BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang industri tepung terigu dan merupakan produsen tepung terigu terbesar di dunia. Produksi utamanya adalah tepung terigu dengan merek Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru yang sudah dikenal luas di Indonesia. Meningkatkan kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama bagi setiap perusahaan, begitu juga dengan Bogasari yang telah menerima sertifikat International Standarization for Organization (ISO) 9001:2000, jadi perusahaan ini berusaha untuk terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Dikarenakan hampir seluruh kegiatan produksi menggunakan mesin, maka diperlukan perhatian yang besar terhadap mesin dan peralatan yang digunakan agar dapat beroperasi secara optimal. Setiap mesin dan peralatan tentunya akan mengalami kerusakan apabila digunakan secara terus-menerus. Oleh karena itu, diperlukan pemeliharaan yang optimal pula agar mesin dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan produk sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Antara mesin yang satu dengan mesin yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga tingkat kerusakan yang terjadi juga berbeda-beda. Oleh karena itu pemeliharaan yang dilakukan terhadap mesin yang satu berbeda dengan
2
mesin lainnya. Dengan melakukan pemeliharaan secara periodik maka kondisi mesin akan tetap baik seperti kondisi awalnya. Apabila perusahaan tidak melakukan pemeliharaan secara periodik maka kerusakan mesin akan meningkat dan menyebabkan sering terjadinya breakdown, sehingga kegiatan produksi akan terhenti dan berakibat pada menurunnya kuantitas produk yang dihasilkan. Seperti jumlah kerusakan mesin yang terjadi sekarang yaitu sebanyak 821 kali per tahunnya. Selain itu, dengan tidak adanya pemeliharaan secara periodik maka dapat menurunkan kinerja mesin yang akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Kerusakan mesin juga dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya yang dikeluarkan karena diperlukan biaya untuk menangani kerusakan tersebut. Dengan adanya pemeliharaan secara periodik maka mesin dan peralatan produksi dapat berfungsi secara optimal selama proses produksi berlangsung. Dengan kondisi tersebut tentunya tujuan perusahaan untuk memenuhi pesanan secara tepat waktu dengan kualitas produk yang memenuhi standar dan dengan biaya produksi yang seminimal mungkin akan tercapai. Dengan pertimbangan hal-hal tersebut maka diperlukan sistem manajemen pemeliharaan yang baik. Dengan melakukan penjadwalan pemeliharaan yang teratur, tentunya dapat mengurangi tingkat kerusakan dan kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar.
3
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Pokok dari kegiatan produksi tepung terigu adalah proses penggilingan
gandum menjadi tepung. Kegiatan penggilingan ini dilakukan pada 6 lini penggilingan, yaitu Mill ABC, Mill DE, Mill FG, Mill HIJ, Mill KL, dan Mill MNO. Mill DE digunakan untuk memproduksi tepung yang akan digunakan untuk pembuatan pasta (khusus divisi pasta), sedangkan untuk kelima lini lainnya digunakan untuk memproduksi tepung terigu dengan jenis tepung yang disesuaikan terhadap kebutuhan. Semua mesin yang digunakan pada lini-lini tersebut bersifat otomasi sehingga kelancaran proses produksi sangat ditentukan oleh kondisi mesin-mesin tersebut. Hampir semua mesin yang digunakan oleh Bogasari adalah produk buatan Italia, dengan merek OCRIM dan BUHLER. Bogasari melakukan perawatan terhadap mesin dengan cara pemeriksaan secara visual berdasarkan suhu dan getaran. Apabila dirasakan suhu dan getaran tidak dalam keadaan normal, maka akan dilakukan penggantian atau perbaikan komponen. Namun dalam kenyataannya breakdown masih sering terjadi dan waktu yang diperlukan untuk melakukan perbaikan cukup lama bahkan berakibat pada terhentinya proses produksi, sehingga akan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dari segi biaya dan waktu. Sehingga sering menyebabkan belum terpenuhinya Rencana Target Produksi (RTP). Untuk menghadapi masalah tersebut, diperlukan evaluasi dan revisi terhadap sistem manajemen pemeliharaan yang diterapkan sekarang. Maka dari itu,
4
perusahaan perlu menerapkan preventive maintenance untuk melakukan penjadwalan pemeliharaan komponen mesin agar dapat meminimasi kerusakan mesin yang terjadi secara mendadak. Dengan demikian, perumusan masalah dalam hal ini adalah bagaimana menentukan penjadwalan yang tepat dalam melakukan pemeliharaan komponen mesin agar dapat meminimasi kerusakan mesin sehingga dapat menghemat biaya yang dikeluarkan.
