BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pelayanan kepada masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan informasi secara cepat dan mudah, sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan semakin meningkat, baik di tatanan klinik maupun di komunitas. Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan harus terjamin, tidak beresiko, dan dapat memberi kepuasan, termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat harus memenuhi standar mutu internasional, yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan klien beserta keluarganya. Perawat dituntut untuk tampil professional saat memberikan asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerjasama dengan berbagai fihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan secara komprehensif agar dapat memenuhi kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual klien. Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun 2009. Praktik keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan, registrasi, seritifikasi, akreditasi dan pelatihan berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum Pendidikan Ners terdiri dari kurikulum Sarjana Keperawatan dan kurikulum profesi disusun setelah mempertimbangkan bahwa Kurikulum inti Program Pendidikan Ners (Sarjana Keperawatan dan Ners) yang disahkan pada tahun 1998 dan diberlakukan pada tahun 1999 sudah tidak sesuai dengan perkembangan global. Dampak globalisasi, keterbukaan, rasionalisasi berfikir, dan budaya kompetisi/persaingan akhir-akhir ini telah mempengaruhi dunia Page 1 of 149
pendidikan. Globalisasi akhirnya berdampak juga terhadap pendidikan keperawatan. Saat ini tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat, masalah-masalah kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan semakin canggih, dan selain itu persyaratan dunia kerja semakin menuntut tenaga keperawatan yang kompeten, sehingga dunia pendidikan keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan yang kompeten untuk mampu berkompetisi baik nasional maupun global. Untuk mengantisipasi perkembangan global tersebut telah diadakan perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi, reformasi didalam penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan kurikulum ini merujuk kepada misi Diknas untuk menciptakan Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif,
mempertimbangkan
kebutuhan
pemangku
kepentingan
(stakeholder), dan tuntutan dari organisasi profesi. Kurikulum yang disusun lebih menitik beratkan kepada proses pembelajaran yang berorientasi kepada mahasiswa (student center learning) dan berorientasi kepada kompetensi yang harus dipunyai oleh lulusan, sehingga Kurikulum
Berbasis
Kompetensi,
yang
kurikulum yang disusun adalah berstandar
nasional
maupun
internasional. Penyusunan kurikulum tahun 2010 berlandaskan kepada peraturanperaturan terkini yang ada di pemerintah Indonesia, dengan mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan, dan tuntutan dari organisasi profesi yang mengharapkan lulusan berstandar internasional. Secara nasional, aturan-aturan yang tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, dan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi; PP RI No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pasal 85 (3) bahwa Pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program diploma pada pendidikan vokasi, sarjana, magister dan doktor pada pendidikan akademik dan spesialis dan atau profesi pada pendidikan profesi. Semua peraturan diatas menjadi
Page 2 of 149
pedoman umum penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan materi berdasarkan hasil analisis dan studi banding keberbagai institusi penyelenggara pendidikan yang ada di luar negeri, bekerja sama dengan organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tuntutan dari stakeholder: masyarakat, rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/ institusi pelayanan kesehatan lainnya terhadap tampilan perawat profesional, digunakan oleh penyusun kurikulum sebagai landasan pengembangan profil Ners di masyarakat. Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia sebagai upaya perbaikan kurikulum. Kegiatan dimulai di Jakarta pada tanggal 8 - 10 Oktober 2003 dengan hasil tersusunnya standar kompetensi perawat profesional (ners). Selanjutnya kegiatan di Yogyakarta pada tanggal 22 - 24 Juli 2003, menghasilkan draft tentang penyelenggaraan pendidikan ners yang berkualitas menghasilkan ners yang kompeten. Kegiatan ke tiga di Malang pada tanggal 11 - 13 Maret menghasilkan kompetensi lulusan pendidikan DIII dan Ners. Pada tanggal 23 - 24 April 2004 di Jakarta membahas Sisdiknas dan implikasinya terhadap pendidikan tinggi keperawatan. Pada tanggal 23 - 25 Agustus 2004 di Makassar di bahas konsep LRAISE kualitas pendidikan Ners. Di Bandung pada tanggal 20 - 23 November 2005 membahas kesiapan institusi pendidikan ners untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di era global. Sebagai puncak kegiatan, pada tanggal 4 - 6 Mei 2006 dilaksanakan lokakarya Nasional AIPNI dan PPNI di Jakarta dengan agenda susunan kurikulum pendidikan Ners. Kegiatan lokakarya KBK bekerja sama dengan Tim KBK DIKTI Depdiknas telah dilaksanakan pada 20 - 23 Pebruari 2007 di Jakarta, selanjutnya dilaksanakan kegiatan serupa dan pelatihan-pelatihan lainnya agar tersusun standar pendidikan utama dengan kemampuan minimal yang harus dicapai, baik hard skills maupun soft skills oleh Ners di Indonesia. Kompetensi yang harus dimiliki lulusan terdiri atas kompetensi hard skills dan soft skills. Kompetensi hard skill terkait penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan tehnis yang berhubungan dengan bidang ilmu keperawatan, sedangkan kompetensi soft skills yang harus dimiliki oleh seorang
Page 3 of 149
Ners adalah: tanggung jawab dan tanggung gugat, empati, berfikir kritis, disiplin, leadership (kepemimpinan), kreatif dan inovatif, inisiatif, komunikatif, dapat bekerja dalam tim, antusias, bersikap asertif, dapat mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan, tanggap, ikhlas, teliti, percaya diri, berprilaku etis, mampu
memecahkan
permasalahan
keperawatan,
mempunyai
jiwa
entrepreneurship, menghargai hasil karya orang lain, altruistik, lifelong learning, conscience, dan mampu mengambil resiko (risk taking), dibawah bimbingan preseptor/mentor. Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan, tersusunlah kurikulum inti Pendidikan Ners berbasis kompetensi tahun 2010 yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum di berbagai institusi penyelenggara pendidikan Ners di seluruh Indonesia, dengan tahapan dan langkah yang diharapkan dapat menjamin kualitas lulusan sehingga mampu berkompetisi secara global. B. Tujuan Kurikulum
ini
disusun
dengan
tujuan
memberikan
pedoman
dalam
penyelenggaraan program pendidikan ners dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Tujuan lain adalah untuk mengarahkan upaya para penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang benar untuk dapat menghasilkan ners yang cerdas, kompetitif dan komprehensif.
Page 4 of 149
BAB II KERANGKA KONSEP PROGRAM PENDIDIKAN NERS Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses pembelajaran menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang akademisi dan profesional. Landasan tumbuh kembang kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang meliputi falsafah keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama dalam proses pembelajaran
1. Falsafah Keperawatan Bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. keperawatan
Bertolak dari
meyakini paradigma dengan empat
pandangan ini
konsep dasar yaitu
manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan. a. Manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu kesatuan yang utuh dan unik dari bio-psiko-sosio-spiritual dan kulltural. Untuk dapat melangsungkan kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara seimbang yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual-kultural. Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan memberi
keturunan,
kemampuan
mengatasi
perubahan
dunia
dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural, kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan budaya dan nilai-nilai. Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya dan
Page 5 of 149
berespon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya. Manusia selalu mencoba mempertahankan
kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan sumbersumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk terlibat secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang selalu dapat berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi.
b. Lingkungan Lingkungan dalam keperawataan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu sendiri mencakup; faktor genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi (psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun yang dimaksud lingkungan ekternal adalah lingkungan disekitar manusia mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual. Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan masyarakat yang berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena interaksi antara manusia, budaya dan aspek spiritual yang dinamis, mempunyai tujuan dan sistem nilai serta berada dalam suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang terorganisir. Masyarakat adalah sistem sosial dimana semua orang berusaha untuk saling membantu
dan saling melindungi agar kepentingan bersama dalam
hubungannya dengan
lingkungan
dapat
mencapai
tingkat
pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal. Manusia sebagai makluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya.
Page 6 of 149
c. Sehat. Sehat adalah suatu keadaan dalam rentang sehat-sakit yang dapat diartikan sebagai
keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi sesuai undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
seperti dimaksudkan dalam pembukaan
UUD 1945. oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya-upaya promotif, preventif dan kuratif. Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau komunitas
untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber- sumber yang tersedia dalam mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat yaitu tingkat individu, keluarga, komunitas dan tingkat masyarakat.
d. Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia sejak fertilisasi sampai akhir hayat. Lingkup keperawatan meliputi promosi kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan pada orang sakit dan yang mengalami ketidak mampuan serta mendampingi klien saat sakaratul maut dengan bermartabat. Peran kunci perawat lainnya adalah memberikan advokasi pada klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan profesional melalui penelitian dan menggunakan hasil penelitian, berpartisipasi didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan.
2. Keperawatan Sebagai Profesi.
Page 7 of 149
Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan awal diterimanya profesionalisme keperawatan di Indonesia, mendefinisikan:” keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan,
serta
kurangnya
kemauan
menuju
kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan,
mendahulukan
kepentingan
kesehatan
klien
diatas
kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/ asuhan yang bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut diperjelas dengan pandangan berbagai pakar keilmuan keperawatan tentang pengertian keperawatan antara lain sebagai berikut : Virginia Handerson (1960) mendefinisikan keperawatan secara fungsional sebagai berikut. ”The unique function of the nurse is to assist the individual, sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its recovery or to a peaceful death that the would perform unaided if he had the strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse is a helping art, it is also a science” Martha E Roger (1970) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut ; “Nursing is humanistic science dedicated to compassionate concern for maintaining and promoting health, preventing illness, caring for rehabilitating the sick and disable. Nursing is a learn profession that both a science and art “ Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa: ”Nursing is primarily assisting the individual (sick or well) in the performance of those activities contributing to health, or is recovery or to peacefull death that he would perform unaided if he had the necessary strength, or knowledge. It is likewise
Page 8 of 149
the unique contribution of nursing to help the individual to be independent of such assistance as soon as possible” International
Council of Nurses (2007) mendefinisikan; “Nursing
encompasses autonomous and collaborative care of indivuals of all ages, families, groups and communities, sick or well and in all settings. Nursing includes the promotion of health, prevention of illness, and the care of ill, disable and dying people. Advocacy, promotion of safe environment, research, participation in shaping health policy and in patient and health system management, and education are also key nursing roles “ Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan tercermin antara lain pada langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan dan pembinaan pelayanan/asuhan keperawatan
kepada masyarakat. Berbagai
jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus dikembangkan, mencakup pelayanan/asuhan keperawatan primer, sekunder, dan tertier. Rujukan keperawatan dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketenagaan dan fasilitas kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan keperawatan yang bersifat intra institusi maupun rujukan yang bersifat inter institusi pelayanan kesehatan. Berbagai sifat pelayanan/asuhan keperawatan baik yang bersifat saling bergantung antara pelayanan/asuhan profesional (interdependen), maupun pelayanan/asuhan yang bersifat mandiri (independen) dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat keperawatan sebagai profesi.
3.
Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional Sifat dan hakikat pelayanan/asuhan keperawatan bertujuan untuk tercapainya kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara optimal. Pelayanan keperawatan kepada klien dilaksanakan pada seluruh tatanan pelayanan kesehatan baik di klinik maupun di komunitas. Sebagai pelayanan profesional, keperawatan mempunyai karakteristik sebagai berikut (Schein E H 1972) : a. Para profesional terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang merupakan penghasilan sumber utama.
Page 9 of 149
b. Mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap kariernya. c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap dan kokoh serta ketrampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama. d.
Berorientasi kepada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien.
e. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif klien. f. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien dari pada klien sendiri, mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya. g. Membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan, standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi dan batasan kewenangan profesi. h. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahlian dan pengetahuan mereka dianggap khusus. i. Dalam menyediakan pelayanan tidak diperbolehkan memasang advertensi atau mencari klien.
4.
Konsep yang menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi kurikulum Program pendidikan ners dikembangkan berlandaskan pada kegiatan dan proses pendidikan berbasis kompetensi dengan harapan menghasilkan ners yang memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional, berlandaskan pada aspek etik dan legal profesi, serta menguasai IPTEK agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan menjamin pelayanan aman serta akuntabel. Konsep yang menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi dari kurikulum adalah:
a. Paradigma Keperawatan Paradigma keperawatan sebagai keyakinan dan cara pandang berbagai konsep yang mendasari keperawatan.
Page 10 of 149
b. Etika Keperawatan Etika adalah suatu prinsip dan metode yang sistematik untuk membedakan antara yang benar dari yang salah, antara yang baik dari yang buruk. Budaya, teknologi, agama / kepercayaan, dan perbedaan ekonomi menjadi dasar untuk penetapan keputusan terkait dengan masalah etik. Konsep etika keperawatan meliputi praktik keperawatan yang berdasarkan pada pemikiran kritis dan reflektif mengenai tanggung jawab dan kewajiban seorang ners terhadap klien.
c. Keberagaman Budaya Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, seorang ners haruslah memperhatikan aspek keberagaman budaya. Hal ini menjadi dasar pemikiran bahwa setiap klien itu adalah individu yang unik. Cultural care diversity mengacu pada keberagaman dan/atau perbedaan dalam gaya hidup, kepercayaan yang dianut, serta simbol, pola dan arti dalam pengasuhan yang berhubungan dengan ekspresi terhadap pelayanan kesehatan kepada klien antara ners sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan.
d. Hubungan Ners - Klien Hubungan ners-klien adalah suatu hubungan interpersonal yang profesional dan terapeutik dengan tujuan memenuhi kebutuhan klien. Hubungan profesional ners dan klien didasarkan pada pemahaman bahwa klien adalah orang yang paling tepat untuk membuat keputusan. Peran utama tim kesehatan adalah memfasilitasi dan memberdayakan potensi internal klien. Dengan demikian, hubungan yang terjadi haruslah menguntungkan klien dan tidak memiliki efek yang negatif bagi klien.
e. Caring (Pengasuhan) Caring adalah proses interpersonal yang menunjukkan pola atau bentuk yang berhubungan dengan orang lain dalam memfasilitasi perkembangan seseorang. Tema konseptual caring ini mengandung tingkat pemahaman peserta didik selama proses pendidikan terhadap keberadaan klien yang sedang mengalami satu atau beberapa masalah kesehatan. Sudut pandang peserta didik dilatih dan
Page 11 of 149
ditumbuhkan untuk menjadi lebih luas dalam memahami klien bukan hanya sekedar individu unik namun juga individu yang memiliki variasi individualitas secara fisik, psikologis, budaya, tingkat spiritualitas dan keyakinan terhadap aspek yang lebih tinggi dan yang diyakini telah menghidupinya. Diharapkan, melalui proses pembelajaran menghadapi klien dengan sikap dan perilaku caring, maka lulusan nantinya dapat memberikan pelayanan yang lebih manusiawi dengan selalu memperhitungkan harga diri dan martabat klien.
5.
Pendekatan Utama dalam Proses Pembelajaran Untuk mencapai tujuan kurikuler, diperlukan beberapa pendekatan utama dalam proses pembelajaran yaitu : (a) Menyelesaikan masalah secara ilmiah (b) Pembelajaran berfokus pada peserta didik (c) Berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan (d) Berorientasi ke masa depan. a. Menyelesaikan Masalah secara Ilmiah Kemampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem solving) pada peserta didik ditumbuhkan dan dibina sejak dini melalui rangkaian berbagai bentuk pengalaman pembelajaran secara terintegrasi. Hal ini merupakan landasan utama untuk menumbuhkan dan membina kemampuan memahami dan menerapkan proses keperawatan yang merupakan metode utama yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Proses keperawatan merupakan salah satu metode pendekatan dalam penyelesaian masalah secara ilmiah, yang mulai dari pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, sampai dengan evaluasi dan menetapkan tindak lanjut. Secara terintegrasi ditumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, penalaran ilmiah, berpikir alternatif dan kemampuan pengambilan keputusan secara benar.
b. Belajar Aktif dan Mandiri Kemauan dan kemampuan belajar aktif dan mandiri dibina sejak dini pada awal pendidikan guna meningkatkan kemampuan dalam mengarahkan belajar sendiri, dan ditingkatkan secara bertahap sampai akhir pendidikan. Berbagai
Page 12 of 149
bentuk pengalaman belajar dirangkai dan dilaksanakan secara terarah sehingga dapat ditumbuhkan dan dibina sikap dan kemampuan belajar secara terus menerus sesuai asas belajar sepanjang hayat dan hakikat profesi keperawatan. Kemandirian dalam belajar dan kemampuan memutuskan kondisi belajar yang optimal senantiasa harus di fasilitasi dan ditingkatkan.
c. Pengalaman Belajar di Masyarakat Pengalaman belajar di masyarakat merupakan masa adaptasi profesional. Melalui pengalaman belajar di tatanan klinik dan pengalaman belajar lapangan di komunitas, peserta didik mendapat kesempatan untuk berlatih bekerja di masyarakat, melakukan sosialisasi professional, mengambil keputusan klinik, lebih peka dan mampu mengidentifikasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapi di masyarakat. Disamping itu ia terlatih dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang dihadapi klien, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan maju, serta memanfaatkan berbagai sumber dan kemampuan yang ada di masyarakat. Sikap dan kemauan professional seorang ners dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, ditumbuhkan dan dibina sepanjang proses pendidikannya melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di masyarakat.
d. Berorientasi ke Masa Depan Program pendidikan ners selalu mengorientasikan peserta didik pada perkembangan ke masa depan dengan mengikuti perkembangan profesi, perkembangan IPTEK, trends dan isu kesehatan, dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga mereka tidak tertinggal oleh perkembangan global.
Page 13 of 149
BAB III KURIKULUM INTI PROGRAM PENDIDIKAN NERS DI INDONESIA
Kurikulum inti program pendidikan ners terdiri dari kurikulum Sarjana Keperawatan dan kurikulum profesi yang dikembangkan berdasarkan profil lulusan yang diharapkan, kompetensi yang harus dimiliki dan dilengkapi dengan bahan kajian yang terkandung dalam mencapai kompetensi tersebut.
A. PROFIL LULUSAN PENDIDIKAN NERS Profil lulusan merupakan langkah dasar dalam menyusun sebuah kurikulum berbasis kompetensi. Profil lulusan pendidikan ners telah dibuat berdasarkan hasil lokakarya yang melibatkan stakeholder (masyarakat, rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan kesehatan lainnya, termasuk organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap tampilan ners profesional yang diharapkan di masyarakat. Tugas, peran dan ruang lingkup pekerjaan menjadi pokok bahasan dalam penyusunan profil. Profil lulusan Sarjana Keperawatan/Ners : a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan) *) b. Community Leader (Pemimpin di komunitas) c. Educator (Pendidik) d. Manager (Pengelola) e. Researcher (Peneliti Pemula) Keterangan *: Sarjana Keperawatan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan asuhan keperawatan.
