BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa
transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik,bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada yang mendifinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar dan dapat mendongkrak percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang
1
2
penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya. Film pertama kali lahir di paruh kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sesuai perjalanan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton.1 Kini dunia semakin digital dan mempermudah segala aktifitas, sehingga film yang dahulu sangat sulit dibuat karena bahan yang masih bisa dikatakan sulit. Film sendiri saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia. Maka dari itu keberadaan film saat ini juga sangat dinanti oleh masyarakat, khususnya masyarakat pecinta film. Namun sepertinya Indonesia saat ini sudah mengikuti tren luar negeri dengan memproduksi film-film dengan genre Action. Hal ini tentunya sangat menarik perhatian masyarakat yang haus akan film-film dengan genre Action setelah sebelumnya disuguhi berbagai macam film horror. Film horror sendiri sempat menjadi tren di masyarakat, namun hal ini sempat membuat berbagai pro dan kontra karena film horror yang disajikan tidak lepas dari tayangan yang berbau pornografi. Hal ini juga yang membuat masyarakat rindu dengan film-film yang terlepas dari unsur-unsur tersebut. 1
Heru Effendi, Mari Membuat Film, Jakarta, Panduan,2001 Hal 20.
3
Dari semua cabang seni, film dapat dikatakan paling banyak mempengaruhi kehidupan manusia modern. Seorang kritikus film pernah berpendapat film dapat membawa kita “close to heaven or closer to hell, lebih dekat ke surga atau lebih dekat ke neraka” yang dimaksud ialah bahwa film yang baik dapat mempunyai pengaruh yang yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, umpamanya dibidang pendidikan, penerangan, dan hiburan yang sehat, juga seni.2 Sebaliknya film buruk, misalnya film-film yang menonjolkan sex and violence (porno dan kekerasan), dapat merangsang nafsu-nafsu kebinatangan dan membawa kita ke jalan yang sesat.3 Filmfilm seperti itu biasanya banyak ditonton oleh para remaja. Masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.. Dalam masa ini pula para remaja mulai melakukan komunikasi yang lebih dalam terhadap lawan jenisnya, yang sebagaimana komunikasi tersebut suatu pertukaran informasi di antara individu melalui system lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.4
2
Gayus Siagian, Sejarah Film Indonesia, Jakarta, Fakultas Film Dan Televisi Institut Kesenian Jakarta 2010, Hal 1 3 Ibid 4 Riswandi, Ilmu Komunikasi (Jakarta : Graha Ilmu, 2009), Hal.1
4
Seperti film 18+ love true yang dibintangi oleh Samuel Zyglwyn, Adipati, Stevanie Nepa, Leylarey Lesesne, Arie Sudarsono, Wulan Guritno, dan Arumi Bachsin. Film ini Berhasil menarik perhatian banyak remaja, karena di dalamnya mengandung realita kehidupan remaja saat ini. Kisah romantis dua pria yang melakukan pengorbanan untuk perempuan-perempuan yang mereka cintai. Dan empat remaja yang disatukan oleh nasib, mengekspresikan cinta dengan caranya sendiri, dan hidup dengan gayanya yang bebas, sehingga mereka begitu menghargai nilai cinta yang sejati, juga persahabatan, film ini berhasil meraih perhatian sebanyak 512.973 penonton.5 Film ini menceritakan empat remaja yang menyatu dalam alur cerita. Tokoh utama raka dibintangi oleh Samuel zyglwyn, Aditpati sebagai Topan, Chanisa diperankan oleh Stevanie Nepa dan Helen Dibintangi oleh Leylarey Lesense. Keempatnya terlibat romansa percintaan. Di Movie 18+ diceritakan ke empat tokoh tersebut mengekspresikan nuansa cinta dengan caranya masing-masing. Gaya hidup yang bebas penuh romansa cinta dan juga persahabatan. Kedua tokoh remaja lelaki Topan dan Raka digambarkan sebagai tokoh yang cenderung brutal. Dengan latar belakang orang tua yang amburadul (Broken Home) Orang tua topan sendiri juga bermasalah, ayahnya Hilman yang diperankan oleh Arie Sudarsono diceritakan menjadi seorang gay, dan ibunya Topan bernama Retno yang 5 http://hiburan.kompasiana.com/film/2010/08/17/fakta-film-indonesia-dan-keprihatinan-merosotnyajumlah-penonton/
5
diperankan oleh Wulan guritno ditampilkan menjadi seorang ibu rumah tangga yang penuh lika-liku hidup dan stress karena kondisi suaminya sebagai gay. Disinilah Retno ( Wulan Guritno ) melampiaskan nafsunya dengan masturbasi. 6 Kehadiran film 18+ : love true never dies hanya bisa dilihat sebagai penanda belum puasnya bos genre drama remaja dengan kehidupan yang “gelap”. Yang sebelumnya film virgin 2, yang digarap oleh Nuyanto juga. Adapun film virgin banyak mengumbar sis gelap kehidupan ABG. Begitu juga 18+, Film ini tak jauhjauh dari sisi gelap anak muda. Romantisme
didefinisikan
sebagai
menghabiskan
waktu
bersama,
menghabiskan energi dan kreativitas untuk menarik dan menjadi hubungan agar tetap menyenangkan dan cinta tetap hidup di dalamnya serta menjadikan suatu kualitas yang menyenangkan dan misterius, sebuah hubungan antara sepasang kekasih. Banyak adegan-adegan dalam film ini yang menjadi tiruan negative untuk para remaja yang berpacaran, karena di dalam film ini banyak adegan-adegan yang sedikit fulgar. Dalam kajian ini, peneliti menggunakan kajian semiotik. Semiotik sendiri merupakan ilmu yang mempelajari system tanda seperti : bahasa, kode, sinyal dan sebagainya. Secara umum, semiotic didefinisikan sebagai berikut. Semiotics is usually defined as a general philosophical theory dealing with the production of signs and symbols as part of code system which are used to communicate information. 6
http://www.bloggerceria.com/2010/01/sinopsisresensi-film-18-true-love-never.html#ixzz20z6E8KqH
6
Semiotics includes visual and verbal as well as tactile and olfactory signs (all signs or signals which systematically communicate information or messages in literary every fieldof human behavior and enterprise. (semiotic biasanya didefinisikan sebagai teory filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan symbol-simbol
sebagai
bagian
dari
system
kode
yang
digunakan
untuk
mengkomunikasikan informasi. Semiotic meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indra yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut membentuk system kode yang secara systematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia).7 Dengan kajian semiotik inilah film 18+ : Love True Never Dies akan dianalisis, maka symbol-simbol yang terkandung didalamnya dapat dimengerti oleh masyarakat dan dapat dianalisis sebagai suatu tanda-tanda tertentu. Hal ini dapat membantu dalam proses memahami bagaimana sebenarnya pesan yang ingin disampaikan melalui film romantis 18+ : Love True Never Dies. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pemaknaan Romantisme dalam Film 18+ : Love true Never Dies?
7
http://id.wikipedia.org/wiki/semiotika
7
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemaknaan romantisme dalam film
18+ : Love True Never Dies 1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang Pemaknaan
romantisme dalam film Dramapercintaan dewasa? 1.4.2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sutradara dan produser agar senantiasa memperhatikan aspek-aspek norma susila dalam membuat film-film romantis selanjutnya. b. Penelitian ini diharapkan remaja tidak meniru ha-hal negatif dalam film bertema romantis.