BAB 1 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pembangunan yang semakin meningkat otomatis disertai dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat erat hubungannya dengan gerak fungsional dimana dalam melakukan gerak faktor fisik menjadi faktor yang mendominasi. Gaya hidup masyarakat modern menimbulkan tekanan fisik dan psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar resiko pekerjaan dan terkena penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan jabatannya terutama yang bekerja dalam posisi duduk lama, aktivitas yang berlebihan dengan posisi yang tidak sesuai dapat juga sebagai faktor timbulnya nyeri terutama pada pinggang bawah. Penelitian kelompok studi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang bawah sekitar 18,37% dari seluruh pasien nyeri dan banyak dijumpai pada golongan usia 40 tahun secara keseluruhan. Data epidemiologi mengenai nyeri pinggang bawah di Indonesia belum ada, namun diperkirankan 40% penduduk pulau Jawa Tengah. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17% . Prevalensi nyeri pinggang mekanik di Amerika Serikat adalah 60-80%. Nyeri punggung bawah yang serius (yang terus berlangsung < 2 minggu) adalah 14%, prevalensi nyeri yang menjalar 2%. Dari semua kasus nyeri pinggang
1
2
mekanik, 70% adalah lumbal strain dan sprain, 10% adalah karena perubahan degenerasi yang berkaitan dengan usia, 4% disebabkan oleh diskus hernia, 4% disebabkan oleh fraktur kompresi osteoporosis, dan 3% disebabkan oleh stenosis tulang belakang. Semua penyebab lain mencapai kurang dari 15 kasus (Hill, 2014). Nyeri pinggang seringkali menimbulkan dampak sosioekomoni bagi penderitanya bahkan bagi Negara. Di Amerika Serikat paling tidak pemerintah mengeluarkan dana 50-100 milyar pertahun antara tahun 1999-2004 untuk penderita nyeri pinggang, akibat tidak dapat menjalankan pekerjaannya secara optimal (La Touche, 2008). Nyeri pinggang menghilangkan banyak jam kerja dan membutuhkan banyak biaya untuk penyembuhan sebagai penyebab yang serius untuk timbulnya nyeri dan disabilitas. Berdasarkan survey sekitar 11%-12% pasien menjadi cacat akibat kasus ini dan kecenderungan untuk kambuh tinggi yaitu 26%-37%, sehingga menyebabkan penderita kembali tidak bekerja atau kurang produktif. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan dan penanganan NPB yang belum memuaskan. Hampir 90% penderita nyeri pinggang bawah mempunyai dasar mekanik. Nyeri pinggang mekanik (mechanical low back pain) adalah istilah umum yang mengacu pada jenis nyeri pinggang yang disebabkan oleh ketegangan otot-otot pada tulang belakang dan stress yang abnormal (Atlas, 2001). Nyeri pinggang bawah mekanik umumnya merupakan kondisi pain akut yang diperberat oleh adanya gerakan membungkuk (fleksi lumbal) dan sifat nyeri tipe ini berkurang saat istirahat. Sumber utama dari nyeri pinggang mekanik
3
adalah pada sendi interverbral yang dinamakan dengan facet joint sehingga secara khas nyeri meningkat pada gerakan-gerakan tertentu terutama gerakan membungkuk. Faktor penyebab nyeri pinggang adalah 20% dari trauma atau injury juga aktivitas yang berlebihan dan sekitar 80% tanpa diketahui penyebabnya (adanya proses degenerasi), kesalahan posisi dan gerakan yang terjadi tiba-tiba dalam aktivitas pekerjaan merupakan resiko terjadinya trauma pada discus intervertebralis, sendi facet, otot dan ligament. Kondisi ini menyebabkan nyeri hebat dan spasme otot-otot erector spine sehingga menghambat gerak dan fungsi lumbal dalam aktivitas kegiatan sehari-hari (Kulkarni, 2006). Studi menunjukkan bahwa penderita nyeri pinggang tidak mengaktivasi atau menggunakan otot-otot stabilisator lumbal dan pelvis ketika melakukan suatu aktivitas (Hodges, 1999). Otot yang dimaksud yaitu core muscle yang terdiri dari transversus abdominis (TrA), obliqus insternal dan eksternal, rectus abdominis (RA), multifidus dan pelvic floor muscle. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan berupa adanya nyeri pada regio lumbosacral, spasme otot-otot punggung, keterbatasan gerak punggung dan penurunan kekuatan otot punggung dan ekstremitas inferior, sehingga meningkatnya angka morbiditas, keterbatasan fungsi dan disabiltas yaitu gangguan saat bangun dari duduk, saat membungkuk, saat duduk atau berdiri lama dan berjalan (Firth, 2002). Menurut The World Confederation for Physical Therapy (WCPT) yang dimaksud dengan disabilitas yaitu ketidakmampuan untuk melakukan aksi, tugas atau aktivitas yang dibutuhkan untuk berperan dalam konteks sosial budaya
4