B. Kompetensi Dan Elemen Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Ners Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, sehingga kurikulum pendidikan sarjana keperawatan dan program profesi disusun dengan elemen kompetensi sebagai berikut:
Page 14 of 149
1. Landasan Kepribadian 2. Penguasaan Ilmu dan Keterampilan 3. Kemampuan Berkarya 4. Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya 5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat
Page 15 of 149
BAB IV KURIKULUM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN
Pengembangan kurikulum Sarjana keperawatan terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusi yang memuat kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan program pendidikan Sarjana Keperawatan pada tabel 1
Tabel 1 Komposisi Pengembangan Kurikulum Institusi Pendidikan Sarjana Keperawatan KURIKULUM
KURIKULUM
ELEMEN
INTI
INSTITUSIONAL
KOMPETENSI
Kompetensi Utama
Kompetensi
Kompetensi
Pendukung
Lainnya
20% - 40%
0% - 30%
1. Landasan Kepribadian 40% - 80%
2. Penguasaan Ilmu dan
ditetapkan oleh
Keterampilan 3. Kemampuan Berkarya
kalangan perguruan
4. Sikap dan Perilaku
tinggi, dengan
Dalam Berkarya
memperhatikan masukan
5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan
masyarakat profesi
Bermasyarakat
dan pengguna lulusan.
Kompetensi
pendukung
dan
kompetensi
lainnya
ditetapkan
oleh
institusi
penyelenggara program studi.
Page 16 of 149
A. Rumusan Kelompok Kompetensi 1. Kompetensi Utama Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi utama pendidikan Sarjana Keperawatan di implementasikan dalam komposisi pengembangan kurikulum institusi pendidikan sarjana keperawatan (144-160 SKS) yaitu 60% disediakan sebagai kurikulum inti (87 SKS), sehingga seluruh institusi pendidikan keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama. 2. Kompetensi Pendukung Kemampuan yang gayut dan dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan (+ 20%). 3. Kompetensi lainnya Kemampuan yang ditambahkan agar dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan Tinggi (+ 20%, sesuai issu global).
B. Kaitan profil dengan kompetensi lulusan Untuk mencapai profil lulusan Sarjana Keperawatan, perlu ditentukan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Sarjana Keperawatan. Dibawah ini terlihat kaitan profil dengan kompetensi lulusan. Tabel 2. Kaitan profil dengan kompetensi lulusan Profil 1. Professional Care Provider (Pemberi pelayanan keperawatan
Kompetensi yang seharusnya dipunyai oleh lulusan Kompetensi Kompetensi Kompetensi Utama Pendukung Lainnya a. a. a. b.
b.
c. 2. Community Leader (Pemimpin di komunitas)
a.
a.
b.
b.
a.
c.
Page 17 of 149
a.
a.
b.
b.
a.
a.
b.
b.
5. Researcher (Peneliti a. Pemula) b.
a.
a.
3. Educator (Pendidik)
4. Manager (Pengelola)
a.
a.
b.
C. Kompetensi Utama Lulusan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan patokan dalam penentuan kompetensi utama yang harus dikuasai oleh sarjana keperawatan di berbagai institusi penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia. Kompetensi utama ini dijabarkan kedalam unit kompetensi.
1.
Kompetensi utama Sarjana keperawatan: a. Melakukan komunikasi secara efektif b. Melaksanakan pendidikan kesehatan c. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan*) d. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik dan komunitas*) e. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan*) f. Mampu menjalin hubungan interpersonal g. Mampu melakukan penelitian sebagai peneliti pemula h. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat.
2.
Unit Kompetensi Sarjana Keperawatan a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan b. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan c. Mampu membuat keputusan etik
Page 18 of 149
d. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik *) e. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *) f. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif g. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien *) h. Mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya pencegahan primer, sekunder dan tertier. i. Mampu berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan sejawat j. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
k. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik l. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan yang diberikan efisien dan efektif*) m. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien *) n. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *) o. Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko p. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan *) q. Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan *) r. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *) s. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif *)
Page 19 of 149
t. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan. u. Mampu memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan. *) v. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan. w. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dan kesehatan. x. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional y. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan Ket *) : belum memiliki kewenangan untuk melakukan.
D. Kaitan antara Rumusan Kompetensi dengan Bahan Kajian Kompetensi yang akan dicapai memerlukan bahan kajian yang membahas pengetahuan dan keterampilan terkait yang sesuai. Dibawah ini digambarkan bahan kajian berdasarkan unit kompetensi yang merupakan jabaran dari kompetensi utama sarjana keperawatan .
BAHAN KAJIAN SETIAP UNIT KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI 1.Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberikan asuhan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
BAHAN KAJIAN Penggunaan Diri Secara Efektif dalam Komunikasi Terapeutik Konsep Komunikasi Terapeutik Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik Teknik Komunikasi Terapeutik Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi Komunikasi dan kaitannya dengan Pelayanan Kesehatan Komunikasi dalam Konteks Sosial dan Keaneka ragaman Budaya serta Keyakinan Komunikasi Profesional dan Kaitannya dengan Pelayanan Kesehatan / Keperawatan Trend dan Issue Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
Page 20 of 149
UNIT KOMPETENSI 2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan 3.Mampu membuat keputusan etik
BAHAN KAJIAN Hukum dan Perundang-undangan Kesehatan Sistem Kesehatan Nasional Etika dan Hukum Keperawatan Kode Etik Keperawatan Profesionalisme keperawatan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Prinsip-prinsip etika keperawatan : Otonomi, beneficience, non-maleficience, justice, moral right, nilai dan norma masyarakat 9. Ethical issue dalam praktik keperawatan : 10. Euthanasia, transplantasi organ, supporting devices, aborsi, dll 11. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan : 12. Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan (mandiri & limpahan), pertanggungjawaban, dll 13. Pelindungan hukum dalam praktik keperawatan 14. Pengambilan keputusan legal etis 15. Nursing advocacy 16. Telaah etis dalam keputusan manajemen 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik *)
1. Sistem Kesehatan Tradisional dan Modern 2. Perilaku Kesehatan 3. Metoda Pengumpulan Data Antropologi dan Sosiologi 4. Pendekatan holistic care pada klien: 5. Pendekatan transcultural nursing 6. Pendekatan agama, kepercayaan,dan spiritual dalam praktik keperawatan 7. Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas perkembangan
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
1. Metoda Keperawatan 2. Konsep Caring, Holisme dan Humanisme 3. Ilmu Keperawatan Dasar 4. Keperawatan Lintas Budaya 5. Spiritualitas/Religiusitas 6. Ilmu-ilmu Keperawatan Klinik & Komunitas 7. Teknologi Informasi dalam keperawatan 8. Manajemen Mutu 9. Anatomi,Biokimia,Biologi,Fisiologi, 10. Patofisiologi,Fisika,Kimia,Mikrobiologi, 11. Parasitologi,Patologi,Farmakologi,Gizi 12. Metodologi Pendidikan
Page 21 of 149
UNIT KOMPETENSI
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
BAHAN KAJIAN 13. Hak dan Kewajiban Pasien 14. Prosedur Keperawatan 15. Komunikasi Terapeutik 16. Patient Safety 17. Infection Control 18. Psikologi Perkembangan 19. Konsep Perubahan 20. Konsep Kehilangan 1. Information Communication Technology in nursing : - Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam mengakses teknologi terkini dalam keperawatan dan kesehatan -
7.Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien *)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17. 18. 19.
Klasifikasi intervensi dan outcome keperawatan (NIC NOC) Perspektif Keperawatan Maternitas dalam Konteks Keluarga Peran Perawat Maternitas di Masyarakat Faktor resiko yang Mempengaruhi Kesehatan Maternal Lingkup Keperawatan Orang Dewasa Dampak Sistem Pelayanan Kesehatan terhadap Praktek Keperawatan Orang Dewasa Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks Keluarga Bermain pada anak Pencegahan kecelakaan pada Anak Bimbingan dan Penyuluhan pada Orang tua Konsep Sakit dan Hospitalisasi pada Anak Identifikasi Multiple Intelegence Batasan dan Teori Penuaan Issue dan kecenderungan Masalah Kesehatan kelompok Lansia Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia Upaya Preventif dan Promotif untuk Pemenuhan Kebutuhan dasar Fisik dan Psikososial Lansia Sumber dan Pendekatan Pendidikan Kesehatan pada Lansia Pengelolaan Kesejahteraan Lansia di Institusi dan Masyarakat Perspektif Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem
Page 22 of 149
UNIT KOMPETENSI 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45.
8. Mampu memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya pencegahan primer,
1. 2. 3. 4.
BAHAN KAJIAN Kardiovaskuler Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock dan Trauma Multisistem Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu dan Bencana Konsep Dasar Kesehatan dan keperawatan Jiwa Upaya Keperawatan Kesehatan Jiwa dalam Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa Konsep Dasar Keluarga Konsep keluarga, Trend dan Issue Kesehatan keluarga Teori Model Keperawatan di keluarga Managemen Sumber daya Keluarga Konsep Home Health of Nursing (Home Care) Proses Asuhan Keperawatan pada Keluarga Jenis-jenis Tindakan Keperawatan pada Berbagai Kasus Resiko Tinggi di Keluarga Konsep Keperawatan Komunitas Masalah Kesehatan di Indonesia Aspek Keterkinian dalam Praktek Keperawatan Komunitas Puskesmas Konsep PHBS Konsep MTBS Strategi Pemecahan Masalah Kesehatan Komunitas Proses Keperawatan Komunitas Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus (Kesja, UKS) Transisi pola penyakit Epidemiologi dan Kependudukan Manajemen mutu dan manajemen resiko dalam asuhan keperawatan klien Aplikasi Teori Model dalam Berbagai Situasi Pelayanan Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai kondisi termasuk terapi komplementer Manajemen asuhan : Pendekatan holistik, preventif, promotif, karatif, restoratif, rehabilitatif, consolation of the dying Konsep belajar sepanjang hayat Antropologi dan sosiologi kesehatan Teori pendekatan sosial dalam kesehatan Konsep dasar kesehatan
Page 23 of 149
UNIT KOMPETENSI sekunder dan tertier.
9. Mampu berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan sejawat 10. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *) 11. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik
12. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan yang diberikan efisien dan efektif*) 13.Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien *) 14.Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *) 15.Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
BAHAN KAJIAN 5. Aspek sosial budaya serta hubungannya dengan ekologi 6. Rancangan penyuluhan kesehatan 7. Metode evaluasi 1. Metoda pembelajaran 2. Teori berubah 3. Team Building 4. Supervisi 5. Metoda Evaluasi
1. Pendekatan moral right dalam pengambilan keputusan 2. Pendekatan etik dalam pengambilan keputusan 3. Hak pasien dan keluarga dalam pelayanan kesehatan
Self management of learning 1. Proud to be nurse : confident, committed to, doing the best to keep nursing respected 2. Domain profesi 3. Kompetensi 4. Otonomi dan kontrol profesi 5. Etika profesi 6. Standar profesi 7. Kesiapan perawat dan tatanan pelayanan 1. Fisika Keperawatan 2. Anatromi dan fisiologi Keperawatan 3. Keterampilan-keterampilan teknis keperawatan (keterampilan dasar dan keterampilan khusus sesuai dengan tingkat usia di setiap tatanan pelayanan kesehatan. 1. Konsep Collaborative 2. Team work building
Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai kondisi termasuk terapi komplementer
1. Kajian situasi pelayanan keperawatan : manajemen asuhan 2. Alur penanganan pasien 3. Pengorganisasian pelayanan 4. Mengelola pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan dasar 5. Manajemen kasus ( termasuk coordinating and colaborating care) 6. Kontrol kualitas asuhan keperawatan 7. Dinamika kelompok dan team building Page 24 of 149
UNIT KOMPETENSI
BAHAN KAJIAN
16.Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan *)
1. 2. 3. 4.
Pengertian dan luang lingkup K3 Undang-undang K3 di Indonesia Bahaya lingkungan kerja dan evaluasinya Bahaya kimia di lingkungan kerja dan dampaknya terhadap kesehatan 5. Bahaya fisik di lingkungan kerja dan dampaknya terhadap kesehatan 6. Ergonomi dan faal kerja 7. Biomonitoring 8. Konsep dasar kesehatan lingkungan 9. Penyediaan air bersih 10. Air buangan dan kesehatan 11. Pengelolaan limbah domestik dan medis 12. Manajemen pengendalian vektor 13. Sanitasi makanan 14. Toksikologi lingkungan 15. Perumahan dan pemukiman sehat 16. Intervensi Gizi Masyarakat 17. Keterlibatan dan Peran Tenaga Keperawatan dalam Kebijakan Pemerintah di Bidang Gizi Masyarakat
17.Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan *)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Penggolongan obat-obatan Farmakodinamika dan farmakokinetik Indikasi dan kontra indikasi obat Efek / efek samping obat Interaksi Obat Cara pemberian dan perhitungan dosis Obat-obatan tradisional Toxicologi obat Zat gizi makro dan mikro Angka kecukupan gizi yang dianjurkan Kebutuhan Gizi Individu Penilaian status gizi individu Dasar-dasar Dietetika Klinik Nutrisi pada Ibu Hamil Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Konsep Dasar Ilmu gizi Masyarakat Gizi dan Pangan Menurut Pendekatan Kesehatan Masyarakat
18. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
1. 2. 3. 4. 5.
Dinamika kelompok (team building) Directing Kepemimpinan Motivasi Komunikasi organisasional
Page 25 of 149
UNIT KOMPETENSI *)
19 .Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif *) 20.Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana
21. Mampu memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
22.Mampu mengembangkan
BAHAN KAJIAN Asertifitas Pengelolaan konflik Konsep dan proses berubah Manajemen keperawatan sebagai sistem dan proses 10. Konsep dasar kajian situasi 11. Kajian situasi dalam proses manajemen 12. Perencanaan: konsep perencanaan strategis dan operasional 13. Perencanaan ketenagaan dan finansial 14. Pengelolaan waktu 15. Proses pengambilan keputusan 16. Pengorganisasian (struktur, konsep, kultur organisasi keperawatan serta model pengorganisasian, pelayanan keperawatan dan model penugasan) 17. Pengelolaan staf (seleksi, orientasi, dan penapakan karier) 6. 7. 8. 9.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Ilmu Komunikasi Pengembangan Kepribadian Kepuasan Pelanggan Pemasaran Keperawatan Psikologi Konsumen Konsep Kolaborasi, Kemitraan dan kerja Tim
Berpikir sistematis Identifikasi dan merumuskan masalah penelitian Literature dan Critical Review Rancangan penelitian Pengembangan instrumen penelitian Pengumpulan data Analisa data Interpretasi data Desiminasi dan publikasi Keperawatan sebagai ilmu dan seni Trend and issues in nursing Konsep Dasar Penelitian Rancangan Penelitian Penelitian Bidang Perawatan Pengumpulan Data dan Analisa Data Penulisan Karya Ilmiah Proses berubah
1. Berpikir kritis
Page 26 of 149
UNIT KOMPETENSI pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembang kan asuhan keperawatan
BAHAN KAJIAN 2. Open minded 3. Maturity
23.Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini di bidang keperawatan dan kesehatan.
1. Information Communication Technology in nursing : - Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam mengakses teknologi terkini di bidang keperawatan dan kesehatan - Klasifikasi intervensi dan outcome keperawatan (NIC NOC)
24.Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
1. Konsep belajar sepanjang hayat 2. Konsep berubah 3. Enterpreneurship dan pengembangan praktik professional 4. Marketing keperawatan (internal dan eksternal) 5. Issue terkini dalam pelayanan keperawatan
25. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
1. Standar profesi 2. Perlindungan profesi (manajemen risiko dan asuransi profesi)
E.
Struktur Kurikulum Sarjana Keperawatan Kurikulum Program Pendidikan Sarjana Keperawatan ditetapkan dengan mengacu kepada 60% kurikulum inti, yaitu 87 SKS ( dari 144 SKS ) terdiri dari 70 % pengetahuan teori dan 30 % penerapan praktik (laboratorium, tatanan klinik dan komunitas ), dengan masa studi 4 tahun ( 8 semester ). Pengembangan kurikulum institusi disesuaikan dengan visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan 20 % isu-isu global ( Misal: Perawatan HIV/AIDS, Flu Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma, IT, Entrepreuner , Bahasa Asing ) dan muatan lokal 20 % sesuai dengan keunggulan institusi. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dengan pola struktur terintegrasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan untuk
Page 27 of 149
menggabungkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan dengan masalah kesehatan yang dihadapi. Tujuan struktur kurikulum terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjadi guru bagi dirinya, membantu peserta didik belajar aktif, mengkaji kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri, dan belajar mandiri. Dalam kurikulum terintergrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi satuan mata kuliah untuk mencapai beberapa sub unit kompetensi. Setiap sub unit kompetensi mempunyai bobot satu (1) satuan kredit semester (SKS). Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat menggunakan berbagai cara pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem tubuh, kebutuhan dasar manusia, respon atau tema. Selanjutnya, mata kuliah tersebut disusun secara seri , paralel atau kombinasi.
Berikut ini dipaparkan contoh pengembangan kurikulum terintegrasi
Page 28 of 149
Kewarganegaraan (2SKS) ISD ( 2SKS)
B. Indonesia (2 SKS) Bahasa Inggris (2 SKS) Bahasa Inggris (2 SKS)
Semester 7
B. Inggris (2SKS)
Kegawat daruratan sistem II (2SKS)
Semester 6
Kegawat daruratan sistem I (3 SKS)
Manajemen (2SKS)
Kep. Komunitas III (3 SKS)
Sist. Reproduksi (4SKS)
Semester 5
Sist. Perkemihan (2 SKS)
Kep. Komunitas II (3 SKS)
Sist. Integumen (2SKS)
Semester 4
Sist. Muskulo skleletal(2 SKS)
Kep. Komunitas I(2SKS)
Sist. Pencernaan(3SKS)
Sist. Endokrin (3SKS)
Semester 3
Sist. Sensori Persepsi (2SKS)
Agama (2 SKS)
Sist. Neuro behav. (4SKS)
Sist. Imun Hematologi(3 SKS)
Semester 2
Sist. Respirasi (4SKS)
Sist. Kardiovaskular (4SKS)
IKD III (3SKS)
Semester I
IDK II (4SKS)
IDK I (4SKS)
IKD II (3SKS)
IKD 1 (3SKS)
1. Pendekatan berdasarkan sistem tubuh pembahasan terintegrasi berdasarkan siklus kehidupan sejak pembentukan sampai dengan lansia MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDEKATAN SISTEM Semester 8
Riset Kep (4SKS)
Skripsi (4 SKS)
Page 29 of 149
CONTOH PENDEKATAN BERDASARKAN SISTEM SEMESTER I No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Agama
2
2
-
-
2
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
-
-
3
Bahasa Indonesia
2
2
-
-
4
Ilmu Keperawatan Dasar I
3
2
1
-
5
Ilmu Keperawatan Dasar II
3
2
1
-
6.
