BAB 11 STRATEGI KEUANGAN
11.1
Pengantar Strategi keuangan digunakan sebagai deskripsi perusahaan mengenai
kebutuhan modal, sumber dana, perkiraan pendapatan, dan biaya dari bisnis PT XYZ selama lima tahun. Tujuan dalam pembuatan proyeksi keuangan ini adalah mengetahui kemampuan perusahaan untuk mengembalikan modal atau investasi awalnya dan juga untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang berujung pada peningkatan kesejahteraan para pemegang saham (stakeholders). Perhitungan ini didasarkan atas kegiatan operasional PT XYZ yang memiliki satu counter showroom sekaligus kantor dan pabrik yang berada di Ciganjur, dan satu counter showroom yang berada di Ruko ITC Fatmawati. Untuk memperlihatkan hubungan antara aktivitas perusahaan dengan biaya yang timbul dan pendapatan yang diperoleh yang berujung pada kinerja perusahaan yang dapat dievaluasi melalui laporan laba rugi, arus kas, dan neraca.
11.2 Modal Awal Modal awal yang diperlukan untuk memulai bisnis PT XYZ diperkirakan sebesar Rp 5.310.028.000,- (Lima Milyar Tiga Ratus Sepuluh Juta Dua Puluh Delapan Ribu Rupiah). Penjabaran modal tersebut adalah sebagai berikut: a) Pembelian Mesin dan Peralatan, dengan total kebutuhan dana sebesar Rp 100.900.000,-. Rincian mengenai anggaran ini dapat dilihat dalam lampiran. b) Kegiatan sebelum dimulainya usaha, yang meliputi kegiatan: i. Pengurusan ijin untuk pendirian PT XYZ sebesar Rp 12.000.000,ii. Survey untuk supplier, riset pemasaran dan web application dengan total anggaran Rp 10.000.000,-. iii. Pembelian lahan bertempat di Ciganjur dengan luas tanah 1000 , Jakarta Selatan yang nantinya digunakan sebagai pusat tempat proses
55 Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
Universitas Indonesia
56
produksi bisnis PT XYZ sekaligus sebagai kantor untuk pemasaran, research, dan sebagainya sebesar Rp 1.000.000.000,iv. Pembuatan bangunan atau gedung yang meliputi kantor, showroom unit dan pabrik itu sendiri yang dilakukan secara borongan dengan harga Rp 1.000.000,- per . Jumlah biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 700.000.000,- untuk bangunan seluas 700 v. Pembangunan gudang (storage) untuk bahan baku sebesar Rp 100.000.000,vi. Penyewaan showroom unit diluar pusat kantor, dipilih Ruko ITC Fatmawati, Jakarta Selatan, sebuah kawasan yang dekat dengan kawasan elit di Jakarta. Dana yang diperlukan untuk menyewa ruko ini sebesar Rp 200.000.000,- dengan LT 58. dan LB . vii. Renovasi showroom unit Ruko ITC Fatmawati yang dilakukan secara borongan dengan harga Rp 1.250.000,- per . Sehingga total dana yang diperlukan adalah sebesar Rp 350.000.000,-. viii. Anggaran biaya rekrutmen sebesar Rp 15.000.000,- Biaya ini dipergunakan untuk pemasangan iklan, tes kesehatan dan tes penunjang lainnya. ix. Anggaran pembuatan papan nama dan pemasangan logo di bagian depan bangunan sebesar Rp 40.000.000,x. Untuk pemasaran produk baru (launching), dianggarkan biaya sebesar Rp 20.000.000,-. Biaya ini meliputi peliputan di media masa, acara selamatan yang dilakukan di dua tempat berbeda dalam waktu yang berbeda pula. xi. Anggaran biaya untuk gaji dan tunjangan karyawan di bulan Desember 2008 (sebelum operasional dimulai), mereka dibayar karena walaupun belum mulai bekerja, namun pelatihan telah mulai dilaksanakan. Besarnya anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 65.352.000,-. xii. Anggaran biaya untuk pelatihan karyawan sebesar Rp 10.000.000,Dengan asumsi bahwa, dalam melakukan proses seleksi karyawan harus berdasarkan kompetensinya. Sehingga akan mengurangi biaya
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
57
pelatihan karena mereka telah memiliki kompeten sesuai dengan bidang kerja masing-masing. xiii. Anggaran biaya utilities, meliputi listrik, PAM, telepon, untuk pemakaian mulai September – Desember 2008 sebesar Rp 20.000.000,-
c) Anggaran
biaya
persediaan
bahan
baku
yang
berjumlah
Rp
1.267.200.000,-. Perincian mengenai pembelian bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 3-Proyeksi Persedian Bambu Laminasi. d) Anggaran
biaya
untuk
kegiatan trade promotion,
sebesar
Rp
100.000.000,e) Anggaran biaya untuk advertising selama period tahun 2009 untuk satu tahun, sebesar Rp 200.000.000,f) Anggaran biaya untuk gaji karyawan periode tahun 2009 selama satu tahun sebesar Rp 849.576.000,g) Anggaran biaya lain-lain yang digunakan untuk kebutuhan tak terduga, sebesar Rp 50.000.000,Alokasi dana yang dibutuhkan dalam modal awal dapat kita lihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 11.1 Alokasi Modal Awal PT XYZ Sumber: Proyeksi Modal Awal PT XYZ
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
58
11.3 Sumber Dana Sumber dana yang digunakan sebagai modal awal untuk bisnis PT XYZ berasal dari dana pribadi (all equity). Besarnya dana yang disetor oleh pemilik saham PT XYZ adalah sebagai berikut:
Tabel 11.1 Alokasi Sumber Dana PT XYZ NO
NAMA PEMILIK
PROSENTASE
JUMLAH DANA DISETOR
KEPEMILIKAN
(Rp)
1.
Bogi Sukmono
30%
1.593.008.400,-
2.
Fajar Hudhiarto
40%
2.124.011.200,-
3.
Ferry Dianda
30%
1.593.008.400,-
Sumber: Proyeksi Persentase Kepemilikan PT XYZ
11.4 Proyeksi Pendapatan Penjualan Seperti yang telah diuraikan dalam strategi pemasaran, bahwa positioning dari Bramante Furniture ini adalah sebagai produk furnitur yang memiliki desain mewah serta ramah lingkungan dan kualitas yang bisa disetarakan dengan produk furnitur dari kayu jati, maka harga yang dikenakan pun tergolong premium price. Oleh karena itu, kami membuat patokan profit margin untuk setiap penjualan per unit adalah sebesar 1.5 kali dari harga pokok penjualan. Selain itu Bramante Furniture adalah industry furnitur yang bisa di kustomisasi (customized) sesuai dengan keinginan customer. Oleh karena itu perusahaan tidak membuat stock furniture dalam kegiatan operasinya. Dalam penetapan harga untuk perkiraan pendapatan, digunakan satuan jual per unit. Dimana satu unit ini dibatasi untuk hal-hal sebagai berikut: •
Ruang makan: satu unit terdiri dari satu meja makan dan empat buah kursi makan.
