1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pada beberapa perusahaan industri yang berkembang, seringkali terdapat masalah dalam pemenuhan pemesanan. Mereka tidak dapat memenuhi pemesanan yang sudah diterima dari pelanggan, sehingga menghasilkan backorder. Jika produk yang ditransaksikan tersebut sangat penting bagi pelanggan, pelanggan sangat mungkin untuk menuntut denda atau ganti rugi. Pada PT. Denko Wahana Industries, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan metal menjadi produk pendukung, masalah muncul ketika pemesanan yang diterima tidak terpenuhi sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Dengan melakukan interview dengan beberapa pimpinan divisi, diketahui bahwa penerimaan pemesanan yang dilakukan bagian penjualan, tidaklah mempertimbangkan produksi yang berjalan. Sehingga penjadwalan jadi tidak teratur, dan akhirnya produksi tidak mampu memenuhi pemesanan. Dengan melakukan interview dengan direktur pada PT. Denko Wahana Industries, diketahui bahwa pemesanan yang diterima memang tidak dapat ditolak, hal ini dikarenakan pemesanan tersebut sudah masuk kedalam kontrak bisnis yang dibuat. Dengan demikian, maka munculah permasalahan tentang kontrak.
2 Permasalahan kontrak, terjadi karena pada awal perusahaan mulai berkembang, proses pembuatan kontrak tidak mempertimbangkan kapasitas produksi perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan kontrak yang diterima melebihi kapasitas perusahaan. Mengetahui masalah tersebut, maka dilakukan tinjauan pustaka. Hasil tinjauan menunjukan bahwa metode finite scheduling, rough cut capacity planning, backward scheduling, forward scheduling, dan dispatch system mungkin digunakan sebagai solusi. Dengan metode-metode tersebut, diharapkan solusi permasalahan mampu menyelesaikan dan mencegah masalah ketidaktepatan pengiriman.
1.2.
Perumusan Masalah 1. Apa saja proses bisnis yang mengakibatkan masalah ketidaktepatan pengiriman? 2. Apa solusi untuk proses pembuatan kontrak? 3. Apa solusi untuk proses penerimaan pemesanan? 4. Apa solusi untuk proses penjadwalan produksi? 5. Apa solusi untuk proses pengendalian produksi? 6. Bagaimana solusi diubah menjadi sistem informasi? 7. Bagaimana sistem informasi yang dibuat dapat membantu mengurangi masalah ketidaktepatan pengiriman?
1.3.
Ruang Lingkup Dalam mencari solusi masalah ketidaktepatan pengiriman, akan dibuat beberapa batasan terhadap masalah yang akan dibahas dan dianalisa.
3 Pada penelitian ini, seluruh solusi yang diberikan hanya mencakup pada sumber daya mesin yang dimiliki perusahaan. Sehingga variabel lain seperti ketersediaan tenaga kerja dan bahan baku tidak ikut dimasukan kedalam perhitungan. Data yang diperoleh untuk diproses dan analisa antara lain, data historis pengiriman produksi yang direncanakan, pengiriman produksi aktual, jumlah mesin beserta tipe mesin yang disurvei secara langsung, produk yang diproduksi, hari kerja yang dijadwalkan, waktu kerja dan jumlah shift, proses produksi beberapa jenis produk beserta waktu produksi, persentase penggunaan mesin berdasarkan pengamatan, waktu siklus satu jenis produk yang disurvei secara langsung, rata-rata persentase defect, proses bisnis yang disurvei secara langsung dan melalui interview. Adapun beberapa data yang tidak dicatat, akan diasumsikan untuk membantu proses perhitungan.
1.4.
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mencari solusi yang dapat menyelesaikan dan mencegah masalah ketidaktepatan pengiriman. 2. Menghasilkan sistem yang mampu membantu menyelesaikan dan mencegah masalah ketidaktepatan pengiriman. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi
perusahaan,
dapat
menyelesaikan
ketidaktepatan pengiriman yang dialami.
dan
mencegah
masalah
4 2. Bagi mahasiswa, menyelesaikan tugas akhir dan, lebih mampu mengaplikasikan kemampuan yang sudah dipelajari, pada keadaan aktual. 3. Bagi mahasiswa, menyelesaikan jenjang pendidikan S-1.
1.5.
Gambaran Umum Perusahaan PT Denko Wahana Industries merupakan perusahaan industri penghasil produk pendukung Proses produksi dilakukan dengan mengolahan metal sesuai dengan permintaan pelanggan secara murah dan cepat, yang biasanya dikenal dengan mass customization (Heizer & Render, 2006:339). Beberapa produk dari PT. Denko Wahana Industries anatara lain speaker net, metal plate dan metal part. Strategi desain proses manufakturing pada PT. Denko Wahana Industries adalah strategi job shop. Sedangkan, strategi respons terhadap permintaan pelanggan yang digunakan oleh PT. Denko Wahana Industries adalah gabungan antara strategi design-to-order dan make-to-order. Berdasarkan informasi pada situs yang dimiliki PT. Denko Wahana Industries (www.denkowahana.com, 2010), disebutkan bahwa kebijakan kualitas yang dimiliki oleh PT. Denko Wahana Industries adalah, mengutamakan kepuasan pelanggan. Pada situs tersebut juga disebutkan, untuk mempertahankan ISO 9001 ; 2000 yang dimiliki oleh PT. Denko Wahana Industries, kebijakan kualitas dari perusahaan akan terus diawasi dan dikembangkan dengan cara antara lain: 1. Mengembangkan produktivitas dan efisiensi pada seluruh departemen, dengan pelatihan pekerja.