Ilmu Dasar Keperawatan I
4
3
1
Jumlah jam/mg = 13 + 6 = 19 jam
16
13
3
Ket
SEMESTER II No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Ilmu Sosial Dasar
2
2
-
-
2
B. Inggris
2
1
1
-
3
Ilmu Dasar Keperawatan II
4
3
1
-
4
Ilmu Keperawatan Dasar III
3
2
1
-
5
Sistem Kardiovaskuler
4
3
0.5
0.5
Jumlah jam/mg = 11 + 7 + 2= 20 jam
15
11
3.5
0.5
Ket
SEMESTER III No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Sistem Respirasi
4
3
0.5
0.5
2
Sistem Imun dan Hematologi
3
2
0.5
0.5
3
Sistem Neurobehaviour
4
3
0.5
0.5
4
Bahasa Inggris
2
1
1
-
Jumlah jam/mg = 9+5+6 = 20 jam
13
9
2.5
1.5
Ket
Page 30 of 149
SEMESTER IV No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Sistem Sensori Persepsi
2
1
0.5
0.5
2
Sistem Endokrin
3
2
0.5
0.5
3
Sistem Pencernaan
3
2
0.5
0.5
4
Keperawatan Komunitas I
2
2
-
-
Jumlah jam/mg = 7 + 3 +6 = 16 jam
10
7
1.5
1.5
Ket
SEMESTER V No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Sistem Muskuloskeletal
2
1
0.5
0.5
2
Sistem Integumen
2
1
0.5
0.5
3
Keperawatan Komunitas II
3
2
1
-
Jumlah jam/mg =4+4+4= 12 jam
7
4
2
1
Ket
SEMESTER VI No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Sistem Perkemihan
2
1
0.5
0.5
2
Sistem Reproduksi
4
3
0.5
0.5
3
Keperawatan Komunitas III
3
2
1
-
4
Manajemen Keperawatan
2
1
1
-
Jumlah jam/mg = 7+ 6+4= 17 jam
11
7
3
1
Ket
SEMESTER VII No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Kegawatdaruratan system I
3
2
0.5
0.5
2
Riset Keperawatan
4
3
1
-
3
B. Inggris
2
1
1
-
Jumlah jam/mg = 6 + 5+2 = 13 jam
9
6
2.5
0.5
Ket
Page 31 of 149
SEMESTER VIII No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K/R
1
Kegawatdaruratan system II
2
1
0.5
0.5
2
Skripsi
4
-
-
4
Jumlah jam/mg = 1 + 1+18= 20 jam
6
1
0.5
4.5
Ket
Page 32 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester I Mata kuliah
: Ilmu Keperawatan Dasar I
Beban Studi
: 4 Sks
Prasyarat
: -
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan, perkembangan keperawatan; pendekatan holistic care ( konsep Caring, holisme, humanisme dan transcultural nursing ); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik (ethical issue) ; Nursing advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan
Kompetensi blok 1 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa mampu : 1.
Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2.
Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3.
Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks keperawatan
4.
Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks keperawatan
5. No 1
2
3
4
Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan Kompetensi blok 1 Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan Menganalisis prinsipprinsip pendekatan secara holistik dalam konteks keperawatan
Menerapkan prinsipprinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konsteks keperawatan
Bahan kajian
Metoda
Konsep berpikir kritis dalam keperawatan
Discovery learning (DL), Project Based learning (PjBL) Sejarah keperawatan nasional dan Discovery learning (DL), Project Based internasional learning (PjBL) 1. Teori sistem Mini lecture, Case 2. Konsep berubah study, Small Group 3. Konsep holistic care : caring, Discussion (SGD) holisme, humanisme 4. Transcultural nursing/ (Keperawatan lintas budaya) 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan Mini lecture, Case : otonomi, beneficience, justice, study, Small Group non maleficience, moral right, Discussion (SGD) nilai dan norma masyarakat Discovery Learning 2. Isue etik dalam praktik (DL)
Page 33 of 149
5
Memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran keperawatan
Mata Kuliah
keperawatan : Euthanasia, aborsi 3. transplantasi organ, supporting 4. devices 5. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan : Malpraktik, neglected, 6. pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan), pertanggungjawaban, dll 7. Pelindungan hukum dalam praktik keperawatan 8. Nursing advocacy 6. Pengambilan keputusan legal etis Aplikasi komputer (membuat blog, Demontrasi, PjBL mengirim tugas melalui email, mencari bahan untuk tugas pembelajaran melalui internet )
: Ilmu Keperawatan Dasar II
Beban Studi
: 4 Sks
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan; konsep, tahap, karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.
Kompetensi blok 2 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa mampu : 1.
Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi (K3AP)
2.
Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3.
Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4.
Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
No 1
2.
Kompetensi blok 2
Bahan kajian
Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
Model konseptual keperawatan (Virginia Henderson, Orem, Roy , Betty Newman, dll) Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas perkembangan
Metoda Mini Lecture, Case studi, SGD Discovery learning (DL), Project Based learning (PjBL) Page 34 of 149
No 3
Bahan kajian
Kompetensi blok 2 Menerapkan prinsip komunikasi sesuai dengan konsep tumbuh kembang
1. 2. 3. 4.
5. 6.
7.
4
Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Teori Komunikasi Komunikasi Terapeutik Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi Penerapan komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan Trend dan Issue komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan / Keperawatan Komunikasi dalam konteks sosial dan keanekaragaman budaya serta keyakinan Konsep belajar sepanjang hayat Antropologi dan sosiologi kesehatan Teori pendekatan sosial dalam kesehatan Konsep dasar kesehatan Aspek sosial budaya serta hubungannya dengan ekologi Rancangan penyuluhan Kesehatan Metode evaluasi
Mata Kuliah
: Ilmu Dasar Keperawatan I
Beban Studi
: 4 Sks
Prasyarat
:-
Metoda Mini lecture, Case study, Small Group Discussion (SGD) Discovery Learning (DL)
Mini lecture, Case study, Small Group Discussion (SGD) Discovery Learning (DL) PjBL
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme didalam tubuh manusia mulai dari tingkat sel sampai dengan tingkat organisme untuk mempertahankan kehidupannya yang mencakup berbagai konsep dan prinsip biologi, anatomi, fisiologi, biokimia dan fisika yang terjadi dalam tubuh manusia sesuai tumbuh kembang .
Kompetensi blok 3 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran pada blok IDK I mahasiswa mampu : 1.
Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
2.
Mengenali proses pemenuhan oksigenasi didalam sel dan indikator pemenuhan kebutuhan oksigenasi sesuai tumbuh kembang Page 35 of 149
3.
Mengenali proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit didalam sel dan indikator pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai tumbuh kembang
4.
Mengenali proses pemenuhan kebutuhan nutrisi didalam sel dan indicator pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai tumbuh kembang
5.
Mengenali proses pemenuhan kebutuhan eliminasi tingkat sel dan organ serta indikator pemenuhan kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh kembang
No
Kompetensi blok 3
Bahan kajian
Metoda
1
Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
Mini Lecture,Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL)
2.
Mampu mengenali proses pemenuhan oksigenasi didalam sel dan indikator pemenuhan kebutuhan oksigenasi sesuai tumbuh kembang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
3
Mampu mengenali proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit didalam sel dan indikator pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai tumbuh kembang
1. 2. 3.
4. 5. 4
Mampu mengenali proses pemenuhan kebutuhan nutrisi didalam sel dan indikator pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai tumbuh kembang
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
Introduksi sel Ultra struktur sel Jenis-jenis sel Fungsi spesifik sel Transport trans membrane Reproduksi sel Genetika Homeostasis Proses oksigenasi Anatomi sistem kardiovaskuler Fisiologi sistem kardiovaskuler Anatomi sistem pernafasan Fisiologi sistem pernafasan Listrik dan magnet dalam sistem tubuh Benda cair, cairan dan gas dalam tubuh manusia Tanda dan gejala kecukupan oksigen Benda cair, cairan dan gas dalam tubuh manusia Keseimbangan cairan dan elektrolit Hormon-hormon terkait dengan keseimbangan cairan dan elektrolit Keseimbangan asam basa Tanda dan gejala kecukupan cairan dan elektrolit Anatomi sistem pencernaan Fisiologi sistempencernaan Proses pemenuhan Kebutuhan nutrisi sel Hormon-hormon terkait dengan kebutuhan nutrisi makro dan mikro nutrien Metabolisme karbo hidrat, lemak dan protein Metabolisme purin, pirimidin,porfirin Pembentukan urea
Mini Lecture,Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL)
Mini Lecture,Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL), laboratorium activity
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), laboratorium activities
Page 36 of 149
No
5
Bahan kajian
Kompetensi blok 3
Mampu mengenali proses pemenuhan kebutuhan eliminasi tingkat sel dan organ serta indikator pemenuhan kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh kembang
9. Keadaan kenyang dan puasa 10. Tanda dan gejala kecukupan Nutrisi 1. Anatomi sistem urinari 2. Fisiologi ginjal 3. Anatomi sistem kardiovaskuler 4. Fisiologi sistem kardiovaskuler 5. Anatomi sistem pernafasan 6. Fisiologi sistem pernafasan 7. Anatomi fisiologi kulit 8. Proses eliminasi sisa metabolisme 9. Proses eliminasi sisa pencernaan 10. Hormon-hormon terkait dengan eliminasi 11. Tanda dan gejala masalah eliminasi sisa metabolisme dan sisa pencernaan
Mata Kuliah
: Agama
Beban Studi
: 2 SKS ( 2 Teori)
Prasyarat
:-
Metoda
Mini Lecture,Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), laboratorium activity
Deskripsi Mata Kuliah : Agama merupakan mata kuliah yang terkait dengan kenyakinan yang melandasi manusia untuk bersikap dan bertindak toleran dalam kehidupan sosial khususnya kerjasama antar umat beragama dimasyarakat. Fokus pada pemahaman konsep-konsep agama dan kehidupan beragama di Indonesia. Penekanannya pada nilai kehidupan beragama yang diterapkan dalam melaksanakan peran perawat sebagai pemberi asuhan, pemenuhan kebutuhan spiritual klien, peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan nilai/keyakinan klien, dan peran sebagai pendidik untuk memberikan pendidikan spiritualitas klien dalam melakukan pengelolaan kebutuhan spiritualitas klien baik diklinik maupun dimasyarakat. Tujuan Mata Kuliah : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami konsep agama dan prinsip kehidupan beragama sebagai landasan dalam melaksanakan praktik profesi.
Page 37 of 149
Bahan Kajian : 1.
Konsep agama dan kehidupan beragama
2.
Nilai dan keyakinan beragama
3.
Dimensi beragama
4.
Dimensi sosial keagamaan
5.
Spiritual Care
Mata Kuliah
: Pendidikan Kewarganegaraan
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Fokus dari mata kuliah ini adalah pemahaman tentang kehidupan berdemokrasi, kebijakan publik, hubungan antar manusia, hubungan antar warganegara, wawasan nusantara yang relevan dengan praktik keperawatan professional sebagai dasar perawat dalam menjalankan perannya dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, mengidentifikasi permasalahan terkait dengan hak azasi manusia dan kebijakan publik.
Tujuan Mata Kuliah : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami prinsip pendidikan kewarganegaraan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan praktik profesi. Bahan Kajian : 1.
Demokrasi
2.
Kebijakan publik
3.
Otonomi daerah
4.
Hubungan antar manusia
5.
Wawasan nusantara
6.
Identitas nasional
7.
Good governance
8.
Geostrategi
9.
Politik strategi nasional
10. Negara dan konstitusi
Page 38 of 149
Mata Kuliah
: Bahasa Indonesia
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini memperalajari bahasa Indonesia dalam ilmu keperawatan dengan menekankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam berbahasa. Tujuan Mata Kuliah : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu : 1.
Menggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
2.
Membuat tulisan dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
3.
Membuat resume dalam bahasa Indonesia dari satu topik bahasan
Bahan Kajian : 1.
Tata bahasa Indonesia
2.
Keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia
3.
Cara membuat resume berbahasa Indonesia
Deskripsi Mata kuliah semester II Mata Kuliah
: Ilmu Sosial Budaya
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah menggambarkan sosial budaya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup dan status kesehatan. Mata kuliah ini membahas tentang disiplin sosial budaya, politik ekonomi yang berkaitan dengan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan kemajuan IPTEK di bidang kesehatan yang sesuai dengan berbagai sosial budaya untuk mempromosikan kesehatan yang akan digunakan dalam pengelolaan keperawatan.
Page 39 of 149
Tujuan Mata Kuliah : Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta didik mampu : 1.
Memahami disiplin ilmu sosial budaya dasar terutama ilmu sosiologi, antropologi dan ilmu sosial lain seperti politik dan ekonomi
2.
Memahami konsep dasar tentang masyarakat dan kebudayaan
3.
Memahami konsep dasar kelompok sosial, organisasi serta institusi sosial lain
Bahan Kajian : 1.
Dasar-dasar ilmu sosial dan antropologi
2.
Konsep dasar sosial budaya masyarakat.
3.
Perubahan sosial dan budaya, komunikasi antar bangsa.
4.
Pengaruh sosial budaya dan ekonomi terhadap prilaku kesehatan.
5.
Nilai sosial budaya, politik dan implikasi privasi dan kerahasiaan
6.
Nilai keilmuan yang terkait kesehatan dan keperawatan
Mata Kuliah
: Ilmu Dasar Keperawatan II
Beban Studi
: 4 Sks
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme di dalam tubuh manusia dalam mempertahankan fungsi-fungsi kehidupannya. Didalamnya mencakup berbagai konsep biologi, anatomi, fisiologi, biokimia, dan fisika yang terjadi dalam tubuh manusia sesuai dengan tumbuh kembang.
Kompetensi blok 4 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IDK II mahasiswa mampu: 1.
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan sesuai dengan tumbuh kembang
2.
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman sesuai dengan tumbuh kembang
3.
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sesuai dengan tumbuh kembang Page 40 of 149
4.
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan seksual sesuai dengan tumbuh kembang
No
Kompetensi blok 4
Bahan kajian
Metoda
1
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan sesuai dengan tumbuh kembang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Anatomi sistem muskuloskletal Fisiologi sistem muskuloskletal Anatomi sistem saraf Fisiologi sistem saraf Jenis-jenis latihan Pengukuran ROM Transport pasien Body aligment Mekanika gerak dan gaya
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab activities
2
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman sesuai dengan tumbuh kembang
1. Sistem kekebalan tubuh 2. Anatomi dan fisiologi sistem sensorik 3. Patient safety (Universal/isolated Precaution : sterilisasi, self protection) 4. Nosokomial infection 5. Transport pasien 6. Body aligment 7. Anatomi sistem saraf 8. Fisiologi sistem saraf 9. Mekanisme nyeri 10. Mekanisme perubahan suhu tubuh 11. Panas 12. Bunyi dan cahaya
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab activities
3
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sesuai dengan tumbuh kembang
1. 2. 3. 4.
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab activities
4
Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan seksual sesuai dengan tumbuh kembang
1. Anatomi sistem reproduksi 2. Fisiologi sistem reproduksi 3. Hormon-hormon terkait sistem reproduksi 4. Pemenuhan kebutuhan seksual 5. Penyimpangan-penyimpangan seksual
Anatomi sistem saraf Fisiologi sistem saraf Siklus tidur Irama sirkardian
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL)
Page 41 of 149
Mata Kuliah
: Ilmu Keperawatan Dasar III
Beban Studi
: 3 Sks (2-1)
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif keperawatan : maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.
Kompetensi blok 5 (Ilmu Keperawatan Dasar III) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa mampu : 1.
Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses keperawatan
2.
Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa, jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.
3.
Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan
No
Kompetensi blok 5
Bahan kajian
Metoda
1
Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses keperawatan
Mini Lecture, Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
2
Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa, jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang manusia dalam sistem pelayanan
Kasus dengan keluhan klien Konsep proses keperawatan: 1. Pengkajian 2. Diagnose keperawatan 3. Perencanaan 4. Pelaksanaan 5. Evaluasi 6. Pendokumentasian 1. Perspektif dan falsafah keperawatan 2. Ruang lingkup keperawatan 3. Tren dan Isu keperawatan 4. Konsep bermain pada anak, reaksi hospitalisasi, dll
1. Konsep belajar sepanjang hayat 2. Antropologi dan sosiologi kesehatan 3. Teori pendekatan sosial dalam kesehatan 4. Konsep dasar kesehatan
Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL), Demonstrasi
3
Mini Lecture,Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skil
Page 42 of 149
No
Kompetensi blok 5
Bahan kajian
kesehatan
aspek sosial budaya serta hubungannya dengan ekologi 5. Rancangan penyuluhan kesehatan 6. Metode evaluasi
Mata Kuliah
: Sistem Kardiovaskuler
Beban Studi
: 5 SKS
Prasyarat
:-
Metoda
Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan berhubungan dengan sistem kardiovaskuler sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan siklus jantung dan sirkulasi dalam sel sampai organ. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem kardiovaskuler dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah melalui beberapa model belajar yang relevan dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 6 (Sistem kardiovaskuler) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem kardiovaskuler) mahasiswa akan mampu : 1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan aspek legal dan etis 2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia. 3. Menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kardiovaskuler 4. Mengidentifikasi masalah legal dan etis serta membuat keputusan etik pada pasien dengan masalah pada sistem kardiovaskuler.
Page 43 of 149
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia 6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif. No
Bahan kajian
Metoda
Patofisiologi pada sistem kardiovaskuler (kasus-kasus kardiovaskuler yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 2. Pengkajian sistem kardiovaskuler 3. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler 4. Perencanaan/implementasi/eval uasi keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler 5. Dokumentasi asuhan keperawatan 6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler (rujukan, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer, sekunder , tetsier pada masalah sistem kardiovaskuler
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills, mapping based learning
Kompetensi blok 6
1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Menggunakan hasilHasil-hasil penelitian terkait sistem hasil penelitian dalam kardiovaskuler mengatasi masalah kardiovaskuler 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Mengidentifikasi otonomi, beneficience, justice, non masalah legal dan etis maleficience, moral right, nilai dan serta membuat norma masyarakat keputusan etik pada 2. Isue etik dalam praktik pasien dengan masalah keperawatan : Euthanasia, aborsi pada sistem 3. transplantasi organ, supporting kardiovaskuler. devices
3
4.
1.
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Telaah jurnal, Case study, SGD
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Page 44 of 149
5.