•
Ruang tidur: satu unit terdiri dari dipan untuk ukuran king size berikut spring bed (tidak termasuk bantal). Untuk tambahan berupa meja kecil adalah aksesoris.
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
59
•
Ruang tamu: satu unit meliputi satu buah meja jamu dan kursi dengan kombinasi 3-1-1 (diluar bantal dan busa sebagai bantalan tempat duduk).
•
Ruang keluarga: satu unit terdiri atas satu buah meja kecil dan kursi dengan kombinasi 3-2 (diluar dari bantal dan busa sebagai bantalan tempat duduk).
•
Aksesoris: satu unit terdiri dari satu unit produk yang ingin dibeli.
Mengacu kepada strategi pemasaran yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Bramante Furniture berada pada segmen menengah atas, dimana mereka tidak sensitif terhadap harga namun pada value yang akan dimiliki ketika mereka membeli dan menggunakan produk Bramante Furniture yang memiliki tag line Lifestyle Redefined. Artinya, dengan desain dan pelayanan yang prima plus penggunaan material yang berkualitas, karena bambu laminasi mempunyai kekuatan yang cukup tinggi dan bisa dipersaingkan dengan baja [Morisco, 2008], maka produk Bramante Furniture dapat disejajarkan pula dengan produk furnitur berbahan kayu jati sekalipun. Harga yang dikenakan kepada konsumen adalah Rp 20.000.000,- per unit untuk produk furnitur dan Rp 10.000.000,- per unit untuk produk aksesoris. Berikut adalah proyeksi penjualan untuk produk furnitur dan aksesoris dari Bramante Furniture:
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
60
Tabel 11.2 Proyeksi Penjualan Furnitur PT XYZ Untuk Skenario Most-Likely 2009
2010
2011
2012
2013
Total
Total
Total
Total
Total
Penjualan Showroom (unit)
48
53
59
65
72
Penjualan Trading Exhibition (unit)
96
106
118
130
144
Total Penjualan (unit)
144
159
177
195
216
Total Penjualan (Rp)
Rp2,880,000,000.00
Rp3,180,000,000.00
Rp3,540,000,000.00
Rp3,900,000,000.00
Rp4,320,000,000.00
Sumber: Proyeksi Penjualan Furnitur (Bukan Aksesoris) Most-Likely PT XYZ
Tabel 11.3 Proyeksi Penjualan Aksesoris Furnitur PT XYZ Untuk Skenario Most-Likely 2009
2010
2011
2012
2013
Total
Total
Total
Total
Total
288
318
354
390
432
Rp 2,880,000,000.00
Rp 3,180,000,000.00
Rp 3,540,000,000.00
Rp 3,900,000,000.00
Rp 4,320,000,000.00
Sumber: Proyeksi Penjualan Furnitur (Aksesoris) Most-Likely PT XYZ
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
61
11.5 Proyeksi Laba/Rugi Dalam menghitung proyeksi laba-rugi PT XYZ, kami menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: • Cost of Goods Sold (COGS) COGS merupakan biaya yang timbul dikarenakan adanya proses produksi pada PT XYZ mulai dari pembelian bahan baku hingga menjadi bahan jadi yaitu furniture. Total secara keseluruhan untuk penghitungan COGS kami perkirakan sebesar 40% dari total gross sale untuk masing-masing produk furniture dan aksesoris. Untuk memudahkan penulis dalam menentukan COGS, digunakan asumsi [www.tentangkayu.com,2008] sebagai berikut: a) Bahan baku: mencakup 55-75% dari total biaya untuk membuat furniture. Dimana pemilihan bahan baku akan mempengaruhi harga sebuah furniture. Kami menggunakan 55% dengan asumsi karena bambu lebih murah dari kayu. b) Bahan finishing: membutuhkan sekitar 20-30% dari total biaya. Karena positioning Bramante Furniture adalah menengah atas dimana kualitas adalah utama, maka kami asumsikan sebesar 30% untuk penggunaan bahan finishing. Prosentase ini sudah termasuk biaya untuk tenaga kerja langsung. c) Perlengkapan hardware: seperti engsel, paku, sekrup dan lain-lain membuthkan sekitar 5-10%. Kami mengasumsikan alokasi untuk perlengkapan hardware ini sebesar 7%. d) Packing: diasumsikan sebesar 8%. • Operating Expense Komponen biaya yang tergolong dalam operating expense antara lain: o Selling Expense i. Biaya gaji dan tunjangan karyawan Yang tergolong karyawan dalam hal ini adalah staf Riset dan Desainer, Marketing dan Showroom, Finance, Produksi, Security, Sopir, Cleaning service, dan Office Boy. Asumsi yang digunakan dalam penghitungan kali ini adalah:
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
62
o Tiap karyawan yang direkrut dimulai dengan masa percobaan 3 bulan, dimana pada masa percobaan tersebut karyawan diberikan gaji sebesar 80% dari gaji pokok yang telah ditentukan. Setelah karyawan ditentukan sebagai karyawan tetap, maka ia akan menerima 100% gaji pokok. o Kenaikan gaji pokok dilakukan per tanggal 1 Januari yang mana besarnya adalah 5% dan berlaku untuk semua lini jabatan. o Tunjangan uang transport dan makan diberikan berdasarkan kehadiran karyawan. Dalam satu minggu karyawan bekerja selama 6 hari, sehingga dalam satu tahun karyawan tersebut bekerja 312 hari. Besarnya tunjangan ini adalah 30% dari gaji pokok untuk semua lini karyawan. o Asuransi tenaga kerja akan diberikan oleh perusahaan dimana premi yang dibayarkan diasumsikan sebesar 10% dari masing-masing gaji pokok. Program perlindungan ini bersifat mendasar bagi peserta jika mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh perusahaan dan tenaga kerja. Dalam hal ini kami akan bekerja sama dengan PT Jamsostek. o Tunjangan hari raya akan diberikan setelah karyawan ditentukan menjadi karyawan tetap. Perusahaan memiliki kebijakan yang besarnya adalah satu kali gaji pokok dan dibayarkan setiap hari raya keagamaan sesuai dengan agama masing-masing karyawan. o Bonus sebagai pengganti uang lembur akan diberikan oleh perusahaan di akhir tahun. Besarannya adalah 10% dari masing-masing gaji pokok.
