BAB 1 PROFIL PERUSAHAAN 1.1
Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1962 didirikan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran untuk mengelola Bandara Kemayoran. Tahun 1965 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 tanggal 17 Mei 1965, pemerintah menetapkan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perum Angkasa Pura. Tahun 1984 melalui PP Nomor 20 tanggal 13 Agustus 1984, didirikan Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC), maksud didirikannya PPUJC adalah untuk mengelola Bandara Soekarno‐Hatta yang akan dioperasikan tahun 1985 secara berdayaguna dan berhasil guna. Tahun
1985
berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Perhubungan
Nomor:KM.171/HK.208/Phb‐85, tanggal 1 April 1985 menunjuk PPUJC untuk mengelola Bandara Halim Perdanakusuma. Tahun 1986 melalui PP Nomor 26 tanggal 19 Mei 1986, nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC) diubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Tahun 1988 melalui PP Nomor 19 tanggal 28 Pebruari 1988, Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) yang mengelola Flight Information Region (FIR) Jakarta diserahkan pengelolaannya kepada Perum Angkasa Pura II. Tahun 1991 melalui PP Nomor 10 tanggal 8 Februari 1991, menunjuk Perum Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dan Bandara Supadio ‐ Pontianak. Tahun 1992 melalui PP Nomor 14 tanggal 17 Maret 1992, Perum Angkasa Pura II berubah status hukum menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II Didirikan dengan Akta Notaris Muhani Salim SH Nomor 3 tanggal 2 Januari 1993 dan Anggaran Dasar tercantum dalam Berita Negara RI Tahun 1995. Maksud Perubahan status adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi.
Sejak resmi didirikan pada tahun 1993 hingga saat ini, PT (Persero) Angkasa Pura II mengelola 10 Bandara di kawasan barat Indonesia yaitu: a.
Soekarno‐Hatta, Tangerang
b.
Halim Perdanakusuma, Jakarta
c.
Husein Sastranegara, Bandung
d.
Polonia, Medan
e.
Sultan Iskandarmuda, Banda Aceh
f.
Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
g.
Supadio, Pontianak
h.
Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
i.
Minangkabau, Padang
j.
Kijang, Tanjung Pinang
1.2.
Lingkup Bidang Usaha
Pemerintah membagi dalam dua wilayah usaha yaitu, wilayah Indonesia Bagian Timur dikelola oleh PT (Persero) Angkasa Pura I dan Wilayah Indonesia Bagian Barat dikelola oleh PT (Persero) Angkasa Pura II, wilayah usaha berdasarkan Flight Information Region (FIR) dapat dilihat pada gambar 1.1. BA
DUAN W1
MD
MAKASSAR FIR TR
W 1
W 1 W 1
T
PK
W2
W 2 PD
N KATAN
W 1
W19
P
JAKARTA
NE
W2
PN
PK
W6
W5 W3
F ND
W 1
BND
W1
W1
C W17
W18 SIPUT W16 MADIN
W 3 W5
AN W45
CL JO
W 3
BD
ABASA SABIL DENDY W 1
W 1 W11 DKI CKG HLM
AP II SERVICES FOR THE MANAGEMENT OF 10 AIRPORTS IN WESTERN REGION OF INDONESIA.
BP
TAPI
BORAS ALTAR W 2
TK
MN W1
LADO
W3
BOMAX
W W 2 2
PL W2
W 1
GOBIK
W3
AD
SB
W13
BL
W 3
W 5 AM
W4 N
W6
SO
W 4
W5
W 6 W 6 Z
TM
W5 W 5
W4
W3
W4 W 6
Z
W6 WAMEN
W6
MK
LANGGU
W 6
W 6
W 3
W41
N
Z
W6
W5 W5
G
BI
W4Z
N
W4
D
N
W3
B
KP
Z
AP I SERVICES FOR THE MANAGEMENT OF 13 AIRPORTS IN ESTERN REGION OF INDONESIA.