6.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
4. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan : Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan), pertanggungjawaban, dll 5. Pelindungan hukum dalam praktik keperawatan 6. Pengambilan keputusan legal etis 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pengkajian pada system kardiovaskuler 2. Pemasangan infus 3. EKG 4. Terapi melalui intra vena 5. Punksi vena
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Lab skills
Deskripsi Mata kuliah semester III Mata Kuliah
: Sistem Respirasi
Beban Studi
: 5 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem respirasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan
Page 45 of 149
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi. Kompetensi blok 7 (Sistem Respirasi) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem respirasi) mahasiswa mampu : 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem respirasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah respirasi
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No 1
Kompetensi blok 7
Bahan kajian
Metoda
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia system respirasi 2. Patofisiologi pada sistem respirasi (kasus-kasus respirasi yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 3. Pengkajian sistem respirasi 4. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem respirasi 5. Perencanaan/implementasi/ 6. evaluasi keperawatan pada gangguan sistem respirasi 7. Dokumentasi asuhan
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills , mapping based learning
Page 46 of 149
keperawatan 8. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem respirasi (rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas) 2
3
4
5
6
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan sistem respirasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah respirasi Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia
Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada masalah sistem respirasi
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Hasil-hasil penelitian terkait sistem respirasi
Telaah jurnal, Discovery Learning, Case study, SGD
Manajemen kasus pada sistem respirasi (klasifikasi kasus sistem respirasi dan prioritas masalah sistem respirasi)
Case study, SGD
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang :
Lab skills
1. Pengkajian pada sistem pernafasan 2. Fisioterapi dada/ postural drainage 3. Terapi O 2 4. Suctioning 5. Perawatan WSD 6. Nebulisasi 7. Trakheostomi
Page 47 of 149
Mata Kuliah
: Sistem Imun dan hematologi
Beban Studi
: 3 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem imun dan hematologi sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan fungsi imun dan hematologi yaitu mekanisme pertahanan tubuh; sel-sel darah dan mekanisme pembekuan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis
dalam
mengaplikasikan konsep sistem imun dan hematologi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 8 (Sistem imun dan hematologi) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 8 (sistem imun dan hematologi) mahasiswa mampu : 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem imun dan hematologi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah imun dan hematologi
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada
kasus dengan gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia 6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
Page 48 of 149
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif. No 1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan sistem imun dan hematologi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah sistem imun dan hematologi Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan
3
4
Bahan kajian
Metoda
Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia sistem imun dan hematologi. 2. Patofisiologi pada sistem imun dan hematologi (kasus-kasus imun dan hematologi yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 3. Pengkajian sistem imun dan hematologi 4. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem imun dan hematologi 5. Perencanaan/implementasi/eva luasi keperawatan pada gangguan sistem imun dan hematologi 6. Dokumentasi asuhan keperawatan 7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem imun dan hematologi (rujukan, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada masalah sistem imun dan hematologi
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Mapping based learning, Lab skills
Hasil-hasil penelitian terkait sistem imun dan hematologi
Telaah jurnal, Discovery Learning, Case study, SGD
Manajemen kasus pada sistem imun dan hematologi (klasifikasi kasus dan prioritas masalah sistem imun dan hematologi)
Case study, SGD
Kompetensi blok 8 1.
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Page 49 of 149
5
6
gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Prosedur Keperawatan tentang :
Lab skills
1. 2. 3.
Pengkajian pada klien dg masalah sistem imun dan hematologi AGD/Analisa Gas Darah Tourniket test
Mata Kuliah
: Sistem Neurobehaviour
Beban Studi
: 5 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis tentang sistem neurobehaviour sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan gangguan umum neurologi, serebrovaskular, neurovaskuler dan neuropsikologi. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem neurobehaviour dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan
pencapaian kompetensi. Kompetensi blok 9 (Sistem Neurobehaviour) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 9 ( Sistem Neurobehaviour ) mahasiswa mampu : Page 50 of 149
1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etik
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem neurobehaviour dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah neurobehaviour
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No
Kompetensi blok 9
Bahan kajian
Metoda
Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia system neurobehaviour Patofisiologi pada sistem neurobehaviour (kasus-kasus neurobehaviour yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 3. Pengkajian sistem neurobehaviour 4. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem neurobehaviour 5. Perencanaan/implementasi/evalua si keperawatan pada gangguan sistem neurobehaviour 6. Dokumentasi asuhan keperawatan 7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem neurobehaviour (rujukan, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer, sekunder dan
1
Melakukan simulasi asuhan 1. keperawatan dengan gangguan sistem neurobehaviour pada 2. berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etik
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Mapping based learning, Lab skills
2
Melakukan simulasi
Mini Lecture,
Page 51 of 149
3
4
5
6
pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan sistem imun dan hematologi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah sistem neurobehaviour Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
tertier pada masalah sistem neurobehaviour
Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Hasil-hasil penelitian terkait sistem neurobehaviour
Telaah jurnal, Discovery Learning, Case study, SGD
Manajemen kasus pada sistem neurobehaviour (klasifikasi kasus dan prioritas masalah sistem neurobehaviour)
Case study, SGD
1.
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
2.
Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat Nursing advocacy
Prosedur Keperawatan tentang : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Lab skills
Pemeriksaan fisik sistem neurologi saraf kranial. Pemeriksaan tingkat kesadaran. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan fisik khusus untuk dementia alzeimer, epilepsi. Pemeriksaan EEG Persiapan pemeriksaan lumbal punksi Persiapan pemeriksaan CT Scan, kepala dan MRI Persiapan pemeriksaan laboratorium khusus kasus neurobehaviour. Persiapan pemeriksaan ECT Persiapan pemeriksaan Brain mapping Pengukuran tekanan intrakranial (TIC) Penangan kejang pada anak dan dewasa. Manajemen amuk / perilaku kekerasan. Managemen halusinasi/waham
Page 52 of 149
15. 16. 17. 18.
Manajemen krisis Penatalaksanaan Terapi perilaku Penatalaksanaan Terapi kognitif Penatalaksanaan Terapi aktifitas kelompok. 19. Penatalaksanaan pemberian psikofarmaka 20. Penatalaksanaan Terapi bermain
Deskripsi Mata kuliah semester IV
Mata Kuliah
: Sistem Persepsi Sensori
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem persepsi sensori sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan fungsi persepsi sensori yaitu penglihatan dan pendengaran. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem persepsi sensori dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 10 (Sistem persepsi sensori) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 10 (sistem Persepsi Sensori ) mahasiswa mampu: 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
Page 53 of 149
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem persepsi sensori dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah persepsi sensori
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
Kompetensi blok 10
Bahan kajian
Metoda
1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Mapping based learning, Lab skills
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan
1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia system respirasi 2. Patofisiologi pada sistem persepsi sensori (kasus-kasus sistem persepsi sensori yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 3. Pengkajian sistem sistem persepsi sensori 4. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem sistem persepsi sensori 5. Perencanaan/implementasi/eval uasi keperawatan pada gangguan sistem persepsi sensori 6. Dokumentasi asuhan keperawatan 7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem persepsi sensori (rujukan, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada masalah sistem persepsi sensori
No
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Page 54 of 149
3
4
5
6
memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan sistem sistem persepsi sensori dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah persepsi sensori Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
Hasil-hasil penelitian terkait sistem persepsi sensori
Telaah jurnal, Discovery Learning, Case study, SGD
Manajemen kasus pada sistem persepsi sensori (klasifikasi kasus dan prioritas masalah sistem persepsi sensori )
Case study, SGD
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pengkajian pada klien dg masalah sistem persepsi sensori 2. Irigasi mata 3. Tetes mata 4. Irigasi telinga 5. Tetes telinga
Lab skills
Mata Kuliah
: Sistem Endokrin (blok 11)
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem endokrin sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan fungsi sistem endokrin yang berfungsi sebagai sistem pengatur baik secara Page 55 of 149
mandiri maupun bersama-sama dengan sistem saraf dalam pengaturan metabolisme. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem endokrin dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian
masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 11 (Sistem Endokrin ) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (sistem endokrin ) mahasiswa akan mampu: 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem endokrin dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah endokrin
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan
gangguan
sistem
endokrin
pada
berbagai
tingkat
usia
dengan
memperhatikan aspek legal dan etis 5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No 1
Bahan kajian
Kompetensi blok 11 Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
1.
2.
Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia sistem endokrin Patofisiologi pada sistem endokrin (kasus-kasus endokrin yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan
Metoda Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills, mapping based learning
Page 56 of 149
2
3
4
5.
6.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan sistem endokrin dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah pencernaan Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia
internasional) 3. Pengkajian sistem endokrin 4. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem endokrin 5. Perencanaan/implementasi/eva luasi keperawatan pada gangguan sistem endokrin 6. Dokumentasi asuhan keperawatan 7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem endokrin Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada masalah sistem endokrin
Hasil-hasil penelitian terkait sistem endokrin
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills, mapping based learning Telaah jurnal, Discovery Learning, Case study, SGD
Manajemen kasus pada sistem endokrin (klasifikasi dan prioritas masalah kasus sistem endokrin)
Case study, SGD
1.
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
2.
Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat Nursing advocacy
Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg kasus dengan gangguan masalah sistem endokrin sistem endokrin pada 2. KH berbagai tingkat usia sesuai 3. GDS dengan standar yang berlaku, 4. Injeksi sub kutan dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
Lab skills
Page 57 of 149
Mata Kuliah
: Sistem Pencernaan (blok 12)
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem pencernaan sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan fungsi sistem pencernaan yaitu menyediakankan nutrien bagi kehidupan melalui proses ingesti, digesti, dan absorpsi yang juga melibatkan kerja dari sistem saraf, sistem endokrin dan sistem kardiovaskuler. Penggunaan nutrien didalam sel dipengaruhi oleh keberadaan oksigen sehingga secara tidak langsung sistem pencernaan juga mempunyai peranan penting didalam pemanfaatan nutrien. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 12 (Sistem Pencernaan ) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (system pencernaan) mahasiswa akan mampu: 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah muskuloskeletal
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia
Page 58 of 149
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No 1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah pencernaan Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
3
4
Bahan kajian
Metoda
Patofisiologi pada sistem pencernaan (kasus-kasus pencernaan yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 2. Pengkajian sistem pencernaan 3. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem pencernaan 4. Perencanaan/implementasi/ev aluasi keperawatan pada gangguan sistem pencernaan 5. Dokumentasi asuhan keperawatan 6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem pencernaan (rujukan, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada masalah sistem pencernaan
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills, mapping based learning
Hasil-hasil penelitian terkait sistem pencernaan
Telaah jurnal, Case study, SGD
Manajemen kasus pada sistem pencernaan (klasifikasi kasus sistem pencernaan dan prioritas masalah sistem pencernaan)
Case study, SGD
Kompetensi blok 12 1.
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills, mapping based learning
Page 59 of 149
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg kasus dengan gangguan masalah sistem pencernaan sistem pencernaan pada 2. Pemasangan Nasogastric Tube berbagai tingkat usia sesuai (NGT) dengan standar yang berlaku, 3. Bilas lambung (gastric dengan berfikir kreatif dan Lavage) inovatif sehingga 4. Menentukan jenis dan jumlah menghasilkan pelayanan yang kalori dalam diet efisien dan efektif 5. Wash-out / Enema 6. Colostomy care
Mata Kuliah
: Komunitas I
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Deskripsi Mata Kuliah : Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas I adalah pembahasan tentang konsep keluarga, kesehatan keluarga, konsep keluarga sejahtera, asuhan keperawatan keluarga pada tiap tahapan perkembangan keluarga yang meliputi pasangan keluarga yang baru menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan balita, keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dewasa dan masalah-masalah keluarga yang terkait dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Kegiatan belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.
Kompetensi blok 13 (Komunitas I) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 13 Komunitas I mahasiswa akan mampu: 1.
Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan penerapannya pada asuhan keperawatan keluarga
2.
Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian keluarga yang sesuai. Page 60 of 149
3.
Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung untuk merumuskan masalah keperawatan menggunakan format analisa data.
4.
Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5.
Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6.
Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7.
Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan tersebut menggunakan format yang sesuai
8.
Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9.
Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan keperawatan keluarga.
No
Kompetensi blok 13
Bahan kajian
Metoda
1
Mampu menjelaskan konsep tersebut penerapannya pada asuhan keperawatan keluarga
1. 2. 3. 4.
Mini Lecture,Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
5. 6. 7.
8.
2
Apabila diberi data kasus keluarga, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Konsep keluarga Konsep keluarga sejahtera Konsep keperawatan keluarga Ruang lingkup keperawatan keluarga Trend dan isu keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga Asuhan keperawatan Keluarga sesuai kebutuhan tumbuh kembang Asuhan keperawatan Keluarga dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia Konsep asuhan keperawatan keluarga Pengkajian keluarga Perumusan masalah keperawatan keluarga Diagnosis keperawatan keluarga Prioritas diagnosis keperawatan keluarga Perencanaan kep. keluarga Evaluasi kep. Keluarga
Mini Lecture,Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
3 4 5 6 7 8 9 Page 61 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester V
Mata Kuliah
: Sistem Muskuloskeletal (blok 14)
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem muskuloskeletal sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan fungsi sistem muskuloskeletal dalam melindungi organ vital (otak, jantung, paru), penyokong tubuh, memproduksi panas tubuh, reservoir sel-sel darah merah matur, reservoir mineral penting, dan melakukan fungsi pergerakan tubuh. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 14 (Sistem Muskuloskeletal ) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (sistem muskuloskeletal) mahasiswa akan mampu: 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah muskuloskeletal
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan
fungsi
advokasi
pada
kasus
dengan
gangguan
sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia Page 62 of 149
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No 1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal dan menggunakan hasilhasil penelitian dalam mengatasi masalah muskuloskeletal Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada
3
4
Bahan kajian
Metoda
Patofisiologi pada sistem muskuloskeletal (kasus-kasus musculoskeletal yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 2. Pengkajian sistem muskuloskeletal 3. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem muskuloskeletal 4. Perencanaan/implementasi/evalua si keperawatan pada gangguan sistem muskuloskeletal 5. Dokumentasi asuhan keperawatan 6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal (rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada masalah sistem muskuloskeletal
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
1. 2.
Telaah jurnal, Case study, SGD
Kompetensi blok 14 1.
Pengertian masalah penelitian Hasil-hasil penelitian terkait sistem muskuloskeletal
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan: Otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan : Malpraktik, neglected, 3. pertanggunggugatan (mandiri dan
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Case study, SGD
Page 63 of 149
5.
6.
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
limpahan), pertanggungjawaban, dll 4. Pelindungan hukum dalam praktik 5. Keperawatan 6. Pengambilan keputusan legal etis
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Prosedur Keperawatan tentang :
Lab skills
1. Pengkajian pada sistem muskuloskeletal 2. Body movement / body mechanic 3. Pain management 4. Ambulasi dini 5. Fiksasi dan imobilisasi 6. Wound care 7. ROM exercise 8. Pijat bayi
Mata Kuliah
: Komunitas II
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas II adalah
membahas konsep dasar
keperawatan gerontik, teori-teori biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual pada proses penuaan dan standar keperawatan gerontik. Penerapannya pada asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan masalah kesehatan fisik, psikososial, kultural dan spiritual yang lazim; asuhan keperawatan gerontik pada lanjut usia menjelang ajal; strategi promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia; dan dukungan terhadap orang yang terlibat dalam perawatan lansia.
Kompetensi blok 16 (Komunitas II) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 16 Komunitas II mahasiswa akan mampu : Page 64 of 149
1.
Bila diberi data kasus lansia di keluarga, peserta didik mampu menyusun rencana asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
2.
Bila diberi data kasus lansia di kelompok, peserta didik mampu menyusun rencana asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
3.
Bila diberi data kasus lansia di panti, peserta didik mampu menyusun rencana asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
4.
Bila ditempatkan di panti werdha, peserta didik mampu menganalisa program lansia di institusi
No
Kompetensi blok 16
Bahan kajian
Metoda
1
Bila diberi data kasus lansia di keluarga, peserta didik mampu menyusun rencana asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkahlangkah proses keperawatan
1. Konsep dasar keperawatan gerontik 2. Teori-teori penuaan 3. Perubahan bio-psiko-sosialspiritual-cultural yang lazim terjadi pada proses menua 4. Komunikasi terapeutik pada sasaran lansia 5. Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan biologis 6. Asuhan keperawatan lansia dengan masalah psikososial 7. Asuhan keperawatan lansia dengan masalah social cultural 8. Asuhan keperawatan kritikal pada lansia 9. Asuhan keperawatan lansia menjelang ajal 10. Program nasional kesehatan lansia 11. Terapi medik yang lazim digunakan pada lansia khususnya terkait masalah hipertensi, gangguan pernafasan (COPD/asma), gangguan berkemih, osteoporosis/osteoarthritis, rasa sakit/nyeri, terapi cairan serta hal-hal yang perlu
Mini Lecture,Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Page 65 of 149
2
diperhatikan untuk atau selama lansia menggunakan 12. Program nasional kesehatan lansia 13. Isu-isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia Bila diberi data kasus lansia 1. Konsep asuhan keperawatan di kelompok, peserta didik kelompok mampu menyusun rencana 2. Pengkajian kelompok asuhan keperawatan lansia 3. Perumusan masalah dengan menggunakan keperawatan kelompok konsep-konsep dasar 4. Diagnosis keperawatan kelg keperawatan gerontik dan 5. Prioritas diagnosis sesuai dengan langkahkeperawatan kelompok langkah proses keperawatan 6. Perencanaan kep. Kelompok 7. Evaluasi kep. kelompok
Mini Lecture,Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Deskripsi Mata kuliah semester VI Mata Kuliah
: Sistem Perkemihan (blok 17)
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang Sistem Perkemihan sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan fungsi Sistem Perkemihan . Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem Perkemihan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 17 (Sistem Perkemihan) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (Sistem Perkemihan ) mahasiswa akan mampu :
Page 66 of 149
1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem Perkemihan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah Perkemihan
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan Sistem Perkemihan
pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis 5.
Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan etika dan norma profesi Melaksanakan fungsi advokasi pada
kasus dengan
gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia 6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No
Bahan kajian
Metoda
Patofisiologi pada Sistem Perkemihan (kasus-kasus Sistem Perkemihan yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 2. Pengkajian Sistem Perkemihan 3. Diagnosa keperawatan pada gangguan Sistem Perkemihan 4. Perencanaan/implementasi/eva luasi keperawatan pada gangguan Sistem Perkemihan 5. Dokumentasi asuhan keperawatan 6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem perkemihan (rujukan, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer,sekunder, dan tersier pada masalah Sistem Perkemihan
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Kompetensi blok 17
1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan pada
1.
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills Page 67 of 149
3
4
5.