ii. Biaya transportasi untuk pengiriman barang Selama konsumen berada dalam wilayah Jabodetabek, maka perusahaan akan menanggung biaya pengiriman barang sampai ke rumah atau tempat konsumen berada. Sedangkan bila pemesanan dilakukan berasal dari luar Jabodetabek, maka biaya pengiriman akan ditanggung oleh pembeli. Kami mengasumsikan biaya transport untuk pengiriman barang adalah
Rp
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
63
20,000,000 di tahun 2009. Untuk tahun-tahun berikutnya kami asumsikan kenaikan sebesar 20%. iii. Biaya promosi Anggaran biaya promosi yang terdiri atas trade promotion dan advertising
di
tahun
pertama
kegiatan
operasional,
bernilai
Rp
100.000.000,- dan Rp 200.000.000,- masing-masing. Dan diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 20% di tahun berikutnya dari tahun sebelumnya. o Biaya Umum dan Administrasi i. Biaya perawatan Untuk biaya perawatan mesin dan peralatan, pada tahun pertama dan kedua (yaitu 2009 dan 2010), kami tidak mengalokasikan dana untuk perawatan karena mesin dibeli dalam kondisi baru. Untuk tahun 2011 kami mengalokasikan dana sebesar 10% dari total biaya pembelian peralatan di awal tahun, dan akan mengalami kenaikan sebesar 15% di tahun-tahun berikutnya. Sedangkan biaya maintenance untuk kendaraan yang meliputi biayabiaya servis rutin diasumsikan pada tahun pertama sebesar 5% dari total perolehan harga kendaraan, dan akan mengalami kenaikan sesuai dengan asumsi kenaikan tingkat inflasi di tahun-tahun berikutnya.
ii. Biaya peralatan dan administrasi kantor, meliput i: o Biaya rutin untuk pembelian alat tulis kantor tiap bulan seperti pembelian kertas HVS, alat tulis, material, dll dan biaya exspedisi surat menyurat. Diperkirakan biaya ini sebesar Rp 1.200.000 per tahun.
Tiap tahun anggaran biaya pembelian alat tulis kantor
dinaikan sebesar 10%. o Biaya pemesanan barang cetakan seperti formulir-formulir, kartu anggota, kertas kop, amplop, dll dan biaya pembelian peralatan kantor seperti tinta printer, stempel, dll yang dilakukan secara berkala tiap tiga bulan.
Biaya pencetakan dan peralatan kantor
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
64
dialokasikan sebesar Rp 5.000.000 (Tiga Juta) per tahun. Tiap tahun anggaran biaya ini dinaikan sebesar 10%. o Biaya iuran dan sumbangan rutin lingkungan dianggarkan sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta) per tahun. Tiap tahun anggaran biaya ini dinaikan sebesar 10%. o Biaya pembelian peralatan pendukung produksi seperti sikat, sula, sapu, ember, dll, dianggarkan sebesar Rp 1.000.000. Tiap tahun anggaran biaya ini dinaikan sebesar 10%.
iii. Anggaran biaya transportasi Untuk keperluan dinas baik untuk dalam kota atau luar kota, khususnya bagi staf pemasaran atau juga staf lainnya yang berhubungan dengan dinas pekerjaan. Untuk tahun pertama diperkirakan sebesar Rp 10.000.000 dan diasumsikan akan mengalami kenaikan per tahun sebesar 30%.
iv. Biaya utility Untuk tahun 2009, besarnya pemakaian utilitas diasumsikan sebagai berikut: o Listrik, sebesar Rp 10.000.000 per bulan o Air PAM, sebesar Rp 5.000.000 per bulan o Telepon, sebesar Rp 3.000.000 per bulan o Gas Elpiji, sebesar Rp 800.000 per bulan Untuk tahun berikutnya, anggaran utility ini akan disesuaikan dengan tariff yang diberlakukan oleh pemerintah.
v. Sewa bangunan Untuk keperluan showroom, PT XYZ telah menyewa sebidang ruang di Ruko ITC Fatmawati, dengan harga sewa Rp 200.000.000 per dua tahun.
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
65
vi. Pelatihan dan pengembangan karyawan Biaya pelatihan dan pengembangan karyawan dialokasikan sebesar Rp
15.000.000,-
per tahun.
Pelatihan
dan
pengembangan ini
diperuntukan bagi karyawan sesuai dengan kebutuhannya di bidang pekerjaannya.
vii. Biaya depresiasi Depresiasi menggunakan metode garis lurus (straight line), dengan taksiran sebagai berikut: o Peralatan
:
3 tahun
o Gedung
:
20 tahun
o Kendaraan
:
5 tahun
Untuk lebih jelasnya, rincian mengenai depresiasi dan akumulasi depresiasi akan ditunjukkan pada lampiran. Kami mengasumsikan tidak ada nilai sisa dari harga pembelian.
viii. Biaya amortisasi Amortisasi dihitung berdasarkan biaya yang dikeluarkan pada saat pra-operasi PT XYZ. Taksiran amortisasi digunakan untuk 5 tahun dan dengan nilai sisa nol. • Pajak Pendapatan Tiap pendapatan akan dikenakan pajak. Besarnya pajak pendapatan yang dibayar disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, sbb :
Pendapatan sampai dengan Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) pertama akan dikenakan pajak sebesar 10 %
Pendapatan Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta) berikutnya dikenakan pajak sebesar 15%
Pendapatan selebihnya akan dikenakan pajak sebesar 30%
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
66
Dalam proyeksi laba-rugi PT XYZ tersebut tercantum item laba ditahan yang dilakukan mulai tahun kedua. Dan dapat dilihat dalam proyeksi laba-rugi tersebut, PT XYZ telah mendapatkan laba yang positif di tahun pertama operasional. Dividen sendiri dibagikan mulai pada tahun ke empat, dan proporsi pembagiannya berdasarkan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Berikut adalah proyeksi laba-rugi PT XYZ untuk lima tahun ke depan:
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
67
Tabel 11.4 Proyeksi Laporan Laba Rugi PT XYZ 2009 Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
2010
2011
2012
2013
Rp Rp Rp
5,760,000,000 2,304,000,000 3,456,000,000
Rp Rp Rp
6,360,000,000 2,620,320,000 3,739,680,000
Rp Rp Rp
7,080,000,000 2,916,960,000 4,163,040,000
Rp Rp Rp
7,800,000,000 3,213,600,000 4,586,400,000
Rp Rp Rp
8,640,000,000 3,559,680,000 5,080,320,000
Rp Rp
405,000,000 733,553,333