Gambar 1.1 Wilayah Usaha AP II 2
PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki lingkup bidang usaha yang meliputi pelayanan jasa Aeronautika dan jasa Non Aeronautika, yang masing‐masing lingkup bidang usaha tersebut dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 1.2.1 Jasa Aeronautika Jasa Aeronautika merupakan bisnis inti (core business) dari PT (Persero) Angkasa Pura II yang meliputi : a)
Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U)
b)
Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U)
c)
Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP)
d)
Pelayanan Jasa Garbarata
e)
Pelayanan Jasa Konter
1.2.2 Jasa Non Aeronautika Jasa Non Aeronautika merupakan jasa pelayanan PT (Persero) Angkasa Pura II yang menunjang kegiatan penerbangan yang meliputi: a)
Penyewaan ruangan, gudang, lahan dan fasilitas lainnya
b)
Kegiatan konsesioner
c)
Parkir kendaraan
d)
Pas Bandara
e)
Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara
f)
Periklanan dan usaha lain yang terkait
3
1.3 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan 1.3.1 Visi Visi AP II adalah menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. 1.3.2 Misi Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, komuniti dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis. 1.3.3 Strategi Strategi yang di tetapkan oleh PT. AP II untuk mengembangkan bisnis adalah strategi pertumbuhan adaptif (adaptive growth strategy) yang mencakup strategi pertumbuhan gradual dan diversivikasi konsentrik. Strategi Pertumbuhan Gradual merupakan strategi pengembangan bisnis inti yang fokus pada pertumbuhan secara bertahap. Dalam implementasinya, strategi ini antara lain mencakup penataan terminal penumpang Bandara Soekarno Hatta, Bandara Polonia, Bandara Supadio, Bandara Sultan Syarif Kasim II dan Bandara S ultan Iskandar Muda. Sedangkan
Strategi
Diversivikasi
Konsentrik
mencakup
diversifikasi
pengembangan usaha yang terkait (related) baik layanan jasa Aeronautikal maupun Non Aeronautikal dan jasa penumpang lainnya yang antara lain meliputi pembangunan hangar, terminal kargo, airport railway, airport shopping mall, real estate, pengelolaan Bandara Depati Amir‐Pangkal Pinang dan Sultan Thaha‐Jambi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jendral Perhubungan Udara (DJU) dan lain‐lain, yang diterapkan di Bandara cabang sesuai dengan kondisi masing‐masing Bandara dengan memanfaatkan pasar, teknologi dan sumber daya perusahaan. 4
1.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi kantor pusat PT AP II pada saat penelitian ini dimulai dapat dilihat pada gambar 1.2.
BOARD OF COMMISIONER CORPORATE SECRETARY
AUDIT COMMITTEE
BOARD OF DIRECTORS
PRESIDENT DIRECTOR
VP OF PLANNING & IT
INTERNAL AUDITOR
EVP OF OPERATION & ENGINEERING
OPERATION & ENGINEERINGS DIRECTORATE
EVP OF COMMERCIAL BUSINESS & DEVELOPMENT
COMMERCIAL BUSINESS & DEVELOPMENT DIRECTORATE
EVP OF FINANCE
EVP OF PERSONNEL & GENERAL AFFAIRS
FINANCE DIRECTORATE
VP OF LEGAL AFFAIRS
PERSONNEL & GENERAL AFFAIRS DIRECTORATE
VP OF AIR TRAFFIC SERVICES
VP- OF AERO BUSINESS DEVELOPMENT
VP- OF ACCOUNTING & BUDGETING
VP- OF HUMAN RESOURCE DEV.
VP OF AIRPORT SERVICES
VP- OF NON AERO DEVELOPMENT
VP- OF TREASURY
VP- OF HUMAN RESOURCE ADM.
VP- OF PROPERTY DEVELOPMENT
VP- OF SMALL & MEDIUM ENTERPRISE COM.