6
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem Perkemihan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah Perkemihan Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan Sistem perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem perkemihan pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem perkemihan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
1. Pengertian masalah penelitian 2. Hasil-hasil penelitian terkait Sistem Perkemihan
Telaah jurnal, Case study, SGD
Manajemen kasus pada Sistem Perkemihan (klasifikasi kasus Sistem Perkemihan dan prioritas masalah Sistem Perkemihan )
Case study, SGD
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Prosedur Keperawatan tentang :
Lab skills
1. Pengkajian pada sistem
perkemihan 2. Kateterisasi urin 3. Peritonial dialisa 4. Irigassi blas
Mata Kuliah
: Sistem Reproduksi (blok 18)
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang Sistem Reproduksi sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait Page 68 of 149
dengan fungsi Sistem Reproduksi (sikap terhadap kesehatan seksualitas dan reproduksi, anatomi fisiologi sistem reproduksi, perkembangan seksualitas dan reproduksi, respon seksualitas dan reproduksi, kehamilan dan seksualitas, masalah yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi). Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem Reproduksi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 18 (Sistem Reproduksi) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 18 (Sistem Reproduksi ) mahasiswa akan mampu : 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem Reproduksi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah Reproduksi
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan Sistem Reproduksi
pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis 5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No 1
Kompetensi blok 18 Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
Bahan kajian 1. Patofisiologi pada Sistem Reproduksi (kasus-kasus Sistem Reproduksi yang sering terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 2. Pengkajian Sistem Reproduksi 3. Diagnosa keperawatan pada
Metoda Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Page 69 of 149
2
3
4
5.
6.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem Reproduksi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah Perkemihan Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem reproduksi n pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem reproduksi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
gangguan Sistem Reproduksi 4. Perencanaan/implementasi/evaluasi keperawatan pada gangguan Sistem Reproduksi 5. Dokumentasi asuhan keperawatan 6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem Reproduksi (rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas) Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture, tersier pada masalah Sistem Case study, SGD, Reproduksi Project Based learning (PjBL), Lab skills
1. 2.
Pengertian masalah penelitian Hasil-hasil penelitian terkait Sistem Reproduksi
Telaah jurnal, Case study, SGD
Manajemen kasus pada Sistem Reproduksi (klasifikasi kasus Sistem Reproduksi dan prioritas masalah Sistem Reproduksi )
Case study, SGD
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Prosedur Keperawatan tentang :
Lab skills
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pemeriksaan ibu hamil PP test Prosedur menolong persalinan Resusitasi bayi baru lahir Pemeriksaan fisik pasca prersalinan : lochea, mamae, fundus uteri Senam hamil Senam psot partum Senam Kegel Exercise Pemeriksaan payu dara (Sadari)
Page 70 of 149
Mata Kuliah
: Komunitas III
Beban Studi
:
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah : Fokus mata ajar ini membahas tentang konsep dasar kesehatan dan keperawatan komunitas, program-program kesehatan/kebijakan pemerintah dalam menanggulangi masalah kesehatan prioritas di Indonesia, asuhan keperawatan komunitas dan pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas dalam konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus dalam keperawatan komunitas, meliputi keperawatan kesehatan sekolah, keperawatan kesehatan kerja, keperawatan di rumah (“homecare”), keperawatan jiwa masyarakat, jaminan mutu layanan keperawatan komunitas dan isu/kecenderungan dalam keperawatan komunitas, dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Mata ajar ini berguna dalam memahami berbagai area khusus dalam keperawatan komunitas terutama terkait dengan masalah kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia, dan memahami mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta isu/kecenderungan yang terjadi; dan atau prasyarat untuk mengikuti mata ajar keperawatan komunitas III. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, pembahasan kasus dan praktikum.
Kompetensi Blok 19 (Komunitas III) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 19 Komunitas III mahasiswa akan mampu : 1.
Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan komunitas dalam rentang sehat-sakit.
2.
Apabila dihadapkan pada situasi area khusus praktek keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan kesehatan kerja tersebut dengan menggunakan langkah proses keperawatan komunitas.
Page 71 of 149
Bahan kajian
Metoda
Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan komunitas dalam rentang sehat-sakit.
A. Pengantar kesehatan komunitas dan konsep dasar keperawatan komunitas 1. Pengertian kesehatan, indicator sehat, karakteristik dan perilaku sehat 2. Kesehatan komunitas 3. Konsep dasar keperawatan komunitas B. Asuhan keperawatan komunitas 1. Peran dan fungsi keperawatan komunitas 2. Proses keperawatan komunitas 3. Program evaluasi : definisi, tujuan, manfaat, tahapan, metode/alat 4. Proses belajar mengajar di komunitas C. Program-program kesehatan/kebijakan dalam menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia 1. Pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan pemukiman 2. Program pembinaan kesehatan komunitas
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based Learning (PjBL), Lab skills
Apabila dihadapkan pada situasi area khusus praktek keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan kesehatan kerja tersebut dengan menggunakan langkah proses keperawatan komunitas.
1. 2. 3. 4. 5.
Mini Lecture, Case Study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
No
Kompetensi blok 19
1
2
Konsep promosi kesehatan Program promosi kesehatan Konsep perawatan di rumah Program perawatan di rumah Konsep keperawatan kesehatan sekolah 6. Asuhan keperawatan kesehatan sekolah 7. Program Usaha Kesehatan Sekolah 8. Konsep keperawatan kesehatan kerja 9. Asuhan keperawatan kesehatan kerja 10. Program kesehatan kerja 11. Konsep kesehatan jiwa
Page 72 of 149
masyarakat 12. Asuhan keperawatan jiwa masyarakat 13. Program kesehatan jiwa masyarakat 14. Isu kecenderungan pada empat area/setting praktek keperawatan komunitas
Mata Kuliah
: Manajemen Keperawatan
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
: -
Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah ini membahas manajemen keperawatan yang meliputi manajemen pelayanan keperawatan, manajemen asuhan keperawatan. Fokusnya pada penggunaan keterampilan manajemen dan kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui manajemen pelayanan keperawatan dan memprakarsai perubahan yang efektif dalam sistem asuhan keperawatan. Kompetensi blok 20 (Manajemen Keperawatan) Setelah menyelesaikan Mata Kuliah ini, mahasiswa mampu : 1.
Melakukan simulasi pada penerapan gaya kepemimpinan yang efektif saat memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
2.
Melakukan simulasi pembuatan perencanaan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
3.
Melakukan simulasi pengorganisasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
4.
Melakukan
simulasi
pengarahan
pelayanan
keperawatan
maupun
asuhan
keperawatan 5.
Melakukan simulasi pada pendelegasian pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan
6.
Melakukan simulasi penyelesaian konflik pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan
7.
Melakukan simulasi penerapan teori perubahan pada pelayanan keperawatan
Page 73 of 149
No
Kompetensi blok 20
1
Melakukan simulasi pada penerapan gaya kepemimpinan yang efektif saat memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan. Melakukan simulasi pembuatan perencanaan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
2
3
Melakukan simulasi pengorganisasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
4
Melakukan simulasi pengarahan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan
5
Melakukan simulasi pada pendelegasian pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan
Bahan kajian
Metoda
1. Konsep kepemimipinan: 2. Teori kepemimpinan 3. Karakterisitik Kepemimpinan 4. Gaya kepemimpinan
Mini Lecture, Case Study, SGD
1. Konsep perencanaan 2. Teori manajemen 3. Visi, misi, filosofi, tujuan, sasaran 4. Analisa SWOT 5. Budgeting 6. Standar keperawatan Konsep pengorganisasian: 1. Struktur organisasi 2. Job description, job analisis, job evaluasi 3. Staffing 4. Prinsip staffing 5. Pengembangan staf Konsep pengarahan 1. Pengarahan 2. Pendelegasian 3. Komunikasi 4. Supervisi 5. Kepemimpinan Konsep pengendalian 1. Tehnik, fungsi pengendalian 2. Quality improvement 3. Performance Appraisal
Mini Lecture,Case study, SGD
Mini Lecture,Case study, SGD
Mini Lecture,Case study, SGD
Mini Lecture,Case study, SGD
Deskripsi Mata kuliah semester VII Mata Kuliah
: Keperawatan kegawatdaruratan sistem
Beban Studi
: 3 SKS
Prasyarat
:-
Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai Page 74 of 149
sistem pada individu sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai dengan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan
berfikir
sistematis,
komprehensif
dan
kritis
dalam
mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah. Kompetensi blok 21 (Keperawatan kegawatdaruratan) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawatdaruratan ) mahasiswa akan mampu : 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan, kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem dan menggunakan hasilhasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan, kedaruratan I pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kegawat daruratan I pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No 1
Kompetensi blok 21
Bahan kajian
Metoda
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait multi sistem pada individu dengan
1. Patofisiologi pada kasus syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan obat pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based Learning (PjBL), Lab Page 75 of 149
2
3
4
berbagai tingkat usia dengan internasional memperhatikan aspek legal dan 2. Pengkajian sistem pada kasus etis. syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan obat 3. Diagnosa keperawatan pada gangguan pada kasus syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan obat 4. Perencanaan implementasi/ evaluasi keperawatan pada gangguan pada kasus syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan obat 5. Dokumentasi asuhan keperawatan 6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan pada kasus syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan obat (rujukan,Gakin, Jamkesmas) Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, dan pendidikan kesehatan dengan tersier pada masalah pada kasus kasus kegawatan, kedaruratan syok, multi trauma dan over dosis dan kegawat daruratan terkait dan keracunan obat multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Mengidentifikasi masalahHasil-hasil penelitian terkait pada masalah penelitian yang kasus syok, multi trauma dan over berhubungan dengan dosis dan keracunan obat kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait multi sistem pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek
skills, mapping based learning
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based Learning (PjBL), Lab skills
Telaah jurnal, Case study, SGD
Manajemen pada kasus syok, Case study, multi trauma dan over dosis dan SGD keracunan obat (klasifikasi pada kasus syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan obat dan prioritas masalah pada kasus syok, multi trauma dan over dosis dan keracunan obat ) Page 76 of 149
legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan pada berbagai tingkat usia
5
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy Prosedur Keperawatan pada kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan 1. Pengkajian kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan 2. Triase 3. BCLS
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Lab skills
Deskripsi Mata kuliah semester VIII Mata Kuliah
: Keperawatan kegawatdaruratan II
Beban Studi
: 3 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai sistem pada kelompok dan masyarakat sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai dengan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah. Kompetensi blok 22 (Keperawatan kegawatdaruratan II) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawadaruratan II) mahasiswa akan mampu :
Page 77 of 149
1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait
multi sistem pada kelompok dan masyarakat
dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis. 3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada
kasus dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif. No
Kompetensi blok 21
Bahan kajian
Metoda
1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
Patofisiologi pada kasus asidosis metabolik (DM, Luka bakar), stroke pada periode akut, Head injury
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills, mapping based learning
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada kasus asidosis metabolik (DM, Luka bakar), asidosis respiratorik (respiratory failure, henti nafas) stroke pada periode akut, Head injury
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Page 78 of 149
dan etis. 3
4
5
6.
Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan pada berbagai tingkat usia Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
Hasil-hasil penelitian terkait Telaah jurnal, kasus asidosis metabolik (DM, Case study, SGD Luka bakar), asidosis respiratorik (respiratory failure, henti nafas)stroke pada periode akut, Head injury
Manajemen kasus asidosis metabolik (DM, Luka bakar), asidosis respiratorik (respiratory failure, henti nafas)stroke pada periode akut, Head injury
Case study, SGD
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
1. Pengkajian pada kasus asidosis metabolik (DM, Luka bakar), asidosis respiratorik (respiratory failure, henti nafas) stroke pada periode akut, Head injury 2. Managemen klien dengan terpasang ventilator 3. Monitoring CVP
Lab skills
Page 79 of 149
Mata Kuliah
: Skripsi
Beban Studi
: 4 sks
Prasyarat
: -
Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah implementasi dari riset keperawatan yang mewajibkan mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang harus diselesaikan dengan penelitian, membuat proposal penelitian, melakukan penelitian dan membuat laporan penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian. Tujuan Mata Kuliah: Peserta didik mampu : 1.
Mengidentifikasi masalah penelitian
2.
Membuat rancangan penelitian
3.
Melakukan penelitian
4.
Menyusun laporan penelitian dalam bentuk Skripsi
5.
Mempertanggungjawaban melalui uji sidang skripsi
Bahan Kajian : 1. Metoda Penelitian kwantitatif dan kwalitatif 2. Metoda Penelitian Kesehatan 3. Statistik 4. Sumber-sumber yang berhubungan dengan topik penelitian baik dalam bentuk buku teks ataupun jurnal dan webbsite sesuai topik penelitian
Daftar Pustaka Gunakan Referensi terkini dengan terbitan 5 tahun terakhir minimal 5 judul Gunakan website sesuai dengan topik bahasan :
http://en.wikipedia.org
http://yahoo.co.id
http://google.com
Proquest
Page 80 of 149
ISD ( 2SKS) Bahasa Inggris (2 SKS) Bahasa Inggris (2 SKS)
Semester 5
B. Indonesia (2 SKS)
Bahasa Inggris (2SKS)
Semester 7
Riset Keperawatan (2SKS)
Komprehensif II (3 sks)
Semester 6
Komprehensif I (3 sks)
Kep. Komunitas III (3 SKS)
Manajemen Keperawatan (2 sks)
Kebut. Mekanisme Koping (3 sks)
Kep. Komunitas II (3 SKS)
Kebutuhan Komunikasi (3 sks)
Keperawatan Komunitas I (2 sks)
Kebut. Konsep diri (4 sks)
Semester 4
Kebut. Seksualitas (4 sks)
Semester 3
Kebut. Aman dan Nyaman (4 sks)
Kebut. Aktivitas dan Mobilisasi (3 sks)
Kebut. Istirahat dan Tidur (3 sks)
Kebut. Eliminasi (3 sks)
Semester 2
Kebut. Cairan dan Elektrolit (4 sks)
Agama (2 SKS)
IKD III (4 sks)
Kebut. Nutrisi (4 sks)
Semester I
Kebut. Oksigenasi (4 sks)
IKD II (4SKS)
IKD 1 (4SKS)
Pendekatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Semester 8
Kewarganegaraan (2SKS)
Skripsi (4 SKS)
Page 81 of 149
CONTOH STRUKTUR KURIKULUM PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR SEMESTER I No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Agama
2
2
-
-
2
Kewarganegaraan
2
2
-
-
3
Bahasa Indonesia
2
2
-
-
4
Ilmu Keperawatan Dasar I
4
2
1
-
5
Ilmu Keperawatan Dasar II
4
2
1
-
6.
Ilmu Sosial Dasar
2
2
-
Jumlah jam/mg = 14 + 4 = 18 jam
16
14
2
SKS
T
Lab
K
Ket
SEMESTER II No.
Mata Ajar
1
Kebutuhan Oksigenasi
4
3
0.5
0.5
2
Kebutuhan Nutrisi
4
3
0.5
0.5
3
Bahasa Inggris
2
2
-
5
Ilmu Keperawatan Dasar III
4
3
1
-
Jumlah jam/mg = 11 + 4+4= 19 jam
14
11
2
1
SKS
T
Lab
K
Ket
SEMESTER III No.
Mata Ajar
1
Kebutuhan Cairan & Elektrolit
4
3
0.5
0.5
2
Kebutuhan Eliminasi
3
2
0.5
0.5
3
Kebutuhan Istirahat&Tidur
3
2
0.5
0.5
4
Kebutuhan Aktivitas & Mobilisasi
3
2
0.5
0.5
5
Bahasa Inggris
2
2
-
Jumlah jam/mg = 11 +4+8 = 23 jam
15
11
2
Ket
2
Page 82 of 149
SEMESTER IV No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Kebutuhan Aman & Nyaman
4
3
0.5
0.5
2
Kebutuhan Konsep Diri
4
3
0.5
0.5
3
Keperawatan Komunitas I
2
2
-
-
Jumlah jam/mg = 8 + 2+4 = 14 jam
10
8
1
1
Ket
SEMESTER V No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K
1
Kebutuhan Seksualitas
4
3
0.5
0.5
2
Kebutuhan Komunikasi
3
2
0.5
0.5
3
Keperawatan Komunitas II
3
2
0.5
0.5
Jumlah jam/mg =7+3+6 = 16 jam
10
7
1.5
1.5
SKS
T
Lab
K
Ket
SEMESTER VI No.
Mata Ajar
1
Kebutuhan Mekanisme Koping
3
2
0.5
0.5
2
Bahasa Inggris
2
2
-
-
3
Keperawatan Komunitas III
3
2
0.5
0.5
4
Manajemen Keperawatan
2
1
0.5
0.5
Jumlah jam/mg = 7+ 3+6= 16 jam
10
7
1.5
1.5
SKS
T
Lab
K
Ket
SEMESTER VII No.
Mata Ajar
1
Praktik Komprehensif I
3
1
1
1
2
Riset Keperawatan
2
1
1
-
Jumlah jam/mg = 2 + 4+4= 10 jam
5
2
2
1
Ket
Page 83 of 149
SEMESTER VIII No.
Mata Ajar
SKS
T
Lab
K/R
1
Praktik Komprehensif II
3
1
1
1
2
Skripsi
4
-
-
4
Jumlah jam/mg = 1 +2 +20 = 23
7
1
1
5
Ket
jam
Page 84 of 149
Deskripsi mata kuliah pendekatan berdasarkan pendekatan kebutuhan
Mata kuliah
: Ilmu Keperawatan Dasar I
Beban Studi
: 4 Sks
Prasyarat
: -
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan, perkembangan keperawatan;
pendekatan holistic care ( konsep Caring, holisme,
humanisme dan transcultural nursing ); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik (ethical issue); Nursing advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan
Kompetensi blok 1 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa akan mampu : 1.
Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2.
Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3.
Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks Keperawatan
4.
Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks keperawatan
5.
Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan No
Kompetensi blok 1
Bahan kajian
Metoda
1
Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan Menganalisis prinsipprinsip pendekatan secara holistik dalam konteks keperawatan
Konsep berpikir kritis dalam keperawatan
Discovery learning (DL), Project Based learning (PjBL) Discovery learning (DL), Project Based learning (PjBL) Mini lecture, Case study, Small Group Discussion (SGD)
2
3
4
Menerapkan prinsipprinsip legal etis pada
Sejarah keperawatan nasional dan internasional 1. Teori sistem 2. Konsep berubah 3. Konsep holistic care : caring, holisme, humanisme dan 4. Transcultural nursing/ (Keperawatan lintas budaya) 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Otonomi,
Mini lecture, Case study, Small Group
Page 85 of 149
pengambilan keputusan dalam konsteks keperawatan
5
Memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran keperawatan
beneficience, non maleficience, justice, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Isue etik dalam praktik keperawatan : Euthanasia, transplantasi organ, supporting devices, aborsi. 3. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan : Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan), pertanggung jawaban, dll 4. Pelindungan hukum dalam praktik keperawatan 5. Nursing advocacy 6. Pengambilan keputusan legal etis Aplikasi komputer ( membuat blog, mengirim tugas melalui email, mencari bahan untuk tugas pembelajaran melalui internet )
Mata Kuliah
: Ilmu Keperawatan Dasar II
Beban Studi
: 4 Sks
Prasyarat
:-
Discussion (SGD) Discovery Learning (DL)
Demontrasi, PjBL
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan; konsep, tahap, karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.
