BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pemanasan global sebagai salah satu masalah lingkungan yang serius baik
sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan negara berkembang dituding sebagai penghasil gas karbon yang besar, salah satunya adalah negara Indonesia. Tahun 2011, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah dalam konferensi pembahasan pemanasan global yang dihadiri oleh beberapa negara Eropa dan sebagian negara Asia. Pada pertemuan tersebut membahas usaha-usaha untuk mengurangi efek dari pemanasan global termasuk dalam bidang ekonomi. Bidang ekonomi juga memiliki kontribusi besar terhadap pengurangan gas karbon yang mengakibatkan pemanasan global. Tidak terlepas bahwa Information and Communication Technology (ICT) mempunyai peran besar di dalamnya. ICT telah membawa banyak kemudahan dalam perusahaan. Tetapi dari kemudahan itu terdapat juga gas karbon yang harus dikurangi untuk menuju efisiensi berkelanjutan. Penggunaan perangkat keras (hardware) saat ini di perusahaan semakin meningkat.
Perusahaan
hanya
mementingkan
penggunaan
komputer
tanpa
memikirkan tindakan selanjutnya dalam pengelolaan limbah komputer. Limbah komputer disebut juga sebagai e-waste karena termasuk dalam kategori limbah elektronik. Negara-negara di benua Amerika, Eropa dan negara Korea, Jepang serta Australia adalah penghasil e-waste terbesar di dunia. E-waste yang dihasilkan tersebut kemudian diekspor ke negara lain seperti Mexico, Nigeria, India, China dan 1
2 beberapa negara di Asia. Saat ini China merupakan salah satu importir e-waste terbesar di dunia. Penelitian ini mengacu pada penelitian Chatterjee dan Kumar (2009, p893) dalam International Journal of Physical Sciences yang berjudul Effective Electronic Waste Management and Recycling Process Involving Formal and Non-Formal Sectors menyimpulkan bahwa e-waste menjadi masalah bagi masyarakat. Jika prosedur dalam melakukan daur ulang pada e-waste tidak diperhatikan akan menjadi ancaman kesehatan dan lingkungan masyarakat. Karena di dalam setiap hardware mengandung bahan berbahaya yang jika tidak diolah sesuai dengan prosedur akan menjadi gas karbon. Maka dari itu, sektor formal dan non-formal dipastikan untuk membuat manajemen bisnis e-waste yang menguntungkan untuk seluruh pihak khususnya dengan pembuatan model daur ulang e-waste melalui teknologi yang tepat. Solusi untuk mengurangi efek gas karbon di perusahaan adalah dengan menerapkan green computing. Green computing adalah solusi Teknologi Informasi (TI) yang hemat energi dalam perusahaan. Pembahasan salah satu bagian green computing adalah IT Disposal. Menurut Flanders (eHow Online, 2012) waste management atau e-waste adalah proses pembuangan (disposal), pengolahan (processing), daur ulang (recycling), dan pemurnian (refining). Dapat disimpulkan bahwa IT Disposal sama pengertiannya dengan e-waste. E-waste membahas mengenai pengolahan limbah komputer hasil dari setiap perusahaan yang menerapkan komputerisasi. Pada penelitian ini, e-waste menghasilkan model dan simulasi nilai atau pendapatan dari hasil pemrosesan limbah komputer (e-waste). Jawa Pos Group adalah salah satu perusahaan media cetak terbesar di Indonesia dan memiliki lebih dari 100 anak perusahaan. Jawa Pos Group memiliki
3 jaringan TI yang luas. Secara tidak langsung menjadikan sisa e-waste yang tidak terkontrol seperti monitor rusak, CPU yang sudah tidak layak pakai, printer/scanner dan sebagainya. Jika e-waste tersebut tidak diolah akan menjadi sampah yang tidak berguna atau bernilai bagi perusahaan. Sampai saat ini, Jawa Pos Group masih belum memiliki prosedur tentang pengelolaan e-waste. Tidak adanya prosedur pengelolaan e-waste yang jelas menimbulkan beberapa dampak yaitu: •
Penumpukan barang tidak terpakai di gudang yang akan mengganggu utilitas (karena tidak cukup ruang untuk membangun gudang).
•
Mengganggu kenyamanan yang lambat laun jika dibiarkan akan memiliki potensi menimbulkan penyakit.
