BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pengertian museum adalah sebagai berikut : 1. Dalam kamus Oxford disebut bahwa museum berasal dari kata ‘mousa’ yang berarti arah. Pengertian ruang atau tempat untuk menyimpan, sehingga museum dikenal dengan tempat penyimpanan benda seni dan pengetahuan. 2. Seorang ahli museum dari Jerman, Gestrud Rudolft, mengatakan bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984) a. Museum bukan saja mengumpulkan barang-barang antik atau barang untuk penyelidikan ilmu pengetahuan, tetapi barangbarang itu adalah warisan budaya dan hubungannya harus dipamerkan kepada umum. b. Museum bukan tempat atau ruang untuk kepentingan peminat atau kaum sarjanawan saja, tetapi harus terbuka untuk umum dan menambah pengetahuan semua orang terutama para intelektual. Banyak lagi definisi tentang museum lainnya, karena perumusan museum sepanjang
zaman berubah. Rumusan
museum yang dianggap aktual dan resmi ialah yang
1
dirumuskan oleh ICOM / International Council of Museum, yaitu ; •
Museum merupakan badan tetap, tidak mencari keuntungan dan terbuka untuk umum.
•
Museum
merupakan
lembaga
yang
melayani
masyarakat untuk kepentingan perkembangan dalam hal ini museum merupakan sarana sosial dan budaya. •
Museum memperoleh atau menghimpun barangbarang pembuktian tentang manusia dan lingkungan.
•
Museum memelihara dan mengawetkan koleksinya untuk digunakan sebagai sarana komunukasi dengan pengunjung.
•
Kegiatan-kegiatan
di
belakang
layar
(seperti
pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian dan penyajian koleksi) dan kegiatan-kegiatan umum, seperti hasil penerbitan, pameran, ceramah dan peragaan, semuanya untuk studi atau pendidikan dan kesenangan. Menurut Fajri dan Senja dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, museum mempunyai arti sebagai tempat baik yang berupa gedung dsb, untuk menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah. Kurangnya animo masyarakat untuk mengunjungi museum sebagai jadwal kunjungan tetap dalam kehidupannya disebabkan oleh jenjang pendidikan di
2
Indonesia yang masih rendah sehingga menganggap kunjungan ke museum bukan hal yang utama, sedang ketempat-tempat hiburan atau pertokoan atau pusat perbelanjaan adalah yang utama. Image masyarakat pada umumnya museum
tentang
adalah buruk, kusam, kuno, kotor, seram dan sebagainya sehingga
menambah kurangnya minat pengunjung. Selain itu fungsi museum yang kurang menonjol dalam melayani masyarakat, arti dari melayani itu sendiri adalah membantu masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan tentang sesuatu yang ada di museum, sehingga museum hanya bersifat studi saja, yang mana keabsahan museum sebagai studi banding kurang dapat berkembang.(Artanto, 2004) Museum negeri Sonobudoyo merupakan museum dibawah pengawasan PEMDA DIY lewat Dinas Kebudayaan DIY. Dari pengertian ini menunjukan bahwa museum banyak sekali menyimpan benda peninggalan sejarah budaya. Museum negeri Sonobudoyo merupakan museum terlengkap setelah museum Pusat Jakarta, di dalam museum ini terdapat barang-barang prasejarah antara lain ; tembikar dari zaman Neolitikum, arca-arca dan benda perunggu dari abad VII – X yang merupakan kelengkapan candi-candi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, berbagai jenis wayang, topeng, gamelan, pusaka atau senjata yang berusia tua yang merupakan peninggalan masyarakat Jawa dan bahkan koleksi budaya Bali pun disimpan disini. Tujuan didirikannya museum negeri Sonobudoyo antara lain untuk mengumpulkan, melestarikan dan membina warisan budaya (Jawa) yang selanjutnya disajikan kepada umum. Dalam perkembangannya kemudian dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, obyek penikmatan seni sekaligus sebagai