Kompetensi blok 2 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa akan mampu: 1.
Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi
2.
Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3.
Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4.
Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
Page 86 of 149
Bahan kajian
Metoda
Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
Model konseptual keperawatan (Virginia Henderson, Orem, Roy , Betty Neuman, dll ) Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas perkembangan
Mini Lecture ,Case studi, SGD
3
Menerapkan prinsip komunikasi sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4
Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
1. Teori komunikasi 2. Komunikasi terapeutik 3. Penggunaan komunikasi terapeutik pada berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi 4. Penerapan komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan. 5. Trend dan Issue komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan / Keperawatan 6. Komunikasi dalam konteks sosial dan keanekaragaman budaya serta keyakinan 1. Konsep belajar sepanjang hayat 2. Antropologi dan sosiologi kesehatan 3. Teori pendekatan sosial dalam kesehatan 4. Konsep dasar kesehatan aspek sosial budaya serta hubungannya dengan ekologi 5. Rancangan penyuluhan Kesehatan 6. Metode evaluasi
No 1 2.
Kompetensi blok
Mata Kuliah
: Ilmu Keperawatan Dasar III
Beban Studi
: 3 Sks (2-1)
Prasyarat
:-
Discovery learning (DL), Project Based learning (PjBL) Mini lecture, Case study, Small Group Discussion (SGD) Discovery Learning (DL)
Mini lecture, Case study, Small Group Discussion (SGD) Discovery Learning (DL) PjBL
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif keperawatan : maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.
Kompetensi blok 3 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa akan mampu : 1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses keperawatan 2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa, jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.
Page 87 of 149
3.
Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan
No Kompetensi blok 3 1
Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses keperawatan
2
Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa, jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan
3
Bahan kajian
Metoda
Kasus dengan keluhan klien Konsep proses keperawatan: a. Pengkajian b. Diagnose keperawatan c. Perencanaan d. Pelaksanaan e. Evaluasi f. Pendokumentasian a.Perspektif dan falsafah keperawatan b. Ruang lingkup keperawatan c. Tren keperawatan d. Isu keperawatan: (Konsep bermain pada anak, reaksi hospitalisasi, dll)
Mini Lecture,Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
a. Konsep belajar sepanjang hayat b. Antropologi dan sosiologi kesehatan c. Teori pendekatan sosial dalam kesehatan d. Konsep dasar kesehatan aspek sosial budaya serta hubungannya dengan ekologi e. Rancangan penyuluhan kesehatan f. Metode evaluasi
Case studi, SGD, Project Based learning (PjBL), Demonstrasi
Mata Kuliah
: Kebutuhan Oksigenasi
Beban Studi
: 5 SKS
Prasyarat
:-
Mini Lecture,Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang kebutuhan oksigenasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, Page 88 of 149
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 6 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada kebutuhan oksigenasi mahasiswa akan mampu : 1.
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah oksigenasi
4.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5.
Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan etika dan norma profesi
No 1
Kompetensi blok 6
Bahan kajian
Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, keperawatan dengan kasus fisika dan biokimia gangguan kebutuhan oksigenasi. oksigenasi pada berbagai 2. Patofisiologi pada kebutuhan tingkat usia dengan oksigenasi (kasus-kasus memperhatikan aspek legal oksigenasi yang sering terjadi dan etis. pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional dan internasional) 3. Pengkajian kebutuhan oksigenasi 4. Diagnosa keperawatan pada gangguan oksigenasi 5. Perencanaan/implementasi/ev aluasi keperawatan pada gangguan kebutuhan oksigenasi 6. Dokumentasi asuhan
Metoda Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills , mapping based learning
Page 89 of 149
2
Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3
Mengidentifikasi masalahmasalah penelitian yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah oksigenasi Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan oksigenasi pada berbagai tingkat usia
4
5
6.
Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan oksigenasi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku, dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif
keperawatan 7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi (rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas) 1. Pencegahan primer dan sekunder pada masalah kebutuhan oksigenasi 2. Pencegahan tertier pada masalah kebutuhan oksigenasi
Hasil-hasil penelitian terkait kebutuhan oksigenasi
Mini Lecture, Case study, SGD, Project Based learning (PjBL), Lab skills
Telaah jurnal, Case study, SGD
Manajemen kasus pada kebutuhan oksigenasi (klasifikasi kasus kebutuhan oksigenasi dan prioritas masalah sistem respirasi)
Case study, SGD
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat 2. Nursing advocacy 1. Pengkajian pada oksigenasi 2. Fisioterapi dada/ postural drainage 3. Terapi O 2 4. Suctioning 5. Perawatan WSD 6. Nebulisasi 7. Trakheostomi
Case study, SGD, Problem Based learning (PBL)
Lab skills
Catatan : Untuk deskripsi kebutuhan yang lain perlu dilengkapi oleh masing-masing institusi Page 90 of 149
BAB V KURIKULUM PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI
Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai ners. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 2 bahwa program pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
profesional
menyebarluaskan penggunaannya
teknologi untuk
dalam dan
menerapkan, atau
meningkatkan
mengembangkan,
kesenian taraf
serta
kehidupan
dan
mengupayakan masyarakat
dan
memperkaya kebudayaan nasional.
Program pendidikan profesi dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS atau setara magister ( SK. Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2). Pendidikan profesi keperawatan merupakan program adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan secarabertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan. Pengembangan kurikulum pendidikan profesi terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusi yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan program Pendidikan Profesi. Kurikulum institusi pendidikan profesi terdiri dari 60% kurikulum inti (22 SKS) dan 40% kurikulum yang mencirikan institusi, sehingga seluruh institusi pendidikan profesi mempunyai kurikulum inti yang sama. Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2 – 3 semester dengan perhitungan 36 SKS x 16 minggu x 4 jam = 2304 jam. Jika dalam satu minggu 48 jam, maka dibutuhkan masa studi 48 minggu ( 2304 : 48 jam).
Page 91 of 149
A. Profil Lulusan Pendidikan Profesi Tahap pendidikan profesi lebih difokuskan pada profil sebagai : 1. Care Provider (Profil peneliti dan pendidik terintegrasi dalam profil Care Provider) 2. Manajer 3. Community Leader
B. Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan patokan dalam penentuan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang ners di berbagai institusi penyelenggara pendidikan ners di seluruh Indonesia. Kompetensi ini dijabarkan kedalam unit kompetensi. 1. Kompetensi Pendidikan Profesi a. Berkomunikasi secara efektif dalam menjalin hubungan interpersonal b. Melaksanakan asuhan keperawatan profesional di tatanan klinik dan komunitas dengan menggunakan hasil penelitian , serta menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan d. Menggunakan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan 2. Unit Kompetensi Pendidikan Profesi a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan b. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim c. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab d. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien ditatanan klinik dan komunitas e. Mampu menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal f. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik g. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
Page 92 of 149
h. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif i. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan j. Mampu memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten k. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya l. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan o. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan p. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif q. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional r. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan s. Mampu menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan t. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas u. Mampu mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif v. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutuhan klien w. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan x. Mampu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan secara berkelompok y. Mampu mengorganisasikan manajemen
ruangan
keperawatan secara
berkelompok Page 93 of 149
z. Mampu mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim aa. Mampu memberikan pengarahan kepada anggota timnya bb. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota timnya cc. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi ruangan
C. Kaitan Kompetensi, Unit Kompetensi dan Area Pencapaian
NO KOMPETENSI 1.
Berkomunikasi secara efektif dalam menjalin hubungan inter personal
UNIT KOMPETENSI 1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan
AREA PENCAPAIAN Diseluruh area praktik keperawatan
2. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim 3. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab 2.
Melaksanakan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik dengan menerapkan aspek etik dan legal
1. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
Di area keperawatan medikal bedah, anak, maternitas, dan jiwa.
2. Mampu menggunakan langkahDiseluruh area praktik langkah pengambilan keputusan etis keperawatan dan legal 3. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik 4. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien 5. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif 6. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam Page 94 of 149
mengembangkan asuhan keperawatan
Di area keperawatan jiwa, gerontik, keluarga, dan komunitas.
7. Mampu memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten 8. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
Di area manajemen keperawatan
9. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya 10. Mampu menggunakan prinsipprinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik 11. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko 12. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan 13. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan 14. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif 15. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional 16. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan 17. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian Page 95 of 149
asuhan keperawatan 3
Melaksanakan asuhan keperawatan professional di tatanan komunitas
1. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien di tatanan komunitas
Di area keperawatan gerontik, keluarga, dan komunitas.
2. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas 3. Mampu mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif 4. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutuhan klien 4.
Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
1. Mampu merencanakan kebutuhan ruangan keperawatan secara berkelompok
Keperawatan Medikal Bedah, Anak, Jiwa dan Komunitas
2. Mampu mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok 3. Mampu mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim 4. Mampu memberikan pengarahan kepada anggota tim nya 5. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota timnya 6. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi ruangan
Page 96 of 149
D. Struktur Kurikulum Pendidikan Profesi Pendidikan profesi merupakan kelanjutan dari program sarjana keperawatan yang akan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama proses pendidikan sarjana, maka pelaksanaan pendidikan profesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsipprinsip di bawah ini : 1. Calon peserta pendidikan profesi: -
Lulus pendidikan sarjana keperawatan
-
Lulus uji kompetensi ( 12 core competencies )
2. Tersedianya lahan praktek yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk menumbuh kembangkan kemampuan berfikir kritis, menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi. 4. Tersedianya preseptor/mentor untuk penyelengaraan pendidikan profesi. 5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap pembelajaran sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk mencapai kompetensi seorang ners.
Matrik sebaran Mata kuliah Pendidikan Profesi Stase
Jumlah SKS
Mata Kuliah
Kurikulum inti I II III IV V VI VII VIII
Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Anak Keperawatan Maternitas Keperawatan Jiwa Manajemen keperawatan Keperawatan Gadar Keperawatan Gerontik Keperawatan Keluarga dan Komunitas Jumlah
Kurikulum institusi
5 2 3 2 2 2 2 4 22
36
Keterangan: Penatalaksanaan : Stase 1 – VIII dapat dilaksanakan secara paralel
Page 97 of 149
E. Deskripsi mata kuliah 1. Mata Kuliah Beban Studi
Deskripsi Mata Kuliah
: Keperawatan Medikal Bedah : 5 SKS
:
Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan
profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan
keperawatan pada orang dewasa. Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah mencakup asuhan keperawatan pada klien dewasa dalam konteks keluarga yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan
satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ)
tubuhnya.
Kompetensi : Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu: a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada orang dewasa b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa ditatanan klinik dengan gangguan: - Termoregulasi : Thypoid - Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Dekompensasio cordis, Ca paru - Eliminasi :Ileus, Ca saluran cerna, BPH - Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF, ARF/CRF, Pankreatitis akut, Kolelitiasis akut - Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid - Keamanan fisik : Leukemia , Stroke, Cirhep, hepatitis, HIV/AIDS Page 98 of 149
- Mobilitas fisik: fraktur e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien dewasa h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan orang dewasa j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
Metoda pembelajaran 1. Pre dan post conference 2.Tutorial individual yang diberikan preseptor 3.Diskusi kasus 4.Case report dan overan dinas 5.Pendelegasian kewenangan bertahap 6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini 7.Problem solving for better health (PSBH) Page 99 of 149
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi: 1. Log book 2. Direct Observasional of Prosedure skill 3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan) 4. Critical insidence report
Daftar Referensi: Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
2. Mata Kuliah
: Keperawatan Anak
Beban Studi
Deskripsi Mata Kuliah
: 2 SKS
:
Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien anak dan keluarganya, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada anak. Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat usia ( neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja ) dalam konteks keluarga yang bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehat, anak sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak dengan masalah pediatrik sosial dan manajemen terpadu balita sakit, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan ditatanan klinik.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak dengan berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
Page 100 of 149
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien anak pada berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik -
Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS, RDS, BBLR, Thypoid, Morbili
-
Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat RDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Thalasemia
-
Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan kongenital
:
Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia, Labiopalatoschiziz -
Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit :, Diare, DHF, NS
-
Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi, Juvenile DM, Obesitas
-
Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
-
Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik : Leukemia, ITP, Trombositopenia, Meningitis / Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien anak dalam konteks keluarga f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien anak dalam konteks keluarga g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada klien anak h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan pada klien anak dalam konteks keluarga i. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien anak dalam konteks keluarga k. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di Puskesmas, dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Page 101 of 149
l. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat di masyarakat m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
Metoda pembelajaran 1. Pre dan post conference 2. Tutorial individual yang diberikan preseptor 3. Diskusi kasus 4. Case report dan overan dinas 5. Pendelegasian kewenangan bertahap 6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini 7. Problem solving for better health (PSBH) 8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi: 1. Log book 2. Direct Observasional of Prosedure skill 3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan) 4. Critical insidence report
Daftar Referensi: Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Daftar Pustaka Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for Children. New Jersey : Prentice Hall
Page 102 of 149
Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric Surgical Patient. Maryland : Aspen Publication Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their families:The continuum of care. Philadelphia: W.B.Saunders Company. Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut : Appleton dan Lange. Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wong’s
Nursing Care of Infants and
Children”. (8th edition). Canada: Mosby Company. Hockenberry, Wilson. (2008). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. (8th ed.). St. Louis: Mosby Elseiver Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian : Lippincott. Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and Families. Redwood City : Addison Wesley Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills and procedures. Philadelphia: Lippincot Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia. Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year Book Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St. Louis : Mosby. Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children, (7th edition), St. Louis: Mosby.
3. Mata Kuliah Beban
: Keperawatan Maternitas : 3 SKS
Deskripsi Mata Kuliah Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan Page 103 of 149
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan maternitas dalam konteks keluarga. Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap dimulai dari prenatal, intranatal dan post natal serta yang mengalami masalah pada system reproduksi dan pengaturan kehamilan.
Kompetensi Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu : a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta yang mengalami masalah pada sistem reproduksi dan pengaturan kehamilan dan keluarganya. b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab
d. Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta yang mengalami masalah pada system reproduksi dan pengaturan kehamilan e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal : merencanakan program keluarga berencana f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu hamil, melahirkan, paska melahirkan, masalah pada system reproduksi dan pengaturan kehamilan h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif i.
Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan maternitas
j.
Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya
Page 104 of 149
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas
Metoda pembelajaran 1. Pre dan post conference 2.Tutorial individual yang diberikan preseptor 3.Diskusi kasus 4.Case report dan overan dinas 5.Pendelegasian kewenangan bertahap 6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini 7.Problem solving for better health (PSBH) 8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi: 1. Log book 2. Direct Observasional of Prosedure skill 3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan) 4. Critical insidence report
Bahan Kajian/ Daftar Pustaka Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006. Nursing Care Plans Guidelines for Individualizing Client Care Across The life Span. 7th Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia. Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing Diagnosis and Intervention. 6th Edition. St. Louis. Mosby.
Page 105 of 149
Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and Gynecology Care The Nurse ang the Family. The C.V. Mosby Company. St. Louis. Toronto. Princeton. Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004. Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice. 7th Edition. Pearson Education, Inc. Upper Saddle River. New Jersey. United Stated of America. Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E, Bobak Irene M. 1999. Maternity Nursing. Fifth Edition. Mosby. St. Louis, London, Philadelphia, Sydney, Toronto. May Katharyn Antle and Mahlmeister Laura Rose. 1990. Comprehensive Maternity Nursing Nursing Process and Childbearing Family. . J.B. Lippincott Company Philadelphia. Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Fransisco, London, Sydney, Tokyo. Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive Maternity Nursing Nursing Process and Childbearing Family. J.B. Lippincott Company Philadelphia. London Mexico City, Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney. Niswander Kenneth R. 1983. Manual of Obstetri Diagnosis and Therapy. Second Edition. Little, Brown and Company, Boston Medical Science International, Ltd, Tokyo.
4. Mata ajar
: Keperawatan Gerontik
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
: Telah melalui praktek
Deskripsi Mata Ajar : Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan gerontik.
Page 106 of 149
Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial serta untuk meningkatkan kualitas hidup klien .
Kompetensi Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu: a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien usia lanjut b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia lanjut -
Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio cordis, hipertensi
-
Eliminasi : BPH
-
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare
-
Nutrisi: KEP
-
Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien usia lanjut yang unik g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien usia lanjut h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan usia lanjut j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
Page 107 of 149
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
Daftar pustaka Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan Gerontik Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book, Inc. Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice. Second edition. Philadelphia: J.B. Lippincott company Taylor, Carrol art all Fundamentals of Nursing, Philadelphia : JB Lippincott Company Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders company. Wold, G.H. (1999) Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby
5. Mata ajar Beban Studi
: Keperawatan Jiwa : 2 SKS
Deskripsi Mata Ajar Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik yang sifatnya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif serta memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.
Page 108 of 149
Praktik profesi keperawatan jiwa berfokus pada penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa dalam konteks keluarga dan masyarakat melalui penerapan terapi modalitas keperawatan.
Kompetensi Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Jiwa mahasiswa mampu: a. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab d. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan keluarga yang mengalami masalah adaptasi bio-psiko-sosio-spiritual terutama masalah gangguan jiwa dengan core problem; Hallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Bunuh Diri, Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. peserta pratik melakukan proses keperawatan jiwa
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan jiwa j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional Page 109 of 149
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
Metoda pembelajaran 1. Pre dan post conference 2. Tutorial individual yang diberikan preseptor 3. Diskusi kasus 4. Case report dan overan dinas 5. Pendelegasian kewenangan bertahap 6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini 7. Problem solving for better health (PSBH) 8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi: 1. Log book 2. Direct Observasional of Prosedure skill 3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan) 4. Critical insidence report
Daftar Pustaka
Doenges, M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F. (1998). Psychiatric Care Plans Guidelines for individualizing Care. Ed.3. Philadelphia : F.A Davis Company. Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care Plan . St.Louis : Mosby Fountaine, Fletcher (1995). Essential of Mental Health Nursing. AddisonWesley,California. Keltner, Schwecke,Bostrom.(1999).Psychiatric Nursing. Mosby, St.Louis. Kozier. B (1995) Fundamental of Nursing, Conceps, Prosess and Practice, Fifth Edition, Addison Publising Company. California, Potter. P (1997). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and Practice, Fouth Edition, Mosby. St. Louis. Page 110 of 149
Rawlin, R.P and Heacock, P.E (1993 ). Clinical Manual of Psychiatric Nursing. St. Louis; Mosby. Stuart S, Laraia (2003). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 7th edition.Mosby, St.Louis. Taylor C (1997). Fundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing Care. Philadelpia. Lippincott.