Rp Rp
480,000,000 893,944,733
Rp Rp
462,000,000 1,040,129,141
Rp Rp
648,400,000 1,198,442,226
Rp Rp
752,080,000 1,370,027,916
Rp
1,138,553,333
Rp
1,373,944,733
Rp
1,502,129,141
Rp
1,846,842,226
Rp
2,122,107,916
Rp Rp Rp
2,317,446,667
Rp Rp Rp
2,365,735,267
Rp Rp Rp
2,660,910,859
Rp Rp Rp
2,739,557,774
Rp Rp Rp
2,958,212,084
Pajak Pendapatan
Rp
695,234,000
Rp
709,720,580
Rp
798,273,258
Rp
821,867,332
Rp
887,463,625
Laba Bersih
Rp
1,622,212,667
Rp
1,656,014,687
Rp
1,862,637,601
Rp
1,917,690,442
Rp
2,070,748,459
Biaya Operasi Biaya Pemasaran Biaya administrasi dan umum Jumlah Biaya Operasi Biaya dan pendapatan lain-lain Pendapatan Bunga Deposito Laba (Rugi) - Selisih Kurs Laba Sebelum Pajak
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
68
11.6 Proyeksi Arus Kas Perhitungan dan penyusunan arus kas (Cash Flow) PT XYZ menggunakan indirect method. Perhitungan ini didasarkan atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat kas. Beberapa asumsi yang dipergunakan untuk melakukan perkiraan arus kas, adalah sebagai berikut : Modal dari pemilik disetor seluruhnya dalam bentuk tunai (cash). Pemilik melakukan satu kali penyetoran modal yaitu pada tahun pertama. Penerimaan dari pelanggan seluruhnya berupa tunai. Pembayaran biaya-biaya yang diperhitungkan adalah biaya-biaya yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Pembayaran kepada supplier merupakan pembayaran untuk pembelian bahan baku. Pemesanan bahan baku dilakukan secara rutin pada akhir tahun untuk tiap periode operasional dan dibayar pada awal bulan. Pembayaran dilakukan dengan cara bertahap. Untuk tanda jadi pemesanan kami membayar sebesar 40% dari total biaya pembelian bahan baku. Sisanya 60% kami tentukan sebagai hutang dagang jangka pendek. Pembelian bahan baku, COGS dan inventory, tercantum pada tabel sbb :
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
69
Tabel 11.5 Proyeksi Pembelian Bahan Baku dan COGS PT XYZ
2009
2010
2011
2012
COGS furnitur aksesoris Total
2013
Rp1,152,000,000.00 Rp1,152,000,000.00 Rp2,304,000,000.00
Rp1,272,000,000.00 Rp1,272,000,000.00 Rp2,544,000,000.00
Rp1,416,000,000.00 Rp1,416,000,000.00 Rp2,832,000,000.00
Rp1,560,000,000.00 Rp1,560,000,000.00 Rp3,120,000,000.00
Rp1,728,000,000.00 Rp1,728,000,000.00 Rp3,456,000,000.00
pembelian bahan baku
Rp1,267,200,000.00
Rp1,399,200,000.00
Rp1,557,600,000.00
Rp1,716,000,000.00
Rp1,900,800,000.00
finishing hardware packing Total
Rp691,200,000.00 Rp161,280,000.00 Rp184,320,000.00 Rp2,304,000,000.00
Rp763,200,000.00 Rp254,400,000.00 Rp203,520,000.00 Rp2,620,320,000.00
Rp849,600,000.00 Rp283,200,000.00 Rp226,560,000.00 Rp2,916,960,000.00
Rp936,000,000.00 Rp312,000,000.00 Rp249,600,000.00 Rp3,213,600,000.00
Rp1,036,800,000.00 Rp345,600,000.00 Rp276,480,000.00 Rp3,559,680,000.00
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
70
Tabel 11.6 Proyeksi Inventory PT XYZ 2008 Total m3
Unit
2009 Total
Persediaan awal tahun Persediaan Periode Sebelumnya Pembelian Periode Ini Penjualan
Persediaan akhir tahun Sisa Penjualan Periode Ini Pembelian untuk Periode Berikutnya Total Persediaan
Total m3 344
Unit 344 0
Persediaan akhir tahun Sisa Penjualan Periode Ini Pembelian untuk Periode Berikutnya Total Persediaan
Total Rp 1,267,200,000 Rp -
327
344 344
Rp Rp
1,267,200,000.00 1,267,200,000.00
Total m3 376
Unit 376
359
1,495,296,000
48
Rp
195,624,000
335 383
Rp Rp
1,716,000,000 1,911,624,000.00
1,462,560,000
Rp
1,329,240,000
17
Rp
63,360,000
34
Rp
133,320,000
342 359
Rp Rp
1,399,200,000 1,462,560,000
341 376
Rp Rp
1,557,600,000 1,690,920,000
Total m3 383
Unit 383
2013 Total
Rp
Total m3 390
1,911,624,000
322 Rp
Rp
1,203,840,000
1,690,920,000
328
Total
Rp
2012 Total
Rp
Unit
325
2011
Persediaan awal tahun Persediaan Periode Sebelumnya Pembelian Periode Ini Penjualan
2010 Total m3 359
Unit 390
Total Rp
1,980,264,000
Rp
1,824,768,000
316 Rp
1,647,360,000
61
Rp
264,264,000
75
Rp
155,496,000
329 390
Rp Rp
1,716,000,000 1,980,264,000
75
Rp
155,496,000
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
71
Tabel 11.7 Proyeksi Cash Flow PT XYZ (Most-Likely) 2008 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba Bersih Penyesuaian: (+) Penyusutan Peralatan dan Kendaraan (+) Amortisasi Pra-Operasional (+) Amortisasi Sewa Dibayar Di Muka Penyesuaian: Persediaan Sewa dibayar dimuka Hutang dagang Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Investasi Praoperasi Asset Tetap : Peralatan Kendaraan Gudang dan Kantor
2009
2010
Rp
1,622,212,667
Rp
1,656,014,687
Rp Rp
69,633,333 31,470,400
Rp Rp
69,633,333 31,470,400
Rp
100,000,000
Rp
100,000,000
Rp Rp Rp
(200,000,000) 79,200,000 1,702,516,400
Rp
(157,352,000)
Rp Rp Rp
(100,900,000) (180,000,000) (2,150,000,000)
Jumlah
Rp
(2,588,252,000)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Modal Kerja Persediaan barang dagang (awal) Persediaan barang dagang (akhir) Jumlah
Rp Rp
(1,267,200,000) (1,267,200,000)
Rp Rp Rp
1,267,200,000 (1,462,560,000) (195,360,000)
Rp 1,462,560,000 Rp (1,690,920,000) Rp (228,360,000)
Rp Rp Rp Rp
5,310,028,000 1,454,576,000 20,000,000 -
Rp Rp Rp
1,507,156,400 1,454,576,000 -
Rp Rp Rp Rp
Rp
1,454,576,000
Rp Rp
2,961,732,400
Rp Rp 4,457,170,820
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Setoran modal Total Arus Kas Bersih Kas Awal Piutang Pembayaran Piutang Deposito Dividen Kas Akhir
-
Rp (228,360,000) Rp 95,040,000 Rp 1,723,798,420
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
-
1,495,438,420 2,961,732,400 -
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
72
