entity dan atribut yang telah diidentifikasikan. 2.3
Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi Normalisasi
digunakan
untuk
meningkatkan model yang telah terbentuk agar duplikasi data yang tidak diperlukan dapat dihindari. 2.4
Memvalidasi relasi dengan user Memastikan relasi yang telah ada pada model
data
logikal
dapat
mendukung
transaksi yang diperlukan oleh view. 2.5
Mendefinisikan integrity constraint Integrity constraint adalah batasan yang digunakan untuk menjaga agar basis data tidak menjadi inkonsisten. Ada lima tipe integrity constraints : • Required data ( data / nilai yang valid ) • Batasan domain atribut • Entity integrity ( primary key tidak boleh null )
28
• Referential integrity ( foreign key pada suatu
entity
harus
sesuai
dengan
candidate key pada entity lain ) • Enterprise constraint ( batasan pada organisasi ) 2.6
Memeriksa model data logikal lokal dengan user Memastikan model data logikal lokal yang terbentuk merupakan representasi dari user view. Untuk memvalidasi model data logikal ini digunakan Data Flow Diagram (DFD). DFD dapat menunjukkan aliran data dari suatu organisasi.
Langkah 3 : Membangun dan memvalidasi model data logikal global Bertujuan menggabungkan masing – masing local logical data model menjadi sebuah global logical
data
model
yang
menggambarkan
organisasi dengan menyatukan masing – masing local logical data model bagi setiap pandangan pengguna. 3.1
Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model global
29
Menggabungkan
model
data
logikal
individual ke dalam model data logikal global organisasi. 3.2
Memvalidasi model data logikal global Memvalidasi relasi yang telah dibuat oleh model data global menggunakan teknik normalisasi dan memastikan relasi ini mendukung transaksi yang diperlukan.
3.3
Memeriksa perkembangan yang akan datang Memastikan apakah ada perubahan yang berarti
yang
dapat
diperkirakan
dan
memastikan apakah model data logikal global ini dapat mendukung perubahan – perubahan ini. 3.4
Memeriksa model data logikal global dengan user Memastikan bahwa model data logikal global merupakan representasi nyata dari organisasi.
2.1.9.3 Desain Fisikal Basis Data Proses memproduksi sebuah deskripsi dari implementasi basis data dalam secondary storage, yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan membuat indeks untuk mendapatkan akses yang
30
efisien ke data, serta setiap integrity constraint yang saling berhubungan dan juga pengukuran security. Pada desain fisikal basis data ini terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut : Langkah 4 : Menerjemahkan model data logikal global untuk DBMS yang akan digunakan Pada tahap ini akan dihasilkan suatu skema basis data relasional dari model data logikal global yang dapat diimplementasikan ke dalam DBMS yang akan digunakan. 4.1
Mendesain relasi dasar ( base relations ) Memutuskan
bagaimana
mempresentasikan relasi–relasi yang telah diidentifikasikan pada model data logikal global pada DBMS yang akan dipakai. 4.2
Mendesain representasi dari data yang diturunkan Memutuskan
bagaimana
mempresentasikan derived atribut dalam model data logikal global pada DBMS yang akan dipakai. 4.3
Mendesain enterprise constraints Menentukan enterprise constraint untuk target DBMS.
31
Langkah 5 : Mendesain gambaran fisik dari basis data Menentukan organisasi file yang akan digunakan
dan
indeks
untuk
menghasilkan
perfomance yang diinginkan serta menentukan apa saja yang akan disimpan dalam secondary storage. 5.1
Menganalisa transaksi Memahami fungsi – fungsi dari transaksi yang akan dijalankan pada basis data dan menganalis transaksi yang penting.
5.2
Memilih
organisasi
file
yang
akan
digunakan Menentukan organisasi file yang efisien dan terdapat lima tipe organisasi file, yaitu : • Heap • Hash • Indexed Sequential Access Method ( ISAM ) • B – tree • Clusters
32
5.3
Memilih indeks yang digunakan Memutuskan
apakah
dengan
menggunakan indeks akan meningkatkan performance dari sistem. 5.4
Memperkirakan disk space yang diperlukan Memperkirakan disk strorage (secondary storage)
yang
diperlukan
untuk
menggunakan sistem basis data. Langkah 6 : Mendesain user view Mendesain user view yang telah diidentifikasi. Langkah 7 : Mendesain pengukuran keamanan ( security ) Membatasi pengaksesan basis data oleh user – user yang tidak berhak dan menspesifikasi user terhadap basis data yang dapat diakses. Langkah 8 : Menentukan apakah redudansi data telah dapat dikontrol Dilakukan
normalisasi
agar
dapat
meningkatkan performance dari sistem dan menghilangkan redudansi. Langkah 9 : Memonitor Sistem Operasional Memonitor dan meningkatkan performance dari sistem dengan memperbaiki desain yang tidak sesuai atau perubahan kebutuhan.