1.3
Ruang Lingkup Dalam pembahasan skripsi ini, penulis membatasi masalah hanya pada
departemen produksi saja. Adapun pengumpulan data kerusakan mesin yang diperoleh dari departemen Maintenance yaitu selama 1 tahun dengan periode Januari 2007 sampai Desember 2007. Mengingat adanya keterbatasan kemampuan waktu yang dimiliki oleh penulis dan agar pembahasan skripsi ini dapat lebih terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup masalah sebagai berikut: 1. Observasi dilakukan hanya pada mesin-mesin yang terdapat dalam lini Mill FG, namun pembahasan dibatasi pada mesin dan komponen kritis saja. 2. Data waktu kerusakan hanya dihitung pada saat mesin berhenti karena rusak, tidak termasuk waktu set-up dan pemeriksaan terjadwal yang dilakukan.
5
3. Faktor kesalahan manusia (human error) pada saat pengoperasian mesin tidak dianggap sebagai penyebab terjadinya kerusakan mesin. 4. Tidak memperhitungkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan karena dianggap komponen yang diperlukan telah tersedia. 5. Penentuan penjadwalan pemeliharaan mesin yang baru merupakan usulan dan perbaikan dari metode perawatan yang digunakan sekarang.
1.4
Tujuan dan Manfaat Adapun beberapa tujuan dilakukannya penelitian untuk penyelesaian tugas
akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jenis mesin dan komponen kritis yang menjadi penyebab terjadinya breakdown. 2. Menentukan interval waktu penggantian untuk komponen kritis pada mesin kritis guna mencegah terjadinya breakdown secara mendadak. 3. Menentukan interval waktu pemeriksaan yang optimal untuk komponen kritis pada mesin kritis. 4. Membandingkan nilai reliability komponen kritis pada kondisi sekarang dan setelah diterapkannya preventive maintenance. 5. Menekan biaya yang relatif lebih rendah dalam melakukan pemeliharaan mesin.
6
Berikut ini merupakan manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini: 1. Bagi perusahaan Penelitian ini bermanfaat bagi PT. ISM Bogasari Flour Mills sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan mengenai sistem manajemen perawatan mesin di masa-masa yang akan datang. 2. Bagi universitas Penelitian ini dapat menambah daftar pustaka bagi Universitas Bina Nusantara, khususnya jurusan Teknik Industri. 3. Bagi penulis Penelitian ini menambah pengalaman dan wawasan berpikir serta mencoba mengaktualisasikan teori dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
1.5
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Jakarta terletak di
Jl. Raya Cilincing Km 42, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Perusahaan ini didirikan secara notarial pada tanggal 7 Agustus 1970 oleh Soedono Salim, Sudwikatmono, Djuhar Sutanto, dan Ibrahim Risjad dengan nama PT. Bogasari Flour Mills. Pabrik di Jakarta tersebut mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 29 November 1971. Seiring meningkatnya permintaan tepung terigu dalam negeri, maka PT. Indofood
7
Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills meresmikan pabrik kedua di Surabaya yang mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 10 Juli 1972. Pada tanggal 28 Juli 1972, Bogasari diakuisisi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa sebagai PT. Indocement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills Division. Karena ketidaksesuaian antara hasil produksi yang dihasilkan, yaitu semen dan tepung terigu maka pada tanggal 30 Juni 1995, Bogasari diakuisisi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills. Pada awalnya PT. ISM Bogasari hanya menerima order giling dari Badan Urusan Logistik (BULOG). Perusahaan ini dibuka sebagai perseroan terbatas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 8 / 68, yang berkaitan dengan penanaman modal dalam negeri. Bogasari merupakan industri tepung terigu yang pertama di Indonesia. Sebelum Bogasari didirikan, Indonesia mengimpor seluruh kebutuhan tepung terigu. Tetapi lama-kelamaan disadari bahwa terigu yang diterima di pelabuhan Indonesia sering mengalami penurunan kualitas, seperti berkutu atau bau ”apek” akibat waktu yang cukup lama di perjalanan. Hal itu menyebabkan kondisi dan kandungan gizi yang terdapat dalam tepung terigu tersebut menjadi tidak optimal lagi dibandingkan apabila terigu tersebut dapat diproduksi sendiri di Indonesia. Kapasitas produksi tepung terigu PT. ISM Bogasari yaitu sebesar 3.6 juta ton per tahun, yang merupakan kapasitas produksi industri tepung terigu terbesar di dunia. Selama hampir tiga dekade, Bogasari telah melayani kebutuhan masyarakat Indonesia dengan tiga merek tepung terigunya yang sudah dikenal luas, yaitu: Cakra