VP- OF GENERAL AFFAIR
VP OF FACILITY PLANNING VP- OF FACILITY QA
BRANCH
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dari Struktur organisasi kantor pusat PT APII (gambar 1.2) dapat dilihat bahwa Dewan Komisaris terdiri dari satu Komisaris utama disertai empat Komisaris, Dewan Direksi terdiri dari satu Direktur Utama dan Empat Direktur untuk setiap direktorat yang berbeda, Pejabat setingkat dibawah direksi terdiri dari 17 Vice President yang mengepalai langsung setiap sub direktorat yang berbeda, Para Menager, assisten manager, staff, karyawan yang diperbantukan ke instansi lain/anak perusahaan 28 karyawan dan Para Kepala Kantor Cabang serta para karyawan, yang seluruhnya berjumlah 4.640 karyawan. 5
1.5 Sumber Daya Sumber daya yang dimiliki PT (Persero) Angkasa Pura II terdiri dari sumber daya manusia, teknologi dan finansial 1.5.1 Sumber daya Manusia Sumber daya manusia PT AP II dapat dipetakan kompisisinya per Kantor Cabang dan berdasarkan latar belakang pendidikan, seperti pada tabel 1.1 dan 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Jumlah Karyawan AP II No
LOKASI
JUMLAH
1
Kantor Pusat, Tangerang
395
2
Soekarno‐Hatta, Tangerang
3
Halim PK , Jakarta
227
4
Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
240
5
Supadio, Pontianak
166
6
Polonia, Medan
539
7
Sultan Syarif Kasim II, PKU
238
8
Minangkabau, Padang
246
9
Husein Sastranegara, Bandung
129
10
Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh
116
11
Kijang, Tanjung Pinang
80
12
Diperbantukan (DPB) ke Instansi Lain
28
2.236
TOTAL KARYAWAN AP II
4.640
Tabel 1.2 Komposisi Karyawan AP II berdasarkan Pendidikan
PENDIDIKAN
SLT D. I D. II D. III D. IV A
SD
SLP
113
203 2.758 27
353
674
57
S.1
S.2
422
33
TOTAL 4.640 6
Tabel 1.3 Komposisi Karyawan AP II berdasarkan range usia 18 – 30
503
USIA (tahun) 31 – 40 41 – 50 774
TOTAL
51 – 56
2.455
4.640
908
1.5.2 Sumber Daya Finansial Berikut ini laporan keuangan PT. Angkasa Pura II selama akhir tahun 2003 hingga akhir tahun 2005.
TAHUN AUDIT
PEND. USAHA
BIAYA USAHA
1,235,806 1,252,864 1,505,984 1,705,212
2002 2003 2004 2005
LABA/RUGI USAHA
768,280 869,747 968,745 1,073,335
467,526 383,117 537,239 631,877
ShareHolder Pemerintah RI
100.00 %
Rp 000.000 URAIAN
PEND.
USAHA BIAYA USAHA L/R USAHA
PREDIKAT
2002 AUDITED
TAHUN AUDIT 2003 2004 AUDITED UNAUDITED
1,235,806 768,280 467,526
AAA
1,252,864 869,747 383,117
AA
1,505,984 968,745 537,238
AAA
2005 RKAP 1,705,212 1,073,335 631,877
AAA
Equitas Modal Dasar • Nominal
Modal Disetor Rp 7.600 milyar
• Jumlah Saham 7.600.000 Lembar
• Nominal
1.900 milyar
• Jumlah Saham 1.900.000 Lembar 7
1.5.3 Budaya Kerja Perusahaan Berdasarkan hasil pemetaan dan pengkajian budaya kerja PT AP II oleh LAPI ITB sebagai konsultan diperoleh hasil budaya kerja PT AP II sebagai berikut: a.
Secara kultural insan AP II adalah egaliter di mana anggota perusahaan pada dasarnya adalah kolektivitas, yaitu anggota‐anggota didalamnya sudah diintegrasikan secara kuat dalam kelompok‐kelompok kohesif (cohesive in group) di mana kepentingan bersama diutamakan;
b.