33
2.1.10
ER Modelling Menurut Hoffer, Presscott, dan McFadden ( 2005, p92 ), Entity –
Relation Model ( E – R Model ) adalah suatu gambaran logikal data untuk sebuah organisasi atau untuk sebuah area bisnis. Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p330 ), ER Modelling adalah pendekatan top – down untuk desain database yang dimulai dengan mengidentifikasi data – data penting yang disebut entity -
entity dan
hubungan antar data yang harus digambarkan dalam model. Menurut Elmasri, Navathe ( 2000, p41 ), ER Model adalah data model konseptual tingkat tinggi yang cukup populer, dan merupakan metode tradisional untuk memfokuskan struktur sistem basis data dan constraint selama desain database. Berikut ini dijelaskan konsep dasar dari ER Modelling sebagai berikut: a. Tipe Entity Tipe entity adalah sekumpulan obyek dengan properti yang sama, yang diidentifikasikan oleh perusahaan yang bersifat independent. b. Tipe Relasi Tipe relasi adalah sekumpulan hubungan antara tipe – tipe entity yang memiliki arti. • Degree Tipe Relasi Menyatakan jumlah tipe entity yang berpartisipasi dalam sebuah relasi. Participants adalah entiti – entiti yang dilibatkan dalam sebuah tipe relasi partikular. Jumlah
34
participants dalam sebuah tipe relasi disebut degree. Suatu relasi dengan degree dua dinamakan binary, sedangkan relasi dengan degree tiga disebut ternary, entity dengan degree empat dinamakan quaternary. Suatu relasi dapat disebut relasi yang kompleks bila relasi tersebut mempunyai degree yang lebih tinggi dari binary. • Relasi Rekursif Merupakan tipe relasi dimana tipe entiti yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali dalam peran yang berbeda. c. Atribut Atribut merupakan sifat dari sebuah entiti atau tipe relasi, misalnya entiti staff bisa digambarkan dengan atribut staffNo, nama, jabatan, dan gaji. Atribut ini mempunyai nilai yang menggambarkan setiap entiti dan mempresentasikan bagian utama dari data yang akan disimpan dalam basis data. • Domain Atribut Domain atribut merupakan kumpulan dari nilai – nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. • Simple and Composites Attributes o Simple attribute adalah atribut yang tersusun dari sebuah komponen yang ada secara independent. Simple attribute tidak dapat dipecah lagi menjadi atribut yang lebih kecil, biasanya disebut dengan atomic attribute.
35
o Composite attribute adalah atribut yang tersusun dari banyak komponen, setiap komponen itu ada secara independent. Composite attribute dapat dipecah lagi menjadi komponen – komponen independent yang lebih kecil. • Single – Value and Multi – Value Attributes o Single – valued attribute adalah atribut yang hanya mempunyai sebuah nilai untuk setiap tipe entity. Hampir sebagian besar atribut adalah single – value. o Multi
–
valued
attribute
merupakan
atribut
yang
mempunyai banyak nilai untuk setiap tipe entiti. • Derived Attributes Derived
attributes
merupakan
sebuah
atribut
yang
mempresentasikan sebuah nilai yang berasal dari nilai sebuah atribut yang berhubungan atau set atribut, dan tidak harus berada dalam tipe entiti yang sama. • Keys Terdiri dari candidate key, primary key dan composite key. Dimana composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. d. Strong and Weak Entity Types • Strong entity adalah entity yang keberadaannya tidak bergantung dengan entiti lain. Karakteristik dari strong entity adalah setiap
36
entiti dapat diidentifikasikan dengan primary key dari tipe entiti itu. • Weak entity adalah entiti yang keberadaanya tergantung dari entiti lain. Karakteristik dari weak entity adalah tidak dapat mengidentifikasi primary key dari tipe entity – nya karena bergantung pada strong entity. e. Structural Constraints Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p344 ), multiplicity merupakan jumlah kemunculan ( occurrence ) yang mungkin dari sebuah tipe entiti yang berhubungan dengan kemunculan tunggal dari sebuah tipe entiti yang berhubungan melalui relasi tertentu. Contoh beberapa batasan – batasan ( constraints ) termasuk syarat bahwa properti sewa harus mempunyai seorang pemilik dan setiap cabang harus mempunyai staff. Tipe utama dari batasan – batasan dalam relasi ini disebut multiplicity. Multiplicity membatasi cara entiti – entiti saling terhubung. Batasan ini dapat dibuat oleh organisasi ataupun user. Tingkat relasi yang umum antar entiti adalah binary. Berikut ini adalah relasi binary yang sering terjadi : 1. Relasi One – to – One ( 1 : 1 ) Relasi dimana setiap entiti yang ada hanya dapat mempunyai maksimal 1 ( satu ) relasi dengan entiti yang lain. 2. Relasi One – to – Many ( 1 : * )
37
Relasi dimana setiap entiti yang ada dapat mempunyai satu atau lebih dari satu relasi dengan entiti yang lain. 3. Relasi Many – to – Many ( * : * ) Relasi dimana setiap entiti dapat mempunyai lebih dari satu relasi dengan entiti lainnya. f. Cardinality and Participants Constraint Multiplicity terdiri dari dua batasan, yaitu cardinality dan participation. Cardinality menggambarkan jumlah maksismum relasi yang mungkin terjadi dari sebuah entiti yang berpartisipasi dalam tipe relasi. One – to - one ( 1 : 1 ), one – to – many (1 : *), dan many – to – many ( * : * ) merupakan cardinality dari relasi binary. Participation menentukan apakah semua atau hanya sebagian dari entiti yang berpartisipasi dalam relasi.