8
Kembar, Kunci Biru, dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini digunakan secara luas oleh industri mie, roti, biskuit; baik yang berskala besar, kecil, dan rumah tangga. Selain itu Bogasari juga melayani kebutuhan ekspor tepung terigu. Di samping itu, Bogasari juga menghasilkan produk sampingan (by product), yang berupa bran, pollard untuk koperasi dan industri makanan ternak, dan tepung industri untuk industri kayu lapis. Pada awal beroperasi, pabrik ini hanya menggunakan unit penggilingan Mill AB. Lalu pada tahun 1973, Mill C mulai dioperasikan, diikuti dengan beroperasinya Mill DE pada tahun 1975, Mill FG pada tahun 1978, Mill HIJ pada tahun 1983, Mill KL pada tahun 1992, dan yang terakhir Mill MNO pada tahun 1996, yang merupakan unit penggilingan terbesar di Bogasari. Selain memiliki dua pabrik tepung terigu, Bogasari juga memiliki tiga divisi lain, yaitu: Divisi Pasta dan 2 divisi penunjang. Dua divisi penunjang tersebut yaitu Divisi Kemasan (dahulu disebut sebagai Divisi Tekstil) dan Divisi Maritim. Pabrik Pasta didirikan pada bulan Desember 1991 dengan kapasitas produksi 60.000 MT/tahun. Produk yang dihasilkan adalah ”Long Pasta” dan ”Short Pasta”, dan hampir 80% ditujukan untuk pasaran ekspor. Divisi Kemasan Bogasari didirikan pada tahun 1977 di Citeureup yang memproduksi kebutuhan kantong terigu untuk kedua pabrik tepung terigu tersebut. Untuk menjamin kelangsungan persediaan gandum, didirikanlah Divisi Maritim pada tanggal 12 September 1977.
9
Selain fasilitas-fasilitas tersebut, Bogasari juga memiliki berbagai fasilitas penunjang teknis baik untuk kepentingan sendiri maupun umum, antara lain: laboratorium, dermaga (Jetty), Milling Training Center (MTC), dan Baking Training Center. Laboratorium tersebut dilengkapi dengan peralatan modern untuk melakukan uji analisis terhadap kualitas gandum dan tepung, serta meneliti kemungkinan diciptakannya produk baru. Pabrik di Jakarta memiliki 2 dermaga, salah satunya selesai dibangun pada tahun 1997 dan merupakan dermaga terbaik di dunia, sedangkan pabrik di Surabaya memiliki 1 dermaga. Milling Training Center (MTC) merupakan pusat pelatihan bagi calon ”miller” baik untuk internal maupun eksternal. Baking Training Center didedikasikan untuk seluruh lapisan masyarakat yang ingin mempelajari cara pengolahan tepung terigu, seperti cara pembuatan roti, kue, biskuit, dan mie. Selain didirikan di Jakarta dan Surabaya, Baking Training Center juga didirikan di Bandung dan beberapa daerah lainnya. Pada bulan September 2003, Bogasari memperoleh sertifikat International Standarization for Organization (ISO) 9001:2000, yaitu pengakuan secara internasional mutu produksi dan sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) untuk keamanan dari SGS di tahun 2002. Adapun critical control point atau titik-titik yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi tersebut adalah air, batu-batuan, material logam, dan biji-bijian lain selain gandum. Untuk standar keselamatan dan kesehatan kerja, Bogasari juga mendapatkan penghargaan OHSAS 18000 dari Sucofindo pada bulan November 2004.
10
1.5.2
Visi dan Misi PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills Visi dari PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills adalah:
Menjadi perusahaan global penyedia makanan berkualitas (berbasis pertanian) dan produk serta jasa terkait.
Misi dari PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills adalah:
Berkomitmen untuk menyediakan jasa makanan (berbasis pertanian) bermerek yang berorientasi pasar dan pelanggan yang inovatif dan berkualitas tinggi.
Berusaha untuk memberikan kepuasan, memenuhi kebutuhan kesehatan dan gizi masyarakat yang dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pelanggan, pemilik modal, pekerja, dan masyarakat pada umumnya.
