BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sastra merupakan kata serapan dari Bahasa Sansekerta : “sāstra”, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”. Dalam Bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.(www.google.co.id/search/Wikipedia:2005). Keindahan itu mempunyai makna yang luas, tidak saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tetapi juga pengertian-pengertian rohaniah. Esten (1978), mengemukakan
bentuk-
bentuk kesusastraan: Puisi, cerita rekaan (fiksi), esei dan kritik, dan drama. Penulisan kesusastraan Jepang dalam buku Japan Profile Of Nation 1, Kodansha International (1994:228) menjelaskan bahwa: (Nihon bungaku). The written literature of Japan is one of the more venerable of the literary traditions of the Orient. Moreover, the oldest works in standard canon, the histories Kojiki (712, Record of Ancient Matters) and Nihon Shoki (720,Chronicle of Japan), provide in their myths, legend and songs ample evidence of an ancient traditional of oral literature that, for the lack of a native system of writting, was not recorded until the introduction of Chinese character. (Kesusastraan Jepang). Merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional Asia. Terlebih lagi, karya tertua dalam strandard dari kesusatraan jepang yaitu karya bersejarah Kojiki (712, catatan Hal-hal Kuno), dan Nihon Shoki (720,catatan Sejarah Jepang), menyediakan bukti-bukti karya lisan tradisional kuno dalam mitos-mitos jepang, legenda dan lagu-lagu yang banyak terdapat didalamnya. Bukti karya lisan dari tradisional kuno ini tidak di tuliskan hingga tibanya huruf-huruf Cina karena kurangnya sistem penulisan di Jepang. Novel Taketori Monogatari (Hikayat si Pemotong Bambu) yang ditulis sekitar tahun 811, dianggap sebagai novel Jepang yang pertama. Kemudian menyusul karya-karya lain seperti Genji Monogatari (Hikayat Genji) yang ditulis oleh Murasaki Shikibu 1
sekitar tahun 1010. (The International Society For Educational Information, Inc, 1989:122). Dalam bahasa Jepang novel di jelaskan sebagai berikut: 小説とは、文学の一形式である。内容的にいえば、随想や批評、伝記、 史書に対して、架空の物語 もしくは現実にあった物語を虚構化したも のであり、手法的にいえば、詩に対して、散文形式による叙述をとる。 Novel adalah salah satu bentuk kesusastraan. Kalau dilihat melalui isinya ada yang berupa cerita fiksi atau cerita realita, berbeda dengan essei, kritik, biografi, atau buku sejarah. Kalau dilihat melalui tekniknya yaitu menggunakan bentuk prosa yaitu berupa narasi berbeda dengan puisi. (http://jp.wikipedia.org/wiki/nihonbungaku: 15 maret 2006). Bentuk Kesusastraan Jepang tidak hanya berbentuk Novel ada juga Puisi, seperti: Waka
(puisi yang dibuat untuk mengimbangi puisi Cina), Haiku (puisi pada Zaman
Meiji) dan juga dalam bentuk Drama, seperti Noh (Drama yang menuntut seni tari,musik dan seni keindahan), kyogen (Drama Komedi tradisional Jepang), Ningyo Joruri atau bunraku (Drama Boneka Jepang), Kabuki dan masih banyak lagi. Karena kurun waktu sejarah kesusatraan jepang sangat panjang, oleh karena itu hasil karya satra jepang sangat beraneka macam dan jumlahnya sangat banyak, sehingga sangat menarik untuk dibaca dan dipelajari. Sastra Jepang kontemporer, memperoleh kekuatan dari beraneka ragam sumber, yaitu dari pengaruh klasik Cina kuno, dari keragaman pemikiran Barat dan dari tradisi Jepang itu sendiri. Pada abad kesembilanbelas sastra Barat melanda Jepang. Sejak saat itu, sastra Jepang diperkaya dengan beragam pemikiran Barat, seperti Liberalisme, idealisme, dan romantika. (The International Society For Educational Information, Inc, 1989:125).