•
Berpotensi menimbulkan penipuan atau kecurangan (fraud). Oleh karena itu, penerapan e-waste dalam perusahaan sangat membantu
dalam menentukan metode pengolahan e-waste. Hal ini dilakukan karena adanya regulasi pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Setiap perusahaan diwajibkan untuk bertanggung jawab mengelola limbah dan sampah yang dihasilkan. Adapun regulasi pengelolaan limbah B3 menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) (YLKI Online, September 2012) antara lain: UU RI No. 32/2009 tentang “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup” dengan sanksi pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun serta denda paling sedikit 1 milyar rupiah dan paling banyak 3 milyar rupiah untuk pengelolaan limbah B3 tanpa izin dan ataupun tidak melakukan pengelolaan limbah B3; PP RI No. 18/1999 Jo. PP No. 85/1999 tentang “Pengelolaan Limbah B3”; dan Permen LH No. 18/2009 tentang “Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3”. Limbah yang diolah dapat memberikan nilai bagi perusahaan dan memberikan kontribusi dalam
4 pengurangan gas karbon. Hal tersebut guna mengurangi pemanasan global yang menjadi masalah hingga kini. 1.2
Identifikasi Masalah Pada saat ini masalah yang dihadapi perusahaan adalah:
•
Besarnya jumlah e-waste khususnya hardware yang dihasilkan perusahaan karena sudah mulai mengganggu penggunaan kapasitas maksimal gudang. Disebabkan perusahaan belum memiliki gudang yang di khususkan untuk ewaste. Pada saat ini perusahaan masih menggabungkan e-waste dengan ruangan server.
•
Perusahaan tidak memiliki alat untuk melakukan pengolahan e-waste.
•
Perusahaan selama ini tidak ada kebijakan yang jelas tentang e-waste.
•
Adanya UU RI No. 32/2009 tentang “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup” dengan sanksi pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun serta denda paling sedikit 1 milyar rupiah dan paling banyak 3 milyar rupiah untuk pengelolaan limbah B3 tanpa izin dan ataupun tidak melakukan pengelolaan limbah B3; PP RI No. 18/1999 Jo. PP No. 85/1999 tentang “Pengelolaan Limbah B3”; dan Permen LH No. 18/2009 tentang “Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3”.
1.3
Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam penyusunan penelitian ini adalah:
•
Green Computing, termasuk: E-waste seperti hardware perusahaan (monitor, keyboard, CPU termasuk motherboard dan harddisk).
5 Reuse – memanfaatkan kembali komponen-komponen yang masih berfungsi dengan baik (“kanibalisme”). Analisis nilai manfaat tidak menggunakan perhitungan per komponen ewaste. Peremajaan komputer tidak termasuk dalam IT Disposal. Yang tidak termasuk dalam penelitian ini adalah: •
Green Software.
•
Green Hardware.
•
Green Computing Implementation.
•
Zat kimia berbahaya atau racun dalam e-waste.
•
Penelitian tidak mengacu pada jenis produk, spesifikasi dan harga.
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
•
Menganalisis output e-waste perusahaan.
•
Mengukur nilai atau pendapatan e-waste.
•
Membuat simulasi nilai atau pendapatan dari hasil pemrosesan e-waste.
•
Membuat model e-waste.
•
Membuat Green IT Policy dan Standard Operating Procedure (SOP) e-waste. Manfaat yang diharapkan dari tujuan di atas adalah:
•
Mengetahui nilai atau pendapatan e-waste.
•
Membuat solusi nyata dari masalah yang sangat kompleks dan sulit diamati.
•
Menyederhanakan alur proses pembelian hardware.
6 •
Membuat ketentuan untuk menjaga pengguna agar tidak melewati batas-batas yang ada dalam hubungannya dengan e-waste.
1.5
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah:
•
Metode Analisis. Metode Survei. Mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam penelitian dengan langsung
mendatangi perusahaan
untuk menganalisis e-waste yang
dihasilkan. Metode Wawancara. Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara terhadap pihak internal perusahaan dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun dan akan diajukan kepada pihak terkait. Metode Studi Pustaka. Mengumpulkan data yang bersumber dari buku, internet, dan hasil penelitian orang lain untuk menyusun penelitian ini. •
Metode Perancangan. Simulasi nilai atau pendapatan dari hasil pemrosesan e-waste. Model e-waste. Green IT Policy. Standard Operating Procedure (SOP) e-waste.
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini dibagi menjadi 5 bab yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN
7 Pada bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas mengenai teori-teori umum dan teori-teori khusus tentang green computing dan e-waste serta kerangka pikir. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran secara lengkap dan menyeluruh tentang perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job description, visi dan misi, masalah yang dihadapi, ringkasan (summary) gambaran data e-waste perusahaan, metodologi penelitian, solusi alternatif e-waste dan pemodelan e-waste. BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian sesuai dengan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan dibahas tentang pemodelan e-waste baru, aplikasi simulasi nilai atau pendapatan dari hasil pemrosesan e-waste yang akan diajukan untuk perusahaan, rekomendasi kerjasama perusahaan reuse dan recycle cartridge untuk perusahaan, Green IT Policy serta Standard Operating Procedure (SOP) e-waste. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi simpulan dan saran dari hasil analisis yang telah diperoleh dari penelitian e-waste perusahaan.