1.5.3
Struktur Organisasi Kekuasaan tertinggi dipegang oleh para pemegang saham yang duduk dalam
”Board of Director”. Adapun pimpinan divisi Bogasari tertinggi dipegang oleh Deputy Operation Unit Head. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputy Operation Unit Head dibantu oleh Senior Vice President yang terbagi dalam beberapa divisi, yaitu commercial, manufacturing, human resources, dan finance. Untuk lebih jelasnya, struktur organisari dari PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat dilihat pada gambar berikut ini:
11
Sumber: Data Internal P&R Department Bogasari
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills
12
Sumber: Data Internal P&R Department Bogasari Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills (Lanjutan)
13
Berikut ini merupakan job description dari masing-masing jabatan:
Deputy OPU Head Merupakan pimpinan tertinggi divisi Bogasari. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputy Operation Unit Head dibantu oleh Senior Vice President.
Marketing Department Departemen ini bertanggung jawab dalam mengatur dan menangani masalah pemasaran produk.
International Sales & Industrial Sales Department Departemen ini bertanggung jawab mengatur penjualan produk, baik ke dalam maupun luar negeri. Adapun jenis produk ekspor tersebut adalah tepung special dan pproduk sampingab (by product).
Customer Relations Department Departemen ini bertanggung jawab dalam menjalin hubungan dengan customer. Dari customer dapat diketahui apa kekurangan dari produk yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Commercial Service Department Bagian ini menangani masalah pengadaan bahan baku dan penyediaan fasilitas untuk pendistribusian produk.
Operation Department Bagian ini bertanggung jawab dalam mengatur proses produksi, pergudangan, dan menjamin bahan yang digunakan untuk proses produksi sudah sesuai dengan hasil
14
produk yang diperoleh. Apabila terjadi masalah dalam proses produksi, maka bagian ini juga harus bertanggung jawab untuk mencari penyebab dari masalah tersebut.
Technical Support Department Bagian ini bertanggung jawab dalam melakukan perawatan dan penyediaan peralatan-peralatan yang menunjang proses produksi. Selain itu, bagian ini juga bertanggung jawab terhadap alat automation, seperti komputer yang memprogram proses produksi.
Quality, Production Planning and Development Department Bagian ini bertanggung jawab dalam hal pengendalian kualitas, perencanaan produksi, dan pengembangan produk. Bagian ini juga bertanggung jawab dalam menangani stok gandum, bahan fortifikasi, dan bahan penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu juga membuat laporan mengenai jumlah gandum, bahan fortifikasi, dan bahan penunjang lainnya yang telah digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Human Resource Management & Administration Department Bagian ini bertanggung jawab dalam hal penanganan upah dan kompensasi yang diberikan untuk karyawan. Selain itu bagian ini juga mengatur masalah penerimaan karyawan baru dan menjamin keamanan pekerja, seperti dengan menyediakan tempat parkir khusus untuk kendaraan karyawan yang diawasi oleh petugas security.
15
People & Organization Development Department Bagian ini bertanggung jawab dalam menangani masalah pengembangan organisasi dan
pelaksanaan latihan (training) bagi karyawan yang dilakukan
dalam Milling Training Center.
Comptroller Department Bagian ini bertanggung jawab dalam mengatur pengeluaran perusahaan dan bagian ini dituntut untuk melakukan pengontrolan keuangan perusahaan.
Treasurer Department Bagian ini bertanggung jawab dalam hal pembelian bahan dan peralatan lainnya yang diperlukan. Selain itu, bagian ini juga mengatur sistem pajak yang diberlakukan di perusahaan.
Information Technology Department Bagian ini bertanggung jawab dalam penggunaan sistem perusahaan yang berbasis pada teknologi, baik dalam kegiatan produksi maupun perkantoran.
1.5.4
Proses Produksi Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan tepung terigu adalah biji
gandum. Sampai saat ini biji gandum tersebut masih 100% diimpor dari luar negeri, hal ini dikarenakan biji gandum yang ditanam di Indonesia tidak dapat memberikan hasil yang optimal dalam pembuatan tepung terigu. Negara-negara pengekspor utama dari biji gandum adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, Argentina, dan Eropa.