Insan AP II termasuk komuniti yang tidak feminin lagi, yaitu ciri komuniti di mana berbagai keputusan dan tindakan diambil dengan penuh kepedulian dan timbang rasa dalam rangka menjaga agar tidak ada pihak‐ pihak yang dirugikan, dengan kata lain komuniti PT AP II dapat diajak bertindak lugas, tetapi dengan tetap peduli pada sesamanya;
c.
Anggota perusahaan tidak menyukai ketidakpastian di mana sifat ini tidak bertentangan dengan sifat kerja dunia penerbangan yang setiap keputusannya membawa dampak besar pada keamanan dan keselamatan penerbangan;
d.
Anggota perusahaan cenderung berorientasi jangka panjang dengan demikian masalah yang bersangkutan dengan penjaminan kerja (job security) akan menjadi isu ketenagakerjaan yang sensitif dan mudah berkembang menjadi konflik yang terbuka. Perusahaan perlu berhati‐hati bila membahas masalah pemutusan hubungan kerja atau program pensiun, karena bagi para angota, hal tersebut merupakan isu yang lebih besar daripada masalah imbalan atau promosi;
e.
Hubungan insani di tempat kerja sedang berkembang menuju ke kondisi yang lebih baik, sebagai dampak dari kepemimpinan puncak yang lebih terbuka. Indikasi kondisi yang lebih baik tersebut terlihat pada adanya keadilan di tempat kerja yang cukup baik namun usaha untuk memperbaikinya perlu terus dijalankan;
8
f.
Keadilan di tempat kerja dirasakan sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pelaksanaan reward and punishment yang diterapkan oleh pimpinan;
g.
Kebijakan manajemen, khususnya yang bersangkutan dengan kepentingan anggota perusahaan, diterima dengan cukup baik oleh para anggota perusahaan;
h.
Visi dan misi PT AP II yang telah ada belum diterima sepenuhnya oleh insan PT AP II;
i.
Anggota perusahaan yang berpendidikan lebih tinggi, kurang kepuasannya pada waktu menghadapi kondisi psiko sosial perusahaan, dibandingkan dengan kepuasan mereka yang berpendidikan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa anggota perusahaan yang berpendidikan tinggi cenderung lebih kritikal;
j.
Perilaku kepemimpinan yang dianggap kurang dijalankan adalah konsiderasi individual dan stimulasi intelektual. Hal ini menunjukkan bahwa para anggota jarang berdialog dan berbagi pengetahuan dengan pimpinan maupun sesama mereka.
1.6 Tantangan Bisnis 1.6.1 Tantangan bisnis korporat Mempertahankan Jakarta (Bandara Soekarno Hatta) sebagai gate way.
Deregulasi industri airlines menumbuhkan operator penerbangan dan penumpang dengan cepat
Pertumbuhan kapasitas airport tidak secepat pertumbuhan airlines dan penumpang
Tuntutan atas pelayanan Bandara yang lebih baik khususnya pelayanan bagi penumpang.
9
Tuntutan daerah atas Bandara internasional di daerahnya serta kontribusi Bandara ke daerah di mana setiap daerah di mana letak bandara yang dikelola PT AP II meminta status bandara tersebut menjadi bandara internasional sehingga dapat menambah pendapatan daerah.
Antisipasi perubahan regulatory framework atas : Air Traffic Services provider oleh pemerintah, kepemilikan Bandara oleh swasta.
1.6.2 Tantangan Jangka Panjang
Aviation industry, pabrik pesawat berlomba memproduksi pesawat irit bahan bakar dengan jelajah yang jauh.
Pertumbuhan perusahaan penerbangan sangat tinggi 15%‐25%, khususnya domestik.
Fenomena low cost carrier, meningkatkan pertumbuhan penumpang secara sinifikan.
Safety security issues, pengaruh terorisme global.
Airport issues, kapasitas terminal tidak mencukupi.
10