2.1.11 Normalisasi Menurut Connoly dan Begg ( 2002, p376 ), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan properti yang diinginkan, dengan kebutuhan data yang diberikan sebuah perusahaan. Adapun proses normalisasi adalah sebagai berikut : 1. First Normal Form ( 1NF) Suatu kondisi sebelum masuk ke proses normalisasi adalah Unnormalized Form ( UNF ), yaitu kondisi dimana sebuah tabel mengandung satu atau lebih repeating group. Sedangkan 1NF
38
adalah sebuah relasi dimana gabungan dari tiap kolom dan baris terdiri atas satu dan hanya satu nilai. 2. Second Normal Form ( 2NF ) 2NF yaitu relasi yang terdapat di dalam 1NF dan tiap atribut non – primary key secara fungsional bergantung penuh terhadap primary key. 3. Third Normal Form ( 3NF ) 3NF yaitu relasi yang terdapat pada 1NF dan 2NF, dimana tidak ada atribut non – primary key yang bergantung transitif terhadap primary key.
2.12 Diagram Aliran Dokumen ( DAD ) Menurut Dr. Husein Umar ( 2001, p98 ), sistem yang berdasarkan pada pemakaian teknologi komputer banyak terkait dengan desain. Salah satunya implementasinya pada aliran ( alur ) dokumen. Dimana bagian bagian / bagan tersebut memperlihatkan input apa saja yang digunakan untuk menghasilkan output yang diinginkan berdasarkan pengolahan yang telah ditentukan. Simbol – simbol pada Diagram Aliran Dokumen : Simbol arah arus proses. Terminator. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir dari aliran data. Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam
39
data terjadinya suatu transaksi. Online Computer Process. Simbol ini menggambarkan data dengan komputer secara online. Nama program ditulis didalam simbol. Kegiatan Manual. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual. Catatan. Simbol ini digunakan untuk mengambarkan catatan akutansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya dalam dokumen atau formulir. Decision. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan pilihan keputusan yang akan dibuat. Gambar 2.2 Simbol State dalam DAD
2.1.13 State Transition Diagram ( STD ) Menurut Yourdon ( 1989, p263 ), STD merupakan suatu modelling tools yang menunjukkan berbagai model tingkah laku ( disebut state ) sistem dan cara membuat transisi dari state ke state yang lainnya. Jadi STD, menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem. Diagram ini menggambarkan urutan dan variasi dari layar yang muncul saat pengguna sistem menggunakan terminal tersebut. STD memilki dua komponen utama, yaitu : 1. Gambar persegi panjang menggambarkan state dari sistem. Mewakili State dalam STD.
40
2. Gambar panah menggambarkan transisi antar state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang di atas menunjukkan kejadian atau kondisi yang menyebabkan transisi terjadi. Label yang dibawah menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi. Mewakili Transisi antar State dalam STD. Gambar 2.3 Simbol - Simbol dalam STD
2.2
Teori Khusus 2.2.1 Sumber Daya Manusia Menurut Martoyo (1987, p5), sumber daya manusia adalah sumber daya yang timbul dari interaksi antara manusia yang selalu mencari alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu di luar manusia pada saat ini disebut “alam”. Peran departemen SDM sudah bertumbuh pesat sekarang ini. Para pemimpin SDM harus menjadi yang pertama dan terakhir dalam menangani perubahan dalam perusahaan. Misi dari departemen SDM adalah untuk memaksimalkan pengembalian investasi dari setiap investasi pekerja. Dari sudut pandang ini, manajemen SDM adalah merupakan prioritas utama untuk semua operasi yang berpusat pada pekerja manusia. Dalam dekade terakhir, perusahaan besar telah mencapai produktivitas yang besar dengan menggunakan solusi SDM yang baik. Sekarang ini, perangkat lunak ( software ) akan mengubah proses SDM menjadi terotomati sasi.