16
Operasi produksi yang berlangsung pada mill (lini penggilingan) yaitu jenis operasi produksi kontinu dalam industri proses, dimana produk keluarannya tidak terputus-putus. Dan mesin bekerja secara semi-automated, dimana dalam proses produksi, mesin masih dikontrol oleh operator dari awal proses sampai akhir proses. Terdapat beberapa tahap dari proses produksi tepung terigu dimulai dari datangnya bahan baku sampai pada proses penggudangan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:
Transfer gandum dari kapal ke Wheat silo Di kapal, gandum disimpan pada palka-palka besar dalam bentuk curah. Bogasari memiliki 2 dermaga (jetty) sebagai tempat pemberhentian kapal yang membawa gandum, yaitu Jetty I dan Jetty II. Gandum yang berada dalam palka kapal dihisap oleh pipa penghisap dan kemudian dialirkan ke menara penghisap. Setelah itu, gandum dialirkan ke hopper dan ditimbang, lalu dialirkan ke wheat silo.
Transfer gandum dari Wheat silo ke Mills Dari wheat silo, gandum ditransfer ke mills menggunakan belt conveyor, chain conveyor, dan diangkat ke atas menggunakan bucket elevator, lalu masuk pada tahap pre cleaning. Jumlah gandum yang dikirim ke mills harus sesuai dengan kebutuhan mills yang didasarkan pada rencana target produksi (RTP).
17
Pembersihan pendahuluan (pre cleaning) Pada tahap ini, gandum masuk ke dalam intake separator guna memisahkan gandum dari benda-benda asing yang berukuran besar. Di dalam intake separator, produk yang ukurannya lebih besar dari ukuran lobang ayakan akan tailing dan masuk ke dalam karung, sedangkan gandum atau produk yang ukurannya lebih kecil dari ukuran lobang ayakan akan lolos (passthrough) dan masuk ke dalam raw wheat bin.
Pembersihan pertama (first cleaning) Tahap first cleaning dimulai pada saat gandum mulai keluar dari raw wheat bin sampai pada masuknya gandum ke proses dampening Pada tahap ini gandum akan dibersihkan dari benda-benda asing dengan menggunakan flow regulator (FCA), magnetic separator, rotary intake separator, weigher 1st cleaning, tarara classifier (TRC), carter day, scourer, tarara aspiration (TRR), dan dry stoner.
Pengkondisian (conditioning) Tahap pengkondisian merupakan tahap dimana akan ditambahkan sejumlah air ke dalam campuran gandum sehingga akan tercapai pada suatu karakteristik pencampuran gandum yang optimal, yaitu ekstraksi yang tinggi dan kualitas tepung yang baik. Tahap ini dimulai pada saat gandum memasuki proses dampening pertama sampai pada keluarnya gandum dari tempering bin sebelum
18
dilakukan proses penggilingan. Proses pengkondisian terdiri dari pengkondisian pertama (first conditioning) dan pengkondisian kedua (second conditioning).
Pembersihan kedua (second cleaning) Tahap pembersihan kedua dimulai pada saat gandum keluar dari tempering bin kedua. Gandum akan dibersihkan di dalam tarara aspiration (TRR). Gandum yang berasal dari proses pembersihan kedua tersebut akan ditampung dalam buffer bin setelah mengalami proses penimbangan terlebih dahulu sebelum masuk pada proses penggilingan.
Penggilingan (milling) Prinsip utama dari proses milling adalah memisahkan endosperm dari bran dan mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung dengan ekstraksi yang tinggi dan kadar abu yang rendah sehingga dapat menghasilkan tepung dengan kualitas yang bagus. Proses milling terdiri dari tahap breaking milling, sifting, purifikasi, sizing miling, dan reduction milling. Breaking milling merupakan tahap dimana biji gandum dipecah. Sifting merupkan tahap pengayakan endosperm dari bran. Purifikasi merupakan tahap pemisahan atau pembersihan semolina dan middling dari bran halus yang masih menempel. Sizing milling merupakan tahap untuk memipihkan bran dan semolina agar bisa dipisahkan antara keduanya, karena semolina yang pipih akan mempermudah proses pemisahan bran dengan endosperm. Reduction milling merupakan tahap untuk mereduksi middling menjadi tepung.
19
Mesin dan peralatan yang digunakan pada tahap penggilingan ini adalah roll mill, rotary detacher, plansifter, purifier, bran finisher, vibro finisher, rebolt sifter, weigher, airlock, avollo, dan infestroyer.
Pengemasan (packaging) Sebelum masuk ke silo tepung, terlebih dahulu tepung dilewatkan dalam FAM (Feed After Mill), yang berfungsi untuk mengatur aliran gandum dari semua mill. Dari FAM menuju silo tepung, tepung akan dialirkan menggunakan chain conveyor dan masuk ke flour silo melalui slide gate. Adapun pengemasan yang dilakukan terdiri dari pengemasan tepung terigu (kemasan 25 kg), pengemasan tepung terigu consumer pack (kemasan 1 kg), pengemasan dengan bulk system (curah), pengemasan dengan kantong jumbo, pengemasan tepung special, dan pengemasan bran pollard.