individu dengan mengikuti kategori kerja dan kemasyarakatan/aktivitas yang berhubungan dengan kesenangan (hobi). Disabilitas pada nyeri pinggang mekanik dapat diketahui dengan pemeriksaan pengukuran dengan prosedur tetap pemeriksaan fisioterapi pada lumbal, dan untuk mengukur intensitas disabilitas dengan Oswestry Disability Index (ODI). Pada nyeri pinggang mekanik dijumpai adanya gangguan pada body structure impairment berupa ganngguan sendi facet, discus, otot, maupun ligamen yang disebabkan oleh gangguan fungsi maupun postur, penyimpangan gerak maupun karena trauma mekanik sehingga akan meningkatkan disabilitas (ketidakmampuan) yaitu gangguan saat bangun dari duduk, saat membungkuk, saat duduk atau berdiri lama, berjalan dan menghambat kehidupan sosial seperti berolah raga. Modalitas fisioterapi yang diberikan pada NPB biasanya hanya bertujuan untuk mengurangi nyeri dan rileksasi pada pasien sedangkan untuk menurunkan disabilitas belum didapatkan modalitas yang tepat. Penanganan yang umum dilakukan yang dilakukan fisioterapi di klinik atau rumah sakit adalah dengan pemberian MWD, McKenzie Exercise dan Traksi Manipulasi. Traksi manipulasi dengan menggunakan traksi manual, mobilisasi PACVP (Postero-Anterior Central Vertebral Pressure), secara manual pada pinggang bawah akan menurunkan tekanan struktur pada jaringan tulang, ligament, discus, sendi facet, otot dan saraf. Selain itu traksi juga dapat mengulur jaringan lunak, panjang otot dan fleksibilitas sehingga diperoleh rileksasi otot dari otot-otot para vertebra sehingga akan didapatkan penurunan disabilitas dengan adanya
5
penurunan nyeri, peningkatan kemampuan berdiri, berjalan, duduk, kepuasan seksual, kehidupan bersosialisasi dan travelling, Tehnik McKenzie adalah pendekatan yang dikenalkan oleh Robin Mc kenzie, dalam hal ini pendekatan derangement meliputi 4 tahapan yaitu: reduction of derangement, maintenance of reduction, recovery of function, preventive of recurrence, sedangkan prinsip terapinya dikategorikan sebagai gerakan ekstensi, fleksi dan lateral fleksi sesuai dengan problematikayang muncul. Dimana latihan tersebut dilakukan berulang-ulang dan ritmis agar gerakan menjadi lentur dan mudah dimobilisasi. Selain itu pengulangan gerakan pada McKenzie exercise akan memberikan pumping action sehingga terjadi perbaikan nutrisi pada jaringan sehingga akan menurunkan disabitas .selain itu dengan latihan ektensi pada McKenzie akan mengembalikan degrapmen pada hernia pulposus. Belakangan telah dikembangkan suatu metode latihan yang terkenal dengan latihan core stabilization. Core Stabilization Exercise adalah latihan yang ditujukan untuk meningkatkan stabilisasi trunk dengan aktivasi sinergi dari otototot trunk yaitu tranversus abdominis, otot multifidus, otot diagfragma dan otototot dasar panggul sehingga akan menurunkan beban kerja pada daerah spinal dan menjaga stabilitas tulang belakang dan memelihara postur tubuh (Suarcz, 2012). Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat topik tersebut sebagai bahan penelitian dan memaparkan dalam tesis yang berjudul “Penambahan Core Stabilization Exercise Lebih Menurunkan
6
Disabilitas dibandingkan dengan Penambahan Latihan Metode McKenzie Pada Traksi Manipulasi Penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu : 1. Apakah penambahan Core Stabilization Exercise pada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik? 2. Apakah penambahan latihan dengan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas
penderita Nyeri Pinggang
Bawah Mekanik? 3. Apakah Penambahan Core Stabilization Exercise lebih menurunkan disabilitas dibandingkan penambahan latihan dengan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk membuktikanp Penambahan Core Stabilization Exercise lebih baik menurunkan disabilitas dibandingkan dengan penambahan latihan dengan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik. 1.3.2 Tujuan khusus a. Untuk membuktikan penambahan Core stabilization Exercise pada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik.
7
b. Untuk membuktikan penambahan latihan dengan Metode McKenzie pada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas pada penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik. c. Untuk membuktikan penambahan Core Stabilization Exercise lebih menurunkan disabilitas dibandingkan dengan penambahan latihan dengan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat ilmiah Secara ilmiah, penelitian ini dapat memberikan kontribusi akademis bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi (IPTEK) tentang konsep penanganan kondisi nyeri
pinggang bawah secara konservatif
khususnya menggunakan penambahan Core Stabilization Exercise pada Traksi Manipulasi penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik. Disamping itu penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat praktis Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan pertimbangan bagi fisioterapis di Rumah Sakit atau lahan praktek didalam memberikan pelayanan fisioterapi khususnya pada pasien-pasien nyeri pinggang bawah terutama untuk menurunkan disabilitas.