3
obyek wisata. Pengumpulan koleksi dari periode awal sampai saat ini dilakukan sesuai dengan kondisi keperluan dan kemampuan dana yang tersedia. Pelestarian dilakukan dengan cara perawatan, dokumentasi, sarasehan, diskusi, seminar, yang berkaitan dengan koleksi. Sedangkan untuk mendukung usaha pembinaan sejak awal diselenggarakan kursus, penataran, latihan, workshop, ceramah, pameran dan sebagainya. Selain itu ada pula ruangan yang mendapat perlakuan khusus, yaitu ruang emas yang didalamnya terdapat topeng emas murni jelmaan dari Ratu Gayatri Walaupun
demikian
perkembangan
jaman
juga
mempengaruhi
penambahan fasilitas-fasilitas pendukung museum, museum negeri Sonobudoyo belum mempunyai fasilitas pendukung yang cukup, misalnya belum memiliki fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi ruang multimedia, workshop, kafetaria, panggung terbuka,dll. Fasilitas pendukung seperti ini dapat untuk menarik minat pengunjung museum untuk datang dan menggunakan fasilitas tersebut,
karena
keterbatasan
tempat
yang
dimiliki
museum
maka
kemungkinannya museum akan melakukan ekspansi dengan gedung KONI dan Radio Arma Sebelas yang berada bersebelahan dengan museum. 1.2
Rumusan Masalah Bagaimana menata bangunan museum negeri Sonobudoyo Yogyakarta.
1.3
Tujuan Menata museum negeri Sonobudoyo Yogyakarta.
1.4
Sasaran Sedangkan sasarannya adalah :
4
1.5
•
Melakukan studi tentang museum
•
Melakukan studi tentang Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta
•
Melakukan studi tentang Yogyakarta
Lingkup o Studi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta dibatasi pada fasilitas-fasilitas yang ada saat ini o Koleksi-koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta o Jumlah pengunjung museum di Yogyakarta
1.6
Metode a. Metode Mencari Data : > Wawancara (ditujukan pada Kepala Museum, Kepala TU, dinas kebudayaan dan pariwisata) > Kuesioner (diberikan pada pengunjung museum) > Observasi (pengamatan langsung ke museum negeri Sonobudoyo pada tanggal 1 November 2007, Januari 2008, Maret 2008, Mei-Juni 2008) > Studi pustaka (mempelajari tentang museum)
5
b. Metode Menganalisis Data : •
Kuantitatif = temuan – temuan dikomunikasikan dengan angkaangka. Misalnya : Museum negeri Sonobudoyo merupakan museum terlengkap di Yogyakarta.
•
Kualitatif
= temuan-temuan dikomunikasikan dengan kata-
kata. Misalnya
:
Museum negri Sonobudoyo berada di bawah
naungan dinas kebudayaan provinsi DIY. c. Metode Pengembangan : Menggunakan
prinsip-prinsip
penataan
dengan
tetap
mempertimbangkan pada status kawasan herritage.
1.7
Sistem Penulisan BAB 1
:
Pendahuluan
Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistem penulisan. BAB 2
:
Tinjauan Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta
Mengungkapkan Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta beserta segala fasilitas yang menyertainya. BAB 3
:
Tinjauan Teoritis Bangunan Museum
Mengungkapkan desain requirement bangunan museum. Contoh : museum Sonobudoyo belum memiliki ruang kerja dan
6
ruang cinderamata, sedangkan menurut Joseph dan Callendar, museum memiliki standarisasi ruang, yaitu : o Ruang tunggu o Ruang pamer o Ruang kerja o Ruang cinderamata o Ruang edukasi BAB 4
:
Analisis
Menuju
konsep
penataan
museum
negeri
Sonobudoyo.Mengungkapkan proses untuk menemukan ide / konsep perencanaan dan perancangan melalui metode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi / site tertentu. BAB 5
:
Konsep
Konsep
perancangan
Sonobudoyo.
dan
perencanaan
Mengungkapkan
museum
konsep-konsep
negeri yang
ditransformasikan dalam rancangan fisik arsitektural. Contoh : menata museum baik secara vertikal maupun secara horizontal yang sesuai dengan aturan museum sebagai benda cagar budaya.
7