Tabel 11.7 Proyeksi Cash Flow PT XYZ (Lanjutan) 2011 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba Bersih Penyesuaian: (+) Penyusutan Peralatan dan Kendaraan (+) Amortisasi Pra-Operasional (+) Amortisasi Sewa Dibayar Di Muka Penyesuaian: Persediaan Sewa dibayar dimuka Hutang dagang Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Investasi Praoperasi Asset Tetap : Peralatan Kendaraan Gudang dan Kantor Jumlah
2012
2013
Rp
1,862,637,601
Rp
1,917,690,442
Rp
2,070,748,459
Rp Rp Rp
69,633,333 31,470,400 -
Rp Rp Rp
74,633,333 31,470,400 100,000,000
Rp Rp Rp
74,633,333 31,470,400 100,000,000
Rp Rp Rp
(68,640,000)
1,824,768,000 (200,000,000)
110,880,000 2,166,034,175
Rp Rp Rp
(15,000,000) -
Rp Rp
-
Rp Rp Rp Rp
(220,704,000) (200,000,000) 95,040,000 1,638,077,335
Rp Rp
-
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
-
Rp Rp
(15,000,000)
Rp Rp
3,901,620,192
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Modal Kerja Persediaan barang dagang (awal) Persediaan barang dagang (akhir) Jumlah
Rp Rp Rp
1,690,920,000 (1,911,624,000) (220,704,000)
Rp Rp Rp
1,911,624,000 (1,980,264,000) (68,640,000)
Rp Rp Rp
1,980,264,000 (155,496,000) 1,824,768,000
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Setoran modal Total Arus Kas Bersih Kas Awal Piutang Pembayaran Piutang Deposito Dividen Kas Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,417,373,335 4,457,170,820 5,874,544,155
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,082,394,175 5,874,544,155 (416,478,835) 7,540,459,495
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5,726,388,192 7,540,459,495 (1,145,277,638) 12,121,570,048
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
73
11.7 Proyeksi Neraca Laporan Keuangan Berikut adalah proyeksi laporan neraca keuangan yang didasarkan atas kalkulasi-kalkulasi yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya.
Tabel 11.8 Proyeksi Neraca Laporan Keuangan per 31 Desember 2008
2009
2010
AKTIVA Aktiva Lancar Kas Piutang Persediaan Sewa dibayar di muka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap Kendaraan Peralatan (Akumulasi depresiasi) Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain Lain Praoperasi Amortisasi Jumlah aktiva lain-lain Jumlah Aktiva
Rp
4,164,896,000
Rp Rp Rp Rp Rp
5,940,582,000 1,462,560,000 131,470,400 7,534,612,400
Rp Rp Rp Rp Rp
7,532,910,020 1,690,920,000 131,470,400 9,355,300,420
Rp Rp Rp
1,267,200,000 200,000,000 5,632,096,000
Rp Rp
180,000,000 100,900,000
Rp Rp Rp Rp
180,000,000 100,900,000 (69,633,333) 211,266,667
Rp Rp Rp Rp
180,000,000 100,900,000 (139,266,667) 141,633,333
Rp
280,900,000
Rp
157,352,000
Rp 157,352,000 Rp (131,470,400) Rp 25,881,600
Rp
157,352,000
Rp
157,352,000
Rp Rp
(131,470,400) 25,881,600
Rp
6,070,348,000
Rp
7,771,760,667
Rp
9,522,815,353
Rp
760,320,000
Rp
839,520,000
Rp
934,560,000
Rp
5,310,028,000
Rp
5,310,028,000
Rp Rp Rp Rp
5,310,028,000 1,622,212,667 6,932,240,667
Rp Rp Rp Rp
5,310,028,000 1,656,014,687 1,622,212,667 8,588,255,353
Rp
6,070,348,000
Rp
7,771,760,667
Rp
9,522,815,353
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang Ekuitas Modal Laba periode berjalan Laba Ditahan Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
74
Tabel 11.8 Proyeksi Neraca Laporan Keuangan per 31 Desember (lanjutan) 2011
2012
2013
AKTIVA Aktiva Lancar Kas Piutang Persediaan Sewa dibayar di muka Jumlah Aktiva Lancar
Rp Rp Rp Rp Rp
9,339,516,955 1,911,624,000 31,470,400 11,282,611,355
Rp Rp Rp Rp Rp
10,942,601,895 1,980,264,000 131,470,400 13,054,336,295
Rp Rp Rp Rp Rp
12,626,994,048 155,496,000 131,470,400 12,913,960,448
Rp Rp
180,000,000 100,900,000
Rp Rp
180,000,000 115,900,000
Rp Rp
180,000,000 115,900,000
Rp Rp
(208,900,000) 72,000,000
Rp Rp
(283,533,333) 12,366,667
Rp Rp
(358,166,667) (62,266,667)
Rp Rp
157,352,000 (31,470,400)
Rp Rp
157,352,000 (131,470,400)
Rp Rp
157,352,000 (131,470,400)
Rp
125,881,600
Rp
25,881,600
Rp
25,881,600
Rp
11,480,492,955
Rp
13,092,584,562
Rp
12,877,575,382
Rp
1,029,600,000
Rp
1,140,480,000
Rp
Ekuitas Modal Laba periode berjalan Laba Ditahan Jumlah Ekuitas
Rp Rp Rp Rp
5,310,028,000 1,862,637,601 3,278,227,353 10,450,892,955
Rp Rp Rp Rp
5,310,028,000 1,501,211,607 5,140,864,955 11,952,104,562
Rp Rp Rp Rp
5,310,028,000 925,470,820 6,642,076,562 12,877,575,382
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas
Rp
11,480,492,955
Rp
13,092,584,562
Rp
12,877,575,382
Aktiva Tetap Kendaraan Peralatan (Akumulasi depresiasi) Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain Lain Praoperasi Amortisasi Jumlah aktiva lainlain Jumlah Aktiva KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang
-
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
75
11.8 Analisis Keuangan Metode yang dipergunakan dalam melakukan penilaian atas investasi yang dijalankan adalah dengan metode Net Present Value (NPV), Modified Internal Rate of Return (MIRR) dari Free Cash Flow (FCF) di mana untuk semua skenario FCF yang digunakan adalah FCF untuk equity (FCFE) karena 100% perusahaan menggunakan modal sendiri. Dalam perhitungan FCF, diakhir periode valuasi, dimasukan unsur Terminal Value (TV) sebagai faktor penambah FCF. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya arus kas potensial yang bisa diterima oleh para pemegang saham setelah masa valuasi. Dalam TV terdapat unsur growth (pertumbuhan) dari FCF. Besarnya pertumbuhan tersebut bisa berdasarkan rumus g = b(ROE), dimana b adalah 1 – DPR (Dividen Payout Ratio). Namun, jika angka growth terlalu tinggi (rate-nya melebihi biaya modal), maka TV menjadi bias dan tidak bisa digunakan. Oleh sebab itu, perusahaan menerapkan pendekatan konservatif dalam penghitungan TV dimana growth diasumsikan sama dengan nol (tidak ada growth/zero growth model). Dalam zero growth, diasumsikan bahwa semua kas yang tersedia bagi pemilik modal akan dibagikan sebagai dividen (tidak ada laba ditahan).