41
2.2.2 Absensi Pegawai Banyak perusahaan khawatir melihat angka absen yang tinggi. Dalam hal ini harus diadakan catatan sederhana, catatan beberapa perorangan. Ini akan menunjukkan luasnya persoalan, alasan – alasannya ( misalnya sakit tanpa keterangan surat dari dokter ), pengaruhnya pada bagian atau kategori karyawan ( misalnya golongan wanita yang sudah menikah ). Langkah – langkah analisa dalam absensi pegawai : • Mencatat nama karyawan yang absen • Mencatat sebab – sebab ketidakhadiran • Memperhatikan kelompok umur yang sering absen • Kelompok jenis kelamin • Hari – hari yang sering menyebabkan tidak masuk kerja • Kondisi kerja Menurut Edwin B. Flippo ( 1994, p267 ) masalah yang cukup merugikan perusahaan adalah kemangkiran baik yang sah ( dengan alasan ) maupun yang tidak sah ( tanpa alasan atau dengan alasan yang dibuat – buat ). Dalam tulisan ini seluruh jenis kemangkiran dianggap sebagai satu kesatuan masalah. Angka kemangkiran dapat diperoleh dengan memperoleh rumus : A.K =
Jumlah kemangkiran setiap bulan Jumlah hari hadir + Jumlah hari mangkir
Angka kemangkiran yang tinggi perlu diteliti sebab - penyebabnya. Kebanyakkan kemangkiran disebabkan perasaan yang jenuh. Karyawan yang bersangkutan merasa bahwa kehidupannya setiap hari dipenuhi dengan
42
tugas dan tanggung jawab yang semakin berat, sehingga kemangkiran tidak dapat dihindari lagi.
2.2.3 Waktu Kerja Menurut UU No.13 ( ketentuan umum pasal 77 ) mengenai ketenagakerjaan, waktu kerja meliputi : a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
2.2.4 Waktu Kerja Lembur Menurut UU No.13 ( ketentuan umum pasal 78 ) mengenai ketenagakerjaan, waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
2.2.5 Waktu Istirahat Menurut UU No.13 ( ketentuan umum pasal 79 ) mengenai ketenagakerjaan, waktu istirahat dan cuti meliputi : a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja.
43
b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
2.2.6
Definisi Intranet Intranet adalah jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan di dalam batasan suatu organisasi. Dilihat dari sudut teknisinya, intranet didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet dan WWW ( World Wide Web ) di dalam sebuah jaringan komputer lokal ( LAN ). Local Area Network ( LAN ) adalah sekumpulan komputer-komputer yang saling dihubungkan
pada
memaksimalkan kemampuan
-
suatu
daerah
penggunaan kemampuan
atau
LAN internet
lokasi
tersebut ke
tertentu.
dengan
dalamnya.
Intranet
menambahi (
Sumber
:
www.si.its.ac.id )
2.2.7
Penggunaan Intranet di dalam Perusahaan Beberapa perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi intranet sebagian besar menggunakannya untuk : ( Sumber : www.si.its.ac.id ) •
Mengakses prosedur dan manual
•
Mengakses data-data penting
•
Mengirimkan halaman web pribadi
•
Mengirimkan lamaran pekerjaan internal
•
Memeriksa dan menyetujui dokumen
44
2.2.8
•
Mengakses informasi pegawai
•
Membuat jadwal
•
Mengakses database
Manfaat Intranet bagi Pegawai Beberapa keistimewaan yang bisa diberikan oleh intranet untuk perusahaan diantaranya adalah : ( Sumber : www.si.its.ac.id ) •
Dapat mengakses informasi terbaru perusahaan dengan cepat dan mudah
•
Saling berkomunikasi antar pegawai, tidak peduli dengan lokasi fisik tempat pegawai tersebut berada
•
Dapat berkolaborasi mengerjakan satu dokumen bersama - dari komputernya masing-masing
•
Dapat mengirim email dan dokumen ke yang lainnya
•
Melakukan rapat dari komputernya masing-masing tanpa harus meninggalkan tempat kerja
•
Berkonferensi audio dan video melalui komputer, dan sebagainya
2.2.9 PHP ( Hypertext Preprocessor ) PHP merupakan bahasa scripting yang menyatu dengan HTML dan dijalankan pada server – side. Artinya semua sintaks yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja dan juga banya digunakan oleh programmer berlatar
45
belakang C / C++ karena kemiripan sintaksnya. Open source, karena gratis dan bebas. Digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis. Database pasangannya biasanya dengan menggunakan MySQL. PHP adalah bahasa interpreter yang mempunyai kemiripan dengan C dan Perl. PHP dapat digunakan bersama dengan HTML sehingga memudahkan dalam membuat aplikasi web dengan cepat. Dapat digunakan untuk menciptakan dynamic website baik itu yang memerlukan penggunaan database ataupun tidak. ( Sumber : www.biasta.wordpress.com )