BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ukuran lebar mesiodistal gigi bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya, antara satu populasi dengan populasi lainnya.1 Adanya variasi ukuran lebar mesiodistal disebabkan karena pengaruh faktor ras, genetik, lingkungan, suku, jenis kelamin dan faktor penyakit.2 Fadli Khamis (2004) dalam penelitiannya memperoleh rata-rata insisivus sentralis maksila suku Melayu pada laki-laki 8,70 mm sementara pada perempuan 8,50 mm.3 Hasil penelitian terhadap populasi suku Cina di Singapura diperoleh gigi insisivus sentralis maksila lebih kecil daripada suku India, nilai rata-rata pada laki-laki 8,78 mm dan perempuan 8,45 mm. Dalam penelitian tersebut, diperoleh diameter lebar mesiodistal gigi pada laki-laki lebih lebar 2,2% daripada perempuan.4 Penelitian terdahulu pada ras Kaukasoid, Negroid dan Mongoloid diperoleh ukuran lebar mesiodistal gigi permanen antara ras tersebut berbeda. Penelitian terhadap 51 orang kulit hitam dibandingkan hasil pada 50 orang berkulit putih, diambil kesimpulan orang berkulit hitam mempunyai lebar mesiodistal gigi lebih besar daripada orang berkulit putih.5 Fadli Khamis (2004) dalam penelitiannya diperoleh ukuran lebar mesiodistal gigi secara signifikan lebih besar pada Negroid daripada Kaukasoid (suku India) dan Mongoloid (suku Melayu dan Cina).3
Universitas Sumatera Utara
Faktor genetik mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap lebar mesiodistal gigi dengan estimasi gambaran morfologis mahkota sebesar 90% dan pada saudara kembar dengan adanya hubungan darah, ditemukan hampir tidak ada variasi ukuran mesiodistal gigi. Meskipun faktor genetik cukup kuat, faktor lingkungan tetap harus diberi perhatian.1 Ini dibuktikan dari penelitian pada orang Amerika yang lahir di negaranya mempunyai ukuran mesiodistal gigi yang lebih besar dibandingkan dengan orang Amerika yang lahir di Jepang dan China.2 Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi ukuran lebar mesiodistal gigi. Penelitian Singh dan Gopal (2006) pada anak India Utara diperoleh lebar mesiodistal mahkota gigi pada laki-laki lebih besar daripada perempuan pada semua gigi rahang atas dan rahang bawah.6 Di Indonesia, penelitian terhadap suku Madura dan Jawa menunjukkan lebar mesiodistal gigi anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan.2 Data tentang lebar mesodistal gigi rahang atas dan rahang bawah telah banyak diteliti dan dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah serta buku rujukan kedokteran gigi. Dubrul (2000) menyatakan lebar mesiodistal gigi permanen insisivus sentralis atas 8,4 mm; insisivus lateralis atas 6,5 mm; insisivus sentralis bawah 5,4 mm; insisivus lateralis bawah 5,9 mm. 7 Dari penelitian Fadli Khamis (2004) diperoleh pada rahang atas, lebar mesiodistal gigi permanen insisivus sentralis 8,59 mm; insisivus lateralis 7,04 mm; kaninus 8,03 mm; premolar satu 7,48 mm; premolar dua 7,01 mm; dan molar satu 10,61 mm. Sedangkan pada rahang bawah, lebar mesiodistal gigi permanen insisivus sentralis 5,49 mm;
Universitas Sumatera Utara
insisivus lateralis 6,10 mm; kaninus 6,98 mm; premolar satu 7,36 mm; premolar dua 7,35 mm; dan molar satu 11,50 mm.3 Pengetahuan tentang lebar mesiodistal gigi pada setiap populasi merupakan data yang diperlukan untuk perawatan dental seperti indeks Pont, analisa Bolton, metode Linders dan metode Karkhaus. Contohnya, dalam melakukan restorasi gigi, dimana gigi direstorasi semirip mungkin dengan morfologi aslinya, dibutuhkan pengetahuan tentang lebar mesiodistal gigi. Dalam perawatan dental, motode yang penting dan sering digunakan sebelum melakukan perawatan dental adalah indeks Pont dan analisa Bolton.8 Indeks Pont diperkenalkan pada tahun 1909 bertujuan untuk menentukan lebar lengkung gigi maksila yang ideal dari jumlah lebar mesiodistal insisivus sentralis dan lateralis kanan dan kiri maksila. Lebar lengkung gigi anterior ideal dapat diperoleh dengan menjumlahkan lebar mesiodistal gigi insisivus rahang atas, dikali 100 kemudian dibagi 80. Untuk mendapatkan lebar lengkung gigi posterior ideal, jumlah lebar mesiodistal gigi insisivus rahang atas, dikali 100 kemudian dibagi 64. Jika ukuran interpremolar dan intermolar pada lengkung gigi sama dengan hasil analisa berdasarkan indeks Pont, maka dinyatakan lebar lengkung gigi individu tersebut adalah ideal dengan ukuran giginya.8 Analisa Bolton diperkenalkan tahun 1958 bertujuan untuk melihat diskrepansi ukuran gigi serta hubungan interdigitasi antara maksila dan mandibula. Pengukuran lebar mesiodistal setiap gigi – geligi dimulai gigi insisivus diikuti kaninus, premolar sampai gigi molar satu menggunakan kaliper digital Krisbow dengan ketelitian 0,01 mm. Bolton memperkenalkan dua rumus