Keputusan Investasi Metode pengukuran yang dipergunakan akan menghasilkan indikator yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan mengenai investasi dimana dalam hal ini dapat berupa NPV yang positif serta MIRR yang lebih besar dibandingkan biaya modal. NPV (dari arus kas yang tersedia bagi pemilik modal/FCFE) positif menunjukan adanya keuntungan yang bisa dihasilkan dari proyek yang dijalankan. Sedangkan MIRR untuk mengetahui seberapa besar return yang dihasilkan proyek. MIRR juga digunakan dengan asumsi bahwa investasi yang ditanamkan oleh para pemilik modal hanya terjadi pada tahun 0 (2008) dan tidak ada investasi tambahan pada tahun-tahun berikutnya (Husnan, Pudjiastuti, 2002), adanya unsur terminal value dalam perhitungan NPV, serta penghitungan return proyek lebih real ditunjukan oleh MIRR dibanding IRR
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
76
dimana pada MIRR, reinvestment rate sebesar cost of capital proyek sedangkan pada IRR sebesar IRR proyek (Brigham, 2002).
11.9 Manajemen Risiko Definisi risiko adalah bahaya yang terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadiaan yang akan datang. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka diperlukan sebuah pengaturan/manajemen risiko untuk dapat mengurangi dan menghilangkan risiko yang ada sebagai akibat adanya unsur ketidakpastian di masa depan. Manajemen risiko dapat diterjemahkan sebagai sebuah proses yang dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan di dalam organisasi (stakeholders), diterapkan dalam penyusunan strategi dan kegiatan organisasi hingga ke tingkat operasional, dirancang untuk mengidentifikasi kegiatankegiatan yang secara potensial akan mempengaruhi organisasi, dan mengelola risiko hingga ke level yang diinginkan, dan menyediakan jaminan yang masuk akal berkenaan dengan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. PT. XYZ dalam usahanya memasukkan manajemen risiko dengan tujuan untuk menentukan tindakan antisipasi dalam menghadapi risiko. Hal ini bertujuan agar dampak kerugian yang ditimbulkan dari risiko tersebut bisa dikurangi. Sehingga aktivitas perusahaan diharapkan bisa berjalan tanpa hambatan. Untuk mencapai tujuan dari manajemen risiko ini, ada beberapa proses yang harus dilakukan yakni:
Mengidentifikasi kemungkinan risiko yang bakal dihadapi perusahaan
Menentukan prioritas risiko yang telah teridentifikasi
Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi risiko
Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko
Meningkatkan perbaikan dalam manajemen risiko
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
77
11.9.1 Mengidentifikasi Risiko Ada beberapa cara dalam mengidentifikasi risiko diantaranya adalah menganalisis risiko yang kemungkinan muncul berdasarkan akun-akun yang ada dalam laporan keuangan perusahaan, menganalisis risiko atas aset yang
dimiliki
oleh
perusahaan,
menganalisis
proses
operasional
perusahaan, menganalisis kontrak yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil identifikasi berbagai risiko yang akan timbul dapat dilihat dalam lampiran. Dari semua risiko yang telah diidentifikasi, ada kemungkinan terjadinya overlapping antara satu risiko pada suatu metode risk identification tertentu dengan metode yang lainnya. Untuk itu diperlukan identifikasi ulang tentang risiko yang dihadapi oleh perusahaan secara keseluruhan (bukan bagian terpisah dari masing-masing metode risk identification).
11.9.2 Mengukur Risiko Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mengukur suatu risiko. Dalam hal ini, perusahaan menggunakan metode likelihood
-
impact analysis untuk mengukur risiko. Cara ini mengukur risiko berdasarkan likelihood (tingkat kemungkinan/probability terjadinya suatu event) selama periode tertentu misalnya bulanan, tahunan, dasawarsa, dan sebagainya. Selain itu, risiko juga diukur berdasarkan pada tingkat impact atau severity atau kegawatannya berdasarkan kerugian yang ditimbulkan jika suatu event benar-benar terjadi. Nilai severity ini bisa ditentukan berdasarkan persentase dari asset atau income perusahaan dan lain-lain. Dalam metode ini, dihasilkan suatu matriks interaksi antara probability dengan severity. Nilai severity untuk PT. XYZ sebagai berikut : High severity lebih besar dari atau sama dengan Rp 200,000,000. Nilai ini berdasarkan kebutuhan dana perusahaan untuk membiayai aktivitasnya selama 1 bulan. Batas medium severity adalah Rp 50,000,000 – 200,000,000
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
78
dan low severity dibawah atau sama dengan Rp 50,000,000 Nilai probability berdasarkan kemungkinan terjadinya suatu event atau frekuensi kemungkinan event tersebut terjadi dalam satu tahun. Pengukuran risiko berdasarkan severity dan probability yang mungkin dihadapi oleh PT. XYZ dapat dilihat pada lampiran. Jika risiko yang telah diidentifikasi serta diukur dimasukan ke dalam matriks severity dan probability, maka tiap-tiap risiko akan masuk ke dalam suatu kuadran tertentu sebagaimana gambar berikut ini:
Severity ≥ Rp 200 juta
> Rp 50 juta – Rp 200 juta
≤ Rp 50 juta
48 – 66
18 – 38
39 – 43
44 – 47
1–6
7 - 16
17
Jarang
Sedang
< 1 x dalam
1-6 x dalam
setahun
setahun
Sering > 6 x setahun
Frequency
Gambar 11.2 Matriks Risk Assessment Frequency-Severity Sumber: PT XYZ
11.9.3 Tindakan Untuk Memanage Risiko Setelah ditentukan prioritas risiko yang akan terjadi, maka PT XYZ harus menentukan sikap atas hasilnya. Terdapat empat reaksi dari identifikasi risiko yang ada, yaitu: o Avoidance, hal-hal yang menyebabkan timbulnya risiko baik aktivitas atau pun pelayanan harus dihindari atau dihentikan
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
79
o Reduction,
mengurangi
impact
dari
risiko
yang
telah
teridentifikasi seperti yang terdapat dalam lampiran o Sharing, mengalihkan atau menanggung secara bersama risiko dengan pihak lain o Acceptance, menerima risiko yang terjadi (risiko yang kecil) dan tidak ada upaya khusus dalam tindakannya. Setelah penentuan prioritas risiko, maka selanjutnya ditentukan tindakan yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi risiko. Pada PT XYZ, tindakan yang dilakukan dapat dilihat pada lampiran.