Pergudangan Dari bagian pengemasan, produk dibawa ke gudang menggunakan truk dan fork lift. Departemen yang menangani penyimpanan/pergudangan adalah Finished Product Store Department (FPS Department). Tugas departemen FPS adalah mengatur aliran produk sejak keluar dari bagian-bagian pengemasan sampai ke gudang, serta mengatur pengeluaran produk. Terdapat 11 gudang FPS yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, dan K.
20
Secara garis besar, tahapan produksi tepung terigu dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Data Internal P&R Department Bogasari Gambar 1.2 Proses produksi PT. ISM Bogasari Flour Mills
21
1.5.5
Sistem Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Pemeliharaan atau perawatan mesin ditangani oleh departemen maintenance
yang terbagi menjadi bagian mekanik yang menangani kerusakan yang berhubungan dengan komponen mesin dan elektrik yang menangani kerusakan akibat hubungannya dengan sistem kelistrikan. Seluruh peralatan produksi terutama pada permukaan yang kontak langsung dengan bahan terbuat dari stainless steel. Bahan tersebut telah memenuhi standar untuk digunakan sesuai dengan bahan yang diolah. Bahan ini memiliki permukaan yang halus dan mengkilap sehingga mudah dibersihkan. Bogasari menerapkan sistem pemeriksaan mesin secara visual berdasarkan suhu dan getaran. Jadwal pemeriksaan yang dilakukan terhadap mesin yang satu berbeda dengan mesin yang lainnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Apabila dari pemeriksaan tersebut dirasakan bahwa suhu dan getaran mesin tidak sesuai dengan keadaan normal, maka akan dilakukan penggantian terhadap komponen penyebabnya.
1.5.6
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kebijaksanaan dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ditangani
langsung oleh Safety Health Environment Department. Manajemen safety mempunyai prinsip utama yaitu mencegah terjadinya kecelakaan melalui konsep minimalisasi bahaya. Tahapan-tahapan dari manajemen safety yaitu:
22
a) Eliminasi, yaitu menghilangkan sama sekali hal-hal yang membahayakan. b) Substitusi, yaitu mengganti hal-hal yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya. c) Rekayasa, yaitu merekayasa atau memodifikasi hal-hal yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. d) Administrasi, yaitu pengaturan mengenai persyaratan tenaga kerja. e) Alat pelindung diri, yaitu penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya.
Perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang disesuaikan perusahaan dan wajib dikenakan adalah: a) Pakaian kerja, wajib dikenakan oleh seluruh karyawan. Pakaian kerja untuk satu departemen dan departemen lainnya berbeda. b) Sepatu, digunakan sebagai pelindung kaki dari kejatuhan barang yang berat. c) Masker, digunakan sebagai pelindung mulut dan telinga dari debu. d) Kacamata pelindung, biasanya digunakan pada bagian automation dan mekanik. e) Alat penutup telinga (ear plug), digunakan untuk menghindari terjadinya gangguan pada telinga yang dikarenakan intensitas bunyi yang terlalu tinggi. f) Sarung tangan, terutama digunakan pada bagian pengemasan untuk menghindari produk dari kotoran yang melekat pada tangan. g) Penutup kepala, digunakan untuk menghindari masuknya rambut atau kotoran rambut pada produk.
23
1.5.7
Manajemen Sumber Daya Manusia Faktor yang sangat mempengaruhi kelancaran dari suatu proses produksi
adalah sumber daya manusia. Tenaga kerja di Bogasari terbagi atas dua kriteria yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. tenaga kerja harian merupakan tenaga kerja yang tidak terdaftar di perusahaan dan sifatnya temporer dengan menggunakan sistem kontrak yang dapat diperpanjang atau diberhentikan. Tenaga kerja harian jumlahnya tergantung kebutuhan dan sifatnya fluktuatif yang banyak dipekerjakan di bagian pngemasan dan penyimpanan. Tenaga kerja harian tidak mendapat fasilitas dan tunjangan dari Bogasari.