5 2. Mengurangi keluhan dari pelanggan dan pemasok, melalui pencegahan kerusakan pada produk yang dikerjakan, dan pengendalian kualitas produk. 3. Meningkatkan nilai saing dan reputasi perusahaan pada dalam dan luar negeri. Berikut ini, diberikan gambaran proses bisnis pada PT. Denko Wahana Industries.
Gambar 1.1 Proses bisnis PT. Denko Wahana Industries
Proses bisnis dimulai ketika pelanggan memberikan gambar dari produk yang ingin di produksi kepada PT. Denko Wahana Industries. Kemudian bagian tooling akan merancang tool yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut, dan memberikan perhitungan biaya pembuatan tool tersebut kepada pelanggan.
6 Jika pelanggan menyetujui, maka bagian tooling akan membuat tool yang diperlukan, dan membuat sebuah contoh produk dari tool tersebut. Produk akan diperiksa oleh bagian quality control, dan jika sudah mendapat persetujuan dari bagian quality control, maka produk akan diberikan kepada pelanggan. Jika pelanggan menyetujui kualitas produk tersebut, tool dinyatakan sesuai. Kemudian pelanggan dapat melakukan pembuatan kontrak untuk memesan produk yang dibuat menggunakan tool tersebut. Berikut ini, diberikan gambaran proses bisnis, setelah kontrak dibuat.
Gambar 1.2 Proses bisnis PT. Denko Wahana Industries (lanjutan)
Pelanggan melakukan pemesanan produk yang telah dibuat kontraknya. Data pemesanan kemudian akan digunakan oleh bagian PPIC untuk menjadwalkan produksi.
7 Jadwal produksi tersebut kemudian dijalankan oleh bagian produksi. Setelah produksi dilakukan, sampel produk diperiksa oleh bagian quality control, dan jika sesuai dengan kriteria, akan disimpan. Terakhir, produk yang disimpan kemudian dikirimkan kepada pelanggan. Jumlah mesin yang ada pada PT. Denko Wahana Industries adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Data mesin Tipe Mesin Mesin perforating Mesin stamping 16T Mesin stamping 25T Mesin stamping 40T Mesin stamping 45T Mesin stamping 63T Mesin stamping 100T Mesin stamping 110T Mesin stamping 160T Mesin stamping 200T Mesin degreasing Mesin spraying Mesin printing Mesin roll Mesin tapping
Jumlah 6 9 3 4 1 6 2 7 2 1 1 1 2 3 7
Berdasarkan hasil interview, perusahaan seharusnya bekerja selama 6 hari dalam 1 minggu, 3 shift 1 hari dan 7 jam 1 shift.
1.6
Tinjauan Pustaka Penjadwalan dan perhitungan kapasitas adalah masalah umum yang dihadapi oleh perusahaan manufaktur.
8 Kedua masalah tersebut dijawab pada jurnal “Understanding and using the capabilities of finite scheduling” karya Dumond, E.J. (2005). Pada jurnal tersebut Dumond membahas tentang kegunaan finite scheduling. Dengan menggunakan finite scheduling, proses penerimaan permintaan akan memiliki due dates yang disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan menyesuaikan permintaan dengan kapasitas, Dumond memberikan jawaban untuk permasalahan kapasitas yang biasa dihadapi oleh perusahaan make-to-order. Penjadwalan, di sisi lain, tentu saja dapat diselesaikan dengan metode finite scheduling. Pada karyanya, Dumond juga mengatakan bahwa finite scheduling memiliki banyak keuntungan. Salah satu keuntungan dari finite scheduling adalah, dengan menggunakan sistem finite scheduling dengan benar, data yang digunakan akan semakin membaik dan sesuai dengan keadaan aktual. Sehingga pada akhirnya, hasil penjadwalan dan perhitungan kapasitas akan semakin mendekati keadaan aktual. Menurut Dumond, finite scheduling bukan hanya dapat digunakan untuk melakukan penjadwalan produksi saja, namun dapat digunakan menjadi sebuah alat manajemen yang efektif. Pada penutupan jurnal tersebut, Dumond menyebutkan bahwa walaupun finite scheduling merupakan metode yang sudah lama ada. Seiring perkembangan teknologi, potensi dari finite scheduling tersebut menjadi semakin optimal.