6. Mata Kuliah Beban Studi
: Keperawatan Gawat Darurat : 2 SKS
Deskripsi Mata Kuliah
Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program yang
menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan salah satu referensi dari hasil penelitian yang berkaitan dengan keperawatan gawat darurat. Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat mencakup asuhan keperawatan dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.
Kompetensi Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu : a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien pada berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan: -
Termoregulasi : trauma kapitis
-
Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks Page 111 of 149
-
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan ketoasidosis , krisis tiroid
-
Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat: resusitasi/RJP/BHD h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat (Triage) i. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat k. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan l. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan m. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif n. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional o. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan p.
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Metoda pembelajaran 1. Pre dan post conference 2. Tutorial individual yang diberikan preseptor 3. Diskusi kasus Page 112 of 149
4. Case report dan overan dinas 5. Pendelegasian kewenangan bertahap 6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini 7. Problem solving for better health (PSBH) 8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi: 1. Log book 2. Direct Observasional of Prosedure skill 3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan) 4. Critical insidence report
Daftar Referensi: Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
7. Mata ajar Beban Studi
: Manajemen Keperawatan : 2 SKS
Deskripsi Mata kuliah: Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang
menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang sesuai dengan keadaan saat ini. Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian dengan menerapkan berbagai gaya kepimpinan yang efektif. Selama praktek mahasiswa memprakarsai perubahan yang efektif dan inovatif dalam asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
Kompetensi : Setelah mengikuti praktek profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu: a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim b. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab Page 113 of 149
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan
secara
berkelompok e. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok f. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim g. Memberikan pengarahan kepada anggota tim nya h. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya i. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya j. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi ruangan k. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan keperawatan l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan klien
Metoda pembelajaran 1. Pre dan post conference 2. Tutorial individual yang diberikan preseptor 3. Diskusi kasus 4. Case report dan overan dinas 5. Pendelegasian kewenangan bertahap 6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini 7. Problem solving for better health (PSBH) 8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi: 1. Log book 2. Direct Observasional of Prosedure skill 3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan) 4. Critical insidence report
Page 114 of 149
Daftar Pustaka Sullivan,J.E., et all (2001) Effective leadership and management in nursing . New Jersey: Prentice- Hall Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role Gilliies, D.A. (1994). Nursing management: A System approach. Philadelphia: W.B Saunders. Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership Skills to Work. WB Saunders Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV Mosby Marquis, B. L., (2000). Leadership roles and management functions nursing. Philadelphia: Lippincott. Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J. (1998).
Introductory management and
Leadership for Nurses. London : Jones and Bartlett Publisher. Roussel, L. , Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J (2006 ). Nursing management and leadership .Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
8.Mata ajar Beban Studi
: Keperawatan keluarga dan komunitas : 4 SKS
Deskripsi Mata Kuliah : Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan untuk pencegahan primer, sekunder dan tersier kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial, menjalankan fungsi advokasi, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini terkait dengan keperawatan keluarga dan komunitas. Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas berfokus kepada kebijakan dan program
Page 115 of 149
pemerintah tentang kesehatan masyarakat, pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui kerjasama dengan lintas program dan sektoral
Tujuan Mata Kuliah : Setelah melaksanakan praktek profesi keperawatan keluarga dan komunitas mahasiswa mampu : a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap individu, keluarga, kelompok dan komunitas klien yang unik h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan secara individu, keluarga, masyarakat dan komunitas i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif j. Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui pemberdayaan masyarakat k. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten m. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak individu, keluarga, masyarakat dan komunitas agar dapat mengambil keputusan n. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko o. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan Page 116 of 149
p. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif q. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional r. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan s. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan t. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutuhan klien
Daftar Pustaka : Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health nursing. Third edition. California: Appleton & Lange. Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC Fredman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B. Saunders Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rieka Cipta. Stanhope, M., Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process and practice for promoting health. St. Louis: Mosby years books
Metoda pembelajaran 1. Pre dan post conference 2.Tutorial individual yang diberikan preseptor 3.Diskusi kasus 4.Case report dan overan dinas 5.Pendelegasian kewenangan bertahap 6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini 7.Problem solving for better health (PSBH) 8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Page 117 of 149
Metode Evaluasi: 1. Log book 2. Direct Observasional of Prosedure skill 3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan) 4. Critical insidence report
Daftar Referensi: Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Page 118 of 149
BAB VI METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Pembelajaran
pada
pendidikan
ners
dengan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa / Student Centered Learning (SCL). Metoda pembelajaran pada program pendidikan Sarjana Keperawatan dan program pendidikan profesi.
A.
Metoda
Pembelajaran
dan
Evaluasi pada program pendidikan Sarjana
Keperawatan 1. Metoda pembelajaran pada pendidikan Sarjana Keperawatan di antaranya : a. Small Group Discussion : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan b. Role-Play & Simulation : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan c. Case Study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi kasus tersebut d. Discovery Learning (DL) : mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan e. Self-Directed Learning (SDL) : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri f. Cooperative Learning (CL) : Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang diberikan dosen secara berkelompok g. Collaborative Learning (CbL) : Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri. h. Contextual Instruction (CI) : Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi nyata dan melakukan studi lapang/ terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori i. Project Based Learning (PjBL) : Mengerjakan tugas ( berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum Page 119 of 149
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL) : Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen 2. Evaluasi Pembelajaran pada Program Sarjana Keperawatan Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat ini (Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. 2.1. Tujuan Evaluasi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan : a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya b. Sebagai unpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran d. Untuk memotivasi peserta didik e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik 2.2. Metode Penilaian a. Evaluasi Kompetensi Beberapa metode evaluasi kompetensi yang dapat dilakukan, salah satunya dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik (Miller’s Pyramid): Skor 1 Mengetahui dan menjelaskan (Pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, baik konsep, teori, prinsip, maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya) Skor 2
Pernah melihat atau pernah mendemonstrasikan (Memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah melihat demonstrasinya).
Skor 3
Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi (memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali dibawah supervisi.
Skor 4 Mampu melakukan secara mandiri (memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini dan memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini secara mandiri.
Page 120 of 149
b. Strategi Evaluasi Penilaian Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi : a. OSCE (Objective Stuctur Clinical Examination) b. Test Tertulis (Essay, MCQs, Short Answer Question) c. Permasalahan (Case Study) d. Reflective Learning e. Obsevasi f. Oral Test g. Presentasi h. Project i. Laporan c. Evaluasi Proses j. Evaluasi Pelaksanaan k. Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa l. Evaluasi Dosen oleh Dosen B. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program Profesi Keperawatan 1. Metoda Pembelajaran pada pendidikan program profesi
2. Evaluasi Pendidikan Program Profesi 1.
SOCA
Page 121 of 149
EVALUASI PELAKSANAAN BIMBINGAN KEGIATAN PROFESI NERS PADA TIAP AREA KEPERAWATAN
PENGETAHUA ITEM PENILAIAN
LEVEL KEMAMPUAN
SIKAP
N 1
Prerequisite : 1. Laporan pendahuluan: Penguasaan tentang kasus yang akan dikelola
KETRAMPILAN
2
KETERANGAN 3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
C1 – C6
2. Kemampuan berkomunikasi terapeutik a. Mampu memperlihatkan sikap empati b. Mampu mendengarkan secara aktif c. Mampu memberikan respon verbal dan non verbal (sentuhan, bahasa tubuh) berdasarkan kebutuhan klien
A1 - A4
3. Mampu mempersiapkan Ruang, Alat dan Tempat
S1 - S4
Komponen Kemampuan Klinik Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di klinik: 1. Pengkajian : a. Melakukan pengkajian secara Page 122 of 149
holistik, tepat dan akurat pada klien pada berbagai tingkat usia melalui pendekatan sistematik; b. Melakukan anamnesa untuk mendapatkan riwayat kesehatan c. Melakukan pemeriksaan fisik dengan tepat d. Mengenali abnormalitas hasil pemeriksaan penunjang untuk mendukung menetapkan masalah keperawatan sebagai landasan dalam merumuskan diagnosa keperawatan 2. Diagnosa Keperawatan Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian a. Mengenal masalah b. Menganalisa data c. Merumuskan masalah dan faktor penyebab dan faktor resiko 3. Perencanaan Menyusun perencanaan keperawatan a. Menentukan prioritas masalah b. Menentukan tujuan c. Menentukan kriteria keberhasilan d. Menetapkan tindakan keperawatan yang dapat mengatasi masalah baik bersifat Page 123 of 149
mandiri maupun kolaboratif dengan mempertimbangkan aspek budaya etik, dan legal 4. Implementasi a. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai prosedur (SOP) dengan memperhatikan prioritas dan patient safety pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam mengatasi masalah kebutuhan dasar manusia (Henderson/Gordon/Maslow, dsb). b. Menyampaikan pesan dengan tepat dan jelas c. Melakukan kolaborasi dg tim kes. d. Melakukan tindakan melalui kegiatan observasi, dan mandiri, e. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai maalah klien 5. Evaluasi a. Melakukan evaluasi keperawatan 1) Menilai perkembangan kondisi klien 2) Memodifikasi, merubah intervensi keperawatan sesuai kebutuhan klien b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan Page 124 of 149
1) Menuliskan data secara sistematis dan jelas yang menggambarkan kondisi pasien yang sesungguhnya 2) Mendokumentasikan dengan menggunakan IT 3) Membuat catatan tentang perkembangan keadaan pasien dan menuliskan rencana tindak lanjut utk pasien Komponen Kemampuan Manajerial/Management Ruangan 1. Pengkajian a. Melakukan Kajian situasi 2. Perencanaan a. Menyusun perencanaan, 1) Perencanaan sumber daya 2) Merencanakan sarana dan prasarana 3) Merencanakan pembiayaan 3. Implementasi a. Pengorganisasian, 1) Pembagian deskripsi tugas . 2) Terbentuk Struktural b.Pengarahan 1) Melakukan negosiasi, motivasi, Page 125 of 149
kolaborasi, konsultasi dan delegasi c. Pengendalian 1) Mampu melakukan supervisi 4.Evaluasi a. Melakukan Evaluasi 1) Menilai proses 2) Memberikan umpan balik Komponen Kemampuan Asuhan Keperawatan Komunitas 1. Pengkajian a. Melakukan pengkajian kes. pada keluarga, kelompok, dan masyarakat 1) Menyusun instrumen dan mengidentifikasi perilaku kes pada keluarga kelompok tertentu, dan masyarakat 2) Mengkaji sumber-sumber yang tersedia pada keluarga, kelompok, kelompok khusus, dan masyarakat 2. Diagnosa Keperawatan a. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga, kelompok, kelompok khusus dan masyarakat Page 126 of 149
1) Mengenali masalah kesehatan/keperawatan pada keluarga, kelompok, kelompok khusus dan masyarakat 2) Merumuskan masalah, faktor penyebab dan faktor resiko 3. Perencanaan Menyusun perencanaan keperawatan keluarga, kelompok, kelompok khusus, dan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan. a. Menentukan tujuan b. Menentukan indikator keberhasilan c. Menentukan strategi intervensi d. Menentukan intervensi sesuai dengan sumber-sumber kekuatan yang ada pada keluarga, kelompok, kelompok khusus dan masyarakat dengan pertimbangan aspek budaya, etik dan legal 4. Implementasi Melakukan implementasi dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan keluarga, kelompok, kelompok khusus dan masyarakat (patient safety). 5. Evaluasi Page 127 of 149
Melakukan evaluasi a. Menilai perkembangan perilaku keluarga, kelompok, kelompok khusus, dan masyarakat b. Memodifikasi, merubah intervensi keperawatan sesuai kebutuhan keluarga, kelompok , kelompok khusus, dan masyarakat
Proses Bimbingan diawali dengan: 1 : Bimbingan penuh dan supervise ketat 2 : Supervisi ketat 3: Bimbingan minimal 4 : Mandiri
Page 128 of 149
Model Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Keperawatan S.Kep
Praktik 30 % Program Sarjana Keperawatan 144 -160 SKS Teori 70 %
Pola Pendidikan Ners dan Sistem Uji Kompetensi
Ners Program Profesi Uji Kompetensi (OP)
RN
S.Kep Program Sarjana Keperawatan
Gelar yang disandang : 1. Setelah menyelesaikan Program Sarjana lulusan akan mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan “S.Kep”
Page 129 of 149
PEDOMAN IMPLEMENTASI KBK PROFESI PENDIDIKAN NERS
TIM KBK AIPNI
Page 130 of 149
IMPLEMENTASI KBK PROFESI Pengantar
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada program akademik dan memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan kompetensi tersebut.
Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada kurikulum konvensional lalu. Pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi peserta didik diberi kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan ketrampilan teknis yang telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai PRESEPTOR / MENTOR.
Keberadaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam menjamin keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan peserta didik bukan merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada program profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998). Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat keputusan Page 131 of 149
tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan peserta didik. Dengan penetapan keputusan tersebut peserta didik dinyatakan layak atau tidak layak mengemban peran dan fungsi dengan sebutan profesi ners. Selanjutnya, setelah dinyatakan selesai dan memenuhi syarat sebagai ners, maka dilakukan uji kompetensin (exit exam) sebelum peserta didik di proses dalam yudisium kelulusan sebagai ners.
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari tahap persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi sampai pada kegiatan mengevaluasi kompetensi.
Disamping itu, karena pendekatan proses
bimbingan masih merupakan metoda atau model yang baru dalam pendidikan keperawatan, maka bahasan tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya agar terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program profesi tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan kompetensi yang disertai dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.
A.
FASE PERSIAPAN
Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program profesi harus tumbuh sebelum tahap implementasi program profesi dijalankan. Tahap persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik; persyaratan pelaksanaan praktik; profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi; kompetensi yang harus dicapai selama program profesi; mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program profesi; penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi; wahana praktik dan pencapaian kompetensi.
A. 1 Ketentuan pelaksanaan praktik - Fokus implementasi pada pencapaian kompetensi peserta didik. -
Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang pendidikan kedinasan, pasal 1 ayat 1 & 2 tentang pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2 & 3).
-
Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60% dari 36 sks = 22 sks untuk kompetensi utama dan 20% kompetensi global serta 20% untuk kompetensi pendukung (penciri institusi).
-
Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS, trauma, Flu babi (H1N1), Flu Burung (H1N5), asuhan Page 132 of 149
keperawatan pada kondisi emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa Inggris dengan lancar, serta memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini dapat dimasukkan pada MK tertenu seperti KMB, ANAK, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/ EMERGENSI dengan menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi penciri institusi seandainya dapat terakomodasi kedalam MK yang sudah ada. -
Terbagi menjadi 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasi pada semester 8 program akademik).
-
Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian Visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut.
-
Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS terkait.
-
Minimal ketrampilan klinik yang harus lulus adalah: i. Pemeriksaan fisik. ii. Prosedur pemberian obat secara 12 benar. iii. Pemberian oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan postural drainage. iv. Prosedur pemasangan infus dan enteral. v. Prosedur pemasangan kateter urin. vi. Prosedur pemasangan selang naso gastrik (NGT). vii. Prosedur pencegahan cedera. viii. Resusitasi Jantung Paru (basic life support = BLS). ix. Perawatan luka x. Pemberian transfusi darah dan produknya. xi. Prosedur pencegahan infeksi nosokomial. xii. Pendokumentasian dan pelaporan.
-
Ketrampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS atau ruangan setempat yang spesifik. Sebagai contoh: jika akan menempatkan peserta didik di RS Bersalin, maka kompetensi pemasangan kateter urin untuk memicu kontraksi uterus dan pemeriksaan Leopold harus lulus dan dimiliki oleh peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan peserta didik di RS jiwa, maka beberapa kompetensi seperti berkomunikasi terapeutik dan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana praktik tersebut.
Page 133 of 149
-
Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A. B, dan B pendidikan sedangkan kompetensi pendukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS tipe C atau tatanan layanan kesehatan lain yang sesuai.
-
Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis diminimalisasi sehingga penugasan tertulis hanya ditujukan untuk kepentingan langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan, serta presentasi kasus.
A. 2 Persyaratan pelaksanaan praktik - Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi. -
Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preseptor / mentor sudah memiliki sertifikat pelatihan Clinical Instructur (CI) dan preseptor.
-
Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau perawat senior untuk menjadi PRESEPTOR / MENTOR .
-
Tersedia uraian tugas dan kewenangan Preseptor /Mentor (lampiran.....).
- Tersedia pedoman praktik di setiap stase (lampiran.........). - Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan (lampiran.....) -
Tersedia buku log untuk mahasiswa (lampiran......).
-
Setiap mahasiswa memiliki ”nursing kit” (lihat lampiran.......)
A. 3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi
a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan) b. Community Leader (Pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas) c. Educator (Pendidik kesehatan kepada sistem klien) d. Manager (Pengelola asuhan) e. Researcher (Peneliti Pemula) f. Profil lain yang mendukung visi / penciri institusi.
A. 4 Kompetensi yang harus dicapai selama program profesi
a. Melakukan berkomunikasi efektif. b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan. c. Mengelola administrasi keperawatan. Page 134 of 149
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim. e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan. f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan di komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. g. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan i. Mampu menjalin hubungan interpersonal j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat.
Sub-kompetensi / unit kompetensi 1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan 2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan 3. Mampu membuat keputusan etik 4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik *) 5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *) 6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif 7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien *) 8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *) 9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik 10. Mampu mendemonstrasikan
keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan SOP *) 11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan klien *) 12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
Page 135 of 149
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko 14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan *) 15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan *) 16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *) 17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik *) 18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman 19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif *) 20. Mampu
merancang,
melaksanakan
proses
penelitian
sederhana
serta
memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan. 21. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan. 22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dan kesehatan. 23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional 24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan. 25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi (deskriptif) Keterangan: *) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan program mentoring dan preseptoring. A. 5 Kegiatan fokus mata kuliah yang diberikan untuk mencapai unit kompetensi UNIT KOMPETENSI 1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam Komunikasi Terapeutik 2. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik 3. Teknik Komunikasi Terapeutik
Page 136 of 149
4. Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi 5. Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan 6. Komunikasi Sosial, Budaya dan Keyakinan 7. Komunikasi Profesional dalam Pelayanan Kesehatan / Keperawatan 8. Berkomunikasi dalam bahasa inggris secara tulisan dan verbal formal (presentasi) 2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan. 3. Mampu membuat keputusan etik
1. Penerapan etika RS, etika layanan keperawatan, etika profesi 2. Penerapan kode etik keperawatan 3. Mempertahankan hak pasien 4. Profesionalisme keperawatan 5. Hukum kesehatan. 6. Pengambilan keputusan etik terkait pasien 7. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan : Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan), pertanggungjawaban, dll 8. Fungsi advokasi
Page 137 of 149
UNIT KOMPETENSI 4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik. *)
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. Mempertimbangkan latar belakang pasien dan menyesuaikan dalam asuhan yang diberikan. 2. Menerapkan holistic care pada klien 3. Menerapkan transcultural nursing 4. Menggunakan pendekatan agama, kepercayaan,dan spiritual dalam praktik keperawatan 5. Menghargai keinginan pasien dalam terapi alternatif atau pelengkap (complementary nursing)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
1. 2. 3. 4. 5.