1.5.7.1 Sistem Rekruitmen Tenaga Kerja Dikarenakan PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills menyadari bahwa pekerja merupakan mitra penting bagi perusahaan dalam menunjang keberhasilan perusahaan, maka dari itu penerimaan dan pengangkatannya harus melalui suatu proses yang selektif untuk memperoleh tenaga kerja yang berkompetensi, bertanggung jawab, berdedikasi, sehat jasmani dan rohani serta didasarkan juga pada kebutuhan perusahaan. Dalam hal penerimaan pekerja, perusahaan senantiasa memperhatikan ketentuan yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Oleh karena itu, dalam hal penentuan calon pekerja tidak dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi, kebangsaan, kesukuan, agama, dan jenis kelamin. Setiap calon pekerja harus
24
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, termasuk syarat-syarat kesehatan terutama tidak berpenyakit menular dan bukan pengguna atau pengedar narkoba. Rekruitmen tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan mengisi lowongan pekerjaan yang ada dan biasanya didasarkan usulan seksi yang membutuhkan dengan persetujuan manager atas departemen yang bersangkutan. Seleksi calon karyawan dilakukan melalui tes umum, tertulis, wawancara, dan tes kesehatan. Setiap karyawan baru harus mengikuti masa percobaan yang lamanya sesuai dengan jabatan dan bagiannya sebelum diangkat secara resmi. Penerimaan surat lamaran dari para calon karyawan ditangani oleh Human Resources Division. Biasanya penerimaan karyawan baru dilakukan pada bulan April sampai Agustus.
1.5.7.2 Sistem Pengupahan Tenaga Kerja PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills memandang pekerja sebagai manusia seutuhnya, oleh karena itu sebagai imbalan atas tenaga, pikiran dan waktu yang telah diberikan oleh pekerja untuk kepentingan perusahaan, maka perusahaan wajib membayarkan upah kepada pekerjaan tersebut. Tujuan pengupahan adalah memberikan imbalan atas tenaga kerja, pikiran, dan waktu yang telah diberikan oleh pekerja untuk memenuhi kepentingan perusahaan, meningkatkan motivasi kerja, menjaga perimbangan (equity) nilai dan bobot setiap jabatan, menjamin tingkat upah yang kompetitif sesuai dengan
25
kemampuan perusahaan, serta turut meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Penetapan skala upah berupa batas upah terendah dan batas upah tertinggi untuk tiap-tiap golongan jabatan di PT. ISM Tbk Bogasasi Flour Mills ditetapkan dengan surat keputusan direksi. Di Bogasari juga ada sistem kenaikan upah tahunan berdasarkan penilaian prestasi kerja dan tingkat inflasi dari periode tahun sebelumnya. Untuk upah kepada pekerja yang mendapat promosi disesuaikan dengan keputusan direksi dan tetap mengacu pada skala upah yang sesuai dengan golongan jabatan. Gaji yang diterima karyawan terdiri dari gaji pokok, tunjangan, dan gaji lembur. Berdasarkan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja RI. No. Kep102/Men/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur maka pembayaran upah pekerja adalah sebagai berikut: 1. Lembur yang dilakukan pada hari kerja biasa: a) 1 jam pertama
: 1.5 kali upah sejam
b) Jam ke-2 dan seterusnya : 2 kali upah sejam 2. Lembur yang dilakukan pada hari libur/hari istirahat (minggu): a) Jam ke-1 s/d ke-7
: 2 kali upah sejam
b) Jam ke-8
: 3 kali upah sejam
c) Jam ke-9 dan seterusnya : 4 kali upah sejam
26
3. Lembur yang dilakukan pada hari libur yang jatuh pada hari kerja pendek: a) Jam ke-1 s/d ke-5
: 2 kali upah sejam
b) Jam ke-6
: 3 kali upah sejam
c) Jam ke-7 dan seterusnya : 4 kali upah sejam
1.5.7.3 Waktu Kerja PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills menetapkan waktu kerja dibedakan antara bagian produksi dan bagian kantor, untuk itu maka diberlakukan tiga jenis jam kerja yaitu: 1. Waktu kerja bergilir (Shift) Waktu kerja bergilir diberlakukan untuk karyawan pada bagian produksi karena produksi berjalan selama 24 jam penuh termasuk hari minggu. Kerja bergilir terdiri dari 3 shift yaitu shift pagi mulai pukul 08.00-16.00, shift sore mulai pukul 16.00-24.00 dan shift malam mulai pukul 24.00-08.00. Lama kerja tiap shift adalah delapan jam termasuk satu jam istirahat selama 6 hari kerja. Setiap shift ini akan mengalami pertukaran shift selama satu minggu sekali. Bagi pekerja shift harus sudah berada di tempat dimana pekerja ditugaskan untuk bekerja 15 menit sebelumnya. Untuk pekerja yang melaksanakan tugas shift sore dan shift malam diberikan insentif yang besarnya ditetapkan dengan surat keputusan direksi.