2
Pada saat itu, para pengarang Jepang berusaha menulis novel gaya barat, dan aneka ragam kecenderungan serta aliran pemikiran yang diperoleh dari Barat berkembang berdampingan. Pengarang novel yang besar seperti Akutagawa Ryūnosuke, Mori Ogai dan Natsume Soseki adalah pengarang novel yang penulisan novelnya mendapat pengaruh dari Barat. Walaupun dampak sastra Barat cukup besar pengaruhnya, bentuk-bentuk tradisional Jepang masih tetap berkembang. (The International Society For Educational Information, Inc, 1989:125) Dalam skripsi kali ini, penulis akan menganalisis permasalahan yang ada pada cerita pendek Jepang karya Akutagawa Ryūnosuke. Sebagaimana yang kita ketahui, Akutagawa Ryūnosuke adalah salah satu novelis Jepang yang terkenal di Zaman Taisho (1912-1926). Banyak karyanya yang mewakili kebesaran namanya, telah dikenal oleh masyarakat pecinta sastra. (Wibawarta,2004:2). Akutagawa lahir dengan nama Ryūnosuke di Irifunecho, Tokyo, pada 1 Maret 1892 sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara. Ia diberi nama Ryunosuke, karena ia lahir pada tahun dan jam Naga. Ibunya bernama Fuku dan ayahnya, Niihara Toshizo. Sejak kecil Akutagawa Ryūnosuke banyak melahap karya-karya klasik Jepang dan Cina. Pada tahun 1913, ia masuk Jurusan Sastra Inggris Universitas Tokyo. Lalu pada tahun 1915, ia meluncurkan Rashomon, yaitu salah satu cerpennya yang terbaik dan menjadi judul kumpulan cerpennya yang pertama. Tahun 1916 merupakan tahun kesuksesannya, yaitu ketika cerpennya yang berjudul Hana (Hidung) mandapat pujian dari Natsume Soseki.
3
Namun pada usia 35 tahun, Akutagawa nekat bunuh diri dengan meminum obat tidur secara overdosis. Walaupun Akutagawa telah meninggal, tetapi karya-karyanya dinilai sangat luar biasa, sehingga ia dinobatkan sebagai “raja” cerpen dalam kesusastraan Jepang modern.(Wibawarta, 2004:15). Seperti yang telah di jelaskan diatas, Akutagawa mempunya karya-karya yang dikenal dilingkungan masyarakat sastra, antara lain, berjudul Rahomon, Yabu no Naka, dan Hana (Hidung). Didalam skripsi ini, penulis akan membahas permasalahan dalan cerpen (cerita pendek) Hana yang terdapat dalam kumpulan cerpen akutagawa yang berjudul Rashomon. Karena didalam cerpen Hana itu ada sesuatu yang menarik untuk di analisis yaitu psikologi dari tokoh utamanya. Tokoh utama dalam cerita pendek Hana, mempunyai keanehan yang terdapat pada hidungnya, yang mempunyai panjang 16 cm. Karena keanehannya itu, tokoh utama sangat ingin memendekkan hidungnya. Dalam pemendekkan hidung tokoh utama, terdapat hal-hal yang mengganggu psikologi kejiwaan dari tokoh utama. Hal-hal tersebutlah yang
bagi penulis menarik untuk
dianalisis. Dalam analisis psikologi dari tokoh utama ini, saya akan menggunakan teori psikologi dari Sigmund Freud, karena selain dia orang yang pertama kali menemukan teori dari psikoanalisis, teori dia juga telah banyak dipakai penelitian dalam bidang psikologi dan sastra dan dalam penokohannya pemaknaannya berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku (non-verbal).
1.2 Rumusan Permasalahan Saya akan meneliti tokoh utama dari salah satu cerita pendek, yang terkumpul dalam novel yang berjudul Rashomon, karya dari Akutagawa Ryūnosuke. 4
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Saya akan meneliti faktor psikologi kejiwaan tokoh utama dalam cerita Hana, karya Akutagawa Ryūnosuke.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan faktor psikologi dari tokoh utama. Manfaat penulisan ini adalah agar penulis dan pembaca mengerti dan mengetahui apa yang menjadi faktor permasalahan psikologi yang dialami oleh tokoh utama dalam cerita Hana.
1.5 Metodologi Penelitian Dalam skripsi ini penulis akan menggunakan metodologi kepustakaan dan dalam penganalisisan
penulis akan menggunakan deskriptif analitif, yaitu mengadakan
penelitian terhadap data-data yang diperoleh, dimana penulis akan meminjam atau mencari buku di Japan Foundation, perpustakaan Universitas Bina Nusantara, perpustakaan Universitas Indonesia. Selain itu penulis juga akan mencari data-data melalui Internet dan juga membeli buku.
1.6 Sistematika Penulisan Bab 1 pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan. Alasan pendahuluan ditulis pada Bab 1 adalah agar pembaca dapat mengerti secara umum hal apa yang akan dibahas dalam skripsi ini. 5
Bab 2 landasan teori, dimana dalam bab ini akan dibahas teori kesusastraan dan psikologi. Alasan landasan teori ditulis dalam bab 2 adalah agar pembaca sebelum melihat analisi dari penulis sudah mengetahui teori apa yang diambil penulis untuk menganalisis skripsi ini. Bab 3 analisis data, dimana dalam bab ini terdapat analisis alur, penokohan dan juga permasalahan psikologis yang dialami oleh tokoh utama dalam cerita Hana (Hidung). Bab 4 simpulan dan saran. Dimana dalam bab ini diuraikan kesimpulan dari hasil analisis. Bab 5 ringkasan. Dalam bab ini penulis meringkas semua isi dari skripsi, mulai dari pendahuluan sampai hasil dari analisis dari penelitian secara singkat dan padat.
6
7