11.9.4 Mengawasi Pelaksanaan Manajemen Resiko Dalam pelaksanaannya, direktur keuangan akan bertanggung jawab terhadap terhadap pelaksanaan manajemen risiko. Monitoring ini dapat dilaksanakan baik secara terus-menerus (ongoing) ataupun terpisah (separate evaluation). Untuk pelaksanaan monitoring secara terus-menerus dilakukan dengan cara supervise, rekonsiliasi dan aktivitas rutin lainnya. Sedangkan untuk pelaksanaan monitoring secara terpisah dilakukan untuk penugasan tertentu, dimana akan ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi dan action plan.
11.9.5 Memperbaiki Manajemen Risiko Evaluasi dilakukan setiap akhir periode berjalan. Dan hasil evaluasi yang telah dilakukan akan dijadikan pedoman dalam pengidentifikasian risiko di periode berikutnya, sehingga PT XYZ akan dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan risiko yang terjadi di periode sebelumnya.
11.10 Analisis Hasil Perhitungan Proyeksi Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan (untuk lebih jelasnya silakan lihat lampiran keuangan) diperoleh hasil untuk tiap skenario sebagai berikut:
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
80
Tabel 11.9 Evaluasi Skenario Bramante Furniture Skenario Pesimist Most Likely Optimist Sumber: PT XYZ
NPV (Rp) (2,048,438,935) 9,400,907,278 53,237,617,300
MIRR 9% 48% 84%
Payback Period 8.27 3.16 1.93
Tabel di atas merupakan alternatif yang mungkin terjadi berdasarkan keadaan ekonomi di Indonesia, yaitu menggunakan tolok ukur inflasi yang akan terjadi. Dari perhitungan tersebut, terlihat pada 2 skenario (most likely dan optimist), perusahaan menghasilkan NPV yang bernilai positif serta MIRR di atas biaya modal (23.02%), namun untuk skenario pesimist perusahaan menghasilkan NPV yang negatif serta tingkat pengembalian yang lebih kecil dibanding biaya modal (9%<23.03%). Setelah memperhitungkan nilai probabilitas dari masingnmasing skenario, secaar keseluruhan perusahaan menghasilkan Expected NPV yang positif serta Expected MIRR di atas biaya modal (49.1 > 23.02%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rencana investasi ini memiliki kelayakan secara finansial serta layak untuk dijalankan.
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
BAB 12 ALIGNMENT STRATEGI
Setelah dipaparkan mengenai strategi pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan, PT XYZ selanjutnya harus melakukan alignment dengan semua lini dalam dan luar perusahaan agar mendapat comptetitive advantage. Karena kegagalan dalam rencana-rencana bisnis pada umumnya disebabkan oleh empat faktor [Vincent Gaspersz, 2005] sebagai berikut: 1. Hambatan Visi (Vision Barrier), hal ini disebabkan karena tidak banyak orang dalam organisasi yang memahami strategi organisasinya 2. Hambatan Orang (People Barrier), hal ini terkait dengan banyaknya orang dalam organisasi yang memiliki tujuan yang tidak terkait dengan strategi organisasi. Biasany hal ini memunculkan agency problem, dimana masing-masing orang dalam organisasi tersebut memiliki kepentingan pribadi yang tidak selaras dengan tujuan organisasi (lack of goal congruent). 3. Hambatan Sumber Daya (Resource Barrier), hal ini terkait dengan sumber daya (waktu, energi dan uang), tidak dialokasikan pada hal-hal yang penting (urgent) dalam organisasi. 4. Hambatan
Manajemen
(Management
Barrier),
manajemen
menghabiskan terlalu sedikit waktu untuk strategi organisasi dan terlalu banyak waktu untuk pembuatan keputusan taktis jangka pendek. Sehingga, dibutuhkan suatu teknik dalam mengkomunikasikan rencanarencana bisnis strategis kepada pengguna akhir, yaitu karyawan yang akan melaksanakan rencana bisnis strategi itu. Alignment dapat diartikan penjajaran. Dalam kehidupan Umat Islam, alignment berarti saf. Di ketentaraan, berarti membuat dalam satu barisan. Sedangkan dalam manajemen berarti menyatukan pikiran dan tindakan [Rhenald Kasali, KOMPAS 23 Agustus 2008].
81 Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
Universitas Indonesia
82
12.1 Perspektif Finansial Sebagaimana dijelaskan dalam strategi keuangan, bahwa tujuan finansial yang ingin dicapai adalah mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan modal awal dan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang berujung pada meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham (stakeholders). Untuk dapat melihat keterkaitan sebab-akibat dalam perspektif finansial ini dapat dilihat dalam gambar berikut. Peningkatan Nilai Pemegang Saham
Strategi Peningkatan Penerimaan
Strategi Perluasan Pasar (Peningkatan Pangsa Pasar)
Strategi Peningkatan Nilai Bagi Pelanggan
Strategi Peningkatan Produktivitas
Strategi Peningkatan Efektivitas Biaya
Strategi Peningkatan Utilisasi Aset
Gambar 12.1 Keterkaitan Hubungan Sebab-Akibat dalam Perspektif Finansial Sumber: Gaspersz,V. Balanced Scorecard Dengan Six Sigma.2005
• Strategi peningkatan pasar dan peningkatan nilai bagi pelanggan, akan meningkatkan penerimaan melalui penjualan produk PT XYZ. • Strategi peningkatan efektivitas biaya dan peningkatan utilisasi asset PT XYZ, akan mengakibatkan produktivitas perusahaan • Strategi peningkatan penerimaan dan peningkatan produktivitas PT XYZ akan memberikan kenaikan nilai
bagi stakeholders dalam
hal
profitabilitas, ROI, dll. PT XYZ sebagai perusahaan yang tergolong dalam tahap pertumbuhan awal (early stage company) dalam siklus hidup bisnis, memiliki ciri khas produk tersebut akan tumbuh secara signifikan, sehingga pengukuran dalam
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
83
perspektif finansial dapat difokuskan pada pertumbuhan penerimaan (revenue growth), keuntungan yang positif (positive earnings), dan peningkatan penjualan dan pangsa pasar (sales and market growth) [Vincent Gaspersz, 2005]. Berkaitan dengan hal ini, berbagai rasio finansial dapat diterapkan dalam pengukuran strategis untuk perspektif finansial. Berikut adalah hasil pengukuran rasio-rasio financial selama lima tahun kedepan.