27
2. Waktu kerja tidak bergilir (Non-Shift) Waktu kerja tidak bergilir (non-shift) atau waktu kerja normal berlaku untuk karyawan kantor dengan lama waktu kerja sembilan jam dari pukul 08.0017.00 termasuk satu jam istirahat selama 5 hari kerja dalam seminggu. 3. Waktu kerja lembur Waktu kerja lembur atau tambahan di luar jam kerja diberlakukan pada keadaan mendesak atau perintah lembur dari atasan dengan diberlakukan upah lembur sesuai dengan ketentuan perusahaan.
1.5.7.4 Fasilitas Kesejahteraan Tenaga Kerja Selain memperoleh upah, karyawan juga mendapatkan berbagai fasilitas kesejahteraan yang diberikan oleh PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills berdasarkan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) tahun 1997-1999 meliputi: a) Perumahan pekerja, yaitu program KPR-BTN yang berupa pinjaman uang muka tanpa bunga. b) Transportasi, yaitu untuk Division Head berupa Company Car, untuk Department Head dan Sub Department Head berupa Car Owning, untuk Section Head berupa Car Loan, uang transport dan antar jemput untuk Foreman dan Operator. c) Bantuan pendidikan, berupa program Bea Siswa untuk anak karyawan yang berprestasi (ranking 1-3). Program anak asuh, yaitu bagi pekerja yang meninggal dunia dan uang sekolah anak-anaknya ditanggung oleh perusahaan sampai SLTA.
28
d) Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), berupa jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Selain itu, terdapat juga asuransi BUMIDA berupa perlindungan kecelakaan di luar hubungan kerja. e) Program pensiun, terdapat dua dana pensiun di Bogasari yaitu Dana Pensiun Manfaat Pasti (SK Menkeu RI No. KEP-027/KM.17/1995) dan Dana Pensiun Iuran Pasti (SK Menkeu RI No. KEP-028/KM.17/1995). Dana Pensiun Manfaat Pasti merupakan kelanjutan dari program PKB yang diberikan bagi pekerja yang masuk sebelum 20 April 1992. f) Pelayanan kesehatan, yaitu disediakan poliklinik dimana 100% biaya kesehatan dari karyawan akan ditanggung perusahaan. Dan bagi keluarga pekerja (isteri dan 3 orang anak) diberikan program asuransi pengobatan oleh PT CAR dan diberikan kartu (PREVENSIA). g) Peribadatan, yaitu penyediaan sarana ibadah berupa masjid Bogasari untuk umum dan ruang ibadah untuk pekerja non muslim. Kegiatan ibadah seperti Idul Adha, perusahaan memberikan bantuan hewan kurban dan dilakukan Halal Bihalal. Pada waktu hari Natal akan diadakan Natal bersama. Selain itu, perusahaan juga akan memberikan Ongkos Naik Haji (ONH) bagi karyawan yang terpilih. h) Kantin karyawan, yaitu disediakan kantin dengan kapasitas 800 orang yang memberikan pelayanan makan untuk tiga shift dan makanan tersebut disediakan oleh dua perusahaan catering.
29
i) Seragam kerja, untuk pekerja bagian produksi diberikan 3 setel per tahun dan 2 pasang sepatu per tahun, sedangkan untuk pekerja kantor diberikan 2 setel seragam dan 2 pasang sepatu per tahun. j) Koperasi karyawan, dengan nama Koperasi SARI BHAKTI, mengadakan kegiatan berupa pelayanan simpan pinjam bagi karyawan dan mempunyai usaha toko, wartel, dan lain-lain. k) Fasilitas pelatihan, berupa Milling Training Center, Baking School, In-House Training, dan External Training. l) Olahraga dan rekreasi, berupa PORSARI, BAKORSARI, dan rekreasi yang diadakan setahun sekali untuk pekerja dan keluarga. PORSARI merupakan wadah yang menangani kegiatan olahraga dan kesenian. Sedangkan BAKORSARI merupakan wadah olahraga dan kesenian antar unit Bogasari (Jakarta, Surabaya, dan Citeureup). m) Media komunikasi, berupa majalah internal yang bernama Warta Bogasari, Website Bogasari yaitu www.bogasariflour.com. n) Balai pertemuan yang digunakan untuk kegiatan pertemuan seluruh karyawan. o) Organisasi pekerja, berupa Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit Kerja Bogasari Jakarta yang telah terdaftar pada departemen tenaga kerja.