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam mengakses teknologi terkini dalam keperawatan dan kesehatan. 2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome keperawatan (NIC-NOC atau lainnya)
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien *)
1. Penerapan Keperawatan Maternitas dalam Konteks Keluarga. 2. Penerapan Keperawatan Medikal Bedah 3. Penerapan Keperawatan Anak dalam Konteks Keluarga 4. Penerapan Keperawatan pada lansia 5. Penerapan Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat 6. Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem Kardiovaskuler 7. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock dan Trauma Multisistem 8. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu dan Bencana 9. Penerapan keperawatan Kesehatan Jiwa 10. Penerapan keperawatan Keluarga 11. Penerapan keperawatan Home Care 12. Penerapan keperawatan Komunitas 13. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus (Kesehatan kerja, UKS) 14. Mengelola mutu dan resiko asuhan keperawatan 15. Menerapkan terapi modalitas keperawatan pada
Menerapkan proses keperawatan Menerapkan konsep Caring, Holism dan Humanism Mempertimbangkan keperawatan lintas budaya Mempertahankan spiritualitas/Religiositas Menerapkan ilmu Keperawatan Klinik & Komunitas 6. Menggunakan Teknologi Informasi dalam keperawatan 7. Mempertahankan kualitas 8. Melakukan pendidikan kesehatan 9. Mempertahankan Hak dan Kewajiban Pasien 10. Melakukan Prosedur Keperawatan dengan handal 11. Menerapkan komunikasi Terapeutik 12. Mempertahankan Patient Safety 13. Mempertahankan Infection Control.
Page 138 of 149
berbagai kondisi termasuk terapi komplementer. 16. Mengelola asuhan menggunakan pendekatan holistik, preventif, promotif, kuratif, restorative, rehabilitatif, consolation of the dying.
8. Mampu menjalankan fungsi
advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
1. Menggunakan hak moral dalam pengambilan keputusan 2. Menerapkan pendekatan etik dalam pengambilan keputusan 3. Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga dalam pelayanan kesehatan
9. Mampu menggunakan prinsipprinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik
Self management of learning 1. Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien 2. Aktif dalam kegiatan ilmiah 3. Membaca artikel ilmiah keperawatan. 4. Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan keperawatan.
10. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan SOP *)
Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis keperawatan (keterampilan dasar dan keterampilan khusus) sesuai dengan tingkat usia di setiap tatanan pelayanan kesehatan.
UNIT KOMPETENSI 11.Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien *)
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien dengan profesi lain. 2. Memberikan asupan dan saran kepada profesi lain terkait kondisi pasien.
12.Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
1. Menerapkan terapi komplementer seperti massage, terapi sentuhan, pernapasan efektif, herbal. 2. Menerapkan terapi keperawatan holistik seperti yoga pranayama, meditasi.
13.Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
1. 2. 3. 4. 5.
14.Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan *)
1. Mempertahankan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 2. Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP 3. Menerapkan prinsip bekerja dengan benar dalam asuhan keperawatan. 4. Memberikan tindakan keperawatan yang diperlukan dalam mempertahankan K3
15.Mampu berkolaborasikan pelayanan keperawatan *)
1. Membahas tentang terapi klien dengan tim medik. 2. Mempertahankan kepentingan klien jika terdapat dilema tentang terapi.
Mengkaji situasi pelayanan / asuhan keperawatan. Mengikuti alur penanganan pasien Mengorganisasikan kegiatan layanan Menerapkan pengelolaan kasus. Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan
Page 139 of 149
3. Membahas tentang diet dan nilai2 lab yang relevan. 4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk anak, klien dewasa, ibu hamil, dan masyarakat. 16.Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
1. Menerapkan dinamika kelompok (team building) 2. Memberikan pengarahan pada bawahan atau anggota tim. 3. Menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk klien, keluarga, sejawat, dan masyarakat. 4. Menggunakan pendekatan sistematis dalam mengelola konflik, memperkenalkan perubahan.
17.Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
1. Berkomunikasi Profesional dan kaitannya dengan Pelayanan Kesehatan / Keperawatan 2. Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keaneka ragaman Budaya serta Keyakinan 3. Mempertahankan K3. 4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior, atau profesi lain. 5.
UNIT KOMPETENSI 18.Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif *)
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. Menerapkan pola komunikasi efektif untuk kepentingan kepuasan pelanggan, dalam berkolaborasi dan kerja tim. 2. Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak lain yang terkait.
19.Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana serta memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
20.Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembang kan asuhan keperawatan
1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan efisien serta sistematis. 2. Menindak lanjuti hasil dari penyelesaian masalah klien.
21.Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dan kesehatan.
1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam mengakses teknologi terkini dalam keperawatan dan kesehatan 2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome keperawatan (NIC NOC atau lainnya)
22.Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan. 2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan kesehatan dan keperawatan.
Mengidentifikasi fenomena klien dan lingkungan Menyusun rumsan masalah dan tujuan penelitian. Mengembangkan instrumen penelitian Melakukan pengumpulan data Menganalisis data Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian.
23.Mampu berkontribusi dalam
Page 140 of 149
mengembangkan profesi keperawatan 24.Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi (deskriptif)
1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat 2. Mewujdkan perubahan yang positif untuk kepentingan klien, layanan, dan profesi.
A. 6 Penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi. - Melakukan berkomunikasi efektif - Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan - Mengelola administrasi keperawatan - Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim. - Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan. - Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan di komunitas. - Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan. - Mampu menjalin hubungan interpersonal. - Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula.
Dilakukan untuk kegiatan: (24 skskurikulum inti) - Keperawatan Medikal Bedah (5 sks). - Keperawatan Anak (2 sks). - Keperawatan Jiwa (2 sks). - Keperawatan Maternitas (3 sks). - Keperawatan Kedarurat-gawatan (2 sks). - Keperawatan Komunitas / kelg (4 sks). - Keperawatan Gerontik (2 sks) - Penerapan manajemen kepr (2 sks). Beban studi yang dimuat dalam kurikulum ini adalah 60% (inti), sedangkan sisanya 20% materi isu global (dapat dimasukkan dalam beban studi MK KMB, Anak, atau lainnya) serta 20% penciri institusi dapat dimasukan kedalam MK yang ada atau membuat MK baru yang sesuai).
- Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat.
A. 7 Wahana praktik dan pencapaian kompetensi Kompetensi Utama Pendukung / isu global Lain2 (penciri institusi)
Wahana praktik RS tipe A, B, B pendidikan dan wahana di komunitas. RS tipe A, B. B pendidikan, C Sesuai kebutuhan
Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh kesepakatan kerjasama yang bersifat saling menguntungkan, meliputi kegiatan Tridarma. Kegiatan ini selain untuk Page 141 of 149
meningkatkan proses belajar peserta didik di wahana praktik, tetapi juga diharapkan dapat mewujudkan peningkatan layanan yang berkualitas sebagai hasil kontribusi dari peserta didik, pembimbing akademik, dan para preseptor/ mentor. Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui pelibatan aktif kedua pihak dalam proses belajar peserta didik baik pemberian asuhan, kegiatan ilmiah seperti diskusi kasus, presentasi kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan teknologi kesehatan / keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua penelitian, pihak pendidikan dan peserta didik mengidentifikasi fenomena pasien atau klinik yang terjadi dan harus segera dicari solusinya, kemudian disusun dalam bentuk proposal penelitian atau proyek dengan melibatkan pihak pelayanan. Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk dianalisis oleh kedua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini. Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan oleh pihak pendidikan bersama pelayanan dengan mengembangkan program-program pelatihan untuk para perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga. Selain itu, pengembangan model pendekatan pada pasien yang kemudian diterapkan secara terrencana dan sistematis dapat menjadi sebuah bentuk pengabdian masyarakat yang bermakna dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.
B.
FASE PELAKSANAAN
B. 1 Komposisi stase: I
II
U K
U K
1, 2. 3 dst
1. 4. 5. 8. dst
.
III
IV
V
Semester 1
VI
VII
Semester 2
VIII
IX
X
XI
Semester 3
Stase I sd VIII merupakan kegiatan praktik mentoring/preseptoring untuk kurikulum inti program studi pendidikan profesi ners. Sedangkan stase IX sd XI merupakan tambahan stase untuk mengakomodasi kompetensi pendukung dan lain2 apabila tidak dapat diintegrasikan kedalam 8 stase. Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada pelaksanaannya, semester pertama program profesi dapat diintegrasikan kedalam semester VIII program pendidikan sarjana keperawatan. B. 2 Model bimbingan B.2.1 Preceptoring / mentoring Page 142 of 149
Istilah preceptoring dan mentoring sering digunakan untuk maksud yang hampir sama (interchangeably). Perbedaannya adalah; pada program mentoring, proses pembimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek dan pembimbingan diberikan secara intens. Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses melimpahkan kewenangan secara bertahap dari para preseptor / mentor kepada peserta didik. Setiap ruang yang dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor / mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga ketika lulus mampu menjadi profesional sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan membekali peserta didik suatu program “ANTARA” yang terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju upaya menghasilkan praktisi yang handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi layanan yang bertingkat tinggi. Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan istilah preseptor karean durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk mewakili peserta didik. B.2.2 Preseptee (peserta didik) Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali dengan kompetensi yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan berperan sebagai preseptee adalah individu yang baru akan memasuki dunia nyata dan memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan. Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan pasien yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Pada program preseptoring / mentoring, proses mempelajari suatu kompetensi sudah diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan pengetahuan, teori, konsep, sikap, dan ketrampilan kedalam tatanan nyata dengan subyek klien nyata / riil bukan pasien simulasi. Oleh karena itu, keberadaan seseorang yang bertindak sebagai pembimbing dan preseptor bukan hanya memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya dalam memberikan asuhan klien kepada peserta didik.
Page 143 of 149
B.2.3. Definisi tentang Preseptor: -
-
Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan sebagai preseptor. Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan pengalaman praktik kepada peserta didik; biasanya seorang perawat praktisi yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi, serta bersikap dan bertindak sebagai “model peran” untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu pemula dalam periode tereantu dengan tujuan tertentu mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional”
B.2.4. Kriteria preseptor / mentor 1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan seorang ners tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun. 2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no 19/2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) . 3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor / mentor sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik. 4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap, perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata2. 5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan 6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan dan cara mengevaluasinya. B.2.5. Kemampuan preseptor / mentor
Berkomunikasi secara baik dan benar. Model peran profesional. Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik. Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah. Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik. Cukup megenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini. Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor / mentor.
B.2.6. Tugas pokok preseptor / mentor
Preseptor / mentor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik melalui silabus / Course Study Guide / modul praktik dari institusi pendidikan. Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik. Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama proses belajar klinik berlangsung.
Page 144 of 149
Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik. Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani masalah transisional tersebut diatas. Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama proses belajar. Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners peserta didik. Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar di klinik. Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan profesional kepada peserta didik. Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat pencapaian kompetensi klinik peserta didik.
B.2.7. Metoda pembelajaran peserta didik Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor/ mentor di setiap stase, meliputi : - Pre dan post conference. - Tutorial individual yang diberikan preseptor. - Diskusi kasus. - Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini. - Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran......) - Problem Solving for Better Health (PSBH). - Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan. - Laporan kasus dan overan dinas. Pemilihan metoda disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama waktu program preseptoring sudah berlangsung. B.2.8. Pelaksanaan kegiatan program mentoring/ preseptoring a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor. Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu: - Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman preseptorship dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi. - Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS selama 2 hari. Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi terkait berbagai hal, seperti berikut: 1. kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana peserta didik ditempatkan. 2. sifat layanan yang diberikan. 3. jenis dan kriteria pasien yang dirawat. Page 145 of 149
4. aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti klien jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dll. 5. kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik. - Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat, untuk Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik. Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar peserta didik. Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan peserta didik. Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik. Menyepakati kontrak belajar
b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship. Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan memberikan kepada setiap preseptor/mentor beberapa kasus klien dengan berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda. Lazimnya, setiap preseptor/mentor memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap preseptor/mentor memiliki 2 sampai dengan 3 orang peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Preseptor/mentor harus memahami karakteristik setiap peserta didik agar ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya tidak menyama-ratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi dari masing2 peserta didik, walaupun ia harus memiliki asumsi bahwa setiap peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang ners dan telah lulus uji masuk klinik. Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien, menghadiri pertemuan tim asuhan, mendokumentasikan, mengoperasionalkan komputer, mengantarkan klien keluar ruang rawat. Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan dimana peserta didik ditempatkan. Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan diskusi kasus. Mendengarkan ners spesialis atau konsultan ketika memberikan ceramah atau pencerahan bagi perawat.
c. Pelimpahan kewenangan dilakukan bertahap melalui: -
Pemberian tugas prosedural, untuk meyakini bahwa peserta didik telah memiliki kemampuan melaksanakan prosedur sesuai dengan tingkat kemahiran ketrampilan yang diharapkan. Pelimpahan kewenangan prosedural dapat diberikan selama minggu pertama dan maksimal sampai minggu kedua. Page 146 of 149
-
Pemberian klien secara utuh untuk diberikan asuhan oleh peserta didik dimulai dengan klien yang memiliki tingkat ketergantungan yang paling rendah (misal: mandiri). Pelimpahan kewenangan memberikan asuhan dengan tingkat ketergantungan yang paling rendah ini dapat diberikan selama minggu kedua atau maksimal minggu ketiga. Kemudian secara bertahap diberikan klien dengan tingkat ketergantungan lebih tinggi.
-
Setiap setelah melakukan tindakan prosedural atau asuhan, peserta didik diminta untuk selalu melaporkan secara lisan tentang cara melakukan, respon klien, dan hasil tindakan untuk kemudian dievaluasi oleh preseptor /mentor. Pelimpahan kewenangan melaporkan lisan ditumbuh kembangkan dari awal sejak peserta didik menjalani program internship. Kewenangan melaporkan lisan kemudian secara bertahap dilanjutkan dengan melaporkan tertulis dalam bentuk menulis laporan di kartu pasien / kardex dan selalu ditanda tangani oleh preseptor / mentor berdampingan dengan tanda tangan peserta didik.
-
Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien dengan jenis ketergantungan yang sama. Preseptor/mentor harus memahami dan meyakini kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan. Apabila peserta didik dinilai belum mampu menerima pendelegasian kewenangan pada tingkat yang lebih sulit, maka ia tidak diperkenankan menerima pendelegasian berikutnya sampai ia dianggap sudah mampu untuk menerima kewenangan pada tingkat berikutnya.
-
Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari mentor / preseptornya masing2 sehingga setiap peserta didik mengetahui kemana harus pergi jika mau bertanya, melaporkan, meminta saran, dan mendiskusikan hal2 tentang kliennya.
-
Peserta didik difasilitasi untuk melakukan presentasi, diskusi kasus, seminar kecil diruangan masing2 sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang harus diperolehnya melalui klien masing2.
d. Hal lain yang harus diperhatikan pada program preseptoring /mentoring. -
Setiap preseptor/mentor memiliki catatan riwayat proses pembelajaran peserta didik, format penilaian proses belajar, dan critical incidence report book untuk mencatat setiap kejadian yang dianggap luar biasa baik atau jelek, kesalahan yang dibuat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri, klien, atau orang lain.
-
Selama preseptor / mentor melimpahkan sebagian kewenangan tentang asuhan klien kepada peserta didik, maka tanggung jawab dan tanggung gugat tentang klien tetap berada pada mentor / preseptor. Namun, apabila peserta didik sudah memperoleh kewenangan secara utuh dan menyeluruh terkait klien yang telah didelegasikan, maka tanggung jawab dan tanggung gugat secara internal ruangan telah dimiliki oleh peserta didik. Page 147 of 149
-
Pencapaian kompetensi berkomunikasi berbahasa Inggris dilakukan dengan memfasilitasi peserta didik untuk melakukan komunikasi berbahasa Inggris baik ketika presentasi, diskusi kasus atau seminar kecil.
-
Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didik setiap pertengahan proses belajar dan di akhir proses belajar di suatu ruang rawat.
-
Sebelum berpindah ruang rawat / blok / stase, maka dilakukan penilaian / umpan balik tentang peran preseptor oleh peserta didik.
B. 3 Evaluasi kompetensi Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu: - log book - laporan pada preseptor / mentor - proses pelaporan pada dinas berikut - format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observational procedure skills test; case test/ uji kasus). - Critical incidence report. Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi tambahan yang harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan menjadi praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri dan orang lain (klien), kemampuan mempertahankan lingkungan bekerja yang sehat, aman dan keselamatan, meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara berkualitas, ekualitas dan perbedaan. Evaluasi kompetensi untuk menetapkan kelulusan dari Program Studi dilakukan dalam bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Ketika peserta didik program profesi dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan kemudian memiliki hak untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, jika ternyata peserta didik tidak lulus, maka seyogya yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mendapatkan remedial dan diuji kembali setelah program remedial selesai.
DAFTAR PUSTAKA Morrow, K. (1984). Preceptorships in nursing staff development, in Kramer, M. (1993). Preceptorship ploicy: a tool for success, Journal of Continuing Education in Nursing, 24 (6), 274-276. NMC (2002) Supporting nurses and midwives through lifelong learning, London, NMC. Rideout & Rideout....... Buku Yanti.......
Page 148 of 149
Lampiran......
TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK
Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan fokus dari proses belajar sehingga kegiatan belajar diarahkan pada penumbuh kembangan peserta didik untuk menjadi ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan pendelegasian kewenangan yang sifatnya sangat fleksibel dan individual dimana peserta didik yang di anggap belum mampu untuk mendapatkan tahap pendelegasian pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipaksakan untuk menerima pendelegasian tersebut. Waktu /mggu
Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien pada setiap stase Tindakan prosedural
1-2 2-3
Ketergantungan mandiri
Ketergantungan minimal
Ketergantungan Ketergantungan sedang tinggi
v
Page 149 of 149