Tabel 12.1 Rasio-Rasio Finansial PT XYZ Asset Management Ratio Inventory Turn Over Ratio Fixed Asset Turn Over Ratio Total Asset Turn Over Ratio Profitability Ratios Gross Margin Return on Total Assets
Return On Common Equity
2009
2010
2011
2012
2013
Sales/Inventory Sales/Net Fixed Asset Sales/Total Asset
0.86 0.87 0.83
0.86 0.75 0.74
0.87 0.69 0.67
0.86 0.64 0.63
1.82 0.67 0.67
Gross Profit/Sales Net Income Available To Common Shareholders/Total Assets Net Income Available To Common Shareholders/Equity
0.60
0.59
0.59
0.59
0.59
0.27
0.21
0.20
0.17
0.16
0.22
0.17
0.14
0.17
0.44
Sumber: PT XYZ
12.2 Perspektif Proses Bisnis Internal Model rantai nilai proses bisnis internal terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: • Inovasi - mengidentifikasi kebutuhan pelanggan masa kini dan mendatang serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan pelanggan tersebut, mengingat PT XYZ dapat meng-customize produk furniturnya sesuai kebutuhan pelanggan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan PT XYZ adalah meluncurkan produk baru, menambah fasilitas/fitur/teknologi baru dalam produknya, memberikan solusi yang unik sesuai harapan pelanggan, mempercepat proses pengiriman, dll. Proses ini dapat dilakukan melalui riset pasar untuk dapat mengidentifikasi ukuran pasar dan kebutuhan pelanggan secara spesifik. Oleh karena itu, dalam
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
84
perencanaan SDM-nya, PT XZY menambah jumlah karyawan R&D di tahun-tahun berikutnya dalam kegiatan operasionalnya. • Operasional – mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan dalam proses operasional serta mengembangkan solusi masalah yang terdapat dalam proses operasional demi meningkatkan efisiensi produksi, kualitas produk dan proses, serta memperpendek waktu siklus (cycle time) sehingga ontime dalam penyerahan produk ke pelanggan, dll. PT XYZ akan melakukan pengendalian kualitas mulai dari proses pemesanan bahan baku hingga tiba sampai dengan produk jadi yaitu furnitur. Dengan demikian PT XYZ akan mengetahui sub-proses kritis mana yang memerlukan prioritas dengan mengidentifikasi proses mana yang memberikan value added dan mana yang tidak. Hal ini untuk meningkatkan efektif dan efisiensinya PT XYZ dalam melakukan kegiatan operasionalnya. • Pelayanan – berkaitan dengan pelayan kepada pelanggan, seperti purna jual, menyelesaikan masalah yang timbul pada pelanggan dengan cepat, melakukan tindak lanjut secara proaktif dan on-time, serta memberikan personal touch. PT XYZ telah memberikan garansi akan produk-produk yang akan dibeli dan digunakan oleh pelanggan, life time warranty. Serta diimbangi dengan proaktif dari pihak manajemen dalam hal pelayanan apabila produk yang dibeli atau akan dibeli kurang dapat memenuhi kepuasan pelanggan.
12.3 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam perspektif financial dan proses bisnis internal mengarah pada dimana organisasi tersebut harus unggul untuk mencapai kinerja yang bagus, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam perspektif ini adalah infrastruktur yang memungkinkan tujuan kedua perspektif itu, sebagai pengendali untuk mencapai keunggulan outcome perspektif-perspektif
sebelumnya.
Keterkaitan
sebab-akibat
yang
memungkinkan tercapainya perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilihat dalam gambar berikut.
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
85
Peningkatan pembelajaran dan pertumbuhan organisasi
Mempertahankan orang-orang kunci
Peningkatan produktivitas karyawan
Kepuasan Karyawan
Kompetensi karyawan
Pelatihan fungsional silang terus-menerus
Infrastruktur teknologi
Pembentuka n kelompok belajar
Inovasi dan pengembangan
Kultur perusahaan untuk melaksanakan
Pemberdayaan karyawan
Pembentukan tim fungsional silang
Gambar 12.2 Keterkaitan Hubungan Sebab-Akibat dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sumber: Gaspersz,V. Balanced Scorecard Dengan Six Sigma.2005
PT XYZ dalam lima tahun kedepan akan membuat sebuah knowledge management sebagai tools untuk mencapai keunggulan outcome dari keseluruh perspektif di atas. Knowledge Management (KM) adalah sebuah passion, antusiasme, kecintaan dan bagian dari perusahaan [David Gurteen, 2008]. Dimana yang ingin dicapai dari KM tersebut adalah menciptakan budaya organisasi yang merupakan asset terbesar organisasi yang tidak bisa di imitasi perusahaan lain. Perlunya sebuah perusahaan untuk menerapkan KM adalah adanya asas manfaat. Dimana manfaat yang diperoleh tidak hanya terbatas pada pihak manajemen ataupun level menengah atas dalam organisasi, namun keseluruhan level dalam organisasi harus ikut merasakan manfaat KM ini. Knowledge yang ada harus dikelola dengan baik, karena jika tidak, tidak akan ada solusi atau inovasi. Bisnis dan profit perusahaan tidak dapat ditingkatkan [Paulus Bambang WS, 2008]. PT XYZ akan memulainya dengan hal-hal mudah terlebih dahulu, yaitu dengan membiasakan orang-orang didalamnya untuk berbagi pengetahuan setiap harinya. Seperti pembentukan kelompok belajar untuk sharing. Agar
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
86
didapat sebuah pembelajaran baru dalam proses sharing tersebut, maka yang perlu di sharing adalah upaya apa yang dilakukannya sehingga berhasil dalam pekerjaan.
Integrasi dan sinergi dari ketiga perspektif di atas akan mampu memberikan sebuah jalur komunikasi yang jelas agar dapat sesuai dengan visi dan misi PT XYZ. Hal ini akan mendatangkan competitive advantage baru yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Dan karena semua strategi bisnis ini merupakan sebuah solusi dari manajemen, maka manajemen dituntut akan komitmen dan konsistensinya dalam menerapkan ketiga perspektif ini sehingga nantinya akan di dapat peningkatan value bagi stakeholders dan shareholders. Berikut adalah contoh integrasi keseluruh perspektif sebagai sistem manajemen.
Perspektif Finansial Apa hasil-hasil financial yang dibutuhkan untuk memenuhi ekspektasi pemegang saham?
Perspektif Proses Bisnis Internal Apa proses-proses yang harus dilaksanakan untuk memenuhi ekspektasi pelanggan dan pemegang saham ?
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Apa nilai-nilai organisasional yang terpenting untuk memenuhi sasaran dan tujuan strategik perusahaan?
Gambar 12.3 Integrasi Perspektif dalam Alignment Strategi PT XYZ
Universitas Indonesia Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008