Universitas Sumatera Utara
yaitu rasio anterior dan rasio keseluruhan. Rasio anterior diperoleh dengan menjumlahkan lebar mesiodistal enam gigi anterior mandibula (kaninus kanan ke kaninus kiri) dibagi dengan jumlah lebar mesiodistal enam gigi anterior maksila (kaninus kanan ke kaninus kiri) dikali 100. Sedangkan rasio keseluruhan dapat diperoleh dengan menjumlahkan lebar mesiodistal gigi mandibula keseluruhan (dari molar satu kanan ke molar satu kiri) dibagi dengan jumlah lebar mesiodistal gigi maksila (dari molar satu kanan ke molar satu kiri) dikali 100. Bolton menyatakan nilai ideal bagi rasio anterior adalah 77,2% ± 2SD (74,5-80,4%) , rasio keseluruhan adalah 91,3% ± 2SD (87,5-94,8%). Jika nilai ini diperoleh dari hubungan antara rahang bawah dan rahang atas, maka hubungan ideal antar rahang sudah dicapai dengan oklusi klas 1 Angle.9 Penelitian tentang lebar mesiodistal gigi suku Melayu, Cina dan India telah banyak diteliti di Malaysia. Namun demikian, belum ada standar lebar mesiodistal gigi di Malaysia, oleh karena itu peneliti sebagai Mahasiswa Malaysia FKG USU tertarik untuk meneliti lebar mesiodistal Mahasiswa Malaysia yang ada di FKG USU mewakili data orang Malaysia di Medan sekaligus melakukan pengukuran indeks Pont dan analisa Bolton dimana pengukuran indeks Pont dan analisa Bolton ini penting di dalam ilmu kedokteran gigi. Saat ini jumlah Mahasiswa Malaysia yang kuliah di FKG USU adalah sekitar 149 orang dengan kisaran umur 18 hingga 25 tahun yang terdiri dari suku Melayu, Cina dan India.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah ada perbedaan lebar mesiodistal gigi maksila dan mandibula pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan suku Melayu, Cina dan India ? 2. Apakah ada perbedaan lebar mesiodistal gigi maksila dan mandibula pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan Jenis Kelamin ? 3. Apakah ada perbedaan lebar mesiodistal gigi maksila dan mandibula regio kanan dengan regio kiri ? 4. Apakah ada perbedaan lebar lengkung gigi anterior dan posterior maksila menurut rumus indeks Pont pada Mahasiswa di FKG USU berdasarkan suku Melayu, Cina dan India ? 5. Apakah ada perbedaan analisa Bolton rasio anterior dan rasio keseluruhan pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan suku Melayu, Cina dan India ? 6. Apakah ada perbedaan analisa Bolton rasio anterior dan rasio keseluruhan pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan jenis kelamin ?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendapatkan nilai rata-rata lebar mesiodistal gigi maksila dan mandibula pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan suku Melayu, Cina dan India. 2. Untuk mendapatkan nilai lebar rata-rata mesiodistal gigi maksila dan mandibula pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan Jenis Kelamin. 3. Untuk mendapatkan nilai lebar rata-rata mesiodistal gigi maksila dan mandibula regio kanan dengan regio kiri. 4. Untuk mendapatkan nilai lebar rata-rata lengkung gigi maksila menurut rumus indeks Pont pada Mahasiswa di FKG USU berdasarkan suku Melayu, Cina dan India. 5. Untuk mendapatkan nilai rata-rata analisa Bolton rasio anterior dan rasio keseluruhan pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan suku Melayu, Cina dan India. 6. Untuk mendapatkan nilai rata-rata analisa Bolton rasio anterior dan rasio keseluruhan pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU berdasarkan jenis kelamin.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai data tentang ukuran lebar mesiodistal gigi maksila dan mandibula yang ideal pada Mahasiswa Malaysia di FKG USU 2. Dapat mengetahui ukuran standar lebar mesiodistal gigi permanen maksila dan mandibula Mahasiswa Malaysia FKG USU suku Melayu, Cina dan India. 3. Dapat mengetahui lebar lengkung gigi yang ideal berdasarkan indeks Pont dan hubungan interdigitasi yang ideal antara gigi geligi maksila dengan mandibula berdasarkan analisa Bolton. 4. Sebagai data pendukung dalam bidang kedokteran gigi lainnya yaitu bidang Ortodonsia, Prostodonsia, Forensik dan Konservasi
Universitas Sumatera Utara